PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN SISWA KELAS XI ADMINISTRASI PERKANTORAN PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI SMK PASUNDAN 1 BANDUNG.

(1)

PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN SISWA KELAS XI ADMINISTRASI PERKANTORAN

PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI SMK PASUNDAN 1 BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Ujian Sidang Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran

Oleh

IRMA NOVIANTI NIM. 0906173

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2 0 1 3


(2)

PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN SISWA KELAS XI ADMINISTRASI PERKANTORAN

PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI SMK PASUNDAN 1 BANDUNG

Oleh Irma Novianti

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Irma Novianti 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

November 2013

Hak Cipta dilindungi oleh undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa izin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN SISWA KELAS XI ADMINISTRASI PERKANTORAN

PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI SMK PASUNDAN 1 BANDUNG

Irma Novianti 0906173

Skripsi ini telah Disetujui dan Disahkan oleh:

Pembimbing I,

Drs. Hendri Winata, M.Si.

NIP. 196206171988031003

Pembimbing II,

Drs. Budi Santoso, M.Si. NIP. 196008261987031001

Mengetahui, Ketua Program Studi

Pendidikan Manajemen Perkantoran

Dr. Rasto,S.Pd.,M.Pd NIP.197207112001121001


(4)

BERITA ACARA SIDANG

Skripsi ini telah diuji pada :

Hari/tanggal : Rabu, 27 November 2013

Waktu : 08.00 s/d selesai

Tempat : Laboratorium Pendidikan Manajemen Perkatoran

Panitia Ujian :

Ketua : Dr. Rasto, M.Pd.

NIP. 197207112001121001 Sekretaris : Drs. Budi Santoso, M.Si.

NIP. 196008261987031001

Penguji :

1. Dr. H. Suwatno, M.Si. NIP. 196201271988031001

2. Dra. Hj. Nani Sutarni, M.Pd. NIP. 196111081986012001

3. Dr. Rasto, S.Pd., M.Pd. NIP. 197207112001121001


(5)

LEMBAR PERNYATAAN

Sata yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan skripsi yang berjudul “Pengaruh Lingkungan Belajar Terhadap Efektivitas Pembelajaran Siswa Kelas XI Administrasi Perkantoran Pada Mata Pelajaran Produktif di SMK Pasundan 1 Bandung” sepenuhnya merupakan karya saya sendiri, tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika yang berlaku dalam masyarakat dan bidang keilmuan.

Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko ataupun sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya.

Bandung, November 2013

Irma Novianti 0906173


(6)

THE INFLUENCE OF LEARNING ENVIRONMENT TO EFFECTIVENESS OF STUNDENT LEARNING

By. Irma Novianti

0906173

This script is guided by

Drs. Hendri Winata, M.Si dan Drs. Budi Santoso, M.Si

This research was conducted at SMK Pasundan 1 Bandung. An issue to be studied in this research is on the effectiveness of student learning. The research core is focused on one of the factors that influence the effectiveness of student learning is the learning environment. Based on it, the principle problems revealed in this research is there any influence of the learning environment to effectiveness of student learning.

This research consisted of two variables: there are physical environment (X) and the effectiveness of student learning (Y). The method used in this research is explanatory survey method. Techniques of data collection by distributing questionnaires with rating scale models, which were analyzed using simple regression. Populations in this research were all students of class XI of Office Administration at SMK Pasundan 1 Bandung and samples taken by 63 students based on formula of Slovin were taken randomly from each class.

Based on the research results, obtained information that (1) the physical environment in SMK Pasundan 1 Bandung is conducive, (2) the effectiveness of student learning in SMK Pasundan 1 Bandung is quite effective. It means that schools have to maintain and improve the physical environment conduciveness, so the effectiveness of student learning getting better, (3) physical environment positive and significant impact on the effectiveness of student learning in class XI Office Administration in productive subject at SMK Pasundan 1 Bandung.


(7)

PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN SISWA KELAS XI ADMINISTRASI PERKANTORAN

PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI SMK PASUNDAN 1 BANDUNG

Oleh: Irma Novianti

0906173

Skirpsi ini dibimbing oleh:

Drs. Hendri Winata, M.Si dan Drs. Budi Santoso, M.Si

Penelitian ini dilakukan di SMK Pasundan 1 Bandung.Masalah yang menjadi kajian dalam penelitian ini adalah mengenai efektivitas pembelajaran siswa. Inti kajiannya difokuskan pada salah satu faktor yang mempengaruhi efektivitas pembelajaran siswa yaitu lingkungan belajar. Berdasarkan hal tersebut, pokok masalah yang diungkap dalam penelitian ini adalah sejauh mana pengaruh lingkungan belajar terhadap efektivitas pembelajaran siswa.

Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu lingkungan fisik (X) dan efektivitas pembelajaran siswa (Y). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode explanatory survey. Teknik pengumpulan data dengan cara penyebaran angket dengan model rating scale, yang dianalisis menggunakan regresi sederhana. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI Administrasi Perkantoran di SMK Pasundan 1 Bandung dan diambil sampel sebanyak 63 siswa berdasarkan perhitungan rumus Slovin yang diambil secara acak dari tiap kelas.

Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan informasi bahwa (1) lingkungan fisik di SMK Pasundan 1 Bandung termasuk kategori kondusif, (2) efektivitas pembelajaran siswa di SMK Pasundan 1 Bandung tergolong cukup efektif. Artinya sekolah harus mempertahankan serta meningkatkan kualitas lingkungan fisik agar efektivitas pembelajaran siswa menjadi lebih baik, (3) lingkungan fisik berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas pembelajaran siswa kelas XI Administrasi Perkantoran pada mata pelajaran produktif di SMK Pasundan 1 Bandung.


(8)

DAFTAR ISI

ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined. ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ... vii DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined. BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. 1.1 Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.2 Perumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.3 Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.4 Kegunaan Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1. Kegunaan Teoritis ... Error! Bookmark not defined. 2. Kegunaan Praktis ... Error! Bookmark not defined. BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

Error! Bookmark not defined.

2.1 Kajian Pustaka ... Error! Bookmark not defined. 2.1.1 Konsep Lingkungan Belajar .. Error! Bookmark not defined. 2.1.2 Konsep Efektivitas Pembelajaran ...Error! Bookmark not

defined.

2.1.3 Kajian Peneliti Terdahulu ... Error! Bookmark not defined. 2.2 Kerangka Pemikiran ... Error! Bookmark not defined. 2.3 Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined. 3.1 Objek Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.2 Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.3 Operasional Variabel ... Error! Bookmark not defined. 3.3.1 Variabel bebas (Independen) Error! Bookmark not defined.


(9)

3.3.2 Variabel terikat (dependen) ... Error! Bookmark not defined. 3.4 Jenis dan Sumber Data Penelitian .. Error! Bookmark not defined. 3.5 Populasi, Sample dan Teknik Sampling ...Error! Bookmark not defined.

3.5.1 Populasi ... Error! Bookmark not defined. 3.5.2 Sampel... Error! Bookmark not defined. 3.5.3 Teknik Sampling ... Error! Bookmark not defined. 3.6 Teknik dan Pengumpulan Data Penelitian ....Error! Bookmark not defined.

3.7 Pengujian Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.7.1 Uji Validitas ... Error! Bookmark not defined. 3.7.2 Uji Reliabilitas ... Error! Bookmark not defined. 3.8 Uji Persyaratan Teknik Analisis Data ...Error! Bookmark not defined.

3.8.1 Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined. 3.8.2 Uji Homogenitas ... Error! Bookmark not defined. 3.8.3 Uji Linieritas ... Error! Bookmark not defined. 3.9 Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. 3.9.1 Teknik Analisis Data Deskriptif ...Error! Bookmark not

defined.

3.9.2 Teknik Analisis Data Inferensial ...Error! Bookmark not defined.

3.10 Uji Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...Error! Bookmark not defined.

4.1 Hasil Penelitian... Error! Bookmark not defined. 4.1.1 Sejarah Sekolah ... Error! Bookmark not defined. 4.1.2 Visi dan Misi Sekolah ... Error! Bookmark not defined. 4.1.3 Hasil Uji Coba Angket ... Error! Bookmark not defined. 4.1.4 Deskripsi Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.1.5 Pengujian Persyaratan Analisis Data ....Error! Bookmark not


(10)

4.1.5 Uji Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. 4.2 Pembahasan ... Error! Bookmark not defined. 4.2.1 Gambaran Lingkungan Fisik . Error! Bookmark not defined. 4.2.2 Gambaran Efektivitas Pembelajaran Siswa Error! Bookmark

not defined.

4.2.3 Pengaruh Lingkungan Belajar Terhadap Efektivitas

Pembelajaran Siswa ... Error! Bookmark not defined. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined. 5.1 Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined. 5.2 Saran ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. LAMPIRAN-LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined.


(11)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan sekolah adalah salah satu wujud dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan diberikan sebagai usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan serta membentuk suatu perilaku yang bermartabat dan beradab. Berbagai upaya perlu dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan sehingga meningkatkan sumber daya manusia yang sesuai dengan standar kompetensi dan dapat menunjang pembangunan nasional. Hal itu berkaitan dengan tantangan dan ancaman global yang semakin ketat. Pendidikan juga merupakan suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya untuk berpartisipasi di dalam masyarakat. Tentunya hal ini menjadi tugas dan tanggung jawab semua tenaga kependidikan. Oleh sebab itu upaya peningkatan kualitas pendidikan harus lebih banyak dilakukan oleh para guru, sebab gurulah yang langsung berinteraksi dalam membina para siswa di sekolah melalui proses mengajar-belajar.

