HUBUNGAN ANTARA ADMINISTRASI PERPUSTAKAAN SEKOLAH DAN PEMBERIAN MOTIVASI OLEH GURU DENGAN FUNGSI PERPUSTAKAAN BAGI SISWA.
HUBUNGAN ANTARA ADMINISTRASI PERPUSTAKAAN SEKOLAH
DAN PEMBERIAN MOTIVASI OLEH GURU
DENGAN FUNGSI PERPUSTAKAAN BAGI SISWA
T
E S I S
Diajukan kepada Panitia Ujian Tesis
Institut Keguruan dan llmu Pendidikan Bandung
untuk memenuhi sebagian dari syarat
Program Pasca Sarjana Strata 2 ( dua ) Bidang
Studi Administrasi Pendidikan
Oleh
Yooke Tjuparmah S. Komaruddin
Nomor Pokok : 402/A/XVI-8
FAKULTAS
PASCA
INSTITUT KEGURUAN
SARJANA
DAN ILMU PENDIDIKAN
BANDUNG
19
8
9
r
DISETUJUI DAN DISYAHKAN OLEH PEMBIMBING
Prof DR. H. Achmad Sanusi
Pembimbing I
Prof. DR. H. Engkoswara, M.Ed.
Pembimbing II
FAKULTAS PASCA
SARJANA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BANDUNG
19
8
9
Show me a poor library,
I'll show you a poor education.
( Donald Emory )
\
ABSTRAK
Penelitian ini bermaksud mengungkapkan permasalahan :
"Sejauh manakah hubungan antara pengadministrasian perpus
takaan sekolah dan pemberian motivasi oleh guru
kepada
siswa yang berkemampuan membaca baik dan berprestasi
dengan fungsi perpustakaan bagi
baik
siswa tersebut ?"
Untuk keperluan ini peneliti mengajukan hipotesis
:
"Apabila pengadministrasian perpustakaan efektif dan pem
berian motivasi kepada siswa baik, maka perpustakaan
berfungsi bagi siswa berprestasi dan berkemampuan
akan
membaca
baik".
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa
perpustakaan bagi siswa ditentukan
fungsi
oleh kesiapan pengad -
ministrasian perpustakaan sekolahnya. Sedangkan
pemberian
motivasi oleh guru kepada siswa belum diikuti oleh
gerak
positif pengadministrasian perpustakaan.
£ada umumnya prestasi belajar siswa belum
merupakan
fungsi kemampuan membaca siswa dan sebaliknya,
kecuali
bagi siswa SMA Negeri 7 Bandung. Hal ini disebabkan iantara
lain karena prestasi belajar dan kemampuan membaca
belum atau tidak terkembangkan oleh koleksi
perpustakaan
sekolahnya. Penelitian ini ternyata memunculkan
baru untuk penelitian selanjutnya.
xvi
siswa
masalah
DAPTAR
ISI
KATA PENGANTAR
*•
UCAPAN TERIMA KASIH
±±±
DAPTAR GAMBAR-
**!
DAFTAR TABEL
xiii|
ABSTRAK
BAB
xvi!
I
: PENDAHULUAN
A. Permasalahan
1
1. Latar belakang masalah ........
2. Rumusan permasalahan
BAB
••••
1
'^
B. Tujuan Penelitian
19
C. fentingnya Penelitian
21
II : ADMINISTRASI PERPUSTAKAAN SEKOLAH, PEMBERIAN MOTIVASI OLEH GURU DAN FUNGSI
PERPUSTAKAAN BAGI SISWA
.-:' «.
A. Administrasi Perpustakaan Sekolah.
1. Sekolah dan Perpustakaan
22
2. Ruang Lingkup Administrasi Per
pustakaan
34
3. Pemahaman Berbagai Pelayanan
Perpustakaan
••«
55
4. Kreativitas Pustakawan dalam
Perabinaan Perpustakaan
viii
j6
B. Peranan Guru dalam Perpustakaan
1. Guru sebagai pengajar
84
2. Guru sebagai motivator
89
3. Guru sebagai anggota team perpustakaan
sekolah
95
C. Siswa sebagai Pemakai Perpustakaan
1. Fungsi Perpustakaan Bagi Siswa
2. Kemarapuan Membaca Siswa ^
99
102
D. Penelitian Sebelumnya
1. Penelitian di Amerika Serikat
112
2. Percobaan Isabel Schon
112
3. ^enelitian di Cranfield Inggris
113
E. Kesimpulan Hasil Studi Kepustakaan dan Pe nelitian sebelumnya
BAB III
: PROSEDUR PENELITIAN
A. Populasi dan Sampel
126
B. Metode Penelitian
128
C. Anggapan Dasar dan Hipotesis
129
D.
Validitas dan Reliabilitas Instrumen
pengumpul data
BAB IV
120
132
: HASIL PENELITIAN
A. Pengolahan dan Analisis Data
1.
Distribusi Data
ix
143
144
2. Pengujian Hipotesis
*
149
B. Diskusi Hasil Penelitian
1. Hubungan antara pengadministrasian
perpustakaan sekolah dengan fungsi
perpustakaan bagi siswa
164
2. Pemberian motivasi oleh guru kepada
siswa dalam kaitannya dengan fungsi
perpustakaan bagi siswa
174
3. Hubungan antara kemampuan membaca
dengan prestasi belajaa siswa
4. Hubungan antara Kemampuan Membaca
dan prestasi belajar siswa dengan
Fungsi Perpustakaan
5. Perbedaan fungsi perpustakaan bagi
siswa
BAB V
178
1Q1
183
: KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
185
B. Saran-Saran
188
C. Penelitian Lebih Lanjut
190
LAMPIRAN-LAMPIRAN
A. Daftar Kepustakaan
19
B. Instrumen-Instrumen Penelitian
C. Pengolahan Data
21 7
D. Surat-Surat Keterangan
295
DAFTAR GAMBAR
Nomor
hal.
1. Garis Kekuasaan di Sebuah Sekolah Besar
2; S^rangka Penelitian
5
-.
18
3. Proses Interaksi Bahan Pustaka dan Pengajaran ..
26
4. Model Kegiatan Untuk Pusat Belajar Siswa
30
5. Organisasi dan Pelayanan Perpustakaan Sekolah ..
39
6. Pola Organisasi Model Doughnut
41
7. Urutan Langkah Akuisisi
44
8. Bagan .Rancangan Sistem Instruksional
46
9. Langkah-lang kah Prosedur Penganggaran
52
10. Pelayanan Perpustakaan
58
11. Modifikasi Sistem Pelayanan Informasi di Perpus
takaan Sekolah Menengah Atas
g0
12. Arus Informasi dalam Suatu Continuous Progress
School
62
13. Alur ringkas Pelayanan Referens
71
14. Kriteria Pustakawan Referens
72
15. Modifikasi Model Motivasi Porter and Lawler
.
94
16. Metode Membaca Telaah Isi
108
17. Panca Untai Membaca Pengarahan Diri
Ill
18. Nilai yang disajikan Siswa dari Sistem Perpus
-
takaan
H£
19. Hubungan antara Variabel X1, Variabel X2 dengan
Variabel Y
152
XI
20. Hubungan antara Variabel Y-, dengan Variabel Y2
156
21. Hubungan antara Variabel Y1 dengan Variabel Y
158
22. Hubungan antara Variabel Y2 dengan Variabel Y
160
xii
DAFTAR TABEL
Tabel nomor :
halaman :
1. Validitas dan reliabilitas Instrumen
HO
2. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Teruji
141
3. Kisi-ki3i Variabel JCemampuan ^embaca
142
4. Hasil Distribusi Data X
145
5. Hasil Distribusi Data X2
145
6. Hasil Distribusi Data Y
146
7. Hasil Distribusi Data Y
146
8. Hasil Distribusi Data Y
2
9. Rata-rata Skor Jawaban Responden
146
148
10. Keadaan Tenaga Perpustakaan SMA
171
11. Rekapitulasi Skor Data
217
12. Uji Normalitas Lilliefors Variabel X1 SMA 2-3
13. Uji Normalitas Lilliefors Variabel X2 SMA 2-3
219
221
14. Uji Normalitas Lilliefors Variabel Y SMA 2-3
223
15. Uj£ Normalitas Lilliefors Variabel X1 SMA 7..
225
16. Uji Normalitas Lilliefors Variabel X2 SMA 7..
226
17. Uji Normalitas Lilliefors Variabel Y SMA 7...
227
18. Uji Normalitas Lilliefors Variabel X. SMA 10-20
228
19. Uji Normalitas Lilliefors Variabel X2 SMA 10-20 230
20. Uji Normalitas Lilliefors Variabel Y SMA 10-20
xm
232
21. Analisis Korelasi X1 dengan Y SMA 2-3 ......234
22. Analisis Korelasi X1 dengan Y SMA 7
237
23. Analisis Korelasi X.. dengan Y SMA 10 - 20
240"
24. Analisis Korelasi X2 dengan Y SMA 2-3
242
25. Analisis Korelasi X2 dengan Y SMA 7
245
26. Analisis Korelasi X dengan Y SMA 10 - 20
247
27. Uji Normalitas Lilliefors Variabel Y? SMA 2-3 ..249"
28. Uji Normalitas Lilliefors Variabel Y
SMA 2-3 ..25V
29. Analisi3 Korelasi Y dan Y2 SMA 2 dan 3
252
30. Uji Normalitas Lilliefors Variabel Y1 SMA 10-20.255
31. Uji Normalitas Lilliefors Variabel Yg SMA 10-20.257
32. Analisis Korelasi Y1 dan Y2 SMA 10-20
259
33. Uji Normalitas Lilliefors Variabel Y., SMA 7
262
34. Uji Normalitas Lilliefors Variabel Y2 SMA 7 ....263
35. Analisis Korelasi Y- dan Y2 SMA 7
36. Analisis Korelasi Y^ dan Y di SMA 2 dan 3
264
266
37. Analisis Korelasi Y1 dan Y di SMA 7
38. Analisis Korelasi Y1 dan Y di SMA 10 dan 20
269
272
39. Analisis Korelasi Y2 dan Y di SMA 2 dan 3
275
40. Analisis Korelasi Y2 dan Y di SMA 7
278
41. Analisis Korelasi Y2 dan Y di SMA 10 dan 20
281
42. Significant Values of (3 for Testing HQ
287
xiv
43.
Daftar E
288
44. Daftar G
2Q9
45. Daftar H
290
46. Daftar I
291
xv
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Permasalahan
1. Latar belakang masalah
Konsep tentang nilai, pengetahuan dan teknologi yang '
dimiliki masyarakat, secara terus menerus
diperkenalkan
oleh generasi sebelumnya kepada generasi berikutnya. Ni
lai, pengetahuan dan teknologi ini - diperlukan manusia
untuk dapat mempertahankan dan
melangsungkan hidupnya.
Proses pengalihan nilai, pengetahuan dan teknologi dari
generasi ke generasi itu biasa disebut sebagai transmisi
kebudayaan. Transmisi kebudayaan dilakukan melalui pendidikan formal, informal dan non-formal.
Para ahli pendidikan cenderung .- memandang sekolah
sebagai alat yang paling efektif untuk menyampaikan nilai,
pengetahuan dan teknologi tersebut. Sekolah dianggap seba
gai tempat yang tepat untuk mendidik anak agar menjadi
manusia dewasa dalam masyarakat. Herbert Spencer (I860)
seperti yang dikutip Nasution (1987 : 55) mengungkapkan
bahwa sekolah perlu menyampaikan nilai-nilai, pengetahuan
dan teknologi ini untuk :
- selx preservation
m
- securing the necessities of lire
- rearing a family
- maintaining proper social and political
relationships
- enjoying leisure time
Jadi pada dasarnya pendidikan adalah usaha dari
generasi tua yang dilakukan secara sadar untuk mengalihkan nilai, pengetahuan , pengalaman, kecakapan dan
keterampilannya kepada generasi muda sebagai
usaha
agar dapat memenuhi fungsi hidupnya. Di *Indonesia ,
perihal pendidikan ini diatur oleh UUD '45 pasal 31
dan 32 yang dijabarkan dalam Garis-Garis Besar Haluan
Negara yang diperbaharui dan disempurnakan
setiap
5 (lima) tahun sekali. Tujuan pendidikan nasional yang
hendak dicapai, diuraikan secara spesifik dalam tujuan
institusional. Bagi Sekolah Menengah - Atas'
tujuan
institusional umumnya adalah :
- menjamin wargananegara yang baik sebagai
manusia yang utuh, sehat, kuat lahir dan
-me^uasai hasil-hasil pendidikan "*"*
yang merupakan kelanjutan dari pendidikan
di Sekolah Menengah Umum Tingkat Pertama
- memiliki bekal untuk melanjutkan studinya
ke lembaga pendidikan yang lebih tmggi
dengan menempuh ;!
.
(a) program umum yang sama bagi semua
siswa
(b) program pilihan bagi mereka yang mempersiapkan dirinya untuk studi di
lembaga pendidikan yang lebih tinggi
(c) memiliki bekal untuk terjun ke masya
rakat dengan mengambil keterampilan
untuk bekerja yang dapat dipilih oleh
siswa sesuai dengan mmatnya dan keoutuhan masyarakat.
(Nasution, 1982 : 52)
Selanjutnya tujuan pendidikan umum
dijabarkan
menjadi tujuan khusus. Tujuan khusu3 pendidikan
di
Indonesia untuk tingkat sekolah menengah atas dija -
barkan dalam bidang pengetahuan, bidang keterampilan
serta bidang nilai dan sikap.
Sekolah sebagai pelaksana pendidikan melakukan
suatu tata kerja yang telah ditetapkan untuk
menca-
pai tujuan pendidikan. Tata kerja yang kompleks ini
biasa disebut dengan administrasi pendidikan. Secara
terinci dikemukakan bahwa :
Administrasi Pendidikan adalah penataan sum-
ber daya manusia, kurikulum atau sumber belajar dan fasilitas lainnya untuk mencapai
tujuan pendidikan secara optimal dan pencip-
taan suasana yang baik bagi manusia yang tu-
rut serta di dalam mencapai tujuan pendidikan
yang disepakati (Engkoswara, 1984 : 11)
Administrasi dalam proses pendidikan
meliputi
seluruh perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan
hadap kegiatan operasional pendidikan.
ter-
Kegiatan
operasional pendidikan antara lain berupa pengelolaan
kurikulum, metode, alat pengajaran, murid, guru,; personil tata-usaha dan pengelolaan sumber belajar.
Lebih jauh lagi administrasi pendidikan
sebagai
suatu proses sering ditafsirkan sebagai suatu
penca-
paian tujuan organisasi sekolah yang memiliki anggota
anggota yang dapat membuat keputusan dan
bertindak
sesuai dengan tujuan yang telah digariskan.
mewujudkan kerja administrasi itu,
Untuk
maka dibentuklah
suatu sistem yang mempermudah bergeraknya fungsi-fungsi
administrasi. Sistem tersebut berwujud
organisasi
.
Organisasi tidak ubahnya dengan suatu sistem yang mem -
bagi pekerjaan administrasi ke dalam kedudukan - kedn dukan menejemen dalam suatu struktur kerja-sama
pengadaptasian dari strulctur-struktur itu
dan
kepada
manusia yang melaksanakan fungsi-fungsi
administrasi
dalam organisasi. Maka dibuatlah bagan organisasi
struktur organisasi yang merupakan diagram
atau
kedudukan-
kedudukan dan hubungannya satu sama lain. Bagan organi
sasi dapat merupakan alat bantu yang bernilai dalam pe-
netapan fungsi organisasi. Bagan ini pun membantu usaha
menstrukturkan wewenang dan tanggung-jawab,
kegiatan
dan arus komunikasi.
