TARI DINCAK DAMBUS DI SANGGAR SENI WARISAN BUDAYA BANGKA BELITUNG.

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Seni Tari

Oleh: Apria Minandar

1001760

JURUSAN PENDIDIKAN SENI TARI FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

Oleh Apria Minandar

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Apria Minandar 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin penulis.


(3)

(4)

vi Apria Minandar, 2014

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGHANTAR… ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI.. ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR BAGAN.. ... ix

DAFTAR GAMBAR … ... x

DAFTAR LAMPIRAN… ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian.. ... 1

B. Identifikasi Masalah Pendidikan… ... 4

C. Rumusan Masalah Penelitian… ... 5

D. Tujuan Penelitian… ... 5

1. Tujuan Umum… ... 5

2. Tujuan Khusus.. ... 5

E. Manfaat Penelitian.. ... 5

F. Metode Penelitian… ... 7

G. Struktur Organisasi Penelitian…... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA.. ... 9

A. Seni Pertunjukan DiIndonesia… ... 9

B. Seni Tradisi di Masyarakat Bangka Belitung … ... 10

C. Fungsi Tari Dalam Masyarakat… ... 13

D. Proses Penciptaan Tari… ... 15

E. Koreografi…. ... 16


(5)

vii Apria Minandar, 2014

A. Lokasi Subjek Penelitian… ... 23

1. Lokasi Penelitian… ... 23

2. Subjek Penelitian… ... 23

B. Metode Penelitian…. ... 23

C. Defenisi Oprasional… ... 26

D. Instrumen Penelitian.. ... 27

E. Teknik Pengumpulan Data.. ... 29

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data… ... 33

G. Langkah-langkah Penelitian… ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.. ... 38

A.Hasil Penelitian… ... 38

1. Deskripsi Lokasi Penelitian... 38

2. Latar Belakang Tari Dincak Dambus di Sanggar Seni Warisan Budaya Bangka Belitung.. ... 43

3. Struktur Koreografi Tari Dincak Dambus di Sanggar Seni Warisan Budaya Bangka Belitung.. ... 45

4. Tata Rias dan Busana Tari Dincak Dambus di Sanggar Seni Warisan Budaya Bangka Belitung.. ... 55

B. Pembahasan Hasil Penelitian.. ... 62

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI.. ... 68

A. Kesimpulan.. ... 68

B. Rekomendasi… ... 69

DAFTAR PUSTAKA.. ... 70

LAMPIRAN.. ... 71 RIWAYAT HIDUP


(6)

ABSTRAK

Skripsi berjudul TARI DINCAK DAMBUS DI SANGGAR SENI WARISAN BUDAYA BANGKA BELITUNG, Latar belakang permasalahan yaitu tarian ini memiliki keunikan dalam teknik kaki dan tangannya, dimana kaki melangkah tangan selalu mengikuti. Penelitian ini bertujuan untuk melestarikan Tari Dincak Dambus di Bangka Belitung menggunakan metode deskriptif analisis melalui pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, studi pustaka, studi dokumentasi. Hasil Penelitian yang didapatkan oleh peneliti bahwa Tari Dincak Dambus adalah salah satu tarian yang bersumber dari cerita muda mudi dahulu setelah pesta panen padi diciptakan pada tahun 1941. Rias tari cendrung sederhana dengan tujuan hanya untuk mempercantik diri tanpa menunjukan karakter apapun. Busana yang digunakan tidak mengalami perubahan yang sangat tinggi karena pakaian melayu Bangka Belitung merupakan adat istiadat melayu umumnya. Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah Tari Dincak Dambus ini adalah induknya tarian kreasi baru dan tarian Dincak Dambus ini merupakan ciri khas tarian Bangka Belitung. Tari Dincak Dambus dahulunya bukan lah tarian berpasangan tetapi perkembangan zaman tarian ini berubah bentuk menjadi tarian berpasangan tetapi tidak menghilangkan unsur-unsur agama Islam didalamnya.

Kata kunci : Tari Dincak Dambus, Sanggar Seni Warisan Budaya, Bangka Belitung.


(7)

ABSTRACT

This paper is titled “Dincak Dambus Dance in Bangka Belitung Culture Heritage Dance Studio.” The background of the present study is that this type of dance is unique in terms of feet and hands movement, where the movement of feet is always followed by hands. The present study is intended to preserve Dincak Dambus in Bangka Belitung using observation, interview, bibliography study, and documentation. Result of the study shows that Dincak Dambus is one of the dance originated from the story of youth in the past and harvest festival in 1941. The make-up is simple with purpose only to show beauty, not to reflect any character. The costume used does not change significantly because the attire of Malayan Bangka Belitung is a common Malay custom. The conclusion which can be drawn from this study is that Dincak Dambus is a basis in the new creation of dance. This type of dance is also an icon of Bangka Belitung dance culture. Dincak Dambus was originally not in a form of pair dance, however, it changes eventually to be a pair dance without Islamic element inside.

Keywords: Dincak Dambus Dance, Bangka Belitung, Culture Heritage Dance Studio


(8)

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Penelitian

Kesenian adalah bagian dari budaya dan merupakan sarana yang digunakan untuk mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia.Selain mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia, keindahan juga mempunyai fungsi lain. Misalnya mitos berfungsi menentukan norma untuk prilakauyang teratur serta meneruskan adat dan nilai-nilai kebudayaani tu sendiri. Secara umum, kesenian dapat mempererat ikatan solidaritas suatu masyarakat, karena dengan adanya ikatan solidaritas suatu masyarakat sedikit demi sedikit terbentuklah kekhasan kesenian yang ada di masyarakatnya. Hal tersebut seperti yang diungkapkan Sedyawati (1981, hlm.61) “kesenian sebagai salah satu aktivitas budaya masyarakat dalam hidupnya tidak pernah berdiri sendiri. Bentuk dan fungsinya berkaitan erat dimana kesenian itu hidup dan berkembang, peranan yang dimiliki kesenian dalam hidupnya ditentukan oleh masyarakat

pendukungnya”. Kesenian yang ada di Indonesia sangat berlimpah ruah, khususnya seni tradisional. Kesenian yang berkembang di masyarakat Indonesia tidak terlepas dari fungsi seni tari tradisional yaitu untuk kebutuhan masyarakatnya itu tersendiri. Begitu pula Bangka Belitung merupakan salah satu daerah Indonesia yang erat dengan kesenian tradisoanal yang beranekaragam dan kita sebagai bangsa Indonesia harus merasa bangga akan kesenian yang di wariskan oleh nenek moyang terdahulu.

Bagi masyarakat Bangka Belitung sendiri segala yang tumbuh dan berkembang di tengah kehidupan seni budaya dirasakan sebagai miliknya sendiri seutuhnya, tanpa mempermasalahkan dari mana asal unsur–unsur yang telah membentuk kebudayaan itu. Demikian pula sikapnya terhadap keseniannya sebagai salah satu unsur kebudayaan yang paling kuat mengungkapkan ciri–ciri kemelayuaannya, terutama pada seni pertunjukan. Berbeda dengan kesenian kraton yang merupakan hasil karya seni para seniman istana dan terkesan adiluhung, kesenian Bangka Belitung justru tumbuh dan berkembang di kalangan


(9)

rakyat secara spontan dan dengan segala kesederhanaan. Oleh karena itu kesenian Bangka Belitung dapat digolongkan sebagai kesenian rakyat.

