PROGRAM BIMBINGAN KARIERBERDASARKAN PROFIL KEMAMPUAN PEMBUATAN KEPUTUSAN KARIER PESERTA DIDIK : Studi Deskriptif pada Peserta Didik Kelas XII Madrasah Aliyah Negeri I Kota Bandung Tahun Ajaran 2010/2011.
Cucu Jamilah,2013
Program Bimbingan Karier Berdasarkan Profil Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier Peserta Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PROGRAM BIMBINGAN KARIER
BERDASARKAN PROFIL KEMAMPUAN
PEMBUATAN KEPUTUSAN KARIER PESERTA DIDIK
(Studi Deskriptif pada Peserta Didik Kelas XII Madrasah Aliyah Negeri I Kota Bandung Tahun Ajaran 2010/2011)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
Oleh CUCU JAMILAH
060706
JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2013
(2)
Cucu Jamilah,2013
Program Bimbingan Karier Berdasarkan Profil Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier Peserta Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PROGRAM BIMBINGAN KARIER
BERDASARKAN PROFIL KEMAMPUAN
PEMBUATAN KEPUTUSAN KARIER PESERTA DIDIK
(Studi Deskriptif pada Peserta Didik Kelas XII Madrasah Aliyah Negeri I Kota Bandung Tahun Ajaran 2010/2011)
Oleh Cucu Jamilah
Sebuah skripsi yang diajukan memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar untuk
Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Cucu Jamilah 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
Cucu Jamilah,2013
Program Bimbingan Karier Berdasarkan Profil Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier Peserta Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu CUCU JAMILAH
NIM 060706
PROGRAM BIMBINGAN KARIER BERDASARKAN PROFIL KEMAMPUAN
PEMBUATAN KEPUTUSAN KARIER PESERTA DIDIK
(Studi Deskriptif pada Peserta Didik Kelas XII Madrasah Aliyah Negeri I Kota Bandung Tahun Ajaran 2010/2011)
Disetujui dan Disahkan Oleh:
Pembimbing I
Dr. H. Mamat Supriatna, M.Pd NIP. 19600829 198703 1 002
Pembimbing II
Dra. S.A. Lily Nurillah, M.Pd NIP. 19580114 198603 2 002
Mengetahui,
Ketua Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan
(4)
Cucu Jamilah,2013
Program Bimbingan Karier Berdasarkan Profil Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier Peserta Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Dr. Nandang Rusmana, M.Pd
(5)
Cucu Jamilah,2013
Program Bimbingan Karier Berdasarkan Profil Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier Peserta Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
Cucu Jamilah. (2013). Program Bimbingan Karier Berdasarkan Profil Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier Peserta Didik (Studi Deskriptif Pada Peserta Didik Kelas XII Madrasah Aliyah Negeri I Kota Bandung Tahun Ajaran 2010/2011).
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan rumusan program bimbingan karier berdasarkan profil pembuatan keputusan karier peserta didik. Masalah penelitian dirumuskan kedalam dua pertanyaan penelitian sebagai berikut. (1) seperti apa profil kemampuan pembuatan keputusan karier peserta didik?, (2) seperti apa rumusan program bimbingan karier berdasarkan profil kemampuan pembuatan keputusan karier peserta didik?. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Anggota populasi penelitian yaitu seluruh peserta didik kelas XII MAN I Kota Bandung Tahun Ajaran 2010/2011. Sampel penelitian merupakan sampling jenuh yakni seluruh anggota populasi digunakan sebagai sampel, berjumlah 239 peserta didik dari Program studi IPA dan IPS. Penelitian menghasilkan (1) gambaran umum kemampuan pembuatan keputusan karier peserta didik (2) rumusan program bimbingan karier berdasarkan profil kemampuan pembuatan keputusan karier peserta didik. Rekomendasi penelitian ditujukan kepada guru bimbingan konseling dan peneliti selanjutnya. (1) guru bimbingan dan konseling dapat menggunakan rumusan program bimbingan karier yang telah disusun berdasarkan analisis kebutuhan sebagai bahan rujukan dalam pelaksanaan layanan bimbingan karier di sekolah (2) peneliti selanjutnya dapat menggunakan program bimbingan karier ini dalam penelitian eksperimen semu dan eksperimen, yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karier peserta didik MA, SMA dan SMK. Kata kunci : Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier, Peserta Didik, Program Bimbingan Karier.
(6)
Cucu Jamilah,2013
Program Bimbingan Karier Berdasarkan Profil Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier Peserta Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT
Cucu Jamilah (2013) Career Guidance Program Based On The Profile Of Ability In Career Decision Making Of The Student Grade XII Madrasah Aliyah Negeri 1 Bandung
This Research has a purpose to formulate career guidance based on career making decision of the student. The research problem was formulted into two questions below: 1. How is the profile of ability in career decision making of the student? 2. How is the formulation career guidance based on career decision making of the student? The approach used is the Quantitatif and descriptive Method. The populations are all the students grade XII of Madrasah Aliyah Negeri 1 Bandung period 2010-2011. The research sample is saturation sampling that all the the populations used as samples, there are 239 students from Science Program and Social program. The results of this research are: 1. The General description of the ability in career decision making of the student (2) the formulation of career guidance based on making decision of student career. This research is recommended for Guidance and Counseling teachers and researcher later.(1) Guidance and Counseling teachers can use the formulation of guidance career program arranged based onneeds analysis as the reference materials in giving career guidance at school. (2) For the researcher later can use guidance career program visible experiment research and the experiment to enhance the ability of making career decision of the student high school .
(7)
Cucu Jamilah,2013
Program Bimbingan Karier Berdasarkan Profil Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan dan Pertanyaan Penelitian ... 3
C. Definisi Operasional ... 4
D. Tujuan dan Manfaat ... 7
E. Asumsi ... 7
F. Metode Penelitian ... 8
G. Kerangka Penelitian ... 8
BAB II PEMBUATAN KEPUTUSAN KARIER DAN BIMBINGAN KARIER ... 10
A. Perkembangan Karier Peserta didik MA ... 10
B. Konsep Pembuatan Keputusan Karier ... 14
C. Konsep Program Bimbingan Karier ... 24
D. Penelitian Terdahulu ... 32
BAB III METODE PENELITIAN ... 34
A. Disain Penelitian ... 34
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 36
C. Pengembangan Instrumen Pengumpul Data ... 37
D. Teknik Analisis Data ... 44
BAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ... 47
A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 47
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 57
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 67
A. Kesimpulan ... 67
B. Rekomendasi ... 67
DAFTAR PUSTAKA ... 69
LAMPIRAN- LAMPIRAN ... 72 RIWAYAT HIDUP
(8)
Cucu Jamilah,2013
Program Bimbingan Karier Berdasarkan Profil Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Subjek Penelitian... 37 Tabel 3.2 Skor Alternatif Respon Instrumen ... 38 Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier .... 39 Tabel 3. 4 Hasil Uji Validitas Item ... 42 Tabel 3.5 Interpretasi Reliabilitas ... 44 Tabel 3.6 Kategori Tingkat Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier
Peserta Didik ... 45 Tabel 4.1 Gambaran Umum Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier
Peserta Didik Kelas XII MAN I Kota Bandung ... 47 Tabel 4.2 Gambaran Aspek Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier ... 48 Tabel 4.3 Gambaran Tingkat Pencapaian Setiap Indikator Kemampuan
Pembuatan Keputusan Karier Peserta Didik ... 50 Tabel 4.4 Deskripsi Kebutuhan Program Bimbingan Karier ... 52
(9)
Cucu Jamilah,2013
Program Bimbingan Karier Berdasarkan Profil Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Skema Penelitian tentang Program Bimbingan Karier
Berdasarkan Profil Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier
(10)
Cucu Jamilah,2013
Program Bimbingan Karier Berdasarkan Profil Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Instrumen Penelitian ... 73
Lampiran 2 Perhitungan Statistik ... 84
Lampiran 3 Program Bimbingan Karier... 102
(11)
1
Cucu Jamilah,2013
Program Bimbingan Karier Berdasarkan Profil Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier Peserta Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan proses yang esensial untuk mencapai tujuan dan cita-cita individu. Secara filosofis, pendidikan merupakan proses yang melibatkan berbagai faktor dalam upaya mencapai kehidupan yang bermakna baik bagi individu sendiri maupun masyarakat luas. Di samping itu, pendidikan bertujuan untuk merumuskan potensi yang dimiliki individu, sebagaimana diamatkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional sebagai berikut.