Dalam UU No. 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional, terdapat jenjang pendidikan berbentuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menyatakan:

SMK adalah suatu bentuk pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sehingga siswa memiliki kemampuan sebagai tenaga kerja tingkat menengah yang terampil, terdidik, dan profesional, serta dapat mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.


(12)

Struktur kurikulum pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) diarahkan untuk mencapai tujuan tersebut.Sekolah menengah kejuruan sebagaimana ditegaskan dalam penjelasan Undang – undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003 Pasal 15 yang menyebutkan bahwa “Pendidikan Kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu”.

Program keahlian administrasi perkantoran harus memenuhi syarat yaitu mengikuti pembelajaran mata pelajaran produktif. Kelompok mata pelajaran produktif adalah kelompok mata pelajaran yang berfungsi membekali peserta didik agar memiliki kompetensi sesuai dengan bidang keahlian masing-masing. Namun pada kenyataannya mata pelajaran produktif belum sepenuhnya dapat dikuasi oleh sebagian siswa. Seperti yang terjadi di SMK Pasundan 1 Bandung bidang keahlian administrasi perkantoran kelas XI.

Dalam hal ini, pendidik harus menciptakan pembelajaran yang efektif untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Proses belajar mengajar yang efektif membawa dampak positif bagi siswa, sehingga dapat menciptakan lulusan dengan nilai akademis yang tinggi. Belajar harus dilakukan dengan sengaja, direncakan sebelumnya dengan struktur tertentu. Maksudnya agar proses belajar dan hasil-hasil yang dicapai dapat dikontrol secara cermat sehingga pembelajaran berjalan efektif.

Berikut ini data ketidaktuntasan siswa kelas XI dalam UTS (Ulangan Tengah Semester) pada mata pelajaran produktif jurusan Administrasi Perkantoran di SMK Pasundan 1 Bandung. Mata pelajaran produktif yang


(13)

diberikan kepada siswa kelas XI pada semester ganjil tahun ajaran 2012-2013 terdiri dari Mengelola Peralatan Kantor, Aplikasi Perangkat Lunak dan Kearsipan.

Tabel 1.1

Rekapitulasi Nilai UTS Siswa Kelas XI

Bidang Administrasi Perkantoran SMK Pasundan 1 Bandung Tahun Ajaran 2012-2013

No Kelas

Mata Pelajaran Produktif

Rata-rata KKM

Mengelola Peralatan

Kantor

Aplikasi Perangkat

Lunak

Kearsipan 1. XI AP 1

75

74,6 74,3 73,1 74

2. XI AP 2 50,5 69 70,2 63,2

3. XI AP 3 72,6 72,2 69,8 71,5

4. XI AP 4 74,1 71,8 72,1 72,7

Rata-rata 68 71,8 71,8 70,4

Sumber: Guru Mata Pelajaran SMK Pasundan 1 Bandung (data diolah)

Dari data tersebut dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran produktif kelas XI yaitu 70,4 masih lebih rendah dari nilai KKM (kriteria ketuntasan minimal) yang ditetapkan oleh guru, nilai KKM yang ditetapkan adalah 75 untuk mata pelajaran produktif.

Berikut ini data ketidaktuntasan siswa kelas XI dalam UAS semester ganjil tahun ajaran 2012-2013 untuk standar kompetensi mengelola peralatan kantor dan aplikasi perangkat lunak jurusan Administrasi Perkantoran di SMK Pasundan 1 Bandung.


(14)

Tabel 1.2

Rekapitulasi Nilai UAS Siswa Kelas XI

Bidang Administrasi Perkantoran SMK Pasundan 1 Bandung Tahun Ajaran 2012-2013

No Kelas

Mata Pelajaran Produktif

Rata-rata KKM

Mengelola Peralatan Kantor

Aplikasi Perangkat

Lunak

Kearsipan

1. XI AP 1

75

74,7 72,9 72,2 73,3

2. XI AP 2 68,2 71,1 67,3 68,9

3. XI AP 3 70,7 70 71,8 71,4

4. XI AP 4 73 72,4 72,9 72,8

Rata-rata 71,7 71,6 71,05 71,6

Sumber: Guru Mata Pelajaran SMK Pasundan 1 Bandung (data diolah)

Dari data tersebut dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran produktif yaitu 71,6 masih lebih rendah dari nilai KKM (kriteria ketuntasan minimal) yang ditetapkan oleh guru, nilai KKM yang ditetapkan adalah 75 untuk mata pelajaran produktif.

Hal ini juga dirasakan ketika penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) dan melakukan pengamatan langsung di kelas pada pelajaran produktif di SMK Pasundan 1 Bandung. Ada beberapa siswa yang terlihat tidak memiliki semangat dan minat ketika mengikuti pembelajaran seperti terlambat masuk ke kelas ketika selesai istirahat, mengobrol dengan teman sebangku pada saat pembelajaran, memainkan handphone, mengantuk, dan bahkan tidak mengerti pada saat penulis memberikan pertanyaan mengenai pelajaran yang sedang diberikan. Usaha guru untuk menarik perhatian dan membuat siswa aktif


(15)

saat mengikuti pembelajaran terlihat belum mampu membuat siswa tertarik dan termotivasi.

Dari fenomena tersebut penulis mendapat gambaran sementara bahwa efektivitas pembelajaran siswa kelas XI Adiministrasi Perkantoran pada pelajaran produktif masih belum optimal. Wottuba dan Wright (1975) dalam Warsita (2008, 289-190) menjelaskan hal-hal yang menunjukkan pembelajaran efektif, yaitu:

a. Pengorganisasian pembelajaran dengan baik b. Komunikasi secara efektif

c. Penguasaan dan antusiasme dalam mata pelajaran d. Sikap positif terhadap peserta didik

e. Pemberian ujian dan nilai yang adil

f. Keluwesan dalam pendekatan pembelajaran, dan

g. Hasil belajar peserta didik yang baik (Miarso, 2004:536)

Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2004:198) menjelaskan bahwa prestasi belajar adalah hasil usaha belajar yang berupa nilai-nilai sebagai ukuran kecakapan dengan jumah nilai raport atau test nilai sumatif. Maka dari itu untuk mengetahui kefeektivitasan suatu pembelajaran bisa dilihat dari nilai yang diperoleh siswa baik itu berupa ulangan harian, ulangan tengah semester, maupun ulangan akhir semester. Ulangan merupakan salah satu cara untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap pelajaran di sekolah, yang telah diajarkan oleh guru. Ulangan dapat diukur kualitasnya, dengan cara penerapan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) pada setiap mata pelajaran.

Menurut Nana Sudjana (2009:65) “tujuan penilaian proses belajar -mengajar pada hakikatnya adalah untuk mengetahui kegiatan-belajar -mengajar, terutama efisiensi, keefektifan, dan produktivitasnya dalam mencapai tujuan pembelajaran”.


(16)

Efektifitas pembelajaran dapat dilihat berdasarkan hasil mata pelajaran.Salah satu cara untuk melihat efektif atau tidaknya suatu proses pembelajaran adalah dengan melihat proses dan hasil belajar itu sendiri. Hal ini sejalan dengan pendapat Sudjana (1991:111) dalam Djamarah (2005:249) bahwa penilaian yang dilakukan terhadap proses pembelajaran berfungsi sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan instruksional khusus. Dengan fungsi ini dapat diketahui tingkat penguasaan bahan pelajaran yang dikuasai oleh para siswa. Dengan kata lain, dapat diketahui hasil belajar yang dicapai para siswa.

b. Untuk mengetahui keefektifan proses belajar mengajar yang telah dilakukan guru. Dengan fungsi ini guru dapat mengetahui berhasil tidaknya pengajaran. Rendahnya hasil belajar yang dicapai siswa tidak semata-mata disebabkan kemampuan siswa, tetapi juga bisa disebabkan kurang berhasilnya guru mengajar.

Upaya yang dapat dilakukan, agar nilai akademis siswa di sekolah mencapai kriteria ketuntasan minimum adalah dengan memperhatikan kegiatan proses belajar mengajar yang efektif di antaranya guru harus lebih bervariasi dalam menggunakan metode pembelajaran karena akan menjadikan penyajian materi lebih menarik perhatian siswa, mudah diterima siswa, sehingga kelas menjadi hidup, dan permasalahan di kelas dapat teratasi. Sejalan dengan hal itu, Uzer Usman (2009:33) menjelaskan bahwa untuk menciptakan efektivitas pembelajaran siswa diantaranya guru harus memperhatikan hal-hal berikut.

1. melibatkan siswa secara aktif 2. menarik minat dan perhatian siswa 3. membangkitkan motivasi siswa 4. prinsip individualitas

5. peragaan dalam pengajaran

Selanjutnya Baharuddin (2008:22) menyatakan bahwa “motivasi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi keefektifan belajar siswa”.


(17)

Djamarah (2008:201) menjelaskan bahwa “motivasi merupakan motor penggerak dalam perbuatan”. Dari pendapat tersebut bisa dikatakan jika siswa memiliki motivasi untuk belajar maka siswa tersebut tentunya akan tergerak pergi ke sekolah. Sejalan dengan pendapat tersebut, siswa kelas XI Administrasi Perkantoran SMK Pasundan 1 Bandung belum memiliki motivasi belajar yang tinggi. Hal ini terlihat dari data absensi siswa pada mata pelajaran produktif pada tabel 1.3 berikut ini.

