PENGARUH FASILITAS LABORATORIUM KOMPUTER TERHADAP EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PESERTA DIDIK DALAM MATA PELAJARAN MENGOPERASIKAN APLIKASI PERANGKAT LUNAK (MAPL) PADA KELAS XI ADMINISTRASI PERKANTORAN 5 DAN 6 DI SMK NEGERI 3 BANDUNG.

(1)

PENGARUH FASILITAS LABORATORIUM KOMPUTER TERHADAP EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PESERTA DIDIK DALAM MATA PELAJARAN MENGOPERASIKAN APLIKASI PERANGKAT LUNAK

(MAPL) PADA KELAS XI ADMINISTRASI PERKANTORAN 5 DAN 6 DI SMK NEGERI 3 BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran

Oleh:

Yutomi Bayu Kusumah 0906446

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

Yutomi Bayu Kusumah, 2014

PENGARUH FASILITAS LABORATORIUM KOMPUTER TERHADAP EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN

PELAJARAN MENGOPERASIKAN APLIKASI PERANGKAT LUNAK (MAPL) PADA KELAS XI ADMINISTRASI PERKANTORAN 5

DAN 6 DI SMK NEGERI 3 BANDUNG

Oleh

Yutomi Bayu Kusumah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Yutomi Bayu Kusumah 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2014


(3)

(4)

Yutomi Bayu Kusumah, 2014

PENGARUH FASILITAS LABORATORIUM KOMPUTER TERHADAP EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PESERTA DIDIK DALAM MATA PELAJARAN MENGOPERASIKAN APLIKASI PERANGKAT LUNAK

(MAPL) PADA KELAS XI ADMINISTRASI PERKANTORAN 5 DAN 6 DI SMK NEGERI 3 BANDUNG

Skripsi ini telah Disetujui dan Disahkan oleh:

Mengetahui, Ketua Program Studi

Pendidikan Manajemen Perkantoran FPEB UPI

Dr. Rasto, M.Pd Pembimbing I

Drs. Hendri Winata, M.Si. NIP. 196206171988031003

Pembimbing II

Rini Intansari M, S.Pd., M.Pd. NIP. 198008102008012029


(5)

PENGARUH FASILITAS LABORATORIUM KOMPUTER TERHADAP EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PESERTA DIDIK DALAM MATA PELAJARAN MENGOPERASIKAN APLIKASI PERANGKAT LUNAK

(MAPL) PADA KELAS XI ADMINISTRASI PERKANTORAN 5 DAN 6 DI SMK NEGERI 3 BANDUNG

Skripsi ini telah disetujui dan disahkan oleh:

Penguji 1

Drs. Uep Tatang Sontani, M.Si.

NIP.195704151985031005

Penguji 2

Drs. Budi Santoso, M.Si

NIP.196008261987031001


(6)

Yutomi Bayu Kusumah, 2014


(7)

Skripsi ini diajukan pada

Hari/Tanggal : Rabu, 31 Desember 2014 Waktu : 08.00 – selesai

Tempat : Gedung Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran

Susunan Panitia

Ketua : Dr. Rasto, M.Pd.

NIP. 197207112001121001 Sekretaris : Drs. Budi Santoso, M.Si.

NIP. 196008261987031001 Penguji : 1. Drs. Uep Tatang Sontani, M.Si.

NIP.195704151985031005 2. Drs. Budi Santoso, M.Si. NIP.196008261987031001 3. Dr. Rasto, M.Pd.


(8)

Yutomi Bayu Kusumah, 2014

PENGARUH FASILITAS LABORATORIUM KOMPUTER TERHADAP EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN

FASILITAS LABORATORIUM KOMPUTER TERHADAP

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PESERTA DIDIK DALAM MATA PELAJARAN MENGOPERASIKAN APLIKASI PERANGKAT LUNAK (MAPL) PADA KELAS XI ADMINISTRASI PERKANTORAN 5 DAN 6 DI SMK NEGERI 3 BANDUNG”. Ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung resiko/sanksi apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelangaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Desember 2014

Yutomi Bayu Kusumah 0906446


(9)

ABSTRAK

PENGARUH FASILITAS LABORATORIUM KOMPUTER TERHADAP EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PESERTA DIDIK DALAM MATA PELAJARAN MENGOPERASIKAN APLIKASI PERANGKAT LUNAK

(MAPL) PADA KELAS XI ADMINISTRASI PERKANTORAN 5 DAN 6 DI SMK NEGERI 3 BANDUNG

Oleh:

Yutomi Bayu Kusumah 0906446

Skripsi ini dibimbing oleh :

Drs. Hendri Winata, M.Si. dan Rini Intansari M, S.Pd., M.Pd.

Permasalahan yang dikaji dalam laporan penelitian ini adalah belum tercapainya efektivitas pembelajaran pada Mata Pelajaran Mengoperasikan Aplikasi Perangkat Lunak pada kelas XI Administrasi Perkantoran 5 dan XI Administrasi Perkantoran 6 di SMK Negeri 3 Bandung. Masalah ini terjadi diduga karena kelengkapan fasilitas laboratorium komputer yang belum memadai. Maka dari itu, tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana pengaruh fasilitas laboratorium komputer terhadap efektivitas pembelajaran peserta didik.

Aspek yang diteliti meliputi dua variabel yaitu fasilitas laboratorium komputer dan efektivitas pembelajaran peserta didik. Indikator yang digunakan untuk fasilitas laboratorium komputer ini adalah tempat/ruang belajar, penerangan, buku-buku penunjang dan peralatan belajar. Sedangkan indikator untuk efektivitas pembelajaran peserta didik adalah kualitas pembelajaran, kesesuaian tingkat pembelajaran, motivasi, dan waktu.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode explanatory survey, dimana data dikumpulkan dengan cara penyebaran angket yang dikembangkan dengan menggunakan model Skala Likert. Angket tersebut disebarkan kepada 75 orang peserta didik sebagai populasi dan dianalisis dengan menggunakan analisis regresi sederhana. Hasil analisis data menunjukan bahwa fasilitas laboratorium komputer berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas pembelajaran peserta didik di SMK Negeri 3 Bandung.

Untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran, sekolah seyoganya mampu menyediakan fasilitas/media yang menunjang dalam kegiatan pembelajaran, sehingga guru dapat lebih mudah dan terbantu dalam memberikan materi pembelajaran bagi peserta didik, dan peserta didik pun dapat lebih mudah dalam menerima pembelajaran.


(10)

By:

Yutomi Bayu Kusumah 0906446

Supervised by:

Drs. Hendri Winata, M.Si. and Rini Intansari M., S.Pd., M.Pd.

The problem discussed in this research report is about the effectiveness of students` learning on the subject of How to Operate Computer Sofware Applications at Office Administration Program, class XI, at SMK Negeri 3 Bandung which is not optimal yet. This problem occurs because of the facilities of computer laboratory are inadequate. Therefore, the purpose of this study is to find out the influence of computer laboratory facilities on the effectiveness of students` learning on this subject. This study was conducted using explanatory survey method in which a set of questionnaires using likert scale model was developed and administered to 75 students that were chosen as the sample of the study. Data collected through this instrument were analyzed using simple regression analysis and the results show that computer laboratory facilities have a positive influence on students` learning. To increase the effectiveness of students` learning on the subject of How to Operate Computer Sofware Aplication, the school should provide more complete computer laboratory facilities to support learning activities. This would help both the teacher and the students to have a more effective teaching and learning proses.


(11)

1.1 Latar Belakang Masalah

Di zaman globalisasi ini masalah yang menarik untuk dikaji berkaitan dengan dunia pendidikan adalah mengenai efektivitas pembelajaran peserta didik. Tujuan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) salah satunya adalah menyiapkan tamatan yang mampu memilih karir, mampu berkompetensi, dan mampu mengembangkan diri dalam lingkup bisnis dan manajemen, salah satu SMK tersebut adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 3 Bandung.

SMK merupakan bagian dari sistem pendidikan yang mempersiapkan seseorang agar lebih mampu berkerja pada suatu kelompok pekerjaan atau satu bidang pekerjaan tertentu. Dalam UU No.20 tentang Sistem Pendidikan Nasional, terdapat jenjang pendidikan berbentuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menyatakan:

SMK adalah suatu bentuk pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sehingga siswa memiliki kemampuan sebagai tenaga kerja tingkat menengah yang terampil, terdidik, profesional,serta dapat mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Dalam pencapaian dan perkembangannya SMK Negeri 3 Bandung menyiapkan 5 program studi keahlian yaitu kompetensi keahlian Multimedia, Usaha Perjalanan Wisata, Administrasi Perkantoran, Akuntansi dan Pemasaran.


