PENGARUH CITRA MEREK DAN SIKAP KONSUMEN TERHADAP MINAT BELI KOPI BUBUK INSTANT NESCAFE DI SURABAYA SELATAN (Studi di Circle K Indragiri).

PENGARUH CITRA MEREK DAN SIKAP KONSUMEN
TERHADAP MINAT BELI KOPI BUBUK INSTANT
NESCAFE DI SURABAYA SELATAN
(Studi di Cir cle K Indr agir i)
SKRIPSI

Oleh :
Dhimas Nugroho
0812010169/FE/EM

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2012

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

PENGARUH CITRA MEREK DAN SIKAP KONSUMEN
TERHADAP MINAT BELI KOPI BUBUK INSTANT
NESCAFE DI SURABAYA SELATAN

(Studi di Cir cle K Indr agir i)

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syaratan
Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
J urusan Manajemen

Diajukan Oleh :
Dhimas Nugroho
0812010169/FE/EM

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2012

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SKRIPSI

PENGARUH CITRA MEREK DAN SIKAP KONSUMEN TERHADAP
MINAT BELI KOPI BUBUK INSTANT NESCAFE DI SURABAYA
SELATAN
(Studi di Circle K Indragiri)

Disusun Oleh :
Dhimas Nugroho
0812010169/FE/EM

Telah dipertahankan dihadapandan diterima oleh Tim Penguji skripsi.
J urusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” J awa Timur
Pada tanggal 14 Desember 2012

Pembimbing :
Pembimbing Utama

Tim Penguji :
Ketua


Dr s. Ec. Her ry A.L.W, SE, MM

Drs. Ec. Gendut Sukarno, Ms
Sekretaris

Dr s. Ec. Sugeng P, SE, MM
Anggota

Dr s. Ec Her ry A.L.W, SE, MM
Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional ”Veteran” J awa Timur

Dr. H. Dhani Ichasanuddin Nur, MM.
NIP. 196309241989031001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SKRIPSI

PENGARUH CITRA MEREK DAN SIKAP KONSUMEN
TERHADAP MINAT BELI KOPI BUBUK INSTANT
NESCAFE DI SURABAYA SELATAN
(Studi di Cir cle K Indr agir i)

Yang diajukan

Dhimas Nugroho
0812010169/FE/EM

Disetujui untuk ujian lisan oleh :

Pembimbing Utama

Dr s. Ec. Her ry Arianto L.W, SE, MM

Tanggal :

23 – 11 - 2012


Mengetahui
Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional ”Veteran”
J awa Timur

Dr s. Ec. R. A. Suwaidi, MS.
NIP. 196003301986031003

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

USULAN PENELITIAN
PENGARUH CITRA MEREK DAN SIKAP KONSUMEN
TERHADAP MINAT BELI KOPI BUBUK INSTANT
NESCAFE DI SURABAYA SELATAN
(Studi di Cir cle K Indr agir i)

Yang diajukan

Dhimas Nugroho

0812010169/FE/EM

Telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi oleh :

Pembimbing Utama

Dr s. Ec. Her ry Arianto L.W, SE, MM

Tanggal : 17 – 10 - 2012

Mengetahui
Ketua Jurusan Manajemen

Dr. Muhadjir Anwar, MM.
NIP. 196509071991031001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

USULAN PENELITIAN

PENGARUH CITRA MEREK DAN SIKAP KONSUMEN
TERHADAP MINAT BELI KOPI BUBUK INSTANT
NESCAFE DI SURABAYA SELATAN
(Studi di Cir cle K Indr agir i)

Yang diajukan

Dhimas Nugroho
0812010169/FE/EM

Telah disetujui untuk diseminarkan oleh

Pembimbing Utama

Dr s. Ec. Her ry Arianto L.W, SE, MM

Tanggal : 10 – 8 - 2012

Mengetahui
Ketua Jurusan Manajemen


Dr. Muhadjir Anwar, MM.
NIP. 196509071991031001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

K AT A P E NG ANT AR

Assalamualaikum Wr.Wb.
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT, atas rahmat dan berkatNya yang diberikan kepada penulis sehingga skripsi yang berjudul “PENGARUH
CITRA MEREK DAN SIKAP KONSUMEN TERHADAP MINAT BELI KOPI
BUBUK INSTANT NESCAFE DI SURABAYA SELATAN ( Studi di Cir cle K
indr agir i ) ”
Penyusunan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi syarat penyelesaian Studi
Pendidikan Strata Satu, Fakultas Ekonomi jurusan Manajemen, Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah memberi bimbingan, petunjuk serta bantuan baik spirituil maupun
materiil, khususnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP selaku Rektor Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur. SE, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Dr. Muhadjir Anwar, MM, MS. Selaku Ketua Program Studi Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
4. Bapak Drs. Ec. Herry Arianto L. W SE, MM. selaku Dosen Pembimbing Utama yang
telah memberikan bimbingan skripsi sehingga penulis bisa merampungkan tugas
skripsinya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5. Para Dosen yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis selama
menjadi mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “Veteran“ Jawa Timur.
6. Mini market Circle K Indragiri Surabaya yang telah membantu dalam penyusunan
skiripsi penulis.
7. Allah beserta Rossulnya.
8. Kepada bapak Hadi Susanto, ibu Sulikah sekeluarga yang telah memberikan
dukungan baik moril ataupun material.

9 . T ema n – t ema n s ep er ju a nga n 2 00 8, t er ima ka s ih a tas loya litas da n
s olida r ita s ka lia n. Ka nca - ka nca Ma na jemen ya ng s edik it ba nya k
memb er i

p enga r u h

p os it if,

da n

ya ng

t ur ut

memb a nt u

da n

meny edia ka n wa kt u nya demi t er s eles a inya s kr ips i ini ya ng t ida k
da pat s eb ut ka n oleh p en yu s u n sat u p er sa tu.


Penulis menyadari sepenuhnya bahwa apa yang telah disusun dalam
skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat berharap saran
dan kritik membangun dari pembaca dan pihak lain.
Akhir kata, Penulis berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak
yang membutuhkan.

