ANALISIS KINERJA SUPPLY CHAIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SUPPLY CHAIN EVENT MANAGEMENT (SCEM) DI CV. PRIMA MANDIRI TEKNIK.

ANALISIS KINERJ A SUPPLY CHAIN DENGAN
MENGGUNAKAN METODE SUPPLY CHAIN EVENT
MANAGEMENT (SCEM) DI CV. PRIMA MANDIRI TEKNIK

SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syar at
Untuk Memper oleh Gelar Sar jana Teknik
J ur usan Teknik Industr i

Oleh :
KEMAS AGUS HASANUDIN
0832010099

J URUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMIUR
2013

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


LEMBAR PENGESAHAN

SKRIPSI
ANALISIS KINERJ A SUPPLY CHAIN DENGAN
MENGGUNAKAN METODE SUPPLY CHAIN EVENT
MANAGEMENT (SCEM) DI CV. PRIMA MANDIRI TEKNIK
Disusun Oleh :
KEMAS AGUS HASANUDIN

NPM : 0832010099
Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Negara Lisan
Gelombang VI Tahun Ajaran 2012 – 2013

Mengetahui,

Mengetahui,
Dosen Pembimbing I

Ir Sumiati. MT.

NIP. 1960121399103 2 001

Dosen Pembimbing II

Suseno Budi Prasetyo. ST. MT.
NIP. 19760503200501 1 002

Mengetahui
Ketua J urusan Teknik Industri
UPN “Veteran” J awa Timur

Dr. Ir. Minto Waluyo, MM
NIP. 19611130 199003 1 001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SKRIPSI
ANALISIS KINERJ A SUPPLY CHAIN DENGAN
MENGGUNAKAN METODE SUPPLY CHAIN EVENT

MANAGEMENT (SCEM) DI CV. PRIMA MANDIRI TEKNIK
Disusun Oleh :
KEMAS AGUS HASANUDIN
NPM. 0832010099
Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi
J urusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur
Pada Tanggal : 14 J uni 2013

Tim Penguji :
1.

Dosen Pembimbing :
1.

Ir. Nisa Masruroh, MT
NIP. 19630125 199003 2 001
2.

Ir. Sumiati, MT

NIP. 19601213 199103 2 001
2.

Ir. Iriani, MT
NIP . 19621126 198803 2 001

Suseno Budi Prasetyo. ST. MT
NIP. 19760503200501 1 002

3.
Ir. Sumiati, MT
NIP. 19601213 199103 2 001

Mengetahui,
Dekan Fakultas Teknologi Indsutri
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur

Ir. Sutiyono, MT
NIP. 19600713 198703 1 001


Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kehadirat ALLAH SWT karena atas segala rahmat
dan hidayah-Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis, sehingga dapat
menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “Anilisis Kinerja Delivery Sparepart
Dengan Metode Supply Chain Event Management Di CV. Prima Mandiri Teknik”.
Tugas Akhir ini mencoba mengangkat topik mengenai mekanisme kontrol
kinerja dengan menggunakan konsep Supply Chain Event Management (SCEM).
Sehingga pada akhirnya akan didapatkan suatu rancangan mekanisme kontrol
kinerja yang dikembangkan untuk salah satu perspektif model SCOR, yaitu
perspektif Deliver.
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini tidaklah dapat tercipta tanpa
adanya bantuan dari berbagai pihak yang telah meluangkan waktunya untuk
memberikan bimbingan, masukkan dan dorongan dalam pelaksanaan dan
penyusunan Tugas Akhir ini. Oleh karenanya, sangatlah tepat bila dalam
kesempatan ini akan disampaikan rasa terima kasih kepada :
1. Bapak Ir. Sutiyono, MT, sebagai Dekan Fakultas Teknologi Industri UPN

“Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Ir. Minto Waluyo, MM, sebagai Ketua Jurusan Teknik Industri
UPN “Veteran” Jawa Timur.
3. Ir. Sumiati, MT dan Suseno Budi, ST MT selaku dosen pembimbing skripsi.
4. Dosen penguji atas waktu yang diluangkan kepada kami.
5. Pimpinan CV. Prima Mandiri Teknik untuk memberikan tempat penelitian
saya.
6. Semua karyawan dan pihak management CV. Prima Mandiri Teknik yang
telah banyak membantu selama penulis melaksanakan skripsi.
7. Keluargaku, terutama Ayah dan Ibu tercinta yang telah memberikan
dukungan, semangat, dan bantuan baik secara moril maupun materiil dalam
proses penyusunan laporan ini..

i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8. Rekan-rekan Angkatan 2008 yang telah mendukung dalam penyusunan
laporan. Dalam penulisan laporan ini penulis menyadari bahwa laporan ini
masih jauh dari sempurna dan banyak kekurangannya. Oleh karena itu penulis

mengharapkan masukan, kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan dan kebaikan laporan ini.
9. Serta seluruh pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, atas segala
bantuan dan partisipasinya baik secara langsung maupun tidak langsung dalam
penyelesaian Tugas Akhir ini.
Semoga Allah SWT memberikan balasan atas semua keikhlasan dan
bantuan yang telah diberikan kepada kami, Amiin.
Akhir kata semoga laporan Skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada
pembaca dan menambah wawasan kita bersama

Surabaya, 23 Mei 2013

Penulis

ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR ……..…….……………………………………………..

i

DAFTAR ISI ………….………………………………………………………… iii
DAFTAR TABEL ….…………………………………………………………… vi
DAFTAR GAMBAR .………….……………………………………………….. vii
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………. viii
ABSTRAKSI ……………………………………………………………………. ix
BAB I

PENDAHULUAN ….…………..……..………………………… 1
1.1 Latar Belakang ………………………………………………. 1
1.2 Perumusan Masalah …………………………………………. 3
1.3 Batasan Masalah …………………………………………….