Menurut data dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kepulauan Bangka Belitung, Bangka Belitung adalah sebuah provinsi di indonesia yang terdiri dari dua pulau utama yaitu Pulau Bangka dan Pulau Belitung dan pulau-pulau kecil lain nya seperti Pulau Lepar, Pulau Pongkok, Pulau Mendanau dan Pulau Selat Nasik, total pulau yang telah bernama berjumlah 470 buah dan yang berpenghuni hanya 50 pulau. Bangka Belitung terletak di bagian timur Pulau Sumatra, dekat dengan Provinsi Sumatra Selatan. Provinsi Bangka Belitung sebelumnya adalah bagian dari Sumatra Selatan, Namun menjadi provinsi sendiri pada tahun 2000. Pembentukan provinsi Bangka Belitung tanggal 21 November 2000 yang terdiri dari Kabupaten Bangka, Kabupaten Belitung dan kota Pangkalpinang

Bangka Belitung memiliki kesenian yang beragam, terlihat dari segi pertunjukannya baik dalam seni musik, sastra, teater, rupa maupun tari. Dalamadatistiadatsetempatkesenian yang paling popular di masyarakat Bangka Belitung adalah kesenian Nganggung, Perang Ketupat, Dul Muluk.

Nganggung yaitu kepala keluarga membawa dulang yang terbuat dari almunium dan juga terbuat dari kuningan yang berisi makanan seperti kue,nasi dan juga lauk pauk yang di bawa ke mesjid atau surau dalam acara islami seperti Maulud Nabi, danpengajian ceramah agama. Perang Ketupat yaitu acara adat dimana para paserta saling melempar ketupat sebagai senjata dalam perang ketupat. Dul Muluk yaitu pertunjukan teater yang berbahasa bangka dan banyak lagi kesenian lainnya. Hal ini membuktikan bahwa daerah Bangka Belitung memiliki ragam kesenian tradisional.Adapun bermacam-macam jenis tarian yang menjadi khas Bangka Belitung diantaranya,Tari Dincak Dambus, Tari Kedidi, Tari Campak, Tari Rodat, dan Tari Zapin.

Dari beberapa jenis tarian tersebut,salah satu yang membuat peneliti tertarik adalah Tari Dincak Dambus. Tari Dincak Dambus ini memiliki keunikannya tersendiri dimana tarian ini memiliki keunikan dalam teknik kaki dan tangannya karena dimana kaki melangkah tangan mengikuti alunan kali dan meloncatpun begitu. Tarian ini memiliki keluesan dalam menari baik penari lelaki


(10)

maupun wanitayang dibuat seorang tokoh seniman tari bernama Dato’Pangeran Rdo. Dr. Ibnu Hadjar, EMHA, DPMP (DP). DP adalah salah seorang tokoh tari yang termasuk dalam pencaturan tari di Bangka Belitung khususnya di Pangkalpinang. DP adalah seorang guru sekaligus empu tari yang mumpuni dalam bidangnya tetapi juga berjiwa nasionalis, humanis, religius dan sosial. Karya-karyanya berhasil memberi warna pada perkembangan tari di Bangka Belitung.

Tari Dincak Dambus awal mulanya ditarikan oleh sekelompok pemuda dan merupakan tarian yang belum memiliki gerakan yang pasti dan disetiap penampilannya durasi waktunya selalu berbeda, karena tarian tersebut mengikuti syair dan pantun yang bernuansakan ajaran Agama Islam dan geraknya lebih kepada improfisasi penarinya. Pertunjukan yang lebih mengutamakan sisi improfisasinya dalam sebuah gerakan menimbulkan sebuah kecemasan tentang pelestarian tarian ini, maka pada tahun 1941 seorang guru sekaligus empu tari

Dato’Pangeran Rdo.Dr.Ibnu Hadjar,EMHA,DPMP, lebih lanjut akan kita sebut dengan DP, salah satu penari Pertama tarian Dincak Dambus ada pemikiran untuk mengembangkan tarian Dincak Dambus agar memiliki pola gerak yang jelas.

DP ini memperjelas tarian Dincak Dambus agar mudah dipelajari dan tetap menjadi warisan budaya yang mesti kita lestarikan. Selain gerak yang di perjelas, DP menambahkan penari perempuan agar menarik dan menambah nilai estetik dalam tarian tersebut sehingga tarian Dincak Dambus yang dahulunya adalah tarian kelompok yang ditarikan oleh pemuda menjadi sebuah tarian kelompok berpasangan. Tarian Dincak Dambus karya DP menggambarkan Pemuda dan pemudi anak melayu yang sedang bercanda gurau didalam keseharian nya di saat pesta panen, Tarian ini dapat di tarikan barpasangan. Walaupun tarian karya DP ini merupakan tarian berpasangan tetapi dalam pertunjukannya tetap didasari oleh syariat ajaran agama Islam karena melihat dari lirik dan syair yang menghembuskan pantun-pantun nasehat ajaran agama islam.

Pada penelitian ini, peneliti secara khusus akan mengupas tari dincak dambus, dimana pada jaman dahulu menari mengikuti alunan irama musik Gambus yang di dalamnya berisi syair-syair ajaran agama islam. Seperti layaknya tarian yang ada di Jawa Barat yaitu Topeng Cirebon yang di gunakan oleh para


(11)

Sunan sebagai media penyebaran Agama Islam.Tari Dincak Dambus pun digunakan oleh masyarakat melayu di Bangka belitung sebagai Media penyebaran agama islam. Garis besar dari Tari Dincak Dambus ini dapat di artikan sebagai tarian yang bernuansakan kerohanian, karena didalamnya terdapat syair-syair tentang ajaran agama islam yang diiringi oleh alat musik Dambus, adapun alat musik yang mendukung dalam tarian ini adalah Gendang Belah Induk, Gendang

Belah Anak, Ketawa.

Tari Dincak Dambus seperti telah dijelaskan di atas, memiliki keunikan dalam teknik kakinya dengan langkah dan loncatan yang khas. Tetapi masih banyak masyarakat yang kurang mengetahui dan mengenal tari Dincak Dambus ini, padahal Dincak Dambus merupakan induknya tarian kreasi yang ada di Bangka Belitung. Selain itu tari Dincak Dambus dapat dijadikan bahan ajar untuk PBM di Sekolah baik di SD, SMP, SMA. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti mengambil judul TARI DINCAK DAMBUS DI SANGGAR SENI WARISAN

BUDAYA BANGKA BELITUNG. B.Identifikasi MasalahPenelitian

Identifikasi masalah merupakan suatu tahap permulaan dari penguasaan masalah dimana suatu objek dalam situasi tertentu dapat kita kenali sebagai suatu masalah. Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, peneliti mengidentifikasi beberapa masalah yang berhubungan dengan tari Dincak Dambus di sanggar Warisan Budaya Bangka Belitung. Tari Dincak Dambus awalnya merupakan tari kelompok pemuda menjadi sebuah tarian kelompok berpasangan dengan menambahkan penari perempuan agar menarik dan menambah nilai estetik dalam tarian tersebut sehingga tarian Dincak Dambus mudah dipelajari dan tetap menjadi warisan budaya yang mesti dilestarikan. Walaupun tarian ini merupakan tarian berpasangan tetapi dalam pertunjukannya tetap didasari oleh syariat ajaran agama Islam karena melihat dari lirik dan syair yang menghembuskan pantun-pantun nasehat ajaran agama Islam.