Tabel 1.3

Rekapitulasi Ketidakhadiran Siswa Kelas XI Pada Semester Ganjil Administrasi Perkantoran SMK Pasundan 1 Bandung

Tahun Ajaran 2012-2013

No Kelas Bulan (%)

Rata-rata (%) Juli Agt Sep Okt Nop Hari efektif

1 Ap 1 1,5 - 9,8 14,6 9,8

123 Hari

7,1

2 Ap 2 3,3 15,4 14,6 14,6 16,3 12,8

3 Ap 3 1,6 12,2 11,4 13,8 15,4 10,9

4 Ap 4 2,4 13,0 15,4 14, 15,4 12,2

Total 10,8

Sumber: Ketua Program Keahlian Administrasi Perkantoran SMK Pasundan 1 Bandung (data diolah)

Berdasarkan data rekapitulasi ketidakhadiran siswa pada tabel 1.3 di atas terlihat kurangnya minat belajar dari sebagian siswa. Ini terlihat dari hasil ketidakhadiran siswa yang mencapai 10,8% dan menggambarkan tingginya ketidakhadiran siswa dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Usaha guru untuk menarik perhatian dan membuat siswa aktif saat mengikuti pembelajaran terlihat belum mampu membuat siswa tertarik dan termotivasi.

Rendahnya efektivitas pembelajaran siswa kelas XI Administrasi Perkantoran ini harus mendapatkan perhatian karena akan berpengaruh terhadap


(18)

prestasi yang dicapai siswa serta penguasaan kompetensi yang tidak memenuhi standar nasional.

Berdasarkan teori belajar, dikemukakan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi belajar. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar menurut Djamarah (2011:177), yaitu:

1. Faktor Dalam

a. Faktor Fisiologis, terdiri dari kondisi fisiologis dan kondisi pancaindera.

b. Faktor Psikologis, terdiri dari minat, kecenderungan, bakat, motivasi, dan kemampuan kognitif.

2. Faktor Luar

a. Lingkungan, terdiri dari lingkungan alam, lingkungan sosial, dan lingkungan budaya.

b. Instrumental, terdiri dari kurikulum, program, sarana dan fasilitas (termasuk di dalamnya media pembelajaran), dan guru.

Sebagaimana pemaparan di atas terlihat bahwa lingkungan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan belajar. Menciptakan lingkungan kondusif yang aman dan terjamin secara fisik, emosional, dan sosial, harus menjadi langkah pertama yang dilakukan guru agar pembelajaran yang dilakukan bisa berjalan dengan efektif.

Sejalan dengan pendapat tersebut, Arif S. Sadiman (2011:51) menyatakan bahwa lingkungan (environmental input) merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi efektivitas pembelajaran. Sadiman juga menjelaskan bahwa “Secara makro, guru dituntut untuk dapat mengorganisasikan komponen -komponen yang terlibat dalam proses belajar mengajar, sehingga diharapkan terjadi proses pengajaran yang optimal”.

Pemaparan di atas menjelaskan bahwa guru terlibat dalam setiap langkah proses belajar, dari perencanaan, penentuan dan mengumpulkan sumber-sumber


(19)

informasi, dan memberi motivasi. Guru juga yang mengusahakan adanya keseimbangan antara waktu untuk belajar sendiri, bekerja dalam kelompok dan berdiskusi, dan memberikan informasi kepada siswa. Dengan menciptakan pembelajaran yang efektif tentu akan membuat siswa termotivasi untuk belajar.

Seperti yang dijelaskan oleh Oemar Hamalik (2009:74) dalam Pendidikan Guru bahwa:

Efektivitas suatu program pendidikan merupakan kontribusi dari banyak unsur yang terpadu menjadi kesempatan-kesempatan belajar yang bermakna. Unsur-unsur tersebut adalah alat-alat instruksional, yakni: teknik, metode, media, proses, bahan, dan pola organisasi yang digunakan oleh guru untuk merangsang kegiatan belajar. Semua unsur tersebut berinteraksi satu samalain dan memberikan kontribusinya terhadap efektivitas program pendidikan. Banyak usaha yang perlu dikerjakan oleh para pengajar untuk mengkombinasikan faktor-faktor belajar dan mengajar. Semuanya dipadukan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Iskandar (2012:18) dalam Psikologi Lingkungan menjelaskan bahwa hubungan manusia dengan lingkungan dapat dijelaskan dengan teori stimulus-respon. Stimulus merupakan rangsangan dari luar manusia, atau sesuatu hal yang mempengaruhi manusia. Psikologi lingkungan membahas tentang stimulus sebagai lingkungan yang akan mempengaruhi manusia yang berinteraksi dengannya.

Lingkungan belajar sering disebut lingkungan pendidikan oleh sebagian besar para ahli. Lingkungan pendidikan yang penuh sahabat, orang tak dikenal, pemalak bahkan pencinta, berada di suatu lingkungan dimana seorang siswa lebih banyak berinteraksi yaitu sekolah. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Oemar


(20)

Hamalik (2009:105) bahwa “Sekolah berfungsi menciptakan lingkungan belajar bagi para siswa untuk mencapai tujuan pendidikan”.

Iskandar (2009:205) mengjelaskan bahwa lingkungan yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar dalam pembelajaran salah satunya adalah lingkungan fisik. Sejalan dengan pendapat Iskandar, Jensen dalam Molan (2010:33) mengungkapkan bahwa:

Lingkungan fisik memainkan peran besar dalam prestasi siswa. Walaupun guru secara tepat menginvestasikan banyak hal dalam menguatkan strategi instruksional, lingkungan adalah faktor utama yang bisu, entah membantu atau merusak.

Jensen dalam Molan (2010:25) mengungkapkan bahwa “lingkungan belajar yang tidak dirancang dengan baik dapat sangat mengurangi proses pembelajaran”. Dari hasil riset yang telah dilakukan ilmuwan bahwa lingkungan fisik merupakan salah satu faktor yang dipertimbangkan dalam mengubah otak. Tantangan, hal baru, keterlibatan emosi, warna dan umpan balik merupakan ideal bagi otak yang bertumbuh.

Berdasarkan pernyataan tersebut maka lingkungan fisik menjadi salah satu bagian dalam lingkungan belajar yang harus diperhatikan demi terciptanya suatu pembelajaran yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Dari uraian di atas, maka lingkungan sebagai objek yang memiliki peranan penting dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah harus mampu memenuhi kebutuhan dalam terselenggaranya kegiatan belajar agar pembelajaran dapat terelaksana secara efektif dan kondusif, oleh karena itu penulis tertarik untuk membahas masalah ini yang kemudian dituangkan dalam karya ilmiah ini dengan


(21)

judul “Pengaruh Lingkungan Belajar Terhadap Efektivitas Pembelajaran Siswa Kelas XI Administrasi Perkantoran Pada Mata Pelajaran Produktif di SMK Pasundan 1 Bandung”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas dapat diduga adanya pengaruh lingkungan belajar terhadap efektivitas pembelajaran mata pelajaran produktif pada program keahlian administrasi perkantoran di SMK Pasundan 1 Bandung. Ada pun rumusan masalah berdasarkan identifikasi masalah tersebut diuraikan dalam pernyataan sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran kualitas lingkungan fisik kelas XI Administrasi Perkantoran pada mata pelajaran produktif di SMK Pasundan 1 Bandung?

2. Bagaimana tingkat efektivitas pembelajaran siswa kelas XI Administrasi Perkantoran pada mata pelajaran produktif di SMK Pasundan 1 Bandung?

3. Adakah pengaruh lingkungan fisik terhadap efektivitas pembelajaran siswa kelas XI Administtrasi Perkantoran pada mata pelajaran produktif di SMK Pasundan 1 Bandung?

1.3 Tujuan Penelitian


(22)

1. Untuk mengetahui gambaran tingkat kualitas lingkungan fisiksiswa kelas XI Administrasi Perkantoran pada mata pelajaran produktif di SMK Pasundan 1 Bandung.

2. Untuk mengetahui gambaran tingkat efektivitas pembelajaran siswa kelas XI Administrasi Perkantoran pada mata pelajaran produktif di SMK Pasundan 1 Bandung.

3. Untuk mengetahui adakah pengaruhlingkungan fisik terhadap efektivitas pembelajaran siswa kelas XI Administrasi Perkantoran pada mata pelajaran produktif diSMK Pasundan 1 Bandung.

1.4 Kegunaan Hasil Penelitian 1. Kegunaan Teoritis

Memberikan pengetahuan kepada penulis mengenai pengaruh lingkungan belajar siswa terhadap efektivitas pembelajaran siswa kelas XI Bidang Administrasi Perkantoran. Selain itu sebagai bahan kajian untuk penelitian selanjutnya dan pengembangan teori lebih lanjut mengenai lingkungan belajar siswa dalam meningkatkan tingkat efektivitas pembelajaran siswa bidang Administrasi Perkantoran. 2. Kegunaan Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi suatu informasi yang penting bagi sekolah akan pentingnya pengelolaan lingkungan belajar siswa apabila bisa dilakukan dengan seoptimal mungkin. Penelitian ini juga diharapkan bisa memberikan informasi bagi pihak sekolah untuk mengetahui hal-hal yang harus diperhatikan dalam meningkatkan


(23)

efektivitas pembelajaran, sehingga dapat diketahui komponen-komponen apa saja yang harus ada dalam proses pembelajaran yang akan meningkatkan efektivitas belajar siswa.