3

1.4 Tujuan Penelitian …..………………………………………… 3
1.5 Asumsi-Asumsi ………………………………………………. 3

1.6 Manfaat Penelitian …………….……………………………… 4
1.7 Sistematika Penulisan ………………………………………… 5
BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA ………………………………………… 8
2.1 Pengiriman (Delivery) ………………………………………… 8
2.2 Pengukuran Kinerja ……….………………………………….. 8
2.2.1 Tujuan Pengukuran Kinerja …..………………………… 9
2.3 Ruang lingkup Pengukuran Kinerja …………………………… 10
2.4 Supply Chain Operation Reference Model (SCOR) .…………. 11
2.5 Konsep Supply Chain Event Management (SCEM) ..………… 12
2.5.1 Aplikasi SCEM …………………………………………. 13
2.5.2 Manfaat SCEM ……………………………………….… 15
2.5.3 Tahapan Supply Chain Event Management ……………. 16
2.5.4 Tool Dalam SCEM ……………………………………… 17
2.6 Mekanisme Kontrol Kinerja Supply Chain …………………… 18
2.6.1 Control Chart …………………………………………… 18
2.7 Kemampuan Proses …………………………………………... 20
2.7.1 Indeks Kemampuan Proses……………………………… 22


iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.8 Penelitian Terdahulu …………………………………………. 26
BAB III

METODE PENELITIAN ………………………………………. 34
3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian ……………………………….. 34
3.2 Identifikasi Dan Definisi Operasi Variabel ………………….. 34
3.3 Langkah-Langkah Pemecahan Masalah ……………………… 35
3.4 Metode Pengumpulan Data …………………………………… 41
3.4.1 Jenis Data ………………………………………………. 42
3.4.2 Sumber Data ……………………………………………. 42
3.4.3 Teknik Pengumpulan Data ……………………………… 43
3.5 Metode Analisa Data …………………………………………. 45

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN …………………………………. 47

4.1 Identifikasi Indikator Kinerja Delivery……………………….. 48
4.2 Jumlah Order dan Delivery ……….………………………….. 50
4.3 Biaya Transportasi Dan Hasil Penjualan ……………............

51

4.4 Pengukuran Kabilitas Proses ………………………………… 50
4.5 Pengukuran Indikator Kinerja ……………………………….. 54
4.6 Analisa Hasil Pengukuran Indikator kinerja…………………. 62
4.7 Usulan Perbaikan ……………………………………………. 64
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN ………………………………….. 66
5.1 Kesimpulan …………………………………………………… 66
5.2 Saran ………………………………………………………….. 67

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRAKSI
Kinerja perusahaan perlu diukur. Namun, ukuran kinerja saja tidak mudah untuk dipakai
sebagai mekanisme kontrol bagi manajemen. Oleh karena itu, diperlukan suatu cara dimana
manajemen dapat memonitor kinerja perusahaan secara berkelanjutan serta memperoleh
informasi kapan kinerja tersebut perlu mendapat perhatian.
Untuk itu perlu dikembangkan suatu model mekanisme kontrol kinerja di departemen
pengiriman perusahaan khusus untuk wilayah Jawa Timur untuk mempermudah pengawasan
sehingga perusahaan mampu melakukan perbaikan berkelanjutan. Oleh karena itu dalam
penelitian ini akan dibuat integrasi antara pengukuran kinerja dan mekanisme kontrol kinerja
tersebut dengan menggunakan konsep Supply Chain Event Management (SCEM).
Metode yang digunakan dalam penelitian ini mengimplementasikan metode Supply Chain
Event Management (SCEM) dalam menganalisis indikator kinerja perusahaan. Dengan metode
ini nantinya akan mengetahui kinerja supply chain. Penelitian dilakukan di CV. Prima Mandiri
Teknik.
Hasil akhir penelitian ini adalah rancangan mekanisme kontrol kinerja yang
dikembangkan untuk salah satu perspektif model SCOR, yaitu perspektif Deliver. Dari perspektif
Deliver tersebut dikembangkan menjadi 3 indikator kinerja, yaitu indikator On Time – In Full,
Quality Performance Of Delivery dan Transportation Cost As Percentage Of Sales. Control
chart dapat dikatakan cukup efektif dalam melakukan pengendalian indikator kinerja karena
mampu mengakomodasikan batas-batas kontrol yang diperlukan sebagai pengendali indikator
kinerja agar perusahaan dapat mengetahui posisi kinerjanya dengan lebih cepat sehingga dapat
melakukan proses bisnisnya dengan lebih baik
Kata kunci : Supply Chain Event management (SCEM).

ix

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRACT
Corporate performance should be measured. However, performance measures alone are
not easy to use as a control mechanism for management. Therefore, we need a way in which
management can monitor the performance of the company on an ongoing basis as well as the
performance when the information need of attention.
For it is necessary to develop a model of the performance of control mechanisms in the
shipping department of a specialized company for East Java to facilitate supervision so that the
company is able to undertake continuous improvement. Therefore, in this study will be made
integration between performance measurement and performance control mechanisms by using
the concept of Supply Chain Event Management (SCEM).
The method used in this study to implement the method of Supply Chain Event
Management (SCEM) in analyzing the company's performance indicators. By this method will
determine the performance of supply chain. The study was conducted in CV. Prima Mandiri
Engineering.
The final result of this research is the design of mechanisms to control the performance
of the developed one of the SCOR model perspective, the perspective Deliver. From the
perspective into 3 Deliver the developed performance indicators, ie indicators On Time - In Full,
Quality and Delivery Performance Of Transportation Cost As Percentage Of Sales. Control
charts can be quite effective in controlling the performance indicator because it is able to
accommodate the control limits are necessary as controlling performance indicators for the
company to know the position of their performance more quickly so that they can perform their
business processes to better
Keywords: Supply Chain Event Management (SCEM).

