PENINGKATAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MODEL MEMBACA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SISWA SEKOLAH DASAR.

(1)

Sukri, 2014

PENINGKATAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MODEL MEMBACA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

MEMBACA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SISWA SEKOLAH DASAR

(Studi Kuasi Eksperimen pada Siswa Sekolah Dasar Negeri Harapan 1-2 di Kecamatan Sukasari Kabupaten Bandung)

TESIS

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Dasar

oleh Sukri NIM 1202638

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

Sukri, 2014

PENINGKATAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MODEL MEMBACA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

MEMBACA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SISWA SEKOLAH DASAR

(Studi Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Harapan 1-2 Kota Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)

Oleh: Sukri 1202638 ABSTRAK

Penelitian ini secara umum dilatarbelakangi oleh masalah yang berkaitan dengan membaca pemahaman. Kemampuan membaca pemahaman siswa tergolong rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan membaca pemahaman dengan model membaca interaktif melalui model pembelajaran interaktif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen kuasi dengan non-equivalent control group design, yang melibatkan dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen diberikan perlakuan (treatment) dengan model pembelajaran interaktif dan kelompok berikutnya sebagai kelompok kontrol diberikan model pembelajaran ceramah. Data yang dikumpulkan untuk menjawab pertanyaan penelitian merupakan data hasil prates dan pascates dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dari hasil deskripsi statistik pada kelompok eksperimen menunjukkan adanya peningkatan membaca pemahaman setelah mendapatkan perlakuan dengan menggunakan model membaca interaktif melalui model pembelajaran interaktif. Hal ini dibuktikan dengan rata-rata nilai pacastes yang terjadi peningkatan jika dibandingkan nilai prates. Hasil temuan yang muncul dari penelitian ini adalah terdapat peningkatan membaca pemahaman yang signifikan pada kelompok eksperimen. Hal ini mengindikasikan bahwa dengan model membaca interaktif melalui model pembelajaran interaktif digunakan, dapat peningkatan membaca pemahaman.

Kata kunci: membaca pemahaman, model pembelajaran interaktif.


(3)

Sukri, 2014

PENINGKATAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MODEL MEMBACA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul “Peningkatan Membaca Pemahaman dengan Model Membaca Interaktif melalui Model Pembelajaran Interaktif di Sekolah Dasar” (Studi Eksperimen Kuasi di Kelas V Sekolah Dasar Negeri Harapan 1-2 Kota Bandung)” beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakkan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Juli 2014

Sukri NIM. 1202638


(4)

Sukri, 2014

PENINGKATAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MODEL MEMBACA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ii

KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena dengan karuniaNya dan hidayahNyalah penulis memperoleh kekuatan, kesehatan, dan kesabaran, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis yang berjudul “Peningkatan Membaca Pemahaman dengan Model Membaca Interakktif Melalui Model Pembelajaran Interaktif di Sekolah Dasar Kelas V SD Negeri Harapan 1-2 Kota Bandung.

Tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menempuh sidang untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Dasar di Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia.

Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan tesis ini, karena keterbatasan ilmu yang penulis miliki. Oleh karena itu penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak untuk menyempurnakan tesis ini sehingga dapat berguna demi kemajuan ilmu pendidikan pada umumnya dan pendidikan dasar khususnya.


(5)

Sukri, 2014

PENINGKATAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MODEL MEMBACA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

semoga Allah SWT meridhai segala amal baik yang kita lakukan. Amin Allahumma amin.

Bandung, Juli 2014 Penulis,

Sukri

iii

UCAPAN TERIMA KASIH

Pertama dan paling utama terimakasihku ini, kutujukan ke haribaan Ilahirabbi Allah SWT yang menggengam isi langit dan bumi serta maha memiliki kebaikan, yang kebaikan tersebut telah kuterima melalui orang-orang yang baik. Oleh karena itu melalui kesempatan yang baik ini pula penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibunda Jama‟iah (alm), Ayahanda Abdullah (alm), Pamanda Husin (alm) yang banyak memberikan nasehat jika kita pandai dan mahir dalam suatu pekerjaan maka hasilnya pasti kembali ke kita, Ibu Masnah selaku mertua yang juga membarikan dorongan agar dalam mengahadapi suatu masalah hendaklah dengan penuh kesabaran, dan Istriku Dahliawati yang selalu menemani penulis dikala duka dan bahagia serta putra putriku yang tercinta dan seluruh keluargaku di Tembilahan Riau yang telah memberi izin dan do‟a untuk menuntut ilmu pengetahuan di Bumi Siliwangi,


(6)

Sukri, 2014

PENINGKATAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MODEL MEMBACA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Dasar yang banyak memberikan motivasi yang tinggi kepada penulis,

3. Bapak Bachrudin Musthafa, MA, Ph.D selaku pembimbing I yang telah banyak memberikna inspirasi pada penulis dalam menyelesaikan tulisan tesis ini,

4. Ibu Dr. Vismaia S. Damaianti, M.Pd selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi yang tinggi, dengan motto beliau “Don’t leave and don’t to be left”.

Penulis hanya bisa mengucapkan terima kasih yang tidak ternilai atas jasa-jasanya dan motivasi yang diberikan kepada penulis untuk mencapai puncak ini, semoga Allah SWT mencurahkan hidayah, berkah sera ampunan dunia akhirat kepada semua pihak yang terkait. Amin yaa Rabbal „alamiin.

Bandung, Juli 2014 Penulis,

Sukri iv

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK. ... i

PERNYATAAN. ... ii

KATA PENGANTAR. ... Iii UCAPAN TERIMA KASIH. ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL. ... vii

DAFTAR GAMBAR. ... viii BAB I. PENDAHULUAN


(7)

Sukri, 2014

PENINGKATAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MODEL MEMBACA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Identifikasi Masalah Penelitian. ... 8

C. Pertanyaan Penelitian ... 9

D. Tujuan Penelitian ... 9

E. Manfaat Penelitian ... 9

F. Struktur Organisasi Penelitian . ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Membaca . ... 11

1. Pengertian Membaca. ... 11

2. Hakikat membaca Pemahaman . ... 14

B. Membaca Pemahaman . ... 18

1. Pengertian membaca Pemahanam. ... 18

2. Tujuan Membaca Pemahaman . ... 19

3. Prinsip-prinsip Membaca Pemahaman . ... 20

4. Proses Membaca Pemahaman . ... 21

5. Tingkatan Membaca Pemahaman . ... 22

6. Pengukuran Membaca Pemahaman . ... 23

C. Model Membaca Interaktif ... 26

1. Model Bottom Up . ... 26

v 2. Model Top Down . ... 27

D. Model Pembelajaran Interaktif . ... 30

1. Langkah-langkah Model Pembelajaran Interaktif. ... 32

E. Asumsi Dasar. ... 34

F. Hipotesis . ... 34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 35


(8)

Sukri, 2014

PENINGKATAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MODEL MEMBACA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Desain Penelitian ... 36

D. Defenisi Operasional ... 39

E. Waktu dan Tahap Penelitian . ... 40

F. Instrumen Penelitian ... 41

G. Teknik Pengumpulan Data ... 44

H. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskriptif Hasil Penelitian . ... 52

B. Uji Persyaratan Data ... 69

C. Uji Hipotesis ... 74

D. Analisis Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran ... 83

E. Analisis Hasil Angket Pembelajaran ... 94

F. Pembahasan. ... 96

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan . ... 103

B. Saran ... 104

DAFTAR PUSTAKA . ... 105

LAMPIRAN . ... 108


(9)

Sukri, 2014

PENINGKATAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MODEL MEMBACA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang ditempuh untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Adapun penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian yaitu quasi eksperimen. Penelitian ini menggunakan quasi eksperimen karena yang menjadi subjek penelitian adalah menusia yaitu membaca pemahaman siswa kelas V sekolah dasar dalam pembelajaran membaca. Manusia sebagai objek penelitian tentunya tidak dapat dimanipulasi dan dikontrol secara intensif. Hal ini sesuai dengan pendapat Damaianti (2009: 23) yang menyatakan metode quasi eksperimen dipandang relevan digunakan karena memiliki ciri-ciri; (1) terpusat pada pemecahan masalah yang aktual, (2) data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan, kemudian dianalisa.

B.Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Harapan 1-2 KPAD Jl. Pak Gatot Bandung. Alasan pemilihan sekolah ini adalah:

1. Terdapat permasalahan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia yaitu membaca pemahaman, penulis melakukan penelitian dengan maksud untuk melihat peningkatan membaca pemahaman dengan model membaca interaktif melalui model pembelajaran interaktif.

2. SD tersebut belum pernah dilakukan penelitian tentang membaca pemahaman dengan model membaca interaktif melalui model pembelajaran interaktif.

Subjek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri Harapan 1-2 Jl. Pak Gatot KPAD Bandung tahun ajaran 2013/2014. Kondisi kelas V tersebut siswanya heterogen (berbeda-beda kemampuan). Selain siswa, guru juga menjadi subjek


(10)

Sukri, 2014

PENINGKATAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MODEL MEMBACA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian berkaitan dengan kegiatan guru saat mengajar. Objek penelitiannya adalah pembelajaran membaca pemahaman pada pelajaran bahasa Indonesia. Adapun alasan dipilihnya siswa kelas V sebagai subjek penelitian, hal ini sesuai dengan pendapat Piaget (dalam Santrock, 2007: 255) bahwa pada usia 7-11 tahun anak tersebut sudah mempunyai pemikiran logis dan dapat menunjukkan operasi-operasi kongkret yang merupakan tindakan mental dua arah yaitu objek riil dan kongkret. Kemudian pendapat yang sama Yusuf, (2011: 178) menyatakan bahwa anak pada usia 6-12 tahun (usia SD) sudah dapat mereaksi rangsangan intelektual atau melakukan tugas-tugas belajar seperti membaca, menulis, dan berhitung, dan kemampuan intelektual sudah cukup untuk menjadi dasar diberikannya berbagai kecakapan yang dapat mengembangkan pola pikir atau daya nalarnya dengan melatihnya untuk mengungkapkan pendapat, gagasan, atau penilaian terhadap bebagai hal, baik yang dialaminya maupun peristiwa yang terjadi dilingkungannya.