(12)

Yutomi Bayu Kusumah, 2014

Dengan jumlah peserta didik yang hampir 2000 orang ditambah dengan jumlah staf


(13)

pengajar 200 orang hal ini menunjukan bahwa SMK Negeri 3 Bandung merupakan sekolah besar dan ungulan. Hal ini kemudian membuat SMK Negeri 3 Bandung sangat peka terhadap permasalahan - permasalahan yang dihadapi peserta didiknya, sehinga pihak sekolah dituntut mampu untuk meningkatkan prestasi peserta didiknya, agar mendapatkan kepercayaan dari masyarakat sebagai salah satu sekolah unggulan di kota Bandung. Namun demikian, untuk mencapai tujuan ini tidaklah mudah. Contohnya di Program Studi Keahlian Administrasi Perkantoran SMK Negeri 3 Bandung. Untuk meningkatkan prestasi dan kompetensi peserta didiknya, program ini mempersiapkan banyak standar kompetensi yang harus ditempuh peserta didik, salah satu standar kompetensi yang harus dimiliki peserta didik adalah mengoperasikan aplikasi perangkat lunak.

Berdasarkan pengamatan penulis selama menjalankan kegiatan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMK Negeri 3 Bandung, diperoleh gambaran bahwa proses pembelajaran mata pelajaran mengoperasikan aplikasi perangkat lunak belum efektif. Fenomena yang terjadi dilapangan, terlihat masih banyak peserta didik yang belum memenuhi standar ketuntasan minimal untuk mata pelajaran mengoperasikan aplikasi perangkat lunak (MAPL). Salah satu indikator yang menunjukan hal ini adalah nilai ujian tengah semester (UTS) dan ujian akhir semester (UAS) pada mata pelajaran MAPL di semester ganjir tahun ajaran 2012/2013.


(14)

Yutomi Bayu Kusumah, 2014

Menurut Warsita (2008:287) mengatakan bahwa “efektivitas pembelajaran sering kali diukur dengan tercapainya tujuan pembelajaran, atau dapat pula

diartikan sebagai ketepatan dalam mengelola situasi”.

Berikut ini data presentase ketidaktuntasan peserta didik dalam ujian tengah semester (UTS) pada mata pelajaran MAPL di semester ganjir tahun ajaran 2012/2013.

Tabel 1.1

Nilai Rata-Rata Ujian Tengah Semester Mata Pelajaran MAPL Kelas XI AP 5 dan XI AP 6 di SMK Negeri 3 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013

Sumber :SMK Negeri 3 Bandung (data diolah)

Berdasarkan data tabel 1.1 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kelas peserta didik pada UTS mata pelajaran MAPL masih berada dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), maka banyak peserta didik yang perlu melaksanakan remedial. Di bawah ini adalah jumlah peserta didik yang mengikuti remedial.

Kelas Jumlah

Peserta Didik Nilai Rata-Rata Kelas KKM XI Administrasi

Perkantoran 5

36 66,9

75 XI Administrasi

Perkantoran 6 39 65,7

No. Kelas Jumlah

Peserta Didik

Jumlah Peserta Didik

Remedial 1. XI Administrasi

Perkantoran 5 36 24


(15)

Tabel 1.2

Rekapitulasi Jumlah Peserta Didik Remedial UTS Mata Pelajaran MAPL Kelas XI AP 5 dan XI AP 6 di SMK Negeri 3 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 Sumber :SMK Negeri 3 Bandung (data diolah)

Tabel 1.2 tersebut menunjukkan bahwa hampir sebagian besar peserta didik kelas XI Administrasi Perkantoran 5 dan XI Administrasi Perkantoran 6 yaitu dari 75 orang peserta didik, 53 orang peserta didik belum mencapai KKM yang telah ditetapkan pada mata pelajaran MAPL.

Berikut ini data presentase ketidaktuntasan peserta didik dalam ujian akhir

semester (UAS) pada mata pelajaran MAPL di semester ganjir tahun ajaran 2012/2013.

Tabel 1.3

Nilai Rata-Rata Ujian Akhir Semester Mata Pelajaran MAPL Kelas XI AP 5 dan XI AP 6 di SMK Negeri 3 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 Sumber :SMK Negeri 3 Bandung (data diolah)

Berdasarkan data tabel 1.3 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kelas peserta didik pada UAS pada mata pelajaran MAPL masih berada dibawah KKM.

Perkantoran 6

Jumlah 75 peserta didik 53 peserta didik

Kelas Jumlah

Peserta Didik Nilai Rata-Rata Kelas KKM XI Administrasi

Perkantoran 5

36 74.8

75 XI Administrasi


(16)

Yutomi Bayu Kusumah, 2014

Sehingga ada beberapa peserta didik yang harus melaksanakan remedial. Di bawah ini adalah jumlah peserta didik yang mengikuti remedial.

Tabel 1.4

Rekapitulasi Jumlah Peserta Didik Remedial UAS Mata Pelajaran MAPL Kelas XI AP 5 dan XI AP 6 di SMK Negeri 3 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013

Sumber :SMK Negeri 3 Bandung (data diolah)

Tabel 1.4 tersebut menunjukkan bahwa beberapa peserta didik kelas XI Administrasi Perkantoran 5 dan XI Administrasi Perkantoran 6 yaitu dari 75 orang peserta didik, 20 orang peserta didik belum mencapai KKM yang telah ditetapkan pada mata pelajaran MAPL, banyaknya peserta didik yang belum mencapai KKM baik pada saat UTS dan UAS ini menunjukan bahwa efektivitas pembelajaran pada mata pelajaran MAPL belum tercapai.

Hasil wawancara penulis dengan bapak Arief Susanto selaku guru MAPL kelas XI Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 3 Bandung pada tanggal 23 Maret 2013, diperoleh data bahwa nilai rata-rata ujian tengah semester (UTS) dan nilai rata-rata ujian Akhir semester (UAS) mata pelajaran MAPL kelas XI Administrasi Perkantoran 5 dan XI Administrasi Perkantoran 6 masih dalam

No. Kelas Jumlah

Peserta Didik

Jumlah Peserta Didik Remedial

1. XI Administrasi

Perkantoran 5 36 9

2. XI Administrasi

Perkantoran 6 39 11


(17)

kategori di bawah nilai KKM. Hal ini berarti efektivitas pembelajaran peserta didik kelas XI Administrasi Perkantoran 5 dan XI Administrasi Perkantoran 6 dalam mata pelajaran MAPL belum optimal.

Mencermati rendahnya efektivitas pembelajaran peserta didik pada kelas XI Administrasi Perkantoran 5 dan XI Administrasi Perkantoran 6 di SMK Negeri 3 Bandung yang ditunjukan oleh banyaknya peserta didik yang belum mencapai KKM pada mata pelajaran MAPL memberikan indikasi masih adanya kesenjangan antara tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dengan efektivitas proses belajar mengajar.

Banyak faktor-faktor yang dapat mempengaruhi efektivitas pembelajaran peserta didik, seperti yang dikemukakan oleh Slameto (2003:74) adalah sebagai berikut:

1. Kondisi Internal.

Kondisi internal yaitu kondisi (situasi) yang ada didalam diri siswa itu sendiri. Misalnya kesehatannya, keamanannya, ketentramannya, dan sebagainya.

2. Kondisi Eksternal.

Kondisi eksternal yaitu kondisi (situasi) yang ada di luar diri pribadi manusia, upamanya kebersihan rumah ,penerangan, serta keadaan lingkungan fisik yang lain. Untuk dapat belajar yang efektif diperlukan lingkungan fisik yang baik dan teratur. Misalnya: Ruangan belajar harus bersih, ruangan cukup terang dan cukup sarana yang diperlukan untuk belajar (alat pelajaran, buku-buku dan sebagainya).

3. Strategi Belajar

Belajar yang efesien dapat tercapai apabila dapat menggunakan strategi belajar yang tepat.

Seperti yang diungkapkan di atas, efektivitas pembelajaran peserta didik dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut harus benar-benar


(18)

Yutomi Bayu Kusumah, 2014

diperhatikan karena jika tidak akan menyebabkan efektivitas pembelajaran tidak akan tercapai seperti semestinya.

Kondisi rendahnya efektivitas pembelajaran peserta didik pada kelas XI Administrasi Perkantoran 5 dan XI Administrasi Perkantoran 6 di SMK Negeri 3 Bandung sangatlah penting untuk diteliti, sehingga dapat diidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhinya dan dampak yang akan terjadi pada sekolah bila hal tersebut di biarkan. Salah satu dampak negatif bagi sekolah adalah terjadi rendahnya kualitas lulusan sekolah, yang mengakibatkan rendahnya tingkat kepercayaan masyarakat terutama orang tua peserta didik terhadap sekolah. Oleh karena itu perlu dicari jalan keluarnya, salah satunya dengan lebih meningkatkan sarana untuk belajar peserta didik yang berupa fasilitas belajar peserta didik. Fasilitas belajar sebagai salah satu faktor eksternal, dalam mata pelajaran MAPL adalah fasilitas laboratorium komputer Administrasi Perkantoran. Fasilitas ini harus dikelola dengan baik, baik dari segi penggunaan, pengelolaan, ketersediaan dan perawatannya.

Dalam kaitannya dengan fenomena yang terjadi di SMK tersebut, peneliti mendapatkan informasi dari bapak Arief Susanto selaku guru mata pelajaran MAPL, bahwa fasilitas laboratorium komputer dan perlengkapannya masih kurang memadai dan belum sesuai dengan keperluan proses belajar mengajar.