Salah satu bentuk organisasi yang
menggambarkan
garis wewenang yang terinci dalam organisasi
sekolah
adalah model yang digambarkan oleh Oteng Sutisna (1983:
181 ). Model organisasi yang dipergunakan untuk melak -
sanakan proses administrasi pendidikan ini
dilihat pada Gambar 1. berikut ini :
dapat
KEPALA SEKOLAH
PEMB.ADM.
PEMB KEPSEK
"i—r~
Kur & Guru
EPSEKJ
PEMB KEPSE
J
PEMB KEPSEK
Tata Usaha
Murid
- Kep.Pelayanan Bimb.
P Kep.Ur.Peg
r- Kep. Perpustakaan
- Kep.Prog.Pend.
orang dewasa
- Kep. Pela-
- Pengawas
- Kep.Prog.Pendi
- Kep. Regris-
- ivep.Cafetaria
dikan waktu libur
besar
KETUA DEP.
yanan Kes
pericataten
- ^ep. Keamanan
KS BAGIAN
A
4 counselor
Penjas pria
Penjas wanita
60 guru
Nasional
Ged & Hal
trasi dan
Seni rupa
5hs.
- Kep.^ata
1 tenaga sos,
1000 murid
KS BAGIAN B
4 conselour
1 tenaga sos,
60 guru
1000 murid
Bhas. Asing
PKK
I PA
Materaatika
IPS
Seni drama
Ketrampilan
Gambar 1. GARIS KEKUASAAN DI SEBUAH SEKOLAH BESAK
(Oteng Sutisna, 1984: 81)
Gambar 1. menunjukkan bahwa salah satu
yang menunjang kegiatan administrasi
komponen
yang
terkait
dengan fasilitas pendidikan adalah perpustakaan.
pustakaan sekolah adalah salah satu
Per -
komponen,
sistem sekolah sebagai unit perlengkapan
pendidikan.
Perpustakaan merupakan salah satu bagian kurikulum.
Melihat kedudukan perpustakaan pada organisasi se
kolah seperti yang digambarkan di atas, maka perpusta. kaan merupakan bagian dari urusan pelayanan
kepada
siswa. Karena pelayanan yang diberikan kepada
siswa
ini berkaitan dengan pelaksanaan proses belajar-mengajar
maka kedudukan perpustakaan merupakan bagian dari
bagian pendidikan dan kurikulum.
Oleh karena
sesuai dengan fungsinya, perpustakaan diharapkan
menunjang kelancaran program pendidikan,
subitu •,
mampu
pengembangan
kurikulum dan pelaksanaan proses belajar-mengajar dengan
baik.
Perpustakaan sekolah sebagai alat bantu
pendidikan
menunjang metode dan tehnik pengajaran yang
dilakukan
guru. Perpustakaan sekolah berpartisipasi dalam
program
sekolah untuk memenuhi kebutuhan siswa dan-guru.
jauh lagi, perpustakaan yang merupakan pusat
integrasi
segala kegiatan pendidikan itu, mempunyai fungsi
katif, informatif, rekreatif dan penelitian.
Lebih
edu -
Fungsi
-
fungsi ini mengembangkan cara belajar siswa dalam mem -
bandingkan, raeneliti dan menguji pelajaran di kelas
,
sehingga dapat memahami pelajaran dengan
-
sungguh
sungguh . Petugas perpustakaan sekolah berkewajiban bekerja sama dengan guru dalam raemilih koleksi perpusta kaan serta mengembangkan pendayagunaan :
sumber-sumber
informasi di dalam program pengajaran.
Perpustakaan yang terkait dalam totalitas
proses
belajar-mengajar raenempatkan peranan guru pada
fungsi
yang penting, karena kedudukannya sebagai . stimulator
dan motivator dalam meningkatkan kemauan belajar
siswa
di perpustakaan. Cara menstimulasi dan memotivasi antara lain dengan mengarahkan pencaharian informasi di per
pustakaan dan memberikan tugas-tugas yang dapat
diker-
jakan di perpustakaan.
Guru
sebagai anggota tim perpustakaan
mengurus dan mengawasi jadwal penggunaan
sekolah
perpustakaan
bagi para siswanya. Guru bersama-sama pustakawan
ber-
tanggung-jawab atas kerja bimbingan terhadap siswa da lam mempergunakan perpustakaan, sehingga siswa akan se-
lalu mempergunakan setiap kesempatan untuk menjelajahi
kekayaan perpustakaan itu.
Di lain pihak, siswa sebagai peserta didik
dido-
rong agar mau mempergunakan perpustakaan. ^iswa
dapat
8
memperluas wawasannya dengan cara membandingkan
pela -
jaran di kelas yang diberikan guru dengan bahan - bahan
yang ada di perpustakaan. Dengan demikian siswa
saha untuk berpikir mandiri, mampu memecahkan
berumasalah,
mampu berpikir secara individual dan mampu " ' 'bekerja
dengan alat dan bahan bacaan yang ada di
perpustakaan
sekolah. ^emampuan siswa dalam mempergunakan
perpus -
takaan secara operasional diwujudkan dengan
melakukan
kegiatan membaca untuk menunjang program belajarnya.
Proporsi terbesar dari siswa dalam menggunakan perpus takaan adalah untuk mencapai tujuan belajarnya.
Siswa
menempatkan diri pada perpustakaan sekolahnya itu, se -
bagai pemilik buku yang digunakannya untuk mengerjakan
tugas-tugas sekolahnya.
Setelah mengkaji beberapa sumber bacaan, dapat di kemukakan beberapa hal yang menyangkut keberadaan
per -
pustakaan sekolah sebagai suatu sistem pada administrasi
pendidikan .
a. Perpustakaan sekolah adalah suatu unit
' dalam sistem administrasi sekolah. Sebagai
organisasi
anggota
sistem administrasi sekolah, perpustakaan melaksana -
kan perilaku organisasi yang diwujudkan dalam bentuk
perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan.
Ketiga
bentuk fungsi administrasi ini diterapkan
kepada
tiga kegiatan operasional perpustakaan, yakni kegi atan administrasi rutin, pekerjaan teknis perpusta kaan dan pekerjaan pelayanan.
b. Peranan guru sebagai pemelihara, pengembang,penerus,
penerjemah sistem nilai dan penyelenggara tercipta nya proses pendidikan tidak dapat dilepaskan
dengan
fungsi perpustakaan sekolah. Guru adalah : motivator
bagi siswa yang sedang belajar.
Motivasi yang dibe-
rikan guru berwujud usaha-usaha untuk
menciptakan
kondisi sehingga siswa mau melakukan apa yang dian -
jurkan guru dalam proses belajarnya. Guru yang
di -
maksud dalam pembahasan ini adalah guru bidang studi
yang dalam bentuk tehnik mengajarnya mampu melakukan
motivasi kepada siswa dan dapat memberikan .
warna
yang jelas bagi minat siswa untuk belajar dan menda yagunakan perpustakaan.
c. Belajar adalah suatu proses pertumbuhan yang
silkan oleh hubungan berkondisi antara stimulus
diha dan
respons. Proses pertumbuhan yang dihasilkan oleh kon
disi stimulus-respons ini diajukan semata-mata kepada
"... (1) pengurapulan pengetahuan, (2)penanaman konsep
dan kecekatan dan (3) pembentukan sikap dan perbuatan"
(V/inarno Surakhmad, 1973 : 61). Konsep
pengumpulan
10
pengetahuan pada dasarnya diperoleh dari belajar.
S.alah satu kegiatan belajar dilaksanakan dengan membaca. J^enurut William D. Baker, "... 3ekitar 85%
dari seluruh studi, kegiatan belajarnya meliputi
kegiatan membaca" (The Liang Gie, 1982 : 85). Karena
itu metode kemahiran dan segi-segi lain yang berhu -
bungan dengan kegiatan membaca
perlu dimiliki siswa
untuk pengumpulan pengetahuan agar tercapai
belajar yang baik. Kecakapan dan kemampuan
produk
membaca
kadang-kadang dianggap sebagai suatu petunj.uk kemam
puan intelektual siswa. Potensi intelektual yang baik
pada siswa ternyata mempermudah pemahaman konsep yang
terdapat pada media cetak yang dibacanya.
Produk
membaca pada akhirnya adalah suatu pengembangan pern -
bawaan dan penggunaan akal budi secara penuh '
dari
siswa. Secara lambat laun, melalui membaca,
siswa
menyadari bahwa salah satu potensi yang dimilikinya
harus dikembangkan untuk mencapai hasil belajar.
Dalam kegiatan perpustakaan sekolah sehari-hari,
berdasarkan studi penjajagan yang dilakukan f
peneliti
dapat mengemukakan beberapa hal berikut ini.
a. Perpustakaan sekolah telah dikelola sesuai
dengan
kemampuan tenaga perpustakaan sekolah. Selain
itu
pada umumnya perpustakaan sekolah merupakan bagian
11
pencatatan buku yang didistribusi dari pemerintah.
Buku-buku ini biasanya disebut buku paket pemerin
tah. Untuk mencatat buku paket ini , tenaga pusta-
kawan sekolah pada umumnya meminta petunjuk pelak
sanaan dari ^antor Wilayah Pendidikan dan Kebuda -
yaan. Hal ini diungkapkan oleh Dr. Ruchmat Wiria dinata : "... untuk mengelola buku paket terlebih-
lebih buku perpustakaan lainnya, petugas perpusta
kaan sekolah selalu menanyakan petunjuk pelaksa
-
naan kerja di perpustakaan sekolah."(Rachmat Wi
-
riadinata, kuliah umum, 1985, di PPS IKIP Bandung).
Dengan kemampuan pengelolaan perpustakaan yang pada
umumnya masih seadanya dan tanpa juklak (petunjuk
pelaksanaan), sangatlah disangsikan kemampuan per-
pustakaaii sekolah dalam melayani para siswanya.
b. Pemberian motivasi dari guru kepada siswa untuk
mempergunakan perpustakaan sekolah sebagai sarana
belajar tidak nampak dengan jelas. Yang nampak da
lam kegiatan mengajarnya guru belum mengintegra -
sikan perpustakaan sebagai sarana penunjang bela
jar siswa.
c. Kemampuan membaca sebagai sesuatu yang mutlak ha-
,rus dimiliki siswa yang sedang belajar dapat di deteksi dengan keinginan siswa
dalam menggunakan
12
perpustakaan. Koleksi perpustakaan yang ada nam paknya belum dipergunakan untuk pengembangan ke mampuan membaca siswa.
d. Siswa yang berprestasi pada umumnya berkeinginan
menambah pengetahuan secara terus menerus. Akan
tetapi yang nampak, siswa yang berprestasi ini ,
tidak mempergunakan perpustakaan sekolah untuk kepentingan belajarnya lebih lanjut.
Sejalan dengan keadaan perpustakaan sekolah ini ,
mungkin terdapat implikasi yang lebih jauh, yaitu per -
pustakaan sekolah belum merupakan fasilitas pendidikan
yang dapat mendukung pelaksanaan kegiatan kurikuler.
Berdasarkan latar belakang pemikiran inilah,
maka
peneliti menemukan beberapa masalah di dalam penyeleng garaan perpustakaan sekolah di Kotamadya Bandung, khususnya pada tingkat sekolah menengah umum atas. Permasalahan
tersebut peneliti pilih, agar merupakan pembatas yang tepat untuk penelitian ini.
2. Rumusan permasalahan
Dari beberapa pokok latar belakang pemikiran rnasa -
lah dan beberapa permasalahan yang ditemukan, maka pene
liti menetapkan beberapa permasalahan berikut ini.
13
a. Sejauh manakah pengadministrasian perpustakaan yang
telah dilakukan petugas perpustakaan sekolah
dapat
memberikan pelayanan kepada siswanya ?
b. Sejauh manakah pemberian motivasi oleh guru kepada
siswa agar siswa mendayagunakan fungsi perpustakaan
sekolahnya ?
c. Sejauh manakah hubungan fungsional antara kemampuan
membaca siswa dan prestasi belajar siswa ?
d. Adakah perbedaan fungsi perpustakaan bagi
siswa
pada sekolah yang telah memiliki perpustakaan dengan
pengelolaan yang berbeda ?
Untuk itulah dibuat perumusan masalah utama untuk
membatiasi masalah penelitian ini. Masalah utama yang dimaksud dirumuskan sebagai berikut .
"Sejauh manakah hubungan antara pengadministrasian
perpustakaan sekolah dan pemberian motivasi oleh
guru kepada siswa yang berkemampuan membaca
dan
berprestasi baik dengan fungsi perpustakaan bagi
siswa tersebut
?"
Masalah diatas melahirkan judul penelitian
HUBUNGAN ANTARA .ADMINISTRASI PERPUSTAKAAN SEKOLAH
DAN PEMBERIAN MOTIVASI OLEH GURU DENGAN FUNGSI PER
PUSTAKAAN BAGI SISWA (Studi deskriptif analitik terhadap fungsi perpustakaan bagi siswa berprestasi
14
dan berkemampuan membaca baik di Sekolah Menc.ngah
Atas Negeri 2,3,7,10 dan 20 di Bandung)
Penjelasan mengenai masalah yang diteliti adalah
sebagai;-dikemukakan berikut ini.
1) Administrasi Perpustakaan Sekolah adalah fungsi admi
nistrasi sekolah yakni perencanaan, pelaksanaan
pengawasan yang dioperasikan kepada tiga
dan
kegiatan
operasional perpustakaan yakni kegiatan pelayanan
,
kegiatan ketatausahaan dan kegiatan pekerjaan teknis
(technical processing). Konsep ini sejalan dengan
konsep Administrasi Perpustakaan Model Doughnut
(Stueart dan Eastlick, 1981 : 72) . Unsur-unsur yang
diukur adalah :
a) Kegiatan pelayanan perpustakaan meliputi pelayanan
langsung yang berkaitan dengan waktu pelayanan
,
pelayanan peminjaman, penggunaan buku dan non buku
untuk menunjang kegiatan belajar - mengajar.
b) Kegiatan pekerjaan teknis perpustakaan meliputi
kegiatan akuisisi, klasifikasi-katalogisasi
dan
kegiatan mempersiapkan buku dan non buku di perpus
takaan sehingga berdaya guna dan mempermudah peng •
gunaannya oleh pengguna perpustakaan.
c) kegiatan administrasi rutin atau kegiatan yang me
nyangkut segala kegiatan teknis dan operatif untuk
mencapai tujuan pekerjaan.
15
2) Pemberian Motivasi oleh Guru kepada Siswa untuk meng-
gunakan perpustakaan sekolah adalah usaharusaha
guru
yang menciptakan kondisi-kondisi sehingga siswa ingin
melakukan apa yang dianjurkan guru dalam kaitannya de
ngan penggunaan perpustakaan. Usaha guru itu adalah
menstimulasi dan mengarahkan siswa dalam pencaharian
informasi di perpustakaan untuk kepentingan belajar
lebih lanjut. Pemberian motivasi oleh guru lainnya
adalah peran serta guru dalam pembinaan dan pelaksa —
naan penyelenggaraan perpustakaan sekolah. Konsep diatas sejalan dengan pemikiran yang dikemukakan oleh
Douglas (1968 : 14)
Unsur-unsur yang akan diukur adalah
a) kerjalsama guru dengan pustakawan dalam
usaha
mendayagunakan perpustakaan.
b) pengarahanI dan dorongan yang dilakukan guru agar
siswa menggunakan perpustakaan sekolahnya.
