Pengaruh Teknik Pre-Cooling Terhadap warna Bunga Melati Selama Penyimpanan.

(1)

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTETA

PERAN KETEKNIKAN PERTANIAN

DALAM PEMBANGUNAN INDUSTRI PERTANIAN

BERKELANJUTAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL

2012

Denpasar, 13-14 Juli 2012

Diselenggarakan oleh PERTETA Cabang Bali dan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana. Dalam rangka Dies Natalis Universitas Udayana ke-50, HUT ke 28 & BK ke 18 FTP UNUD

ISBN 978-602-7776-09-8

Diterbitkan oleh :

Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana,

Kampus Unud Bukit Jimbaran, Badung Bali


(2)

vi

DAFTAR ISI

Deskripsi Hal

Halaman Judul ………... i

Tim Penyunting ………. ii

Kata Pengantar ……….……… iii

Sambutan Ketua PERTETA Pusat ... iv

Susunan Panitia ……….... v

Daftar Isi ... vi

Daftar Makalah ... vii

Keynote Speaker 1 : Bambang Palgoenadi 1

Keynote Speaker 2: Wayan Windia 14

Keynote Speaker 3: Made Merta 20

Bidang 1. Rekayasa Proses dan Teknik Pasca Panen (TPP) 25

Bidang 2. Pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) 197

Bidang 3. Sistem dan Manajemen Teknik Pertanian (SMP) 377

Bidang 4. Rekayasa Alat dan Mesin Pertanian (RAM) 463

Bidang 5. Emerging Technology (ET) 613


(3)

DAFTAR MAKALAH

Keynote Speaker

No Nama Pemakalah Judul Artikel Halaman

1 Bambang Palgoenadi Mekanisasi Perkebunan 1

2 Wayan Windia Kearifan Lokal Dalam Pengelolaan Sumberdaya

Alam Untuk Keberlanjutan Sistem Pertanian

14

3 Made Merta Kearifan Lokal dalam Adopsi Teknologi untuk

Menunjang Pembangunan Industri Pertanian Berkelanjutan

20

Bidang 1. Rekayasa Proses dan Teknik Pasca Panen (TPP)

No Nama Pemakalah Judul Artikel Halaman

1 Bima Sakti Novi Tri N. Proses Pembuatan Dan Pemurnian Asap Cair

Dari Tempurung Kelapa, Sebagai Bahan Pengawet Makanan Pengganti Formalin

25

2 Budi Raharjo Kajian Pengaruh Pengeringan Dan Penggilingan

Terhadap Mutu Gabah Dan Beras Varietas Inpari 1 Di Lahan Pasang Surut Sumatera Selatan

33

3 Budi Raharjo Pengaruh Penyimpanan Hermetik Pada Berbagai

Varietas Padi Terhadap Populasi Serangga Hama

39

4 Dewi Maya Maharani Kinetika Perubahan Tegangan Kontak

Maksimum Kacang Goreng Selama Penyimpanan

50

5 Emmy Darmawati Kajian Identifikasi Chilling Injury Pada Buah

Alpukat Secara Non Destructive Menggunakan Gelombang Ultrasonik

59

6 I Made Supartha Utama Penundaan Pre-Cooling Berpengaruh Terhadap

Susut Bobot, Mutu Visual Dan Masa Simpan Brokoli Di Dalam Kotak Styrofoam Diisi Es Curah

70

7 I Nengah Kencana

Putra

Reduction Of Oxalate Content At The Processing Of Cocoyam (Xanthosoma Sagittifolium) Flour By Immersion Method

79

8 I.S. Tulliza Pengaruh Tebal Tumpukan Dan Kecepatan

Pengeringan Terhadap Mutu Benih Padi Oryza

Sativa Hasil Pengeringan Dengan Box Dryer

86


(4)

viii

No Nama Pemakalah Judul Artikel Halaman

10 Joko Nugroho W.K. Pengeringan Umbi Kimpul (Xanthosoma

Sagittifolium Schott) Sawut Menggunakan

Pneumatic Dryer

105

11 Junaedi Muhidong Pengaruh Lama Fermentasi Terhadap Tingkat

Penjamuran Biji Kakao Selama Penyimpanan

113

12 Mulyati M. Tahir Perubahan Mutu Bumbu Picung (Pangium Edule

Reinw) Selama Penyimpanan Pada Suhu Ruang

120

13 Rokhani Hasbullah Disinfestasi Lalat Buah Pada Buah Belimbing

(Averrhoa Carambola L) Dengan Perlakuan Uap

Panas (Vapor Heat Treatment)

129

14 Roni Parulian Damanik Analisa Penggunaan Air Pengencer (Dilution

Water) Pada Press Stasion Dan Clarification

Station Terhadap Kenaikan Minyak

138

15 Supratomo Karakteristik Pemanasan Ohmic Selama Proses

Alkalisasi Rumput Laut Jenis Eucheuma Cottonii

145

16 Surya Abdul Muttalib Identifikasi Aroma Campuran (Blending) Kopi

Arabika Dan Robusta Dengan Electronic Nose

Menggunakan Sistem Pengenalan Pola

154

17 Y. Aris Purwanto Penentuan Titik Kritis Susut Pasca Panen Pisang

(Studi Kasus Di Sentra Produksi Pisang, Cianjur)

164

18 Yusron Sugiarto Studi Performansi, Stabilitas Dan Mikrobial Pada

Digester Hibrid Terhadap Fluktuasi Limbah Cair Tapioka

171

19 Ida Bagus Putu

Gunadnya

Penggunaan Giberelin Setelah Panen

Mempengaruhi Karakteristik Buah Melon Selama Penyimpanan

179

20 Jumriah Langkong Kajian Daya Patah Dan Kerenyahan Kripik

Kentang (Solanum Tuberosum Linn)

Berdasarkan Ketebalan Dan Lama Penggorengan

187

Bidang 2. Pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA)

No Nama Pemakalah Judul Artikel Halaman.