ix

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pergeseran pandangan manajemen terhadap pentingnya integrasi atau
kolaborasi antara komponen-komponen pada Supply Chain telah membawa
perubahan pada sistem manajemen perusahaan, yakni tidak lagi hanya
menekankan pada integrasi proses internal dan kualitas saja melainkan mulai
ditekankan pada integrasi proses eksternal juga. Pada tahun belakangan ini,
kesadaran akan pentingnya peranan dan kekuatan Supply Chain Management
dalam mendukung perusahaan untuk mencapai tujuannya makin meningkat. Hal
ini mendorong munculnya studi untuk mengetahui bagaimana cara yang efektif
untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
CV. Prima Mandiri Teknik perusahaan yang terletak di jalan Raya
Kebonsari 23D Surabaya mulai berdiri tahun 2000 dimana berkantor pusat di
Surabaya adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan dan
perbaikan spare part yang menghasilkan produk spare part alat berat sebagai
produk utama. CV. Prima Mandiri Teknik mulai berproduksi dengan bahan baku
besi sesuai spesifikasi permintaan. Produk-produk yang dihasilkan oleh CV.
Prima Mandiri Teknik antara lain: Gigi gardan, pin roll nozzle, hidrolik forklift,
cover bushing. Dalam satu bulan CV. Prima Mandiri Teknik mampu
menghasilkan sekitar 100 unit produk yg terdiri dari 10 gigi gardan, 50 pin roll
nozzle, 15 hidrolik forklift, 20 cover bushing, 5 crane.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Selama ini CV. Prima Mandiri Teknik sudah mempunyai kerangka
pengukuran kinerja tetapi belum memiliki mekanisme kontrol kinerja yang baku
didalam melakukan pengiriman hasil produksinya. Hal ini mengakibatkan
munculnya resiko keterlambatan supply produk ke customer dapat terjadi
berulang-ulang. Apabila hal ini terjadi, maka dikhawatirkan perusahaan akan
kehilangan kepercayaan dari customer karena tidak dapat memuaskan customer
dengan baik.
Salah satu konsep baru Supply Chain yang berkaitan dengan pengukuran
kinerja adalah bahwa kinerja perusahaan diukur tidak hanya berdasarkan indikator
kinerja (key bussiness) proses internal perusahaan saja, tetapi juga proses eksternal
perusahaan. Walaupun hanya salah satu kinerja proses saja yang mengalami
penurunan, maka kinerja perusahaan secara keseluruhan juga mengalami
penurunan. Sebagai langkah selanjutnya setelah pengukuran adalah monitoring.
Dalam melakukan monitoring diperlukan suatu mekanisme kontrol kinerja untuk
memonitor tiap-tiap indikator kinerja Supply Chain perusahaan secara terusmenerus. Dan perusahaan mendapatkan kepercayaan dari customer, selain itu
perusahaan dapat meningkatkan jumlah produksinya.
Untuk itu perlu dikembangkan suatu model mekanisme kontrol kinerja di
bagian pengiriman perusahaan untuk mempermudah pengawasan sehingga
perusahaan mampu melakukan perbaikan berkelanjutan. Oleh karena itu dalam
peneltian ini akan dibuat integrasi antara pengukuran kinerja dan mekanisme
kontrol kinerja tersebut dengan menggunakan konsep Supply Chain Event
Management (SCEM).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka fokus permasalahan yang akan
diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut :
“Bagaimana indikator kinerja delivery sparepart di CV. Prima Mandiri Teknik
dan upaya peningkatan indikator kinerja delivery tersebut”.

1.3 Batasan Masalah
Batasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Penelitian hanya terbatas pada aspek Delivery sparepart, di wilayah Jawa
Timur.
2. Indikator kinerja yang dipilih sebagai objek penelitian adalah On Time-In Full,
Quality Performance of Delivery, Transportation Cost As Percentage of Sales.
3. Data yang diambil untuk dianalisa adalah data periode Januari sampai dengan
Desember 2012.

1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Mengetahui kinerja indikator Delivery sparepart di CV. Prima Mandiri Teknik
2. Usulan perbaikan terhadap kinerja delivery sparepart.

1.5 Asumsi-asumsi
Dalam menyelesaikan penelitian dan untuk mencapai hasil yang maksimal,
maka digunakan asumsi-asumsi sebagai berikut :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1. Kebijakan perusahaan tidak mengalami perubahan secara signifikan selama
dilakukannya penelitian ini.
2. Alat angkut (armada) dalam keadaan yang optimal/ baik selama dilakukannya
penelitian ini

1.6 Manfaat Penelitian :
Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :
a. Bagi Penulis
-

Dapat memahami bagaimana suatu perusahaan melakukan manajemen
supply chain pada umumnya dan di departemen pengiriman untuk wilayah
Jawa Timur pada khususnya.

-

Sebagai bekal dan pengalaman bagi penulis untuk terjun ke dalam bidang
industri khususnya dan masyarakat pada umumnya.

b. Bagi Universitas
-

Sebagai bahan referensi dan tambahan pustaka bagi Fakultas Teknologi
Industri khususnya Teknik Industri UPN “Veteran” Jawa Timur.

c. Bagi Perusahaan
-

Perusahaan dapat melakukan perbaikan berkelanjutan pada departemen
pengiriman berdasarkan hasil kontrol kinerja Supply Chain yang
dilakukan.

-

Dengan melakukan kontrol kinerja Supply Chain di departemen
pengiriman, maka akan didapatkan informasi mengenai elemen-elemen
mana yang harus diperioritaskan untuk diperbaiki agar fleksibilitas kinerja

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Supply Chain di bagian pengiriman untuk wilayah Jawa Timur CV. Prima
Mandiri Teknik dapat ditingkatkan.

1.7 Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran yang jelas tentang penelitian tugas akhir ini,
maka sistematika penulisannya diuraikan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini dikemukakan mengenai latar belakang masalah, batasan
masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, asumsi-asumsi, serta
manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi tentang studi kepustakaan yang berhubungan dengan
masalah yang diteliti yang dapat digunakan sebagai acuan teori dan dasar
dari pemecahan masalah yang dilakukan.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini menjelaskan langkah-langkah penelitian secara keseluruhan,
rencana penganalisaan dan pemecahan masalah yang akan dilakukan serta
metode yang akan dilakukan dalam pengolahan data sampai dengan
memperoleh kesimpulan.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi hasil dan pembahasan data yang didasarkan atas teori yang
telah diuraikan di atas dengan menggunakan data-data yang telah didapat
selama penelitian.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran yang direkomendasikan
sebagai bahan masukan bagi pihak perusahaan yang berkepentingan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA

2.1 Pengiriman (Delivery)
Delivery merupakan salah satu proses utama didalam Supply Chain.
Pengiriman (Delivery) dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian
barang jadi (produk) dengan cara tertentu sehingga dapat disampaikan kepada
konsumen (John E. Biegel, 1992). Aspek Delivery merupakan faktor penting
dalam Supply Chain, karena merupakan salah satu strategi perusahaan untuk dapat
bersaing dengan perusahaan lain dalam hal kepuasan konsumen dan juga untuk
meningkatkan atau mempertahankan service level perusahaan dalam memenuhi
permintaan customer.

