KESENIAN GENJRING RUDAT GRUP KANDAGA GENJRING CILIMUS DI KECAMATAN CILIMUS KABUPATEN KUNINGAN.

(1)

NURUL HIDAYAH, 2014

KESENIAN GENJRING RUDAT GRUP KANDAGA GENJRING CILIMUS DI KECAMATAN CILIMUS KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu KESENIAN GENJRING RUDAT GRUP KANDAGA GENJRING CILIMUS

DI KECAMATAN CILIMUS KABUPATEN KUNINGAN

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Departemen Pendidikan Seni Musik

oleh

NURUL HIDAYAH NIM 1001777

DEPARTEMEN PENDIDIKAN SENI MUSIK FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI


(2)

NURUL HIDAYAH, 2014

KESENIAN GENJRING RUDAT GRUP KANDAGA GENJRING CILIMUS DI KECAMATAN CILIMUS KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu 2014

KESENIAN GENJRING RUDAT

GRUP KANDAGA GENJRING

CILIMUS

DI KECAMATAN CILIMUS

KABUPATEN KUNINGAN

Oleh Nurul Hidayah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Nurul Hidayah 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

September 2014


(3)

NURUL HIDAYAH, 2014

KESENIAN GENJRING RUDAT GRUP KANDAGA GENJRING CILIMUS DI KECAMATAN CILIMUS KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

LEMBAR PENGESAHAN

NURUL HIDAYAH

KESENIAN GENJRING RUDAT GRUP KANDAGA GENJRING CILIMUS

DI KECAMATAN CILIMUS KABUPATEN KUNINGAN

Disetujui dan disahkan oleh Pembimbing:

Pembimbing I

Dr. Uus Karwati, S.Kar., M.Sn., NIP. 196506231991012001

Pembimbing II

Oya Yukarya, S.Kar., M.Sn., NIP. 196012011990011001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Seni Musik

Dr. phil. Yudi Sukmayadi, M.Pd., NIP. 197303262000031003


(4)

NURUL HIDAYAH, 2014

KESENIAN GENJRING RUDAT GRUP KANDAGA GENJRING CILIMUS DI KECAMATAN CILIMUS KABUPATEN KUNINGAN


(5)

NURUL HIDAYAH, 2014

KESENIAN GENJRING RUDAT GRUP KANDAGA GENJRING CILIMUS DI KECAMATAN CILIMUS KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Judul penelitian ini adalah Kesenian Genjring Rudat Grup Kandaga Genjring Cilimus di Kecamatan Cilimus Kabupaten Kuningan. Judul penelitian ini bertujuan untuk mengungkap dan menganalisis permasalahan yang dikaji yaitu riwayat dan penyajian kesenian Genjring Rudat grup Kandaga Genjring Cilimus. Untuk membedah masalah yang dikaji menggunakan teori seni pertunjukan, struktur pertunjukan, unsur-unsur musik karawitan dan ansambel musik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data melalui, observasi, wawancara, dokumentasi dan studi literatur. Agar data yang didapatkan valid dan reabilitas maka dilakukan reduksi, analisis dan verifikasi. Penelitian ini mengenai riwayat kesenian genjring rudat grup Kandaga Genjring Cilimus yaitu berawal dari proses regenerasi yang dilakukan pada ruang lingkup kecil, yaitu kekeluargaan dengan personil yang sudah tua. Proses regenerasi berkembang pada ruang lingkup besar mencakup seluruh wilayah desa Cilimus. Penyajian kesenian genjring rudat pada acara khitanan, grup Kandaga Genjring Cilimus memiliki tiga urutan pertunjukan, yaitu pembukaan, sajian inti dan penutupan. Grup Kandaga Genjring Cilimus memiliki suatu inovasi untuk tetap mempertahankan eksistensinya dengan cara menambahkan atraksi debus dan akrobat.

Kata kunci: genjring, rudat

ABSTRACT

This research, entitled Genjring Rudat Art Kandaga Genjring Cilimus Group in Kecamatan Cilimus Kabupaten Kuningan, aims to reveal and analyze the issues in the history and performance of Genjring Rudat art Kandaga Genjring Cilimus group. To dissect the problems this research use the theory of performing arts, the structure of the show, the elements of gamelan music and ensemble music. The method used in this research is descriptive method with qualitative approach. The data collected through observation, interviews, documentation and study of literature. In order to obtain valid data and the reliability, reduction, analysis and verification are performed. The finding shows that the history of Genjring rudat art Kandaga Genjring Cilimus group originated from the regeneration process done on a small scope, for example in a small family with old personnel. Regeneration process develops in a large scope covers the entire territory of Cilimus village. Presentation of art Genjring rudat in the "khitanan" ceremony have three performances sequence of opening, the core, and the closing. Group Kandaga Genjring Cilimus have an innovation to maintain its existence by adding debus attractions and acrobatics.


(6)

NURUL HIDAYAH, 2014

KESENIAN GENJRING RUDAT GRUP KANDAGA GENJRING CILIMUS DI KECAMATAN CILIMUS KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iii

KATA PENGANTAR. ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR FOTO ... x

DAFTAR NOTASI ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Seni Pertunjukan ... 8

B. Struktur Seni Pertunjukan ... 11

C. Materi Seni Pertunjukan ... 12

D. Kesenian Genjring Rudat ... 13

1. Perkembangan Kesenian Genjring Rudat ... 13

2. Waditra Genjring ... 15

E. Unsur-unsur Musik dan Karawitan ... 18


(7)

NURUL HIDAYAH, 2014

KESENIAN GENJRING RUDAT GRUP KANDAGA GENJRING CILIMUS DI KECAMATAN CILIMUS KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

2. Notasi ... 19

3. Irama ... 19

4. Embat atau Tempo ... 20

5. Dinamika ... 21

F. Ansambel Musik ... 21

G. Teknik Vokal ... 24

1. Intonasi ... 24

2. Resonansi ... 24

3. Pernapasan ... 25

4. Artikulasi ... 26

5. Phrasering ... 27

6. Penjiwaan ... 27

H. Komposisi Musik... 28

I. Penelitian yang Relevan ... 29

BAB III METODE PENELITIAN ... 31

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 31

B. Desain Penelitian ... 32

C. Metode Penelitian ... 35

D. Definisi Operasional ... 36

E. Instrumen Penelitian ... 36

F. Proses Pengembangan Instrumen ... 38

G. Teknik Pengumpulan Data ... 38

H. Analisis Data ... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 43

A. Hasil Penelitian ... 43

1. Riwayat Kesenian Genjring Rudat grup Kandaga Genjring Cilimus ... 43


(8)

NURUL HIDAYAH, 2014

KESENIAN GENJRING RUDAT GRUP KANDAGA GENJRING CILIMUS DI KECAMATAN CILIMUS KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

b. Riwayat Kesenian Genjring Rudat di Cilimus ... 46

c. Riwayat Kesenian Genjring Rudat grup Lang-Lang Buana .. 48

d. Proses Regenerasi Grup Kandaga Genjring Cilimus... 53

2. Penyajian Kesenian Genjring Rudat grup Kandaga Genjring Cilimus ... 56

a. Proses pertunjukan Kesenian Genjring Rudat grup Kandaga Genjring Cilumus pada Acara Khitanan ... 56

b. Busana Pertunjukan ... 63

c. Organologi Waditra ... 64

d. Teknik dan Posisi Menabuh ... 68

B. Pembahasan ... 71

1. Riwayat Kesenian Genjring Rudat grup Kandaga Genjring Cilimus ... 71

2. Penyajian Kesenian Genjring Rudat grup Kandaga Genjring Cilimus ... 73

a. Penyajian Pertunjukan Kesenian Genjring Rudat grup Kandaga Genjring Cilimus pada acara Khitanan ... 75

b. Fungsi Waditra yang digunakan ... 83

c. Vokal pada Pertunjukan ... 87

d. Makna Kostum pertunjukan ... 88

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 89

A. Kesimpulan ... 89

B. Saran ... 90

DAFTAR PUSTAKA ... 91

GLOSARIUM ... 93

LAMPIRAN ... 94 SK


(9)

NURUL HIDAYAH, 2014

KESENIAN GENJRING RUDAT GRUP KANDAGA GENJRING CILIMUS DI KECAMATAN CILIMUS KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Ilustrasi proses pertunjukan ... 12

Gambar 2.2 Alat musik rebana ... 15

Gambar 2.3 Salah satu halaman Kitab Al-Barzanji ... 16

Gambar 2.4 Alat musik genjring ... 17

Gambar 2.5 Notasi angka ... 19

Gambar 2.6 Pernafasan diafragma ... 26

Gambar 3.1 Peta Kecamatan Cilimus ... 31

Gambar 3.2 Desain Penelitian ... 33

Gambar 4.1 Tangga Nada A ... 78

Gambar 4.2 Urutan pertunjukan Kesenian Genjring Rudat grup Kandaga Genjirng Cilimus pada acara khitanan ... 82

Gambar 4.3 Grafik urutan pertunjukan kesenian genjring rudat grup Kandaga Genjring Cilimus pada acara khitanan ... 83


(10)

NURUL HIDAYAH, 2014

KESENIAN GENJRING RUDAT GRUP KANDAGA GENJRING CILIMUS DI KECAMATAN CILIMUS KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu DAFTAR FOTO

