ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT DELAY (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang dan Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang dan Konsumsi Y

 

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT DELAY
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang dan
Konsumsi Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2012)

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun oleh:
SHINTA WIJAYANTI
B 200 100 356

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014

1


 

HALAMAN PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini telah membaca Artikel Naskah Publikasi
dengan judul:

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT DELAY
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang dan
Konsumsi Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2012)

Nama

: SHINTA WIJAYANTI

NIM

: B 200 100 356

Penandatangan berpendapat bahwa Artikel Naskah Publikasi tersebut telah

memenuhi syarat untuk diterima

Surakarta,
Juli 2014
Pembimbing

(Dra. Mujiyati, M.Si)

Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Surakarta

(Dr.Triyono, M.Si.)

ii
2

 

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT DELAY

(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang dan
Konsumsi Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2012)
ABSTRAKSI

Audit delay didefinisikan sebagai lamanya waktu penyelesaian audit yang
diukur dari tanggal penutupan tahun buku hingga tanggal diterbitkannya laporan
audit. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis apakah terdapat pengaruh
antara variabel independen yang terdiri atas ukuran perusahaan, profitabilitas,
solvabilitas, opini auditor dan ukuran kantor KAP terhadap audit delay.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
diperoleh dari laporan keuangan dan laporan auditor independen di Bursa Efek
Indonesia. Populasi penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor industri
barang dan konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 20102012. Pemilihan sampel menggunakan metode purposive sampling sehingga
didapatkan sampel sebanyak 103 sampel perusahaan pada tahun 2010-2012.
Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis regresi
berganda. Namun pengujian tersebut dilakukan setelah memenuhi uji asumsi
klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas,
dan uji autokorelasi.
Berdasarkan uji asumsi klasik dalam penelitian menunjukkan tidak terjadi
penyimpangan. Dari hasil pengujian didapatkan variabel opini auditor

berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Sedangkan ukuran perusahaan,
profitabilitas, solvabilitas dan ukuran KAP tidak berpengaruh signifikan terhadap
audit delay.

Kata Kunci: Audit Delay, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Solvabilitas, Opini
Auditor, Ukuran KAP

iii3

 

PENDAHULUAN
Laporan keuangan memiliki peranan yang sangat penting dalam proses
pengukuran dan penilaian kinerja suatu perusahaan. Menurut (IAI, 2009, dalam
Saputri, 2012) tujuan dari laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi
yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu
perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna. Informasi yang
terdapat dalam laporan keuangan perusahaan dapat bermanfaat, apabila disajikan
secara akurat dan tepat waktu pada saat yang dibutuhkan oleh para pengguna
laporan keuangan, seperti kreditor, investor, pemerintah, masyarakat dan pihakpihak lain sebagai dasar pengambilan suatu keputusan.

Sebagaimana yang dinyatakan dalam Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK: 2012, dalam Saputri, 2012) tentang Kerangka Dasar
Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan, bahwa laporan keuangan harus
memenuhi empat karakteristik kualitas yang membuat informasi laporan
keuangan bermanfaat bagi sejumlah besar penggunanya. Keempat karakteristik
tersebut antara lain dapat dipahami, relevan, keandalan dan dapat dibandingkan.
Karakteristik informasi yang relevan harus mempunyai nilai prediktif dan
tepat waktu. Menurut (Givolvy dan Palmon dalam Saputri, 2012), nilai dari
ketepatan waktu pelaporan keuangan merupakan faktor penting bagi kemanfaatan
laporan keuangan tersebut. Selanjutnya menurut (Gregory dan VanHorn dalam
Saputri, 2012), tepat waktu adalah kualitas ketersediaan informasi pada saat yang
diperlukan atau kualitas informasi yang baik dilihat dari segi waktu.
Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) mengenakan sanksi
keterlambatan kepada emiten yang terlambat menyampaikan laporan hasil audit
berupa denda sebesar Rp 1.000.000 per hari dihitung sejak tanggal jatuh tempo
yaitu pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Denda
maksimal yang dikenakan untuk emiten yang terlambat menyampaikan laporan
hasil audit adalah Rp 500.000.000, ketentuan ini diatur sesuai dengan UU R.I
No.8/1995 Bab XIV pasal 102 dan diperjelas dalam PP.No.45/1995 Bab XII pasal
63 (Setiawan, 2013).