(12)

C. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka peneliti merumuskan permasalahan penelitianke dalam bentuk pertanyaan seperti berikut

1. Bagaimana latar belakang Tari Dincak Dambus di Sanggar Seni Warisan Budaya Bangka Belitung ?

2. Bagaimana koreografi Tari Dincak Dambus di Sanggar Seni Warisan Budaya Bangka Belitung ?

3. Bagaimana rias dan busana Tari Dincak Dambus di Sanggar Seni Warisan Budaya Bangka Belitung ?

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat menjawab permasalahan yang telah dirumuskan di atas, untuk itu penelitian ini mempunyai tujuan umum dan

secara khusus. Lebih jelasnya penelitian ini bertujuan sebagai berikut :

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk melestarikan Tari Dincak Dambus karyaDato’Pangeran Rdo.Dr.Ibnu Hadjar,EMHA,DPMP di Sanggar Seni Warisan Budaya di Bangkabelitung.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah, sebagai berikut :

a. Mendeskripsikan latar belakang Tari Dincak Dambus di Sanggar Seni Warisan Budaya Bangka Belitung.

b. Mendeskripsikan koreografi Tari Dincak Dambus di Sanggar Seni Warisan Budaya Bangka Belitung.

c. Mendeskripsikan tata rias dan busana Tari Dincak Dambus di Sanggar Seni Warisan Budaya Bangka Belitung.

E.Manfaat Penelitian

Peneliti berharap hasil dari penelitian ini, dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak, diantaranya bagi ;


(13)

1. Peneliti

a. Dapat menambah pengetahuan dan wawasan yang luas sehingga dapat dijadikan pengalaman yang lebih berguna baik untuk sekarang maupun di masa yang akan datang.

b. Dapat mengetahui lebih terperinci mengenai struktur gerak Tari Dincak Dambus di Sanggar Seni Warisan Budaya .

2. Jurusan Pendidikan Seni Tari

a. Menambahkan sumber kepustakaan yang dapat dijadikan bahan kajian, bacaan bagi mahasiswa

b. Menambah wawasan keilmuan mengenai Tari Dincak Dambus di Sanggar Seni Warisan Budaya.

3. Para Pelaku Seni dan Seniman Tari

a. Dapat mengetahui lebih jauh tentang perkembangan Tari Dincak Dambus di Sanggar Seni Warisan Budaya .

b. Supaya dapat dikenal oleh masyarakat serta memberikan nilai tambah bagi perkembangan kekayaan khasanah seni budaya.

4. Bagi Masyarakat Bangka Belitung

a. Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai kesenian tradisional khususnya di Bangka Belitung.

b. Dapat mengetahui lebih jauh mengenai Tari Tari Dincak Dambus di Sanggar Seni Warisan Budaya, supaya dapat dikenal oleh masyarakat serta dapat menjadi bahan apresiasi guna merangsang kreativitas bagi generasi penerus.

5.Peneliti Akademis

a. Dapat dijadikan sebagai acuan dalam penelitian sejenis dengan topik yang berbeda.


(14)

F. Metode penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan keguanan tertentu (Sugiyono, 2009. hlm.2). Metode yang digunakan dalam menunjang terlaksananya penelitian ini adalah dengan metode deskriptif analisis. Metode ini dimaksudkan untuk menjelaskan dan memaparkan seluruh hasil penelitian sesuai dengan keadaan dilapangan. Metode ini di gunakan dalam menggambarkan keadaan-keadaan yang mungkin terdapat dalam situasi tertentu.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif. Menurut Nana Sudjana dan Ibrahim (1989, hlm.64) “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang. Dengan perkataan lain, penelitian deskriptif mengambil masalah atau memusatkan perhatian pada masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian dilaksanakan”.

Proses pengumpulan data dilakukan melalui teknik observasi, wawancara, studi dokument, dan studi pustaka. Sedangkan teknik analisis data yang dilakukan peneliti melalui reduksi data yaitu dengan memilih dan memilah data yang telah peneliti dapatkan seperti koreografi, rias, busana dan perkembangan tari kembang tanjung. Sedangkan penyajian data yaitu menyajikan data hasil penelitian, berupa uraian tentang hasil penelitian, tabel, bagan, bahkan gambar/foto sebagai penguat data hasil penelitian, untuk selanjutnya peneliti melakukan penarikan kesimpulan.

Penggunaan metode deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif pada penelitian tari dincak dambus ini, diharapkan dapat menguraikan, menjelaskan, memaparkan segala fenomena yang terjadi pada saat penelitian berlangsung yang dilakukan dengan cara mendeskripsikan dan menganalisis Tari Dincak Dambus berkaitan dengan latar belakang tari dincak dambus, koreografi tari dincak dambus, rias dan busana tari Dincak Dambus Karya DP.


(15)

G. Struktur Organisasi Penelitian

Sistematika penulisan pada penelitian tari dincak dambus di Sanggar Seni Warisan Budaya Bangka Belitung, terdiri dari lima bab yang peneliti paparkan secara garis besar berikut ini .

Bab I Pendahuluan, berisikan tentang: latar belakang permasalahan penelitian, mengidentifikasi yang menjadi masalah penelitian, merumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan, menetapkan tujuan penelitian baik tujuan umum maupun tujuan khusus, dan penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak, serta menjelaskan metode penelitian secara garis besar.

Bab II berisi uraian tentang kajian pustaka, adapun uraian dan isi pada bagian ini diantaranya tentang teori-teori yang melandasi serta buku-buku/pustaka rujukan yang relevan dengan masalah penelitian seperti paparan seni tradisional Indonesia, Seni tradisi dan budaya masyarakat, koreografi, rias dan busana tari Dincak Dambus.

Bab III merupakan penjabaran lebih terperinci dalam metode penelitian. Adapun uraian dan isi dari penjabaran metode penelitian diantaranya: menjelaskan lokasi dan subjek peelitian, pendekatan dan metode penelitian, menjabarkan definisi operasional, instrumen penelitian yang digunakan, cara-cara dan teknik pengumpulan data, serta menjelaskan langkah-langkah teknik analisis data.

Bab IV merupakan hasil penelitian dan pembahasan, bab ini memaparkan hasil penelitian berdasasrkan dari data-data yang telah dikumpulkan peneliti sebagai jawaban dari rumusan masalah, sementara pembahasan hasil penelitian berisi analisis dari hasil penelitian.

Bab V merupakan uraian tentang kesimpulan hasil penelitian dan saran atau rekomendasi yang ditunjukan kepada para pembuat kebijakan, kepada pengguna hasil penelitian, diantaranya kepada peneliti berikutnya.

Skripsi ini dilengkapi dengan daftar pustaka dan lampiran-lampiran, sebagai penguat data hasil penelitian, dan riwayat hidup peneliti.


(16)

BAB III

METODE PENELITIAN

Penggunaan metode dalam penelitian merupakan alat untuk dapat mengumpulkan data dalam sebuah penelitian juga untuk melihat kedalaman dari sebuah masalah. Ketepatan menggunakan metode merupakan salah satu kunci agar penelitian berhasil selain itu metode yang di gunakan dalam suatu penelitian harus sesuai dengan masalah yang akan di teliti.

A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di sanggar Seni Warisan Budaya Bangka Belitung dan di kediaman Bapak Dato’ Pangeran Rdo. Dr. Ibnu Hadjar, EMHA, DPMP diJalan Raya Tuatunu Kecamatan Gerunggang Kota Pangkalpinang Bangka Belitung. Alasan dipilih lokasi tersebut karena pencipta tari Dincak Dambus AKTIF di sanggar Seni Warisan Budaya

2. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah Tari Dincak Dambus karya Bapak

Dato’Pangeran Rdo.Dr.Ibnu Hadjar,EMHA,DPMP. Alasan peneliti tertarik dengan Latar belakang terciptanya tari Dincak Dambus dan keunikan serta ciri khas yang ada pada gerak tari Dincak Dambus, serta keinginan peneliti ingin menghidupkan kesenian daerah yang ada di Bangka Belitung.