1 Ade Moetangad

Kramadibrata

Kajian Perubahan Karakteristik Fisika-Mekanika Tanah Pada Beberapa Energi Pemadatan Tanah

197

2 Andreas W. Krisdiarto, Keterkaitan Infrastruktur Jalan Dan Hujan

Terhadap Angka Restan Tbs Pada Perkebunan Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq)

211

3 Asep Sapei Perkolasi Lahan Sawah Dengan Lapisan Kedap

Buatan (Artificial Impervious Layer / Hardpan) Dalam Kerangka Irigasi Hemat Air


(5)

No Nama Pemakalah Judul Artikel Halaman.

4 Bambang Rahadi Penilaian Rencana Tata Ruang Wilayah Kota

Batu Terhadap Laju Erosi

228

5 Chandra Setyawan Analisis Pengelolaan Tata Guna Lahan Untuk

Pengendalian Erosi Di Das Hulu Waduk Sempor

235

6 Fajri Anugroho The Effects Of Solid Compost And Combined

With Liquid Compost On Growth Of Leek

(Allium Porrum L.)

241

7 Gatot Pramuhadi Kajian Efektivitas Dan Efisiensi Aplikasi Big

Gun Sprinkler Di Kebun Tebu Lahan Kering

253

8 I Wayan Tika Analisis Surplus Air Irigasi Sebagai Dampak

Aplikasi Teknik Ngenyatin Pada Subak Sungi I

260

9 Indarto Deteksi Kecenderungan Data Hujan Di Jawa

Timur Menggunakan Mann-Kendall Test

267

10 Mahmud Achmad The Analysis Of Hydrology And Sedimentation

During Flash Flood Event In Mamasa Catchment

279

11 Murtiningrum Prediksi Debit Sungai Bedog Dengan Model

Arima Sebagai Dasar Penentuan Pola Tanam Daerah Irigasi Cokrobedog

288

12 Nugroho Tri Waskitho Modal Manusia Pengelola Dalam Pengelolaan

Das Brantas

300

13 Nuraeni Dwi

Dharmawati

Kajian Variasi Lama Perendaman Pada

Pembuatan Kompos Cair Dari Tandan Kosong Kelapa Sawit

308

14 Siti Suharyatun Laju Perubahan Lengas Tanah Pada Sistem

Lorong Pengatus Dangkal Di Tanah Sawah

316

15 Sitti Nur Faridah Analisis Sebaran Spasial Iklim Klasifikasi

Schmidt-Ferguson

324

16 Sophia Dwiratna NP. Penerapan Metode Two-Tier Dalam Pemodelan

Stokastik Curah Hujan Bulanan

333

17 Suhardi Model Pendugaan Perubahan Muka Airtanah

Selama Pemompaan

341

18 Suhardjo Widodo Pemetaan Dan Perencanaan Jaringan Distribusi

Air : Studi Kasus Di Dusun Krajan Desa Sidomulyo

349

19 Bambang Aris Sistanto Kajian Interval Pemberian Air Irigasi Dan Teknik

Aplikasi Hidrogel Yang Tepat Pada Media Tanam Terhadap Efisiensi Penggunaan Air, Serta Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca Sativa L) Varietas New Red Fire


(6)

x Bidang 3. Sistem dan Manajemen Teknik Pertanian (SMP)

No Nama Pemakalah Judul Artikel Halaman

1 Hilda Julia Manajemen Pengendalian Sedimen Das Hulu

Waduk Sempor

377

2 Joko Sumarsono Pemodelan Matematika Pola Rembesan Emitter

Sistem Penyiram Tetes (Drip Irrigation) Pada Tanah Inceptisol

390

3 Joto Wahyudi Analisis Oil Losses Pada Fiber Dan Broken Nut

Di Unit Screw Press Dengan Variasi Tekanan

399

4 Leopold O. Nelwan Simulasi Algoritma Pengendalian Pada

Pengeringan Udara Alamiah Jagung Pipilan

405

5 Luh Putu Wrasiati Aplikasi Analisis Indeks Efektivitas Dalam

Menentukan Ekstrak Bunga Kamboja Cendana Yang Paling Berpotensi Untuk Dikembangkan Sebagai Antioksidan Alamiah

414

6 Siswoyo Soekarno Power Efficiency Study Of Electric Generator

Using Micro-Hydro Power With Pelton Turbine

422

7 Wilson Palelingan

Aman

Dukungan Ibikk Permesinan Agroindustri Jurusan Teknologi Pertanian Unipa Untuk Meningkatkan Penggunaan Alsintan Di Papua Barat

431

8 Yohanes Setiyo Optimalisasi Produktivitas Kentang Granola G3

Dengan Implentasi Teknologi Mulsa Plastik Dan Proses Bioremidiasi Secara In-Situ

439

9 Sri Mudiastuti Modifikasi Bentuk GreenHouse Berventilasi

Ganda Pada Tanaman Bunga Chrysantemum.