Pendidikan nasional berfungsi merumuskan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Tujuan pendidikan menurut undang-undang tersebut menitikberatkan pada pengembangan potensi peserta didik. Pengembangan potensi ini mencakup bidang spiritual yakni menjadi individu yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, bidang moral yakni berakhlak mulia, bidang intelektual yakni berilmu, cakap dan kreatif, serta bidang sosial yakni menjadi warga negara yang demokratis.
Tujuan pendidikan harus dicapai oleh setiap jenjang pendidikan dan yang setara, di antaranya adalah Sekolah Dasar (SD) / Ibtidaiyah, Sekolah Menengah Pertama (SMP) / Tsanawiyah, Sekolah menegah Atas (SMA) / Madrasah Aliyah (MA) / Sekolah Menegah Kejuruan (SMK). Salah satu jenjang pendidikan formal yang setara dengan SMA adalah MA (Madrasah Aliyah) yang memiliki tujuan pendidikan sama dengan SMA. Adapun peserta didik MA seusia dengan peserta didik SMA.
Peserta didik MA berada pada rentang usia 16 – 18 tahun, dalam perkembangan karier berada tahap eksplorasi (Dillard, 1985:19). Sejalan dengan pendapat di atas, dalam Rambu-Rambu Pedoman Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling (ABKIN, 2007) disebutkan bahwa tugas perkembangan wawasan
(12)
2
Cucu Jamilah,2013
Program Bimbingan Karier Berdasarkan Profil Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier Peserta Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dan kesiapan karier peserta didik MA berada pada tahap eksplorasi, ditandai dengan peserta didik mempelajari kemampuan diri, peluang dan ragam pekerjaan, dan aktivitasnya berfokus pada pengembangan alternatif karier yang lebih terarah. Dalam pengembangan alternatif karier, peserta didik MA dituntut untuk dapat menentukan pilihan melalui pembuatan keputusan karier. Gati & Asher (Sharf, 1992: 331) mengungkapkan bahwa pembuatan keputusan karier merupakan proses yang dilakukan oleh individu untuk mencari alternatif-alternatif karier dan membandingkannya serta menetapkan pilihan. Kemampuan pembuatan keputusan karier setiap individu memiliki tingkat yang beragam, kemampuan tersebut dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu pengetahuan, sikap dan keterampilan. Seperti yang diungkapkan oleh Supriatna, (2009 : 55) bahwa kemampuan dalam pembuatan keputusan karier didasari oleh aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan yang ditandai dengan kemampuan pemahaman diri, kesadaran nilai-nilai, kebebasan pilihan dan kecenderungan melakukan aktivitas pilihan karier.
Pada saat membuat keputusan karier, peserta didik seringkali mengalami hambatan. Adapun hambatan yang dialami oleh peserta didik MA dalam pembuatan keputusan meliputi: (1) kesulitan pemilihan program studi, (2) pemilihan jurusan di universitas (Prayitno dan Erman, 2002). Pernyataan tersebut diperkuat oleh hasil penelitian Budiamin (2002 : 260) yang menunjukkan bahwa 90% peserta didik SMA di kabupaten Bandung menyatakan bingung dalam memilih karier di masa depan.
Peserta didik MA yang mengalami kesulitan dalam membuat keputusan karier sangat membutuhkan bantuan profesional untuk mengembangkan kemampuan membuat keputusan. Upaya bantuan tersebut didapatkan dari sekolah melalui bimbingan karier, karena layanan bimbingan karier berfungsi membantu peserta didik agar mampu membuat keputusan secara tepat dan bertanggungjawab. Hal ini sesuai dengan pernyataan Supriatna (2009 : 15), bahwa layanan bimbingan karier membantu peserta didik agar dapat melakukan pilihan dan membuat keputusan karier. Pernyataan tersebut diperkuat oleh hasil penelitian Fathonah (2010) menunjukan bahwa layanan bimbingan karier yang layak
(13)
3
Cucu Jamilah,2013
Program Bimbingan Karier Berdasarkan Profil Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier Peserta Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
diterapkan sangat efektif untuk mengingkatkan kemampuan pembuatan keputusan karier peserta didik. Layanan bimbingan karier diwadahi oleh sebuah program,. yaitu serangkaian kegiatan yang direncanakan secara sistematis, terarah dan tepadu untuk mencapai tujuan sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Adapun Kegiatan yang tersusun secara sistematis dan terencana sebagai acuan dalam pemberian layanan bimbingan karier disebut program bimbingan karier.
Fakta yang diuraikan di atas, menunjukkan masih banyak peserta didik yang mengalami kesulitan membuat keputusan karier. Oleh karena itu perlu dirumuskan program bimbingan karier berdasarkan profil pembuatan keputusan karier peserta didik.
B. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian
Latarbelakang yang diungkapkan di atas menggambarkan fenomena pentingnya disusun program bimbingan karier yang sesuai dengan kemampuan pembuatan keputusan karier peserta didik.
Permasalahan utama dalam penelitian ini adalah seperti apa rumusan program bimbingan karier berdasarkan profil kemampuan pembuatan keputusan karier peserta didik Madrasah Aliyah (MA). Adapun profil kemampuan pembuatan keputusan karier dibatasi pada aspek pengetahuan dan sikap.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Seperti apa profil kemampuan pembuatan keputusan karier peserta didik kelas XII Madrasah Aliyah Negeri (MAN) I Kota Bandung Tahun Ajaran 2010/2011?
2. Seperti apa rumusan program bimbingan karier berdasarkan profil kemampuan pembuatan keputusan karier peserta didik kelas XII Madrasah Aliyah Negeri I Kota Bandung Tahun Ajaran 2010/2011 yang dipertimbangkan oleh para ahli dan praktisi bimbingan dan konseling?
(14)
4
Cucu Jamilah,2013
Program Bimbingan Karier Berdasarkan Profil Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier Peserta Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Definsi Operasional
Dalam rumusan masalah di atas terdapat dua variabel, antara lain: (1) kemampuan pembuatan keputusan karier (2) program bimbingan karier.
1. Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier
Konsep pembuatan keputusan karier diungkapkan oleh beberapa ahli diantaranya: Tiedemen (1985), Dillard (1985), Sharf (1992), Manhiru (1992) Gati & Asher (2001) dan Supriatna (2009).
Tiedeman (Sharf, 1992: 303) menyatakan pembuatan keputusan merupakan sebuah proses ketika seseorang dihadapkan pada berbagai pilihan dan secara alami dilatih untuk mengambil keputusan dari pilihan-pilihan hidup dari waktu ke waktu sampai akhir kehidupan.
Menurut Dillard (1985: 53), pembuatan keputusan karier merupakan usaha yang jelas yang melibatkan perasaan, nilai, kecerdasan, komitmen, persepsi, dan informasi yang cocok. Adapun faktor yang mempengaruhi keputusan karier meliputi karakteristik diri, lingkungan karier, dan tanggung jawab.
Menurut Sharf (1992 : 157-158) kemampuan membuat keputusan merupakan kecakapan menggunakan pengetahuan dan pemikirannya dalam membuat perencanaan karier. Sharf (1992 : 157) dan Supriatna (2009 : 55) mengungkapkan kemampuan individu dalam pembuatan keputusan karier didasari oleh pengetahuan, sikap dan keterampilan. Aspek pengetahuan dalam pembuatan keputusan karier meliputi pemahaman tentang karakteristik diri, pemahaman nilai-nilai, pengetahuan tentang dunia kerja, dan pengetahuan tentang langkah-langkah membuat keputusan. Aspek sikap dalam pembuatan keputusan karier meliputi keyakinan mampu membuat keputusan dan keterlibatan dalam aktivitas yang menujang pilihan. Aspek keterampilan dalam pembuatan keputusan karier meliputi kemandirian memilih alternatif, luwes dalam membuat keputusan, dan bertanggung jawab terhadap pilihan.
