HUBUNGAN ANTARA ADMINISTRASI PERPUSTAKAAN SEKOLAH DAN PEMBERIAN MOTIVASI OLEH GURU DENGAN FUNGSI PERPUSTAKAAN BAGI SISWA.

HUBUNGAN ANTARA ADMINISTRASI PERPUSTAKAAN SEKOLAH
DAN PEMBERIAN MOTIVASI OLEH GURU

DENGAN FUNGSI PERPUSTAKAAN BAGI SISWA

T

E S I S

Diajukan kepada Panitia Ujian Tesis
Institut Keguruan dan llmu Pendidikan Bandung
untuk memenuhi sebagian dari syarat

Program Pasca Sarjana Strata 2 ( dua ) Bidang
Studi Administrasi Pendidikan

Oleh

Yooke Tjuparmah S. Komaruddin
Nomor Pokok : 402/A/XVI-8


FAKULTAS

PASCA

INSTITUT KEGURUAN

SARJANA

DAN ILMU PENDIDIKAN

BANDUNG
19

8

9

r

DISETUJUI DAN DISYAHKAN OLEH PEMBIMBING


Prof DR. H. Achmad Sanusi

Pembimbing I

Prof. DR. H. Engkoswara, M.Ed.
Pembimbing II

FAKULTAS PASCA

SARJANA

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BANDUNG
19

8

9


Show me a poor library,

I'll show you a poor education.
( Donald Emory )

\

ABSTRAK

Penelitian ini bermaksud mengungkapkan permasalahan :

"Sejauh manakah hubungan antara pengadministrasian perpus

takaan sekolah dan pemberian motivasi oleh guru

kepada

siswa yang berkemampuan membaca baik dan berprestasi
dengan fungsi perpustakaan bagi


baik

siswa tersebut ?"

Untuk keperluan ini peneliti mengajukan hipotesis

:

"Apabila pengadministrasian perpustakaan efektif dan pem
berian motivasi kepada siswa baik, maka perpustakaan

berfungsi bagi siswa berprestasi dan berkemampuan

akan

membaca

baik".

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa


perpustakaan bagi siswa ditentukan

fungsi

oleh kesiapan pengad -

ministrasian perpustakaan sekolahnya. Sedangkan

pemberian

motivasi oleh guru kepada siswa belum diikuti oleh

gerak

positif pengadministrasian perpustakaan.

£ada umumnya prestasi belajar siswa belum

merupakan


fungsi kemampuan membaca siswa dan sebaliknya,

kecuali

bagi siswa SMA Negeri 7 Bandung. Hal ini disebabkan iantara
lain karena prestasi belajar dan kemampuan membaca
belum atau tidak terkembangkan oleh koleksi

perpustakaan

sekolahnya. Penelitian ini ternyata memunculkan
baru untuk penelitian selanjutnya.

xvi

siswa

masalah


DAPTAR

ISI

KATA PENGANTAR

*•

UCAPAN TERIMA KASIH

±±±

DAPTAR GAMBAR-

**!

DAFTAR TABEL

xiii|


ABSTRAK
BAB

xvi!
I

: PENDAHULUAN

A. Permasalahan

1

1. Latar belakang masalah ........

2. Rumusan permasalahan

BAB

••••


1

'^

B. Tujuan Penelitian

19

C. fentingnya Penelitian

21

II : ADMINISTRASI PERPUSTAKAAN SEKOLAH, PEMBERIAN MOTIVASI OLEH GURU DAN FUNGSI
PERPUSTAKAAN BAGI SISWA

.-:' «.

A. Administrasi Perpustakaan Sekolah.
1. Sekolah dan Perpustakaan


22

2. Ruang Lingkup Administrasi Per
pustakaan

34

3. Pemahaman Berbagai Pelayanan

Perpustakaan

••«

55

4. Kreativitas Pustakawan dalam

Perabinaan Perpustakaan

viii


j6

B. Peranan Guru dalam Perpustakaan

1. Guru sebagai pengajar

84

2. Guru sebagai motivator

89

3. Guru sebagai anggota team perpustakaan
sekolah

95

C. Siswa sebagai Pemakai Perpustakaan

1. Fungsi Perpustakaan Bagi Siswa
2. Kemarapuan Membaca Siswa ^

99
102

D. Penelitian Sebelumnya

1. Penelitian di Amerika Serikat

112

2. Percobaan Isabel Schon

112

3. ^enelitian di Cranfield Inggris

113

E. Kesimpulan Hasil Studi Kepustakaan dan Pe nelitian sebelumnya
BAB III

: PROSEDUR PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel

126

B. Metode Penelitian

128

C. Anggapan Dasar dan Hipotesis

129

D.

Validitas dan Reliabilitas Instrumen

pengumpul data
BAB IV

120

132

: HASIL PENELITIAN

A. Pengolahan dan Analisis Data
1.

Distribusi Data

ix

143
144

2. Pengujian Hipotesis
*

149

B. Diskusi Hasil Penelitian
1. Hubungan antara pengadministrasian

perpustakaan sekolah dengan fungsi
perpustakaan bagi siswa

164

2. Pemberian motivasi oleh guru kepada
siswa dalam kaitannya dengan fungsi

perpustakaan bagi siswa

174

3. Hubungan antara kemampuan membaca

dengan prestasi belajaa siswa
4. Hubungan antara Kemampuan Membaca
dan prestasi belajar siswa dengan
Fungsi Perpustakaan
5. Perbedaan fungsi perpustakaan bagi
siswa
BAB V

178

1Q1
183

: KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

185

B. Saran-Saran

188

C. Penelitian Lebih Lanjut

190

LAMPIRAN-LAMPIRAN

A. Daftar Kepustakaan

19

B. Instrumen-Instrumen Penelitian
C. Pengolahan Data

21 7

D. Surat-Surat Keterangan

295

DAFTAR GAMBAR

Nomor

hal.

1. Garis Kekuasaan di Sebuah Sekolah Besar

2; S^rangka Penelitian

5

-.

18

3. Proses Interaksi Bahan Pustaka dan Pengajaran ..

26

4. Model Kegiatan Untuk Pusat Belajar Siswa

30

5. Organisasi dan Pelayanan Perpustakaan Sekolah ..

39

6. Pola Organisasi Model Doughnut

41

7. Urutan Langkah Akuisisi

44

8. Bagan .Rancangan Sistem Instruksional

46

9. Langkah-lang kah Prosedur Penganggaran

52

10. Pelayanan Perpustakaan

58

11. Modifikasi Sistem Pelayanan Informasi di Perpus

takaan Sekolah Menengah Atas

g0

12. Arus Informasi dalam Suatu Continuous Progress
School

62

13. Alur ringkas Pelayanan Referens

71

14. Kriteria Pustakawan Referens

72

15. Modifikasi Model Motivasi Porter and Lawler

.

