PENGARUH FASILITAS BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PADA MATAPELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI 3 BANDUNG.
PENGARUH FASILITAS BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI
PERKANTORAN DI SMK NEGERI 3 BANDUNG SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menempuh Ujian Sidang Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran
Oleh: Yulianti Anjayani
NIM. 0906281
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013
(2)
Motivasi Belajar Pada Mata Pelajaran
Produktif Administrasi Perkantoran Di
SMK Negeri 3 Bandung
Oleh Yulianti Anjayani
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
© Yulianti Anjayani 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
September 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
PENGARUH FASILITAS BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI
SMK NEGERI 3 BANDUNG
Skripsi ini telah disetujui dan disahkan oleh:
Pembimbing I, Pembimbing II,
Dr. H. Edi Suryadi, M.Si. Drs. Budi Santoso, M.Si. NIP. 196004121986031002 NIP. 196008261987031001
Mengetahui, Ketua Program Studi
Pendidikan Manajemen Perkantoran FPEB UPI
Dr. Rasto, M.Pd. NIP. 197207112001121001
(4)
ABSTRAK
PENGARUH FASILITAS BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PADA MATAPELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI
PERKANTORAN DI SMK NEGERI 3 BANDUNG
Oleh: Yulianti Anjayani
0906281
Skripsi ini dibimbing oleh:
Dr. H. Edi Suryadi, M.Si dan Drs. Budi Santoso, M.Si .
Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah tingkat motivasi belajar siswa pada jurusan Administrasi Perkantoran di SMKN 3 Bandung yang ditandai dengan belum tercapainya hasil belajar yang maksimal dan masih dibawah nilai KKM.
Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas XI Administrasi Perkantoran di SMKN 3 Bandung. Penelitian ini, bertujuan untuk mengatahui gambaran fasilitas belajar , tingkat motivasi belajar siswa serta adakah pengaruh dari fasilitas belajar terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran produktif Administrasi Perkantoran di SMKN 3 Bandung.
Penelitian ini menggunakan metode explanatory survey, teknik pengumpulan data dengan cara angket (kuisioner). Instrumen yang digunakan adalah angket model skala likert yang dimodifikasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisa regresi linier sederhana. Data dikumpulkan dengan menggunakan angket yang diperoleh dari 69 orang siswa sebagai sampel.
Hasil penelitian menunjukkan : (1) fasilitas belajar berada pada kategori cukup lengkap , (2) motivasi belajar berada pada kategori sangat tinggi, (3) Terdapat pengaruh positif dan signifikan dari fasilitas belajar terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran produktif Administrasi Perkantoran di SMKN 3 Bandung.
(5)
ABSTRACT
The Influence Of Study Facility Through Student’s Motivation In Learning Subject Office Administration Productive In SMKN 3 Bandung
by:
Yulianti Anjayani 0906281
This thesis is guided by:
Dr. H. Edi Suryadi, M.Si dan Drs. Budi Santoso, M.Si
The problem to solve in this research is about the level of student’s motivation in
Office Administration Productive in SMKN 3 Bandung which signed by have not been achieved optimal result of study, and still low of grade in KKM.
The research was conducted in the XI grade of Office Administrative Productive, the purpose of research is to know discribing about learning facility, the interest of student motivation and to find out The Influence Of Study Facility
Through Student’s Motivation In Learning Subject Office Administration
Productive In SMKN 3 Bandung.
The research using explanatory survey method, collecting data’s by giving questionaires, the instrument that used was a questionnaire modified likert scala models. The data technique was the simple regresi analysis. The data collected by used questions which got from 69 students as sample.
The result of the research show : (1) the study facility was fair complate
level (2) learning motivation was in the best condition. (3) there’re positive
Influence and significant from study facility through motivation in leraning, especially in the Office Administrative Productive subject.
(6)
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ... 1 DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined. BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. 1.1 Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.2 Indentifikasi dan Perumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.3 Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.4 Kegunaan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB II KERANGKA TEORITIS ... Error! Bookmark not defined. 2.1 Kajian Pustaka ... Error! Bookmark not defined. 2.1.1 Pengertian Fasilitas Belajar ... Error! Bookmark not defined. 2.1.2 Peranan Fasilitas Belajar ... Error! Bookmark not defined. 2.1.3 Jenis-jenis Fasilitas Belajar ... Error! Bookmark not defined. 2.1.4 Indikator Fasilitas Belajar ... Error! Bookmark not defined. 2.1.5 Standar Pelayanan Minimal ( SPM) Pendidikan Menengah .... Error! Bookmark not defined.
2.1.6 Pengertian Motivasi ... Error! Bookmark not defined. 2.1.7 Pengertian Belajar ... Error! Bookmark not defined. 2.1.8 Teori - Teori Belajar ... Error! Bookmark not defined. 2.1.9 Faktor Yang Mempengaruhi Belajar Error! Bookmark not defined. 2.1.10 Pengertian Motivasi Belajar ... Error! Bookmark not defined. 2.1.11 Peranan Motivasi Dalam Belajar ... Error! Bookmark not defined.
(7)
2.1.12 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Siswa... Error! Bookmark not defined.
2.1.13 Indikator Motivasi Belajar ... Error! Bookmark not defined. 2.1.14 Cara Menumbuhkan Motivasi Belajar ... Error! Bookmark not defined.
2.1.15 Pengaruh Fasilitas Belajar Terhadap Motivasi Belajar Siswa .. Error! Bookmark not defined.
2.1.16 Kajian Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined. 2.2 Kerangka Pemikiran... Error! Bookmark not defined. 2.3 Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. BAB III DESAIN PENELITIAN... Error! Bookmark not defined. 3.1 Objek Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.2 Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.3 Operasional Variabel Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.4 Sumber Data... Error! Bookmark not defined. 3.5 Populasi dan Sampel Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.6 Sampel Penelitian... Error! Bookmark not defined. 3.7 Teknik dan Alat Pengumpulan data ... Error! Bookmark not defined. 3.8 Pengujian Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.8.1 Uji Validitas ... Error! Bookmark not defined. 3.8.2 Uji Reliabilitas ... Error! Bookmark not defined. 3.9 Pengujian Persyaratan Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. 3.9.1 Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined. 3.9.2 Uji Homogenitas ... Error! Bookmark not defined. 3.9.3 Uji linieritas Data ... Error! Bookmark not defined. 3.10 Teknik Analis Data ... Error! Bookmark not defined. 3.10.3 Analisis Regresi Linier Sederhana .. Error! Bookmark not defined. 3.11 Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. 3.12 Menghitung Koefisien Korelasi antara Variabel X dan Variabel Y Error!
Bookmark not defined.
(8)
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined.
4.1 Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.1.2 Gambaran Karakteristik Responden . Error! Bookmark not defined. 4.1.3 Uji Coba Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.1.4 Gambaran Hasil Penelitan ... Error! Bookmark not defined. 4.1.5 Pengujian Persyaratan Analisis Data Error! Bookmark not defined. 4.1.6 Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. 4.2 Pembahasan... Error! Bookmark not defined. 4.2.1 Fasilitas Belajar Di SMK Negeri 3 Bandung .... Error! Bookmark not defined.
4.2.2 Motivasi Belajar Siswa ... Error! Bookmark not defined. 4.2.3 Pengaruh Fasilitas Belajar Terhadap Motivasi Belajar Siswa .. Error! Bookmark not defined.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined. 5.1 Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined. 5.1 Saran ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. LAMPIRAN-LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined.