Dari kedua pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa anak kelas V SD berusia sekitar 11 atau 12 tahun, maka sudah cukup untuk merespon secara abstrak dan kongkret terhadap hal-hal yang disampaikan guru dan juga mengungkapkan pendapat, gagasan, serta penilaian.

C.Desain Penelitian

Dalam peneltian ini desain yang digunakan adalah kuantitatif deskriptif dan metode yang dgunakan quasi eksperimen. Penelitian ini menggunakan dua kelas, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Menurut Sugiyono. (2011: 77) menyatakan sebelum menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol masing kelas harus diberi prates terlebih dahulu, setelah hasil masing-masing kelompok hampir sama nilainya, maka dipilihlah kelas secara acak. Selanjutnya yang akan dilakukan pada kelompok eksperimen yaitu dengan diberi prates dan


(11)

Sukri, 2014

PENINGKATAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MODEL MEMBACA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pascates dan perlakuan model pembelaajran interaktif, sedangkan yang akan dilakukan pada kelompok kontrol juga diberi pratest dan pascates dengan perlakuan terlangsung.

Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang melihat pengaruh-pengaruh dari variabel bebas terhadap satu atau lebih variabel yang lain dalam kondisi yang terkontrol.

Desain ini menggunakan dua kelompok, satu kelompok di antaranya diberikan perlakuan eksperimen dan satu kelompok diberi perlekuan terlansung. Dua kelompok dianggap sama dalam semua aspek yang relevan dan perbedaannya hanya terdapat dalam perlakuan. Hasil pengukuran variabel terikat dari kedua kelompok dibandingkan untuk melihat efek dari perlakuan model pembelajaran interaktif.

Selanjutnya dalam proses pembelajaran di ke dua kelompok tersebut tetap diberi perlakuan, hanya saja perlakuana yang berbeda satu di antaranya diberikan perlakuan dengan model pembelajaran interaktif pada kelompok eksperimen. satu kelompok diberi perlakuan dengan terlangsung, artinya sama-sama diberi perlakuan dianggap sama yang relevan dan perbedaannya hanya terdapat dalam perlakuan. Hasil pengukuran variabel terikat dari kedua kelompok dibandingkan untuk melihat efek dari perlakuan model pembelajaran interaktif.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimental design dengan the one group pretes posttes (Schummacher, 2001: 342). Desain tes dapat digambarkan sebagai berikut:

Group pretest treatment posttest R O1 X O2 R O3 O4

Gambar. 3.1 Desain Penelitian Nonequivalen Group Pretest-Postest (Schummacher, 2001: 342)


(12)

Sukri, 2014

PENINGKATAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MODEL MEMBACA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterangan:

R : Random

X : perlakuan (treatment) model interaktif C : perlakuan terlangsung

O1 : hasil pretes kelas eksperimen sebelum perlakuan O2 : hasil posttes kelas eksperimen setelah perlakuan O3 : hasil pretes kelas kontrol

O4 : hasil posttes kelas kontrol

Berdasarkan desain penelitian eksperimen kuasi tersebut, selanjutnya peneliti membuat alur penelitian yang berguna untuk mempermudah pemahaman terhadap pelaksanaan penelitian

Studi Lapangan Studi Literatur

Permasalahan

Peningkatan Membaca Pemahaman melalui Model Pembelajaran Interaktif

Menentukan Subjek Penelitian

Penyusunan, dan revisi instrumen


(13)

Sukri, 2014

PENINGKATAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MODEL MEMBACA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.2

Alur Penelitian Membaca Pemahaman dengan model membaca interaktif Melalui Model Pembelajaran Interaktif

D. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahan interpretasi, berikut diuraikan definisi oprasional yang digunakan dan berkaitan dengan penelitian yang di lakukan.

1. Model Membaca Interaktif

Model membaca interaktif adalah model yang menggabungkan wawasan antara pengetahuan yang telah dimiliki siswa dengan pengetahuan yang di dapat melalui wacana atau bacaan, sehingga memberikan kesempatan kepada siswa untuk

melatih berfikir logis dan sistematis dan menekankan peranan pengetahuan

sebelumnya atau pengetahuan yang sudah ada pada diri pembaca dengan informasi yang baru, titik kekuatan pada model ini yaitu ada pada siswa yang dapat memperhitungkan jawaban terhadap pertanyaan yang dilontarkan dari

Pratest

Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol

Proses Pembelajaran

Kesimpulan Pascates


(14)

Sukri, 2014

PENINGKATAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MODEL MEMBACA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kelompok penyanggah, dan mampu mengantisipasi kritikan dari teman kelompok lain, pembaca perlu memikirkan makna yang dikira bersesuaian dengan bahan bacaan, dan membuat kaitan antara pengalaman atau pengetahuan sedia ada pembaca dengan pengetahuan yang baru diperoleh daripada aktivitas membaca yang berlangsung. Dalam model ini juga, pembaca akan menggunakan bahan bacaan sebagai input, ketika makna yang telah dirumuskan dari bahan bacaan bertindak sebagai output (pengetahuan).

2. Model Pembelajaran Interaktif

Model pembelajaran interaktif adalah suatu bentuk model pembelajaran yang representasi akurat sebagai proses aktual yang memungkinkan seseorang atau sekelompok orang mencoba bertindak berdasarkan model itu. Model merupakan interpretasi terhadap hasil observasi dan pengukuran yang diperoleh dari beberapa sistem. Model pembelajaran atau model mengajar sebagai suatu rencana atau pola yang digunakan dalam mengatur materi pelajaran, dan memberikan petunjuk kepada pengajar di kelas dalam setting pengajaran. Serta merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar.

3. Membaca pemahaman

Membaca pemahaman adalah sebuah proses penguasaan makna kata dan kemampuan berpikir tentang konsep yang terdapat dalam sebuah teks yang dilakukan oleh pembaca untuk memperoleh makna, informasi, petunjuk, dari wacana, serta kejadian yang terjadi, yang secara aktif melibatkan menggunaan


(15)

Sukri, 2014

PENINGKATAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MODEL MEMBACA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengetahuan dan pengalaman yang ada pada diri siswa, banyak membaca maka banyak tahu, seseorang membaca pemahaman mampu mengungkapkan makna yang terkandung dalam sebuah teks. Membaca pemahaman diukur dengan memberikan berbagai soal tes yang menyangkut ranah kognitif seperti: Pengetahuan (menyatakan, menamakan, terangkan, labelkan dan lain-lain) Pemahaman (memilih, terangkan, tuliskan dan lain-lain) Aplikasi (selesaikan, ramalkan, cari, dan lain-lain, Analisis (bedakan, pastikan, memilih dan lain-lain) Sintesis (membina, menghasilkan, menyusun, kembangkan dan lain-lain).

Penelitian ini adalah suatu peningkatan membaca pemahaman melalui model pembelajaran interaktif yang dilakukan di Sekolah Dasar Harapan 1-2 Kota Bandung, yang ditinjau berdasarkan perolehan skor prates dan pascates siswa. Dengan rumus: Gain (perolehan) yaitu (g) = skor pascates - skor prates skor ideal - skor prates.

E. Waktu dan Tahap Penelitian 1. Waktu Peneltian

Penelitian direncanakan dilakukan mulai tanggal 12 Mei 2014 sampai dengan 17 Juni 2014.

2. Tahap Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakn tiga tahap yaitu tahap persiapan penelitian, tahap pelaksanaan penelitian, dan tahap analisis data.

a. Tahap persiapan

Pada tahap ini dilakukan studi kepustakaan mengenai instrumen penelitian dalam peningkatan membaca pemahamn melalui model pembelajaran interaktif. Kemudian dilanjutkan dengan menyusun instrumen dengan dosen pembimbing, mengujicoba instrumen penelitian, mengolah data hasil ujicoba, membuat rencana pembelajaran untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol.


(16)

Sukri, 2014

PENINGKATAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MODEL MEMBACA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini, kegiatan diawali dengan memberikan pretest pada kelas kontrol dan kelas eksperimen untuk mengetahui pengetahuan awal siswa tentang membaca pemahaman tanpa menggunakan model pembelajaran. Setelah pretest dilakukan, dilanjutkan dengan melaksanakan pembelajaran bahasa dengan menggunakan model pembelajaran interaktif pada kelas eksperimen. Pada kelas eksperimen, selama pembelajaran berlangsung tetap dilaksanakan pengamatan, bertindak sebagai pelaksana adalah peneliti. Setelah seluruh kegiatan pembelajaran selesai, dilakukan postest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Postest bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan membaca pemahaman.

c. Tahap Analisis Data.

Pada tahap ini seluruh data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis sesuai dengan indikator dari variabel melalui instrumen yang di ujikan kepada siswa.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini meliputi soal test Bahasa Indonesia dalam bentuk pilihan ganda yang bersumber dari wacana dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan membaca pemahaman melalui model pembelajaran interaktif. Langkah awal yang dilakukan membuat instrumen membuat kisi-kisi instrumrn dan merancang instrumen yang bersumber dari wacana, selanjutnya wacana tersebut terlebih dahulu diukur keterbacaannya dengan menggunakan formula Grafik Fry yang dirumuskan oleh Edwar Fry (1977) dalam Abidin (2012: 53) menyatakan grafik fry merupakan suatu upaya untuk menyederhanakan dan mengefesienkan teknik penentu tingkat keterbacaan wacana.