1

 

Pemeriksaan laporan keuangan oleh auditor independen yang bertujuan
untuk menilai kewajaran penyajian laporan keuangan memerlukan waktu yang
cukup panjang. Hal ini disebabkan karena terbatasnya jumlah karyawan yang akan
melakukan audit, banyaknya transaksi yang harus diaudit, kerumitan dari
transaksi, dan pengendalian intern yang kurang baik (Petronila, 2007: dalam
Lianto dan Kusuma, 2010). Pemenuhan standar audit tersebut oleh auditor dapat
berdampak lamanya penyelesaian laporan audit, tetapi juga berdampak pada
peningkatan kualitas hasil audit.
Audit delay merupakan rentang waktu antara lamanya waktu penyelesaian
audit oleh auditor yang dilihat dari perbedaan waktu tanggal laporan keuangan
dengan tanggal opini audit dalam laporan keuangan (Subekti dan Widiyanti, 2004:
dalam Widyantari dan Wirakusuma, 2010. Menurut Wirakusuma, 2004: dalam
Widyantari, 2010), disebutkan bahwa di Indonesia dinilai masih terdapat banyak
perusahaan yang belum patuh terhadap peraturan informasi yang telah ditetapkan
karena adanya keterlambatan dalam mempublikasikan laporan keuangan tersebut,

yang salah satu sebabnya dipengaruhi oleh lamanya waktu penyelesaian audit di
setiap perusahaan.
Banyak faktor-faktor yang dapat mempengaruhi audit delay pada suatu
perusahaan, salah satunya adalah ukuran perusahaan. Hasil penelitian Prabowo
(2013), ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit delay. Sebaliknya,
penelitian Dewi (2013) dan Saputri (2012) tidak berhasil menemukan pengaruh
antara ukuran perusahaan dengan audit delay.
Penelitian yang berkaitan dengan pengaruh antara profitabilitas dan audit
delay juga memperoleh hasil yang berbeda-beda. Hasil penelitian Kartika (2011),
profitabilitas tidak berpengaruh terhadap audit delay. Sementara hasil penelitian
Prabowo (2013) menunjukkan profitabilitas berpengaruh terhadap audit delay,
yang berarti bahwa perusahaan dengan profitabilitas tinggi cenderung
membutuhkan waktu pengauditan laporan keuangan yang lebih cepat karena
adanya tuntutan untuk menyampaikan kabar baik tersebut secepatnya kepada
publik.

2

 


Hasil berbeda terjadi antara solvabilitas dengan audit delay. Prabowo
(2013) menunjukkan bahwa solvabilitas berpengaruh terhadap audit delay.
Penelitian tersebut berbeda dengan penelitiannya Widyantari (2012) yang
menunjukkan tidak adanya pengaruh antara solvabilitas dengan audit delay.
Hasil penelitian Saputri (2012) dan Dewi (2013) menunjukkan pengaruh
antara opini auditor dengan audit delay, bahwa perusahaan yang menerima
unqualified opinion akan melaporkan laporan keuangannya tepat waktu
dibandingkan dengan perusahaan yang menerima pendapat selain unqualified
opinion. Sementara itu hasil penelitian Widyantari (2012) dan Iskandar (2010)
menunjukkan bahwa opini auditor tidak berpengaruh terhadap audit delay.
Penelitian yang dilakukan Santoso (2012) dan Widyantari (2012)
menunjukkan bahwa ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP) berpengaruh terhadap
audit delay. Kemudian hasil penelitian Kartika (2011) menunjukkan tidak
berpengaruh antara ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP) dengan audit delay.
Berdasarkan uraian tersebut diatas bahwa terdapat beberapa faktor-faktor
yang mempengaruhi audit delay, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay
(Studi Empiris pada Perusahaan Industri Barang dan Konsumsi yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2012)”.


METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan studi empiris yang bertujuan untuk menguji
faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay pada perusahaan industri barang
dan konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2010-2012.
Populasi yang digunakan adalah perusahaan manufaktur sektor industri
barang dan konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2012.
Pada penelitian ini teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive
sampling yaitu sampel atas dasar kesesuaian karakteristik sampel dengan kriteria
pemilihan sampel yang ditentukan.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder dalam penelitian ini meliputi laporan audit yang telah dipublikasikan