Selanjutnya hasil dari wawancara dengan sepuluh orang peserta didik kelas XI Administrasi Perkantoran 5 dan XI Administrasi Perkantoran 6 di SMK Negeri 3 Bandung pada tanggal 25 Maret 2013, diketehui bahwa tujuh orang


(19)

peserta didik menganggap fasilitas labolatorium komputer kurang memadai dan tiga orang peserta didik menganggap fasilitas labolatorium komputer cukup memadai, ini menunjukan bahwa sebagian peserta didik beranggapan kelengkapan faslitas laboratorium kurang memadai untuk melakukan proses pembelajaran, sehingga menyebabkan efektivitas pembelajaran belum tercapai.

Berikut adalah data dan keadaan ruang kegiatan belajar mengajar yang terdapat di laboratorium komputer SMK Negeri 3 Bandung.


(20)

Yutomi Bayu Kusumah, 2014

Tabel 1.5

Data Keadaan Fasilitas Pembelajaran Laboratorium Komputer Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 3 Bandung

Tahun Pelajaran 2012/2013

NO NAMA

BARANG JUMLAH

KEADAAN

KETERANGAN 80% 70% 60% 50% RUSAK

1 Monitor 20 20 Baik

2 CPU 20 17 3 Kurang Baik

3 Mouse 20 15 5 Kurang Baik

4 Keyboard 20 17 3 Kurang Baik

5 Printer 1 1 Baik

6 Meja

Komputer 20 12 8 Kurang Baik

7 Kursi

Lipat 40 40 Baik

7 White

Board 1 1 Kurang Baik

8 Layar

LCD 1 1 Baik

9 LCD 1 Kurang Baik

10 Kabel

VGA LCD 1 1 Kurang Baik

Sumber : Daftar inventaris ruangan laboratorium komputer dan jaringan SMK Negeri 3 Bandung.

Data tabel 1.5 memperlihatkan beberapa fasilitas pembelajaran kurang baik. Hal ini dapat menjadi kendala dalam proses pembelajaran. Jumlah unit komputer yang ada di laboratorium komputer tidak sebanding dengan jumlah peserta didik kelas XI Administrasi Perkantoran sehingga peserta didik harus menggunakan satu unit komputer untuk dua orang. Hal ini dapat menjadi kendala bagi peserta didik yang dapat menyebabkan tidak tercapainya efektivitas pembelajaran dalam proses belajar mengajar.

Fenomena lain yang penulis temukan ketika melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMK Negeri 3 Bandung, ada beberapa kendala


(21)

yang dialami pada saat proses belajar mengajar di laboratorium komputer diantaranya banyaknya komputer yang terkena virus sehingga data tugas peserta didik menjadi hilang, penggunaan laboratorium yang bentrok dengan kelas lain dalam artian materi praktek yang seharusnya dilaksanakan di ruangan laboratorium komputer dialihkan ke ruangan kelas, selanjutnya kabel LCD yang kurang berpungsi sehinga berakibat sinar yang dipancarkan tidak terang, dan beberapa mouse yang tidak berpungsi pada saat proses pembelajaran. Dalam kaitannya dengan efektivitas pembelajaran fenomena-fenomena tersebut sangatlah menggangu sehingga proses pembelajaran tidak tercapai sesuai tujuan.

Menurut Surya (2004: 80) dalam Yonitasari dan Setiyani pada Economic Education Analysis Journal 3 (2) (2014) mengatakan bahwa :

keadaaan fasilitas fisik tempat belajar berlangsung di kampus/sekolahan ataupun di rumah sangat mempengaruhi efisiensi hasil belajar. Keadaan fisik yang lebih baik lebih menguntungkan siswa agar belajar dengan tenang dan teratur. Sebaliknya lingkungan fisik yang kurang memadai akan mengurangi efisiensi prestasi belajar.

Fasilitas belajar khususnya fasilitas laboratoruim merupakan komponen pendukung terpenting dalam mencapai efektivitas pembelajaran pada mata pelajaran yang berhubungan dengan praktek komputer, oleh karenanya fasilitas pembelajaran harus dikelola dengan baik sehingga akan mewujudkan suasana belajar mengajar yang efektif dan menyenangkan serta dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran peserta didik sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Mengacu kepada keseluruhan paparan diatas dan dalam upaya memahami dan memecahkan masalah rendahnya efektivitas pembelajaran peserta didik dalam


(22)

Yutomi Bayu Kusumah, 2014

mata pelajaran MAPL pada kelas XI Administrasi Perkantoran 5 dan XI Adiministrasi Perkantoran 6 di SMK Negeri 3 Bandung, maka perlu dan penting dilakukan penelitian tentang pengaruh faslitas laboratorium komputer terhadap efektivitas pembelajaran peserta didik. Inilah yang menarik penulis untuk mengadakan penelitian yang dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul : Pengaruh Fasilitas Laboratorium Komputer Terhadap Efektivitas Pembelajaran Peserta Didik dalam Mata Pelajaran Mengoperasikan Aplikasi Perangkat Lunak (MAPL) Pada Kelas XI Administrasi Perkantoran 5 dan 6 di SMK Negeri 3 Bandung.

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah

Inti kajian dalam penelitian ini adalah masalah efektivitas pembelajaran peserta didik dalam mata pelajaran Mengoperasikan Aplikasi Perangkat Lunak pada kelas XI Administrasi Perkantoran 5 dan XI Administrasi Perkantoran 6 di SMK Negeri 3 Bandung. Aspek tersebut diduga sangat penting dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran, oleh karena itu perlu adanya suatu pendekatan tertentu kepada peserta didik agar tercapai pembelajaran yang efektif.

Banyak faktor yang mempengaruhi efektivitas pembelajaran peserta didik, diantaranya motivasi, minat, fasilitas belajar, kurikulum, metode/strategi belajar, kompetensi guru dan sebagainya. dan berdasarkan hasil kajian secara empirik terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas pembelajaran peserta didik, diduga faktor determinan yang paling berpengaruh terhadap efektivitas pembelajaran peserta didik adalah masalah fasilitas belajar khususnya fasilitas


(23)

laboratorium komputer. Oleh karena itu penelitian ini dibatasi pada permasalahan dari fasilitas laboratorium komputer terhadap efektivitas pembelajaran peserta didik dalam mata pelajaran mengoperasikan aplikasi perangkat lunak pada kelas XI Administrasi Perkantoran 5 dan 6 di SMK Negeri 3 Bandung.

Masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian ini, dirumuskan dalam pernyataan masalah sebagai berikut kelengkapan fasilitas laboratorium komputer dalam mata pelajaran mengoperasikan aplikasi perangkat lunak pada kelas XI Administrasi Perkantoran 5 dan 6 di SMK Negeri 3 Bandung belum memadai, dalam hal ini menyebabkan efektivitas pembelajaran peserta didik relatif rendah. Kondisi semacam ini harus segera ditanggulangi mengingat bila tidak, akan berdampak negatif bagi sekolah, salah satunya dampak dari dampaknya adalah terjadi rendahnya kualitas lulusan sekolah, yang mengakibatkan rendahnya tingkat kepercayaan masyarakat terutama orang tua peserta didik terhadap sekolah.

Berdasarkan pernyataan masalah diatas, masalah penelitian ini secara spesifik dirumuskan dalam pernyataan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran tingkat kelengkapan fasilitas laboratorium komputer dalam mata pelajaran mengoperasikan aplikasi perangkat lunak pada kelas XI Administrasi Perkantoran 5 dan 6 di SMK Negeri 3 Bandung?

2. Bagaimana gambaran tingkat efektivitas pembelajaran peserta didik dalam mata pelajaran mengoperasikan aplikasi perangkat lunak pada kelas XI Administrasi Perkantoran 5 dan 6 di SMK Negeri 3 Bandung?


(24)

Yutomi Bayu Kusumah, 2014

3. Adakah pengaruh tingkat kelengkapan fasilitas laboratorium komputer

terhadap tingkat efektivitas pembelajaran peserta didik dalam mata pelajaran mengoperasikan aplikasi perangkat lunak pada kelas XI Administrasi Perkantoran 5 dan 6 di SMK Negeri 3 Bandung?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk memperoleh pengetahuan dan melakukan kajian secara ilmiah tentang fasilitas belajar khususnya fasilitas laboratorium komputer terhadap efektivitas pembelajaran peserta didik dalam mata pelajaran mengoperasikan aplikasi perangkat lunak pada kelas XI Administrasi Perkantoran 5 dan 6 di SMK Negeri 3 Bandung.

Secara khusus, tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui gambaran mengenai tingkat kelengkapan fasilitas laboratorium komputer dalam mata pelajaran mengoperasikan aplikasi perangkat lunak pada kelas XI Administrasi Perkantoran 5 dan 6 di SMK Negeri 3 Bandung.

2. Untuk mengetahui gambaran tingkat efektivitas pembelajaran peserta didik dalam mata pelajaran mengoperasikan aplikasi perangkat lunak pada kelas XI Administrasi Perkantoran 5 dan 6 di SMK Negeri 3 Bandung.