B. Metode dan Pendekatan Penelitian

Dalam sebuah penelitian sangat di perlukan metode yang tepat untuk mendapatkan data yang otentik dan akurat. Dalam hal ini di lakukan agar data yang diperoleh dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan. Setelah data yang diperoleh langkah, yang digunakan oleh peneliti selanjutnya yaitu berusaha untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam penelitian. Berhasil atau tidaknya suatu penelitian tergantung dari metode yang digunakan.

Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengadakan suatu penelitian diantaranya seperti metode historis, deskriptif, dan eksperimen. Di antara ketiga


(17)

metode di atas, yang sesuai dengan permasalahan penelitian yang dikemukakan oleh peneliti adalah metode deskriptif analisis, dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Metode deskriptif analisis dalam penelitian ini, yaitu suatu metode penelitian yang digunakan untuk menggambarkan dan mejelaskan masalah-masalah yang berkaitan dengan Struktur Koreografi dan Rias Busana Tari Dincak Dambus di Sanggar Seni Warisan Budaya Bangka Belitung karya Dato’Pangeran Rdo.Dr.Ibnu Hadjar,EMHA,DPMP. Penelitian deskriptif ini memusatkan pada masalah-masalah aktual pada saat pelaksanan penelitian untuk di analisis dan dipaparkan sebagaimana adanya.

Pendekatan yang peneliti gunakan yaitu pendekatan kualitatif, pendekatan

kualitatif yaitu pendekatan yang berlandaskan pada filsafat pospositivisme, penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat penemuan. Dalam penelitian kualitatif, peneliti merupakan instrument kunci. Oleh karena itu, peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas jadi bisa bertanya, menganalisis, dan mengkonstruksi subjek yang akan diteliti menjadi lebih jelas. Penelitian ini lebih menekankan pada makna dan terikat nilai. Penelitian kualitatif digunakan jika masalah belum jelas, mengetahui makna yang tersembunyi, untuk memahami interaksi sosial, mengembangkan teori, memastikan kebenaran data, dan meneliti sejarah perkembangan. Tekhnik pengumpulan dilakukan dengan cara triangulasi (gabungan). Analisis data berupa bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna, dengan menggunakan kata-kata yang berupa uraian dan didasarkan kepada kualitas dari generelasi. Metode penelitian kualitatif bersifat subjektif dan natural karena digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alami.

Dalam penelitian kualitatif instrumennya adalah orang atau human instrument, yaitu peneliti itu sendiri. Untuk dapat menjadi instrument, maka peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang sangat luas, sehingga mampu bertanya, menganalisis, memotret dan mengkonstruksi situasi sosial yang diteliti., maka menggunakan berbagai tekhnik pengumpulan data yang bersifat trianggulasi, yaitu dengan tekhnik pengumpulan data secara gabungan analisis


(18)

data dilakukan bersifat induktif berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan dilapangan kemudian dikonstruksi menjadi hipotesis dan teori.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode deskriptif analisis, yaitu salah satu metode penelitian untuk memecahkan masalah, yang dilakukan dengan cara mendeskripsikan dan menganalisis dimana peneliti menjelaskan situasi dan bagaimana pendekatan interaksi sosial melalui pembelajaran seni tari.

Hal ini sejalan dan sependapat dengan pendapat Arikunto (1996, hlm.243) yang mengatakan bahwa :

Penelitian deskriftif tertuju pada pemecahan masalah yang ada masa sekarang serta menggunakan berbagai teknik deskriftif yang diantaranya ialah penyelidikan dengan tehnik survei, interview, angket, observasi, analisa kuantitatif, studi kooperatif dan oprasional.

Sekaitan dengan hal itu, Sugiono (dalam silvia 2013, hlm.22) menjelaskan pengertian kualitatif, sebagai berikut:

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah,(sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengembilan sampel sumber data yang di lakukan secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan dengan tringulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil pendekatan kualitatif lebih menekankan makna dari generalisasi.

Metode deskriptif analisis memungkinkan peneliti dapat membangun deskriftif atau lukisan secara sistematis mengenai pandangan fakta yang berkenaan dengan kondisi atau hubungan yang ada, praktek-praktek yang sedang dirasakan dan cenderung sedang berkembang. Dengan kata lain, metode deskriftif ini bertujuan untuk menggambarkan keadaan sebenarnya dari suatu fenomena yang sedang di selidiki oleh peneliti sendiri.

Penelitian yang peneliti lakukan ini dimaksudkan untuk memperoleh data dan gambaran berbagai hal yang terdapat pada Tari Dincak Dambus di Sanggar Seni Warisan Budaya Bangka Belitung. Hal-hal yang ingin di ketahui yaitu latar belakang, struktur gerak tari Dincak Dambus, rias dan busana tari Dincak Dambus Di Sanggar Seni Warisan Budaya Belitung. Pemilihan metode dieskriptif analisis


(19)

yang digunakan dalam penelitian ini, berdasarkan kepada alasan bahwa perlunya keterlibatan penelitian baik secara observer, maupun sebagai pewawancara. Untuk mendapatkan hasil analisis yang lebih akurat dari objek yang di teliti, maka dilakukan pengamatan yang berulang-ulnag melalui rekaman observasi di lapangan.

C. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi kesalahan mengenai istilah yang digunakan menghindari salah pengertian atau penafsiran dari judul penelitian yang diusung yakni “ Tari

Dincak Dambus”, maka perlu ada penjelasan tersendiri tentang arti dan makna judul tersebut. peneliti membatasinya melalui pengertian di bawah ini:

Pengertian Tari menurut Y Sumandiyo Hadi (2005. Hal 13) menyatakan bahwa

Seni tari sebagai ekspresi kehadirannya tidak bersifat independen. Dilihat secara tekstual, tari dapat dipahami dari bentuk dan teknik yang bekaitan dengan komposisinya (analisis bentuk atau penataan koreografi) atau teknik penariannya (analisis cara melakukan atau keterampilan). Sementara dilihat secara kontekstual yang berhubungan dengan ilmu sosiologi maupun antropologi, tari adalah bagian immanent dan integral dari dinamika sosio-kultural masyarakat.

Sementara Sedyawati, Edy (1986. Hal, 73), mengungkapkan bahwa

pengertian tari adalah “gerak-gerak ritmis, baik sebagian atau seluruhnya, dari anggota badan yang terdiri dari pola individual atau berkelompok disertai ekspresi atau sesuatu ide tertentu”.

Dincak artinya menari (bedindcak). Dambus itu sendiri diambil dari dari kata alat musik yang bernama Gambus adalah alat musik. Gambus adalah alat musik dari daerah arab dahulu gambus di bawa ke negri melayu ini untuk menyebarkan ajaran agama islam, dahulu syair-syairnya menggunakan pola pantun-pantun nasehat,sindiran,percintaan dll. Tetapi Gambus di daerah Bangka belitung ini mempunyai perbedaan, yaitu terdapat kepala gitar yang berbentuk rusa karena zaman dahulu di Bangka Belitung ini hewan yang paling besar yaitu rusa dan org yang mempunyai kepala rusa di rumahnya dahulu adalah orang yang


(20)

berada (kaya) dikampung tersebut makalah kepala rusa adalah simbol dari alat musik Gambus dari Bangka belitung ini.

Garis besar dari Tari Dincak Dambus ini dapat diartikan sebagai tarian yang mempunyai kelincahan gerakan kaki dan bernuansakan kerohanian, karena didalamnya terdapat syair-syair tentang ajaran agama Islam yang diiringi oleh alat musik Dambus, adapun alat musik yang mendukung dalam tarian ini adalah

Gendang Belah Induk, Gendang Belah Anak, Ketawa.