Foto 4.1 Ilustrasi tari rudat yang dilakukan sambil duduk ... 44

Foto 4.2 Rebana Kasepuhan Cirebon ... 46

Foto 4.3 Piala-piala penghargaan yang diraih oleh Grup Langlang Buana ... 51

Foto 4.4 Piagam Piagam Penghargaan acara Gebyar Wisata Nusantara ... 52

Foto 4.5 Bapak Acun Pimpinan Seni Genjring Rudat di Desa Cilimus ... 54

Foto 4.6 Sebagian personil Kandaga Genjring Cilimus ... 55

Foto 4.7 Lokasi kediaman Pimpinan Grup dan tempat latihan grup Kandaga Genjring Cilimus ... 56

Foto 4.8 Suasana latihan pra sajian ... 57

Foto 4.9 Suasana pertunjukan kesenian genjring rudat saat lagu pertama ... 59

Foto 4.10 Susana Arak-arakan ... 60

Foto 4.11 Suasana saat di pertengahan arak-arakan ... 61

Foto 4.12 Saat pertunjukan atraksi melempar genjring, debus dan akrobat ... 62

Foto 4.13 Ilustrasi kostum personil genjring yang dipakai saat pertunjukan ... 63

Foto 4.14 Ilustrasi busana pelantun shalawat yang saat pertunjukan ... 64

Foto 4.15 Waditra yang digunakan ... 64

Foto 4.16 Genjring tampak depan ... 65

Foto 4.17 Genjring tampak belakang ... 65

Foto 4.18 Waditra Bedug ... 67

Foto 4.19 Cara memegang genjring dengan posisi berdiri ... 68

Foto 4.20 Cara menabuh bunyi pang ... 69

Foto 4.21 Cara menabuh bunyi ping ... 69

Foto 4.22 Cara menabuh bunyi pak ... 70


(11)

NURUL HIDAYAH, 2014

KESENIAN GENJRING RUDAT GRUP KANDAGA GENJRING CILIMUS DI KECAMATAN CILIMUS KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Foto 4.24 Ilustrasi menabuh genjring saat genjring digantungkan ... 71

Foto 4.25 Formasi waditra bedug dan genjring 1:8, 2 buah bedug dan 16 buah genjring... 84

DAFTAR NOTASI Notasi 4.1 Notasi balok syair Assholatu ‘alannabi grup Kandaga Genjring Cilimus ... 76

Notasi 4.2 Notasi angka syair Assholatu ‘alannabi grup Kandaga Genjring Cilimus ... 76

Notasi 4.3 Lagu Assholatu ‘alannabi grup Kandaga Genjring Cilimus ... 78

Notasi 4.4 Lagu Kamsyafa grup Kandaga Genjring Cilimus ... 80

Notasi 4.5 Pola ritmik genjring satu ... 85

Notasi 4.6 Pola ritmik genjring dua ... 85

Notasi 4.7 Pola ritmik genjring tiga ... 86

Notasi 4.8 Pola ritmik genjring empat ... 86


(12)

NURUL HIDAYAH, 2014

KESENIAN GENJRING RUDAT GRUP KANDAGA GENJRING CILIMUS DI KECAMATAN CILIMUS KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pedoman Wawancara ... 94

Lampiran 2 Data Hasil Wawancara ... 95

Lampiran 3 Pedoman Observasi ... 97

Lampiran 4 Notasi Lagu ... 98

Lampiran 5 Lirik-lirik Lagu ... 103


(13)

NURUL HIDAYAH, 2014

KESENIAN GENJRING RUDAT GRUP KANDAGA GENJRING CILIMUS DI KECAMATAN CILIMUS KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesenian Rebana banyak berkembang di wilayah Jawa Barat. Berdasarkan perkembangannya, kesenian yang menggunakan alat musik rebana mengalami perubahan baik dari segi bentuk, nama atau istilah, maupun cara mempertunjukannya. Istilah kesenian yang menggunakan rebana diantaranya, gembyung, terebang, dan genjring. Perbedaannya, alat musik gembyung dan terebang menggunakan rebana yang berukuran besar. Sedangkan pada genjring menggunakan rebana yang berukuran besar dan kecil serta terdapat kepingan logam pada ketiga sisinya.

Salah satu kesenian rebana yang banyak berkembang di masyarakat yakni genjring rudat. Genjring rudat berasal dari dua jenis kesenian yang disatukan, yaitu kesenian genjring dan tari rudat. Pada kesenian genjring dapat disajikan menggunakan alunan vokal ataupun hanya menggunakan waditra genjring. Alunan vokal pada kesenian genjring berasal dari syair shalawat atau pupujian. Syair shalawat berasal dari Kitab Al-Barzanji. Pada Kitab Al-Barzanji memuat tentang sejarah Nabi Muhammad SAW, oleh karena itu syair yang digunakan berbahasa Arab. Sedangkan tari rudat merupakan tarian yang kental dengan unsur agama Islam dan bela diri. Pada penyajiannya, tari rudat dimainkan dengan iringan musik genjring dan shalawat.

Kesenian genjring rudat ini berkembang di masyarakat Kabupaten Kuningan. Berdasarkan sejarahnya yang terdapat pada buku Profil Kesenian Kabupaten Kuningan, awalnya kesenian genjring rudat hanya berupa kesenian genjring yang biasanya dimainkan untuk mengiringi shalawat nabi atau puji-pujian kepada Nabi yang ditulis dalam kitab Al-Barzanji. Pada zaman kesultanan Kanoman Cirebon muncul pola dan perilaku yang berbeda dalam memainkan genjring yang dikenal masyarakat sebagai genjring rudat. Genjring rudat lahir pada zaman Kesultanan


(14)

NURUL HIDAYAH, 2014

KESENIAN GENJRING RUDAT GRUP KANDAGA GENJRING CILIMUS DI KECAMATAN CILIMUS KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Kanoman, bermula dari semangat masyarakat yang ingin melawan serangan penjajah yang saat itu melarang aktifitas silat tenaga dalam dan bela diri. Akhirnya para pemimpin Kesultanan dan Pesantren menyiasatinya dengan menyamarkan pergerakan silat tersebut menjadi tarian untuk mengajarkan bela diri kepada para pemuda dan para santri. Sehingga gerakan-gerakan silat dan bela diri tersebut tidak disadari oleh penjajah. Dan pada saat itu para santri yang berasal dari Kuningan, mengenalkan kesenian genjring rudat kepada masyarakat Kuningan sesuai dengan daerahnya masing-masing.

Fungsi atau kegunaan kesenian genjring rudat awalnya bertujuan untuk penyebaran agama Islam. Kesenian genjring rudat ini biasa ditampilkan dalam acara hiburan di lingkungan pesantren. Para santri melakukan kesenian genjring rudat pada saat waktu senggang dengan menyanyikan syair-syair shalawat yang bermakna memuji kebesaran Allah SWT. Selain itu, kesenian genjring rudat dilakukan sambil menari dengan gerakan pencak silat. Pada perkembangan berikutnya, kesenian genjring rudat biasa ditampilkan pada acara keagamaan, seperti Maulid Nabi Muhammad SAW, Rajaban, Hari Raya Idul Fitri dan hari-hari besar Islam lainnya.

Seiring perkembangan zaman, kesenian genjring rudat beralih fungsi dari media pengembangan dan penyebaran agama Islam menjadi sarana hiburan. Setelah beralih fungsi menjadi sarana hiburan yang ditonton oleh masyakarat luas, kesenian genjring rudat biasa ditampilkan pada Peringatan Hari Besar Nasional, Penyambutan Tamu Kehormatan, Hajatan, Khitanan, dan lain-lain. Pada penyajiannya, materi lagu yang ditampilkan mengikuti perkembangan zaman. Lagu-lagu yang ditampilkan tidak hanya berasal dari syair shalawat atau lagu-lagu yang bernilai keagamaan, akan tetapi meliputi Pop Sunda dan Dangdut.

Kesenian genjring rudat berkembang di beberapa daerah di Kabupaten Kuningan, diantaranya Ciporang, Subang, Darma, Ancaran, dan Cilimus. Daerah Cilimus merupakan daerah yang masih aktif terhadap perkembangan kegiatan kesenian genjring rudat. Masyarakat di daerah Cilimus sangat mendukung terhadap kesenian genjring rudat. Masyarakat yang mendukung tidak hanya orang


(15)

NURUL HIDAYAH, 2014

KESENIAN GENJRING RUDAT GRUP KANDAGA GENJRING CILIMUS DI KECAMATAN CILIMUS KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

dewasa, akan tetapi para pemuda ikut serta mendukung dalam perkembangan kesenian genjring rudat.

Perkembangan zaman yang semakin maju tidak menyurutkan para pemuda di daerah Cilimus untuk mempelajari kesenian genjring rudat. Para remaja, seniman genjring dan beberapa tokoh masyarakatnya turut andil dalam upaya mewujudkan kembali kesenian genjring rudat agar tetap lestari. Berdasarkan latar belakang tersebut maka dibentuklah sebuah perkumpulan genjring rudat dengan nama Kandaga Genjring Cilimus dibawah Pimpinan Bapak Acun. Personil grup Kandaga Genjring Cilimus sebagian besar merupakan para pemuda desa Cilimus.

