EFEKTIVITAS TEKNIK PERMAINAN DAN TEKNIK SOSIODRAMA DALAM MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI PESERTA DIDIK.
EFEKTIVITAS TEKNIK PERMAINAN DAN
TEKNIK SOSIODRAMA DALAM MENINGKATKAN
KEPERCAYAAN DIRI PESERTA DIDIK
(Pra-Eksperimen Terhadap Siswa SMP Langlangbuana 2 Bandung Kelas VII Tahun Ajaran 2013/2014)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
Oleh
NINING SUSANTI 0900417
JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
(2)
Oleh Nining Susanti
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Nining Susanti 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Mei 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
KEPERCAYAAN DIRI SISWA (Pra-Eksperimen Terhadap Siswa Kelas VII SMP Langlangbuana Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)
DISETUJUI DAN DI SAHKAN OLEH: Pembimbing I
Dr. H. Agus Taufiq, M.Pd. NIP. 19580816 198503 1 007
Pembimbing II
Dra. Hj. Chandra Affiandary, M.Pd. NIP. 19570611 198609 2 001
Mengetahui / Mengesahkan Ketua Jurusan
Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia
Dr. H. Nandang Rusmana, M.Pd. NIP. 19600501 198603 1 004
(4)
Nining Susanti, 2014
Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Nining Susanti. 2014. Efektivitas antara Teknik Permainan dan Teknik Sosiodrama dalam Meningkatkan Kepercayaan Diri Peserta Didik (Pra-Eksperimen Terhadap Siswa Kelas VII SMP Langlangbuana 2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)
Penelitian bertujuan mengetahui Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan teknik penelitian yang digunakan yaitu pra-eksperimen, dengan Design Pretest-Postest Kelompok Statis. Pengumpulan data dilakukan menggunakan alat ukur berupa kuesioner yaitu alat ukur kepercayaan diri. Instrumen yang digunakan mengacu pada aspek dari Burton. Populasi penelitian adalah siswa kelas VII SMP Langlangbuana 2 Bandung tahun ajaran 2013/2014. Penelitian ini menghasilkan: 1) Gambaran tingkat kepercayaan diri siswa kelas VII SMP Langlangbuana 2 Bandung tahun ajaran 2013/2014 berada pada kategori sedang, 2) Terjadi peningkatan skor kepercayaan diri setelah dilakukannya treatment dengan teknik permainan dan teknik sosiodrama, 3) Analisis perhitungan data menggunakan Uji t (Paired Sample T test) untuk efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan diri peserta didik. Rekomendasi untuk guru BK adalah memahami lebih luas teknik-teknik yang terdapat dalam bimbingan dan konseling untuk membantu permasalahan yang dihadapi peserta didik serta mampu menerapkan teknik permainan dan sosiodrama dalam menangani peserta didik yang mengalami kepercayaan diri rendah.
(5)
ii ABSTRACT
Nining Susanti. 2014. Effectiveness of Games Technique and Sociodrama
Technique to Improving Student’s Self Confidence (Pre-Experimental Research
Against Class VII Students of SMP Langlangbuana 2 Bandung Academic Year 2013/2014)
The objective of this research is effectiveness game and sociodrama technique to improving student’s self confidence. This research used quantitative approach with pre-experiment method through group static pretest-posttest design. The data in this research is collected with measuring instrument as questionnaire. Questionnaire is used to measure the student’s self confidence. The instrument of this questionnaire is referring to self confidence aspects from Kate Burton. The population of this research is VII grade students from Langlangbuana 2 Junior High School Bandung, education period 2013/2014. The result of this research is : 1) explained that student’s self confidence in VII grade from Langlangbuana 2 Junior High School Bandung is on medium grade. 2) the student’s self confidence score is increased after researcher did treatment with games and sociodrama technique. 3) Researcher used Analysis Of uji t (Paired Sample T test) that there was no significant difference between games and sociodrama technique to improving student’s self confidence. Researcher recommended for group and counselling teacher to understand more widely the methods on goup and counselling. So, the teacher can help student’s problems and able to apply games and sociodrama technique to handle the student with lower self confidence.
(6)
Nining Susanti, 2014
Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
ABSTRAK ……….. i
KATA PENGANTAR ………... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ………. iv
DAFTAR ISI ……….. vi
DAFTAR TABEL ……….. viii
DAFTAR GRAFIK ……… ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian ………
B. Identifikasi dan Rumusan Masalah ………..
C. Tujuan dan Manfaat Peneltian ……….………
D. Asumsi ……….
E. Sistematika Skripsi ………..
1 8 9 11 12
BAB II MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI PESERTA DIDIK MELALUI METODE PERMAINAN DAN METODE SOSIODRAMA
A. Karakteristik Peserta Didik Sekolah Menengah Pertama ………
B.
Konsep Dasar Kepercayaan Diri Pada Remaja dan Upaya Peningkatannya .. C. Metode Permainan dan Metode Sosiodrama ………...D. Penelitian Terdahulu ………
E. Hipotesis ...
13 16 30 47 48
(7)
Nining Susanti, 2014
Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
vii BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ………. B. Metode dan Desain Penelitian ...
C. Definisi Operasional Variabel ……….
D. Proses Pengembangan Instrumen ………
E. Uji Validitas ………
F. Uji Reliabilitas ...
49 50 53 56 59 61
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ……….
1. Keefektivan antara Metode Permainan dan Metode Sosiodrama Pada
Saat Pre-test ………..
2. Treatment (Penanganan) ………
3. Keefektivan antara Metode Permainan dan Metode Sosiodrama Pada
Saat Post-Test ………
4. Perbandingan Hasil Pre-Test Dan Hasil Post-Test Metode Permainan
dan Metode Sosiodrama ………
5. Pengujian Hipotesis ………..
B. Pembahasan ……….
62 62 65 74 78 87 91
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ………..
B. Saran ………
95 96
(8)
Nining Susanti, 2014
Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
vii DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
(9)
Nining Susanti, 2014
Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekolah merupakan tempat bagi para peserta didik untuk mendapatkan ilmu dan pendidikan yang bermanfaat serta berguna bagi kehidupan mereka di masa yang akan datang. Pendidikan formal seperti sekolah mempunyai struktur yang jelas dan memiliki kurikulum yang terstruktur dengan jelas pula. Sekolah menjadi suatu wadah yang diharapkan mampu membawa kemajuan dan perubahan ke arah yang lebih baik bagi para peserta didik di masa mendatang.
Sekolah merupakan pendidikan yang bersifat formal. Pendidikan bertujuan mendidik anak-anak bangsa di semua jenjang usia dari usia kanak-kanak sampe usia dewasa. Jenjang pendidikan yang ada di Indonesia antara lain yaitu Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Perguruan Tinggi (PT).
Dilihat dari segi usia, peserta didik Sekolah Menengah Pertama (SMP) umumnya berusia antara 12-15 tahun. Pada usia ini anak-anak bisa juga disebut sedang memasuki masa transisi yaitu antara masa kanak-kanak dan menjelang dewasa dan juga mulai mengalamai masa-masa datangnya pubertas. Sejalan dengan pernyataan Santrock (2007:20) “masa remaja awal kurang lebih berlangsung dimasa sekolah menengah pertama atau sekolah menengah akhir dan perubahan pubertas terbesar terjadi di masa ini”.
Tahapan perkembangan menurut Hurlock (1980) yaitu :
“(1) Masa remaja awal (12-15 tahun) pada masa ini individu memulai meninggalkan peran sebagai individu yang unik dan tidak tergantung pada orang tua, (2) Masa remaja pertengahan (15-18 tahun) masa ini ditandai
(10)
Nining Susanti, 2014
Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengan berkembangnya kemampuan berfikir yang baru, (3) Masa remaja akhir (19-22 tahun) masa ini ditandai oleh persiapan akhir untuk memasuki peran-peran orang dewasa”
.
Dapat dilihat dari pernyataan-pernyataan tersebut bahwa remaja pada umumnya berada dalam jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Remaja adalah tahap perkembangan transisi yang membawa individu dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, yang ditandai dengan perubahan fisik serta pemikiran-pemikiran dan hubungan sosial dengan teman yang luas. Menurut Santrock (2007:20) mengemukakan “masa remaja adalah periode transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa, yang melibatkan perubahan-perubahan biologis, kognitif, dan sosioemosional”.
Pada umumnya seorang remaja tidak dapat dikatakan sebagai anak-anak, namun juga masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan sebagai orang dewasa. Remaja sedang berada dalam proses mencari jalan hidup dan karakter yang paling sesuai. Remaja seringkali mencoba hal-hal yang baru yang terkadang tidak sesuai dengan pola pikir orang dewasa, sehingga menimbulkan kekhawatiran orangtuanya serta lingkungannya.