3) Fungsi perpustakaan sekolah
bagi siswa .
Siswa menggunakan perpustakaan merupakan suatu indikator keberhasilan pengadministrasian perpustakaan .
Siswa menggunakan perpustakaan karena perpustakaan
memiliki fungsi edukatif, informatif, riset dan re-
kreatif. Konsep ini sejalan dengan Pedoman Standar
Perpustakaan Sekolah di Indonesia (Depdikbud,1978:2)
16
Unsur-unsur yang akan diukur ialah fungsi perpustakaan
bagi. siswa yang menggunakannya karena memiliki :
a) fungsi. informatif yaitu siswa dapat
mengumpulkan
pengetahuan dengan menggunakan perpustakaan.
b) fungsi'edukatif yaitu siswa melakukan
perbuatan
belajar di perpustakaan untuk memperluas
wawasan
bahan pelajaran yang telah diperolehnya di kelas
c) fungsifriset yaitu siswa melakukan kegiatan di per
pustakaan untuk membandingkan konsep-konsep pela
-
jaran yang telah diperolehnya baik dari kelas mau pun dari luar kelas
d) fungsi| rekreatif yaitu penggunaan waktu
senggang
oleh siswa dengan mempergunakan perpustakaan.
4) Siswa berprestasi baik adalah siswa yang memiliki prestasi belajar yang termasuk ke dalam sepuluh
besar ke -
lompok siswa yang terbaik pada'akhir-ajaran semester 7.
Siswa berkemampuan membaca baik adalah siswa yang memi
liki kemampuan mengidentifikasi, mengevaluasi dan mengaplikasikan apa yang telah dibaca. Selain itu siswa ber
prestasi dan berkemampuan membaca baik, pada
umumnya,
berkeinginan menambah pengetahuan secara terus-menerus,
yang bahan-bahan bacaannya antara lain tersedia di per
pustakaan sekolah.
Untuk point 1,2
dan 3 data dapat diperoleh
melalui
angket, observasi dan wawancara. Sedangkan untuk point
data diperoleh dari raport dan tes kemampuan membaca.
4
17
Ketiga variabel ini saling berkaitan dalam kegiatan
administrasi perpustakaan sekolah dan administrasi seko
lah. Adapun variabel-variabel tersebut adalah :
1) variabel!independen atau variabel prediktor . adalah
variabel administrasi perpustakaan sekolah yang dinya-
takan dengan X. ; variabel pemberian motivasi
oleh
guru dinyatakan dengan Xp
2) variabel dependen atau variabel responsnya
adalah
fungsi perpustakaan sekolah bagi siswa . (berprestasi
dan berkemampuan membaca baik) yang dinyatakan dengan
variabel Y
3) adapun, yang dijadikan variabel antara atau intervining
atau moderator adalah siswa yang berprestasi baik dan
berkemampuan membaca baik yang dinyatakan dengan
Y-
dan Yp. Adapun yang dijadikan variabel kontrol adalah
jenis kelamin, usia, perbedaan bidang studi atau ju rusan.
Kerangka yang dikemukakan pada Gambar 2 berikut ini
menjelaskan situasi antara variabel yang dikemukakan diatas.
•
Administrasi
^erpustakaan
Sekolah
-
(Variabel X.)
Siswa
berprestasi
baik
,^i^j ^\\
(Variabel Y1)
1
y
PUNGSI
PERPUSTAKAAN
BAGI
5j
^>\ SISWA
berkemampuan
membaca baik
Pemberian
Motivasi Oleh
Guru Kepada
Siswa
^
(Variabel Y2)
siswa
(Variabel X )
2J
Gambar 2. Kerangka Penelitian
oo
(Variabel Y)
-———i
19
Dari uraian di atas, dapatlah dirumuskan rincian
penelitian sebagai berikut di bawah ini.
a. Bagaimanakah keadaan pengadministrasian perpusta kaan sekolah pada SMA yang diteliti ?
^b. Sejauh manakah motivasi yang diberikan oleh
guru
kepada siswa agar siswa mempergunakan perpustakaan
sekolahnya ?
c. Bagaimanakah hubungan fungsional antara adminis trasi perpustakaan sekolah, pemberian motivasi gu
ru kepada siswa dengan fungsi perpustakaan sekolah
bagi siswa ?
d. Bagaimanakah hubungan fungsional antara
prestasi
belajar dan kemampuan membaca siswa ?
e.lBagaimanakah ukuran kesamaan rata-rata penggunaan
perpustakaan dilihat
dari kondisi perpustakaannya?
f. Bagaimanakah implikasi setiap variabel penelitian
terhadap keinginan siswa untuk menggunakan perpus
takaan sekolahnya ?
B. Tujuan penelitian
Secara "mum penelitian ini bertujuan untuk men -
dapatkan gambaran kongkrit mengenai administrasi per
pustakaan sekolah dan pemberian motivasi oleh - . guru
kepada siswa serta fungsi perpustakaan bagi siswa
di
Sekolah Menengah Atas Kotamadya Bandung yang diteliti.
Setelah diketahui kondisi-kondisi perpustakaan
diteliti, pemberian motivasi oleh guru kepada
yang
siswa
20
dan fungsi perpustakaan bagi siswa, maka peneliti melan-
jutkan penelitian ini untuk mencapai tujuan khusus seba
gai berikut ini.
1. Mendapatkan pola hubungan fungsional antara pengadmi
nistrasian perpustakaan sekolah dengan fungsi perpus
takaan bagi siswa
2. Mendapatkan pola hubungan fungsional antara pemberian
motivasi oleh guru kepada siswa dengan fungsi perpus
takaan bagi siswa
3. mendapatkan ukuran derajat keterikatan antara pengad
ministrasian perpustakaan sekolah dengan fungsi per pustakaan bagi siswa.
4. Mendapatkan ukuran derajat keterikatan antara pembe rian motivasi oleh guru dengan fungsi
perpustakaan
bagi siswa.
5. Mendapatkan gambaran tentang implikasi kemampuan mem
baca siswa dan prestas'i belajarnya dalam
kaitannya
dengan penggunaan perpustakaan.
6. Mendapatkan gambaran deskriptif tentang
perbedaan
penggunaan perpustakaan oleh siswa pada "Sekolah Mene
ngah Atas Negeri 2,3,7,10 dan 20 yang memiliki
kon
disi dan pengelolaan perpustakaan yang berbe-da-beda .
21
C. Pentingnya penelitian
Penelitian terhadap masalah ini mempunyai beberapa
m^nfaat baik teoritis maupun praktis .
1. Apabila telah ditemukan gejala yang menunjukkan bahwa
pengadministrasian perpustakaan berkaitan •
dengan
flingsi perpustakaan bagi siswa, maka sudah selayaknya
perpustakaan sekolah dikerabangkan secara
-optimal
untuk mencapai tujuan.
2. Pentingnya penelitian ini pun berkaitan dengan pen
-
dapat para ahli bahwa guru selaku pengajar merupakan
kunci dalam membangkitkan motivasi belajar anak.
Karena itulah fungsi guru menjadi analisa dan
obyek
penelitian pendidikan yang seksama.
3. Membaca merupakan kegiatan belajar yang penting dilakukan dalam proses pendidikan. Karena itu siswa
sedang belajar tidak dapat memisahkan dirinya
yang
dengan
kegiatan membaca. Membaca adalah kegiatan yang diba ngun oleh pengalaman yang membentuk pengalaman lain .
Pembentukan pengalaman membaca secara lebih luas
dapat dilakukan melalui perpustakaan. Oleh karena itu
perpustakaan dalam hubungannya dengan
" kegiatan
membaca tersebut perlu mendapat perhatian yang semakin intensif.
4. Pembahasan hasil penelitian ini, diharapkan menjadi
bahan pemikiran yang berrnanfaat untuk usaha mening katkan pelayanan perpustakaan sekolah kepada siswa
dan guru.
BAB
PROSEDUR
III
PENELITIAN
Pelaksanaan penelitian lapangan didahului
oleh
beberapa persiapan sebagai berikut.
1. Meminta izin kepada Kepala Sekolah SMA Negeri 20
untuk melakukan uji-coba instrumen penelitian ke
pada para siswanya yang duduk di kelas III dengan
surat izin dari Dekan Pakultas Pasca Sarjana IKIP
Bandung tanggal 17 Pebruari 1987 nomor 179/PT.25.
8/N/1987.
2. Meminta izin penelitian kepada Direktorat
Sospol
Pemda Tingkat I Jawa Barat dengan surat pengantar
Pembantu Rektor I IKIP Bandung tanggal 18-2-1987
nomor 1120/PT.25.R.I/N/1987. Izin penelitian
di
berikan oleh Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I
Jawa Barat Direktorat Sosial Politik tanggal
Pebruari 1987 Nomor 070.1/596. Selanjutnya
21
iein
penelitian diberikan oleh Kepala Kanwil Depdikbud
Jawa Barat c.q. Koordinator Urusan Administrasi ,
tanggal 2 Maret 1987 Nomor 1353/102/N/87.
3. Memperbanyak instrumen penelitian yang penggunaan-
nya diperuntukkan bagi para siswa sebanyak
gota sampel.
125
ang
126
4. Mencatat dan menghimpun data prestasi
belajar
sepuluh siswa terbaik berdasarkan rapor
Semester
V (lima) tahun ajaran 1986/1987.
5. Menyebarkan instrumen penelitian kepada para res
ponden siswa pada lima buah SMA Negeri di Bandung*
6. Melakukan tes yang berhubungan dengan
kemampuan
membaca yang instrumen dan pelaksanaannya
dila -
kukan sepenuhnya oleh Lembaga Penelitian
IKIP
Bandung.
7. Instrumen penelitian yang dibagikan kepada
siswa
SMA Negeri 2, SMA Negeri 3, SMA Negeri 7, SMA Ne
geri 10 dan SMA Negeri 20
yang kemudian dikum
-
pulkan secara berangsur-angsur.
Penelitian lapangan dilakukan pada bulan Pebru
ari, Maret dan April 1987 yaitu pada tahun .
ajaran
semester VI dan menjelang masa pra EBTA/EBTAKAS pada
bulan Mei 1987.
A.
Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah semua SMA Negeri
yang ada di Kotamadya Bandung. Seluruhnya 20
buah.
Dari populasi itu diambil sampel sebanyak 25% secara
purposif, yaitu sebanyak 5 (lima) buah yang meliputi
SMA N 2, SMA N 3, SMA N 7, SMA N 10 dan SMA N 20.
127
Dari sampel sebanyak 5 (lima) buah ini, kerau
dian ditetapkan menjadi tiga kelompok,
1. Kelompok pertama terdiri dari dua sekolah,
yaitu
SMA Negeri 2 dan SMA Negeri 3 sebagai . . sekolah
yang dianggap telah lama berdiri, memiliki fasi litas yang lebih lengkap, pola kerja yang
mapan
dan merapunyai reputasi yang baik dibandingkan de
ngan sekolah menengah lainnya di Bandung. Perpus
takaan sekolah ini dikelola oleh tenaga adminis -
trasi dan diawasi oleh dua orang guru
bidang
studi.
2. Kelompok kedua terdiri dari satu sekolah . . yaitu,
SMA Negeri 7 sebagai sekolah yang memiliki
per
pustakaan sekolah yang telah dioperasikan sesuai
dengan petunjuk pelaksanaan pengelolaan perpusta
kaan yang tercantum pada Pedoman Standar Perpus takaan di Indonesia tahun 1978. Perpustakaan
ini
dikelola oleh Sarjana Pendidikan Ilmu Perpusta. j.-,
kaan dan Pustakawan terta tar berpengalaman lebih
dari 20 tahun.
3. Kelompok ketiga terdiri dari dua sekolah,
yaitu
SMA Negeri-10 dan SMA Negeri 20. Sekolah-sekolah
ini dianggap masih muda 3ejaran pertumbuhan
dan
pengalamannya. Namun walaupun demikian, ke
dua
128
sekolah ini telah memiliki sarana
perpustakaan
yang memadai dan dikelola oleh tenaga pustakawan
tertatar.
Pengumpulan data melalui angket dari
sepuluh-
siswa berprestasi terbaik dilakukan peneliti sendiri
dengan mendapat bantuan dari Kepala Sekolah,
Wakil
Kepala Sekolah, Guru Urusan Kurikulum, Guru
Biabi-•'*
ngan dan
untuk
Penyuluhan atau guru yang ditunjuk
melayani kepentingan penelitian ini.
Pelaksanaan tes pemahaman bacaan untuk mengukur
kemampuan membaca dilakukan langsung oleh
petugas
dari J^embaga Penelitian IKIP Bandung atas permintaan
peneliti,;
Daftar nilai atau notasi prestasi siswa sepuluh
terbaik berdasarkan rapor Semester V tahun ajaran 86/
87 diperoleh dari Wakil Kepala Sekolah atau guru yang
mengurus bidang kurikulum.
B.
Metode penelitian.
Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif -
analitik. Metode ini dilakukan melalui tehnik pengum
pulan data sebagai berikut.
•129
1. Penelitian aspek yang berkenaan dengan
anggota
sampel yang berkedudukan sebagai pengelola
per -
pustakaan, pimpinan sekolah dan guru ditempuh de
ngan tehnik wawancara dan observasi.
2. Penelitian anggota 3ampel siswa dilakukan
tehnik tes kemampuan memahami isi bacaan
dengan
dan
angket mengenai aspek administrasi perpustakaan ,
pemberian motivasi oleh guru dan fungsi perpusta
kaan bagi siswa.
3. Penelitian bahan notasi tentang prestasi
belajar
siswa berupa prestasi pada rapor Semester V tahun
ajaran 1986/1987.
Hipotesis penelitian ini diuji dengan statistik
non parametrik, yaitu : .
a. analisis korelasional untuk mengetahui tingkat ke
terikatan dan daya determinasi dari setiap vari abel.
b. analisis perbedaan dua rata-rata.
C
Anggapan dasar dan hipotesis
Ada beberapa anggapan dasar yang
pegangan penelitian ini. Anggapan dasar
adalah sebagai
berikut.
merupakan
tersebut
130
1. Sekolah Menengah Atas, sebagai suatu sistem orga
nisasi sekolah yang bertujuan mencapai
pendidikan secara optimal, memiliki
tujuan
perpustakaan
sebagai sarana penunjang kelangsungan proses be lajar-mengajar. Perpustakaan dapat melayani
se -
cara pasti seluruh karakter kurikulum dalam peng
ajaran sekolah.
2. Guru bidang studi sebagai individu yang mengha
-
silkan perilaku mengajar dan pemberi motivasi be
lajar kepada siswa dapat memberikan warna
yang
jelas terhadap perilaku siswa untuk belajar
dan
mendayagunakan perpustakaan sekolahnya.
3. Siswa yang sedang belajar tidak hanya mempelajari
bahan yang diperoleh dari guru di kelas, _ -Siswa
belajar melalui pengalaman yang akan menghasilkan
perubahan (pematangan, pendewasaan) pola
tingkah
laku, perubahan dalam sistem nilai di dalam per -
bendaharaan konsep-konsep (pengertian) serta
di
dalam kekayaan informasi. Pengalaman ini dapat di
peroleh salah satunya dengan kegiatan menggunakan
perpustakaan.
Dengan angapan dasar di atas, peneliti menetap -
kan hipotesis utama (hipotesis mayor) sebagai berikut;
131
M Apabila pengadministrasian perpustakaan efek
tif dan pemberian motivasi oleh guru
kepada
siswa baik, maka perpustakaan akan "
berfungsi
bagi siswa berprestasi dan berkemampuan membaca
baik."
