PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MEMBACA PADA MATERI IPA SISWA SEKOLAH DASAR.
Shinta Weniastari Tiana, 2015
PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MEMBACA PADA MATERI IPA SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MEMBACA PADA MATERI IPA SISWA SEKOLAH
DASAR
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
oleh
Shinta Weniastari Tiana NIM 1101393
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR DEPARTEMEN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG 2015
(2)
Shinta Weniastari Tiana, 2015
PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MEMBACA PADA MATERI IPA SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Oleh
Shinta Weniastari Tiana
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
© Shinta Weniastari Tiana 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2015
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, Dengan dicetak ulang, di photocopy atau cara lainnya tanpa ijin penulis.
(3)
Shinta Weniastari Tiana, 2015
PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MEMBACA PADA MATERI IPA SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Shinta Weniastari Tiana
NIM 1101393
LEMBAR PENGESAHAN
SHINTA WENIASTARI TIANA
PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MEMBACA PADA MATERI IPA SISWA SEKOLAH
DASAR
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :
Dosen Pembimbing I
Dra. Kurniasih, M. Pd NIP. 0023065903
Dosen Pembimbing II
Ira Rengganis, M.Sn NIP.198002142008122001
Diketahui,
Kepala Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan
(4)
Shinta Weniastari Tiana, 2015
PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MEMBACA PADA MATERI IPA SISWA SEKOLAH DASAR
(5)
Shinta Weniastari Tiana, 2015
PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MEMBACA PADA MATERI IPA SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MEMBACA PADA MATERI IPA SISWA SEKOLAH
DASAR oleh
Shinta Weniastari Tiana 1101393
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya pemahaman siswa dalam memahami bacaan terutama pada materi IPA, hal ini terlihat dari perolehan nilai seluruh siswa yang berjumlah 20 orang hanya 9 orang atau 45 % yang nilainya memenuhi standar KKM dan 11 orang atau 55 % yang nilainya dibawah standar KKM yang artinya pembelajaran tersebut dalam penyampaian materinya tidak berhasil atau tidak tuntas karena pembelajaran dapat dikatakan berhasil atau tuntas apabila Daya Serap Klasikal (DSK) mencapai 85 % dengan nilai standar KKM 70. Demikian pula cara guru menyampaikan materi pembelajaran tidak disertai media yang kongkrit seperti media gambar. Salah satu solusi atau cara untuk mengatasi masalah tersebut, peneliti melakukan sebuah penelitian yang berjudul “Penggunaan Media Gambar Untuk Meningkatkan Pemahaman Membaca Pada Materi IPA Siswa Sekolah Dasar”. Tujuan dari penelitian ini adalah : (1) Mendeskripsikan proses penggunaan media gambar dalam meningkatkan pemahaman membaca pada materi IPA siswa kelas 2 SDN Luginasari 1 Bandung dan (2) Mendeskripsikan perkembangan pemahaman membaca pada materi IPA dengan menggunakan media gambar siswa kelas 2 SDN Luginasari 1 Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang mengadaptasi model Kemmis dan Mc.Taggart dengan dua siklus yang setiap siklusnya dilakukan satu tindakan. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas 2 semester II SDN Luginasari 1 Bandung. Hasil penelitian dengan menggunakan media gambar menunjukkan adanya peningkatan pemahaman membaca siswa pada materi IPA, terlihat dari lembar observasi siswa dan hasil belajar siswa pada siklus I siswa yang paham mencapai 13 siswa dengan nilai rata-rata 77,1 dan pada siklus II mencapai 20 siswa dengan nilai rata-ratanya 82,75. Demikian pula perolehan nilai ulangan siswa menunjukkan peningkatan. Pada siklus I nilai rata-rata siswa mencapai 77,1 dengan DSK 73,6 % dan pada siklus II nilai rata-rata siswa 82,75 dengan DSK 100%. Penelitian tentang penggunaan media gambar ini telah memberikan hasil yang positif terhadap peningkatan pemahaman dan aktivitas siswa Sekolah Dasar kelas 2 SDN Luginasari 1. Untuk itu direkomendasikan kepada para guru yang melaksanakan pembelajaran pada materi IPA terhadap siswanya, yang memiliki karakteristik serupa dengan subjek penelitian agar menggunakan
(6)
Shinta Weniastari Tiana, 2015
PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MEMBACA PADA MATERI IPA SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu IMAGES TO INCREASE UNDERSTANDING ON READING
MATERIALS IPA PRIMARY STUDENTS by
Shinta Weniastari Tiana 1101393
This research is motivated by the lack of understanding of students in reading comprehension, especially in materials science, as seen from the acquisition value of all the students of 20 people only 9 people or 45% of the value meets the standards KKM and 11 people or 55% of the value is below the standard KKM The learning means in the delivery of the material does not work or is not completed because the learning can be said to be successful or completed when Absorption Classical (DSK) reach 85% with a standard value of 70. Similarly KKM way teachers deliver the learning materials is not accompanied by a concrete media such as media images. One solution or a way to overcome these problems, researchers conducted a study entitled "Use of Media Pictures To Increase Reading Comprehension By Material Science Elementary School Students". The purpose of this study are: (1) Describe the process of drawing media use in improving reading comprehension on the material grade science students 2 SDN Luginasari 1 Bandung and (2) Describe the development of reading comprehension in material science by using media images 2nd grade students of SDN Luginasari 1 Bandung , The method used in this research is classroom action research (PTK) which adapts the model Kemmis and Mc.Taggart with two cycles each cycle performed one action. The subjects of this study were students of the second semester class 2 SDN Luginasari 1 Bandung. The results using media images show an increase in students' reading comprehension in material science, visible from the observation sheet of students and student learning outcomes in the first cycle of students who understand reaches 13 students with an average value of 77.1 and the second cycle reaches 20 students with the average value of 82.75. Similarly, the acquisition of student test scores showed improvement. In the first cycle students 'average value reached 73.6% 77.1 with DSK and the second cycle students' average value of 82.75 with DSK 100%. Research on the use of this image the media has given a positive result to an increased understanding and activity of elementary school students grade 2 SDN Luginasari 1. For it was recommended to the teachers who carry out learning in materials science to students, which has similar characteristics to the
(7)
Shinta Weniastari Tiana, 2015
PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MEMBACA PADA MATERI IPA SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
subject of research in order to use the media in the form of images. With the use of media images, it will create an interesting and enjoyable learning.