(24)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Penelitian ini membahas mengenai pengaruh lingkungan belajar terhadap efektivitas pembelajaran siswa kelas XI Administrasi Perkantoran di SMK Pasundan 1 Bandung. Adapun yang menjadi objek penelitian variabel bebas (independent variable) adalah lingkungan belajar sebagai variabel X dan variabel terikatnya (dependent variable) adalah efektivitas pembelajaran sebagai variabel Y. Responden penelitian ini adalah siswa kelas XI bidang keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Pasundan 1 Bandung.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian harus ditentukan oleh peneliti sebelum melaksanakan penelitiannya agar memberikan gambaran serta arahan dan pedoman dalam penelitian. Berdasarkan variabel yang diteliti, maka jenis penelitian ini merupakan penelitian deskritif dan verifikatif.

Tujuan penelitian akan tercapai bila peneliti menggunakan metode

penelitian yang tepat. Sugiyono (2012:1) mengungkapkan bahwa “Metode

penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan

tujuan dan kegunaan tertentu”. Metode penelitian dapat dijadikan pedoman bagi

penulis dan memudahkan penulis dalam mengarahkan penelitiannya, sehingga tujuan dari penelitian dapat tercapai.


(25)

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Explanatory Survey Method. Menurut Sugiyono (2012:7), menjelaskan bahwa:

Metode explanatory survey adalah metode dimana selain tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang dengan cara menuturkan informasi yang diperoleh, penelitian ini juga menjelaskan hubungan antar variabel-variabel yang diteliti dengan cara menguji hipotesis melalui pengolahan dan pengujian data secara statistik.

Dengan menggunakan metode survey eksplanasi, penulis melakukan pengamatan melalui pengumpulan data di lapangan untuk memperoleh gambaran antara dua variabel yaitu variabel lingkungan belajar dan variabel efektivitas pembelajaran. Apakah terdapat pengaruh positif pada lingkungan belajar terhadap efektivitas pembelajaran siswa kelas XI Administrasi Perkantoran Pada Mata Pelajaran Produktif di SMK Pasundan 1 Bandung.

3.3 Operasional Variabel

Operasional variabel penelitian dimaksudkan untuk mendeskripsikan dan memudahkan dalam penetapan pengukuran terhadap variabel yang diamati. Menurut Uep dan Sambas (2011:86) variabel adalah karakteristik yang akan diobservasi dari satuan pengamatan. Uep dan Sambas (2011:93) menjelaskan

bahwa “operasionalisasi variabel merupakan kegiatan menjabarkan konsep variabel menjadi konsep yang lebih sederhana, yaitu indikator”. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel penelitian yaitu:

3.3.1 Variabel bebas (Independen)

Menurut Uep dan Sambas (2011:88) variabel bebas (independen) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab terjadinya perubahan pada


(26)

variabel dependen (terikat). Variabel independen dalam penelitian ini adalah Lingkungan Fisik.

3.3.2 Variabel terikat (dependen)

Menurut Uep dan Sambas (2011:88) variabel terikat (dependen) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel dependen (Y) dalam penelitian ini adalah Efektivitas Pembelajaran.

Untuk lebih jelasnya, operasionalisasi variabel penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.1 sebagai berkut:

Tabel 3.1 Operasional Variabel

Variabel Indikator Ukuran Skala No.

Item Lingkungan Fisik (X) Lingkungan fisik merupakan tempat dimana proses pembelajaran berlangsung yang mempengaruhi siswa secara fisik, kognitif, dan emosional. (Diadaptasi dari Jensen dalam Molan, 2010:12) Penerangan (alamiah dan lampu listrik)

Tingkat kualitas lampu

pijar I

N T E R V A L 1 Tingkat kecerahan

warna cat tembok 2

Akustik dan mutu suara

Tingkat volume suara 3

Tingkat

ketidakgaduhan suasana

4

Suhu ruangan

Tingkat suhu udara 5

Tingkat ketersediaan

ventilasi udara 6,7

Keluwesan duduk

Tingkat kenyamanan

duduk 8,9

Kepadatan Tingkat kesesuaian


(27)

dengan jumlah siswa

Tingkat jarak pandang 11

Tingkat kemudahan mendapatkan perlengkapan pembelajaran 12 Efektivitas Pembelajaran (Y) Suatu efektivitas pembelajaran akan memungkinkan proses belajar-mengajar, mengembangkan bahan pelajaran dengan baik, dan meningkatkan kemampuan siswa untuk menyimak pelajaran dan menguasai tujuan-tujuan pendidikan yang harus dikuasai siswa. Diadaptasi dari Uzer Usman (2009: 21) Melibatkan siswa secara aktif

Tingkat kesediaan guru memberikan

kesempatan siswa aktif dalam proses pembelajaran 1,2,3 Menarik minat dan perhatian siswa Tingkat ketertarikan siswa mengikuti pembelajaran 4 Tingkat kecakapan guru dalam menyampaikan materi 5 Membangkitkan motivasi siswa Tingkat profesionalisme guru dalam menjelaskan manfaat dari materi yang diajarkan

6

Tingkat intensitas guru memberikan pujian kepada siswa berprestasi 7 Prinsip individualitas Tingkat kemampuan guru dalam memahami karakteristik siswa

8,9


(28)

pengajaran menggunakan alat peraga

Tingkat kesesuaian guru menggunakan alat peraga dengan materi yang dipelajari

11

3.4 Jenis dan Sumber Data Penelitian

Menurut Arikunto (2010:172) “Sumber data penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh”. Adapun sumber data dalam penelitian ini dapat dibedakan menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder.

1. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil penelitian langsung secara empirik kepada pelaku langsung atau yang terlibat langsung dengan objek penelitian, data tersebut kemudian dikumpulkan dan diolah sendiri oleh peneliti. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data primer adalah seluruh data yang diperoleh dari angket yang disebarkan kepada responden siswa kelas XI Program Studi Administrasi Perkantoran yang dijadikan sampel penelitian.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang tidak berhubungan langsung dengan masalah penelitian tetapi data ini mendukung untuk memperoleh data. Data sekunder dalam penelitian ini yaitu berupa buku, dokumen-dokumen, artikel-artikel, situs internet, kepustakaan, jurnal baik


(29)

berupa teori maupun data yang berhubungan dengan permasalahan dalam penelitian.

3.5 Populasi, Sample dan Teknik Sampling 3.5.1 Populasi

Menurut Uep Tatang Sontani dan Sambas Ali Muhidin (2011:131) menjelaskan bahwa:

“Populasi (population atau universe) adalah keseluruhan elemen, atau unit penelitian, atau unit analisis yang memiliki ciri atau karakteristik tertentu yang dijadikan sebagai objek penelitian atau menjadi perhatian dalam

suatu penelitian (pengamatan)”.

Berdasarkan pemaparan di atas, maka dapat dijelaskan bahwa populasi adalah subjek penelitian yang ada dalam wilayah penelitian yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI Bidang Keahlian Administrasi Perkantoran SMK Pasundan 1 Bandung. Gambaran tentang jumlah populasi dapat dilihat dalam tabel berikut ini.

Tabel 3.2

Rekapitulasi Siswa SMK Pasundan 1 Bandung Program Keahlian Administrasi Perkantoran

No Kelas Jumlah Siswa

1. XI AP 1 46 Orang

2. XI AP 2 44 Orang

3. XI AP 3 44 Orang

4. XI AP 4 40 Orang

Jumlah 174 Orang


(30)

Mengingat adanya keterbatasan biaya, tenaga, waktu dan ukuran populasi yang besar, maka penelitian ini tidak semua anggota populasi diteliti. Oleh karena itu, penelitian ini mengambil sebagian objek, populasi yang telah ditentukan dengan catatan yang diambil tersebut dapat mewakili bagian lain yang diteliti.

3.5.2 Sampel

Uep Tatang Sontani dan Sambas Ali Muhidin (2011:131) menjelaskan

bahwa “sampel adalah bagian terkecil dari anggota populasi yang diambil menurut prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya”. Bila populasi

besar dan penelitian tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi karena keterbatasan biaya, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut.

3.5.3 Teknik Sampling

Adapun teknik sampel yang digunakan adalah teknik penarikan sampel berdasarkan peluang yaitu probably sampling dengan cara simple random sampling adalah sebuah metode seleksi terhadap unit-unit populasi, unit-unit tersebut diacak seluruhnya (Uep dan Sambas, 2011:140).

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan rumus dari Taro Yamane atau Slovin dalam Riduwan (2010:249), sebagai berikut:

n =

Keterangan: n = sampel N = populasi


(31)

Berdasarkan rumus tersebut diperoleh jumlah sampel sebagai berikut:

n = 63,5 = 63 responden

Dari jumlah keseluruhan sampel tersebut yaitu 63 responden, kemudian ditentukan jumlah masing-masing sampel dari tiap kelas yang menjadi populasi, yaitu seluruh kelas XI AP SMK 1 Pasundan Bandung secara proportionate random sampling menggunakan rumus:

Keterangan:

ni = jumlah sampel menurut stratum n = jumlah sampel seluruhnya

Ni = jumlah populasi menurut stratum N = jumlah populasi seluruhnya

Maka sampel dari setiap kelas adalah berikut: Tabel 3.3

Sampel

Kelas Banyaknya Siswa Sampel

ni = Ni/N.n

XI AP I 46 46/174 x 63 = 17

XI AP 2 44 44/174 x 63 = 16

XI AP 3 44 44/174 x 63 = 16

XI AP 4 40 40/174 x 63 = 14

Jumlah 174 63

Sumber: Data diolah

Dengan demikian dari populasi penelitian sebanyak 174 siswa di kelas XI AP, yang menjadi sampel penelitian adalah sebanyak 63 siswa yang diperoleh dengan cara random proporsional. Sampel tersebut terdiri dari 17 siswa dari kelas


(32)

XI AP 1, 16 siswa dari kelas XI AP 2 dan XI AP 3, serta 14 siswa dari kelas XI AP 4. Pengambilan anggota sampel secara acak dalam penelitian ini dilakukan dengan undian atas nomor yang mewakili angggota populasi.