(17)

Sukri, 2014

PENINGKATAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MODEL MEMBACA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pemilihan wacana sebagai bahan test dalam penelitian ini didasarkan pada tiga hal yaitu (1) tema wacana, (2) kesesuaian dengan tingkat perkembangan subjek penelitian.

Bacaan yang digunakan sebagai bahan test meliputi pengetahuan alam, pengetahuan sosial, dan pengetahuan umum. Materi bacaan disesuikan dengan tingkat perkembangan subjek penelitian, baik tingkat kesulitan, panjang pendek suatu wacana, isi wacana, dan kegunaannya.

Bentuk test yang dikembangkan untuk mengukur kemampuan awal membaca pemahaman, test yang digunakan dalam penelitian ini test objektif pilihan ganda (mulitiple choice) dengan alternatif jawaban 4 buah (a,b,c dan d)

Test yang baik didukung oleh kualitas butir soal, kualitas butir soal sedikitnya ditentukan oleh dua hal yaitu tingkat kesukaran dan daya pembeda yang ditelusuri melalui analisis butir soal.

Tingkat kesukaran adalah pernyataan tentang seberapa mudah sulitnya sebuah butir soal test bagi siswa yanag dikenai dengan pengukuran. Butir soal yang baik adalah butir soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Tingkat kesukaran butir soal dinyatakan dalam bentuk indeks yaitu berkisar antara 0,40 sampai 0,70, jika indek butir soal berada pada angka tersebut maka butir soal tersebut tergolong sedang.

Daya pembeda menyatakan besar suatu butir soal dapat membedakan antara siswa kelompok tinggi dan kelompok rendah, daya pembeda yang baik adalah butir soal yang dapat membedakan antara kelompok atas dan kelompok bawah. Daya pembeda butir soal dinyatakan dalam bentuk indeks yang berkisar antara -1,00 sampai dengan 1,00.

Reliabilitas test merujuk pada pengertian yaitu suatu test memiliki kemampuan untuk menghasilkan skor yang ajeg, tidak berubah-ubah seandainya dipergunakan secara berulang-ulang pada sasaran yang sama.


(18)

Sukri, 2014

PENINGKATAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MODEL MEMBACA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Validitas test, validitas test merupakan salah satu kriteria penting adalah bahwa test tersebut dapat dipertanggungjawabkan, validitas test berhubungan dengan sejauhmana suatu alat test mampu mengukur apa yanag akan diukur

Instrumen tersebut juga dilakukan melalui tahapaan-tahapan yaitu:

Pertama, tahap persiapan. Tahap persiapan yaitu membahas tentang (1) studi pustaka gunanya untuk memperoleh landasan teori; (2) studi kurikulum gunanya untuk memperoleh data terhadap tuntutan kurikulum; (3) studi pendahuluan gunanya untuk memperoleh data kondisi di lapangan; (4) persiapan menyusun metode gunanya merancang, mempelajari, dan mengkaji masalah pembelajaran yang sesuai; (5) menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dan evaluasi.

Kedua, tahap pelaksanaan, tahap pelaksanaan yaitu membahas tentang (1) menyusun langkah-langkah model pembelajaran interaktif; (2) melaksanakan pretest, (3) memberikan perlakuan dengan model pembelajaran membaca interaktif ; melaksanakan postest; (4) menganalisan data yang dikumpulkan serta mengolahnya yang diperoleh dari hasil pretest dan postest.

Ketiga, tahap akhir, tahap akhir yaitu; (1) mengolah data hasil test awal dan test akhir ; (2) menganalisa dan membahas data hasil temuan dalam penelitian; (3) menarik kesimpulan.

Berdasarkan pemaparan di atas, penelitian ini menggunakan instrumen sebagai berukut.

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dijadikan acuan penelitian dalam penelitian ini. RPP dibuat sebanyak empat buah. Sebelum pelaksanaan proses belajar mengajar, siswa akan melaksanakan pretest tentang membaca pemahaman. Selanjutnya setelah memahami bacaan siswa membuat tulisan atau


(19)

Sukri, 2014

PENINGKATAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MODEL MEMBACA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menjawab soal sebagai hasil dari bacaannaya berdasarkan model pembelajaran interaktif.

2. Lembar soal

Instrumen berikutnya yaitu lembar soal test tertulis yaitu multiple choice. Test yang digunakan ini bertujuan untuk menjaring data kuantitatif mengenai membaca pemahaman. Kemampuan siswa tersebut akan di lakukan test dengan menjawab soal-soal yang diberikan. Hasil kerja yang dihasilkan siswa diperoleh setelah membaca literatur melalui model pembelajaran interaktif berdasarkan tema yang telah ditentukan guru.

Penggunaan literatur dalam melakukan test dibuat dengan tema yang berbeda pada pelaksanaan pretest dan postest dengan tujuan untuk menghindari keraguan siswa dalam menjawab soal. Pada dasarnya peneliti beranggapan jika tema sama maka, tentu akan terjadi peningkatan walaupun tanpa menggunakan model apapun dalam pembelajaran. Maka dari itu penggunaan tema yang berbeda pada setiap pertemuan dalam pretest maupun postest akan memberikan hasil penelitian yang lebih akurat dan terpercaya. Selanjutnya untuk memperoleh data dalam penelitian ini digunakan instrumen peningkatan membaca pemahaman melalui model pembelajaran interaktif yang dilakukan melalui wacana.

G.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang utama digunakan dalam penelitian ini adalah teknik test, namun demikian dilakukan juga observasi sebagai langkah awal untuk melakukan penelitian. Adapun teknik pengumpulan data dapat diuraikan sebagai berikut.


(20)

Sukri, 2014

PENINGKATAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MODEL MEMBACA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Peneliti menggunakan observasi dalam upaya mengumpulkan data dengan cara mengamati dan melihat tingkah laku siswa pada waktu belajar, tingkah laku guru pada waktu mengajar, kegiatan diskusi dan partisipasi siswa dalam pembelajaran membaca pemahaman dengan menggunakan model interaktif. Observasi dilakukan khusus pada kelompok eksperimen sebagai acuan dan untuk mengamati bagaimana proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru kelas, apa yang harus dilakukan ketika peneliti menyampaikan materi pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran interaktif agar lebih terarah dikarenakan kelompok eksperimen yang diberi perlakuakn model pembelajaran interaktif, oleh karena itu peneliti harus menyampaikan materi secara fokus.

b. Teknik Test

Test yang dilakukan sebelum dan sesudah dilakuan proses pembelajaran. Test digunakan dengan maksud untuk mengetahui kemampuan siswa tentang peningkatan membaca pemahaman baik melalui wacana yang diberikan di kelompok eksperimen maupun di kelompok kontrol. Kelompok eksperimen dalam proses pembelajaran mendapat perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran interaktif, sedangkan di kelompok kontrol menggunakan pembelajaran terlangsung. Adapun jenis test yang digunakan adalah test pilihan ganda (a,b,c dan d) karena ingin memperoleh gambaran tentang peningkatan membaca pemahaman.

Tabel 3.1 KISI-KISI SOAL PENINGKATAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF

Pendapat Sirait 2004 ( dalam Saepurokhman, 2012: 83) adalah sebagai berikut. No Indikator Nomor soal Frekuensi Persentase 1. Bahasa dan Simbul


(21)

Sukri, 2014

PENINGKATAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MODEL MEMBACA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Grafonik

a. Mengerti kata-kata b. Memahami pola kalimat

sederhana 2,4,5 1,6 3 2 15% 10%

2. Gagasan

a. Mengenal maksud pengarang

b. Memahami gagasan c. Menarik kesimpulan

3,7,8 9,11,15,17 10,12,13 3 4 3 15% 2o% 15% 3. Nada dan Gaya

a. Memahami sikap pengarang

b. Memahami teknis penulisan 14,16 18,19,20 2 3 10% 15%

20 100%

H. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Teknik pengolahan data dilakukan dengan bantuan program SPSS statistik 20 for windows. Analisis data kuantitif untuk menguji tentang perbedaan peningkatan membaca pemahaman yang memperoleh perlakuan model pembelaajran ineraktif dengan pembelajaran terlangsung. Setelah data dikumpulkan langkah selanjutnya adalah menganalisis data. Data tersebut dilakukan analisa dengan tujuan untuk memberikan makna terhadap proses pembelajaran peningkatan membaca pemahaman dengan model pembelajaran interaktif, kuantitatif bertujuan untuk mengetahui besarnya derajat tingkat keberhasilan pembelajaran membaca pemahaman. Data yang terkumpul akan diolah dengan langkah-laangkah sebagai berikut:

a. Memberikan skor jawaban siswa sesuai dengan kunci jawaban dan pedoman penskoran yang digunakan.


(22)

Sukri, 2014

PENINGKATAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MODEL MEMBACA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Membuat tabel skor pretest dan postest siwa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

c. Menentukan skor peningkatan membaca pemahaman dengan rumus. g = postest – pretest

d. Melakukan uji normalitas untuk mengetahui kenormalan data skor pretest dan postest serta gain membaca pemahaman menggunakan uji statistik Kolmogorov-Smirnov

Adapun rumus hipotesisnya adalah. H0 = data berdistri normal

Ha = data tidak berdistribusi normal Dengan kreteria sebagai berikut.

Jika nilai Sig (p-value) < ἀ=0,05, maka H0 ditolak Jika nilai Sig (p-value) > ἀ=0,05, maka H0 diterima

Tetapi jika data tidak berdistribusi normal maka pengujian hipotesis dilakukan dengan uji menggunakan uji-nonparametrik dengan tidak melihat homogenitas.

e. Menguji homogenitas varians skor pretest dan postest serta gain kemampuan membaca pemahaman, hipotesis yang akan diuji adalah.

