ANALISIS MISKOSEPSI SISWA DAN GURU BIOLOGI TENTANG MATERI KLASIFIKASI DUNIA HEWAN PADA SMA SE-KECAMATAN MEDAN HELVETIA.
-
)
ANALSIS MISKONSEPSI SISWA DAN GURU BIOLOGI
TENTANG MATERI KLASIFIKASI DUNIA HEWAN PADA
SMA SE-KECAMATAN MEDAN HELVETIA
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program. Studi Pendidikan Biologi
Oleh:
HENNY N.S. PANGGABEAN
NIM. 809745010
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ME DAN
2011
-
)
ANALSIS MISKONSEPSI SISWA DAN GURU BIOLOGI
TENTANG MATERI KLASIFIKASI DUNIA HEWAN PADA
SMA SE-KECAMATAN MEDAN HELVETIA
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program. Studi Pendidikan Biologi
Oleh:
HENNY N.S. PANGGABEAN
NIM. 809745010
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ME DAN
2011
ANALISIS MISKONSEPSI SISWA DAN GURU BIOLOGI
TENTANG MATERI KLASIFIKASI DUNIA HEWAN
P ADA SMA SE- KECAMATAN MEDAN BELVETIA
Disusun dan diajukan oleh :
BENNY N.S. PANGGABEAN
NIM. 809745010
Telah Dipertabankan di Depan Panitia Ujian Tesis
Pada Tangga122 September 2011 dan Dinyatakan Telah Memenuhi
Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Medan, 22 September 2011
Menyetujui
Tim Pembimbing
p~
~ipah-.MSc
NIP. 19610626 198710 1 001
Mengetahui:
p~
Ketua Program Studi
-
Dr. Hasruddin. M.Pd
NIP.19640424 198903 1 027
PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI
UJIAN TESIS MAGISTER PENDIDIKAN BIOLOGI
NO
NAMA
1.
Prof. Dr. Herbert Sipahutar, M.Sc
NIP. 19610626 198710 1 001
(Pembimbing I)
2.
Dr. Syahmi Edi, M.Si
NIP. 19640710 199003 1 002
(Pembimbing ll)
3.
Dr. rer.nat. Binari Manurung, M.Si
NIP. 19640404198903 1 006
(Nara Sumber)
4.
Dr. Hasruddin, M.Pd
NIP. 19640424198903 1 027
(Nara Sumber)
5.
Dr. Fauziyah Harahap, M.Si .
NIP. 19660728 199103 2 002
(Nara Sumber)
TANDA TANGAN
ABSTRAK
RENNY N.S. P ANGGABEAN. Analisis Miskonsepsi Siswa dan Guru Biologi
tentang Materi Klasifikasi Dunia Hewan pada SMA Se- Kecamatan Medan
Helvetia. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2011.
Penetitian ini bertujuan wrtuk menganalisis ada tidaknya miskonsepsi siswa dan
guru. serta menganalisis konsep-konsep tentang materi klasiflkasi dunia hewan
yang menyebabkan terjadinya miskonsepsi siswa dan guru biologi pada SMA
Se- Kecamatan Medan Helvetia. Yopulasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru
dan siswa SMA kelas X Se- Kecamatan Medan Helvetia. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian deskriptif yaitu kajian yang menyelidiki
responden siswa dan guru berdasarkan pemahaman konsep serta penelitian ini
menggunakan instrument berupa test diagnostik dua dimensi. Hasil penelitian
menunj.ukkan bahwa miskonsepsi terjadi pada siswa dan guru SMA SeKecamatan Medan Helvetia. Hasil analisis menunjukkan bahwa miskonsepsi pada
siswa terjadi pada seluruh konsep materi klasifikasi dunia hewan namun yang
sering mengalami misk.onsepsi adalah Porifera, Coelenterata, Platyhelminthes-.
Nemathelminthes, Annelida, Mollusca, Arthropoda, Echinodermata. dan
Chordata, dan miskonsepsi pada guru terhadap materi klasifikasi dunia hewan
adalah pada konsep Echinodermata.
ii
ABSTRACf
BENNY N.S. PANGGABEAN. Analysis of Student and Biology Teacher
Misconceptions about the Animals World Classification Material in Senior High
School District of Medan Helvetia Thesis. Post Graduate Program, State
University ofMedan, 2011.
This study aims to analyze the presence or absence misconceptions of students
and teachers, as well as analyze the concepts of the animal world classification of
matter that causes misconceptions students and biology teacher on Senior High
School District of Medan Helvetia The population in this study are all teachers
and senior high scllool students in class X District of Medan Helvetia This study
used descriptive research method that studies investigating the respondent
students and teachers based on the understanding of concepts and instruments of
this study using of two dimensional diagnostic test. The results showed that
misconceptions occur on senior high school students and teachers District of
Medan Helvetia. The analysis showed that the misconceptions in students going
on the whole concept of animal world classification material but which often had
misconceptions are Porifera, Coelenterata, Platyhelminthes, Nemathelminthes,
Annelida, Mollusca, Arthropoda, Echinodermata, and Chordata, and
misconceptions on the teachers to the animal world classification material is on
the concept of Echinodermata.
iii .
KATA PENGANTAR
Puji dans~
penulis panjatkan: kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala berkat dan anugrahNya yang memberikan kesebatan dan hikmat serta telah
dimampukan dalam menyelesaikan tesis ini.
Tesis berjudul "Analisis Miskonsepsi Siswa dan: Guru Biologi tentang
Materi Klasifikasi Donia Hewan pada SMA Se- Kecamatan Medan Helvetia"
disusun untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Biologi, UNIMED. Pada
kesempatan ini penulis ·menyam.paikan- terima- kasih kepada Prof. Dr. Herbert
Sipahutar, M.Sc dan Dr. Syahmi Edi. M.Si. sebagai dosen pembimbing tesis yang
telah banyak: memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak: awal
penyusunan proposal, ,penefitian hingga sampai selesainya tesis ini. Penulis juga
mengucapkan terimakasih kepada Dr. Hasruddin M.Pd, Dr. rer. nat. Binari
Manurung, M.Si dan Dr. Fauziyah Hanihap, M.Si sebagai narasumber yang telah
m:emberikan masukan dan saran-saran demi perbaikan untuk menyempmnakan
tesis ini. Kepada
~pak:
Dr. Hasruddin M.Pd selak:u Ketua Prodi Biologi
Pascasru.jana UNIMED, lbu Dr. Fauziyah Harahap, M.Si selak:u Serketaris Prodi
Biologi Paseasarjana. UNIMED yang telah banyak: memberikan nasebat dan
bimbingan semasa perkuliahan dan kepada Bapak: Direk.tur, Asisten Direk.tur
Pascasru.jana UNIMED dan seluruh bapak: dan ibu dosen beserta staf pegawai
Procti Biologi Pascasru.jana yang sudah mernbantu penulis.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Dr. rer. nat. Binari
Manurung, M.Si, dan Drs. Zulkifli Simatupang, M.Pd selak:u validator. Ucapan
terima kasih juga disampaikan kepada bapak kepala sekolah, guru•guru, dan staf
iv
pegawai pada SMA Se; Kecamatan Medan Helvetia yang telah membantu penulis
demi kelancaran penelitian tesis ini. Pengbargaan dan ucapan terima kasih yang
teristimewa juga disampaikan kepada orang tua tercinta Drs. Manry Panggabean
dan Judica br. Pasaribu yang telah banyak berdoa dan memberikan dukungan
secara moril maupun materil untuk kelancaran tesis ini. Terima kasih juga kepada
saudara-saudamlru Martua Panggabean/ Karantina Tarihoran, Deddy Simatupang/
Dessy Panggabeau, dan Putty Panggabean yang selalu memberi semangat, doa:,
dan tidak bosan-bosannya mendukung saya.
Terima kasih juga disampaikan kepada Denni Purba, Sumamy Tridelpina
Purba, Rabitba. Zulfaulina Nasution, Salwa Rezeqi, Erwin llham Sitorus yang
selalu memberikan motivasi dan telah menjadi saudara terbaik selama penulisan
tesis ini, dan kepada seluruh mahasiswa pascasarjana Biologi B angkatan 2009
yang telah banyak memberikan bantuan dalam penulisan tesis ini.
Penulis berupaya dengan semaksimal mungkin dalam menyelesaikan tesis
ini, namun penulis menyadari rnasih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun
tata babasa. Untuk itu penulis mengbarapkan
kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca guna menyempumakan tesis ini. Semoga tesis ini
bermanfaat bagi para pembaca dan dapat memperkaya dunia pendidikan.
Medan, September 2011
Penulis
Renny N.S. Panggabean
NIM.809745010
v
DAFI'ARISJ
Halaman
.ABS-TRAK
ABSTRACT
KATAPENGANTAR
DAFI'ARISI
DAFfAR GAMBAR
DAFfAR TABEL
DAFI'AR LAMPIRAN
BAB.I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalalr
1.2. ldentifikasi Masalah
1.3. Batasan Masalah
l.4-. Rumusan Masalah·
1.5. Tujuan Penelitian
1.6. Manfaat Penelitian
ii
iii
v
ix
xii
xiv
l
6
6
7
7
8
BAB.II KAJIAN PUSTAKA
2. I. Kerangka Teoritis
2.1.1. Konsep, Konsepsi, Prakonsepsi, dan Miskonsepsi
2.1.2. Sumber dan Penyebab Terjadinya Miskonsepsi
2.1.3. Miskonsepsi pada Tingkat Pendidikan
2.1.4. Miskonsepi pada Bidang Studi
2.1.5. Miskonsepsi pada Biologi
2.1.6. Deskripsi Materi Klasifikasi Dunia Hewan
2.1.6.1. Pendahuluan terbadap Klasifikasi Dunia Hewan
2.1.6.2. Porifera
2.1.6.3. Coelenterata
2.1.6.4. Plathyelminthes
2.1.6.5. Nemathelminthes
2.1.6.6. Annelida
2.-1.6-.7. MolJ..u$a
2.1.6.8. Arthropoda
2.1.6.9. Echinodermata
2.1.6.10. Chordata
2.1.7. Identifikasi Miskonsepsi
2.1.8. Pencegaban Miskonsepsi
2~ 1.9~
Penelitian yang Relevan
2.2. Kerangka Konseptual
9
9
1421
22
22
25
25
28
30
34
39
43
46
49
52
53
76
80
82.