Pengujian hipotesis dilakukan berdasarkan hipo
tesis minor sebagai berikut .
1) Terdapat hubungan yang positif dan berarti antara
pengadministrasian perpustakaan sekolah
dengan
fungsi perpustakaan bagi siswa.
2) Terdapat hubungan yang positif dan berarti antara
pemberian motivasi oleh guru kepada siswa
dengan
fungsi perpustakaan bagi siswa.
3) Daya determinatif antara pemberian motivasi
oleh
guru kepada siswa dengan fungsi perpustakaan bagi
siswa cukup berarti.
4) Daya determinatif antara pengadministrasian
per
pustakaan sekolah dengan fungsi perpustakaan bagi
siswa cukup berarti.
5) Terdapat pola hubungan yang positif dan
berarti
antara kemampuan membaca siswa dengan prestasi be
lajarnya.
6) a. Terdapat pola hubungan yang positif dan
arti antara kemampuan membaca siswa
fungsi perpustakaan sekolah bagi siswa.
ber dengan
132
b. Terdapat pola hubungan yang positif dan
arti antara prestasi belajar siswa
b«r-
dengan
fungsi perpustakaan sekolah bagi siswa.
7) Tidak terdapat perbedaan yang berarti (signifi -
kan) dalam fungsi perpustakaan bagi siswa dian tara para siswa di :
SMA Negeri 2 dan 3 dengan SMA Negeri 7
SMA Negeri 10 dan 20 dengan SMA Negeri 7
SMA Negeri 2 dan 3 dengan SMA Negeri 10 dan 20
D. Validitas dan reliabilita3 Instrumen ^engumpul
Data.
1. Instrumen Pengumpul Data.
Tehnik pengumpulan data yang digunakan
studi ini adalah tehnik angket yang
.dalam
penggunaannya
dan pembuatannya khusu3 untuk kepentingan penelitian
ini. Bulir-bulir pernyataan disusun dalam
bentuk
kalimat yang sesuai dengan hal yang akan
diteliti.
Bulir-bulir pernyataan disusun dalam bentuk
yang menggambarkan situasi dan kondisi
kalimat
pendidikan
di sekolah, khususnya perpustakaan. Instrumen peleng-
kap digunakan wawancara dan observasi baik
dengan
sampel maupun dengan pihak-pihak yang terlibat
ngan tujuan penelitian ini. Pihak-pihak
de -
tersebut
133
adalah siswa, pustakawan dan stafnya, kepala sekolah
dan para guru. Wawancara dan observasi ini
terutama
ditujukan untuk memperjelas data yang dijaring
angket. Angket sebagai instrumen utama,
penyusunan
dan pengembangannya melalui prosedur-prosedur
yang
ditetapkan sebagai syarat-syarat penelitian.
bulir pernyataan dan pertanyaan yang
oleh
Bulir-
.masing-masing
terdiri dari 50 buah berarti 150 item disederhanakan
menjadi 30 item untuk Variabel X- (Pengadministra.
-
sian Perpustakaan Sekolah, 10 item untuk Variabel Xg
( Pemberian Motivasi Oleh Guru Kepada Siswa )
dan
30 item untuk Variabel Y (Pungsi Perpustakaan
bagi
Siswa).
Data yang akan dijaring berkenaan erat
variabel-variabel penelitian. Model yang
dengan.
dipergu -
nakan untuk jawaban yang diperoleh adalah skor
1
dan 0. Pernyataannya mengungkapkan situasi perpus takaan sekolah yang terdiri atas aspek - aspek
:
a. masalah.pengadministrasian perpustakaan 3ekolah.
b. masalah pemberian motivasi oleh guru kepada sis
wa dalam penggunaan perpustakaan sekolah.
c. masalah fungsi perpustakaan sekolah bagi siswa.
Dengan demikian jumlah bulir pernyataan
yang
mencakup tiga variabel penelitian ini adalah seba nyak 70 buah item.
134
Sedangkan untuk mengetahui kemampuan
membaca
siswa digunakan tes kemampuan membaca yang mempergu
nakan instrumen pendahuluan khusus yang disusun oleh
tim dari Lembaga Penelitian IKIP Bandung, . kemudian
dilengkapi dengan tes membaca komprehensif yang di susun khusus untuk penelitian ini. Data prestasi be
lajar siswa diperoleh dari data hasil belajar siswa
berdasarkan rapor Semester V tahun ajaran 1986/1987.
Khusus terhadap kemampuan membaca dan
prestasi
belajar tidak dilakukan uji validitas dan reliabi
-
litas. Hal ini disebabkan prestasi belajar dan ke
-
raampuan membaca merupakan alat tes yang sudah baku .
Instrumen Variabel X^, Variabel X2 dan Variabel Y di
uji lebih dahulu tingkat validitas dan reliabilitas—
nya.
2. Uji-coba dalam rangka 'validitas dan reliabilitas
instrumen.
Validitas mempersoalkan keabsahan masalah ins —
trumen yang digunakan untuk mengukur suatu atribut ..
Melalui pengukuran validitas dapat ditilik isi
kegunaan suatu alat ukur, sehingga dapat
dan
digunakan
penelitian. Unsur-unsur yang terdapat dalam
alat
ukur disesuaikan dengan konsep dan variabel
yang
135
hendak diukur.
Validitas menurut Stephen Isaac dan William
Michael (1981:120) seperti yang dikutip oleh
Anwar adalah : " ... validity information
B.
Idochi
indicates
to which the test is capable of achieving . certain
aims". Sedangkan menurut Julian C. Tanley dan
K.D.
Hopkins adalah :
The validity of measure is ' how well
it
fulfills the function for which it is
being
used the degree to which it is capable
achieving certain aims. Regardless of
other merits of a test, if it lacks
of
all
validity
for a particular task, the information
it
provides Is useless. The validity of a test
is the accuracy of spesific predicition made
from its scores. (Stanley and Hopkins, 1972 :
101)
Ada tiga macam validitas yakni "...(1) validi tas isi, (2) validitas prediktif dan (3) " validitas
construct" (Nasution, 1982 : 87) . Validitas
isi
yaitu suatu keadaan instrumen."dimana pertanyaan yang
diajukan dapat mewakili seluruh isi suatu variabel .
Validitas prediktif yaitu kemampuan suatu
instrumen
penelitian untuk meramalkan dan juga menjelaskan hal
hal yang berhubungan dengan masa yang akan
datang .
Validitas konstruk ialah menyangkut kesesuaian
pengukuran dengan konsep (construct). Yang
hal
dibahas
dalam validitas construct adalah isi dan maksud (mak
na) dari suatu konsep dan dari suatu alat ukur
yang
136
dipakai untuk mengukur konsep tersebut.
Validitas
instrumen penelitian administrasi perpustakaan, pem
berian motivasi dari guru kepada siswa dan
fungsi
perpustakaan termasuk jenis validitas isi dan vali ditas construct .
Untuk mengukur validitas instrumen
penelitian
ini, maka peneliti melakukan pra-survai. Pra-survai
dilakukan dalam rangka menetapkan perpustakaan seko
lah yang memadai untuk diteliti pada bulan Januari Pebruari 1986. Setahun kemudian, pada tanggal 16 Pe
bruari 1987 mengadakan uji-coba instrumen pada siswa
kelas III di SMA Negeri 20 yang disebarkan
secara
random. Sesuai dengan jumlah responden yang direnca-
nakan, maka uji coba validita3 dan reliabilitas ini
disebarkan sebanyak 50 eksemplar.
Selain uji-coba kepada siswa, maka . Instrumen
penelitian ini diperiksa oleh 5 ahli dalam
bidang
penelitian dan ahli perpustakaan. Pemeriksaan
oleh
ke 5 ahli yang berwenang ini dilakukan untuk
dapat
melihat apakah instrumen yang dibuat oleh
peneliti
cukup memadai atau tidak.
Pada permulaan penyusunan instrumen penelitian
disusun'lebih dahulu kisi-kisinya sesuai
aspek-aspek sebagai berikut .
dengan
137
a. Variabel Administrasi Perpustakaan Sekolah
yang
meliputi (1) pelayanan, (2) technical processing,
dan (3) administrasi Rutin.
b. Variabel Pemberian Motivasi Oleh Guru Kepada Sis
wa meliputi (1) kerja sama guru dengan pustakawan
dalam usaha mendayagunakan perpustakaan (2) peng-.
arahan dan dorongan yang dilakukan guru agar sis
wa mempergunakan perpustakaan sekolahnya.
c. Variabel Pungsi Perpustakaan Sekolah Bagi
Siswa
meliputi (iy fungsi edukatif, (2) fungsi; lnformajtif, (3) fungsi! riset dan (4) fungsi rekreatif.
Setiap variabel di atas dikelompokkan menjadi
Instrumen A (X^, Instrumen B (X2) dan Instrumen C
(Y). Sedangkan Kemampuan Membaca Siswa dengan Vari -
abel Y2 dan Prestasi Belajar Siswa dengan Variabel Y^
Perhitungan reliabilitas instrumen dilaksanakan
dengan menggunakan metode belah dua (Split Half
Method ) dari Spearman Brown yang disertai :.
-
dengan
Product Moment yang dikutip dari Edwards, 1957 : 152
(Roohman Natawidjaja, 1985 : 241). Nasution ( 1982 :
68) dan Sutrisno Hadi (1981 : 289 - 297)
aebagai
berikut":
138
-
Xm
X
R
4
n
2
•xy
n
xy
(Is:2) (ly2)
dan
2 r1.2
nn
1 + (n - 1) r 1.2
Sedangkan untuk mencari validitasnya dipakai rumus-rumus sebagai berikut :
2
d^p
=
(IP2)
n
(I^r) 2
"
(&P)2
n
.
S
(&p)2
d2r
n
n
.
N
139
(£ xp);
x2t
^
Ip
n
.
N
x2t - d2p - d2r
d2p
( dk
=
N
- 2)
dk
*\
dk .
nn
(H-D
VP -
ve
•
VP
'nn
rnn
N
-
2
1 ~(rnn)
nn.'
*hit
S^* *tab
2
berarti valid, reliabel
dan
signifikan. (Guilford, 1973 seperti yang dikuliahkan
Dr. Bambang Soewarno, November 1985)
140
Hasil pengujian reliabilitas dan validitas selengkap
nya adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Validitas dan Reliabilitas Instrumen
No
Validitas
Instrumen
Reliabilitas
'tab
'tab
2,682
1
Variabel A
0,79
6,82
1,70
0,66
6,1
2
Variabel B
0,91
6,65
1,70
0,88
5,18 2,682
3-
Variabel C
0,62
4,16
1,70
0,84
5,8
Catatan
2,682
ttab (0f95 . 50)
Menyimak tabel di atas, maka validitas dan re liabilitas item variabel X.. (Pengadministrasian Per
pustakaan Sekolah) dan variabel Y (Pungsi Perpusta kaan Bagi Siswa) adalah sedang , sedangkan untuk va
riabel Xp ( Pemberian Motivasi Oleh Guru Kepada Sis
wa)
adalah tinggi. Maka bulir-bulir pernyataan da
pat dipakai sebagai instrumen penelitian yang
-
sahih
dan absah. Setelah teruji, maka disusunlah kisi-kisi
instrumen penelitian sebagai tampak pada Tabel no. 2
berikut ini :
141
Tabel 2. KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN
Nomor
wAspek-Aspek
Instrumen A
:
Administrasi Perpustakaan
Sekolah (Variabel X )
2. Technical Processing
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10
11,12,13,14,15,16,17,
3. Administrasi rutin
21,22,23,24,25,26,27,
1. Pelayanan Perpustakaan
Instrumen B
18,19,20
28,29,30
:
Pemberian Motivasi oleh
guru kepada siswa untuk
mendayagunakan fungsi
perpustakaan.(Variabel Xg)
1. Kerja soma guru dengan
Pustakawan
2. Pembgrian motivasi
oleh guru
Instrumen C
1,2,4,8,10
3,5,6,7,9,
:
Pungsi .Perpustakaan bagi
Siswa (Variabel Y)
1. Pungsi edukatif
2. Pungsi inforraatif
3. Pungsi riset
4. Pungsi rekreatif
1.2,3,4.5,6,7,8
9,10,11,12,13,14,15,16
T7,18,19,20,21,22,23,24
26,26,27,28,29,30
142
Variabel kemampuan membaca (Yp) meliputi tes
tes potensi dan bakat bahasa, pemahaman
membaca
(telaah isi) dan kemampuan bahasa terurai
sebagai
berikut
:
Tabel 3. KISI-KISI VARIABEL KEMAMPUAN MEMBACA
Jenis tes
Persamaan dan lawan kata
Kemampuan berbahasa
Keterangan
Melihat potensi dan
bakat (baku)
EKSBA
Melihat kemampuan
Penggunaan bahasa
berbahasa (baku)
Pemahaman membaca
Melihat kemampuan membaca
komprehensif
(membaca telaah isi)
Variabel Prestasi Belajar (Y ) iiambil
dari
notasi indeks prestasi belajar siswa yang dipero
leh dari rapor Semester V.
BAB
V
KESIMPULAN DAN SAKAN
A.
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan hasil analisis data, dapat
ditarik beberapa kesimpulan sebagaii berikut. •
1. Fungsi perpustakaan bagi siswa secara empirik diten
tukan oleh kesiapan pengadministrasian perpustakaan.
Dengan kata lain fungsi perpustakaan bagi siswa ada
lah fungsi dari pengadministrasian perpustakaan.
a. Kapasitas
pengelolaan perpustakaan aekolah yang
sedang, tidak dapat didayagunakan oleh siswa ber
prestasi dan berkemampuan membaca balk karena be
lum tercapainya target kekuatan koleksi yang maksimum dan berdistribusi tepat.
b. Kemampuan menejerial pustakawan sekolah yang uta
ma adalah menemukan kunci antara kebutuhan pema -
kai dan kekuatan mempersiapkan koleksi
yang. belum
direalisasi dengan melakufian penelitian kepuasan
pelayanan yang bersinambungan.
c. Keterbatasan dana menjadi penghambat utama dalam
pengembangan perpustakaan. Kekurang.an personil
dapat ditanggulangi dengan mengikut sertakan mu
rid pustakawan dalam mengelola perpustakaan khu susnya di bidang teknis dan pelayanan.
185
186
2. Pemberian motivasi oleh guru kepada siswa dalam kait
annya dengan fungsi perpustakaan menjadi tidak berar
ti kalau kesiapan perpustakaan dalam menunjang proses
belajar-mengajar belum sesuai dengan tuntutan
kegi
atan belajar-mengajar.
a. Belum ada kerja sama yang baik antara para
guru
sebagai motivator bagi siswa dan pustakawan di SMA
Negeri 2,3,10 dan 20 sebagai penyajM jasa pelayan
an perpustakaan. Sebaliknya pada perpustakaan
SMA
Negeri 7 , partisipasi guru sudah menunjukkan
eksistensi suatu perpustakaan sekolah.
b. Pemberian motivasi oleh guru kepada siswa untuk
menggunakan perpustakaan tidak diikuti oleh gerak
positif fungsi-fungsi perpustakaan.
c. Para guru lebih banyak mengisi waktu luangnya di
kamar guru atau di tempat lainnya daripada
di
perpustakaan.