H0 = data berdistri normal

Ha = data tidak berdistribusi normal Dengan kreteria sebagai berikut.

Jika nilai Sig (p-value) < ἀ=0,05, maka H0 ditolak Jika nilai Sig (p-value) > ἀ=0,05, maka H0 diterima

f. Setelah data memenuhi syarat normal dan homogen, selanjutnya dilakukan uji kesamaan rerata skor pretest dan postest dan gain menggunakan uji- t yaitu Independent Sample T-Test


(23)

Sukri, 2014

PENINGKATAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MODEL MEMBACA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Analisis proses pembelajaran membaca pemahaman dengan model pembelaajaran interaktif dilakukan terhadap aktipitas siswa dalam kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Dalam hal ini peneliti akan mendeskripsikan langkah-langkah yang dilakukan dalam proses pembelajaran membaca pemahaman dengan model pembelajaran interaktif, serta melakukan pengamatan terhadap aktipitas siswa dalam tiga tahap yaitu pendahuluan, inti dan penutup. Dengan analisis tersebut dapat diketahui secara jelas tahap-tahap membaca pemahaman dengan model interaktif, sebagai salah satu alternatif model pembelajaran dalam peningkatan membaca pemahaman.

1. Analisis Tingkat Membaca Pemahaman

Analisis tingkat membaca pemahaman tersebut masing-masing siswa setelah dilakukan proses pembelajaran membaca pemahaman dengan model pembelajaran interaktif, untuk kelas eksperimen dan pembelajaran terlangsung kelas kontrol.

a. Mempersiapkan kegiatan membaca yang akan dilakukan oleh siswa yang dimulai dari pengondisian lingkungan belajar kemudian menyediakan wacana dan alat alat evaluasi.

b. Melaksanakan kegiatan membaca pemahaman dengan menggunakan membaca dalam hati.

c. Selanjutnya memberikan tes, tes diberikan dengan maksud untuk mengukur peningkatan membaca pemahaman setiap siswa terhadap isi wacana.

d. Menghitung persentase pemahaman isi wacana setiap sampel dengan menggunakaan rumus

Gain= postest-pretest

e. Mendeskripsikan tingkat membaca pemahaman setiap sampel secara keseluruhan persentase.


(24)

Sukri, 2014

PENINGKATAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MODEL MEMBACA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

f. Menafsirkan besarnya persentase tingkat membaca pemahaman setiap sampel secara keseluruhan dengan kreteria sebagai berikut.

85 % - 100 % = baik sekali 75 % - 84 % = baik 60 % - 74 % = cukup

40 % - 59 % = kurang rendah

0 % - 39 % = kurang sekali/ rendah sekali (Nurgiantoro, 2008: 82)

2. Analisis Peningkatan Membaca Pemahaman Siswa.

Peningkatan membaca pemahaman siswa akan dianalisis dengan cara membandingkan hasil pretest dengan hasil postest, analisis dilakukan dengan mengguanakan perhitungan ideks gain yang digunakan untuk mengetahui peningkatan membaca pemahaman setelah dilakukan proses pembelajaran dengan model pembelajaran interaktif. Adapun rumus yang digunakan oleh Meltzer.

fre S maks S fre S post S Gain . . . .   

Meltzer, 2002. (http//www.physics.edu/per/doc/AJP-Des-2002-Vo-70-1259-1268-pdf)

Keterangan.

S.pascat = Skor hasil pascatest S.fre = Skor hasil pratest S.maksimal = Skor maksimal

Kriteria interpretatif indeks gain yang digunakan dalam penelitian ini adalah jika g > 0,70 maka tingkat gain dinyatakan dalam kategori tinggi, jika 0,30 < g < 0,70 maka tingkat gain dinyatakan dalam kategori sedang dan jika g < 0, 38 maka tingkat gain dinyatakan dalam kategori rendah.


(25)

Sukri, 2014

PENINGKATAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MODEL MEMBACA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Uji Hipotesis (datanya normal)

Analisis digunakan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan model pembelajaran interaktif, dan untuk membuktikan diterima atau ditolaknya hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dengan cara membandingkan hasil postest antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol.

a). Uji Normalitas Distribusi Data

Bertujuan untuk mengetahui apakah sampel tersebut berdistribusi normal atau tidak, baik di kelas eksperimen ataupun di kelas kontrol. Rumus yang digunakan adalah Chi Kuadrat X2 yaitu.

i i i

k i

k E

E O X

2 2 

(  )

(Sudjana, 2006: 2 Keterangan:

Ei = frekuensi yang diharapkan Oi = frekuensi hasil pengamatan

b). Uji Homoginitas Dua Varian

Uji Homuginitas Dua Varian ini berguna untuk mengetahui kesamaan dua mean dan dua kelompok nilai yaitu nilai postest pada masing-masing sampel penelitian yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol sesuai desain penelitian yang telah ditentukan, uji tersebut dilakukan jika masing-masing kelompok berdistribusi normal. Dalam hal ini digunakan rumus sebagai berikut:

Vk Vb F

Keterangan:

F = nilai homogenitas varian


(26)

Sukri, 2014

PENINGKATAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MODEL MEMBACA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Vk = varian kecil yang dikuadratkan (Sd22)

Pengujian hipotesis untuk uji homogenitas dua varian di atas dilakukan dengan kreteria sebagai berikut. Jika Fhitung < Ftabel maka kedua varian tersebut homogen tetatpi sebaliknya jika Jika Fhitung > Ftabel maka kedua varian tersebut tidak homogen, selanjutnya pengujian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dilanjutkan dengan uji tes t.

c). Uji tes t

Uji tes t dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan penggunaan model pembelajaran interaktif untuk meningkatkan membaca pemahaman yaitu dengan cara membandingkan antara hasil postest pada kelas eksperimen dengan kelas kontrol, artinya uji t ini dilakukan untuk menguji hipotesis yang ada pada penelitian ini. Untuk menguji hal tersebut digunakan rumus sebagai berikut.

2 1

2 1

1 1

N N dsg

X X t

 

 (Sudjana, 2006: 239)

Keterangan. 1

X = rata-rata nilai kelompok 1 2

X = rata-rata nilai kelompok 2 dsg = deviasi standar gabungan

Pengujian hipotesis terseebut dengan menggunakan statistik dengan dua perlakuan ini dilakukan dengan kreteria sebagai berikut. Jika thitung berada diluar interval -ttabel sampai dengan ttabel atau ttabel. < ttabel < thitung, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat diterima, hal ini dapat diartikan bahwa


(27)

Sukri, 2014

PENINGKATAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MODEL MEMBACA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil postest pada masing-masing kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan demikian maka model pembelajaran interaktif memiliki tingkat keberhasilan yang baik bila digunakan dalam pembelajaran membaca pemahaman pada siswa keals V SD Harapan KPAD Jl. Pak Gatot Bandung. Akan tetapi jika t hitung berada di dalam interval –ttabel sampai dengan ttabel, maka hipotesis dalam penelitian ini model pembelajaran interaktif memiliki tingkat keberhasilan yang rendah bila digunakan dalam pembelajaran membaca pemahaman pada siswa keals V SD Harapan KPAD Jl. Pak Gatot Bandung.

Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol

Prates Pascates

Normal Uji Normalitas

Uji Homogenitas

Normal Tidak Homogen Normal

Homogen

Tidak Normal Pascates Prates


(28)

Sukri, 2014

PENINGKATAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MODEL MEMBACA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.2

Alur Pengolahan Data (Uji Statistik) Parametrik

Uji Hipotesis

Man Whiteney Uji Hipotesis Analisis Gain

Uji Student (t) Uji Student’ (t’)

Non Parametrik


(29)

Sukri, 2014

PENINGKATAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MODEL MEMBACA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Y. (2012). Pembelajaran membaca berbasis pendidikan karakter. Bandung; Refika Aditama.

Adler, M.J, dan Charles Van Doren (2007). How to read a book. Cara mencapai puncak tujuan membaca. Terjemahan Edisi bahasa Indonesia. Jakarta: ipublising.

Ahmad S. Harjasujana. et al. (1985). Membaca. Jakarta: Universitas Terbuka. Arikunto, S. (2003). Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Edisi revisi. Jakarta: Bumi

Aksara.

Brown, H.D. (2001). Teaching by principle: An interactive approach to langguage pedagogy. San Francisco: longman.

Anderson, J.(1981). Effcient reading a partical guide. Sydney: McGraw Hill Book Co.

Damaianti, Vismaia. S. (2009). Metode penelitian pendidikan bahasa. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Dubin, Fraida. (1988). What EFL teacher should know about readingdalam A forum anthology: selected articles from the english teaching forum 1979-1983. Washinton DC: English Language Programs Division.

Dupuis, M.M. (1997). Content area reading. New Jersey. Engliwood Cliffs: prince Hall, Inc.

Dryden, G., & Vos, Jeannette. (1999). Learning revolution: to change the way the world learns. Auckland, New Zealand: The Learning Webb.

Harris, Tl. & Hodges, E.R (1981). A dictionary of reading and related terms. Washington.: International Reading Association.

Hernowo. (2009) Mengikat makna update membaca dan menulis yang memberdayakan. Bandung: Mizan Pustaka.

Hardjono, S. (1988). Prinsip-prinsip Pengajaran Bahasa dan Sastra. Jakarta: Ditjen Dikti.


(30)

Sukri, 2014

PENINGKATAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MODEL MEMBACA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jazir Burhan (1971). Problematika bahasa dan pengajaran Bahasa Indonesia. Bandung: Ganesa.

Joice, B., Weil., & Calhoun, E. (2009) Models of teaching. New Jersey. Prentice Hall, Inc.