Ciri individu yang dapat membuat keputusan yang baik yaitu : (1) mengenal nilai-nilai pribadi (2) menggunakan informasi diri dan lingkungan yang
(15)
5
Cucu Jamilah,2013
Program Bimbingan Karier Berdasarkan Profil Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier Peserta Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
relevan sebelum memutuskan (3) menggunakan informasi tentang diri ke dalam tindakan (Manrihu, 1992 : 104).
Gati (2001 : 331) menyatakan pembuatan keputusan karier merupakan proses yang dilakukan oleh individu untuk mencari alternatif-alternatif, membandingkan serta menetapkan pilihan karier (pekerjaan dan pendidikan lanjutan).
Pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan pembuatan keputusan karier merupakan paduan pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam menggunakan informasi diri dan lingkungan dalam proses menentukan pilihan pekerjaan dan pendidikan lanjutan.
Berdasarkan uraian tersebut, aspek kemampuan pembuatan keputusan karier meliputi pengetahuan, sikap dan keterampilan. Adapun indikatornya dapat dijelaskan sebagai berikut: (a) Aspek pengetahuan, yaitu memahami kekuatan dan kelemahan diri, dan menyadari nilai-nilai yang mendasari pilihan. (b) Aspek sikap yaitu meyakini ketepatan pilihan, menerima kebebasan pilihan dan terlibat dalam aktivitas yang menunjang pilihan. (c) Aspek keterampilan yaitu sanggup menetapkan pilihan berdasarkan hasil keputusan sendiri dan menerima risiko pilihan.
Dalam penelitian ini, kemampuan pembuatan keputusan karier dibatasi pada aspek pengetahuan dan sikap dalam menetukan pilihan pekerjaan dan pendidikan lanjutan yang ditandai dengan respon peserta didik terhadap pernyataan yang mengindikasikan: (1) pemahaman kekuatan dan kelemahan diri (2) kesadaran nilai-nilai (3) keyakinan tentang ketepatan pilihan (4) kebebasan menentukan pilihan (5) keterlibatan dalam aktivitas yang menunjang pilihan pekerjaan dan pendidikan lanjutan.
2. Program Bimbingan Karier
Konsep program bimbingan karier diungkapkan oleh beberapa ahli, diantaranya Suherman dan Sudrajat (1998), Winkel (2005), Nurihsan (2005) dan Supriatna (2009).
(16)
6
Cucu Jamilah,2013
Program Bimbingan Karier Berdasarkan Profil Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier Peserta Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Suherman dan Sudrajat (1998: 1) menyatakan bahwa program merupakan rencana kegiatan yang disusun secara operasional dengan mempertimbangan faktor-faktor yang berkaitan dengan pelaksanaannya. Menurut Winkel (2005: 114) , bimbingan karier ialah bantuan dalam mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja dan dalam menyesuikan diri dengan berbagai tuntutan pekerjaan tertentu. Adapun Nurihsan (2005: 22), mengemukakan bimbingan karier sebagai, upaya bantuan terhadap individu agar dapat memahami diri dan mengenal dunia kerja supaya mampu menentukan keputusan secara tepat dan bertanggungjawab. faktor-faktor itu berupaya masukan yang terdiri atas aspek-aspek tujuan, jenis kegiatan, personel, waktu, teknik atau strategi, pelaksanaan dan fasilitas. Lebih lanjut, Supriatna (2009: 23) mengungkapkan program bimbingan karier hendaknya mampu membantu peserta didik menyelesaikan tugas perkembangan di bidang karier yang sedang berada pada tahap eksplorasi. Adapun Struktur program bimbingan dan konseling antara lain rasional, deskripsi kebutuhan, tujuan program, komponen program, rencana operasional, sasaran program, pelaksana program, pengembangan tema, pengembangan satuan layanan,media dan alat pendukung, serta evaluasi dan tindak lanjut (ABKIN, 2007: 220).
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud program bimbingan karier adalah rencana kegiatan yang disusun secara operasional dan terstruktur sebagai upaya bantuan kepada individu agar menyelesaikan tugas perkembangannya di bidang karier.
Program bimbingan karier dalam penelitian ini adalah rumusan kegiatan layanan yang disusun berdasarkan kebutuhan yang muncul dalam profil kemampuan pembuatan keputusan karier peserta didik kelas XII MAN I Kota Bandung Tahun Ajaran 2010-2011 yang terdiri dari rasional, deskripsi kebutuhan, tujuan, sasaran, pengembangan tema, tahapan layanan, evaluasi dan indikator keberhasilan.
(17)
7
Cucu Jamilah,2013
Program Bimbingan Karier Berdasarkan Profil Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier Peserta Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk menghasilkan rumusan program bimbingan karier berdasarkan profil pembuatan keputusan karier peserta didik kelas XII MAN I Kota Bandung tahun ajaran 2010/2011. Tujuan khusus penelitian ini adalah memperoleh:
a. Profil kemampuan pembuatan keputusan karier peserta didik kelas XII MAN I Kota Bandung Tahun Ajaran 2010/2011
b. Rumusan program bimbingan karier berdasarkan profil kemampuan pembuatan keputusan karier peserta didik kelas XII MAN I Kota Bandung Tahun Ajaran 2010/2011 yang dipertimbangkan oleh para ahli dan praktisi bimbingan dan konseling.
2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat bagi guru bimbingan dan konseling, bagi jurusan psikologi pendidikan dan bimbingan, dan bagi peneliti selanjutnya. Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi guru bimbingan dalam merumuskan program bimbingan karier sehingga dapat membantu peserta didik dalam proses mengambil keputusan karier.
Adapun manfaat bagi penelitian selanjutnya yaitu sebagai dasar pengembangan program bimbingan karier dan melaksanakan uji coba empiris rumusan program bimbingan karier berdasarkan profil kemampuan pembuatan keputusan karier peserta didik.
E. Asumsi
Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan asumsi sebagai berikut:
1. Salah satu tugas perkembangan karier remaja pada tahap eksplorasi adalah mengenal keterampilan membuat keputusan karier dan memperoleh informasi yang relevan untuk membuat keputusan karier. (Super dalam Dillard, 1985: 19)
(18)
8
Cucu Jamilah,2013
Program Bimbingan Karier Berdasarkan Profil Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier Peserta Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Keterampilan membuat keputusan karier mengacu pada kemampuan menggunakan pengetahuan dan pemikiran untuk membuat perencanaan karier (Sharf, 1992 : 157)
3. Pembuatan keputusan karier merupakan proses yang dilakukan oleh individu untuk mencari alternatif-alternatif karier, membandingkan dan menetapkan pilihan (Gati, 2001: 331)
4. Layanan bimbingan karier membantu individu mampu menentukan dan mengambil keputusan secara tepat dan bertanggungjawab atas keputusan yang diambilnya sehingga mampu mewujudkan diri secara bermakna (Nurihsan, 2002: 22).
5. Kemampuan dalam pembuatan keputusan karier didasari oleh aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan (Supriatna, 2009 : 55).
F. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yang bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan pembuatan keputusan karier peserta didik kelas XII MAN I Kota Bandung sebagai dasar merumuskan program bimbingan karier. Metode deskriptif merupakan metode yang digunakan untuk memperoleh jawaban tentang permasalahan yag terjadi pada masa sekarang secara aktual (Arikunto, 2002: 136).
Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner tertutup, artinya peserta didik memilih alternatif jawaban yang sudah disediakan. Dalam kuesioner ini, peserta didik diminta merespon pernyataan dengan lima pilihan yakni sangat sesuai sesuai, kurang sesuai, tidak sesuai, dan sangat tidak sesuai.
