IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING OPEN ENDED DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI SISTEM SIRKULASI PADA SEKOLAH DI PERKOTAAN DAN DI PEDESAAN.

(1)

IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING OPEN ENDED DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI SISTEM SIRKULASI PADA

SEKOLAH DI PERKOTAAN DAN DI PEDESAAN Iwan Setia Kurniawan

Prodi Pendidikan Biologi, Universitas Pendidikan Indonesia Jln Dr. Setiabudi. Bandung. HP: 081322436719. Email:

sundaneseiwong@yahoo.co.id, atau iwansetiakurniawan@yahoo.com

Abstrak

Penelitian ini membandingkan dua sekolah swasta yang berlokasi di perkotaan dan di pedesaan. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh informasi mengenai implementasi model pembelajaran Problem Based Learning menggunakan pendekatan Open ended terhadap peningkatan penguasaan konsep dan kemampuan berpikir kritis siswa pada materi sistem sirkulasi. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan desain randomized control group pretest posttest design. Sampel penelitian ini yaitu siswa SMP kelas VIII sebanyak 35 siswa pada sekolah di perkotaan untuk kelas eksperimen-1, dan sebanyak 31 siswa pada sekolah di pedesaan untuk kelas eksperimen-2. Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan model Problem Based Learning menggunakan pendekatan Open ended dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan penguasaan konsep siswa. Hal ini di peroleh dari rata-rata presentase N-gain pretest dan posttest mengalami peningkatan pada kedua kelompok eksperimen. Skor rata-rata N-gain penguasaan konsep kelompok eksperimen-1 sebesar 0,44 dan kelompok eksperimen-2 sebesar 0,52. Skor rata-rata N-gain kemampuan berpikir kritis kelompok eksperimen-1 sebesar 0,54 dan kelompok eksperimen-2 sebesar 0,62. Berdasarkan rata-rata skor N-gain dapat disimpulkan bahwa peningkatan penguasaan konsep dan kemampuan berpikir kritis pada eksperimen-2 lebih baik daripada eksperimen-1. Hasil analisis data pretest penguasaan konsep antara eksperimen-1 dan eksperimen-2 berbeda secara signifikan dengan z hitung pretest (3,19) dan z tabel dua pihak ± 1,96. Hasil analisis data N-gain penguasaan konsep antara eksperimen-1 dan eksperimen-2 tidak berbeda secara signifikan dengan z hitung N-gain (-1,36) dan z tabel dua pihak ± 1,96. Dari hasil analisis data pretest dan N-gain dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kritis antara eksperimen-1 dengan eksperimen-2 tidak berbeda secara signifikan dengan z hitung pretest (2,93) dan z hitung N-gain (-1,19) dengan z tabel dua pihak ± 1,96. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa impelmentasi Problem Based Learning dengan pendekatan Open ended secara konsisten dapat meningkatkan penguasaan konsep dan kemampuan berpikir kritis siswa pada kedua kelompok eksperimen.

Kata kunci: Problem Based Learning, Open-ended, berpikir kritis, penguasaan konsep.


(2)

IMPLEMENTATION OF PROBLEM BASED LEARNING OPEN ENDED TO IMPROVED MASTERY OF THE CONCEPT AND CRITICAL THINKING OF STUDENTS ON THE MATERIAL CIRCULATORY

SYSTEM IN SCHOOL URBAN AND RURAL

Abstract

This study compared two private schools located in urban and rural area. The purpose of this study was to obtain information regarding the implementation of Problem Based Learning teaching model using the Open-ended approach to improving the mastery of concepts and critical thinking skills of students on the material circulation system. The method used is a quasi-experimental design with one group pretest posttest design. The sample of this study is junior high school students of class VIII as many as 35 students in urban schools for experimental class-1, and as many as 31 students in rural schools for the experimental class-2. The results showed that the use of Problem Based Learning model with Open-ended approach can improve students critical thinking skills and mastery concepts. The average score of N-gain mastery of the concept of the experimental-1 of 0.44 and an experimental-2 of 0.52. The average score of N-gain critical thinking skills experimental-1 of 0.54 and an experimental-2 of 0.62. Based on the average score of N-gain can be concluded that the increase in mastery of the concept and critical thinking skills of the experiment-2 is better than the experiment-1. Based on the results of the data analysis pretest mastery of concepts between experiment-1 and experiment-2 differs significantly based on z score pretest (3.19) and z tables two tailed ± 1.96. Results of the data analysis N-gain mastery of concepts between experiment-1 and experiment-2 did not differ significantly with z score of N-gain (-1.36) and z tables two tailed ± 1.96. Based on the results of pretest and N-gain data analysis can be concluded that the ability of critical thinking between experimental-1 and experiment-2 did not differs significantly based on z score pretest (2.93) and z score N-gain (-1.19) with z table two tailed ± 1.96. The conclusion that the implementation of Problem Based Learning with Open ended approach can consistently improve the mastery of concepts and critical thinking skills of students in both experimental groups.

Keywords: Problem Based Learning, Open-ended, critical thinking, mastery of concepts


(3)

DAFTAR ISI

hal

SAMPUL DALAM i

HALAMAN PENGESAHAN ii

HALAMAN PERNYATAAN iii

ABSTRAK iv

ABSTRACT v

KATA PENGANTAR vi

UCAPAN TERIMA KASIH vii

DAFTAR ISI ix

DAFTAR TABEL xii

DAFTAR GAMBAR xiv

DAFTAR LAMPIRAN xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Struktur Organisasi ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Problem Based Learning ... 9

1. Pengertian Problem Based Learning ... 9

2. Karakteristik Pembelajaran Problem Based Learning ... 15


(4)

4. Sintaks Pembelajaran Problem Based Learning ... 19

5. Implementasi Sintaks Problem Based Learning ... 20

6. Keunggulan dan Kelemahan Problem Based Learning ... 24

B. Open-ended ... 25

1. Pengertian Open-ended ... 25

2. Tujuan Open-ended ... 26

C. Penguasaan Konsep ... 28

D. Berpikir Kritis ... 34

1. Pengertian Berpikir Kritis ... 34

2. Indikator Berpikir Kritis ... 41

E. Tinjauan Materi Sistem Sirkulasi ……….. 43

1. Struktur dan Fungsi Jantung, Pembuluh Darah dan Darah ... 43

2. Komponen Darah dan Proses Pembekuan Darah ... 49

3. Tekanan Darah, Golongan Darah dan Tranfusi Darah ... 54

4. Kelainan dan Penyakit Pada Sistem Sirkulasi ... 58

F. Karakteristik Perkotaan dan Pedesaan ... 61

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian ... 62

B. Populasi dan Sampel ... 63

C. Definisi Operasional... 63

D. Hipotesis Penelitian ... 65

E. Instrument Penelitian ... 67

F. Teknik Analisi Instrumen ... 68

1. Validitas Instrumen ... 68

2. Hasil Uji Coba ... 70

G. Teknik Pengumpulan Data ... 71

H. Teknik Pengolahan Data ... 72

1. Uji Statistik ... 72

2. Analisis Kuesioner Siswa ... 74


(5)

I. Prosedur Penelitian... 75

J. Alur Penelitian ... 76

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penguasaan Konsep ... 79

1. Hasil Penguasaan Konsep ... 79

2. Pembahasan Penguasaan Konsep... 87

B. Kemampuan Berpikir Kritis ... 95

1. Hasil Kemampuan Berpikir Kritis ... 95

2. Pembahasan Kemampuan Berpikir Kritis ... 103

C. Hasil dan Pembahasan Kuesioner Siswa ... 112

D. Hasil dan Pembahasan Pedoman Wawancara Guru... 117

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 120

B. Saran ... 121

DAFTAR PUSTAKA 122


(6)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini pembelajaran di sekolah khususnya biologi masih di dominasi oleh penggunaan metode ceramah dan kegiatannya lebih berpusat pada guru. Di Indonesia hampir sebagian besar sekolah masih menggunakan cara-cara tradisional dalam pembelajaran di kelas. Pembelajaran tidak diarahkan untuk mengembangkan karakter dan potensi yang dimiliki siswa, dalam hal ini siswa tidak diarahkan membentuk manusia yang cerdas, mampu memecahkan masalah hidup, serta tidak mampu mengarahkan siswa menjadi siswa yang kreatif dan inovatif. Proses belajar di kelas hanya satu arah, guru tidak lebih hanya sebagai

“penceramah” sedangkan siswa hanya sebagai “pendengar setia”.

Pembelajaran sains khususnya biologi seharusnya lebih menekankan pada proses, bagaimana siswa membangun pengetahuannya melalui serangkaian kegiatan agar pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa. Sehingga tujuan pembelajaran biologi dapat tercapai termasuk pencapaian konsep siswa. Siswa kurang terlibat aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Siswa lebih banyak mendengar, menulis ulang apa yang ditulis oleh guru dan mengerjakan soal latihan berdasarkan contoh soal yang diberikan guru. Proses pembelajaran yang dilakukan lebih banyak hanya bersifat transfer pengetahuan dengan memberikan konsep-konsep yang utuh tanpa melalui pengolahan potensi yang ada pada diri siswa maupun yang ada di sekitarnya, termasuk guru juga tidak memperhatikan gaya belajar siswanya. Di sini terlihat bahwa proses pembelajaran biologi masih berpusat pada guru dan tidak menempatkan siswa sebagai pengkonstruksi pengetahuan. Siswa cenderung diam dan secara pasif menerima materi pelajaran. Disamping itu siswa juga kurang berani mengungkapkan gagasannya. Ditambah lagi dengan kurangnya perhatian guru pada pengembangan kemampuan sosial siswa dalam pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari kurangnya interaksi antar siswa, sehingga bisa dikatakan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa sangat rendah dalam membangun konsep biologi dalam pembelajaran.