(8)
Shinta Weniastari Tiana, 2015
PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MEMBACA PADA MATERI IPA SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional siswa dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Menyadari peran yang demikian, pembelajaran bahasa diharapkan dapat membantu siswa mengenal dirinya, budayanya dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartsipasi dalam masyarakat dengan menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya (Depdiknas, 2006: Hlm. 317). Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulisan, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan masyarakat Indonesia (Depdiknas, 2006: Hlm. 231).
Dalam kebijakan pendidikan kita, bahasa Indonesia diajarkan sejak anak usia dini. Hal ini disebabkan pengajaran tersebut dapat memberikan kemampuan dasar berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Salah satu aspek pengajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar yang memegang peran penting adalah membaca, khususnya membaca permulaan. Membaca permulaan merupakan kegiatan awal untuk mengenal simbol-simbol fonetis (Arifin, 2004: Hlm. 11). Pada sisi lain, pentingnya pengajaran membaca permulaan pada anak diberikan sejak usia dini ini juga bertolak dari kenyataan bahwa masih terdapat sebelas juta anak Indonesia dengan usia 7-8 tahun tercatat masih buta huruf (Infokito, 2007). Selain itu, menurut laporan program pembangunan 2005 PBB tentang daftar negara berdasarkan tingkat melek huruf, Indonesia masih berada pada peringkat 95 dari 175 negara.
(9)
2
Shinta Weniastari Tiana, 2015
PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MEMBACA PADA MATERI IPA SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan observasi yang telah saya lakukan, masih banyak siswa khususnya kelas rendah 2 di SDN Luginasari 1 Bandung yang mengalami kesulitan dalam memahami bacaan. Misalnya saat guru memberikan teks bacaan materi IPA tentang lingkungan dan kemudian guru memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan teks tersebut, hanya 1 dari 20 siswa yang dapat menjawab pertanyaan dengan tepat dan lengkap, kemudian 8 siswa menjawab pertanyaan dengan hampir tepat namun tidak lengkap, sedangkan sisanya yaitu 11 siswa tidak dapat menjawab pertanyaan dengan tepat. Selain itu misalnya saat guru memberikan teka-teki sederhana pada siswa, hanya sebagian siswa yang dapat menjawab teka-teki tersebut dengan tepat. Ini artinya, pemahaman siswa dalam memahami bacaan pada materi IPA dilihat dari hasil ulangan harian siswa tersebut tidak tuntas/tidak berhasil.
Di bawah ini tersaji grafik rekapitulasi hasil ulangan siswa tersebut, yaitu :
Grafik 1.1 Hasil Ulangan Harian Siswa
Dari grafik ini dapat ditafsirkan bahwa : (1) hanya 9 siswa (45 %) yang berhasil memahami bacaan dalam pembelajaran, (2) sedangkan sisanya sebanyak 11 siswa (55 %) tidak mencapai keberhasilan memahami bacaan dalam pembelajaran. Padahal pemahaman membaca ini pada dasarnya harus
(10)
Shinta Weniastari Tiana, 2015
PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MEMBACA PADA MATERI IPA SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sudah dapat dikuasai siswa sejak pertama kali belajar membaca dan mengenal suatu bacaan.
Berpijak dari hal ini, maka peneliti merancang sebuah penelitian tindakan kelas dengan menggunakan media gambar.
Kondisi demikian dapat diatasi dengan memperhatikan strategi pembelajaran yang digunakan. Strategi pembelajaran tersebut haruslah bersahabat, menyenangkan dan tetap bermakna bagi siswa. Untuk itu guru perlu menggunakan media gambar yang banyak tersedia dalam buku-buku, poster, ataupun internet dengan berbagai warna yang tentunya akan lebih menarik dan membangkitkan minat serta perhatian sehingga siswa lebih mudah memahami apa yang dimaksud bacaan tersebut. Perlu dilaksanakan PTK agar terjadi peningkatan dalam kemampuan siswa dalam hal memahami bacaan dalam mata pelajaran IPA yang tadinya tidak mengerti apa yang dimaksud bacaan menjadi mengerti apa maksud dari suatu bacaan. Oleh karena itu PTK ini mengangkat
judul “Penggunaan Media Gambar Untuk Meningkatkan Pemahaman Membaca Pada Materi IPA Siswa Sekolah Dasar”.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan dalam kegiatan penelitian adalah :
1) Bagaimanakah pembelajaran dengan menggunakan media gambar dalam meningkatkan pemahaman membaca pada materi IPA siswa kelas 2 SDN Luginasari 1 Bandung?
2) Bagaimanakah perkembangan pemahaman membaca pada materi IPA dengan menggunakan media gambar siswa kelas 2 SDN Luginasari 1 Bandung?
C. TUJUAN PENELITIAN
(11)
4
Shinta Weniastari Tiana, 2015
PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MEMBACA PADA MATERI IPA SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1) Mendeskripsikan pembelajaran dengan menggunakan media gambar dalam meningkatkan pemahaman membaca pada materi IPA siswa kelas 2 SDN Luginasari 1 Bandung.
2) Mendeskripsikan perkembangan pemahaman membaca pada materi IPA dengan menggunakan media gambar siswa kelas 2 SDN Luginasari 1 Bandung.
D. MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini bermanfaat bagi guru dan siswa : 1) Manfaat bagi guru adalah :
a. Memberikan sumbangan pemahaman tentang media gambar yang dapat meningkatkan pemahaman membaca pada materi IPA siswa kelas 2 SDN Luginasari 1 Bandung.
b. Memberikan pengetahuan tentang media pembelajaran yaitu gambar untuk meningkatkan pemahaman membaca pada materi IPA kelas 2 SDN Luginasari 1 Bandung.
2) Manfaat bagi siswa adalah :
a. Sebagai upaya meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami bacaan pada materi IPA.
b. Sebagai upaya mengarahkan kepada siswa pembelajaran yang menarik, menyenangkan dan bermakna.
(12)
Shinta Weniastari Tiana, 2015
PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MEMBACA PADA MATERI IPA SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan ini diberikan oleh guru atau dengan arahan guru yang dilakukan oleh siswa. (Arikunto, 2008 hlm 3)
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dirancang dengan menggunakan tahapan berupa siklus. Tiap siklus terdiri atas perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan/pengumpulan data, dan refleksi, yakni siklus I, dan II.
Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu usaha untuk memperbaiki mutu pendidikan secara langsung menyentuh masalah di lapangan, atau masalah yang ada di kelas. Penelitan Tindakan Kelas adalah salah satu bentuk refleksi diri yang dilakukan oleh para partisian (guru, siswa atau kepala sekolah) dalam situasi-situasi sosial (termasuk pendidikan) untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran (Carr dan Kemmis, 1998). PTK merupakan studi yang sistematis yang dilakukan dalam upaya memperbaiki praktik-praktik dalam pendidikan dengan melakukan tindakan praktis serta refleksi dari tindakan tersebut. Ebbut (dalam Kasbolah, 1998 hlm 13).
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah salah satu strategi pemecahan masalah dalam pembelajaran yang memanfaatkan tindakan nyata dan proses pengembangan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah. Dalam prosesnya, pihak-pihak yang terlibat dalam pembelajaran seperti guru, siswa, dan media lainnya saling mendukung satu sama lainnya dan dilengkapi dengan fakta-fakta serta mengembangkan kemampuan analisis.
(13)
26
Shinta Weniastari Tiana, 2015
PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MEMBACA PADA MATERI IPA SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kasbolah (1999 hlm 29) menjelaskan bahwa PTK merupakan suatu penelitian yang bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran. Guru memahami betul permsalahan yang dihadapi dan PTK ini tidak menyita waktu sebab penelitian dilakukan tanpa meninggalkan kegiatan mengajar. Di samping implementasi tindakan untuk memecahkan masalah, penelitian ini merupakan suatu proses dinamis mulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Lebih lanjut Kasbolah menjelaskan, PTK merupakan penelitian praktis yang dilakukan di kelas dan bertujuan memperbaiki praktek pembelajaran yang ada.
Kemmis dan Carr (dalam Kasbolah, 1999 hlm 13) mengemukakan bahwa PTK merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif yang dilakukan oleh pelaku dalam masyarakat sosial yang bertujuan untuk memperbaiki pekerjaannya, memahami pekerjaan ini serta situasi dimana pekerjaan ini dilakukan.
Ebbut (dalam Kasbolah, 1999 hlm 14) mengungkapkan bahwa PTK merupakan studi yang sistematis yang dilakukan dalam upaya memperbaiki praktek-praktek dalam pendidikan dengan melakukan tindakan praktis serta refleksi dari tindakan tersebut. Ebbut melihat proses dan penelitian tindakan ini sebagai suatu rangkaian siklus yang berkelanjutan.
PTK ini diperkenalkan pertama kali oleh ahli psikologi sosial Amerika, Kurt Lewin pada tahun 1946. Inti gagasan Lewin ini selanjutnya dikembangkan oleh ahli-ahli lain seperti Stephen Kemmis, Robbin Mc Taggart, John Elliot, Dave Ebbut, dan sebagainya. Di Indonesia sendiri PTK baru diperkenalkan pada akhir dekade 80-an (Supardi, 2008 hlm 101).
Tahapan dalam PTK ada 4, (yaitu : (1) tahap menyusun rancangan tindakan (perencanaan / planning) yang menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilaksanakan. (2) tahap pelaksanaan (action) tindakan, yaitu implementasi atau penerapan isi rancangan di dalam proses, dalam hal ini adalah tindakan kelas. (3) tahap pengamatan (observation), yaitu pengamatan oleh pengamat. (4) tahap
(14)
Shinta Weniastari Tiana, 2015
PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MEMBACA PADA MATERI IPA SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
refleksi (pantulan) kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah terjadi. Secara keseluruhan, keempat tahapan dalam PTK ini membentuk suatu siklus yang diikuti oleh siklus-siklus yang lain secara berkesinambungan (Supardi, 2008 hlm 102).
B. Desain Penelitian
Ada beberapa desain PTK yang harus dikuasai dalam melakukan penelitian tindakan kelas. Hal ini dimaksudkan agar guru kelas wawasannya lebih luas, karena dengan diketahuinya beberapa desain model PTK, maka desain yang akan dikembangkan oleh peneliti akan menjadi lebih jelas dan terarah.
Model-model PTK (Supardi, 2008 hlm 102) yaitu : (1) Model Kurt Lewin, (2) Model Kemmis dan Mc Taggart, (3) Model John Elliot, dan (4) Model Dave Ebbut.
Model Kurt Lewin menjadi acuan pokok atau kerangka dasar dari adanya berbagai model penelitian tindakan kelas yang lain, khususnya PTK. Dikatakan demikian karena dialah sebagai pencetus awal memperkenalkan satu-satunya orang yang berani menampilkan gagasan tentang action research atau penelitian tindakan.