(9)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting untuk pembangunan manusia, karena tujuan pendidikan adalah untuk meningkatkan sumber daya manusia. Dalam keseluruhan proses pendidikan, proses pendidikan di sekolah merupakan kegiatan yang paling pokok dan tidak akan pernah lepas dari proses kegiatan belajar-mengajar. Ini berarti bahwa berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik. Sekolah juga diharapkan harus dapat menciptakan kondisi-kondisi dimana memungkinkan siswa dapat belajar dengan efektif, efisien dan dapat mengembangkan segala kemampuan yang ada dalam dirinya.
Sejalan dengan hal ini Abin Syamsudin Makmun (2007: 40) mengungkapkan bahwa ada beberapa hal yang dapat dijadikan acuan dalam pengukuran motivasi,diantaranya :
1) Durasi kegiatan. 2) Frekuensi kegiatan. 3) Presistensi pada kegiatan.
4) Ketabahan, keuletan, dan kemampuan dalam menghadapi rintangan dan kesulitan.
5) Devosi dan pengorbanan untuk mencapai tujuan.
6) Tingkat aspirasi yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan. 7) Tingkat kualifikasi prestasi/produk (output) yang dicapai dari kegiatan yang
dilakukan ( berapa banyak, memadai atau tidak, memuaskan atau tidak). 8) Arah sikap terhadap sasaran kegiatan.
(10)
Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa tinggi rendahnya motivasi belajar seorang siswa dapat dilihat dari frekuensi kegiatan belajar yang dilakukan, lamanya waktu belajar, ketepatan pada tujuan kegiatan, tingkatan kualifikasi prestasi atau output yang dicapai dari kegiatan. Dalam kegiatan belajar mengajar, setiap pada akhir semester tentunya selalu diadakan evaluasi dari kegiatan pembelajaran. Kegiatan evaluasi ini tentunya akan menghasilkan suatu angka-angka tertentu yang menjadi tolak ukur tingkat keberhasilan proses belajar mengajar.
Dibawah ini akan dipaparkan mengenai hasil evaluasi pada Ujian Akhir Semester pada beberapa kompetensi dibidang keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 3 Bandung sebagai gambaran untuk mengetahui tingkat keberhasilan proses belajar siswa.
Tabel 1.1
Nilai Ujian Akhir Semester Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Kelas IX AP Di SMK N 3 Bandung
Tahun Ajaran 2012/2013 Kelas Rata-rata
Nilai UAS KKM Rincian
XI AP 1 77,21
76
23% Siswa belum memenuhi KKM
XI AP 2 73,44 27% Siswa belum memenuhi KKM
XI AP 3 72,41 28% Siswa belum memenuhi KKM
XI AP 4 71,32 29% Siswa belum memenuhi KKM
XI AP 5 78,46 22% Siswa belum memenuhi KKM
XI AP 6 70,44 30% Siswa belum memenuhi KKM
Sumber: Data Dokumen Nilai UAS SMKN 3 Bandung
Berdasarkan tabel diatas maka dapat dijelaskan bahwa masih ada nilai rata-rata Ujian Akhir Semester pelajaran produktif Administrasi Perkantoran yang
(11)
masih belum mencapai nilai yang diharapakan atau kurang dari nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sehingga guru harus mengadakan remedial untuk siswa yang nilainya belum mencapai KKM. Selain remedial guru juga harus memberikan tugas tambahan agar siswa dapat mencapai nilai KKM.
Untuk mengetahui minat belajar siswa maka akan dipaparkan mengenai data ketidakhadiran siswa dalam mengikuti pembelajaran.
Tabel 1.2
Rekapitulasi Ketidakhadiran Siswa
Administrasi Perkantoran Semester Ganjil Di SMK Negeri 3 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013
Kelas Jumlah Siswa
Jumlah Ketidakhadiran
siswa
Rincian
XI AP 1 37 74 75%
XI AP 2 36 62 76%
XI AP 3 36 58 78%
XI AP 4 40 74 72%
XI AP 5 37 76 73%
XI AP 6 38 56 77%
Jumlah 224 399 377%
Sumber: Data dokumen kehadiran SMKN 3 Bandung
Dari data rekapitulasi ketidakhadiran siswa diatas terlihat kurangnya minat belajar sebagian siswa. Hal ini terlihat dari hasil data diatas yang menggambarkan kurangnya motivasi dan minat siswa untuk mengikuti kegiatan belajar- mengajar disekolah terhadap mata pelajaran yang diikutinya.
Selain itu, proses belajar-mengajar akan berjalan lancar kalau ditunjang dengan fasilitas belajar yang lengkap. Siswa tentu dapat belajar lebih baik dan menyenangkan bila suatu sekolah dapat memenuhi segala kebutuhan belajar siswa. Oleh karena itu, sekolah perlu mengadakan dan menciptakan fasilitas yang
(12)
dapat membantu dan mendorong hasil belajar siswa untuk berprestasi dalam belajar.
Untuk meningkatkan hasil belajar siswa baik prestasi maupun motivasi belajar siswa, maka diperlukan suatu kondisi sekolah yang dapat menyediakan fasilitas yang lengkap sesuai yang dibutuhkan siswa dalam rangka untuk memudahkan, melancarkan dan menunjang kegiatan belajar di sekolah, agar lebih efektif dan efisien yang nantinya siswa dapat belajar dengan maksimal dan hasil belajar yang memuaskan.
Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh The Liang Gie ( 2003: 33) bahwa, “Untuk belajar yang baik hendaknya tersedia fasilitas belajar yang memadai antara lain tempat belajar, alat, waktu dan lain-lain. Jadi pada prinsipnya fasilitas belajar adalah segala sesuatu yang memudahkan untuk belajar”.
Imron dalam Siregar dan Nara (2010: 54-55) menjelaskan bahwa lingkungan fisik dan unsur dinamis dalam belajar mempengaruhi motivasi belajar. Lingkungan fisik yang dimaksud adalah berupa kenyamanan ruang belajar dengan ketersediaan fasilitas belajar yang memadai. Unsur dinamis dalam belajar adalah persiapan alat, bahan dan susasana belajar serta pemanfaatan sumber-sumber belajar.
Berdasarkan hasil penelitian Galdwell (1998) ( Popi Sopiatin, 2010: 95) menyatakan bahwa:
Proses belajar yang bermutu adalah proses yang dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan siswa secara optimal. Untuk melaksanakan proses belajar-mengajar tersebut, tentunya tidak dapat terlepas dari fasilitas pendukungnya, seperti media belajar, ruang belajar yang nyaman, tersedia perpustakaan, laboratorium, dan sebagainya.
(13)
Pelaksanaan proses belajar-mengajar dipengaruhi oleh lima faktor diantaranya; Guru, anak didik, tujuan, alat dan lingkungan. ( Popi Sopiatin, 2010). Ketidakadaan salah satu faktor saja, maka tidak mungkin terjadi proses belajar-mengajar. Dengan lima faktor tersebut, proses belajar dapat dilaksanakan dengan baik dan efektif walaupun dengan hasil belajar yang belum maksimal. Hasil belajar tersebut dapat ditingkatkan apabila siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi dan ditunjang dengan fasilitas belajar yang lengkap. Oleh karena itu, pihak sekolah perlu menyediakan fasilitas belajar yang lengkap dengan begitu siswa akan termotivasi untuk belajar dengan sungguh-sungguh.
Jika fenomena seperti yang telah dipaparkan diatas terus diabaikan, maka akan sangat mungkin proses belajar-mengajar di SMK Negeri Bandung 3 ini tidak akan sesuai dengan apa yang diharapkan. Berdasarkan fakta tersebut, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian, dan selanjutnya akan di tuangkan dengan judul “ Pengaruh Fasilitas Belajar Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di SMK Negeri 3 Bandung”. 1.2 Indentifikasi dan Perumusan Masalah
Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam latar belakang masalah bahwa untuk meningkatkan hasil belajar siswa diperlukan motivasi yang tinggi untuk belajar serta ditunjang dengan fasilitas belajar yang lengkap sesuai kebutuhan siswa yang sebagaimana mestinya.