Pada masa remaja awal seseorang tidak akan terlepas dari perubahan fisik dan psikis pada setiap individu. Perubahan yang sangat jelas pada remaja awal ini adalah perubahan fisik, karena tubuhnya berkembang menjadi sangat cepat sehingga akan mencapai bentuk seperti orang dewasa. Remaja biasanya sangat memberi perhatian lebih terhadap kondisi fisiknya atau pun cara berpakaian karena remaja merasa ingin diperhatikan oleh lingkungan sekitarnya.
Ali, M, dkk (2009:10) menyebutkan bahwa “perkembangan masa remaja difokuskan pada upaya meninggalkan sikap dan perilaku kekanak-kanakan serta berusaha untuk mencapai kemampuan bersikap dan berperilaku secara dewasa”.
(11)
Nining Susanti, 2014
Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tugas perkembangan remaja pada masa sekolah yang berhubungan dengan kehidupan sosial menurut Hurlock (1980) adalah “mampu membina hubungan baik antara anggota kelompok yang berlainan jenis, mencapai kemandirian emosional, dan mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk memasuki dunia dewasa”.
Untuk melaksanakan tugas perkembangan pada remaja diperlukan kepercayaan diri yang memadai. Dilihat dari sudut pandang perkembangan, pada usia remaja sangat rentan dengan rasa percaya diri yang dia miliki. Rasa percaya diri yang dimiliki remaja akan mempengaruhi pengembangan potensi yang dimilikinya apabila remaja tersebut memiliki rasa percaya diri yang rendah maka potensi yang ada didalam dirinya akan terhambat. Sebaliknya jika remaja memiliki kepercayaan diri yang tinggi maka potensi didalam diri remaja tersebut dapat tereksplorasi dengan baik.
Pada usia remaja perubahan fisik sangat berpengaruh pada kepercayaan diri. Karena usia remaja sudah menjalin pertemanan dengan lawan jenis dan sudah memikirkan penampilan. Rasa ketidakpuasan terhadap perkembangan tubuh yang dialami dalam penampilan fisik, juga dalam bidang akademik. Banyak sekali remaja di sekolah yang tidak merasa percaya diri atau malu ketika tampil di depan kelas dan takut atau ragu mengeluarkan pendapatnya. Hal ini menyebabkan remaja tidak mampu menunjukkan potensi yang dimilikinya secara optimal.
Begitu pentingnya penanganan masalah kepercayaan diri yang dihadapi remaja saat ini, maka perlu adanya upaya yang dilakukan. Upaya-upaya untuk meningkatkan kepercayaan diri ini harus menjadi tanggung jawab bersama, dari mulai remaja itu sendiri, pihak keluarga, sekolah dan masyarakat. Pihak sekolah memiliki peran penting dalam upaya meningkatkan kepercayaan diri. Karena di sekolah, seorang peserta didik memiliki waktu dan kesempatan lebih banyak untuk bersosialisasi dan belajar tentang segala hal yang berkaitan dengan
(12)
Nining Susanti, 2014
Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kepercayaan diri agar dapat memahami dan mengamalkan dalam kehidupannya sehari-hari.
Kepercayaan diri harus dipupuk sejak dini dan harus mendapat perhatian yang tinggi, karena dengan kepercayaan diri peserta didik akan mampu meraih prestasi dengan baik khususnya di bidang akademik. Masalah kepercayaan diri yang dihadapi peserta didik menjadi masalah yang lebih serius apabila tidak ditangani dengan baik. Dengan kepercayaan diri yang rendah, peserta didik akan mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dalam lingkungan, tidak terpenuhinya tugas perkembangan dan akan sulit dalam mencapai prestasi.
Kepercayaan diri adalah perasaan yakin terhadap kemampuan diri sendiri bahwa dirirnya mampu menyelesaikan atau mengatasi setiap masalah yang dihadapi serta yakin akan kemampuan dirinya dalam mencapai tujuan. Menurut Perry (2005:7), “kepercayaan diri berarti merasa positif tentang apa yang bisa Anda lakukan dan tidak mengkhawatirkan apa yang tidak bisa Anda lakukan, tapi memiliki kemauan belajar”. Kepercayaan diri adalah alat untuk memperlancar hubungan antara sosial, minat dan bakat.
Kurang sesuainya pola asuh orang tua yang terbentuk pada masa kecil menjadi faktor kurangnya percaya diri pada remaja. Bila pada masa kanak-kanak kurang menerima ekspresi kasih sayang dari orang terdekatnya terutama orang tua, jarang mendapat pujian melainkan lebih sering dikritik, mendapat celaan atau mendapat perlakuan kasar, maka ketika remaja anak tersebut akan mengalami kepercayaan diri yang rendah. Berdeda dengan anak yang semasa kecil menerima perhatian yang lebih dari orang tuanya, ketika dewasa akan memiliki kepercayaan diri yang tinggi.
Dalam diri individu kepercayaan diri perlu ditingkatkan, karena dengan percaya diri seseorang akan mengenal dirinya serta mengenal potensi yang dimilikinya. Seseorang yang tidak memiliki kepercayaan diri, ia tidak dapat
(13)
Nining Susanti, 2014
Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
bersosialisasi dengan orang lain dan akan sulit menentukan minat serta bakat yang akan ditentukan. Kepercayaan diri yang rendah salah satunya karena individu tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan atau individu yang kurang memiliki kemampuan dan keterampilan dalam berinteraksi dengan orang lain, sehingga banyak sekali orang0orang yang tidak mempunyai banyak teman. Menurut Darajat (1982) bahwa
“kepercayaan diri yang rendah ini dapat mengakibatkan rasa pesimis, apatis, menarik diri dalam pergaulan, tidak berani mengemukakan ide atau perasaannya, serta tidak berani bertindak ataupun mengambil inisiatif, dengan demikian kurangnya kepercayaan diri dapat menyebabkan potensi manusia tidak dapat berkembang secara optimal”.
Dalam artikel yang dimuat dalam blog Problem Perilaku Anak (2011),
“masalah kepercayaan diri adalah masalah yang paling sering mengganggu pada masa remaja”. Remaja yang mempunyai masalah kepercayaan diri mudah merasa tidak puas dengan keadaan diri mereka, dan tanpa sadar mereka terlalu peka terhadap komentar orang lain meskipun komentar tersebut tidak ditujukan kepada mereka. Masalah kepercayaan diri merupakan masalah yang wajar dialami saat melalui masa remaja, tetapi ada baiknya jika orangtua melakukan upaya-upaya untuk membantu anak mendapatkan kembali kepercayaan dirinya.
Dalam upaya meningkatkan kepercayaan diri pada remaja, perlu adanya teknik untuk mengembangkan kepercayaan diri. Ada beberapa teknik yang dapat dilakukan untuk membantu peserta didik dalam menangani permasalahan kurangnya kepercayaan diri. Teknik yang akan digunakan adalah bimbingan kelompok. Dalam teknik bimbingan kelompok ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk meningkatkan kepercayaan diri peserta didik. Teknik yang dimaksud adalah melakukan teknik bimbingan kelompok dengan teknik permainan dan teknik sosiodrama.
(14)
Nining Susanti, 2014
Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Teknik yang dirasakan tepat untuk mengatasi permasalahan pribadi-sosial peserta didik di sekolah adalah teknik permainan. Penelitian Kurniati dilakukan tahun 2006 (Priyono, 2011) “membuktikan penggunaan permainan kelompok dalam bimbingan dapat mengembangkan kemampuan penyesuaian diri pribadi-sosial”.
Teknik permainan yang akan digunakan dalam penelitian ini merupakan permainan kelompok dimana peserta atau peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok untuk memainkan suatu permainan yang dapat meluapkan dan mengekspresikan diri para peserta. Permainan dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam permainan.
Rusmana (2009:14) menyebutkan bahwa ada tiga jenis permainan, yaitu:
“(1) permainan keterampilan fisik, yang di dalam nya hasil ditentukan oleh kemampuan-kemampuan gerak pemain, (2) game strategiyang didalamnya keterampilan kognitif menentukan pemenang, (3) game untung-untungan yang di dalamnya hasil permainan tersebut acak dan tidak sengaja”.
Schaefer dan Reid (Rusmana, 2009:16) mengidentifikasi empat kategori
game:
“(1) game komunikasi, biasanya tidak menekankan kompetisi untuk mendorong ekspresi diri, (2) game pemecahan masalah, merupakan aktivitas yang sangat terstruktur yang memberi kesempatan untuk mendiskusikan permasalahan spesifik beserta solusi praktisnya, (3) game peningkatan ego, menantang para pemain untuk menunjukkan penampilan pada satu sama lain, (4) game sosialisasi, pada umumnya digunakan dalam terapi kelompok dan dicocokan pada praktik interaksi sosial dan peningkatan sensitivitas/kepekaan pada dinamika yang melandasi wacana sosial”.