Berdasarkan Analisis Termal Dalam Bangunan

447

Bidang 4. Rekayasa Alat dan Mesin Pertanian (RAM)

No Nama Pemakalah Judul Artikel Halaman

1 Abadi Jading Pengembangan Rancangan Agitator Untuk

Mengoptimumkan Aliran Bahan Pada Alat Pengering Pati Sagu Model Agitated-Vibro Cross

Flow Fluidized Bed (Agrocffb)

463

2 Ansar Analisis Performansi Mesin Pengupas Kulit Ari

Biji Kedelai Sistem Kering

470

3 Arifin Dwi Saputro Design And Application Of Aflatoxin Rapid

Detector To Detect And Measure The Content Of Aflatoxin In Agricultural Products


(7)

No Nama Pemakalah Judul Artikel Halaman

4 Asep Yusuf Proses Penyosohan Sorgum Menggunakan Mesin

Penyosoh Tep-3 Untuk Mendukung Sorgum Sebagai Bahan Pangan

481

5 Bambang Purwantana Pengembangan Kompor Gas Bertekanan Rendah

Untuk Pembakaran Gas Hasil Gasifikasi Biomassa

490

6 Bambang Purwantana Pembersihan Dan Pendinginan Gas Hasil

Gasifikasi Biomassa Menggunakan Sprayer Air

498

7 Bandul Suratmo Pengaruh Cerobong Terhadap Kinerja Tungku 508

8 Bandul Suratmo Kajian Pemisahan Beras Dengan Gaya

Sentrifugal

516

9 Cahyawan Catur Edi

Margana

Sifat Aerodinamika Biji Jarak Dan Penerapannya Untuk Sistem Blower Pada Mesin Pengupas Biji Jarak Kepyar (Ricinus Communis L)

525

10 Desrial Desain Pemanas Tipe Elektrik Untuk

Pemanfaatan Bbn Minyak Nyamplung Sebagai Bahan Bakar Unit Generator Listrik

540

11 Dyah Wulandani Pengaruh Ukuran Jarak Antar Lubang

Pada “Obstacle” Tipe Plat Berlubang Dalam

Reaktor Biodiesel Terhadap Laju Reaksi Produksi Biodiesel Non Katalitik

546

12 Eko Budi Bowo

Leksono

Perancangan Alat Pengecer Arang Bagas Pada Barisan Tanaman Tebu

554

13 Elita R. Widjaya Rekayasa Alat Pencacah Sawit Dengan Jenis

Pisau Circular

567

14 I Made Nada Kajian Kesesuaian Lingkungan Kerja Fisik

Terhadap Pekerja Pada Penyosohan Beras ‘Su’

Di Desa Babahan Penebel Tabanan

574

15 Indya Dewi Analisis Ergonomi Pada Penyiapan Lahan Sawah

Lebak Menggunakan Alat Tradisional Tajak Di Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan

579

16 M. Muhaemin Pengembangan Model Mesin Grading Tomat

Berdasarkan Evaluasi Secara Visual

588

17 Nursigit Bintoro Perpindahan Panas Dan Massa Proses

Pengeringan Mekanis Metode Dryeration Dengan Menggunkan Silo Beraerator

597

18 Tri Tunggal Rancangan Mesin Penghancur Sisa Tanaman

Menggunakan Gergaji Putar (Rotary Saw)


(8)

xii Bidang 5. Emerging Technology (ET)

No Nama Pemakalah Judul Artikel Halaman

1 Asri Widyasanti Pasteurisasi Ohmic Jus Campuran Jeruk- Wortel:

Pengukuran Konduktivitas Listrik Keseluruhan Dan Optimasi Model Prediksi Matematika

613

2 Bambang Susilo Efek Penerapan Gelombang Ultrasonik Pada

Esterifikasi Minyak Jarak Pagar (Jatropha

Curcas L.)

625

3 Cahyawan Catur Edi

Margana

The Evaluation Of Fuel Conversion From Kerosene To Coal For Tobacoo Curing Based On The Technical And Environmental Aspects In Lombok, West Nusa Tenggara

632

4 Cicih Sugianti Kajianpengaruh Iradiasi Sinar Gamma Terhadap

Mortalitas Lalat Buah Dan Mutu Buah Mangga Gedong (Mangifera Indica. L) Selama

Penyimpanan

648

5 Dimas Firmanda Al

Riza

Desain Dan Simulasi Fotobioreaktor Dengan Tenaga Surya Untuk Budidaya Mikroalga

657

6 Gatot Pramuhadi Kajian Efektivitas Dan Efisiensi Aplikasi

Herbisida Di Kebun Tebu Lahan Kering

665

7 I Dewa Made Subrata Modifikasi Mekanisme Pengendali Traktor

Empat Roda Untuk Menunjang Percepatan Otomatisasi Dibidang Pertanian

675

8 I Wayan Astika Pengukuran Tingkat Warna Daun Padi Dengan

Telepon Seluler Android

683

9 I Wayan Astika Penentuan Intensitas Cahaya Dan Ketinggian

Terbang Pesawat Yang Optimal Untuk Pemetaan Tingkat Warna Daun Padi

694

10 Leopold O. Nelwan Kajian Termal Pada Kolektor Datar Surya Semi

Tertutup Untuk Berbagai Kemiringan

704

11 Mohammad Agita

Tjandra

Survei Gps Dengan Metoda Statik Untuk Kawasan Sekitar Sungai Batang Kuranji, Kota Padang

713

12 Mursalim Studi Laju Pengeringan Semi-Refined

Carrageenan (Src) Yang Diproduksi Secara Konvensional Dan Secara Ohmic

718

13 P.A.S. Radite Pengolahan Data Posisi Real Time Dari

Rtk-Dpgs Berbasis Mikrokontroler

728

14 Rahmat Sabani Analisa Penyediaan Dan Pemanfaatan Energi

Panas Pada Pengeringan Lapis Tipis Produk Pertanian Menggunakan Kolektor Surya Kaca Ganda


(9)

Makalah Poster

No Nama Pemakalah Judul Artikel Halaman

1 I Made Anom S.

Wijaya

Variasi Spatial Unsur Hara N, P, Dan K Pada Lahan Padi Sawah (Studi Kasus Di Kabupaten Klungkung)

747

2 Ida Ayu Rina Pratiwi

Pudja

Pengaruh Teknik Pre-Cooling Terhadap Warna Bunga Melati Selama Penyimpanan

756

3 Ida Ayu Mahatma

Tuningrat

Pemilihan Prioritas Pengembangan Buah Unggulan Yang Dihasilkan Di Bali

764

4 K. A. Nocianitri Pengaruh Suhu Dan Waktu Ekstraksi Terhadap

Rendemen Dan Karakteristik Pektin Kulit Buah Kakao (Theobroma Cacao L.)