Bertolak dari permasalahan di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
(14)
1. Bagaimana gambaran kelengkapan fasilitas belajar siswa pada jurusan Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 3 Bandung?
2. Bagaimana gambaran tingkat motivasi belajar siswa pada jurusan Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 3 Bandung?
3. Adakah pengaruh kelengkapan fasilitas belajar terhadap tingkat motivasi belajar siswa pada mata pelajaran produktif Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 3 Bandung?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk memperoleh pengetahuan dan melakukan kajian secara ilmiah tentang fasilitas belajar terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran produktif Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 3 Bandung. Secara khusus, tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui bagaimana gambaran kelengkapan fasilitas belajar siswa pada jurusan Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 3 Bandung.
2. Mengetahui bagaimana gambaran tingkat motivasi belajar siswa pada jurusan Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 3 Bandung.
3. Mengetahui adakah Pengaruh kelengkapan fasilitas belajar terhadap tingkat motivasi belajar siswa pada mata pelajaran produktif Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 3 Bandung.
(15)
1.4 Kegunaan Penelitian
Jika tujuan penelitian yang dikemukakan di atas dicapai, penelitian ini akan memberikan dua macam kegunaan, yaitu kegunaan teoritis dan kegunaan praktis. Kegunaan teoritis dari hasil penelitiaan ini akan memberikan pengalaman dan memperoleh ilmu pengetahuan di bidang pendidikan. Serta dapat dijadikan bahan kajian untuk mengkaji berbagai teori ilmu pendidikan.
Adapun kegunaan yang diperoleh dari penelitian ini adalah :
1. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan kajian lebih lanjut mengenai hal yang sama dengan lebih mendalam dikemudian hari.
Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan :
1. Bagi Institusi sekolah, dapat dijadikan sebagaibahan masukan kepada pihak sekolah betapa pentingnya fasilitas belajar untuk meningkatkan motivasi belajar.
2. Bagi Peneliti, dapat mengaplikasikan teori yang dimiliki untuk mencoba ditarik suatu kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan secara objektif dan ilmiah dalam kehidupan praktis.
(16)
48 BAB III
DESAIN PENELITIAN 1.1 Objek Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat variabel bebas ( independent variabel) atau eksogen dan variabel terikat ( dependent variabel) atau endogen. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah fasilitas belajar (X). Sedangkan variabel terikat yaitu motivasi belajar (Y). Dari subjek penelitian tersebut di analisis mengenai besarnya pengaruh antara fasilitas belajar terhadap motivasi belajar siswa.
Responden di dalam penelitian ini adalah siswa-siswi Bidang keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 3 Bandung yang beralamat di Jalan Raya Solontongan No.10 Bandung.
Pelaksanaan penelitian dimulai dari bulan April 2013 samapai dengan penelitian ini berakhir.
1.2 Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif, karena dalam penelitian ini selain dimaksudkan untuk menggambarkan kondisi ciri-ciri obyek atau variabel-variabel penelitian apa adanya, tetapi juga dimaksudkan untuk menguji hipotesis. Oleh karena itu, metode yang digunakan adalah survey explanatory.
Menurut Menurut Sugiyono (2010) metode explanatory survey merupakan metode penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta pengaruh antara satu variabel dengan variabel yang lain.
(17)
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitaf, yaitu pendekatan yang memungkinkan dilakukan pencatatan dan analisis data hasil penelitian secara sistematis menggunakan perhitungan statistik. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik angket. Berdasarkan pedoman tersebut, penulis melakukan pengamatan untuk memperoleh data penelitian sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui Pengaruh Fasilitas Belajar Terhadap Motivasi Belajar Siswa pada mata pelajaran produktif Administrasi Perkantoran SMK Negeri 3 Bandung.
1.3 Operasional Variabel Penelitian
Operasional variabel penelitian ini sangat diperlukan untuk menentukan jenis-jenis dan indikator dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian ini. Selain itu, proses ini juga dimaksudkan untuk menentukan skala pengukuran dari masing-masing variabel sehingga pengujian hipotesis dengan menggunakan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar.
Pada penelitian ini terdapat dua variabel yaitu fasilitas belajar dan motivasi belajar. Variabel X fasilitas belajar sebagai variabel bebas (independen) dan variabel Y motivasi belajar sebagai variabel terikat (dependen).
Untuk menghindari adanya perbedaan pendapat atau persepsi dalam penelitian ini, maka penulis perlu mendefinisikan variabel tersebut. Maksudnya untuk memperjelas makna yang terkandung dalam judul yang dikemukakan, sehingga diharapkan teoritis dimana data itu diperoleh. Adapun bentuk operasionalisasinya adalah sebagai berikut :
(18)
Tabel 3.1
Fasilitas Belajar ( Variabel X )
Variabel Indikator Ukuran Item
Soal Skala Pengukuran Fasilitas Belajar (X) Fasilitas belajar adalah semua yang diperlukan dalam proses belajar mengajar baik bergerak maupun tidak bergerak agar tercapai tujuan pendidikan dapat berjalan lancar, teratur, effektif, dan efisien.
1. Keadaan Gedung
Sekolah
Tingkat kenyamanan gedung sekolah
1 Ordinal
Tingkat Kelayakan gedung sekolah untuk belajar
2
2. Keadaan Ruang
Kelas
Tingkat kenyamanan ruang kelas
3 ordinal
Tingkat pencahayaan dikelas 4 Tingkat ventilasi dikelas 5 3. Keberfungsian
Perpustakaan
Tingkat kelengkapan buku-buku pelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa
6 Ordinal
Tingkat kenyamanan ruang perpustakaan 7 Tingkat kemudahan mencari referensi diperpustakaan 8
4. Keadaan Fasilitas Kelas dan
Laboratorium
Tingkat kenyamanan kursi dan meja
9 Ordinal
Tingkat kebersihan ruang kelas 10 Tingkat kelengkapan dan 11
(19)
keberfungsiaan alat-alat praktek perkantoran 5. Ketersediaan Buku
Pelajaran
Tingkat kepemilikan buku-buku penunjang
12 Ordinal
Tingkat kepemilikan LKS
13
6. Optimalisasi
Media/Alat Bantu
Tingkat keberfungsian media belajar
14 Ordinal
Tingkat ketertarikan siswa terhadap media yang ditampilkan di kelas 15
Sumber: Annurahman ( 2010: 195-196)
Tabel 3.2
Motivasi Belajar ( Variabel Y)
Variabel Indikator Ukuran Item
Soal
Skala Pengukuran Motivasi belajar
( Variabel Y)
Motivasi merupakan suatu kekuatan yang dapat mendorong seseorang untuk melakukan suatu perbuatan, termasuk belajar.
1. Keinginan Tingkat keinginan untuk
mendapatkan informasi
1 Ordinal
Tingkat keinginan untuk mendapatkan keterampilan 2 2. Kebutuhan dalam belajar
Tingkat keinginan untuk
mendapatkan pengetahuan
3 Ordinal
Tingkat keinginan untuk
mendapatkan 4
(20)
pemahaman 3. Cita-cita masa
depan
Tingkat keinginan untuk dapat mencapai tujuan.
