Perencanaan Aktivitas Distribusi Dengan Menggunakan Konsep Supply Chain Management pada PT. Pusaka Prima Mandiri
PERENCANAAN AKTIVITAS DISTRIBUSI DENGAN
MENGGUNAKAN KONSEP
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
PADA PT. PUSAKA PRIMA MANDIRI
TUGAS SARJANA
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Oleh
RICKY 1 1 0 4 0 3 0 6 2
D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
M E D A N
(2)
PERENCANAAN AKTIVITAS DISTRIBUSI DENGAN
MENGGUNAKAN KONSEP
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
PADA PT. PUSAKA PRIMA MANDIRI
TUGAS SARJANA
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Oleh
RICKY
1 1 0 4 0 3 0 6 2
Disetujui oleh
Dosen Pembimbing I , Dosen Pembimbing II,
(Dr. Ir. Nazaruddin Matondang, MT) (Khalida Syahputri, ST, MT)
D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
(3)
(4)
(5)
ABSTRAK
PT. Pusaka Prima Mandiri merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang produksi atau pembuatan kertas rokok (cigarette paper). Perusahaan ini memiliki beberapa masalah yang diantaranya berupa sering terjadinya kelebihan dan kekurangan produk terhadap permintaan produk. Selain itu, pengendalian persediaan barang jadi (inventory) yang tidak beraturan yang menyebabkan biaya produksi atau penyimpanan perusahaan meningkat. Perusahaan juga memiliki masalah pada jumlah barang baik yang diterima dari vendor ataupun yang dikirimkan pada masing-masing distribution centre dan konsumen yang tidak tepat serta biaya distribusi yang terlalu besar. Salah satu metode yang dapat diusulkan untuk memperbaiki menangani masalah tersebut adalah supply chain
management. Dari konsep supply chain ini akan dirancang proses aliran bahan
dan informasi mulai dari vendor hingga konsumen. Jumlah hasil peramalan dari data historis tersebut yang menjadi input konsep SCM tersebut yang kemudian diolah dan diperoleh jumlah economic order quantity, safety stock, dan jumlah bahan baku yang dibutuhkan perusahaan dalam melakukan proses atau aktivitas distribusi, jumlah produksi yang dibutuhkan tiap bulan serta dikaji supply chain daripada perusahaan dan kemudian memberikan strategi berupa value chain. Konsep SCM mampu memberikan aliran produk dari vendor ke setiap
Distribution Centre dan konsumen dalam waktu dan jumlah yang terintegrasi,
sehingga kelancaran aktivitas distribusi perusahaan menjadi tidak terganggu dan mengurangi kekurangan stok (stock out) pada masing-masing Distribution Centre serta meningkatkan tingkat pelayanan terhadap pelanggan melalui perencanaan distribusi yang mampu memproyeksikan kebutuhan yang akan datang.
Kata Kunci : Forecasting, Economic Order Quantity (EOQ), Safety Stock, Value
(6)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas sarjana ini.
Tugas sarjana ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana teknik di Departemen Teknik Industri, khususnya program studi Reguler Strata Satu, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Judul untuk tugas
sarjana ini adalah “Perencanaan Aktivitas Distribusi dengan Menggunakan
Konsep SupplyChainManagement pada PT. Pusaka Prima Mandiri”.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan tugas sarjana ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan tugas sarjana ini. Semoga tugas sarjana ini dapat bermanfaat bagi penulis, perpustakaan Universitas Sumatera Utara, dan pembaca lainnya.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PENULIS MEDAN, AGUSTUS 2015
(7)
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang telah memberikan berkat dan karunia-Nya sehingga penulis mendapatkan kesempatan untuk mengikuti pendidikan di Departemen Teknik Industri USU serta telah menyertai penulis selama proses perkuliahan dan penulisan Tugas Sarjana ini.
Dalam proses penulisan Tugas Sarjana ini sampai dengan selesainya Tugas Sarjana ini, penulis telah mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Kedua Orang tua penulis dan keluarga besar penulis yang tiada hentinya
mendukung penulis baik secara moril maupun materil sehingga laporan ini dapat diselesaikan.
2. Ibu Ir. Khawarita Siregar, MT selaku Ketua Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, Medan
3. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT selaku Koordinator Tugas Sarjana yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan arahan yang mendukung penyelesaian laporan Tugas Sarjana ini.
4. Bapak Dr. Ir. Nazaruddin Matondang, MT selaku Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan waktu dan memberikan ilmu, bimbingan, pengarahan serta motivasi untuk penulis dalam penyelesaian laporan Tugas Sarjana ini.
5. Ibu Khalida Syahputri, ST, MT selaku Dosen Pembimbing II Tugas Sarjana yang juga telah meluangkan waktu dan memberikan ilmu, bimbingan,
(8)
pengarahan serta motivasi untuk penulis dalam penyelesaian laporan Tugas Sarjana ini.
6. Pimpinan serta seluruh staf dan karyawan PT. Pusaka Prima Mandiri yang telah banyak membantu penulis dalam penelitian.
7. Seluruh staf dan karyawan Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara yang telah menyalurkan bantuan dan tenaga dalam memperlancar Tugas Sarjana ini.