(7)

Guru seharusnya dapat membiasakan siswanya untuk berpikir. Menurut Eggen dan Kauchak (2012) semakin berkembang keterampilan berpikir seorang siswa, semakin sering mereka belajar. Semakin sering mereka belajar, maka semakin baik kemampuan mereka dalam berpikir. Hal ini tentu saja tidak mudah untuk seorang guru bagaimana membentuk siswanya agar supaya memiliki kemampuan berpikir kritis. Menurut Fisher (2001) mengemukakan bahwa berpikir kritis merupakan kemampuan interpretasi dan evaluasi dari observasi dan komunikasi, informasi dan argumentasi. Menurut Varela et al. (2005) berpikir kritis adalah suatu proses sadar diri yang menggunakan pertimbangan berdasarkan bukti, metode dan kriteria tertentu untuk menafsirkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan.

Hal lain yang lebih penting dalam proses pembelajaran adalah penguasaan konsep siswa terhadap materi yang diberikan. Konsep sangat penting untuk dikuasai siswa untuk menghindari miskonsepsi. Menurut Dahar (1989) dengan membiarkan para siswa maju dengan konsep-konsep yang tidak tepat, dapat menimbulkan masalah-masalah belajar di masa yang akan datang. Hal ini menjelaskan bahwa begitu pentingnya sebuah konsep untuk dikuasai secara tepat, karena dengan konsep yang salah akan menimbulkan miskonsepsi. Penguasaan konsep merupakan dasar bagi siswa dalam mengembangkan pengetahuannya. Belajar konsep merupakan hasil utama pendidikan karena konsep merupakan batu pondasi dalam berpikir (Dahar, 1989). Pentingnya sebuah konsep dikuasai oleh siswa telah mendorong para guru untuk mengubah haluan belajar dari cara konvensional ke arah konseptual. Guru harus berupaya dengan berbagai macam strategi agar siswa dapat menguasai konsep secara tepat.

Upaya inovatif untuk menanggulanginya perlu segera dilakukan. Salah satu alternatif dengan Problem Based Learning (Pembelajaran Berbasis Masalah). Problem Based Learning dirancang untuk mengembangkan keterampilan seperti berpikir kritis, strategi dalam memecahkan masalah, pembelajaran mandiri dan kerjasama tim (Steck et al., 2012). Fokus utama Problem Based Learning dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran ini adalah memposisikan peran guru sebagai perancang dan organisator pembelajaran sehingga siswa mendapat kesempatan untuk memahami dan memaknai aktivitas belajar. Problem Based


(8)

Learning merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang diawali dengan menghadapkan siswa dengan masalah. Siswa mulai mengembangkan keterampilan belajar mandiri ketika mereka menentukan jenis materi belajar yang diperlukan untuk melangkah lebih jauh, bagaimana informasi baru dapat di sintesis untuk memecahkan masalah (Lambros, 2004). Melalui Problem Based Learning siswa diberikan kebebasan untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya terutama dalam memecahkan masalah. Dalam jangka panjang, diharapkan siswa akan terlatih untuk dapat memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-harinya.

Pembelajaran di kelas tidak cukup hanya dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning, tetapi dibutuhkan beberapa pendekatan yang tepat agar supaya pembelajaran dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Ketepatan memilih pendekatan inilah yang perlu dipikirkan oleh seorang guru sebelum melaksanakan pembelajaran di kelas. Guru harus memiliki potensi yang memadai, cermat dan teliti dalam memilih pendekatan pembelajaran. Memilih pendekatan yang tepat juga dapat membantu siswa dalam belajar dan memahami apa yang diajarkan guru.

Pendekatan yang dipilih hendaknya yang dapat mengarahkan siswa belajar lebih aktif yang dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah Open ended. Melalui pendekatan Open ended siswa diberikan kebebasan berpikir dan melakukan sesuatu sesuai dengan kehendaknya, sehingga siswa menemukan banyak cara untuk memperoleh dan memecahkan masalah. Dalam pendekatan Open ended langkah pertama adalah guru mengajukan masalah terhadap siswa, kemudian siswa mencari hasil untuk banyak jawaban yang benar untuk masalah yang diberikan untuk memberikan pengalaman dalam mencari sesuatu yang baru (Imprasitha, 2006). Dengan keberagaman cara penyelesaian dan jawaban tersebut, maka memberikan keleluasaan bagi siswa dalam menyelesaikan masalah. Siswa dapat menggali pengetahuan atau sumber-sumber yang dibutuhkan untuk menarik suatu kesimpulan, membuat rencana dan memilih cara atau metode dalam menyelesaikan masalah. Selain itu siswa dapat melatih kemampuan berpikir mereka sehingga diharapkan siswa dapat memperoleh pengetahuan melalui


(9)

pengalaman menemukan sesuatu yang baru dalam suatu proses penyelesaian masalah. Melalui pendekatan Open ended siswa dituntut untuk melakukan observasi, bertanya, menentukan relasi menampilkan alasan-alasan dan menarik kesimpulan (Sari, 2013).

Pada penelitian ini dipilih konsep mengenai sistem sirkulasi, dasar pemilihan konsep tersebut karena siswa kurang begitu memahami akan pentingnya sistem sirkulasi untuk dipelajari dalam kehidupan mereka, terutama menyangkut kesehatan. Bagaimana pentingnya menjaga kesehatan jantung, masalah kolesterol dan penyakit yang mungkin terjadi pada sistem sirkulasi yang selama ini mereka anggap tidak begitu penting. Hal ini karena kurangnya pengetahuan yang mereka miliki khususnya mengenai sistem sirkulasi. Menurut Campbell et al. (2004) lebih dari separuh kematian warga Amerika disebabkan oleh serangan jantung dan stroke. Hal ini menunjukan bahwa pentingnya menjaga kesehatan terutama yang menyangkut sistem sirkulasi. Siswa harus memahami betapa fatalnya penyakit yang disebabkan oleh gangguan pada sistem sirkulasi yang mengancam kehidupan mereka. Gaya hidup siswa yang kurang memperhatikan kesehatan terutama dari konsumsi makanan yang mereka makan. Gaya hidup kebiasaan merokok, kurang berolahraga, makanan yang mengandung lemak cukup tinggi sehingga meningkatkan kolesterol dalam darah merupakan faktor-faktor meningkatnya risiko serangan jantung (Campbell et al., 2004).

Perbedaan karakteristik perkotaan dan pedesaan yang mendorong penulis untuk melakukan penelitian khususnya dalam bidang pendidikan. Menurut Hanafi (1981) masyarakat di perkotaan memiliki pendidikan dan ilmu pegetahuan yang relatif tinggi dibandingkan dengan masyarakat pedesaan yang umumnya memiliki pendidikan dan ilmu pengetahuan yang relatif rendah. Menurut Soekanto (1982) mengemukakan bahwa pola pikir masyarakat di perkotaan lebih rasional daripada masyarakat di pedesaan. Hal ini yang menjadi dasar penulis melakukan penelitian pada kedua lokasi di perkotaan dan di pedesaan. Berdasarkan pengalaman penulis banyak masyarakat yang berada di pedesaan beranggapan bahwa pendidikan yang memiliki kualitas baik hanya bagi mereka yang tinggal di kota saja dengan segala fasilitas yang memadai, sedangkan bagi mereka yang tinggal di pedesaan kecil


(10)

kemungkinan untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas disertai dengan fasilitas yang memadai.

B. Rumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka

masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut “Bagaimanakah Problem Based Learning dengan menggunakan pendekatan Open ended dapat di implementasikan untuk meningkatkan penguasaan konsep dan kemampuan berpikir kritis siswa pada sekolah yang berada di perkotaan dan di pedesaan pada

materi sistem sirkulasi?”

Untuk memperjelas rumusan masalah, maka perumusan di atas diuraikan dalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimanakah penguasaan konsep siswa pada materi sistem sirkulasi setelah diimplementasikannya model pembelajaran Problem Based Learning Open ended pada sekolah di perkotaan dan di pedesaan?

2. Bagaimanakah kemampuan berpikir kritis siswa pada materi sistem sirkulasi setelah diimplementasikannya model pembelajaran Problem Based Learning Open ended pada sekolah di perkotaan dan di pedesaan?

3. Bagaimanakah tanggapan siswa terhadap pembelajaran Problem Based Learning dengan pendekatan Open ended pada materi sistem sirkulasi? 4. Bagaimanakah tanggapan guru terhadap model pembelajaran Problem Based

Learning dengan pendekatan Open ended?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk :

1. Memperoleh informasi pengaruh implementasi Problem Based Learning Open ended pada materi sistem sirkulasi terhadap penguasaan konsep siswa antara sekolah yang berada di perkotaan dan sekolah yang berada di pedesaan.

2. Memperoleh informasi pengaruh implementasi Problem Based Learning Open ended pada materi sistem sirkulasi terhadap kemampuan berpikir kritis


(11)

siswa antara sekolah yang berada di perkotaan dan sekolah yang berada di pedesaan.

3. Mendeskripsikan tanggapan siswa terhadap pembelajaran Problem Based Learning dengan pendekatan Open ended pada materi sistem sirkulasi. 4. Mendeskripsikan tanggapan guru terhadap model pembelajaran Problem

Based Learning dengan pendekatan Open ended.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat untuk siswa, guru, calon guru dan penulis. Adapun beberapa manfaat penelitian ini sebagai berikut :

1. Tambahan pengetahuan dan pengalaman bagi penulis sebagai calon pendidik untuk meningkatkan mutu pembelajaran biologi.

2. Bahan masukan bagi guru sebagai alternatif model dan metode pembelajaran yang dapat diterapkan di sekolah.

3. Bahan informasi bagi calon guru dan mahasiswa dalam melakukan penelitian lebih lanjut dan ruang lingkup yang lebih luas dari permasalahan penelitian ini.

E. Struktur Organisasi

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk membandingkan model pembelajaran Problem Based Learning dengan menggunakan pendekatan Open ended dapat diimplementasikan pada dua sekolah yang berlokasi di perkotaan dan di pedesaan. Uraian singkat setiap bab dalam tesis ini adalah sebagai berikut: 1. Bab I pada penelitian ini berupa pendahuluan yang meliputi latar belakang

penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian dan manfaat penelitian.