Adapun model yang paling dikenal dan biasa digunakan adalah model Kemmis dan Mc Taggart (1998). Model ini merupakan pengembangan dari konsep dasar yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin. Model ini hampir sama dengan model Kurt Lewin hanya saja komponen acting (tindakan) dan observing (pengamatan) dijadikan satu kesatuan. Desain Kemmis ini menggunakan model yang dikenal dengan sistem spiral refleksi diri yang dimulai dengan rencana, tindakan, pengamatan, dan perencanaan kembali.
(15)
28
Shinta Weniastari Tiana, 2015
PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MEMBACA PADA MATERI IPA SISWA SEKOLAH DASAR
(16)
Shinta Weniastari Tiana, 2015
PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MEMBACA PADA MATERI IPA SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Identifikasi Masalah
Rumusan
Siklus I
Siklus II
Bagan 3.1
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Model Kemmis dan Mc Taggart, 1982
(Kasbolah, 1997/1998) Penyusunan Rencana Tindakan
Pelaksanaan Tindakan Observasi Rencana Tindakan Refleksi I
Penyusunan Rencana Tindakan
Pelaksanaan Tindakan
Observasi Rencana Tindakan Refleksi II
(17)
30
Shinta Weniastari Tiana, 2015
PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MEMBACA PADA MATERI IPA SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) ini akan dilaksanakan di SDN Luginasari 1 Bandung.
Kondisi kelas yang ditempati yakni di gedung SDN Luginasari 1 Bandung luasnya ± 7m x 7m. Dengan inventaris kelas terdiri dari 1 meja tulis guru dan 2 kursi guru, 4 lemari guru, 2 papan tulis (1 blackboard dan 1 whiteboard), 40 kursi dan 20 meja siswa yang setiap bangku diisi oleh 2 siswa, 1 pintu kelas yang terbuat dari kayu, 4 jendela kaca, 1 kipas angin, dan 4 buah lampu besar.
D. Subjek Penelitian
Subjek Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) ini adalah siswa kelas 2 SDN Luginasari 1 Bandung dengan jumlah 20 siswa, 14 siswa laki – laki dan 6 siswa perempuan.
Kebanyakan siswa berdomisili di lingkungan kawasan sekitar SDN Luginasari 1 Bandung yang kondisi sosialnya tergolong menengah ke bawah, kebanyakan pekerjaan orang tua mereka menjadi karyawan, ada juga yang berdagang ataupun menjadi guru. Jarak rata-rata rumah siswa ke sekolah sekitar ± 500 meter. Para siswa biasanya diantar oleh orang tua untuk pergi ke sekolah.
E. Waktu Penelitian
Waktu Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) ini adalah pada semester 2 tahun ajaran 2014 – 2015, tepatnya pada minggu ke-4 bulan April tahun 2015 sampai dengan selesai.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalan penelitian ini adalah :
1. Instrumen Pembelajaran yaitu : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS)
(18)
Shinta Weniastari Tiana, 2015
PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MEMBACA PADA MATERI IPA SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Intrumen Tes
Tes yang digunakan adalah tes formatif yang dilakukan pada setiap akhir siklus. Soal-soal disusun dengan memperhatikan indikator-indikator pembelajaran yang telah ditetapkan untuk mengukur kemampuan siswa dalam memahami bacaan pada materi IPA.
3. Instrumen Non Tes a. Lembar Observasi
Observasi dilakukan dengan melibatkan observer (pengamat) yang terdiri atas guru SD setempat dan rekan sejawat. Hal ini dilaksanakan untuk melihat perkembangan pross pembelajaran yang berlangsung baik dari aspek guru maupun siswa. Hasil observasi digunakan sebagai bahan refleksi untuk perbaikan pada siklus berikutnya.
b. Pedoman Wawancara
Wawancara dilakukan di akhir proses pembelajaran terhadap perwakilan siswa yang dipilih berdasarkan kemampuan yang berbeda yaitu kemampuan tinggi, sedang, dan rendah.
c. Rekaman Video dan Foto
Rekaman video dan foto digunakan pada penelitian ini terutama untuk mengambil adegan ketika proses pembelajaran berlangsung mulai dari awal penelitian hingga akhir penelitian.
G. Prosedur Penelitian
PTK ini dikembangkan melalui prosedur sebagai berikut : 1) Tahap pendahuluan
Pada tahap pendahuluan kegiatan yang dilakukan peneliti antara lain melakukan dialog dengan kepala sekolah tentang penelitian yang akan dilakukan, melakukan dialog dengan guru wali kelas 2 tentang
(19)
32
Shinta Weniastari Tiana, 2015
PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MEMBACA PADA MATERI IPA SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penggunaaan media gambar untuk meningkatkan pemahaman membaca pada materi IPA.
2) Tahap Persiapan
Sebelum melakukan penelitian, peneliti merancang sebuah pembelajaran dengan menggunakan media gambar untuk meningkatkan pemahaman membaca siswa pada materi IPA dalam dua siklus. Tahap selanjutnya adalah mengembangkan materi pembelajaran, menyiapkan instrumen tes, menyiapkan instrumen penelitian dan lain-lain.
3) Tahap Rencana Tindakan
Penelitian ini akan dilaksanakan dalan dua siklus dengan menggunakan media gambar. Setiap siswa diberikan penjelasan tentang materi yang akan dipelajari, kemudian siswa diberikan LKS yang berisi bacaan yang harus mereka pahami dan soal untuk mengukur pemahaman mebaca mereka. Data yang terkumpul berupa tingkat keberhasilan setiap siklus, yaitu peningkatan pemahaman membaca siswa pada materi IPA.
Sesuai dengan instrumen yang digunakan, maka teknik pengumpulan data adalah dengan pemberian soal tes, karena teknik ini digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam memahami bacaan pada materi IPA.