8. Rekan seperjuangan penyelesaian Tugas Sarjana di PT. Pusaka Prima Mandiri, Shelly, Thomson dan Yessi Sianipar, yang telah memberikan bantuan yang cukup besar dalam pengumpulan data perusahaan dan proses pengerjaan laporan tugas akhir ini.
9. Sahabat penulis, Nanda Sari Dewi, Dewi Juliana, S.T, Hadrian, S.T., Hendro, Randy, Ratih Sulastri dan Velycia, S.E, B.B.A.
10.Teman-teman J-Corp yang telah memotivasi penulis dalam penyelesaiaan laporan ini.
11.Seluruh rekan-rekan angkatan 2011 (GIELAS) Teknik Industri FT. USU yang juga terus memotivasi penulis dalam penyelesaian laporan ini.
Kepada semua pihak yang telah banyak memberikan bantuan dalam penyelesaian Tugas Sarjana ini dan tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, penulis mengucapkan terima kasih. Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua.
(9)
DAFTAR ISI
BAB HALAMAN
LEMBAR JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xiii
I PENDAHULUAN ... I-1
1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Perumusan Masalah ... I-3 1.3. Tujuan dan Manfaat ... I-4 1.4. Batasan dan Asumsi Penelitian ... I-5 1.5. Sistematika Penulisan Tugas Akhir ... I-5
II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... II-1
2.1. Sejarah Perusahaan ... II-1 2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha... II-2 2.3. Lokasi Perusahaan ... II-2 2.4. Daerah Pemasaran ... II-2 2.5. Organisasi dan Manajemen ... II-3
(10)
DAFTAR ISI (Lanjutan)
BAB HALAMAN
2.5.1. Struktur Organisasi Perusahaan ... II-3 2.5.2. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab ... II-5 2.5.3. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja ... II-7 2.5.3.1. Jumlah Tenaga Kerja ... II-7 2.5.3.2. Jam Kerja ... II-8 2.6. Proses Produksi ... II-9 2.6.1. Bahan yang Digunakan ... II-9 2.6.1.1. Bahan Baku ... II-9 2.6.1.2. Bahan Penolong ... II-9 2.6.1.3. Bahan Tambahan ... II-10 2.6.2. Uraian Proses ... II-11
III LANDASAN TEORI ... III-1
3.1. Konsep Dasar Peramalan ... III-1 3.1.1. Pendefinisian Tujuan Peramalan yang Baik ... III-1 3.1.2. Karakteristik Peramalan yang Baik ... III-2 3.1.3. Teknik Peramalan ... III-3
3.1.3.1. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Teknik Peramalan ... III-3 3.1.4. Klasifikasi Teknik Peramalan ... III-5 3.1.4.1. Peramalan Kualitatif... III-5
(11)
DAFTAR ISI (Lanjutan)
BAB HALAMAN
3.1.4.2. Peramalan Kuantitatif... III-7 3.1.4.3. Metode Time Series ... III-8 3.1.4.4. Metode Proyeksi Kecenderungan Regresi ... III-8 3.1.5. Kriteria Performance Peramalan... III-11 3.1.6. Pengujian Hipotesa Distribusi F... III-12 3.1.7. Proses Verifikasi ... III-12 3.2. SupplyChain (Rantai Pasok) ... III-13 3.3. Economic Order Quantity (EOQ) ... III-16 3.4. Safety Stock ... III-17 3.5. Pengertian Distribusi ... III-17 3.6. ValueChain ... III-18
IV METODOLOGI PENELITIAN ... IV-1
4.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... IV-1 4.2. Objek Penelitian ... IV-1 4.3. Jenis Penelitian ... IV-1 4.4. Variabel Penelitian ... IV-1 4.5. Kerangka Berpikir ... IV-2 4.6. Rancangan Penelitian ... IV-3 4.7. Pengumpulan Data... IV-4 4.8. Pengolahan Data ... IV-5
(12)
DAFTAR ISI (Lanjutan)
BAB HALAMAN
4.9. Analisis Pemecahan Masalah ... IV-7 4.10. Kesimpulan dan Saran ... IV-7
V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ... V-1
5.1. Pengumpulan Data... V-1 5.1.1. Supply Chain Pabrik ... V-1 5.1.2. Data Permintaan Produk Kertas Rokok Periode
Mei 2014 – April 2015 ... V-2 5.1.3. Biaya Pemesanan ... V-3 5.1.4. Biaya Penyimpanan Persediaan ... V-3 5.1.5. LeadTime Pengiriman ... V-4 5.2. Pengolahan Data ... V-4 5.2.1. Peramalan Permintaan DC1 ... V-4 5.2.2. Peramalan Permintaan DC2 ... V-13 5.2.3. Peramalan Permintaan K1 ... V-22 5.2.4. Peramalan Permintaan K2 ... V-32 5.2.5. Perhitungan Order Quantity ... V-45 5.2.6. Perhitungan Kebutuhan Bahan Baku ... V-47 5.2.7. Perhitungan Safety Stock... V-48 5.2.8. Perhitungan JumlahProduksi ... V-51 5.2.9. SupplyChain ... V-54
(13)
DAFTAR ISI (Lanjutan)
BAB HALAMAN
VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH ... VI-1
6.1. Analisis Peramalan Permintaan ... VI-1 6.2. Analisis Perhitungan Order Quantity ... VI-2 6.3. Analisis Kebutuhan Bahan Baku... VI-3 6.4. Analisis Perhitungan Safety Stock ... VI-4 6.5. Analisis Perhitungan Jumlah Produksi ... VI-4 6.6. Analisis Supply Chain Management ... VI-4
VII KESIMPULAN DAN SARAN ... VII-1
7.1. Kesimpulan... VII-1 7.2. Saran ... VII-2
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
L1 - Form Tugas Akhir L2 - Surat Penjajakan
L3 – Surat Balasan Perusahaan L4 – Surat Keputusan Tugas Akhir L5 – Lembar Asistensi Dosen
(14)
DAFTAR TABEL
TABEL HALAMAN
1.1. Data Historis Permintaan dan Produksi Produk (ton) ... I-2 2.1. Pembagian Jadwal Kerja untuk Karyawan ... II-8 5.1. Data Permintaan Produk Kertas Rokok Periode Mei 2014
– April 2015 ... V-2 5.2. Data Biaya Pemesanan ... V-3 5.3. LeadTime Pengiriman ... V-4 5.4. Perhitungan Parameter Peramalan Jumlah Permintaan
DistributionCentre 1 dengan Metode Linear ... V-6
5.5. Perhitungan Parameter Peramalan Jumlah Permintaan
DistributionCentre 1 dengan Metode Eksponensial ... V-7
5.6. Perhitungan SEE pada Peramalan Jumlah Permintaan
DistributionCentre 1 dengan Metode Linear ... V-9
5.7. Perhitungan SEE pada Peramalan Jumlah Permintaan
DistributionCentre 1 dengan Metode Eksponensial ... V-10
5.8. Perhitungan Hasil Verifikasi Peramalan Jumlah Permintaan DistributionCentre 1 ... V-11 5.9. Perhitungan Parameter Peramalan Jumlah Permintaan
DistributionCentre 2 dengan Metode Kuadratis ... V-15
5.10. Perhitungan Parameter Peramalan Jumlah Permintaan
(15)
DAFTAR TABEL (Lanjutan)
TABEL HALAMAN
5.11. Perhitungan SEE pada Peramalan Jumlah Permintaan
DistributionCentre 2 dengan Metode Kuadratis ... V-18
5.12. Perhitungan SEE pada Peramalan Jumlah Permintaan
DistributionCentre 2 dengan Metode Konstan ... V-19
5.13. Perhitungan Hasil Verifikasi Peramalan Jumlah Permintaan DistributionCentre 2 ... V-20 5.14. Perhitungan Parameter Peramalan Jumlah Permintaan
Konsumen 1 dengan Metode Siklis... V-24 5.15. Perhitungan Parameter Peramalan Jumlah Permintaan
Konsumen 1 dengan Metode Kuadratis ... V-25 5.16. Perhitungan SEE pada Peramalan Jumlah Permintaan
Konsumen 1 dengan Metode Siklis... V-27 5.17. Perhitungan SEE pada Peramalan Jumlah Permintaan
Konsumen 1 dengan Metode Kuadratis ... V-28 5.18. Perhitungan Hasil Verifikasi Peramalan Jumlah Permintaan
Konsumen 1 ... V-30 5.19. Perhitungan Parameter Peramalan Jumlah Permintaan
Konsumen 2 dengan Metode Siklis... V-34 5.20. Perhitungan Parameter Peramalan Jumlah Permintaan
(16)
DAFTAR TABEL (Lanjutan)
TABEL HALAMAN
5.21. Perhitungan SEE pada Peramalan Jumlah Permintaan
Konsumen 2 dengan Metode Siklis... V-37 5.22. Perhitungan SEE pada Peramalan Jumlah Permintaan
Konsumen 2 dengan Metode Kuadratis ... V-38 5.23. Perhitungan Hasil Verifikasi Peramalan Jumlah Permintaan
Konsumen 2 ... V-40 5.24. Rekapitulasi Fungsi Peramalan Permintaan ... V-42 5.25. Rekapitulasi Hasil Peramalan Permintaan ... V-44 5.26. Rekapitulasi Perhitungan Order Quantity ... V-47 5.27. Rekapitulasi Bahan Baku yang Dibutuhkan ... V-48 5.28. Total Peramalan Permintaan ... V-49 5.29. Rekapitulasi Perhitungan Safety Stock PT. Pusaka Prima
Mandiri ... V-50 5.30. Jumlah Produksi untuk DC1 ... V-52 5.31. Jumlah Produksi untuk DC2 ... V-52 5.32. Jumlah Produksi untuk K1 ... V-52 5.33. Jumlah Produksi untuk K2 ... V-53 5.34. Rekapitulasi Jumlah Produksi ... V-53 6.1. Fungsi Peramalan yang Terpilih ... VI-1
(17)
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR HALAMAN
1.1. Skema Pendistribusian PT. Pusaka Prima Mandiri ... I-2 2.1. Stuktur Organisasi PT. Pusaka Prima Mandiri ... II-4 3.1. Model Konfigurasi SupplyChain Perusahaan Biskuit ... III-16 3.2. General ValueChain ... III-19 4.1. Kerangka Berpikir ... IV-3 4.2. FlowChart Penelitian ... IV-4 4.3. FlowChart Pengolahan Data ... IV-6 5.1. SupplyChain PT. Pusaka Prima Mandiri ... V-1 5.2. Scatter Diagram Jumlah Permintaan Produk Kertas Rokok