777

5 Lilik Pujantoro Kajian Pengaruh Fisis Teknik Pengemasan

Selama Transportasi Terhadap Mutu Eksternal Dan Internal Telur Ayam Buras

783

6 Ni Wayan Wisaniyasa The Utilization Of Local Tubers As An

Alternative Food Substitute Rice

797

7 Sumiyati Pengembangan Model Agroekowisata Sebagai

Upaya Pelestarian Lingkungan Subak

803

8 Ni Luh Yulianti Kajian Lama Perendaman Dan Tingkat

Konsentrasi Larutan Cacl2 Terhadap Tekstur

Dan Kecerahan Rebung Tabah (Gigantochloa

Nigrociliata(Buse)Kurz) Fresh-Cut Pada

Kemasan Vakum Suhu Dingin

813

9 I Putu Surya Wirawan The Effect Of The Mowing Height On Mowing

Torque And Quality Of Turfgrass Tiff Way 146

821

10 S.A. Lindawati Evaluasi Subyektifitas dan Obyektifitas Produk

Olahan Daging Itik Afkir


(10)

P

o

st

e

r

756

PENGARUH TEKNIK PRE-COOLING TERHADAP

WARNA BUNGA MELATI SELAMA PENYIMPANAN

Ida Ayu Rina Pratiwi Pudja, Ida Ayu Mahatma Tuningrat,

Ni Luh Yulianti

Fakultas Teknologi Pertanian, Unud dayu_rina@yahoo.co.id

ABSTRAK

Tanaman melati lebih dikenal sebagai tanaman hias, ternyata dapat juga dimanfaatkan sebagai tanaman obat. Pemanfaatan tanaman melati dalam pengobatan akhir-akhir ini semakin meningkat dengan menjamurnya spa di daerah perkotaan. Pengobatan yang ditawarkan oleh spa-spa tersebut menggunakan obat-obatan alami dan minyak atsiri, yang dikenal dengan aroma terapi. Hampir seluruh bagian tanaman melati dapat dimanfaatkan, tetapi bunganya merupakan bagian tanaman yang mempunyai nilai ekonomis yang paling tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh teknik pre-cooling terhadap perubahan warna bunga melati selama penyimpanan. Disamping itu, untuk mengetahui teknik pre-cooling yang paling baik dapat menjaga dan mempertahankan warna bunga melati.Perlakuan penelitian yaitu teknik pre-cooling yang terdiri dari 6 (enam) level, yaitu : P1 = Hydrocooling, P2 = Packing icing, P3 = Top icing dengan film plastik, P4 = Top

icing dengan toples plastik, SK = Tanpa pre-cooling yang disimpan pada suhu kamar

(27+2oC) sebagai kontrol. Perlakuan diulang 3 kali dan disimpan selama 10 hari pada suhu kamar (27+20C).Hasil penelitian menunjukkan bahwa Warna bunga melati sampai hari ke-7, yang masih bernilai 4 (putih) artinya warna bunga putih pucat dengan tekstur kurang tegar tetapi masih layak untuk dipasarkan yaitu perlakuan top icing dengan film plastik (P3) dan top icing dengan toples plastik (P4).

Kata kunci : melati, Pre-Cooling, Hydrocooling, Packing icing, Top icing.

PENDAHULUAN

Pemakaian obat tradisional akhir-akhir ini meningkat dengan melambungnya harga obat kimia dan adanya program nasional dari pemerintah untuk kembali ke alam, menggunakan obat asli Indonesia. Obat tradisional menyimpan peluang bisnis sangat besar karena khasiat tanaman obat telah lama dikenal masyarakat. Disamping itu, obat tradisional memiliki efek samping yang rendah dibandingkan obat kimia. Pengetahuan tentang tanaman obat bersumber dari pewarisan nenek moyang secara turun temurun dan terus menerus. Jenis tanaman obat Indonesia ribuan jumlahnya salah satunya yaitu melati (Jasminum sambac), sering disebut jasminum.

Tanaman melati lebih dikenal sebagai tanaman hias, ternyata dapat juga dimanfaatkan sebagai tanaman obat. Pemanfaatan tanaman melati dalam pengobatan akhir-akhir ini semakin meningkat dengan menjamurnya spa di daerah perkotaan. Pengobatan yang ditawarkan oleh spa-spa tersebut menggunakan obat-obatan alami dan minyak atsiri, yang dikenal dengan aroma terapi. Hampir seluruh bagian tanaman melati dapat dimanfaatkan, tetapi bunganya merupakan bagian tanaman yang mempunyai nilai ekonomis yang paling tinggi. Bunga melati berukuran kecil (diameter sekitar 1 - 2 cm) berwarna putih, dan


(11)

beraroma harum semerbak. Minyak atsiri yang berasal dari bunga melati dapat digunakan untuk pengharum dan obat-obatan. Potensi dan prospek bunga melati cukup besar dalam agroindustri dengan penyerapan terbesar saat ini pada industri teh, digunakan untuk pengharum rasa daun teh dan memberi citarasa khas.