Kridalaksana, H. (2005). Kamus linguistik. Jakarta: Gramedia.

Meltzer. (2002). The relationship betwen mathematicst preparation and conceptual learning gains in physics. A possible “Hidden Variable” in diagnostic Pretes. Score. Amarican Journal Phyisics. 70 (12), 1259-1268. Nunan, D. (2003. Practical english language teaching. Firs editor, international

edition. America: USA.

Nurhadi (2008: 55). Bagaimana meningkatkan kemampuan membaca. Bandung: Sinar Baru.

Nurgiantoro, B. (2008). Penilaian dengan pengajaran bahasa dan sastra. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Pardo, Laura S. (2004). What every teacher needs to know about comprehension: In the reading teacher. pp. 272-281.

Rahim, F. (2008). Pengajaran membaca di sekolah dasar. Jakarta: Bumi Aksara. Riduwan, (2010). Metode dan teknik menyusun tesis. Bandung: Alfebeta.

Rizkya (2011) http://blog.um.ac.id/12/20/tahapan-dan-implementasi-pembelajaran-interactif/.

Razak, A. (2005). Membaca pemahaman teori dan aplikasi pengajaran. Pekanbaru: Autobiograf.

Rubin, D. (1997) A practical approach to teaching reading. Bostom. Allyn and Bacon.

Suprijono, (2012) Cooperative learning, teori dan aplikasi paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sugiyono. (2011). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan r&d. Bandung: Alfabeta.


(31)

Sukri, 2014

PENINGKATAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MODEL MEMBACA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sindonews (2014) (http://nasional.com/read01/21/15/828729/kompetensi-baca-siswa-sd-di-indonesia-lemah.

Suparman, A. (1997). Model-model pembelajaran interaktif. Jakarta: STIA-Lan Pres.

Sudjana, N. (2006). Penilaian hasil prosedur belajar mengajar. Bandung: Rdemaja rosda Karya.

Somadayo (2011). Strategi dan teknik pembelajaran membaca. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Schummacher, S. & McMilan, J. H. (2001). Research in education a conceptual instroduction (fiften edition). New York & London: Addison Wesley longman, Inc.

Smith, F. (1975) Psycolinguistic and reading. New York: Rinehart dan Winston. Inc.

Saepurohkman, A. (2012). Peningkatan kompetensi membaca pemahaman siswa sekolah dasar melalui model pembelajaran genartatif. [disertasi]. SPs. UPI. Bandung. tidak dipulikasikan.

Sri Utari Nababan. (1993). Metodologi pengajaran bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Sartinah, Hardjono. (1988). Prinsip-prinsip Pengajaran Bahasa dan Sastra. Jakarta: Ditjen Dikti.

Syafi’ie, I. (1993). Terampil Berbahasa Indonesia 1. Jakarta: Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan.

Soejarwo. (1985). Di Sekitar Sastra Indonesia, Kumpulan Karangan. Semarang: Effhar Publishing.

Soedarso (2006: 58). Speed reading, sistem membaca cepat dan efektif. Jakarta: Gramedya Pustaka Utama.

Tarigan, H.G. (1986). Membaca sebagai suatu keterampilan berbahasa. Bandung: Angkasa.


(32)

Sukri, 2014

PENINGKATAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MODEL MEMBACA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SISWA SEKOLAH DASAR


(33)

Sukri, 2014

PENINGKATAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MODEL MEMBACA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu http://karn~ohiolink.edu/~sg-ysu/critread.htm).

(http://www.history.uiuc.edu/mlove/eps312h315/critical/htm

http//bailyra.com/ 2014-01

(http://nasional.sindonews.com/read/2014/01/21/15/828729/kompetensi-baca-siswa-sd-di-indonesia-lemah

http://wordpress.com/20140501/budaya-membaca-cabut-rasa-takut-kebebasan. http://www.history.uiuc.edu/mlove/eps312h315/critical/htm)

http://karn~ohiolink.edu/~sg-ysu/critread.htm).

http://blog.um.ac.id/rizkya/2011/12/20/tahapan-dan-implementasi-pembelajaran-interactif/

Dick Hartoko dan B. Rahmanto. 1984. Pemandu di Dunia Sastra. Yogyakarta: Kanisius.

Dick Hartoko. 1986. Pengantar Ilmu Sastra. Jakarta: Gramedia.

Djaali, Pudji Muljono, dan Ramly. 2000. Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Jakarta : Program Pascasarjana, UNJ.


(34)

Sukri, 2014

PENINGKATAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MODEL MEMBACA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dubin, Fraida. 1988. “ What EFL Teacher Should Knowabout Reading” dalam A

Forum Anthology: Selected Articles from the English Teaching Forum 1979-1983. Washinton DC: English Language Programs Division. EPS.312/History315. Critical Reading Strategies II

(http://www.hystory.edu/mlove/eps312h315/criticall.ht).

Fashold, Ralph. 1984. The Sociolinguistics of Society. England: Basil Blcakwell. Gagne, Robert M. 1989. Kondisi Belajar dan Teori Pembelajaran. Diterjemahkan oleh Munandar. Jakarta: Depdikbud.

Goodman, Yetta M. 1980. Reading Strategies Focus on Comprehension. Singapore: B& J Enterpries PTE.Ltd.

Grellet, Francoise. 1986. Developing Reading Skills A Practical Guide to Reading Comprehension Exercises. New York: Cambridge University Press.

Greenwald and Banaji. 1999. Attitude (http://www.gettysburg.edu/~s319334/ attitude.html)

Henry Guntur Tarigan. 1986. Membaca Sebagai suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Tarsito.

__________. 1987. Menulis Sebagai suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Tarsito.

___________. 1998. Prinsip-prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa. ___________. 1991. Metodologi Pengajaran Bahasa 2. Bandung: Angkasa. Herman J. Waluyo. 2002. Pengkajian Cerita Fiksi. Surakarta: Sebelas Maret University Press.

Imam Syafi’ie. 1993. Terampil Berbahasa Indonesia 1. Jakarta: Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan. 125

Jazir Burhan. 1971. Problematika Bahasa dan Pengajaran Bahasa Indonesia. Bandung: Ganaco.

Kennedy, X.J. 1983. An Introduction to Fiction. Third Edition. Boston: Little, Brown and Company

Kerlinger, Fred N. 1992. Foundations of Behavioral Research. Forth Worth : Harcourt College Publisers.

Krech, David., Richard S. Crutchfield, dan Egerton L. Ballachey. 1962. Individual in Society: A Textbook of Social Psychology. New York: McGraw-Hill

Book Company, Inc.

Lado, Robert. 1977. Language Testing. London: Long Man.

Mackey, William Francis. 1969. Language Teaching Analysis. London: Long Man.

Mansoer Pateda. 1987. Sosiolinguistik. Bandung: Angkasa.

Mar’at. 1981. Sikap Manusia: Perubahan serta Pengukurannya. Bandung :

Ghalia Indonesia.

Masri Singarimbun dan Sofian Effendi. 1989. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES.


(35)

Sukri, 2014

PENINGKATAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MODEL MEMBACA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sandra Lee and Nancy H. Hornberger. 1996. Sociolingistics and Language Teaching. USA: Cambridge University Press.

Moh. Nasir. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Natawidjaja, S. Parman. 1982. Apresiasi Sastra dan Budaya. Jakarta: Intermasa. Ngalim Purwanto, 1997. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosda Karya. Nunan, David. 1989. Designing Tasks for the Communicative Classroom.

Cambridge : Cambridge University Press.

Robins, R.H. 1992. Linguistik Umum Sebuah Pengantar. Yogyakarta: Kanisius. Sartinah Hardjono. 1988. Prinsip-prinsip Pengajaran Bahasa dan Sastra. Jakarta: Ditjen Dikti.

Soejarwo. 1985. Di Sekitar Sastra Indonesia, Kumpulan Karangan. Semarang: Effhar Publishing.

126

Soenardi Djiwandono. 1996. Tes Bahasa dalam Pengajaran. Bandung: Penerbit ITB.

Sri Utari Subyakto Nababan. 1993. Metodologi Pengajaran Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Sudjana. 1996. Metode Statistika . Bandung : Tarsito.

Sumadi Suryabrata. 1983. Metodologi Penelitian. Jakarta : Rajawali.

Sumadiyono. 2002. “Hubungan antara Kebiasaan Membaca dan Pemahaman

terhadap Sastra dengan Kemampuan Mengapresiasi Cerita Pendek Siswa kelas III SLTP Negeri 1 Klaten dan SLTP Negeri 1 Karangdowo”. Tesis. Surakarta: Program Pascasarjana UNS.

Suwito. 1983. Pengantar Awal Sosiolinguistik. Surakarta: Henary Offset.

Syaifuddin Anzar. 1998. Sikap Manusia : Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Taufiq Ismail. 1997. “Keterbacaan Karya Sastra di Berbagai Negara dan

Indonesia”. Laporan Hasil Observasi Taufiq Ismail ke Berbagai Negara

(draf disampaikan dalam Ceramah dalam PILNAS XI HISKI di Jakarta. Tuckman, Bruce W.1978. Conducting Educational Research. San Diego : Harcourt Brace Jovanovich, Publisers.

Wellek, Rene dan Austin Warren. 1990. Teori Kesusastraan (edisi terjemahan oleh Melani Budianta). Jakarta: Gramedia.

Yakob Sumardjo. 1984. Masyarakat dan Sastra Indonesia. Yogyakarta: Nur Cahaya.

Yus Rusyana, et al. 1982. Metode Pengajaran Sastra. Bandung: Gunung Larang. Zaidan, Abdul Rozak, A.K. Rustapa, Haniah. 1996. Kamus Istilah Sastra. Jakarta: Balai Pustaka

Zainuddin Fananie. 2000. Telaah Sastra. Surakarta: Muhammadiyah University Press.