Kesenian genjring rudat grup Kandaga Genjring Cilimus biasa ditampilkan pada acara keagamaan memperingati hari besar Islam seperti Maulid Nabi Muhammad SAW dan Rajaban. Selain itu, grup Kandaga Genjring Cilimus biasa menampilkan kesenian genjring rudat pada dalam acara hiburan, seperti Khitanan, Upacara Pernikahan, Penyambutan Tamu Kehormatan, Helaran dan acara hiburan lainnya. Grup Kandaga Genjring Cilimus mempunyai prestasi dengan tampil di beberapa acara seperti, Car Free Day Ethnic di Kabupaten Kuningan, Festival Gelar Budaya di Kabupaten Tasikmalaya, Pagelaran Budaya CIAYUMAJAKUNING di Kota Cirebon, Kemilau Nusantara di Kota Bandung, Acara Seni Budaya di Kota Surabaya serta acara rutin Hari Jadi Kabupaten Kuningan, dan acara-acara besar lainnya di Kabupaten Kuningan.

Banyak kalangan yang mendukung perkumpulan genjring rudat. Sehingga para pemuda desa bersemangat untuk mengembangkan kesenian genjring rudat menjadi genjring rudat kreasi. Grup Kandaga Genjring Cilimus mengkreasikan beberapa lagu yang ditampilkan, pola tabuhan, serta cara penyajian pertunjukannya. Pada lagu-lagu yang tampilkan mengikuti perkembangan zaman seperti, Pop Sunda dan Dangdut. Grup Kandaga Genjring Cilimus mengaransemen lagu Pop Sunda Es Lilin, lagu dangdut ‘Kucing Garong’, ‘Jablay’ dan sebagainya. Grup Kandaga Genjring Cilimus mengubah lirik lagu asli menjadi syair yang ada pada kitab Al-Barzanji. Namun pada lagu lain terdapat syair bahasa Sunda yang merupakan terjemahan dari bahasa Arab. Syair bahasa Sunda yang digunakan tidak mengurangi arti dari bahasa Arab itu sendiri. Hal ini


(16)

NURUL HIDAYAH, 2014

KESENIAN GENJRING RUDAT GRUP KANDAGA GENJRING CILIMUS DI KECAMATAN CILIMUS KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

diciptakan agar penikmat atau penonton tidak merasa jenuh dalam menyaksikan kesenian genjring rudat.

Pola tabuhan waditra genjring pada kesenian genjring rudat grup Kandaga Genjring Cilimus dikreasikan mengikuti perkembangan zaman. Dengan dikreasikannya pola tabuhan waditra, maka pola tabuhannya menjadi beragam. Sehingga pola tabuhannya lebih bervariasi dan tidak monoton. Pola tabuhan dikreasikan sesuai dengan aransemen lagu.

Cara penyajian kesenian genjring rudat grup Kandaga Genjring Cilimus seperti yang dikemukan oleh Acun Samsuri (wawancara 19 April 2014) bahwa

“pertunjukan diawali dengan hadorot, do’a, shalawat (Assolatu ‘alannabi), atraksi debus dan atraksi akrobat sebagai pelengkapnya”. Hal tersebut menjadikan penyajian kesenian genjring rudat semakin menarik dan tidak monoton. Keunikan tersebut menjadi ciri khas tersendiri untuk kesenian genjring rudat khususnya grup Kandaga Genjring Cilimus. Selain itu, keunikan pada kesenian genjring rudat grup Kandaga Genjring Cilimus membuat cara penyajiannya berbeda dengan grup yang berada di daerah lain. Maka dari itu, kesenian genjring rudat khususnya grup Kandaga Genjring Cilimus perlu untuk tetap dilestarikan agar tidak terjadi kepunahan. Dengan begitu, kesenian genjring rudat yang ada di Kabupaten Kuningan akan lebih beragam karena memiliki keunikan yang berbeda tiap grupnya.

Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti memilih penelitian kesenian genjring rudat grup Kandaga Genjring Cilimus karena adanya ketertarikan terhadap eksistensi grup tersebut. Disamping itu, peneliti ingin mengetahui konsep penyajian kesenian genjring rudat grup Kandaga Genjring Cilimus. Maka dari itu, peneliti mencoba mengangkat permasalahan tersebut ke dalam studi penelitian yang berjudul KESENIAN GENJRING RUDAT GRUP KANDAGA GENJRING CILIMUS DI KECAMATAN CILIMUS KABUPATEN KUNINGAN”.


(17)

NURUL HIDAYAH, 2014

KESENIAN GENJRING RUDAT GRUP KANDAGA GENJRING CILIMUS DI KECAMATAN CILIMUS KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan judul penelitian diatas, peneliti memfokuskan penelitian pada Kesenian Genjring Rudat grup Kandaga Genjring Cilimus di Kabupaten Kuningan. Agar tidak terjadi kesalahan dalam menafsirkan, maka peneliti merasa perlu mengidentifikasi masalah yang berkenaan dengan Kesenian Genjring Rudat Grup Kandaga Genjring Cilimus, adapun uraiannya adalah sebagai berikut:

1. Terdapat regenerasi pemain pada Kesenian Genjring Rudat Grup Kandaga Genjring Cilimus ini dan memiliki anggota yang sebagian besar adalah remaja.

2. Pada penyajian kesenian grup Kandaga Genjring ini menjadi genjring rudat kreasi, karena dari lagunya mengikuti perkembangan zaman serta ditambah atraksi debus dan akrobat.

3. Kesenian Genjring Rudat ini perlu dilestarikan agar tidak terjadi kepunahan, khususnya di Kabupaten Kuningan.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka permasalahan yang akan diteliti adalah tentang bagaimana Kesenian Genjring Rudat Grup Kandaga Genjring Cilimus di Kecamatan Cilimus Kabupaten Kuningan? Secara rinci, rumusan masalah tersebut disusun berdasarkan pertanyaan penelitian, yaitu: 1. Bagaimana riwayat Kesenian Genjring Rudat Grup Kandaga Genjring Cilimus

di Kecamatan Cilimus Kabupaten Kuningan?

2. Bagaimana penyajian Kesenian Genjring Rudat Grup Kandaga Genjring Cilimus di Kecamatan Cilimus Kabupaten Kuningan?

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan diatas, maka penelitian ini mempunyai tujuan yang terdiri dari:


(18)

NURUL HIDAYAH, 2014

KESENIAN GENJRING RUDAT GRUP KANDAGA GENJRING CILIMUS DI KECAMATAN CILIMUS KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu 1. Tujuan Umum

Untuk mendeskripsikan dan memperoleh gambaran tentang Kesenian Genjring Rudat Grup Kandaga Genjring Cilimus di Kecamatan Cilimus Kabupaten Kuningan.

2. Tujuan Khusus

Secara operasional, untuk mengetahui, menggambarkan, memaparkan dan menjawab pertanyaan tentang:

a. Riwayat Kesenian Genjring Rudat Grup Kandaga Genjring Cilimus. b. Penyajian Kesenian Genjring Rudat Grup Kandaga Genjring Cilimus.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua pihak diantaranya:

1. Peneliti

Dapat menambah pengalaman langsung dalam melakukan penelitian di lapangan dan menambah pengetahuan tentang Kesenian Genjring Rudat, khususnya mengenai sejarah dan konsep musikalnya. Serta dapat dijadikan bahan acuan bagi pengembangan ilmu pengetahuan seni, terutama kesenian tradisional.

2. Pelaku Seni

Dapat memberikan manfaat, serta motivasi untuk terus mengembangkan kesenian Genjring Rudat dan melestarikannya sehingga dapat menjadi daya tarik wisatawan.

3. Jurusan Pendidikan Seni Musik

Sebagai dokumentasi untuk melengkapi dan menambah perbendaharaan data tentang kesenian tradisional, khususnya tentang adanya kesenian Genjring Rudat. Selain itu dapat dijadikan sebagai sarana memperkaya ilmu tentang kesenian tradisional bagi para akademik Jurusan Pendidikan Seni Musik. 4. Praktisi Seni

Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam melaksanakan pelestarian dan pengembangan seni.


(19)

NURUL HIDAYAH, 2014

KESENIAN GENJRING RUDAT GRUP KANDAGA GENJRING CILIMUS DI KECAMATAN CILIMUS KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu F. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur Organisasi Skripsi ini terbagi dalam lima bab, yakni sebagai berikut: BAB I: PENDAHULUAN

Bab ini meliputi Latar Belakang Penelitian, Identifikasi Masalah Penelitian, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

BAB II: KAJIAN PUSTAKA

Bab ini meliputi Seni Pertunjukan, Struktur Pertunjukan, Materi dan Penyajian Seni Pertunjukan, Kesenian Genjring Rudat, Unsur-unsur Musik Karawitan, Musik Ansambel, Teknik Vokal, dan Komposisi Musik.

BAB III: METODE PENELITIAN

Bab ini meliputi Lokasi dan Subjek Penelitian, Desain Penelitian, Metode Penelitian, Definisi Operasional, Instrumen Penelitian, Proses Pengembangan Instrumen, Teknik Pengumpulan Data, dan Analisis Data.