2.2 Pengukuran Kinerja
Ada sejumlah tipe pengukuran kinerja yang berbeda yang digunakan untuk
mengkarakteristikan sistem, khususnya sistem distribusi. Dengan banyaknya
sistem pengukuran tersebut, maka untuk melakukan pemilihan sistem pengukuran
manakah yang paling sesuai untuk mengukur performansi supply chain sangat
sulit.
Menurut Sritomo Wignjosoebroto (1998), Ide pengukuran kinerja diawali
dari pengukuran studi gerak dan waktu pada operasi manufakturing yang
dilakukan oleh fredick W. Taylor pada awal abad ke-20. Penelitian tersebut
dilakukan dengan mengumpulkan data-data yang ada untuk kemudian dianalisa
untuk membuat standar kerja dari operator serta membuat kriteria obyektif untuk

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

mengukur dan menetapkan kinerja dan efesiensi operator tersebut. Seiring
perkembangan jaman, penelitian mengenai pengukuran kinerja tidak lagi
difokuskan pada penelitian kinerja individual melainkan mulai mengarah pada
pengukuran kinerja perusahaan.
Pengukuran kinerja supply chain memiliki peranan penting dalam
mengetahui kondisi perusahaan, apakah mengalami penurunan atau peningkatan
serta perbaikan apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan kinerja mereka.
Pengukuran kinerja merupakan sesuatu yang penting disebabkan oleh beberapa
alasan berikut ini :
1. Pengukuran kinerja dapat mengontrol kinerja baik secara langsung maupun
tidak langsung.
2. Pengukuran kinerja akan menjaga perusahaan tetap pada jalurnya untuk
mencapai tujuan peningkatan kinerja supply chain.
3. Pengukuran kinerja dapat digunakan untuk meningkatkan performansi supply
chain.
4. Cara pengukuran yang salah dapat menyebabkan kinerja supply chain
mengalami penurunan.
5. Supply chain dapat diarahkan setelah pengukuran kinerja dilakukan.

2.2.1 Tujuan Pengukuran Kinerja
Pengukuran kinerja dilakukan untuk mengetahui kondisi perusahaan,
apakah perusahaan tersebut dapat berjalan dengan baik dan mampu mencapai
tujuannya atau mengalami kemunduran, maka pihak manajemen harus segera
mengambil tindakan untuk melakukan perbaikan. Hasil pengukuran kinerja dapat

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

dijadikan landasan bagi perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan dan
melakukan perbaikan-perbaikan untuk meningkatkan kinerja sehingga mereka
dapat bersaing di tengah-tengah persaingan yang ketat untuk mencapai
keunggulan yang kompetitif. Menurut Veelenturf and Higler (1995), pengukuran
supply chain dan analisanya dapat digunakan untuk :


Memberikan wawasan pada proses supply chain dan cara melakukannya.



Memberikan pandangan mengenai proses supply chain yang berjalan terus
menerus.



Untuk kontrol biaya.



Untuk kontrol kualitas.



Untuk menentukan level of customer service dan cara mengontrolnya.

2.3 Ruang Lingkup Pengukuran Kinerja
Pengukuran kinerja supply chain mencakup pengukuran kerja pada proses
internal dan proses eksternal perusahaan. Proses internal perusahaan merupakan
seluruh proses yang terjadi di dalam peruasahaan mulai dari proses perencanaan
produksi hingga pengiriman produk kepada customer. Sedangkan proses eksternal
perusahaan merupakan proses yang melibatkan hubungan perusahaan dengan
stage yang berada di luar perusahaan di luar perusahaan, yaitu supplier dan
customer. Didalam penelitian ini hanya akan dibahas pada proses eksternal
perusahaan saja, karena pengukuran kinerja dilakukan pada bagian Pengiriman
yang berhubungan dengan customer.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Untuk indikator kinerja dalam kaitannya dengan customer antara lain sebagai
berikut :
1. On time delivery (besarnya persentase pengiriman yang dilakukan perusahaan
pada saat atau sebelum batas waktu pengiriman yang dilakukan perusahaan
saat atau sebelum batas waktu yang disepakati dengan customer).
2. Kualitas produk yang dikirimkan kepada customer.
3. Customer satisfaction (tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan yang
diberikan oleh perusahaan).
4. Defect rate (persentase produk cacat yang dikirimkan kepada customer).

2.4 Supply Chain Operation Reference Model (SCOR Model)
Salah satu metode pengukuran kinerja Supply chain yang dapat digunakan
adalah SCOR. Model ini dikembangkan oleh Supply chain Council dan diliris
pada tahun 1997. Model ini dikembangkan untuk mendeskripsikan aktivitas bisnis
yang diasosiasikan dengan seluruh fase yang terlibat untuk memenuhi permintaan
customer. Model ini diorganisasikan dalam 4 proses supply chain utama, yaitu :
PLAN, RESOURCE, MAKE, dan DELIVER. Dalam setiap bagian, telah
dibangun metrik. Pada level yang tertinggi (level 1), ada pembagian dalam 4
element diagnostik, yaitu :
1. Realibility
a. Delivery performance


Delivered complicated : seluruh item dikirimkan dalam jumlah yang
tepat.



Delinered on time : seluruh item dikirimkan tepat waktu.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.



Compled and accurate documentation : dokumentasi/data mengenai
item disimpan dengan baik.



Delivered in perfect condition : item dikirimkan dalam kondisi yang
baik.
b. Order fulfillment performace.
c. Perfect order fulfillment.

2. Flexibility dan responsiveness
a. Supply chain response time.
b. Production flexibility.
3. Cost
a. Total supply chain management cost.
b. Value-added productivity.
c. Waranty cost or return processing cost.
4. Assets
a. Cast to cast cycle time.
b. Inventory days of supply.
Pada level kategori proses (level 2), pengukuran dibagi dalam 4 element
diagnostic, yaitu : Plan, Source, Make, Delivery. Pada penelitian ini hanya akan
dibahas pada aspek Deliver saja.