Tari Dincak Dambus, merupakan tari hiburan yang menggambarkan rasa kegembiraan. Tari ini biasanya di gelarkan pada saat menyambut tamu atau bisa juga pada saat resepsi dan upacara selamatan, yang diiringi dengan musik dan nyayian yang mengekpresikan kehangatan dan kegembiraan dalam tariannya. Dalam tarian ini di peragakan kelembutan dan kelincahan penari dengan keceriaan sang penarinya.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen merupakan alat yang digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data-data penelitian dilapangan. Setiap metode penelitian menerapkan istrumen penelitian yang berbeda-beda. Beberapa instrument yang sering digunakan dalam penelitian ini adalah lembar paduan obsevasi dan lembar panduan wawancara. Dalam melaksanakan penelitian penulis melakukan obseravasi secara langsung ke lapangan dan melihat bagaimana kondisi dari lokasi yang akan dilakasanakan penelitian. Penulis melihat keadaan lingungan sekitar dan suasana pada saat pertunjukan Tari Dincak Dambus.

Dalam penelitian kualitatif, tidak adanya pilihan lain dari pada menjadikan manusia sebagai instrument penelitian utama. Alasannya ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa instrument, yaitu lembar panduan obsevasi dan lembar wawancara.

1. Lembar pedoman observasi

Lembar pedoman observasi ini di gunakan untuk mengamati selama proses penelitian berlangsung, dari awal hingga akhir pennelitian, bagaimana


(21)

menciptakan Tari Dincak Dambus di Sanggar Seni Warisan Budaya Bangka Belitung. Peneliti akan mengobservasi tentang latar belkang tarian Dincak Dambus, Struktur gerak, rias dan busana tari Dincak Dambus di Sanggar Seni Warisan Budaya Bangka Belitung.

a. Latar belakang Tari Dincak Dambus

Observasi mengenai latar belakang tari Dincak Dambus bermaksud untuk mengetahui terciptanya tarian Dincak Dambus di Sanggar Seni Warisan Budaya Bangka Belitung.

b. Struktur gerak /koreografi tari Dincak Dambus

Observasi mengenai struktur gerak Dincak Dambus yang di maksud untuk mengetahui gerakan yang ada di dalam tarian Dincak Dambus.

c. Rias dan Busana tari Dincak Dambus

Observasi rias dan busana yang di maksud adalah untuk mengetahui ciri khas dari rias dan busana tari Dincak Dambus di Sanggar Seni Warisan Budaya Bangka Belitung.

2. Pedoman Wawancara

Lembar wawancara di gunakan untuk mendapatkan data dan informasi keberadaan pencipta tari Dincak Dambus di Sanggar Seni Warisan Budaya Bangka Belitung untuk mendapatkan informasi yang actual. Peneliti akan mewawancara pencipta tari Dincak Dambus untuk mengetahui tentang Terciptanya Tari Dincak Dambus, struktur gerak,dan rias dan busana tari Dincak Dambus. Dalam wawancara tentunya peneliti memberikan beberapa pertanyaan yang peneliti ajukan pertanyaan-pertanyaan tersebut untuk mengetahui jawaban atas pertanyaan-pertanyaan peneliti ajukan sebagai salah satu data peneliti butuhkan dalam proses penyusunan skripsi ini.

3. Pedoman Dokumentasi

Pedoman dokumentasi merupakan instrument untuk teknik dokumentasi. Pedoman dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah foto-foto penari selama mempelajari tarian Dincak Dambus di Sanggar Seni Warisan Budaya Bangka Belitung


(22)

E. Teknik Pengumpulan Data

Keberhasilan pengumpulan data di dalam sebuah kegiatan penelitian, sangat bergantung kepada teknik pengumpul data yang tepat dan sesuai dengan karekteristik data yang harus digali di dalam penelitiannya. Oleh karena itu, untuk mencapai keberhasialan pengumpulan data tersebut, teknik pengumpulan data yang di gunakan dalam penelitian ini terdiri dari:

a. Observasi

Observasi yang diartikan sebagai sebuah kegiatan pengamatan, dalam penelitian yang akan dilakukan ini akan digunakan untuk mengamati berbagai kegiatan yang berkaitan dengan kesenian Tari Persembahan. Khususnya Tari Dincak Dambus karya Dato’Pangeran Rdo.Dr.Ibnu Hadjar,EMHA,DPMP di Sanggar Seni Warisan Budaya Bangka Belitung. Dengan pengamatan ini, diharapkan peneliti akan mendapatkan sejumlah data yang akan di analisis.

Observasi di lakukan tiga kali dari bulan Junisampai dengan bulan agustus 2014 yang bertempat di Sanggar Seni Warisan Budaya di Bangka Belitung, observasi awal dilakukan untuk melakukan pemilihan lokasi penelitian, memilih permasalahan yang akan diteliti dan mengindentifikasi masalah-masalh yang akan diteliti. Dalam hal ini juga dilakukan kepada pemilik sanggar dan berbicara tentang keinginan peneliti untuk menjadikan Tari Dincak Dambus karya

Dato’Pangeran Rdo.Dr.Ibnu Hadjar,EMHA,DPMP di Sanggar Seni Warisan di Budaya Bangka Belitung sebagai objek penelitian. Observasi awal ini dilakukan dalam waktu dua jam.

Observasi yang kedua dan ketiga dilakukan di tempat yang sama yaitu di Sanggar Seni Warisan Budaya di Bangka Belitung. Hampir sama dengan observasi yang pertama mewawancarai pemilik sanggar, namun disini dalam segi pertanyaan nya lebih banyak dan lengkap tentang subjek penelitian yaitu Tari Dincak Dambus, dengan mengajukan pertanyaan tentang latar belakang terciptanya Tari Dincak Dambus, Stuktur koreografi dan rias busana Tari Dincak Dambus.

Rincian kegiatan pengumpulan data melalui observasi, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :


(23)

Tabel 3.1

Rincian data hasil observasi: Tanggal

Teknik Pengumpulan

Data

Media

Pengumpul Data Hasil Observasi

09-06-2014 Observasi lingkungan sanggar

Kamera foto dan

buku catatan

observasi

Foto-foto lingkungan sanggar 18-06-2014 Observasi tentang

proses terciptanya

tari Dincak

Dambus

Kamera foto dan

buku catatan

observasi

Catatan proses terciptanya tari Dincak Dambus 28-06-2014 Observasi tentang

proses latihan tari Dincak Dambus

Buku catatan

observasi

Foto dan proses catatan latihan tari Dincak Dambus 07-07-2014 Observasi

mengenai strutur gerak tari Dincak Dambus

Buku catatan

observasi

Catatan struktur

tari Dincak

Dambus 16-07-2014 Observasi

mengenai teknik gerak tari Dincak Dambus

Kamera foto dan

buku catatan

observasi

Foto dan catatan teknik gerak tari Dincak Dambus 23-07-2014 Observasi

mengenai Makna struktur tari Dincak Dambus

Buku catatan

observasi

Catatan makna tari Dincak Dambus

06-08-2014 Observasi

mengenai struktur

susunan tari

Dincak Dambus

Kamera foto dan

buku catatan

observasi

Catatan sususnan

tari Dincak

Dambus 16-08-2014 Observasi

mengenai rias wajah tari Dincak Dambus

Kamera foto dan

buku catatan

observasi

Foto dan catatan rias tari Dincak Dambus

18-08-2014 Observasi

mengenai busana

tari Dincak

Dambus

Kamera foto dan

buku catatan

observasi

Foto dan catatan

busana tari


(24)

b. Wawancara

Untuk melengkapi data-data yang tidak dapat digali dalam kegiatan observasi yang akan dilakukan peneliti, maka akan dilakukannya dengan melakukan kegiatan wawancara. Wawancara yang digunakan peneliti adalah wawancara terstruktur, karena pertanyaan yang diajukan telah disusun terlebih dahulu oleh peneliti yang kemudian dirumuskan dalam pedoman wawancara. Wawancara ini dilakukan yaitu pada pemilik Sanggar Seni Warisan Budaya yaitu bapak Ibnu Hadjar, guna mengetahui lebih dalam semua data dan informasi tentang keberadaan Tari Dincak Dambus di Sanggar Seni Warisan Budaya dan kebutuhan penelitian lainnya. Wawancara dilakukan pada bulan juli sampai bulan agustus 2014. Berkaitan dengan kegiatan wawancara, Moleong Lexy (1988, hlm.135) menyatakan bahwa “Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara

(intervierwer) yang mengajukan pertanyaan dan yang di wawancarai (interview)

yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu”.