Menurut Serok & Blum (Suwarjo & Eliasa, 2011:4) “Permainan atau
Games bersifat sosial, melibatkan proses belajar, mematuhi peraturan, pemecahan
masalah, disiplin diri dan kontrol emosional dan adopsi peran-peran pemimpin dengan pengikut yang kesemuanya merupakan komponen penting dari
(15)
Nining Susanti, 2014
Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sosialisasi”. Penelitian dari Kadek Suhardita (2011) dengan judul Efektivitas Penggunaan Teknik Permainan dalam Bimbingan Kelompok untuk Meningkatkan Percaya Diri Peserta didik (Penelitian Quasi Eksperimen pada Sekolah Menengah Atas Laboratorium (Percontohan) UPI Bandung Tahun Ajaran 2010/2011). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perubahan yang signifikan percaya diri peserta didik setelah diberikan intervensi penggunaan teknik permainan dalam bimbingan kelompok.
Berdasarkan penelitian Iis Kukuh Prasetyo (2013) Dengan Judul Upaya Peningkatan Kepercayaan Diri Melalui Teknik Bermain Peran (Role Playing) Pada Peserta didik Kelas VIII Di SMP N 3 Manisrenggo. Hasil menunjukkan bahwa adanya peningkatan skala kepercayaan diri pada peserta didik setelah dilakukannya permainan role playing atau bermain peran tersebut.
Sosiodrama merupakan teknik yang melibatkan sekelompok peserta didik untuk memerankan tokoh-tokoh yang ada dalam naskah cerita kemudian menampilkannya di depan kelas. Teknik sosiodrama ini dapat membuat peserta didik untuk menampilkan karakter apa yang mereka dapat di depan teman-temannya serta dapat melatih kepercayaan diri mereka. “Tujuan penting dari sosiodrama adalah wawasan yang lebih besar dan pemahaman tentang hubungan manusia, yang lebih lengkap dan ekspresi yang tepat dari emosi, dan eksperimen dengan perilaku atau sikap baru dalam lingkungan yang saling mendukung” (Propper, 2008).
Monica Zuretti (Kellerman, 2005:45) menceritakan kisah sosiodrama yang terjadi di Amerika:
“Bertahun-tahun yang lalu, Moreno memiliki panggung di New York di mana orang bisa datang dari jalan dan berpartisipasi dalam sesi psikodrama terbuka.Suatu malam, seorang wanita muda muncul di panggung dan disajikan kesulitannya.Dia baru saja melahirkan seorang anak yang cantik, tapi dia sangat terpukul, karena anak berkulit hitam, dan keluarganya tidak menerimanya.Dia telah jatuh cinta dengan seorang pria
(16)
Nining Susanti, 2014
Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kulit hitam dan mereka telah menikah. Pada saat itu, pernikahan antar-ras adalah bagian yang tidak dapat diterima dan besar masyarakat akan menolak pasangan dan anak-anak mereka juga. Ketika sesi berlangsung dan wanita tersebut berbagi keprihatinannya untuk masa depan anaknya, seorang wanita dari penonton muncul. Secara kebetulan, dia adalah saudara protagonisnya dan telah mendengar dia berteriak minta tolong. Dalam sebuah adegan bergerak, dia merangkul ibu yang terpukul itu dan meyakinkannya bahwa ia akan mendukung mereka berdua”.
“The true subject of a sociodrama is the group”. (Moreno, 1953:88). Felix Kellerman (2007:17) menyatakan bahwa “sosiodrama adalah pengalaman kelompok sebagai suatu prosedur untuk eksplorasi sosial dan transformasi konflik antar kelompok”. Moreno (1942) menyebutkan bahwa “sociodrama was developed as a deep action method for dealing with intergroup relations and collective ideologies”. Dengan demikian teknik sosiodrama tepat apabila digunakan sebagai suatu teknik untuk mengatasi masalah kepercayaan diri pada peserta didik yang diselesaikan melalui bimbingan kelompok.
Pada studi pendahuluan yang peneliti lakukan di SMP Langlangbuana 2 Bandung dengan judul Perbandingan Keefektivan antara Teknik Permainan dan Teknik Sosiodrama untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Peserta didik, didapatkan informasi dari Guru Bimbingan dan Konseling mengenai anak yang memiliki rasa percaya diri rendah. Di tahun awal penerimaan peserta didik baru, hampir pada tiap kelas terdapat peserta didik yang memiliki rasa percaya diri rendah. Rata-rata tiap kelas terdapat lebih dari 20% yang memiliki kepercayaan diri rendah. Guru Bimbingan dan Konseling di SMP Langlangbuana 2 Bandung mengatakan pada umumnya anak yang memiliki kepercayaan diri rendah berada pada peserta didik tingkat awal atau pada peserta didik kelas VII, dengan alasan pada peserta didik jenjang tersebut mereka dihadapkan pada kondisi yang baru serta teman-teman yang baru pula.
(17)
Nining Susanti, 2014
Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Peran bimbingan dan konseling sangat penting dalam membantu peserta didik untuk meningkatkan kepercayaan dirinya karena pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah bertujuan agar peserta didik dapat menemukan pribadi, mengenal lingkungan sosial, dan merencanakan karir atau masa depan. Bimbingan dan konseling sangat berperan aktif dalam membantu peserta didiknya untuk mencapai potensi yang dimilikinya secara optimal. Kurangnya percaya diri akan membuat peserta didik tidak akan berkembang secara optimal, oleh karenanya guru bimbingan dan konseling dapat membantu peserta didik mencapai perkembangan potensi yang optimal dalam pribadi-sosial untuk menerapkan perkembangan diri yang lebih baik. Proses bimbingan dan konseling di sekolah pun sangat berpengaruh pada individu karena pemberian bantuan dari guru bimbingan dan konseling ini pun mampu membuat peserta didik memahami dirinya dan mampu mengarahkan dirinya untuk bertindak wajar sesuai dengan aturan yang ada di lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka peneliti merasa bahwa perlu adanya pengembangan lebih lanjut untuk meningkatkan kepercayaan diri pada peserta didik. Jadi, peneliti tertarik untuk mengetahui perbandingan dengan dua teknik dalam teknik bimbingan kelompok yaitu teknik permainan dan teknik sosiodrama dengan judul “Perbandingan Keefektivan antara Teknik Permainan dan Teknik Sosiodrama dalam Meningkatkan Kepercayaan Diri Peserta didik (Pra-Eksperimen Terhadap Peserta didik Kelas VII SMP Langlangbuana 2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)”.
B. Identifikasi dan Rumusan Masalah
Masalah remaja saat ini salah satunya adalah masalah kepercayaan diri. Memiliki rasa percaya diri sangatlah penting, dengan rasa percaya diri yang
(18)
Nining Susanti, 2014
Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tinggi, seseorang bisa mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya secara optimal.
Kepercayaan diri yang rendah sering kali menghambat potensi yang ada dalam diri individu. Rasa percaya diri yang rendah jika tidak ditangani dapat mengakibatkan seseorang dapat menarik diri dari lingkungan, menjadi pesimis, serta tidak berani bertindak dan mengemukakan pendapatnya. Kepercayaan diri dalam bersosialisasi menjadi kurang dikarenakan adanya ketidakmampuan diri untuk dapat berinteraksi dengan orang lain secara baik. Jika seseorang mengerti bagaimana cara berinteraksi dengan orang lain maka kepercayaan diri pun akan tumbuh.
Peserta didik SMP merupakan masa transisi dari masa anak ke masa dewasa. Pada masa ini setiap anak dapat dipengaruhi oleh teman sebayanya. Tidak jarang ada pula anak yang merasa minder karena kekurangan yang ada dalam dirinya. Pada masa remaja ini kepercayaan pun masih labil. Ada remaja yang terlihat memiliki kepercayaan diri sehingga dia dapat mengurangi masalah-masalah kehidupannya tanpa merasa cemas tetapi ada pula remaja yang merasa cemas dan kurang percaya diri.
Pertumbuhan yang cepat sering menimbulkan permasalahan bagi remaja, khususnya peserta didik SMP. Permasalahan yang muncul bisa disebabkan karena kondisi fisik yang tidak sesuai dengan bentuk fisik yang diinginkan. Keadaan tersebut dapat berdampak terhadap rasa tidak puas dan kurangnya percaya diri.
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran tingkat kepercayaan diri peserta didik SMP Langlangbuana 2 Bandung kelas VII tahun ajaran 2013/2014?
(19)
Nining Susanti, 2014
Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Apakah terjadi peningkatan kepercayaan diri peserta didik dengan menggunakan teknik permainan dan teknik sosiodrama SMP Langlangbuana 2 Bandung kelas VII tahun ajaran 2013/2014?
