Bom Waktu Kerusuhan Etnik Uighur.

Pikiran Rakyat
o Setasa
2345678
18
19
OJan

~-~~_"P

OPeb

20
OMar

0

21
OApr
, ,

Rabu


22

.

0

Kam;s
9

23

OMe;~-- OJun

10
24

Jumat
11


25

.

.Jut

o Sabtu
12

13

26

27

0 Ags

OSep

Born Waktu I(erusuhan


28
OOkt

Etnik Y~g~u_r:

Oleh MAHFUD

D
.

I

ARI kacamata perkembangan

ekonomi dan militer, Cina te-

lah menjadi pemain utama dalam percaturan global. Berbagai indikasi ke arah tersebut sudah mulai tampak
dan semakin nyata. Namun di balik geliat booming ekonominya, rasa ketidakpuasan dalam perkembangan domestik
mereka semakin menguat. Kesenjangan

antara kaya dan miskin semakin nyata,
persaingan antarsesama warga terutama terhadap lahan ekonomi yang berbasiskan buruh migran dari berbagai
wilayah Cina terhadap pusat-pusat ekonomi baru mereka', menambah potensi
beban sosial barn Cina.
Kerusuhan Xinjiang yang teljadi 5 JuIi lalu merupakan contoh kongkret bola
salju dari geliat ekonomi Cina yang sedang booming. Kerusuhan di provinsi
mayoritas Muslim dari etnis Uighur ini
telah menewaskan 184jiwa.dan mayoritas korbannya adalah warga dari etnis
Han yangmerupakan etnis mayoritas di
Cina secara keseluruhan. Cina menuduh
kaum separatis di pengasingan berada
di balik kerusuhan terburuk dalam beberapa tahun terakhir di wilayah itu. Ratusan orang ditahan menyusul unjUk rasa kaum minoritas Uighur.
Ekonomi dan demografi
Dari kacamata perekonomian domestik Cina, kerusuhan yang teljadi di wilayah pedalaman ini secara umum tidak
berdanlpak besar sampai ada bUktiyang
menunjukkan pemerintah telah kehilangan kendalinya. Namun, di". sisi
,~-. lain,

perkembangan ini telah memberikan sinyal yang jelas bahwa ongkos sosial barn yang akan dihadapi Cina ke depan salah satunya akan berasal dari ancarpan
perseteruan etnis yang berbasiskan pada penguasaan ekonomi. Bersama dengan Tibet, Xinjiang adalah salah satu

kawasan: yang secara politik bergejolak.
Di kedua wilayah ini, pemerintah pusat
memperkuat cengkeramannya dengan
mengendalikan kehidupan agama dan
budaya seraya menjanjikan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan. Namun
di sisi lain, pertumbuhan ekonomi ini tidak dirasakan sarna sekali oleh penduduk asli wilayah ini. Suku-suku minoritas lama mengeluh karena suku Han
mendapatkan banyak subsidi dari pemerintah sehingga membuat penduduk
lokal merasa menjadi orang luar di tanah sendiri. Hal ini teljadi karena perubahan perkembangan demografi (kependudUkan) Cina temtama arus migrasi pendudUk untUk mencari pengbidupan lebih layak terhadap wilayah-wilayah
pegembangan ekonomi barn Cina.
Arus migrasi ini menyebabkan lebih
kurang 130juta penduduk perdesaan di
Cina meninggalkan rumah mereka untuk mencari pekeljaan di kota-kota,
mendapatkan pekeljaan di industri padat kaIya yang telah memasok dunia dengan barang-barang konsumsi murah
dalam beberapa tahun teralshir. Xinjiang
termasuk surga baru bagi tujuan para
pekelja migran. Gencarnya arus migrasi ini menyebabkan teljadinya perubah~~ keseimbagan demografi Xinjiang.

.---------.-.-

-Kliping


Humos

Unpod

2009----

Meskipun secara komposisi etnis Uighur
masih merupakan mayoritas. secara keseluruhan, secara ekonomi dan kesempatan kerja mereka adalah minoritas.
Perkembangan ini akhimya menjadi b0la salju yang mengelinding menjadi butiran bola besar yang menyentuh sisi sosial kehidupan etnis secara keseluruhan
di Xinjiang. Sentimen ini semakin diperparah karena sudah menyentuh kepada lingkup agama karena etnis Uighur
merupakan penganut Islam.
Etnis dan religi
Sea rang pejabat keamanan senior
menyatakan, kebanyakan korban berasal dari etnis Han yang mempertegas
adanya kecemburuan sosial terhadap
kelompok itu. Namun, jika kekerasan
memicu pengawasan ketat dari kebijakan-kebijakan Beijing di Xinjiang ataujika pemerintah melancarkan tindakan
keras, peristiwa ini akan membawa
dampak negatif terhadap citra Cina.

Xinjiang merupakan provinsi terbesar
di Cina dan salah satu daerah yang berkembang paling pesat karena potensi minyaknya. Etnis minori~ Uighur yang
berbahasa Turki mernpakan mayoritas
polulasi di provinsi itu. Namun, sejak
Partai Komunis mengendalikan provinsi
itu 1950-an, pemerintah membanjiri
provinsi itu dengan suku Han. Diskriminasi etnis menjadi hal yang biasa dan
tan'ggapan pemerintah meningkatkan
ketidakpercayaan antara etnis minoritas
dan etnis Han. Meski ada perkembangan ekonomi, orang-orang Uighur tersisih
dari masyarakat Cina. Insiden-insiden ini
menunjukkkan kekeliruan besar kebijakan pemerintah dalam soal etnis minoritas, kendati tidak ada satu pun pembe-

naran melakukan kekerasan.
Hams diakui, memang identitas religius dan etnis sering kali, mengikat dan
merekayasa (basis) lebih dari satu masyarakat dan kelas sosial.Meskipun identitas religiusberbeda dengan kelas sosial,
masing-masing berangkat dari segikebutuhan dan aktivitas manusia yang berbeda. Namun, konflik etnis yang terjadi di
Xinjiang karena munculnya golongan expatriat etnis Han sebagai penguasa yang
berbasiskan pada penguasaan ekonomi
atas etnis asli Xinjiang, Uighur, melahirkan identitas kelas sosial yang berangkat

dari pola kesempatan kerja, penguasaan
lahan-Iahan ekonomi, produksi, dan tukar-menukar barang danjasa. Sementara itu; identitas religius tumbuh dan berkembang sebagai akibat dari hasil komunikasi dan proses sosialisasi di masyarakat yang bersumber dari elemen-elemen
budaya seperti nilai-nilai, simbol, mitos,
tradisi yang sering dikodifikasi menjadi
adat-istiadat dan ritual. Kadang-kadang
nilai-nilai ini menjelma menjadi born
waktu sebagai pemictl utama terjadinya
gesekan sosial dalam masyarakat bila dominasi suatu golongan baik itu etnis
maupun religi terlalu dominan dalam
suatu struktur rotasi ekonomi. Realita
inilah yang sekarang terjadi di Xinjiang
hingga meledak menjadi gelombang kerusuhan yang mengidentitaskan pada etnis dan agama.***
Penulis, staf pengajar mata kuliah
hukum internasional pada Universitas
Syiah Kuala Darusallam, Banda Aceh,
mahasiswa program doktor pada
Universitas Padjadjaran Bandung di
Bidang Kajian Utama Hukum Internasional.