G. Kerangka Penelitian
Berdasarkan rumusan dan batasan masalah, kerangka skematik penelitian ini divisualisasikan sebagai berikut.
(19)
9
Cucu Jamilah,2013
Program Bimbingan Karier Berdasarkan Profil Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier Peserta Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 1.1
Skema Penelitian tentang Program Bimbingan Karier Berdasarkan Profil Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier Peserta Didik
Identifikasi Masalah
Studi Pustaka
Penyusunan Instrumen
Profil Pembuatan Keputusan Karier
Rumusan Program Bimbingan Karier
Rumusan Program Bimbingan Karier Hasil Pertimbangan
Pertimbangan ahli dan praktisi
Uji Validitas dan
Reliabilitas
Pertimbangan ahli dan praktisi
(20)
34
Cucu Jamilah,2013
Program Bimbingan Karier Berdasarkan Profil Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier Peserta Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian
1. Pendekatan dan Metode Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang menghasilkan data berupa angka-angka dan dianalisis menggunakan statistik (Sugiono, 2007 : 13). Pendekatan kuantitatif bertujuan untuk menghasilkan data yang bersifat objektif tentang kemampuan pembuatan keputusan karier peserta didik. Data tersebut diungkap melalui kuesioner (angket) tertutup, yakni alat pengumpul data berupa serangkaian pernyataan tertulis yang diajukan kepada responden untuk dipilih berdasarkan pilihan yang disediakan. Angket yang digunakan berbentuk skala sikap model Likert dengan lima alternatif yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Kurang Sesuai (KS), Tidak Sesuai (TS), Sangat Tidak Sesuai (STS).
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Sudjana (2009 : 64) mengungkapkan bahwa metode deskriptif adalah metode penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, kejadian yang terjadi pada masa sekarang. Metode deskriptif bertujuan untuk menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek / subjek yang diteliti secara tepat dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) mengidentifikasi masalah (2) membatasi dan merumuskan masalah (3) menentukan tujuan dan manfaat penelitian (4)
(21)
35
Cucu Jamilah,2013
Program Bimbingan Karier Berdasarkan Profil Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier Peserta Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
melakukan studi pustaka (5) merancang metode penelitian (6) mengumpulkan dan menganalisis data menggunakan teknik statistika (7) membuat laporan penelitian. Metode deskriptif dalam penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan secara sistematis kemampuan pembuatan keputusan karier peserta didik kelas XII MAN I Bandung yang selanjutnya digunakan sebagai landasan penyusunan program bimbingan karier.
2. Tahapan Penelitian
Tahapan penelitian bimbingan karier berdasarkan profil kemampuan pembuatan keputusan karier peserta didik diuraikan sebagai berikut.
a. Tahap Persiapan Penelitian
1) Menyusun proposal penelitian dan mengkonsultasikannya dengan dosen mata kuliah skripsi dan disahkan dengan persetujuan dari dewan skripsi dan dosen pembimbing skripsi serta ketua jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan.
2) Mengkonsultasikan dosen pembimbing skripsi yang berkompeten dalam bidang karier dengan dosen mata kuliah metode riset.
3) Mengajukan permohonan pengangkatan dosen pembimbing skripsi pada tingkat fakultas, yang ditelah disahkan oleh dosen pembimbing pilihan dan ketua Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan.
4) Mengajukan permohonan izin penelitian dari jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan. Surat izin penelitian yang telah disahkan kemudian disampaikan pada kepala sekolah MAN I Kota Bandung.
5) Membuat rancangan instrumen kemampuan pembuatan keputusan karier dan penimbangan instrumen oleh dua orang ahli dari Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan.
b. Tahap Pelaksanaan Penelitian
1) Uji coba instrumen meliputi uji keterbacaan, uji validitas rasional (oleh dua ahli dan satu praktisi bimbingan dan konseling), uji validitas item dan uji reliabilitas
(22)
36
Cucu Jamilah,2013
Program Bimbingan Karier Berdasarkan Profil Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier Peserta Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2) Pengumpulan data yaitu menyebarkan angket kemampuan pembuatan keputusan karier dengan jumlah responden sebanyak 239 peserta didik kelas XII MAN I Kota Bandung.
3) Pengolahan dan analisis data menggunakan teknik statistika, analisis data mengkonversikan skor mentah menjadi matang menggunakan batas lulus aktual sehingga menghasilkan skor pada setiap kategori (tinggi, sedang dan rendah).
4) Penyusunan program bimbingan karier peserta didik MAN I Kota Bandung berdasarkan profil kemampuan pembuatan keputusan karier. 5) Uji rasional program bimbingan karier oleh tiga orang ahli dari Jurusan
Psikologi Pendidikan dan Bimbingan serta dua Guru BK MAN I Kota Bandung sebagai praktisi di sekolah.
6) Penyempurnaan program bimbingan karier berdasarkan saran dan rekomendasi dari penimbang program.
c. Hasil dan Laporan
Tahapan ini merupakan tahap akhir dari tahapan penelitian. Pada tahap ini seluruh kegiatan dan hasil penelitian dianalisis dan dilaporkan dalam bentuk karya ilmiah (skripsi) untuk kemudian dipertanggungjawabkan.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian adalah seluruh peserta didik kelas XII MAN I Kota Bandung yang berlokasi di Jl. H Alfi Bandung. Menurut Sugiono (2007 : 117), populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Teknik penentuan sampel yang digunakan adalah sampling jenuh, yakni semua anggota populasi dijadikan sebagai sampel.
Pertimbangan pemilihan populasi dan sampel penelitian adalah sebagai berikut:
1. Pengambilan seluruh peserta didik kelas XII MAN I Kota Bandung menjadi sampel penelitian bertujuan untuk memperoleh generalisasi
(23)
37
Cucu Jamilah,2013
Program Bimbingan Karier Berdasarkan Profil Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier Peserta Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengan kesalahan yang kecil.
2. Peserta didik kelas XII dalam perkembangan karier nya berada pada tahap eksplorasi, adapun salah satu tugas perkembangannya adalah mengenal keterampilan membuat keputusan karier dan memperoleh informasi yang relevan untuk membuat keputusan karier. (Super dalam Dillard, 1985: 19). 3. Peserta didik kelas XII MAN I Kota Bandung menunjukkan tingkat
pencapaian tugas perkembangan pada aspek wawasan dan kesiapan karier yang belum optimal, Hal tersebut dilihat dari hasil penyebaran ITP yang kemudian diolah dengan menggunakan ATP.
Adapun populasi dan sampel (subjek penelitian) dalam penelitian ini berjumlah 239 peserta didik, yang terbagi ke dalam 10 kelas yang terdiri dari: 5 kelas XII IPA, 4 kelas XII IPS, dan 1 kelas XII RMBI (Rintisan Madrasah Bertaraf Internasional). Secara rinci dapat dilihat dalam Tabel 3.1 sebagai berikut.
Tabel 3.1 Subjek Penelitian
No Kelas Jumlah
1 XII 1PA 1 26
2 XII IPA 2 30
3 XII IPA 3 26
4 XII IPA 4 20
5 XII IPA 5 21
6 XII IPS 1 17
7 XII IPS 2 33
8 XII 1P3 3 22
9 XII IPS 4 20
10 XII RMBI 24
Jumlah 239
C. Pengembangan Instrumen Pengumpul Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini berupa data untuk mengungkap profil kemampuan pembuatan keputusan karier. Kemampuan pembuatan keputusan karier adalah paduan pengetahuan dan sikap yang ditandai dengan
(24)
38
Cucu Jamilah,2013
Program Bimbingan Karier Berdasarkan Profil Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier Peserta Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
respon peserta didik terhadap pernyataan yang mengindikasikan: (1) pemahaman kekuatan dan kelemahan diri (2) kesadaran nilai-nilai (3) keyakinan tentang ketepatan pilihan (4) kebebasan menentukan pilihan (5) keterlibatan dalam aktivitas yang menunjang pilihan pekerjaan dan pendidikan lanjutan.