3. Teknik mana secara empirik yang lebih efektif dalam meningkatkan kepercayaan diri peserta didik SMP Langlangbuana 2 Bandung kelas VII tahun ajaran 2013/2014?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan
Dalam penelitian ini ditetapkan tujuan secara umum dan khusus. Secara umum tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah mengembangkan permainan kelompok untuk meningkatkan kepercayaan diri peserta didik.
Sedangkan tujuan secara khusus dalam penelitian ini adalah:
a. Mengetahui gambaran tingkat kepercayaan diri pada peserta didik SMP Langlangbuana 2 Bandung kelas VII tahun ajaran 2013/2014. b. Mengetahui peningkatan kepercayaan diri peserta didik dengan
menggunakan teknik permainan dan teknik sosiodrama SMP Langlangbuana 2 Bandung kelas VII tahun ajaran 2013/2014.
c. Mengetahui keefektivan antara teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan diri peserta didik SMP Langlangbuana 2 Bandung kelas VII tahun ajaran 2013/2014.
2. Manfaat
a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan bisa menambah wawasan bagi semua kalangan tentang kepercayaan diri pada peserta didik.
(20)
Nining Susanti, 2014
Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Manfaat Praktis 1) Bagi Konselor
Konselor diharapkan dapat mengaplikasikan hasil dari penelitian ini sebagai salah satu permainan kelompok untuk meningkatkan kepercayaan diri peserta didik.
2) Bagi Pihak Sekolah
Sebagai masukan sejauh mana tingkatan kepercayaan diri pada peserta didik.
3) Bagi Peserta didik
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengaruh positif kepada peserta didik agar dapat mempunyai sifat percaya diri yang tinggi. 4) Bagi Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
Sebagai masukan bagi pengembangan mata kuliah yang terkait dengan pribadi-sosial.
D. Asumsi
1. Kepercayaan diri yaitu suatu keyakinan seseorang tehadap segala aspek yang dimilikinya sehingga keyakinan tersebut membuat merasa mampu untuk bisa mencapai berbagai tujuan di dalam hidupnya (Hakim, 2002:6). 2. Kepercayaan diri bilatidak ditangani sedini mungkin maka akan menjadi
semakin parah dan menghambat tahapan perkembangan berikutnya, baik pada masa remaja, dewasa maupun orang tua (Hakim, 2002:46).
3. Bimbingan kelompok menggunakan situasi kelompok sebagai media untuk memberikan layanan bantuan kepada individu (Rusmana, 2009:13).
(21)
Nining Susanti, 2014
Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Dalam prakteknya bimbingan kelompok dapat dilakukan melalui berbagai teknik seperti diskusi, simulasi, latihan, karyawisata, homeroom program. (Rusmana, 2009:14).
5. Games bersifat sosial, melibatkan proses belajar, mematuhi peraturan,
pemecahan masalah, disiplin diri dan kontrol emosional dan adopsi peran-peran pemimpin dengan pengikut yang kesemuanya merupakan komponen penting dari sosialisasi (Serok & Blum dalam Suwarjo & Eliasa, 2011:4). 6. Sosiodrama merupakan teknik spontan bermain dan mengeksplorasi aspek
kehidupan kita melalui tindakan nyata. Tujuan penting dari sosiodrama adalah wawasan yang lebih besar dan pemahaman tentang hubungan manusia, yang lebih lengkap dan ekspresi yang tepat dari emosi, dan eksperimen dengan perilaku atau sikap baru dalam lingkungan yang saling mendukung (Propper, 2008).
7. Sosiodrama adalah pengalaman kelompok sebagai suatu prosedur untuk eksplorasi sosial dan transformasi konflik antar kelompok (Kellerman, 2007:17).
E. Sistematika Skripsi
Sistematika yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah sebagai berikut :
(22)
Nining Susanti, 2014
Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Yang terdiri dari latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, definisi operasional variabel, tujuan penelitian, manfaat penelitian.
2. Bab II. Kajian Pustaka atau Kerangka Teoretis.
Yang terdiri dari teori-teori yang melandaskan penyusunan skripsi mengenai konsep remaja, kepercayaan diri dan teknik permainan serta teknik sosiodrama.
3. Bab III. Teknik Penelitian.
Yang terdiri dari pendekatan, teknik, instrumen pengumpulan data, populasi dan sampel, teknik analisis data.
4. Bab IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan.
Meliputi pemaparan mengenai hasil penelitian berdasarkan aspek dan sub aspek dalam kepercayaan diri peserta didik.
(23)
Nining Susanti, 2014
Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMP Langlangbuana 2 Bandung yang berlokasi di Jl. Rusbandi, SH (Aspol) Sukamiskin. Alasan pemilihan lokasi penelitian salah satunya yaitu belum tersedianya layanan bimbingan dan konseling dengan teknik sosiodrama dan permainan yang secara khusus meningkatkan kepercayaan diri peserta didik.
Selain itu pemilihan lokasi penelitian berdasarkan hasil studi pendahuluan diSMP Langlangbuana 2 Bandung melalui wawancara dengan guru BK masih terdapat peserta didik yang menunjukan kepercayaan diri rendah.
2. Populasi dan Sampel a. Populasi
Populasi dalam penelitian adalah peserta didik Kelas VII SMP Langlangbuana 2 Bandung tahun ajaran 2013/2014. Jumlah populasi penelitian adalah 92 orang dari tiga kelas. Dalam penelitian ini jumlah populasi berasal dari semua peserta didik kelas VII yang terdiri dari 3 (tiga) kelas yang dapat dilihat dari tabel berikut ini:
Tabel 3.1
Jumlah Anggota Populasi
NO KELAS JUMLAH
(24)
Nining Susanti, 2014
Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2 VII – B 34
3 VII – C 31
Jumlah Populasi 92
b. Sampel
Dalam sampel penelitian ini penentuan sampel menggunakan teknik
non-probability sampling, yaitu sampling jenuh yang merupakan teknik
penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2011:68). Maka sampel dalam penelitian ini adalah seluh peserta didik kelas VII SMP Langlangbuana 2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014.
B. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah pra-eksperimen, yaitu “metode penelitian eksperimen yang desain dan perlakuannya seperti eksperimen tetapi
tidak ada pengontrol variabel sama sekali” (Sugiyono, 2010:109). Menurut Sukmadinata (2009:208) pra eksperimen disebut juga eksperimen lemah karena tidak ada penyamaan karakteristik dan tidak ada pengontrol variabel.
Alasan peneliti menggunakan metode pra-eksperimen karena peneliti bermaksud untuk mengetahui keefektifan metode permainan dan metode sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan diri peserta didik.
2. Desain Penelitian
Desain penelitian ini menggunakan “desain pre-test post-test kelompok statis yakni desain dalam metode eksperimen yang memberikan perlakuan kepada
(25)
Nining Susanti, 2014
Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dua kelompok dengan dua metode yang berbeda dalam rumpun yang sejenis” (Sukmadinata, 2009:209). Desain penelitian digunakan untuk memperoleh gambaran keefektifan metode permainan dan metode sosiodrama untuk meningkatkan kepercayaan diri peserta didik kelas VII SMP Langlangbuana 2 Bandung tahun ajaran 2013-2014. Desain penelitiannya adalah sebagai berikut:
Desain Pre-Test Post-Test Kelompok Statis
Kelompok pre-test perlakuan post-test
A → 0 → X1 → 0
B → 0 → X2 → 0
Agar mempermudah penelitian ini peneliti merencanakan langkah-langkah yang akan ditempuh dalam penelitian perbandingan keefektifan antara metode permainan dan metode sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan diri peserta didik, adalah sebagai berikut:
a. Penyusunan Proposal
Langkah penyusunan proposal penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Menentukan topik permasalahan yang akan dijadikan tema penelitian dan membuat rumusan penelitian.