3. Untuk mengetahui adakah pengaruh tingkat kelengkapan fasilitas laboratorium komputer terhadap tingkat efektivitas pembelajaran peserta didik dalam mata


(25)

pelajaran mengoperasikan aplikasi perangkat lunak pada kelas XI Administrasi Perkantoran 5 dan 6 di SMK Negeri 3 Bandung.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian yang dilaksanakan diharapkan dapat memberikan kegunaan sebagai berikut :

1. Secara teoritis, penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai keilmuan di bidang pendidikan dan manajemen perkantoran khususnya mengenai fasilitas laboratorium komputer yang dapat berpengaruh bagi pelaksanaan pembelajaran.

2. Secara praktis, hasil penelitian ini diantaranya berguna :

a) Sebagai bahan informasi bagi SMK Negeri 3 Bandung, sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam upaya meningkatkan efektivitas pembelajaran peserta didik.

b) Sebagai bahan masukan bagi para pengambil keputusan dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan peningkatan efektivitas pembelajaran peserta didik.

c) Sebagai bahan masukan bagi para peneliti, sehingga dapat mengaplikasikan teori yang dimiliki untuk mencoba ditarik suatu kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan secara objektif dan ilmiah dalam kehidupan praktis.


(26)

Yutomi Bayu Kusumah, 2014

mengenai fasilitas laboratorium komputer yang menunjang meningkatnya efektivitas pembelajaran peserta didik.


(27)

BAB III

OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN

3.1. Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 3 Bandung yang berada di Jalan Solontongan No. 10 Bandung. Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu fasilitas laboratorium komputer yang menjadi variabel bebas (independent variable). Sedangkan variabel terikatnya (dependent variable) adalah efektivitas pembelajaran peserta didik. Variabel bebas diberi simbol variabel X dan variabel terikat diberi simbol variabel Y.

Pelaksanaan penelitian dimulai dari bulan Februari 2013 sampai dengan penelitian ini berakhir. Dalam penelitian ini yang menjadi responden adalah peserta didik kelas XI Administrasi Perkantoran 5 dan XI Administrasi Perkantoran 6 dengan jumlah peserta didik dalam penelitian ini berlangsung adalah 75 orang.

3.2. Metode Penelitian

Dalam mengadakan suatu penelitian, seorang peneliti terlebih dahulu harus menentukan metode apa yang akan digunakan, karena hal ini merupakan pedoman atau langkah-langkah yang harus dilakukan dalam penelitian yang akan membawa peneliti kepada suatu kesimpulan penelitian yang merupakan


(28)

Yutomi Bayu Kusumah, 2014

pemecahan dari masalah yang diteliti, serta bertujuan agar peneliti memperoleh gambaran permasalahan sehingga tujuan penelitian akan tercapai dengan baik.

Menurut Sugiyono (2004:1) menyatakan bahwa : “penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.

Penelitian ini bersifat deskriptif dan verifikatif. Menurut Sontani dan Muhidin (2011:8). menjelaskan “Penelitian deskriptif dilakukan untuk mengetahui gambaran suatu variabel baik satu variabel atau lebih, tanpa membuat perbandingan atau menghubungkannya dengan variabel yang lain.

Selain itu, penelitian ini juga bersifat verifikatif. “Penelitian verifikatif yaitu penelitian yang diarahkan untuk menguji kebenaran sesuatu dalam bidang yang telah ada”. (Sontani dan Muhidin, 2011:5). Dalam penelitian ini akan diuji apakah terdapat pengaruh antara fasilitas laboratorium komputer terhadap efektivitas pembelajaran peserta didik di SMK Negeri 3 Bandung.

Berdasarkan jenis penelitiannya yaitu deskriptif dan verifikatif yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan, maka metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Explanatory Survey Method. Menurut Sontani dan Muhidin (2011:6).menjelaskan :

Penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan terhadap sejumlah individu atau unit analisis, sehingga ditemukan fakta atau keterangan secara faktual mengenai gejala suatu kelompok atau perilaku individu dan hasilnya dapat digunakan sebagai bahan pembuat rencana atau pengambilan keputusan. Penelitian survey ini merupakan studi bersifat kuantitatif dan umumnya survey menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan datanya.’


(29)

Objek telahan penelitian survei eksplanasi (explanatory survey) adalah untuk menguji hubungan antar variabel yang dihipotesiskan. Pada jenis penelitian ini, jelas ada hipotesis yang akan diuji kebenarannya. Hipotesis itu sendiri menggambarkan hubungan antar dua atau lebih variabel, untuk mengetahui apakah sesuatu variabel berasosiasi ataukah tidak dengan variabel lainnya, atau apakah sesuatu variabel disebabkan ataukah tidak oleh variabel lainnya.

Dengan penggunaan metode survei eksplanasi (explanatory survey) ini, penulis melakukan pengamatan untuk memperoleh gambaran antara dua variabel yaitu variabel fasilitas laboratorium komputer dan variabel efektivitas pembelajaran peserta didik kelas XI administrasi perkantoran 5 dan 6 pada mata pelajaran MAPL di SMK Negeri 3 Bandung, karena metode penelitian ini tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada saat penelitian.

3.3. Operasional Variabel Penelitian

Penelitian ini membahas mengenai dua variabel, yaitu variabel fasilitas laboratorium komputer sebagai variabel bebas (variabel independent) dan variabel efektivitas pembelajaran peserta didik sebagai variabel terikat (variabel dependent). Operasional variabel dilakukan untuk membatasi pembahasan agar tidak terlalu meluas. Menurut Sontani dan Muhidin (2011:86) menyatakan bahwa : “Variabel adalah karakteristik yang akan diobservasi dari satuan pengamatan”.


(30)

Yutomi Bayu Kusumah, 2014

3.3.1. Operasional Variabel Fasilitas Laboratorium Komputer

Salah satu faktor yang penting dalam mempengaruhi efektivitas pembelajaran ialah fasilitas laboratorium komputer. Dimana peranan fasilitas laboratorium komputer yang baik dan memadai sangat berpengaruh dalam kegiatan belajar mengajar.

Laboratorium Komputer sesuai dengan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 40 Tahun 2008 merupakan salah satu ruang pembelajaran umum yang berfungsi sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran teknologi informasi dan komunikasi untuk SMK/MAK. Penulis menganggap bahwa terdapat relevansi apa yang dikatakan oleh Menurut Gie (1979) dalam Subowo dan Utomo dalam Jurnal Pendidikan Ekonomi Vol 4 No.1 Frebruari Tahun 2009 dengan kenyataan yang ada di PERMENDIKNAS No. 40 Tahun 2008 tentang fasilitas laboratorium komputer.

Uraian dari indikator fasilitas laboratorium komputer tersebut secara lebih rinci akan dibahas dalam tabel 3.1.

Tabel 3. 1

Operasional Variabel X Fasilitas Laboratorium Komputer

Variabel Indikator Ukuran Skala Item

Soal Fasilitas

Laboratorium Komputer (Variabel X)

1. Tempat/ruang belajar

1. Ketersedian ruang laboratorium komputer yang memadai dalam pelaksanaan proses pembelajaran


(31)

2. Kesesuaian jarak meja komputer satu dengan meja komputer lainnya mencukupi untuk gerak peserta didik di dalam ruangan laboratorium komputer

Ordinal

2

3. Kelayakan penempatan jarak layar proyektor dengan posisi meja komputer peserta didik

Ordinal 3

4. Ketersedian AC (AirConditioner) sebagai pengatur kelembaban udara di dalam ruang

laboratorium komputer

Ordinal 4

2. Penerangan 1. Ketersediaan jendela kaca sebagai sumber penerangan dengan sinar matahari didalam

ruangan laboratorium computer

Ordinal 5

2. Ketersediaan penerangan dengan lampu di dalam ruang laboratorium komputer

Ordinal 6

3. Ketercukupan intensitas cahaya atau penerangan dari sinar matahari di dalam ruangan

labolatorium komputer

Ordinal 7

4. Ketercukupan intensitas cahaya atau penerangan dari lampu di dalam ruangan labolatorium


(32)

Yutomi Bayu Kusumah, 2014

3. Buku-buku penunjang

1. Ketersediaan buku pegangan (handout) sebagai penunjang berlangsungnya proses pembelajaran MAPL didalam ruangan laboratorium komputer

Ordinal 9

2. Ketersediaan buku bacaan komputer lain sebagai penambah wawasan peserta didik pada saat berlangsungnya proses pembelajaran MAPL didalam ruangan laboratorium komputer Ordinal 10 4. Peralatan belajar

1. Kesesuaian jumlah komputer dengan jumlah peserta didik

Ordinal 11

2. Ketersediaan printer sebagai pendukung pembelajaran praktikum di dalam ruang

laboratorium komputer

Ordinal 12

3. Ketersediaan Scanner sebagai pendukung pembelajaran praktikum di dalam ruang

laboratorium komputer

Ordinal 13

4. Ketersediaan akses internet sebagai pendukung proses pembelajaran praktikum

Ordinal 14

5. Ketersediaan modul praktek sebagai pendukung

terlaksananya proses pembelajaran


(33)

6. Ketersediaan white boardyang layak sebagai pendukung proses pembelajaran di dalam ruang

laboratorium komputer.