94

16. Metode Membaca Telaah Isi

108

17. Panca Untai Membaca Pengarahan Diri

Ill

18. Nilai yang disajikan Siswa dari Sistem Perpus

-

takaan



19. Hubungan antara Variabel X1, Variabel X2 dengan
Variabel Y

152

XI

20. Hubungan antara Variabel Y-, dengan Variabel Y2

156

21. Hubungan antara Variabel Y1 dengan Variabel Y

158

22. Hubungan antara Variabel Y2 dengan Variabel Y

160

xii

DAFTAR TABEL

Tabel nomor :

halaman :

1. Validitas dan reliabilitas Instrumen

HO

2. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Teruji

141

3. Kisi-ki3i Variabel JCemampuan ^embaca

142

4. Hasil Distribusi Data X

145

5. Hasil Distribusi Data X2

145

6. Hasil Distribusi Data Y

146

7. Hasil Distribusi Data Y

146

8. Hasil Distribusi Data Y

2

9. Rata-rata Skor Jawaban Responden

146
148

10. Keadaan Tenaga Perpustakaan SMA

171

11. Rekapitulasi Skor Data

217

12. Uji Normalitas Lilliefors Variabel X1 SMA 2-3
13. Uji Normalitas Lilliefors Variabel X2 SMA 2-3

219
221

14. Uji Normalitas Lilliefors Variabel Y SMA 2-3

223

15. Uj£ Normalitas Lilliefors Variabel X1 SMA 7..

225

16. Uji Normalitas Lilliefors Variabel X2 SMA 7..

226

17. Uji Normalitas Lilliefors Variabel Y SMA 7...

227

18. Uji Normalitas Lilliefors Variabel X. SMA 10-20

228

19. Uji Normalitas Lilliefors Variabel X2 SMA 10-20 230
20. Uji Normalitas Lilliefors Variabel Y SMA 10-20

xm

232

21. Analisis Korelasi X1 dengan Y SMA 2-3 ......234
22. Analisis Korelasi X1 dengan Y SMA 7
237
23. Analisis Korelasi X.. dengan Y SMA 10 - 20

240"

24. Analisis Korelasi X2 dengan Y SMA 2-3

242

25. Analisis Korelasi X2 dengan Y SMA 7

245

26. Analisis Korelasi X dengan Y SMA 10 - 20

247

27. Uji Normalitas Lilliefors Variabel Y? SMA 2-3 ..249"
28. Uji Normalitas Lilliefors Variabel Y

SMA 2-3 ..25V

29. Analisi3 Korelasi Y dan Y2 SMA 2 dan 3

252

30. Uji Normalitas Lilliefors Variabel Y1 SMA 10-20.255
31. Uji Normalitas Lilliefors Variabel Yg SMA 10-20.257
32. Analisis Korelasi Y1 dan Y2 SMA 10-20
259
33. Uji Normalitas Lilliefors Variabel Y., SMA 7
262
34. Uji Normalitas Lilliefors Variabel Y2 SMA 7 ....263

35. Analisis Korelasi Y- dan Y2 SMA 7
36. Analisis Korelasi Y^ dan Y di SMA 2 dan 3

264
266

37. Analisis Korelasi Y1 dan Y di SMA 7
38. Analisis Korelasi Y1 dan Y di SMA 10 dan 20

269
272

39. Analisis Korelasi Y2 dan Y di SMA 2 dan 3

275

40. Analisis Korelasi Y2 dan Y di SMA 7

278

41. Analisis Korelasi Y2 dan Y di SMA 10 dan 20

281

42. Significant Values of (3 for Testing HQ

287

xiv

43.

Daftar E

288

44. Daftar G

2Q9

45. Daftar H

290

46. Daftar I

291

xv

BAB

I

PENDAHULUAN

A. Permasalahan

1. Latar belakang masalah

Konsep tentang nilai, pengetahuan dan teknologi yang '

dimiliki masyarakat, secara terus menerus

diperkenalkan

oleh generasi sebelumnya kepada generasi berikutnya. Ni
lai, pengetahuan dan teknologi ini - diperlukan manusia
untuk dapat mempertahankan dan

melangsungkan hidupnya.

Proses pengalihan nilai, pengetahuan dan teknologi dari
generasi ke generasi itu biasa disebut sebagai transmisi
kebudayaan. Transmisi kebudayaan dilakukan melalui pendidikan formal, informal dan non-formal.

Para ahli pendidikan cenderung .- memandang sekolah

sebagai alat yang paling efektif untuk menyampaikan nilai,
pengetahuan dan teknologi tersebut. Sekolah dianggap seba
gai tempat yang tepat untuk mendidik anak agar menjadi
manusia dewasa dalam masyarakat. Herbert Spencer (I860)
seperti yang dikutip Nasution (1987 : 55) mengungkapkan
bahwa sekolah perlu menyampaikan nilai-nilai, pengetahuan
dan teknologi ini untuk :
- selx preservation

m

- securing the necessities of lire

- rearing a family

- maintaining proper social and political
relationships

- enjoying leisure time

Jadi pada dasarnya pendidikan adalah usaha dari
generasi tua yang dilakukan secara sadar untuk mengalihkan nilai, pengetahuan , pengalaman, kecakapan dan
keterampilannya kepada generasi muda sebagai
usaha

agar dapat memenuhi fungsi hidupnya. Di *Indonesia ,

perihal pendidikan ini diatur oleh UUD '45 pasal 31
dan 32 yang dijabarkan dalam Garis-Garis Besar Haluan
Negara yang diperbaharui dan disempurnakan
setiap
5 (lima) tahun sekali. Tujuan pendidikan nasional yang
hendak dicapai, diuraikan secara spesifik dalam tujuan
institusional. Bagi Sekolah Menengah - Atas'

tujuan

institusional umumnya adalah :

- menjamin wargananegara yang baik sebagai
manusia yang utuh, sehat, kuat lahir dan

-me^uasai hasil-hasil pendidikan "*"*

yang merupakan kelanjutan dari pendidikan

di Sekolah Menengah Umum Tingkat Pertama
- memiliki bekal untuk melanjutkan studinya
ke lembaga pendidikan yang lebih tmggi
dengan menempuh ;!
.
(a) program umum yang sama bagi semua
siswa

(b) program pilihan bagi mereka yang mempersiapkan dirinya untuk studi di
lembaga pendidikan yang lebih tinggi
(c) memiliki bekal untuk terjun ke masya
rakat dengan mengambil keterampilan
untuk bekerja yang dapat dipilih oleh

siswa sesuai dengan mmatnya dan keoutuhan masyarakat.

(Nasution, 1982 : 52)

Selanjutnya tujuan pendidikan umum

dijabarkan

menjadi tujuan khusus. Tujuan khusu3 pendidikan

di

Indonesia untuk tingkat sekolah menengah atas dija -

barkan dalam bidang pengetahuan, bidang keterampilan
serta bidang nilai dan sikap.

Sekolah sebagai pelaksana pendidikan melakukan
suatu tata kerja yang telah ditetapkan untuk

menca-

pai tujuan pendidikan. Tata kerja yang kompleks ini

biasa disebut dengan administrasi pendidikan. Secara
terinci dikemukakan bahwa :

Administrasi Pendidikan adalah penataan sum-

ber daya manusia, kurikulum atau sumber belajar dan fasilitas lainnya untuk mencapai
tujuan pendidikan secara optimal dan pencip-

taan suasana yang baik bagi manusia yang tu-

rut serta di dalam mencapai tujuan pendidikan

yang disepakati (Engkoswara, 1984 : 11)
Administrasi dalam proses pendidikan

meliputi

seluruh perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan
hadap kegiatan operasional pendidikan.

ter-

Kegiatan

operasional pendidikan antara lain berupa pengelolaan
kurikulum, metode, alat pengajaran, murid, guru,; personil tata-usaha dan pengelolaan sumber belajar.

Lebih jauh lagi administrasi pendidikan

sebagai

suatu proses sering ditafsirkan sebagai suatu

penca-

paian tujuan organisasi sekolah yang memiliki anggota

anggota yang dapat membuat keputusan dan

bertindak

sesuai dengan tujuan yang telah digariskan.

mewujudkan kerja administrasi itu,

Untuk

maka dibentuklah

suatu sistem yang mempermudah bergeraknya fungsi-fungsi
administrasi. Sistem tersebut berwujud

organisasi

.

Organisasi tidak ubahnya dengan suatu sistem yang mem -

bagi pekerjaan administrasi ke dalam kedudukan - kedn dukan menejemen dalam suatu struktur kerja-sama

pengadaptasian dari strulctur-struktur itu

dan

kepada

manusia yang melaksanakan fungsi-fungsi

administrasi

dalam organisasi. Maka dibuatlah bagan organisasi

struktur organisasi yang merupakan diagram

atau

kedudukan-

kedudukan dan hubungannya satu sama lain. Bagan organi

sasi dapat merupakan alat bantu yang bernilai dalam pe-

netapan fungsi organisasi. Bagan ini pun membantu usaha
menstrukturkan wewenang dan tanggung-jawab,

kegiatan

dan arus komunikasi.