1. Jenis Instumen Penelitian
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah angket tertutup berbentuk skala Likert. Angket tertutup berarti angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden memberikan tanda silang (X) pada kolom atau tempat yang sesuai. Arikunto (2006 :137).
Butir-butir pernyataan tersebut dibuat dalam bentuk skala sikap model Likert dengan lima alternatif pilihan yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Kurang Sesuai (KS), Tidak Sesuai (TS), Sangat Tidak Sesuai (STS). Melalui angket tersebut, peserta didik diarahkan untuk memilih salah satu respon dari kelima respon yang disediakan dengan cara memberikan tanda check list (√) sesuai dengan gambaran diri.
Adapun teknik penyekoran dalam instrumen ini berkisar antara skor 4,3,2,1,0. Jika peserta didik memilih respon pada kolom sangat sesuai maka diberi skor 4 (empat), kolom sesuai diberi skor 3 (tiga), kolom kurang sesuai diberi skor 2 (dua), kolom tidak sesuai diberi skor 1 (satu) dan kolom kurang sesuai diberi skor 0 (nol). Secara jelas skor alternatif respon setiap item pernyataan dapat dilihat pada Tabel 3.2 sebagai berikut:
Tabel 3.2
Skor Alternatif Respon Instrumen
Pilihan Skor Sangat Sesuai (SS) 4
Sesuai (S) 3
Kurang Ssesuai (KS) 2 Tidak Sesuai (TS) 1 Sangat Tidak Sesuai (TS) 0
(25)
39
Cucu Jamilah,2013
Program Bimbingan Karier Berdasarkan Profil Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier Peserta Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Pengembangan Kisi-kisi Instrumen
Instrumen yang disusun bertujuan untuk menggambarkan kemampuan pembuatan keputusan karier peserta didik. Kisi-kisi instrumen dikembangkan dari definisi operasional meliputi aspek-aspek yang dijabarkan ke dalam indikator. Indikator yang dirumuskan dalam kisi-kisi selanjutnya dijadikan bahan penyusun butir pernyataan dalam angket dapat dilihat pada Tabel 3.3 sebagai berikut.
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen
Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier Peserta Didik
3. Pengujian Instrumen Penelitian
Angket sebagai alat pengumpul data yang digunakan telah melalui tiga
Aspek Indikator Batasan No Item ∑
Pengetahuan Memahami kekuatan dan kelemahan diri
Mengidentifikasi dan menjelaskan kekuatan dan kelemahan diri berkaitan dengan pilihan pekerjaan dan pendidikan lanjutan
1, 2, 3, 4, 5 7, 8, 9, 10, 11
10
Menyadari nilai-nilai
Memahami dan menyetujui prinsip yang mendasari pilihan pekerjaan dan pendidikan lanjutan
12, 13, 15, 16, 17, 18, 19, 21
8
Sikap Meyakini
ketepatan pilihan
Memastikan pilihan sesuai dengan bakat,minat,cita-cita dan nilai-nilai.
28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36
9
Kebebasan menentukan pilihan
Menghargai dan menentukan pilihan dengan tidak bergantung pada orang lain.
39, 40, 42, 43, 47, 48
6
Keterlibatan aktivitas
Mencari informasi dan mengikuti kegiatan sesuai pilihan pekerjaan pendidikan lanjutan
49, 50, 51, 52, 53, 54
55, 56, 57, 58, 59, 60.
12
(26)
40
Cucu Jamilah,2013
Program Bimbingan Karier Berdasarkan Profil Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier Peserta Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tahap pengujian yaitu uji kelayakan instrumen, uji keterbacaan, uji validitas dan reliabilitas sebagai berikut.
a. Uji Kelayakan Instrumen
Instrumen yang telah disusun ditimbangoleh tiga orang ahli dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan instrumen baik dari segi bahasa, isi dan konstruk dari setiap item pernyataan. instrumen kemampuan pembuatan keputusan karier peserta didik terdiri dari tiga pakar/dosen Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia yaitu: Dr. Ipah Saripah, M. Pd ., Dr. H. Mubiar Agustin, M.Pd., dan Amin Budiamin, M.Pd.
Hasil penimbangan instrumen yang dikembangan mengalami revisi, baik dari konstruk, isi/materi maupun redaksional. Dari segi redaksional terdapat 14 item yang direvisi yaitu no 1, 5, 6 ,16, 23, 46, 47, 39, 41, 51, 56, 57, 58, 59 dengan instumen kemampuan pembuatan keputusan karier terlampir.
b. Uji Keterbacaan Instrumen
Uji keterbacaan dilakukan kepada tiga peserta didik kelas kelas XII SMA dengan tujuan untuk mengetahui kata-kata dalam instrumen yang kurang difahami sehingga kalimat dalam pernyataan dapat disederhanakan tanpa mengubah maksud dari pernyataan tersebut. Hasil dari uji keterbacaan yang dilakukan terdapat perubahan dari segi redaksional yakni pernyataan nomor 6 ”Saya mengidentifikasi kelemahan diri yang dapat menghambat pilihan pekerjaan dan pendidikan lanjutan” menjadi “saya mengenali kelemahan diri yang dapat menghambat pilihan pekerjaan dan pendidikan lanjutan”. Selanjutnya adalah nomor 19 “Saya memilih pendidikan lanjutan yang lebih menyediakan kesempatan sukses di masa depan” menjadi “Saya memilih pendidikan lanjutan
yang memudahkan untuk meraih keberhasilan dalam pekerjaan”.
c. Uji Validitas dan Reliabilitas 1) Uji validitas Item
(27)
41
Cucu Jamilah,2013
Program Bimbingan Karier Berdasarkan Profil Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier Peserta Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Uji validitas pada dasarnya menunjukkan pada tingkat ketepatan dalam mengungkap data yang seyogianya diungkap (Rakhmat dan Solehuddin, 2006:21). Adapun langkah uji validitas item kemampuan pembuatan keputusan karier adalah dengan menghitung koefisien korelasi skor setiap butir item dengan rumus Product Moment Correlation, yaitu :
2 2 2 2 . Y Y n X X n Y X XY n rxy Keterangan : xyr = Koefisien Korelasi antara variabel X dan variabel Y n = Jumlah responden
XY = Jumlah hasil kali skor X dan Y setiap responden
X = Jumlah skor X
Y = Jumlah skor Y
2
X = Kuadrat jumlah skor X
2
Y = Kuadrat jumlah skorSetelah menghitung nilai koefisien korelasi setiap item dalam instrumen kemampuan pembuatan keputusan karier, maka dilanjutkan pada langkah membandingan besar nilai hitung rhitung terhadap nilai rtabel dengan kriteria kelayakan sebagai berikut :
Jika > berarti valid, dan jika < berati tidak valid.
Pengujian validitas instrumen kemampuan pembuatan keputusan karier peserta didik dilakukan dengan menggunakan program Microsoft Excel 2003 terhadap 60 item pernyataan dalam instrumen dengan jumlah subjek sebanyak 30 peserta didik. Dari 60 butir item instrumen diperoleh item pernyataan yang valid sebanyak 45 item dengan taraf kepercayaan n-2 = 1.071 dan sebanyak 15 item
(28)
42
Cucu Jamilah,2013
Program Bimbingan Karier Berdasarkan Profil Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier Peserta Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pernyataan yang tidak valid.
Hasil uji validitas setiap item dalam instrumen kemampuan pembuatan keputusan karier peserta didik MAN I Bandung kelas XII secara rinci tertera dalam Tabel 3. 4 sebagai berikut.
Tabel 3.4
Hasil Uji Validitas Item
Signifikasi No Item Jumlah
Valid (Dipakai)
1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 15, 16,17, 18, 19, 21, 23, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 39, 40, 42, 43, 46, 47, 48 49, 50,51, 52, 53, 54, 55, 56, 57, 58, 59, 60
45
Tidak Valid (Dibuang) 6, 14, 20, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 37, 38,
41, 44, 45, 46 15
Jumlah 60
2) Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan kepada tingkat ketepatan atau kemantapan (Rakhmat dan Solehuddin, 2006: 21). Suatu tes dapat dikatakan memiliki taraf kerpercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap.