Ordinal 16

Sumber : Diadaptasi dari pendapat Gie (1979) dalam Subowo dan Utomo pada Jurnal Pendidikan Ekonomi Vol 4 No.1 Frebruari Tahun 2009

3.3.2. Operasional Variabel Efektivitas Pembelajaran Peserta Didik

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat (dependent variable) adalah efektifitas pembelajaran peserta didik. Merujuk pada pendapat Mulyasa dalam Rosyanty (2013:46) pada bahasan sebelumnya yaitu di BAB II berkaitan dengan indikator efektivitas pembelajaran, maka uraian dari indikator efektivitas pembelajaran peserta didik tersebut secara lebih rinci akan dibahas dalam tabel 3.2

Tabel 3. 2

Operasional Variabel Y

Efektivitas Pembelajaran Peserta Didik

Variabel Indikator Ukuran Skala Item

Soal Efektivitas Pembelajaran (variabel Y) Kualitas Pembelajaran Meningkatnya pengetahuan peserta didik tentang Microsoft Office Word dan Microsoft Office Excel.

Ordinal 1

Meningkatnya keterampilan peserta didik dalam

mengoperasikan Microsoft Office Word dan Microsoft


(34)

Yutomi Bayu Kusumah, 2014

Berkembangnya sikap peserta didik ke arah yang lebih baik setelah mengikuti proses pembelajaran MAPL.

Ordinal 3

peserta didik dapat menyimpulkan materi pembelajaran.

Ordinal 4

Kesesuaian Tingkat Pembelajaran

Tingkat kemampuan guru memberikan modul materi pembelajaran.

Ordinal 5

Tingkat kemampuan guru memberikan motivasi sebelum dimulai proses pembelajaran.

Ordinal 6

Tingkat kesesuaian materi dan peralatan yang digunakan dalam proses

pembelajaran MAPL.

Ordinal 7

Tingkat kemampuan guru memberikan pertanyan dalam UTS dan UAS yang sesuai materi pembelajaran.

Ordinal 8

Motivasi Tingkat kesiapan peserta didik mengikuti pembelajaran.

Ordinal 9

Tingkat antusiasme peserta didik dalam pelaksanaan

pembelajaran

Ordinal 10

Tingkat kemauan peserta didik dalam mengikuti

pembelajaran

Ordinal 11

Waktu Tingkat kemampuan guru mengelola waktu dalam membahas


(35)

teori dan praktek yang lebih efektif.

Tingkat kemampuan peserta didik

menyelesaikan tugas yang lebih efisien.

Ordinal 13

Sumber : Diadaptasi dari pendapat Mulyasa dalam Rosyanty (2013:46) 3.4. Jenis dan Sumber Data

Sumber data merupakan segala sesuatu yang dapat memberikan keterangan tentang data. Sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sekunder. Kedua data tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Sumber data primer, merupakan sumber data yang diperoleh dan dikumpulkan penulis langsung dari objek penelitian melalui penyebaran angket yang diberikan pada subjek penelitian, yaitu peserta didik kelas kelas XI administrasi perkantoran 5 dan XI administrasi perkantoran 6 pada mata pelajaran MAPL di SMK Negeri 3 Bandung.

2. Sumber data sekunder, merupakan sumber data yang diperoleh penulis tidak berhubungan langsung dengan objek penelitian tetapi sifatnya membantu dan dapat memberikan informasi untuk bahan penelitian. Data sekunder ini didapat melalui bahan-bahan kepustakaan sebagai data referensi, seperti: struktur organisasi sekolah, sejarah sekolah, buku-buku yang berhubungan dengan fasilitas laboratorium komputer dan efektivitas pembelajaran peserta didik, dan karya ilmiah seperti skripsi, jurnal dan tesis yang berhubungan


(36)

Yutomi Bayu Kusumah, 2014

dengan fasilitas laboratorium komputer dan efektivitas pembelajaran peserta didik.

3.5. Populasi

Menurut Sontani dan Muhidin (2011: 131). menyatakan bahwa “Populasi adalah keseluruhan elemen, atau unit penelitian, atau unit analisis yang memiliki ciri atau karakteristik tertentu yang dijadikan sebagai objek penelitian atau menjadi perhatian dalam suatu penelitian (pengamatan)”.

Pendapat lain menurut Sugiyono (2004:55) berpendapat bahwa “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Jadi populasi berhubungan dengan data, dan populasi bukan hanya orang, tetapi juga benda-benda alam yang lain. Populasi bukan sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek itu.

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah peserta didik kelas XI administrasi perkantoran 5 dan XI administrasi perkantoran 6 pada mata pelajaran MAPL di SMK Negeri 3 Bandung yang berjumlah 75 orang. Gambaran mengenai jumlah populasi dapat dilihat pada tabel 3.3. Seluruh ukuran populasi akan dijadikan sampel. Oleh karena itu ukuran sampelnya adalah 75 orang peserta didik (sensus).

Tabel 3. 3 Populasi Penelitian


(37)

No Kelas Jumlah Peserta Didik

1. XI AP 5 36 orang

2. XI AP 6 39 orang

Sumber: Sekretaris Program Keahlian Administrasi Perkantoran SMK Negeri 3 Bandung

3.6. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Dalam penelitian ini terdapat dua jenis sumber data yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Pelaksanaan pengumpulan data tersebut dapat dilakukan dengan beberapa cara atau alat yang digunakan untuk memperoleh data penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Wawancara

Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan cara mengajukan pertanyaan langsung kepada sumber data yang ada di lokasi untuk mengetahui gambaran kelengkapan fasilitas laboratorium komputer dan efektivitas pembelajaran peserta didik pada kelas XI Administrasi Perkantoran 5 dan kelas XI Administrasi Perkantoran 6 di SMK Negeri 3 Bandung. Wawancara ini dilakukan kepada peserta didik dan guru di SMK Negeri 3 Bandung untuk memperoleh data prapenelitian.

2. Angket


(38)

Yutomi Bayu Kusumah, 2014

tertulis dan disusun sedemikian rupa sehubungan dengan masalah yang sedang diteliti. Cara mengumpulkan data primer dilakukan dengan mengajukan kuesioner kepada responden. Kuesioner tersebut dikonstruksi dalam dua jenis yang meliputi: (1) Instrumen tentang fasilitas laboratorium komputer dan (2) Instrumen tentang efektivitas pembelajaran peserta didik. Item-item alat pengumpulan data yang akan digunakan dalam kuesioner tersebut adalah item-item yang mirip dengan model skala yang dikembangkan oleh Likert.

Pada penelitian ini digunakan angket tertutup, dengan jawaban untuk setiap butir pernyataan telah tersedia. Penyebaran angket dilakukan peserta didik kelas XI administrasi perkantoran 5 dan XI administrasi perkantoran 6 di SMK Negeri 3 Bandung. Dalam menyusun kuesioner, dilakukan beberapa prosedur berikut :

a. Menentukan variabel-variabel yang akan diteliti, yaitu fasilitas laboratorium komputer (variabel X) dan efektivitas pembelajaran peserta didik (variabel Y).

b. Menentukan indikator-indikator dari variabel X dan variabel Y.

c. Menyusun kisi-kisi instrumen yang dilengkapi dengan indikator dan ukurannya.

d. Membuat pertanyaan-pertanyaan dari setiap variabel yang disertai dengan alternatif jawaban.

e. Menetapkan kriteria penilaian atau bobot skor untuk masing-masing alternatif jawaban baik variabel X maupun variabel Y dengan


(39)

menggunakan skala Likert. Kriteria penilaian atau bobot skor tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 3. 4

Kriteria Penskoran Alternatif Jawaban untuk Variabel X dan Y

Alternatif jawaban Bobot

Sangat setuju/selalu 5

Setuju/sering 4

Ragu-ragu/kadang-kadang 3

Tidak setuju/hampir tidak pernah 2 Sangat tidak setuju/tidak pernah 1 3.7. Pengujian Instrumen Penelitian

Instrumen sebagai alat pengumpulan data perlu diuji kelayakannya, karena akan menjamin bahwa data yang dikumpulkan tidak bias. Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Sedangkan instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data maka diharapkan hasil dari penelitian pun akan menjadi valid dan reliabel. Dalam penelitian ini uji validitas dan uji reabilitas dilakukan di SMK Bandung Selatan 2.

3.7.1 Uji Validitas

Uji validitas dilakukan berkenaan dengan ketetapan alat ukur terhadap konsep yang diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur.


(40)

Yutomi Bayu Kusumah, 2014

jika instrumen dapat mengukur sesuatu dengan tepat apa yang hendak diukur”.

Hal ini sejalan dengan Sugiyono (2004:267) yang mengatakan bahwa” valid

berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak

diukur”.