3. Prestasi belajar merupakan fungsi kemampuan membaca ,
sebaliknya kemampuan membaca merupakan fungsi pres
tasi belajar pada siswa SMA Negeri 7. Akan
-
tetapi
pada SMA Negeri 2,3,10 dan 20 hubungan antara pres' tasi belajar dan kemampuan membaca berk
DAN PEMBERIAN MOTIVASI OLEH GURU
DENGAN FUNGSI PERPUSTAKAAN BAGI SISWA
T
E S I S
Diajukan kepada Panitia Ujian Tesis
Institut Keguruan dan llmu Pendidikan Bandung
untuk memenuhi sebagian dari syarat
Program Pasca Sarjana Strata 2 ( dua ) Bidang
Studi Administrasi Pendidikan
Oleh
Yooke Tjuparmah S. Komaruddin
Nomor Pokok : 402/A/XVI-8
FAKULTAS
PASCA
INSTITUT KEGURUAN
SARJANA
DAN ILMU PENDIDIKAN
BANDUNG
19
8
9
r
DISETUJUI DAN DISYAHKAN OLEH PEMBIMBING
Prof DR. H. Achmad Sanusi
Pembimbing I
Prof. DR. H. Engkoswara, M.Ed.
Pembimbing II
FAKULTAS PASCA
SARJANA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BANDUNG
19
8
9
Show me a poor library,
I'll show you a poor education.
( Donald Emory )
\
ABSTRAK
Penelitian ini bermaksud mengungkapkan permasalahan :
"Sejauh manakah hubungan antara pengadministrasian perpus
takaan sekolah dan pemberian motivasi oleh guru
kepada
siswa yang berkemampuan membaca baik dan berprestasi
dengan fungsi perpustakaan bagi
baik
siswa tersebut ?"
Untuk keperluan ini peneliti mengajukan hipotesis
:
"Apabila pengadministrasian perpustakaan efektif dan pem
berian motivasi kepada siswa baik, maka perpustakaan
berfungsi bagi siswa berprestasi dan berkemampuan
akan
membaca
baik".
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa
perpustakaan bagi siswa ditentukan
fungsi
oleh kesiapan pengad -
ministrasian perpustakaan sekolahnya. Sedangkan
pemberian
motivasi oleh guru kepada siswa belum diikuti oleh
gerak
positif pengadministrasian perpustakaan.
£ada umumnya prestasi belajar siswa belum
merupakan
fungsi kemampuan membaca siswa dan sebaliknya,
kecuali
bagi siswa SMA Negeri 7 Bandung. Hal ini disebabkan iantara
lain karena prestasi belajar dan kemampuan membaca
belum atau tidak terkembangkan oleh koleksi
perpustakaan
sekolahnya. Penelitian ini ternyata memunculkan
baru untuk penelitian selanjutnya.
xvi
siswa
masalah
DAPTAR
ISI
KATA PENGANTAR
*•
UCAPAN TERIMA KASIH
±±±
DAPTAR GAMBAR-
**!
DAFTAR TABEL
xiii|
ABSTRAK
BAB
xvi!
I
: PENDAHULUAN
A. Permasalahan
1
1. Latar belakang masalah ........
2. Rumusan permasalahan
BAB
••••
1
'^
B. Tujuan Penelitian
19
C. fentingnya Penelitian
21
II : ADMINISTRASI PERPUSTAKAAN SEKOLAH, PEMBERIAN MOTIVASI OLEH GURU DAN FUNGSI
PERPUSTAKAAN BAGI SISWA
.-:' «.
A. Administrasi Perpustakaan Sekolah.
1. Sekolah dan Perpustakaan
22
2. Ruang Lingkup Administrasi Per
pustakaan
34
3. Pemahaman Berbagai Pelayanan
Perpustakaan
••«
55
4. Kreativitas Pustakawan dalam
Perabinaan Perpustakaan
viii
j6
B. Peranan Guru dalam Perpustakaan
1. Guru sebagai pengajar
84
2. Guru sebagai motivator
89
3. Guru sebagai anggota team perpustakaan
sekolah
95
C. Siswa sebagai Pemakai Perpustakaan
1. Fungsi Perpustakaan Bagi Siswa
2. Kemarapuan Membaca Siswa ^
99
102
D. Penelitian Sebelumnya
1. Penelitian di Amerika Serikat
112
2. Percobaan Isabel Schon
112
3. ^enelitian di Cranfield Inggris
113
E. Kesimpulan Hasil Studi Kepustakaan dan Pe nelitian sebelumnya
BAB III
: PROSEDUR PENELITIAN
A. Populasi dan Sampel
126
B. Metode Penelitian
128
C. Anggapan Dasar dan Hipotesis
129
D.
Validitas dan Reliabilitas Instrumen
pengumpul data
BAB IV
120
132
: HASIL PENELITIAN
A. Pengolahan dan Analisis Data
1.
Distribusi Data
ix
143
144
2. Pengujian Hipotesis
*
149
B. Diskusi Hasil Penelitian
1. Hubungan antara pengadministrasian
perpustakaan sekolah dengan fungsi
perpustakaan bagi siswa
164
2. Pemberian motivasi oleh guru kepada
siswa dalam kaitannya dengan fungsi
perpustakaan bagi siswa
174
3. Hubungan antara kemampuan membaca
dengan prestasi belajaa siswa
4. Hubungan antara Kemampuan Membaca
dan prestasi belajar siswa dengan
Fungsi Perpustakaan
5. Perbedaan fungsi perpustakaan bagi
siswa
BAB V
178
1Q1
183
: KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
185
B. Saran-Saran
188
C. Penelitian Lebih Lanjut
190
LAMPIRAN-LAMPIRAN
A. Daftar Kepustakaan
19
B. Instrumen-Instrumen Penelitian
C. Pengolahan Data
21 7
D. Surat-Surat Keterangan
295
DAFTAR GAMBAR
Nomor
hal.
1. Garis Kekuasaan di Sebuah Sekolah Besar
2; S^rangka Penelitian
5
-.
18
3. Proses Interaksi Bahan Pustaka dan Pengajaran ..
26
4. Model Kegiatan Untuk Pusat Belajar Siswa
30
5. Organisasi dan Pelayanan Perpustakaan Sekolah ..
39
6. Pola Organisasi Model Doughnut
41
7. Urutan Langkah Akuisisi
44
8. Bagan .Rancangan Sistem Instruksional
46
9. Langkah-lang kah Prosedur Penganggaran
52
10. Pelayanan Perpustakaan
58
11. Modifikasi Sistem Pelayanan Informasi di Perpus
takaan Sekolah Menengah Atas
g0
12. Arus Informasi dalam Suatu Continuous Progress
School
62
13. Alur ringkas Pelayanan Referens
71
14. Kriteria Pustakawan Referens
72
15. Modifikasi Model Motivasi Porter and Lawler
.
94
16. Metode Membaca Telaah Isi
108
17. Panca Untai Membaca Pengarahan Diri
Ill
18. Nilai yang disajikan Siswa dari Sistem Perpus
-
takaan
H£
19. Hubungan antara Variabel X1, Variabel X2 dengan
Variabel Y
152
XI
20. Hubungan antara Variabel Y-, dengan Variabel Y2
156
21. Hubungan antara Variabel Y1 dengan Variabel Y
158
22. Hubungan antara Variabel Y2 dengan Variabel Y
160
xii
DAFTAR TABEL
Tabel nomor :
halaman :
1. Validitas dan reliabilitas Instrumen
HO
2. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Teruji
141
3. Kisi-ki3i Variabel JCemampuan ^embaca
142
4. Hasil Distribusi Data X
145
5. Hasil Distribusi Data X2
145
6. Hasil Distribusi Data Y
146
7. Hasil Distribusi Data Y
146
8. Hasil Distribusi Data Y
2
9. Rata-rata Skor Jawaban Responden
146
148
10. Keadaan Tenaga Perpustakaan SMA
171
11. Rekapitulasi Skor Data
217
12. Uji Normalitas Lilliefors Variabel X1 SMA 2-3
13. Uji Normalitas Lilliefors Variabel X2 SMA 2-3
219
221
14. Uji Normalitas Lilliefors Variabel Y SMA 2-3
223
15. Uj£ Normalitas Lilliefors Variabel X1 SMA 7..
225
16. Uji Normalitas Lilliefors Variabel X2 SMA 7..
226
17. Uji Normalitas Lilliefors Variabel Y SMA 7...
227
18. Uji Normalitas Lilliefors Variabel X. SMA 10-20
228
19. Uji Normalitas Lilliefors Variabel X2 SMA 10-20 230
20. Uji Normalitas Lilliefors Variabel Y SMA 10-20
xm
232
21. Analisis Korelasi X1 dengan Y SMA 2-3 ......234
22. Analisis Korelasi X1 dengan Y SMA 7
237
23. Analisis Korelasi X.. dengan Y SMA 10 - 20
240"
24. Analisis Korelasi X2 dengan Y SMA 2-3
242
25. Analisis Korelasi X2 dengan Y SMA 7
245
26. Analisis Korelasi X dengan Y SMA 10 - 20
247
27. Uji Normalitas Lilliefors Variabel Y? SMA 2-3 ..249"
28. Uji Normalitas Lilliefors Variabel Y
SMA 2-3 ..25V
29. Analisi3 Korelasi Y dan Y2 SMA 2 dan 3
252
30. Uji Normalitas Lilliefors Variabel Y1 SMA 10-20.255
31. Uji Normalitas Lilliefors Variabel Yg SMA 10-20.257
32. Analisis Korelasi Y1 dan Y2 SMA 10-20
259
33. Uji Normalitas Lilliefors Variabel Y., SMA 7
262
34. Uji Normalitas Lilliefors Variabel Y2 SMA 7 ....263
35. Analisis Korelasi Y- dan Y2 SMA 7
36. Analisis Korelasi Y^ dan Y di SMA 2 dan 3
264
266
37. Analisis Korelasi Y1 dan Y di SMA 7
38. Analisis Korelasi Y1 dan Y di SMA 10 dan 20
269
272
39. Analisis Korelasi Y2 dan Y di SMA 2 dan 3
275
40. Analisis Korelasi Y2 dan Y di SMA 7
278
41. Analisis Korelasi Y2 dan Y di SMA 10 dan 20
281
42. Significant Values of (3 for Testing HQ
287
xiv
43.
Daftar E
288
44. Daftar G
2Q9
45. Daftar H
290
46. Daftar I
291
xv
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Permasalahan
1. Latar belakang masalah
Konsep tentang nilai, pengetahuan dan teknologi yang '
dimiliki masyarakat, secara terus menerus
diperkenalkan
oleh generasi sebelumnya kepada generasi berikutnya. Ni
lai, pengetahuan dan teknologi ini - diperlukan manusia
untuk dapat mempertahankan dan
melangsungkan hidupnya.
Proses pengalihan nilai, pengetahuan dan teknologi dari
generasi ke generasi itu biasa disebut sebagai transmisi
kebudayaan. Transmisi kebudayaan dilakukan melalui pendidikan formal, informal dan non-formal.
Para ahli pendidikan cenderung .- memandang sekolah
sebagai alat yang paling efektif untuk menyampaikan nilai,
pengetahuan dan teknologi tersebut. Sekolah dianggap seba
gai tempat yang tepat untuk mendidik anak agar menjadi
manusia dewasa dalam masyarakat. Herbert Spencer (I860)
seperti yang dikutip Nasution (1987 : 55) mengungkapkan
bahwa sekolah perlu menyampaikan nilai-nilai, pengetahuan
dan teknologi ini untuk :
- selx preservation
m
- securing the necessities of lire
- rearing a family
- maintaining proper social and political
relationships
- enjoying leisure time
Jadi pada dasarnya pendidikan adalah usaha dari
generasi tua yang dilakukan secara sadar untuk mengalihkan nilai, pengetahuan , pengalaman, kecakapan dan
keterampilannya kepada generasi muda sebagai
usaha
agar dapat memenuhi fungsi hidupnya. Di *Indonesia ,
perihal pendidikan ini diatur oleh UUD '45 pasal 31
dan 32 yang dijabarkan dalam Garis-Garis Besar Haluan
Negara yang diperbaharui dan disempurnakan
setiap
5 (lima) tahun sekali. Tujuan pendidikan nasional yang
hendak dicapai, diuraikan secara spesifik dalam tujuan
institusional. Bagi Sekolah Menengah - Atas'
tujuan
institusional umumnya adalah :
- menjamin wargananegara yang baik sebagai
manusia yang utuh, sehat, kuat lahir dan
-me^uasai hasil-hasil pendidikan "*"*
yang merupakan kelanjutan dari pendidikan
di Sekolah Menengah Umum Tingkat Pertama
- memiliki bekal untuk melanjutkan studinya
ke lembaga pendidikan yang lebih tmggi
dengan menempuh ;!
.
(a) program umum yang sama bagi semua
siswa
(b) program pilihan bagi mereka yang mempersiapkan dirinya untuk studi di
lembaga pendidikan yang lebih tinggi
(c) memiliki bekal untuk terjun ke masya
rakat dengan mengambil keterampilan
untuk bekerja yang dapat dipilih oleh
siswa sesuai dengan mmatnya dan keoutuhan masyarakat.
(Nasution, 1982 : 52)
Selanjutnya tujuan pendidikan umum
dijabarkan
menjadi tujuan khusus. Tujuan khusu3 pendidikan
di
Indonesia untuk tingkat sekolah menengah atas dija -
barkan dalam bidang pengetahuan, bidang keterampilan
serta bidang nilai dan sikap.
Sekolah sebagai pelaksana pendidikan melakukan
suatu tata kerja yang telah ditetapkan untuk
menca-
pai tujuan pendidikan. Tata kerja yang kompleks ini
biasa disebut dengan administrasi pendidikan. Secara
terinci dikemukakan bahwa :
Administrasi Pendidikan adalah penataan sum-
ber daya manusia, kurikulum atau sumber belajar dan fasilitas lainnya untuk mencapai
tujuan pendidikan secara optimal dan pencip-
taan suasana yang baik bagi manusia yang tu-
rut serta di dalam mencapai tujuan pendidikan
yang disepakati (Engkoswara, 1984 : 11)
Administrasi dalam proses pendidikan
meliputi
seluruh perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan
hadap kegiatan operasional pendidikan.
ter-
Kegiatan
operasional pendidikan antara lain berupa pengelolaan
kurikulum, metode, alat pengajaran, murid, guru,; personil tata-usaha dan pengelolaan sumber belajar.
Lebih jauh lagi administrasi pendidikan
sebagai
suatu proses sering ditafsirkan sebagai suatu
penca-
paian tujuan organisasi sekolah yang memiliki anggota
anggota yang dapat membuat keputusan dan
bertindak
sesuai dengan tujuan yang telah digariskan.
mewujudkan kerja administrasi itu,
Untuk
maka dibentuklah
suatu sistem yang mempermudah bergeraknya fungsi-fungsi
administrasi. Sistem tersebut berwujud
organisasi
.
Organisasi tidak ubahnya dengan suatu sistem yang mem -
bagi pekerjaan administrasi ke dalam kedudukan - kedn dukan menejemen dalam suatu struktur kerja-sama
pengadaptasian dari strulctur-struktur itu
dan
kepada
manusia yang melaksanakan fungsi-fungsi
administrasi
dalam organisasi. Maka dibuatlah bagan organisasi
struktur organisasi yang merupakan diagram
atau
kedudukan-
kedudukan dan hubungannya satu sama lain. Bagan organi
sasi dapat merupakan alat bantu yang bernilai dalam pe-
netapan fungsi organisasi. Bagan ini pun membantu usaha
menstrukturkan wewenang dan tanggung-jawab,
kegiatan
dan arus komunikasi.
