Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

SKRIPSI

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR BARANG KONSUMSI

YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH:

NAMA : EVY MELINDA S.

NIM : 060503149

DEPARTEMEN : AKUNTANSI

Guna Memenuhi Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

MEDAN 2010


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi program S-1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar, dan apa adanya. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, 11 Juni 2010 Yang Membuat Pernyataan,

Evy Melinda Simarmata NIM : 060503149


(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya yang telah dilimpahkan sejak penulis mencari ide, mengajukan, menyusun hingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Terima kasih yang tulus saya ucapkan kepada mama dan papa yang selalu memberikan doa, dukungan, perhatian, dan pengorbanan yang begitu besar. Terima kasih atas segalanya “Semoga mama dan papa selalu diberkati Tuhan”.

Penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya dukungan berupa pengarahan, bimbingan, bantuan, dan kerja sama semua pihak yang telah turut membantu dalam proses menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada berbagai pihak.

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Fahmi Drs. Syahelmi, M.Si, Ak selaku Dosen Pembimbing, saya ucapkan terima kasih atas bimbingan dan arahan Bapak dalam proses penyelesaian skripsi ini.

4. Bapak Drs. Utama Nasution, M.M, Ak, selaku Dosen Pembanding I dan Ibu Dra. Salbiah M.Si, Ak, selaku Dosen Pembanding II, terima kasih atas segala masukan dan saran yang telah diberikan.


(4)

5. Seluruh teman sejawat yang juga berusaha untuk mengerjakan skripsi, terima kasih buat semangat dan motivasinya, dan buat KTB Jubilate dan KK Latire, terima kasih buat doa- doanya.

Penulis menyadari banyak terdapat kekurangan dalam skripsi ini, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga skripsi ini dapat bermamfaat bagi banyak pihak.

Medan, 24 April 2010 Penulis,

Evy Melinda Simarmata NIM: 060503149


(5)

ABSTRAK

Pemakai laporan keuangan membutuhkan informasi laporan keuangan untuk menganalisis kondisi dan kinerja suatu perusahaan. Dalam menganalisis laporan keuangan tidak terlepas dari perhitungan dan interpretasi rasio keuangan. Rasio keuangan merupakan alat ukur yang berperan dalam memprediksi pertumbuhan laba. Penelitian ini difokuskan pada peranan rasio keuangan dalam mempengaruhi pertumbuhan laba.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji secara empiris baik secara parsial dan simultan apakah laporan keuangan yang didasarkan pada rasio keuangan berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. Ada 4 rasio keuangan yang akan diuji di dalam mempengaruhi pertumbuhan laba. Empat rasio keuangan dalam hal ini adalah Debt Ratio, Net Profit Margin, Inventory Turnover, dan

Return On Equity.

Design penelitian bersifat kausal. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2008 yang berjumlah 35 perusahaan. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling dan diperoleh 33 perusahaan sebagai sampel. Data dianalisis melalui uji regresi berganda yaitu F- Test dan t- test pada tingkat signifikan 5% (α = 0.005).

Hasil penelitian menunjukkan Debt Ratio, Net Profit Margin, Inventory Turnover, dan Return On Equity berpengaruh secara simultan terhadap pertumbuhan laba dan secara parsial hanya Debt Ratio yang berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. Pengaruh variabel regresor terhadap pertumbuhan laba sebesar 24% dan sisanya 76% dijelaskan oleh variabel lain di luar variabel yang digunakan.

Kata Kunci: Pengaruh, DR, NPM, ITO, ROE, Pertumbuhan Laba, Perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi, Bursa Efek Indonesia


(6)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR... x

BAB I PENDAHULUAN A. ...L atar Belakang Masalah ... 1

B. ...P erumusan Masalah ... 5

C. ...B atasan Penelitian ... 5

D. ...T ujuan Penelitian ... 6

E...M anfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan Laba ... 7


(7)

1. ...P engertian dan Karakteristik Laba ... 7 2. ...F

aktor- Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Laba ... 8 3. ...A

nalisis Pertumbuhan Laba ... 9 B. ...A

nalisis Rasio Keuangan ... 11 1. ... Pengertian Rasio Keuangan ... 11 2. ...J

enis- Jenis Rasio Keuangan ... 13 3. ...P

engertian Analisis Rasio Keuangan ... 16 4. ...M

anfaat Analisis Rasio Keuangan... 16 5. ...K

eunggulan dan Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan ... 17 6. ...A

nalisis Laporan Keuangan ... 18 C. ...T


(8)

D. ...K erangka Konseptual ... 22 E...H

ipotesis Penelitian ... 24

BAB III METODE PENELITIAN

A. ...J enis Penelitian ... 25 B. ...P

opulasi dan Sampel Penelitian ... 25 C. ...J

enis dan Sumber Data ... 27 D. ...M

etode Pengumpulan Data ... 27 E...D

efinisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 28 F. ...M

etode Analisis Data ... 31 1. ...P

engujian Asumsi Klasik ... 31 2. ...P


(9)

G. ...J adwal Penelitian ... 35

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. ...D ata Penelitian ... 36 B. ...S

tatistik Deskriptif... 37 C. ...P

engujian Asumsi Klasik ... 38 1. ...U

ji Normalitas ... 39 2. ...U

ji Multikolinearitas ... 43 3. ...U

ji Heteroskedastisitas ... 44 4. ...U

ji Autokorelasi ... 46 D. ...A

nalisis Regresi ... 47 1. ...P


(10)

2. ...A nalisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi ... 49 E...P

engujian Hipotesis ... 50 1. ...U

ji Signifikansi Simultan (Uji f)... 50 2. ...U

ji Signifikansi Parsial (Uji t) ... 52 F. ...I mplikasi Hasil Penelitian ... 54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. ...K esimpulan ... 57 B. ...K

eterbatasan Penelitian ... 58 C. ...S

aran ... 59

DAFTAR PUSTAKA ... 60 DAFTAR LAMPIRAN ... 63


(11)

DAFTAR TABEL

Nama Halaman

Tabel 2.1 Review Penelitian Terdahulu ... 20

Tabel 3.1 Daftar Sampel Penelitian ... 26

Tabel 3.2 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian ... 30

Tabel 3.3 Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Durbin Watson ... 33

Tabel 3.4 Jadwal Penelitian ... 35

Tabel 4.1 Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi .. 36

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif ... 37

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 39

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas pada Data Setelah Transformasi Logaritma Natural One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 41

Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinearitas ... 44

Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi ... 46

Tabel 4.7 Analisis Hasil Regresi ... 48

Tabel 4.8 Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi ... 50

Tabel 4.9 Hasil Uji F (ANOVA) ... 51


(12)

DAFTAR GAMBAR

Nama Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual... 23

Gambar 4.1 Grafik Histogram ... 42

Gambar 4.2 Grafik Normal P-Plot ... 43


(13)

ABSTRAK

Pemakai laporan keuangan membutuhkan informasi laporan keuangan untuk menganalisis kondisi dan kinerja suatu perusahaan. Dalam menganalisis laporan keuangan tidak terlepas dari perhitungan dan interpretasi rasio keuangan. Rasio keuangan merupakan alat ukur yang berperan dalam memprediksi pertumbuhan laba. Penelitian ini difokuskan pada peranan rasio keuangan dalam mempengaruhi pertumbuhan laba.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji secara empiris baik secara parsial dan simultan apakah laporan keuangan yang didasarkan pada rasio keuangan berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. Ada 4 rasio keuangan yang akan diuji di dalam mempengaruhi pertumbuhan laba. Empat rasio keuangan dalam hal ini adalah Debt Ratio, Net Profit Margin, Inventory Turnover, dan

Return On Equity.

Design penelitian bersifat kausal. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2008 yang berjumlah 35 perusahaan. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling dan diperoleh 33 perusahaan sebagai sampel. Data dianalisis melalui uji regresi berganda yaitu F- Test dan t- test pada tingkat signifikan 5% (α = 0.005).

Hasil penelitian menunjukkan Debt Ratio, Net Profit Margin, Inventory Turnover, dan Return On Equity berpengaruh secara simultan terhadap pertumbuhan laba dan secara parsial hanya Debt Ratio yang berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. Pengaruh variabel regresor terhadap pertumbuhan laba sebesar 24% dan sisanya 76% dijelaskan oleh variabel lain di luar variabel yang digunakan.

Kata Kunci: Pengaruh, DR, NPM, ITO, ROE, Pertumbuhan Laba, Perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi, Bursa Efek Indonesia


(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bursa Efek Indonesia merupakan salah satu tempat transaksi perdagangan saham dari berbagai jenis perusahaan yang ada di Indonesia. Ada beberapa jenis perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, yaitu perusahaan pertanian, pertambangan, industri dasar dan kimia, aneka industri, industri barang konsumsi, property, infrastruktur, keuangan, dan perdagangan jasa investasi. Perusahaan industri barang konsumsi adalah salah satu perusahaan yang ikut berperan dalam pasar modal. Perusahaan industri barang konsumsi merupakan perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur, mengolah bahan baku menjadi barang jadi dan dikonsumsi oleh masyarakat.

Untuk mencapai tujuannya, pengelolaan perusahaan harus dilakukan dengan sebaik mungkin agar dapat menjadi perusahaan yang mampu bersaing dengan perusahaan yang lain. Wujud dari pengelolaan perusahaan yang baik dapat dilihat dari kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan salah satunya dapat dinilai melalui pertumbuhan laba. Apabila kinerja perusahaan baik maka pertumbuhan laba meningkat, begitu juga sebaliknya apabila kinerja perusahaan tidak baik maka pertumbuhan laba akan menurun.