(26)
Nining Susanti, 2014
Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2) Mendesain pendekatan untuk meneliti masalah yang telah ditentukan yang meliputi metode penelitian, teknik pengumpulan data, penentuan sampel dan populasi, teknik pengolahan data, dan teknik analisis data. 3) Menyusun proposal skripsi dengan sistematika penulisan yang telah
ditentukan. b. Perizinan Penelitian
Perizinan penelitian diperlukan untuk melaksanakan penelitian di sekolah. Proses perizinan penelitian diperoleh dari Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, Fakultas Ilmu Pendidikandan SMP Langlangbuana 2Bandung.
c. Penyusunan dan Pengembangan Alat Pengumpul Data
Instrumen yang digunakan dalam penelitian yaitu menggunakan angket, terdapat 54 butir pernyataan tertulis yang digunakan untuk mengungkap karakteristik kepercayaan diri peserta didik kelas VII SMP Langlangbuana 2 Bandung. Angket pengungkap karakteristik kepercayaan diri digunakan untuk
pre-test dan post-test.
d. Pre-test
Pelaksanaan pre-test dilakukan dengan menyebar angket kepercayaan diri pada peserta didik kelas VII SMP Langlangbuana 2 Bandung untuk mengetahui tingkat kepercayaan peserta didik.
e. Treatment
Pemberian treatment (perlakuan) dengan menggunakan metode permainan dan metode sosiodrama dilakukan pada peserta didik yang memiliki tingkat kepercayaan diri rendah berdasarkan hasil pre-test. Pelaksanaan intervensi dari masing-masing metode dalam meningkatkan kepercayaan diri selama delapan sesi pertemuan, yang berdurasi 45 menit. Dalam satu sesi intervensi dibagi kedalam
(27)
Nining Susanti, 2014
Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dua metode yang berbeda yaitu metode permainan dan metode sosiodrama. Pelaksanaan post-test dilakukan setelah sesi intervensi.
Langkah-langkah metode permainan terdiri dari beberapa tahapan, yaitu: tahap satu, asesmen dan diagnosa awal (pre-test) dalam tahap ini konselor melakukan tes awal guna mengetahui karakeristik kepercayaan diri peserta didik, konselor menentukan peserta yang akan mengikuti permainan dari hasil pre-test yang telah dilakukan. Tahap dua, pengarahan. Dalam tahap ini konselor memberikan arahan mengenai permainan yang akan dilakukan dan memaparkan maksud dan tujuan dilaksanakannya metode permainan. Tahap tiga, pelaksanaan. Dalam tahap ini peserta dikondisikan untuk mengikuti kegiatan. Tahap empat, diskusi dan saran. Tahap ini merupakan tahapan dimana peserta didik mengemukakan pendapat dan perasaannya mengenai kegiatan yang dilakukan. Konselor memberikan bimbingan dan saran kepada peserta agar dapat meningkatkan kepercayaan diri dalam bidang akademik. Tahap lima, tahap diagnosa akhir. Dalam tahap ini konselor menguji kembali peserta didik yang telah melakukan permainan.
Langkah-langkah kegiatan metode sosiodrama terdiri dari tahap warming
up, yang terdiri dari: a) tahap persiapan, b) mengucapkan salam dan menyapa
peserta didik, c) menjelaskan maksud dan tujuan kedatangan peneliti, d) menentukan masalah pokok, pada tahap ini konselor mengemukakan permasalahan peserta didik mengenai kepercayaan diri dalam bidang akademik, e) konselor membuat tema dan garis besar lakon yang akan diperankan. Tahap pelaksanaan, konselor memberikan arahan kepada peserta didik mengenai cara-cara bermain, pembagian tokoh dan mengawasi jalannya kegiatan sosiodrama. Tahap diskusi dan saran, tahap ini bertujuan agar peserta didik mampu mengemukakan perasaan dan pendapatnya mengenai tokoh yang dia mainkan,
(28)
Nining Susanti, 2014
Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
diskusi ini merupakan proses untuk mencari pemecahan masalah secara kelompok serta diharapkan dapat mengambil hikmah dari pelaksanaan sosiodrama tersebut. Dalam tahap ini konselor berperan sebagai moderator dan pemberi saran bagi peserta didik.
f. Post Test
Pelaksanaan post-test dilakukan setelah treatment dilaksanakan pada peserta didik kelas VII SMP Langlangbuana 2 Bandung untuk mengetahui keberhasilan dari hasil treatment yang telah dilakukan sebelumnya serta untuk mengetahui metode mana yang lebih efektif untuk meningkatkan kepercayaan diri peserta didik.
C. Definisi Operasional Variabel 1. Kepercayaan Diri
Kepercayaan diri dalam penelitian ini adalah keyakinan diri terhadap kemampuan dan kompetensi yang dimiliki oleh diri. Kepercayaan diri merupakan rasa yakin seseorang terhadap apa yang dia bisa lakukan, tidak merasa rendah diri ketika menghadapi sesuatu yang tidak dikuasainya. Burton (2006:11) menyebutkan “indikator kepercayaan diri sebagai berikut: direction and values,
motivation, emotional stability, a positive mind-set, self-awareness, flexibility in behavior, eagerness to develop, health and energy, a willingness to take risk, a
sense of purpose”.
Secara operasional yang dimaksud dengan kepercayaan diri dalam penelitian ini adalah keyakinan terhadap kemampuan diri secara akademik yang dimiliki oleh peserta didik kelas VII SMP Langlangbuana 2 Bandung.
(29)
Nining Susanti, 2014
Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Permainan merupakan aktivitas yang terstruktur dan memiliki beberapa aturan yang harus dipatuhi oleh setiap peserta dan juga ditandai dengan adanya menang dan kalah. “Games bersifat sosial, melibatkan proses belajar, mematuhi
peraturan, pemecahan masalah, disiplin diri dan control emosional dan adopsi peran-peran pemimpin dengan pengikut yang kesemuanya merupakan komponen penting dalam bersosialisasi” (Rusmana, 2009).
Menurut Rusmana (2009), “mekanisme pelaksanaan permainan pada proses bimbingan menggunakan metode pembelajaran eksperiensial (experiencial
learning). Metode pembelajaran ini adalah metode mengajar yang
mengakomodasi tiga jenis pembelajaran, yaitu kognitif, emosional dan fisik, dengan menggunakan ketiga jenis pembelajaran ini diharapkan akan diperoleh suatu perspektif kelompok yang dimunculkan oleh lingkungan kelas itu sendiri”.
Dalam penelitian ini permainan yang digunakan adalah social play yaitu bermain sosial, yang didalamnya terdapat interaksi dalam kelompok, dimana peserta mampu melibatkan diri dalam kerjasama dan ikut bermain. Social play merupakan langkah penting dalam tahap perkembangan sosial (Suwarjo&Eliasa, 2011:6).
Tahapan dalam metode permainan adalah sebagai berikut: a) Tahap awal
Pada tahap awal dibentuk kelompok dengan fokus masalah mengenai kepercayaan diri.Pada tahap ini konselor menjelaskan mengenai pentingnya memiliki rasa percaya diri serta menjelaskan maksud dan tujuan dari kegiatan yang akan dilaksanakan. Dalam tahap ini konselor memilih permainan yang sesuai dengan fokus masalah.
b) Tahap inti
Tahap inti merupakan tahap pelaksanaan kegiatan permainan yang telah dipilih sebelumnya. Dalam tahap ini peserta didik dipersilahkan untuk
(30)
Nining Susanti, 2014
Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
memainkan permainan dengan tema yang telah ditentukan oleh konselor. Dalam tahap ini konselor betindak untuk mengawasi jalannya permainan. c) Tahap akhir
Dalam tahap akhir peserta didik diberikan kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya mengenai permainan yang telah dilaksanakan. Konselor memberikan kesimpulan mengenai serangkaian kegiatan yang telah dilakukan.
Dalam penelitian ini, permainan atau games yang akan digunakan oleh peneliti adalah permainan yang bersifat sosial yang dapat meningkatkan interaksi dan kerjasama antar kelompok serta memungkinkan peserta didik untuk mengeksplorasi dan mengekspresikan dirinya sehingga kepercayaan diri peserta didik dapat ditingkatkan.
3. Metode Sosiodrama
Metode sosiodrama dalam penelitian ini adalah metode belajar dengan cara memainkan peran atau memainkan drama yang dilakukan oleh para peserta didik yang dibimbing oleh fasilitator atau guru untuk menampilkan masalah-masalah sosial yang terjadi di masyarakat agar peserta didik mengetahui permasalahan yang dihadapi serta memahami solusi atas masalah tersebut.
Ada beberapa tahapan dalam metode sosiodrama menurut Leveton (2010:21) :
a) Tahap Pemanasan
Pada tahap ini konselor menjelaskan mengenai maksud dan tujuan mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan. Konselor bertugas menentukan tema sosiodrama yang sesuai dengan fokus masalah yang dihadapi. Dalam tahap pemanasan ini berisi persiapan-persiapan sebelum tahap aksi dimulai dari menyesuaikan peran, memilih musik yang akan dipakai dan melatih peserta didik mendalami peran yang akan diperankan.