5 Ordinal
Tingkat keinginan untuk sukses
6
4. Penghargaan dalam belajar
Tingkat keinginan untuk mendapatkan hasil yang bagus
7 Ordinal
Tingkat keinginan untuk mendapatkan pujian 8 Tingkat keinginan untuk mendapatkan perhatian 9
5. Kegiatan yang menarik dalam belajar Tingkat keinginan untuk hadir dikelas
10 Ordinal
Tingkat penerimaan siswa dalam mengikuti setiap evaluasi diakhir pembelajaran
11 Ordinal
Tingkat keinginan untuk mengikuti setiap kegiatan belajar 12
(21)
1.4 Sumber Data
Sumber data yang dimaksud dalam penelitian adalah subyek dari mana data tersebut diperoleh (Suharsimi Arikunto, 2010: 129). Data dalam penelitian ini dapat dibedakan menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil penelitian langsung secara empirik kepada pelaku langsung atau yang terlibat langsung dengan menggunakan teknik pengumpulan data yaitu angket. Yang menjadi data primer dalam penelitian ini diperoleh dari hasil angket yang telah disebarkan kepada Siswa jurusan Administrasi Perkantoran SMK Negeri 3 Bandung. Adapun data sekunder adalah data yang tidak berhubungan langsung dengan penelitian tetapi data ini mendukung untuk memperoleh data. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari studi dokumentasi, artikel, internet, dan penelitian sebelumnya yang relevan.
1.5 Populasi dan Sampel Penelitian
Keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi objek penelitian disebut populasi. Arikunto ( 2010: 130) menyatakan bahwa, “ Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa/siswi SMK Negeri 3 Bandung kelas XI program keahlian Administrasi Perkantoran. Gambaran tentang jumlah populasi penelitian dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:
(22)
Tabel 3.3
Rekapitulasi Jumlah Siswa SMK Negeri 3 Bandung kelas XI Program Keahlian Administrasi Perkantoran
No Populasi Jumlah
1 XI AP 1 37
2 XI AP2 36
3 XI AP 3 36
4 XI AP 4 40
5 XI AP 5 37
6 XI AP 6 38
Jumlah 224
Sumber: Dokumen Data SMKN 3 Bandung 1.6 Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono (2011) Sampel adalah sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili populasinya. Dalam penelitian ini teknik penentuan sampel dilakukan melalui metode teknik acak sederhana (Simple Random Sampling).
Dalam penentuan jumlah sampel siswa dilakukan melalui perhitungan dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut:
Keterangan:
n = Jumlah Sample N = Ukuran Populasi
e = Tingakat estimasi atau kesalahan yang masih di tolerir
(23)
Kelas Populai Perhitungan Jumlah
XI AP 1 37
11
XI AP 2 36
11
XI AP 3 36
11
XI AP 4 40
13
XI AP 5 37
11
XI AP 6 38
12
Jumlah 224 69
1.7 Teknik dan Alat Pengumpulan data a. Angket
Uep dan Sambas Ali (2011: 108) mengemukakan angket adalah: “salah satu teknik pengumpulan data dalam bentuk pengajuan pertanyaan tertulis melalui
(24)
sebuah daftar pertanyaan yang sudah dipersiapkan sebelumnya, dan harus diisi oleh responden”.
Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup ( angket berstruktur) artinya angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih salah satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara memberi tanda silang (X) atau ceklis ( √ ).
Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah dalam bentuk force coice. Penyebaran angket dilakukan kepada siswa SMK Negeri 3 Bandung. Adapun langkah-langkah dalam menyusun angket adalah sebagai berikut:
1. Menyusun kisi-kisi daftar pertanyaan/pernyataan.
2. Merumuskan item-item pertanyaan dan alternatif jawaban. 3. Menetapkan skala penilaian angket.
Alat ukur yang digunakan adalah Skala Likert. Skala likert mempunyai lima alternatif jawaban dengan ukuran ordinal, yaitu sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju, dengan ketentuan nilai sebagai berikut:
Tabel 3.4
Kriteria penilaian angket untuk variabel X dan Y (Pengaruh Fasilitas Belajar terhadap Motivasi Belajar Siswa) Alternatif Jawaban Bobot pertanyaan
Positif
Bobot pertanyaan negatif Sangat Setuju (SS)
Setuju (S) Ragu-ragu (R) Tidak Setuju (TS)
Sangat Tidak Setuju (STS)
5 4 3 2 1
1 2 3 4 5 Sumber: Sugiyono (2011 :94)
(25)
1.8 Pengujian Instrumen Penelitian
Untuk mendapatkan alat pengumpulan data yang benar-benar valid dapat diandalkan dalam mengungkapkan data penelitian, maka kedua angket yang digunakan dalam penelitian ini akan disusun dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Membuat kisi-kisi angket yang didalamnya menguraikan aspek masing-masing variabel.
b. Berdasarkan kisi-kisi tersebut, langkah selanjutnya adalah menyusun pertanyaan bulir-bulir item. Bentuk pertanyaan untuk mengungkap angket variabel X dan Y adalah dalam bentuk pertanyaan positif.
c. Setelah bulir-bulir pertanyaan dibuat, kemudian dilakukan penimbangan dengan maksud untuk mengetahui tingkat kebaikan isi dan kesesuaian antara bulir pertanyaan dengan aspek yang diungkap.
d. Setelah melalui konsultasi dilakukan uji coba angket kepada beberapa siswa untuk mengetahui alat ukur secara empiris, yaitu validitas dan realibilitas.
Mengingat adanya keterbatasan biaya, waktu, tenaga, dan ukuran populasi yang besar, maka dalam pengolahan data penelitian ini penulis menggunakan Software microsoft exel.
1.8.1 Uji Validitas
Uji validitas ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kevalidan dan suatu instrumen, artinya bahwa instrumen yang dipakai benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Menurut Arikunto (2010: 168) mengatakan bahwa: “Validitas
(26)
adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau keahlian suatu instrumen”. Pengujian alat pengumpul data pada penelitian ini dilakukan dengan cara analisis butir angket. Jika diuraikan, langkah kerja yang dilakukan dalam rangka mengukur validitas instrumen angket adalah sebagai berikut:
1. Mengumpulkan data hasil uji coba
2. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul. Termasuk di dalamnya memeriksa kelengkapan pengisisan butir angket.
3. Memberikan skor (scoring) terhadap butir-butir yang perlu diberi skor. 4. Membuat tabel pembantu untuk mendapat skor-skor pada butir yang
diperoleh untuk setiap respondennya. Dilakukan untuk mempermudah perhitungan/pengolahan data selanjutnya.
5. Menghitung jumlah skor butir yang diperoleh oleh masing-masing responden.
6. Menghitung nilai koefisien korelasi product moment untuk setiap butir angket.
Untuk menguji validitas tiap butir angket maka skor-skor yang ada pada butir yang dimaksud (X) dikorelasikan dengan skor total (Y). Sedangkan untuk mengetahui indeks korelasi alat pengumpul data digunakan persamaan korelasi product moment dengan angka kasar yang dikemukakan oleh Karl Pearson, yaitu :
∑ ∑ ∑ √ ∑ ∑ } ∑ ∑
(27)
Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y N = Banyaknya data
∑ = Jumlah hasil kali skor X dan Y setiap responden
∑ = Jumlah skor X
∑ = Jumlah skor Y
∑ = Kuadrat jumlah skor X
∑ = Kuadrat jumlah Skor Y
7. Membandingkan nilai koefisien korelasi product moment hasil perhitungan (r hitung) dengan nilai koefisien korelasi yang terdapat dalan tabel (r tabel).
8. Menghitung uji t. Dengan rumus √
Dimana:
t = Nilai tabel t student r = Koefisien korelasi N = Ukuran sampel 9. Membuat kesimpulan.
Setelah menghitung rhitung, hal yang harus dilakukan adalah membandingkan rhitung dan rtabel dengan taraf signifikan 5 %. Jika rhitung > rtabel berarti valid, sebaliknya jika rhitung ≤ rtabel berarti tidak valid.