Berdasarkan data laporan keuangan yang diperoleh dari IDX, pertumbuhan laba industri barang konsumsi tahun 2006, 2007 dan 2008


(15)

adalah 19,25%, 418,49% dan 41,83%. Adanya fluktuasi nilai pertumbuhan laba yang signifikan pada tahun 2006 - 2008. Karena laba yang diperoleh perusahaan untuk tahun yang akan datang tidak dapat dipastikan, kadang naik atau turun, maka perlu adanya suatu prediksi pertumbuhan laba di masa mendatang khususnya pada kondisi perekonomian negara yang sedang dilanda krisis.

Tujuan perusahaan pada umumnya adalah untuk memperoleh laba, walaupun bukan semata- mata berorientasi pada laba namun dalam menjalankan usahanya perusahaan juga harus memperhatikan upaya yang dapat dilakukan agar posisinya tetap menguntungkan (tidak merugi) sehingga kelangsungan usahanya tetap terjaga, dalam hal ini laba mempunyai peranan yang penting. Akan tetapi laba yang besar belum tentu menunjukkan bahwa perusahaan telah bekerja secara efisien. Efisien dapat diketahui dengan membandingkan laba yang diperoleh dengan kekayaan atau modal yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut. Oleh sebab itu setiap perusahaan diharapkan mampu memperoleh laba yang maksimal.

Pertumbuhan laba dapat dilihat melalui laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang dicapai oleh perusahaan tersebut. Cara untuk mengevaluasi dan menginterpretasikan data laporan keuangan adalah melalui analisis rasio keuangan. Menurut Penman (1992 : 564)

Seperangkat laporan keuangan yaitu neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan


(16)

belum dapat memberi manfaat maksimal bagi pemakai sebelum pemakai menganalisis laporan keuangan tersebut lebih lanjut dalam bentuk analisis laporan keuangan termasuk analisis terhadap rasio-rasio keuangan.

Rasio keuangan berguna untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan keuangan suatu perusahaan dan memungkinkan investor menilai kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan saat ini dan masa lalu, serta sebagai pedoman bagi investor mengenai kinerja masa lalu dan masa mendatang yang dapat dimanfaatkan dalam pengambilan keputusan investasinya.

Penelitian yang menghubungkan rasio keuangan dengan fenomena akuntansi tertentu, dengan harapan akan dapat ditemukan berbagai kegunaan obyektif rasio keuangan telah banyak dilakukan. Beberapa penelitian yang telah dilakukan antara lain oleh Angkoso (2006), menguji pengaruh rasio keuangan (debt ratio dan retun on equity) terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan industri barang konsumsi periode 2003-2004. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan baik secara simultan maupun parsial antara debt ratio dan retun on equity terhadap pertumbuhan laba.

Penelitian lainnya dilakukan oleh Widiasih (2006) yang menguji rasio keuangan dalam memprediksi perubahan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ. Penelitian ini menggunakan rasio gross profit margin, leverage, earning per share, price earning ratio, perputaran aktiva tetap dan perputaran persediaan. Hasil penelitian menunjukkan hanya variabel gross profit margin dan leverage yang berpengaruh secara parsial.


(17)

Penelitian tahun berikutnya dilakukan Haryanti (2007) yaitu untuk memperoleh bukti empiris mengenai manfaat rasio keuangan (total assets to debt ratio, total assets turnover, net profit margin, dan return on investment)

dalam memprediksi pertumbuhan laba pada KPRI di Kota Semarang tahun 2006. Hasil penelitian menunjukkan secara simultan total assets to debt ratio, total asset turnover, net profit margin, dan return on investment berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Sedangkan secara parsial hanya variabel total asset turnover, net profit margin dan return on investment yang berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba dan variabel yang paling baik dalam memprediksi pertumbuhan laba adalah return on investment.

Tahun 2008, Ningsih juga melakukan penelitian serupa yang menguji pengaruh rasio profitabilitas, solvabilitas, dan aktivitas terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur periode 2002- 2005. Rasio yang digunakan adalah long term debt to total assets untuk rasio profitabilitas, net income to sales untuk rasio solvabilitas dan total asset turnover untuk rasio aktivitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga rasio yang digunakan berpengaruh signifikan baik secara parsial maupun simultan terhadap pertumbuhan laba.

Penelitian ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian lebih lanjut temuan-temuan empiris mengenai rasio keuangan dalam bentuk Debt Ratio, Net Profit Margin, Inventory Turnover dan Return on Equity. Untuk itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul: “Pengaruh Rasio


(18)

Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. A. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah:

Apakah debt ratio, net profit margin, inventory turnover dan return on equity

berpengaruh terhadap pertumbuhan laba baik secara simultan maupun parsial?.

B. Batasan Masalah

Agar penelitian ini tidak terlalu luas, maka diberikan batasan masalah yaitu indikator laba yang digunakan dalam penelitian ini adalah laba bersih. Alasannya untuk memperoleh kondisi laba yang sesungguhnya yang sudah dikurangi pengaruh bunga sebagai konsekuensi pembayaran hutang dan pajak yang harus dibayar.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh debt ratio, net profit margin, inventory turnover dan return on equity terhadap pertumbuhan laba baik secara simultan maupun parsial.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi penulis yaitu dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai masalah yang diteliti sehingga diperoleh gambaran yang lebih jelas dalam penerapan teori akuntansi dengan yang terjadi dilapangan.


(19)

2. Bagi investor, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan sebelum melakukan investasi.

3. Bagi perusahaan (emiten), dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menjalankan operasi perusahaan yang dapat mempengaruhi laba perusahaan.

4. Bagi penelitian selanjutnya, dapat menjadi bahan referensi yang dapat dipergunakan sebagai dasar penelitian lebih lanjut.


(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan Laba

1. Pengertian dan Karakteristik Laba

Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang direalisasi yang timbul dari transaksi selama satu periode dengan biaya yang berkaitan dengan pendapatan tersebut. Pengertian laba menurut Harahap (2008:113) “kelebihan penghasilan diatas biaya selama satu periode akuntansi”. Sementara pengertian laba yang dianut oleh struktur akuntansi sekarang ini adalah selisih pengukuran pendapatan dan biaya. Besar kecilnya laba sebagai pengukur kenaikan sangat bergantung pada ketepatan pengukuran pendapatan dan biaya.

Menurut Harahap (2005:263) laba merupakan angka yang penting dalam laporan keuangan karena berbagai alasan antara lain: laba merupakan dasar dalam perhitungan pajak, pedoman dalam menentukan kebijakan investasi dan pengambilan keputusan, dasar dalam peramalan laba maupun kejadian ekonomi perusahaan lainnya di masa yang akan datang, dasar dalam perhitungan dan penilaian efisiensi dalam menjalankan perusahaan, serta sebagai dasar dalam penilaian prestasi atau kinerja perusahaan.

Chariri dan Ghozali (2003:214) menyebutkan bahwa laba memiliki beberapa karakteristik antara lain sebagai berikut:


(21)

b. laba didasarkan pada postulat periodisasi, artinya merupakan prestasi perusahaan pada periode tertentu,

c. laba didasarkan pada prinsip pendapatan yang memerlukan pemahaman khusus tentang definisi, pengukuran dan pengakuan pendapatan,

d. laba memerlukan pengukuran tentang biaya dalam bentuk biaya historis yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan pendapatan tertentu, dan

e. laba didasarkan pada prinsip penandingan (matching) antara pendapatan dan biaya yang relevan dan berkaitan dengan pendapatan tersebut.

Perbandingan yang tepat atas pendapatan dan biaya tergambar dalam laporan laba rugi. Penyajian laba melalui laporan tersebut merupakan fokus kinerja perusahaan yang penting. Kinerja perusahaan merupakan hasil dari serangkaian proses dengan mengorbankan berbagai sumber daya. Adapun salah satu parameter penilaian kinerja perusahaan tersebut adalah pertumbuhan laba.

Pertumbuhan laba dihitung dengan cara mengurangkan laba periode sekarang dengan laba periode sebelumnya kemudian dibagi dengan laba pada periode sebelumnya (Warsidi dan Pramuka, 2000).

Laba bersih tahun t – Laba bersih tahun t-1

Pertumbuhan Laba =

Laba bersih tahun t-1

2. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Laba

Menurut Angkoso (2006) menyebutkan bahwa pertumbuhan laba dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:

a. Besarnya perusahaan.

Semakin besar suatu perusahaan, maka ketepatan pertumbuhan laba yang diharapkan semakin tinggi.


(22)

Perusahaan yang baru berdiri kurang memiliki pengalaman dalam mengingkatkan laba, sehingga ketepatannya masih rendah.

c. Tingkat leverage.

Bila perusahaan memiliki tingkat hutang yang tinggi, maka manajer cenderung memanipulasi laba sehingga dapat mengurangi ketepatan pertumbuhan laba.

d. Tingkat penjualan.

Tingkat penjualan di masa lalu yang tinggi, semakin tinggi tingkat penjualan di masa yang akan datang sehingga pertumbuhan laba semakin tinggi.

e. Perubahan laba masa lalu.

Semakin besar perubahan laba masa lalu, semakin tidak pasti laba yang diperoleh di masa mendatang.

Berdasarkan penelitian terdahulu faktor- faktor yang mempengaruhi pertumbuhan laba hanya dilihat dari rasio keuangan. Rasio keuangan yang mempengaruhi pertumbuhan laba pada perusahaan industri barang konsumsi menurut Angkoso (2006) antara lain Debt Ratio dan Return On Equity. Pada perusahaan manufaktur menurut Widiasih (2006) antara lain Gross Profit Margin dan Leverage. Sedangkan pada KPRI Semarang menurut Haryanti (2007) antara lain Total Asset Turnover, Net Profit Margin dan

Return On Investment.