(36)

Sukri, 2014

PENINGKATAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MODEL MEMBACA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam kemampuan murid 'membaca antara kelompok yang dihasilkan dari. SAS dan yang dihasilkan dari ... dan Sintesis" dalam pemahaman bacaan lebih efektif daripada "Kata. Global". IQ dapat ... Jurnal Saung Guru: Vol. I No. 2 (2010).

Kata Kunci: ETR method, Reading Comprehension ... terbukti dari hasil ujian

komprehensive dimana ...Jurnal Bahas, Volume 7, Nomoi; 2, Oktober 2012 text

(Dilihat dari Disertasi DINDING HAERUDIN NO. 50/01

Margaretha


(37)

Sukri, 2014

PENINGKATAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MODEL MEMBACA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Penelitian

Dalam dunia pendidikan, diseluruh jenjang pendidikan dari Sekolah Dasar (SD) sampai ke Perguruan Tinggi (PT). Hal ini merupakan wadah yang mempunyai potensial yang tepat dalam membentuk manusia seutuhnya, terdidik, beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. Menuntut ilmu tidak hanya di bangku sekolah, bahkan selagi hayat masih dikandung badan. Kegiatan membaca hendaknya jangan pernah di tinggalkan apalagi dilupakan. Oleh karena itu untuk membentuk manusia yang berkualitas maka salah satu dari kegiatan yang tak boleh dilupakan adalah kegiatan membaca yang seharusnya sudah tertanam dalam diri setiap peserta didik, sebab seluruh informasi dan ilmu pengetahuan serta teknologi yang kita miliki banyak didapatkan melalui membaca.

Kemampuan membaca para peserta didik sekarang ini masih tergolong rendah. Hal ini telah dibuktikan dari hasil berbagai penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti terdahulu yang menyatakan rendahnya tingkat kemampuan membaca di kalangan peserta didik. Mengingat membaca sangat diperlukan dalam dunia pendidikan, maka siswa sekolah dasar harus memiliki kebiasaan membaca. Kegiatan membaca di sekolah dasar merupakan kegiatan pembelajaran yang pokok. Banyak kekhawatiran para orang tua jika anak mereka belum bisa membaca apabila sudah naik kelas yang lebih tinggi. Jika ada siswa sekolah dasar yang belum pandai membaca, maka dapat menimbulkan rasa kekhawatiran bagi para guru selaku pendidik yang senantiasa bertatap muka dengan peserta didik. Di samping tuntutan orang tua murid bahwa anaknya harus pandai membaca, juga akan berdampak pada sekolah di mana guru itu bertugas. Artinya sekolah tersebut bisa dianggap kurang berhasil dalam mendidik putra-putri mereka. Sebagaimana kita ketahui bahwa membaca tidak dapat dipisahkan


(38)

Sukri, 2014

PENINGKATAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MODEL MEMBACA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dari proses kegiatan pembelajaran, memahami suatu bacaan akan dapat menentukan hasil akhir dari proses pembelajaran.

Dengan membaca akan menjadikan seseorang bersifat kritis dan analitis ketika berpikir, contohnya negara Singapore, Malaysia, dan Jepang mereka sudah gemar membaca bahkan hidup mereka penuh dengan budaya membaca. Membaca merupakan konsumtif setiap hari mereka. Jadi jika kita ingin lebih maju maka upayakan membaca dijadikan sebagai kebutuhan dalam hidup. Lain halnya di Indonesia menurut, Marjohan (2014) yang di aplod hari Sabtu tanggal 22 Februari 2014 pukul 10.54, menyatakan hasil pengamatannya bahwa budaya membaca dan menulis di Indonesia belum dijadikan sebagai kebutuhan hidup. Berdasarkan pengalaman penulis ketika mengajar di daerah sulit. Daerah pedusunan jumlah warga yang tinggal di sekitar sekolah dapat dihitungan dengan jari buah rumah saja, dan siswa yang lain untuk datang ke sekolah harus menempuh semak belukar, yang masih berembun di waktu pagi hari, ketika kita berbicara masalah membaca maka mereka jauh dari harapan. Mau ke sekolah saja sudah merupakan syukurnya luar biasa. Di sampin itu jumlah fasilitas yang juga sangat kurang. Apa lagi siswa yang berada di daerah terpencil di tanah air ini yang fasilitas belajarnya serba kekurangan tentu jauh dari apa yang diharapkan.

Demikian juga di Jepang, hasil pengamatan Ryu dan Yuka-Chan (2014) tentang budaya membaca di Jepang, mereka sudah tidak mengenal ruang dan waktu untuk membaca, banyak orang Jepang membaca, komik, koran, majalah, dan bahan pelajaran di dalam kereta api yang sedang melaju dengan kencang. Seperti yang dikatakan oleh penceramah kondang di kalangan suku banjar di Banjarmasin Kalimantan Selatan, KH. Bakri yang saya kutip dari hasil tausiahnya menyatakan bahwa dengan membaca maka banyak pengetahuan yang kita dapat, bahkan menurut KH. Bakri, jika ditinjau dari kacamata agama Islam hasil membaca lalu diamalkan, maka akan dapat mendatangkan manfaat yang banyak bagi diri sendiri. Artinya ketika kita banyak tahu tentang suatu ilmu sementara orang lain kurang mengetahui maka secara tidak langsung kita telah memilik


(39)

Sukri, 2014

PENINGKATAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MODEL MEMBACA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengetahuan, yang orang lain belum tentu tahu. baik diminta untuk menjelaskan tentang ilmu yang kita miliki sesuai dengan kebutuhan orang yang menginginkannya. Ketika di lakukan pengamatan Di Indonesia sebagian besar siswa cenderung kurang bahkan tidak menyadari arti pentingnya membaca.

Membaca merupakan salah satu aspek yang perlu secara terus menerus dikembangkan, mengingat pentingnya membaca maka seharusnya pembelajaran membaca sudah semestinya mendapat perhatian besar. terutama bagi guru kelas yang mengajarkan bahasa Indonesia . Berdasarkan pengamatan, ketika guru dalam mengajarkan membaca di Sekolah Dasar, pembelajaran cenderung kurang menitik beratkan kepada pemahaman terhadap apa yang dibaca siswa, oleh siswa membaca dilakukan hanya sekedar melaksanakan perintah guru.

Peningkatan membaca di kalangan siswa sekolah dasar sudah seharusnya dijadikan program utama dalam mencerdaskan kehidupan anak bangsa. Hal ini harus di dukung oleh pemerintah seperti mengadakan buku-buku perpustakaan yang saat ini masih kurang. Sebab perpustakaan merupakan wadah para siswa untuk membiasakan diri agar giat membaca. Kebiasaan membaca sesungguhnya dapat mengasah kecerdasan, membaca merupakan proses berpikir yang sangat mengandalkan cara kerja mata, dan cara kerja otak. Aktivitas membaca melibihi aktivitas lainnya termasuk berpikir itu sendiri. Oleh karena itu, pembelajaran yang memperkuat kerja sama keduanya, memungkinkan aktivitas membaca lebih maksimal memberikan tingkat kepuasan kepada peserta didik.

Kegiatan membaca juga mempunyai kedudukan penting dan strategis, karena melalui membaca dapat memperoleh informasi dan pengetahuan baru. Selain itu, melalui membaca seseorang dapat mengetahui berbagai peristiwa secara cepat yang terjadi di tempat lain. Pada umumnya pembelajaran membaca, bagi para guru dan masyarakat pemerhati pendidikan menginginkan bahwa pembelajaran membaca pemahaman di kelas-kelas tinggi sekolah dasar, menunjukkan hasil yang memuaskan. Berdasarkan hasil observasi pada pembelajaran bahasa Indonesia maka dapat dilihat dari kemampuan membaca


(40)

Sukri, 2014

PENINGKATAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MODEL MEMBACA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pemahaman siswa yang masih rendah. Terbukti ketercapaian kriteria minimal untuk bahasa.

Berdasarkan hasil test komprehensif Program for International Student Assessment (PISA) di bawah Organization Economic Cooperation and Development (OECD), yang di unduh melalui Ratih Keswara (2014). berdasarkan survei tentang kemampuan siswa dan sistem pendidikan. PISA menggelar survei ini sejak tahun 2000 dan rutin melakukannya tiap 3 tahun sekali. Terakhir, survei PISA tahun 2012 lalu yang baru dirilis awal pekan Desember 2013. Survei ini melibatkan responden 510 ribu pelajar berusia 10-16 tahun dari 65 negara di dunia yang mewakili 28 juta siswa berusia 10-16 tahun di dunia. Kemampuan anak Indonesia usia 10 tahun di bidang membaca dibandingkan dengan anak-anak lain di dunia masih tergolong rendah. Hasil Programme for International Student Assessment 2012, Indonesia berada di peringkat ke-64 dari 65 negara yang berpartisipasi dalam test.

Penilaian itu dipublikasikan the Organization for Economic Cooperation and Development (OECD), Rabu (4/12). Indonesia hanya sedikit lebih baik dari Peru yang berada di ranking terbawah. Rata-rata skor matematika anak- anak Indonesia 375, rata-rata skor membaca 396, dan rata-rata skor untuk sains 382. Padahal, rata-rata skor OECD secara berurutan adalah 494, 496, dan 501. Programme for International Student Assessment (PISA) mengukur kecakapan anak-anak usia 10 tahun dalam mengimplementasikan masalah-masalah di kehidupan nyata. Indonesia mengikuti siklus test tiga tahunan itu sejak tahun 2003.