Pengujian validitas instrumen dapat dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi product moment dari Karl Pearson dengan rumus sebagai berikut:

] ) ( ][ ) ( [ ) )( ( ) ( 2 2 2 2 i i i i i i i i xy Y Y N X X N Y X Y X N r           

(Arikunto dalam Somantri dan Muhidin, 2006:49) Keterangan :

xy

r = Koefisien korelasi antara Variabel X dan Y

N = Jumlah responden i

X = Nomor item ke i

i X

 = Jumlah skor item ke i 2

1

X = Kuadrat skor item ke i

2 i X

 = Jumlah dari kuadrat item ke i

Y

 = Total dari jumlah skor yang diperoleh tiap responden 2

i

Y = Kuadrat dari jumlah skor yang diperoleh tiap responden 2

i Y

 = Total dari kuadrat jumlah skor yang diperoleh tiap responden i

iY X

 = Jumlah hasil kali item angket ke i dengan jumlah skor yang diperoleh tiap respoden.


(41)

Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur validitas instrumen penelitian adalah sebagai berikut:

1. Menyebarkan instrumen yang akan diuji validitasnya kepada responden yang bukan responden sesungguhnya.

2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.

3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul.

4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh. Bertujuan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data selanjutnya.

5. Memberikan/menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi pada tabel pembantu.

6. Menghitung jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing responden. 7. Menghitung nilai koefisien korelasi product moment untuk setiap bulir/item

soal dari skor-skor yang diperoleh.

8. Membandingkan nilai koefisien korelasi product moment hasil perhitungan dengan nilai koefisien korelasi product moment yang terdapat di tabel, jadi membandingkan nilai rhitung dan nilai rtabel dengan kriteria kelayakannya sebagai berikut :

1) jika rxy hitung > r tabel, maka valid 2) jika rxy hitung ≤ r tabel, maka tidak valid


(42)

Yutomi Bayu Kusumah, 2014 3.7.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang. Menurut Sotani dan Muhidin, (2011:123) mengatakan bahwa :

suatu instrumen pengukuran dikatakan reliabel jika pengukurannya konsisten dan cermat akurat. Tujuan uji reliabilitas instrumen adalah untuk mengetahui konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil suatu pengukuran dapat dipercaya.

Selanjutnya Sugiyono (2004:267) menyatakan bahwa” instrumen yang reliabel berarti instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur

objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama”. Pengujian reliabilitas

instrumen dapat dilakukan dengan menggunakan rumus Koefisien Alfa (α) dari

Cronbach (dalam Somantri dan Muhidin, 2006:48) sebagai berikut:             

22

11 1 1 t i k k r  

Dimana, rumus variansnya adalah sebagai berikut:

N N X X 2 2 2 ) (     Keterangan: 1 1

r = Reliabilitas instrumen/koefisien alfa

k = Banyaknya bulir soal 2

i

 = Jumlah varians bulir 2

t

 = Varians total X


(43)

N = Jumlah responden

Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur validitas instrumen penelitian adalah sebagai berikut:

a. Menyebarkan instrumen yang akan diuji reliabilitasnya kepada responden yang bukan responden sesungguhnya.

b. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.

c. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul.

d. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh. Bertujuan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data selanjutnya.

e. Memberikan/menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi pada tabel pembantu.

f. Menghitung jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing responden. g. Menghitung kuadrat jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing

responden.

h. Menghitung nilai varians masing-masing item dan varians total i. Menghitung nilai koefisien Alfa.

j. Membandingkan nilai koefisien Alfa dengan nilai koefisien korelasi yang terdapat dalam tabel. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) = n-2.


(44)

Yutomi Bayu Kusumah, 2014

k. Membuat kesimpulan, dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai

tabel r pada taraf nyata α = 5% dengan kriterianya:

1) Jika r1 1 hitung > r tabel, maka reliabel 2) Jika r1 1 hitung ≤ r tabel, maka tidak reliabel

3.8. Uji Persyaratan Teknik Analisis Data

Alasan dilakukannya pengujian persyaratan analisis data dalam penelitian ini adalah karena analisis data yang digunakan merupakan analisis parametrik. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengujian persyaratan analisis data untuk melihat apakah data yang diperoleh memenuhi atau tidak untuk dilakukannya analisis parametrik. Sebelum hipotesis diuji kebenarannya, terlebih dahulu dilakukan pengujian persyaratan pengolahan data. Uji persyaratan pengolahan data untuk uji hipotesis penelitian ini meliputi uji normalitas, homogenitas dan linieritas.

3.8.1. Uji Normalitas

Uji normalitas ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak, jika data berdistribusi normal maka proses selanjutnya menggunakan perhitungan statistik parametrik, sebaliknya jika data tidak berdistribusi normal maka untuk perhitungannnya menggunakan statistik non parametrik. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pengujian normalitas dengan uji Liliefors. Langkah kerja uji normalitas dengan metode Liliefors menurut (Muhidin dan Maman, 2009:73), sebagai berikut:

1. Susunlah data dari kecil ke besar. Setiap data ditulis sekali, meskipun ada data yang sama


(45)

2. Periksa data, beberapa kali munculnya bilangan-bilangan itu (frekuensiharus ditulis).

3. Dari frekuensi susun frekuensi kumulatifnya.

4. Berdasarkan frekuensi kumulatif, hitunglah proporsi empirik(observasi). 5. Hitung nilai z untuk mengetahui Theoritical Proportion pada table z 6. Menghitung Theoritical Proportion.

7. Bandingkan Empirical Proportion dengan Theoritical Proportion,kemudian carilah selisih terbesar didalam titik observasi antara keduaproporsi.

8. Buat kesimpulan, dengan kriteria uji jika D hitung < D (n,a) dimana nadalah jumlah sampel dan a = 0,05, maka H0 diterima. Bentukhipotesis statistik yang akan diuji adalah (Harun Al Rasyid, 2004):

H0 : X mengikuti distribusi normal H1: X tidak mengikuti distribusi normal

3.8.2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas, dilakukan untuk mengetahui apakah ada sampel yang terpilih menjadi responden berasal dari kelompok yang sama. Dengan kata lain, bahwa sampel yang diambil memiliki sifat-sifat yang sama atau homogen. Pengujian homogenitas dalam penelitian ini menggunakan uji Barlett. Kriteria yang peneliti gunakan adalah nilai hitung χ2> nilai tabel, maka H0 menyatakan skornya homogen ditolak. Nilai hitung diperoleh dengan rumus berikut:

χ2= (In10)[Σ

db. LogSi2)] (Somantri dan Muhidin, 2006:294) Keterangan:

Si2 = Varians tiap kelompok data

dbi n-1 = Derajat kebebasan tiap kelompok B = Nilai Burlett = (Log S2gab) (Σdbi) S2gab = varians gabungan = S2 = ∑ .��


(46)

Yutomi Bayu Kusumah, 2014

Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengujian homogenitas varians ini menurut Somantri dan Muhidin (2006:295) adalah:

1. Menentukan kelompok-kelompok data, dan menghitung varians untuk tiap kelompok tersebut.

2. Membuat tabel pembantu untuk memudahkan proses perhitungan, dengan model tabel Uji Barlett.

3. Menghitung varians gabungan.

4. Menghitung log dari varians gabungan. 5. Menghitung nilai Barlett.

6. Menghitung nilai X2

7. Menentukan nilai dan titik kritis. 8. Membuat kesimpulan.

3.8.3. Uji Linieritas

Uji linieritas, dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel terikat dengan variabel bebas bersifat linier. Uji linieritas dilakukan dengan uji kelinieran regresi. Langkah-langkah uji linearitas regresi (Somantri dan Muhidin, 2006: 296)

1. Menyusun tabel kelompok data variabel x dan variabel y. 2. Menghitung jumlah kuadrat regresi (JK reg(a)) dengan rumus:

JK reg(a) = (ΣY)2 n

3. Menghitung jumlah kuadrat regresi b І a (JK reg(a)) dengan rumus:

� � / = � [∑ −∑ . ∑ ]

4. Menghitung jumlah kuadrat residu (JKres) dengan rumus: JKres = ΣY2– JKreg (b/a) – JK reg (a)

5. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi a (RJKreg(a)) dengan rumus: RJKreg(a) = JK reg (a)

6. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b/a (RJKreg(a)) dengan rumus: RJKreg(a) = JKreg (b/a)

7. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu (RJKres) dengan rumus: RJKres = JKres


(47)

N – 2

8. Menghitung jumlah kuadrat error (JKE) dengan rumus:

� = ∑ {∑ − ∑� }

Untuk menghitung JKE urutkan data x mulai dari data yang paling kecil sampai data yang paling besar berikut disertai pasangannya.

9. Menghitung jumlah kuadrat tuna cocok (JKTC) dengan rumus: JKTC = JKres – JKE

10.Menghitung rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok (RJKTC) dengan rumus: RJKTC = JKTC

K – 2

11.Menghitung rata-rata jumlah kuadrat error (RJKE) dengan rumus: RJKE = JKE

N – k

12.Mencari nilai uji F dengan rumus: F = RJKTC

RJKE

13.Menentukan kriteria pengukuran: Jika nilai uji F < nilai tabel F, maka distribusi berpola linier.