3. Analisis Pertumbuhan Laba

Menurut Angkoso (2006) ada dua macam analisis untuk menentukan pertumbuhan laba yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal, tetapi dalam penelitian ini analisis yang digunakan adalah analisis fundamental.

a. Analisis Fundamental

Analisis fundamental merupakan analisis yang berhubungan dengan kondisi keuangan perusahaan. Dengan analisis fundamental


(23)

diharapkan calon investor akan mengetahui bagaimana operasional dari perusahaan yang nantinya menjadi milik investor, apakah sehat atau tidak, apakah menguntungkan atau tidak dan sebagainya. Hal ini penting karena nantinya akan berhubungan dengan hasil yang akan diperoleh dari investasi dan risiko yang harus ditanggung.

Analisis fundamental merupakan analisis historis atas kekuatan keuangan dari suatu perusahaan yang sering disebut dengan company analysis. Data yang digunakan adalah data historis, artinya data yang telah terjadi dan mencerminkan keadaan keuangan yang sebenarnya pada saat dianalisis. Dalam company analysis para analis akan menganalisis laporan keuangan perusahaan, salah satunya dengan rasio keuangan. Para analis fundamental mencoba memprediksikan pertumbuhan laba di masa yang akan datang dengan mengestimasi faktor fundamental yang mempengaruhi pertumbuhan laba yang akan datang, yaitu kondisi ekonomi dan kondisi keuangan yang tercermin melalui kinerja perusahaan.

b. Analisis Teknikal

Analisis teknikal sering dipakai oleh investor, dan biasanya data atau catatan pasar yang digunakan berupa grafik. Analisis ini berupaya untuk memprediksi pertumbuhan laba di masa yang akan datang dengan mengamati perubahan laba di masa lalu. Teknik ini mengabaikan hal-hal yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan.


(24)

B. Analisis Rasio Keuangan

1. Pengertian Rasio Keuangan

Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering digunakan. Rasio keuangan menghubungkan berbagai perkiraan yang terdapat pada laporan keuangan sehingga kondisi keuangan dan hasil operasi suatu perusahaan dapat diinterpretasikan. Menurut Simamora (2000 : 822) “rasio merupakan pedoman yang berfaedah dalam mengevaluasi posisi dan operasi keuangan perusahaan dan mengadakan perbandingan dengan hasil-hasil dari tahun-tahun sebelumnya atau perusahaaan-perusahaan lain”.

Rasio keuangan menunjukkan hubungan sistematis dalam bentuk perbandingan antara perkiraan laporan keuangan. Agar hasil perhitungan rasio keuangan dapat diinterpretasikan, perkiraan yang dibandingkan harus mengarah pada hubungan ekonomis yang penting. Contoh perbandingan yang tidak dapat diinterpretasikan adalah perbandingan antara beban perlengkapan dengan harga saham karena beban perlengkapan tidak ada kaitannya dengan faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham perusahaan tersebut.

Untuk dapat menginterpretasikan hasil perhitungan rasio keuangan, maka diperlukan adanya pembanding. Ada dua metode pembandingan rasio keuangan perusahaan menurut Syamsuddin (2000 : 39) yaitu:

a. Cross-sectional approach

Cross-sectional approach adalah suatu cara mengevaluasi dengan jalan membandingkan rasio-rasio antara perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya yang sejenis pada saat yang bersamaan.


(25)

b. Time series analysis

Time series analysis dilakukan dengan jalan membandingkan rasio-rasio finansial perusahaan dari satu periode ke periode lainnya.

Rasio keuangan merupakan alat utama untuk melakukan analisis keuangan dan memiliki beberapa kegunaan. Menurut Keomn, Scott, Martin, dan Petty (2005 : 108) ”rasio keuangan dapat digunakan untuk mengetahui tingkat likuiditas perusahaan, apakah manajemen efektif dalam menghasilkan laba operasi atas aktiva yang dimiliki perusahaan, bagaimana perusahaan didanai, apakah pemegang saham biasa mendapat tingkat pengembalian yang cukup”.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan rasio keuangan sebagai alat analisis. Hal-hal tersebut akan membantu analis dalam menginterpretasikan hasil perhitungan rasio keuangan sehingga dihasilkan kesimpulan yang lebih tepat. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan rasio keuangan sebagai alat analisis sebagaimana dinyatakan dalam Syamsuddin (2000 : 40)

a. sebuah rasio saja tidak dapat digunakan untuk menilai keseluruhan operasi yang telah dilaksanakan. Untuk menilai keadaan perusahaan secara keseluruhan sejumlah rasio haruslah dinilai secara bersama-sama. Kalau sekiranya hanya satu aspek saja yang ingin dinilai, maka satu atau dua rasio saja sudah cukup digunakan, b. pembandingan yang dilakukan haruslah dari perusahaan yang

sejenis dan pada saat yang sama. Tidaklah tepat kita membandingkan rasio finansial perusahaan A pada tahun 19X0 dengan rasio finansial perusahaan B pada tahun 19X1,

c. sebaiknya perhitungan rasio finansial didasarkan pada data laporan keuangan yang telah diaudit (diperiksa). Laporan keuangan yang belum diaudit masih diragukan kebenarannya, sehingga rasio-rasio yang dihitung juga kurang akurat, dan


(26)

d. adalah sangat penting untuk diperhatikan bahwa pelaporan atau akuntansi yang digunakan haruslah sama.

2. Jenis- Jenis Rasio Keuangan

Pada dasarnya macam atau jumlah angka-angka rasio banyak sekali karena rasio dibuat menurut kebutuhan penganalisa. Namun demikian angka rasio yang ada dapat digolongkan menjadi dua. Golongan yang pertama adalah berdasarkan sumber data keuangan yang merupakan unsur atau elemen dari angka rasio tersebut dan penggolongan yang kedua adalah berdasarkan pada tujuan penganalisa (Munawir, 2001:68).

Rasio keuangan berdasarkan sumber data yang digunakan dibedakan menjadi rasio-rasio neraca, rasio-rasio laporan rugi laba, dan rasio-rasio antar laporan keuangan. Sedangkan berdasarkan tujuannya rasio keuangan dibedakan menjadi rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, rasio profitabilitas dan rasio pertumbuhan.

Dari rasio-rasio tersebut yang berkaitan langsung dengan kepentingan analisis kinerja perusahaan dalam penelitian ini meliputi:

1. Debt Ratio

Debt ratio merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk membayar semua hutang-hutangnya baik hutang jangka panjang maupun hutang jangka pendek. Debt ratio (DR) merupakan ukuran tentang tingkat keamanan yang dimiliki oleh para kreditor karena menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menggunakan hutang yang disediakan oleh kreditur untuk mencapai laba. Semakin tinggi


(27)

nilai DR maka semakin tinggi risiko kerugian yang dihadapi karena perusahaan harus memberikan return (bunga pinjaman) kepada kreditor atas pinjaman yang dilakukan, tetapi perusahaan juga mempunyai kesempatan yang tinggi untuk memperoleh laba dengan memanfaatkan pinjaman tersebut dalam kegiatan usahanya. Sebaliknya apabila perusahaan memiliki nilai DR yang rendah maka risiko kerugian akan lebih kecil tetapi tingkat pengembalian (return) yang akan diperoleh kreditor juga semakin kecil. Cara menghitung DR adalah dengan membandingkan total hutang dengan total aktiva.

Total Hutang

Debt ratio = Total Aktiva 2. Net Profit Margin

Net profit margin merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba pada tingkat penjualan tertentu. Net profit margin

(NPM) dapat diinterpretasikan sebagai tingkat efisiensi perusahaan, yaitu sejauh mana kemampuan perusahaan dalam menekan biaya-biaya yang ada di perusahaan. Semakin tinggi NPM maka semakin efektif suatu perusahaan dalam menjalankan operasinya. Cara menghitung NPM adalah dengan membandingkan laba bersih dengan penjualan bersih.

Laba Bersih

Net profit margin = Penjualan bersih


(28)

3. Inventory Turnover

Inventory turnover (ITO) atau perputaran persediaan merupakan ukuran tentang berapa cepat perputaran persediaan dalam siklus produksi normal (Harahap, 2008:308). Perputaran persediaan menunjukkan berapa kali persediaan perusahaan dijual dan diganti selama suatu periode tertentu. Tingginya perputaran persediaan berarti kegiatan penjualan berjalan cepat. Cara menghitung ITO adalah dengan membandingkan jumlah harga pokok penjualan dengan jumlah persediaan.

Harga Pokok Penjualan

Inventory turnover = Persedian

4. Return on Equity

Return on equity (ROE) merupakan kemampuan perusahaan dalam memberikan pengembalian atas investasi para pemegang saham. Semakin tinggi nilai ROE akan semakin baik karena nilai ROE yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan dalam melakukan efisiensi untuk menghasilkan keuntungan dari setiap unit ekuitas. ROE menunjukkan seberapa baik suatu perusahaan menggunakan dana investasi untuk menghasilkan pertumbuhan laba. Cara menghitung ROE adalah dengan membandingkan laba bersih dengan total ekuitas. Laba bersih

Return on equity =


(29)

3. Pengertian Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio keuangan merupakan bagian dari analisis keuangan yaitu analisis yang dilakukan dengan menghubungkan berbagai perkiraan yang terdapat pada laporan keuangan dalam bentuk rasio keuangan. Menurut Wild, Subramanyam, dan Halsey (2005 : 36) “analisis rasio (ratio analysis) dapat mengungkapkan hubungan penting dan menjadi dasar perbandingan dalam menemukan kondisi dan tren yang sulit untuk dideteksi dengan mempelajari masing-masing komponen yang membentuk rasio”. Sedangkan analisis rasio keuangan menurut Warsidi dan Pramuka (2000) merupakan instrumen analisis prestasi perusahaan yang menjelaskan berbagai hubungan dan indikator keuangan, yang ditujukan untuk menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan atau prestasi operasi lalu dan membantu menggambarakan trend pola perubahan tersebut, untuk kemudian menunjukkan resiko dan peluang yang melekat pada perusahaan yang bersangkutan. Hal ini menunjukkan bahwa analisis rasio keuangan, meskipun didasarkan pada data dan kondisi masa lalu tetapi dimaksudkan untuk menilai resiko dan peluang di masa yang akan datang.