2. Bab II membahas mengenai kajian pustaka atau landasan teoritis terkait penelitian ini, meliputi pengertian Problem Based Learning (termasuk didalamnya karakteristik Problem Based Learning, pembelajaran dalam Problem Based Learning, Sintaks Problem Based Learning dan keunggulan serta kelemahan Problem Based Learning). Pengertian pendekatatan Open ended (termasuk didalamnya tujuan menggunakan pendekatan Open ended,


(12)

keunggulan dan kelemahan pendekatan Open ended). Pengertian pengertian penguasaan konsep, berpikir kritis, pemilihan materi sistem sirkulasi dan lokasi penelitian meliputi karakteristik perkotaan dan pedesaan.

3. Bab III pada penelitian ini membahas mengenai metodologi penelitian meliputi desain penelitian, partisipan dalam penelitian, populasi dan sampel, definisi operasional, instrumen penelitian, prosedur penelitian dan teknik anaisis data.

4. Bab IV membahas mengenai temuan dalam penelitian dan pembahasan hasil temuan. Pembahasan dilakukan secara tematik dari setiap temuan dalam penelitian, artinya pembahasan dilakukan secara berurutan mulai dari pembahasan kemampuan berpikir kritis, penguasaan konsep, tanggapan siswa mengenai model pembelajaran Problem Based Learning dengan pendekatan Open ended dan hasil wawancara guru terkait model pembelajaran Problem Based Learning dengan pendekatan Open ended. Hasil dan temuan pada penelitian ini dikaitkan dengan beberapa teori yang mendukung sebagai landasan untuk mempertegas beberapa argumen yang di peroleh dari hasil temuan dalam penelitian.

5. Bab V pada penelitian ini merupakan kesimpulan dan saran. Kesimpulan meliputi semua kajian semua aspek termasuk hasil dan pembahasan dalam penelitian ini. Saran meliputi beberapa hal yang diajukan oleh penulis sebagai acuan untuk penelitian lebih lanjut.


(13)

Gambar 1.1. Struktur Organisasi Penelitian. JUDUL TESIS BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG MASALAH RUMUSAN MASALAH MANFAAT PENELITIAN STRUKTUR ORGANISASI TUJUAN PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA PROBLEM BASED LEARNING OPEN ENDED APPROACH BERPIKIR KRITIS PENGUASAAN KONSEP MATERI SISTEM SIRKULASI DEFINISI OPERASIONAL DEFINISI PERKOTAAN DAN PEDESAAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN POPULASI DAN SAMPEL DESAIN PENELITIAN INSTRUMEN PENELITIAN PROSEDUR PENELITIAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN TEKNIK ANALISIS DATA


(14)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode eksperimen semu (quasi experiment) dengan desain penelitian Randomized Control Group Pretest-Posttest (Fraenkel,2007). Metode eksperimen semu dapat memberikan informasi yang merupakan perkiraan terhadap informasi yang dapat diperoleh melalui eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol atau memanipulasi semua variabel yang relevan. Desain penelitian Randomized Control Group Pretest-Posttest digunakan dalam penelitian ini dengan dasar kedua kelompok dibentuk melalui random assignment, pengukuran dilakukan dua kali terhadap kedua kelompok. Pengukuran dilakukan dalam waktu yang sama terhadap dua kelompok (Fraenkel, 2007). Pola desain penelitian ini secara umum dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Table 3.1. Desain Penelitian

Kelompok Tes Awal Perlakuan Tes Akhir

Eksperimen 1 O1 X1 O2

Eksperimen 2 O1 X2 O2

Keterangan : O1 = Pretest O2 = Posttest

X1 = Perlakuan PBL Open ended pada eksperimen-1 X2 = Perlakuan PBL Open ended pada eksperimen-2

Pada pola desain penelitian di atas dilakukan terhadap kelompok siswa pada dua sekolah yang berbeda. Kedua kelompok diberi perlakuan yang sama pada mulanya kedua kelompok diberi pretest. Setelah itu, kedua kelompok diberi perlakuan yang sama dengan model pembelajaran Problem Based Learning


(15)

dengan pendekatan Open ended pada materi sistem sirkulasi, kemudian diakhiri dengan pemberian posttest. Hasil tes kedua kelompok tersebut dianalisis dan dideskripsikan untuk melihat sejauh mana pengaruh implementasi model pembelajaran Problem Based Learning dengan pendekatan Open ended dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan penguasaan konsep siswa pada materi sistem sirkulasi antara sekolah yang berada di perkotaan (eksperimen-1) dengan sekolah yang berada di pedesaan (eksperimen-2).

B. Populasi dan sampel

Penelitian ini dilaksanakan di dua sekolah swasta yang berbeda. Salah satu sekolah terletak di perkotaan yaitu SMP Kartika XIX-2 Jl. Pak Gatot Raya No. 70S di Kota Bandung. Dengan jumlah rombongan belajar (rombel) sebanyak 14 kelas. Kelas VII sebanyak 4 kelas, kelas VIII sebanyak 4 kelas dan kelas IX sebanyak 6 kelas. Satu sekolah lainnya terletak di pedesaan yaitu SMP Ganesha Plus Cimanggung Jln. Parakanmuncang, Gg. Sukawargi RT 03 RW 01 di Kabupaten Sumedang. Jumlah rombongan belajar (rombel) sebanyak 3 kelas, kelas VII, VIII, dan IX masing-masing hanya satu kelas.

Populasi penelitian adalah siswa kelas VIII SMP Kartika Siliwangi yang berada di kota Bandung dan siswa kelas VIII SMP Ganesha Plus Cimanggung yang berada di kabupaten Sumedang. Subjek penelitian untuk eksperimen-1 sebanyak 35 siswa dan subjek penelitian untuk eksperimen-2 sebanyak 31 siswa. Teknik pengambilan sampel dengan purfosive sampling. Dengan pertimbangan bahwa sekolah yang berada di pedesaan sebagai eksperimen-2 hanya satu kelas. Sampel penelitian diambil sebanyak satu kelas pada masing-masing sekolah. Keduanya akan diberikan perlakuan yang sama dengan pembelajaran Problem Based Learning dengan pendekatan Open ended.

C. Definisi Operasional

Untuk memberikan konsep yang sama dalam upaya menghindari kesalahan penafsiran terhadap istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka perlu dijelaskan definisi operasional sebagai berikut :


(16)

1. Implementasi Problem Based Learning (PBL) dalam penelitian ini dimaksudkan penerapan Problem Based Learning dalam pembelajaran di dalam kelas. Implementasi Problem Based Learning di dalam kelas berdasarkan sintaks atau tahapan pembelajaran. Bagaimana sintaks yang diterapkan didalam kelas mampu meningkatkan penguasaan konsep dan kemampuan berpikir kritis siswa yang diintegrasikan ke dalam RPP. RPP dikembangkan berdasarkan sintaks Problem Based Learning. Melalui Problem Based Learning diharapkan dapat diwujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada siswa, yang berawal dari masalah sebagai fokus dalam pembelajaran yang harus dipecahkan oleh siswa untuk menemukan jawaban dan solusi terhadap masalah-masalah untuk diterapkan dalam pembelajaran sehari-hari (Lambros, 2004).

2. Dalam penelitian ini digunakan Open ended Approach atau pendekatan Open ended. Dengan pendekatan siswa dituntut untuk dapat belajar menemukan jawaban ataupun solusi dari suatu permasalahan yang disajikan di kelas.. Siswa harus dapat mengembangkan metode, cara atau pendekatan yang berbeda untuk menyelesaikan suatu masalah, sehingga penyelesaiannya tidak hanya satu jawaban yang benar melainkan ada alternatif untuk jawaban yang benar (Shimada dan Becker dalam Murni, 2013).

3. Penguasaan konsep yang dimaksud dalam penelitian ini meliputi mengingat (C1), memahami (C2), mengaplikasi (C3), menganalisis (C4), menyintesis (C5), dan mengevaluasi (C6) (Anderson dan Krathwohl, 2001). Dengan ini bagaimana siswa dapat menguasai konsep-konsep terutama yang berkaitan dengan sistem sirkulasi. Dari mulai tingkat pemahaman mereka sampai dengan kemampuan mereka untuk mengevaluasi. Penguasaan konsep siswa di jaring dengan tes berbentuk pilihan ganda pada materi sistem sirkulasi. Jumlah soal sebanyak 30 butir, bobot skor untuk setiap soal adalah 3,33. Penguasaan konsep pada penelitian ini dibagi ke dalam 4 (empat) sub konsep yaitu; (1) Struktur dan fungsi organ sistem sirkulasi, (2) Komponen darah dan proses pembekuan darah, (3) Golongan darah, transfusi darah dan tekanan darah, dan (4) Kelainan dan penyakit pada sistem sirkulasi manusia.


(17)

4. Kemampuan berpikir kritis yang dimaksud dalam penelitian ini meliputi beberapa indikator yang dikembangkan oleh Ennis di antaranya; (1) membawa penjelasan yang bersifat elementer dari suatu masalah, (2) mengumpulkan informasi dasar, (3) membuat inferensi, (4) membawa penjelasan lebih lanjut, dan (5) sampai pada kesimpulan yang terbaik. Dengan ini bagaimana siswa dapat mencapai indikator-indikator berpikir kritis dalam proses pembelajaran. Untuk mencapai indikator-indikator siswa dijaring dengan tes berbentuk uraian pada materi sistem sirkulasi. Jumlah soal sebanyak 10 butir soal, skor maksimal 4, bobot skor setiap soal adalah 2,50. 5. Materi sistem sirkulasi yang dipilih pada penelitian ini merupakan materi

pada pelajaran IPA SMP kelas VIII semester dua, yang bertujuan agar siswa memahami betapa pentingnya menjaga kesehatan terutama yang berhubungan dengan sistem sirkulasi. Siswa diharapkan memiliki kesadaran tinggi terhadap bahaya penyakit atau gangguan yang dapat terjadi pada sistem sirkulasi yang setiap saat dapat menjadi ancaman dalam kehidupan sehari-harinya. Selain itu siswa diharapkan memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah dan memberikan solusi terkait dengan sistem sirkulasi dalam kehidupan sehari-hari.