84
BAD. m METODE PENELITIAN
3.1. Tempatdan WaktuPenelitian
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian
3-.3-. Desain Penelitian
3.4. Prosedur Penelitian
85
85
86
86
vi
3.5. Teknik Pengumpulan Da:ta
87
3.6. Teknik Analisa Data
89
&A.IV~LDNPEMBHS
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Karakteristik Responden
4.1.1.1. Karakteristik. Responden Siswa
4.1.1.2. Karakteristik. Guru Responden
4.1.1.2.1. Karakteristik Responden Guru Berdasarkan Jenis Kelamin
4. I .12~
Karakteristik Responden Guru Berdasarkan Kualifikasi
Pmmruoom
90
90
%
91
92
92
4.1.1.2.3. Karakteristik Responden Guru Berdasarkan Asal Perguruan
Tinggi
93
4.1.1.2.4. Karakteristik Responden Guru Berdasarkan Pengalaman
Mengajar
4.1.1.2.5. Karakteristik Responden Guru Berdasarkan Jenis Sekolah
4.1.1.2.6. Karakteristik. RespondeD Guru Berdasarkan Akreditas Sekolah
4.1.1.2.7. Karakteristik RespondeD Gum Berdasarkan Sertifikasi
4.1.2. Miskonsepsi Siswa
4.1.2.1. Miskonsepsi Siswa terhadap Setiap Konsep Materi Klasifikasi
Donia Hewan Seluruh SMA Se-- Keeamatan Medan Helvetia
4.1.2.2. Miskonsepsi Siswa terbadap Materi Klasifikasi Dunia Hewan
antar SMA Se- Kecamatan Medan Helvetia
4.1.2.3. Miskonsepsi Siswa antar Sekolah pada Setiap- Konsepterbadap Materi Klasifikasi Dunia Hewan
4.1.2.3.1. Miskonsepsi Siswa terbadap Konsep Porifera
4.1.2.3.2". Miskonsepsi Siswa terbadap Konsep Coelenterata
4.1.2.3.3. Miskonsepsi Siswa terhadap Konsep Platyhelminthes
4. 1.2.3.4. Miskonsepsi Siswa terhadap Konsep Nemathelminthes
4.1.2.3.5. Miskonsepsi Siswa terbadap Konsep Annelida
4.1.2.3.6. Miskonsepsi Siswa terbadap Konsep Mollusca
4.1.2.3.7. Miskonsepsi Siswa terbadap Konsep Arthropoda
4.1.2.3.8. Miskonsepsi Siswa terbadap Konsep Echinodermata
4.1.2.3.9. Miskonsepsi Siswa terbadap Konsep Chordata
4.L3 Miskonsepsi Guru
4.1.3.1. Miskonsepsi Guru terhadap Materi Klasifikasi Dunia Hewan
pada SMA Se- Kecamatan Medan Helvetia
4-. l .3-.2. Misk:onsepsi Guru terbadap Setiap- Konsep- Materi Klasifikasi
Dunia Hewan
4.1.3.2.1. Miskonsepsi Guru terhadap Konsep Porifera
4.1.3.2.2. Miskonsepsi Guru terbadap Konsep Coelmterata
4.1.3.2.3. Miskonsepsi Guru terbadap Konsep Platyhelminthes
4.1.3.2.4. Miskonsepsi Guru terbadap Konsep Nemathelminthes
4.1.3.2.5. Miskonsepsi Guru terbadap Konsep Annelida
4.1.3.2.6. Miskonsepsi Guru terbadap Konsep Mollusca
4.1.3.2. 7. Miskonsepsi Guru terbadap Konsep Arthropoda
4.1.3.2.8. Miskonsepsi Guru terbadap Konsep Echinodermata
4.1.3.2.9. Miskonsepsi Guru terbadap Konsep Chordata
94
94
95
95
96
9698
99
99
100
100
101
102
103
104
105
106
107
107
108
108
109
110
111
112
113
114
115
116
vii
...
4.1.3.3. Miskonsepsi antar Guru terbadap Materi K.lasifikasi Dunia
Hewan pada SMA Se- Kecamatan Medan Helvetia
4.1.3.4. Miskonsepsi antar Guru terhadap Setiap Konsep Materi
K.lasiflkasi Di.mia Hewan pada SMA Se- Kecamatan Medan
Helvetia
4.1.3.5. Miskonsepsi Guru terhadap Materi K.lasifikasi Donia Hewan
Berdasarkan Karakteristik Responden
4.1.3.5.1. Miskonsepsi Guru Berdasarkan Jenis Kelamin
4.1.3.5.1.1. Miskonsepsi Guru terhadap Materi Klasifikasi Dunia
Hewan Berdasarkan Jenis Kelamin
4.1.3.5.1.2. Miskonsepsi Guru terhadap Setiap Konsep Materi
K.lasifikasi Donia Hewaa Berdasarkan Jenis Kelamin
4.1.3.5.2. Miskonsepsi Guru Berdasarkan Kualifikasi Pendidikan
4.1.3.5.2.1. Miskonsepsi Guru terbadap Materi K.lasifikasi Dunia
Hewan Berdasarkan Kualifikasi Pendidikan
4.1.3.3.2.2. Miskonsepsi Guru terbadap Setiap Konsep Materi
K.lasifikasi Dunia Hewan Berdasarkan Kualiflkasi Pendidikan
4.1.3.5.3. Miskonsepsi Guru Berdasarkan Asal Perguruan Tinggi
4.1.3.5.3.1. Miskonsepsi Guru terbadap Materi K.lasiflkasi Dunia
Hewan Berdasarkan Asal Perguruan Tinggi
4. I .3.5.32. Miskonsepsi Guru terhadap Setiap Konsep Materi
K.lasifikasi Dunia Hewan Berdasarkan Asal Perguruan Tinggi
4.13.5.4. Miskonsepsi Guru Berdasarlam Pengalaman Me~jar
4.1.3.5.4.1. Miskonsepsi Guru terbadap Materi Klasifikasi Dunia
Hewan Berdasarkan Pengalaman Me~ar
4.1.3.5.4.2. Miskonsepsi Guru terhadap Setiap Konsep Materi
K.lasifikasi Dunia Hewan Berdasarkan Pengalaman Mengajar
4.1.3.5.5. Miskonsepsi Guru Berdasarkan Jenis Sekolah
4.1.3.5.5.1. Miskonsepsi Guru terbadap Materi Klasifikasi Dunia
Hewan Berdasarkan Jenis Sekolah
4.1.3.5.5.2. Miskonsepsi Guru terbadap Setiap Konsep Materi
K.lasifikasi Dunia Hewarr Berdasarkan Jenis Sekolah
4.1.3.5.6. Miskonsepsi Guru Berdasarkan Akreditas Sekolah
4.1.3.5.6.1. Miskonsepsi Guru terbadap Materi K.lasifikasi Dunia
Hewan Berdasarkan Akreditas Sekolah
4.1.3.5.6.2. Miskonsepsi Guru terbadap Setiap Konsep Materi
K.lasifikasi Dunia Hewan Berdasarkan Akreditas Sekolah
4.1.3.5.7. Miskonsepsi Guru Berdasarkan Sertifikasi
4.1.3.5.7.1. Miskonsepsi Guru terhadap Materi K.lasifikasi Dunia
Hewan Berdasarlam Sertifikasi
4.1.3.5.7.2. Miskonsepsi Guru terbadap Setiap Konsep Materi
Klasifikasi Dunia Hewan Berdasarkan Sertifikasi
4.2. Pembabasan
4.2.1. Analisis Karakteristik Responden
4.2.2. Analisis Miskonsepsi Siswa
4.23~
Analisis Miskonsepsi Guru
117
117
119
119
119
120
121
121
122
123
123
124
125
125
126
127
127
128
129
129
130
131
131
132
l33
133
134
13~
viii
BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN s-ARAN
5.1. Kesimpulan
5.2.1mplikasi
5.2~
Saran
141
141
142
DAFfAR PUSTAKA
LAMPIRAN
146
143
xii
DAFfAR TABEL
Tabel2.l. Penyebab Miskonsepsi
15
Tabel 2.2. Miskonsepsi Biologi
24
Tabel2.3. Miskonsepsi yang Umum pada KJ.asifikasi Dunia Hewan
25
Tabel- 2.4. Sistem Pencemaandan Reproduksi pada- Porifera
29-
Tabel2.5. Sistem Organ dalam Tubuh Hydra
31
Tabel2.6. Sistem Organ dalam Tubuh Plathyhelminthes
35
Tabel2.7. Sistem- Organ-dalam- Tubuh- Nematoda-
40
Tabel2.8. Sistem Organ dalam Tubuh Annelida
44
Tabel2.9. Sistem Organ dalam Tubuh Vertebrata
56
Tabel2.10~
57
Sistem- Organ dalam- Tubuh IkanTabel 2.11. Sistem Organ pada Amphibia diwakili K.atak Hijau
(Kana pipiens)
60-
Tabel2.12. Sistem Organ dalam Tubuh Reptilia
63
Tabel2.13. Sistem Organ dalam Tubuh Aves
66
Tabel2.14. Sistem Organ pada Mamalia diwaki:li oleh kelinci
(Oryctolagus cuniculus)
70
Tabel2.l5-. Analisis K.onsep-Materi Klasifikasi Dunia Hewan
73-
Tabel3.1. Penjabaran Populasi dan Sampel SMA Se- Kecamatan
Medan Helvetia
8"5
Tabel 3.2. Kemungkinanjawaban dan tingkat keyakinan terbadap
jawaban yang diberikan serta bobot skor yang diberikan
terhadap setiap kemungkinanjawaban kombinasi jawaban
88
Tabel 3.3-. Analisis soal- pemabamall konsep pada materi Klasifikasi
Dunia Hewan
88
Tabel4: 1. Jumlah Sampel Siswa SMA Se-- Kecamatan Medan Helvetia
90
Tabel4.2. Jumlah Sampel Guru SMA Se- Kecamatan Medan Helvetia
90
xiii
Tabel4.3-. K.araJ.cteristi Responden Guru Berdasarkan Jenis Kelamin
92
Tabel4.4. Karakteristik. Responden Guru Berdasarkan Kualifikasi
Pendidikan
92
Tabel 4.5. Karakteristik. Responden Guru Berdasarkan Asal Perguruan
Tinggi
93
Tabel4.6. Karakteristik. Responden Guru Berdasarkan Pengalaman
Mengajar
94
Tabel4.7. Karakteristik RespondeD Guru Berdasatkan Jenis- Sekolah
94
Tabel4.8. Karakteristik. Responden Guru Beidasarkan Ak.reditas Sekolah 95
Tabel4.9-. Karakteristik. Responden Guru Berdasatkan Sertifikasi
9-5
Tabel4.l 0. Rata-rata Skor (±SD) antar Guru Pada Setiap Konsep
Materi Klasifikasi Dunia Hewan
I 18
Tabel4.11. Jumlah dan Persen Guru yang Mengalami Miskonsepsi
pada Setiap Konsep
118
ix
DAFrAR GAMBAR
Gambar 2.1. Skema Penilaian untuk Tes Dua Dimensi
79
Gambar 2.2. Kerangka Konseptual
84
Gambar 4.1. Rata-rata Skor (± SD) Miskonsepsi Siswa terbadap
Setiap Konsep Materi Klasifikasi Donia Hewan pada
SMA Se- Kecamatan Medan Helvetia
97
Gambar 4.2. Rata-rata Skor (± SD) Miskonsepsi Siswa terlJadap
Materi Klasifikasi Donia Hewan Antar Sekolah
98
Gambar 4.3. Rata-rata Skor (± SD) Miskonsepsi Siswa antar Sekolah
pada Konsep Porifera
99
Gambar 4.4. Rata-rata Skor (± SD) Miskonsepsi Siswa antar Sekolah
pada Konsep Coelenterata
100
Gambar 4.5. Rata•rata Skor (± SD)- Miskonsepsi Siswa antar Sekolah
pada Konsep Platyhelminthes
101
Gambar 4.6. Rata"'fata Skor (± SD) Miskonsepsi Siswa antar Sekolah
pada Konsep Nemathelminthes
102
Gambar4.7. Rata--rata Skor (± SD)-MiskonsepsiSiswa-antar Sekolah
pada Konsep Annelida
103
Gambar 4-.8. Rata·rata Skor (± SD) Misk:onsepsi Siswa antar Sekolah
pada Konsep Mollusca
104
6ambar 4.9-. Rata--rata Skor (± SD} Miskonsepsi Siswa antar Sekolah