4. Manfaat Analisis Rasio Keuangan

Rasio keuangan dapat digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan perusahaan dan kinerjanya. Dengan membandingkan rasio keuangan perusahaan dari tahun ke tahun dapat dipelajari komposisi perubahan dan dapat ditentukan apakah terdapat kenaikan atau penurunan


(30)

kondisi dan kinerja perusahaan selama waktu tersebut. Selain itu, dengan membandingkan rasio keuangan terhadap perusahaan lainnya yang sejenis atau terhadap rata-rata industri dapat membantu mengidentifikasi adanya penyimpangan.

Analisis rasio keuangan pada umumnya digunakan oleh tiga kelompok utama pemakai laporan keuangan yaitu manajer perusahaan, analis kredit, dan analis saham. Kegunaan rasio keuangan bagi ketiga kelompok utama tersebut menurut Brigham dan Houston (2006 : 119) adalah sebagai berikut:

1) manajer, yang menerapkan rasio untuk membantu menganalisis, mengendalikan, dan kemudian meningkatkan operasi perusahaan, 2) analis kredit, termasuk petugas pinjaman bank dan analis peringkat

obligasi, yang menganalisis rasio-rasio untuk membantu memutuskan kemampuan perusahaan untuk membayar utang-utangnya, dan

3) analis saham, yang tertarik pada efisiensi, risiko, dan prospek pertumbuhan perusahaan.

5. Keunggulan dan Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio keuangan merupakan analisis yang paling sering dilakukan untuk menilai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Analisis rasio keuangan memiliki beberapa keunggulan sebagai alat analisis sebagaimana yang dikemukakan oleh Harahap (2008 : 298) yaitu:

− Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan.

− Rasio merupakan pengganti yang sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.

− Rasio mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain.

− Rasio sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi (z-score).


(31)

− Dengan rasio lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau time series.

− Dengan rasio lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang.

Sebagai alat analisis keuangan, analisis rasio keuangan juga memiliki keterbatasan atau kelemahan. Menurut Syahyunan (2004 : 82-83) ada beberapa keterbatasan atau kelemahan analisis rasio keuangan.

− Kesulitan dalam mengidentifikasi kategori industri dari perusahaan yang dianalisis apabila perusahaan tersebut bergerak di beberapa bidang usaha.

− Perbedaan metode akuntansi akan menghasilkan perhitungan yang berbeda, misalnya perbedaan metode penyusutan atau metode penilaian persediaan.

− Rasio keuangan disusun dari data akuntansi dan data tersebut dipengaruhi oleh cara penafsiran yang berbeda bahkan bisa merupakan hasil manipulasi.

− Informasi rata-rata industri adalah data umum dan hanya merupakan hasil manipulasi.

6. Analisis Laporan Keuangan

Laporan keuangan, merupakan output dari proses akuntansi, adalah suatu media informasi yang merangkum semua aktivitas keuangan perusahaan. Laporan ini digunakan oleh berbagai pihak yang berkepentingan yang memberikan informasi sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yang bersifat ekonomi. Dalam penyusunan laporan keuangan haruslah berpedoman pada prinsip akuntansi yang telah diterima secara umum. Laporan keuangan ini memberikan gambaran keadaan perusahaan. Menurut IAI (2007: 13), “laporan keuangan lengkap terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan


(32)

keuangan”. Informasi keuangan yang tersaji dalam laporan keuangan banyak memberikan manfaat bagi pengguna apabila laporan tersebut dianalisis lebih lanjut sebelum dimanfaatkan sebagai alat bantu pembuat keputusan.

C. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Angkoso (2006) menguji pengaruh rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan industri barang konsumsi periode 2003-2004. Rasio keuangan yang digunakan adalah debt ratio dan retun on equity.

Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan baik secara simultan maupun parsial antara debt ratio dan retun on equity terhadap pertumbuhan laba.

Penelitian lainnya dilakukan oleh Widiasih (2006) yang menguji rasio keuangan dalam memprediksi perubahan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ tahun 2001- 2003. Rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio gross profit margin, leverage, earning per share,

price earning ratio, perputaran aktiva tetap dan perputaran persediaan. Hasil penelitian menunjukkan hanya variabel gross profit margin dan leverage yang berpengaruh secara parsial.

Penelitian tahun berikutnya dilakukan Haryanti (2007) yaitu untuk memperoleh bukti empiris mengenai manfaat rasio keuangan (total assets to debt ratio, total assets turnover, net profit margin, dan return on investment)

dalam memprediksi pertumbuhan laba pada KPRI di Kota Semarang tahun 2006. Hasil penelitian menunjukkan secara simultan total assets to debt ratio,


(33)

total asset turnover, net profit margin, dan return on investment berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Sedangkan secara parsial hanya variabel total asset turnover, net profit margin dan return on investment yang berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba dan variabel yang paling baik dalam memprediksi pertumbuhan laba adalah ROI.

Tahun 2008, Ningsih juga melakukan penelitian serupa yang menguji pengaruh rasio profitabilitas, solvabilitas dan aktivitas pada perusahaan manufaktur periode 2002- 2005. Rasio profitabilitas yang digunakan adalah

long term debt to total assets, rasio solvabilitas menggunakan net income to sales, dan untuk rasio aktivitas digunakan total asset turnover. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga rasio yang digunakan berpengaruh signifikan baik secara parsial maupun simultan terhadap pertumbuhan laba.

Tabel 2.1

Review Penelitian Terdahulu

Tahun Peneliti Judul Variabel Uraian

2006 Angkoso Pengaruh Debt

Ratio dan

Return on Equity terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi Variabel independen dalam penelitian ini adalah Debt Ratio

dan Return On Equity; sedang-kan variabel dependennya adalah per-tumbuhan laba Hasil penelitian menunjukkan secara simultan dan parsial

debt ratio dan retun on equity berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba


(34)

2006 Widiasih Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEJ Variabel independen dalam penelitian ini adalah gross profit margin, leverage, earning per share, price earning ratio, perputaran aktiva

tetap dan perputaran

perse-diaan; sedangkan variabel depen-dennya adalah perubahan laba Hasil penelitian menunjukkan secara simultan seluruh variabel berpengaruh dalam memprediksi perubahan laba dan secara parsial hanya variabel gross profit margin dan leverage

yang berpengaruh

secara parsial sedangkan keempat rasio lainnya tidak berpengaruh terhadap perubahan laba

2007 Haryanti Evaluasi

Manfaat Rasio Keuangan Memprediksi Pertumbuhan

Laba Pada KPRI di Kota Semarang

Variabel

independen dalam penelitian ini adalah Total Assets to Debt Ratio, Debt Ratio, Total Assets Turnover, Net Profit Margin,dan

Rate of Return On Investment/ROI; sedangkan variabel

Hasil penelitian menunjukkan secara simultan seluruh variabel independen berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Sedangkan secara parsial hanya variabel Total Asset Turnover, Net Profit

Margin dan ROI

berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba dan variabel yang paling baik dalam memprediksi pertumbuhan laba adalah


(35)

dependennya adalah

pertumbuhan laba

ROI

2008 Ningsih Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas, Solvabilitas dan Aktivitas terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEJ periode 2002-2005

Variabel

independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah long term debt to total assets, net income to sales, dan total asset turnover; sedangkan variabel dependennya adalah pertumbuhan laba Hasil penelitian menunjukkan baik secara

parsial maupun simultan long term debt to total assets, net income to sales, dan total asset turnover berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba

D. Kerangka Konseptual

Setiap perusahaan wajib menerbitkan laporan keuangan setiap tahunnya karena laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan. Kinerja perusahaan yang baik salah satunya dapat dilihat dari kemampuannya dalam menghasilkan laba yang tinggi. Untuk dapat menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba maka dilakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan salah satunya adalah analisis rasio. Analisis rasio menunjukkan hubungan antara pos-pos yang terpilih dari data laporan keuangan sehingga dapat diketahui kekuatan dan kelemahan perusahaan secara finansial. Untuk mengetahui tingkat keamanan perusahaan atas hutang-hutangnya dapat dihitung melalui rasio debt ratio, untuk


(36)

mengukur efektivitas penggunaan modal sendiri dapat dihitung melalui rasio

net profit margin, untuk mengukur kecepatan kegiatan penjualan dapat digunakan inventory turnover dan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memberikan pengembalian atas investasi para pemegang saham digunakan rasio return on equity.

Debt ratio merupakan perbandingan antara total hutang dengan total aktiva, yaitu kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutangnya. Kemampuan DR dalam mempengaruhi pertumbuhan laba dapat disebabkan oleh pendanaan yang diperoleh dari pihak ketiga (kreditor) yang akan digunakan untuk mendanai aktiva yang akan digunakan dalam kegiatan operasional untuk menghasilkan keuntungan. Semakin besar pendanaan yang diperoleh dari utang, semakin besar pula kesempatan perusahaan untuk memperoleh laba. Hal ini didukung oleh penelitian Angkoso (2006) yang menyimpulkan bahwa DR berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.

Net profit margin merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba pada tingkat penjualan tertentu. Tingginya NPM akan menghasilkan laba yang tinggi, sebaliknya NPM yang rendah akan menghasilkan laba yang rendah pula. Dengan demikian tinggi rendahnya NPMakan mempengaruhi pertumbuhan laba. Hal ini didukung oleh penelitian Haryanti (2007) dan Ningsih (2008) yang menyimpulkan bahwa NPM berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.