Uji reliabilitas instrumen ini menggunakan rumus Alpha. Perhitungan
Alpha dilakukan dengan menghitung rata-rata interkorelasi di antara butir-butir pernyataan instrumen dengan langkah-langkah perhitungan sebagai berikut : a) Menghitung Varians Skor tiap-tiap item dengan rumus:
Keterangan :
n n X X
S
i i
i
2
2
(29)
43
Cucu Jamilah,2013
Program Bimbingan Karier Berdasarkan Profil Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier Peserta Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Si = Varians skor tiap-tiap item
ΣXi2 = Jumlah Kuadrat Item Xi (ΣXi)2 = Jumlah Item Xi dikuadratkan n = Jumlah Responden
b) Menjumlahkan Varians semua items dengan rumus:
11 3
2
S
...
.
S
S
S
S
i
i
Keterangan:S1,S2,S3……..S11 = Varians item ke-1,2,3…..n
ΣSi = Jumlah Varians semua item c) Menghitung Varians total dengan rumus:
n n X X S t t t 2 2
Keterangan :St = Varians total
2t
X = Jumlah kuadrat X total
2
Xt = Jumlah X total dikuadratkan n = Jumlah respondend) Menghitung Reliabilitas angket dengan rumus Alpha:
t i S S k k r 1 1 11 (Riduwan, 2006:115) Keterangan :r11 = Nilai Reliabilitas
(30)
44
Cucu Jamilah,2013
Program Bimbingan Karier Berdasarkan Profil Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier Peserta Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Si = Varians total
k = Jumlah item
Adapun tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas instrumen yang diperoleh, digunakan Tabel 3.5 sebagai berikut :
Tabel 3.5
Interpretasi Reliabilitas
Kriteria Kategori
0.91-1.00 Derajat keterandalan sangat tinggi 0.71-0.90 Derajat keterandalan tinggi 0.41-0.71 Derajat keterandalan sedang 0.21-0.41 Derajat keterandalan rendah
< 20 Derajat keterandalan sangat rendah
Rakhmat dan Solehuddin (2006 : 74)
Hasil perhitungan menggunakan Microsoft office excel 2007 pada 45 item pernyataan diperoleh harga reliabilitas (r hitung) sebesar 0.993. nilai r hitung berada pada level 0.91-1.00, dengan demikian data yang dihasilkan oleh instrumen penelitian ini menunjukkan tingkat reliabilitas yang sangat tinggi, artinya instrumen kemampuan pembuatan keputusan karier peserta didik mampu menghasilkan skor-skor pada item dengan konsisten serta layak digunakan untuk penelitian.
D. Teknik Analisis Data
Dalam mengolah data hasil penelitian, skor peserta didik dikonversikan pada tiga kategori kemampuan membuat keputusan karier, yaitu tinggi, sedang dan rendah.
Profil kemampuan pembuatan keputusan karier diketahui dari perolehan skor yang dikonversikan dengan menggunakan batas lulus aktual. Adapun langkah-langkah konversi skor mentah menjadi skor matang dengan
(31)
45
Cucu Jamilah,2013
Program Bimbingan Karier Berdasarkan Profil Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier Peserta Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menggunakan batas lulus aktual yang diungkapkan oleh Furqon (2002: 24-25) adalah sebagai berikut.
rentang = Xmaks - Xmin (skormaksimal dikurangi skorminimal)
kelompok = kategori konversi skor interval = rentang + 1
kelompok
(perhitungan konversi skor mentah menjadi skor matang secara lengkap terdapat pada lampiran)
Berdasarkan hasil perhitungan konversi skor, maka pembagian kategori disajikan dalam dalam Tabel 3.6 berikut ini.
Tabel 3.6
Kategori Tingkat Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier Peserta didik
Rentang Skor Kategori
146-169 Tinggi 122-145 Sedang 98-121 Rendah
Penentuan kedudukan peserta didik dalam tingkat kemampuan kemampuan pembuatan keputusan karier bertujuan untuk analisis kebutuhan sebagai acuan untuk menyusun program bimbingan karier dengan menggunakan persentase pencapaian peserta didik pada setiap indikator kemampuan pembuatan keputusan karier. Untuk mengkonversikan skor mentah peserta didik menjadi skor matang dilakukan dengan cara membagi skor mentah dengan skor ideal kali 100% (Rakhmat dan Solehuddin (2006:67).
Skor mentah
X 100% Skor ideal
Berdasarkan pengkonversian skor di atas, didapat bahwa skor matang yang dihasilkan adalah skor berstandar 100. Jadi, pencapaian dikatakan optimal jika
(32)
46
Cucu Jamilah,2013
Program Bimbingan Karier Berdasarkan Profil Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier Peserta Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
persentase yang ditunjukan pada setiap indikator mencapai 100%. Bila persentase semakin tinggi, maka kemampuan pembuatan keputusan karier peserta didik termasuk kategori tinggi. Namun sebaliknya, bila persentase rendah, maka kemampuan pembuatan keputusan karier peserta didik termasuk kategori rendah.
Setiap kategori interval mengandung pengertian sebagai berikut.
a) Tinggi Peserta didik pada level ini memiliki kemampuan pembuatan keputusan karier yang tinggi pada setiap aspeknya baik aspek pengetahuan maupun aspek sikapnya, artinya peserta didik pada level ini mampu memahami kekuatan dan kelemahan diri, menyadari nilai-nilai, meyakini tentang ketepatan pilihan, kebebasan menetukan pilihan, dan terlibat dalam aktivitas yang menunjang pilihan.
b) Sedang Peserta didik pada level ini memiliki kemampuan pembuatan keputusan karier yang sedang pada setiap aspeknya baik aspek pengetahuan maupun sikapnya, artinya peserta didik pada level ini cukup mampu memahami kekuatan dan kelemahan diri, menyadari nilai-nilai, meyakini tentang ketepatan pilihan, kebebasan menetukan pilihan, dan terlibat dalam aktivitas yang menunjang pilihan.
c) Rendah Peserta didik pada level ini memiliki kemampuan pembuatan keputusan karier yang rendah pada setiap aspeknya baik aspek pengetahuan maupun sikapnya, artinya peserta didik pada level ini kurang mampu memahami kekuatan dan kelemahan diri, menyadari nilai-nilai, meyakini tentang ketepatan pilihan, kebebasan menetukan pilihan, dan terlibat dalam aktivitas yang menunjang pilihan.
(33)
67
Cucu Jamilah,2013
Program Bimbingan Karier Berdasarkan Profil Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier Peserta Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, profil kemampuan pembuatan keputusan karier peserta didik kelas XII MAN I Kota Bandung Tahun Ajaran 2010/2011 berada pada kategori sedang pada setiap aspeknya yaitu aspek pengetahuan dan sikap, artinya peserta didik cukup mampu memahami kekuatan dan kelemahan diri, menyadari nilai-nilai, meyakini ketepatan pilihan, memiliki kebebasan dalam menentukan pilihan dan terlibat dalam aktivitas yang menunjang pilihan pekerjaan dan pendidikan lanjutan.
Rumusan program bimbingan karier berdasarkan profil kemampuan pembuatan keputusan karier peserta didik kelas XII MAN I Kota Bandung Tahun Ajaran 2010/2011 yang dibuat secara hipotetik telah teruji kelayakannya oleh para ahli dan praktisi bimbingan dan konseling. Hal ini berarti bahwa program bimbingan karier tersebut layak diterapkan untuk mengembangkan kemampuan pembuatan keputusan karier peserta didik. Adapun struktur program bimbingan karier meliputi rasional, deskripsi kebutuhan, tujuan, sasaran, pengembangan tema, tahapan program, evaluasi dan indikator keberhasilan.