3

 

yang diambil dari BEI yang dapat diperoleh melalui website www.idx.co.id. Data
profitabilitas diperoleh dari Indonesia Capital Market Directory (ICMD) dengan
periode waktu tahun 2010 – 2012.
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari satu varabel dependen dan lima

variabel independen. Varabel dependen dalam penelitian ini adalah audit delay,
sedangkan variabel independen yang terdapat dalam penelitian ini adalah ukuran
perusahaan, profitabilitas, solvabilitas, opini auditor dan ukuran KAP.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Prosedur Pemilihan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan pada sektor industri
barang dan konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2012.
Sedangkan penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini dipilih dengan
menggunakan metode purposive sampling dengan kriteria-kriteria yang telah
ditentukan. Total sampel sebanyak 103 sampel. Tabel di bawah ini adalah hasil
dari proses seleksi sampel dengan metode purposive sampling.
Tabel
Prosedur Pemilihan Sampel
No
1

Kriteria
Perusahaan Manufaktur Sektor Barang dan
Konsumsi Yang Terdaftar di BEI

2
Tidak Menerbitkan Laporan Keuangan
Sampai Bulan Desember
3
Tidak Menerbitkan Laporan Keuangan Yang
Telah Diaudit
4
Perusahaan yang tidak memiliki laba positif
atau mengalami kerugian
Jumlah Sampel Penelitian
Total Sampel
Sumber: ICMD danwww.idx.co.id

2010
40

2011
40

2012
40

(0)

(0)

(1)

(4)

(4)

(2)

(2)

(2)

(2)

34

34

35

103

Analisis Deskriptif Statistik
Analisis statistik deskriptif menunjukkan suatu gambaran mengenai nilai
minimum, maksimum, mean (rata-rata), dan deviasi standar (standart deviation)
dari masing-masing variabel penelitian. Nilai minimum adalah nilai terkecil dari

4

 

suatu rangkaian pengamatan, nilai maksimum adalah nilai terbesar dari sebuah
rangkaian pengamatan, mean adalah hasil penjumlahan nilai seluruh data dibagi
dengan banyaknya data, sedangkan deviasi standar adalah akar dari jumlah
kuadrat dari selisih nilai data dengan rata-rata dibagi dengan banyaknya data.
Berdasarkan hasil dari analisis deskriptif yang telah dilakukan, maka dapat
diuraikan sebagai berikut :
Tabel
Deskriptif Statistik
Variabel
N
Minimum Maximum
119,00
37,00
102
AUD
13,77
10,93
102
SIZE
41,56
0,29
102
ROA
69,54
9,43
102
SLV
1,00
0,00
102
OPINI
1,00
0,00
102
KAP
Sumber: Data yang telah diolah, 2014

Mean Std. Deviation
13,52496
73,2549
0,71110
12,1804
10,54299
12,6867
15,97421
39,5559
0,49898
0,4412
0,50005
0,4510

Hasil analisis statistik deskriptif pada variabel ukuran perusahaan
menunjukkan bahwa total asset terendah sebesar 10,93, sedangkan total asset
terbesar 13,77dengan nilai rata-rata 12,1804 dan nilai deviasi standar 0,71110.
Selisih antara nilai maksimum dengan nilai minimum yang tidak terlalu besar
menunjukkan bahwa pada umumnya perusahaan sampel memiliki ukuran
perusahaan yang hampir seragam, khususnya apabila ditinjau dari total asset
perusahaan.
Hasil analisis stastistik deskriptif pada variabel profitabilitas (ROA) yang
menunjukkan bahwa perusahaan memperoleh laba terendah sebesar 0,29,
sedangkan laba tertinggi sebesar 41,56 dengan nilai rata-rata 12,6867 dan nilai
deviasi standar 10,54299. Variabel solvabilitas (SLV) yang menunjukkan bahwa
nilai terendah sebesar 9,43, sedangkan nilai tertinggi 69,54 dengan nilai rata-rata
39,5559 dan nilai deviasi standar 15,97421.
Variabel opini auditor dan ukuran KAP menggunakan skala dummy
sehingga deskripsinya dilakukan secara terpisah.

5

 

Tabel
Distribusi Frekuensi
Keterangan
Opini Audit :

Jumlah

%

45
57

44,1
55,9

46
56

45,1
54,9

Unqualified
Non unqualified

KAP the big four
KAP non big four
Sumber: Data yang telah diolah, 2014
Ukuran KAP:

Opini audit diidentifikasi dalam dua kategori yaitu apakah mendapatkan
opini wajar tanpa pengecualian atau unqualified (kode 1) dan yang mendapatkan
opini selain wajar tanpa pengecualian atau non unqualified (kode 0). Berdasarkan
tabel di atas menunjukkan bahwa yang mendapatkan opini wajar tanpa
pengecualian sebanyak 45 perusahaan (44,1%), sedangkan yang mendapat opini
selain wajar tanpa pengecualian sebanyak 57 perusahaan (55,9%).
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan ukuran KAP untuk perusahaan yang
menggunakan jasa auditor yang berafiliasi dengan KAP the big four (kode 1)
sebanyak 46 perusahaan (45,1%), sedangkan perusahaan yang menggunakan KAP
non big four (kode 0) sebanyak 56 perusahaan (54,9%).
Pengujian Asumsi Klasik
Uji

normalitas

penelitian

ini

menggunakan

uji

non-parametrik

Kolmogorov-Smirnov (K-S). Dalam uji Kolmogorov-Smirnov (K-S) jika
probabilitas lebih besar dari 0,05, maka data berdistribusi normal, namun jika
probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka data berdistribusi tidak normal.
Tabel
Hasil Uji Normalitas Data
Model

KolmogorovSmirnov Z
0,752

Probability
(P)
0,623

Unstandardised
Residual
Sumber: Data yang telah diolah, 2014

6

Kriteria

Simpulan

P > 0,05

Normal

 

Dari hasil uji Kolmogorov-Smirnov diketahui bahwa nilai signifikan atau
probabilitas 0,623 lebih besar dari 0,05, maka dapat dinyatakan seluruh data
berdistribusi normal.
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan korelasi antar variabel bebas atau independen. Untuk mendeteksi
adanya multikolinieritas dapat dilihat dari nilai Tolerance dan Variance Inflation
Factor (VI).
Tabel
Hasil Uji Multikolinearitas
Variabel
Ukuran Perusahaan (SIZE)

Tolerance
0,732

Profitabilitas (ROA)

0,676

Solvabilitas (SLV)

0,866

Opini Auditor (OPINI)

0,896

Ukuran KAP (KAP)

0,515

VIF
Simpulam
1,366 Tidak Terjadi
Multikolinearitas
1,479 Tidak Terjadi
Multikolinearitas
1,155 Tidak Terjadi
Multikolinearitas
1,115 Tidak Terjadi
Multikolinearitas
1,941 Tidak Terjadi
Multikolinearitas

Sumber: Data yang telah diolah, 2014
Dari hasil uji multikolinearitas menunjukkan bahwa seluruh variabel
independen memiliki VIF kurang dari 10 dan nilai tolerance lebih dari 0,10
sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi yang digunakan dalam
penelitian ini tidak terjadi multikolinearitas.
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual atau pengamatan ke pengamatan yang
lain. Ada tidaknya heteroskedastisitas dapat diketahui dengan melakukan uji
Glejser. Apabila probabilitas signifikannya di atas tingkat kepercayaan 5%, maka
model regresi tidak mengandung heteroskedastisitas.

7

 

Tabel
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Variabel
thitung
Ukuran Perusahaan 0,726
(SIZE)
Profitabilitas (ROA) 0,983
Solvabilitas (SLV)

0,850

Opini Auditor
(OPINI)

0,768

Ukuran KAP (KAP)

-1,437

Sig
0,470

Kriteria
Simpulan
P > 0,05 Tidak Terjadi
Heteroskedastisitas
0,328 P > 0,05 Tidak Terjadi
Heteroskedastisitas
0,398 P > 0,05 Tidak Terjadi
Heteroskedastisitas
0,444 P > 0,05 Tidak Terjadi
Heteroskedastisitas
0,154 P > 0,05

Tidak Terjadi
Heteroskedastisitas

Sumber: Data yang telah diolah, 2014
Dari hasil uji heteroskedastisitas menunjukkan bahwa nilai signifikan
masing-masing variabel lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa tidak
terjadi heteroskedastisitas.
Uji autokolerasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Untuk mendeteksi adannya
autokolerasi dapat dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson (DW-test).
Tabel
Hasil Uji Autokorelasi
D-W
Du
4 - du
2,132
1,7813
2,2187
Sumber: Data yang telah diolah, 2014

Simpulan
Bebas Autokorelasi

Dari hasil uji autokorelasi, diperoleh nilai D-W sebesar 2,132. Sedangkan
nilai du diperoleh sebesar 1,7813. Berdasarkan tabel Durbin-Watson (DW)
dengan k = 5 dan n = 102 Du = 1,7813, maka 4 – Du = 2,2187. Dengan demikian
diketahui bahwa dU < d < 4 - dU sehingga menunjukkan bahwa model regresi
tersebut sudah bebas dari masalah autokolerasi.
Pengujian Hipotesis
Perhitungan model regresi berganda dilakukan menggunakan program
SPSS for Windows Release 16.0. Hasil analisis yang diperoleh sebagai berikut:

8

 

Tabel
Hasil Uji Regresi dan Uji t
Variabel
Koefisien
Konstanta
53,376
Ukuran Perusahaan (SIZE)
1,662
Profitabilitas (ROA)
-0,063
Solvabilitas (SLV)
0,115
Opini Auditor (OPINI)
-5,911
Ukuran KAP (KAP)
-3,344
F Statistik
2,661
Adjusted R2
0,076
Sumber: Data yang telah diolah, 2014

thitung
2,144
0,782
-0,423
1,323
-2,159
-0,928

Sign.
0,035
0,436
0,673
0,189
0,033
0,356
0,027

Simpulan
Ditolak
Ditolak
Ditolak
Diterima
Ditolak

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil tentang ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas,
opini auditor, dan ukuran KAP terhadap audit delay pada perusahaan manufaktur
sektor industri barang dan konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2010-2012 dapat disimpulkan: 1) ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap
audit delay pada perusahaan manufaktur sektor industri barang dan konsumsi. Hal
ini ditunjukkan dari nilai signifikan sebesar 0,436 lebih besar dari α = 0,05. Hal
ini menunjukkan bahwa besar kecilnya ukuran perusahaan tidak mempengaruhi
audit delay. Sedangkan hasil analisis regresi linear berganda menunjukkan bahwa
ukuran perusahaan mempunyai hubungan positif terhadap audit delay yang berarti
semakin besar ukuran perusahaan maka semakin lama audit delay, 2) profitabilitas
tidak berpengaruh terhadap audit delay pada perusahaan manufaktur sektor
industri barang dan konsumsi. Hal ini ditunjukkan dari nilai signifikan sebesar
0,673 lebih besar dari α = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa tinggi rendahnya
profitabilitas tidak berpengaruh terhadap audit delay. Sedangkan hasil analisis
regresi linear berganda menunjukkan bahwa profitabilitas mempunyai hubungan
negatif terhadap audit delay yang berarti semakin tinggi profitabilitas maka
semakin cepat audit delay, 3) solvabilitas tidak berpengaruh terhadap audit delay
pada perusahaan manufaktur sektor industri barang dan konsumsi. Hal ini
ditunjukkan dari nilai signifikan sebesar 0,189 lebih besar dari α = 0,05. Hal ini
menunjukkan bahwa tinggi rendahnya solvabilitas tidak mempengaruhi audit
delay. Sedangkan hasil analisis regresi linear berganda menunjukkan bahwa

9

 

solvabilitas mempunyai hubungan positif terhadap audit delay yang berarti
semakin tinggi solvabilitas maka semakin lama audit delay, 4) opini auditor
berpengaruh terhadap audit delay pada perusahaan manufaktur sektor industri
barang dan konsumsi. Hal ini ditunjukkan dari nilai signifikan 0,033 lebih kecil
dari α = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa opini audit baik pendapat wajar tanpa
pengecualian (unqualified opinion) maupun selain pendapat wajar tanpa
pengecualian (non unqualified opinion) berpengaruh terhadap audit delay.
Sedangkan hasil analisis regresi linear berganda menunjukkan bahwa opini
auditor mempunyai hubungan negatif terhadap audit delay yang berarti apabila
perusahaan mendapatkan unqualified opinion maka semakin singkat audit delay,
dan 5) ukuran KAP tidak berpengaruh terhadap audit delay pada perusahaan
manufaktur sektor industri barang dan konsumsi. Hal ini ditunjukkan dari nilai
signifikan 0,356 lebih besar dari α = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa ukuran
KAP baik yang menggunakan jasa KAP the big four maupun KAP non the big
four tidak mempunyai pengaruh terhadap audit delay. Sedangkan hasil analisis
regresi linear berganda menunjukkan bahwa ukuran KAP mempunyai hubungan
negatif terhadap audit delay yang berarti apabila perusahaan menggunakan jasa
KAP the big four maka semakin singkat audit delay.