Inventory turnover atau perputaran persediaan merupakan ukuran tentang seberapa cepat perputaran persediaan dalam siklus produksi normal


(37)

Pertumbuhan Laba

(Y)

(Harahap, 2008:308). Tingginya perputaran persediaan berarti kegiatan penjualan berjalan cepat sehingga laba juga akan mengalami kenaikan dengan adanya kenaikan penjualan. Dengan demikian ITO berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.

Retun on equity menunjukkan berapa besar kemampuan perusahaan dalam memberikan pengembalian atas investasi para pemegang saham. Semakin tinggi nilai ROE akan semakin baik karena nilai ROE yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan dalam melakukan efisiensi untuk menghasilkan keuntungan dari setiap unit ekuitas. ROE menunjukkan seberapa baik suatu perusahaan menggunakan dana investasi untuk menghasilkan pertumbuhan laba. Hal ini didukung oleh penelitian Angkoso (2006) yang menyimpulkan bahwa ROE berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.

Berdasarkan latar belakang masalah, tinjauan teoritis, dan tinjauan penelitian terdahulu, maka dapat dirumuskan kerangka konseptual penelitian pada gambar 2.1.

Debt Ratio (X1)

Net Profit Margin (X2)

Inventory Turnover (X3)

Retun on Equity (X4)


(38)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

E. Hipotesis

Menurut Rochaety (2007: 31), “Hipotesis penelitian merupakan anggapan peneliti terhadap suatu masalah yang sedang dikaji ”. Hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah:

Debt ratio, net profit margin, inventory turnover dan return on equity

berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba baik secara parsial maupun simultan.


(39)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal. Menurut Umar (2003 : 30) penelitian asosiatif kausal adalah “penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain”.

B. Populasi dan Sampel

Menurut Sugiyono (2006;55) “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/ subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi yang terdaftar di BEI selama tahun 2006- 2008 yaitu sebanyak 35 perusahaan.

Menurut Sugiono (2006:56) “sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan dengan teknik penentuan sampel secara


(40)

purposive sampling. Menurut Jogiyanto (2004 : 79) “pengambilan sampel bertujuan (purposive sampling) dilakukan dengan mengambil sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu”. Kriteria pengambilan sampel yang ditetapkan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1. perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi yang terdaftar di BEI yang mencantumkan data secara lengkap berturut- turut selama periode penelitian,

2. perusahaan sampel tidak di delisting selama tahun 2006- 2008, dan 3. perusahaan sampel telah mempublikasikan laporan keuangan per 31

Desember untuk tahun 2006-2008. Laporan per 31 Desember merupakan laporan yang telah diaudit, sehingga laporan keuangan tersebut dapat dipercaya.

Berdasarkan kriteria tersebut, maka perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini berjumlah 31 perusahaan dari 35 perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi yang terdaftar di BEI selama tahun 2006- 2008. Sampel penelitian dapat dilihat pada tabel 3.1.

Tabel 3.1 Sampel Penelitian

No Kode Nama Perusahaan

1 ADES PT. Ades Water Indonesia Tbk 2 AQUA PT. Aqua Golden Mississippi Tbk 3 BATI PT. BAT Indonesia Tbk

4 RMBA PT. Bentoel International Investama Tbk 5 SQBI PT. Bristol-Myers Squibb Indonesia Tbk 6 CEKA PT. Cahaya Kalbar Tbk

7 DLTA PT. Delta Djakarta Tbk

8 DVLA PT. Darya Varia Laboratoria Tbk 9 GGRM PT. Gudang Garam Tbk


(41)

10 HMSP PT. HM Sampoerna Tbk 11 INAF PT. Indofarma Tbk

12 INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk 13 KAEF PT. Kimia Farma Tbk

14 KDSI PT. Kedawung Setia Industrial Tbk 15 KICI PT. Kedaung Indah Can Tbk 16

No

KLBF Kode

PT. Kalbe Farma Tbk

Nama Perusahaan 17 LMPI PT. Langgeng Makmur Industry Tbk 18 TCID PT. Mandom Indonesia Tbk

19 MERK PT. Merck Tbk

20 MLBI PT. Multi Bintang Indonesia Tbk 21 MRAT PT. Mustika Ratu Tbk

22 MYOR PT. Mayora Indah Tbk

23 PSDN PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk 24 PYFA PT. Pryridam Farma Tbk

25 SCPI PT. Schering Plough Indonesia Tbk 26 SKLT PT. Sekar Laut Tbk

27 STTP PT. Siantar Top Tbk

28 TSPC PT. Tempo Scan Pacific Tbk 29 AISA PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 30 ULTJ PT. Ultra Jaya Milk Tbk

31 UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk Sumber: Data diolah oleh penulis, 2010

C. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Menurut Umar (2003: 60) ”data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut, misalnya dalam bentuk tabel, grafik, diagram, gambar dan sebagainya sehingga lebih informatif jika digunakan oleh pihak lain”. Data sekunder diperoleh dari Bursa Efek Indonesia yaitdan data dari ICMD (Indonesia Capital Market Directory).


(42)

Untuk mendapatkan data sekunder, teknik yang digunakan peneliti adalah studi dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan data sekunder berupa catatan- catatan, laporan keuangan maupun informasi lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini. Data penelitian diperoleh dari media internet dengan cara mendownload laporan keuangan perusahaan- perusahaan manufaktur yang diperlukan dalam penelitian ini melalui situs ICMD (Indonesia Capital Market Directory).

E. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Menurut Jogiyanto (2004: 62), ”defenisi operasional menjelaskan karakteristik dari objek ke dalam elemen- elemen yang dapat di observasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalkan dalam riset”.

Dalam penelitian ini terdapat empat variabel independen (bebas) dan satu variabel dependen (terikat).

1. Variabel Independen (X)

Variabel independen menurut Sugiyono (2006 : 3) adalah “variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen (variabel terikat)”. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio keuangan yang terdiri dari debt ratio, net profit margin inventory turnover dan return on equity.


(43)

Debt ratio merupakan kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh hutang-hutangnya dengan menggunakan seluruh aktiva yang dimiliki. Debt ratio dapat dirumuskan sebagai berikut:

Total Hutang

Debt ratio =

Total Aktiva

b. Net Profit Margin

Net profit margin merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba pada tingkat penjualan tertentu. Net profit margin memperlihatkan proporsi antara laba bersih setelah pajak dengan penjualan bersih perusahaan. Net profit margin dapat dirumuskan sebagai berikut:

Laba Bersih

Net profit margin =

Penjualan bersih

c. Inventory Turnover

Inventory turnover merupakan ukuran tentang berapa cepat perputaran persediaan dalam siklus produksi normal. Inventory turnover

menghubungkan harga pokok penjualan dengan rata- rata persediaan.

Inventory turnover dapat dirumuskan sebagai berikut: Harga Pokok Penjualan

Inventory turnover =

Persediaan


(44)

Retun on equity merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bagi para pemegang saham. Semakin besar ROE, maka semakin baik kinerja perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham. ROE menunjukkan seberapa baik suatu perusahaan menggunakan dana investasi untuk menghasilkan pertumbuhan laba.

Laba bersih

Return on equity =

Total ekuitas

2. Variabel dependen (Y)

Variabel dependen menurut Sugiyono (2006 : 3) adalah “variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel independen”. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pertumbuhan laba bersih dari setiap perusahaan yang terpilih menjadi sampel. Pertumbuhan laba perusahaan menyatakan berapa besar peningkatan laba perusahaan. Rumus untuk menghitung perubahan laba dinyatakan sebagai berikut:

Pertumbuhan Laba =

1 -t 1 -t t Tahun Bersih Laba Tahun Bersih Laba -Tahun Bersih Laba

Definisi operasional dan pengukuran variabel penelitian disajikan dalam tabel 3.2.

Tabel 3.2

Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian


(45)

Sumber: Data diolah oleh penulis, 2010 varia

bel

variabel Defenisi Pengukuran

peng-ukuran I n d e p e n d e n Debt Ratio (X1) Kemampuan suatu perusahaan untuk membayar semua hutang-hutangnya. Total Utang DR = Total aktiva Rasio Net Profit Margin (X2) Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari tingkat volume usaha tertentu. Laba bersih NPM = Penjualan Rasio Inventory Turnover (X3) Kemampuan per- usahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu.

HPP ITO =

Persediaan Rasio

Return on Equity

(X4)

Kemampuan perusaha an menghasilkan laba bagi pemegang saham.

Laba bersih ROE= Total Ekuitas Rasio Depen den Pertumbuh an Laba (Y)

Ukuran tentang berapa

kali persediaan perusahaan dijual dan

diganti selama suatu periode tertentu.

Y tahun t–Y tahun t-1

ΔYit =

Y tahun t-1

Rasio


(46)

F. Metode Analisis Data

Keseluruhan data yang telah dikumpul dianalisis untuk dapat memberikan jawaban dari masalah yang dibahas dalam penelitian ini. Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan program SPSS 16.0. metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik.

1. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2005 : 110) “ uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal”. Cara yang dapat digunakan untuk menguji apakah variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal adalah dengan melakukan uji Kolmogorov-Smirnov terhadap model yang diuji. Kriteria pengambilan keputusan adalah apabila nilai signifikansi atau probabilitas > 0.05, maka residual memiliki distribusi normal dan apabila nilai signifikansi atau probabilitas < 0.05, maka residual tidak memiliki distribusi normal. Selain itu, uji normalitas juga dapat dilakukan dengan melakukan analisis grafik normal

probability plot dan grafik histogram. Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas menurut Ghozali (2005 : 110) sebagai berikut:

1) jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola mendekati bentuk bel, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas dan

2) jika data menyebar jauh dari diagonal dan / atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan


(47)

pola mendekati bentuk bel, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Menurut Ghozali (2005: 92) mulitikolinearitas dapat dideteksi dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation factor

(VIF). Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance < 0.10 atau sama dengan nilai VIF > 10 .

c. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2005: 105) ”uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance

dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain”. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel independen. Menurut Ghozali (2005: 95) dasar analisis untuk menentukan ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu:

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik- titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.