14.Mencari nilai Ftabel pada taraf signifikan 95% atau α = 5 %

15.Membandingkan nilai ujiF dengan nilai tabel F kemudian membuat kesimpulan.

3.9. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dapat diartikan sebagai cara melaksanakan analisi terhadap data, dengan tujuan mengolah data tersebut menjadi informasi, sehingga karakteristik atau sifat-sifat datanya dapat dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yan berkaitan dengan kegiatan penelitian, baik berkaitan dengan deskripsi data maupun untuk membuat induksi, atau menarik kesimpulan tentang karakteristik populasi (parameter) berdasarkandata yang diperoleh dari sampel (statistik).


(48)

Yutomi Bayu Kusumah, 2014

Adapun tujuan dilakukannya analisis data menurut Sontani dan Muhidin (2011:158) antara lain: (a) mendeskripsikan data, dan (b) membuat induksi atau menarik kesimpulan tentang karakteristik populasi, atau karakteristik populasi berdasarkan data yang diperoleh dari sampel (statistik). Untuk mencapai tujuan analisis data tersebut maka langkah-langkah atau prosedur yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :

i. Tahap mengumpulkan data, dilakukan melalui instrumen pengumpulan data. ii. Tahap editing, yaitu memeriksa kejelasan dan kelengkapan pengisian

instrumen pengumpulan data.

iii. Tahap koding, yaitu proses identifikasi dan klasifikasi dari setiap pertanyaan yang terdapat dalam instrumen pengumpulan data menurut Variabel-Variabel yang diteliti. Dalam tahap ini dilakukan pemberian kode atau skor untuk setiap opsi dari setiap item berdasarkan ketentuan yang ada.

iv. Tahap tabulasi data, yaitu mencatat atau entri data ke dalam tabel induk penelitian. Dalam hal ini hasil koding dituangkan ke dalam tabel rekapitulasi secara lengkap untuk seluruh item setiap Variabel. Adapun tabel rekapitulasi tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel 3. 5

Rekapitulasi Hasil Skoring

Responden Skor Item Total

1 2 3 4 5 6 ... N

1. 2. N


(49)

Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan dua macam teknik yaitu teknik analisis data deskriptif dan teknik analisis data inferensial.

3.9.1. Teknik Analisa Data Deskriptif

Sontani dan Muhidin (2011:163) menyatakan bahwa :

Teknik analisis data penelitian secara deskriptif dilakukan melalui statistika deskriptif, yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat generalisasi hasil penelitian.

Analisis data ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah. Untuk menjawab rumusan masalah no.1 dan rumusan masalah no.2, maka teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, yakni untuk mengetahui gambaran tingkat kelengkapan fasilitas laboratorium komputer, dan untuk mengetahui gambaran tingkat efektivitas pembelajaran kelas XI administrasi perkantoran 5 dan 6 pada mata pelajaran MAPL di SMK Negeri 3 Bandung. Termasuk dalam teknik analisis data statistik deskriptif antara lain penyajian data melalui tabel, grafik, diagram, persentase, frekuensi, perhitungan mean, median atau modul.

Untuk mempermudah dalam mendeskripsikan variabel penelitian, digunakan kriteria tertentu yang mengacu pada rata-rata skor kategori angket yang diperoleh dari responden, karena Penelitian ini menggunakan data dalam bentuk skala ordinal seperti yang dijelaskan dalam operasional variabel, maka untuk menghitung rata-rata skor jawaban responden, data ordinal hasil pengukuran


(50)

Yutomi Bayu Kusumah, 2014

diubah terlebih dahulu menjadi data interval dengan menggunakan Metode Succesive Interval (MSI).

Metode Succesive Interval (MSI) dapat dioperasikan dengan salah satu program tambahan pada Microsoft Excel, yaitu Program Succesive Interval. Langkah kerja yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Input skor yang diperoleh pada lembar kerja (worksheet) Excel. 2. Klik “Analize” pada Menu Bar.

3. Klik “Succesive Interval” pada Menu Analize, hingga muncul kotak dialog

“Method Of Succesive Interval”.

4. Klik “Drop Down” untuk mengisi Data Range pada kotak dialog Input, dengan cara memblok skor yang akan diubah skalanya.

5. Pada kotak dialog tersebut, kemudian check list (√ ) Input Label in first now. 6. Pada Option Min Value isikan/pilih 1 dan Max Value isikan/pilih 5.

7. Masih pada Option, check list (√ ) Display Summary.

8. Selanjutnya pada Output, tentukan Cell Output, hasilnya akan ditempatkan di sel mana. Lalu klik “OK”.

Selanjutnya disajikan klasifikasi penafsiran seperti pada tabel di bawah ini. Tabel 3. 6

Klasifikasi Penafsiran Deskripsi

Rentang Penafsiran

X Y

…………. Tidak Lengkap Tidak Efektif

…………. Cukup Lengkap Cukup Efektif

…………. Lengkap Efektif

Sumber : Diadaptasi dari skor kategori Likert skala 5 (Muhidin dan Abdurrahman, 2009:146)


(51)

3.9.2 Teknik Analisa Data Inferensial

Statistik inferensial meliputi statistik parametris yang digunakan untuk data interval dan ratio serta statistik nonparametris yang digunakan untuk data nominal dan ordinal. Dalam penelitian ini menggunakan analisis parametris karena data yang digunakan adalah data interval. Analisis data ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah no.3 yaitu untuk mengetahui adakah pengaruh tingkat kelengkapan fasilitas laboratorium komputer terhadap tingkat efektivitas pembelajaran peserta didik kelas XI administrasi perkantoran 5 dan 6 pada mata pelajaran MAPL di SMK Negeri 3 Bandung.

Adapun langkah yang penulis gunakan dalam analisis regresi menurut Somantri dan Muhidin (2006:243), yaitu :

1) Mengadakan estimasi terhadap parameter berdasarkan data empiris.

2) Menguji berapa besar variasi variabel dependen dapat diterangkan oleh variabel indevenden.

3) Menguji apakah estimasi parameter tersebut signifikan atau tidak.

4) Melihat apakah tanda dan magnitud dari estimasi parameter cocok dengan teori.

Peneliti menggunakan model regresi sederhana yaitu Ŷ= a + bX

Keterangan:


(52)

Yutomi Bayu Kusumah, 2014

a = penduga bagi intersap (α)

b = penduga bagi koefisien regresi (β)

α dan β parameter yang nilainya tidak diketahui sehingga diduga menggunakan statistika sampel.

3.10. Uji Hipotesis

Hipotesis yaitu merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris dan dengan pengujian tersebut maka akan didapat suatu keputusan untuk menolak atau menerima suatu hipotesis. Sedangkan pengujian hipotesis adalah suatu prosedur yang akan menghasilkan suatu keputusan dalam menerima atau menolak hipotesis ini.

Adapun langkah-langkah uji keberartian regresi adalah sebagai berikut : 1. Menentukan rumusan hipotesis H0 dan H1 .

H : β = 0 : Tidak ada pengaruh fasilitas laboratorium komputrer terhadap efektivitas pembelajaran peserta didik.

H : β≠ 0 : Terdapat pengaruh fasilitas laboratorium komputer terhadap efektivitas pembelajaran peserta didik.

Menentukan uji statistika yang sesuai. Uji statistika yang digunakan adalah uji F, yaitu: F =

Untuk menentukan nilai uji F dapat mengikuti langkah-langkah berikut: a. Menghitung jumlah kuadrat regresi (JK eg ) dengan rumus :


(53)

b. Menghitung jumlah kuadrat regresi b a (JK eg ), dengan rumus:

JK eg / = . ∑ ∑ .∑ n

c. Menghitung jumlah kuadrat residu (JK res) dengan rumus:

JK e = ∑ − eg / eg

d. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi a (RJK reg (a)) dengan rumus: RJK reg(a) = JK reg(a)

e. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b/a (RJK reg (a)) dengan rumus: RJKreg(b/a) = JKreg(b/a)

f. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu (RJK res) dengan rumus:RJK e = e

n−

g. Menghitung F, dengan rumus : F = Reg e

3. Menentukan nilai kritis dengan derajat kebebasan untuk dbreg = 1 dan dbres = n-2

4. Membandingkan nilai uji F terhadap nilai Ftabel = F(1-a) (dbreg(b/a)(dbres)

Dengan kriteria pengujian: jika nilai uji F>Ftabel, maka tolak H0 yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh antara fasilitas laboratorium komputer terhadap efektivitas pembelajaran peserta didik.