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah pada penelitian yang perlu diuji kebenarannya secara empiris. Berdasarkan kajian teori dapat dirumuskan hipotesis kerja sebagai berikut:

a. Perbedaan rata-rata penguasaan konsep siswa sebelum implementasi Problem Based Learning Open ended :

H0 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada penguasaan konsep siswa pada sekolah di perkotaan dan di pedesaan sebelum implementasi Problem Based Learning Open ended pada materi sistem sirkulasi. (H0 : µ1 = µ2)

H1 :Terdapat perbedaan yang signifikan pada penguasaan konsep siswa pada sekolah di perkotaan dan di pedesaan sebelum implementasi Problem Based Learning Open ended pada materi sistem sirkulasi.


(18)

(H0 : µ1 ≠ µ2)

b. Perbedaan rata-rata penguasaan konsep siswa setelah implementasi Problem Based Learning Open ended :

H0 :Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada penguasaan konsep siswa pada sekolah di perkotaan dan di pedesaan sebelum implementasi Problem Based Learning Open ended pada materi sistem sirkulasi. (H0 : µ1 = µ2)

H1 :Terdapat perbedaan yang signifikan pada penguasaan konsep siswa pada sekolah di perkotaan dan di pedesaan sebelum implementasi Problem Based Learning Open ended pada materi sistem sirkulasi.

(H0 : µ1 ≠ µ2)

c. Perbedaan rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa sebelum implementasi Problem Based Learning Open ended :

H0 :Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kemampuan berpikir kritis siswa pada sekolah di perkotaan dan di pedesaan sebelum implementasi Problem Based Learning Open ended pada materi sistem sirkulasi. (H0 : µ1 = µ2)

H1 :Terdapat perbedaan yang signifikan pada kemampuan berpikir kritis siswa pada sekolah di perkotaan dan di pedesaan sebelum implementasi Problem Based Learning Open ended pada materi sistem sirkulasi. (H0 : µ1 ≠ µ2)

d. Perbedaan rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa setelah implementasi Problem Based Learning Open ended :

H0 :Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa pada sekolah di perkotaan dan di pedesaan setelah implementasi Problem Based Learning Open ended pada materi sistem sirkulasi.

(H0 : µ1 = µ2)

H1 :Terdapat perbedaan yang signifikan pada peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa pada sekolah di perkotaan dan di pedesaan setelah implementasi Problem Based Learning Open ended pada materi sistem sirkulasi. (H0 : µ1 ≠ µ2)


(19)

E. Instrumen penelitian

Jenis intrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Tes Penguasaan Konsep

Tes ini merupakan tes konseptual berbentuk pilihan ganda yang dikembangkan dari beberapa aspek dan indikator. Jumlah pilihan yang diberikan sebanyak empat pilihan. Tes ini dibuat untuk menguji penguasaan siswa terhadap materi sirkulasi untuk siswa SMP kelas VIII. Tes dilakukan sebanyak dua kali sebelum dan sesudah pembelajaran. Butir soal tes disusun dan dikembangkan berdasarkan indikator pembelajaran yang disesuaikan dengan indikator penguasaan konsep berdasarkan Taksonomi Bloom (Anderson dan Krathwohl, 2001).

b. Tes kemampuan berpikir kritis siswa

Bentuk tes berupa uraian mengenai materi sirkulasi. Butir soal di susun dan dikembangkan berdasarkan indikator yang sesuai dengan indikator berpikir kritis/penalaran menggunakan framework yang dikembangkan oleh Ennis (1996).

c. Kuesioner Siswa

Kuesioner digunakan untuk memperoleh informasi tentang respon siswa terhadap penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala Likert, dengan empat kategori yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Hasil dari kuesioner ini dideskripsikan untuk menarik kesimpulan.

d. Pedoman Wawancara Guru

Pedoman wawancara guru digunakan untuk memperoleh informasi mengenai penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning, kesulitan-kesulitan dalam proses pembelajaran di kelas. Pedoman wawancara digunakan dalam menarik kesimpulan.


(20)

F. Teknik Analisis Instrumen 1. Validitas Instrumen

Instrumen dapat dikatakan valid jika instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2011). Uji validitas instrumen yang digunakan adalah uji validitas isi (content validity) dan uji validitas kriteria (criteria related validity). Validitas isi dilakukan oleh dosen yang memiliki keahlian di bidangnya, untuk melihat kesesuaian standar isi yang ada dalam instrument tes.

Untuk uji validitas kriteria pengolahan data menyangkut validitas butir soal, reliabilitas tes, tingkat kesukaran dan daya pembeda soal yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program ANATES V4. Ketentuan-ketentuan yang digunakan bagi keperluan pengujian kesahihan tes di atas adalah:

1. Validitas Butir Soal

Pada penelitian ini validitas butir soal akan dihitung menggunakan program analisis butir soal ANATES. Interpretasi untuk besarnya koefesien korelasi adalah ditunjukkan pada Tabel 3.2 (Erman, 2003).

Tabel 3.2. Kategori Validitas Butir Soal

Batasan Kategori

0,90 < rxy ≤ 1,00 Sangat Tinggi

0,70 < rxy ≤ 0,90 Tinggi

0,40 < rxy ≤ 0,70 Sedang

0,20 < rxy ≤ 0,40 Rendah

0,00 < rxy ≤ 0,20 Sangat Rendah

< rxy ≤ 0,00 Tidak Valid

(Sumber: Erman, 2003)

2. Reliabilitas Tes

Reliabilitas suatu instrumen ialah keajegan atau kekonsistenan instrumen tersebut. Suatu tes yang reliabel bila diberikan pada subjek yang sama meskipun oleh orang yang berbeda dan pada waktu yang berbeda pula, akan


(21)

memberikan hasil yang sama atau relatif sama. Suatu tes dapat dikatakan memiliki taraf reliabililas yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap dan dihitung dengan koefesien reliabilitas (Arikunto 2008). Uji reabilitas tes akan dihitung dengan menggunakan bantuan program analisis ANATES. Untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas instrumen digunakan tolak ukur yang ditetapkan J.P. Guilford (Erman, 2003) ditunjukkan pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3. Kategori Reliabilitas Tes

Batasan Kategori

0,80 < r11≤ 1,00 Sangat Tinggi

0,60 < r11≤ 0,80 Tinggi

0,40 < r11 ≤ 0,60 Cukup

0,20 < r11≤ 0,40 Rendah

0,00 < r11 ≤ 0,20 Sangat Rendah

(Sumber: Erman, 2003)

3. Tingkat Kesukaran Soal

Tingkat kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal. Besarnya indeks kesukaran (P) singkatan dari kata

“proporsi” berkisar antara 0,00 sampai dengan 1,00. Melihat besarnya

bilangan indeks ini maka lebih cocok jika bukan disebut sebagai indeks kesukaran tetapi indeks kemudahan, karena semakin mudah soal itu, semakin besar pula bilangan indeksnya. Akan tetapi telah disepakati bahwa walaupun semakin tinggi indeksnya menunjukkan soal yang semakin mudah tetapi tetap disebut indeks kesukaran (Arikunto, 2008). Untuk soal bentuk pilihan ganda dan soal uraian dapat dihitung dengan menggunakan bantuan program ANATES. Kategori untuk tingkat kesukaran soal dapat dilihat pada Tabel 3.4. (Arikunto, 2008).


(22)

Tabel 3.4. Kategori Tingkat Kesukaran

Batasan Kategori

0,70 < P ≤ 1,00 Soal Mudah

0,30 < P ≤ 0,70 Soal Sedang

0,00 < P ≤ 0,30 Soal Sukar

(Sumber: Arikunto, 2008)

4. Daya Pembeda Soal

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi (Arikunto 2008). Untuk mengetahui sejauh mana setiap butir soal membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dan siswa berkemampuan rendah menggunakan bantuan program ANATES. Kategori daya pembeda ditunjukkan pada Tabel 3.5 (Arikunto, 2008).

Tabel 3.5. Interpretasi Daya Pembeda Butir Soal

(Sumber: Arikunto, 2008)

2. Hasil Uji Coba

Sebelum digunakan sebagai instrumen penelitian, terlebih dahulu dinilai oleh pakar kemudian dilakukan uji coba kepada siswa. Uji coba ini dilakukan kepada siswa yang memiliki kesamaan karakter dengan siswa yang menjadi sampel penelitian. Dalam penelitian ini, uji coba dilakukan kepada siswa SMP kelas IX di sekolah yang berada di perkotaan dengan sekolah yang berada di pedesaan

Nilai DP Kategori

Negatif – 0.00 Tidak baik

0.01 – 0.20 Jelek (poor)

0.21 – 0.40 Cukup (satisfactory)

0.41 – 0.70 Baik (good)


(23)

yang tentunya telah mempelajari materi sistem sirkulasi. Data hasil uji coba kemudian dianalisis yang meliputi daya pembeda, tingkat kesukaran dan reliabilitas. Sehingga diperoleh instrumen tes yang baik dan layak untuk dijadikan instrumen penelitian.

G. Teknik Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan meliputi data kemampuan berpikir kritis siswa, penguasaan konsep, data respon siswa dan guru terhadap pembelajaran Problem Based Learning dengan pendekatan Open-ended.

1. Data penguasaan konsep dijaring melalui tes tertulis bentuk pilihan ganda dengan 4 pilihan jawaban yang dikembangkan dari aspek dan indikator mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, menyintesis dan mengevaluasi.

2. Data kemampuan berpikir kritis siswa

Di jaring dengan menggunakan test uraian yang dikembangkan dari indikator membawa penjelasan yang elementer dari masalah, mengumpulkan informasi dasar, membuat inferensi, membawa penjelasan lebih lanjut dan kesimpulan terbaik. Dilengkapi dengan rubrik penilaian.

3. Data kuesioner respon siswa terhadap model pembelajaran Problem Based Learning dengan pendekatan Open ended. Teknik yang digunakan untuk memperoleh data kuesioner siswa terhadap model pembelajaran Problem Based Learning dengan pendekatan Open ended dilakukan melalui angket secara kualitatif. Kemudian data kualitatif dikonversi menjadi skala kuantitatif.