Pre-cooling dimaksudkan untuk menghilangkan dengan cepat panas lapang sebelum

pengangkutan atau penyimpanan, sehingga suhu yang dicapai pada saat pendinginan bisa optimum (Soersasono, 1981). Perlakuan pre-cooling dapat menurunkan suhu bahan dan menekan penguapan sekaligus mengurangi susut pasca panen sehingga dapat memperpanjang umur simpan. Beberapa cara pre-cooling yang dilakukan antara lain dengan memasukkan bahan yang didinginkan dalam ruang pendingin (room cooling), menggunakan hembusan udara (force air cooling), pendinginan menggunakan air (hydrocooling), pendinginan dalam ruang hampa (vacuum cooling), dan pendinginan menggunakan es (icing). Pada penelitian ini metode tersebut dilakukan dengan harus mempertimbangkan beberapa hal, antara lain jenis bahan yang didinginkan, sifat fisiologis bahan, biaya, dan juga fasilitas yang tersedia sehingga dapat dilakukan pemilihan metode pre-cooling yang tepat. Sehingga tujuan akhir dari penelitian ini diperoleh bunga melati yang segar sampai ke konsumen.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan teknik pre-cooling yang terdiri dari 6 (enam) level, yaitu : P1 = Hydrocooling

P2 = Packing icing

P3 = Top icing dengan film plastik P4 = Top icing dengan toples plastik

SK = Tanpa pre-cooling yang disimpan pada suhu kamar (27+2oC) sebagai kontrol SD = Tanpa pre-cooling yang disimpan suhu dingin (10+2oC) sebagai kontrol

Percobaan diulang tiga kali. Penyimpanan dilakukan selama 10 hari dan pengamatan terhadap parameter penelitian dilakukan setiap 24 jam penyimpanan. Sebelum dipre-cooling, bunga melati disortasi dan di cuci. Sortasi dilakukan dari melati yang tidak memenuhi kriteria mutu pasar yang dituju, seperti bunga melati dengan luka mekanis, rusak, cacat, busuk, dan terinfeksi penyakit. Pencucian dilakukan dengan mencelupkan bunga ke dalam air suhu kamar dan bunga ditiriskan untuk beberapa saat sehingga air yang ada pada sela-sela bunga berkurang serta tidak menetes lagi. Kemudian dilakukan teknik pre-cooling di dalam styrofoam box sesuai perlakuan.

Teknik pre-cooling meliputi :

1. Teknik Hydrocooling

Teknik hydrocooling dilakukan dengan pembuatan air jenuh es yaitu dengan menambahkan es ke dalam bak styrofoam box yang telah diisi air bersih. Selanjutnya ditunggu beberapa saat hingga suhu air mendekati 0°C. Waktu yang diperlukan untuk menurunkan suhu air dipengaruhi oleh suhu lingkungan, semakin rendah suhu lingkungan semakin cepat proses penurunan suhu, begitu juga sebaliknya.

Setelah pencucian, bunga yang telah dibungkus film plastik di pre-cooling dengan cara direndam dalam air jenuh es sampai suhunya tidak lebih dari 5°C. Waktu yang diperlukan untuk menurunkan suhu bunga dari suhu lapang hingga tidak lebih dari 5ºC berkisar antara 20 – 30 menit. Teknik hydrocooling ditunjukkan seperti Gambar 1.


(12)

P

o

st

e

r

758

curah yang telah dibungkus film plastik sampai suhunya tidak lebih dari 5°C. Teknik

Packing icing seperti Gambar 2.

Gambar 1. Teknik hydrocooling Gambar 2. Teknik Packing icing

3. Teknik Top icing

Setelah pencucian, bunga yang telah dikemas film plastik dan toples plastik dimasukkan dalam bak styrofoam box selanjutnya diisi es curah sampai suhunya tidak lebih dari 5°C. Teknik top icing dengan film plastik dan teknik top icing dengan toples plastik seperti Gambar 3.

Gambar 3. Teknik top icing dengan film plastik dan teknik top icing dengan toples plastic

Variabel pengamatan adalah perubahan warna dari bunga melati secara subyektif. Kriteria penilaian terhadap perubahan warna bunga melati seperti Tabel 1.

Tabel 1. Kriteria dan skala numerik untuk uji skor warna

Kriteria Skala numeric

Putih segar Putih Agak coklat Coklat

Coklat sekali

5 4 3 2 1 Keterangan :

Putih segar : warna bunga putih segar dan tekstur masih tegar Putih : warna bunga putih pucat, tekstur kurang tegar Agak coklat : < 10 % bunga coklat

Coklat : >25 % dari permukaan bunga coklat (berpengaruh pada harga) Coklat sekali : >50 % permukaan bunga coklat (tidak bisa dipasarkan)


(13)

H

Warna bunga melati sela bunga melati selama penyimpa

Tabel 2. Warna Bunga Melati

Perlakuan Hari ke-0

Hari ke-1 SK 5.0 4.8 SD 5.0 5.0 P1 5.0 5.0 P2 5.0 5.0 P3 5.0 5.0 P4 5.0 5.0 Ket : - = Bunga melati sudah r

Tabel 2. menunjukkan b pre-cooling [ hydrocooling (P top icing dengan toples plasti dingin (SD) bernilai 5 (putih masih tegar. Hari ke-1 pen hydrocooling (P1), packing i dengan toples plastik (P4) ] m warna bunga melati putih seg penilaian terhadap warna bung putih segar dengan tekstur mas

Gambar 4. Gra

Gambar 4. Menunjukka

0,0 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0 3,5 4,0 4,5 5,0 Hari ke-0 Hari ke-1 Hari ke-2

HASIL DAN PEMBAHASAN

selama penyimpanan ditunjukkan pada Tabel 2 panan ditunjukkan pada Gambar 4.