2.5 Konsep Supply Chain Event Management (SCEM)
Supply Chain Event Management dikembangkan sebagai pengembangan
dari pengendalian proses Event Menagement mengimplikasikan deteksi,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

pemberitahuan dan reaksi yang tepat terhadap permasalahan yang muncul dalam
supply chain.
Supply Chain Event Management (SCEM) dapat didefinisikan sebagai
suatu proses pengawasan terhadap key bussiness events dalam supply chain secara
proaktif, dimana pengawasan dilakukan dengan melakukan kolaborasi dengan
trading partners dalam hubungannya dengan event tersebut, serta menyesuaikan
aktivitas bisnis perusahaan untuk me-manage kekecualian akibat event tersebut,
(Sarros & Mair, 2002).

2.5.1 Aplikasi SCEM
Aplikasi SCEM ditunjukkan untuk melakukan monitor terhadap plan-toactual perkembangan supply chain serta menetapkan batas kontrol atas (upper
control limit) dan batas kontrol bawah (lower control limit). Aplikasi salah satu
batas kontrol dilanggar, atau jika muncul penyimpangan-penyimpangan, maka
dengan aplikasi SCEM, pihak perusahaan akan mampu mengambil langkah
koreksi yang sesuai. Sebagai contoh, apabila indikator kinerja kritis pada suatu
perusahaan adalah on-time delivery, pengiriman ke fasilitas penerimanya, perlu
dilakukan perbandingan status pengiriman antara pengirim dan penerima yang
didasarkan pada batas kontrol dimana pengiriman dikatakan acceptable apabila
sampai satu hari lebih awal tapi tidak apabila terlambat walaupun hanya satu jam.
Dengan menggunakan event management, trading partners bekerja secara
bersama-sama untuk mendefinisikan critical bussiness event yang mempengaruhi
kesuksesan jaringan supply chain secara keseluruhan. Trading partners juga
mendefinisikan pengukuran yang diperlukan untuk mengevaluasi kinerja setiap

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

business event. Semua partners secara proaktif memonitor event yang
dikembangkan secara bersama-sama dan menyelesaikan hal-hal diluar batas
kontrol event tersebut sebelum hal tersebut berdampak terhadap operasional
perusahaan. Apabila pengukuran jatuh di luar batas toleransi yang diperbolehkan,
maka trading partners dalam supply chain bekerja sama untuk menyesuaikan
aktivitas mereka. Hal ini memberikan kepuasan secara konsisten terhadap
customer.
Aplikasi SCEM membutuhkan data base information yang komprehensif.
Dalam rangka melakukan monitor jaringan supply chain, perusahaan harus
mengumpulkan beberapa dokumen serta status report dari sistem internal
perusahaan dan trading partners (terutama supplier dan penyelogistik).
Perusahaan harus menganalisa setiap fungsi dalam sistem, serta menentukan data
SCEM yang harus diterima dan keputusan apa yang harus diambil. Hal ini
menunjukkan aturan, baik untuk perencanaan maupun monitoring pelaksanaan
rencana tersebut. Aturan tersebut harus menganalisa performance-to-plan,
menemukan critical business event, dan reaksi terhadap event tersebut. Aplikasi
SCEM harus menginformasikan kepada pihak yang bersangkutan dalam hitungan
waktu-pada saat critical cativities terjadi. Perusahaan juga harus memutuskan
siapa yang menyuarakan customer dan mengetahui keinginan mereka.
Pada linear supply chain, penurunan kinerja atau bahkan penghentian kerja
terjadi sampai masalah yang ada diperbaiki. Hal ini disebabkan karena seringkali
perusahaan (manajer) tidak mengetahui adanya masalah pada waktu yang tepat
sehingga sudah terlambat untuk memperbaikinya. Sedikit banyak hal ini

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

dipengaruhi oleh kenyataan bahwa decision makers masih mengandalkan
sekumpulan data penjualan dan manufacturing bulanan yang kurang reliable
untuk dijadikan pedoman dalam pengambilan keputusan. Solusi SCEM terdiri dari
real-time, event-based responses dan control capabilities. Dengan SCEM, apabila
suatu event terjadi, maka pihak-pihak yang berhubungan dengan event tersebut
akan mendapatkan pemberitahuan, sehingga dapat

memberikan alternatif

rekomendasi respon (action) yang harus dilakukan untuk menjaga kelancaran
kinerja supply chain. Pemberitahuan adanya event menyiapkan perusahaan untuk
merespon masalah lebih dini dalam waktu yang tepat, atau mendekati tepat.
Ada enam karakteristik yang dapat difungsikan dengan menggunakan
supply chain event management, yaitu conectivity, collaboration, execution,
optimization, visibility, dan speed. Keenam karakteristik tersebut dapat
meningkatkan efesiensi supply chain dan menjadi dasar supply chain yang adaptif.

2.5.2 Manfaat SCEM
Supply chain event management memiliki beberapa manfaat untuk
perusahaan maupun bagian dalam jaringan supply chain yang lain. Beberapa
manfaat SCEM adalah sebagai berikut :
• Aplikasi SCEM memberikan kemampuan kepada perusahaan untuk mendeteksi
terjadinya anomalies (penyimpangan) lebih cepat, menyediakan waktu lebih
banyak untuk bereaksi dan memperbaiki masalah yang terjadi.
• Apliaksi SCEM juga memberikan informasi kepada bagian-bagian yang
berkaitan dengan informasi tersebut tanpa harus menunggu mereka yang
menemukannya sendiri.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

• SCEM menyediakan informasi dan visibility bagi customers dan trading
partners lainnya untuk me-manage proses mereka dengan lebih baik (dan untuk
supplier agar dapat melayani perusahaan dengan lebih baik lagi).
• SCEM menyediakan informasi untuk me-manage perubahan yang muncul.
• Oleh karena SCEM menghimpun seluruh bagian supply chain, SCEM dapat
menyediakan metrik performansi (report card) baik internal maupun prosesproses yang dilakukan trading partners. Perusahaan harus mampu memutuskan
bagaimana mengetahui performansi pada waktunya untuk meningkatkan proses
dan hubungan dengan trading partners.
• Perusahaan dapat menggunakan informasi SCEM untuk membuat perbaikan
dalam rencana perencanaan, proses dan prosedur, cara kerja dan metrik.
Dengan menganalisa metrik dan mengingat praktek yang paling baik,
perusahaan dapat menggunakan informasi supply chain yang akurat dan ontime untuk mengurangi inventory dan meningkatkan efesiensi operasional
(terutama mengurangi lead time).
• Aplikasi supply chain event management dapat meningkatkan kinerja supply
chain dengan membentuk supply chain yang lebih fleksibel dan responsif
terhadap informasi. Hal ini dapat meningkatkan efektifitas dan efesiensi
operasional perusahaan.