(31)
Nining Susanti, 2014
Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b) Tahap Aksi
Tahap aksi ini bersisi mempertunjukkan adegan yang diperankan oleh peserta didik dalam beberapa karakter yang sudah ditentukan. Dalam tahap ini konselor mengawasi dan mengarahkan jalannya proses kegiatan dari awal sampai akhir. Konselor juga mencatat hal-hal yang berkaitan dengan proses kegiatan sebagai dasar evaluasi.
c) Tahap Hasil dan pembahasan
Tahap ini merupakan tahapan dimana pemeran mengungkapkan perasaannya pada saat memerankan tokoh yang diperankan, kemudian permasalahan yang ada dalam cerita tersebut diselesaikan melalui diskusi. Pada tahap ini konselor bertugas sebagai moderator untuk memimpin jalannya diskusi mengenai proses yang telah dilaksanakan, konselor juga menerangkan apa kesimpulan dan nilai yang dapat diambil dari kegiatan sosiodrama yang telah dilaksanakan.
Metode sosiodrama dilaksanakan dengan naskah drama yang diberikan dari peneliti terhadap peserta didik. Kemudian peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok kemudian memerankan peran sesuai dengan naskah yang didapat oleh masing-masing kelompok.
Sosiodrama memberikan manfaat bagi peserta didik untuk lebih merasakan persoalan sosial yang dihadapi oleh orang lain serta dengan metode sosiodrama peserta didik dituntut untuk berani memainkan peran didepan peserta lain.
D. Proses Pengembangan Instrumen 1. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
(32)
Nining Susanti, 2014
Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kisi-kisi instrumen untuk mengungkapkan karakteristik kepercayaan diri dikembangkan dari definisi operasional variabel penelitian. Kisi-kisi instrumen dimaksudkan sebagai acuan dalam penyusunan instrumen agar tetap sesuai dengan tujuan penelitian. Kisi-kisi instrumen untuk mengukur kepercayaan diri peserta didik mengacu pada aspek direction and value ( arah dan nilai),
motivation (motivasi), emotional stability (kestabilan emosi), a positive mind-set(sebuah pola piker positif), self-awareness (kesadaran diri), flexibility in behavior (fleksibilitas dalam perilaku), eagerness to develop (semangat untuk
kemajuan), Health and energy (kesehatan dan kekuatan), a willingness to take
risks (kemauan untuk mengambil resiko), a sense of purpose (memiliki tujuan).
Lebih lanjut, perumusan kisi-kisi instrumen kepercayaan diri peserta didik disajikan dalam tabel 3.2.
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Kepercayaan Diri Peserta Didik
Aspek Indikator No item ∑
(+) (-)
Arah dan nilai 1. Mengetahui keinginan diri 1 2 2
2. Mengetahui prioritas bagi diri sendiri 3,5 4,6 4
Motivasi 1. Memiliki motivasi tinggi dalam belajar 7 8 2
2. Menikmati apa yang dilakukan 9 10 2
Kestabilan 1. Bersikap tenang dan fokus menghadapi segala situasi
(33)
Nining Susanti, 2014
Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Emosi 2. Mengendalikan emosi 13 14 2
3. Bertindak dengan penuh kesadaran 15 16 2
4. Memperhatikan perasaan orang lain 17,19 18,20 4
Pola Pikir Positif 1. Optimis dan melihat sisi baik dari segala situasi
21 22 2
2. Mengatasi masalah yang dihadapi 23 24 2
3. Berbagi dan belajar dari pengalaman 25,27 26,28 4
Kesadaran Diri 1. Mengetahui kemampuan diri 29 30 2
2. Menerima keterbatasan diri 31 32 2
3. Menyadari keberhasilan adalah melalui usaha 33 34 2 Fleksibel dalam
perilaku
1. Dapat berperilaku sesuai keadaan yang dihadapi
35 36 2
2. Mengambil keputusan dari pendapat orang banyak
37 38 2
Semangat Untuk Kemajuan
1. Berani memulai hal baru 39 40 2
2. Memiliki rasa ingin tahu 41 42 2
Kesehatan dan Tenaga (energi)
1. Mampu mengelola stress 43 44 2
2. Menjaga kesehatan jiwa dan raga 45 46 2
Kemampuan Mengambil Resiko
1. Mampu menghadapi ketidakpastian 47 48 2
2. Berani mengambil risiko 49 50 2
Memiliki Tujuan 1. Menetapkan tujuan 51 52 2
(34)
Nining Susanti, 2014
Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Pedoman Skor
Instrumen dalam penelitian ini dikembangkan dengan lima alternatif jawaban. Lima alternatif jawaban tersebut menggambarkan orientasi kepercayaan diri yang tersebar dalam pilihan SS (Sangat Sesuai), S (Sesuai), KS (Kurang Sesuai), TS (Tidak Sesuai), STS (Sangat Tidak Sesuai). Kriteria penyekoran instrumen disajikan pada tabel berikut:
Tabel 3.3
Kriteria Penyekoran Instrumen Kepercayaan Diri
Alternatif Jawaban
Pemberian Skor
Positif (favorable) Negatif (unfavorable)
Sangat Sesuai (SS) 5 1
Sesuai (S) 4 2
Kurang Sesuai (KS) 3 3
(35)
Nining Susanti, 2014
Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sangat Tidak Sesuai (STS) 1 5
E. Uji Validitas
1. Uji Kelayakan Instrumen
Uji kelayakan instrumen untuk mengetahui tingkat kelayakan instrumen dari segi konstruk, isi dan bahasa. Uji kelayakan instrumen dilakukan oleh tiga dosen ahli untuk memberikan penilaian pada setiap item dengan kualifikasi Memadai (M) dan Tidak Memadai (TM). Item yang diberikan nilai M berarti item tersebut bisa digunakan dan item yang diberi nilai TM memiliki dua kemungkinan yaitu item tersebut tidak bisa digunakan atau masih bisa digunakan dengan merevisi terlebih dahulu.
Hasil penilaian menunjukkan secara konstruk seluruh item pada angket kepercayaan diri termasuk memadai dan terdapat beberapa item yang perlu diperbaiki dari segi bahasa dan isi. Hasil penimbangan dari ketiga dosen ahli dapat disimpulkan bahwa item-item pernyataan dapat digunakan dengan adanya beberapa perbaikan yang dapat dilihat dari segi konstruk, bahasa dan isi agar mudah dipahami oleh peserta didik.
2. Uji Keterbacaan
Uji keterbacaan instrumen dilaksanakan kepada sampel setara di sekolah lain yang memiliki karakteristik yang hampir sama dengan sampel penelitian. Tujuan uji keterbacaan ini adalah untuk mengukur tingkat keterbacaan instrumen dari segi kata-kata, istilah dan kalimat secara utuh. Hasil uji keterbacaan adalah penyederhanaan kalimat tanpa mengubah makna dari pernyataan tersebut.
(36)
Nining Susanti, 2014
Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan uji keterbacaan pada tiga kelas tersebut, tidak terdapat kekeliruan dalam butir pernyataan. Para peserta didik memahami dan mampu untuk mencerna maksud dari setiap butir pernyataan.
3. Uji Validitas Butir item
Uji validitas butir item dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan layak untuk dijadikan alat uji dalam penelitian. Pengujian validitas alat pengumpul data yang dilakukan dalam penelitian adalah seluruh item yang terdapat dalam angket yang mengungkap kepercayaan diri peserta didik.
Tabel 3.4
Hasil Uji Validitas Item Kepercayaan Diri Peserta didik
Signifikansi No.Item Jumlah
Valid 2,3,4,5,6,7,9,10,11,12,14,15,16,17,18,19,20,21,22,23,24, 26,28,30,32,33,34,35,36,37,38,39,40,41,42,44,45,46,47, 48,49,50,51,52,53,54
46
Pengujian validitas pada butir-butir item dilakukan dengan bantuan SPSS
for Windows Versi 20.0.
(37)
Nining Susanti, 2014
Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menurut Sukmadinata (2009:229), “reliabilitas berkenaan dengan tingkat keajegan atau ketetapan hasil pengukuran”. Suatu instrumen memiliki tingkat reliabilitas yang memadai, bila instrument tersebut digunakan mengukur aspek yang diukur beberapa kali hasilnya sama atau relatif sama.
Berdasarkan hasil uji validitas menunjukan, dari 54 item pernyataan terdapat 46 item pernyataan yang valid dan dari 46 item pernyataan tersebut dapat digunakan untuk menghitung reliabilitas. Uji reliabilitas dihitung dengan menggunakan program SPSS for Windows Versi 20,0.
Menurut sugiono (2011:257), klasifikasi rentang koefisien reliabilitas sebagai berikut:
0,00 – 0,199 derajat keterandalan sangat rendah 0,20 – 0,399 derajat keterandalan rendah
0,40 – 0,599 derajat keterandalan cukup 0,60 – 0,799 derajat keterandalan tinggi 0,80 – 1,00 derajat keterandalan sangat tinggi
Dari hasil pengolahan data dapat terlihat bahwa dari ke 46 item pernyataan, menunjukkan koefisien reliabitas sebesar 0.761 yang artinya tingkat korelasi dan derajat keterandalan instrumen kepercayaan diri berada pada kategori tinggi dan dapat digunakan sebagai instrumen penelitian.