3.6 Teknik dan Pengumpulan Data Penelitian

Uep Tatang Sotani Dan Sambas Ali Muhidin (2011:99) menjelaskan bahwa:

Teknik pengumpulan data adalah cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Pelaksanaan pengumpulan data tersebut dapat dilakukan dengan beberapa cara atau alat yang digunakan untuk memperoleh data penelitian yang disebut dengan istilah pengumpulan data.

Adapun teknik pengumpulan data dalam membahas permasalahan penelitian ini menggunakan angket. Angket (kuesioner) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan memberikan sekumpulan pertanyaan kepada responden untuk dijawab. Angket digunakan untuk memperoleh informasi dari responden. Dalam menyusun kuesioner, dilakukan beberapa prosedur berikut:

a. Menyusun kisi-kisi kuesioner atau daftar pertanyaan

b. Merumuskan item-item pertanyaan dan alternatif jawaban. Jenis instrumen yang digunakan dalam angket merupakan instrument yang bersifat

tertutup. Menurut Arikunto (2010:195) “instrumen tertutup yaitu

seperangkat daftar pertanyaan yang sudah disediakan jawabannya

sehingga responden tinggal memilih”.

c. Responden hanya membutuhkan tanda lingkaran pada alternatif jawaban yang dianggap paling tepat yang telah disediakan.

d. Menetapkan pemberian skor pada setiap item pertanyaan. Pada penelitian ini setiap jawaban responden diberi nilai dengan skala Likert. Menurut

Sugiyono (2008:107), “Skala likert mempunyai gradasi sangat positif

dengan sangat negatif”.

3.7 Pengujian Instrumen Penelitian


(33)

harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Sedangkan instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data maka diharapkan hasil dari penelitian pun akan menjadi valid dan reliabel.

3.7.1 Uji Validitas

Pengujian validitas instrumen digunakan untuk mengukur sampai seberapa besar ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur di dalam melakukan fungsinya.

Arikunto (2010:211) menjelaskan bahwa validitas adalah “suatu ukuran yang

menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument”.

Pengujian validitas instrumen dapat dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi product moment dari Karl Pearson dengan rumus sebagai berikut:

] ) ( ][ ) ( [ ) )( ( ) ( 2 2 2 2 i i i i i i i i xy Y Y n X X n Y X Y X n r           

(Suharsimi Arikunto, 2010:213) Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y

n = Jumlah koresponden X1 = Nomor item ke i ∑Xi = Jumlah skor item ke i


(34)

∑ = Jumlah dari kuadrat item ke i

∑Y = Total dari jumlah skor yang diperoleh tiap responden = Kuadrat dari jumlah skor yang diperoleh tiap responden

= Total dari kuadrat jumlah skor yang diperoleh tiap responden

∑ X1Y1 = Jumlah hasil kali item angket dengan jumlah skor yang diperoleh

tiap responden

Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur validitas instrumen penelitian adalah sebagai berikut:

a. Menyebarkan instrumen yang akan diuji validitasnya kepada responden yang bukan responden sesungguhnya.

b. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.

c. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul.

d. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh. Bertujuan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data selanjutnya.

e. Memberikan/menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi pada tabel pembantu.

f. Menghitung jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing responden.

g. Menghitung nilai koefisien korelasi product moment untuk setiap bulir/item soal dari skor-skor yang diperoleh.


(35)

h. Membandingkan nilai koefisien korelasi product moment hasil perhitungan dengan nilai koefisien korelasi product moment yang terdapat di tabel, jadi membandingkan nilai rhitung dan nilai rtabel dengan kriteria

kelayakannya sebagai berikut :

1) jika rxy hitung > r tabel, maka valid

2) jika rxy hitung ≤ r tabel, maka tidak valid

3.7.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang. Tujuan uji reliabilitas instrumen adalah untuk mengetahui konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil suatu pengukuran dapat dipercaya (Uep dan Sambas Ali Muhidin, 2011:117).

Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin (2006:47) menyatakan bahwa: Suatu instrumen pengukuran dikatakan reliabel jika pengukurannya konsisten dan cermat akurat. Jadi uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui konsistensi dari istrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil suatu pengukuran dapat dipercaya.

Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan dengan menggunakan rumus Koefisien Alfa (α) dari Cronbach (dalam Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin, 2006:48) sebagai berikut:

             2 2 11 1 1 t i k k r 


(36)

Dimana, rumus variansnya adalah sebagai berikut: n n X X 2 2 2 ) (     Keterangan: 11

r = Reliabilitas instrumen/koefisien alfa k = Banyaknya bulir soal

2 i

 = Jumlah varians bulir

2 t

 = Varians total

X

= Jumlah skor n = Jumlah responden

Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur validitas instrumen penelitian adalah sebagai berikut:

a. Menyebarkan instrumen yang akan diuji reliabilitasnya kepada responden yang bukan responden sesungguhnya.

b. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.

c. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul.

d. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh. Bertujuan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data selanjutnya.

e. Memberikan/menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi pada tabel pembantu.


(37)

f. Menghitung jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing responden.

g. Menghitung kuadrat jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing responden.

h. Menghitung nilai varians masing-masing item dan varians total i. Menghitung nilai koefisien Alfa.

j. Membandingkan nilai koefisien Alfa dengan nilai koefisien korelasi yang terdapat dalam tabel. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) = n-k-1. Sehingga tabel koefisien korelasi pada derajat bebas adalah (db) = n-2

k. Membuat kesimpulan, dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai tabel r pada taraf nyata α = 5% dengan kriterianya:

1) Jika r 11 hitung > r tabel, maka reliabel

2) Jika r 11 hitung≤ r tabel, maka tidak reliabel

3.8 Uji Persyaratan Teknik Analisis Data

Alasan dilakukannya pengujian persyaratan analisis data dalam penelitian ini adalah karena analisis data yang digunakan merupakan analisis parametrik. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengujian persyaratan analisis data untuk melihat apakah data yang diperoleh memenuhi atau tidak untuk dilakukannya analisis parametrik. Sebelum hipotesis diuji kebenarannya, terlebih dahulu dilakukan pengujian persyaratan pengolahan data. Uji persyaratan pengolahan data untuk uji hipotesis penelitian ini meliputi uji normalitas, homogenitas dan linieritas.


(38)

3.8.1 Uji Normalitas

Data sampel yang kita miliki perlu dilakukan pengujian normalitas untuk memastikan bahwa karakteristik sampel yang dipilih memiliki karakteristik yang sama dengan populasinya. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pengujian normalitas dengan Liliefors. Kelebihan Lilierfors test menurut (Harun Al Rasyid, 2004) dalam Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin (2006:289) adalah penggunaan/perhitungan yang sederhana, serta cukup kuat sekalipun dengan ukuran sampel kecil, n = 4. Langkah kerja uji normalitas dengan metode Liliefors menurut (Somantri, Ating dan Sambas Ali Muhidin, 2006:289) sebagai berikut :

1. Susunlah data dari kecil ke besar. Setiap data ditulis sekali, meskipun ada beberapa data yang sama.

2. Periksa data, berapa kali munculnya bilangan-bilangan itu (frekuensi harus ditulis).

3. Dari frekuensi susun frekuensi kumulatifnya.

4. Berdasarkan frekuensi kumulatif, hitunglah proporsi empiric (observasi). 5. Hitung nilai z untuk mengetahui theoretical proportion pada table z. 6. Menghitung theoretical proportion.

7. Bandingkan empirical proportion dengan theoretical proportion, kemudian carilah selisih terbesar di dalam titik observasi kedua proporsi tadi.

8. Carilah selisih terbesar di luar observasi.

Berikut ini adalah tabel distribusi pembantu untuk pengujian normalitas data.


(39)

Tabel 3.4

Tabel Distribusi Pembantu untuk Pengujian Normalitas

Xi Fi Fki Sn (Xi) Z Fo (Xi) lSn(Xi) - F0(Xi)l lSn(Xi-1) – F0(Xi)l

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Keterangan :

Kolom 1 : Susunan data dari kecil ke besar Kolom 2 : Banyak data ke i yang muncul

Kolom 3 : Frekuensi kumuatif. Formula, fk = f + fk sebelumnya Kolom 4 : Proporsi emprik (observasi). Formula, Sn (Xi) = fk/n

Kolom 5 : Nilai z, formula,

Dimana dan

Kolom 6 : Theoritical Proportion (tabel z) : Proporsi kumulatif uas Kurva Normal Baku dengan cara melihat nilai z pada tabel distribusi normal.

Kolom 7 : selisih Empirical Proportion dengan Theoritical Proportion dengan cara mencari selisih kolom (4) dan kolom (6) Kolom 8 : Nilai mutlak, artinya semua nilai harus bertanda positif.

Tandai selisih mana yang paling besar nilainya. Nilai tersebut adalah D hitung.

Selanjutnya menghitung D tabel pada a = 0,05 dengan cara . Kemudian membuat kesimpulan dengan kriteria :


(40)

 D hitung≥ D tabel, maka H0 ditolak, artinya data tidak berdistribusi normal 1.