4. Pedoman wawancara digunakan untuk mengetahui tanggapan guru mengenai proses pembelajaran terutama dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning termasuk kesulitan-kesulitan yang dialami oleh guru dalam kegiatan pembelajaran didalam kelas. Wawancara mengacu pada pedoman yang telah disusun oleh peneliti. Hasil wawancara digunakan untuk melengkapi data yang telah diperoleh sebelumnya terutama digunakan pada saat penarikan kesimpulan.


(24)

H. Teknik Pengolahan Data

Data peningkatan kemampuan berpikir kritis dan penguasaan konsep dianalisis dengan uji statistik dengan menggunakan program Microsoft Excel. Langkah-langkah dalam penganalisisan data dari hasil tes awal dan tes akhir kemampuan berpikir kritis siswa dan penguasaan konsep siswa adalah sebagai berikut:

1. Menentukan skor dan nilai tes awal dan tes akhir.

2. Menentukan nilai rata-rata dan persentase masing-masing kategori.

3. Menghitung N-gain dari tes awal dan tes akhir untuk menunjukkan peningkatan kemampuan berpikir kritis dan penguasaan konsep siswa dengan menggunakan rumus N-gain yang dikembangkan oleh Hake sebagai berikut:

� − ���� = ��� −�� �

�� � −�� � ...(1) Keterangan:

SPost = skor tes akhir

SPre = skor tes awal SMaks = skor maksimum

Kategori perolehan N-gain diklasifikasikan pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6. Klasifikasi N-gain

Kategori perolehan N-gain Keterangan

N-gain > 0,70 Tinggi

0,30 < N-gain < 0,70 Sedang

N-gain < 0,30 Rendah

(Sumber: Hake, 1999)

1. Uji Statistik


(25)

Uji normalitas data tes awal, tes akhir, dan skor N-gain berpikir kritis dan penguasaan konsep pada materi sistem sirkulasi antara siswa kelompok eksperimen-1 dan siswa kelompok eksperimen-2 menggunakan uji Chi-Square/Chi kuadrat (Sugiyono, 2011) dengan bantuan program SPSS V16. Normalnya distribusi data dapat diketahui dari nilai Chi kuadrat hitung, jika nilai

Chi kuadrat hitung (χ2 hitung) lebih lebih kecil atau sama dengan Chi kuadrat

tabel (χ2tabel). Jika χ2hitung < χ2 tabel, maka data berasal dari distribusi normal. 2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS V16 dengan menggunakan uji Levene. Atau dengan menggunakan uji F. dengan rumus sebagai berikut (Susetyo, 2010):

� =�2�

�2� � dengan S

2 = varians...(2)

Homogenitas data dapat diketahui dari nilai signifikan output SPSS V16 pada p-Value uji Levene. Jika p-Value > 0,05, maka data berasal dari varians yang sama atau homogen. Uji homogenitas juga dapat dilakukan dengan uji F, homogenitas data dapat diketahui dari nilai signifikansi (2-tailed) output Microsoft Excel, jika F hitung lebih kecil daripada F tabel maka data berasal dari varians yang sama atau homogen (Sudjana, 2002).

3. Uji Hipotesis

Jika data berasal dari distribusi normal dan keduanya homogen, maka dilanjutkan uji parametrik. Uji parametrik yang digunakan untuk menguji tingkat signifikansi perbedaan rerata kemampuan berpikir kritis dan penguasaan konsep siswa dilakukan dengan analisis secara statistik. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji-z dua ekor (2-tailed) dengan taraf signifikan α = 0,05 (Sugiyono, 2008). Pengujian hipotesis menggunakan bantuan program Microsoft Excel.

Uji hipotesis data dapat diketahui dari output Microsoft Excel dengan uji-z dua ekor. Dengan kriteria pengujian: jika zHitung < tTabel (berada pada daerah ± 196)


(26)

maka H0 diterimapada taraf signifikansi (α = 0,05) dan derajat kebebasan dk = (n1 + n2– 2). Atau dapat diketahui dari p-Value, jika p-Value > 0,05 pada uji dua ekor maka H0 diterimapada taraf signifikansi (α = 0,05) dan derajat kebebasan dk = (n1 + n2 – 2) artinya tidak ada perbedaan yang signifikan pada kedua kelompok eksperimen.

(Ho : µ1 = µ2): Tidak ada perbedaan rata-rata antara kedua kelompok eksperimen.

(Ho : µ1 ≠ µ2): Terdapat perbedaan rata-rata antara kedua kelompok eksperimen-1 lebih besar dari eksperimen-2

� = Rata-rata kelompok eksperimen-1 � = Rata-rata kelompok eksperimen-2 2. Analisis Kuesioner Siswa

Data yang diperoleh dari kuesioner siswa di hitung dan dideskripsikan untuk menarik kesimpulan. Untuk pernyataan yang bersifat positif kategori sangat setuju (SS) diberi skor 4, setuju (S) diberi skor 3, tidak setuju (TS) diberi skor 2, dan sangat tidak setuju (STS) diberi skor 1. Sedangkan pernyataan negatif, sangat setuju (SS) diberi skor 1, setuju (S) diberi skor 2, tidak setuju (TS) diberi skor 3, dan sangat tidak setuju (STS) diberi skor 4. Seluruh skor dipersentasekan sebagai dasar untuk menarik kesimpulan.

Berdasarkan analisis data hasil penelitian maka diperoleh temuan yang terdiri atas nilai keterlaksanaan program pembelajaran, N-gain penguasaan konsep, gambaran kemampuan berpikir kritis siswa, gambaran kuesioner siswa dan guru terhadap model pembelajaran Problem Based Learning dengan pendekatan Open ended, serta temuan keunggulan dan kekurangan model pembelajaran Problem Based Learning dengan pendekatan Open ended. Temuan ini menjadi dasar pertimbangan untuk menarik kesimpulan hasil penelitian.

3. Analisis Wawancara Guru

Dalam penelitian ini hasil analisis wawancara guru dideskripsikan dan digunakan sebagai acuan dalam penarikan kesimpulan, hasil wawancara mengenai tanggapan guru terhadap implementasi model pembelajaran Problem Based


(27)

Learning dengan pendekatan Open ended pada materi sistem sirkulasi, kesulitan-kesulitan guru dalam pembelajaran di dalam kelas.

I. Prosedur Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menempuh empat tahapan yaitu: studi pendahuluan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengolahan data dan pelaporan. Penjelasan untuk masing-masing tahapan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Tahap pendahuluan

Pendahuluan meliputi identifikasi masalah dan perumusan masalah. Identifikasi masalah dilakukan untuk mengetahui pemasalahan yang ada terutama dalam pembelajaran meliputi kemampuan berpikir kritis siswa, penguasaan konsep siswa, gaya belajar siswa dan kondisi siswa. Perumusan masalah meliputi penggunaan model pembelajaran, metode pembelajaran, materi dan hasil belajar siswa. Studi literatur juga dilakukan untuk mengkaji temuan-temuan penelitian sebelumnya dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dan Open ended yang berkaitan dengan kemampuan berpikir kritis dan penguasaan konsep. Selain itu dilakukan kajian beberapa teori yang berkaitan dengan indikator berpikir kritis dan penguasaan konsep pada materi sistem sirkulasi yang disesuaikan dengan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) pada kurikulum sekolah. Hasil dari tahapan ini akan digunakan untuk merancang model pembelajaran Problem Based Learning dengan pendekatan Open ended untuk pembelajaran di kelas.

2. Tahap perencanaan

Pada tahap ini model pembelajaran Problem Based Learning dengan pendekatan Open ended dirancang berdasarkan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) pada kurikulum sekolah pada materi sistem sirkulasi. Selanjutnya membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sebagai panduan untuk guru dan lembar kerja siswa (LKS) sebagai panduan siswa. Pada tahap juga menentukan populasi dan sampel yang akan dijadikan sebagai subjek penelitian. Selanjutnya menyusun instrumen yang akan di uji


(28)

coba, selanjutnya instrumen hasil uji coba dapat dijadikan pijakan dalam menyusun intrumen dalam penelitian sesungguhnya. Judgement instrumen oleh para ahli, dan revisi instumen yang siap untuk di uji coba pada penelitian. Kuesioner siswa mengenai model pembelajaran Problem Based Learning dengan pendekatan Open ended dan wawancara guru.

3. Tahap pelaksanaan

Tahap pelaksanaan meliputi, pelaksanaan pretest baik di sekolah yang berada di perkotaan dan di sekolah yang berada di pedesaan. Dilanjutkan dengan implementasi pembelajaran Problem Based Learning dengan pendekatan Open ended pada materi sistem sirkulasi pada kedua sekolah (kelompoke eksperimen-1 dan kelompok eksperimen-2). Selama pembelajaran berlangsung dilakukan pengamatan terhadap keterlaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas untuk mengetahui aktifitas guru dan siswa berdasarkan pedoman yang telah disusun. Pengamatan dilasanakan oleh guru atau pihak yang berkompeten dibidangnya. Selanjutnya setelah perlakuan, dilaksanakan posttest baik baik pada kedua sekolah (kelompok eksperimen-1 dan kelompok eksperimen-2). Selanjutnya diberikan kuesioner tanggapan siswa terkait model pembelajaran Problem Based Learning dengan pendekatan Open-ended.

4. Tahap pengolahan data dan pelaporan

Pada tahap ini meliputi pengolahan data pretest dan posttest terhadap kemampuan berpikir kritis dan pemahaman konsep siswa dari kedua sekolah, pengolahan data tanggapan siswa terhadap model pembelajaran dari kedua sekolah. Pada tahap pelaporan meliputi pembahasan hasil penelitian, selanjutnya menarik kesimpulan.