Tabel 3.5
Tingkat Reliabilitas Instrumen Kepercayaan Diri Peserta Didik
Reliability Statistics Cronbach's
Alpha
(38)
Nining Susanti, 2014
Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(39)
Nining Susanti, 2014
Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :
1. Gambaran tingkat kepercayaan diri siswa SMP Langlangbuana 2 pada saat
pre-test berada pada kategori tinggi, sedang, rendah dengan kategori yang
terbanyak adalah sedang. Oleh karena itu, peserta didik harus mendapat penanganan guna meningkatkan kepercayaan diri.
2. Terjadi peningkatan skor kepercayaan diri setelah peneliti melakukan
treatment dengan metode permainan dan metode sosiodrama pada saat post-test.
3. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara metode permainan dan metode sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan diri peserta didik kelas VII SMP Langlangbuana 2 Bandung.
B. Rekomendasi
Hasil penelitian menunjukkan metode permainan dan metode sosiodrama efektif dalam meningkatkan kepercayaan diri peserta didik. Dengan demikian peneliti dapat memberikan rekomendasi sebagai berikut :
1. Guru BK
a. Diharapkan mampu memahami lebih luas metode-metode yang terdapat dalam bimbingan dan konseling untuk mengatasi dan membantu permasalahan yang dihadapi peserta didik.
(40)
b. Diharapkan mampu menerapkan metode permainan dan metode sosiodrama dalam menangani peserta didik yang mengalami kepercayaan diri yang rendah.
2. Peneliti Selanjutnya
a. Dalam penelitian selanjutnya ukuran subyek diharapkan lebih diperhatikan.
b. Diharapkan dapat memilih waktu intervensi yang mendukung agar subjek dapat menerima intervensi dengan baik, sehingga pemberian intervensi dapat berjalan dengan lancar serta dapat meningkatkan kualitas penelitian eksperimen dari pra-eksperimen menjadi eksperimen kuasi agar hasil penelitian lebih kuat.
c. Diharapkan lebih memperluas perbandingan yang diteliti tidak hanya terbatas pada teknik-teknik yang terdapat pada metode bimbingan kelompok.
(41)
Nining Susanti, 2014
Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Adywibowo, Inge P. 2010. Memperkuat Kepercayaan Diri Anak Melalui
Percakapan Referensial.Jurnal Pendidikan Penabur - No.15/Tahun ke-9/.
Ali, M, dkk. 2009. Psikologi Remaja (Perkembangan Peserta Didik). Jakarta : PT Bumi Aksara.
Al-Uqshari, Yusuf. 2005. Percaya Diri, Pasti!. Jakarta: Gema Insani Press.
Aprianty, Wulandari. Efektivitas Sosiodrama untuk Meningkatkan Kepercayaan
Diri Siswa Kelas V SD (Penelitian Tindakan terhadap Siswa Kelas V SD
Negeri Sukakarya III Kota Sukabumi Tahun Ajaran 2009/2010). Bandung : Skripsi PPB FIP UPI. Diterbitkan.
Burton, Kate. 2006. Confidence For Dummies. Chichester: Ltd. Wiley, J& Sons. Darajat, Zakiyah. 1982. Penyesuaian Diri, Pengertian dan Peranannya Dalam
Kesehatan Mental. Jakarta: Bulan Bintang.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. 2010. Stategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Djannah, W., & Yulita, A. 2012. Teknik Sosiodrama Untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa Kelas VIII B SMP Kristen 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012. Surakarta.
Eliasa. 2012. (Games) Permainan Dalam Bimbingan Dan Konseling. [Online].
Tersedia :
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/132318571/Microsoft_Word_Ga mes_Dalam_BK_Workshop_Nasional_.pdf. Tanggal 14 Desember 2012. Hakim, Thursan. 2002. Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri. Jakarta : Puspa
(42)
Nining Susanti, 2014
Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hurlock, E.B. 1996. Psikologi perkembangan: suatu pendakatan sepanjang
rentang kehidupan (alih bahasa Istiwidayanti dan Sudjarwo). Jakarta:
Erlangga.
Hurlock, Elizabeth. 1980. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentan Kehidupan. Jakarta: Erlangga.
Husniah, Nur Aqlia. 2011. Penerapan Metode Sosiodrama Untuk Meningkatkan
Motivasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (Ski) Kelas IV B Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah Sukun Malang Penerapan Metode Sosiodrama Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (Ski) Kelas IV B Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah Sukun Malang. Malang: Skripsi UIN
Maulana Malik Ibrahim.
Kellerman, Felix Peter. 2007. Sociodrama and Collective Trauma. London: Jessica Kingsley Publishers.
Lauster, Peter. 2002. Tes Kepribadian. (Alih Bahasa D.H. Gulo). Edisi Bahasa Indonesia. Cetakan Ketigabelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Leveton, Eva. 2010. Healing Collective Trauma Using Sociodrama And Drama
Therapy. Newyork : Springer Publishing Company.
Moreno, J.L. 1942. The concept of sociodrama: a new approach to the problem
of inter-cultural relations. New York: Beacon House.
Moreno, J.L. 1953. Who shall survive? New York: Beacon House.
Perry, Martin. 2005. Confidence Boosters (Pendongkrak Kepercayaan Diri). Jakarta : Esensi.
Prasetyo, Iis Kukuh. 2013. Upaya Peningkatan Kepercayaan Diri Melalui Metode Bermain Peran (Role Playing) Pada Siswa Kelas VIII Di SMP N 3 Manisrenggo. Universitas Negeri Yogyakarta.
(43)
Nining Susanti, 2014
Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Priyono, Rini. 2011. Efektivitas Bimbingan Kelompok Dengan Menggunakan
Teknik Bercerita Untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Anak Korban Bencana Alam. Bandung : Skripsi Psikologi FIP UPI. Tidak diterbitkan.
Problem Perilaku Anak. 2011. Kurangnya Percaya Diri. [Online]. Tersedia: http://problemperilakuanak.blogspot.com/2011/06/kurang-percaya-diri_11.html. Tanggal 4 April 2013.
Propper, Herb Ph.D., T.E.P. 2008. A Concise Introduction to Psychodrama,
Sociodrama and Sociometry. Vienna.
Rohayati, Iceu. 2011. Program Bimbingan Teman Sebaya Untuk meningkatkan
Kepercayaan Diri Siswa. BAndung : Tesis PPB FIP UPI. Tidak
Diterbitkan.
Rusmana, Nandang. 2009. Permainan (Play & Games). Permainan untuk para
pendidik, pembimbing, pelatih, dan widyaiswara. Bandung: RIZQI
PRESS.
Rusmana, Nandang. 2009. Konseling Kelompok bagi anak berpengalaman
Traumatis. Bandung: RIZQI PRESS.
Sa’adah, Munjiati. (2011). Efektivitas Teknik Sosiodrama Untuk meningkatkan Percaya Diri Siswa. Bandung : TESIS BK Pascasarjana UPI.
Saomah, Aas. 2012. Tugas-tugas PErkembangan Tugas SMP. [Online]. Tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI_PEND_DAN_BIM
BINGAN/196103171987032-AAS_SAOMAH/Tugas-tugas_Perkembangan_Siswa_SMPx.pdf. Tanggal 10 September 2013. Sarwono. 2011. Psikologi Remaja. Jakarta: PT Raja Grapindo Persada
Santrock, J. W. 2006. Human Adjustment. University Of Texas at Dallas. Mc Graw Hill Companies.
Santrock, John, W. 2007. Remaja. Edisi 11. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Schaefer, Charles & Reid, D. S. 2001. Game Play (Theurapeutic Use of
(44)
Nining Susanti, 2014
Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Shofiatun, Nani. 2012. Pengaruh Bermain Peran (Role Playing) dalam
Meningkatkan Pembelajaran Bahasa Inggris. [Online]. Tersedia:
http://www.infodiknas.com/207-pengaruh-bermain-peran-role-playing-dalam-meningkatkan-pembelajaran-bahasa-inggris./ [23 Desember 2013]..
Sugiyono, Dr. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Penerbit: Alfabeta.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Suhardita, Kadek. 2011. Efektivitas Penggunaan Teknik Permainan dalam
Bimbingan Kelompok Untuk Meningkatkan Percaya Diri Siswa.
Bandung. Skripsi PPB FIP UPI. Tidak Diterbitkan.
Sukmadinata. 2009. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Rosda. Suwarjo dan Eliasa. 2011. 55 Permainan (Games) Dalam Bimbingan Dan
konseling. Yogyakarta: Paramitra Publishing.