2.5.3 Tahapan Supply Chain Event Management
Menurut Leβmöllmann (2001), ada 5 (lima) langkah dalam melakukan
supply chain event management, yaitu sebagai berikut :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1. Measurement
Untuk mendapatkan supply chain yang baik, maka supply chain harus dapat
diukur, dibandingkan dan dilaporkan berkaitan dengan kinerjanya.
2. Monitoring
Event harus dapat dimonitor pada saat dia terjadi. Hal ini bisa termasuk antara
lain memonitor inventory, order, shipping dan lain-lain.
3. Notification
Pemberitahuan terhadap decision maker secara proaktif mengenai event yang
sedang terjadi dalam supply chain, sehingga dapat diambil langkah-langkah
untuk mengatasinya.
4. Simulation
Melakukan simulasi mengenai alternatif respon apa yang akan dilakukan
dalam mengatasi event yang terjadi untuk menemukan langkah/respon terbaik.
5. Control
Mengontrol supply chain untuk mengatasi adanya events.

2.5.4 Tool Dalam SCEM
Sistem SCEM yang baik memerlukan continuous improvement yang
strategis dan incremental. Masalah yang paling kritis adalah pemenuhan data dan
kualitas data. Perusahaan harus memonitor kualitas data (akurasi data) dan
pemenuhannya (menyediakan data pada waktu yang tepat dan lengkap). Hal ini
menunjukkan kebutuhan akan data metrik performansi (indikator kinerja)
perusahaan dan performansi trading partners.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Akhir-akhir ini, sistem perusahaan lebih terkonsentrasi pada peramalan
(forecasting) dan perencanaan (planning system) serta terutama kapabilitas untuk
memonitoring semua perencanaan pada saat rencana tersebut dieksekusi. Tanpa
kemampuan untuk menganalisa performance-to-plan pada saat eksekusi dalam
progress, akan sulit untuk mendapatkan seluruh data yang berkaitan dengan
eksekusi perencanaan data tersebut. Tanpa status report dan analisis variasi, akan
sulit untuk menemukan dimana masalah muncul dan bagaimana menganalisa
trend yang terjadi.
Salah satu cara untuk melakukan monitoring metrik performansi adalah
dengan menggunakan grafik pengendalian atau control chart untuk menemukan
upper dan lower limit metrik yang ada.

2.6 Mekanisme Kontrol Kinerja Supply Chain
Dalam melakukan kontrol kinerja supply chain dapat digunakan alat
pengendalian kualitas statistika, yaitu control chart.

2.6.1 Control chart
Prosedur pengendalian proses statistik pada jalur yang paling sederhana
dapat dilakukan dengan grafik pengendali. Control chart atau grafik pengendali
sangat berguna untuk meningkatkan proses produktifitas, efektifitas untuk
mencegah defect, mencegah penyesuaian proses yang tidak perlu, serta
menyediakan informasi diagnosis dan kapabilitas proses. Ada 3 kegunaan pokok
grafik pengendali, yaitu :


Pemantauan dan pengawasan suatu proses.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.



Pengurangan variabilitas proses.



Penaksiran parameter produk atau proses.
Bentuk dasar grafik pengandali berupa grafik dengan garis tengah yang

merupakan nilai rata-rata karakteristik kualitas yang berkaitan dengan keadaan
terkontrol. Selain itu juga ada dua garis mendatar yang dinamakan batas
pengendali atas (BPA) dan batas pengendali bawah (BPB). Batas-batas
pengendali dipilih sedemikian rupa sehingga bila proses terkendali hampir semua
titik sampel akan jatuh di antara kedua garis itu. Grafik pengendali dapat
menunjukan keadaan tak terkendali meskipun tidak satu titik pun terletak di luar
batas pengendali, jika pola titik-titik yang digambarkan menunjukkan tingkah laku
yang tidak random atau sistematik. Dalam banyak hal, pola titik-titik yang
digambarkan akan memberikan informasi diagnostik yang berguna pada proses
itu, dan informasi ini dapat digunakan untuk membuat perubahan-perubahan
proses yang memperkecil variabilitas.
Pemilihan batas pengendali yang sesuai merupakan hal penting untuk
menghindari galat I dan galat II. Untuk apapun macam grafik yang digunakan,
kita dapat menetapkan batas pengendali sebagai kelipatan standar deviasi statistik
yang digambar grafiknya. Disarankan untuk menggambarkan batas luar 3σ
sebagai batas tindakan dan batas dalam 2σ sebagai batas peringatan.
Untuk ukuran sampel, umumnya makin besar sample makin mudah
menyidik pergeseran kecil dalam proses itu. Apabila pergeseran proses relatif
besar, kita gunakan ukuran sampel yang lebih kecil dari pada yang kita perhatikan
relatif kecil.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Setelah membuat grafik pengendali, dilakukan analisa dan interpretasi pola
untuk mendeteksi pergeseran proses. Proses dikatakan tak terkendali apabila :
1. Satu atau beberapa titik di luar batas pengendali.
2. Suatu urutan dengan paling sedikit tujuh atau delapan titik, dengan macam
giliran, dapat berbentuk giliran naik atau turun, giliran di atas atau di bawah
garis tengah.
3. Dua atau tiga titik yang berurutan di luar batas peringatan 2σ, tetapi masih
di dalam grafik pengendali.
4. Empat atau lima titik yang berurutan di luar batas 1σ.
5. Pola tak bisa atau tak random dalam data.
6. Satu atau beberapa titik dekat satu batas peringatan atau batas pengendali.