1.8.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui konsistensi dari instrumen dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Hasil pengukuran dapat dipercaya hanya apabila dalam beberapa kali
(28)
pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subyek yang sama (homogen) diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subyek memang belum berubah.
Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan dengan menggunakan rumus koefisien Alfa (α) dari Cronbach dalam (Sambas Ali Muhiddin, 2010: 31)
[ ] ∑
Dimana rumus variansnya = ∑
∑
Keterangan:
r11 = Reliabilitas instrumen/koefisien korelasi/korelasi alpha k = Banyaknya bulir soal
∑ = Jumlah varians bulir = Varians total
= Jumlah responden
Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur reliabilitas instrumen penelitian adalah sebagai berikut:
1) Menyebarkan instrumen yang akan diuji reliabiltasnya, kepada responden yang bukan responden sesungguhnya
2) Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.
3) Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul.
4) Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh
(29)
5) Memberikan/menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi responden pada tabel pembantu
6) Menghitung nilai varians masing-masing item dan varians total 7) Menghitung nilai koefisien alfa.
8) Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) = n-2 9) Selanjutnya nilai rhitung di atas dibandingkan dengan rtabel pada tingkat
kepercayaan 95% dengan derajat kebebasan (dk=n-2). 10) Membuat kesimpulan
Apabila didapat nilai rhitung > rtabel maka instrument pengumpulan data tersebut reliabel, dan jika rhitung ≤ rtabel maka instrumen pengumpul data tersebut tidak reliabel.
1.9 Pengujian Persyaratan Analisis Data 1.9.1 Uji Normalitas
Pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya suatu distribusi data. Langkah kerja pengujian pengujian normalitas dengan uji Liliefors (Harun Al Rasyid:2005) dalam (Sambas Ali Muhidin 2010:93) adalah:
1. Susunlah data dari kecil ke besar. Setiap data ditulis sekali, meskipun ada data yang sama.
2. Periksa data, berapa kali munculnya bilangan-bilangan itu (frekuensi harus ditulis).
3. Dari frekuensi susun frekuensi kumulatifnya.
4. Berdasarkan frekuensi kumulatif, hitunglah proporsi empirik (observasi).
5. Hitung nilai z untuk mengetahui theoritical proportion pada tabel z. 6. Menghitung theoritical proportion.
7. Bandingkan empirical proportion dengan theoritical proportion, kemudian carilah selisih terbesar titik observasinya.
(30)
Uji normalitas data dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
1.9.2 Uji Homogenitas
Persyaratan uji parametrik yang kedua adalah homogenitas data. Pengujian homogenitas varians ini mengasumsikan bahwa skor setiap variabel memiliki varians yang homogen. Uji homogen yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah Uji Barlett dan Uji Homogenitas Varians. Kriteria yang digunakan adalah nilai hitung > nilai tabel, maka Ho dinyatakan varians skor homogen ditolak dalam hal lainya diterima.
Nilai hitung diperoleh dengan rumus:
∑
Keterangan:
S21 = Varians tiap kelompok
Db1 = n-1= derajat kebebasan tiap kelompok B = Nilai Barlett
S2gab = Varians gabungan =
∑ ∑
Kemudian dari perhitungan tersebut dikonsultasikan dengan tabel pada a=5% dan dk = k-1 maka dinyatakan homogen apabila �2 hitung < �2 tabel.
Membuat kesimpulan dengan criteria sebagai berikut :
Nilai χ 2hitung < nilai χ 2 tabel, diterima (variansi data dinyatakan homogen). Nilai χ 2 hitung ≥ nilai χ2 tabel, H0 ditolak (variasi data dinyatakan tidak
homogen).
(31)
Untuk menguji keberartian persamaan regresi dan uji kelinieran garis regresi digunakan analisis varians seperti berikut:
a. Menghitung jumlah kuadrat regresi (JKreg/ba), dengan rumus: JKreg(a) =
∑
b. Menghitung jumlah kuadrat regresi b/a (JKreg b/a), dengan rumus: ∑ ∑ ∑
c. Menghitung jumlah kuadrat residu (JKres) dengan rumus: JKres= ∑Y2– JKreg (b/a)- JKReg(a)
d. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi a (RJKreg (a)) dengan rumus: RJKreg(a) = JKreg (a)
e. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b/a (RJKreg(b/a)) dengan rumus:
RJKreg(b/a) = JKreg (b/a)
f. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu (RJKres) dengan rumus:
g. Mencari jumlah kuadrat error (JKE) dengan rumus:
∑ ∑
∑}
Sebelum mencari nilai JKE urutkan data X mulai data yang terkecil sampai yang terbesar berikut disertai pasangannya(Y).
h. Mencari jumlah kuadrat tuna cocok ( RJKtc) dengan rumus : JKTC = JKres - JKE
i. Mencari rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok (RJKtc) dengan rumus :
j. Mencari rata-rata jumlah kuadrat error (RJKE) dengan rumus:
(32)
l. Menentukan keputusan pengujian : Jika Fhitung < Ftabel artinya data berpola linier ,Jika Fhitung > Ftabel artinya data berpola tidak linier
m. Mencari nilai ftabel pada taraf signifikan 95% atau α =5% menggunakan rumus: Ftabel = F(1-α)(db TC, db E) dimana db TC = k-2 dan db E = n-k
n. Membandingkan nilai uji F dengan nilai tabel F kemudian membuat kesimpulan.
1.10 Teknik Analis Data
Analisis data dilakukan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan beberapa cara untuk mengolah data yang disebut dengan teknik analisis data. Menurut Uep Tatang Sontani dan Sambas Ali Muhidin ( 2011: 158) mengemukakan bahwa
Teknik analisis data adalah cara melaksanakan analisis terhadap data, bertujuan untuk mengolah data yang ada menjadi informasi, sehingga karakteristik atau sifat-sifat dari data tersebut dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan penelitian, atau menarik kesimpulan tentang karakteristik populasi (parameter) berdasarkan data yang diperoleh dari sampel (Statistik).
Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan dua macam teknik yaitu analisis data deskriptif dan teknik analisis data inferensial.
1.10.1 Analisis Statistik Deskriptif
Uep Tatang Sontani dan Sambas Ali Muhiddin (2011: 163) menyatakan bahwa:
Analisis statistika deskriptif adalah analisis data penelitian secara deskriptif yang dilakukan melalui statistika deskriptif, yaitu statistik yang digunakan untuk manganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat generelasi hasil penelitian.
(33)
Analisis data ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah. Untuk menjawab rumusan masalah nomor satu (1) dan rumusan masalah nomor (2), maka teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, yakni untuk mengetahui gambaran keadaan fasilitas belajar dan mengetahui tingkat motivasi belajar siswa SMK Negeri 3 Bandung. Termasuk dalam teknik analisis data statistik deskriptif antara lain penyajian data melalui tabel, grafik, diagram, persentase, skor rata-rata, perhitungan mean, median atau modus. Untuk mempermudah dalam mendeskripsikan variabel penelitian, digunakan kriteria tertentu yang mengacu pada skor angket yang diperoleh dari responden.
Untuk mempermudah dalam mendeskripsikan variabel penelitian, digunakan kriteria tertentu yang mengacu pada rata-rata skor kategori angket yang diperoleh dari responden dengan menggunakan Skala Likert. Dapat disajikan kriteria penafsiran seperti pada tabel di bawah ini.