Salah satu bentuk organisasi yang

menggambarkan

garis wewenang yang terinci dalam organisasi

sekolah

adalah model yang digambarkan oleh Oteng Sutisna (1983:
181 ). Model organisasi yang dipergunakan untuk melak -

sanakan proses administrasi pendidikan ini
dilihat pada Gambar 1. berikut ini :

dapat

KEPALA SEKOLAH

PEMB.ADM.

PEMB KEPSEK

"i—r~
Kur & Guru

EPSEKJ

PEMB KEPSE

J

PEMB KEPSEK

Tata Usaha

Murid

- Kep.Pelayanan Bimb.

P Kep.Ur.Peg

r- Kep. Perpustakaan
- Kep.Prog.Pend.
orang dewasa

- Kep. Pela-

- Pengawas

- Kep.Prog.Pendi

- Kep. Regris-

- ivep.Cafetaria

dikan waktu libur
besar

KETUA DEP.

yanan Kes

pericataten

- ^ep. Keamanan

KS BAGIAN

A

4 counselor

Penjas pria
Penjas wanita

60 guru

Nasional

Ged & Hal

trasi dan

Seni rupa

5hs.

- Kep.^ata

1 tenaga sos,
1000 murid

KS BAGIAN B

4 conselour

1 tenaga sos,

60 guru
1000 murid

Bhas. Asing
PKK

I PA
Materaatika
IPS

Seni drama

Ketrampilan

Gambar 1. GARIS KEKUASAAN DI SEBUAH SEKOLAH BESAK
(Oteng Sutisna, 1984: 81)

Gambar 1. menunjukkan bahwa salah satu

yang menunjang kegiatan administrasi

komponen

yang

terkait

dengan fasilitas pendidikan adalah perpustakaan.
pustakaan sekolah adalah salah satu

Per -

komponen,

sistem sekolah sebagai unit perlengkapan

pendidikan.

Perpustakaan merupakan salah satu bagian kurikulum.
Melihat kedudukan perpustakaan pada organisasi se

kolah seperti yang digambarkan di atas, maka perpusta. kaan merupakan bagian dari urusan pelayanan

kepada

siswa. Karena pelayanan yang diberikan kepada

siswa

ini berkaitan dengan pelaksanaan proses belajar-mengajar
maka kedudukan perpustakaan merupakan bagian dari
bagian pendidikan dan kurikulum.

Oleh karena

sesuai dengan fungsinya, perpustakaan diharapkan

menunjang kelancaran program pendidikan,

subitu •,
mampu

pengembangan

kurikulum dan pelaksanaan proses belajar-mengajar dengan
baik.

Perpustakaan sekolah sebagai alat bantu

pendidikan

menunjang metode dan tehnik pengajaran yang

dilakukan

guru. Perpustakaan sekolah berpartisipasi dalam

program

sekolah untuk memenuhi kebutuhan siswa dan-guru.

jauh lagi, perpustakaan yang merupakan pusat

integrasi

segala kegiatan pendidikan itu, mempunyai fungsi

katif, informatif, rekreatif dan penelitian.

Lebih

edu -

Fungsi

-

fungsi ini mengembangkan cara belajar siswa dalam mem -

bandingkan, raeneliti dan menguji pelajaran di kelas

,

sehingga dapat memahami pelajaran dengan

-

sungguh

sungguh . Petugas perpustakaan sekolah berkewajiban bekerja sama dengan guru dalam raemilih koleksi perpusta kaan serta mengembangkan pendayagunaan :

sumber-sumber

informasi di dalam program pengajaran.

Perpustakaan yang terkait dalam totalitas

proses

belajar-mengajar raenempatkan peranan guru pada

fungsi

yang penting, karena kedudukannya sebagai . stimulator
dan motivator dalam meningkatkan kemauan belajar

siswa

di perpustakaan. Cara menstimulasi dan memotivasi antara lain dengan mengarahkan pencaharian informasi di per

pustakaan dan memberikan tugas-tugas yang dapat

diker-

jakan di perpustakaan.

Guru

sebagai anggota tim perpustakaan

mengurus dan mengawasi jadwal penggunaan

sekolah

perpustakaan

bagi para siswanya. Guru bersama-sama pustakawan

ber-

tanggung-jawab atas kerja bimbingan terhadap siswa da lam mempergunakan perpustakaan, sehingga siswa akan se-

lalu mempergunakan setiap kesempatan untuk menjelajahi
kekayaan perpustakaan itu.

Di lain pihak, siswa sebagai peserta didik

dido-

rong agar mau mempergunakan perpustakaan. ^iswa

dapat

8

memperluas wawasannya dengan cara membandingkan

pela -

jaran di kelas yang diberikan guru dengan bahan - bahan
yang ada di perpustakaan. Dengan demikian siswa
saha untuk berpikir mandiri, mampu memecahkan

berumasalah,

mampu berpikir secara individual dan mampu " ' 'bekerja
dengan alat dan bahan bacaan yang ada di

perpustakaan

sekolah. ^emampuan siswa dalam mempergunakan

perpus -

takaan secara operasional diwujudkan dengan

melakukan

kegiatan membaca untuk menunjang program belajarnya.
Proporsi terbesar dari siswa dalam menggunakan perpus takaan adalah untuk mencapai tujuan belajarnya.

Siswa

menempatkan diri pada perpustakaan sekolahnya itu, se -

bagai pemilik buku yang digunakannya untuk mengerjakan
tugas-tugas sekolahnya.

Setelah mengkaji beberapa sumber bacaan, dapat di kemukakan beberapa hal yang menyangkut keberadaan

per -

pustakaan sekolah sebagai suatu sistem pada administrasi
pendidikan .

a. Perpustakaan sekolah adalah suatu unit
' dalam sistem administrasi sekolah. Sebagai

organisasi
anggota

sistem administrasi sekolah, perpustakaan melaksana -

kan perilaku organisasi yang diwujudkan dalam bentuk
perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan.
Ketiga

bentuk fungsi administrasi ini diterapkan

kepada

tiga kegiatan operasional perpustakaan, yakni kegi atan administrasi rutin, pekerjaan teknis perpusta kaan dan pekerjaan pelayanan.

b. Peranan guru sebagai pemelihara, pengembang,penerus,

penerjemah sistem nilai dan penyelenggara tercipta nya proses pendidikan tidak dapat dilepaskan

dengan

fungsi perpustakaan sekolah. Guru adalah : motivator
bagi siswa yang sedang belajar.

Motivasi yang dibe-

rikan guru berwujud usaha-usaha untuk

menciptakan

kondisi sehingga siswa mau melakukan apa yang dian -

jurkan guru dalam proses belajarnya. Guru yang

di -

maksud dalam pembahasan ini adalah guru bidang studi
yang dalam bentuk tehnik mengajarnya mampu melakukan
motivasi kepada siswa dan dapat memberikan .

warna

yang jelas bagi minat siswa untuk belajar dan menda yagunakan perpustakaan.

c. Belajar adalah suatu proses pertumbuhan yang
silkan oleh hubungan berkondisi antara stimulus

diha dan

respons. Proses pertumbuhan yang dihasilkan oleh kon
disi stimulus-respons ini diajukan semata-mata kepada
"... (1) pengurapulan pengetahuan, (2)penanaman konsep
dan kecekatan dan (3) pembentukan sikap dan perbuatan"
(V/inarno Surakhmad, 1973 : 61). Konsep

pengumpulan

10

pengetahuan pada dasarnya diperoleh dari belajar.