3.8.2 Uji Homogenitas

Uji homogenitas, dilakukan untuk mengetahui apakah ada sampel yang terpilih menjadi responden berasal dari kelompok yang sama. Dengan kata lain, bahwa sampel yang diambil memiliki sifat-sifat yang sama atau homogen. Pengujian homogenitas dalam penelitian ini menggunakan uji Barlett. Kriteria yang peneliti gunakan adalah nilai hitung χ2> nilai tabel, maka H0 menyatakan

skornya homogen ditolak. Nilai hitung diperoleh dengan rumus berikut:

χ2

= (In10)[Σ db. LogSi2)]

(Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin, 2006:294) Keterangan:

Si2 = Varians tiap kelompok data

dbi n-1 = Derajat kebebasan tiap kelompok

B = Nilai Barlett = (Log S2gab) (Σdbi)

S2gab = varians gabungan = S2gab =

Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengujian homogenitas varians ini menurut Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin (2006:295) adalah:

1. Menentukan kelompok-kelompok data, dan menghitung varians untuk tiap kelompok tersebut.

2. Membuat tabel pembantu untuk memudahkan proses perhitungan, dengan model tabel Uji Barlett.

3. Menghitung varians gabungan.


(41)

6. Menghitung nilai χ 2

7. Menentukan nilai dan titik kritis. 8. Membuat kesimpulan

Nilai X2hitungan< nilai X2tabel, H0 diterima (variasi data dinyatakan

homogen)

Nilai X2hitungan ≥ nilai X2tabel, H0 ditolak (variasi data dinyatakan tidak

homogen)

3.8.3 Uji Linieritas

Uji linieritas, dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel terikat dengan variabel bebas bersifat linier. Uji linieritas dilakukan dengan uji kelinieran regresi.

Langkah-langkah uji linearitas regresi (Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin, 2006: 296):

1. Menyusun tabel kelompok data variabel x dan variabel y. 2. Menghitung jumlah kuadrat regresi (JK reg(a)) dengan rumus:

JK reg(a) = (ΣY)2

n

3. Menghitung jumlah kuadrat regresi b І a (JK reg(a)) dengan rumus:

4. Menghitung jumlah kuadrat residu (JKres) dengan rumus:

JKres = ΣY2– JKreg (b/a) – JK reg (a)

5. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi a (RJKreg(a)) dengan rumus:

RJKreg(a) = JK reg (a)

6. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b/a (RJKreg(a)) dengan rumus:

RJKreg(a) = JKreg (b/a)

7. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu (RJKres) dengan rumus:

RJKres = JKres –


(42)

8. Menghitung jumlah kuadrat error (JKE) dengan rumus:

Untuk menghitung JKE urutkan data x mulai dari data yang paling kecil

sampai data yang paling besar berikut disertai pasangannya. 9. Menghitung jumlah kuadrat tuna cocok (JKTC) dengan rumus:

JKTC = JKres – JKE

10.Menghitung rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok (RJKTC) dengan rumus:

RJKTC = JKTC

K – 2

11.Menghitung rata-rata jumlah kuadrat error (RJKE) dengan rumus:

RJKE = JKE

N – k

12.Mencari nilai uji F dengan rumus: F = RJKTC

RJKE

13.Menentukan kriteria pengukuran: Jika nilai uji F < nilai tabel F, maka distribusi berpola linier.

14.Mencari nilai Ftabel pada taraf signifikan 95% atau α = 5 %

15.Membandingkan nilai uji F dengan nilai tabel F kemudian membuat kesimpulan.

3.9 Teknik Analisis Data

Menurut Uep dan Sambas (2011:158), analisis data adalah: “upaya

mengolah data menjadi informasi, sehingga karakteristik atau sifat-sifat data tersebut dapat dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab

masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan penelitian”. Teknik analisis data dalam penelitian, dibagi menjadi dua yaitu teknik analisis data deskriptif dan teknik analisis data inferensial (Uep dan Sambas, 2011:159).

Adapun tujuan dilakukannya analisis data antara lain : (a) mendeskripsikan data, dan (b) membuat induksi atau menarik kesimpulan tentang karakteristik populasi, atau karakteristik populasi berdasarkan data yang diperoleh dari sampel


(43)

(statistik). Untuk mencapai tujuan analisis data tersebut maka langkah-langkah atau prosedur yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :

a) Tahap mengumpulkan data, dilakukan melalui instrumen pengumpulan data.

b) Tahap editing, yaitu memeriksa kejelasan dan kelengkapan pengisian instrumen pengumpulan data.

c) Tahap koding, yaitu proses identifikasi dan klasifikasi dari setiap pertanyaan yang terdapat dalam instrumen pengumpulan data menurut Variabel-Variabel yang diteliti. Dalam tahap ini dilakukan pemberian kode atau skor untuk setiap opsi dari setiap item berdasarkan ketentuan yang ada.

d) Tahap tabulasi data, yaitu mencatat atau entri data ke dalam tabel induk penelitian. Dalam hal ini hasil koding dituangkan ke dalam tabel rekapitulasi secara lengkap untuk seluruh item setiap Variabel. Adapun tabel rekapitulasi tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel 3.5

Rekapitulasi Hasil Skoring

Responden Skor Item Total

1 2 3 4 5 6 ... N

1. 2. N

Sumber : Ating dan Sambas (2006:39)

Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan dua macam teknik yaitu teknik analisis data deskriptif dan teknik analisis data inferensial.


(44)

3.9.1 Teknik Analisis Data Deskriptif

Teknik analisis data menurut Uep dan Sambas (2011:158) yaitu :

Teknik analisis data dapat diartikan sebagai cara melaksanakan analisis terhadap data, dengan tujuan mengolah data tersebut menjadi informasi, sehingga karakteristik atau sifat-sifat datanya dapat dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan penelitian, baik berkaitan dengan deskripsi data maupun untuk membuat induksi, atau menarik kesimpulan tentang karakteristik populasi (parameter) berdasarkan data yang diperoleh dari sampel (statistik).

Analisis data ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah. Untuk menjawab rumusan masalah no.1 dan rumusan masalah no.2, maka teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, yakni untuk mengetahui gambaran kualitas lingkungan belajar siswa, dan untuk mengetahui gambaran tingkat efektivitas pembelajaran siswa kelas XI Administras Perkantoran. Termasuk dalam teknik analisis data statistik deskriptif antara lain penyajian data melalui tabel, grafik, diagram, persentase, frekuensi, perhitungan mean, median atau modus.

Untuk mempermudah dalam mendeskripsikan variabel penelitian, digunakan kriteria tertentu yang mengacu pada rata-rata skor kategori angket yang diperoleh dari responden. Untuk mengetahui jarak rentang pada interval pertama sampai dengan interval kelima digunakan rumus sebagai berikut :

Rentang = skor maksimal – skor minimal = 5 - 1 = 4 Lebar Interval = Rentang/banyaknya interval = 4/5 = 0,8

Jadi interval pertama memiliki batas bawah 1; interval kedua memiliki batas bawah 1,8; interval ketiga memiliki batas bawah 2,6; interval keempat


(45)

memiliki batas bawah 3,4; dan interval kelima memiliki batas bawah 4,2. Selanjutnya disajikan kriteria penafsiran seperti pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.6

Kriteria Penafsiran Deskripsi

Rentang Penafsiran

X Y

1 – 1,7 Sangat tidak kondusif Sangat tidak efektif

1,8 – 2,5 Tidak kondusif Tidak efektif

2,6 – 3,3 Cukup kondusif Cukup efektif

3,4 – 4,1 Kondusif Efektif

4,2 – 5 Sangat kondusif Sangat efektif

Sumber : Diadaptasi dari skor kategori Likert Skala 5 (Sambas dan Maman, 2007:146)

Penelitian ini menggunakan data dalam bentuk skala interval seperti yang dijelaskan dalam operasional variabel. Dan pengujian hipotesis menggunakan teknik statistik parametrik yang menuntut data minimal dalam bentuk interval.

3.9.2 Teknik Analisis Data Inferensial

Statistik inferensial meliputi statistik parametris yang digunakan untuk data interval dan ratio serta statistik nonparametris yang digunakan untuk data nominal dan ordinal. Dalam penelitian ini menggunakan analisis parametris karena data yang digunakan adalah data interval. Analisis data ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah no.3 yaitu untuk mengetahui adakah pengaruh lingkungan belajar terhadap efektivitas pembelajaran siswa kelas XI Administrasi Perkantoran SMK Pasundan 1 Bandung.

Adapun untuk menguji hipotesis yang datanya berbentuk interval, maka digunakan analisis regresi yang dilakukan untuk melakukan prediksi, bagaimana


(46)

perubahan nilai Variabel dependen bila nilai Variabel independen dinaikkan atau diturunkan nilainya.

Dalam penelitian ini, hipotesis yang telah dirumuskan akan diuji dengan statistik parametris antara lain dengan menggunakan t-test dan F-test terhadap koefisien regresi.

3.10 Uji Hipotesis

Uep Tatang Sontani dan Sambas Ali Muhidin (2011:78) menyatakan

bahwa “Hipotesis merupakan pernyataan (jawaban) sementara terhadap masalah

yang telah dirumuskan”. Hipotesis bersifat sementara, maka harus dilakukan pengujian untuk mendapatkan kesimpulan apakah hipotesis itu diterima atau ditolak. Tujuan dari pengujian hipotesis ini yaitu untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang cukup signifikan antara variabel bebas dan variabel terikat.

Pengujian hipotesis dengan menggunakan model statistik parametrik analisis regresi dimaksudkan untuk mempelajari hubungan linier antara dua variabel. Model regresi linier sederhana :Ŷ= a + bX

Dimana : Ŷ : variabel tak bebas (nilai duga) a : penduga bagi intersap (α)

b : penduga bagi koefisien regresi (β) dan

Adapun langkah-langkah uji keberartian regresi adalah sebagai berikut : 1. Menentukan rumusan hipotesis H0 dan H1 .