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini meliputi Hasil Penelitian dan Pembahasan tentang riwayat atau awal mula terbentuknya dan cara penyajian Kesenian Genjring Rudat Grup Kandaga Genjring Cilimus di Kabupaten Kuningan

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini meliputi kesimpulan dan saran demi kemajuan dan kelestarian Kesenian Genjring Rudat Grup Kandaga Genjring Cilimus


(20)

NURUL HIDAYAH, 2014

KESENIAN GENJRING RUDAT GRUP KANDAGA GENJRING CILIMUS DI KECAMATAN CILIMUS KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Gambar 3.1 Peta Kecamatan Cilimus

(Sumber: http://www.kuningankab.go.id/sites/default/files/peta-kecamatan/Cilimus.gif)

Lokasi penelitian berada di Jl. Abdullah Dusun Pahing Desa Cilimus Kecamatan Cilimus Kabupaten Kuningan. Kecamatan Cilimus berbatasan dengan Kecamatan Cigandamekar pada sebelah timur. Pada sebelah selatan, Kecamatan Cilimus berbatasan dengan Kecamatan Jalaksana. Pada sebelah barat, Kecamatn Cilimus berbatasan dengan Kecamatan Mandirancan, sedangkan pada sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Beber Kabupaten Cirebon.


(21)

NURUL HIDAYAH, 2014

KESENIAN GENJRING RUDAT GRUP KANDAGA GENJRING CILIMUS DI KECAMATAN CILIMUS KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Penentuan lokasi ini mengingat bahwa Kesenian Genjring Rudat Grup Kandaga Genjring Cilimus berasal dari daerah Cilimus. Desa ini merupakan kediaman pimpinan dari Grup Kandaga Genjring Cilimus. Di desa ini pula terdapat banyak pemain dari Grup Kandaga Genjring Cilimus. Selain itu, pertunjukan Kesenian Genjring Rudat akan ditampilkan oleh grup Kandaga Genjring Cilimus di Desa Cilimus.

Subjek penelitian ini yaitu pertunjukan kesenian Genjring Rudat Grup Kandaga Genjring Cilimus. Dalam pertunjukannya terdapat struktur pertunjukan, komposisi musik dan waditra atau alat musik yang digunakan, selanjutnya dianalisis sesuai dengan rumusan masalah yang sudah ditentukan. Objek penelitiannya yaitu kesenian Genjring Rudat grup Kandaga Genjring Cilimus pimpinan Bapak Acun Samsuri. Peneliti akan mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana riwayat dan penyajian kesenian Genjring Rudat grup Kandaga Genjring Cilimus. Penelitian ini dilakukan pada acara Khitanan warga yang berada di desa Cilimus.

B. Desain Penelitian

Dalam suatu penelitian diperlukan langkah-langkah yang bertujuan agar penelitian dapat berjalan dengan baik. Langkah-langkah penelitian yang dimaksud berdasarkan pada prosedur yang dilaksanakan di lapangan. Prosedur penelitian tersebut disusun sehingga membentuk suatu desain penelitian. Desain penelitian ini diperlukan agar peneliti melakukan penelitian sesuai dengan langkah-langkah yang ada pada desain penelitian. Langkah-langkahnya sebagai berikut:


(22)

NURUL HIDAYAH, 2014

KESENIAN GENJRING RUDAT GRUP KANDAGA GENJRING CILIMUS DI KECAMATAN CILIMUS KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu Gambar 3.2

Desain Penelitian

(Dokumentasi Nurul Hidayah, 2014)

Gambar di atas merupakan desain penelitian yang digunakan oleh peneliti. Pada desain tersebut setiap langkah saling berkaitan satu sama lain. Sehingga apabila terdapat proses yang gagal harus diulangi sesuai dengan desain penelitian yang dipakai. Desain tersebut akan dijelaskan sebagai berikut.

1. Langkah awal

Langkah awal merupakan langkah persiapan sebelum melaksanakan penelitian di lapangan. Langkah awal ini diantaranya yaitu: pemilihan topik atau judul, kajian pustaka, observasi awal, merumuskan masalah dan menentukan paradigma penelitian.

a. Pemilihan topik

Pemilihan topik terlebih dahulu dilakukan pada awal langkah penelitian. Pemilihan topik dilakukan agar peneliti lebih fokus pada pokok penelitian yang akan dilakukan.

Langkah Awal: • Pemilihan topik/judul • Kajian Pustaka

• Obsevasi Awal

• Rumusan Masalah

• Menentukan paradigma

penelitian

Pelaksanaan Penelitian:

Pertunjukan Kesenian Genjring Rudat grup Kandaga Genjring Cilimus Pengumpulan Data  Observasi  Wawancara  Dokumentasi Langkah Akhir

 Reduksi Data

 Analisis data

 Display data

 Verifikasi data

Hasil temuan:

Riwayat dan Penyajian Kesenian Genjring Rudat grup Kandag Genjring Cilimus


(23)

NURUL HIDAYAH, 2014

KESENIAN GENJRING RUDAT GRUP KANDAGA GENJRING CILIMUS DI KECAMATAN CILIMUS KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu b. Kajian pustaka

Setelah pemilihan topik, peneliti melakukan kajian pustaka dengan menelaah skripsi yang sudah ada. Peneliti mencari referensi-referensi dan literatur mengenai kesenian daerah Jawa Barat, seni pertunjukan, kesenian genjring, kesenian rudat dan alat musik rebana.

c. Observasi awal

Observasi awal dilakukan untuk mempertimbangkan apakah kesenian Genjring Rudat grup Kandaga Genjring Cilimus sesuai untuk menjadi obyek penelitian. Selain itu, observasi ini dilakukan untuk menentukan masalah pokok penelitian dari kesenian Genjring Rudat grup Kandaga Genjring Cilimus.

d. Rumusan masalah

Setelah melakukan pemilihan topik, kajian pustaka, dan observasi awal, maka peneliti menentukan masalah yang akan dikaji atau diteliti dan menjadi suatu rumusan masalah. Adapun rumusan masalah yang dikaji mengenai riwayat dan penyajian kesenian Genjring Rudat grup Kandaga Genjring Cilimus.

e. Menentukan paradigma

Peneliti menggunakan paradigma kualitatif dalam penelitiannya. Karena peneliti meneliti tentang seni murni dan merupakan sesuatu yang nyata yang ada di lapangan, sehingga paradigma kualitatif sering disebut paradigma naturalistik. Paradigma ini digunakan untuk mendapatkan data-data asli dari lapangan artinya data-data yang riil dan dapat dibuktikan kenyataanya. Hasil tersebut didapat dengan teknik pengumpulan data Triangulasi yaitu diantaranya observasi, wawancara, dan literatur.

2. Pelaksanaan penelitian

Setelah peneliti melakukan langkah awal penelitian, kemudian peneliti melalukan langkah selanjutnya yang sesuai dengan prosedur penelitian, yaitu pelaksanaan penelitian. Beberapa langkah dalam pelaksanaan penelitian, diantaranya: Observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dalam proses ini


(24)

NURUL HIDAYAH, 2014

KESENIAN GENJRING RUDAT GRUP KANDAGA GENJRING CILIMUS DI KECAMATAN CILIMUS KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

peneliti mengumpulkan beberapa data kesenian Genjring Rudat grup Kandaga Genjring Cilimus sebanyak-banyaknya yang disertai dengan studi pustaka.

Dalam proses pelaksanaannya, peneliti mengamati pertunjukan kesenian Genjring Rudat grup Kandaga Genjring Cilimus dalam acara khitanan warga desa Cilimus. Dilanjutkan dengan mendeskripsikan data dalam bentuk tulisan sekaligus mendokumentasikannya dalam bentuk visual. Setelah itu peneliti mewawancarai beberapa narasumber yang terkait dengan penelitian.

3. Langkah akhir

Pada langkah akhir yaitu pengolahan data-data yang diperoleh pada saat pelaksanaan penelitian di lapangan. Data-data tersebut yang akan direduksi atau disaring menurut kebenarannya di lapangan. Selanjutnya dianalisis untuk mengetahui perbedaan pendapat riwayat dan penyajian kesenian Genjring Rudat grup Kandaga Genjring Cilimus. Setelah dianalisis lalu data diverifikasi yang selanjutnya akan mendapatkan kesimpulan dari data-data yang telah diolah tersebut. Setelah data-data diolah kemudian disusun sedemikian rupa agar dapat diuraikan dan dipaparkan dalam bentuk laporan atau karya ilmiah

C. Metode Penelitian

Dalam sebuah penelitian diperlukan adanya metode penelitian untuk dapat memecahkan masalah yang diteliti. Penelitian ini dilakukan untuk dapat mengungkapkan awal mula terbentuknya kesenian genjring rudat grup Kandaga Genjring Cilimus serta cara penyajian dari kesenian genjring rudat tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif, yaitu untuk mendeskripsikan, menggambarkan, mengutarakan serta memberikan informasi secara alamiah dan riil tentang kesenian Genjring Rudat pada Grup Kandaga Genjring Cilimus di Kabupaten Kuningan. Dengan menggunakan metode ini diharapkan dapat menggali seluruh data yang objektif, lengkap, terperinci, jelas dan dapat dianalisis dengan baik serta mendapatkan data yang akurat pada Kesenian Genjring Rudat pada Grup Kandaga Genjring Cilimus di Daerah Cilimus Kabupaten Kuningan.