J. Alur Penelitian

Selain prosedur penelitian, penelitian ini juga menggunakan alur penelitian. Alur penelitian ini dapat dijadikan sebagai pedoman peneliti dalam setiap tahap


(29)

penelitian. Alur dalam penelitian alur penelitian secara ringkas disajikan pada gambar 3.1. berikut ini:

Judgement/Validasi

Pretest

Pengembangan instrument: soal tes, kuesioner, observasi

Pengembangan perangkat pembelajaran: RPP, LKS

Perencanaan

Analisis keterkaitan Problem Based Learning, open ended, berpikir kritis dan penguasaan konsep Analisis materi

sistem sirkulasi

Studi literatur berpikir kritis dan penguasaan konsep Studi literatur Problem Based

Learning dan open ended

Studi literatur materi sistem sirkulasi Studi Pendahuluan

E

K

S

P

E

R

I

M

E

N

1

Angket siswa Observasi keterlaksanaan pembelajaran

E

K

S

P

E

R

I

M

E

N

2

Post-test Implementasi pembelajaran Problem Based Learning dengan

open ended

Kesimpulan


(30)

(31)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data, temuan dan pembahasan dalam penelitian ini maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penguasaan konsep siswa pada kedua kelompok eksperimen pada materi sistem sirkulasi mengalami peningkatan yang cukup signifikan setelah diimplementasikannya model pembelajaran Problem Based Learning dengan pendekatan Open ended. Hal ini dibuktikan dengan skor rata-rata N-gain penguasaan konsep siswa sebesar 0,44 untuk kelompok eksperimen-1 dan 0,52 untuk kelompok eksperimen-2, peningkatan kedua kelompok eksperimen termasuk ke dalam kategori sedang. Kemampuan berpikir kritis siswa pada materi sistem sirkulasi mengalami peningkatan yang cukup signifikan setelah diimplementasikannya model pembelajaran Problem Based Learning dengan pendekatan Open ended pada kelompok eksperimen-1 dan kelompok ekaperimen-2. Hal ini dibuktikan dengan skor rata-rata N-gain kemampuan berpikir kritis siswa sebesar 0,54 untuk kelompok eksperimen-1 dan 0,62 untuk kelompok eksperimen-2, peningkatan kedua kelompok eksperimen termasuk ke dalam kategori sedang.

Berdasarkan analisis hasil uji signifikansi skor rata-rata N-gain diperoleh informasi bahwa tidak terdapat perbedaan pada kelompok eksperimen-1 dan kelompok eksperimen-2 terhadap penguasaan konsep dan kemampuan berpikir kritis siswa setelah diimplementasikannya model pembelajaran Problem Based Learning dengan pendekatan Open ended. Hal ini dapat disimpulkan bahwa implementasi Problem Based Learning dengan pendekatan Open ended pada kedua kelompok eksperimen cukup konsisten dalam meningkatkan penguasaan konsep dan kemampuan berpikir kritis siswa.

Implementasi model pembelajaran Problem Based Learning dengan menggunakan pendekatan Open ended pada materi sistem sirkulasi lebih diterima oleh siswa pada kelompok eksperimen-2 dari pada siswa pada kelompok eksperimen-1. Wawancara dilakukan kepada guru bidang studi pada kedua


(32)

kelompok eksperimen. Guru pada eksperimen-1 berpendapat bahwa Problem Based Learning dengan pendekatan Open ended bukan model pembelajaran yang baru. Penerapan model apapun tidak efektif karena sebagian besar siswa bersikap acuh, hanya sebagian kecil siswa saja yang mengikuti pembelajaran. kelas kurang kondusif dan respon siswa sangat kurang dalam proses pembelajaran di kelas. Berbeda dengan pendapat yang dikemukakan oleh guru pada kelompok eksperimen-2 yang menyatakan bahwa Problem Based Learning dengan pendekatan Open ended merupakan hal yang baru bagi siswa. Problem Based Learning dengan pendekatan Open ended belum pernah diterapkan di kelas mengingat fasilitas yang kurang memadai sehingga kadang-kadang kesulitan untuk menjelaskan konsep yang bersifat abstrak. Sebagian besar siswa mengikuti pembelajaran dengan baik, kelas cukup kondusif. Antusias siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas cukup bagus, apalagi mengenai konsep yang bersifat abstrak.

B. Saran

Bertitik tolak dari hasil-hasil penelitian dalam meningkatkan penguasaan konsep dan kemampuan berpikir kritis siswa, penulis memberikan saran perlu ketelitian dan kajian lebih dalam untuk menentukan materi terutama materi yang bersifat abstrak karena akan kesulitan dalam menyusun dan mengembangkan RPP menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dengan pendekatan Open ended. Penelitian ini menggunakan metode quasy experiment (eksperimen semu), untuk itu penulis merekomendasikan untuk mengguanakan metode true experiment (eksperimen sesungguhnya) untuk penelitian lebih lanjut. Mengacu pada hasil penelitian tanggapan siswa dan guru secara umum cukup baik mengenai model pembelajaran Problem Based Learning dengan pendekatan Open ended, maka perlunya model pembelajaran ini digunakan pada materi yang lain.


(33)

Daftar Pustaka

Anderson, L. W. & Krathwohl, D. R. (2001). Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen. Revisi taksonomi Bloom. (Prihantoro, Trans). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arikunto, S. (2008). Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: PT.Bumi Aksara. Balta, E. L. (2006). Using Literature and Innovative Assessments to Ignite Interest

and Cultivate Critical Thinking Skills in an Undergraduate Neuroscience Course. CBE—Life Sciences Education. Vol. 5, 167–174, Summer 2006. DOI: 10.1187/cbe.05–08–0108

Barnet, S. & Bedau, H. (2011). Critical thinking, Reading, and Writing. A bBrief Guide to Argument. Seventh Edition. Boston: Bedford/St. Martin’s. Boucaud, D. W. & Nabel, M. & Eggers, C. H. (2013). Oxford-Style Debates in a

Microbiology Course for Majors: A Method for Delivering Content and Engaging Critical Thinking Skills. Journal of Microbiology & Biology

Education.Vol. 14. num 1. DOI:

http://dx.doi.org/10.1128/jmbe.v14i1.433. p. 2-11

Campbell, N.A. & Reece, J.B. & Mitchel, L.G. (2004). Biologi jilid III (Edisi kelima). (W. Manalu: trans). Jakarta : Erlangga.

Christians, E.S. Ishiwata, T. & Benjamin, I.J. (2012). Small Heat Shock Proteins in Redox Metabolism: Implications for Cardiovascular Diseases. International Journals Biochem Cell Biol. 2012 October ; 44(10): 1632–1645. doi:10.1016/j.biocel.2012.06.006.

Dahar, R. W. (1989). Teori-teori Belajar. Bandung: Erlangga.

Darland, D. C. & Carmichael. J. S. (2012). Long-Term Retention of Knowledge and Critical Thinking Skills in Developmental Biology. Journal of Microbiology & Biology Education.Vol. 13. num 2. DOI:http://dx.doi.org/10.1128/jmbe. v13i2.331. p. 125-132.

Dellacà, R.L. Zannin, E. Sancini, G. Rivolta, I. Leone, B.E. Pedotti, A. & Miserocchi, G. (2008). Changes in the mechanical properties of the respiratory system during the development of interstitial lung edema. Respiratory Research 2008, 9:51 doi:10.1186/1465-9921-9-51.

Dhomuddin, N. (2013). Pendekatan Open ended. (online: Posted on 12 Januari

2013 by Nie_dhomuddin). Tersedia di

(http://nidhomuddin01.wordpress.com/2013/01/12/pembelajaran-dengan-strategi-open-ended/).


(34)

Duch, B. J. & Groh, S. E. & Allen, D. E. (2001). The power of Problem-Based Learning. A practical “how to” for teaching undergraduate course in any discipline. Sterling, Virginia : Stylus, LLC.

Eggen, P. & Kauchak, D. (2012). Strategi dan model pembelajaran. Mengajarkan Konten dan Keterampilan Berpikir. Edisi keenam. (Wahono, Trans). Jakarta: PT. Indeks.

Ennis, R. H. (1996). Critical thinking. University of Illinois. New Jersey : Prentice-Hall. Inc. Upper Saddle River.

Erman, H. (2003). Evaluasi Pembelajaran Matematika, Bandung: JICA FPMIPA. Fisher, A. (2001). Critical Thinking. An Introduction. United Kingdom:

Cambridge University Press.

Fontana, L. Vinciguerra, M. & Longo, V.D. (2012). Growth factors, nutrient signaling, and cardiovascular aging. Circ Res. 2012 April 13; 110(8): 1139–1150. doi:10.1161/CIRCRESAHA.111.246470.

Fraenkel, J. R. & Wallen, N. E. & Hyun, H. H. (1993). How to design and evaluate research in education. Eighth Edition. United States: The McGraw-Hill Companies, Inc.

Gasper, B. J. & Gardner, S. M. (2013). Engaging Students in Authentic Microbiology Research in an Introductory Biology Laboratory Course is Correlated with Gains in Student Understanding of the Nature of Authentic Research and Critical Thinking. Journal of Microbiology & Biology Education. Vol. 14. num 1. DOI: http://dx.doi.org/10.1128/jmbe.v14i1.460. p. 25-34.

Gunawan, A. W. (2003). Genius learning strategy petunjuk praktis untuk menerapkan accelarated learning. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama. Halme, D. G. & Khodor, J. & Mitchell, R. & Walker, G. C. (2006). A Small-Scale

Concept-based Laboratory Component: The Best of Both Worlds. CBE—Life Sciences Education. Vol. 5, 41–51, Spring 2006. DOI: 10.1187/cbe.05–02–0065.

Hanafi, A. (1981). Memasyarakatkan ide-ide baru. Surabaya: Usaha Nasional. http://asalasah.blogspot.com/2013/01/ternyata-golongan-darah-bisa-dirubah.html.

Diunduh pada tanggal 26 Desember 2014.

http://biologylearningcenter.blogspot.com/p/pertmuan-3.html. Diunduh pada tanggal 28 Desember 2014.


(35)

http://bloghelloekka.blogspot.com/2013/10/proses-pembekuan-darah-dan-gangguan.html. Diunduh pada tanggal 1 Januari 2014

http://lifqual.com/bagaimana-struktur-jantung-normal/. Diunduh pada tanggal 24 Januari 2015.

http://sains.me/550/tanyasains-mengapa-darah-berwarna-merah.html/. Diunduh pada tanggal 1 Januari 2014.

https://saniwira.wordpress.com/peredaran-darah-manusia/pembuluh-darah/. Diunduh pada tanggal 1 Januari 2014.

http://ureport.news.viva.co.id/news/read/301092-manfaat-dan-cara-kerja-sel-darah-putih-manusia. Diunduh pada tanggal 1 Januari 2014.

http://zonabiokita.blogspot.com/2013/11/struktur-jantung-manusia.html. Diunduh pada tanggal 1 Januari 2014.