Tabel 3. 5
Kriteria Penafsiran Deskripsi Rentang
Kategori Skor
Penafsiran
X Y
1,00 – 1,79 Sangat Tidak setuju Sangat Rendah
1,80 – 2,59 Tidak setuju Rendah
2,60 – 3,39 Kurang setuju Sedang/Cukup Tinggi
3,40 – 4,19 Setuju Tinggi
4,20 – 5,00 Sangat setuju Sangat Tinggi
Sumber : Diadaptasi dari skor kategori Likert skala 5 (Sambas dan Ating Somantri, 2006:146)
1.10.2 Prosedur Analisis Data
Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, maka secara garis besar menurut Sugiyono ( 2011: 74) langkah-langkah penolahan data yaitu:
(34)
1. Editing, Pemeriksaan terhadap angket yang telah diisi dan dikumpulkan dari responden. Pemeriksaan ini khususnya berkaitan dengan masalah kelengkapan jumlah lembaran angket dan kelengkapan pengisiannya.
2. Skoring, yaitu pemberian skor atau bobot terhadap item-item kuesioner berdasarkan pola skoring sebagai berikut:
Tabel 3.6
Pola Skoring Kuesioner Skala Lima
No Opsen Skor
1 Sangat Setuju/selalu/sangat positif 5
2 Setuju/sering/positif 4
3 Ragu-ragu/kadang-kadang/netral/tidak tahu 3 4 Tidak setuju/hampir tidak pernah/negatif 2 5 Sangat tidak setuju/tidak pernah/sangat negatif 1 Sumber: Sugiyono (2011: 74)
3. Tabulasi, yaitu perekapan data hasil skoring pada langkah ke dua ke dalam tabel seperti berikut:
Tabel 3.7
Rekapitulasi Hasil Skoring Angket
Responden No Item Total
1 2 3 4 5 ... N
1 2 3 4 5 n
Sumber: Ating dan Sambas (2006: 39)
4. Analisis, Analisis data yang digunakan terdiri dari dua jenis yakni (1) analisis deskriptif untuk variabel yang bersifat Kualitatif, (2) analisis Kuantitatif untuk pengujian hipotesis.
(35)
Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat generalisasi hasil penelitian. Dalam mengalisis secara deskriptif digunakan bantuan skala kontinum dan tabel dalam bentuk persentase, dengan ketentuan pembobotan yang telah dilakukan, sehingga dapat diketahui klasifikasi keberadaan dari masing-masing variabel penelitian. Sedangkan untuk menguji hipotesis penelitian digunakan model Analisis Regresi.
5. Transformasi data, Mengingat data variabel penelitian seluruhnya diukur dalam bentuk skala ordinal, yaitu skala yang berjenjang yaitu jarak antara data yang satu dengan yang lainnya tidak sama (Sugiyono, 2011: 70). Tetapi pengolahan data dengan penerapan statistik parametrik mensyaratkan data sekurang-kurangnya harus diukur dengan skala interval, maka terlebih dahulu semua data ordinal ditransformasikan menjadi skala interval dengan menggunakan Metode Succesive Interval atau MSI.
Menurut Sambas Ali Muhidin (2010: 70) untuk mengubah data ordinal menjadi interval dapat menggunakan bantuan Microsoft Excel. Langkah-langkah untuk mentransformasikan data tersebut adalah sebagai berikut: a. Input skor yang diperoleh pada lembar kerja ( worksheet) Exel.
b. Klik “Analize” pada Menu Bar.
c. Klik “Succesive Interval” pada Menu Analize, hingga muncul kotak dialog”Methods Of Succesive Interval”.
(36)
d. Klik “Drop Down” untuk mengisi Data Range pada kotak dialog input dengan cara memblok skor yang akan diubah skalanya.
e. Pada kotak dialog tersebut, kemudian check list (√) Input Label In First Now
f. Pada Option Min Value isikan/pilih 1 dan Max Value isikan/pilih 5. g. Masih pada Option, check list (√) Display Summary.
h. Selanjutnya pada Output, tentukan Cell Output, hasilnya akan ditempatkan di sel mana. Lalu klik “OK”.
3.10.2 Analisis Inferensial
Teknik inferensial adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. Statistik inferensial meliputi statistik parametris yang digunakan untuk data nominal dan ordinal. Dalam penelitian ini menggunakan analisis parametris karena data yang digunakan adalah data interval. Analisis data ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah no.3 yaitu untuk mengetahui adakah pengaruh keadaan fasilitas belajar terhadap tingkat motivasi belajar siswa pada mata pelajaran produktif Administrasi Perkantoran SMK Negeri 3 Bandung.
Dalam penelitian ini, hipotesis yang telah dirumuskan akan diuji dengan statistik parametris antara lain dengan menggunakan t-test dan f-test terhadap koefisien regresi. Untuk kepentingan generalisasi dan menjawab permasalahan sebagaimana diungkapakan pada rumusan masalah, maka teknik
(37)
analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Regresi Linier Sederhana.
1.10.3 Analisis Regresi Linier Sederhana
Analisis regresi linier sederhana digunakan untuk mengetahui seberapa besar perubahan Variabel X akan berpengaruh terhadap Variabel Y. Persamaan regresi sederhana menurut Sugiyono (2011; 270) adalah sebagai berikut:
Ŷ= a + bX Dimana :
Y = Variabel terikat X = Variabel bebas
a = Satuan bilangan yang merupakan nilai Y jika X = 0/konstanta b = Koefisien regresi
Menurut Sugiyono (2011; 272) rumus untuk menghitung nilai a dan b adalah sebagai berikut :
Harga a dihitung dengan rumus a
=
∑ ∑∑ ∑
∑ ∑
=
Ŷ = bXHarga b dihitung dengan rumus
b
=
∑ ∑ ∑∑ ∑
Dimana :
N = Jumlah dari sampel. Y = Variabel Terikat X = Variabel Bebas
(38)
Analisis regresi ini bertujuan membuat model matematika yang menunjukkan hubungan antara X dan Y, dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat.
1.11 Pengujian Hipotesis
Menyakinkan adanya hubungan antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) perlu dilakukan uji hipotesis. Uji hipotesis akan membawa pada kesimpulan untuk menerima atau menolak hipotesis.
Rancangan pengujian hipotesis yang diajukan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
1. Nyatakan hipotesis statistik (H0 dan H1) penelitian yang diajukan
Ho : β = 0 : Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan variabel Fasilitas belajar terhadap variabel Motivasi Belajar Siswa pada mata pelajaran produktif di SMKN 3 Bandung.
H1 : β ≠ 0 : Terdapat pengaruh positif dan signifikan variabel Fasilitas Belajar terhadap variabel Motivasi Belajar Siswa pada mata pelajaran produktif Administrasi Perkantoran di SMKN 3 Bandung.
2. Menentukan uji statistika yang sesuai. Uji statistik yang digunakan adalah uji F, yaitu:
2 2
2 1
S S F
Untuk menentukan nilai Uji F dapat mengikuti langkah-langkah berikut: a. Menentukan jumlah kuadrat Regresi dengan rumus:
(39)
y x b y x b y x b
JK(Reg) 1 1 2 2 ... k k
b. Menentukan jumlah kuadrat Residu dengan rumus:
) (Re 2 2 ) (Re ) ( g s JK n Y Y JK
c. Menghitung jumlah kuadrat residu (JKres) dengan rumus: JKres = ΣY2– JKreg(a/b) – JKreg(a)
d. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi a (RJKreg(a)) dengan rumus: RJKreg(a) = JKreg(a)
e. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b/a (RJKreg(a)) dengan rumus: RJKreg(b/a) = JKreg(b/a)
f. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu (RJKres) dengan rumus:
RJKres =
g. Menghitung nilai F dengan rumus:
1 ) (Re ) (Re k n JK k JK F s g hitung
dengan k = banyaknya Variabel bebas
3. Membandingkan nilai uji F terhadap nilai F tabel dengan kriteria pengujian: jika nilai uji F > nilai tabel F, maka tolak .
