Pengaruh curcumin terhadap kadar soluble intercellular adhesion molecule-1 (sicam-1) dan leukotrien b-4 (ltb-4) pada pasien diabetes mellitus tipe 2 JURNAL. JURNAL

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Pengaruh Curcumin Terhadap Kadar Soluble Intercellular
Adhesion Molecule-1 (sICAM-1) dan Leukotrien B-4 (LTB-4) pada
Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2
Fahruddinn Kamal, Sugiarto, Bambang Purwanto

Sub Bagian Endokrinologi dan Metabolik, Bagian Ilmu Penyakit Dalam
FK UNS / RSUD Dr. Moewardi Surakarta

Abstrak

Latar Belakang
Penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada pasien Diabetes Mellitus tipe 2 adalah
insiden kardiovaskuler yang didasari oleh proses aterosklerosis. Peningkatan Soluble Intercellular
Adhesion Molecule-1 (sICAM-1) dan peningkatan Leukotrien B-4 (LTB-4) berhubungan dengan
aktivasi platelet yang selanjutnya berkembang menjadi plak arteriosklerotik. Curcumin menekan
pada jalur aktivasi NF-ĸB sehingga mempunyai sifat anti inflamasi
Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suplementasi Curcumin terhadap
Soluble Intercellular Adhesion Molecule-1 (sICAM-1) dan Leukotrien B-4 (LTB-4) pada pasien
Diabetes Mellitus tipe 2 yang menjalani terapi di poliklinik rawat jalan.
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan randomisasi, sampel 30 orang,
dibagi menjadi kelompok kontrol diberikan plasebo dan perlakuan diberikan curcumin 2 x 500
mg/hari peroral selama 45 hari. Analisis statistik menggunakan SPSS 22 for windows.
Karakteristik penelitian yang berupa variabel kualitatif, uji homogenitas dilakukan menggunakan
uji Chi Square. Uji beda dua rerata menggunakan uji parametrik (uji t) jika data variabel
berdistribusi normal atau uji non parametrik (Mann-Whitney / Wilcoxon Signed Rank Test).
Hasil Penelitian
Hasil penelitian menunjukkan pemberian curcumin 2 x 500 mg/hari peroral peroral jika
dibandingkan placebo secara bermakna menurunkan kadar Soluble Intercellular Adhesion
Molecule-1 (sICAM-1) (183,29±51,60 vs 246,23±102,12; p = 0,037), dan menurunkan
Leukotrien B-4 (LTB-4) (198,17±106,09 vs 910,56±1223,49 ; p = 0,006).
Kesimpulan
Penelitian ini menyimpulkan bahwa pemberian suplementasi curcumin dapat menurunkan
kadar Soluble Intercellular Adhesion Molecule-1 (sICAM-1) dan menurunkan kadar Leukotrien
B-4 (LTB-4) pada pasien Diabetes Mellitus tipe 2 yang menjalani terapi di poliklinik rawat jalan.
Kata kunci: Curcumin, Soluble Intercellular Adhesion Molecule-1, Leukotrien B-4, Diabetes

Mellitus tipe 2
commit to user

1

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

2

Pendahuluan
Hiperglikemia
meningkatkan
Penyebab
utama morbiditas dan
ekspresi cyclooxygenase-2 mRNA dan
siklooksigenase-1
mRNA.
Produksi

mortalitas pada pasien Diabetes Mellitus
prostanoids
vasokonstriktor
meningkat
tipe 2 adalah insiden kardiovaskuler yang
termasuk Leukotrien B4(LTB-4), dan juga
didasari
oleh
proses
aterosklerosis.
terjadi penghambatan siklooksigenase dan
Peningkatan Agregasi platelet pada pasien
Prostaglandin
Antagonis
reseptor
diabetes
mellitus
dianggap
sebagai
H2/thromboxane A2 untuk kembali dalam

kontributor utama terjadinya aterosklerosis.
keadaan relaksasi (Cosentino et al., 2003).
Diabetes mellitus merupakan suatu keadaan
protrombosis dengan peningkatan aktivasi
Curcumin, sebuah komponen utama
platelet
dan
protein
koagulasi
dan
dari kunyit, Warna kuning dari kunyit
penurunan
aktivitas
fibrinolisis.
sebagian besar disebabkan oleh adanya
Trombositopati diabetik mengacu kepada
curcuminoid polifenolik, yang membentuk
perbedaan fungsi platelet antara individu
sekitar 3% sampai 5% dari sebagian besar
penderita diabetes dan bukan penderita