S.alah satu kegiatan belajar dilaksanakan dengan membaca. J^enurut William D. Baker, "... 3ekitar 85%

dari seluruh studi, kegiatan belajarnya meliputi
kegiatan membaca" (The Liang Gie, 1982 : 85). Karena
itu metode kemahiran dan segi-segi lain yang berhu -

bungan dengan kegiatan membaca

perlu dimiliki siswa

untuk pengumpulan pengetahuan agar tercapai

belajar yang baik. Kecakapan dan kemampuan

produk

membaca

kadang-kadang dianggap sebagai suatu petunj.uk kemam

puan intelektual siswa. Potensi intelektual yang baik
pada siswa ternyata mempermudah pemahaman konsep yang
terdapat pada media cetak yang dibacanya.

Produk

membaca pada akhirnya adalah suatu pengembangan pern -

bawaan dan penggunaan akal budi secara penuh '

dari

siswa. Secara lambat laun, melalui membaca,

siswa

menyadari bahwa salah satu potensi yang dimilikinya
harus dikembangkan untuk mencapai hasil belajar.
Dalam kegiatan perpustakaan sekolah sehari-hari,

berdasarkan studi penjajagan yang dilakukan f

peneliti

dapat mengemukakan beberapa hal berikut ini.
a. Perpustakaan sekolah telah dikelola sesuai

dengan

kemampuan tenaga perpustakaan sekolah. Selain

itu

pada umumnya perpustakaan sekolah merupakan bagian

11

pencatatan buku yang didistribusi dari pemerintah.
Buku-buku ini biasanya disebut buku paket pemerin

tah. Untuk mencatat buku paket ini , tenaga pusta-

kawan sekolah pada umumnya meminta petunjuk pelak
sanaan dari ^antor Wilayah Pendidikan dan Kebuda -

yaan. Hal ini diungkapkan oleh Dr. Ruchmat Wiria dinata : "... untuk mengelola buku paket terlebih-

lebih buku perpustakaan lainnya, petugas perpusta
kaan sekolah selalu menanyakan petunjuk pelaksa

-

naan kerja di perpustakaan sekolah."(Rachmat Wi

-

riadinata, kuliah umum, 1985, di PPS IKIP Bandung).

Dengan kemampuan pengelolaan perpustakaan yang pada
umumnya masih seadanya dan tanpa juklak (petunjuk
pelaksanaan), sangatlah disangsikan kemampuan per-

pustakaaii sekolah dalam melayani para siswanya.
b. Pemberian motivasi dari guru kepada siswa untuk

mempergunakan perpustakaan sekolah sebagai sarana
belajar tidak nampak dengan jelas. Yang nampak da
lam kegiatan mengajarnya guru belum mengintegra -

sikan perpustakaan sebagai sarana penunjang bela
jar siswa.

c. Kemampuan membaca sebagai sesuatu yang mutlak ha-

,rus dimiliki siswa yang sedang belajar dapat di deteksi dengan keinginan siswa

dalam menggunakan

12

perpustakaan. Koleksi perpustakaan yang ada nam paknya belum dipergunakan untuk pengembangan ke mampuan membaca siswa.

d. Siswa yang berprestasi pada umumnya berkeinginan
menambah pengetahuan secara terus menerus. Akan

tetapi yang nampak, siswa yang berprestasi ini ,
tidak mempergunakan perpustakaan sekolah untuk kepentingan belajarnya lebih lanjut.

Sejalan dengan keadaan perpustakaan sekolah ini ,

mungkin terdapat implikasi yang lebih jauh, yaitu per -

pustakaan sekolah belum merupakan fasilitas pendidikan
yang dapat mendukung pelaksanaan kegiatan kurikuler.
Berdasarkan latar belakang pemikiran inilah,

maka

peneliti menemukan beberapa masalah di dalam penyeleng garaan perpustakaan sekolah di Kotamadya Bandung, khususnya pada tingkat sekolah menengah umum atas. Permasalahan
tersebut peneliti pilih, agar merupakan pembatas yang tepat untuk penelitian ini.

2. Rumusan permasalahan

Dari beberapa pokok latar belakang pemikiran rnasa -

lah dan beberapa permasalahan yang ditemukan, maka pene

liti menetapkan beberapa permasalahan berikut ini.

13

a. Sejauh manakah pengadministrasian perpustakaan yang
telah dilakukan petugas perpustakaan sekolah

dapat

memberikan pelayanan kepada siswanya ?

b. Sejauh manakah pemberian motivasi oleh guru kepada
siswa agar siswa mendayagunakan fungsi perpustakaan
sekolahnya ?

c. Sejauh manakah hubungan fungsional antara kemampuan
membaca siswa dan prestasi belajar siswa ?
d. Adakah perbedaan fungsi perpustakaan bagi

siswa

pada sekolah yang telah memiliki perpustakaan dengan
pengelolaan yang berbeda ?

Untuk itulah dibuat perumusan masalah utama untuk
membatiasi masalah penelitian ini. Masalah utama yang dimaksud dirumuskan sebagai berikut .

"Sejauh manakah hubungan antara pengadministrasian
perpustakaan sekolah dan pemberian motivasi oleh

guru kepada siswa yang berkemampuan membaca

dan

berprestasi baik dengan fungsi perpustakaan bagi
siswa tersebut

?"

Masalah diatas melahirkan judul penelitian
HUBUNGAN ANTARA .ADMINISTRASI PERPUSTAKAAN SEKOLAH
DAN PEMBERIAN MOTIVASI OLEH GURU DENGAN FUNGSI PER

PUSTAKAAN BAGI SISWA (Studi deskriptif analitik terhadap fungsi perpustakaan bagi siswa berprestasi

14

dan berkemampuan membaca baik di Sekolah Menc.ngah
Atas Negeri 2,3,7,10 dan 20 di Bandung)
Penjelasan mengenai masalah yang diteliti adalah
sebagai;-dikemukakan berikut ini.

1) Administrasi Perpustakaan Sekolah adalah fungsi admi
nistrasi sekolah yakni perencanaan, pelaksanaan

pengawasan yang dioperasikan kepada tiga

dan

kegiatan

operasional perpustakaan yakni kegiatan pelayanan

,

kegiatan ketatausahaan dan kegiatan pekerjaan teknis
(technical processing). Konsep ini sejalan dengan

konsep Administrasi Perpustakaan Model Doughnut
(Stueart dan Eastlick, 1981 : 72) . Unsur-unsur yang
diukur adalah :

a) Kegiatan pelayanan perpustakaan meliputi pelayanan
langsung yang berkaitan dengan waktu pelayanan

,

pelayanan peminjaman, penggunaan buku dan non buku
untuk menunjang kegiatan belajar - mengajar.

b) Kegiatan pekerjaan teknis perpustakaan meliputi
kegiatan akuisisi, klasifikasi-katalogisasi

dan

kegiatan mempersiapkan buku dan non buku di perpus
takaan sehingga berdaya guna dan mempermudah peng •
gunaannya oleh pengguna perpustakaan.

c) kegiatan administrasi rutin atau kegiatan yang me
nyangkut segala kegiatan teknis dan operatif untuk
mencapai tujuan pekerjaan.

15

2) Pemberian Motivasi oleh Guru kepada Siswa untuk meng-

gunakan perpustakaan sekolah adalah usaharusaha

guru

yang menciptakan kondisi-kondisi sehingga siswa ingin
melakukan apa yang dianjurkan guru dalam kaitannya de
ngan penggunaan perpustakaan. Usaha guru itu adalah
menstimulasi dan mengarahkan siswa dalam pencaharian

informasi di perpustakaan untuk kepentingan belajar
lebih lanjut. Pemberian motivasi oleh guru lainnya
adalah peran serta guru dalam pembinaan dan pelaksa —

naan penyelenggaraan perpustakaan sekolah. Konsep diatas sejalan dengan pemikiran yang dikemukakan oleh
Douglas (1968 : 14)
Unsur-unsur yang akan diukur adalah

a) kerjalsama guru dengan pustakawan dalam

usaha

mendayagunakan perpustakaan.

b) pengarahanI dan dorongan yang dilakukan guru agar
siswa menggunakan perpustakaan sekolahnya.
3) Fungsi perpustakaan sekolah

bagi siswa .