Hudiono, (2008). Pembudayaan Pendekatan Open-ended Problem Solving dalam Pengembangan Daya Representasi Matematik Pada Siswa Sekolah Menengah Pertama. Jurnal Pendidikan Dasar Vol. 9 No. 1.

Ibrahim, M., & Nur, M., (2000). Pengajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya: University press.

Imprasitha, M. (2006). Open-ended approach and teacher education. Tsukuba Journal of Educational Study in Mathematics. Vol.25, 2006.

Klegeris, A. & Bahniwal, M. & Hurren, H. (2013). Improvement in Generic Solving Abilities of Students by Use of Tutor-less Problem-Based Learning in a Large Classroom Setting. CBE—Life Sciences Education. Vol. 12, 73–79, Spring 2013. DOI: 10.1187/cbe.12-06-0081. Lang, H. R. & Evans, D. N. (2006). Models, Strategies and Methods. For

Effective Teaching. Boston: Pearson Education Inc.

Lambros, A. (2004). Problem based learning in middle and highschool classroom. A teacher’s guide to implementation. California: Corwin Press.

Long, N. (1992) Sosiologi Pembangunan Desa. (Bina Aksara Trans). Jakarta: Bumi Aksara.

Morse, D. & Jutras, F. (2008). Implementing Concept-based Learning in a Large Undergraduate Classroom. CBE—Life Sciences Education. Vol. 7, 243– 253, Summer 2008. DOI: 10.1187/cbe.07–09–0071.


(36)

Murni, (2013). Open-Ended Approach in Learning to Improve Students Thinking Skills in Banda Aceh. International Journal of Independent Research and Studies – IJIRS. Vol. 2, No.2 (April, 2013) 95-101.

Pironet A, Dauby PC, Paeme S, Kosta S, Chase JG, et al. (2013) Simulation of Left Atrial Function Using a Multi-Scale Model of the Cardiovascular System. PLoS ONE, 2013 June; 8(6): e65146. doi:10.1371/journal.pone.0065146.

Pratignjo, J. S. (1979). Makhluk Hidup. Susunan dan Fungsi Alat-alat Tubuh. Jakarta: Depdikbud.

Purtadi, S. & Sari, L. P. (2004). Metode Belajar Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Berbantuan Diagram V (Ve) Dalam Pembelajaran

Kimia. Retrived from

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Sukisman%20Purtadi, %20M.Pd./PBL%20dengan%20Diagram%20Vee.pdf.

Quitadamo, I. J. & Kurtz, M. J. (2007). Learning to Improve: Using Writing to Increase Critical Thinking Performance in General Education Biology. CBE—Life Sciences Education. Vol. 6, 140–154, Summer 2007. DOI: 10.1187/cbe.06–11–0203

Quitadamo, I. J. & Faiola, C. L. & Johnson, J. E. & Kurtz, M. J. (2008). Community-based Inquiry Improves Critical Thinking in General Education Biology. CBE—Life Sciences Education. Vol. 7, 327–337, Fall 2008. DOI: 10.1187/cbe.07–11–0097

Richmond, G. & Merrit, B & Lurian, M. U. & Parker, J. (2010). The Development of a Conceptual Framework and Tools to Assess Undergraduates’ Principled Use of Models in Cellular Biology. CBE— Life Sciences Education. Vol. 9, 441–452, Winter 2010. DOI: 10.1187/cbe.09–11–0082

Ruland, J. P. (2003). Critical Thinking Standards University of Central Florida. Florida: Faculty Centre.

Rustaman, N. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: Universitas Negeri Malang.

Saleh, S. (2011). The Level of B.Sc.Ed Students’ Conceptual Understanding of Newtonian Physics. International Journal of Academic Research in Business and Social Sciences October 2011, Vol. 1, No. 3.

Sari, Y. (2013). Penerapan pendekatan Open-ended dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan kemampuan berpikir matematis siswa ditinjau dari respon siswa terhadap pembelajaran. Jurnal Pendidikan Matematika Solusi. Vol.1 No.1 Maret 2013.


(37)

Shirwany, N.A & Zou, Ming-Hui (2010). AMPK in cardiovascular health and disease. Acta Pharmacol Sin. 2010 September ; 31(9): 1075–1084. doi:10.1038/aps.2010.139.

Smith, J. I. & Combs, E. D. & Nagami, P. H. & Alto, V. M. (2013). Development of the Biology Card Sorting Task to Measure Conceptual Expertise in Biology. CBE—Life Sciences Education. Vol. 12, 628–644,Winter 2013. DOI: 10.1187/cbe.13-05-0096.

Soekanto, S. (1982). Sosiologi. Suatu pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Steck, T. R. & Biase, W. D. & Wang, C. & Boukthiarov, A. (2012). The Use of

Open-Ended Problem-Based Learning Scenarios in an Interdisciplinary Biotechnology Class: Evaluation of a Problem-Based Learning Course Across Three Years. Journal of Microbiology & Biology Education V. 13, num. 1. P.2-10. DOI: http://dx.doi.org/10.1128/jmbe.v13i1.389. Sudarman, (2007). Problem Based Learning Suatu Model Pembelajaran Untuk

Mengembangkan Dan Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah. Jurnal pendidikan inovatif. volume.2(2). 68-73.

Sudjana. (2002). Metoda Statistika. Edisi 6. Bandung: Tarsito. Sugiyono, (2008). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Pendekatan Kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Susetyo, B. (2010). Statistika untuk Analisis Data Penelitian. Bandung: Refika Aditama.

Tan, Oon-Seng. (2003). Problem-based Learning innovation. Using problems to power learning in the 21st century. Singapore: Cengage Learning. Tan, Oon-Seng. (2004). Enhancing Thinking throught Problem-based Learning

Approaches. Singapore: Cengage Learning.

Varela, M. F. & Lutnesky, M. M. F. & Osgood M. P. (2005). Assessment of Student Skills for Critiquing Published Primary Scientific Literature Using a Primary Trait Analysis Scale. Journal of Microbiology Education. Vol. 6. p. 20-27.

White, T. K. & Whitaker P. (2009). The Use of Interrupted Case Studies to Enhance Critical Thinking Skills in Biology. Journal of Microbiology & Biology Education. Vol. 10. p. 25-31.

Zamroni & Mahfudz. (2009). Panduan teknis pembelajaran yang mengembangkan critical thinking. Jakarta: Depdiknas.


(38)

Ziegler, B. & Montplaisir, L. (2014). Student Perceived and Determined Knowledge of Biology Concepts in an Upper-Level Biology Course. CBE—Life Sciences Education. Vol. 13, 322–330, Summer 2014. DOI: 10.1187/cbe.13-09-0175.


(1)

Daftar Pustaka

Anderson, L. W. & Krathwohl, D. R. (2001). Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen. Revisi taksonomi Bloom. (Prihantoro, Trans). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arikunto, S. (2008). Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: PT.Bumi Aksara.

Balta, E. L. (2006). Using Literature and Innovative Assessments to Ignite Interest and Cultivate Critical Thinking Skills in an Undergraduate Neuroscience Course. CBE—Life Sciences Education. Vol. 5, 167–174,

Summer 2006. DOI: 10.1187/cbe.05–08–0108

Barnet, S. & Bedau, H. (2011). Critical thinking, Reading, and Writing. A bBrief

Guide to Argument. Seventh Edition. Boston: Bedford/St. Martin’s.

Boucaud, D. W. & Nabel, M. & Eggers, C. H. (2013). Oxford-Style Debates in a Microbiology Course for Majors: A Method for Delivering Content and Engaging Critical Thinking Skills. Journal of Microbiology & Biology

Education.Vol. 14. num 1. DOI:

http://dx.doi.org/10.1128/jmbe.v14i1.433. p. 2-11

Campbell, N.A. & Reece, J.B. & Mitchel, L.G. (2004). Biologi jilid III (Edisi kelima). (W. Manalu: trans). Jakarta : Erlangga.

Christians, E.S. Ishiwata, T. & Benjamin, I.J. (2012). Small Heat Shock Proteins in Redox Metabolism: Implications for Cardiovascular Diseases.

International Journals Biochem Cell Biol. 2012 October ; 44(10):

1632–1645. doi:10.1016/j.biocel.2012.06.006. Dahar, R. W. (1989). Teori-teori Belajar. Bandung: Erlangga.

Darland, D. C. & Carmichael. J. S. (2012). Long-Term Retention of Knowledge and Critical Thinking Skills in Developmental Biology. Journal of

Microbiology & Biology Education.Vol. 13. num 2.

DOI:http://dx.doi.org/10.1128/jmbe. v13i2.331. p. 125-132.

Dellacà, R.L. Zannin, E. Sancini, G. Rivolta, I. Leone, B.E. Pedotti, A. & Miserocchi, G. (2008). Changes in the mechanical properties of the respiratory system during the development of interstitial lung edema.

Respiratory Research 2008, 9:51 doi:10.1186/1465-9921-9-51.

Dhomuddin, N. (2013). Pendekatan Open ended. (online: Posted on 12 Januari

2013 by Nie_dhomuddin). Tersedia di

(http://nidhomuddin01.wordpress.com/2013/01/12/pembelajaran-dengan-strategi-open-ended/).


(2)

Duch, B. J. & Groh, S. E. & Allen, D. E. (2001). The power of Problem-Based

Learning. A practical “how to” for teaching undergraduate course in

any discipline. Sterling, Virginia : Stylus, LLC.

Eggen, P. & Kauchak, D. (2012). Strategi dan model pembelajaran. Mengajarkan

Konten dan Keterampilan Berpikir. Edisi keenam. (Wahono, Trans).

Jakarta: PT. Indeks.

Ennis, R. H. (1996). Critical thinking. University of Illinois. New Jersey : Prentice-Hall. Inc. Upper Saddle River.

Erman, H. (2003). Evaluasi Pembelajaran Matematika, Bandung: JICA FPMIPA.