4) Tahap Pelaksanaan Tindakan
Tahap-tahap yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah mengikuti model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart yang terdiri dari 4 tahap. tahap awal adalah perencanaan, tahap kedua adalah pelaksanaan tindakan yang diikuti dengan tahap pengamatan selama tindakan berlangsung, dan yang terakhir adalah refleksi.
a) Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan, kegiatan perencanaan yang dilakukan meliputi :
(20)
Shinta Weniastari Tiana, 2015
PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MEMBACA PADA MATERI IPA SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam PBM 2. Menentukan pokok bahasan
3. Mengembangkan skenario pembelajaran 4. Menyusun Lembar kerja
5. Menyiapkan sumber belajar 6. Mengembangkan format evaluasi
7. Mengembangkan format observasi pembelajaran
b) Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan yang dimaksudkan adalah melaksanakan pembelajaran dengan media gambar sesuai rencana pembelajaran yang telah ditetapkan. Pada tahap pelaksanaan itu peneliti melakukan pembelajaran terhadap siswa kelas 2 SDN Luginasari 1 Bandung melalui beberapa tahapan yaitu :
1. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran.
2. Mengadakan tes awal.
3. Pada akhir pembelajaran dilakukan evaluasi (soal sesuai dengan kemampuan dasar yang terdapat direncana pembelajaran).
4. Penilaian Formatif
1) Persiapan Tindakan
a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan media gambar.
(21)
34
Shinta Weniastari Tiana, 2015
PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MEMBACA PADA MATERI IPA SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Memeriksa dan melakukan uji coba semua peralatan yang akan digunakan dalam penelitian.
d. Membuat tes akhir pembelajaran/uji kemampuan setiap siklus. e. Membuat pedoman observasi, pedoman wawanvara, dan catatan
lapangan.
f. Tindakan yang direncanakan yatu dua siklus : siklus I dan siklus II.
2) Pelaksanaan Tindakan a. Pelaksanaan Tindakan
(1) Siklus I
Pada siklus I dilaksanakan perencanaan tindakan I, pelaksanaan tindakan I, pengamatan/pengumpulan data I dan refleksi I yaitu pada bulan April minggu ke-3.
Frekuensi pembelajaran disesuaikan dengan jumlah jam pelajaran pada setiap pertemuan d kelas 2 yaitu empat jam pelajaran (satu jam pelajaran lamanya 35 menit).
(2) Siklus II
Pada siklus II dilaksanakan perencanaan tindakan II, pelaksanaan tindakan II, pengamatan/pengumpulan data II dan refleksi II yaitu pada bulan April minggu ke-4.
Frekuensi pembelajaran disesuaikan dengan jumlah jam pelajaran pada setiap pertemuan d kelas 2 yaitu empat jam pelajaran (satu jam pelajaran lamanya 35 menit).
5) Tahap Observasi
Kegiatan pengamatan dalam pelaksanaan tindakan ini adalah : 1. Melakukan observasi dengan memakai format observasi
(22)
Shinta Weniastari Tiana, 2015
PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MEMBACA PADA MATERI IPA SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kegiatan observasi ini dilakukan oleh peneliti sendiri dan para observer yang terdiri dari guru dan teman sejawat. Pada saat melakukan observasi yang diamati adalah perilaku siswa di dalam kelas, mengamati pengajaran guru, mengamati apa yang terjadi di dalam proses pembelajaran, mencatat hal-hal atau peristiwa yang terjadi di dalam kelas.
Observer mengisi lembar observasi yang telah disiapkan oleh peneliti sesuai dengan kondisi yang terjadi ketika proses pembelajaran berlangsung.
3. Melakukan tes setelah pembelajaran selesai
Tes ini dilakukan dengan jujur apa adanya, sehingga pembelajaran dengan menggunakan media gambar dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan target yang ingin dicapai. Manakala hasilnya sudah bagus, maka harus dipertahankan untuk siklus berikutnya. Tes yang dilakukan adalah tes formatif yang dilaksanakan setelah selesai melakukan pembelajaran di setiap akhir siklus dan penilaan proses yang dilakukan selama kegiatan belajar-mengajar berlangsung. Dalam tes ini peneliti menyiapkan instrumen tes sesuai dengan target keberhasilan yang telah ditetapkan.
4. Tahap wawancara terhadap siswa
Wawancara ini dilakukan setelah selesai pembelajaran pada siklus II. Wawancara dilaksanakan berdasarkan pedoman wawancara yang telah dibuat dan dilakukan terhadap perwakilan siswa.
6) Tahap Refleksi
Hasil pengamatan dianalisis untuk memperoleh gambaran bagaimana dampak dari tindakan yang dilakukan, hal apa saja yang perlu diperbaiki dan apa saja yang harus menjadi perhatian pada tindakan berikutnya.
(23)
36
Shinta Weniastari Tiana, 2015
PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MEMBACA PADA MATERI IPA SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tahap ini merupakan tahapan dimana peneliti melakukan introspeksi diri terhadap tindakan pembelajaran dan penelitian yang dilakukan. Dengan demikian refleksi dapat ditentukan sesudah adanya implementasi tindakan dan hasil observasi. Berdasarkan refleksi inilah suatu perbaikan tindakan selanjutnya di tentukan.
Kegiatan dalam tahap ini adalah:
1) Menganalisa hasil pekerjaan siswa. 2) Menganalisa hasil wawancara. 3) Menganalisa lembar observasi siswa. 4) Menganalisa lembar observasi penelitian.