Salam hormat,
Surabaya, Desember 2012

Penulis

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………… i
DAFTAR TABEL………………………………………………………….. vi
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………. vii
LAMPIRAN………………………………………………………………..

viii

ABSTRAKSI………………………………………………………………

xi

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................... 8
1.3 Tujuan Penelitian................................................................................................ 8
1.4 Manfaat Penelitian.............................................................................................. 8

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu....................................................................................... 9
2.2 Landasan Teori............................................................................................... 11
2.2.1 Pengertian Manajemen Pemasran..................................................... 11
2.2.1.1 Pengertian Pemasaran..................................................................... 11
2.2.1.2 Pengertian Bauran Pemasaran......................................................... 12
2.3 Citra Merek..................................................................................................... 13
2.4 Indikator Citra Merek...................................................................................... 14
2.5 Sikap Konsumen.............................................................................................. 15
2.6 Indikator Sikap Konsumen.............................................................................. 16
2.7 Minat Beli........................................................................................................ 16
2.8 Indikator Minat Beli........................................................................................ 18

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.9 Hubungan Antar Variabel...............................................................................18
2.9.1 Pengaruh Citra Merek Terhadap Minat Beli………………...…….. 18
2.9.2 Pengaruh Sikap Konsumen Terhadap Minat Beli............................. 19
2.10 Kerangka Konseptual................................................................................... 21
2.11 Hipotesis...................................................................................................... 22

BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel........................................... 23
3.1.1 Definisi Operasional............................................................................ 23
3.1.2 Pengukuran Variabel........................................................................... 25
3.2 Teknik Penentuan Sampel............................................................................ 25
3.3 Teknik Pengumpulan Data........................................................................... 26
3.3.1 Jenis Data............................................................................................ 26
3.3.2 Sumber Data....................................................................................... 27
3.3.3 Pengumpulan Data.............................................................................. 27
3.4 Teknik Analisa.............................................................................................. 27
3.4.1 Asumsi Model PLS............................................................................. 27
3.4.1.1 Cara Kerja PLS................................................................................ 29
3.4.1.2 Model Spesifikasi PLS.................................................................... 30
3.4.1.3 Langkah-Langkah PLS...................................................................

30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 DeskripsiObjekpenelitian…………………………………………………

42

4.2 DeskrripsiHasilPenelitian…………………………………………...…….

42

4.2.1 DeskripsiRespondenBerdasarkanJenisKelamin……………………

43

4.2.2 DeskripsiRespondenBerdasarkanUmur……………………………

44

4.2.3 DeskripsiRespondenBerdasarkanPendidikanTerakhir……………..

44

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.2.4 DeskripsiRespondenBerdasarkanPekerjaan……………………..

44

4.2.5 Deskripsi Citra Merek……………………………………………...

46

4.2.6 DeskripsiSikapKonsumen…………………….....……………….

48

4.2.7 DeskripsiMinatBeli………………………………………………

49

4.3Analisis Data……………………………………………………...…….

51

4.3.1 Evaluasi Outlier…………………………………………………..

51

4.4 Partial Least Square……………………………………………….….....

53

4.4.1 Model PLS……………………………………………………….

53

4.4.2 UjiValiditas………………………………………………………

54

4.4.3 Reliability…………………………………………………………

55

4.5 Inner Model……………………………………………………………..

55

4.5.1 R – Square………………………………………………………..

55

4.5.2 Result For Inner Weight…………………………………………

56

4.5.3 PengujianHipotesis……………………………………………..

56

4.6PembahasanHasilPenelitian………………………………………….

57

4.6.1 Citra MerekBerpengaruhTerhadapMinatBeli………………..

57

4.6.2 SikapKonsumenBerpengaruhTerhadapMinatBeli………….

58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan…………………………………………………………..

60

5.2 Saran…………………………………………………………………

60

Daftar Pustaka
Lampir an

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR TABEL

1.1 Tabel Brand Value Kopi Bubuk/instan Nescafe............................................................

5

1.2 Tabel Data Penjualan Kopi Nescafe Per Sachet di Crcle K Indragiri............................

6

4.1Tabel Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin……………..…………... 44
4.2 Tabel Karakteristik Responden Berdasarkan Umur………………………………….

45

4.3 Tabel Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir………………….. 45
4.4 Tabel Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan……………………………... 46
4.5 Tabel Frekuensi hasil jawaban responden mengenai variabel citra merek…………... 47
4.6 Tabel Frekuensi hasil jawaban responden mengenai variabel sikap konsumen…….. 48
4.7 Tabel Frekuensi hasil jawaban responden mengenai variabel minat beli……………. 50
4.8 Tabel Residuals Statistica……………………………………………………………. 52
4.9 Tabel Outer Loading………………………………………………………………...

53

5.0 Tabel Average Variance Extracted…………………………………………………..

54

5.1 Tabel Reliability……………………………………………………………………...

55

5.2 Tabel Average Variance Extracted…………………………………………………..

55

5.3 Tabel Result for Inner Weights………………………………………………………

56

vi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR GAMBAR

3.1 Gambar Langkah-Langkah Analisis PLS..................................................................

30

3.2 Gambar Diagram Jalur Untuk PLS...........................................................................

32

4.1 Gambar Medel Partial Least Square……………………………………………….

53

vii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : kuisioner
Lampiran 2 : Tabulasi hasil jawaban responden
Lampiran 3 : Tabel frekuensi hasil oleh data
Lampiran 4 : Gambar model PLS
Lampiran 5 : Outer Loading hasil olah data
Lampiran 6 : Uji outlier PLS
Lampiran 7 : Daftar pustaka

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Viii

PENGARUH CITRA MEREK DAN SIKAP KONSUMEN
TERHADAP MINAT BELI KOPI BUBUK INSTANT NESCAFE
DI SURABAYA SELATAN
( Studi Di Cir cle K indragir i )