Pada kegiatan wawancara, peneliti tidak banyak mengalami kendala yang sangat rumit dan dalam melakukan wawancara dengan narasumber, peneliti hanya perlu menyesuaikan waktu dengan narasumber. Wawancara dengan narasumber dilakukan di Sanggar Seni Warisan Budaya.

Berikut rincian hasil wawancara peneliti dengan narasumber mengenai latar belakang terciptanya tari Dincak Dambus, struktur gerak/koreografi tari Dincak Dambus, makna tari Dincak Dambus, Tata rias dan busana tari Dincak Dambus.

Tabel 3.2

Rincian data hasil wawancara Tanggal

Teknik Pengumpulan

Data

Media

Pengumpul Data Hasil Observasi

09-07-2014 Wawancara

mengenai latar belakang

terciptanya tari Dincak Dambus

Buku catatan dan hp recorder

Data-data hasil wawancara dalam bentuk tulisan


(25)

12-07-2014 Wawancara

mengenai struktur gerak tari Dincak Dambus

Kamera foto, buku catatan dan hp rekorder

Foto-foto dalam saat wawancara dan data-data hasil wawancara dalam bentuk tulisan

19-07-2014 Wawancara

mengenai makna

tari Dincak

Dambus

Buku catatan dan hp recorder

Data-data hasil wawancara dalam bentuk tulisan

21-07-2014 Wawancara

mengenai rias tari Dincak Dambus

Kamera foto ,buku catatan dan hp rekorder

Foto-foto dalam saat wawancara dan data-data hasil wawancara dalam bentuk tulisan

09-08-2014 Wawancara

mengenai busana

tari Dincak

Dambus

Kamera foto ,buku catatan dan hp rekorder

Foto-foto dalam saat wawancara dan data-data hasil wawancara dalam bentuk tulisan

c. Studi Pustaka

Dalam penelitian ini tinjauan atau telaan pustaka perlu dilakukan dalam rangka mendapatkan teori-teori, konsep-konsep tertentu yang akan dijadikan dasar kebijakan dalam mengkaji permasalahan yang diteliti. Pada penelitian ini, peneliti melakukan pencarian sumber-sumber tulisan berupa buku-buku, skripsi, karya ilmiah yang berkaitan dan mendekati pembehasan dengan topic penelitian yang sedang berlangsung.Penggunaan sumber-sumber tersebut sebagai landasan dalam mengembangkan dan menganalisis hasil penelitian.

Berdasarkan dari penelitian ini, peneliti memperoleh data dalam penelitian ini dari beberapa sumber dan perpustakaan dimana peneliti menjalani study saat ini yaitu perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia, peneliti menemukan buku dan beberapa reverensi diantaranya mengenai metode penelitian kualitatif dan analisis struktur gerak tari. Kemudian peneliti menemukan buku dan reverensi lainnya di perpustakaan daerah yaitu di Bangka Belitung.Data tersebut dapat membantu dalam menganalisis struktur gerak tari.


(26)

d. Studi Dokumentasi

Teknik lainnya yang di perlukan di dalam penelitian ini adalah mengenai dokumen-dokumen penting dalam bentuk audio visual dan deskripsi tertulis, khususnya mengenai stuktur koreografi Tari Dincak Dambus karya

Dato’Pangeran Rdo.Dr.Ibnu Hadjar,EMHA,DPMP di Sanggar Seni Warisan Budaya Bangka Belitung. Dokumen-dokumen tersebut merupakan media informasi sebagai data faktual yang sangat penting untuk dikaji, selain sebagi dokumen data tambahan yang sangat bermanfaat dan mencegahkan masalah yang terdapat dalam penelitian ini, semua data yang didapat akan di dokumentasikan memalaui perekaman audio visual,video dan literatur untuk mendapatkan temuan tentang srtuktur koreografi Tari Dincak Dambus karya Dato’Pangeran Rdo.Dr.Ibnu Hadjar,EMHA,DPMP di Sanggar Seni Warisan Budaya Bangka Belitung. Merupakan sumber data yang memiliki posisi penting dalam setiap penelitian.

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Data yang sudah peneliti dapatkan, kemudian diolah dengan cara mengklasifikasikannya sebagai berikut :

1. Mengkelompokkan data-data yang penulis dapatkan.

2. Melakukan analisis data dengan memberikan kode pada setiap data. 3. Mengklopokkan data-data sesuai dengan pertanyaan penelitian. 4. Membandingkan (trimulasi) data satu dengan data yang lainnya.

5. Melakukan intrepretasi dan menarik kesimpulannya dari data satu dengan data yang lainnya

6. Mendeskripsikan data-data yang sudah penulis seleksi sebagai penunjang penelitian yang kemudian penulis masukan kedalam bentuk tulisan.

Data dianalisis secara kualitatif yang ditanyakan dengan kata-kata atau symbol, data diperoleh dari berbagai sumber, dengan menggunakan tekhnik pengumpulan data yang bermacam-macam dan dilakukan secara terus menerus sampai data jenuh, dengan pengamatan yang terus menerus melibatkan variasi data yang tinggi sekali.


(27)

Analisis data kualitatif bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan pola hubungan tertentu atau menjadi hipotesis. Tekhnik analisis data yang peneliti gunakan bersifat triangulasi, yaitu tekhnik pemeriksaan dengan cara menggabungkan data-data yang sudah terkumpul dari observasi, wawancara dan studi dokumentasi sebagai perbandingan atas data itu. Peneliti melakukan triangulasi dengan membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif. Pada metode triangulasi dapat diperoleh dengan berbagai cara, diantaranya :

1) Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.

2) Membandingkan apa yang dikatakan orang tentang situasi terbuka dan tertutup.

3) Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang lain.

4) Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. Sementara untuk lebih memperjelas proses analisis data peneliti melakukan proses dengan cara triangulasi, seperti berikut.

Teknik analisis data dengan cara triangulasi yang peneliti lakukan, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan di bawah ini


(28)

Bagan 3.1 Proses Anasisis Data

Tekhnik analisis data dilakukan dengan menempuh tahapan pelaksanaan sebagai berikut :

a) Semua data yang sudah terkumpul akan diolah dan diteliti dengan mengemukakan hal-hal pokok tentang latar belakang Tari Dincak Dambus di Sanggar Seni Warisan Budaya Bangka Belitung.

b) Membuat rangkuman temuan-temuan penelitian dalam suasana yang sistematis sehingga suasana dalam penelitian berjalan dengan lancar.

c) Mendeskripsikan hasil penelitian yang sudah menjalani proses pengolahan dan sudah dapat ditarik kesimpulan dituangkan dalam bentuk tulisan berupa deskripsi kata-kata.

d) Masalah fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya, segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya.