(1)

Adapun tujuan dilakukannya analisis data menurut Sontani dan Muhidin (2011:158) antara lain: (a) mendeskripsikan data, dan (b) membuat induksi atau menarik kesimpulan tentang karakteristik populasi, atau karakteristik populasi berdasarkan data yang diperoleh dari sampel (statistik). Untuk mencapai tujuan analisis data tersebut maka langkah-langkah atau prosedur yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :

i. Tahap mengumpulkan data, dilakukan melalui instrumen pengumpulan data. ii. Tahap editing, yaitu memeriksa kejelasan dan kelengkapan pengisian

instrumen pengumpulan data.

iii. Tahap koding, yaitu proses identifikasi dan klasifikasi dari setiap pertanyaan yang terdapat dalam instrumen pengumpulan data menurut Variabel-Variabel yang diteliti. Dalam tahap ini dilakukan pemberian kode atau skor untuk setiap opsi dari setiap item berdasarkan ketentuan yang ada.

iv. Tahap tabulasi data, yaitu mencatat atau entri data ke dalam tabel induk penelitian. Dalam hal ini hasil koding dituangkan ke dalam tabel rekapitulasi secara lengkap untuk seluruh item setiap Variabel. Adapun tabel rekapitulasi tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel 3. 5

Rekapitulasi Hasil Skoring

Responden Skor Item Total

1 2 3 4 5 6 ... N

1. 2. N


(2)

Yutomi Bayu Kusumah, 2014

Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan dua macam teknik yaitu teknik analisis data deskriptif dan teknik analisis data inferensial.

3.9.1. Teknik Analisa Data Deskriptif

Sontani dan Muhidin (2011:163) menyatakan bahwa :

Teknik analisis data penelitian secara deskriptif dilakukan melalui statistika deskriptif, yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat generalisasi hasil penelitian.

Analisis data ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah. Untuk menjawab rumusan masalah no.1 dan rumusan masalah no.2, maka teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, yakni untuk mengetahui gambaran tingkat kelengkapan fasilitas laboratorium komputer, dan untuk mengetahui gambaran tingkat efektivitas pembelajaran kelas XI administrasi perkantoran 5 dan 6 pada mata pelajaran MAPL di SMK Negeri 3 Bandung. Termasuk dalam teknik analisis data statistik deskriptif antara lain penyajian data melalui tabel, grafik, diagram, persentase, frekuensi, perhitungan mean, median atau modul.

Untuk mempermudah dalam mendeskripsikan variabel penelitian, digunakan kriteria tertentu yang mengacu pada rata-rata skor kategori angket yang diperoleh dari responden, karena Penelitian ini menggunakan data dalam bentuk skala ordinal seperti yang dijelaskan dalam operasional variabel, maka untuk menghitung rata-rata skor jawaban responden, data ordinal hasil pengukuran


(3)

diubah terlebih dahulu menjadi data interval dengan menggunakan Metode Succesive Interval (MSI).

Metode Succesive Interval (MSI) dapat dioperasikan dengan salah satu program tambahan pada Microsoft Excel, yaitu Program Succesive Interval. Langkah kerja yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Input skor yang diperoleh pada lembar kerja (worksheet) Excel. 2. Klik “Analize” pada Menu Bar.

3. Klik “Succesive Interval” pada Menu Analize, hingga muncul kotak dialog

“Method Of Succesive Interval”.

4. Klik “Drop Down” untuk mengisi Data Range pada kotak dialog Input, dengan cara memblok skor yang akan diubah skalanya.

5. Pada kotak dialog tersebut, kemudian check list (√ ) Input Label in first now. 6. Pada Option Min Value isikan/pilih 1 dan Max Value isikan/pilih 5.

7. Masih pada Option, check list (√ ) Display Summary.

8. Selanjutnya pada Output, tentukan Cell Output, hasilnya akan ditempatkan di sel mana. Lalu klik “OK”.

Selanjutnya disajikan klasifikasi penafsiran seperti pada tabel di bawah ini.

Tabel 3. 6

Klasifikasi Penafsiran Deskripsi

Rentang Penafsiran

X Y

…………. Tidak Lengkap Tidak Efektif

…………. Cukup Lengkap Cukup Efektif

…………. Lengkap Efektif

Sumber : Diadaptasi dari skor kategori Likert skala 5 (Muhidin dan Abdurrahman, 2009:146)


(4)

Yutomi Bayu Kusumah, 2014

3.9.2 Teknik Analisa Data Inferensial

Statistik inferensial meliputi statistik parametris yang digunakan untuk data interval dan ratio serta statistik nonparametris yang digunakan untuk data nominal dan ordinal. Dalam penelitian ini menggunakan analisis parametris karena data yang digunakan adalah data interval. Analisis data ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah no.3 yaitu untuk mengetahui adakah pengaruh tingkat kelengkapan fasilitas laboratorium komputer terhadap tingkat efektivitas pembelajaran peserta didik kelas XI administrasi perkantoran 5 dan 6 pada mata pelajaran MAPL di SMK Negeri 3 Bandung.

Adapun langkah yang penulis gunakan dalam analisis regresi menurut Somantri dan Muhidin (2006:243), yaitu :

1) Mengadakan estimasi terhadap parameter berdasarkan data empiris.

2) Menguji berapa besar variasi variabel dependen dapat diterangkan oleh variabel indevenden.

3) Menguji apakah estimasi parameter tersebut signifikan atau tidak.

4) Melihat apakah tanda dan magnitud dari estimasi parameter cocok dengan teori.

Peneliti menggunakan model regresi sederhana yaitu Ŷ= a + bX

Keterangan:

Ŷ = variabel tak bebas (nilai duga) X = variabel bebas


(5)

a = penduga bagi intersap (α)

b = penduga bagi koefisien regresi (β)

α dan β parameter yang nilainya tidak diketahui sehingga diduga menggunakan statistika sampel.

3.10. Uji Hipotesis

Hipotesis yaitu merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris dan dengan pengujian tersebut maka akan didapat suatu keputusan untuk menolak atau menerima suatu hipotesis. Sedangkan pengujian hipotesis adalah suatu prosedur yang akan menghasilkan suatu keputusan dalam menerima atau menolak hipotesis ini.

Adapun langkah-langkah uji keberartian regresi adalah sebagai berikut : 1. Menentukan rumusan hipotesis H0 dan H1 .

H : β = 0 : Tidak ada pengaruh fasilitas laboratorium komputrer terhadap efektivitas pembelajaran peserta didik.

H : β≠ 0 : Terdapat pengaruh fasilitas laboratorium komputer terhadap efektivitas pembelajaran peserta didik.

Menentukan uji statistika yang sesuai. Uji statistika yang digunakan adalah uji F, yaitu: F =

Untuk menentukan nilai uji F dapat mengikuti langkah-langkah berikut: a. Menghitung jumlah kuadrat regresi (JK eg ) dengan rumus :


(6)

Yutomi Bayu Kusumah, 2014

b. Menghitung jumlah kuadrat regresi b a (JK eg ), dengan rumus:

JK eg / = . ∑ ∑ .∑ n

c. Menghitung jumlah kuadrat residu (JK res) dengan rumus:

JK e = ∑ − eg / eg

d. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi a (RJK reg (a)) dengan rumus: RJK reg(a) = JK reg(a)

e. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b/a (RJK reg (a)) dengan rumus: RJKreg(b/a) = JKreg(b/a)

f. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu (RJK res) dengan rumus:RJK e = e

n−

g. Menghitung F, dengan rumus : F = Reg

e

3. Menentukan nilai kritis dengan derajat kebebasan untuk dbreg = 1 dan dbres = n-2

4. Membandingkan nilai uji F terhadap nilai Ftabel = F(1-a) (dbreg(b/a)(dbres)

Dengan kriteria pengujian: jika nilai uji F>Ftabel, maka tolak H0 yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh antara fasilitas laboratorium komputer terhadap efektivitas pembelajaran peserta didik.


Dokumen yang terkait

PENGARUH FASILITAS BELAJAR TERHADAP EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN MENGELOLA PERALATAN KANTOR KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK PASUNDAN 1 CIMAHI.

0 5 103

PENGARUH KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS TERHADAP EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN KELAS X DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG.

0 0 55

PENGARUH FASILITAS BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PADA MATAPELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI 3 BANDUNG.

1 4 46

PENGARUH MANAJEMEN KELAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN KELAS X DI SMK NEGERI 3 BANDUNG.

0 1 46

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJARSISWA KELAS X ADMINISTRASI PERKANTORAN PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG.

0 0 57

PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN SISWA KELAS XI ADMINISTRASI PERKANTORAN PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI SMK PASUNDAN 1 BANDUNG.

0 4 55

PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIS GURU DAN FASILITAS LABORATORIUM TERHADAP KETERAMPILAN PESERTA DIDIK PADA MATA DIKLAT MENANGANI PENGGANDAAN DOKUMEN KELAS XI KOMPETENSI KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK WIKARYA KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 0 19

PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MENGOPERASIKAN APLIKASI PERANGKAT LUNAK KOMPETENSI KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK N 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012-2013.

0 0 19

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF MENGOPERASIKAN APLIKASI PERANGKAT LUNAK UNTUK SISWA KELAS X ADMINISTRASI PERKANTORAN.

0 0 184

Kompetensi Pedagogik Guru dan Fasilitas Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Mengoperasikan Aplikasi Perangkat Lunak | KARTIKASARI | Jurnal Pendidikan Administrasi Perkantoran 1931 9483 1 PB

0 0 10