pada DistributionCentre 1 ... V-5 5.3. Moving Range Chart Jumlah Permintaan Distribution Centre 1 V-13 5.4. Scatter Diagram Jumlah Permintaan Produk Kertas Rokok
pada DistributionCentre 2 ... V-14 5.5. Moving Range Chart Jumlah Permintaan Distribution Centre 2 V-22 5.6. Scatter Diagram Jumlah Permintaan Produk Kertas Rokok
pada Konsumen 1 ... V-23 5.7. Moving Range Chart Jumlah Permintaan Konsumen 1 ... V-32 5.8. Scatter Diagram Jumlah Permintaan Produk Kertas Rokok
pada Konsumen 2 ... V-33 5.9. Moving Range Chart Jumlah Permintaan Konsumen 2 ... V-42
(18)
DAFTAR GAMBAR (LANJUTAN)
GAMBAR HALAMAN
5.10. Aktivitas Distribusi PT. Pusaka Prima Mandiri ... V-56 5.11. Model Konfigurasi Supply Chain PT. Pusaka Prima Mandiri .... V-56 5.12. Strategi ValueChain untuk PT. Pusaka Prima Mandiri ... V-58 6.1. Aliran Aktivitas Distribusi Perusahaan ... VI-5 7.1. Strategi ValueChain ... VII-2
(19)
ABSTRAK
PT. Pusaka Prima Mandiri merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang produksi atau pembuatan kertas rokok (cigarette paper). Perusahaan ini memiliki beberapa masalah yang diantaranya berupa sering terjadinya kelebihan dan kekurangan produk terhadap permintaan produk. Selain itu, pengendalian persediaan barang jadi (inventory) yang tidak beraturan yang menyebabkan biaya produksi atau penyimpanan perusahaan meningkat. Perusahaan juga memiliki masalah pada jumlah barang baik yang diterima dari vendor ataupun yang dikirimkan pada masing-masing distribution centre dan konsumen yang tidak tepat serta biaya distribusi yang terlalu besar. Salah satu metode yang dapat diusulkan untuk memperbaiki menangani masalah tersebut adalah supply chain
management. Dari konsep supply chain ini akan dirancang proses aliran bahan
dan informasi mulai dari vendor hingga konsumen. Jumlah hasil peramalan dari data historis tersebut yang menjadi input konsep SCM tersebut yang kemudian diolah dan diperoleh jumlah economic order quantity, safety stock, dan jumlah bahan baku yang dibutuhkan perusahaan dalam melakukan proses atau aktivitas distribusi, jumlah produksi yang dibutuhkan tiap bulan serta dikaji supply chain daripada perusahaan dan kemudian memberikan strategi berupa value chain. Konsep SCM mampu memberikan aliran produk dari vendor ke setiap
Distribution Centre dan konsumen dalam waktu dan jumlah yang terintegrasi,
sehingga kelancaran aktivitas distribusi perusahaan menjadi tidak terganggu dan mengurangi kekurangan stok (stock out) pada masing-masing Distribution Centre serta meningkatkan tingkat pelayanan terhadap pelanggan melalui perencanaan distribusi yang mampu memproyeksikan kebutuhan yang akan datang.
Kata Kunci : Forecasting, Economic Order Quantity (EOQ), Safety Stock, Value
(20)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dunia usaha mengalami perkembangan yang sedemikian cepatnya yang menyebabkan maraknya perusahaan-perusahaan manufaktur yang saling bersaing untuk menjadi yang terbaik di pasar global. Berbagai cara dilakukan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan diantaranya melalui produk yang berkualitas, ketepatan waktu pengiriman dan biaya yang minimum. Perusahaan sendiri juga tidak terlepas untuk meningkatkan produktivitas serta meminimumkan biaya yang tidak diperlukan untuk mengurangi biaya produksi dengan cara mengoptimumkan kegiatan atau proses produksi perusahaan.
PT. Pusaka Prima Mandiri merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang produksi atau pembuatan kertas rokok (cigarette paper). Produk kertas rokok inilah yang akan dijadikan sebagai produk perencanaan aktivitas distribusi. PT. Pusaka Prima Mandiri menerima bahan baku utama dari Suzano Pulp yang kemudian diolah menjadi produk jadi dan didistribusikan ke distribution centre berupa PT. Duta Mendut dan PT. Mega Citra Sarana dan didistribusikan ke konsumen berupa NV. Sumatera Tobacco Trading Siantar dan PT. Pagi Tobacco. Skema pendistribusian bahan baku dan produk PT. Pusaka Prima Mandiri dapat dilihat pada Gambar 1.1.