(48)

d. Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali (2005 : 95) “uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya)”. Cara yang dapat dilakukan untuk

mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi adalah dengan melakukan uji Durbin Watson. Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi dapat dilihat dalam tabel 3.3.

Tabel 3.3

Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Durbin Watson

Hipotesis Nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl Tidak ada autokorelasi positif No decision dl ≤ d ≤ du Tidak ada korelasi negatif Tolak 4 − dl < d < 4 Tidak ada korelasi negatif No decision 4 − du ≤ d ≤ 4 − dl Tidak ada korelasi, positif atau negatif Tidak ditolak Du < d < 4 – du Sumber: Ghozali, 2005 : 96

2. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan regresi berganda, menggunakan lebih dari satu variabel yang mempengaruhi variabel independen untuk menaksir variabel independen agar taksiran menjadi lebih akurat.


(49)

Data dianalisis dengan model regresi berganda sebagai berikut: Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e

Dimana:

Y = Pertumbuhan laba

a = Konstanta

b1,b2,b3,b4 = Parameter koefisien regresi

X1 = Debt ratio

X2 = Net profit margin

X3 = Inventory turnover

X4 = Return on equity

e = Pengganggu

a. Uji signifikansi simultan (F- test)

Uji F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama- sama terhadap variabel dependen. Uji ini dilakukan dengan membandingkan F hitung dengan F tabel dengan ketentuan

sebagai berikut:

H0 diterima dan Ha ditolak jika F hitung < F tabel untuk α = 5%

H0 ditolak dan Ha diterima jika F hitung > F tabeluntuk α = 5%

b. Uji signifikansi parsial (t-test)

Pegujian t- test digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen terhadap variabel dependen. Uji ini


(50)

dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t tabel dengan

ketentuan sebagai berikut:

H0 diterima dan Haditolak jika t hitung < t tabeluntuk α = 5%

H0 ditolak dan Ha diterima jika t hitung > t tabeluntuk α = 5%

G. Jadwal Penelitian

2009/2010 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Pengajuan proposal skripsi

Bimbingan proposal skripsi Seminar proposal skripsi

Bimbingan dan penulisan skripsi Penyelesaian skripsi

Sumber: Data diolah oleh penulis, 2010

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Data Penelitian

Objek penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2006-2008. Setelah dilakukan pemilihan sampel dengan teknik purposive sampling

diperoleh 31 perusahaan dengan periode penelitian sebanyak tiga tahun sehingga data penelitian secara keseluruhan berjumlah 93 sampel. Daftar


(51)

perusahaan berdasarkan tanggal listing di Bursa Efek Indonesia dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1

Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi

No Stocks Nama Emiten Tanggal Berdiri Tanggal Listing

1 ADES PT Ades Waters Indonesia Tbk 6 Maret 1985 13 Juni 1994 2 AISA PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 31 Mei 1991 11 Juni 1997 3 AQUA PT Aqua Golden Mississippi Tbk 23 Februari 1973 1 Maret 1990 4 BATI PT BAT Indonesia Tbk 23 September 1979 20 Desember 1979 5 CEKA PT Cahaya Kalbar Tbk 3 Februari 1986 9 Juli 1996

6 DLTA PT Delta Djakarta Tbk 15 Juni 1970 30 Januari 1989 7 DVLA PT Darya-Varia Laboratoria Tbk 5 Februari 1976 11 November 1984 8 GGRM PT Gudang Garam Tbk 30 Juni 1971 27 Agustus 1990 9 HMSP PT HM Sampoerna Tbk 19 Oktober 1963 15 Agustus 1990 10 INAF PT Indofarma Tbk 2 Januari 1996 17 April 2001 11 INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk 14 Agustus 1990 14 Juli 1994 12 KAEF PT Kimia Farma Tbk 16 Agustus 1971 4 Juli 2001 13 KDSI PT Kedawung Setia Industrial Tbk 9 Januari 1973 29 Juli 1996 14 KICI PT Kedaung Indah Can Tbk 11 Januari 1974 28 Oktober 1993 15 KLBF PT Kalbe Farma Tbk 10 September 1966 30 Juli 1991 16 LMPI PT Langgeng Makmur Plastic I Tbk 30 November 1972 17 Oktober 1994

17 MERK PT Merck Tbk 14 Oktober 1970 23 Juli 1981

18 MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk 3 Juni 1929 15 Desember 1981 19 MRAT PT Mustika Ratu Tbk 14 Maret 1978 27 Juli 1995 20 MYOR PT Mayora Indah Tbk 17 Februari 1977 4 Juli 1990 21 PSDN PT Prasidha Aneka Niaga Tbk 16 April 1974 18 Oktober 1994 22 PYFA PT Pyridam Farma Tbk 27 November 1976 16 Oktober 2001 23 RMBA PT Bentoel International Investama Tbk 19 Januari 1979 5 Maret 1990 24 SCPI PT Schering Plough Indonesia Tbk 1 November 1970 8 Juni 1990 25 SKLT PT Sekar Laut Tbk 19 Juli 1979 8 September 1993 26 SQBI PT Bristol-Myers Squibb Indonesia Tbk 8 Juli 1970 29 Maret 1983 27 STTP PT Siantar Top Tbk 12 Mei 1987 16 Desember 1996 28 TCID PT Mandom Indonesia Tbk 5 November 1969 30 September 1993 29 TSCP PT Tempo Scan Pacific Tbk 20 Mei 1970 19 Juni 1994 30 ULTJ PT Ultra Jaya Milk Tbk 2 November 1970 2 Juli 1990 31 UNVR PT Unilever Indonesia Tbk 5 Desember 1933 11 Januari 1982

Sumber: Data diolah penulis, 2010


(52)

Statistik deskriptif memberikan penjelasan mengenai nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean), dan nilai standar deviasidari variabel

-variabel independen dan -variabel dependen. Tabel 4.2 Statistik Deskriptif

N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Ln_DR 93 3.76 -3.10 .66 -1.0155 .63296 Ln_NPM 84 7.99 -8.11 -.13 -3.1051 1.15753 Ln_ITO 93 4.33 .10 4.43 1.3862 .78690 Ln_ROE 85 7.11 -6.57 .54 -2.1521 1.23446 Ln_PL 65 11.29 -6.50 4.79 -1.1513 1.75058 Valid N (listwise) 60

Sumber: Data diolah penulis, 2010

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa hampir semua variabel memiliki nilai minimum negative kecuali variabel ITO, sedangkan variabel yang memiliki nilai maksimum negative hanya variabel NPM. Nilai negatif yang ditunjukkan pada nilai rata-rata DR, NPM, ROE, dan pertumbuhan laba tidak menunjukkan bahwa rata-rata perusahaan mengalami kerugian. Hal ini dikarenakan transformasi data ke dalam bentuk logaritma natural sehingga setiap nilai negatif secara tidak langsung dihilangkan karena tidak dapat dilogaritma natural. Berikut ini adalah perincian data deskriptif yang telah diolah:

1. Variabel DR memiliki nilai minimum sebesar -3.10, nilai maksimum sebesar 0.66 nilai rata-rata sebesar -1.0155, dan standar deviasi sebesar 0.63296 dengan jumlah pengamatan sebanyak 93.


(53)

2. Variabel NPM memiliki nilai minimum sebesar -8.11, nilai maksimum sebesar -0.13, nilai rata-rata sebesar -3.1051, dan standar deviasi sebesar 1.15753 dengan jumlah pengamatan sebanyak 84.

3. Variabel ITO memiliki nilai minimum sebesar 0.10, nilai maksimum 4.43, nilai rata-rata 1.3862, dan standar deviasi sebesar 0.78690 dengan jumlah pengamatan sebesar 93.

4. Variabel ROE memiliki nilai minimum sebesar -6.57, nilai maksimum sebesar 0.54, nilai rata-rata sebesar -2.1521, dan standar deviasi 1.23446 dengan jumlah pengamatan sebesar 85.

5. Variabel pertumbuhan laba memiliki nilai minimum sebesar -6.5, nilai maksimum sebesar 4.79, nilai rata-rata sebesar -1.1513, dan standar deviasi 1.75058 dengan jumlah pengamatan sebesar 65.

C. Pengujian Asumsi Klasik

Untuk menghasilkan suatu model regresi yang baik, analisis regresi memerlukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Apabila terjadi penyimpangan dalam pengujian asumsi klasik perlu dilakukan perbaikan terlebih dahulu.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel residual berdistribusi normal. Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji apakah residual berdistribusi normal adalah uji statistik non parametrik


(54)

H0 : Data residual berdistribusi normal

HA : Data residual tidak berdistribusi normal

Apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0.05, maka H0 diterima atau HA

ditolak dan sebaliknya jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05, maka H0

ditolak atau HA diterima.

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 93

Normal Parametersa Mean .0000000 Std. Deviation 12.21389268 Most Extreme Differences Absolute .371 Positive .371 Negative -.266 Kolmogorov-Smirnov Z 3.582 Asymp. Sig. (2-tailed) .000

Sumber: Data diolah penulis, 2010

Dari hasil pengolahan data pada tabel 4.3 diperoleh besarnya nilai

Kolmogorov-Smirnov adalah 3.582 dan signifikan pada 0.000. Nilai siginifikansi lebih kecil dari 0.05, maka H0 ditolak yang berarti data residual

berdistribusi tidak normal. Data yang tidak berdistribusi normal dapat disebabkan oleh adanya data yang outlier yaitu data yang memiliki nilai yang sangat menyimpang dari nilai data lainnya. Beberapa cara mengatasi data outlier menurut Erlina (106 : 2007) yaitu:

− lakukan transformasi data ke bentuk lainnya,


(55)

− lakukan winsorizing, yaitu mengubah nilai data yang outlier ke suatu nilai tertentu.