Salah satu bentuk organisasi yang
menggambarkan
garis wewenang yang terinci dalam organisasi
sekolah
adalah model yang digambarkan oleh Oteng Sutisna (1983:
181 ). Model organisasi yang dipergunakan untuk melak -
sanakan proses administrasi pendidikan ini
dilihat pada Gambar 1. berikut ini :
dapat
KEPALA SEKOLAH
PEMB.ADM.
PEMB KEPSEK
"i—r~
Kur & Guru
EPSEKJ
PEMB KEPSE
J
PEMB KEPSEK
Tata Usaha
Murid
- Kep.Pelayanan Bimb.
P Kep.Ur.Peg
r- Kep. Perpustakaan
- Kep.Prog.Pend.
orang dewasa
- Kep. Pela-
- Pengawas
- Kep.Prog.Pendi
- Kep. Regris-
- ivep.Cafetaria
dikan waktu libur
besar
KETUA DEP.
yanan Kes
pericataten
- ^ep. Keamanan
KS BAGIAN
A
4 counselor
Penjas pria
Penjas wanita
60 guru
Nasional
Ged & Hal
trasi dan
Seni rupa
5hs.
- Kep.^ata
1 tenaga sos,
1000 murid
KS BAGIAN B
4 conselour
1 tenaga sos,
60 guru
1000 murid
Bhas. Asing
PKK
I PA
Materaatika
IPS
Seni drama
Ketrampilan
Gambar 1. GARIS KEKUASAAN DI SEBUAH SEKOLAH BESAK
(Oteng Sutisna, 1984: 81)
Gambar 1. menunjukkan bahwa salah satu
yang menunjang kegiatan administrasi
komponen
yang
terkait
dengan fasilitas pendidikan adalah perpustakaan.
pustakaan sekolah adalah salah satu
Per -
komponen,
sistem sekolah sebagai unit perlengkapan
pendidikan.
Perpustakaan merupakan salah satu bagian kurikulum.
Melihat kedudukan perpustakaan pada organisasi se
kolah seperti yang digambarkan di atas, maka perpusta. kaan merupakan bagian dari urusan pelayanan
kepada
siswa. Karena pelayanan yang diberikan kepada
siswa
ini berkaitan dengan pelaksanaan proses belajar-mengajar
maka kedudukan perpustakaan merupakan bagian dari
bagian pendidikan dan kurikulum.
Oleh karena
sesuai dengan fungsinya, perpustakaan diharapkan
menunjang kelancaran program pendidikan,
subitu •,
mampu
pengembangan
kurikulum dan pelaksanaan proses belajar-mengajar dengan
baik.
Perpustakaan sekolah sebagai alat bantu
pendidikan
menunjang metode dan tehnik pengajaran yang
dilakukan
guru. Perpustakaan sekolah berpartisipasi dalam
program
sekolah untuk memenuhi kebutuhan siswa dan-guru.
jauh lagi, perpustakaan yang merupakan pusat
integrasi
segala kegiatan pendidikan itu, mempunyai fungsi
katif, informatif, rekreatif dan penelitian.
Lebih
edu -
Fungsi
-
fungsi ini mengembangkan cara belajar siswa dalam mem -
bandingkan, raeneliti dan menguji pelajaran di kelas
,
sehingga dapat memahami pelajaran dengan
-
sungguh
sungguh . Petugas perpustakaan sekolah berkewajiban bekerja sama dengan guru dalam raemilih koleksi perpusta kaan serta mengembangkan pendayagunaan :
sumber-sumber
informasi di dalam program pengajaran.
Perpustakaan yang terkait dalam totalitas
proses
belajar-mengajar raenempatkan peranan guru pada
fungsi
yang penting, karena kedudukannya sebagai . stimulator
dan motivator dalam meningkatkan kemauan belajar
siswa
di perpustakaan. Cara menstimulasi dan memotivasi antara lain dengan mengarahkan pencaharian informasi di per
pustakaan dan memberikan tugas-tugas yang dapat
diker-
jakan di perpustakaan.
Guru
sebagai anggota tim perpustakaan
mengurus dan mengawasi jadwal penggunaan
sekolah
perpustakaan
bagi para siswanya. Guru bersama-sama pustakawan
ber-
tanggung-jawab atas kerja bimbingan terhadap siswa da lam mempergunakan perpustakaan, sehingga siswa akan se-
lalu mempergunakan setiap kesempatan untuk menjelajahi
kekayaan perpustakaan itu.
Di lain pihak, siswa sebagai peserta didik
dido-
rong agar mau mempergunakan perpustakaan. ^iswa
dapat
8
memperluas wawasannya dengan cara membandingkan
pela -
jaran di kelas yang diberikan guru dengan bahan - bahan
yang ada di perpustakaan. Dengan demikian siswa
saha untuk berpikir mandiri, mampu memecahkan
berumasalah,
mampu berpikir secara individual dan mampu " ' 'bekerja
dengan alat dan bahan bacaan yang ada di
perpustakaan
sekolah. ^emampuan siswa dalam mempergunakan
perpus -
takaan secara operasional diwujudkan dengan
melakukan
kegiatan membaca untuk menunjang program belajarnya.
Proporsi terbesar dari siswa dalam menggunakan perpus takaan adalah untuk mencapai tujuan belajarnya.
Siswa
menempatkan diri pada perpustakaan sekolahnya itu, se -
bagai pemilik buku yang digunakannya untuk mengerjakan
tugas-tugas sekolahnya.
Setelah mengkaji beberapa sumber bacaan, dapat di kemukakan beberapa hal yang menyangkut keberadaan
per -
pustakaan sekolah sebagai suatu sistem pada administrasi
pendidikan .
a. Perpustakaan sekolah adalah suatu unit
' dalam sistem administrasi sekolah. Sebagai
organisasi
anggota
sistem administrasi sekolah, perpustakaan melaksana -
kan perilaku organisasi yang diwujudkan dalam bentuk
perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan.
Ketiga
bentuk fungsi administrasi ini diterapkan
kepada
tiga kegiatan operasional perpustakaan, yakni kegi atan administrasi rutin, pekerjaan teknis perpusta kaan dan pekerjaan pelayanan.
b. Peranan guru sebagai pemelihara, pengembang,penerus,
penerjemah sistem nilai dan penyelenggara tercipta nya proses pendidikan tidak dapat dilepaskan
dengan
fungsi perpustakaan sekolah. Guru adalah : motivator
bagi siswa yang sedang belajar.
Motivasi yang dibe-
rikan guru berwujud usaha-usaha untuk
menciptakan
kondisi sehingga siswa mau melakukan apa yang dian -
jurkan guru dalam proses belajarnya. Guru yang
di -
maksud dalam pembahasan ini adalah guru bidang studi
yang dalam bentuk tehnik mengajarnya mampu melakukan
motivasi kepada siswa dan dapat memberikan .
warna
yang jelas bagi minat siswa untuk belajar dan menda yagunakan perpustakaan.
c. Belajar adalah suatu proses pertumbuhan yang
silkan oleh hubungan berkondisi antara stimulus
diha dan
respons. Proses pertumbuhan yang dihasilkan oleh kon
disi stimulus-respons ini diajukan semata-mata kepada
"... (1) pengurapulan pengetahuan, (2)penanaman konsep
dan kecekatan dan (3) pembentukan sikap dan perbuatan"
(V/inarno Surakhmad, 1973 : 61). Konsep
pengumpulan
10
pengetahuan pada dasarnya diperoleh dari belajar.
S.alah satu kegiatan belajar dilaksanakan dengan membaca. J^enurut William D. Baker, "... 3ekitar 85%
dari seluruh studi, kegiatan belajarnya meliputi
kegiatan membaca" (The Liang Gie, 1982 : 85). Karena
itu metode kemahiran dan segi-segi lain yang berhu -
bungan dengan kegiatan membaca
perlu dimiliki siswa
untuk pengumpulan pengetahuan agar tercapai
belajar yang baik. Kecakapan dan kemampuan
produk
membaca
kadang-kadang dianggap sebagai suatu petunj.uk kemam
puan intelektual siswa. Potensi intelektual yang baik
pada siswa ternyata mempermudah pemahaman konsep yang
terdapat pada media cetak yang dibacanya.
Produk
membaca pada akhirnya adalah suatu pengembangan pern -
bawaan dan penggunaan akal budi secara penuh '
dari
siswa. Secara lambat laun, melalui membaca,
siswa
menyadari bahwa salah satu potensi yang dimilikinya
harus dikembangkan untuk mencapai hasil belajar.
Dalam kegiatan perpustakaan sekolah sehari-hari,
berdasarkan studi penjajagan yang dilakukan f
peneliti
dapat mengemukakan beberapa hal berikut ini.
a. Perpustakaan sekolah telah dikelola sesuai
dengan
kemampuan tenaga perpustakaan sekolah. Selain
itu
pada umumnya perpustakaan sekolah merupakan bagian
11
pencatatan buku yang didistribusi dari pemerintah.
Buku-buku ini biasanya disebut buku paket pemerin
tah. Untuk mencatat buku paket ini , tenaga pusta-
kawan sekolah pada umumnya meminta petunjuk pelak
sanaan dari ^antor Wilayah Pendidikan dan Kebuda -
yaan. Hal ini diungkapkan oleh Dr. Ruchmat Wiria dinata : "... untuk mengelola buku paket terlebih-
lebih buku perpustakaan lainnya, petugas perpusta
kaan sekolah selalu menanyakan petunjuk pelaksa
-
naan kerja di perpustakaan sekolah."(Rachmat Wi
-
riadinata, kuliah umum, 1985, di PPS IKIP Bandung).
Dengan kemampuan pengelolaan perpustakaan yang pada
umumnya masih seadanya dan tanpa juklak (petunjuk
pelaksanaan), sangatlah disangsikan kemampuan per-
pustakaaii sekolah dalam melayani para siswanya.
b. Pemberian motivasi dari guru kepada siswa untuk
mempergunakan perpustakaan sekolah sebagai sarana
belajar tidak nampak dengan jelas. Yang nampak da
lam kegiatan mengajarnya guru belum mengintegra -
sikan perpustakaan sebagai sarana penunjang bela
jar siswa.
c. Kemampuan membaca sebagai sesuatu yang mutlak ha-
,rus dimiliki siswa yang sedang belajar dapat di deteksi dengan keinginan siswa
dalam menggunakan
12
perpustakaan. Koleksi perpustakaan yang ada nam paknya belum dipergunakan untuk pengembangan ke mampuan membaca siswa.
d. Siswa yang berprestasi pada umumnya berkeinginan
menambah pengetahuan secara terus menerus. Akan
tetapi yang nampak, siswa yang berprestasi ini ,
tidak mempergunakan perpustakaan sekolah untuk kepentingan belajarnya lebih lanjut.
Sejalan dengan keadaan perpustakaan sekolah ini ,
mungkin terdapat implikasi yang lebih jauh, yaitu per -
pustakaan sekolah belum merupakan fasilitas pendidikan
yang dapat mendukung pelaksanaan kegiatan kurikuler.
Berdasarkan latar belakang pemikiran inilah,
maka
peneliti menemukan beberapa masalah di dalam penyeleng garaan perpustakaan sekolah di Kotamadya Bandung, khususnya pada tingkat sekolah menengah umum atas. Permasalahan
tersebut peneliti pilih, agar merupakan pembatas yang tepat untuk penelitian ini.
2. Rumusan permasalahan
Dari beberapa pokok latar belakang pemikiran rnasa -
lah dan beberapa permasalahan yang ditemukan, maka pene
liti menetapkan beberapa permasalahan berikut ini.
13
a. Sejauh manakah pengadministrasian perpustakaan yang
telah dilakukan petugas perpustakaan sekolah
dapat
memberikan pelayanan kepada siswanya ?
b. Sejauh manakah pemberian motivasi oleh guru kepada
siswa agar siswa mendayagunakan fungsi perpustakaan
sekolahnya ?
c. Sejauh manakah hubungan fungsional antara kemampuan
membaca siswa dan prestasi belajar siswa ?
d. Adakah perbedaan fungsi perpustakaan bagi
siswa
pada sekolah yang telah memiliki perpustakaan dengan
pengelolaan yang berbeda ?
Untuk itulah dibuat perumusan masalah utama untuk
membatiasi masalah penelitian ini. Masalah utama yang dimaksud dirumuskan sebagai berikut .
"Sejauh manakah hubungan antara pengadministrasian
perpustakaan sekolah dan pemberian motivasi oleh
guru kepada siswa yang berkemampuan membaca
dan
berprestasi baik dengan fungsi perpustakaan bagi
siswa tersebut
?"
Masalah diatas melahirkan judul penelitian
HUBUNGAN ANTARA .ADMINISTRASI PERPUSTAKAAN SEKOLAH
DAN PEMBERIAN MOTIVASI OLEH GURU DENGAN FUNGSI PER
PUSTAKAAN BAGI SISWA (Studi deskriptif analitik terhadap fungsi perpustakaan bagi siswa berprestasi
14
dan berkemampuan membaca baik di Sekolah Menc.ngah
Atas Negeri 2,3,7,10 dan 20 di Bandung)
Penjelasan mengenai masalah yang diteliti adalah
sebagai;-dikemukakan berikut ini.
1) Administrasi Perpustakaan Sekolah adalah fungsi admi
nistrasi sekolah yakni perencanaan, pelaksanaan
pengawasan yang dioperasikan kepada tiga
dan
kegiatan
operasional perpustakaan yakni kegiatan pelayanan
,
kegiatan ketatausahaan dan kegiatan pekerjaan teknis
(technical processing). Konsep ini sejalan dengan
konsep Administrasi Perpustakaan Model Doughnut
(Stueart dan Eastlick, 1981 : 72) . Unsur-unsur yang
diukur adalah :
a) Kegiatan pelayanan perpustakaan meliputi pelayanan
langsung yang berkaitan dengan waktu pelayanan
,
pelayanan peminjaman, penggunaan buku dan non buku
untuk menunjang kegiatan belajar - mengajar.
b) Kegiatan pekerjaan teknis perpustakaan meliputi
kegiatan akuisisi, klasifikasi-katalogisasi
dan
kegiatan mempersiapkan buku dan non buku di perpus
takaan sehingga berdaya guna dan mempermudah peng •
gunaannya oleh pengguna perpustakaan.
c) kegiatan administrasi rutin atau kegiatan yang me
nyangkut segala kegiatan teknis dan operatif untuk
mencapai tujuan pekerjaan.
15
2) Pemberian Motivasi oleh Guru kepada Siswa untuk meng-
gunakan perpustakaan sekolah adalah usaharusaha
guru
yang menciptakan kondisi-kondisi sehingga siswa ingin
melakukan apa yang dianjurkan guru dalam kaitannya de
ngan penggunaan perpustakaan. Usaha guru itu adalah
menstimulasi dan mengarahkan siswa dalam pencaharian
informasi di perpustakaan untuk kepentingan belajar
lebih lanjut. Pemberian motivasi oleh guru lainnya
adalah peran serta guru dalam pembinaan dan pelaksa —
naan penyelenggaraan perpustakaan sekolah. Konsep diatas sejalan dengan pemikiran yang dikemukakan oleh
Douglas (1968 : 14)
Unsur-unsur yang akan diukur adalah
a) kerjalsama guru dengan pustakawan dalam
usaha
mendayagunakan perpustakaan.
b) pengarahanI dan dorongan yang dilakukan guru agar
siswa menggunakan perpustakaan sekolahnya.
3) Fungsi perpustakaan sekolah
bagi siswa .