Dhimas Nugr oho

Abst raksi
Perkembangan dunia bisnis di Indonesia semakin ketat di era globalisasi, dunia usaha
secara otomatis akan dihadapkan pada persaingan yang ketat. Citra merek sangatlah penting
untuk dimiliki oleh suatu produk untuk mempengaruhi kecenderungan mengkonsumsi dalam
masyarakat, merek yang kuat dengan citra yang positif lebih tahan menghadapi isu yang tidak
baik. Di lain pihak merek dengan citra yang negative lebih sensitive terhadap kesalahan
pemasaran, jelas terlihat bahwa citra merek terbentuk lewat asosiasi merek yang berasal dari
atribut tokoh, manfaat dan sikap konsumen. Disamping itu suksesnya program marketing
tercermin dalam penciptaan asosiasi merek memiliki atribut dan manfaat yang memuaskan
kebutuhan dan keinginan mereka membuat citra merek terbentuk, begitu pula dengan sikap
konsumen, persepsi seseoran yang melayani kecenderungan member tanggapan pada produk
untuk menyukai atau tidak.
Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen/pengunjung circle k indragiri yang
mempunyai minat beli kopi bubuk/instan Nescafe di kota Surabaya Selatan. Metode
pengambilan sampelnya adalah dengan menggunakan non probability sampling dengan cara
non probability sampling yaitu dimana stiap anggota populasi belum tentu memiliki peluang
yang sama untuk dipilih menjadi anggota sample. Dan dengan pertimbangan peneliti. Sampel
yang diambil adalah sebesar 110 responden. Data yang dipergunakan adalah data sekunder
yaitu data yang diperoleh dari jawaban responden melalaui survey dengan menggunakan
wawancara secara langsung melalui media kuisioner, dan data sekunder yaitu data yang
dikumpulkan dari kondisi tingkat penjualan pangsa pasar kopi bubuk/instan nescafe pada
tahun 2010 sampai 2012 yang diperoleh dari perusahaan circle k. Sedangkan analisis yang
dipergunakan adalah Partial Least Square.
Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian yang telah
dikemukakan dapat disimpulkan sebagai berikut citra merek berpengaruh positif tetapi tidak
signifikan terhadap minat beli dan sikap konsumen berpengaruh signifikan positif terhadap
minat beli.
Keyw ords : Cit ra M erek, Sikap Konsumen Dan M inat Beli

xi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1

BAB1
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang Masalah
Dalam kondisi persaingan usaha yang semakin ketat saat ini perusahaan perlu
memanfaatkan sumber dayanya dengan optimal, termasuk berusaha menciptakan atau
melakukan rekayasa yang dapat mempengaruhi persepsi konsumen, misalnya melalui
citra merek produknya.
Mengingat pemasaran merupakan ujung tombak dari keseluruhan operasional
perusahaan. Pada dasarnya pemasar mencari perilaku konsumen dan suatu perusahaan
menginginkan tanggapan berupa pembelian. Oleh karena itu perusahaan dituntut
untuk semakin jeli melihat kebutuhan konsumen yang ada. Pesaing dapat menjadi
ancaman bagi perusahaan apabila kita tidak memiliki strategi pemasaran yang ampuh
bagi keunggulan produk.
Saat ini dalam aspek pemasaran tidak hanya mengarah pada fungsi produk
saja, namun akan lebih fokus pada pertempuran merek. Produk atau jasa yang sukses
selalu memiliki merek yang kuat atau dominan dipasar. Beberapa perusahaan yang
peka terhadap nilai suatu merek, akan sepenuhnya menyadari bahwa merek menjadi
identitas diri dari perusahaan dan menjadi add value dalam menjual produknya.
Merek memang bukan sekedar nama, istilah, tanda, atau simbol saja, lebih dari itu,
merek merupakan sebuah janji perusahaan untuk secara konsisten memberikan
gambaran, semangat dan pelayanan pada konsumen. Menurut Kotler (2005) dalam
Sulistyawati (2009) merek sebagai nama, istilah, tanda, simbol,desain atau kombinasi
semuanya, dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang penjual
atau sekelompok penjual tertentu untuk membedakannya dari barang atau jasa
pesaing. Tantangan dalam pemberian merek adalah mengembangkan satu kumpulan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

makna yang mendalam untuk merek tersebut. Gagasan-gagasan mengenai merek yang
paling tahan lama adalah nilai budaya, dan kepribadian yang tercermin dalam merek
itu.
Perusahaan di masa depan akan semakin bergantung kepada merek, yang
berarti tidak cukup hanya berorientasi pada produk. Maka dari itu, menurut
Andrews.M and Kim.D (2007 : 354) dalam Indriani dan Hendiarti (2009) mengatakan
citra merek merupakan konsep yang sangat penting sebagai acuan para pemasar
terhadap alur hidup suatu merek. Citra merek mempresentasikan keseluruhan persepsi
dari merek dan dibentuk melalui informasi dan pengalaman masa lalu terhadap merek
itu. Sutisna (2003 : 83) mengidentifikasikan citra sebagai jumlah dari Gambarangambaran, kesan-kesan dan keyakinan-keyakinan yang dimiliki oleh seseorang
terhadap suatu obyek. Menurut Keller (1993) dalam Ariprabowo (2007) berpendapat
bahwa citra merek yang positif dapat meningkatkan kemungkinan pilihan terhadap
merek tersebut. Artinya konsumen lebih memilih citra merek yang dikenal dengan
baik dan pembeli yang mempunyai kesadaran merek yang tinggi akan menimbulkan
minat beli.
Produk yang ditawarkan oleh perusahaan dapat menjadi salah satu
pembentukan motivasi, persepsi dan sikap konsumen dalam memunculkan rasa minat
beli untuk barang yang diinginkan. Para pemasar senantiasa membangkitkan sikap
konsumen dengan cara mempengaruhi mereka untuk membeli produk yang
diiklankan. Menurut Howard (1994 : 38) dalam Artaya (2008) sikap konsumen
terhadap merek merupakan sikap konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Artinya
sebelum konsumen membeli barang yang dibutuhkan, sikap konsumen selalu
membandingkan merek-merek yang ada dan akan memilih produk yang memiliki
citra merek yang baik atau terkenal.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