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian, diuraikan beberapa rekomendasi sebagai masukan bagi guru pembimbing dan peneliti selanjutnya.
1. Guru Bimbingan dan Konseling
Hasil penelitian menunjukan bahwa secara umum peserta didik kelas XII MAN I Kota Bandung Tahun Ajaran 2010/2011 memiliki kemampuan pembuatan keputusan karier dalam kategori sedang. Adapun pada indikator memahami kekuatan dan kelemahan diri dan keterlibatan terhadap aktivitas penunjang menunjukan tingkat pencapaian kemampuan pembuatan keputusan karier yang masih rendah. Oleh karena itu, guru BK/Konselor dapat memberi layanan lebih
(34)
68
Cucu Jamilah,2013
Program Bimbingan Karier Berdasarkan Profil Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier Peserta Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
intensif pada tema memahami kemampuan diri dan pencarian informasi tentang studi lanjutan.
Program bimbingan karier dalam penelitian ini merupakan program hipotetik berdasarkan tingkat pencapaian kemampuan peserta didik dalam membuat keputusan karier, oleh karena itu guru bimbingan dan konseling dapat menggunakan rumusan program bimbingan karier yang telah disusun berdasarkan kemampuan pembuatan keputusan karier sebagai bahan rujukan dalam pelaksanaan layanan bimbingan karier di sekolah.
2. Peneliti selanjutnya
Penelitian ini memiliki keterbatasan baik dalam proses maupun hasilnya, oleh karena itu masih banyak hal yang perlu dikembangkan dari penelitian. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, peneliti selanjutnya dapat menggunakan metode pra-eksperimen atau eksperimen sehingga lebih tergambarkan peningkatan kemampuan peserta didik dalam membuat keputusan karier.
Instrumen kemampuan pembuatan keputusan karier yang dikembangkan dalam penelitian ini terbatas pada dua aspek yaitu aspek pengetahuan dan aspek sikap. Peneliti selanjutnya dapat mengembangkan instrumen kemampuan pembuatan keputusan karier peserta didik dengan semua aspeknya yaitu aspek npengetahuan, sikap dan keterampilan agar diperoleh profil yang utuh tentang kemampuan pembuatan keputusan karier.
Rumusan program yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah program hipotetik. Peneliti selanjutnya dapat melaksanakan uji coba empiris dan mengembangkan program bimbingan karier berdasarkan profil kemampuan pembuatan keputusan karier peserta didik.
(35)
69
Cucu Jamilah,2013
Program Bimbingan Karier Berdasarkan Profil Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
ABKIN. (2007). Rambu-Rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal: Standar Kompetensi Kemandirian Peserta Didik. Jakarta : Dirjen PMPTK DIKNAS.
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktik. Jakarta : PT Bina Aksara.
Budiamin, Amin. (2002). Manajemen Layanan Bimbingan Karier pada SMU Negeri di Kabupaten Bandung. Dalam Jurnal Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, Psikopedagogia Vol. 2 November 2002, 259-266.
Departemen Pendidikan Nasional. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Semarang: Aneka Ilmu.
Dillard, John. Milton. (1985). Life Long Career Planning. Columbus Ohio ; A Bell & Howell Company.
Fathonah, Nurhani. (2010). Efektifitas Layanan Bimbingan Karir untuk Meningkatkan Kemampuan Pembuatan Keputusan Karir. Skripsi Jurusan Psikologi pendidikan dan Bimbingan FIP-UPI. Bandung: Tidak diterbitkan Furqon. (2002). Statistika Terapan untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Gati, Itamar. (2001). “High School Students Career-Related Decision Making Difficulties”. Dalam Jurnal Of Counseling & Development vol. 79, 331-341. Hafid, D. H, Daim dan Budiamin, Amin. (2006). Perkembangan Peserta Didik.
Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia
Hayadin. (2007). Pengambilan Keputusan untuk Profesi pada Siswa. [Online]. Tersedia : http//www.ask.com
Prayitno dan Erman Amti. (2002). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
(36)
70
Cucu Jamilah,2013
Program Bimbingan Karier Berdasarkan Profil Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Rachmaniar, Ananda. (2012) Program Bimbingan Karir Untuk Meningkatkan Kemampuan Pembuatan Keputusan Karir. Skripsi Sarjana Pada Jurusan PPB UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.
Rakhmat dan Solehuddin. (2006). Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar. Bandung: Andira.
Riduwan. (2006). Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Cetakan Kedua. Bandung: Alfabeta.
Salwa, Ema. (2008). Pengembangan Alat Ukur Kematangan Karier Siswa Sekolah Menengah. Tesis pada Jurusan PPB UPI. Bandung : Tidak Diterbitkan.
Santrock John.W. (2003). Adolescence: Perkembangan Remaja. Bandung. PT Gelora Aksara Pratama.
Sharf, Ricard. S. (1992). Applying Career Development Theory to Counseling. California: Brooks/Cole Publishing Company.
Sudjana. (1996). Metode statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Suherman, Uman dan Dadang Sudrajat, (1998). Evaluasi dan pengembangan
Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Bandung: Jurusan PPB FIP UPI
Sukardi, Dewa Ketut (1989). Pendekatan Konseling Karir Didalam Bimbingn Karir (Suatu Pendahuluan). Jakarta: Ghalia Indonesia.
Supriatna, Mamat. (2009). Layanan Bimbingan Karir di Sekolah Menengah. Bandung: Departemen Pendidikan Nasional.
Manhiru.(1992). Pengantar Bimbingan dan Konseling Karier. Jakarta: Bumi Aksara
Mar’at. (2009).Sikap Manusia, Perubahan dan Pengukurannya. Jakarta: Gramedia Munandir. (1996). Program Bimbingan Karier di Sekolah. Jakarta: DIRJEN DIKTI.
(37)
71
Cucu Jamilah,2013
Program Bimbingan Karier Berdasarkan Profil Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Muro dan Kottman. (1995). Guidance and Counseling in Elementary School: A Practical Approach. Boulevard-Dubuque: Brown & Benchmark Publisher.
Nurihsan, A. J. (2002). Pengantar Bimbingan dan Konseling. (Edisi Kedua). Bandung. Jurusan PPB FIP UPI.
_____________.(2005). Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Refika Aditama.
Osipow, S.H. (1983). Theories of Career Development. Third Edition. News Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Winkel, WS. (1997). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: PT Grasindo.
Yusuf, S dan Nurihsan A. Juntika (2005). Landasan Bimbingan dan Konseling.
(1)
Cucu Jamilah,2013
Program Bimbingan Karier Berdasarkan Profil Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier Peserta Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
persentase yang ditunjukan pada setiap indikator mencapai 100%. Bila persentase semakin tinggi, maka kemampuan pembuatan keputusan karier peserta didik termasuk kategori tinggi. Namun sebaliknya, bila persentase rendah, maka kemampuan pembuatan keputusan karier peserta didik termasuk kategori rendah.
Setiap kategori interval mengandung pengertian sebagai berikut.
a) Tinggi Peserta didik pada level ini memiliki kemampuan pembuatan keputusan karier yang tinggi pada setiap aspeknya baik aspek pengetahuan maupun aspek sikapnya, artinya peserta didik pada level ini mampu memahami kekuatan dan kelemahan diri, menyadari nilai-nilai, meyakini tentang ketepatan pilihan, kebebasan menetukan pilihan, dan terlibat dalam aktivitas yang menunjang pilihan.
b) Sedang Peserta didik pada level ini memiliki kemampuan pembuatan keputusan karier yang sedang pada setiap aspeknya baik aspek pengetahuan maupun sikapnya, artinya peserta didik pada level ini cukup mampu memahami kekuatan dan kelemahan diri, menyadari nilai-nilai, meyakini tentang ketepatan pilihan, kebebasan menetukan pilihan, dan terlibat dalam aktivitas yang menunjang pilihan.
c) Rendah Peserta didik pada level ini memiliki kemampuan pembuatan keputusan karier yang rendah pada setiap aspeknya baik aspek pengetahuan maupun sikapnya, artinya peserta didik pada level ini kurang mampu memahami kekuatan dan kelemahan diri, menyadari nilai-nilai, meyakini tentang ketepatan pilihan, kebebasan menetukan pilihan, dan terlibat dalam aktivitas yang menunjang pilihan.