Siswa menggunakan perpustakaan merupakan suatu indikator keberhasilan pengadministrasian perpustakaan .

Siswa menggunakan perpustakaan karena perpustakaan
memiliki fungsi edukatif, informatif, riset dan re-

kreatif. Konsep ini sejalan dengan Pedoman Standar

Perpustakaan Sekolah di Indonesia (Depdikbud,1978:2)

16

Unsur-unsur yang akan diukur ialah fungsi perpustakaan

bagi. siswa yang menggunakannya karena memiliki :
a) fungsi. informatif yaitu siswa dapat

mengumpulkan

pengetahuan dengan menggunakan perpustakaan.

b) fungsi'edukatif yaitu siswa melakukan

perbuatan

belajar di perpustakaan untuk memperluas

wawasan

bahan pelajaran yang telah diperolehnya di kelas

c) fungsifriset yaitu siswa melakukan kegiatan di per
pustakaan untuk membandingkan konsep-konsep pela

-

jaran yang telah diperolehnya baik dari kelas mau pun dari luar kelas

d) fungsi| rekreatif yaitu penggunaan waktu

senggang

oleh siswa dengan mempergunakan perpustakaan.

4) Siswa berprestasi baik adalah siswa yang memiliki prestasi belajar yang termasuk ke dalam sepuluh

besar ke -

lompok siswa yang terbaik pada'akhir-ajaran semester 7.

Siswa berkemampuan membaca baik adalah siswa yang memi
liki kemampuan mengidentifikasi, mengevaluasi dan mengaplikasikan apa yang telah dibaca. Selain itu siswa ber
prestasi dan berkemampuan membaca baik, pada

umumnya,

berkeinginan menambah pengetahuan secara terus-menerus,

yang bahan-bahan bacaannya antara lain tersedia di per
pustakaan sekolah.

Untuk point 1,2

dan 3 data dapat diperoleh

melalui

angket, observasi dan wawancara. Sedangkan untuk point
data diperoleh dari raport dan tes kemampuan membaca.

4

17

Ketiga variabel ini saling berkaitan dalam kegiatan
administrasi perpustakaan sekolah dan administrasi seko
lah. Adapun variabel-variabel tersebut adalah :

1) variabel!independen atau variabel prediktor . adalah
variabel administrasi perpustakaan sekolah yang dinya-

takan dengan X. ; variabel pemberian motivasi

oleh

guru dinyatakan dengan Xp
2) variabel dependen atau variabel responsnya

adalah

fungsi perpustakaan sekolah bagi siswa . (berprestasi

dan berkemampuan membaca baik) yang dinyatakan dengan
variabel Y

3) adapun, yang dijadikan variabel antara atau intervining
atau moderator adalah siswa yang berprestasi baik dan
berkemampuan membaca baik yang dinyatakan dengan

Y-

dan Yp. Adapun yang dijadikan variabel kontrol adalah
jenis kelamin, usia, perbedaan bidang studi atau ju rusan.

Kerangka yang dikemukakan pada Gambar 2 berikut ini
menjelaskan situasi antara variabel yang dikemukakan diatas.



Administrasi

^erpustakaan
Sekolah

-

(Variabel X.)
Siswa

berprestasi
baik

,^i^j ^\\

(Variabel Y1)

1

y

PUNGSI

PERPUSTAKAAN

BAGI

5j

^>\ SISWA

berkemampuan
membaca baik

Pemberian

Motivasi Oleh
Guru Kepada

Siswa

^

(Variabel Y2)

siswa

(Variabel X )

2J

Gambar 2. Kerangka Penelitian

oo

(Variabel Y)

-———i

19

Dari uraian di atas, dapatlah dirumuskan rincian

penelitian sebagai berikut di bawah ini.
a. Bagaimanakah keadaan pengadministrasian perpusta kaan sekolah pada SMA yang diteliti ?

^b. Sejauh manakah motivasi yang diberikan oleh

guru

kepada siswa agar siswa mempergunakan perpustakaan
sekolahnya ?

c. Bagaimanakah hubungan fungsional antara adminis trasi perpustakaan sekolah, pemberian motivasi gu

ru kepada siswa dengan fungsi perpustakaan sekolah
bagi siswa ?

d. Bagaimanakah hubungan fungsional antara

prestasi

belajar dan kemampuan membaca siswa ?

e.lBagaimanakah ukuran kesamaan rata-rata penggunaan
perpustakaan dilihat

dari kondisi perpustakaannya?

f. Bagaimanakah implikasi setiap variabel penelitian
terhadap keinginan siswa untuk menggunakan perpus
takaan sekolahnya ?
B. Tujuan penelitian

Secara "mum penelitian ini bertujuan untuk men -

dapatkan gambaran kongkrit mengenai administrasi per
pustakaan sekolah dan pemberian motivasi oleh - . guru

kepada siswa serta fungsi perpustakaan bagi siswa

di

Sekolah Menengah Atas Kotamadya Bandung yang diteliti.
Setelah diketahui kondisi-kondisi perpustakaan

diteliti, pemberian motivasi oleh guru kepada

yang

siswa

20

dan fungsi perpustakaan bagi siswa, maka peneliti melan-

jutkan penelitian ini untuk mencapai tujuan khusus seba
gai berikut ini.

1. Mendapatkan pola hubungan fungsional antara pengadmi
nistrasian perpustakaan sekolah dengan fungsi perpus
takaan bagi siswa

2. Mendapatkan pola hubungan fungsional antara pemberian
motivasi oleh guru kepada siswa dengan fungsi perpus
takaan bagi siswa

3. mendapatkan ukuran derajat keterikatan antara pengad
ministrasian perpustakaan sekolah dengan fungsi per pustakaan bagi siswa.

4. Mendapatkan ukuran derajat keterikatan antara pembe rian motivasi oleh guru dengan fungsi

perpustakaan

bagi siswa.

5. Mendapatkan gambaran tentang implikasi kemampuan mem

baca siswa dan prestas'i belajarnya dalam

kaitannya

dengan penggunaan perpustakaan.

6. Mendapatkan gambaran deskriptif tentang

perbedaan

penggunaan perpustakaan oleh siswa pada "Sekolah Mene
ngah Atas Negeri 2,3,7,10 dan 20 yang memiliki

kon

disi dan pengelolaan perpustakaan yang berbe-da-beda .

21

C. Pentingnya penelitian

Penelitian terhadap masalah ini mempunyai beberapa
m^nfaat baik teoritis maupun praktis .

1. Apabila telah ditemukan gejala yang menunjukkan bahwa
pengadministrasian perpustakaan berkaitan •

dengan

flingsi perpustakaan bagi siswa, maka sudah selayaknya
perpustakaan sekolah dikerabangkan secara

-optimal

untuk mencapai tujuan.

2. Pentingnya penelitian ini pun berkaitan dengan pen

-

dapat para ahli bahwa guru selaku pengajar merupakan
kunci dalam membangkitkan motivasi belajar anak.

Karena itulah fungsi guru menjadi analisa dan

obyek

penelitian pendidikan yang seksama.

3. Membaca merupakan kegiatan belajar yang penting dilakukan dalam proses pendidikan. Karena itu siswa

sedang belajar tidak dapat memisahkan dirinya

yang

dengan

kegiatan membaca. Membaca adalah kegiatan yang diba ngun oleh pengalaman yang membentuk pengalaman lain .
Pembentukan pengalaman membaca secara lebih luas

dapat dilakukan melalui perpustakaan. Oleh karena itu
perpustakaan dalam hubungannya dengan

" kegiatan

membaca tersebut perlu mendapat perhatian yang semakin intensif.

4. Pembahasan hasil penelitian ini, diharapkan menjadi
bahan pemikiran yang berrnanfaat untuk usaha mening katkan pelayanan perpustakaan sekolah kepada siswa
dan guru.