Walaupun sebelum membeli kadan-kadang konsumen membandingkan produk
tersebut dengan produk lain, tetapi pada dasarnya konsumen akan percaya pada
produk yang mempunyai merek terkenal. Mereka mau membayar dengan harga yang
lebih tinggi untuk merek yang mereka kenal dengan baik. Sesuai dengan pendapat
Erna Ferrinadewi (2008 : 143), ketika konsumen yang memiliki rasa tanggung jawab
tinggi melakukan keputusan pembelian yang keliru pada merek murah dan tidak
terkenal maka perasaan menyesal yang ada, akan menjadi lebih ringan bila kekeliruan
itu dilakukan pada merek mahal dan terkenal. konsumen mau mengorbankan uang
yang dimilikinya untuk membeli produk tertentu bila produk tersebut mampu
memenuhi

harapannya.

Bagi

konsumen,

adanya

merek

membantu

dalam

mengidentifikasi perbedaan mutu dan dapat berbelanja dengan lebih efisien Kotler
(2000 : 528) dalam Artaya (2008) untuk membeli suatu produk dengan merek yang
belum dikenal kadang-kadang konsumen perlu waktu dan usaha lebih panjang dan
lebih keras sbelum melakukan keputusan.
Sedangkan minat beli merupakan penilaian subyektif tentang apa yang telah
dilihat atau diketahui oleh konsumen atas produk yang dicari, dan melalui
pertimbangan yang didukung oleh citra merek produk tersebut. Minat pembelian ini
menciptakan suatu motivasi yang terus terekam dalam benaknya dan menjadi suatu
keinginan yang sangat kuat yang pada akhirnya ketika seorang konsumen harus
memenuhi kebutuhannya akan mengaktualisasikan apa yang ada didalam benaknya
itu. Namun menurut Swastha dan handoko (2000) dalam Kristanto dan Wicaksono
(2009) minat beli konsumen merupakan kegiatan-kegiatan individu yang secara
langsung terlibat dalam mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa termasuk
didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatankegiatan tersebut.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

Menurut Dharmesta (1998) dalam Sigit (2006) Faktor yang mempengaruhi
niat beli adalah sikap pada tindakan, dan norma subyektif menyangkut persepsi
seseorang, apakah orang lain yang dianggap penting akan mempengaruhi perilakunya.
Dalam proses pembelian, niat beli konsumen ini berkaitan erat dengan motif yang
dimilikinya untuk memakai atau membeli produk tertentu. Motif pembelian ini
berbeda-beda untuk setiap konsumen.
Citra merek sangat berpengaruh terhadap pemikiran konsumen dalam memilih
suatau produk. Citra merek mampu memberi kekuatan untuk mempengaruhi sikap
konsumen dan dapat menimbulkan minat beli konsumen. Hal ini tentu saja akan
mampu mempengaruhi konsumen untuk pasti melakukan pembelian. Citra merek
yang baik akan menghasilkan keuntungan yang tinggi bagi perusahaan. Kemungkinan
yang paling penting, merek yang kuat dengan citra merek yang positif akan
menjadikan pertahanan yang kuat dalam pemasaran. Dilain hal, merek dengan citra
yang negatif mudah tumbang dalam pemasaran
Jadi citra merek sangatlah penting untuk dimiliki oleh suatu produk dalam
pemasaranya. Jika suatu merek sudah dikenal dengan baik dan kemudian dalam benak
konsumen ada asosiasi tertentu terhadap sebuah merek, sehingga merek tersebut dapat
dibedakan dengan merek-merek yang lain, maka konsumen akan menentukan sikap
menaruh pilihan pada merek tersebut dan dalam benak konsumen akan muncul rasa
minat beli.
Berdasarkan BRAND VALUE kopi bubuk/instant Nescafe dari tahun 20092011 adalah sebagai berikut :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

Tabel 1.1 Brand Value Kopi Bubuk/Instant 2009-2011
Brand value 2009

Brand Value 2010

Brand Value 2011

Kapal Api

64,4%

62,9%

60,9%

ABC

48,7%

51,5%

53,7%

Torabika

44,5%

43,0%

44,8%

Indocafe

42,1%

45,7%

44,0%

Nescafe

45,4%

46,6%

44,0%

Sumber : SWA 15/XXVII/18-27 juli 2011
Adanya Brand Value yang menurun pada produk Kopi bubuk/instant produk
Nescafe tersebut menandakan adanya masalah minat beli konsumen yang menurun.
Dalam brand value tersebut dapat dilihat

bahwa pesainagan ketat terjadi

antara Indocafe dan Nescafe, yang menjadi pesaing nescafe justru merek baru seperti
indocafe. Pada tahun terakhir nesafe mengalami penurunan dan persentasenya sama
seperti produk indocafe.
Pada kopi instan, dua merek yang sudah melekat dibenak masyarakat adalah
merek Indocafe dan Nescafe. Kopi instan produksi PT Torabika dengan merek
Kopiko tampak masih belum dikenal banyak, atau juga merek Good Day produksinya
PT Santos Jaya Abadi. Tetapi karena ceruk pasar kopi instan pada dasarnya masih
relatif kecil, maka pertarungan di pasar ini praktis hanya di antara Indocafe dan
Nescafe. (sumber : www.usahadanbisnismudah.blogspot.com).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