ati Selama Penyimpanan Hari ke-2 Hari ke-3 Hari ke-4 Hari ke-5 Hari ke-6 Hari ke-7 3.9 3.5 2.5 1.8 - - 5.0 4.9 4.8 4.7 4.6 4.4 4.9 4.8 4.6 4.3 3.4 3.1 5.0 4.9 4.6 4.4 3.8 3.5 5.0 5.0 5.0 4.8 4.6 4.4 5.0 5.0 5.0 4.8 4.6 4.4 h rusak dan tidak dilakukan pengamatan

n bahwa penilaian warna bunga melati hari ke (P1), packing icing (P2), top icing dengan film

stik (P4) ] maupun kontrol suhu kamar (SK) ih segar) artinya warna bunga melati putih seg penilaian warna bunga melati pada perlaku g icing (P2), top icing dengan film plastik (

maupun kontrol suhu dingin (SD) bernilai 5 (p egar dengan tekstur masih tegar. Kontrol pada unga melati bernilai 4.8 (putih segar) artinya w

asih tegar.

Grafik Warna Bunga Melati Selama Penyimpan

kan bahwa Perlakuan hydrocooling (P1) dan p

Hari Hari ke-3 Hari ke-4 Hari ke-5 Hari ke-6 Hari ke-7 Hari ke-8 Hari ke-9 Hari ke-10

l 2. dan grafik warna

Hari ke-8 Hari ke-9 Hari ke-10 - - - 3.8 3.2 3.0 2.3 1.7 - 3.0 1.8 - 3.8 3.1 3.0 3.8 3.2 3.1

ke-0 pada perlakuan film plastik (P3) dan K) dan kontrol suhu segar dengan tekstur akuan pre-cooling [ (P3) dan top icing (putih segar) artinya ada suhu kamar (SK) warna bunga melati

anan

n packing icing (P2)

Hari 10 SK SD P1 P2 P3 P4


(14)

P

o

st

e

r

760

bunga sudah menunjukkan tanda menuju tingkat kelayuan. Sampai hari ke-9 penilaian 1,7 sampai 2,3 (coklat) artinya lebih dari 25% permukaan bunga berwarna coklat yang dapat berpengaruh pada harga penjualan. Sedangkan perlakuan packing icing (P2) sampai hari ke-6 penilaian berkisar 3,8 sampai 4,4 (putih) artinya warna bunga putih pucat dengan tekstur kurang tegar. Kemudian sampai hari ke-8 penilaian berkisar 3,0 sampai 3,5 (agak coklat) artinya bunga sudah menunjukkan tanda menuju tingkat kelayuan dan hari ke-9 penilaian 1,8 (coklat) artinya lebih dari 25% permukaan bunga berwarna coklat yang dapat berpengaruh pada harga penjualan.

Perlakuan top icing dengan film plastik (P3), top icing dengan toples plastik (P4) dan kontrol suhu dingin (KD) sampai hari ke-6 penilaian terhadap warna bunga melati berkisar 4, 6 sampai 5 (putih segar) artinya warna bunga melati putih segar dengan tekstur masih tegar. Kemudian penilaian sampai hari ke-8 berkisar 3,8 sampai 4,8 (putih) artinya warna bunga putih pucat dengan tekstur kurang tegar. Penyimpanan sampai hari ke-10 penilaian berkisar 3,0 sampai 3,2 (agak coklat) artinya bunga sudah menunjukkan tanda menuju tingkat kelayuan. Perubahan warna dengan teknik pre-cooling ditunjukkan pada Gambar 5, 6, 7, 8, dan 9.


(15)

Gambar 6. Perubahan Warna Teknik Packing Icing Selama Penyimpanan


(16)

Gambar 8. Perubahan Warna

Gambar 9. Perubahan Warn

Warna bunga melati sa bunga putih pucat dengan tek perlakuan top icing dengan film

Adnan. M., 1987/1988. Pendin Pangan Dan Gizi, Yogya

na Teknik Top Icing dengan Toples Plastik Sela

arna tanpa Precooling Pada Suhu Kamar Selam

KESIMPULAN

sampai hari ke-7, yang masih bernilai 4 (pu tekstur kurang tegar tetapi masih layak untuk film plastik (P3) dan top icing dengan toples pla

DAFTAR PUSTAKA

inginan Dan Pembekuan Bahan Makanan. Pusa yakarta.

P

o

st

e

r

762

elama Penyimpanan

ama Penyimpanan

putih) artinya warna tuk dipasarkan yaitu plastik (P4).


(17)

Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. 2003. Manfaat dan Budidaya Tanaman Melati. Jurnal Perkembangan Teknologi TRO Vol. XV, No. 1.

Heyne, K., 1987. Tumbuhan berguna Indonesia. Jilid III. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Dep. Kehutanan. Jakarta. 1614 hal.

Kader, A.A. 1985. Postharvest Biology and Technology: An overview. In Postharvest Technology of Horticultural Crops. Cooperative Extention. University of California. Div. of Agriculture and Natural Resources, California.

Kader, A. A.,1992. Postharvest Tecknologi of Horticultural Crop. University Of California. Agricultural and Natural Resources. Publication 3311.

Kader, A.A. 2002. Postharvest Technology of Horticultural Crops. 3rd Edition. University of

California. Div. of Agriculture and Natural Resources, California.

Kitinoja, L., and Kader, A.A., 1995. Small-Scale Postharvest Handling Practices. A Manual For

Horticultural Crops. 3rd Edition. Department of Pomology University of California. Davis,

California 956616.

Sastrapradja, SD dan Rifai MA, 1997. Mengenal nusantara melalui kekayaan floranya. Komisi Pelestarian Plasma Nutfah Nasional, Puslitbang Bioteknologi LIPI. Bogor.