Hasil analisa tersebut, peneliti melakukan refleksi yang akan digunakan sebagai bahan pertimbangan apakah kriteria yang telah di tetapkan tercapai atau belum. Jika sudah tercapai dan telah berhasil maka siklus tindakan berhenti. Tetapi sebaliknya jika belum berhasil pada siklus tindakan tersebut, maka peneliti mengulang siklus tindakan dengan memperbaiki kinerja pembelajaran pada tindakan berikutnya sampai berhasil sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
H. Rancangan Pengolahan dan Uji Keabsahan Data 1. Analisis Data Kuantitatif
Data Kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan. Sesuai dengan bentuknya, data kuantitatif dapat diolah atau dianalisis menggunakan teknik perhitungan matematika atau statistika. Data kuantitatif berfungsi untuk mengetahui jumlah atau besaran dari sebuah objek yang akan diteliti. Data ini bersifat nyata atau dapat diterima oleh panca indera sehingga peneliti harus benar-benar jeli dan teliti untuk mendapatkan keakuratan data dari objek yang akan diteliti (Purwanto, 2010 hlm 45).
(24)
Shinta Weniastari Tiana, 2015
PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MEMBACA PADA MATERI IPA SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pengolahan datanya secara umum dapat ditempuh langkah dan prosedur sebagai berikut menurut Purwanto (2010 hlm 48) :
a) Editing artinya membersihkan atau memeriksa kembali jawaban responden, apakah setiap pertanyaan dijawabnya; jika dijawab, apakah cara menjawabnya sesuai dengan yang diharapkan.
b) Coding maksudnya membuat kode atau member tanda agar mudah memeriksa jawaban.
c) Scoring ialah memberikan angka, khususnya kepada data yang dikuantifikasikan.
d) Tabulating yaitu memasukan data ke dalam tabel melalui proses tally atau menghitung frekuensi.
e) Mengolah atau menghitung data dengan statistik deskriptif seperti menghitung mode, median dan atau rata – rata sesuai dengan jenis data.
f) Membuat interpretasi hasil pengolahan data tersebut dalam bentuk pernyataan verbal; sesuai dengan permasalahan yang diteliti.
g) Analisis data lebih lanjut untuk uji hipotesis (bila penelitian adalah penelitian yang menguji hipotesis).
a. Presentase tingkat keberhasilan belajar siswa dihitung berdasarkan skor yang diperoleh dengan menggunakan rumus :
Untuk mengklasifikasi kualitias pemahaman membaca siswa pada materi IPA, data hasil tes dikelompokkan dengan menggunakan Skala Lima, yaitu sebagai berikut.
Tabel 3.1
Kriteria Penentuan Tingkat Kemampuan Pemahaman Siswa Presentase Kemampuan Pemahaman = Jumlah skor yang diperoleh x 100 %
(25)
38
Shinta Weniastari Tiana, 2015
PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MEMBACA PADA MATERI IPA SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Presentase Skor Total Siswa Kategori
90 % < A > 100 % A (sangat baik) 75 % < B > 90 % B (baik) 55 % < C > 75 % C (cukup) 40 % < D > 55 % D (kurang)
0 % < E > 40 % E (buruk)
Penilaian juga dilakukan dengan cara menghitung jumlah jawaban benar dari soal yang tersedia.
Skor maksimal : 100
Penilaian : Skor yang diperoleh X 100 Skor ideal
Tabel 3.2 Kriteria Skor Ideal
Konversi Nilai (Skala 0-100) Predikat Klasifikasi
91-100 A SB (Sangat Baik)
76-90 B B (Baik)
61-75 C C (Cukup)
0-60 D K (Kurang)
b. Perhitungan Daya Serap Klasikal (DSK)
Dalam tahap ini, pengukuran dilakukan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa secara klasikal. Pembelajaran yang dilakukan praktisi
(26)
Shinta Weniastari Tiana, 2015
PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MEMBACA PADA MATERI IPA SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dikatakan berhasil atau tuntas apabila di kelas tersebut 85 % siswanya mencapai daya serap > 70 %.
Perhitungan DSK tersebut menggunakan rumus sebagai berikut.
2. Analisis Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata, bukan dalam bentuk angka. Data kualitatif diperoleh melalui berbagai macam teknik pengumpulan data misalnya wawancara, analisis dokumen, diskusi terfokus, atau observasi. Bentuk lain data kualitatif adalah gambar yang diperoleh melalui pemotretan atau rekaman video. Data kualitatif berfungsi untuk mengetahui kualitas dari sebuah objek yang akan diteliti. Data ini bersifat abstrak sehingga peneliti harus benar-benar memahami kualitas dari objek yang akan diteliti (Sugiyono, 2010 hlm 33).
Organisasi data dalam penelitian kualitatif sangat penting untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih baik dalam langkah–langkah penyimpanan dan pengorganisasian data sistematis sebagaimana berikut menurut Sugiyono (2010 hlm 40) :
1) Data mentah berupa catatan lapangan, kaset hasil rekaman. 2) Data yang sebagian sudah diperoses berbentuk transkip
wawancara, catatan refleksi peneliti.
3) Data yang sudah diberi kode – kode dan kategori secara luas melalui skema.
4) Memo dan draft untuk analisis data (refleksi konseptual peneliti mengenai arti konseptual peneliti).
5) Catatan pencarian dan penemuan.
DSK = Jumlah siswa yang memperoleh tingkat penguasaan > 70 % x 100 %
(27)
40
Shinta Weniastari Tiana, 2015
PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MEMBACA PADA MATERI IPA SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 6) Display data melalui skema atau jaringan informasi. 7) Dokumentasi langkah – langkah kegiatan penelitian. 8) Daftar indeks dan draft laporan.
a. Menganalisis Data Observasi
Persentase peningkatan aktivitas siswa yang diamati secara klasikal dengan memperhatikan keaktifan dan kerja sama siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan kriteria penilaian sebagai berikut.
Tabel 3.3
Kriteria Aktivitas Siswa
Kategori Skor
Baik Sekali 4
Baik 3
Cukup 2
Perlu Bimbingan 1
Data hasil observasi ini disajikan dalam bentuk tabel. Data hasil observasi ini dirangkum dan diinterpretasikan agar kesesuaian antara pembelajaran yang dilakukan dan yang seharusnya dapat terlihat.
b. Menganalisis Data Hasil Wawancara
Data hasil wawancara dengan siswa dideskripsikan dalam kalimat dan disusun ke dalam bentuk rangkuman hasil wawancara.