(25)

NURUL HIDAYAH, 2014

KESENIAN GENJRING RUDAT GRUP KANDAGA GENJRING CILIMUS DI KECAMATAN CILIMUS KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu D. Definisi Operasional

Untuk menyamakan persepsi atas judul yang dipergunakan, yaitu Kesenian Genjring Rudat Grup Kandaga Genjring Cilimus di Kecamatan Cilimus Kabupaten Kuningan. Peneliti merasa perlu memberikan batasan-batasan atas istilah yang digunakan agar penelitian ini sesuai dengan sasaran.

1. Kesenian Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian Seni yaitu keahlian membuat karya yang bermutu; karya yang diciptakan dengan keahlian yang luar biasa; Sedangkan menurut Iskandar, Popo (dalam Kusnawan Heri 2012, hlm. 7) “ Kesenian adalah sebuah hasil karya cipta manusia dalam mengungkapkan emosinya”.

2. Genjring Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005, hlm. 270), genjring yaitu rebana kecil yang dilengkapi dengan kepingan logam bundar pada bingkainya.

3. Rudat Menurut Soepandi dan Enoch (1977, hlm. 42) “Rudat adalah salah satu jenis kesenian yang di dalamnya terdapat bentuk tarian yang diiringi oleh musik terbangan dimana unsur tarinya banyak unsur agama, seni bela diri dan seni suaranya”.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan salah satu hal penting yang mempengaruhi hasil penelitian. Dalam penelitian ini, yang menjadi instrumen penelitian yaitu peneliti sendiri. Peneliti sebagai instrumen utama dapat menentukan segala sesuatu yang belum pasti saat di lapangan. Peneliti harus mengembangkan segala sesuatunya sepanjang penelitian berlangsung. Dengan begitu penelitian dapat mencapai hasil yang diharapkan.

Pada instrumen penelitian terdapat variabel-variabel yang akan menuju pada indikator yang akan diteliti. Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel, yaitu kesenian, genjring dan rudat. Pada variabel kesenian indikatornya yaitu seni


(26)

NURUL HIDAYAH, 2014

KESENIAN GENJRING RUDAT GRUP KANDAGA GENJRING CILIMUS DI KECAMATAN CILIMUS KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

pertunjukan, struktur seni pertunjukan, dan materi seni pertunjukan. Pada variabel genjring indikatornya yaitu ansambel musik, organologi, komposisi, unsur-unsur karawitan, dan vokal. Sedangkan pada variabel rudat indikatornya yaitu mengenai seni genjring rudat. Setelah jelas masalah dan fokus penelitiannya, kemudian dikembangkan menjadi instrumen penelitian sederhana, dengan melengkapi data-data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Oleh karena itu, peneliti menggunakan instrumen penelitian yang berpedoman kepada:

1. Pedoman Observasi

Obsevasi dalam penelitian ini adalah mencari tempat penelitian, menentukan waktu yang tepat untuk melakukan observasi, mengamati kondisi tempat penelitian serta mengamati jalannya pertunjukan kesenian Genjring Rudat pada Grup Kandaga Genjring Cilimus. (Pedoman observasi terlampir) 2. Pedoman Wawancara

Wawancara dalam penelitian ini yaitu menentukan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan kepada narasumber, untuk mengetahui riwayat dan konsep kesenian Genjring Rudat pada Grup Kandaga Genjring Cilimus terutama mengenai musiknya. (Pedoman wawancara terlampir)

3. Pedoman Dokumentasi

Instrumen dokumentasi digunakan untuk mendokumentasikan sebuah pertunjukan kesenian Genjring Rudat pada Grup Kandaga Genjring Cilimus, dan mendokumentasikan pola-pola tabuhan genjring. Alat-alat yang digunakan untuk pendokumentasian yaitu menggunakan kamera telepon genggam dan kamera digital.

Ketiga cara tersebut dijadikan sebagai pedoman dan alat untuk menggali data-data. Instrumen yang digunakan tidak terlepas dari permasalahan utama yaitu tentang riwayat dan penyajian pertunjukan kesenian Genjring Rudat pada Grup Kandaga Genjring Cilimus. Peneliti dapat mengembangkan pertanyaan-pertanyaan penelitian pada pedoman wawancara setelah terjun ke lapangan, dengan begitu penelitian saat di lapangan dilakukan secara fleksibel.


(27)

NURUL HIDAYAH, 2014

KESENIAN GENJRING RUDAT GRUP KANDAGA GENJRING CILIMUS DI KECAMATAN CILIMUS KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu F. Proses Pengembangan Instrumen

Terdapat beberapa cara dalam proses pengembangan instrumen untuk menguji keabsahan datanya. Cara-caranya sebagai berikut:

1. Validasi Data

Validasi data digunakan untuk mencocokan data-data mengenai kebenaran dan keakuratannya riwayat dan penyajian pertunjukan kesenian Genjring Rudat grup Kandaga Genjring Cilimus saat di lapangan. Data-data tersebut diperiksa sebelum dan sesudah di lapangan serta mencocokan data dari berbagai narasumber.

2. Realibilitas Data

Realibilitas data yaitu menyesuaikan data sebelum penelitian di lapangan dengan data yang ada di lapangan yang sesuai dengan kenyataannya. Data-data tersebut mengenai riwayat dan penyajian pertunjukan kesenian Genjring Rudat grup Kandaga Genjring Cilimus. Sehingga, masalah dalam penelitian ini yaitu berupa riwayat asal mula terbentuknya dan penyajian pertunjukan kesenian Genjring Rudat grup Kandaga Genjring Cilimus.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan hal yang penting dalam mempengaruhi hasil penelitian setelah instrumen penelitian. “…terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas hasil penelitian, yaitu, kualitas instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan data…” (Soegiyono, 2010, hlm. 305). Teknik pengumpulan data yang benar akan menghasilkan data yang akurat. Seperti yang diungkapkan Soegiyono (2010, hlm 308-309) bahwa

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. …secara umum terdapat empat macam teknik pengumpulan data, yaitu observasi, wawancara, dokumentasi, dan gabungan/triangulasi.


(28)

NURUL HIDAYAH, 2014

KESENIAN GENJRING RUDAT GRUP KANDAGA GENJRING CILIMUS DI KECAMATAN CILIMUS KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Dari pernyataan di atas, terdapat empat macam teknik pengumpulan data, yaitu observasi, wawancara, dokumentasi, dan gabungan/triangulasi. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan tiga macam teknik yang sama dan satu macam teknik yang berbeda, yaitu studi kepustakaan. Sehingga teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu observasi, wawancara, dokumentasi dan studi kepustakaan.

1. Observasi

Observasi yang dilakukan yaitu observasi partisipatif dan observasi terus terang. Observasi pertama yang dilakukan pada tanggal 7 Maret 2014 yaitu observasi terus terang ke kantor Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kuningan. Observasi ini dilakukan untuk mengetahui secara garis besar kesenian yang ada di Kabupaten Kuningan, khususnya Kesenian Genjring Rudat. Lalu dua minggu berikutnya pada tanggal 21 Maret 2014 observasi partisipatif dilakukan ke Desa Cilimus Kabupaten Kuningan untuk mengetahui secara langsung Kesenian Genjring Rudat dari masyarakat sekitar dan pimpinan grup Kandaga Genjring Cilimus.

Observasi ketiga dilakukan pada tanggal 19 April 2014 di kediaman pimpinan grup dan melihat situasi tempat yang biasa digunakan untuk latihan. Kemudian pada tanggal 23 Agustus 2014 peneliti kembali meneliti kesenian Genjring Rudat grup Kandaga Genjring Cilimus pada saat latihan. Tanggal 30 Agustus 2014, peneliti kembali melakukan observasi untuk melihat suasana latihan untuk acara yang akan dilakukan keesokan harinya. Dan pada keesokan harinya, tanggal 31 Agustus 2014 peneliti kembali melakukan observasi di tempat acara yang sedang berlangsung, yaitu di acara khitanan warga desa Cilimus.

2. Wawancara

Wawancara yang akan dilakukan yaitu wawancara terstruktur dan wawancara semistruktur. Pada wawancara terstruktur peneliti telah menyiapkan instrumen penelitian yang berupa pedoman wawancara. Dalam pedoman wawancara tersebut peneliti menyiapkan beberapa pertanyaan yang telah disusun sebelumnya. Wawancara dilakukan kepada beberapa


(29)

NURUL HIDAYAH, 2014

KESENIAN GENJRING RUDAT GRUP KANDAGA GENJRING CILIMUS DI KECAMATAN CILIMUS KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

narasumber, yaitu Bapak Acun selaku pimpinan Grup Kandaga Genjring Cilimus, sesepuh Desa Cilimus atau sesepuh Kesenian Genjring Rudat di desa Cilimus.