pada Konsep Arthropoda
105
Gambar 4.1 0. Rata"'fata Skor (± SD} Miskonsepsi Siswa antar Sekolah
pada Konsep Echinodermata
106
6ambar 4.11. Rata-rata Skor (± SD) Miskonsepsi Siswa antar Sekolah
pada Konsep Chordata
106
Gambar 4.12. Rata-rata Skor (± SD} Miskonsepsi Guru terbadap- Materi
Klasifikasi Donia Hewan pada SMA Se- Kecamatan
Medan Helvetia
108
Gambar 4~ lJ. RatMata Skor (± SD)- Miskonsepsi 6uru pada: Konsep
Porifera
109
X
Gambar 4.14. Rata"'fata Skor (± SD) Miskonsepsi Guru pada Konsep
Coelenterata
110
Gambar 4.15; Rata-rata Skor (± SD) Miskonsepsi Guru pada Konsep
Platyhelminthes
111
Gambar 4.16. Rata-rata Skor (±SO) Miskonsepsi Guru pada Konsep
Nemathelminthes
112
Gambar 4.17. Rata-rata Skor (± SD) Miskonsepsi Guru pada Konsep
Annelida
113
Gambar 4~ 18. Rata-rata Skor (± SD) Miskonsepsi Guru pada Konsep
Mollusca
114
Gambar4.19. Rata-rata Skor (± SD) Miskonsepsi Guru pada Konsep
Arthropoda
115
Gambar 4.20. Rata-rata Skor (± SD) Miskonsepsi Guru pada Konsep
Echinodermata
116
Gambar 4.21. Rata-rata Skor (± SD) Miskonsepsi Guru pada Konsep
Chordata
116
Gambar 4.22. Rata-rata Skor (± SD) Miskonsepsi antar Guru terbadap
Materi Klasifikasi Dunia Hewan pada SMA Se- Kecamatan
Medan Helvetia
117
Gambar 4.23. Rata-rata Skor (± SD) Miskonsepsi Guru terhadap Materi
Klasifikasi Dun.ia Hewan Berdasarkan Jenis Kelamin
Gambar 4.24. Rata-rata Skor ± SD Miskonsepsi Guru terhadap Setiap
Konsep Materi Klasifikasi Dunia Hewan Berdasarkan
Jenis Kelamin
119
120
Gambar 4.25. Rata-rata Skor (± SD) Miskonsepsi Guru terhadap Materi
Klasifikasi Dun.ia Hewan Berdasarkan Pendidikan Terakhir 121
Gambar 4.26. Rata-rata Skor ± SD Miskonsepsi Guru terbadap Setiap
Konsep Materi Klasifikasi Dun.ia Hewan Berdasarkan
Pendidikan Terakhir
122
Gambar 4.27. Rata-rataSkor (± SD)-Miskonsepsi 6uruterbadap Materi
Klasifikasi Donia Hewan Berdasarkan Asal Perguruan
T~
123
xi
Gambar 4.2&. Rata--rata Skor ± SD- Miskonsepsi Guru terhadap Setiap
Konsep Materi Klasifikasi Dunia Hewan Berdasarkan
Asal Perguruan Tinggi
124
Gambar 4.29. Rata-rata Skor (± SD) Miskonsepsi Guru terhadap Materi
Klasiftkasi Dunia Hewan Berdasarkan Pengalaman
Mengajar
125
Gambar 4.30. Rata-rata Skor ± SD Miskonsepsi Guru terhadap Setiap
Konsep Materi Klasifikasi Dunia Hewan Berdasarkan
Pengalaman Mengajar
126
Gambar 4.31. Rata--rata Skor (± SD} Miskonsepsi Guru terbadap Materi:
Klasifikasi Dunia Hewan Berdasarkan Jenis Sekolah
127
6ambar 4.32. Rata-rata Skor ± SD Miskonsepsi Guru terhadap Setiap
Konsep Materi Klasifikasi Dunia Hewan Berdasarkan
Jenis Sekolah
128
Gambar 4.33. Rata-rata Skor (± SD) Miskonsepsi Guru terbadap Materi
Klasifikasi Dunia Hewan Berdasarkan Akreditas Sekolah
129
Gambar 4.34. Rata--rata Skor ± SD·Miskonsepsi Guru terhadap Setiap
Konsep Materi Klasifikasi Dunia Hewan Berdasarkan
Akreditas Sekolah
130
Gambar 4.35. Rata-rata Skor (± SD) Miskonsepsi Guru terbadap Materi
Klasifikasi Dunia Hewan Berdasarkan Sertifikasi
131
Gambar 4.36. Rata-rata Skor ± SD Miskonsepsi Guru terhadap Setiap
Konsep Materi Klasifikasi Dunia Hewan Berdasarkan
Sertifikasi
131
xiv
DAFfAR LAMPIRAN
Lampiran l. ldentitas Responden
147
Lampiran 2. Tes Diagnostik
148
Lampiran 3. Data-data Skor Hasil Tes Diagnostik Siswa SMA
Se- Kecamatan Medan Helvetia
154
Lampiran 4. Data-data Skor Hasil Tes Diagnostik Guru SMA
Se- Kecamatan Medan Helvetia
182
BABI
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalab
Salah satu tujuan pembelajaran llmu Pengetahuan Alam (IPA) yang
mendasar adalah membantu siswa memabami konsep-konsep yang berkaitan
deogan gejala-gejala alam di sekitamya. Dari pemahaman tersebut diharapkan
siswa mampu mendeskripsikan dan menghubungkan antar konsep untuk
menjelaskan peristiwa-peristiwa alam yang tetjadi dalam kehidupan sehari-hari
(Winahyu. 2006). Nauiun dalam pembelajaran biologi ditemukan siswa banya
mengbaful konsep tanpa memahami maksud dan isinya secara mendalam, padahal
pemahaman konsep biologi saogat diperlukan dalam pengintegrasian alam dan
teknologi dalant.kebidupan sehari-hari (Kicbin, 2010).
Literatur telah menunjukkan, bahwa terjadi pemahaman konsep biologi
.
yang berbeda dengan konsep yang diterima secara ilmiah (fekkaya, 2002; Ekici,
2007). Pemabaman konsep yang tidak sesuai dengan konsep ilmiah disebut
dengan miskonsepsi (furkmen, 2007; Kose, 2008). Daiam kurun waktu lima belas
tahun terakbir, miskonsepsi dalam Dmu Peogetahuan Alam (IPA) telah menjadi
perhatian serius dalam dunia pendidikan. Menurut Novak yang dikutip oleh
Hewindati (20Qi!), miskonsepsi dalam lPA dan Matematika ditemukan bahwa
miskonsepsi terhadap konsep IPA banyak tetjadi pada siswa di berbagai negara
mulai dari siswa tingkat Sekolah Dasar (SO) sampai deogan mahasiswa di
Perguruan Tioggi (PT).
Miskonsepsi dapat tetjadi di dalam dan di luar sekolah. Guru dan buku
dapat menjadi sumber miskonsepsi yang terjadi di sekolah. Hal ini didukung oleh
2
penelitian Suryanto (1997) dan Kardi seperti dikutip Wmahyu (2006), yang
menunjukkan banyak guru yang mengalami miskonsepsi dan penelitian Ivowi dan
Uludotun yang menemukan bahwa buku pelajaran, pengalaman sehari-hari siswa,
serta pengetahuan yang dimiliki guru merupakan penyebab miskonsepsi. Namun
demikian, lingkungan juga dapat menjadi penyebab miskonsepsi yang terjadi di
luar sekolah.
Menurut banyak penelitian, miskonsepsi terdapat dalam semua bidang
sains, seperti fisika (Chen, 2002), kimia (Simamora, 2007), biologi (Marek ,1994
dalam Robmadi, 2009), dan astronomi (Marshall, 2003). Beberapa penelitian
mengenai miskonsepsi dalam bidang biologi telah dilakukan: Cell (Boo, 2007;
Kara, 2007), fotosintesis (Ekici, 2007; Kose, 2008), genetika (Lewis, Leach. dan
Wood-Robinson, 2000; Pashley, 1994 dalam Tekkaya, 2002), ekologi (Griffiths
dan Grant, 1985; Munson, 1994 dalam Tekkaya, 2002), respirasi pada tanaman
(Boo, 2007; Kose, 2008), klasifikasi (Trowbridge dan Mintzes, 1988), sistem
sirkulasi (Yip, 1998), vertebrata dan invertebrata (Braund, 1988 dalam Tekkaya,
2002), energi (Boyes dan Stanisstreet, 1991 dalam Tekkaya, 2002), evo1usi
(Gregory, 2009) dan difusi dan osmosis (Tarakci, Hatipogul, dan Ozden, 1999).
Miskonsepsi dapat menjadi penghalang dalam memahami materi-materi
biologi. Banyak konsep-konsep dalam biologi sating berbubungan dan merupakan
kunci untuk memahami konsep lain, sebingga miskonsepsi pada satu konsep
mengakibatkan miskonsepsi pada yang lain (Tekkaya, 2002). Sebagai contoh.
tanpa pemahaman mengenai sistem peredaran darah, maka konsep mengenai
sistem respirasi, sistem ekskresi dan sistem kekebalan tubuh akan sulit dipahami.
Biasanya miskonsepsi terjadi karena konsep-konsep biologi yang bersifat abstrak
3
dan sulit dipahami oleh guru dan siswa. K.indfield (1991) menyatakan bahwa
siswa sering mengalami miskonsepsi dalam pem.belajaran yang berhubungan
dengan struktur dan fungsi kromosom. Dikmenli (2010) menyatakan bahwa siswa
mengalami kesulitan dalam pem.ahaman konsep pembelahan sel terutama
berhubungan dengan meiosis daripada mitosis karena konsep bersifat abstrak:
sehingga siswa bingung tahapan proses pem.belahan sel dan peristiwa yang tetjadi
pada tahap ini.
Hasil observasi peneliti dengan beberapa siswa dan guru biologi SMA
Se- Kecamatan Medan Helvetia mengindikasikan kemungkinan terjadinya
miskonsepsi pelajaran biologi pada siswa. Guru-guru tersebut mengungkapkan
bahwa materi pembelBJaran klasifikasi dunia hewan merupakan materi yang sulit
dipahami karena banyaknya pengelompokan hewan dan nama latin. Para siswa
mengungkapkan bahwa guru dalam pembelajarannya hanya menggunakan metode
ceramah, tanya jawab, dan memberikan tugas latihan dalam proses pem.belajaran
biologi. Para siswa juga mengungkapkan bahwa materi klasifikasi dunia hewan
merupakan materi yang sulit karena banyak hafalan nama latin hewan,
pengelompokkan hewan, dan mereka banyak yang tidak mengenal hewannya.
Miskonsepsi dapat menjadi bahaya laten karena menggangu proses belajar
akibat adanya logika yang salah saat mempelajari konsep bam yang benar.
Disebut baba.ya Iaten karena keberadaanya secara umum tidak terdeteksi saat tidak
mendapat tantangan konsep lain (Simanek, 2007). Jika miskonsepsi tidak dapat
dihilangkan, miskonsepsi akan berdampak negatif pada kegiatan belajar
selanjutnya (Pabucu, 2006).