Untuk mengubah nilai residual agar berdistribusi normal, penulis melakukan transformasi data ke model logaritma natural (Ln) dari Pertumbuhan Laba = f(DR, NPM, ITO, ROE) menjadi Ln_Pertumbuhan Laba = f(Ln_DR, Ln_NPM, Ln_ITO, Ln_ROE). Transformasi data ke dalam bentuk logaritma natural menyebabkan data yang bernilai negatif tidak dapat ditransformasi sehingga menghasilkan missing values. Setiap data yang terdapat missing values akan dihilangkan dan diperoleh jumlah sampel yang valid menjadi 60 pengamatan. Kemudian data diuji ulang berdasarkan asumsi normalitas, berikut ini hasil pengujian dengan

Kolmogorov-Smirnov.

Tabel 4.4

Hasil Uji Normalitas Pada Data Setelah Transformasi Logaritma Natural One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 60

Normal Parametersa Mean .0000000 Std. Deviation 1.47465115 Most Extreme Differences Absolute .077 Positive .059 Negative -.077


(56)

Kolmogorov-Smirnov Z .593 Asymp. Sig. (2-tailed) .874 a. Test distribution is Normal.

Sumber: Data diolah penulis, 2010

Dari hasil pengolahan data pada tabel 4.4 diperoleh besarnya nilai

Kolmogorov-Smirnov adalah 0.593 dan signifikan pada 0.874. Nilai signifikansi lebih besar dari 0.05, maka H0 diterima yang berarti data

residual berdistribusi normal. Setelah data berdistribusi normal dapat dilanjutkan dengan uji asumsi klasik lainnya. Untuk lebih jelas berikut ini dilampirkan grafik histogram dan grafik p-plot data yang telah berdistribusi normal.


(57)

Histogram Sumber: Data diolah penulis, 2010

Grafik histogram pada gambar 4.1 menunjukkan pola distribusi normal karena grafik tidak menceng kiri maupun menceng kanan dan membentuk pola mendekati bentuk bel (lonceng). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi normalitas. Demikian pula hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik normal p-plot.

Gambar 4.2 Grafik Normal P-Plot Sumber: Data diolah penulis, 2010


(58)

Pada grafik normal p-plot terlihat bahwa data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi normalitas.

2.Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi antar variabel independen dalam model regresi. Jika pada model regresi terjadi multikolinearitas, maka koefisien regresi tidak dapat ditaksir dan nilai

standard error menjadi tidak terhingga. Cara yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas adalah dengan melihat nilai

tolerance dan VIF. Pada suatu model regresi dinyatakan terjadi multikolinearitas apabila nilai tolerance < 0.1 dan VIF > 10 (Ghozali, 2005: 92).

Tabel 4.5

Hasil Uji Multikolinearitas

Model

Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 (Constant)

Ln_DR .625 1.601 Ln_NPM .227 4.401 Ln_ITO .952 1.050 Ln_ROE .247 4.053 a. Dependent Variable: Ln_PL

Sumber: Data diolah penulis, 2010

Dari data pada tabel 4.5 dapat dilihat bahwa tidak ada variabel yang memiliki nilai tolerance < 0.10 dan nilai VIF > 10. Dengan demikian dapat


(59)

disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak terjadi multikolinearitas antar variabel independen.

3.Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain dalam model regresi. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas atau terjadi homoskedastisitas. Dalam model regresi dinyatakan telah terjadi heteroskedastisitas apabila titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur. Dalam model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas apabila titik-titik yang ada tidak membentuk pola tertentu yang teratur dan titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y.

Berikut ini dilampirkan grafik scatterplot untuk menganalisis apakah terjadi heteroskedastisitas dengan mengamati penyebaran titik-titik pada gambar.


(60)

Gambar 4.3

Hasil Uji Heteroskedastisitas Sumber: Data diolah penulis, 2010

Dari grafik scatterplots terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi pertumbuhan laba perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi yang terdaftar di BEI berdasarkan masukan variabel independen DR, NPM, ITO dan ROE.


(61)

Pengujian autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada suatu periode dengan kesalahan pengganggu periode sebelumnya dalam model regresi. Autokorelasi menunjukkan adanya korelasi antara kesalahan pengganggu pada data yang tersusun, baik berupa data cross sectional dan atau time series. Jika terjadi autokorelasi dalam model regresi berarti koefisien korelasi yang diperoleh menjadi tidak akurat, sehingga model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari autokorelasi.

Cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah dengan melakukan pengujian Durbin Watson (DW). Dalam model regresi tidak terjadi autokorelasi apabila nilai du < dw < 4 – du. Tabel 4.6 menyajikan hasil uji Durbin Watson dengan menggunakan program SPSS versi 16.0.

Tabel 4.6

Hasil Uji Autokorelasi Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson 1 .540a .292 .240 1.52733 1.943

Sumber: Data diolah penulis, 2010

Hasil uji autokorelasi di atas menunjukkan nilai statistik Durbin Watson (dw) sebesar 1.943, nilai ini akan kita bandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan signifikansi 5%, jumlah pengamatan 60 (n), dan jumlah variabel independen 4 (k=4), maka berdasarkan tabel Durbin Watson

didapat nilai batas atas (du) sebesar 1.44 dan nilai batas bawah (dl) sebesar 1.73. Oleh karena itu, nilai (dw) lebih besar dari 1.44 dan lebih kecil dari 4 – 1.44 atau dapat dinyatakan bahwa 1.44 < 1.943 < 4 - 1.44 (du < dw < 4 –


(62)

du). Dengan demikian dapat disimpulkan tidak terdapat autokorelasi baik positif maupun negatif.

D. Analisis Regresi

Dari hasil pengujian asumsi klasik disimpulkan bahwa bahwa model regresi yang dipakai dalam penelitian ini telah memenuhi model estimasi yang Best Linear Unbiased Estimator (BLUE) dan layak dilakukan analisis regresi.

1.Persamaan Regresi

Dalam pengolahan data dengan menggunakan regresi linear, dilakukan beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara variabel independen dan variabel dependen, melalui pengaruh Ln_DR (X1), Ln_NPM (X2), Ln_ITO

(X3), Ln_ROE (X4) terhadap Ln_PL (Y). Hasil regresi dapat dilihat pada

tabel 4.7.

Tabel 4.7 Analisis Hasil Regresi

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.203 1.000 1.204 .234

Ln_DR 1.696 .385 .633 4.409 .000 Ln_NPM .511 .376 .324 1.360 .180 Ln_ITO -.186 .270 -.080 -.687 .495 Ln_ROE -.619 .349 -.405 -1.772 .082 a. Dependent Variable:


(63)

Sumber: Data diolah penulis, 2010

Berdasarkan penjelasan dari pengujian asumsi klasik sebelumnya, model regresi dalam penelitian ini telah diubah menjadi model logaritma natural, sehingga beta dan koefisien dari penelitian ini juga dalam bentuk logaritma natural. Model regresi berdasarkan hasil analisis regresi dinyatakan dalam bentuk fungsi Ln_PL.

Y = 1.203 + 1.696 X1 + 0.511 X2 – 0.186 X3 – 0.619 X4 Dari persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Konstanta (β0) sebesar 1.203 artinya jika DR, NPM, ITO dan ROE

konstan, maka pertumbuhan laba naik sebesar 120.3%.

2. Koefisien regresi untuk DR (β1) adalah 1.696 artinya setiap kenaikan

1% DR, pertumbuhan laba akan mengalami kenaikan sebesar 169,6%. Dalam hal ini faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan laba dianggap tetap.

3. Koefisien regresi untuk NPM (β2) adalah 0.511 artinya setiap kenaikan

1% NPM maka pertumbuhan laba akan mengalami kenaikan sebesar 51.1%. Dalam hal ini faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan laba dianggap tetap.

4. Koefisien regresi untuk ITO (β4) adalah -0.186 artinya setiap kenaikan

1 kali ITO maka pertumbuhan laba akan mengalami penurunan sebesar 18.6%. Dalam hal ini faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan laba dianggap tetap.


(64)

5. Koefisien regresi untuk ROE (β5) adalah 0.619 artinya setiap kenaikan

1% ROE maka pertumbuhan laba akan mengalami kenaikan sebesar 61.9%. Dalam hal ini faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan laba dianggap tetap.

2. Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi

Nilai koefisien korelasi (R) menunjukkan seberapa besar korelasi atau hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen. Koefisien korelasi dikatakan kuat jika nilai R berada di atas 0.5 dan mendekati nilai 1. Koefisien determinasi (R square) menunjukkan seberapa besar variabel independen menjelaskan variabel dependennya. Nilai R square adalah nol sampai dengan satu. Apabila nilai R square semakin mendekati satu, maka variabel-variabel independen memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Sebaliknya, semakin kecil nilai R square, maka kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel-variabel dependen semakin terbatas. Nilai R square memiliki kelemahan yaitu nilai R square akan meningkat setiap ada penambahan satu variabel independen meskipun variabel independen tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu, digunakan nilai adjusted R square untuk mengevaluasi mana model regresi terbaik.

Tabel 4.8

Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi

Model Summaryb


(65)

Estimate 1 .540a .292 .240 1.52733 a. Predictors: (Constant), Ln_ROE, Ln_DR, Ln_ITO, Ln_NPM

b. Dependent Variable: Ln_PL

Sumber: Data diolah penulis, 2010

Tabel 4.8 menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0.540 yang berarti bahwa korelasi atau hubungan antara variabel perubahan laba dengan variabel independennya (Ln_DR, Ln_NPM, Ln_ITO, Ln_ROE) kuat. Hal ini didasarkan pada nilai R yang berada diatas 0.5. Angka koefisien determinasi (Adjusted R Square) adalah 0.24. Hal ini berarti 24% variasi dari Ln_pertumbuhan laba dijelaskan oleh variasi dari keempat variabel independen (Ln_DR, Ln_NPM, Ln_ITO, Ln_ROE), sedangkan sisanya 76% dijelaskan oleh variasi atau faktor diluar variabel yang digunakan.