sediaan kunyit. Ekstrak alkohol dari kunyit
diabetes. Platelet dari pasien diabetes
mengandung
tiga
curcuminoid,
yaitu
memperlihatkan agregasi platelet yang
curcumin (yang juga disebut sebagai
meningkat pada awal perjalanan penyakit
curcumin
I
atau
diferuloymethana),
yang
mendahului
komplikasi
desmetoksicurcumin (curcumin II), dan
bisdesmetoksicurcumin
(curcumin
III)

kardiovaskuler.
Platelet dari subyek
diabetes memperlihatkan fitur abnormal
(Purusotam dan Natasa. 2011).
tertentu yang membuat keadaan lebih
Curcumin
mampu
menghambat
cenderung kepada episode thrombosis
induksi pelepasan gen COX-2 dan COX-1dan
terkait dengan komplikasi mikro dan
penghambatan terhadap tromboxan/TXA2
makrovaskuler (Saboor , 2012).
(Gupta , 2009).Salah satu mekanisme yang
Hiperagregasi platelet dalam respon
terlibat dalam penurunan COX-2 adalah
terhadap glukosa diakui pada tahun 1965.
penghambatan aktivtas senyawa kompleks
Peningkatan agregasi (kumpulan) platelet
IkK yang bertanggung jawab atas fosforilasi

dalam
respon
terhadap
Adenosine
IkB dan selanjutnya mengaktivasi faktor
diphosphate (ADP), thrombin, kolagen, asam
transkripsi NF-kB (Guntur, 2008). Curcumin
arachidonat dan epinephrine terlihat pada
juga menghambat pelepasan molekul adhesi
pasien penderita diabetes mellitus jika
(sICAM-1, sVCAM-1 dan E-selectin) yang
diinduksi
oleh
TNF-α
pada
sel-sel
dibandingkan dengan individu yang bukan
penderita diabetes. (Knobler et al., 2008).
endothelium vena umbilical manusia (Gupta
Platelet yang diaktivasi melepaskan

, 2009).
faktor mitogenik dan kemotaktis seperti
Peningkatan agregasi trombosit yang
faktor pertumbuhan yang diperoleh dari
dipicu oleh hiperglikemia melalui jalur
platelet,
yang
mengubah
faktor
inflamasi dan ROS bisa diketahui dengan
pertumbuhan Vascular endothelial growth
adanya beberapa marker yang dihasilkan
factor
(VEGF),
faktor
pertumbuhan
dari asam arakhidonat , seperti COX-2 dan
Fibroblast growth factors-b(bFGF), faktor
COX-1, PGE 2, TXA2, PGI2, PGD2, dari jalur
pertumbuhan epidermal yang berasal dari

lypooxigenase berupa 5 HPETE, Leukotriene.
platelet-derived epidermal growth factor
Ada juga marker yang dihasilkan oleh
(PDEGF) dan Insulin-like growth factor-1
makrofag seperti sICAM-1, sVCAM-1 dan E(IGF-1). platelet Factor-4 (PF-4), plasminogen
selectin. (Gupta , 2009).
activator inhibitor-1 (PAI-1). Faktor von
Penelitian tentang pengaruh curcumin pada
Willebrand, β-thromboglobulin, fibrinogen,
peningkatan adhesi dan agregasi trombosit
fibronectin dan thrombospondin juga
( sebagai pemicu aterosklerosis )
pada
secara signifikan dilepaskan pada aktivasi
pasien Diabetes Mellitus belum pernah
platelet. Karena masuknya glukosa ke dalam
dilakukan, sehingga peneliti berkeinginan
platelet tidak tergantung kepada insulin,
untuk meneliti efek curcumin
terhadap

maka konsentrasi glukosa didalam platelet
peningkatan adhesi dan agregasi trombosit,
mencerminkan
konsentrasi ekstraselulercommit to
diuser
mana dinilai kadar sICAM-1, dan LTB4
(Langer dan Knobler , 2008).
sebagai parameter penelitian.