Suryana, Dodi. 2012. Efektivitas Permainan Kelompok Untuk Mengembangkan
Kreativitas Siswa. Bandung : Skripsi PPB FIP UPI. Tidak Diterbitkan.
Uno, Hamzah B. 2011. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar
Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.
Willis, Sofyan. 2004. Konseling Individual Teori dan Praktek. Bandung: Alfabeta. Winkel, W. S. 2012. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan.
Yogyakarta: Media Abadi.
Yeung, Rob. 2010. Confidence. New Jersey: Pearson Education, Inc. publishing as FT. Press.
Yusuf, Syamsu. 2002. Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
(45)
Nining Susanti, 2014
Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Yusuf, Syamsu. 2007. Psikologi perkembangan anak dan remaja. Bandung: Rosda.
(1)
96
b. Diharapkan mampu menerapkan metode permainan dan metode sosiodrama dalam menangani peserta didik yang mengalami kepercayaan diri yang rendah.
2. Peneliti Selanjutnya
a. Dalam penelitian selanjutnya ukuran subyek diharapkan lebih diperhatikan.
b. Diharapkan dapat memilih waktu intervensi yang mendukung agar subjek dapat menerima intervensi dengan baik, sehingga pemberian intervensi dapat berjalan dengan lancar serta dapat meningkatkan kualitas penelitian eksperimen dari pra-eksperimen menjadi eksperimen kuasi agar hasil penelitian lebih kuat.
c. Diharapkan lebih memperluas perbandingan yang diteliti tidak hanya terbatas pada teknik-teknik yang terdapat pada metode bimbingan kelompok.
(2)
Nining Susanti, 2014
Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Adywibowo, Inge P. 2010. Memperkuat Kepercayaan Diri Anak Melalui
Percakapan Referensial.Jurnal Pendidikan Penabur - No.15/Tahun ke-9/.
Ali, M, dkk. 2009. Psikologi Remaja (Perkembangan Peserta Didik). Jakarta : PT Bumi Aksara.
Al-Uqshari, Yusuf. 2005. Percaya Diri, Pasti!. Jakarta: Gema Insani Press.
Aprianty, Wulandari. Efektivitas Sosiodrama untuk Meningkatkan Kepercayaan
Diri Siswa Kelas V SD (Penelitian Tindakan terhadap Siswa Kelas V SD
Negeri Sukakarya III Kota Sukabumi Tahun Ajaran 2009/2010). Bandung : Skripsi PPB FIP UPI. Diterbitkan.
Burton, Kate. 2006. Confidence For Dummies. Chichester: Ltd. Wiley, J& Sons. Darajat, Zakiyah. 1982. Penyesuaian Diri, Pengertian dan Peranannya Dalam
Kesehatan Mental. Jakarta: Bulan Bintang.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. 2010. Stategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Djannah, W., & Yulita, A. 2012. Teknik Sosiodrama Untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa Kelas VIII B SMP Kristen 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012. Surakarta.
Eliasa. 2012. (Games) Permainan Dalam Bimbingan Dan Konseling. [Online].
Tersedia :
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/132318571/Microsoft_Word_Ga mes_Dalam_BK_Workshop_Nasional_.pdf. Tanggal 14 Desember 2012. Hakim, Thursan. 2002. Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri. Jakarta : Puspa
(3)
Nining Susanti, 2014
Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hurlock, E.B. 1996. Psikologi perkembangan: suatu pendakatan sepanjang
rentang kehidupan (alih bahasa Istiwidayanti dan Sudjarwo). Jakarta:
Erlangga.
Hurlock, Elizabeth. 1980. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentan Kehidupan. Jakarta: Erlangga.
Husniah, Nur Aqlia. 2011. Penerapan Metode Sosiodrama Untuk Meningkatkan
Motivasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (Ski) Kelas IV B Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah Sukun Malang Penerapan Metode Sosiodrama Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (Ski) Kelas IV B Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah Sukun Malang. Malang: Skripsi UIN
Maulana Malik Ibrahim.
Kellerman, Felix Peter. 2007. Sociodrama and Collective Trauma. London: Jessica Kingsley Publishers.
Lauster, Peter. 2002. Tes Kepribadian. (Alih Bahasa D.H. Gulo). Edisi Bahasa Indonesia. Cetakan Ketigabelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Leveton, Eva. 2010. Healing Collective Trauma Using Sociodrama And Drama
Therapy. Newyork : Springer Publishing Company.
Moreno, J.L. 1942. The concept of sociodrama: a new approach to the problem
of inter-cultural relations. New York: Beacon House.
Moreno, J.L. 1953. Who shall survive? New York: Beacon House.
Perry, Martin. 2005. Confidence Boosters (Pendongkrak Kepercayaan Diri). Jakarta : Esensi.
Prasetyo, Iis Kukuh. 2013. Upaya Peningkatan Kepercayaan Diri Melalui Metode Bermain Peran (Role Playing) Pada Siswa Kelas VIII Di SMP N 3 Manisrenggo. Universitas Negeri Yogyakarta.
(4)
Nining Susanti, 2014
Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Priyono, Rini. 2011. Efektivitas Bimbingan Kelompok Dengan Menggunakan
Teknik Bercerita Untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Anak Korban Bencana Alam. Bandung : Skripsi Psikologi FIP UPI. Tidak diterbitkan.
Problem Perilaku Anak. 2011. Kurangnya Percaya Diri. [Online]. Tersedia: http://problemperilakuanak.blogspot.com/2011/06/kurang-percaya-diri_11.html. Tanggal 4 April 2013.
Propper, Herb Ph.D., T.E.P. 2008. A Concise Introduction to Psychodrama,
Sociodrama and Sociometry. Vienna.
Rohayati, Iceu. 2011. Program Bimbingan Teman Sebaya Untuk meningkatkan
Kepercayaan Diri Siswa. BAndung : Tesis PPB FIP UPI. Tidak
Diterbitkan.
Rusmana, Nandang. 2009. Permainan (Play & Games). Permainan untuk para
pendidik, pembimbing, pelatih, dan widyaiswara. Bandung: RIZQI
PRESS.
Rusmana, Nandang. 2009. Konseling Kelompok bagi anak berpengalaman
Traumatis. Bandung: RIZQI PRESS.
Sa’adah, Munjiati. (2011). Efektivitas Teknik Sosiodrama Untuk meningkatkan Percaya Diri Siswa. Bandung : TESIS BK Pascasarjana UPI.
Saomah, Aas. 2012. Tugas-tugas PErkembangan Tugas SMP. [Online]. Tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI_PEND_DAN_BIM
BINGAN/196103171987032-AAS_SAOMAH/Tugas-tugas_Perkembangan_Siswa_SMPx.pdf. Tanggal 10 September 2013. Sarwono. 2011. Psikologi Remaja. Jakarta: PT Raja Grapindo Persada
Santrock, J. W. 2006. Human Adjustment. University Of Texas at Dallas. Mc Graw Hill Companies.
Santrock, John, W. 2007. Remaja. Edisi 11. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Schaefer, Charles & Reid, D. S. 2001. Game Play (Theurapeutic Use of
(5)
Nining Susanti, 2014
Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Shofiatun, Nani. 2012. Pengaruh Bermain Peran (Role Playing) dalam
Meningkatkan Pembelajaran Bahasa Inggris. [Online]. Tersedia:
http://www.infodiknas.com/207-pengaruh-bermain-peran-role-playing-dalam-meningkatkan-pembelajaran-bahasa-inggris./ [23 Desember 2013]..
Sugiyono, Dr. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Penerbit: Alfabeta.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Suhardita, Kadek. 2011. Efektivitas Penggunaan Teknik Permainan dalam
Bimbingan Kelompok Untuk Meningkatkan Percaya Diri Siswa.
Bandung. Skripsi PPB FIP UPI. Tidak Diterbitkan.
Sukmadinata. 2009. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Rosda. Suwarjo dan Eliasa. 2011. 55 Permainan (Games) Dalam Bimbingan Dan
konseling. Yogyakarta: Paramitra Publishing.
Suryana, Dodi. 2012. Efektivitas Permainan Kelompok Untuk Mengembangkan
Kreativitas Siswa. Bandung : Skripsi PPB FIP UPI. Tidak Diterbitkan.
Uno, Hamzah B. 2011. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar
Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.
Willis, Sofyan. 2004. Konseling Individual Teori dan Praktek. Bandung: Alfabeta. Winkel, W. S. 2012. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan.
Yogyakarta: Media Abadi.
Yeung, Rob. 2010. Confidence. New Jersey: Pearson Education, Inc. publishing as FT. Press.
Yusuf, Syamsu. 2002. Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
(6)
Nining Susanti, 2014
Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Yusuf, Syamsu. 2007. Psikologi perkembangan anak dan remaja. Bandung: Rosda.