Peneliti juga menggunakan jenis wawancara semistruktur. Wawancara ini digunakan agar peneliti mendapatkan informasi secara lebih terbuka dan luas. Pada wawancara ini peneliti mewawancarai Bapak Toto Amsar selaku seniman, Bapak Sadari selaku seniman dari Kabupaten Kuningan dan anggota-anggota dari grup Kandaga Genjring Cilimus serta masyarakat desa Cilimus. Dalam melakukan wawancara, peneliti mencatat apa yang dikemukakan oleh narasumber.

3. Dokumentasi

Pendokumentasian dalam penelitian ini berdasarkan pada data-data atau dokumen-dokumen yang sudah ada pada Grup Kandaga Genjring Cilimus serta mendokumentasikan berupa video atau foto pada saat observasi berlangsung oleh peneliti. Peneliti menggunakan alat bantu berupa handphone untuk merekam data audio dari narasumber yang bersangkutan. Peneliti juga menggunakan kamera digital untuk merekam data video dan pengambilan data foto. Tak lupa peneliti menggunakan buku tulis untuk mencatat kegiatan saat observasi berlangsung. Pada teknik pengumpulan data ini, peneliti juga meminta dokumentasi berupa catatan, buku dan foto ke Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kuningan, serta peneliti meminta dokumentasi berupa video ke Yayasan TIKAR Taman Budaya Jawa Barat.

4. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan dalam penelitian ini dimaksudkan agar peneliti dapat mempelajari kepustakaan tentang persoalan yang berhubungan dengan kesenian genjring rudat maupun tentang fokus masalah penelitian. Dalam penelitian ini, studi kepustakaan yang diambil yaitu berupa referensi-referensi buku tentang Seni Pertunjukan Indonesia (Suatu Pendekatan Sejarah) karangan Jacob Sumardjo, Seni Pertunjukan Indonesia di Era Globalisasi karangan Soedarsono, Teori Musik Karawitan karangan Atik Soepandi dan


(30)

NURUL HIDAYAH, 2014

KESENIAN GENJRING RUDAT GRUP KANDAGA GENJRING CILIMUS DI KECAMATAN CILIMUS KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

buku-buku lainnya yang berhubungan dengan Kesenian Genjring Rudat dan penyusunan laporan kegiatan.

H. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan sebelum penelitian, saat penelitian berlangsung dan setelah selesai penelitian dalam jangka waktu tertentu. Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan teknik analisis data yang ada dalam buku Metode Penelitian oleh Sugiyono. Dari pernyataan yang ada dalam buku tersebut peneliti menjadikan sumber contoh analisis data dengan paparan sebagai berikut:

1. Analisis Data Sebelum ke Lapangan

Peneliti menganalisis tentang data hasil studi selama mengikuti perkuliahan metode penelitian untuk memilih dan mendapatkan fokus penelitian sebelum melakukan penelitian di lapangan. Namun fokus penelitian ini hanya bersifat sementara dan sewaktu-waktu dapat berubah sesuai situasi yang ada di lapangan.

2. Analisis Data Pada Saat di Lapangan

Analisis data mengenai riwayat dan penyajian pertunjukan didapat dari berbagai sumber yaitu beberapa narasumber yang bersangkutan dengan kesenian Genjring Rudat. Pada saat wawancara data-data yang didapat langsung dianalisis untuk mencari kekurangan data sehingga jika ada yang kurang maka langsung ditanyakan secara interaktif untuk mendapatkan hasil data mengenai riwayat dan penyajian pertunjukan kesenian Genjring Rudat. 3. Analisis Setelah di Lapangan

Setelah analisis di lapangan maka selanjutnya data-data yang diperoleh dikumpulkan untuk selanjutnya disusun secara terstruktur dalam penulisan agar didapatkan acuan yang sesuai dengan tujuan penelitian. Setelah data-data diperoleh dari hasil observasi dan wawancara saat penelitian berlangsung. Lalu data dianalisis untuk mendapatkan hasil data valid yang kemudian diambil kesimpulan mengenai kesenian genjring rudat grup Kandaga Genjring Cilimus.


(31)

NURUL HIDAYAH, 2014

KESENIAN GENJRING RUDAT GRUP KANDAGA GENJRING CILIMUS DI KECAMATAN CILIMUS KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Adapun susunan langkah-langkah menganalisis data yang telah dilakukan yaitu sebagai berikut:

a. Reduksi Data

Reduksi data merupakan langkah awal dalam menganalisis setelah data-data terkumpul. Kegiatan reduksi data-data yaitu memilih dan menseleksi data-data yang valid. Proses ini dilakukan dengan mendiskusikannya dengan seniman kesenian Genjring Rudat. Reduksi disini dilakukan dengan cara memilah data-data yang layak dan sesuai dengan konsep fokus penelitian, sehingga data-data yang diperoleh sesuai dengan rencana dari fokus permasalahan.

Langkah-langkah proses mereduksi data yaitu:

1) Merangkum data-data hasil penelitian berupa data tentang riwayat dan penyajian pertunjukan kesenian Genjring Rudat yang berupa rekaman wawancara dan video yang diambil dari dokumentasi langsung dan dokumentasi yang sudah ada.

2) Pengambilan dan penyusunan data-data yang sesuai tentang riwayat dan penyajian pertunjukan kesenian Genjring Rudat.

b. Penyajian Data

Setelah melakukan reduksi data, data-data yang terpilih selanjutnya disusun sesuai dengan susunan yang telah direncanakan. Data yang dipilih disusun dengan cara menyusun ulang data dalam bentuk kalimat naratif deskriptif. Agar dapat mengetahui bagaimana langkah selanjutnya. Peneliti mendeskripsikan secara naratif data-data hasil penelitian di lapangan tentang riwayat dan penyajian pertunjukan kesenian Genjring Rudat grup Kandaga Genjring Cilimus.

c. Pengambilan Kesimpulan dan Verifikasi

Kesimpulan penelitian yang diambil sebelum terjun ke lapangan merupakan kesimpulan yang sementara. Maka kesimpulan tersebut dapat berubah setelah terjun ke lapangan. Kesimpulan yang ditentukan sebelum ke lapangan disesuaikan dengan kesimpulan data-data pada saat dilapangan dengan cara verifikasi data. Sehingga peneliti menemukan kesimpulan baru untuk dijadikan bahan dalam penyusunan laporan penelitian.


(32)

NURUL HIDAYAH, 2014

KESENIAN GENJRING RUDAT GRUP KANDAGA GENJRING CILIMUS DI KECAMATAN CILIMUS KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Riwayat kesenian genjring rudat grup Kandaga Genjring Cilimus yaitu berawal dari berkembangnya seni genjring rudat di daerah Cilimus. Warga memiliki keinginan untuk dapat memainkan genjring. Dibentuklah suatu perkumpulan pemain genjring yang dipimpin oleh Bapak Acun. Dalam melakukan proses regenerasi awalnya beliau hanya mengguunakan ruang lingkup kekeluargaan berupa Rukun Tetangga. Setelah berkembang, Bapak Acun melebarkan ruang lingkup sampai satu desa. Dalam perekrutan personil genjring, beliau menggunakan cara yang efektif yaitu dengan menarik perhatian para pemuda desa dengan atraksi debus dan akrobat. Dikenallah suatu grup yang dinamai Kandaga Genjring Cilimus yang mayoritas personil adalah pemuda desa Cilimus. Grup ini memiliki keinginan untuk tetap melestarikan kesenian genjring rudat. Dalam pelatihannya, grup Kandaga Genjring Cilimus menggunakan metode imitasi dalam mengajarkan pola tabuh genjring kepada personilnya.

Pada penyajian kesenian genjring rudat grup Kandaga Genjring Cilimus pada acara khitanan memiliki struktur pembukaan, sajian inti dan penutupan. Pada sajian inti terdapat lima kali pertunjukan yang diselingi dengan arak-arakan. Pertunjukan pertama dilakukan di rumah hajat setelah pembukaan, pertunjukan kedua dilakukan di sekitar rumah warga saat menuju alun-alun Mesjid, pertunjukan ketiga yang merupakan klimaksnya dilakukan di alun-alun Mesjid. Pertunjukan keempat dilakukan di sekitar rumah warga saat kembali menuju rumah hajat dan pertunjukan kelima dilakukan di rumah hajat sebelum penutupan. Grup Kandaga Genjring Cilimus menggunakan waditra genjring dan bedug sebagai pengiring musiknya. Waditra genjring yang biasa dipakai berkelipatan empat. Pembagian waditra genjring berdasarkan pada pola irama genjring dan warna yang dihasilkan genjring berupa pang, ping, dan pak. Penyajian kesenian Genjring Rudat grup Kandaga Genjring Cilimus memiliki inovasi tersendiri yang dipelopori oleh Bapak Acun. Inovasi tersebut berupa penambahan permainan


(33)

NURUL HIDAYAH, 2014

KESENIAN GENJRING RUDAT GRUP KANDAGA GENJRING CILIMUS DI KECAMATAN CILIMUS KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

debus dan akrobat. Selain itu, penambahan materi lagu yang dimainkan merupakan suatu inovasi, karena dalam penambahan materi lagu grup Kandaga Genjring Cilimus menggunakan lagu-lagu yang sudah dikenal warga lalu syairnya diubah menjadi syair shalawat. Dalam penyajian lagu, grup Kandaga Genjring Cilimus biasa melakukan pengulangan lagu tiga kali. Hal ini dimaksudkan agar pesan lagu dapat tersampaikan dan dapat diingat oleh warga. Beberapa inovasi yang dilakukan agar kesenian Genjring Rudat grup Kandaga Genjring Cilimus dapat terjaga eksistensinya, bukan hanya di daerah Cilimus bahkan di daerah Kabupaten Kuningan.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, peneliti berkeinginan untuk menyampaikan rekomendasi dalam bentuk saran, khususnya untuk:

1. Jurusan Pendidikan Seni Musik

Kesenian di Jawa Barat sangat beragam di setiap daerahnya. Kesenian daerah tersebut masih banyak yang belum terungkap keberadaannya. Diharapkan para peneliti mahasiswa jurusan Pendidikan Seni Musik untuk dapat meneliti kesenian yang berada di daerahnya masing-masing. Sehingga kesenian daerah dapat lebih tergali dan diketahui keberadannya sebagai salah satu kebudayaan Indonesia. 2. Pemerintah Setempat

Dalam melestarikan kesenian genjring rudat, diharapkan pemerintah ikut serta dalam pelestarian dengan cara lebih memperhatikan kesenian ini. Memberikan perhatian dengan melibatkan kesenian genjring rudat dalam setiap acara.