Soekarto, S.T, 1985. Penilaian Organoleptik. Bhratara Karya Aksara, Jakarta. Soepardi, R., 1994. Apotik hijau. Tumbuhan Obat-Obatan. Purna Warna. Surakarta.

Soesarsono,W., 1981. Penyimpanan Buah-buahan, Sayur-sayuran, dan Bunga-bungaan. Jurusan Teknologi Industri Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian.Institut Pertanian Bogor.

Suhendar, AG., 1990. Melati. Penebar Swadaya, Jakarta.

Steel, R.G.D. dan J.H. Torrie, 1993. Prinsip dan Prosedur Statistika Suatu Pendekatan Biometrik. Penerjemah B. Sumantri. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Thomson, A.K., 1996. Postharvest Teknology of Fruit and Vegetables. Blackwell Science Ltd. Victoria, Australia.

Utama, M.S., Jeferson W.G dan Dewa G.M.P., 2002. Teknologi Pascapanen Hortikultura. Program studi teknologi Pertanian UNUD Denpasar dan ECFED Program Texas A&M University Texas, USA.

Wills, R.H.H., Lee, T.H., Graham. D, Mc Glasson. W.B, and Hall. E.G, 1981. Postharvest. An Introduction to The Physiology and Handling of Fruit and Vegetables. New South wales University Press.


(1)

Denpasar, 13-14 Juli 2012 [PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTETA 2012]

st

e

r

curah yang telah dibungkus film plastik sampai suhunya tidak lebih dari 5°C. Teknik Packing icing seperti Gambar 2.

Gambar 1. Teknik hydrocooling Gambar 2. Teknik Packing icing

3. Teknik Top icing

Setelah pencucian, bunga yang telah dikemas film plastik dan toples plastik dimasukkan dalam bak styrofoam box selanjutnya diisi es curah sampai suhunya tidak lebih dari 5°C. Teknik top icing dengan film plastik dan teknik top icing dengan toples plastik seperti Gambar 3.

Gambar 3. Teknik top icing dengan film plastik dan teknik top icing dengan toples plastic

Variabel pengamatan adalah perubahan warna dari bunga melati secara subyektif. Kriteria penilaian terhadap perubahan warna bunga melati seperti Tabel 1.

Tabel 1. Kriteria dan skala numerik untuk uji skor warna

Kriteria Skala numeric

Putih segar Putih Agak coklat Coklat

Coklat sekali

5 4 3 2 1 Keterangan :

Putih segar : warna bunga putih segar dan tekstur masih tegar

Putih : warna bunga putih pucat, tekstur kurang tegar

Agak coklat : < 10 % bunga coklat

Coklat : >25 % dari permukaan bunga coklat (berpengaruh pada harga)


(2)

H

Warna bunga melati sela bunga melati selama penyimpa Tabel 2. Warna Bunga Melati

Perlakuan Hari

ke-0

Hari ke-1

SK 5.0 4.8

SD 5.0 5.0

P1 5.0 5.0

P2 5.0 5.0

P3 5.0 5.0

P4 5.0 5.0

Ket : - = Bunga melati sudah r Tabel 2. menunjukkan b pre-cooling [ hydrocooling (P top icing dengan toples plasti dingin (SD) bernilai 5 (putih masih tegar. Hari ke-1 pen hydrocooling (P1), packing i dengan toples plastik (P4) ] m warna bunga melati putih seg penilaian terhadap warna bung putih segar dengan tekstur mas

Gambar 4. Gra Gambar 4. Menunjukka sampai hari ke-4 penilaian ter artinya warna bunga melati pu (P1) hari ke-5 penilaian 4,3 (p tegar. Kemudian sampai hari

0,0 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0 3,5 4,0 4,5 5,0 Hari ke-0 Hari ke-1 Hari ke-2

HASIL DAN PEMBAHASAN

selama penyimpanan ditunjukkan pada Tabel 2 panan ditunjukkan pada Gambar 4.

ati Selama Penyimpanan Hari ke-2 Hari ke-3 Hari ke-4 Hari ke-5 Hari ke-6 Hari ke-7

3.9 3.5 2.5 1.8 - -

5.0 4.9 4.8 4.7 4.6 4.4

4.9 4.8 4.6 4.3 3.4 3.1

5.0 4.9 4.6 4.4 3.8 3.5

5.0 5.0 5.0 4.8 4.6 4.4

5.0 5.0 5.0 4.8 4.6 4.4

h rusak dan tidak dilakukan pengamatan n bahwa penilaian warna bunga melati hari ke (P1), packing icing (P2), top icing dengan film

stik (P4) ] maupun kontrol suhu kamar (SK) ih segar) artinya warna bunga melati putih seg penilaian warna bunga melati pada perlaku g icing (P2), top icing dengan film plastik (

maupun kontrol suhu dingin (SD) bernilai 5 (p egar dengan tekstur masih tegar. Kontrol pada unga melati bernilai 4.8 (putih segar) artinya w

asih tegar.