4
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa materi mengenai ldasifikasi
hewan merupakan materi yang sulit dipahami sehingga memberikan peluang
tetjadinya miskonsepsi. Berdasarkan basil penelitian mengenai klasifikasi hewan
menunjukkan bahwa para siswa dari segala usia termasuk mahasiswa sering
mengklasifikasi hewan salah (Trowbridge dan Mintzes, 1988 dalam Prokop,
2001). Kura-kura dan reptil dikelompokkan sebagai amfibi (Yen, 2004) atau
invertebrata (Bmund, 1998 dalam Bucher, 2010).
Bucher (2010) menemukan
bahwa dari semua guru yang mengajar topik klasifikasi hewan mengalami
kesulitan dalam menerangkan topik tersebut. Hal ini dapat menjadi bahan
miskonsepsi yang diberikan kepada siswa
Yen (2004), mengidentifikasi miskonsepsi mengenai amfibi dan reptil
melalui tes pilihan berganda dan wawancara dalam menentukan pemaha.ma!I
konsep sehingga diketahui adanya miskonsepsi. Yen (2007), mendiagnosa
miskonsepsi mengenai klasifikasi hewan dimana pandangan siswa sangat terbatas
terhadap hewan dikarenakan siswa memiliki konsep-konsep yang telah ada
sebelumnya
yang
menimbulkan
konseptual
khusus
sehingga
siswa
mengklasifikasi hewan cendenmg berdasarkan motfologi dan habitat.
Hiller seperti dikutip Woolfolk dan McCune-Nicolich dalam Hewindati
(2004), menyatakan bahwa terdapat hubungan yang erat antam kualitas penjelasan
dan pengetahuan guru dengan pencapaian belajar siswa Kurangnya pengetahuan
guru akan menyebabkan tidak jelasnya penyajian pelajaran yang dapat
menimbulkan miskonsepsi. Sementara itu Winkel dalam Hewindati (2004),
mengemukakan bahwa penguasaan guru tentang bidang studi merupakan hal yang
sangat mendasar dalam kegiatan proses belajar mengajar. Dengan dikuasainya
5
materi pelajaran, guru tidak akan ragu-ragu tmtuk menggunakan berbagai variasi
metode mengajar.
Menurut Hayman yang dikutip oleh Hewindati (2004), jika dalam proses
belajar mengajar diciptakan iklim yang positif maka guru akan dapat mengajar
dengan lebih baik dan siswa akan belajar lebih banyak. Bruner seperti dikutip
Hewidanti (2004), berpendapat bahwa siswa akan siap belajar apabila guru siap
tmtuk m~ar.
dan keefektifan guru dalam mengajar merupakan faktor penting
tmtuk pembentukkan konsep pada siswa.
Siswa dapat berjuang dengan generalisasi, yang menghasilkan makna yang
salah konsep (Trowbridge & Mintzes, 1988). Memperbaiki konsep yang dimiliki
siswa adalah penting karena semakin lama konsepsi altematif ini dimiliki,
semakin kuat mereka menjadi, dan .sernakin keras mereka tmtuk membalikkan
(Trowbridge & Mintzes, 1988). Menurut Posnet dalam Simamora (2007), guru
hendaknya menerapkan strategi pengubahan konseptual dalam pembelajaran agar
dapat mengatasi miskonsepsi siswa.
Dari latar belakang yang telah dikemukakan, dapat diambil suatu
kesimpulan bahwa miskonsepsi dapat menimbulkan kesalahan dalam proses
pembelajaran, karena siswa akan tetap mempertabankan konsep yang salah dan
guru akan menga.lami kesulitan menyelenggarakan proses pembelajaran tmtuk
mengubah konsep yang salah tersebut.
6
1.2. ldentifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentiftkasikan
pennasalahan antara lain:
1. Terdapatnya miskonsepsi dalam pemahaman konsep klasifikasi dunia hewan.
2. Miskonsepsi terlihat pada pemahaman defenisi, hubungan konsep dan aplikasi
konsep.
3. Miskonsepsi memberikan dampak berbabaya karena memberikan pemahaman ·
yang sa1ah bahkan terjadi kesalaban antara konsep yang sa1ah dan benar.
4. Miskonsepsi dapat bersumber dari pengalaman pribadi, bahasa, representasi
visual, dan metode mengajar, ketertinggalan infonnasi terbaru menyebabkan
konsep-konsep lama seharusnya diperbaharui.
1.3. Batasan Masalah
Berdasarkan identiflkasi permasalahan di 8tas, maka pembatasan masalah
dalam penelitian ini difokuskan hanya pada:
l. Siswa yang belajar materi klasifikasi dunia hewan di SMA Se- Kecamatan
Medan Helvetia.
2. Guru Biologi yang mengajarkan materi klasifikasi dunia hewan di SMA SeKecamatan Medan Helvetia.
3. Identifikasi konsep materi mana yang paling sering mengalami miskonsepsi
pada guru biologi dan siswa pada konsep klasifikasi dunia hewan di SMA SeKecamatan Medan Helvetia.
7
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka dikemukakan rumusan masalah
sebagai berikut:
I. Adakah terjadi miskonsepsi terbadap siswa dan guru tentang materi klasiflkasi
dunia hewan pada SMA Se- Kecamatan Medan Helvetia?
2. Konsep manakah dalam materi klasifikasi dunia hewan yang sering terjadi
miskonsepsi pada siswa SMA Se- Kecamatan Medan Helvetia?
3. Konsep manakah dalam materi klasifikasi dunia hewan yang sering terjadi
miskonsepsi pada guru SMA Se- Kecamatan Medan Helvetia?
1.5.Tujuan Penelitian
.
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
I. Mengetahui ada tidaknya teljadi miskonsepsi terhadap guru dan siswa tentang
maieri klasifikasi dunia hewan pada SMA Se- Kecamatan Medan Helvetia.
2. Mengetahui konsep dari materi klasifikasi hewan yang sering menyebabkan
terjadinya miskonsepsi pada siswa di SMA Se- Kecamatan Medan Helvetia.
3. Mengetahui konsep dari materi
klasifikasi hewan yang sering menyebabkan
terjadinya miskonsepsi bagi guru pada SMA Se- Kecamatan Medan Helvetia.
8
1.6. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian yang dilakukan ini akan memberikan manfaat yang
berarti.
1. Secara teoritis basil penelitian ini diharapkao dapat digunakan sebagai bahan
informasi dan referensi kepada guru, tenaga pengajar, dan peneliti selanjutnya,
yang ingin mengetahui lebih lanjut tentang gambaran mengenai miskonsepsi
guru biologi SMA Se- Kecamatan Medan Helvetia
2. Secara praktis baSil penelitian ini diharapkao dapat memberikan input dan
gambaran untuk meningkatkao kualitas pembelajaran dalam melengkapi siswa
dan guru dengan pengetahuan konseptual yang diperlukan dalam pemecahan
masalah ilmiah. Selain itu, basil penelitian ini juga diharapkao dapat ditindak
lanjuti dalam pengubahan miskonsepsi guru biologi SMA Se· Kecamatan
Medan Helvetia
BABV
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
HasiJ penelitian miskonsepsi guru dan siswa tentang materi klasifikasi
dunia hewan adalah sebagai berikut:
1.
Siswa dan guru biologi SMA Se- Kecamatan Medan Helvetia teridentifikasi
mengalami miskonsepsi pada materi klasifikasi dunia hewan.
2. Analisis miskonsepsi pada siswa terhadap materi klasifikasi dunia hewan
teridentifikasi mengalami miskonsepsi pada seluruh konsep materi dan
konsep pada materi klasifikasi dunia hewan yang paling sering mengalami
miskonsepsi yaitu Porifera, Coelenterata, Platyhelminthes, Nemathelminthes,
Annelida, Mollusca, Arthropoda, Echinodennata, dan Chordata.
3. Analisis miskonsepsi pada guru terhadap materi klasifikasi dunia hewan
teridentifikasi mengalami miskonsepsi pada konsep Echinodennata.
5.2. lmplikasi
Berdasarkan basil temuan analisis data menunjukkan bahwa:
1.
Siswa dan Guru biologi SMA Se- Kecamatan Medan Helvetia perlu
meningkatkan pengetahuan konseptuai meliputi konsep materi klasifikasi
dunia hewan.
2.
Guru biologi SMA Se- Kecamatan Medan Helvetia perlu meningkatkan
kemampuan penggunaan teknologi untuk memberikan motivasi serta
penggunaan metode pembelajaran yang diterapkan.
141
142
5.3. Saran
Berdasarkan basil penelitian saran yang perlu disampaikan adalah:
I.
Para siswa diharapkan lebih giat dalam belajar, serta
harus mengerti,
memahami, serta menguasru isi setiap konsep materi pembelajaran.
2.
MeningkatJcan pengetahuan konseptual guru meliputi konsep biologi melalui
peJatiban-pelatihan agar guru dapat membantu siswa dalam memahami
konsep sehingga dapat ntenghidari teljadinya miskonsepsi. Guru dalam
pembelajaran sebaiknya meJiggunakan metode, dan media pembelajaran
sehingga dapat memberikan motivasi bell!iar kepada siswa
143
DAFfAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Starter Experiment Approach I Pendekatan Starter Eksperimen
(PSE). Dalam htto://www.napantulisku.com/20 I 0/0 l/starter-exoerimentapproach-oendekatan.html diakses tanggal 06 September 2010.
Arikunto, S. 2002. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi Revisi. Jakarta: Bumi
Aksara.
Boo, H. K. 2005. Primacy Science Assesment Item Setters' Misconceptions
Concerning Biological Science Concepts. Asian-Pasific Forum on Science
Learning and Teaching, 8: 1-13.
Bell, B., 1981, Students' Ideas About Plant Nutrition: What are They?. Journal of
Biological Education, 19:213-218.
Brody, M. 1993. Student Misconceptions of Ecology: Identification, Analysis and
Instructional Design. The Proceedings of the Third International Seminar
on Misconceptions and Educational Strategies in Science and
Mathelll!ltics. Trust: Ithaca, New York.
Bucher, A. M., Burgoon, J., dan Duran, E. 2010. Exploring Elementary and
Middle School In-service Teachers' Knowledge of Animal Classification:
A Comparison of Student and Teacher Misconceptions. National Social
Science Assosiation, (Onlii)e), (httD:/Jwww.nssa.us!ioumals/20 10-351/2010-35-l-04.htm, diakses tanggal28januari 20ll).
Chalik, M., dan Ayas, A. 2005. A Cross-Age Study on The Understanding of
Chemical Solutions and Their Components. International Education
Journal, 6: 30-41.
Chen, C. C., Lin, H. S., dan Lin, M. L. 2002. Developing a Two-Tier Diagnostic
Instrument to Assess High School Students' Understandipg - The
Formation of Images by a Plane Mirror. Proceeding National Science
Council, 12: 106-121.
B. 2009. Underlining the Problems in Biology
(::obanoglu, E., dan ~
Textbook for lOth Gradesvin High School Education Using the
Suggestions of Practicing Teachers. Journal ofTurldsh Science Education,
6:75-91.
Dikmenli, M. 2010. Misconceptions of Cell Division Held by Student Teachers in
Biology: A Drawing Analysis. Scientific Research and Essay, 5: 235-247.
144
Ekici, F., dan Ekici, E. 2007. Utility of Concept Cartoons in Diagnosing and
Overcoming Misconceptions Related to Photosynthesis. International
Journal ofEvironmental and &ience Education, 2: 111-124.
Fandy.