E. Pengujian Hipotesis

1. Uji Signifikansi Simultan

Secara simultan, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji F (F test). Uji F dilakukan untuk menguji apakah variabel-variabel independen berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen. Adapun hipotesis untuk uji F adalah sebagai berikut:

H1 : Debt ratio, net profit margin, inventory turnover dan return on equity


(66)

Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi Fhitung dengan

ketentuan:

− jika Fhitung < Ftabel pada α 0.05, maka Ha1 ditolak dan H01 diterima,

− jika Fhitung > Ftabel pada α 0.05, maka Ha1 diterima dan H01 ditolak.

Setelah uji F dilakukan, maka diperoleh nilai Fhitung dan nilai signifikansi.

Tabel 4.9 Hasil Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 52.796 4 13.199 5.658 .001a

Residual 128.301 55 2.333

Total 181.097 59 a. Predictors: (Constant), Ln_ROE, Ln_DR, Ln_ITO, Ln_NPM b. Dependent Variable: Ln_PL

Sumber: Data diolah penulis, 2010

Berdasarkan tabel 4.9 diperoleh p- value 0.01< 0.05, artinya signifikan, sedangkan Fhitung sebesar 5.658 dan nilai ini lebih besar dari Ftabel (5.658 >

2.54) .Hal ini menunjukkan bahwa H1 diterima, sehingga dapat disimpulkan

bahwa semua variabel independen yaitu Ln_DR, Ln_NPM, Ln_ITO, Ln_ROE berpengaruh secara signifikan terhadap Ln_PL.

2. Uji Signifikansi Parsial

Untuk mengetahui apakah variabel independen dalam model regresi berpengaruh terhadap variabel dependen,maka dilakukan pengujian dengan uji t (t test). Ada empat hipotesis yang akan diuji dengan uji t.


(67)

H2 : Debt ratio berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba.

H3 : Net profit margin berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba.

H4 : Inventory turnover berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba.

H5 : Return on equity berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba.

Uji t ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi thitung dengan

ketentuan:

− jika thitung < ttabel pada α 0.05, maka H0 diterima dan Haditolak,

− jika thitung > ttabel pada α 0.05, maka H0 ditolak dan Haditerima.

Tabel 4.10 Hasil Uji t

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.203 1.000 1.204 .234 Ln_DR 1.696 .385 .633 4.409 .000 Ln_NPM .511 .376 .324 1.360 .180 Ln_ITO -.186 .270 -.080 -.687 .495 Ln_ROE -.619 .349 -.405 -1.772 .082 a. Dependent Variable: Ln_PL

Sumber: Data diolah penulis, 2010

Dari uji t yang telah dilakukan, diperoleh nilai t tabel sebesar 2.001. Dari

hasil uji t yang disajikan pada tabel 4.10 dapat diketahui pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen.

1. Debt ratio (Ln_DR) mempunyai nilai signifikansi sebesar 0.000 < 0.05 artinya signifikan, sedangkan nilai t hitung diperoleh sebesar 4.409 > dari

nilai t tabel sebesar 2.001. Hasil ini berarti Ha2 diterima dan H02 ditolak.

Artinya debt ratio berpengaruh secara parsial terhadap pertumbuhan laba.


(1)

Data Variabel Penelitian - Setelah Transformasi

No Tahun Emiten Ln_DR Ln_NPM Ln_ITO Ln_ROE

Ln_ Pertumbuhan

Laba

63 2008 ADES -0.3292 . 2.2828 . . 64 2008 AISA -0.4855 -2.8370 0.5431 -2.6118 -0.1982 65 2008 AQUA -0.8892 -3.3439 4.4297 -1.9555 -1.3899 66 2008 BATI -0.6404 . 0.9404 . 0.4262 67 2008 CEKA -0.5249 -4.2616 2.7116 -2.1821 -2.0456 68 2008 DLTA -1.3879 -2.0851 1.6632 -1.8257 -0.2620 69 2008 DVLA -1.5921 -2.0988 1.2193 -1.9704 -0.8706 70 2008 GGRM -1.0348 -2.7790 0.6178 -2.1111 -1.1953 71 2008 HMSP -0.6911 -2.1866 1.1709 -0.7257 -2.5929 72 2008 INAF -0.3669 -5.6840 1.6998 -4.0804 . 73 2008 INDF -0.4042 -3.6268 1.5933 -2.1062 -2.8986 74 2008 KAEF -1.0657 -3.8922 1.5640 -2.8404 -2.7920 75 2008 KDSI -0.6343 -5.2400 2.0461 -3.6889 . 76 2008 KICI -1.4452 -3.4173 0.6217 -3.0726 . 77 2008 KLBF -3.0989 -2.4113 0.9307 -1.6342 -6.5023 78 2008 LMPI -1.2093 -4.8536 0.4750 -5.0360 . 79 2008 MERK -2.0620 -1.8663 1.3646 -1.2000 -2.2828 80 2008 MLBI -0.4554 -1.7862 1.9251 -0.4077 0.4913 81 2008 MRAT -1.9372 -2.6255 1.0672 -2.6118 0.0026 82 2008 MYOR -0.5741 -2.9917 1.7753 -1.8477 -0.9522 83 2008 PSDN -0.6434 -4.3275 2.1125 -2.2867 . 84 2008 PYFA -1.2107 -3.9477 0.8428 -1.0981 -1.1264 85 2008 RMBA -1.0933 -3.2139 0.6013 -1.9791 . 86 2008 SCPI -0.0428 -3.4296 0.1020 -0.2319 0.4557 87 2008 SKLT -0.6949 -4.2977 1.7722 -3.1606 . 88 2008 SQBI -1.3020 -1.3371 1.4194 -0.8226 -0.2148 89 2008 STTP -0.8673 -4.8665 1.1036 -4.3275 . 90 2008 TCID -2.2653 -2.3795 1.2284 -1.9611 -3.4265 91 2008 TSPC -1.5096 -0.1251 1.3828 -0.4371 -1.8845 92 2008 ULTJ -1.0587 -1.5015 1.3548 -1.3186 2.1992 93 2008 UNVR -0.6495 -1.8676 1.8223 -0.2531 -1.4908

Lampiran x

Statistik Deskriptif Sebelum Transformasi


(2)

N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Debt ratio 93 1.8839 .0451 1.9290 .432377 .2632575 Net profit margin 93 2.0595 -1.1771 .8824 .042730 .1994457 Inventory turnover 93 82.7968 1.1074 83.9042 6.609023E0 12.9154252 Return on equity 93 4.0222 -2.3076 1.7146 .165440 .3968533 Pertumbuhan laba 93 1.2449E2 -4.2556 120.2308 1.598616E0 12.5266806 Valid N (listwise) 93

Statistik Deskriptif Setelah Transformasi

N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Ln_DR 93 3.76 -3.10 .66 -1.0155 .63296

Ln_NPM 84 7.99 -8.11 -.13 -3.1051 1.15753

Ln_ITO 93 4.33 .10 4.43 1.3862 .78690

Ln_ROE 85 7.11 -6.57 .54 -2.1521 1.23446

Ln_PL 65 11.29 -6.50 4.79 -1.1513 1.75058

Valid N (listwise) 60

Lampiran xi

Hasil Uji Normalitas Sebelum Transformasi

Unstandardized Residual

N 93

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 12.21389268 Most Extreme Differences Absolute .371

Positive .371

Negative -.266

Kolmogorov-Smirnov Z 3.582

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

Hasil Uji Normalitas Setelah Transformasi

Unstandardized Residual

N 60

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 1.47465115 Most Extreme Differences Absolute .077

Positive .059

Negative -.077

Kolmogorov-Smirnov Z .593


(3)

Gambar Histogram Sebelum Transformasi


(4)

Gambar P P- Plot Sebelum Transformasi


(5)

Lampiran xii

Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 1.203 1.000 1.204 .234

Ln_DR 1.696 .385 .633 4.409 .000 .625 1.601 Ln_NPM .511 .376 .324 1.360 .180 .227 4.401 Ln_ITO -.186 .270 -.080 -.687 .495 .952 1.050 Ln_ROE -.619 .349 -.405 -1.772 .082 .247 4.053

Lampiran xiii

Hasil Uji Heteroskedastisitas


(6)

Lampiran xiv

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .540a .292 .240 1.52733 1.943

a. Predictors: (Constant), Ln_ROE, Ln_DR, Ln_ITO, Ln_NPM b. Dependent Variable: Ln_PL

Lampiran xv

Hasil Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 52.796 4 13.199 5.658 .001a

Residual 128.301 55 2.333

Total 181.097 59

a. Predictors: (Constant), Ln_ROE, Ln_DR, Ln_ITO, Ln_NPM b. Dependent Variable: Ln_PL

Hasil Uji t

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 1.203 1.000 1.204 .234

Ln_DR 1.696 .385 .633 4.409 .000 .625 1.601 Ln_NPM .511 .376 .324 1.360 .180 .227 4.401 Ln_ITO -.186 .270 -.080 -.687 .495 .952 1.050 Ln_ROE -.619 .349 -.405 -1.772 .082 .247 4.053 a. Dependent Variable:


Dokumen yang terkait

Analisis Rasio Keuangan Untuk Memprediksi Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

9 131 88

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

14 76 122

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumen Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

4 58 101

ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2011

0 0 15

ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 1 15

PENDAHULUAN Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 1 8

DAFTAR PUSTAKA Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 1 4

ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 1 15

ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 3 15

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BEI SKRIPSI

0 1 113