2.7 Kemampuan Proses
Teknik statistik dapat berguna sepanjang putaran produk, termasuk
aktifitas pengembangan sebelum produksi, untuk kuantifikasi variabel proses,
analisis variabilitas relatif terhadap persyaratan atau spesifikasi produk, untuk
membantu pengembangan dan produksi dalam menghilangkan atau mengurangi
variabilitas yang ada. Aktifitas ini umum dinamakan Analisis Kemampuan
Proses.
Kemampuan proses berkenaan dengan keseragaman proses. Variabilitas
dalam proses adalah suatu ukuran keseragaman proses. Ada dua cara memikirkan
variabilitas ini :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1. Variabilitas yang menjadi sifat atau alami pada waktu tertentu, yaitu
variabilitas “seketika”.
2. Variabilitas meliputi waktu.
Analisa kemampuan proses didefinisikan sebagai suatu studi keteknikan
guna mengukur kemampuan proses. Taksiran kemampuan proses mungkin dalam
bentuk distribusi probabilitas dengan mean dan standar deviasi. Studi kemampuan
proses biasanya mengukur parameter fungsional produk, bukan proses itu sendiri.
Apabila penganalisa mengamati proses secara langsung dan dapat mengendalikan
dan memantau aktifitas pengumpulan data, studi ini adalah studi kemampuan
proses yang benar, sebab dengan mengendalikan pengumpulan data dan
mengetahui urutan data waktu itu, dapat dilakukan inferensi stabilitas proses
terhadap waktu. Tetapi apabila kita hanya mempunyai unit sampel produk,
mungkin diberikan oleh penjual atau diperoleh melalui pemeriksaan penerima,
maka studi itu wajar dinamakan karakteristik produk. Dalam studi karakteristik
produk, kita hanya dapat menaksir distribusi karakteristik kualitas produk atau
hasil proses (bagian yang sesuai spesifikasi) dimana kita dapat mengatakan
sesuatu tentang tingkah laku proses itu atau keadaan terkendali statistiknya.
Menurut Douglas C. Montgomery (1998), analisa kemampuan proses
adalah bagian yang sangat penting dari keseluruhan program peningkatan kualitas.
Diantara penggunaan data yang utama dari analisa kemampuan proses adalah
sebagai berikut :
1. Memperkirakan seberapa baik proses akan memenuhi toleransi.
2. Membantu pengembangan produk untuk memilih atau merancang produk.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3. Membantu dalam pembentukan interval untuk pengendalian pengambilan
sampel.
4. Menetapkan persyaratan penampilan bagi alat baru.
5. Memilih penjual yang unggul.
6. Merencanakan urutan proses produksi apabila ada pengaruh interaktif proses
pada toleransi.
7. Mengurangi variabilitas pada proses produksi.
Ada tiga teknik utama yang digunakan dalam analisa kemampuan proses.
- Histogram atau grafik probabilitas
- Grafik pengendali
- Rancangan percobaan

2.7.1 Indeks kemampuan proses
Untuk mencapai target kita mengenal adanya batas-batas toleransi yang
disebut Spesifikasi. Ada 2 macam spesifikasi, yaitu :
1. Spesifikasi Extern (Spesifikasi dari Development/Pemerintah)
Jika hasil diluar spesifikasi external, maka produk akan direject dan
tindakan yang dilakukan adalah memperbaiki, sehingga hasil selanjutnya
masuk spesifikasi (Corrective Action).
Terdiri dari :


Batas Spesifikasi Atas (Upper Spesification Limit, USL)



Batas Spesifikasi Bawah (Lower Spesification Limit, LSL)



Standart/Target

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2. Spesifikasi Intern/Proses (Spesifikasi dari data)
Jika hasil diluar spesifikasi internal, tindakan yang dilakukan adalah
mencegah, sehingga hasil berikutnya tidak diluar spesifikasi external
(Preventive Action).
Terdiri dari :


Batas Kontrol Atas (Upper Control Limit, UCL)



Batas Kontrol Bawah (Lower Control Limit, LCL)
Indeks kemampuan proses atau Cp adalah suatu indeks yang mengukur

kemampuan proses produksi apakah memenuhi batas-batas spesifikasi, dimana :
Cp =

Dimana : Cp

USL − LSL
6 × STD

= Capabilitas Proses (Indeks kemampuan proses)

USL = Upper Specification Limit (Batas Spesifikasi Atas)
LSL = Lower Specification Limit (Batas Spesifikasi Bawah)
STD = Standart Deviasi (penyimpangan)
Jadi, indeks kemampuan proses adalah perbandingan antara lebar
spesifikasi (engeneering tolerance) dengan toleransi alamiah (natural tolerance)
yang diperoleh berdasarkan nilai-nilai pengamatan dari proses tersebut. Ada tiga
kejadian untuk nilai Cp, yaitu :
a. Kemampuan Proses Optimum (CP > 1), artinya :


Deviasinya (penyimpangan) antara hasilnya kecil.



Seluruh data berada didalam Batas Kontrol Atas (USL) dan Batas Kontrol
Bawah (LSL).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Mean

UCL

LSL LCL

USL

Cp > 1
Gambar 2.1 Grafik Kemampuan Proses Optimum
b. Kemampuan Proses Sedang (CP = 1), artinya :


Deviasinya (penyimpangan) antara hasilnya tidak begitu besar.



Batas Kontrol Atas (UCL) dan Batas Kontrol Bawah (LCL) berhimpit
dengan Batas Spesifikasi Atas (USL) dan Batas Spesifikasi Bawah (LSL),
serta tidak ada hasil di luar spesifikasi.

Mean

LSL = LCL

UCL = USL

Cp = 1
Gambar 2.2 Grafik Kemampuan Proses Sedang
c. Kemampuan Proses Minimum/Kurang (CP < 1), artinya :


Deviasinya (penyimpangan) antara hasilnya besar.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.