(21)
PT. Duta Mendut
PT. Mega Citra Sarana
PT. Pusaka Prima Mandiri Suzano Pulp
NV. Sumatera Tobacco Trading Company Siantar
PT. Pagi Tobacco
Vendor Pabrik
Distribution Centre
Konsumen
Gambar 1.1. Skema Pendistribusian PT. Pusaka Prima Mandiri
Perusahaan ini memiliki beberapa masalah yang diantaranya berupa sering terjadinya kelebihan dan kekurangan produk terhadap permintaan produk. Selain itu, pengendalian persediaan barang jadi (inventory) yang tidak optimum yang menyebabkan biaya produksi dan penyimpanan perusahaan meningkat. Perusahaan juga memiliki masalah pada jumlah bahan baku yang diterima dari vendor ataupun yang produk jadi dikirimkan pada masing-masing distributor konsumen yang tidak tepat serta biaya distribusi yang terlalu besar. Beberapa data historis dari permintaan dan produksi produk dapat dilihat pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1. Data Historis Permintaan dan Produksi Produk (ton)
Bulan Jumlah
Permintaan
Jumlah
Produksi Perbedaan
Oktober 2014 360 251 -109
November 2014 327 304 -23
Desember 2014 291 212 -102
Januari 2015 262 287 25
Februari 2015 268 270 2
(22)
Berdasarkan Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa terdapat kesenjangan atau gap antara permintaan dan produksi. Hal ini disebabkan karena peramalan permintaan yang tidak tepat, bahan baku yang terlambat serta penerapan sistem safetystock yang tidak tepat. Ketidaktepatan ini dapat menyebabkan harga pokok produksi menjadi tinggi, daya saing dari perusahaan lain menjadi meningkat dan tingkat efisiensi perusahaan menjadi menurun.
Salah satu metode yang dapat diusulkan untuk memperbaiki menangani masalah tersebut adalah merupakan supply chain management. Dari konsep
supply chain ini akan dirancang proses aliran bahan dan informasi mulai dari
vendor hingga konsumen.
Menurut salah satu penelitian supply chain management, konsep supply
chain management merupakan sebuah metode dalam menyelesaikan masalah
bahan baku dan persediaan dengan mengintegrasikan banyaknya permintaan, jumlah bahan baku, lead time antara level penerimaan dan pengolahan, safety
stock, dan lain sebagainya. (Qadhi, 2012)
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan di latar belakang dapat dilihat bahwa terjadi kesenjangan pada jumlah permintaan dan persediaan serta ketidaktepatan antara bahan baku yang diperlukan sehingga diperlukan konsep
supply chain management agar dapat memperkecil perbedaan dan meningkatkan
(23)
dan harga yang tepat. Selain itu di dalam perusahaan tersebut belum ada diterapkan sistem seperti ini.
1.3. Tujuan dan Manfaat
Tujuan umum penelitian adalah untuk merancang sistem pendistribusian produk dalam jaringan di sepanjang persediaan bahan baku dan produk jadi pada perusahaan.
Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :
1. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi gangguan supplychain. 2. Mengetahui ukuran lot tiap level rantai supply.
3. Menentukan strategi value chain. Manfaat penelitian adalah: 1. Manfaat bagi mahasiswa
Mahasiswa mampu menggunakan dan mengaplikasikan teori dan konsep perencanaan produksi ke dalam inti persoalan dalam suatu perusahaan yaitu dengan pendekatan metode Supply Chain Management
2. Manfaat bagi perusahaan.
Manfaat bagi perusahaan yaitu hasil penelitian bisa menjadi usulan perbaikan dalam sistem perusahaan agar kegiatan produksi perusahaan menjadi lebih optimal dan dapat meminimumkan biaya.
3. Manfaat bagi Departemen Teknik Industri USU
Departemen Teknik Industri USU dapat menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan PT. Pusaka Prima Mandiri.
(24)
1.4. Batasan Masalah dan Asumsi
Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Aliran rantai suplai yang diamati terdiri dari 1 vendor bahan baku utama yaitu yaitu Suzano Pulp dan 2 distributor yaitu PT. Duta Mendut dan PT. Mega Citra Sarana serta 2 konsumen yaitu NV. Sumatera Tobacco Trading Company Siantar dan PT. Pagi Tobacco.
2. Aliran yang diteliti adalah aliran barang.
Sedangkan asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Sistem produksi berjalan dengan lancar
2. Kapasitas penyimpanan produk tersedia
3. Kondisi perusahaan tidak mengalami perubahan selama penelitian 4. Permintaan produk bersifat deterministik
5. Lokasi vendor dan konsumen tidak mengalami perubahan 6. Tingkat pelayanan adalah 95%
1.5. Sistematika Penulisan Laporan
Bab I berisi tentang pendahuluan, menguraikan latar belakang permasalahan yang mendasari penelitian, perumusan permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan dan asumsi yang digunakan dalam penelitian, dan sistematika penulisan tugas sarjana. Gambaran umum perusahaan, menguraikan tentang sejarah perusahaan, ruang lingkup bidang usaha, stuktur organisasi perusahaan, sistem pengupahan dan fasilitas yang digunakan, proses
(25)
produksi produk gantungan baju, serta mesin dan peralatan yang digunakan dalam proses produksi dibahas pada bab II. Bab III berisi tentang landasan teori, berisi teori mengenai Supply Chain Management dan penentuan safety stock pada
inventory.