(40)
1.12 Menghitung Koefisien Korelasi antara Variabel X dan Variabel Y Untuk mengetahui hubungan variabel X dengan variabel Y dicari dengan menggunakan rumus Product Moment yang dikemukakan oleh Karl Pearson, yaitu:
∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ ∑ ∑
Nilai koefisien korelasi kemudian dikonsultasikan dengan tabel Guilford tentang batas-batas (r) untuk mengetahui derajat hubungan antar variabel X dan variabel Y. Maka dapat digunakan pedoman interpretasi koefisien korelasi seperti yang dituangkan dalam tabel berikut ini:
Tabel 3. 1
Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi Besarnya nilai r Interpretasi
0,000 sampai dengan 0,199 0,200 sampai dengan 0,399 0,400 sampai dengan 0,599 0,600 sampai dengan 0,799 0,800 sampai dengan 1,000
Korelasi sangat rendah Korelasi rendah Korelasi sedang Korelasi tinggi
Korelasi sangat sangat tinggi
(41)
1.13 Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa besar kontribusi/pengaruh yang diberikan variabel X (Fasilitas Belajar) dalam pembentukan variabel Y (Motivasi Belajar Siswa). Adapun rumusnya sebagai berikut:
KD = r2 x 100% Keterangan :
KD = Koefisien Determinasi r = Koefisien Korelasi
Nilai r diperoleh dengan rumus berikut :
∑ ∑ ∑ √ ∑ ∑ ∑ ∑
(Sugiyono, 2011: 274)
Jika rhitung > rtabel, maka dapat disimpulkan terdapat hubungan yang positif dan signifikan sebesar r2 x 100%.
(42)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Gambaran kelengkapan fasilitas belajar yang ditunjukan dengan hasil penelitian didapat bahwa fasilitas belajar jurusan Administrasi Perkantoran di SMKN 3 Bandung yang meliputi indikator: (1) keadaan gedung sekolah, (2) keadaan ruang kelas, (3) keberfungsiaan perpusatakaan (4) keadaan fasilitas laboratorium (5) ketersediaan buku pelajaran dan (6) optimalisasi media/alat bantu. Secara statistik berada pada kategori cukup lengkap. Ini terbukti dari hasil pengolahan data angket bahwa kelengkapan fasilitas belajar pada mata pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran di SMKN 3 Bandung sudah cukup lengkap.
2. Gambaran tingkat motivasi belajar yang ditunjukkan dengan hasil penelitian didapat bahwa motivasi belajar siswa pada mata pelajaran produktif Administrasi Perkantoran SMKN 3 Bandung yang meliputi indikator: (1) keinginan, (2) kebutuhan dalam belajar, (3) Cita-cita masa depan, (4) penghargaan dalam belajar dan (5) kegiatan yang menarik dalam belajar. Secara statistik berada pada kategori sangat tinggi. Itu terbukti dari hasil pengolahan data angket responden yang banyak dipilih pada alternatif
(43)
jawaban sangat setuju dengan hal ini mengandung arti bahwa motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran di SMKN 3 Bandung adalah sangat tinggi.
3. Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa fasilitas belajar berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran produktif Administrasi Perkantoran di SMKN 3 Bandung.
4. Dari hasil Koefisien Determinasi (KD), diperoleh hasil bahwa motivasi belajar siswa dipengaruhi fasilitas belajar cukup berpengaruh, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti oleh penulis dalam penelitian ini
5.1 Saran
Berdasarkan pembahasan terdahulu, dan merujuk kepada skor rata-rata setiap indikator, saran yang dikemukakan mengacu kepada indikator yang memiliki skor rata-rata rendah diantara indikator yang lain untuk masing-masing variabel. Berdasarkan hal tersebut saran yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut:
1. Indikator fasilitas kelas dan laboratorium dalam variabel Fasilitas Belajar memiliki rata-rata paling rendah jika dibandingkan dengan indikator lainnya. Rendahnya skor rata-rata indikator ini tepat berada pada skor item nomor 11 tingkat kelengkapan dan keberfungsian alat-alat praktek perkantoran. Perihal rendahnya skor item tersebut terletak pada peran sekolah dalam memenuhi dan membenahi fasilitas di kelas dan menambahkan alat-alat prektek di
(44)
laboratorium sesuai dengan kompetensi mata pelajaran Administrasi Perkantoran.
2. Indikator keinginan memiliki skor rata-rata paling rendah dibandingkan dengan indikator lain pada variabel motivasi belajar. Rendahnya skor rata-rata indikator ini tepat berada pada skor item nomor dua keinginan untuk mendapat keterampilan. Rendahnya skor item ini dikarenakan siswa memandang keterampilan di luar sekolah hanya akan membuang waktunya untuk bermain, sehingga siswa lebih tertarik untuk cepat pulang dari pada harus mengikuti kegiatan diluar jam belajar. Untuk meminimalisisir dibutuhkan kerjasama kepala sekolah dan guru-guru untuk mewajibkan siswanya mengikuti kegiatan ekstrakulikuler agar siswa mendapatkan keterampilan lebih dari waktu yang hanya ada dalam pembelajaran, adakan kegiatan yang dapat memacu siswa untuk mengeluarkan bakatnya sesuai dengan keterampilan yang dimilikinya.
(45)
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Sambas. (2010). Statistik 1 Pengantar Untuk Penelitian. Bandung: Karya Adhika Utama.
_________. (2010). Statistik 2 Pengantar Untuk Penelitian. Bandung: Karya Adhika Utama.
Annurahman. (2010). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Dalyono, M. (2009). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2003). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Departemen Pendidikan Nasional (2004) Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Penyelenggaraan Persekolahan Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas.
Dimyati dan Mudjiono. (2009). Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Djamarah. (2002). Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Asdi Mahasatya
________, Syaiful Bahri. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Gunawan, Ary. (2002). Administrasi Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Hamalik, Oemar. (2003). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Ibrahim, dan Syaodih, Nana. (2010). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Makmun, Abin Syamsuddin. (2007). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Muhroji, dkk. (2004). Manajemen Pendidikan. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Mujiati. (2008). Peranan Perpuatakaan Sekolah Terhdap Mutu Pendidikan di Sekolah. Kediri: Rifai.
(46)
Sagala, Syaiful. (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Sardiman. (2011). Interaksi Dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Siregar dan Nara. (2010). Administrasi Pendidikan Sekolah. Jakarta: Bina Aksara. Somantri, Ating dan Ali Muhidin, S. (2006). Aplikasi Statistik dalam Penelitian.
Bandung: Pustaka Setia.
Sopiatin, Popi. (2010). Manajemen Belajar Berbasis Kepuasan Siswa. Bogor: Ghalih Indonesia.
Sudjana. (2000). Manajemen Program Pendidikan untuk Pendidikan Luar Sekolah dan Pengembangan Sumber Daya manusia. Bandung: Falah Production.
Sugiyono. (2011). Metode penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung : Alfabeta.
Surya. (2004). Administrasi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta
The Liang Gie. (2003). Cara Belajar yang Efisien. Yogyakarta: Liberty
Uep Tatang Sontani dan Sambas Ali Muhiddin. (2011). Desain Penelitian Kuantitaif. Bandung: Karya Adhika Utama.