3. Seniman Genjring Rudat

Untuk para seniman genjring rudat untuk terus melakukan inovasi-inovasi dalam pertunjukannya. Sehingga kesenian genjring rudat dapat terus berkembang dan tidak tergeserkan oleh perkembangan zaman.

4. Masyarakat Setempat

Dalam menjaga kelestarian kesenian genjring rudat, diharapkan masyarakat ikut serta dalam pelestariannya. Dengan cara berapresiasi pertunjukan genjring rudat atau bahkan terlibat dalam pertunjukannya.


(34)

NURUL HIDAYAH, 2014

KESENIAN GENJRING RUDAT GRUP KANDAGA GENJRING CILIMUS DI KECAMATAN CILIMUS KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan, dkk. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Asrini, Tri Putri. 2013. Kesenian Gemyungan pada Acara Nyangku di Desa Panjalu Kecamatan Panjalu Kabupaten Ciamis. Skripsi UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Caturwati, Endang. 2008. Tradisi sebagai Tumpuan Kreativitas Seni. Bandung: Sunan Ambu Press.

Djelantik, A. A. 1999. Estetika: Sebuah Pengantar. Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia.

Ekadjati, Edi. 2003. Sejarah Kuningan dari Masa Prasejarah hingga terbentuknya Kabupaten. Jakarta: PT. Kiblat Buku Utama.

Hardjana, Suka. 2003. Corat-coret Musik Kontemporer Dulu dan Kini. Jakarta: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia.

Husna, Mugi Nurul. (2011). Pembelajaran Ansambel Rekorder Sopran Melalui Tutor Sebaya di Kelas VIII SMP 2 Tanjung Sari Sumedang. Skripsi UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Indahsari, Egi Galih. 2003. Karawitan dalam Pertunjukan Surak Ibra di Desa Cinunuk Kecamatan Banyuresmi Kabupaten Garut. Skripsi STSI Bandung: tidak diterbitkan.

Jamalus. 1988. Pengajaran Musik Melalui Pengalaman Musik .Jakarta: P2LPTK Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Kusnawan, Heri. 2013. Peranan Musik pada Pertunjukan Kesenian Blantek di Kecamatan Parung Kabupaten Bogor. Skripsi UPI Bandung: tidak diterbitkan.

My, Rudy. 2008. Panduan Olah Vokal. Jakarta: PT. Buku Kita.

Nakagawa, Shin. 2000. Musik dan Kosmos Sebuah Pengantar Etnomusikologi. Jakarta: Obor Indonesia.


(35)

NURUL HIDAYAH, 2014

KESENIAN GENJRING RUDAT GRUP KANDAGA GENJRING CILIMUS DI KECAMATAN CILIMUS KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Novakirana, Kartika. 2013. Profil seni dan Budaya Kabupaten Kuningan. Kuningan: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kuningan

Nurlela, Enur. 2005. Struktur Penyajian Kesenian Gembyung Rumalega sebagai Syiar Islam di Desa Panjalu Kecamatan Panjalu Kabupaten Ciamis. Skripsi UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Purnomo, W dan Subagyo, F. 2010. Terampil Bermusik. Jakarta: Pusat Perbukuan Kementrian Pendidikan Nasional.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Soedarsono. 2002. Seni Pertunjukan Indonesia di Era Globalisasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Soepandi, Atik. 1977. Dasar-dasar Teori Karawitan. Bandung: Lembaga Kesenian Bandung.

Soepandi, A dan Atmadibrata, E. 1977. Khasanah Kesenian Jawa Barat. Bandung: Pelita Masa.

Sukmadinata, Syaodih Nana. 2009. Metode Penelitian Tindakan. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Sumardi, Alfian Aula. 2012. Seni Rudat Grup Pusaka Mekar pada Acara Khitanan di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten B.andung. Skripsi UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Sumardjo, Jacob. 2001. Seni Pertunjukan Indonesia (Suatu Pendekatan Sejarah). Bandung: STSI Press Bandung.

Supanggah, R. 1995. Etnomusikologi. Yogyakarta: Bentang Budaya.

Tim Musik Liturgi. 2004. Menjadi Dirigen II. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi. Waridi, dkk. 2005. Seni Pertunjukan Indonesia: Menimbang Pendekatan Emik

Nusantara. Surakarta: STSI Press.


(1)

NURUL HIDAYAH, 2014

KESENIAN GENJRING RUDAT GRUP KANDAGA GENJRING CILIMUS DI KECAMATAN CILIMUS KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

buku-buku lainnya yang berhubungan dengan Kesenian Genjring Rudat dan penyusunan laporan kegiatan.

H. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan sebelum penelitian, saat penelitian berlangsung dan setelah selesai penelitian dalam jangka waktu tertentu. Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan teknik analisis data yang ada dalam buku Metode Penelitian oleh Sugiyono. Dari pernyataan yang ada dalam buku tersebut peneliti menjadikan sumber contoh analisis data dengan paparan sebagai berikut:

1. Analisis Data Sebelum ke Lapangan

Peneliti menganalisis tentang data hasil studi selama mengikuti perkuliahan metode penelitian untuk memilih dan mendapatkan fokus penelitian sebelum melakukan penelitian di lapangan. Namun fokus penelitian ini hanya bersifat sementara dan sewaktu-waktu dapat berubah sesuai situasi yang ada di lapangan.

2. Analisis Data Pada Saat di Lapangan

Analisis data mengenai riwayat dan penyajian pertunjukan didapat dari berbagai sumber yaitu beberapa narasumber yang bersangkutan dengan kesenian Genjring Rudat. Pada saat wawancara data-data yang didapat langsung dianalisis untuk mencari kekurangan data sehingga jika ada yang kurang maka langsung ditanyakan secara interaktif untuk mendapatkan hasil data mengenai riwayat dan penyajian pertunjukan kesenian Genjring Rudat. 3. Analisis Setelah di Lapangan

Setelah analisis di lapangan maka selanjutnya data-data yang diperoleh dikumpulkan untuk selanjutnya disusun secara terstruktur dalam penulisan agar didapatkan acuan yang sesuai dengan tujuan penelitian. Setelah data-data diperoleh dari hasil observasi dan wawancara saat penelitian berlangsung. Lalu data dianalisis untuk mendapatkan hasil data valid yang kemudian diambil kesimpulan mengenai kesenian genjring rudat grup Kandaga Genjring Cilimus.


(2)

NURUL HIDAYAH, 2014

KESENIAN GENJRING RUDAT GRUP KANDAGA GENJRING CILIMUS DI KECAMATAN CILIMUS KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Adapun susunan langkah-langkah menganalisis data yang telah dilakukan yaitu sebagai berikut:

a. Reduksi Data

Reduksi data merupakan langkah awal dalam menganalisis setelah data-data terkumpul. Kegiatan reduksi data-data yaitu memilih dan menseleksi data-data yang valid. Proses ini dilakukan dengan mendiskusikannya dengan seniman kesenian Genjring Rudat. Reduksi disini dilakukan dengan cara memilah data-data yang layak dan sesuai dengan konsep fokus penelitian, sehingga data-data yang diperoleh sesuai dengan rencana dari fokus permasalahan.

Langkah-langkah proses mereduksi data yaitu:

1) Merangkum data-data hasil penelitian berupa data tentang riwayat dan penyajian pertunjukan kesenian Genjring Rudat yang berupa rekaman wawancara dan video yang diambil dari dokumentasi langsung dan dokumentasi yang sudah ada.