(47)

: β = 0 : Tidak terdapat pengaruh positif lingkungan belajar terhadap efektivitas pembelajaran.

: β≠ 0 : Terdapat pengaruh positif lingkungan belajar terhadap efektivitas pembelajaran.

2. Menentukan uji statistika yang sesuai. Uji statistika yang digunakan adalah uji F, yaitu:

Untuk menentukan nilai uji F dapat mengikuti langkah-langkah berikut: a. Menghitung jumlah kuadrat regresi dengan rumus :

b. Menghitung jumlah kuadrat regresi b a , dengan rumus:

c. Menghitung jumlah kuadrat residu (JK res) dengan rumus:

d. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi a (RJK reg (a)) dengan rumus: RJK reg(a) = JK reg(a)

e. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b/a (RJK reg (a)) dengan rumus: RJKreg(b/a) = JKreg(b/a)

f. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu (RJK res) dengan rumus:


(48)

3. Menentukan nilai kritis dengan derajat kebebasan untuk dbreg = 1 dan dbres = n-2

4. Membandingkan nilai uji F terhadap nilai Ftabel = F(1-a) (dbreg(b/a)(dbres)

Dengan kriteria pengujian: jika nilai uji F>Ftabel, maka tolak H0 yang

menyatakan bahwa tidak ada pengaruh antaran lingkungan belajar terhadap efektivitas pembelajaran.

5. Membuat kesimpulan. (Somantri dan Muhidin, 2006:246)

Langkah - langkah uji keberartian regresi di atas dapat disederhanakan dalam sebuah tabel anova sebagai berikut :

Tabel 3.7 Analisis of Varians

Sumber Variasi Dk JK KT F

Total N ∑Y2 - -

Koefisien (a) 1 JK(a) RJK(a)

Regresi (b/a) 1 JK(b/a) RJK(b/a)=S2reg

Sisa N-2 JKres RJKres =S2res

Koefisien korelasi dalam penelitian ini menggunakan korelasi product moment. Ini digunakan untuk mengetahui derajat keeratan dua variabel yang memiliki skala pengukuran interval. Koefisien korelasi product moment diperoleh dengan rumus :

(Ating Somantri & Sambas Ali M, 2006:231)

Koefisien korelasi (r) menunjukkan derajat korelasi antara X dan Y. Nilai koefisien korelasi harus terdapat dalam batas-batas: - 1 < r < + 1. Tanda positif menunjukkan adanya korelasi positif/korelasi langsung antara kedua variabel yang


(49)

berarti. Setiap kenaikan nilai-nilai X akan diikuti dengan penurunan nilai-nilai Y, dan begitu pula sebaliknya.

 Jika nilai r = + 1 atau mendekati +1, maka korelasi antara kedua variabel sangat kuat dan positif.

 Jika nilai r = - 1 atau mendekati -1, maka korelasi antara kedua variabel sangat kuat dan negatif.

 Jika nilai r = 0 atau mendekati 0, maka korelasi variabel yang diteliti tidak ada sama sekali atau sangat lemah.

Tabel Interpretasi nilai r sebagai berikut : Tabel 3.8

Batas-batas Nilai r (korelasi)

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,000 – 0,199 Sangat Rendah

0,200 – 0,399 Rendah

0,400 – 0,599 Sedang

0,600 – 0,799 Tinggi

0,800 – 1,000 Sangat Tinggi

Selanjutnya untuk mengetahui besarnya sumbangan sebuah variabel bebas terhadap variabel terikat maka digunakan koefisien determinasi (KD) dengan rumus sebagai berikut :


(50)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil peneltian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Gambaran kualitas lingkungan fisik yang ditunjukkan dengan hasil penelitian didapat bahwa lingkungan fisik kelas XI Administrasi Perkantoran di SMK Pasundan 1 Bandung yang meliputi indikator: (1) Penerangan, (2) Akustik dan mutu suara, (3) Suhu, (4) Keluwesan duduk, dan (5) Kepadatan, secara statistik berada kategori Kondusif.

2. Gambaran tingkat efektivitas pembelajaran siswa yang ditunjukkan dengan hasil penelitian didapat bahwa efektivitas pembelajaran siswa kelas XI Administrasi Perkantoran pada mata pelajaran produktif di SMK Pasundan 1 Bandung yang meliputi indikator: (1) Melibatkan siswa secara aktif, (2) Menarik minat dan perhatian siswa, (3) Membangkitkan motivasi siswa, (4) Prinsip individulitas, (5) Peragaan dalam pengajaran, secara statistik berada dalam kategori Cukup Efektif.

3. Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa lingkungan fisik memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas pembelajaran.


(51)

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas dan merujuk kepada skor rata-rata setiap indikator, saran yang dikemukakan mengacu kepada indikator yang memiliki skor rata-rata terendah di antara indikator yang lain untuk masing-masing variabel. Berdasarkan hal tersebut saran yang dapat dikemukan adalah sebagai berikut: 1. Pada variabel lingkungan fisik, hasil perhitungan dengan skor rata-rata

menunjukkan indikator akustik dan mutu suara memiliki skor terendah dibandingkan dengan indikator lainnya. Merujuk kepada hasil terebut salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas lingkungan fisik adalah dengan melakukan hal-hal sebagai berkut:

a. Menigkatkan volume suara guru pada saat memberikan materi agar seluruh siswa dapat menerima dengan baik materi yang disampaikan.

b. Meminimalisasi keributan di luar kelas yang akan mengganggu konsentrasi pada saat pembelajaran berlangsung.

2. Pada variabel efektivitas pembelajaran, hasil perhitungan dengan skor rata-rata menunjukkan indikator membangkitkan motivasi siswa memiliki skor terendah dibandingkan dengan indikator lainnya. Merujuk kepada hasil terebut salah satu upaya untuk meningkatkan tingkat efektivitas pembelajaran adalah dengan melakukan hal-hal sebagai berkut:

a. Meningkatkan motivasi siswadengan menyampaikan tujuan yang jelas. Makin jelas tujuan, makin besar nilai tujuan bagi individu maka akan makin besar pula motivasi dalam melakukan suatu perbuatan.


(52)

b. Meningkatkan motivasi siswa dengan memberikan penghargaan kepada siswa yang berprestasi yang akan mendorong tingkah laku siswauntuk terus berprestasi.

3. Lingkungan fisik berpengaruh positif terhadap efektivitas pembelajaran siswa maka dari itu sekolah harus bisa menciptakan suatu lingkungan belajar yang nyaman secara fisik, mental dan emosional demi tercipta suatu efektivitas pembelajaran yang akan berdampak pada pencapaian prestasi siswa.


(53)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2009). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. ________________. (2010). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni. (2008). Teori Belajar & Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Baharuddin. (2009). Psikologi Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Djamarah, Syaiful Bahri. (2005). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri. (2011). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Hamalik, Oemar. (2003). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara. Hamalik, Oemar. (2009). Pendidikan Guru. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Iskandar, Zulrizka. (2012). Psikologi Lingkungan: Teori dan Konsep. Bandung: PT Refika Aditama.

Iskandar. (2009). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada (GP) Press. Jensen, Eric. (2010). Guru Super dan Super Teaching (Alih Bahasa: Benyamin

Molan). Jakarta: PT Index.

Kaufeldt dalam Maya, Martha.(2008). Wahai Para Guru, Ubahlah Cara Mengajarmu (edisi Bahasa Indonesia). Jakarta: PT Index.

Mulyasa, E. (2002). Manajemen Berbasis Sekolah konsep, strategi, dan implementasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mulyasa, E. (2009). Kurikulum Yang Disempurnakan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

__________. (2011). Kurikulum Yang Disempurnakan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mustaqim dan Abdul Wahid. (2010). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.


(54)

Ormrod, Jeanne Ellis. (2008). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Erlangga.

Purwanto, Ngalim. (2006). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Riduwan dan Akdon. (2009). Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Bandung: Alfabeta.

Rivai, Ahmad dan Nana Sudjana. (2009). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo

Sadiman, S. Arief. (2011). Media Pendidikan. Jakarta: RajaGrafindo Persada. Sagala, Syaiful. (2005). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabet. ____________. (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Sardiman. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: PT

Rajagrafindo Persada.

Saroni, Muhammad. (2006). Manajemen Sekolah. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Soemanto, Wasty. (2006). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Somantri, A. dan Sambas A. Muhidin. (2006). Aplikasi Statistika dalam Penelitian. Bandung: Pustaka Setia.

Sontani, Uep Tatang dan Sambas Ali Mudihin. (2011). Desain Penelitian Kuantitatif. Bandung: Karya Adhika Utama.

Sugiyono.(2008). Teknik Analisis Regresi dan Korelasi Bagi Para Peneliti. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2012). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2009). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sutikno, Sobry. (2013). Belajar dan Pembelajaran. Lombok: Holistica.

Syah, Muhibbin. (2003). Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Syah, Muhibbin. (2006). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Usman, Moh. Uzer. (2009). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja


(55)

Walgito, Bimo. (2004). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset. Warsita, Bambang. (2008). Teknologi Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta. Sumber Penelitian yang Sudah Dipublikasikan

Yanti Mulyantikasari. (2012). Pengaruh Lingkungan Belajar dan Minat Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Stenografi Di SMK Pasundan 3 Bandung. Skripsi UPI. Bandung: Tidak diterbitkan. Rahminisa, Lussy. (2012). Pengaruh Penguasaan Kompetensi Pedagogik Guru

Mata Pelajaran Produktif Program Keahlian Administrasi Perkantoran Terhadap Efektivitas Pembelajaran Di SMK Bisnis Dan Manajemen Kab.Kuningan. Skripsi UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.