BAB

PROSEDUR

III

PENELITIAN

Pelaksanaan penelitian lapangan didahului

oleh

beberapa persiapan sebagai berikut.

1. Meminta izin kepada Kepala Sekolah SMA Negeri 20
untuk melakukan uji-coba instrumen penelitian ke

pada para siswanya yang duduk di kelas III dengan
surat izin dari Dekan Pakultas Pasca Sarjana IKIP

Bandung tanggal 17 Pebruari 1987 nomor 179/PT.25.
8/N/1987.

2. Meminta izin penelitian kepada Direktorat

Sospol

Pemda Tingkat I Jawa Barat dengan surat pengantar
Pembantu Rektor I IKIP Bandung tanggal 18-2-1987
nomor 1120/PT.25.R.I/N/1987. Izin penelitian

di

berikan oleh Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I

Jawa Barat Direktorat Sosial Politik tanggal
Pebruari 1987 Nomor 070.1/596. Selanjutnya

21
iein

penelitian diberikan oleh Kepala Kanwil Depdikbud
Jawa Barat c.q. Koordinator Urusan Administrasi ,

tanggal 2 Maret 1987 Nomor 1353/102/N/87.
3. Memperbanyak instrumen penelitian yang penggunaan-

nya diperuntukkan bagi para siswa sebanyak
gota sampel.

125

ang

126

4. Mencatat dan menghimpun data prestasi

belajar

sepuluh siswa terbaik berdasarkan rapor

Semester

V (lima) tahun ajaran 1986/1987.
5. Menyebarkan instrumen penelitian kepada para res
ponden siswa pada lima buah SMA Negeri di Bandung*

6. Melakukan tes yang berhubungan dengan

kemampuan

membaca yang instrumen dan pelaksanaannya

dila -

kukan sepenuhnya oleh Lembaga Penelitian

IKIP

Bandung.
7. Instrumen penelitian yang dibagikan kepada

siswa

SMA Negeri 2, SMA Negeri 3, SMA Negeri 7, SMA Ne

geri 10 dan SMA Negeri 20

yang kemudian dikum

-

pulkan secara berangsur-angsur.
Penelitian lapangan dilakukan pada bulan Pebru

ari, Maret dan April 1987 yaitu pada tahun .

ajaran

semester VI dan menjelang masa pra EBTA/EBTAKAS pada
bulan Mei 1987.

A.

Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah semua SMA Negeri
yang ada di Kotamadya Bandung. Seluruhnya 20

buah.

Dari populasi itu diambil sampel sebanyak 25% secara

purposif, yaitu sebanyak 5 (lima) buah yang meliputi
SMA N 2, SMA N 3, SMA N 7, SMA N 10 dan SMA N 20.

127

Dari sampel sebanyak 5 (lima) buah ini, kerau
dian ditetapkan menjadi tiga kelompok,
1. Kelompok pertama terdiri dari dua sekolah,

yaitu

SMA Negeri 2 dan SMA Negeri 3 sebagai . . sekolah

yang dianggap telah lama berdiri, memiliki fasi litas yang lebih lengkap, pola kerja yang

mapan

dan merapunyai reputasi yang baik dibandingkan de
ngan sekolah menengah lainnya di Bandung. Perpus
takaan sekolah ini dikelola oleh tenaga adminis -

trasi dan diawasi oleh dua orang guru

bidang

studi.

2. Kelompok kedua terdiri dari satu sekolah . . yaitu,
SMA Negeri 7 sebagai sekolah yang memiliki

per

pustakaan sekolah yang telah dioperasikan sesuai

dengan petunjuk pelaksanaan pengelolaan perpusta
kaan yang tercantum pada Pedoman Standar Perpus takaan di Indonesia tahun 1978. Perpustakaan

ini

dikelola oleh Sarjana Pendidikan Ilmu Perpusta. j.-,
kaan dan Pustakawan terta tar berpengalaman lebih
dari 20 tahun.

3. Kelompok ketiga terdiri dari dua sekolah,

yaitu

SMA Negeri-10 dan SMA Negeri 20. Sekolah-sekolah
ini dianggap masih muda 3ejaran pertumbuhan

dan

pengalamannya. Namun walaupun demikian, ke

dua

128

sekolah ini telah memiliki sarana

perpustakaan

yang memadai dan dikelola oleh tenaga pustakawan
tertatar.

Pengumpulan data melalui angket dari

sepuluh-

siswa berprestasi terbaik dilakukan peneliti sendiri

dengan mendapat bantuan dari Kepala Sekolah,

Wakil

Kepala Sekolah, Guru Urusan Kurikulum, Guru

Biabi-•'*

ngan dan

untuk

Penyuluhan atau guru yang ditunjuk

melayani kepentingan penelitian ini.

Pelaksanaan tes pemahaman bacaan untuk mengukur

kemampuan membaca dilakukan langsung oleh

petugas

dari J^embaga Penelitian IKIP Bandung atas permintaan
peneliti,;

Daftar nilai atau notasi prestasi siswa sepuluh

terbaik berdasarkan rapor Semester V tahun ajaran 86/
87 diperoleh dari Wakil Kepala Sekolah atau guru yang
mengurus bidang kurikulum.

B.

Metode penelitian.

Penelitian ini menggunakan metode

deskriptif -

analitik. Metode ini dilakukan melalui tehnik pengum

pulan data sebagai berikut.

•129

1. Penelitian aspek yang berkenaan dengan

anggota

sampel yang berkedudukan sebagai pengelola

per -

pustakaan, pimpinan sekolah dan guru ditempuh de
ngan tehnik wawancara dan observasi.
2. Penelitian anggota 3ampel siswa dilakukan

tehnik tes kemampuan memahami isi bacaan

dengan

dan

angket mengenai aspek administrasi perpustakaan ,
pemberian motivasi oleh guru dan fungsi perpusta
kaan bagi siswa.

3. Penelitian bahan notasi tentang prestasi

belajar

siswa berupa prestasi pada rapor Semester V tahun
ajaran 1986/1987.

Hipotesis penelitian ini diuji dengan statistik
non parametrik, yaitu : .

a. analisis korelasional untuk mengetahui tingkat ke

terikatan dan daya determinasi dari setiap vari abel.

b. analisis perbedaan dua rata-rata.

C

Anggapan dasar dan hipotesis

Ada beberapa anggapan dasar yang

pegangan penelitian ini. Anggapan dasar
adalah sebagai

berikut.

merupakan

tersebut

130

1. Sekolah Menengah Atas, sebagai suatu sistem orga
nisasi sekolah yang bertujuan mencapai

pendidikan secara optimal, memiliki

tujuan

perpustakaan

sebagai sarana penunjang kelangsungan proses be lajar-mengajar. Perpustakaan dapat melayani

se -

cara pasti seluruh karakter kurikulum dalam peng
ajaran sekolah.

2. Guru bidang studi sebagai individu yang mengha

-

silkan perilaku mengajar dan pemberi motivasi be
lajar kepada siswa dapat memberikan warna

yang

jelas terhadap perilaku siswa untuk belajar

dan

mendayagunakan perpustakaan sekolahnya.

3. Siswa yang sedang belajar tidak hanya mempelajari
bahan yang diperoleh dari guru di kelas, _ -Siswa

belajar melalui pengalaman yang akan menghasilkan

perubahan (pematangan, pendewasaan) pola

tingkah

laku, perubahan dalam sistem nilai di dalam per -

bendaharaan konsep-konsep (pengertian) serta

di

dalam kekayaan informasi. Pengalaman ini dapat di
peroleh salah satunya dengan kegiatan menggunakan
perpustakaan.

Dengan angapan dasar di atas, peneliti menetap -

kan hipotesis utama (hipotesis mayor) sebagai berikut;

131

M Apabila pengadministrasian perpustakaan efek
tif dan pemberian motivasi oleh guru

kepada

siswa baik, maka perpustakaan akan "

berfungsi

bagi siswa berprestasi dan berkemampuan membaca
baik."