10

 

DAFTAR PUSTAKA

Ardianti, Fanie. 2013. Analisis Faktor-FAktor yang Berpengaruh Terhadap Audit
Delay (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia). Skripsi. Semarang. Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Diponegoro.
Arifa, Alvina Noor. 2013. Pengembangan Model Audit Delay dengan Audit
Report Lag dan Total Lag. Accounting Analysis Journal ISSN 22526765. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang. Semarang.
Boyton, Johnson and Kell, 2002. Modern Auditing. Edisi Ketujuh. Jakarta :
Penerbit Erlangga
Dewi, Karina Mutiara dan Sugeng Pamudji. 2013. Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Ketepatan Waktu dan Audit Delay Penyampaian Laporan
Keuangan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar
di BEI). Diponegoro Journal of Accounting Vol. 2 No. 2. Fakultas
Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro. Semarang.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. ISBN 979.704.015.1
Haryono, Jusuf. 2001. Pengauditan, Buku 1 Cetakan Pertama, Yogyakarta : STIE
YKPN.
Ikatan Akuntan Indonesia. (2012). Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta:
Salemba Empat.
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis untuk
Akuntansi dan Mananjemen. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE. UGM.
Iskandar, M.J dan E. Trisnawati. 2010. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit
Report Lag pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI. Jurnal Bisnis dan
Akuntansi. Vol. 12 No. 3, Desember 2010, Hlm. 175-186.
Kartika, Andi. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay (Studi
Empiris pada Perusahaan LQ 45 yang Terdaftar di Bursa Efek
Jakarta).Jurnal Bisnis dan Ekonomi (JBE). Vol. 16, No.1, Maret 2009,
ISSN 1412-3126, Hal. 1-17. Fakultas Ekonomi Universitas Stikubank.
Semarang.
Kartika, Andi. 2011. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI. Jurnal Dinamika
Keuangan dan Perbankan Vol. 3 No.2, Nopember 2011, ISSN 19794878, Hal. 152-171. Fakultas Ekonomi Universitas Stikubank. Semarang.

11

 

Mulyadi. 2002. “ Auditing”. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta: Salemba
Empat
Lestari, Dewi. 2010. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay
(Studi Empiris pada Perusahaan Consumer Goods yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia). Skripsi. Semarang. Fakultas Ekonomi Universitas
Diponegoro.
Lianto, Novice dan Budi Hartono Kusuma. 2010. Faktor-Faktor yang
Berpengaruh Terhadap Audit Report Lag. Jurnal Bisnis dan Akuntansi
Vol. 12 No.2 Agustus 2010, Hlm. 97-106. Fakultas Ekonomi Universitas
Tarumanegara. Jakarta.
Prabowo, Pebi Putra Tri dan Marsono. 2013. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Audit Delay. Diponegoro Journal of Accounting Vol. 2 No. 1. Hal. 1.
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro. Semarang.
Santoso, Felisiane Kurnia. 2012. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Audit Delay pada Perusahaan di Sektor Keuangan. Berkala Ilmiah
Mahasiswa Akuntansi Vol. 1 No. 2.
Saputri, Oviek Dewi. 2012. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit
Delay (Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia). Semarang. Fakultas Ekonomi Universitas
Diponegoro. Semarang.
Setiawan, Heru. 2013. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Reputasi Auditor, Opini
Audit, Profitabilitas, Solvabilitas Terhadap Audit Delay pada
Perusahaan Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi.
Jakarta. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah.
Widyantari, Ni Putu dan Made Gede Wirakusuma. 2012. Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Audit Delay. E-Jurnal Akuntansi Vol. 1 No. 1, November
2012. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. Bali.
Yuliyanti, Ani. 2011. Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Audit Delay
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia). Skripsi. Yogyakarta. Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi
Universitas Negeri Yogyakarta.

hãÒŽôP_QE__QF)zÐ_ 

12

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Sektor Aneka Industri Dan Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

2 83 97

Pengaruh Arus Kas Total, Arus Kas Operasi, Arus Kas Investasi Dan Arus Kas Pendanaan Terhadap Harga Saham (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Sub Sektor Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

7 61 91

Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, dan Modal Kerja terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur meliputi Sektor Aneka Industri dan Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

7 78 83

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

11 74 95

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN DIVIDEN (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Periode 2008-2011)

0 3 19

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN DIVIDEN (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Periode 2008-2011)

0 4 19

Pengaruh Kepemilikan Institusional dan Kebijakan Hutang Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Sektor Aneka Industri di BEI)

0 4 50

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (Studi Empiris pada Perusahaan Sektor Industri Dasar dan Kimia)

0 0 23

Jurnal Akuntansi dan Pajak, 18(02), 2018, 196-203 Pengaruh Struktur Modal dan Ukuran Perusahaan Terhadap Agency Cost dan Kinerja Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

0 0 8

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Sektor Aneka Industri Dan Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 12