Tiarno, Wahyu Erian. (2012). Pengaruh Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan terhadap Efektivitas Proses Pembelajaran di SMK Kiansantang Bandung. Skripsi. Jurusan Administrasi Perkantoran Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis. Bandung: Tidak diterbitkan.

Sumber Internet

Skinner, Don. (2010). Effective Teaching and Learning in Practice. New York:

Continuum International Publishing Group.

(http://books.google.co.id/books/about/Effective_Teaching_and_Learning _in_Pract.html?id=8dNHLy_vJnIC&redir_esc=y , diakses 22 Juli 2013)

Kristiadi, Daniel David. (2012). Menciptakan Lingkungan

Pembelajaran.(http://kristiadi.blogspot.com/2012/09/menciptakan-lingkungan-pembelajaran.html diakses 9 Juli 2013)


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil peneltian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Gambaran kualitas lingkungan fisik yang ditunjukkan dengan hasil penelitian didapat bahwa lingkungan fisik kelas XI Administrasi Perkantoran di SMK Pasundan 1 Bandung yang meliputi indikator: (1) Penerangan, (2) Akustik dan mutu suara, (3) Suhu, (4) Keluwesan duduk, dan (5) Kepadatan, secara statistik berada kategori Kondusif.

2. Gambaran tingkat efektivitas pembelajaran siswa yang ditunjukkan dengan hasil penelitian didapat bahwa efektivitas pembelajaran siswa kelas XI Administrasi Perkantoran pada mata pelajaran produktif di SMK Pasundan 1 Bandung yang meliputi indikator: (1) Melibatkan siswa secara aktif, (2) Menarik minat dan perhatian siswa, (3) Membangkitkan motivasi siswa, (4) Prinsip individulitas, (5) Peragaan dalam pengajaran, secara statistik berada dalam kategori Cukup Efektif.

3. Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa lingkungan fisik memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas pembelajaran.


(2)

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas dan merujuk kepada skor rata-rata setiap indikator, saran yang dikemukakan mengacu kepada indikator yang memiliki skor rata-rata terendah di antara indikator yang lain untuk masing-masing variabel. Berdasarkan hal tersebut saran yang dapat dikemukan adalah sebagai berikut: 1. Pada variabel lingkungan fisik, hasil perhitungan dengan skor rata-rata

menunjukkan indikator akustik dan mutu suara memiliki skor terendah dibandingkan dengan indikator lainnya. Merujuk kepada hasil terebut salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas lingkungan fisik adalah dengan melakukan hal-hal sebagai berkut:

a. Menigkatkan volume suara guru pada saat memberikan materi agar seluruh siswa dapat menerima dengan baik materi yang disampaikan.

b. Meminimalisasi keributan di luar kelas yang akan mengganggu konsentrasi pada saat pembelajaran berlangsung.

2. Pada variabel efektivitas pembelajaran, hasil perhitungan dengan skor rata-rata menunjukkan indikator membangkitkan motivasi siswa memiliki skor terendah dibandingkan dengan indikator lainnya. Merujuk kepada hasil terebut salah satu upaya untuk meningkatkan tingkat efektivitas pembelajaran adalah dengan melakukan hal-hal sebagai berkut:

a. Meningkatkan motivasi siswadengan menyampaikan tujuan yang jelas. Makin jelas tujuan, makin besar nilai tujuan bagi individu maka akan makin besar pula motivasi dalam melakukan suatu perbuatan.


(3)

113

b. Meningkatkan motivasi siswa dengan memberikan penghargaan kepada siswa yang berprestasi yang akan mendorong tingkah laku siswauntuk terus berprestasi.

3. Lingkungan fisik berpengaruh positif terhadap efektivitas pembelajaran siswa maka dari itu sekolah harus bisa menciptakan suatu lingkungan belajar yang nyaman secara fisik, mental dan emosional demi tercipta suatu efektivitas pembelajaran yang akan berdampak pada pencapaian prestasi siswa.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2009). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. ________________. (2010). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni. (2008). Teori Belajar & Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Baharuddin. (2009). Psikologi Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Djamarah, Syaiful Bahri. (2005). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri. (2011). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Hamalik, Oemar. (2003). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara. Hamalik, Oemar. (2009). Pendidikan Guru. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Iskandar, Zulrizka. (2012). Psikologi Lingkungan: Teori dan Konsep. Bandung: PT Refika Aditama.

Iskandar. (2009). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada (GP) Press. Jensen, Eric. (2010). Guru Super dan Super Teaching (Alih Bahasa: Benyamin

Molan). Jakarta: PT Index.

Kaufeldt dalam Maya, Martha.(2008). Wahai Para Guru, Ubahlah Cara Mengajarmu (edisi Bahasa Indonesia). Jakarta: PT Index.

Mulyasa, E. (2002). Manajemen Berbasis Sekolah konsep, strategi, dan implementasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mulyasa, E. (2009). Kurikulum Yang Disempurnakan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

__________. (2011). Kurikulum Yang Disempurnakan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mustaqim dan Abdul Wahid. (2010). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.


(5)

116

Ormrod, Jeanne Ellis. (2008). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Erlangga.

Purwanto, Ngalim. (2006). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Riduwan dan Akdon. (2009). Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Bandung: Alfabeta.

Rivai, Ahmad dan Nana Sudjana. (2009). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo

Sadiman, S. Arief. (2011). Media Pendidikan. Jakarta: RajaGrafindo Persada. Sagala, Syaiful. (2005). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabet. ____________. (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Sardiman. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: PT

Rajagrafindo Persada.

Saroni, Muhammad. (2006). Manajemen Sekolah. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Soemanto, Wasty. (2006). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Somantri, A. dan Sambas A. Muhidin. (2006). Aplikasi Statistika dalam Penelitian. Bandung: Pustaka Setia.

Sontani, Uep Tatang dan Sambas Ali Mudihin. (2011). Desain Penelitian Kuantitatif. Bandung: Karya Adhika Utama.

Sugiyono.(2008). Teknik Analisis Regresi dan Korelasi Bagi Para Peneliti. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2012). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2009). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sutikno, Sobry. (2013). Belajar dan Pembelajaran. Lombok: Holistica.

Syah, Muhibbin. (2003). Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Syah, Muhibbin. (2006). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Usman, Moh. Uzer. (2009). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja


(6)

Walgito, Bimo. (2004). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset. Warsita, Bambang. (2008). Teknologi Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sumber Penelitian yang Sudah Dipublikasikan

Yanti Mulyantikasari. (2012). Pengaruh Lingkungan Belajar dan Minat Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Stenografi Di SMK Pasundan 3 Bandung. Skripsi UPI. Bandung: Tidak diterbitkan. Rahminisa, Lussy. (2012). Pengaruh Penguasaan Kompetensi Pedagogik Guru

Mata Pelajaran Produktif Program Keahlian Administrasi Perkantoran Terhadap Efektivitas Pembelajaran Di SMK Bisnis Dan Manajemen Kab.Kuningan. Skripsi UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.

Tiarno, Wahyu Erian. (2012). Pengaruh Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan terhadap Efektivitas Proses Pembelajaran di SMK Kiansantang Bandung. Skripsi. Jurusan Administrasi Perkantoran Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis. Bandung: Tidak diterbitkan.

Sumber Internet

Skinner, Don. (2010). Effective Teaching and Learning in Practice. New York: Continuum International Publishing Group. (http://books.google.co.id/books/about/Effective_Teaching_and_Learning _in_Pract.html?id=8dNHLy_vJnIC&redir_esc=y , diakses 22 Juli 2013) Kristiadi, Daniel David. (2012). Menciptakan Lingkungan

Pembelajaran.(http://kristiadi.blogspot.com/2012/09/menciptakan-lingkungan-pembelajaran.html diakses 9 Juli 2013)


Dokumen yang terkait

PENGARUH KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS TERHADAP EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN KELAS X DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG.

0 0 55

PENGARUH PEMBERIAN PENGUATAN (REINFORCEMENT) TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI ADMINISTRASI PERKANTORAN PADA MATA PELAJARAN MENANGANI SURAT DI SMK PASUNDAN 1 KOTA BANDUNG.

0 1 59

PENGARUH MANAJEMEN PERLENGKAPAN SEKOLAH TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS X PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF PROGRAM ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK PASUNDAN 1 CIMAHI.

0 1 63

PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR SISWA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X ADMINISTRASI PERKANTORAN PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG.

0 0 57

PENGARUH DISIPLIN DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI KELAS XI SMK PASUNDAN 1 BANDUNG.

1 12 55

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJARSISWA KELAS X ADMINISTRASI PERKANTORAN PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG.

0 0 57

PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN SISWA KELAS XI ADMINISTRASI PERKANTORAN PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI SMK PASUNDAN 1 BANDUNG - repository UPI S PKR 0906173 Title

0 0 5

PENGARUH KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS TERHADAP EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN KELAS X DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG - repository UPI S PKR 1001539 Title

0 0 3

PENGARUH DISIPLIN DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI KELAS XI SMK PASUNDAN 1 BANDUNG - repository UPI S PKR 0902750 Title

0 0 3

PENGARUH MANAJEMEN KELAS TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN KELAS XI SMK PASUNDAN 1 KOTA BANDUNG - repository UPI S PKR 1203626 Title

0 0 5