2009. Teori dan Konsep Belajar Dunia Pendidikan. Dalam
htto://fandi4tarakan.wordpress.com/2009/12/28/teori..
)
ANALSIS MISKONSEPSI SISWA DAN GURU BIOLOGI
TENTANG MATERI KLASIFIKASI DUNIA HEWAN PADA
SMA SE-KECAMATAN MEDAN HELVETIA
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program. Studi Pendidikan Biologi
Oleh:
HENNY N.S. PANGGABEAN
NIM. 809745010
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ME DAN
2011
-
)
ANALSIS MISKONSEPSI SISWA DAN GURU BIOLOGI
TENTANG MATERI KLASIFIKASI DUNIA HEWAN PADA
SMA SE-KECAMATAN MEDAN HELVETIA
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program. Studi Pendidikan Biologi
Oleh:
HENNY N.S. PANGGABEAN
NIM. 809745010
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ME DAN
2011
ANALISIS MISKONSEPSI SISWA DAN GURU BIOLOGI
TENTANG MATERI KLASIFIKASI DUNIA HEWAN
P ADA SMA SE- KECAMATAN MEDAN BELVETIA
Disusun dan diajukan oleh :
BENNY N.S. PANGGABEAN
NIM. 809745010
Telah Dipertabankan di Depan Panitia Ujian Tesis
Pada Tangga122 September 2011 dan Dinyatakan Telah Memenuhi
Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Medan, 22 September 2011
Menyetujui
Tim Pembimbing
p~
~ipah-.MSc
NIP. 19610626 198710 1 001
Mengetahui:
p~
Ketua Program Studi
-
Dr. Hasruddin. M.Pd
NIP.19640424 198903 1 027
PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI
UJIAN TESIS MAGISTER PENDIDIKAN BIOLOGI
NO
NAMA
1.
Prof. Dr. Herbert Sipahutar, M.Sc
NIP. 19610626 198710 1 001
(Pembimbing I)
2.
Dr. Syahmi Edi, M.Si
NIP. 19640710 199003 1 002
(Pembimbing ll)
3.
Dr. rer.nat. Binari Manurung, M.Si
NIP. 19640404198903 1 006
(Nara Sumber)
4.
Dr. Hasruddin, M.Pd
NIP. 19640424198903 1 027
(Nara Sumber)
5.
Dr. Fauziyah Harahap, M.Si .
NIP. 19660728 199103 2 002
(Nara Sumber)
TANDA TANGAN
ABSTRAK
RENNY N.S. P ANGGABEAN. Analisis Miskonsepsi Siswa dan Guru Biologi
tentang Materi Klasifikasi Dunia Hewan pada SMA Se- Kecamatan Medan
Helvetia. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2011.
Penetitian ini bertujuan wrtuk menganalisis ada tidaknya miskonsepsi siswa dan
guru. serta menganalisis konsep-konsep tentang materi klasiflkasi dunia hewan
yang menyebabkan terjadinya miskonsepsi siswa dan guru biologi pada SMA
Se- Kecamatan Medan Helvetia. Yopulasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru
dan siswa SMA kelas X Se- Kecamatan Medan Helvetia. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian deskriptif yaitu kajian yang menyelidiki
responden siswa dan guru berdasarkan pemahaman konsep serta penelitian ini
menggunakan instrument berupa test diagnostik dua dimensi. Hasil penelitian
menunj.ukkan bahwa miskonsepsi terjadi pada siswa dan guru SMA SeKecamatan Medan Helvetia. Hasil analisis menunjukkan bahwa miskonsepsi pada
siswa terjadi pada seluruh konsep materi klasifikasi dunia hewan namun yang
sering mengalami misk.onsepsi adalah Porifera, Coelenterata, Platyhelminthes-.
Nemathelminthes, Annelida, Mollusca, Arthropoda, Echinodermata. dan
Chordata, dan miskonsepsi pada guru terhadap materi klasifikasi dunia hewan
adalah pada konsep Echinodermata.
ii
ABSTRACf
BENNY N.S. PANGGABEAN. Analysis of Student and Biology Teacher
Misconceptions about the Animals World Classification Material in Senior High
School District of Medan Helvetia Thesis. Post Graduate Program, State
University ofMedan, 2011.
This study aims to analyze the presence or absence misconceptions of students
and teachers, as well as analyze the concepts of the animal world classification of
matter that causes misconceptions students and biology teacher on Senior High
School District of Medan Helvetia The population in this study are all teachers
and senior high scllool students in class X District of Medan Helvetia This study
used descriptive research method that studies investigating the respondent
students and teachers based on the understanding of concepts and instruments of
this study using of two dimensional diagnostic test. The results showed that
misconceptions occur on senior high school students and teachers District of
Medan Helvetia. The analysis showed that the misconceptions in students going
on the whole concept of animal world classification material but which often had
misconceptions are Porifera, Coelenterata, Platyhelminthes, Nemathelminthes,
Annelida, Mollusca, Arthropoda, Echinodermata, and Chordata, and
misconceptions on the teachers to the animal world classification material is on
the concept of Echinodermata.
iii .
KATA PENGANTAR
Puji dans~
penulis panjatkan: kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala berkat dan anugrahNya yang memberikan kesebatan dan hikmat serta telah
dimampukan dalam menyelesaikan tesis ini.
Tesis berjudul "Analisis Miskonsepsi Siswa dan: Guru Biologi tentang
Materi Klasifikasi Donia Hewan pada SMA Se- Kecamatan Medan Helvetia"
disusun untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Biologi, UNIMED. Pada
kesempatan ini penulis ·menyam.paikan- terima- kasih kepada Prof. Dr. Herbert
Sipahutar, M.Sc dan Dr. Syahmi Edi. M.Si. sebagai dosen pembimbing tesis yang
telah banyak: memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak: awal
penyusunan proposal, ,penefitian hingga sampai selesainya tesis ini. Penulis juga
mengucapkan terimakasih kepada Dr. Hasruddin M.Pd, Dr. rer. nat. Binari
Manurung, M.Si dan Dr. Fauziyah Hanihap, M.Si sebagai narasumber yang telah
m:emberikan masukan dan saran-saran demi perbaikan untuk menyempmnakan
tesis ini. Kepada
~pak:
Dr. Hasruddin M.Pd selak:u Ketua Prodi Biologi
Pascasru.jana UNIMED, lbu Dr. Fauziyah Harahap, M.Si selak:u Serketaris Prodi
Biologi Paseasarjana. UNIMED yang telah banyak: memberikan nasebat dan
bimbingan semasa perkuliahan dan kepada Bapak: Direk.tur, Asisten Direk.tur
Pascasru.jana UNIMED dan seluruh bapak: dan ibu dosen beserta staf pegawai
Procti Biologi Pascasru.jana yang sudah mernbantu penulis.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Dr. rer. nat. Binari
Manurung, M.Si, dan Drs. Zulkifli Simatupang, M.Pd selak:u validator. Ucapan
terima kasih juga disampaikan kepada bapak kepala sekolah, guru•guru, dan staf
iv
pegawai pada SMA Se; Kecamatan Medan Helvetia yang telah membantu penulis
demi kelancaran penelitian tesis ini. Pengbargaan dan ucapan terima kasih yang
teristimewa juga disampaikan kepada orang tua tercinta Drs. Manry Panggabean
dan Judica br. Pasaribu yang telah banyak berdoa dan memberikan dukungan
secara moril maupun materil untuk kelancaran tesis ini. Terima kasih juga kepada
saudara-saudamlru Martua Panggabean/ Karantina Tarihoran, Deddy Simatupang/
Dessy Panggabeau, dan Putty Panggabean yang selalu memberi semangat, doa:,
dan tidak bosan-bosannya mendukung saya.
Terima kasih juga disampaikan kepada Denni Purba, Sumamy Tridelpina
Purba, Rabitba. Zulfaulina Nasution, Salwa Rezeqi, Erwin llham Sitorus yang
selalu memberikan motivasi dan telah menjadi saudara terbaik selama penulisan
tesis ini, dan kepada seluruh mahasiswa pascasarjana Biologi B angkatan 2009
yang telah banyak memberikan bantuan dalam penulisan tesis ini.
Penulis berupaya dengan semaksimal mungkin dalam menyelesaikan tesis
ini, namun penulis menyadari rnasih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun
tata babasa. Untuk itu penulis mengbarapkan
kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca guna menyempumakan tesis ini. Semoga tesis ini
bermanfaat bagi para pembaca dan dapat memperkaya dunia pendidikan.
Medan, September 2011
Penulis
Renny N.S. Panggabean
NIM.809745010
v
DAFI'ARISJ
Halaman
.ABS-TRAK
ABSTRACT
KATAPENGANTAR
DAFI'ARISI
DAFfAR GAMBAR
DAFfAR TABEL
DAFI'AR LAMPIRAN
BAB.I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalalr
1.2. ldentifikasi Masalah
1.3. Batasan Masalah
l.4-. Rumusan Masalah·
1.5. Tujuan Penelitian
1.6. Manfaat Penelitian
ii
iii
v
ix
xii
xiv
l
6
6
7
7
8
BAB.II KAJIAN PUSTAKA
2. I. Kerangka Teoritis
2.1.1. Konsep, Konsepsi, Prakonsepsi, dan Miskonsepsi
2.1.2. Sumber dan Penyebab Terjadinya Miskonsepsi
2.1.3. Miskonsepsi pada Tingkat Pendidikan
2.1.4. Miskonsepi pada Bidang Studi
2.1.5. Miskonsepsi pada Biologi
2.1.6. Deskripsi Materi Klasifikasi Dunia Hewan
2.1.6.1. Pendahuluan terbadap Klasifikasi Dunia Hewan
2.1.6.2. Porifera
2.1.6.3. Coelenterata
2.1.6.4. Plathyelminthes
2.1.6.5. Nemathelminthes
2.1.6.6. Annelida
2.-1.6-.7. MolJ..u$a
2.1.6.8. Arthropoda
2.1.6.9. Echinodermata
2.1.6.10. Chordata
2.1.7. Identifikasi Miskonsepsi
2.1.8. Pencegaban Miskonsepsi
2~ 1.9~
Penelitian yang Relevan
2.2. Kerangka Konseptual
9
9
1421
22
22
25
25
28
30
34
39
43
46
49
52
53
76
80
82.