Metodologi Penelitian dibahas pada bab IV yang menguraikan tahap-tahap yang dilakukan dalam penelitian yaitu persiapan penelitian meliputi penentuan lokasi penelitian, jenis penelitian, objek penelitian, kerangka berpikir, identifikasi variabel penelitian, pengumpulan data sekunder, metode pengolahan data, blok diagram prosedur penelitian, pengolahan data, analisis pemecahan masalah sampai kesimpulan dan saran. Sementara bab V berisi tentang pengumpulan dan pengolahan data yang membahas pengumpulan data yang berupa data historis permintaan atau penjualan perusahaan yang kemudian dilanjutkan dengan pengolahan data dengan metode Supply Chain Management. Analisis Pemecahan Masalah, meliputi analisis pemecahan masalah yang dikaji di perusahaan yang menetapkan perencanaan produksi dengan menentukan safety stock dan order
quantity dibahas pada Bab VI. Bab VII Kesimpulan dan Saran, berisi kesimpulan
yang diperoleh dari hasil pemecahan masalah dan saran-saran yang bermanfaat baik bagi perusahaan dan peneliti.
(26)
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Perusahaan
Asal mula PT. Pusaka Prima Mandiri (PPM) adalah berawal dari PT. Kimsari Paper Indonesia yang didirikan pada tanggal 24 Februari 1984 berdasarkan akte Notaris No. 427, dengan mendapatkan Surat Persetujuan Presiden RI (SPP) No. 41/I/PMA/83 pada tanggal 31 Desember 1983. PT. Kimsari Paper Indonesia mulai melakukan produksi kertas pada tahun 1985. Anak perusahaan Schweitzer Mauduit International di Perancis, Papeteries de Mauduit (PPM), terlibat dalam desain dan konstruksi pabrik PT. Kimsari Paper Indonesia pada pertengahan tahun 1980-an, serta memberikan lisensi kepada PT. Kimsari
Paper Indonesia untuk mengunakan merek dagang “PPM” dalam memasarkan
produk PT. Kimsari Paper Indonesia di Indonesia. Sejak April tahun 2004 PT Kimsari Paper Indonesia berubah menjadi PT. PPM Indonesia sesuai dengan Surat Keputusan Badan Koordinasi Penanaman Modal No. 129/B.1/A.6/2004 tentang Perubahan Nama Perusahaan.
Pada Tahun 2013 tepatnya tanggal 18 April 2013, PT. PPM Indonesia berubah nama menjadi PT. Pusaka Prima Mandiri yang disahkan didepan Notaris Wesley Tanudjaya, S.H., dalam Akta No. 2 Tahun 2013. Dengan dijualnya seluruh saham asing milik Schweitzer Mauduit France SAS dan dibeli oleh pemegang saham Indonesia, maka Status Penanaman Modal Asing (PMA) kini telah berubah menjadi Penanaman Modala Dalam Negeri (PMDN). Perusahaan
(27)
saat ini dipimpin oleh Bapak Djoni Tjandra, dengan jumlah karyawan 160 orang,
2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha
Ruang lingkup bidang usaha PT. Pusaka Prima Mandiri adalah memproduksi kertas rokok dan plug wrap untuk industri rokok. Kertas rokok diproduksi dalam dua bentuk yaitu gulungan (bobbin) dan lembaran (ream).
2.3. Lokasi Perusahaan
PT. Pusaka Prima Mandiri (PPM) berlokasi di Jalan Brigjen Zein Hamid Km 6,9 Titi Kuning Medan, 20146 Sumatera Utara, Indonesia.
2.4. Daerah Pemasaran
Kertas rokok yang diproduksi oleh PT. Pusaka Prima Mandiri adalah untuk memenuhi kebutuhan pabrik rokok skala kecil dan besar di pulau jawa dan sumatera. Perbandingan kuantitas pemasaran untuk pulau jawa lebih besar dibandingkan untuk pulau sumatera. Ini disebabkan pabrik rokok yang ada di Indonesia lebih terkonsentrasi di pulau jawa.
Kertas rokok yang telah dipesan dikirim oleh perusahaan ke pabrik-pabrik rokok yang telah memesan dengan menggunakan alat pengangkutan berupa truk jika ke pulau sumatera dan melalui kapal (container) untuk pabrik yang berada di pulau Jawa. Distributor produk perusahaan ini adalah PT. Duta Mendut yang berlokasi di Bekasi dan PT. Mega Citra Sarana yang berlokasi di Surabaya.