Uno, Hamzah. B. (2012). Teori Motivasi Dan Pengukurannya Analisis Di Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Wena, Made. (2009). Strategi Pembelajaran Inovatif Komplementer. Jakarta: Bumi Aksara.
http://sharingkuliahku.wordpress.com/2011/10/28/faktor-yang-mempengaruhi-hasil-belajar/ [ kamis, 21 maret 2012, 10.00]
Skripsi
Komalasari, Dewi. (2005). Pengaruh Manajemen Kelas Terhdap Motivasi Belajar Siswa Studi Kasus Pada Mata Diklat Produktif Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMKN 1 Bandung. Bandung: Skripsi Upi Permana, Sigit. (2004). Pengaruh Manajemen Fasilitas Pembelajaran Terhadap
Motivasi Belajar Siswa Rumpun Bisnis dan Manajemen di SMKN 1 Kadipaten Kabupaten Majalengka. Bandung. Skripsi UPI
(1)
73
1.13 Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa besar kontribusi/pengaruh yang diberikan variabel X (Fasilitas Belajar) dalam pembentukan variabel Y (Motivasi Belajar Siswa). Adapun rumusnya sebagai berikut:
KD = r2 x 100% Keterangan :
KD = Koefisien Determinasi r = Koefisien Korelasi
Nilai r diperoleh dengan rumus berikut :
∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ ∑ ∑
(Sugiyono, 2011: 274)
Jika rhitung > rtabel, maka dapat disimpulkan terdapat hubungan yang positif
(2)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Gambaran kelengkapan fasilitas belajar yang ditunjukan dengan hasil penelitian didapat bahwa fasilitas belajar jurusan Administrasi Perkantoran di SMKN 3 Bandung yang meliputi indikator: (1) keadaan gedung sekolah, (2) keadaan ruang kelas, (3) keberfungsiaan perpusatakaan (4) keadaan fasilitas laboratorium (5) ketersediaan buku pelajaran dan (6) optimalisasi media/alat bantu. Secara statistik berada pada kategori cukup lengkap. Ini terbukti dari hasil pengolahan data angket bahwa kelengkapan fasilitas belajar pada mata pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran di SMKN 3 Bandung sudah cukup lengkap.
2. Gambaran tingkat motivasi belajar yang ditunjukkan dengan hasil penelitian didapat bahwa motivasi belajar siswa pada mata pelajaran produktif Administrasi Perkantoran SMKN 3 Bandung yang meliputi indikator: (1) keinginan, (2) kebutuhan dalam belajar, (3) Cita-cita masa depan, (4) penghargaan dalam belajar dan (5) kegiatan yang menarik dalam belajar. Secara statistik berada pada kategori sangat tinggi. Itu terbukti dari hasil pengolahan data angket responden yang banyak dipilih pada alternatif
(3)
115
jawaban sangat setuju dengan hal ini mengandung arti bahwa motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran di SMKN 3 Bandung adalah sangat tinggi.
3. Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa fasilitas belajar berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran produktif Administrasi Perkantoran di SMKN 3 Bandung.
4. Dari hasil Koefisien Determinasi (KD), diperoleh hasil bahwa motivasi belajar siswa dipengaruhi fasilitas belajar cukup berpengaruh, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti oleh penulis dalam penelitian ini
5.1 Saran
Berdasarkan pembahasan terdahulu, dan merujuk kepada skor rata-rata setiap indikator, saran yang dikemukakan mengacu kepada indikator yang memiliki skor rata-rata rendah diantara indikator yang lain untuk masing-masing variabel. Berdasarkan hal tersebut saran yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut:
1. Indikator fasilitas kelas dan laboratorium dalam variabel Fasilitas Belajar memiliki rata-rata paling rendah jika dibandingkan dengan indikator lainnya. Rendahnya skor rata-rata indikator ini tepat berada pada skor item nomor 11 tingkat kelengkapan dan keberfungsian alat-alat praktek perkantoran. Perihal rendahnya skor item tersebut terletak pada peran sekolah dalam memenuhi dan membenahi fasilitas di kelas dan menambahkan alat-alat prektek di
(4)
laboratorium sesuai dengan kompetensi mata pelajaran Administrasi Perkantoran.
2. Indikator keinginan memiliki skor rata-rata paling rendah dibandingkan dengan indikator lain pada variabel motivasi belajar. Rendahnya skor rata-rata indikator ini tepat berada pada skor item nomor dua keinginan untuk mendapat keterampilan. Rendahnya skor item ini dikarenakan siswa memandang keterampilan di luar sekolah hanya akan membuang waktunya untuk bermain, sehingga siswa lebih tertarik untuk cepat pulang dari pada harus mengikuti kegiatan diluar jam belajar. Untuk meminimalisisir dibutuhkan kerjasama kepala sekolah dan guru-guru untuk mewajibkan siswanya mengikuti kegiatan ekstrakulikuler agar siswa mendapatkan keterampilan lebih dari waktu yang hanya ada dalam pembelajaran, adakan kegiatan yang dapat memacu siswa untuk mengeluarkan bakatnya sesuai dengan keterampilan yang dimilikinya.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Sambas. (2010). Statistik 1 Pengantar Untuk Penelitian. Bandung: Karya Adhika Utama.
_________. (2010). Statistik 2 Pengantar Untuk Penelitian. Bandung: Karya Adhika Utama.
Annurahman. (2010). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Dalyono, M. (2009). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2003). Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Departemen Pendidikan Nasional (2004) Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Penyelenggaraan Persekolahan Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas.
Dimyati dan Mudjiono. (2009). Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Djamarah. (2002). Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Asdi Mahasatya
________, Syaiful Bahri. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Gunawan, Ary. (2002). Administrasi Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Hamalik, Oemar. (2003). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Ibrahim, dan Syaodih, Nana. (2010). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Makmun, Abin Syamsuddin. (2007). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Muhroji, dkk. (2004). Manajemen Pendidikan. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Mujiati. (2008). Peranan Perpuatakaan Sekolah Terhdap Mutu Pendidikan di
Sekolah. Kediri: Rifai.
(6)
Sagala, Syaiful. (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Sardiman. (2011). Interaksi Dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Siregar dan Nara. (2010). Administrasi Pendidikan Sekolah. Jakarta: Bina Aksara. Somantri, Ating dan Ali Muhidin, S. (2006). Aplikasi Statistik dalam Penelitian.
Bandung: Pustaka Setia.
Sopiatin, Popi. (2010). Manajemen Belajar Berbasis Kepuasan Siswa. Bogor: Ghalih Indonesia.
Sudjana. (2000). Manajemen Program Pendidikan untuk Pendidikan Luar
Sekolah dan Pengembangan Sumber Daya manusia. Bandung: Falah
Production.
Sugiyono. (2011). Metode penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D). Bandung : Alfabeta.
Surya. (2004). Administrasi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta
The Liang Gie. (2003). Cara Belajar yang Efisien. Yogyakarta: Liberty
Uep Tatang Sontani dan Sambas Ali Muhiddin. (2011). Desain Penelitian
Kuantitaif. Bandung: Karya Adhika Utama.
Uno, Hamzah. B. (2012). Teori Motivasi Dan Pengukurannya Analisis Di Bidang
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Wena, Made. (2009). Strategi Pembelajaran Inovatif Komplementer. Jakarta: Bumi Aksara.
http://sharingkuliahku.wordpress.com/2011/10/28/faktor-yang-mempengaruhi-hasil-belajar/ [ kamis, 21 maret 2012, 10.00]
Skripsi
Komalasari, Dewi. (2005). Pengaruh Manajemen Kelas Terhdap Motivasi Belajar
Siswa Studi Kasus Pada Mata Diklat Produktif Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMKN 1 Bandung. Bandung: Skripsi Upi
Permana, Sigit. (2004). Pengaruh Manajemen Fasilitas Pembelajaran Terhadap
Motivasi Belajar Siswa Rumpun Bisnis dan Manajemen di SMKN 1 Kadipaten Kabupaten Majalengka. Bandung. Skripsi UPI