Fisher, A. (2001). Critical Thinking. An Introduction. United Kingdom: Cambridge University Press.

Fontana, L. Vinciguerra, M. & Longo, V.D. (2012). Growth factors, nutrient signaling, and cardiovascular aging. Circ Res. 2012 April 13; 110(8): 1139–1150. doi:10.1161/CIRCRESAHA.111.246470.

Fraenkel, J. R. & Wallen, N. E. & Hyun, H. H. (1993). How to design and

evaluate research in education. Eighth Edition. United States: The

McGraw-Hill Companies, Inc.

Gasper, B. J. & Gardner, S. M. (2013). Engaging Students in Authentic Microbiology Research in an Introductory Biology Laboratory Course is Correlated with Gains in Student Understanding of the Nature of Authentic Research and Critical Thinking. Journal of Microbiology &

Biology Education. Vol. 14. num 1. DOI:

http://dx.doi.org/10.1128/jmbe.v14i1.460. p. 25-34.

Gunawan, A. W. (2003). Genius learning strategy petunjuk praktis untuk

menerapkan accelarated learning. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama.

Halme, D. G. & Khodor, J. & Mitchell, R. & Walker, G. C. (2006). A Small-Scale Concept-based Laboratory Component: The Best of Both Worlds.

CBE—Life Sciences Education. Vol. 5, 41–51, Spring 2006. DOI:

10.1187/cbe.05–02–0065.

Hanafi, A. (1981). Memasyarakatkan ide-ide baru. Surabaya: Usaha Nasional.

http://asalasah.blogspot.com/2013/01/ternyata-golongan-darah-bisa-dirubah.html. Diunduh pada tanggal 26 Desember 2014.

http://biologylearningcenter.blogspot.com/p/pertmuan-3.html. Diunduh pada tanggal 28 Desember 2014.


(3)

http://bloghelloekka.blogspot.com/2013/10/proses-pembekuan-darah-dan-gangguan.html. Diunduh pada tanggal 1 Januari 2014

http://lifqual.com/bagaimana-struktur-jantung-normal/. Diunduh pada tanggal 24 Januari 2015.

http://sains.me/550/tanyasains-mengapa-darah-berwarna-merah.html/. Diunduh pada tanggal 1 Januari 2014.

https://saniwira.wordpress.com/peredaran-darah-manusia/pembuluh-darah/. Diunduh pada tanggal 1 Januari 2014.

http://ureport.news.viva.co.id/news/read/301092-manfaat-dan-cara-kerja-sel-darah-putih-manusia. Diunduh pada tanggal 1 Januari 2014.

http://zonabiokita.blogspot.com/2013/11/struktur-jantung-manusia.html. Diunduh pada tanggal 1 Januari 2014.

Hudiono, (2008). Pembudayaan Pendekatan Open-ended Problem Solving dalam Pengembangan Daya Representasi Matematik Pada Siswa Sekolah Menengah Pertama. Jurnal Pendidikan Dasar Vol. 9 No. 1.

Ibrahim, M., & Nur, M., (2000). Pengajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya: University press.

Imprasitha, M. (2006). Open-ended approach and teacher education. Tsukuba Journal of Educational Study in Mathematics. Vol.25, 2006.

Klegeris, A. & Bahniwal, M. & Hurren, H. (2013). Improvement in Generic Solving Abilities of Students by Use of Tutor-less Problem-Based Learning in a Large Classroom Setting. CBE—Life Sciences

Education. Vol. 12, 73–79, Spring 2013. DOI: 10.1187/cbe.12-06-0081.

Lang, H. R. & Evans, D. N. (2006). Models, Strategies and Methods. For

Effective Teaching. Boston: Pearson Education Inc.

Lambros, A. (2004). Problem based learning in middle and highschool

classroom. A teacher’s guide to implementation. California: Corwin

Press.

Long, N. (1992) Sosiologi Pembangunan Desa. (Bina Aksara Trans). Jakarta: Bumi Aksara.

Morse, D. & Jutras, F. (2008). Implementing Concept-based Learning in a Large Undergraduate Classroom. CBE—Life Sciences Education. Vol. 7, 243– 253, Summer 2008. DOI: 10.1187/cbe.07–09–0071.


(4)

Murni, (2013). Open-Ended Approach in Learning to Improve Students Thinking Skills in Banda Aceh. International Journal of Independent Research

and Studies – IJIRS. Vol. 2, No.2 (April, 2013) 95-101.

Pironet A, Dauby PC, Paeme S, Kosta S, Chase JG, et al. (2013) Simulation of Left Atrial Function Using a Multi-Scale Model of the Cardiovascular System. PLoS ONE, 2013 June; 8(6): e65146. doi:10.1371/journal.pone.0065146.

Pratignjo, J. S. (1979). Makhluk Hidup. Susunan dan Fungsi Alat-alat Tubuh. Jakarta: Depdikbud.

Purtadi, S. & Sari, L. P. (2004). Metode Belajar Berbasis Masalah (Problem

Based Learning) Berbantuan Diagram V (Ve) Dalam Pembelajaran

Kimia. Retrived from

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Sukisman%20Purtadi, %20M.Pd./PBL%20dengan%20Diagram%20Vee.pdf.

Quitadamo, I. J. & Kurtz, M. J. (2007). Learning to Improve: Using Writing to Increase Critical Thinking Performance in General Education Biology.

CBE—Life Sciences Education. Vol. 6, 140–154, Summer 2007. DOI:

10.1187/cbe.06–11–0203

Quitadamo, I. J. & Faiola, C. L. & Johnson, J. E. & Kurtz, M. J. (2008). Community-based Inquiry Improves Critical Thinking in General Education Biology. CBE—Life Sciences Education. Vol. 7, 327–337,

Fall 2008. DOI: 10.1187/cbe.07–11–0097

Richmond, G. & Merrit, B & Lurian, M. U. & Parker, J. (2010). The Development of a Conceptual Framework and Tools to Assess Undergraduates’ Principled Use of Models in Cellular Biology. CBE—

Life Sciences Education. Vol. 9, 441–452, Winter 2010. DOI:

10.1187/cbe.09–11–0082

Ruland, J. P. (2003). Critical Thinking Standards University of Central Florida. Florida: Faculty Centre.

Rustaman, N. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: Universitas Negeri Malang.

Saleh, S. (2011). The Level of B.Sc.Ed Students’ Conceptual Understanding of Newtonian Physics. International Journal of Academic Research in Business and Social Sciences October 2011, Vol. 1, No. 3.

Sari, Y. (2013). Penerapan pendekatan Open-ended dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan kemampuan berpikir matematis siswa ditinjau dari respon siswa terhadap pembelajaran. Jurnal Pendidikan


(5)

Shirwany, N.A & Zou, Ming-Hui (2010). AMPK in cardiovascular health and disease. Acta Pharmacol Sin. 2010 September ; 31(9): 1075–1084. doi:10.1038/aps.2010.139.

Smith, J. I. & Combs, E. D. & Nagami, P. H. & Alto, V. M. (2013). Development of the Biology Card Sorting Task to Measure Conceptual Expertise in Biology. CBE—Life Sciences Education. Vol. 12, 628–644,Winter 2013. DOI: 10.1187/cbe.13-05-0096.

Soekanto, S. (1982). Sosiologi. Suatu pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Steck, T. R. & Biase, W. D. & Wang, C. & Boukthiarov, A. (2012). The Use of Open-Ended Problem-Based Learning Scenarios in an Interdisciplinary Biotechnology Class: Evaluation of a Problem-Based Learning Course Across Three Years. Journal of Microbiology & Biology Education V.

13, num. 1. P.2-10. DOI: http://dx.doi.org/10.1128/jmbe.v13i1.389.

Sudarman, (2007). Problem Based Learning Suatu Model Pembelajaran Untuk Mengembangkan Dan Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah. Jurnal pendidikan inovatif. volume.2(2). 68-73.

Sudjana. (2002). Metoda Statistika. Edisi 6. Bandung: Tarsito.

Sugiyono, (2008). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Pendekatan Kuantitatif,

kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Susetyo, B. (2010). Statistika untuk Analisis Data Penelitian. Bandung: Refika Aditama.

Tan, Oon-Seng. (2003). Problem-based Learning innovation. Using problems to

power learning in the 21st century. Singapore: Cengage Learning.

Tan, Oon-Seng. (2004). Enhancing Thinking throught Problem-based Learning

Approaches. Singapore: Cengage Learning.

Varela, M. F. & Lutnesky, M. M. F. & Osgood M. P. (2005). Assessment of Student Skills for Critiquing Published Primary Scientific Literature Using a Primary Trait Analysis Scale. Journal of Microbiology

Education. Vol. 6. p. 20-27.

White, T. K. & Whitaker P. (2009). The Use of Interrupted Case Studies to Enhance Critical Thinking Skills in Biology. Journal of Microbiology

& Biology Education. Vol. 10. p. 25-31.

Zamroni & Mahfudz. (2009). Panduan teknis pembelajaran yang


(6)

Ziegler, B. & Montplaisir, L. (2014). Student Perceived and Determined Knowledge of Biology Concepts in an Upper-Level Biology Course.

CBE—Life Sciences Education. Vol. 13, 322–330, Summer 2014. DOI:


Dokumen yang terkait

Analisis kemampuan berpikir kreatif siswa pada materi elektrokimia melalui model open-ended problems

3 19 228

Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Melalui Penerapan Pendekatan Open Ended

0 7 0

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PADA KOMPETENSI DASAR MENERIMA DAN MENYAMPAIKAN INFORMASI BAGI SISWA

0 14 216

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA Efektivitas Model Pembelajaran Problem Based Learning (Pbl) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran Pengantar Ak

0 3 16

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS Efektivitas Model Pembelajaran Problem Based Learning (Pbl) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran Pengantar Akuntans

0 2 17

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA.

0 3 36

IMPLEMENTASI BRAIN-BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA.

2 9 59

PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI SMK PADA MATERI FLUIDA STATIS.

0 1 42

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP IPA SISWA SEKOLAH DASAR.

0 0 44

Jurnal Sulton( Publish UM Malang)

0 1 36