(28)
2.5. Organisasi dan Manajemen
2.5.1. Struktur Organisasi Manajemen
Struktur organisasi seringkali disamakan dengan rancangan organisasi. Struktur adalah bentuk pengaturan formal dari bagian-bagian yang ada dalam sebuah organisasi. Struktur dari sebuah organisasi yang dirancang dengan baik akan bisa menggambarkan secara jelas pembagian kegiatan dalam unit-unit yang dibentuk sesuai dengan pengelompokan fungsi dan spesialisasi serta koordinasi antar unit tersebut. Skema struktur organisasi yang digunakan oleh PT. Pusaka Prima Mandiri adalah berbentuk lini-fungsional. Struktur organisasi PT. Pusaka Prima Mandiri ditunjukkan pada Gambar 2.1.
(29)
(30)
2.5.2. Pembagian Tugas & Tanggung Jawab
Pembagian tugas dan tanggung jawab di PT Pusaka Prima Mandiri 1. President Direktur
a. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan-kegiatan dibidang administrasi keuangan, kepegawaian dan kesekretariatan.
b. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pengadaan dan peralatan perlengkapan.
c. Merencanakan dan mengembangkan sumber-sumber pendapatan serta pembelanjaan dan kekayaan perusahaan.
d. Mengendalikan uang pendapatan, hasil penagihan rekening penggunaan air dari langganan.
e. Menawarkan visi dan imajinasi di tingkat tertinggi (biasanya bekerjasama dengan MD atau CEO)
2. ManagementRepresenta tive
a. Memimpin dan mengawasi kegiatan perusahaan setiap hari
b. Bertindak sebagai pengambil keputusan untuk kepentingan dan kelangsungan perusahaan.
c. Melakukan hubungan kerjasama dengan pihak pemerintah dan pihak perusahaan swasta.
3. MillOperationManager
a. Bertanggung jawap terhadap jalannya keseluruhan proses produksi b. Mengawasi dan mengevaluasi setiap kegiatan produksi
(31)
a. Memeriksa dan menganalisis data, laporan aliran dana dan biaya perusahaan.
b. Menyetujui kontrak penjualan dengan pihak konsumen. c. Mengawasi setiap aktivitas keuangan perusahaan.
5. SalesManager
Merencanakan, mengkoordinir dan mengawasi kegiatan perusahaan dalam hal pemasaran kertas rokok serta menangami urusan administrasi.
6. HR & GA Manager
a. Mengatur seluruh kegiatan yang berhubungan dengan kepegawaian dan pengembangan sumber daya manusia.
b. Menjalin dan membina kerjasama dengan pihak luar, baik dengan perusahaan lain maupun pejabat yang menangani ketenagakerjaan. c. Membimbing dan mengarahkan bawahan dalam pelaksanaan pekerjaan.
7. ProcurementManager
a. Melakukan hubungan dengan pihak supplier untuk pembelian bahan baku dan bahan tambahan.
b. Membuat jadwal pemesanan berdasarkan permintaan dari bagian-bagian tertentu.
c. Melakukan persetujuan terhadap kontrak pembelian bahan dari supplier. 8. QA-PD Manager
(32)
b. Melakukan kerjasama dengan pihak produksi untuk meningkatkan mutu produk akhir.
9. Accounting & TaxManager
a. Menghitung setiap pemasukan dan pengeluaran perusahaan.
b. Menghitung pajak dan membayarkan pajak perusahaan kepada pemerintah.
10. Engineering Manager
a. Mengawasi operasi mesin-mesin produksi yang ada di lantai pabrik b. Mengawasi pelaksanaan perawatan mesin, peralatan atau fasilitas
pendukung lainnya serta mengkoordinir perbaikan mesin/peralatan yang rusak atau tidak berfungsi.
11. Warehouse Supervisor
a. Mengawasi setiap bahan atau produk yang masuk maupun keluar dari dalam pabrik.
b. Melakukan pendataan terhadap setiap produk.
2.5.3. Jumlah Tenaga Kerja & Jam Kerja
2.5.3.1. Jumlah Tenaga Kerja
Jumlah tenaga kerja pada PT. Pusaka Prima Mandiri adalah sebanyak
160 orang. Tenaga kerja ini dapat digolongkan atas pimpinan, staf dan karyawan kantor maupun bagian produksi.
(33)
2.5.3.2. Jam Kerja
Pimpinan dan staf bekerja pada hari Senin sampai Jumat dengan jumlah jam kerja 7 jam sehari. Jadwal kerja golongan staf adalah sebagai berikut:
1. Pukul 08.30 – 12.00 : waktu kerja 2. Pukul 12.00 – 13.30 : waktu istirahat 3. Pukul 13.30 – 17.00 : waktu kerja
Untuk karyawan, jadwal kerja dibagi atas 3 shift, dimana jam kerjanya pada hari senin - minggu adalah 7 jam sehari. Jadwal kerjanya adalah berikut:
Tabel 2.1. Pembagian Jadwal Kerja untuk Karyawan
Shift Jam Kerja Keterangan
Shift 1
07.00-12.00 Waktu Kerja 12.00-13.00 Waktu Istirahat 13.00-15.00 Waktu Kerja
Shift II
15.00-18.00 Waktu Kerja 18.00-19.00 Waktu Istirahat 19.00-23.00 Waktu Kerja
Shift III
23.00-02.00 Waktu Kerja 02.00-03.00 Waktu Istirahat 03.00-07.00 Waktu Kerja
Sumber: PT. Pusaka Prima Mandiri
(34)
Proses produksi merupakan suatu cara, metode maupun teknik menghasilkan atau menambah nilai dari suatu barang/ jasa menggunakan sumber daya tertentu seperti tenaga kerja, mesin, peralatan dan dana sehingga memiliki manfaat yang lebih baik.