2) Pengambilan dan penyusunan data-data yang sesuai tentang riwayat dan penyajian pertunjukan kesenian Genjring Rudat.

b. Penyajian Data

Setelah melakukan reduksi data, data-data yang terpilih selanjutnya disusun sesuai dengan susunan yang telah direncanakan. Data yang dipilih disusun dengan cara menyusun ulang data dalam bentuk kalimat naratif deskriptif. Agar dapat mengetahui bagaimana langkah selanjutnya. Peneliti mendeskripsikan secara naratif data-data hasil penelitian di lapangan tentang riwayat dan penyajian pertunjukan kesenian Genjring Rudat grup Kandaga Genjring Cilimus.

c. Pengambilan Kesimpulan dan Verifikasi

Kesimpulan penelitian yang diambil sebelum terjun ke lapangan merupakan kesimpulan yang sementara. Maka kesimpulan tersebut dapat berubah setelah terjun ke lapangan. Kesimpulan yang ditentukan sebelum ke lapangan disesuaikan dengan kesimpulan data-data pada saat dilapangan dengan cara verifikasi data. Sehingga peneliti menemukan kesimpulan baru untuk dijadikan bahan dalam penyusunan laporan penelitian.


(3)

NURUL HIDAYAH, 2014

KESENIAN GENJRING RUDAT GRUP KANDAGA GENJRING CILIMUS DI KECAMATAN CILIMUS KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Riwayat kesenian genjring rudat grup Kandaga Genjring Cilimus yaitu berawal dari berkembangnya seni genjring rudat di daerah Cilimus. Warga memiliki keinginan untuk dapat memainkan genjring. Dibentuklah suatu perkumpulan pemain genjring yang dipimpin oleh Bapak Acun. Dalam melakukan proses regenerasi awalnya beliau hanya mengguunakan ruang lingkup kekeluargaan berupa Rukun Tetangga. Setelah berkembang, Bapak Acun melebarkan ruang lingkup sampai satu desa. Dalam perekrutan personil genjring, beliau menggunakan cara yang efektif yaitu dengan menarik perhatian para pemuda desa dengan atraksi debus dan akrobat. Dikenallah suatu grup yang dinamai Kandaga Genjring Cilimus yang mayoritas personil adalah pemuda desa Cilimus. Grup ini memiliki keinginan untuk tetap melestarikan kesenian genjring rudat. Dalam pelatihannya, grup Kandaga Genjring Cilimus menggunakan metode imitasi dalam mengajarkan pola tabuh genjring kepada personilnya.

Pada penyajian kesenian genjring rudat grup Kandaga Genjring Cilimus pada acara khitanan memiliki struktur pembukaan, sajian inti dan penutupan. Pada sajian inti terdapat lima kali pertunjukan yang diselingi dengan arak-arakan. Pertunjukan pertama dilakukan di rumah hajat setelah pembukaan, pertunjukan kedua dilakukan di sekitar rumah warga saat menuju alun-alun Mesjid, pertunjukan ketiga yang merupakan klimaksnya dilakukan di alun-alun Mesjid. Pertunjukan keempat dilakukan di sekitar rumah warga saat kembali menuju rumah hajat dan pertunjukan kelima dilakukan di rumah hajat sebelum penutupan. Grup Kandaga Genjring Cilimus menggunakan waditra genjring dan bedug sebagai pengiring musiknya. Waditra genjring yang biasa dipakai berkelipatan empat. Pembagian waditra genjring berdasarkan pada pola irama genjring dan warna yang dihasilkan genjring berupa pang, ping, dan pak. Penyajian kesenian Genjring Rudat grup Kandaga Genjring Cilimus memiliki inovasi tersendiri yang dipelopori oleh Bapak Acun. Inovasi tersebut berupa penambahan permainan


(4)

NURUL HIDAYAH, 2014

KESENIAN GENJRING RUDAT GRUP KANDAGA GENJRING CILIMUS DI KECAMATAN CILIMUS KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

debus dan akrobat. Selain itu, penambahan materi lagu yang dimainkan merupakan suatu inovasi, karena dalam penambahan materi lagu grup Kandaga Genjring Cilimus menggunakan lagu-lagu yang sudah dikenal warga lalu syairnya diubah menjadi syair shalawat. Dalam penyajian lagu, grup Kandaga Genjring Cilimus biasa melakukan pengulangan lagu tiga kali. Hal ini dimaksudkan agar pesan lagu dapat tersampaikan dan dapat diingat oleh warga. Beberapa inovasi yang dilakukan agar kesenian Genjring Rudat grup Kandaga Genjring Cilimus dapat terjaga eksistensinya, bukan hanya di daerah Cilimus bahkan di daerah Kabupaten Kuningan.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, peneliti berkeinginan untuk menyampaikan rekomendasi dalam bentuk saran, khususnya untuk:

1. Jurusan Pendidikan Seni Musik

Kesenian di Jawa Barat sangat beragam di setiap daerahnya. Kesenian daerah tersebut masih banyak yang belum terungkap keberadaannya. Diharapkan para peneliti mahasiswa jurusan Pendidikan Seni Musik untuk dapat meneliti kesenian yang berada di daerahnya masing-masing. Sehingga kesenian daerah dapat lebih tergali dan diketahui keberadannya sebagai salah satu kebudayaan Indonesia. 2. Pemerintah Setempat

Dalam melestarikan kesenian genjring rudat, diharapkan pemerintah ikut serta dalam pelestarian dengan cara lebih memperhatikan kesenian ini. Memberikan perhatian dengan melibatkan kesenian genjring rudat dalam setiap acara.

3. Seniman Genjring Rudat

Untuk para seniman genjring rudat untuk terus melakukan inovasi-inovasi dalam pertunjukannya. Sehingga kesenian genjring rudat dapat terus berkembang dan tidak tergeserkan oleh perkembangan zaman.

4. Masyarakat Setempat

Dalam menjaga kelestarian kesenian genjring rudat, diharapkan masyarakat ikut serta dalam pelestariannya. Dengan cara berapresiasi pertunjukan genjring rudat atau bahkan terlibat dalam pertunjukannya.


(5)

NURUL HIDAYAH, 2014

KESENIAN GENJRING RUDAT GRUP KANDAGA GENJRING CILIMUS DI KECAMATAN CILIMUS KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan, dkk. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Asrini, Tri Putri. 2013. Kesenian Gemyungan pada Acara Nyangku di Desa Panjalu Kecamatan Panjalu Kabupaten Ciamis. Skripsi UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Caturwati, Endang. 2008. Tradisi sebagai Tumpuan Kreativitas Seni. Bandung: Sunan Ambu Press.

Djelantik, A. A. 1999. Estetika: Sebuah Pengantar. Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia.

Ekadjati, Edi. 2003. Sejarah Kuningan dari Masa Prasejarah hingga terbentuknya Kabupaten. Jakarta: PT. Kiblat Buku Utama.

Hardjana, Suka. 2003. Corat-coret Musik Kontemporer Dulu dan Kini. Jakarta: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia.

Husna, Mugi Nurul. (2011). Pembelajaran Ansambel Rekorder Sopran Melalui Tutor Sebaya di Kelas VIII SMP 2 Tanjung Sari Sumedang. Skripsi UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Indahsari, Egi Galih. 2003. Karawitan dalam Pertunjukan Surak Ibra di Desa Cinunuk Kecamatan Banyuresmi Kabupaten Garut. Skripsi STSI Bandung: tidak diterbitkan.

Jamalus. 1988. Pengajaran Musik Melalui Pengalaman Musik .Jakarta: P2LPTK Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Kusnawan, Heri. 2013. Peranan Musik pada Pertunjukan Kesenian Blantek di Kecamatan Parung Kabupaten Bogor. Skripsi UPI Bandung: tidak diterbitkan.

My, Rudy. 2008. Panduan Olah Vokal. Jakarta: PT. Buku Kita.

Nakagawa, Shin. 2000. Musik dan Kosmos Sebuah Pengantar Etnomusikologi. Jakarta: Obor Indonesia.


(6)

NURUL HIDAYAH, 2014

KESENIAN GENJRING RUDAT GRUP KANDAGA GENJRING CILIMUS DI KECAMATAN CILIMUS KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Novakirana, Kartika. 2013. Profil seni dan Budaya Kabupaten Kuningan. Kuningan: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kuningan

Nurlela, Enur. 2005. Struktur Penyajian Kesenian Gembyung Rumalega sebagai Syiar Islam di Desa Panjalu Kecamatan Panjalu Kabupaten Ciamis. Skripsi UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Purnomo, W dan Subagyo, F. 2010. Terampil Bermusik. Jakarta: Pusat Perbukuan Kementrian Pendidikan Nasional.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Soedarsono. 2002. Seni Pertunjukan Indonesia di Era Globalisasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Soepandi, Atik. 1977. Dasar-dasar Teori Karawitan. Bandung: Lembaga Kesenian Bandung.

Soepandi, A dan Atmadibrata, E. 1977. Khasanah Kesenian Jawa Barat. Bandung: Pelita Masa.

Sukmadinata, Syaodih Nana. 2009. Metode Penelitian Tindakan. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Sumardi, Alfian Aula. 2012. Seni Rudat Grup Pusaka Mekar pada Acara Khitanan di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten B.andung. Skripsi UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Sumardjo, Jacob. 2001. Seni Pertunjukan Indonesia (Suatu Pendekatan Sejarah). Bandung: STSI Press Bandung.

Supanggah, R. 1995. Etnomusikologi. Yogyakarta: Bentang Budaya.

Tim Musik Liturgi. 2004. Menjadi Dirigen II. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi.

Waridi, dkk. 2005. Seni Pertunjukan Indonesia: Menimbang Pendekatan Emik Nusantara. Surakarta: STSI Press.