(28)
Shinta Weniastari Tiana, 2015
PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MEMBACA PADA MATERI IPA SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Darmojo, Hendro., Jenny R.E Kaligis. 1993. Pendidikan IPA 2. Jakarta: Depdikbud.
Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Hamalik, Oemar. 1980. Media Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Hermawan, R., dkk. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: UPI PRESS. Kasbolah, Kasiani. 1998. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Kemmis dan Teggart. 1998. The Action Research Planner. Deakin University. Nurhadi. 1987. Membaca Cepat dan Efektif. Bandung: Sinar Baru.
Purwanto. 2010. Metodologi Penelitian Kuantitatif Untuk Psikologi dan Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rahadi, Anston. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta: Ditjen Dikti Depdikbud. Samatowa, Usman. 2006. Bagaimana Membelajarkan IPA di Sekolah Dasar.
Jakarta: Dirdiknas.
Sudjana, Nana. 1989. Dasar – dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: CV. Sinar Baru.
Sugiyono. 2010. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabet.
Suharsimi, Arikunto. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Supardi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Suroso Widihatmoko. 2011. Media Pembelajaran. Jogyakarta: Kaukaba.
Tampubolon. 1990. Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan Efesien. Bandung: Angkasa.
Tarigan, HG. 1991. Metodologi Pengajaran Bahasa-2. Bandung: Angkasa. Wahyudin, Dinn. 2007. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Universitas Terbuka. Sumarsono. 2011. Peningkatan Hasil Belajar Ipa Melalui Penggunaan Media
Gambar Bagi Siswa Kelas Vi Semester I Sd Negeri Ronggo 03 Kecamatan Jaken Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2011/2012. (Skripsi). Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
(29)
63
Shinta Weniastari Tiana, 2015
PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MEMBACA PADA MATERI IPA SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sekar Purbarini Kawuryan. “Karakteristik Siswa SD Kelas Rendah Dan Pembelajarannya”. (Makalah). PPSD FIP UNY.
Wasih Djojosoediro. “Hakikat Ipa Dan Pembelajaran Ipa Sd”. (Makalah).
Syafi’ie, Imam. 1999. Pengajaran Membaca Terpadu. Bahan Kursus Pendalaman Materi Guru Inti PKG Bahasa dan Sastra Indonesia. Malang: IKIP.
Anggi Kusumadewi. (2012, 2 Desember). “Kurikulum Pendidikan 2013, Apa Yang Baru?”. [Forum Online]. Diakses dari http://m.news.viva.co.id/news/read/371744-kurikulum-pendidikan-2013-apa-yang-baru.
Anonim. (2012, 28 Desember). “Kurikulum 2013, Kemendikbud Beri Opsi SD Kelas 1-3 Tak Akan Belajar IPA & IPS”. [Forum Online]. Diakses dari
http://forum.kompas.com/nasional/226418-kurikulum-2013-kemendikbud-beri-opsi-sd-kelas-1-3-tak-akan-belajar-ipa-ips.html.
(1)
Shinta Weniastari Tiana, 2015
PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MEMBACA PADA MATERI IPA SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pengolahan datanya secara umum dapat ditempuh langkah dan prosedur sebagai berikut menurut Purwanto (2010 hlm 48) :
a) Editing artinya membersihkan atau memeriksa kembali jawaban
responden, apakah setiap pertanyaan dijawabnya; jika dijawab, apakah cara menjawabnya sesuai dengan yang diharapkan.
b) Coding maksudnya membuat kode atau member tanda agar mudah
memeriksa jawaban.
c) Scoring ialah memberikan angka, khususnya kepada data yang
dikuantifikasikan.
d) Tabulating yaitu memasukan data ke dalam tabel melalui proses
tally atau menghitung frekuensi.
e) Mengolah atau menghitung data dengan statistik deskriptif seperti menghitung mode, median dan atau rata – rata sesuai dengan jenis data.
f) Membuat interpretasi hasil pengolahan data tersebut dalam bentuk pernyataan verbal; sesuai dengan permasalahan yang diteliti.
g) Analisis data lebih lanjut untuk uji hipotesis (bila penelitian adalah penelitian yang menguji hipotesis).
a. Presentase tingkat keberhasilan belajar siswa dihitung berdasarkan skor yang diperoleh dengan menggunakan rumus :
Untuk mengklasifikasi kualitias pemahaman membaca siswa pada materi IPA, data hasil tes dikelompokkan dengan menggunakan Skala Lima, yaitu sebagai berikut.
Tabel 3.1
Kriteria Penentuan Tingkat Kemampuan Pemahaman Siswa
Presentase Kemampuan Pemahaman = Jumlah skor yang diperoleh x 100 % Skor Total
(2)
Shinta Weniastari Tiana, 2015
PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MEMBACA PADA MATERI IPA SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Presentase Skor Total Siswa Kategori
90 % < A > 100 % A (sangat baik)
75 % < B > 90 % B (baik)
55 % < C > 75 % C (cukup) 40 % < D > 55 % D (kurang)
0 % < E > 40 % E (buruk)
Penilaian juga dilakukan dengan cara menghitung jumlah jawaban benar dari soal yang tersedia.
Skor maksimal : 100
Penilaian : Skor yang diperoleh X 100 Skor ideal
Tabel 3.2 Kriteria Skor Ideal
Konversi Nilai (Skala 0-100) Predikat Klasifikasi
91-100 A SB (Sangat Baik)
76-90 B B (Baik)
61-75 C C (Cukup)
0-60 D K (Kurang)
b. Perhitungan Daya Serap Klasikal (DSK)
Dalam tahap ini, pengukuran dilakukan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa secara klasikal. Pembelajaran yang dilakukan praktisi
(3)
Shinta Weniastari Tiana, 2015
PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MEMBACA PADA MATERI IPA SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dikatakan berhasil atau tuntas apabila di kelas tersebut 85 % siswanya mencapai daya serap > 70 %.