Grafik Warna Bunga Melati Selama Penyimpan kan bahwa Perlakuan hydrocooling (P1) dan p terhadap warna bunga melati berkisar 4,6 sam putih segar dengan tekstur masih tegar. Perlak 3 (putih) artinya warna bunga putih pucat deng ari ke-7 penilaian berkisar 3,1 sampai 3,4 (ag

Hari Hari ke-3 Hari ke-4 Hari ke-5 Hari ke-6 Hari ke-7 Hari ke-8 Hari ke-9 Hari ke-10 e r

l 2. dan grafik warna

Hari ke-8 Hari ke-9 Hari ke-10 - - -

3.8 3.2 3.0

2.3 1.7 -

3.0 1.8 -

3.8 3.1 3.0

3.8 3.2 3.1

ke-0 pada perlakuan film plastik (P3) dan K) dan kontrol suhu segar dengan tekstur akuan pre-cooling [ (P3) dan top icing (putih segar) artinya ada suhu kamar (SK) warna bunga melati

anan

n packing icing (P2) ampai 5 (putih segar) rlakuan hydrocooling engan tekstur kurang (agak coklat) artinya

Hari 10 SK SD P1 P2 P3 P4


(3)

Denpasar, 13-14 Juli 2012 [PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTETA 2012]

st

e

r

bunga sudah menunjukkan tanda menuju tingkat kelayuan. Sampai hari ke-9 penilaian 1,7 sampai 2,3 (coklat) artinya lebih dari 25% permukaan bunga berwarna coklat yang dapat berpengaruh pada harga penjualan. Sedangkan perlakuan packing icing (P2) sampai hari ke-6 penilaian berkisar 3,8 sampai 4,4 (putih) artinya warna bunga putih pucat dengan tekstur kurang tegar. Kemudian sampai hari ke-8 penilaian berkisar 3,0 sampai 3,5 (agak coklat) artinya bunga sudah menunjukkan tanda menuju tingkat kelayuan dan hari ke-9 penilaian 1,8 (coklat) artinya lebih dari 25% permukaan bunga berwarna coklat yang dapat berpengaruh pada harga penjualan.

Perlakuan top icing dengan film plastik (P3), top icing dengan toples plastik (P4) dan kontrol suhu dingin (KD) sampai hari ke-6 penilaian terhadap warna bunga melati berkisar 4, 6 sampai 5 (putih segar) artinya warna bunga melati putih segar dengan tekstur masih tegar. Kemudian penilaian sampai hari ke-8 berkisar 3,8 sampai 4,8 (putih) artinya warna bunga putih pucat dengan tekstur kurang tegar. Penyimpanan sampai hari ke-10 penilaian berkisar 3,0 sampai 3,2 (agak coklat) artinya bunga sudah menunjukkan tanda menuju tingkat kelayuan. Perubahan warna dengan teknik pre-cooling ditunjukkan pada Gambar 5, 6, 7, 8, dan 9.


(4)

e

r

Gambar 6. Perubahan Warna Teknik Packing Icing Selama Penyimpanan


(5)

Denpasar, 13-14 Juli 2012

Gambar 8. Perubahan Warna

Gambar 9. Perubahan Warn

Warna bunga melati sa bunga putih pucat dengan tek perlakuan top icing dengan film

Adnan. M., 1987/1988. Pendin Pangan Dan Gizi, Yogya

[PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTETA 20

na Teknik Top Icing dengan Toples Plastik Sela

arna tanpa Precooling Pada Suhu Kamar Selam

KESIMPULAN

sampai hari ke-7, yang masih bernilai 4 (pu tekstur kurang tegar tetapi masih layak untuk film plastik (P3) dan top icing dengan toples pla

DAFTAR PUSTAKA

inginan Dan Pembekuan Bahan Makanan. Pusa yakarta.

TETA 2012]

st

e

r

elama Penyimpanan

ama Penyimpanan

putih) artinya warna tuk dipasarkan yaitu plastik (P4).


(6)

e

r

Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. 2003. Manfaat dan Budidaya Tanaman Melati. Jurnal Perkembangan Teknologi TRO Vol. XV, No. 1.

Heyne, K., 1987. Tumbuhan berguna Indonesia. Jilid III. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Dep. Kehutanan. Jakarta. 1614 hal.

Kader, A.A. 1985. Postharvest Biology and Technology: An overview. In Postharvest Technology of Horticultural Crops. Cooperative Extention. University of California. Div. of Agriculture and Natural Resources, California.

Kader, A. A.,1992. Postharvest Tecknologi of Horticultural Crop. University Of California. Agricultural and Natural Resources. Publication 3311.

Kader, A.A. 2002. Postharvest Technology of Horticultural Crops. 3rd Edition. University of California. Div. of Agriculture and Natural Resources, California.

Kitinoja, L., and Kader, A.A., 1995. Small-Scale Postharvest Handling Practices. A Manual For Horticultural Crops. 3rd Edition. Department of Pomology University of California. Davis, California 956616.

Sastrapradja, SD dan Rifai MA, 1997. Mengenal nusantara melalui kekayaan floranya. Komisi Pelestarian Plasma Nutfah Nasional, Puslitbang Bioteknologi LIPI. Bogor.

Soekarto, S.T, 1985. Penilaian Organoleptik. Bhratara Karya Aksara, Jakarta. Soepardi, R., 1994. Apotik hijau. Tumbuhan Obat-Obatan. Purna Warna. Surakarta.

Soesarsono,W., 1981. Penyimpanan Buah-buahan, Sayur-sayuran, dan Bunga-bungaan. Jurusan Teknologi Industri Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian.Institut Pertanian Bogor.

Suhendar, AG., 1990. Melati. Penebar Swadaya, Jakarta.

Steel, R.G.D. dan J.H. Torrie, 1993. Prinsip dan Prosedur Statistika Suatu Pendekatan Biometrik. Penerjemah B. Sumantri. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Thomson, A.K., 1996. Postharvest Teknology of Fruit and Vegetables. Blackwell Science Ltd. Victoria, Australia.

Utama, M.S., Jeferson W.G dan Dewa G.M.P., 2002. Teknologi Pascapanen Hortikultura. Program studi teknologi Pertanian UNUD Denpasar dan ECFED Program Texas A&M University Texas, USA.

Wills, R.H.H., Lee, T.H., Graham. D, Mc Glasson. W.B, and Hall. E.G, 1981. Postharvest. An Introduction to The Physiology and Handling of Fruit and Vegetables. New South wales University Press.