(2)
Cucu Jamilah,2013
Program Bimbingan Karier Berdasarkan Profil Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier Peserta Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, profil kemampuan pembuatan keputusan karier peserta didik kelas XII MAN I Kota Bandung Tahun Ajaran 2010/2011 berada pada kategori sedang pada setiap aspeknya yaitu aspek pengetahuan dan sikap, artinya peserta didik cukup mampu memahami kekuatan dan kelemahan diri, menyadari nilai-nilai, meyakini ketepatan pilihan, memiliki kebebasan dalam menentukan pilihan dan terlibat dalam aktivitas yang menunjang pilihan pekerjaan dan pendidikan lanjutan.
Rumusan program bimbingan karier berdasarkan profil kemampuan pembuatan keputusan karier peserta didik kelas XII MAN I Kota Bandung Tahun Ajaran 2010/2011 yang dibuat secara hipotetik telah teruji kelayakannya oleh para ahli dan praktisi bimbingan dan konseling. Hal ini berarti bahwa program bimbingan karier tersebut layak diterapkan untuk mengembangkan kemampuan pembuatan keputusan karier peserta didik. Adapun struktur program bimbingan karier meliputi rasional, deskripsi kebutuhan, tujuan, sasaran, pengembangan tema, tahapan program, evaluasi dan indikator keberhasilan.
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian, diuraikan beberapa rekomendasi sebagai masukan bagi guru pembimbing dan peneliti selanjutnya.
1. Guru Bimbingan dan Konseling
Hasil penelitian menunjukan bahwa secara umum peserta didik kelas XII MAN I Kota Bandung Tahun Ajaran 2010/2011 memiliki kemampuan pembuatan keputusan karier dalam kategori sedang. Adapun pada indikator memahami kekuatan dan kelemahan diri dan keterlibatan terhadap aktivitas penunjang menunjukan tingkat pencapaian kemampuan pembuatan keputusan karier yang masih rendah. Oleh karena itu, guru BK/Konselor dapat memberi layanan lebih
(3)
Cucu Jamilah,2013
Program Bimbingan Karier Berdasarkan Profil Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier Peserta Didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
intensif pada tema memahami kemampuan diri dan pencarian informasi tentang studi lanjutan.
Program bimbingan karier dalam penelitian ini merupakan program hipotetik berdasarkan tingkat pencapaian kemampuan peserta didik dalam membuat keputusan karier, oleh karena itu guru bimbingan dan konseling dapat menggunakan rumusan program bimbingan karier yang telah disusun berdasarkan kemampuan pembuatan keputusan karier sebagai bahan rujukan dalam pelaksanaan layanan bimbingan karier di sekolah.
2. Peneliti selanjutnya
Penelitian ini memiliki keterbatasan baik dalam proses maupun hasilnya, oleh karena itu masih banyak hal yang perlu dikembangkan dari penelitian. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, peneliti selanjutnya dapat menggunakan metode pra-eksperimen atau eksperimen sehingga lebih tergambarkan peningkatan kemampuan peserta didik dalam membuat keputusan karier.
Instrumen kemampuan pembuatan keputusan karier yang dikembangkan dalam penelitian ini terbatas pada dua aspek yaitu aspek pengetahuan dan aspek sikap. Peneliti selanjutnya dapat mengembangkan instrumen kemampuan pembuatan keputusan karier peserta didik dengan semua aspeknya yaitu aspek npengetahuan, sikap dan keterampilan agar diperoleh profil yang utuh tentang kemampuan pembuatan keputusan karier.
Rumusan program yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah program hipotetik. Peneliti selanjutnya dapat melaksanakan uji coba empiris dan mengembangkan program bimbingan karier berdasarkan profil kemampuan pembuatan keputusan karier peserta didik.
(4)
Cucu Jamilah,2013
Program Bimbingan Karier Berdasarkan Profil Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
ABKIN. (2007). Rambu-Rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal: Standar Kompetensi Kemandirian Peserta Didik. Jakarta : Dirjen PMPTK DIKNAS.
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktik. Jakarta : PT Bina Aksara.
Budiamin, Amin. (2002). Manajemen Layanan Bimbingan Karier pada SMU Negeri di Kabupaten Bandung. Dalam Jurnal Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, Psikopedagogia Vol. 2 November 2002, 259-266.
Departemen Pendidikan Nasional. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Semarang: Aneka Ilmu. Dillard, John. Milton. (1985). Life Long Career Planning. Columbus Ohio ; A Bell &
Howell Company.
Fathonah, Nurhani. (2010). Efektifitas Layanan Bimbingan Karir untuk Meningkatkan Kemampuan Pembuatan Keputusan Karir. Skripsi Jurusan Psikologi pendidikan dan Bimbingan FIP-UPI. Bandung: Tidak diterbitkan Furqon. (2002). Statistika Terapan untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Gati, Itamar. (2001). “High School Students Career-Related Decision Making Difficulties”. Dalam Jurnal Of Counseling & Development vol. 79, 331-341.
Hafid, D. H, Daim dan Budiamin, Amin. (2006). Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia
Hayadin. (2007). Pengambilan Keputusan untuk Profesi pada Siswa. [Online]. Tersedia : http//www.ask.com
Prayitno dan Erman Amti. (2002). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
(5)
Cucu Jamilah,2013
Program Bimbingan Karier Berdasarkan Profil Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Rachmaniar, Ananda. (2012) Program Bimbingan Karir Untuk Meningkatkan Kemampuan Pembuatan Keputusan Karir. Skripsi Sarjana Pada Jurusan PPB UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.
Rakhmat dan Solehuddin. (2006). Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar. Bandung: Andira.
Riduwan. (2006). Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Cetakan Kedua. Bandung: Alfabeta.
Salwa, Ema. (2008). Pengembangan Alat Ukur Kematangan Karier Siswa Sekolah Menengah. Tesis pada Jurusan PPB UPI. Bandung : Tidak Diterbitkan.
Santrock John.W. (2003). Adolescence: Perkembangan Remaja. Bandung. PT Gelora Aksara Pratama.
Sharf, Ricard. S. (1992). Applying Career Development Theory to Counseling. California: Brooks/Cole Publishing Company.
Sudjana. (1996). Metode statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Suherman, Uman dan Dadang Sudrajat, (1998). Evaluasi dan pengembangan
Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Bandung: Jurusan PPB FIP UPI Sukardi, Dewa Ketut (1989). Pendekatan Konseling Karir Didalam Bimbingn Karir
(Suatu Pendahuluan). Jakarta: Ghalia Indonesia.
Supriatna, Mamat. (2009). Layanan Bimbingan Karir di Sekolah Menengah. Bandung: Departemen Pendidikan Nasional.
Manhiru.(1992). Pengantar Bimbingan dan Konseling Karier. Jakarta: Bumi Aksara Mar’at. (2009).Sikap Manusia, Perubahan dan Pengukurannya. Jakarta: Gramedia Munandir. (1996). Program Bimbingan Karier di Sekolah. Jakarta: DIRJEN DIKTI.
(6)
Cucu Jamilah,2013
Program Bimbingan Karier Berdasarkan Profil Kemampuan Pembuatan Keputusan Karier Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Muro dan Kottman. (1995). Guidance and Counseling in Elementary School: A Practical Approach. Boulevard-Dubuque: Brown & Benchmark Publisher. Nurihsan, A. J. (2002). Pengantar Bimbingan dan Konseling. (Edisi Kedua).
Bandung. Jurusan PPB FIP UPI.
_____________.(2005). Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Refika Aditama.
Osipow, S.H. (1983). Theories of Career Development. Third Edition. News Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Winkel, WS. (1997). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: PT Grasindo.
Yusuf, S dan Nurihsan A. Juntika (2005). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.