Pengujian hipotesis dilakukan berdasarkan hipo
tesis minor sebagai berikut .

1) Terdapat hubungan yang positif dan berarti antara
pengadministrasian perpustakaan sekolah

dengan

fungsi perpustakaan bagi siswa.

2) Terdapat hubungan yang positif dan berarti antara
pemberian motivasi oleh guru kepada siswa

dengan

fungsi perpustakaan bagi siswa.

3) Daya determinatif antara pemberian motivasi

oleh

guru kepada siswa dengan fungsi perpustakaan bagi
siswa cukup berarti.

4) Daya determinatif antara pengadministrasian

per

pustakaan sekolah dengan fungsi perpustakaan bagi
siswa cukup berarti.

5) Terdapat pola hubungan yang positif dan

berarti

antara kemampuan membaca siswa dengan prestasi be
lajarnya.

6) a. Terdapat pola hubungan yang positif dan
arti antara kemampuan membaca siswa
fungsi perpustakaan sekolah bagi siswa.

ber dengan

132

b. Terdapat pola hubungan yang positif dan

arti antara prestasi belajar siswa

b«r-

dengan

fungsi perpustakaan sekolah bagi siswa.

7) Tidak terdapat perbedaan yang berarti (signifi -

kan) dalam fungsi perpustakaan bagi siswa dian tara para siswa di :

SMA Negeri 2 dan 3 dengan SMA Negeri 7
SMA Negeri 10 dan 20 dengan SMA Negeri 7

SMA Negeri 2 dan 3 dengan SMA Negeri 10 dan 20

D. Validitas dan reliabilita3 Instrumen ^engumpul
Data.

1. Instrumen Pengumpul Data.

Tehnik pengumpulan data yang digunakan
studi ini adalah tehnik angket yang

.dalam

penggunaannya

dan pembuatannya khusu3 untuk kepentingan penelitian

ini. Bulir-bulir pernyataan disusun dalam

bentuk

kalimat yang sesuai dengan hal yang akan

diteliti.

Bulir-bulir pernyataan disusun dalam bentuk

yang menggambarkan situasi dan kondisi

kalimat

pendidikan

di sekolah, khususnya perpustakaan. Instrumen peleng-

kap digunakan wawancara dan observasi baik

dengan

sampel maupun dengan pihak-pihak yang terlibat
ngan tujuan penelitian ini. Pihak-pihak

de -

tersebut

133

adalah siswa, pustakawan dan stafnya, kepala sekolah

dan para guru. Wawancara dan observasi ini

terutama

ditujukan untuk memperjelas data yang dijaring
angket. Angket sebagai instrumen utama,

penyusunan

dan pengembangannya melalui prosedur-prosedur

yang

ditetapkan sebagai syarat-syarat penelitian.
bulir pernyataan dan pertanyaan yang

oleh

Bulir-

.masing-masing

terdiri dari 50 buah berarti 150 item disederhanakan

menjadi 30 item untuk Variabel X- (Pengadministra.

-

sian Perpustakaan Sekolah, 10 item untuk Variabel Xg
( Pemberian Motivasi Oleh Guru Kepada Siswa )

dan

30 item untuk Variabel Y (Pungsi Perpustakaan

bagi

Siswa).

Data yang akan dijaring berkenaan erat
variabel-variabel penelitian. Model yang

dengan.
dipergu -

nakan untuk jawaban yang diperoleh adalah skor

1

dan 0. Pernyataannya mengungkapkan situasi perpus takaan sekolah yang terdiri atas aspek - aspek

:

a. masalah.pengadministrasian perpustakaan 3ekolah.

b. masalah pemberian motivasi oleh guru kepada sis
wa dalam penggunaan perpustakaan sekolah.

c. masalah fungsi perpustakaan sekolah bagi siswa.

Dengan demikian jumlah bulir pernyataan

yang

mencakup tiga variabel penelitian ini adalah seba nyak 70 buah item.

134

Sedangkan untuk mengetahui kemampuan

membaca

siswa digunakan tes kemampuan membaca yang mempergu

nakan instrumen pendahuluan khusus yang disusun oleh

tim dari Lembaga Penelitian IKIP Bandung, . kemudian
dilengkapi dengan tes membaca komprehensif yang di susun khusus untuk penelitian ini. Data prestasi be
lajar siswa diperoleh dari data hasil belajar siswa

berdasarkan rapor Semester V tahun ajaran 1986/1987.
Khusus terhadap kemampuan membaca dan

prestasi

belajar tidak dilakukan uji validitas dan reliabi

-

litas. Hal ini disebabkan prestasi belajar dan ke

-

raampuan membaca merupakan alat tes yang sudah baku .

Instrumen Variabel X^, Variabel X2 dan Variabel Y di
uji lebih dahulu tingkat validitas dan reliabilitas—
nya.

2. Uji-coba dalam rangka 'validitas dan reliabilitas
instrumen.

Validitas mempersoalkan keabsahan masalah ins —

trumen yang digunakan untuk mengukur suatu atribut ..

Melalui pengukuran validitas dapat ditilik isi
kegunaan suatu alat ukur, sehingga dapat

dan

digunakan

penelitian. Unsur-unsur yang terdapat dalam

alat

ukur disesuaikan dengan konsep dan variabel

yang

135

hendak diukur.

Validitas menurut Stephen Isaac dan William
Michael (1981:120) seperti yang dikutip oleh
Anwar adalah : " ... validity information

B.

Idochi

indicates

to which the test is capable of achieving . certain
aims". Sedangkan menurut Julian C. Tanley dan

K.D.

Hopkins adalah :

The validity of measure is ' how well

it

fulfills the function for which it is

being

used the degree to which it is capable
achieving certain aims. Regardless of
other merits of a test, if it lacks

of
all

validity

for a particular task, the information

it

provides Is useless. The validity of a test

is the accuracy of spesific predicition made
from its scores. (Stanley and Hopkins, 1972 :
101)

Ada tiga macam validitas yakni "...(1) validi tas isi, (2) validitas prediktif dan (3) " validitas
construct" (Nasution, 1982 : 87) . Validitas

isi

yaitu suatu keadaan instrumen."dimana pertanyaan yang

diajukan dapat mewakili seluruh isi suatu variabel .
Validitas prediktif yaitu kemampuan suatu

instrumen

penelitian untuk meramalkan dan juga menjelaskan hal
hal yang berhubungan dengan masa yang akan

datang .

Validitas konstruk ialah menyangkut kesesuaian

pengukuran dengan konsep (construct). Yang

hal

dibahas

dalam validitas construct adalah isi dan maksud (mak

na) dari suatu konsep dan dari suatu alat ukur

yang

136

dipakai untuk mengukur konsep tersebut.

Validitas

instrumen penelitian administrasi perpustakaan, pem

berian motivasi dari guru kepada siswa dan

fungsi

perpustakaan termasuk jenis validitas isi dan vali ditas construct .

Untuk mengukur validitas instrumen

penelitian

ini, maka peneliti melakukan pra-survai. Pra-survai
dilakukan dalam rangka menetapkan perpustakaan seko

lah yang memadai untuk diteliti pada bulan Januari Pebruari 1986. Setahun kemudian, pada tanggal 16 Pe
bruari 1987 mengadakan uji-coba instrumen pada siswa
kelas III di SMA Negeri 20 yang disebarkan

secara

random. Sesuai dengan jumlah responden yang direnca-

nakan, maka uji coba validita3 dan reliabilitas ini
disebarkan sebanyak 50 eksemplar.

Selain uji-coba kepada siswa, maka . Instrumen

penelitian ini diperiksa oleh 5 ahli dalam

bidang

penelitian dan ahli perpustakaan. Pemeriksaan

oleh

ke 5 ahli yang berwenang ini dilakukan untuk

dapat

melihat apakah instrumen yang dibuat oleh

peneliti

cukup memadai atau tidak.