Siswa menggunakan perpustakaan merupakan suatu indikator keberhasilan pengadministrasian perpustakaan .
Siswa menggunakan perpustakaan karena perpustakaan
memiliki fungsi edukatif, informatif, riset dan re-
kreatif. Konsep ini sejalan dengan Pedoman Standar
Perpustakaan Sekolah di Indonesia (Depdikbud,1978:2)
16
Unsur-unsur yang akan diukur ialah fungsi perpustakaan
bagi. siswa yang menggunakannya karena memiliki :
a) fungsi. informatif yaitu siswa dapat
mengumpulkan
pengetahuan dengan menggunakan perpustakaan.
b) fungsi'edukatif yaitu siswa melakukan
perbuatan
belajar di perpustakaan untuk memperluas
wawasan
bahan pelajaran yang telah diperolehnya di kelas
c) fungsifriset yaitu siswa melakukan kegiatan di per
pustakaan untuk membandingkan konsep-konsep pela
-
jaran yang telah diperolehnya baik dari kelas mau pun dari luar kelas
d) fungsi| rekreatif yaitu penggunaan waktu
senggang
oleh siswa dengan mempergunakan perpustakaan.
4) Siswa berprestasi baik adalah siswa yang memiliki prestasi belajar yang termasuk ke dalam sepuluh
besar ke -
lompok siswa yang terbaik pada'akhir-ajaran semester 7.
Siswa berkemampuan membaca baik adalah siswa yang memi
liki kemampuan mengidentifikasi, mengevaluasi dan mengaplikasikan apa yang telah dibaca. Selain itu siswa ber
prestasi dan berkemampuan membaca baik, pada
umumnya,
berkeinginan menambah pengetahuan secara terus-menerus,
yang bahan-bahan bacaannya antara lain tersedia di per
pustakaan sekolah.
Untuk point 1,2
dan 3 data dapat diperoleh
melalui
angket, observasi dan wawancara. Sedangkan untuk point
data diperoleh dari raport dan tes kemampuan membaca.
4
17
Ketiga variabel ini saling berkaitan dalam kegiatan
administrasi perpustakaan sekolah dan administrasi seko
lah. Adapun variabel-variabel tersebut adalah :
1) variabel!independen atau variabel prediktor . adalah
variabel administrasi perpustakaan sekolah yang dinya-
takan dengan X. ; variabel pemberian motivasi
oleh
guru dinyatakan dengan Xp
2) variabel dependen atau variabel responsnya
adalah
fungsi perpustakaan sekolah bagi siswa . (berprestasi
dan berkemampuan membaca baik) yang dinyatakan dengan
variabel Y
3) adapun, yang dijadikan variabel antara atau intervining
atau moderator adalah siswa yang berprestasi baik dan
berkemampuan membaca baik yang dinyatakan dengan
Y-
dan Yp. Adapun yang dijadikan variabel kontrol adalah
jenis kelamin, usia, perbedaan bidang studi atau ju rusan.
Kerangka yang dikemukakan pada Gambar 2 berikut ini
menjelaskan situasi antara variabel yang dikemukakan diatas.
•
Administrasi
^erpustakaan
Sekolah
-
(Variabel X.)
Siswa
berprestasi
baik
,^i^j ^\\
(Variabel Y1)
1
y
PUNGSI
PERPUSTAKAAN
BAGI
5j
^>\ SISWA
berkemampuan
membaca baik
Pemberian
Motivasi Oleh
Guru Kepada
Siswa
^
(Variabel Y2)
siswa
(Variabel X )
2J
Gambar 2. Kerangka Penelitian
oo
(Variabel Y)
-———i
19
Dari uraian di atas, dapatlah dirumuskan rincian
penelitian sebagai berikut di bawah ini.
a. Bagaimanakah keadaan pengadministrasian perpusta kaan sekolah pada SMA yang diteliti ?
^b. Sejauh manakah motivasi yang diberikan oleh
guru
kepada siswa agar siswa mempergunakan perpustakaan
sekolahnya ?
c. Bagaimanakah hubungan fungsional antara adminis trasi perpustakaan sekolah, pemberian motivasi gu
ru kepada siswa dengan fungsi perpustakaan sekolah
bagi siswa ?
d. Bagaimanakah hubungan fungsional antara
prestasi
belajar dan kemampuan membaca siswa ?
e.lBagaimanakah ukuran kesamaan rata-rata penggunaan
perpustakaan dilihat
dari kondisi perpustakaannya?
f. Bagaimanakah implikasi setiap variabel penelitian
terhadap keinginan siswa untuk menggunakan perpus
takaan sekolahnya ?
B. Tujuan penelitian
Secara "mum penelitian ini bertujuan untuk men -
dapatkan gambaran kongkrit mengenai administrasi per
pustakaan sekolah dan pemberian motivasi oleh - . guru
kepada siswa serta fungsi perpustakaan bagi siswa
di
Sekolah Menengah Atas Kotamadya Bandung yang diteliti.
Setelah diketahui kondisi-kondisi perpustakaan
diteliti, pemberian motivasi oleh guru kepada
yang
siswa
20
dan fungsi perpustakaan bagi siswa, maka peneliti melan-
jutkan penelitian ini untuk mencapai tujuan khusus seba
gai berikut ini.
1. Mendapatkan pola hubungan fungsional antara pengadmi
nistrasian perpustakaan sekolah dengan fungsi perpus
takaan bagi siswa
2. Mendapatkan pola hubungan fungsional antara pemberian
motivasi oleh guru kepada siswa dengan fungsi perpus
takaan bagi siswa
3. mendapatkan ukuran derajat keterikatan antara pengad
ministrasian perpustakaan sekolah dengan fungsi per pustakaan bagi siswa.
4. Mendapatkan ukuran derajat keterikatan antara pembe rian motivasi oleh guru dengan fungsi
perpustakaan
bagi siswa.
5. Mendapatkan gambaran tentang implikasi kemampuan mem
baca siswa dan prestas'i belajarnya dalam
kaitannya
dengan penggunaan perpustakaan.
6. Mendapatkan gambaran deskriptif tentang
perbedaan
penggunaan perpustakaan oleh siswa pada "Sekolah Mene
ngah Atas Negeri 2,3,7,10 dan 20 yang memiliki
kon
disi dan pengelolaan perpustakaan yang berbe-da-beda .
21
C. Pentingnya penelitian
Penelitian terhadap masalah ini mempunyai beberapa
m^nfaat baik teoritis maupun praktis .
1. Apabila telah ditemukan gejala yang menunjukkan bahwa
pengadministrasian perpustakaan berkaitan •
dengan
flingsi perpustakaan bagi siswa, maka sudah selayaknya
perpustakaan sekolah dikerabangkan secara
-optimal
untuk mencapai tujuan.
2. Pentingnya penelitian ini pun berkaitan dengan pen
-
dapat para ahli bahwa guru selaku pengajar merupakan
kunci dalam membangkitkan motivasi belajar anak.
Karena itulah fungsi guru menjadi analisa dan
obyek
penelitian pendidikan yang seksama.
3. Membaca merupakan kegiatan belajar yang penting dilakukan dalam proses pendidikan. Karena itu siswa
sedang belajar tidak dapat memisahkan dirinya
yang
dengan
kegiatan membaca. Membaca adalah kegiatan yang diba ngun oleh pengalaman yang membentuk pengalaman lain .
Pembentukan pengalaman membaca secara lebih luas
dapat dilakukan melalui perpustakaan. Oleh karena itu
perpustakaan dalam hubungannya dengan
" kegiatan
membaca tersebut perlu mendapat perhatian yang semakin intensif.
4. Pembahasan hasil penelitian ini, diharapkan menjadi
bahan pemikiran yang berrnanfaat untuk usaha mening katkan pelayanan perpustakaan sekolah kepada siswa
dan guru.
BAB
PROSEDUR
III
PENELITIAN
Pelaksanaan penelitian lapangan didahului
oleh
beberapa persiapan sebagai berikut.
1. Meminta izin kepada Kepala Sekolah SMA Negeri 20
untuk melakukan uji-coba instrumen penelitian ke
pada para siswanya yang duduk di kelas III dengan
surat izin dari Dekan Pakultas Pasca Sarjana IKIP
Bandung tanggal 17 Pebruari 1987 nomor 179/PT.25.
8/N/1987.
2. Meminta izin penelitian kepada Direktorat
Sospol
Pemda Tingkat I Jawa Barat dengan surat pengantar
Pembantu Rektor I IKIP Bandung tanggal 18-2-1987
nomor 1120/PT.25.R.I/N/1987. Izin penelitian
di
berikan oleh Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I
Jawa Barat Direktorat Sosial Politik tanggal
Pebruari 1987 Nomor 070.1/596. Selanjutnya
21
iein
penelitian diberikan oleh Kepala Kanwil Depdikbud
Jawa Barat c.q. Koordinator Urusan Administrasi ,
tanggal 2 Maret 1987 Nomor 1353/102/N/87.
3. Memperbanyak instrumen penelitian yang penggunaan-
nya diperuntukkan bagi para siswa sebanyak
gota sampel.
125
ang
126
4. Mencatat dan menghimpun data prestasi
belajar
sepuluh siswa terbaik berdasarkan rapor
Semester
V (lima) tahun ajaran 1986/1987.
5. Menyebarkan instrumen penelitian kepada para res
ponden siswa pada lima buah SMA Negeri di Bandung*
6. Melakukan tes yang berhubungan dengan
kemampuan
membaca yang instrumen dan pelaksanaannya
dila -
kukan sepenuhnya oleh Lembaga Penelitian
IKIP
Bandung.
7. Instrumen penelitian yang dibagikan kepada
siswa
SMA Negeri 2, SMA Negeri 3, SMA Negeri 7, SMA Ne
geri 10 dan SMA Negeri 20
yang kemudian dikum
-
pulkan secara berangsur-angsur.
Penelitian lapangan dilakukan pada bulan Pebru
ari, Maret dan April 1987 yaitu pada tahun .
ajaran
semester VI dan menjelang masa pra EBTA/EBTAKAS pada
bulan Mei 1987.
A.
Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah semua SMA Negeri
yang ada di Kotamadya Bandung. Seluruhnya 20
buah.
Dari populasi itu diambil sampel sebanyak 25% secara
purposif, yaitu sebanyak 5 (lima) buah yang meliputi
SMA N 2, SMA N 3, SMA N 7, SMA N 10 dan SMA N 20.
127
Dari sampel sebanyak 5 (lima) buah ini, kerau
dian ditetapkan menjadi tiga kelompok,
1. Kelompok pertama terdiri dari dua sekolah,
yaitu
SMA Negeri 2 dan SMA Negeri 3 sebagai . . sekolah
yang dianggap telah lama berdiri, memiliki fasi litas yang lebih lengkap, pola kerja yang
mapan
dan merapunyai reputasi yang baik dibandingkan de
ngan sekolah menengah lainnya di Bandung. Perpus
takaan sekolah ini dikelola oleh tenaga adminis -
trasi dan diawasi oleh dua orang guru
bidang
studi.
2. Kelompok kedua terdiri dari satu sekolah . . yaitu,
SMA Negeri 7 sebagai sekolah yang memiliki
per
pustakaan sekolah yang telah dioperasikan sesuai
dengan petunjuk pelaksanaan pengelolaan perpusta
kaan yang tercantum pada Pedoman Standar Perpus takaan di Indonesia tahun 1978. Perpustakaan
ini
dikelola oleh Sarjana Pendidikan Ilmu Perpusta. j.-,
kaan dan Pustakawan terta tar berpengalaman lebih
dari 20 tahun.
3. Kelompok ketiga terdiri dari dua sekolah,
yaitu
SMA Negeri-10 dan SMA Negeri 20. Sekolah-sekolah
ini dianggap masih muda 3ejaran pertumbuhan
dan
pengalamannya. Namun walaupun demikian, ke
dua
128
sekolah ini telah memiliki sarana
perpustakaan
yang memadai dan dikelola oleh tenaga pustakawan
tertatar.
Pengumpulan data melalui angket dari
sepuluh-
siswa berprestasi terbaik dilakukan peneliti sendiri
dengan mendapat bantuan dari Kepala Sekolah,
Wakil
Kepala Sekolah, Guru Urusan Kurikulum, Guru
Biabi-•'*
ngan dan
untuk
Penyuluhan atau guru yang ditunjuk
melayani kepentingan penelitian ini.
Pelaksanaan tes pemahaman bacaan untuk mengukur
kemampuan membaca dilakukan langsung oleh
petugas
dari J^embaga Penelitian IKIP Bandung atas permintaan
peneliti,;
Daftar nilai atau notasi prestasi siswa sepuluh
terbaik berdasarkan rapor Semester V tahun ajaran 86/
87 diperoleh dari Wakil Kepala Sekolah atau guru yang
mengurus bidang kurikulum.
B.
Metode penelitian.
Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif -
analitik. Metode ini dilakukan melalui tehnik pengum
pulan data sebagai berikut.
•129
1. Penelitian aspek yang berkenaan dengan
anggota
sampel yang berkedudukan sebagai pengelola
per -
pustakaan, pimpinan sekolah dan guru ditempuh de
ngan tehnik wawancara dan observasi.
2. Penelitian anggota 3ampel siswa dilakukan
tehnik tes kemampuan memahami isi bacaan
dengan
dan
angket mengenai aspek administrasi perpustakaan ,
pemberian motivasi oleh guru dan fungsi perpusta
kaan bagi siswa.
3. Penelitian bahan notasi tentang prestasi
belajar
siswa berupa prestasi pada rapor Semester V tahun
ajaran 1986/1987.
Hipotesis penelitian ini diuji dengan statistik
non parametrik, yaitu : .
a. analisis korelasional untuk mengetahui tingkat ke
terikatan dan daya determinasi dari setiap vari abel.
b. analisis perbedaan dua rata-rata.
C
Anggapan dasar dan hipotesis
Ada beberapa anggapan dasar yang
pegangan penelitian ini. Anggapan dasar
adalah sebagai
berikut.
merupakan
tersebut
130
1. Sekolah Menengah Atas, sebagai suatu sistem orga
nisasi sekolah yang bertujuan mencapai
pendidikan secara optimal, memiliki
tujuan
perpustakaan
sebagai sarana penunjang kelangsungan proses be lajar-mengajar. Perpustakaan dapat melayani
se -
cara pasti seluruh karakter kurikulum dalam peng
ajaran sekolah.
2. Guru bidang studi sebagai individu yang mengha
-
silkan perilaku mengajar dan pemberi motivasi be
lajar kepada siswa dapat memberikan warna
yang
jelas terhadap perilaku siswa untuk belajar
dan
mendayagunakan perpustakaan sekolahnya.
3. Siswa yang sedang belajar tidak hanya mempelajari
bahan yang diperoleh dari guru di kelas, _ -Siswa
belajar melalui pengalaman yang akan menghasilkan
perubahan (pematangan, pendewasaan) pola
tingkah
laku, perubahan dalam sistem nilai di dalam per -
bendaharaan konsep-konsep (pengertian) serta
di
dalam kekayaan informasi. Pengalaman ini dapat di
peroleh salah satunya dengan kegiatan menggunakan
perpustakaan.
Dengan angapan dasar di atas, peneliti menetap -
kan hipotesis utama (hipotesis mayor) sebagai berikut;
131
M Apabila pengadministrasian perpustakaan efek
tif dan pemberian motivasi oleh guru
kepada
siswa baik, maka perpustakaan akan "
berfungsi
bagi siswa berprestasi dan berkemampuan membaca
baik."