Batas Kontrol Atas (UCL) dan Batas Kontrol Bawah (LCL) berada diluar
Batas Spesifikasi Atas (USL) dan Batas Spesifikasi Bawah (LSL), serta
ada hasil di luar spesifikasi.
Mean

LCL

USL

LSL

UCL

Cp < 1
Gambar 2.3 Grafik Kemampuan Proses Kurang/Minimum
Kelemahan indeks Cp ini adalah bahwa indeks ini hanya mengukur apakah
proses memenuhi spesifikasi atau tidak. Jadi hanya mengukur presisi (variabilitas)
dari proses dan tidak mengukur akurasi proses. Untuk mengukur akurasi proses
digunakan indeks Cpk. Indeks Cpk adalah indeks kemampuan proses yang
mengukur akurasi dan presisi dari proses. Sehingga Indeks Cpk ini
menggambarkan sejauh mana rata-rata (mean) menyimpang dari target (standart).
Ada 2 macam Indeks Cpk, yaitu :
1. Indeks Cpk dengan batas terendah, dituliskan dengan rumus :
Mean − LSL
CpL =
3 × Std
2.

Indeks Cpk dengan batas tertinggi, dituliskan dengan rumus :
Mean − USL
CpU =
3 × Std

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.8 Penelitian Terdahulu
Berikut akan dijelaskan secara singkat hasil peneliti terdahulu yang
berhubungan dengan analisa pengukuran kinerja dan mekanisme kontrol kinerja
dengan pedekatan metode supply chain, antara lain :
1.

Tugas akhir yang ditulis oleh Nouval J auhari (2005)
Pergeseran pandangan manajemen terhadap pentingnya integrasi atau
kolaborasi antara komponen-komponen pada Supply Chain telah membawa
perubahan pada sistem manajemen perusahaan, yakni tidak lagi hanya
menekankan pada integrasi proses internal dan kualitas saja melainkan mulai
ditekankan pada integrasi proses eksternal juga. Pada tahun belakangan ini,
kesadaran akan pentingnya peranan dan kekuatan Supply Chain Management
dalam mendukung perusahaan untuk mencapai tujuannya makin meningkat.
Hal ini mendorong munculnya studi untuk mengetahui bagaimana cara yang
efektif untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
Salah satu konsep baru Supply Chain yang berkaitan dengan pengukuran
kinerja adalah bahwa kinerja perusahaan diukur tidak hanya berdasarkan
indikator kinerja (key bussiness) proses internal perusahaan saja, tetapi juga
proses eksternal perusahaan. Walaupun hanya salah satu kinerja proses saja
yang mengalami penurunan, maka kinerja perusahaan secara keseluruhan juga
mengalami penurunan. Sebagai langkah selanjutnya setelah pengukuran
adalah monitoring. Dalam melakukan monitoring diperlukan suatu mekanisme
kontrol kinerja untuk memonitor tiap-tiap indikator kinerja Supply Chain
perusahaan secara terus-menerus.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Selama ini PT. Semen Gresik sudah mempunyai kerangka pengukuran kinerja
tetapi belum memiliki mekanisme kontrol kinerja yang baku didalam
melakukan pengiriman hasil produksinya. Hal ini mengakibatkan munculnya
resiko keterlambatan supply produk ke customer dapat terjadi berulang-ulang.
Apabila hal ini terjadi, maka dikhawatirkan perusahaan akan kehilangan
kepercayaan dari customer karena tidak dapat memuaskan customer dengan
baik.
Untuk itu perlu dikembangkan suatu model mekanisme kontrol kinerja
di departemen pengiriman perusahaan khusus untuk wilayah Jawa Timur
untuk mempermudah pengawasan sehingga perusahaan mampu melakukan
perbaikan berkelanjutan. Oleh karena itu dalam peneltian ini akan dibuat
integrasi antara pengukuran kinerja dan mekanisme kontrol kinerja tersebut
dengan menggunakan konsep Supply Chain Event Management (SCEM).
Dari hasil uji coba mekanisme kontrol kinerja dengan menggunakan control
chart, dapat diketahui bahwa proses out of control dialami oleh indikator
kinerja On Time - In Full dan Quality Performance Of Deliver. Hal ini
ditunjukkan oleh adanya data outlier yang tersebar diluar batas kontrol atas
maupun batas kontrol bawah pada control chart. Dimana, untuk indikator
kinerja On Time - In Full telah ditentukan BKA = 100 dan BKB = 95 dan data
outlier terjadi pada data periode 2 dengan nilai 94 dan data periode 11 dengan
nilai 94. Hal ini menuniukkan bahwa data periode 2 dan periode 11 terletak
diluar batas kontrol bawah. Demikian juga untuk indikator kinerja Quality
Performance Of Deliver telah ditentukan BKA = 100 dan BKB = 95 dan data

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

outlier terjadi pada data periode 2 dengan nilai 94 dan data periode 11 dengan
nilai 94. Hal ini menunjukkan bahwa data periode 2 dan periode 11 terletak
diluar batas kontrol bawah. Sedangkan untuk indikator kinerja Transportation
Cost As Percentage Of Sales terkendali dengan baik dimana ditentukan BKA
= 10 dan BKB = 5 dan titik-titik data pada control chart berada didalam batas
kontrol.
Berdasarkan pengukuran kapabilitas proses terhadap 3 indikator
kinerja untuk perspektif deliver, diketahui bahwa Indikator kinerja yang
memiliki nilai indeks kapabilitas Cp terendah adalah Quality Performance Of
Deliver yaitu sebesar 0,796 dengan nilai CpK sebesar 0,424. Sementara itu
untuk indikator kinerja On Time - In Full juga memiliki nilai Cp yang rendah
yakni sebesar 0,862 dengan nilai CpK sebesar 0,374. Semua itu menunjukkan
bahwa kemampuan perusahaan didalam memenuhi standar spesifikasinya
dalam hal tepat waktu (On Time), tepat jumlah (In Full) dan kualitas masih
terbilang kurang optimum. Sedangkan untuk indikator kinerja Transportation
Of As Percentage Sales memiliki nilai indeks kapabilitas Cp terbesar diantara
ketiga indikator kinerja lainnya yakni sebesar 1,478 dengan nilai CpK sebesar
1,379. Hal tersebut