Pada permulaan penyusunan instrumen penelitian
disusun'lebih dahulu kisi-kisinya sesuai
aspek-aspek sebagai berikut .

dengan

137

a. Variabel Administrasi Perpustakaan Sekolah

yang

meliputi (1) pelayanan, (2) technical processing,
dan (3) administrasi Rutin.

b. Variabel Pemberian Motivasi Oleh Guru Kepada Sis
wa meliputi (1) kerja sama guru dengan pustakawan
dalam usaha mendayagunakan perpustakaan (2) peng-.
arahan dan dorongan yang dilakukan guru agar sis
wa mempergunakan perpustakaan sekolahnya.

c. Variabel Pungsi Perpustakaan Sekolah Bagi

Siswa

meliputi (iy fungsi edukatif, (2) fungsi; lnformajtif, (3) fungsi! riset dan (4) fungsi rekreatif.
Setiap variabel di atas dikelompokkan menjadi

Instrumen A (X^, Instrumen B (X2) dan Instrumen C
(Y). Sedangkan Kemampuan Membaca Siswa dengan Vari -

abel Y2 dan Prestasi Belajar Siswa dengan Variabel Y^
Perhitungan reliabilitas instrumen dilaksanakan

dengan menggunakan metode belah dua (Split Half
Method ) dari Spearman Brown yang disertai :.

-

dengan

Product Moment yang dikutip dari Edwards, 1957 : 152

(Roohman Natawidjaja, 1985 : 241). Nasution ( 1982 :
68) dan Sutrisno Hadi (1981 : 289 - 297)
aebagai
berikut":

138

-

Xm

X

R

4
n

2

•xy

n

xy

(Is:2) (ly2)
dan

2 r1.2
nn

1 + (n - 1) r 1.2

Sedangkan untuk mencari validitasnya dipakai rumus-rumus sebagai berikut :

2

d^p

=

(IP2)
n

(I^r) 2

"

(&P)2
n

.

S

(&p)2

d2r
n

n

.

N

139

(£ xp);
x2t

^

Ip
n

.

N

x2t - d2p - d2r
d2p
( dk

=

N

- 2)

dk

*\
dk .

nn

(H-D

VP -

ve



VP

'nn

rnn

N

-

2

1 ~(rnn)
nn.'

*hit

S^* *tab

2

berarti valid, reliabel

dan

signifikan. (Guilford, 1973 seperti yang dikuliahkan
Dr. Bambang Soewarno, November 1985)

140

Hasil pengujian reliabilitas dan validitas selengkap
nya adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

No

Validitas

Instrumen

Reliabilitas

'tab

'tab

2,682

1

Variabel A

0,79

6,82

1,70

0,66

6,1

2

Variabel B

0,91

6,65

1,70

0,88

5,18 2,682

3-

Variabel C

0,62

4,16

1,70

0,84

5,8

Catatan

2,682

ttab (0f95 . 50)

Menyimak tabel di atas, maka validitas dan re liabilitas item variabel X.. (Pengadministrasian Per

pustakaan Sekolah) dan variabel Y (Pungsi Perpusta kaan Bagi Siswa) adalah sedang , sedangkan untuk va

riabel Xp ( Pemberian Motivasi Oleh Guru Kepada Sis
wa)

adalah tinggi. Maka bulir-bulir pernyataan da

pat dipakai sebagai instrumen penelitian yang

-

sahih

dan absah. Setelah teruji, maka disusunlah kisi-kisi

instrumen penelitian sebagai tampak pada Tabel no. 2
berikut ini :

141

Tabel 2. KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN

Nomor

wAspek-Aspek

Instrumen A

:

Administrasi Perpustakaan
Sekolah (Variabel X )
2. Technical Processing

1,2,3,4,5,6,7,8,9,10
11,12,13,14,15,16,17,

3. Administrasi rutin

21,22,23,24,25,26,27,

1. Pelayanan Perpustakaan

Instrumen B

18,19,20

28,29,30

:

Pemberian Motivasi oleh

guru kepada siswa untuk
mendayagunakan fungsi

perpustakaan.(Variabel Xg)
1. Kerja soma guru dengan
Pustakawan

2. Pembgrian motivasi
oleh guru
Instrumen C

1,2,4,8,10

3,5,6,7,9,

:

Pungsi .Perpustakaan bagi
Siswa (Variabel Y)

1. Pungsi edukatif

2. Pungsi inforraatif
3. Pungsi riset
4. Pungsi rekreatif

1.2,3,4.5,6,7,8

9,10,11,12,13,14,15,16

T7,18,19,20,21,22,23,24
26,26,27,28,29,30

142

Variabel kemampuan membaca (Yp) meliputi tes
tes potensi dan bakat bahasa, pemahaman

membaca

(telaah isi) dan kemampuan bahasa terurai

sebagai

berikut

:

Tabel 3. KISI-KISI VARIABEL KEMAMPUAN MEMBACA

Jenis tes

Persamaan dan lawan kata

Kemampuan berbahasa

Keterangan

Melihat potensi dan
bakat (baku)

EKSBA

Melihat kemampuan

Penggunaan bahasa

berbahasa (baku)

Pemahaman membaca

Melihat kemampuan membaca
komprehensif

(membaca telaah isi)

Variabel Prestasi Belajar (Y ) iiambil

dari

notasi indeks prestasi belajar siswa yang dipero
leh dari rapor Semester V.

BAB

V

KESIMPULAN DAN SAKAN

A.

Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan hasil analisis data, dapat
ditarik beberapa kesimpulan sebagaii berikut. •

1. Fungsi perpustakaan bagi siswa secara empirik diten
tukan oleh kesiapan pengadministrasian perpustakaan.
Dengan kata lain fungsi perpustakaan bagi siswa ada
lah fungsi dari pengadministrasian perpustakaan.

a. Kapasitas

pengelolaan perpustakaan aekolah yang

sedang, tidak dapat didayagunakan oleh siswa ber

prestasi dan berkemampuan membaca balk karena be
lum tercapainya target kekuatan koleksi yang maksimum dan berdistribusi tepat.

b. Kemampuan menejerial pustakawan sekolah yang uta
ma adalah menemukan kunci antara kebutuhan pema -

kai dan kekuatan mempersiapkan koleksi

yang. belum

direalisasi dengan melakufian penelitian kepuasan
pelayanan yang bersinambungan.

c. Keterbatasan dana menjadi penghambat utama dalam

pengembangan perpustakaan. Kekurang.an personil
dapat ditanggulangi dengan mengikut sertakan mu

rid pustakawan dalam mengelola perpustakaan khu susnya di bidang teknis dan pelayanan.

185

186

2. Pemberian motivasi oleh guru kepada siswa dalam kait
annya dengan fungsi perpustakaan menjadi tidak berar
ti kalau kesiapan perpustakaan dalam menunjang proses

belajar-mengajar belum sesuai dengan tuntutan

kegi

atan belajar-mengajar.

a. Belum ada kerja sama yang baik antara para

guru

sebagai motivator bagi siswa dan pustakawan di SMA
Negeri 2,3,10 dan 20 sebagai penyajM jasa pelayan
an perpustakaan. Sebaliknya pada perpustakaan

SMA

Negeri 7 , partisipasi guru sudah menunjukkan
eksistensi suatu perpustakaan sekolah.
b. Pemberian motivasi oleh guru kepada siswa untuk

menggunakan perpustakaan tidak diikuti oleh gerak

positif fungsi-fungsi perpustakaan.
c. Para guru lebih banyak mengisi waktu luangnya di
kamar guru atau di tempat lainnya daripada

di

perpustakaan.
3. Prestasi belajar merupakan fungsi kemampuan membaca ,
sebaliknya kemampuan membaca merupakan fungsi pres
tasi belajar pada siswa SMA Negeri 7. Akan

-

tetapi

pada SMA Negeri 2,3,10 dan 20 hubungan antara pres' tasi belajar dan kemampuan membaca berk