Triangulasi

Observasi

Wawancara

Studi Dokumentasi


(29)

Peneliti sebagai instrument juga harus “divalidasi” seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun kepangan.Validasi terhadap peneliti sebagai instrument meliputi validasi terhadap pemahaman metode kualitatif, penguasaan wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki objek penelitian, baik secara akademik maupun logistiknya. Walaupun manusia bersifat subjektif, namun manusia sebagai instrument dapat menghasilkan data yang reabilitasnya hampir sama dengan data yang dihasilkan oleh instrument yang dibaut secara ibjektif, karena manusia sebagai instrument dalam penelitian kualitatif ialah manusia dapat merasa dan merespon, manusia mempunyai karakter yang fleksibel sehinggga dapat berfungsi multi purporse (mempunyai tujuan yang banyak juga bervariatif dengan mengumpulkan informasi secara serempak dan memungkinkan pemprosesan data secara segera sehingga dapat mengemukakan hipotesis dilapangan.

G. Langkah-langkah Penelitian 1. Tahap Perencanaan

Dalam tahap perencanaan dilakukan kegiatan sebagai berikut : a. Merencanakan kegiatan penelitian

b. Menentukan focus penelitian c. Mengamati proses latihan

2. Tahapan Pelaksanaan Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti membagi kedalam beberapa tahapan dalam langkah-langkah penelitian, yaitu :

a. Mempersiapkan instrument penelitian b. Pelaksanaan wawancara

c. Pengumpulan data d. Pengolahan data

Proses penelitian “ Tari Dincak Dambus di Sanggar Seni Warisan Budaya Bangka Belitung, peneliti lakukan sejak bulan Juni sampai bulan Agustus 2014. Untuk lebih jelasnya berikut jadwal pelaksanaan penelitian di Sanggar Seni Warisan Budaya yang dilakukan peneliti.


(30)

Tabel 3.3

Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Kegiatan Bulan juni Bulan juli Bulan agustus

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Observasi Wawancara Latihan Pertunjukan

3. Penyusunan Laporan Penelitian

Penyusunan laporan penulisan merupakan kegiatan akhir dari penelitian tentang tari Dincak Dambus di Sanggar Seni Warisan Budaya Bangka Belitung yang peneliti lalukan. Penyusunan laporan skripsi ini tidak bisa dilepaskan dari proses bimbingan baik dengan pembimbing I maupun dengan pembimbing II, mulai dari penyusunan proposal sampai kepada penyusunan skripsi secara keseluruhan.


(31)

Berdasarkan penelitian dan pembahsaan mengenai tari Dincak Dambus di Sanggar Seni Warisan Budaya Bangka Belitung ini, ada beberepa poin yang peneliti ambil dan dirasa sangat penting untuk menjawab permasalahan yang peneliti rumuskan.

Tari Dincak Dambus merupakan tarian yang sangat unik, karena tari Dincak Dambus ini adalah suatu tarian dimana tarian-tarian kreasi baru lainnya yang ada di Bangka Belitung awalnya terinspirasi dari tari Dincak Dambus ini, selain itu tari Dincak Dambus adalah Icon tari yang ada di Bangka Belitung.

Unsur koregrafi tarian yang disajikan mengalami perkembangan yang cukup bisa di rasakan, karena tarian ini mempunyai ciri khas kelincahan dalam teknik kaki. Setelah sedikit di analisis dengan menggunakan empat kategori yaitu gerak berpindah, gerak murni, gerak maknawi, dan gerak penguat ekspresi. Trdapat macam gerak yang mewakili tari Dincak Dambus, yaitu: (1) Dincak jalan

hentak untuk kategori gerak berpindah tempat; (2) gerak dincak dambus mewakili

gerak murni; (3) gerak hotmat atau taqzim untuk kategori gerak maknawi; (4)

kipas melayang untuk kategori gerak penguat ekspresi.

Tata rias dan busana tari yang digunakan pada tari Dincak Dambus, cenderung sederhana. Tata rias tari digunakan dengan mempertajam dan memperjelas garis muka dengan tujuan hanya mempercantik penari tanpa menunjukan karakter apapun. Adapun dalam busana, tidak mengalami perubahan yang sangat tinggi karena dimana pakaian melayu Bangka Belitung merupakan adat istiadat melayu umumnya. Penari wanita mengenakan baju kurung dilengkapi dengan selempang dan kain songket, sementara penari laki-laki mengenakan baju teluk belanga, kain sarong, celana, dan setanjak yang bentuknya mengarah lurus ke atas.


(32)

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan penelitian peneliti merekomendasikan beberapa hal kepada:

a. Para peneliti selanjutnya, masih banyak sekali hal yang bisa digali dan diteliti lagi mengenai unsur-unsur pertunjukan kesenian tari Dincak Dambus karya Dato’ Pangeran Rdo. Dr. Ibnu Hadjar, EMHA, di Sanggar Seni Warisan Budaya Bangka Belitung dengan menggunakan tekhnik-tekhnik penelitian yang lebih sempurna sehingga menghasilkan sesuatu yang lebih bermanfaat untuk kelangsungan dan perkembangan kesenian tersebut kelak di kemudian hari.

b. Jurusan Pendidikan Seni Tari, dilihat dari sudut pandang keilmuan tari Dincak Dambus yang termasuk induknya tarian kreasi baru yang ada di Bangka Belitung memiliki unsur gerak yang bisa dipelajari. Melalui dunia pendidikan tari Dincak Dambus secara utuh bisa dijadikan bahan ajar bagi mahasiswa. Dan bisa diambil dari kelincahan juga, sehingga pengetahuan mengenai kesenian tari Melayu bisa bertambah.

c. Guru, dengan adanya penelitian ini diharapkan guru bisa menggunakannya sebagai bahan ajar di sekolah. Sebagai perbendaharaan keunikan dan keanekaragaman kesenian Nusantara. Menambah apresiasi siswa terhadap kesenian tari khususnya tari Melayu.


(33)

Hadi, Y. Sumandiyo (2005). Sosiologi Tari. Yogyakarta : PUSTAKA

Koentjaraningrat. (1992). Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Umum.

Mardalis (1989). Metode Penelitian: Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Maleong, L. (1988). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset

Riyanto, Arifah A. (2003). Teori Busana. Bandung: YAPEMDO

Rusliana, Iyus. (2002). Penciptaan Tari Sunda. Bandung: Etnoteater Publisher Sedyawati, E. (1981). Pertumbuhan Seni Pertunjukan. Jakarta: Penerbit Sinar

Harapan

____________ dkk (1986). Pengetahuan Elementer Tari dan Beberapa Masalah

Tari. Jakarta: Direktorat Kesenian. Proyek Pengembangan Kesenian

Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Soedarsono, R. M. (1976). Penghantar Pengetahuan Tari. Yogyakarta: Akademi Seni Indonesia.

---, R. M. (1977). Tari-tarian Indonesia I. Jakarta: Proyek Pengembangan Media Kebudayaan, Direktorat Jendral Kebudayaan, Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.

---, R. M. (1999). Seni Pertunjukan Di Indonesia Di Era Globalisasi. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

---, R. M. (2002). Seni Pertunjukan Indonesia di Era Globalisasi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Sugiono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta

Suanda, Sumaryono Endo. (2006). Tari Tontonan. Jakarta: Lembaga Pendidikan Seni Nusantara.


(1)

35

Bagan 3.1 Proses Anasisis Data

Tekhnik analisis data dilakukan dengan menempuh tahapan pelaksanaan sebagai berikut :

a) Semua data yang sudah terkumpul akan diolah dan diteliti dengan mengemukakan hal-hal pokok tentang latar belakang Tari Dincak Dambus di Sanggar Seni Warisan Budaya Bangka Belitung.

b) Membuat rangkuman temuan-temuan penelitian dalam suasana yang sistematis sehingga suasana dalam penelitian berjalan dengan lancar.

c) Mendeskripsikan hasil penelitian yang sudah menjalani proses pengolahan dan sudah dapat ditarik kesimpulan dituangkan dalam bentuk tulisan berupa deskripsi kata-kata.

d) Masalah fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya, segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya.