Tabel 1.2 Data Penjualan Nescafe Per Sachet Di Circle K Indragiri
Surabaya
Bulan

Tahun
2010

2011

2012

Januari

612

753

649

Februari

789

689

872

M aret

654

567

631

April

789

821

534

M ei

635

458

531

Juni

879

764

645

Juli

576

648

725

Agustus

765

598

625

September

657

723

576

Oktober

847

623

-

Novem ber

769

539

-

Desember

877
8849

813
7996

5788

TOTAL

Sumber : Circle K indragiri/Surabaya
Fenomena yang ada pada penelitian ini, adanya fluktuasi penjualan kopi
bubuk/instant Nescafe di Circle K indragiri sepanjang tahun 2010 - 2012. Fluktuasi
penjualan tersebut adalah total penjualan dalam suatu wilayah, total penjualan
menggambarkan bentuk riil keputusan akhir pembelian dari konsumen. Keputusan
membeli dari konsumen terbentuk dari minat beli konsumen. Sehingga penurunan
penjualan Kopi Bubuk/instant Nescafe dapat dijadikan masalah dari minat beli
konsumen.
Kurangnya minat beli dari konsumen terhadap Kopi Bubuk/instan Nescafe,
dikarenakan minimnya citra merek yang dimiliki Nescafe, sehingga sikap konsumen
terhadap Kopi Bubuk/instant Nescafe kurang begitu ada. Minat beli merupakan salah
satu faktor internal (individual) yang mempengaruhi perilaku konsumen. Menurut
Schiffman dan kanuk (2000 : 206) dalam Sigit (2006) niat beli adalah suatu bentuk
pikiran yang nyata dari rencana refleksi pembeli untuk membeli beberapa unit dalam
jumlah tertentu dari beberapa merek yang tersedia dalam periode waktu tertentu.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

Namun keanekaragaman produk kopi bubuk/instan yang ada pada saat ini
membuat persaingan semakin ketat, Tetapi citra merek dapat mempengaruhi
konsumen untuk menimbulkan minat beli terhadap kopi bubuk/instan. Walau terjadi
penurunan pembelian, nescafe tetap menghadapi persaingan yang ada. Nescafe selalu
menciptakan inovasi yang mana disesuaikan dengan perkembangan jaman dan
keinginan dari masyarakat agar produknya tetap laku dan diminati oleh masyarakat.
Kemampuan merek untuk menciptakan sikap yang mendukung terhadap
produk sering tergantung pada konsumen. Dengan adanya citra merek yang positif,
konsumen lebih memilih produk dengan citra positif daripada produk dengan citra
negatif untuk melakukan suatu pembelian. Dalam penelitian Haubl (1996) dan,
Yoestini dan Eva.S (2007 : 265) dalam Indriani dan Hendiarti (2009) mengatakan
suatu merek yang memiliki citra negatif akan memberikan dampak negatif dalam
keputusan pembelian. Sedangkan merek yang memiliki kekuatan yang tinggi akan
menarik minat konsumen untuk membeli. Sehingga citra merek merupakan faktor
dalam mempengaruhi minat beli konsumen.
Menurut Sutisna (2003 : 83) konsumen dengan citra yang positif terhadap
suatu merek, lebih memungkinkan untuk melakukan pembelian. Imbas dari merek
akan berdampak pada sikap konsumen yaitu perilaku pembelian saat ini pada merek
sebagaimana akan digunakan intensitas pembelian ulang di masa depan (Rudolph,E
and Langner 2006 : 99) dalam Indriani dan Hendiarti (2009). Karena itu nescafe
dituntut untuk meningkatkan citra mereknya untuk memperoleh pembelian yang
maksimal dan dapat mengatasi persaingan pasar.
Atas dasar latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian

dengan

judul

“PENGARUH

CITRA

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

MEREK

DAN

SIKAP

8

KONSUMEN TERHADAP MINAT BELI KOPI BUBUK INSTANT NESCAFE
DI SURABAYA SELATAN (Studi di Circle K Indragiri)”
1.2.

Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang maka rumusan masalah yaitu:
1. Apakah citra merek berpengaruh terhadap minat beli konsumen pada kopi
bubuk/instan Nescafe?
2. Apakah sikap konsumen berpengaruh terhadap minat beli konsumen pada
kopi bubuk/instan Nescafe?

1.3.

Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui citra merek mempengaruhi minat beli pada kopi
bubuk/instan Nescafe
2. Untuk mengetahui sikap konsumen mempengaruhi minat beli pada kopi
bubuk/instan Nescafe

1.4.

Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dan penelitian ini adalah:
1. Bagi Perusahaan
Memberi sumbangan informasi bagi perusahaan akan pentingnya citra
merek untuk pemasaran produk yang dimiliki perusahaan
2. Bagi Ilmu Pengetahuan
Memberikan sumbangan terhadap ilmu pengetahuan, khususnya di bidang
manajemen pemasaran dan sebagai referensi atas penelitian lebih lanjut di
waktu mendatang.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1

Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian terdahulu yang dapat memberikan kontribusi dan menjadi acuan
dalam penyusunan ini adalah penelitian yang dilakukan oleh :
1. Farida Indriani dan Dini Hendiarti (2009) “Citra merek masapai Garuda Indonesia
(melaui efektifitas iklan)” Pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian
ini adalah non probability sampling yaitu metode purposive sampling. Kuesioner
diberikan kepada masyarakat yang sedang atau sudah pernah bekerja di berbagai
profesi, mahsiswa, usia minimal 18 tahun, tingkat pendidikan minimal SLTA
yang berada di Semarang atau luar Semarang, pernah menyaksikan atau
mengetahui iklan maskapai penerbangan Garuda Indonesia, belum pernah
menggunakan Maskapai Garuda Indonesia dan sudah lama tidak menggunakan
Maskapai Garuda Indonesia minimal tiga bulan lamanya, dengan responden
sebanyak 105.
Kesimpulan atas masalah penelitian didasarkan atas temuan permasalahan
penelitian. Dimana tujuan dari penelitian ini adalah mencari jawaban atas rumusan
masalah yang diajukan dalam penelitian ini yaitu bagaimana meningkatkan
meningkatkan efektifitas iklan sehingga dapat meningkatkan citra merek yang
akan mempengaruhi sikap konsumen dan akan menimbulkan minat beli konsumen
pada barang atau jasa yang akan dibeli.
2. Hence Izhar, Sumiati, Moeljadi (2007) “Analisis sikap konsumen terhadap
atribut sabun mandi” Pengambilan sampel penelitian dengan teknik aksidental,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