Pengujian hipotesis dilakukan berdasarkan hipo
tesis minor sebagai berikut .
1) Terdapat hubungan yang positif dan berarti antara
pengadministrasian perpustakaan sekolah
dengan
fungsi perpustakaan bagi siswa.
2) Terdapat hubungan yang positif dan berarti antara
pemberian motivasi oleh guru kepada siswa
dengan
fungsi perpustakaan bagi siswa.
3) Daya determinatif antara pemberian motivasi
oleh
guru kepada siswa dengan fungsi perpustakaan bagi
siswa cukup berarti.
4) Daya determinatif antara pengadministrasian
per
pustakaan sekolah dengan fungsi perpustakaan bagi
siswa cukup berarti.
5) Terdapat pola hubungan yang positif dan
berarti
antara kemampuan membaca siswa dengan prestasi be
lajarnya.
6) a. Terdapat pola hubungan yang positif dan
arti antara kemampuan membaca siswa
fungsi perpustakaan sekolah bagi siswa.
ber dengan
132
b. Terdapat pola hubungan yang positif dan
arti antara prestasi belajar siswa
b«r-
dengan
fungsi perpustakaan sekolah bagi siswa.
7) Tidak terdapat perbedaan yang berarti (signifi -
kan) dalam fungsi perpustakaan bagi siswa dian tara para siswa di :
SMA Negeri 2 dan 3 dengan SMA Negeri 7
SMA Negeri 10 dan 20 dengan SMA Negeri 7
SMA Negeri 2 dan 3 dengan SMA Negeri 10 dan 20
D. Validitas dan reliabilita3 Instrumen ^engumpul
Data.
1. Instrumen Pengumpul Data.
Tehnik pengumpulan data yang digunakan
studi ini adalah tehnik angket yang
.dalam
penggunaannya
dan pembuatannya khusu3 untuk kepentingan penelitian
ini. Bulir-bulir pernyataan disusun dalam
bentuk
kalimat yang sesuai dengan hal yang akan
diteliti.
Bulir-bulir pernyataan disusun dalam bentuk
yang menggambarkan situasi dan kondisi
kalimat
pendidikan
di sekolah, khususnya perpustakaan. Instrumen peleng-
kap digunakan wawancara dan observasi baik
dengan
sampel maupun dengan pihak-pihak yang terlibat
ngan tujuan penelitian ini. Pihak-pihak
de -
tersebut
133
adalah siswa, pustakawan dan stafnya, kepala sekolah
dan para guru. Wawancara dan observasi ini
terutama
ditujukan untuk memperjelas data yang dijaring
angket. Angket sebagai instrumen utama,
penyusunan
dan pengembangannya melalui prosedur-prosedur
yang
ditetapkan sebagai syarat-syarat penelitian.
bulir pernyataan dan pertanyaan yang
oleh
Bulir-
.masing-masing
terdiri dari 50 buah berarti 150 item disederhanakan
menjadi 30 item untuk Variabel X- (Pengadministra.
-
sian Perpustakaan Sekolah, 10 item untuk Variabel Xg
( Pemberian Motivasi Oleh Guru Kepada Siswa )
dan
30 item untuk Variabel Y (Pungsi Perpustakaan
bagi
Siswa).
Data yang akan dijaring berkenaan erat
variabel-variabel penelitian. Model yang
dengan.
dipergu -
nakan untuk jawaban yang diperoleh adalah skor
1
dan 0. Pernyataannya mengungkapkan situasi perpus takaan sekolah yang terdiri atas aspek - aspek
:
a. masalah.pengadministrasian perpustakaan 3ekolah.
b. masalah pemberian motivasi oleh guru kepada sis
wa dalam penggunaan perpustakaan sekolah.
c. masalah fungsi perpustakaan sekolah bagi siswa.
Dengan demikian jumlah bulir pernyataan
yang
mencakup tiga variabel penelitian ini adalah seba nyak 70 buah item.
134
Sedangkan untuk mengetahui kemampuan
membaca
siswa digunakan tes kemampuan membaca yang mempergu
nakan instrumen pendahuluan khusus yang disusun oleh
tim dari Lembaga Penelitian IKIP Bandung, . kemudian
dilengkapi dengan tes membaca komprehensif yang di susun khusus untuk penelitian ini. Data prestasi be
lajar siswa diperoleh dari data hasil belajar siswa
berdasarkan rapor Semester V tahun ajaran 1986/1987.
Khusus terhadap kemampuan membaca dan
prestasi
belajar tidak dilakukan uji validitas dan reliabi
-
litas. Hal ini disebabkan prestasi belajar dan ke
-
raampuan membaca merupakan alat tes yang sudah baku .
Instrumen Variabel X^, Variabel X2 dan Variabel Y di
uji lebih dahulu tingkat validitas dan reliabilitas—
nya.
2. Uji-coba dalam rangka 'validitas dan reliabilitas
instrumen.
Validitas mempersoalkan keabsahan masalah ins —
trumen yang digunakan untuk mengukur suatu atribut ..
Melalui pengukuran validitas dapat ditilik isi
kegunaan suatu alat ukur, sehingga dapat
dan
digunakan
penelitian. Unsur-unsur yang terdapat dalam
alat
ukur disesuaikan dengan konsep dan variabel
yang
135
hendak diukur.
Validitas menurut Stephen Isaac dan William
Michael (1981:120) seperti yang dikutip oleh
Anwar adalah : " ... validity information
B.
Idochi
indicates
to which the test is capable of achieving . certain
aims". Sedangkan menurut Julian C. Tanley dan
K.D.
Hopkins adalah :
The validity of measure is ' how well
it
fulfills the function for which it is
being
used the degree to which it is capable
achieving certain aims. Regardless of
other merits of a test, if it lacks
of
all
validity
for a particular task, the information
it
provides Is useless. The validity of a test
is the accuracy of spesific predicition made
from its scores. (Stanley and Hopkins, 1972 :
101)
Ada tiga macam validitas yakni "...(1) validi tas isi, (2) validitas prediktif dan (3) " validitas
construct" (Nasution, 1982 : 87) . Validitas
isi
yaitu suatu keadaan instrumen."dimana pertanyaan yang
diajukan dapat mewakili seluruh isi suatu variabel .
Validitas prediktif yaitu kemampuan suatu
instrumen
penelitian untuk meramalkan dan juga menjelaskan hal
hal yang berhubungan dengan masa yang akan
datang .
Validitas konstruk ialah menyangkut kesesuaian
pengukuran dengan konsep (construct). Yang
hal
dibahas
dalam validitas construct adalah isi dan maksud (mak
na) dari suatu konsep dan dari suatu alat ukur
yang
136
dipakai untuk mengukur konsep tersebut.
Validitas
instrumen penelitian administrasi perpustakaan, pem
berian motivasi dari guru kepada siswa dan
fungsi
perpustakaan termasuk jenis validitas isi dan vali ditas construct .
Untuk mengukur validitas instrumen
penelitian
ini, maka peneliti melakukan pra-survai. Pra-survai
dilakukan dalam rangka menetapkan perpustakaan seko
lah yang memadai untuk diteliti pada bulan Januari Pebruari 1986. Setahun kemudian, pada tanggal 16 Pe
bruari 1987 mengadakan uji-coba instrumen pada siswa
kelas III di SMA Negeri 20 yang disebarkan
secara
random. Sesuai dengan jumlah responden yang direnca-
nakan, maka uji coba validita3 dan reliabilitas ini
disebarkan sebanyak 50 eksemplar.
Selain uji-coba kepada siswa, maka . Instrumen
penelitian ini diperiksa oleh 5 ahli dalam
bidang
penelitian dan ahli perpustakaan. Pemeriksaan
oleh
ke 5 ahli yang berwenang ini dilakukan untuk
dapat
melihat apakah instrumen yang dibuat oleh
peneliti
cukup memadai atau tidak.
Pada permulaan penyusunan instrumen penelitian
disusun'lebih dahulu kisi-kisinya sesuai
aspek-aspek sebagai berikut .
dengan
137
a. Variabel Administrasi Perpustakaan Sekolah
yang
meliputi (1) pelayanan, (2) technical processing,
dan (3) administrasi Rutin.
b. Variabel Pemberian Motivasi Oleh Guru Kepada Sis
wa meliputi (1) kerja sama guru dengan pustakawan
dalam usaha mendayagunakan perpustakaan (2) peng-.
arahan dan dorongan yang dilakukan guru agar sis
wa mempergunakan perpustakaan sekolahnya.
c. Variabel Pungsi Perpustakaan Sekolah Bagi
Siswa
meliputi (iy fungsi edukatif, (2) fungsi; lnformajtif, (3) fungsi! riset dan (4) fungsi rekreatif.
Setiap variabel di atas dikelompokkan menjadi
Instrumen A (X^, Instrumen B (X2) dan Instrumen C
(Y). Sedangkan Kemampuan Membaca Siswa dengan Vari -
abel Y2 dan Prestasi Belajar Siswa dengan Variabel Y^
Perhitungan reliabilitas instrumen dilaksanakan
dengan menggunakan metode belah dua (Split Half
Method ) dari Spearman Brown yang disertai :.
-
dengan
Product Moment yang dikutip dari Edwards, 1957 : 152
(Roohman Natawidjaja, 1985 : 241). Nasution ( 1982 :
68) dan Sutrisno Hadi (1981 : 289 - 297)
aebagai
berikut":
138
-
Xm
X
R
4
n
2
•xy
n
xy
(Is:2) (ly2)
dan
2 r1.2
nn
1 + (n - 1) r 1.2
Sedangkan untuk mencari validitasnya dipakai rumus-rumus sebagai berikut :
2
d^p
=
(IP2)
n
(I^r) 2
"
(&P)2
n
.
S
(&p)2
d2r
n
n
.
N
139
(£ xp);
x2t
^
Ip
n
.
N
x2t - d2p - d2r
d2p
( dk
=
N
- 2)
dk
*\
dk .
nn
(H-D
VP -
ve
•
VP
'nn
rnn
N
-
2
1 ~(rnn)
nn.'
*hit
S^* *tab
2
berarti valid, reliabel
dan
signifikan. (Guilford, 1973 seperti yang dikuliahkan
Dr. Bambang Soewarno, November 1985)
140
Hasil pengujian reliabilitas dan validitas selengkap
nya adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Validitas dan Reliabilitas Instrumen
No
Validitas
Instrumen
Reliabilitas
'tab
'tab
2,682
1
Variabel A
0,79
6,82
1,70
0,66
6,1
2
Variabel B
0,91
6,65
1,70
0,88
5,18 2,682
3-
Variabel C
0,62
4,16
1,70
0,84
5,8
Catatan
2,682
ttab (0f95 . 50)
Menyimak tabel di atas, maka validitas dan re liabilitas item variabel X.. (Pengadministrasian Per
pustakaan Sekolah) dan variabel Y (Pungsi Perpusta kaan Bagi Siswa) adalah sedang , sedangkan untuk va
riabel Xp ( Pemberian Motivasi Oleh Guru Kepada Sis
wa)
adalah tinggi. Maka bulir-bulir pernyataan da
pat dipakai sebagai instrumen penelitian yang
-
sahih
dan absah. Setelah teruji, maka disusunlah kisi-kisi
instrumen penelitian sebagai tampak pada Tabel no. 2
berikut ini :
141
Tabel 2. KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN
Nomor
wAspek-Aspek
Instrumen A
:
Administrasi Perpustakaan
Sekolah (Variabel X )
2. Technical Processing
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10
11,12,13,14,15,16,17,
3. Administrasi rutin
21,22,23,24,25,26,27,
1. Pelayanan Perpustakaan
Instrumen B
18,19,20
28,29,30
:
Pemberian Motivasi oleh
guru kepada siswa untuk
mendayagunakan fungsi
perpustakaan.(Variabel Xg)
1. Kerja soma guru dengan
Pustakawan
2. Pembgrian motivasi
oleh guru
Instrumen C
1,2,4,8,10
3,5,6,7,9,
:
Pungsi .Perpustakaan bagi
Siswa (Variabel Y)
1. Pungsi edukatif
2. Pungsi inforraatif
3. Pungsi riset
4. Pungsi rekreatif
1.2,3,4.5,6,7,8
9,10,11,12,13,14,15,16
T7,18,19,20,21,22,23,24
26,26,27,28,29,30
142
Variabel kemampuan membaca (Yp) meliputi tes
tes potensi dan bakat bahasa, pemahaman
membaca
(telaah isi) dan kemampuan bahasa terurai
sebagai
berikut
:
Tabel 3. KISI-KISI VARIABEL KEMAMPUAN MEMBACA
Jenis tes
Persamaan dan lawan kata
Kemampuan berbahasa
Keterangan
Melihat potensi dan
bakat (baku)
EKSBA
Melihat kemampuan
Penggunaan bahasa
berbahasa (baku)
Pemahaman membaca
Melihat kemampuan membaca
komprehensif
(membaca telaah isi)
Variabel Prestasi Belajar (Y ) iiambil
dari
notasi indeks prestasi belajar siswa yang dipero
leh dari rapor Semester V.
BAB
V
KESIMPULAN DAN SAKAN
A.
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan hasil analisis data, dapat
ditarik beberapa kesimpulan sebagaii berikut. •
1. Fungsi perpustakaan bagi siswa secara empirik diten
tukan oleh kesiapan pengadministrasian perpustakaan.
Dengan kata lain fungsi perpustakaan bagi siswa ada
lah fungsi dari pengadministrasian perpustakaan.
a. Kapasitas
pengelolaan perpustakaan aekolah yang
sedang, tidak dapat didayagunakan oleh siswa ber
prestasi dan berkemampuan membaca balk karena be
lum tercapainya target kekuatan koleksi yang maksimum dan berdistribusi tepat.
b. Kemampuan menejerial pustakawan sekolah yang uta
ma adalah menemukan kunci antara kebutuhan pema -
kai dan kekuatan mempersiapkan koleksi
yang. belum
direalisasi dengan melakufian penelitian kepuasan
pelayanan yang bersinambungan.
c. Keterbatasan dana menjadi penghambat utama dalam
pengembangan perpustakaan. Kekurang.an personil
dapat ditanggulangi dengan mengikut sertakan mu
rid pustakawan dalam mengelola perpustakaan khu susnya di bidang teknis dan pelayanan.
185
186
2. Pemberian motivasi oleh guru kepada siswa dalam kait
annya dengan fungsi perpustakaan menjadi tidak berar
ti kalau kesiapan perpustakaan dalam menunjang proses
belajar-mengajar belum sesuai dengan tuntutan
kegi
atan belajar-mengajar.
a. Belum ada kerja sama yang baik antara para
guru
sebagai motivator bagi siswa dan pustakawan di SMA
Negeri 2,3,10 dan 20 sebagai penyajM jasa pelayan
an perpustakaan. Sebaliknya pada perpustakaan
SMA
Negeri 7 , partisipasi guru sudah menunjukkan
eksistensi suatu perpustakaan sekolah.
b. Pemberian motivasi oleh guru kepada siswa untuk
menggunakan perpustakaan tidak diikuti oleh gerak
positif fungsi-fungsi perpustakaan.
c. Para guru lebih banyak mengisi waktu luangnya di
kamar guru atau di tempat lainnya daripada
di
perpustakaan.
3. Prestasi belajar merupakan fungsi kemampuan membaca ,
sebaliknya kemampuan membaca merupakan fungsi pres
tasi belajar pada siswa SMA Negeri 7. Akan
-
tetapi
pada SMA Negeri 2,3,10 dan 20 hubungan antara pres' tasi belajar dan kemampuan membaca berk