Kridalaksana (2005:135) menyatakan membaca adalah suatu keterampilan mengenal dan memahami lambang-lambang grafis dalam bentuk pemahaman, artinya membaca merupakan suatu proses dalam memperoleh suatu pesan dan informasi yang terdapat dalam suatu tulisan secara utuh dan menyeluruh. Siswa sekolah dasar sebagai generasi masa depan bangsa yang kita cintai ini, seyogianya dipersiapkan dan dibekali dengan cara membaca yang efektif dan efisien sehingga


(41)

Sukri, 2014

PENINGKATAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MODEL MEMBACA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berbagai informasi dapat diserap dan diolah secara cepat. Membaca pemahaman merupakan kegiatan membaca yang dilakukan seseorang dengan tujuan menangkap isi atau makna yang terkandung dalam wacana secara mendalam, hal ini sesuai dengan pendapat Soedarso (2006:58) menyatakan membaca pemahaman adalah kemampuan untuk mengerti ide pokok, detail yang penting, dan seluruh pengertian.

Sekaitan dengan kegiatan membaca, membaca merupakan memiliki peranan yang sangat penting sebagaimana yang dinyatakan Rusyana (1984: 190) bahwa memiliki kemampuan membaca maka dapat membawa kita untuk bertahan hidup dimuka bumi ini dan mampu memelihara, mengembangkan kehidupan, baik sebagai perorangan maupun sebagai bangsa. Bangsa yang cerdas adalah yang mampu membaca, agar bangsa mempunyai kemampuan membaca, maka kebiasaan membaca perlu mendapat perhatian dan pembinaan secara terus menerus, hal ini bukan saja dilembaga formal tetapi juga dilembaga non formal. Mengingat pentingnya membaca Nurhadi (2008:55) menyatakan bahwa minat atau motivasi yang tinggi untuk membaca, maka akan menimbulkan kebiasaan membaca, kebiasaan membaca inilah yang akan meningkatkan membaca pemahaman.

Masalah utama yang masih sering kita lihat di sekolah dasar dewasa ini adalah siswa jarang membaca, kurang termotivasi, dan kurang mendapat perhatian dari siswa itu sendiri. Membaca hanya dilakukan ketika ada perintah guru terutama ketika ada pekerjaan rumah (PR), maka siswa berupaya melakukan membaca. Jadi membaca bukan karena kebutuhan melainkan karena ada tugas yang harus diselesaikan. Hal semacam inilah yang menjadi tantangan bagi guru untuk membuat siswa gemar membaca melalui proses pembelajaran.

Kebiasaan yang kurang baik ini perlu diperhatikan oleh guru agar siswa dapat meninggalkan sifat tersebut. Untuk melakukan proses tersebut tentu menggunakan waktu yang tidak sebentar dan penuh kesabaran serta berkelanjutan, berdasarkan dari kenyataan bahwa pembelajaran membaca pemahaman yang


(42)

Sukri, 2014

PENINGKATAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MODEL MEMBACA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kurang tepat sebab hanya di tujukan untuk kepentingan praktis yaitu siswa mampu menjawab pertanyaan bacaan dan kurang tertanam kebiasaan membaca pada diri siswa tersebut.

Dampaknya adalah bahwa siswa hanya memiliki kebiasaan membaca yang kurang teratur yang pada gilirannya memiliki kecepatan yang rendah bahkan diikuti pula oleh tingkat pemahaman yang rendah. Yang tidak kalah pentingnya masalah membaca di sekolah dasar menurut hasil pengamatan penulis, pembelajaran membaca yang dilakukan oleh para guru di sekolah belum ada yang menggunakan model membaca interaktif, sehingga penulis beranggapan dengan model membaca interaktif ini dan melalui model pembelajafran interaktif ini barangkali siswa akan termotivasi untuk terus melakukan kegiatan membaca, menurut hemat penulis apa yang dapat menyebabkan siswa kurang termotivasi untuk mampu membiasakan siswa membaca, tentu harus ada semacam penyegaran model membaca dan tidak lagi monoton dan siswa hanya membaca ketika ada soal test yang harus dijawab, yang jawaban tersebut terdapat dalam bacaan. Sebagai seorang guru yang ingin proses pembelajaran membaca pemahaman menjadi lebih baik, seyogianya mengetahui bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan belajar siswa.

Kegiatan membaca tersebut memang sering digunakan dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar, bahkan kegiatan membaca di sekolah dasar menjadi ukuran dan penentu bagi masyarakat bahwa bagi siswa untuk di naikan ke tingkat yang lebih tinggi terutama di kelas I ke kelas II harus pandai membaca. Di kelas V kegiatan membaca bukan lagi sekedar pandai membaca tetapi lebih ditekankan pada membaca pemahaman. Karena membaca pemahaman (reading comprehension) mempunyai tujuan yaitu untuk memahami isi bacaan dan mencari informasi yang terdapat dalam sebuah bacaan. Selain itu membaca pemahaman dapat memperoleh informasi tentang ide, pokok pikiran, peran utama, tokoh, baik tokoh yang bersifat antagonis maupun pratagonis, yang kesemuanya itu menjadi pengalaman dan pengetahuan bagi siswa itu sendiri.


(43)

Sukri, 2014

PENINGKATAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MODEL MEMBACA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Teks yang baik menurut Burns 1996 (dalam Somadayo, 2011: 41) yang tingkat kesulitannya sedang, atau yang sesuai dengan tingkat kemampuan siswa. Jumlah atau tingkat kesulitan kosakata umumnya dipergunakan untuk menentukan tingkat kesulitan wacana. Tingkat kesulitan wacana dapat dilihat dari tingkat kesulitan dan jumlah kosakata yang dipergunakan.

Dalam rangka untuk meningkatkan membaca pemahaman bagi siswa terhadap wacana diperlukan model membaca serta model pembelajaran yang tepat, yang dapat menciptakan situasi membaca menjadi kondusif. Model membaca interaktif dan model pembelajaran interaktif merupakan salah model yang dirancang agar peserta didik ada rasa termotivasi untuk meningkatkan kegiatan membaca, model membaca interaktif merupakan membaca dengan menggabungkan antara battam up dan top down. Sedangkan model pembelajaran interaktif terjadinya interaksi antara guru dan siswa yang kondusif. Sebagaimana yang dikemukakan Stanovich, 1980 (dalam Nunan (2003: 72). Model membaca interaktif adalah menggabungkan wawasan bottom up dan top down, kemudian mencoba untuk memperhitungkan titik-titik kuat dari model bottom up dan top down, dan mencoba untuk menghindari kritik yang disampaikan terhadap masing-masing, sehingga salah satu pendekatan yang paling menjanjikan untuk teori membaca.

Model membaca interaktif ini merupakan kegiatan membaca suatu interaksi antara pembaca dengan teks, hal ini dapat dijelaskan bahwa bagaimana seorang dikatakan sebagai orang yang hobinya membaca menguasai, menyimpan dan mempergunakan pengetahuan dalam format. Kegiatan membaca tersebut adalah membuat hubungan yang berarti bagi informasi baru dengan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya.

Proses membaca menurut pandangan model membaca interaktif adalah proses intelektual yang kompleks, mencakup dua kemampuan utama yaitu kemampuan memahami makna kata, dan kemampuan berpikir tentang konsep verbal, hal ini mengisyaratkan bahwa ketika proses membaca berlangsung terjadi


(44)

Sukri, 2014

PENINGKATAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MODEL MEMBACA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

konsentrasi dua arah pada pikiran pembaca secara aktif dalam waktu bersamaan. Dalam aktivitas membaca pemahaman siswa dapat memahami, menuangkan dan mengungkapkan hasil yang diperoleh pada saat membaca serta bahasa yang digunakan oleh penulis.

Berdasarkan hasil bacaan dari berbagai artikel dan tesis bahwa penulis belum ditemukan penelitian tentang membaca pemahaman dengan menggunakan model membaca interaktif dan model pembelajaran interaktif belum pernah dilakukan penelitian. Sebab itu perlu dilakukan penelitian tentang peningkatan membaca pemahaman melalui model pembelajaran membaca interaktif siswa kelas V sekolah dasar.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini yaitu tentang model membaca interaktif melalui model pembelajaran interaktif dalam peningkatan membaca pemahaman.

Sekaitan dengan membaca pemahaman, peneliti merujuk pada pendapat yang dikemukakan oleh Smith (1973: 231-234) bahwa aktivitas pemahaman membaca dapat dikategorikan dalam tiga tahapan yaitu (1) literal, (2) inferensial, dan (3) evaluasi. Tahap literal ini siswa dapat memberikan pengertian yang diberikan dengan jelas dalam wacana. Tahap inferensial, tahap siswa mencari tentang ide, pokok pikiran, peran utama, tokoh, baik tokoh yang bersifat antagonis maupun pratagonis yang ada dalam wacana. Tahap evaluasi, tahap ini siswa dituntut proses berpikir terhadap pemahaman materi pembelajaran yang disampaikan. Selama ini belum ditemukan hasil penelitian yang membahas dan mengkaji tentang model pembelajaran membaca interaktif dalam membaca pemahaman wacana. Apakah model membaca interaktif dengan model


(45)

Sukri, 2014

PENINGKATAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MODEL MEMBACA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran interaktif ini dapat dilaksanakan dan efektif untuk meningkatkan hasil membaca pemahaman wacana? Hal ini perlu dilakukan penelitian. Sebab menurut Anderson 1972 (dalam Abidin, 2012: 24) model membaca interaktif adalah model yang paling tepat untuk diterapkan, karena menurutnya model ini juga merupakan gambaran yang paling baik apa yang terjadi ketika membaca. Karena itu, membaca sebenarnya adalah gabungan proses antara bawah atas dan atas bawah, (bottom up dan top down). Pada model pembaca interaktif secara top down maksudnya adalah siswa dapat membaca wacana lebih cepat, mengapa demikian? karena informasi, masalah dan pengetahuan yang ada dalam wacana sudah dimiliki oleh siswa. Lain halnya dengan membaca interaktif secara bottom up, di sini siswa membaca agak sedikit lambat, kata perkata, kalimat perkalimat, baris perbaris, hingga paragraf. Karena segala informasi dan pengetahuannya baru di dapat ketika siswa membaca wacana tersebut. Oleh karena itu cara membaca agak hati-hati. Model membaca interaktif melalui model pembelajaran interaktif ini diharapkan dapat memotivasi siswa dalam peningkatan membaca pemhaman.

C. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah penelitian yang ada maka yang menjadi fokus pelaksanaan penelitian tersebut dapat diuraikan menjadi pertanyaan dalam penelitian sebagai berikut.

1. Apakah model membaca interaktif melalui model pembelajaran interaktif dapat meningkatkan membaca pemahaman di sekolah dasar?

2. Bagaimana gambaran model membaca interaktif melalui model pembelajaran interaktif dalam meningkatkan membaca pemahaman di sekolah dasar?

D. Tujuan Penelitian


(46)

Sukri, 2014

PENINGKATAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MODEL MEMBACA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. mendeskripsikan gambaran peningkatan membaca pemahaman dengan model membaca interaktif melalui model pembelajaran interaktif di sekolah dasar.

2. mendeskripsikan proses model membaca intersktif melalui model pembelajaran interaktif dalam meningkatkan membaca pemahaman di sekolah dasar.

E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Siswa

a. Siswa akan mengalami hal baru karena ada model membaca interaktif melalui model pembelajaran interaktif yang senantiasa berbeda setiap materi yang disajikan guru.

b. Siswa terfasilitasi dalam hal peningkatan membaca pemahaman dengan model membaca interaktif melalui model pembelajaran interaktif.

2. Bagi guru

a. Sebagai wadah menambah wawasan dalam pembelajaran khususnya proses pemebelajaran peningkatan membaca pemahaman dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

b. Mendapat satu alternatif dalam peningkatan membaca pemahaman dengan model membaca interaktif melalui model pembelajaran interaktif.

c. Sebagai masukkan dan motivasi serta menjadi bahan pertimbangan bahwa dalam peningkatan proses pembelajaran membaca bagi siswa, banyak model yang dapat dilakukan bagi seorang guru yang inovatif.

3. Bagi peneliti.

Diharapkan dapat memecahkan permasalahan yang ada sehingga permasalahan tersebut dapat diatasi seperti peningkatan membaca pemahaman melalui model pembelajaran membaca interaktif di Sekolah Dasar.


(47)

Sukri, 2014

PENINGKATAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MODEL MEMBACA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu F. Struktur Organisasi Penelitian

Penelitian ini memiliki struktur organisasi kejelasan dalam setiap bab atau struktur organisasi tesis. Adapun struktur organisasi dalam penulisan tesis ini yaitu bab pertama pendahuluan yang memaparkan mengenai latar belakang, identifikasi masalah penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi tesis. Selanjutnya bab kedua memaparkan tentang pengkajian teori yang digunakan, isi kajian teori mencakup membaca, pengertian membaca, hakikat membaca pemahaman, pengertian membaca pemahaman, tujuan membaca pemahaman, prinsip-prinsip membaca pemahaman, proses membaca pemahaman, tingkat membaca pemahaman, pengukuran membaca pemahaman, model membaca interaktif, model pembelajaran interaktif dan langkah-langkah model pembelajaran interaktif. Bab ketiga memaparkan tentang metode penelitian, desain penelitian dan beberapa komponennya seperti; lokasi dan subjek penelitian, definisi operasional, instrumen, teknik pengumpulan data, prosedur penelitian, teknik pengolahan dan analisis data. Selanjutnya bab keempat memaparkan hasil penelitian dan pembahasan yang mencakup deskripsi data hasil penelitian, hasil uji persyaratan data, uji hipotesis dan pembahasan. Sementara itu bab kelima memaparkan simpulan penelitian dan saran


(1)

Sukri, 2014

PENINGKATAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MODEL MEMBACA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

103

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dari teori yang telah utarakan pada bab-bab sebelumnnya sebagai rujukan mengenai berbagai aspek yang berhubungan dengan membaca, hakikat membaca, membaca pemahaman, model pembelajaran interaktif, ditambah dengan analisis data, hasil penelitian, maka sebagai kesimpulan yang berhubungan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut.

Secara emperik, model pembelajaran interaktif dalam meningkatkan membaca pemahaman 2, 13%. Peningkatan tersebut dapat terjadi karena komponen-komponen model pembelajaran interaktif mendukung dan selaras dengan kegiatan membaca pemahaman. Dengan aktifitas bottom up biasa juga disebut model dari bawah ke atas, disini siswa dapt menggali informasi yang didapat ketika membaca, ketika siswa memahami sebuat wacana maka siswa tersebut akan menemukan ilmu pengetahuan secara jelas yang belum diketahui, Proses pemahaman terhadap teks melalui bottom up dimulai dengan memasukkan data yang berupa input atau informasi, selanjutnya aktifitas top down, pembaca mengawali membaca dengan ide-ide secara umum atau berawal dari skema tentang apa yang akan terjadi dalam teks. Ide ini berawal dari pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya dan disimpan dalam bentuk struktur atau kerangka yang disebut skema, yang berguna untuk mengiterpretasi perkataan, menggunakan berbagai strategi antara lain memilih, memprediksi, secara mengoreksi isi. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Stanovich 1980 ( dalam Nunan (2003: 72) mengenai pembelajaran interaktif.


(2)

Sukri, 2014

PENINGKATAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MODEL MEMBACA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

104

Model pembelajaran interaktif terbukti dapat meningkatkan membaca pemahaman, berdasarkan simpulan, peneliti menyarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Model membaca interaktif dapat membantu siswa untuk melahirkan inspirasi

dalam peningkatkan membaca pemahaman.

2. Model pembelajaran interaktif merupakan alternatif yang dapat digunakan

oleh guru kelas sekolah dasar dalam mengajarkan bidang studi Bahasa Indonesia untuk meningkatkan membaca pemahaman di kelas lima Sekolah Dasar.

3. Penelitian ini masih banyak terdapat kekurangan, dari berbagai aspek seperti

aspek metode penelitian, desain penelitian, instrumen, uji statistik serta analisis data hasil penelitian. Diharaapkan pada peneliti lanjutan untuk memperbaiki aspek-aspek tersebut sehingga melahirkan penelitian yang lebih sahih serta dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Selain itu penelitian juga perlu dilanjutkan dengan waktu yang lebih lama untuk mengetahui treatment model pembelajaran interaktif terhadap membaca pemhaman yang dapat dijembatani melalui kuasi eksperimen.


(3)

Sukri, 2014

PENINGKATAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MODEL MEMBACA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Langkah-langkah Model Pembelajaran Interaktif... 32

Tabel 3.1. Tabel Kisi-kisi Soal Peningkatan Membaca Pemahaman ... 45

Tabel 4.1 Nilai Rerata Prates dan Pascates Kemampuan Memebac Pemahaman.. ... 53

Tabel 4.2 Hasil Uji Gain Membaca Pemahaman Kelompok Eksperimen. ... 54

Tabel 4.3 Hasil Uji Gain Kemampuan Membaca Kelompok Kontrol. ... 56

Tabel 4.4 Perbandingan Nilai Rerata Prates Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol... 57

Tabel 4.5 Rerata Nilai Postest Membaca Pemahaman Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol... 58

Tabel 4.6 Kategori Penilaian Membaca Pemahaman ... 58

Tabel 4.7 Perolehan Nilai Siswa yang Tergolong Rendah ... 59

Tabel 4.8 Perolehan Nilai Siswa yang Tergolong Sedang ... 60

Tabel 4.9 Kategori Siswa yang Memperoleh Nilai Baik ... 61

Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas Skor Prates dan Pascates . ... 71

Tabel 4.11 Hasil Uji Homogenitas Skor Prates dan Pascates. ... 72

Tabel 4.12 Hasil Uji Perbedaan Rerata Skor Prates. ... 73

Tabel 4.13 Rangkuman Uji t Data Prates dan Pascates Membaca Pemahaman ... 76

Tabel 4.14 Hasil Uji Persamaan Rerata Skor Pascates. ... 77

Tabel 4.15 Retata Klasifikasi Gain Membaca Pemahaman. ... 77


(4)

Sukri, 2014

PENINGKATAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MODEL MEMBACA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.17 Uji Homogenitas Skor Gain Membaca Pemahaman... 79

vii

Tabel 4.18 Uji Perbedaan Rerata Skor Gain Membaca Pemahaman. ... 80 Tabel 4.19 Peningkatan Nilai Gain Prates dan Pascates Membaca Pemahaman

Kelompok Eksperimen dan Kelompok Ko ntrol ... 82 Tabel 4.20 Rekapitulasi Hasil Angket Respon Siswa Membaca Pemahaman

Dengan model Membaca Interaktif Melalui Model Pembelajaran


(5)

Sukri, 2014

PENINGKATAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MODEL MEMBACA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 Desain Penelitian ... 37 Gambar 3.2. Alur Pengolahan Data Membaca Pemahaman ... 51 Gambar 4.1 Nilia Prates dan Pascates Peningkatan Membaca Pemahaman

Kelompok Eksperimen . ... 54 Gambar 4.2 Nilia Prates dan Pascates Peningkatan Membaca Pemahaman

Kelompok Kontrol ... 55 Gambar 4.3 Grafik Perbandingan Nilai Rata-rata Prates Membaca Pemahaman

antara Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 56 Gambar 4.4 Grafik Perbandingan Nilai Rata-rata Pascates Membaca


(6)

Sukri, 2014

PENINGKATAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MODEL MEMBACA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SISWA SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ix