84
BAD. m METODE PENELITIAN
3.1. Tempatdan WaktuPenelitian
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian
3-.3-. Desain Penelitian
3.4. Prosedur Penelitian
85
85
86
86
vi
3.5. Teknik Pengumpulan Da:ta
87
3.6. Teknik Analisa Data
89
&A.IV~LDNPEMBHS
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Karakteristik Responden
4.1.1.1. Karakteristik. Responden Siswa
4.1.1.2. Karakteristik. Guru Responden
4.1.1.2.1. Karakteristik Responden Guru Berdasarkan Jenis Kelamin
4. I .12~
Karakteristik Responden Guru Berdasarkan Kualifikasi
Pmmruoom
90
90
%
91
92
92
4.1.1.2.3. Karakteristik Responden Guru Berdasarkan Asal Perguruan
Tinggi
93
4.1.1.2.4. Karakteristik Responden Guru Berdasarkan Pengalaman
Mengajar
4.1.1.2.5. Karakteristik Responden Guru Berdasarkan Jenis Sekolah
4.1.1.2.6. Karakteristik. RespondeD Guru Berdasarkan Akreditas Sekolah
4.1.1.2.7. Karakteristik RespondeD Gum Berdasarkan Sertifikasi
4.1.2. Miskonsepsi Siswa
4.1.2.1. Miskonsepsi Siswa terhadap Setiap Konsep Materi Klasifikasi
Donia Hewan Seluruh SMA Se-- Keeamatan Medan Helvetia
4.1.2.2. Miskonsepsi Siswa terbadap Materi Klasifikasi Dunia Hewan
antar SMA Se- Kecamatan Medan Helvetia
4.1.2.3. Miskonsepsi Siswa antar Sekolah pada Setiap- Konsepterbadap Materi Klasifikasi Dunia Hewan
4.1.2.3.1. Miskonsepsi Siswa terbadap Konsep Porifera
4.1.2.3.2". Miskonsepsi Siswa terbadap Konsep Coelenterata
4.1.2.3.3. Miskonsepsi Siswa terhadap Konsep Platyhelminthes
4. 1.2.3.4. Miskonsepsi Siswa terhadap Konsep Nemathelminthes
4.1.2.3.5. Miskonsepsi Siswa terbadap Konsep Annelida
4.1.2.3.6. Miskonsepsi Siswa terbadap Konsep Mollusca
4.1.2.3.7. Miskonsepsi Siswa terbadap Konsep Arthropoda
4.1.2.3.8. Miskonsepsi Siswa terbadap Konsep Echinodermata
4.1.2.3.9. Miskonsepsi Siswa terbadap Konsep Chordata
4.L3 Miskonsepsi Guru
4.1.3.1. Miskonsepsi Guru terhadap Materi Klasifikasi Dunia Hewan
pada SMA Se- Kecamatan Medan Helvetia
4-. l .3-.2. Misk:onsepsi Guru terbadap Setiap- Konsep- Materi Klasifikasi
Dunia Hewan
4.1.3.2.1. Miskonsepsi Guru terhadap Konsep Porifera
4.1.3.2.2. Miskonsepsi Guru terbadap Konsep Coelmterata
4.1.3.2.3. Miskonsepsi Guru terbadap Konsep Platyhelminthes
4.1.3.2.4. Miskonsepsi Guru terbadap Konsep Nemathelminthes
4.1.3.2.5. Miskonsepsi Guru terbadap Konsep Annelida
4.1.3.2.6. Miskonsepsi Guru terbadap Konsep Mollusca
4.1.3.2. 7. Miskonsepsi Guru terbadap Konsep Arthropoda
4.1.3.2.8. Miskonsepsi Guru terbadap Konsep Echinodermata
4.1.3.2.9. Miskonsepsi Guru terbadap Konsep Chordata
94
94
95
95
96
9698
99
99
100
100
101
102
103
104
105
106
107
107
108
108
109
110
111
112
113
114
115
116
vii
...
4.1.3.3. Miskonsepsi antar Guru terbadap Materi K.lasifikasi Dunia
Hewan pada SMA Se- Kecamatan Medan Helvetia
4.1.3.4. Miskonsepsi antar Guru terhadap Setiap Konsep Materi
K.lasiflkasi Di.mia Hewan pada SMA Se- Kecamatan Medan
Helvetia
4.1.3.5. Miskonsepsi Guru terhadap Materi K.lasifikasi Donia Hewan
Berdasarkan Karakteristik Responden
4.1.3.5.1. Miskonsepsi Guru Berdasarkan Jenis Kelamin
4.1.3.5.1.1. Miskonsepsi Guru terhadap Materi Klasifikasi Dunia
Hewan Berdasarkan Jenis Kelamin
4.1.3.5.1.2. Miskonsepsi Guru terhadap Setiap Konsep Materi
K.lasifikasi Donia Hewaa Berdasarkan Jenis Kelamin
4.1.3.5.2. Miskonsepsi Guru Berdasarkan Kualifikasi Pendidikan
4.1.3.5.2.1. Miskonsepsi Guru terbadap Materi K.lasifikasi Dunia
Hewan Berdasarkan Kualifikasi Pendidikan
4.1.3.3.2.2. Miskonsepsi Guru terbadap Setiap Konsep Materi
K.lasifikasi Dunia Hewan Berdasarkan Kualiflkasi Pendidikan
4.1.3.5.3. Miskonsepsi Guru Berdasarkan Asal Perguruan Tinggi
4.1.3.5.3.1. Miskonsepsi Guru terbadap Materi K.lasiflkasi Dunia
Hewan Berdasarkan Asal Perguruan Tinggi
4. I .3.5.32. Miskonsepsi Guru terhadap Setiap Konsep Materi
K.lasifikasi Dunia Hewan Berdasarkan Asal Perguruan Tinggi
4.13.5.4. Miskonsepsi Guru Berdasarlam Pengalaman Me~jar
4.1.3.5.4.1. Miskonsepsi Guru terbadap Materi Klasifikasi Dunia
Hewan Berdasarkan Pengalaman Me~ar
4.1.3.5.4.2. Miskonsepsi Guru terhadap Setiap Konsep Materi
K.lasifikasi Dunia Hewan Berdasarkan Pengalaman Mengajar
4.1.3.5.5. Miskonsepsi Guru Berdasarkan Jenis Sekolah
4.1.3.5.5.1. Miskonsepsi Guru terbadap Materi Klasifikasi Dunia
Hewan Berdasarkan Jenis Sekolah
4.1.3.5.5.2. Miskonsepsi Guru terbadap Setiap Konsep Materi
K.lasifikasi Dunia Hewarr Berdasarkan Jenis Sekolah
4.1.3.5.6. Miskonsepsi Guru Berdasarkan Akreditas Sekolah
4.1.3.5.6.1. Miskonsepsi Guru terbadap Materi K.lasifikasi Dunia
Hewan Berdasarkan Akreditas Sekolah
4.1.3.5.6.2. Miskonsepsi Guru terbadap Setiap Konsep Materi
K.lasifikasi Dunia Hewan Berdasarkan Akreditas Sekolah
4.1.3.5.7. Miskonsepsi Guru Berdasarkan Sertifikasi
4.1.3.5.7.1. Miskonsepsi Guru terhadap Materi K.lasifikasi Dunia
Hewan Berdasarlam Sertifikasi
4.1.3.5.7.2. Miskonsepsi Guru terbadap Setiap Konsep Materi
Klasifikasi Dunia Hewan Berdasarkan Sertifikasi
4.2. Pembabasan
4.2.1. Analisis Karakteristik Responden
4.2.2. Analisis Miskonsepsi Siswa
4.23~
Analisis Miskonsepsi Guru
117
117
119
119
119
120
121
121
122
123
123
124
125
125
126
127
127
128
129
129
130
131
131
132
l33
133
134
13~
viii
BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN s-ARAN
5.1. Kesimpulan
5.2.1mplikasi
5.2~
Saran
141
141
142
DAFfAR PUSTAKA
LAMPIRAN
146
143
xii
DAFfAR TABEL
Tabel2.l. Penyebab Miskonsepsi
15
Tabel 2.2. Miskonsepsi Biologi
24
Tabel2.3. Miskonsepsi yang Umum pada KJ.asifikasi Dunia Hewan
25
Tabel- 2.4. Sistem Pencemaandan Reproduksi pada- Porifera
29-
Tabel2.5. Sistem Organ dalam Tubuh Hydra
31
Tabel2.6. Sistem Organ dalam Tubuh Plathyhelminthes
35
Tabel2.7. Sistem- Organ-dalam- Tubuh- Nematoda-
40
Tabel2.8. Sistem Organ dalam Tubuh Annelida
44
Tabel2.9. Sistem Organ dalam Tubuh Vertebrata
56
Tabel2.10~
57
Sistem- Organ dalam- Tubuh IkanTabel 2.11. Sistem Organ pada Amphibia diwakili K.atak Hijau
(Kana pipiens)
60-
Tabel2.12. Sistem Organ dalam Tubuh Reptilia
63
Tabel2.13. Sistem Organ dalam Tubuh Aves
66
Tabel2.14. Sistem Organ pada Mamalia diwaki:li oleh kelinci
(Oryctolagus cuniculus)
70
Tabel2.l5-. Analisis K.onsep-Materi Klasifikasi Dunia Hewan
73-
Tabel3.1. Penjabaran Populasi dan Sampel SMA Se- Kecamatan
Medan Helvetia
8"5
Tabel 3.2. Kemungkinanjawaban dan tingkat keyakinan terbadap
jawaban yang diberikan serta bobot skor yang diberikan
terhadap setiap kemungkinanjawaban kombinasi jawaban
88
Tabel 3.3-. Analisis soal- pemabamall konsep pada materi Klasifikasi
Dunia Hewan
88
Tabel4: 1. Jumlah Sampel Siswa SMA Se-- Kecamatan Medan Helvetia
90
Tabel4.2. Jumlah Sampel Guru SMA Se- Kecamatan Medan Helvetia
90
xiii
Tabel4.3-. K.araJ.cteristi Responden Guru Berdasarkan Jenis Kelamin
92
Tabel4.4. Karakteristik. Responden Guru Berdasarkan Kualifikasi
Pendidikan
92
Tabel 4.5. Karakteristik. Responden Guru Berdasarkan Asal Perguruan
Tinggi
93
Tabel4.6. Karakteristik. Responden Guru Berdasarkan Pengalaman
Mengajar
94
Tabel4.7. Karakteristik RespondeD Guru Berdasatkan Jenis- Sekolah
94
Tabel4.8. Karakteristik. Responden Guru Beidasarkan Ak.reditas Sekolah 95
Tabel4.9-. Karakteristik. Responden Guru Berdasatkan Sertifikasi
9-5
Tabel4.l 0. Rata-rata Skor (±SD) antar Guru Pada Setiap Konsep
Materi Klasifikasi Dunia Hewan
I 18
Tabel4.11. Jumlah dan Persen Guru yang Mengalami Miskonsepsi
pada Setiap Konsep
118
ix
DAFrAR GAMBAR
Gambar 2.1. Skema Penilaian untuk Tes Dua Dimensi
79
Gambar 2.2. Kerangka Konseptual
84
Gambar 4.1. Rata-rata Skor (± SD) Miskonsepsi Siswa terbadap
Setiap Konsep Materi Klasifikasi Donia Hewan pada
SMA Se- Kecamatan Medan Helvetia
97
Gambar 4.2. Rata-rata Skor (± SD) Miskonsepsi Siswa terlJadap
Materi Klasifikasi Donia Hewan Antar Sekolah
98
Gambar 4.3. Rata-rata Skor (± SD) Miskonsepsi Siswa antar Sekolah
pada Konsep Porifera
99
Gambar 4.4. Rata-rata Skor (± SD) Miskonsepsi Siswa antar Sekolah
pada Konsep Coelenterata
100
Gambar 4.5. Rata•rata Skor (± SD)- Miskonsepsi Siswa antar Sekolah
pada Konsep Platyhelminthes
101
Gambar 4.6. Rata"'fata Skor (± SD) Miskonsepsi Siswa antar Sekolah
pada Konsep Nemathelminthes
102
Gambar4.7. Rata--rata Skor (± SD)-MiskonsepsiSiswa-antar Sekolah
pada Konsep Annelida
103
Gambar 4-.8. Rata·rata Skor (± SD) Misk:onsepsi Siswa antar Sekolah
pada Konsep Mollusca
104
6ambar 4.9-. Rata--rata Skor (± SD} Miskonsepsi Siswa antar Sekolah