dengan ketentuan setiap anggota populasi yang dijadikan sampel ketika saat
diwawancarai mengaku pernah membeli dan menggunakan sabun mandi merek
Lux dan Giv merupakan responden dalam penelitian ini. Kuesioner diberikan
kepada konsumen laki-laki dan perempuan dewasa yang pernah mengkonsumsi
atau membeli sabun mandi merek Lux dan Giv di lima kecamatan Kota Malang
dengan batasan minimal berusia 15 tahun sebanyak 110 responden.
Kesimpulan : Penelitian tentang sikap konsumen terhadap atribut produk sabun
mandi merek Lux dan Giv di kota Malang menunjukkan bahwa konsumen
memiliki sikap positip terhadap sabun mandi merek Lux dan Giv. Artinya bahwa
kedua merek tersebut telah menguasai benak konsumen, citra merek sabun Lux
dan Give sudah dikenal konsumen sejak dahulu, sehingga pada saat berbelanja
yang muncul pertama kali dibenaknya besar kemungkinan adalah kedua merek
tersebut.
3. Murwanto Sigit (2006) “Pengaruh sikap dan norma subyektif terhadap niat beli
mahasiswa sebagai konsumen potensial pasta gigi close up” pengambilan sampel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode convenience sampling.
Pengambilan sampel secara convenience dilakukan dengan cara membagi
kuesioner kepada mahasiswa Universitas Islam Indonesia (Yogyakarta) yang
kebetulan sedang berada dikampus dengan responden sebanyak 100.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah sikap dari mahasiswa Universitas Islam
Indonesia berpengaruh signifikan terhadap niat membeli pasta gigi close up. Dan
dari penelitian tersebut

dapat

diketahui bahwa sikap konsumen lebih

mempengaruhi niat beli dari pada norma subyektifnya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

2.2

Landasan Teori

2.2.1. Pengertian Manajemen Pemasaran
Manajemen

pemasaran

adalah

kegiatan

menganalisa,

merencanakan,

mengimplementasikan dan mengawasi segala kegiatan atau program guna mencapai
tingkat pemasaran sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Kegiatan utamanya terletak pada merancang penawaran yang dilakukan perusahaan
agar dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan pasar dengan menggunakan politik
harga, cara-cara komunikasi, cara distribusi, menyajikan informasi, memotivasi dan
melayani pasar menurut Alma (2000 : 86).
Manajemen pemasaran menurut Kotler (2000 : 9) adalah proses perencanaan
dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi serta penyaluran gagasan,
barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran
individu dan organisasi dalam Fajar Laksana (2008 : 4)
2.2.1.1 Pengertian Pemasaran
Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan perusahaan
atau pengusaha dalam usahanya, untuk mencapai laba yang diinginkan. Kegiatan atau
aktivitas pemasaran tidak hanya sekedar menjual barang atau jasa, juga merupakan
suatu kegiatan aktivitas pemasaran.
Menurut Alma (2000 : 1) istilah pemasaran dalam bahasa inggris dikenal
dengan nama marketing. Asal kata pemasaraan adalah pasar = market. Apa yang
dipasarakan itu, ialah barang dan jasa. Memasarkan barang tetapi lebih luas dari itu.
Di dalamnya tercakup berbagai kegiatan seperti membeli, menjual, dengan segala
macam cara, menyangkut barang, menyimpan, mensortir dan sebagainya.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

Pemasaran atau Marketing, menurut Kotler (2000 : 9) adalah suatu proses
sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka
butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menwarkan dan secara bebas
mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain dalam Fajar Laksana (2008 :
4)
2.2.1.2 Pengertian Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Bauran pemasaran (Marketing Mix) merupakan salah satu konsep utama
perusahaan, bauran pemasaran adalah gabungan strategi produk, penetapan harga,
promosi dan distribusi yang digunakan untuk memasarkan produk.
Menurut Swastha (2002 : 193), Marketing Mix merupakan kombinasi dari
empat variabel atau kegiatan inti dari sistem pemasaran perusahaan,yakni : produk,
harga, promosi, dan sistem distribusi. Dimana hal tersebut akan menentukan
keberhasilan pemasaran bagi perusahaan, dan semua ini ditujukan untuk memberikan
kepuasan kepada segmen pasar atau konsumen yang dipilih.
Menurut Lee dan Johnson (2004 : 14) bauran pemasaran terdiri dari empat
komponen utama : produk,tempat,harga, dan promosi. Variabel- variable bauran
pemasaran sering kalia dipandang sebagai variable terkendali karena seorang manajer
pemasaran dapat memutuskan tipe setiap komponen dan jumlah yang akan digunakan
untuk meraih kepuasan konsumen. Jadi, promosi (yang menyertakan periklanan)
harus diseimbangkan dengan rancangan produk, metode distribusi, dan harga untuk
menciptakan bauran pemasaran menyeluruh yang akan dipertimbangkan para
konsumen ketika mereka memilih sebuah produk.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

a. Produk
Produk adalah “sebundel harga” yang memenuhi harapan konsumen. Sebagai
contoh,sebuah computer laptop Acer lebih dari sekedar computer ia juga
menyertakan panduan instruksi, akses ke jalur pelayaran pelanggan, sertifikat
jaminan, dan komponen-komponen lain.
b. Tempat
Tempat disebut juga saluran distribusi. Sebuah saluran distribusi merujuk pada
sekelompok individu dan organisasi yang mengarahkan aliran produk dari para
konsumen.