Perhitungan DSK tersebut menggunakan rumus sebagai berikut.
2. Analisis Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata, bukan dalam bentuk angka. Data kualitatif diperoleh melalui berbagai macam teknik pengumpulan data misalnya wawancara, analisis dokumen, diskusi terfokus, atau observasi. Bentuk lain data kualitatif adalah gambar yang diperoleh melalui pemotretan atau rekaman video. Data kualitatif berfungsi untuk mengetahui kualitas dari sebuah objek yang akan diteliti. Data ini bersifat abstrak sehingga peneliti harus benar-benar memahami kualitas dari objek yang akan diteliti (Sugiyono, 2010 hlm 33).
Organisasi data dalam penelitian kualitatif sangat penting untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih baik dalam langkah–langkah penyimpanan dan pengorganisasian data sistematis sebagaimana berikut menurut Sugiyono (2010 hlm 40) :
1) Data mentah berupa catatan lapangan, kaset hasil rekaman. 2) Data yang sebagian sudah diperoses berbentuk transkip
wawancara, catatan refleksi peneliti.
3) Data yang sudah diberi kode – kode dan kategori secara luas melalui skema.
4) Memo dan draft untuk analisis data (refleksi konseptual peneliti mengenai arti konseptual peneliti).
5) Catatan pencarian dan penemuan.
DSK = Jumlah siswa yang memperoleh tingkat penguasaan > 70 % x 100 % Jumlah Siswa
(4)
Shinta Weniastari Tiana, 2015
PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MEMBACA PADA MATERI IPA SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6) Display data melalui skema atau jaringan informasi.
7) Dokumentasi langkah – langkah kegiatan penelitian. 8) Daftar indeks dan draft laporan.
a. Menganalisis Data Observasi
Persentase peningkatan aktivitas siswa yang diamati secara klasikal dengan memperhatikan keaktifan dan kerja sama siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan kriteria penilaian sebagai berikut.
Tabel 3.3
Kriteria Aktivitas Siswa
Kategori Skor
Baik Sekali 4
Baik 3
Cukup 2
Perlu Bimbingan 1
Data hasil observasi ini disajikan dalam bentuk tabel. Data hasil observasi ini dirangkum dan diinterpretasikan agar kesesuaian antara pembelajaran yang dilakukan dan yang seharusnya dapat terlihat.
b. Menganalisis Data Hasil Wawancara
Data hasil wawancara dengan siswa dideskripsikan dalam kalimat dan disusun ke dalam bentuk rangkuman hasil wawancara.
(5)
Shinta Weniastari Tiana, 2015
PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MEMBACA PADA MATERI IPA SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Darmojo, Hendro., Jenny R.E Kaligis. 1993. Pendidikan IPA 2. Jakarta: Depdikbud.
Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Hamalik, Oemar. 1980. Media Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Hermawan, R., dkk. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: UPI PRESS. Kasbolah, Kasiani. 1998. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Kemmis dan Teggart. 1998. The Action Research Planner. Deakin University. Nurhadi. 1987. Membaca Cepat dan Efektif. Bandung: Sinar Baru.
Purwanto. 2010. Metodologi Penelitian Kuantitatif Untuk Psikologi dan
Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rahadi, Anston. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta: Ditjen Dikti Depdikbud. Samatowa, Usman. 2006. Bagaimana Membelajarkan IPA di Sekolah Dasar.
Jakarta: Dirdiknas.
Sudjana, Nana. 1989. Dasar – dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: CV. Sinar Baru.
Sugiyono. 2010. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabet.
Suharsimi, Arikunto. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Supardi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Suroso Widihatmoko. 2011. Media Pembelajaran. Jogyakarta: Kaukaba.
Tampubolon. 1990. Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan Efesien. Bandung: Angkasa.
Tarigan, HG. 1991. Metodologi Pengajaran Bahasa-2. Bandung: Angkasa. Wahyudin, Dinn. 2007. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Universitas Terbuka. Sumarsono. 2011. Peningkatan Hasil Belajar Ipa Melalui Penggunaan Media
Gambar Bagi Siswa Kelas Vi Semester I Sd Negeri Ronggo 03 Kecamatan
Jaken Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2011/2012. (Skripsi). Universitas
(6)
Shinta Weniastari Tiana, 2015
PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MEMBACA PADA MATERI IPA SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sekar Purbarini Kawuryan. “Karakteristik Siswa SD Kelas Rendah Dan
Pembelajarannya”. (Makalah). PPSD FIP UNY.
Wasih Djojosoediro. “Hakikat Ipa Dan Pembelajaran Ipa Sd”. (Makalah).
Syafi’ie, Imam. 1999. Pengajaran Membaca Terpadu. Bahan Kursus Pendalaman Materi Guru Inti PKG Bahasa dan Sastra Indonesia. Malang: IKIP.
Anggi Kusumadewi. (2012, 2 Desember). “Kurikulum Pendidikan 2013, Apa Yang Baru?”. [Forum Online]. Diakses dari http://m.news.viva.co.id/news/read/371744-kurikulum-pendidikan-2013-apa-yang-baru.
Anonim. (2012, 28 Desember). “Kurikulum 2013, Kemendikbud Beri Opsi SD Kelas 1-3 Tak Akan Belajar IPA & IPS”. [Forum Online]. Diakses dari
http://forum.kompas.com/nasional/226418-kurikulum-2013-kemendikbud-beri-opsi-sd-kelas-1-3-tak-akan-belajar-ipa-ips.html.