pada Konsep Arthropoda
105
Gambar 4.1 0. Rata"'fata Skor (± SD} Miskonsepsi Siswa antar Sekolah
pada Konsep Echinodermata
106
6ambar 4.11. Rata-rata Skor (± SD) Miskonsepsi Siswa antar Sekolah
pada Konsep Chordata
106
Gambar 4.12. Rata-rata Skor (± SD} Miskonsepsi Guru terbadap- Materi
Klasifikasi Donia Hewan pada SMA Se- Kecamatan
Medan Helvetia
108
Gambar 4~ lJ. RatMata Skor (± SD)- Miskonsepsi 6uru pada: Konsep
Porifera
109
X
Gambar 4.14. Rata"'fata Skor (± SD) Miskonsepsi Guru pada Konsep
Coelenterata
110
Gambar 4.15; Rata-rata Skor (± SD) Miskonsepsi Guru pada Konsep
Platyhelminthes
111
Gambar 4.16. Rata-rata Skor (±SO) Miskonsepsi Guru pada Konsep
Nemathelminthes
112
Gambar 4.17. Rata-rata Skor (± SD) Miskonsepsi Guru pada Konsep
Annelida
113
Gambar 4~ 18. Rata-rata Skor (± SD) Miskonsepsi Guru pada Konsep
Mollusca
114
Gambar4.19. Rata-rata Skor (± SD) Miskonsepsi Guru pada Konsep
Arthropoda
115
Gambar 4.20. Rata-rata Skor (± SD) Miskonsepsi Guru pada Konsep
Echinodermata
116
Gambar 4.21. Rata-rata Skor (± SD) Miskonsepsi Guru pada Konsep
Chordata
116
Gambar 4.22. Rata-rata Skor (± SD) Miskonsepsi antar Guru terbadap
Materi Klasifikasi Dunia Hewan pada SMA Se- Kecamatan
Medan Helvetia
117
Gambar 4.23. Rata-rata Skor (± SD) Miskonsepsi Guru terhadap Materi
Klasifikasi Dun.ia Hewan Berdasarkan Jenis Kelamin
Gambar 4.24. Rata-rata Skor ± SD Miskonsepsi Guru terhadap Setiap
Konsep Materi Klasifikasi Dunia Hewan Berdasarkan
Jenis Kelamin
119
120
Gambar 4.25. Rata-rata Skor (± SD) Miskonsepsi Guru terhadap Materi
Klasifikasi Dun.ia Hewan Berdasarkan Pendidikan Terakhir 121
Gambar 4.26. Rata-rata Skor ± SD Miskonsepsi Guru terbadap Setiap
Konsep Materi Klasifikasi Dun.ia Hewan Berdasarkan
Pendidikan Terakhir
122
Gambar 4.27. Rata-rataSkor (± SD)-Miskonsepsi 6uruterbadap Materi
Klasifikasi Donia Hewan Berdasarkan Asal Perguruan
T~
123
xi
Gambar 4.2&. Rata--rata Skor ± SD- Miskonsepsi Guru terhadap Setiap
Konsep Materi Klasifikasi Dunia Hewan Berdasarkan
Asal Perguruan Tinggi
124
Gambar 4.29. Rata-rata Skor (± SD) Miskonsepsi Guru terhadap Materi
Klasiftkasi Dunia Hewan Berdasarkan Pengalaman
Mengajar
125
Gambar 4.30. Rata-rata Skor ± SD Miskonsepsi Guru terhadap Setiap
Konsep Materi Klasifikasi Dunia Hewan Berdasarkan
Pengalaman Mengajar
126
Gambar 4.31. Rata--rata Skor (± SD} Miskonsepsi Guru terbadap Materi:
Klasifikasi Dunia Hewan Berdasarkan Jenis Sekolah
127
6ambar 4.32. Rata-rata Skor ± SD Miskonsepsi Guru terhadap Setiap
Konsep Materi Klasifikasi Dunia Hewan Berdasarkan
Jenis Sekolah
128
Gambar 4.33. Rata-rata Skor (± SD) Miskonsepsi Guru terbadap Materi
Klasifikasi Dunia Hewan Berdasarkan Akreditas Sekolah
129
Gambar 4.34. Rata--rata Skor ± SD·Miskonsepsi Guru terhadap Setiap
Konsep Materi Klasifikasi Dunia Hewan Berdasarkan
Akreditas Sekolah
130
Gambar 4.35. Rata-rata Skor (± SD) Miskonsepsi Guru terbadap Materi
Klasifikasi Dunia Hewan Berdasarkan Sertifikasi
131
Gambar 4.36. Rata-rata Skor ± SD Miskonsepsi Guru terhadap Setiap
Konsep Materi Klasifikasi Dunia Hewan Berdasarkan
Sertifikasi
131
xiv
DAFfAR LAMPIRAN
Lampiran l. ldentitas Responden
147
Lampiran 2. Tes Diagnostik
148
Lampiran 3. Data-data Skor Hasil Tes Diagnostik Siswa SMA
Se- Kecamatan Medan Helvetia
154
Lampiran 4. Data-data Skor Hasil Tes Diagnostik Guru SMA
Se- Kecamatan Medan Helvetia
182
BABI
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalab
Salah satu tujuan pembelajaran llmu Pengetahuan Alam (IPA) yang
mendasar adalah membantu siswa memabami konsep-konsep yang berkaitan
deogan gejala-gejala alam di sekitamya. Dari pemahaman tersebut diharapkan
siswa mampu mendeskripsikan dan menghubungkan antar konsep untuk
menjelaskan peristiwa-peristiwa alam yang tetjadi dalam kehidupan sehari-hari
(Winahyu. 2006). Nauiun dalam pembelajaran biologi ditemukan siswa banya
mengbaful konsep tanpa memahami maksud dan isinya secara mendalam, padahal
pemahaman konsep biologi saogat diperlukan dalam pengintegrasian alam dan
teknologi dalant.kebidupan sehari-hari (Kicbin, 2010).
Literatur telah menunjukkan, bahwa terjadi pemahaman konsep biologi
.
yang berbeda dengan konsep yang diterima secara ilmiah (fekkaya, 2002; Ekici,
2007). Pemabaman konsep yang tidak sesuai dengan konsep ilmiah disebut
dengan miskonsepsi (furkmen, 2007; Kose, 2008). Daiam kurun waktu lima belas
tahun terakbir, miskonsepsi dalam Dmu Peogetahuan Alam (IPA) telah menjadi
perhatian serius dalam dunia pendidikan. Menurut Novak yang dikutip oleh
Hewindati (20Qi!), miskonsepsi dalam lPA dan Matematika ditemukan bahwa
miskonsepsi terhadap konsep IPA banyak tetjadi pada siswa di berbagai negara
mulai dari siswa tingkat Sekolah Dasar (SO) sampai deogan mahasiswa di
Perguruan Tioggi (PT).
Miskonsepsi dapat tetjadi di dalam dan di luar sekolah. Guru dan buku
dapat menjadi sumber miskonsepsi yang terjadi di sekolah. Hal ini didukung oleh
2
penelitian Suryanto (1997) dan Kardi seperti dikutip Wmahyu (2006), yang
menunjukkan banyak guru yang mengalami miskonsepsi dan penelitian Ivowi dan
Uludotun yang menemukan bahwa buku pelajaran, pengalaman sehari-hari siswa,
serta pengetahuan yang dimiliki guru merupakan penyebab miskonsepsi. Namun
demikian, lingkungan juga dapat menjadi penyebab miskonsepsi yang terjadi di
luar sekolah.
Menurut banyak penelitian, miskonsepsi terdapat dalam semua bidang
sains, seperti fisika (Chen, 2002), kimia (Simamora, 2007), biologi (Marek ,1994
dalam Robmadi, 2009), dan astronomi (Marshall, 2003). Beberapa penelitian
mengenai miskonsepsi dalam bidang biologi telah dilakukan: Cell (Boo, 2007;
Kara, 2007), fotosintesis (Ekici, 2007; Kose, 2008), genetika (Lewis, Leach. dan
Wood-Robinson, 2000; Pashley, 1994 dalam Tekkaya, 2002), ekologi (Griffiths
dan Grant, 1985; Munson, 1994 dalam Tekkaya, 2002), respirasi pada tanaman
(Boo, 2007; Kose, 2008), klasifikasi (Trowbridge dan Mintzes, 1988), sistem
sirkulasi (Yip, 1998), vertebrata dan invertebrata (Braund, 1988 dalam Tekkaya,
2002), energi (Boyes dan Stanisstreet, 1991 dalam Tekkaya, 2002), evo1usi
(Gregory, 2009) dan difusi dan osmosis (Tarakci, Hatipogul, dan Ozden, 1999).
Miskonsepsi dapat menjadi penghalang dalam memahami materi-materi
biologi. Banyak konsep-konsep dalam biologi sating berbubungan dan merupakan
kunci untuk memahami konsep lain, sebingga miskonsepsi pada satu konsep
mengakibatkan miskonsepsi pada yang lain (Tekkaya, 2002). Sebagai contoh.
tanpa pemahaman mengenai sistem peredaran darah, maka konsep mengenai
sistem respirasi, sistem ekskresi dan sistem kekebalan tubuh akan sulit dipahami.
Biasanya miskonsepsi terjadi karena konsep-konsep biologi yang bersifat abstrak
3
dan sulit dipahami oleh guru dan siswa. K.indfield (1991) menyatakan bahwa
siswa sering mengalami miskonsepsi dalam pem.belajaran yang berhubungan
dengan struktur dan fungsi kromosom. Dikmenli (2010) menyatakan bahwa siswa
mengalami kesulitan dalam pem.ahaman konsep pembelahan sel terutama
berhubungan dengan meiosis daripada mitosis karena konsep bersifat abstrak:
sehingga siswa bingung tahapan proses pem.belahan sel dan peristiwa yang tetjadi
pada tahap ini.
Hasil observasi peneliti dengan beberapa siswa dan guru biologi SMA
Se- Kecamatan Medan Helvetia mengindikasikan kemungkinan terjadinya
miskonsepsi pelajaran biologi pada siswa. Guru-guru tersebut mengungkapkan
bahwa materi pembelBJaran klasifikasi dunia hewan merupakan materi yang sulit
dipahami karena banyaknya pengelompokan hewan dan nama latin. Para siswa
mengungkapkan bahwa guru dalam pembelajarannya hanya menggunakan metode
ceramah, tanya jawab, dan memberikan tugas latihan dalam proses pem.belajaran
biologi. Para siswa juga mengungkapkan bahwa materi klasifikasi dunia hewan
merupakan materi yang sulit karena banyak hafalan nama latin hewan,
pengelompokkan hewan, dan mereka banyak yang tidak mengenal hewannya.
Miskonsepsi dapat menjadi bahaya laten karena menggangu proses belajar
akibat adanya logika yang salah saat mempelajari konsep bam yang benar.
Disebut baba.ya Iaten karena keberadaanya secara umum tidak terdeteksi saat tidak
mendapat tantangan konsep lain (Simanek, 2007). Jika miskonsepsi tidak dapat
dihilangkan, miskonsepsi akan berdampak negatif pada kegiatan belajar
selanjutnya (Pabucu, 2006).