Triangulasi

Observasi

Wawancara

Studi Dokumentasi


(2)

Apria Minandar, 2014

Peneliti sebagai instrument juga harus “divalidasi” seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun kepangan.Validasi terhadap peneliti sebagai instrument meliputi validasi terhadap pemahaman metode kualitatif, penguasaan wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki objek penelitian, baik secara akademik maupun logistiknya. Walaupun manusia bersifat subjektif, namun manusia sebagai instrument dapat menghasilkan data yang reabilitasnya hampir sama dengan data yang dihasilkan oleh instrument yang dibaut secara ibjektif, karena manusia sebagai instrument dalam penelitian kualitatif ialah manusia dapat merasa dan merespon, manusia mempunyai karakter yang fleksibel sehinggga dapat berfungsi multi purporse (mempunyai tujuan yang banyak juga bervariatif dengan mengumpulkan informasi secara serempak dan memungkinkan pemprosesan data secara segera sehingga dapat mengemukakan hipotesis dilapangan.

G. Langkah-langkah Penelitian 1. Tahap Perencanaan

Dalam tahap perencanaan dilakukan kegiatan sebagai berikut : a. Merencanakan kegiatan penelitian

b. Menentukan focus penelitian c. Mengamati proses latihan 2. Tahapan Pelaksanaan Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti membagi kedalam beberapa tahapan dalam langkah-langkah penelitian, yaitu :

a. Mempersiapkan instrument penelitian b. Pelaksanaan wawancara

c. Pengumpulan data d. Pengolahan data

Proses penelitian “ Tari Dincak Dambus di Sanggar Seni Warisan Budaya Bangka Belitung, peneliti lakukan sejak bulan Juni sampai bulan Agustus 2014. Untuk lebih jelasnya berikut jadwal pelaksanaan penelitian di Sanggar Seni Warisan Budaya yang dilakukan peneliti.


(3)

37

Tabel 3.3

Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Kegiatan Bulan juni Bulan juli Bulan agustus

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Observasi Wawancara Latihan Pertunjukan

3. Penyusunan Laporan Penelitian

Penyusunan laporan penulisan merupakan kegiatan akhir dari penelitian tentang tari Dincak Dambus di Sanggar Seni Warisan Budaya Bangka Belitung yang peneliti lalukan. Penyusunan laporan skripsi ini tidak bisa dilepaskan dari proses bimbingan baik dengan pembimbing I maupun dengan pembimbing II, mulai dari penyusunan proposal sampai kepada penyusunan skripsi secara keseluruhan.


(4)

68 Apria Minandar, 2014

Tari Dincak Dambus di Sanggar Seni Warisan Budaya Bangka Belitung

Berdasarkan penelitian dan pembahsaan mengenai tari Dincak Dambus di Sanggar Seni Warisan Budaya Bangka Belitung ini, ada beberepa poin yang peneliti ambil dan dirasa sangat penting untuk menjawab permasalahan yang peneliti rumuskan.

Tari Dincak Dambus merupakan tarian yang sangat unik, karena tari Dincak Dambus ini adalah suatu tarian dimana tarian-tarian kreasi baru lainnya yang ada di Bangka Belitung awalnya terinspirasi dari tari Dincak Dambus ini, selain itu tari Dincak Dambus adalah Icon tari yang ada di Bangka Belitung.

Unsur koregrafi tarian yang disajikan mengalami perkembangan yang cukup bisa di rasakan, karena tarian ini mempunyai ciri khas kelincahan dalam teknik kaki. Setelah sedikit di analisis dengan menggunakan empat kategori yaitu gerak berpindah, gerak murni, gerak maknawi, dan gerak penguat ekspresi. Trdapat macam gerak yang mewakili tari Dincak Dambus, yaitu: (1) Dincak jalan hentak untuk kategori gerak berpindah tempat; (2) gerak dincak dambus mewakili gerak murni; (3) gerak hotmat atau taqzim untuk kategori gerak maknawi; (4) kipas melayang untuk kategori gerak penguat ekspresi.

Tata rias dan busana tari yang digunakan pada tari Dincak Dambus, cenderung sederhana. Tata rias tari digunakan dengan mempertajam dan memperjelas garis muka dengan tujuan hanya mempercantik penari tanpa menunjukan karakter apapun. Adapun dalam busana, tidak mengalami perubahan yang sangat tinggi karena dimana pakaian melayu Bangka Belitung merupakan adat istiadat melayu umumnya. Penari wanita mengenakan baju kurung dilengkapi dengan selempang dan kain songket, sementara penari laki-laki mengenakan baju teluk belanga, kain sarong, celana, dan setanjak yang bentuknya mengarah lurus ke atas.


(5)

69

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan penelitian peneliti merekomendasikan beberapa hal kepada:

a. Para peneliti selanjutnya, masih banyak sekali hal yang bisa digali dan diteliti lagi mengenai unsur-unsur pertunjukan kesenian tari Dincak Dambus karya Dato’ Pangeran Rdo. Dr. Ibnu Hadjar, EMHA, di Sanggar Seni Warisan Budaya Bangka Belitung dengan menggunakan tekhnik-tekhnik penelitian yang lebih sempurna sehingga menghasilkan sesuatu yang lebih bermanfaat untuk kelangsungan dan perkembangan kesenian tersebut kelak di kemudian hari.

b. Jurusan Pendidikan Seni Tari, dilihat dari sudut pandang keilmuan tari Dincak Dambus yang termasuk induknya tarian kreasi baru yang ada di Bangka Belitung memiliki unsur gerak yang bisa dipelajari. Melalui dunia pendidikan tari Dincak Dambus secara utuh bisa dijadikan bahan ajar bagi mahasiswa. Dan bisa diambil dari kelincahan juga, sehingga pengetahuan mengenai kesenian tari Melayu bisa bertambah.

c. Guru, dengan adanya penelitian ini diharapkan guru bisa menggunakannya sebagai bahan ajar di sekolah. Sebagai perbendaharaan keunikan dan keanekaragaman kesenian Nusantara. Menambah apresiasi siswa terhadap kesenian tari khususnya tari Melayu.


(6)

70

Apria Minandar, 2014

Hadi, Y. Sumandiyo (2005). Sosiologi Tari. Yogyakarta : PUSTAKA

Koentjaraningrat. (1992). Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Umum.

Mardalis (1989). Metode Penelitian: Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Maleong, L. (1988). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset

Riyanto, Arifah A. (2003). Teori Busana. Bandung: YAPEMDO

Rusliana, Iyus. (2002). Penciptaan Tari Sunda. Bandung: Etnoteater Publisher Sedyawati, E. (1981). Pertumbuhan Seni Pertunjukan. Jakarta: Penerbit Sinar

Harapan

____________ dkk (1986). Pengetahuan Elementer Tari dan Beberapa Masalah Tari. Jakarta: Direktorat Kesenian. Proyek Pengembangan Kesenian Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Soedarsono, R. M. (1976). Penghantar Pengetahuan Tari. Yogyakarta: Akademi Seni Indonesia.

---, R. M. (1977). Tari-tarian Indonesia I. Jakarta: Proyek Pengembangan Media Kebudayaan, Direktorat Jendral Kebudayaan, Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.

---, R. M. (1999). Seni Pertunjukan Di Indonesia Di Era Globalisasi. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

---, R. M. (2002). Seni Pertunjukan Indonesia di Era Globalisasi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Sugiono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta

Suanda, Sumaryono Endo. (2006). Tari Tontonan. Jakarta: Lembaga Pendidikan Seni Nusantara.