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

3

uji t sampel berpasangan bila distribusi
Metode Penelitian
data normal (bila tidak normal digunakan
Jenis penelitian ini adalah uji klinis dengan
uji wilcoxon).

randomized double blind controlled trial,
dilakukan di Poliklinik Penyakit Dalam
Hasil Penelitian dan Pembahasan
RSUD Dr. Moewardi Surakarta pada bulan
Karakteristik dasar subyek penelitian dan
November
2014sampai
Maret
2015.
uji homogenitas dapat dilihat pada tabel 1.
Melibatkan 32 pasien DM tipe 2 dengan
Berdasarkan data tersebut tampak bahwa
kriteria inklusi usia 30-60 tahun, HbA1c
karakteristik dasar subyek penelitian pada
≥7%, telah menderita DM lebih dari 5 tahun
dan menandatangani informed consent.
kelompok kontrol dan kelompok perlakuan
adalah homogen.
Kriteria eksklusi: riwayat AMI kurang dari 3
bulan,
menderita
CHF,
riwayat
Tabel 1. Karakteristik subyek penelitian
bedah/trauma kurang dari 3 bulan,
Parameter
Curcumin
Placebo
Uji beda
menderita penyakit hati/ginjal/keganasan,
Umur
54,60 ±5,00
55,87 ± 4,60
p=0.305
merokok, pemakaian obat anti koagulan
Jenis
dan
konsumsi
antilipidemia
serta
p=0,0833
Kelamin
antitrombotik
satu
bulan
sebelum
56,2 %
60,0 %
Laki-laki
43,8 %
40,0 %
Perempuan
penelitian.
BMI
25,27
±
2,46
25,99 ± 3,81
p = 0,534
Pasien dibagi menjadi dua kelompok
TD atas
140,31± l5,l
123,67 ± 8,96 p = 0,001
menggunakan metode simple random
TD bawah
85,63±6,29
80,00 ± 5,35
p = 0,019
sampling dengan Open Epi versi 2.3 menjadi
HbA1C (%)
8,64±1,70
8,63±1,77
p = 0,863
GDP
146,62±28,48 147±29,03
p = 0,829
kelompok kontrol sebanyak 16 pasien yang
(mg/dl)
diberikan plasebo dan kelompok perlakuan
GD2PP
224,69±41,23 225,88±46
p = 0,612
sebanyak 16 pasien yang diberikan
(mg/dl)
curcumin 100 mg/hari. Plasebo dan
simvastatin diminum jam 07.00 – 19.00 tiap
Hasil pengujian beda 2 mean
hari selama 45 hari. Selama penelitian
variabel sICAM-1 dan LTB-4 sebelum dan
berlangsung, regimen terapi pasien tidak
sesudah perlakuan pada kelompok kontrol
dirubah dan dikontrol tiap dua minggu
menunjukkan hasil pengujian yang tidak
untuk menilai ketaatan minum obat serta
signifikan pada derajat signifikansi 5 persen
mencari efek samping yang mungkin
(p>0,05). Dengan demikian berarti variabel
timbul.
kada sICAM-1
dan LTB-4 pada kelompok
Pemeriksaan kadar sICAM-1 dan
kontrol tidak mengalami perubahan setelah
LTB-4 menggunakan metode ELISA dengan
adanya perlakuan (Tabel 2).
kit: human tissue factor chromogenic
activity, Assaypro LLC; CT1002b dan kit:
Tabel 2. Perbandingan Kadar sICAM-1 dan
human PAI-1 actibind, Technoclone GmbH;
LTB-4 Sebelum dan Sesudah Perlakuan pada
TC16075 kemudian dibaca dengan alat
Kelompok Kontrol
Microplate Reader 680 series. Proses
pengambilan dan pemrosesan sampel darah
serta pembacaan hasil dilakukan oleh
Laboratorium Klinik Prodia.
Data disajikan dalam bentuk mean ±
SD kemudian dianalisis menggunakan SPSS
17 for windows dengan nilai p < 0,05
Selanjutnya pada pengujian beda 2
dianggap
signifikan
secara
statistik.
mean
sampel
berpasangan variabel kadar
Digunakan
uji
beda
mean.
Untuk
sICAM-1
sebelum
dan sesudah perlakuan
mengetahui beda mean antara kelompok
pada
kelompok
sampel
perlakuan
simvastatin dan plasebo sebelum dan
pemberian
curcumin
menunjukkan
hasil
sesudah perlakuan digunakan uji t sampel
pengujian
yang
signifikan
pada
derajat
tidak berpasangan
bila distribusi data
signifikansi sebesar 5 persen (p