4
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa materi mengenai ldasifikasi
hewan merupakan materi yang sulit dipahami sehingga memberikan peluang
tetjadinya miskonsepsi. Berdasarkan basil penelitian mengenai klasifikasi hewan
menunjukkan bahwa para siswa dari segala usia termasuk mahasiswa sering
mengklasifikasi hewan salah (Trowbridge dan Mintzes, 1988 dalam Prokop,
2001). Kura-kura dan reptil dikelompokkan sebagai amfibi (Yen, 2004) atau
invertebrata (Bmund, 1998 dalam Bucher, 2010).
Bucher (2010) menemukan
bahwa dari semua guru yang mengajar topik klasifikasi hewan mengalami
kesulitan dalam menerangkan topik tersebut. Hal ini dapat menjadi bahan
miskonsepsi yang diberikan kepada siswa
Yen (2004), mengidentifikasi miskonsepsi mengenai amfibi dan reptil
melalui tes pilihan berganda dan wawancara dalam menentukan pemaha.ma!I
konsep sehingga diketahui adanya miskonsepsi. Yen (2007), mendiagnosa
miskonsepsi mengenai klasifikasi hewan dimana pandangan siswa sangat terbatas
terhadap hewan dikarenakan siswa memiliki konsep-konsep yang telah ada
sebelumnya
yang
menimbulkan
konseptual
khusus
sehingga
siswa
mengklasifikasi hewan cendenmg berdasarkan motfologi dan habitat.
Hiller seperti dikutip Woolfolk dan McCune-Nicolich dalam Hewindati
(2004), menyatakan bahwa terdapat hubungan yang erat antam kualitas penjelasan
dan pengetahuan guru dengan pencapaian belajar siswa Kurangnya pengetahuan
guru akan menyebabkan tidak jelasnya penyajian pelajaran yang dapat
menimbulkan miskonsepsi. Sementara itu Winkel dalam Hewindati (2004),
mengemukakan bahwa penguasaan guru tentang bidang studi merupakan hal yang
sangat mendasar dalam kegiatan proses belajar mengajar. Dengan dikuasainya
5
materi pelajaran, guru tidak akan ragu-ragu tmtuk menggunakan berbagai variasi
metode mengajar.
Menurut Hayman yang dikutip oleh Hewindati (2004), jika dalam proses
belajar mengajar diciptakan iklim yang positif maka guru akan dapat mengajar
dengan lebih baik dan siswa akan belajar lebih banyak. Bruner seperti dikutip
Hewidanti (2004), berpendapat bahwa siswa akan siap belajar apabila guru siap
tmtuk m~ar.
dan keefektifan guru dalam mengajar merupakan faktor penting
tmtuk pembentukkan konsep pada siswa.
Siswa dapat berjuang dengan generalisasi, yang menghasilkan makna yang
salah konsep (Trowbridge & Mintzes, 1988). Memperbaiki konsep yang dimiliki
siswa adalah penting karena semakin lama konsepsi altematif ini dimiliki,
semakin kuat mereka menjadi, dan .sernakin keras mereka tmtuk membalikkan
(Trowbridge & Mintzes, 1988). Menurut Posnet dalam Simamora (2007), guru
hendaknya menerapkan strategi pengubahan konseptual dalam pembelajaran agar
dapat mengatasi miskonsepsi siswa.
Dari latar belakang yang telah dikemukakan, dapat diambil suatu
kesimpulan bahwa miskonsepsi dapat menimbulkan kesalahan dalam proses
pembelajaran, karena siswa akan tetap mempertabankan konsep yang salah dan
guru akan menga.lami kesulitan menyelenggarakan proses pembelajaran tmtuk
mengubah konsep yang salah tersebut.
6
1.2. ldentifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentiftkasikan
pennasalahan antara lain:
1. Terdapatnya miskonsepsi dalam pemahaman konsep klasifikasi dunia hewan.
2. Miskonsepsi terlihat pada pemahaman defenisi, hubungan konsep dan aplikasi
konsep.
3. Miskonsepsi memberikan dampak berbabaya karena memberikan pemahaman ·
yang sa1ah bahkan terjadi kesalaban antara konsep yang sa1ah dan benar.
4. Miskonsepsi dapat bersumber dari pengalaman pribadi, bahasa, representasi
visual, dan metode mengajar, ketertinggalan infonnasi terbaru menyebabkan
konsep-konsep lama seharusnya diperbaharui.
1.3. Batasan Masalah
Berdasarkan identiflkasi permasalahan di 8tas, maka pembatasan masalah
dalam penelitian ini difokuskan hanya pada:
l. Siswa yang belajar materi klasifikasi dunia hewan di SMA Se- Kecamatan
Medan Helvetia.
2. Guru Biologi yang mengajarkan materi klasifikasi dunia hewan di SMA SeKecamatan Medan Helvetia.
3. Identifikasi konsep materi mana yang paling sering mengalami miskonsepsi
pada guru biologi dan siswa pada konsep klasifikasi dunia hewan di SMA SeKecamatan Medan Helvetia.
7
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka dikemukakan rumusan masalah
sebagai berikut:
I. Adakah terjadi miskonsepsi terbadap siswa dan guru tentang materi klasiflkasi
dunia hewan pada SMA Se- Kecamatan Medan Helvetia?
2. Konsep manakah dalam materi klasifikasi dunia hewan yang sering terjadi
miskonsepsi pada siswa SMA Se- Kecamatan Medan Helvetia?
3. Konsep manakah dalam materi klasifikasi dunia hewan yang sering terjadi
miskonsepsi pada guru SMA Se- Kecamatan Medan Helvetia?
1.5.Tujuan Penelitian
.
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
I. Mengetahui ada tidaknya teljadi miskonsepsi terhadap guru dan siswa tentang
maieri klasifikasi dunia hewan pada SMA Se- Kecamatan Medan Helvetia.
2. Mengetahui konsep dari materi klasifikasi hewan yang sering menyebabkan
terjadinya miskonsepsi pada siswa di SMA Se- Kecamatan Medan Helvetia.
3. Mengetahui konsep dari materi
klasifikasi hewan yang sering menyebabkan
terjadinya miskonsepsi bagi guru pada SMA Se- Kecamatan Medan Helvetia.
8
1.6. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian yang dilakukan ini akan memberikan manfaat yang
berarti.
1. Secara teoritis basil penelitian ini diharapkao dapat digunakan sebagai bahan
informasi dan referensi kepada guru, tenaga pengajar, dan peneliti selanjutnya,
yang ingin mengetahui lebih lanjut tentang gambaran mengenai miskonsepsi
guru biologi SMA Se- Kecamatan Medan Helvetia
2. Secara praktis baSil penelitian ini diharapkao dapat memberikan input dan
gambaran untuk meningkatkao kualitas pembelajaran dalam melengkapi siswa
dan guru dengan pengetahuan konseptual yang diperlukan dalam pemecahan
masalah ilmiah. Selain itu, basil penelitian ini juga diharapkao dapat ditindak
lanjuti dalam pengubahan miskonsepsi guru biologi SMA Se· Kecamatan
Medan Helvetia
BABV
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
HasiJ penelitian miskonsepsi guru dan siswa tentang materi klasifikasi
dunia hewan adalah sebagai berikut:
1.
Siswa dan guru biologi SMA Se- Kecamatan Medan Helvetia teridentifikasi
mengalami miskonsepsi pada materi klasifikasi dunia hewan.
2. Analisis miskonsepsi pada siswa terhadap materi klasifikasi dunia hewan
teridentifikasi mengalami miskonsepsi pada seluruh konsep materi dan
konsep pada materi klasifikasi dunia hewan yang paling sering mengalami
miskonsepsi yaitu Porifera, Coelenterata, Platyhelminthes, Nemathelminthes,
Annelida, Mollusca, Arthropoda, Echinodennata, dan Chordata.
3. Analisis miskonsepsi pada guru terhadap materi klasifikasi dunia hewan
teridentifikasi mengalami miskonsepsi pada konsep Echinodennata.
5.2. lmplikasi
Berdasarkan basil temuan analisis data menunjukkan bahwa:
1.
Siswa dan Guru biologi SMA Se- Kecamatan Medan Helvetia perlu
meningkatkan pengetahuan konseptuai meliputi konsep materi klasifikasi
dunia hewan.
2.
Guru biologi SMA Se- Kecamatan Medan Helvetia perlu meningkatkan
kemampuan penggunaan teknologi untuk memberikan motivasi serta
penggunaan metode pembelajaran yang diterapkan.
141
142
5.3. Saran
Berdasarkan basil penelitian saran yang perlu disampaikan adalah:
I.
Para siswa diharapkan lebih giat dalam belajar, serta
harus mengerti,
memahami, serta menguasru isi setiap konsep materi pembelajaran.
2.
MeningkatJcan pengetahuan konseptual guru meliputi konsep biologi melalui
peJatiban-pelatihan agar guru dapat membantu siswa dalam memahami
konsep sehingga dapat ntenghidari teljadinya miskonsepsi. Guru dalam
pembelajaran sebaiknya meJiggunakan metode, dan media pembelajaran
sehingga dapat memberikan motivasi bell!iar kepada siswa
143
DAFfAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Starter Experiment Approach I Pendekatan Starter Eksperimen
(PSE). Dalam htto://www.napantulisku.com/20 I 0/0 l/starter-exoerimentapproach-oendekatan.html diakses tanggal 06 September 2010.
Arikunto, S. 2002. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi Revisi. Jakarta: Bumi
Aksara.
Boo, H. K. 2005. Primacy Science Assesment Item Setters' Misconceptions
Concerning Biological Science Concepts. Asian-Pasific Forum on Science
Learning and Teaching, 8: 1-13.
Bell, B., 1981, Students' Ideas About Plant Nutrition: What are They?. Journal of
Biological Education, 19:213-218.
Brody, M. 1993. Student Misconceptions of Ecology: Identification, Analysis and
Instructional Design. The Proceedings of the Third International Seminar
on Misconceptions and Educational Strategies in Science and
Mathelll!ltics. Trust: Ithaca, New York.
Bucher, A. M., Burgoon, J., dan Duran, E. 2010. Exploring Elementary and
Middle School In-service Teachers' Knowledge of Animal Classification:
A Comparison of Student and Teacher Misconceptions. National Social
Science Assosiation, (Onlii)e), (httD:/Jwww.nssa.us!ioumals/20 10-351/2010-35-l-04.htm, diakses tanggal28januari 20ll).
Chalik, M., dan Ayas, A. 2005. A Cross-Age Study on The Understanding of
Chemical Solutions and Their Components. International Education
Journal, 6: 30-41.
Chen, C. C., Lin, H. S., dan Lin, M. L. 2002. Developing a Two-Tier Diagnostic
Instrument to Assess High School Students' Understandipg - The
Formation of Images by a Plane Mirror. Proceeding National Science
Council, 12: 106-121.
B. 2009. Underlining the Problems in Biology
(::obanoglu, E., dan ~
Textbook for lOth Gradesvin High School Education Using the
Suggestions of Practicing Teachers. Journal ofTurldsh Science Education,
6:75-91.
Dikmenli, M. 2010. Misconceptions of Cell Division Held by Student Teachers in
Biology: A Drawing Analysis. Scientific Research and Essay, 5: 235-247.
144
Ekici, F., dan Ekici, E. 2007. Utility of Concept Cartoons in Diagnosing and
Overcoming Misconceptions Related to Photosynthesis. International
Journal ofEvironmental and &ience Education, 2: 111-124.
Fandy.
2009. Teori dan Konsep Belajar Dunia Pendidikan. Dalam
htto://fandi4tarakan.wordpress.com/2009/12/28/teori..