Kegiatan-kegiatan

distribusi

menyertakan

pengelolaan

pengangkutandan penyimpanan produk, pemrosesan pesanan, dan pencatatan stok.
c. Harga
Harga adalah nilai yang diperhitungkan dengan produk-produk dalam sebuah
transaksi pemasaran. Sebuah harga produk harus mencakup seluruh biaya yang
terlibat dalam produksi, distribusi, dan promosinya, demikian pula perkiraan laba.
d. Promosi
Promosi – komunikasi pemasaran – mencakup berbagai teknik yang digunakan
untuk berkomunikasi dengan para konsumen dan calon potensial konsumen.
Seiring dengan penjualan pribadi, promosi penjualan dan hubungan masyarakat
(publisitas), periklanan adalah satu dari empat elemen bauran promosi.
2.3

Citra Merek
Merek menjadi tanda pengenal bagi penjual atau pembuat suatu produk atau
jasa. Menurut Ariprabowo dalam jurnal (2007) secara sederhana citra merek (brand
image) bisa dikatakan sekumpulan asosiasi yang terbentuk pada benak konsumen.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

Bisa dikatakan citra merek adalah anggapan atau penilaian konsumen terhadap
produk.
Menurut Biel (1992) dalam Indriani dan Hendiarti (2009) Citra merek adalah
citra tentang suatu merek yang dianggap sebagai kelompok asosiasi yang
menghubungkan pemikiran konsumen terhadap suatu nama merek.
Sedangkan menurut Wiryawan dan Pratiwi dalam jurnal (2009) brand Image
atau citra merek merupakan hasil dari pandangan atau penilaian pengonsumsi
terhadap suatu merek apakah itu baik atau buruk. Pengonsumsi mungkin
mengembangkan serangkaian kepercayaan mengenai merek dimana posisi setiap
merek menurut masing-masing atribut.
Menurut Keller (1993 : 3) dalam Indriani dan Hendriarti (2009) citra merek
yang dibangun dari asosiasi merek ini biasanya berhubungan dengan informasi yang
ada dalam ingatan konsumen dengan sesuatu yang berhubungan dengan jasa atau
produk tersebut.
Citra merek yang baik adalah hal utama untuk menentukan target pasar,
menetapkan posisi produk dan menjelaskan respon pasar menurut Park Sinivasan
(1994) dalam Indriani dan Hendiarti (2009) berpendapat bahwa untuk memahami
citra merk dengan baik harus memperhatikan keunikan karakteristik produk.
2.4

Indikator Citra Merek
Menurut Praba Sulistyawati (2009) indikator-indikator yang membentuk citra
merek adalah :
1. Mengenal merek, dikenal oleh calon konsumen atau mudah dikenali produknya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

2. Populer, merek sudah terkenal luas lebih melekat dibenak masyarakat daripada
merek lain
3. Merek terpercaya, merek yang baik mampu memberikan keyakinan pada
konsumen. Karena konsumen puas dengan produknya.
2.5

Sikap Konsumen
Sikap konsumen sebagaimana dimaksudkan Sutisna (2001) dalam Sukarno
(2005) adalah melayani kecenderungan memberikan tanggapan pada suatu obyek atau
kelompok obyek baik disenangi atau tidak disenangi secara konsisten.
Sikap sebagai suatu evaluasi yang menyeluruhdan memungkinkan seseorang
untuk merespon dengan cara yang menguntungkan atau tidak terhadap obyek yang
dinilai. Menurut Robbins (2006 : 169) dalam Wahyuni (2008) sikap adalah
pernyataan-peryataan atau penilaian evaluatif berkaitan dengan obyek, orang atau
suatu peristiwa. Sedangkan menurut Swastha dan Irawan (1997) dalam Albari dan
Liriswati (2004) Sikap adalah kecenderungan yang dipelajari untuk bereaksi terhadap
penawaran produk dalam masalah yang baik ataupun kurang baik secara konsisten
Sikap memainkan peranan utama dalam pembentukan perilaku individu dalam
hal ini pembelian terhadap suatu produk atau merek. Dalam memutuskan produk atau
merek apa yang akan dibeli, atau took mana yang akan dijadikan langganan,
konsumen akan secara khas melakukan pemilihan terhadap satu merek atau produk
dievaluasi secara paling menguntungkan. Menurut Kotler (2002) dalam Sukarno
(2005) menyatakan sikap adalah evaluasi, perasaan emosional dan kecenderungan
tindakan menguntungkan atau tidak menguntungkan dan “An attitude is a learned
predisposition to believe inconsistenty favorable or unfavorable way with respect to a
given object” Schiffman dan Kanuk (1997) dalam Sukarno (2005).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

Konsumen memiliki sikap terhadap beberapa kategori produk, merek, tenaga
jual, took dan lain-lain. Sikap bukanlah sebuah elemen psikologis yang bersifat statis,
tetapi bersifat dinamis dalam arti bahwa sikap dapat berubah. Artinya sikap dapat
dibentuk seperti yang dinyatakan oleh Schiffman dan Kanuk (1997) dalam Sukarno
(2005) : a. Direct experience, b. Personal of family , of friends, c. Direct marketing, e.
Expesure to mass media.
Jadi berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa sikap merupakan
hal yang sangat penting dalam pengembangan strategi promosi dan satu konsep yang
paling penting digunakan pemasar untuk memahami konsumen.
2.6

Indikator Sikap Konsumen
Menurut Sutisna (2001) dalam Sukarno (2005), menyatakan bahwa terdapat 3
komponen yang dapat membentuk sikap indikator-indikator yang digunakan :
1. Komponen afektif, evaluasi terhadap merek, yaitu komponen emosional yang
merefleksikan perasaan seseorang terhadap merek yang bersangkutan.
2. Komponen kognitif, kepercayaan terhadap merek, yaitu komponen

emosional

yang mampu meyakinkan perasaan seseorang terhadap merek tersebut
3. Komponen konatif, maksud untuk membeli, yaitu komponen emosional yang telah
merasa ada niat untuk membeli terhadap produk tersebut.
2.7

Minat Beli
Minat beli adalah tahap kecenderungan responden untuk bertindak sebelum
keputusan membeli benar-benar dilaksanakan. Minat beli merupakan keinginan yang
direncanakan sepenuhnya oleh konsumen untuk melakukan pembelian nyata. Secara
singkat Minat beli dapat diartikan sebagai rencana pembelian.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

Menurut Howard (1988) dalam Kurniawan, Santoso, Dwiyanto (2008) minat
beli atau intention to buy juga di definisikan sebagai pernyataan berkaitan dengan
batin yang mencerminkan rencana dari pembeli untuk membeli suatu merek tertentu
dalam suatu periode tertentu.
Menurut Kinnear dan Taylor (1995) dalam Indriani dan Hendiarti (2009)
meskipun

merupakan pembelian yang belum tentu

akan dilakukan pada masa

mendatang namun pengukuran terhadap minat pembelian umumnya dilakukan guna
memaksimumkan prediksi terhadap pembelian actual itu sendiri.
Namun menurut Swastha dan handoko (2009) dalam Kristanto dan Wicaksono
(2009) minat beli konsumen merupakan kegiatan-kegiatan individu yang secara
langsung terlibat dalam mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa termasuk
didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatankegiatan tersebut.
Menurut Schiffman dan Kanuk (2002 : 206) dalam Sukarno (2005) niat
merupakan suatu faktor internal (individual) yang mempengaruhi perilaku konsumen ,
minat adalah suatu bentuk pikiran yang nyata dari refleksi rencana pembelian untuk
membeli beberapa unit dalam jumlah tertentu dari beberapa merek yang tersedia
dalam periode tertentu.
Namun menurut Rossister dan Percy (1987) dalam Sukarno (2005), minat
pembelian konsumen adalah “Brand of Purchase the brand (or take other relevant
purchase-related action)”. Definisi tersebut mengandung pengertian bahwa minat
pembelian terhadap suatu merek adalah perintah seorang pembeli kepada dirinya
sendiri untuk membeli sebuah merek produk atau untuk mengambil tindakan lain

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

yang berhubungan dengan pembelian. Menurut mereka minat pembelian adalah tahap
perencanaan sebelum seorang pembeli melakukan tindakan.
2.8

Indikator Minat Beli
Menurut Indriani dan Hendiarti (2009) Indikator-indikator Minat beli adalah
sebagai berikut :
1. Intensitas pencarian informasi, informasi mengenai suatu produk
2. Keinginan segera membeli, keinginan untuk membeli atau mengkonsumsi suatu
produk
3. Keinginan Preferensial, produk tertentu inilah yang diinginkan dan bersedia
mengabaikan lainnya.
4. Perhatian, pemberian info-info promo tentang produk seperti harga dan jenis
produk yang memiliki ciri khas yang berbeda dengan produk lain.

2.9

Hubungan Antar Variabel

2.9.1 Pengaruh Citra Merek Terhadap Minat Beli
Sebuah merek yang memiliki kekuatan yang tinggi akan cenderung memberi
pengaruh dan menarik minat konsumen untuk membeli. Menurut Graeff (1996) dalam
Indriani dan Hendiarti (2009) menyatakan bahwa konsumen lebih memperhatikan
citra merek dibandingkan karakteristik suatu produk dalam memutuskan suatu
pembelian.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

Menurut Keller (1993) dalam Ariprabowo (2007) berpendapat bahwa citra
merek yang positif dapat meningkatkan kemungkinan pilihan terhadap merek
tersebut. Artinya konsumen lebih memilih citra merek yang dikenal dengan baik dan
pembeli yang mempunyai kesadaran merek yang tinggi akan menimbulkan minat beli.
Sedangkan Menurut (Sutisna : 2003) konsumen dengan citra yang positif
terhadap suatu merk lebih memungkinkan untuk melakukan pembelian citra merk
juga membuat pembeli yakin memperoleh kualitas yang baik jika akan membeli suatu
produk yang memiliki citra positif pada masyarakat.
Menurut Haubl (1996) dalam Indiriani dan Hendiarti (2009) dikemukakan
bahwa citra merk akan berpengaruh langsung terhadap minat beli. Dan didukung
penelitian dari Haubl (1996) dan Yoestini dan Eva.S (2007 : 265) dalam Indiriani dan
Hendiarti (2009) mengatakan bahwa suatu merek yang memiliki citra negatif akan
memberikan dampak negatif dalam keputusan pembelian. Sedangkan merek yang
memiliki kekuatan yang tinggi akan menarik minat konsumen untuk membeli.
Sehingga citra merek merupakan faktor dalam mempengaruhi minat beli konsumen.
Jadi kesimpulanya, citra merek sangatlah dibutuhkan oleh suatu produk dalam
pemasaranya.

Citra merek yang positif mampu memberi kekuatan untuk

mempengaruhi sikap konsumen dan dapat menimbulkan minat beli konsumen. Hal ini
tentu saja akan mampu mempengaruhi konsumen untuk pasti melakukan pembelian.
2.9.2 Pengaruh Sikap Konsumen Terhadap Minat Beli
Definisi sikap yang paling klasik dikemukakan oleh Sutisna (2003 : 99) sikap
adalah melayani kecenderungan memberikan tanggapan pada suatu obyek atau
kelompok obyek baik disenangi atau tidak disenangi secara konsisten.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

Sikap memainkan peranan utama dalam pembentukan perilaku individu dalam
hal ini pembelian terhadap suatu produk atau merek. Dalam memutuskan produk atau
merek apa yang akan dibeli, atau toko mana yang akan dijadikan langganan,
konsumen akan secara khas melakukan pemilihan terhadap suatu merek atau produk
dievaluasi secara paling menguntungkan. Menurut Kotler (2002) dalam Sukarno
(2005) menyatakan sikap adalah evaluasi, perasaan emosional dalam kecenderungan
tindakan menguntungkan atau tidak menguntungkan dan bertahan lama dari seseorang
terhadap suatu obyek atau gagasan.
Akan tetapi Sutisna (2003 : 101) menyatakan keterlibatan yang tinggi dari
konsumen atas pembeliannya akan lebih tinggi hubungan antara kepercayaan, sikap
dan perilaku. Ketika konsumen mempunyai keterlibatan yang tinggi, sikap merupakan
bagian dari hirarki pengaruh yang menyebabkan keputusan un