2.6.1. Bahan yang Digunakan
Bahan-bahan yang digunakan dalam proses produksi di PT. Pusaka Prima Mandiri dapat dikelompokkan atas bahan baku, bahan tambahan dan bahan penolong.
2.6.1.1. Bahan Baku
Bahan baku adalah bahan yang ikut langsung dalam proses produksi hingga menjadi produk jadi dimana sifat dan bentuk bahan tersebut akan mengalami perubahan.
Bahan baku yang digunakan dalam proses pembuatan kertas rokok di PT. Pusaka Prima Mandiri adalah:
1. Pulp serat panjang/ NBKP (Needle Bleached Kraft Pulp) 2. Pulp serat pendek/ LBKP (Leaf Bleached Kraft Pulp) 3. Kertas Bekas (Broke)
4. Kalsium Karbonat (CaCO3)
(35)
pengolahan untuk melengkapi dan memperbaiki mutu dari produk yang dihasilkan oleh suatu proses produksi dan merupakan bagian dari produk akhir produk dan ikut dalam proses produksinya tetapi pemakaiannya relatif sedikit. Kehadiran bahan ini secara tidak langsung dapat mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan.
Bahan penolong yang digunakan dalam proses pembuatan kertas rokok di PT. Pusaka Prma Mandiri adalah:
1. Cationic Retention Aid (CRA)
2. Anti Foam (Deformer)
3. Pencegah bakteri (Biocide)
4. Potassium Hydrox (KOH)
5. Bahan Penggumpul (Coagula) 6. Air
2.6.1.3. Bahan Tambahan
Bahan tambahan adalah bahan yang digunakan secara tidak langsung dalam produk dan bukan merupakan komposisi produk, tetapi digunakan sebagai pelengkap produk dan memudahkan dalam melakukan proses.
Bahan tambahan yang digunakan dalam proses pembuatan kertas rokok di PT. Pusaka Prma Mandiri adalah:
1. Kertas pembungkus 2. Core
(36)
3. Kotak karton 4. Label
5. Kayu pallet
2.6.2. Uraian Proses
Secara umum, proses produksi di PT. Pusaka Prima Mandiri dibagi atas tiga kegiatan yaitu antara lain sebagai berikut:
1. Pengolahan bahan baku hingga menjadi buburan siap olah pada bagian stock preparation
2. Pembuatab kertas rokok pada bagian paper machine
3. Pencetakan logo, pengemasan dan pengiriman pada bagian converting
Untuk lebih jelasnya, proses produksi kertas rokok PT. Pusaka Prima Mandiri dapat dilihat di bawah ini:
1. Tahap Persiapan (Stock Preparation)
Bahan baku yang akan diolah menjadi kertas harus dipersiapkan terlebih dahulu pada bagian yang disebut stock preparation. Bahan baku yang digunakan yaitu pulp NBKP, pulp LBKP dan CaCO3.
a. Pengahancuran bahan baku
Bahan baku yang di proses dimasukkan ke tempat-tempat yang berbeda yaitu:
1. NBKP dipotong-potong dan dihancurkan di hydra pulper agar diperoleh serat yang lebih pendek.
2. LBKP dimasukkan ke deflaker untuk diuraikan karena pada bahan ini tidak perlu lagi dihancurkan seperti NBKP.
(37)
kembali di hydra pulper.
4. Kalsium Karbonat dihomogenkan di dalam tangki CaCO3. b. Pelarutan bahan baku
1. NBKP sebanyak dua bal dilarutkan dalam air selama 25 menit untuk mendapatkan konsistensi 50-55 gr/ ltr di dalam hydra pulper. Pelarut yang digunakan adalah air yang dipompa dari sungai. Kemudian larutan tersebut dipompakan ke dalam dump chest dan selama di dalam dump chest tersebut larutan tetap diaduk agar tidak mengendap.
2. LBKP sebanyak 1,5 bal juga dilarutkan selama 15 menit untuk mendapatkan konsistensi 38-40 gr/ ltr. Pelarutannya juga dilakukan
di hydra pulper yang dilakukan bergantian dengan NBKP, tetapi
tidak ada penghancuran. Kemudian larutan dipompakan ke storage
chest yang fungsinya sama dengan wood dump chest yaitu sebagai
tempat penampungan sementara.
3. Broke juga dilarutkan selama 20 menit di hydra pulper dengan
memakai air, dan hasil larutannya dipompakan ke dalam broke
dump chest.
4. Kalsium Karbonat dilarutkan sesuai dengan kebutuhan dan biasanya setiap 100 kg dicampur dengan 2000 liter air. Karena air juga mengandung kalsium karbonat maka diharapkan larutan memiliki
(38)
konsistensi sekitar 6-7%. Kemudian hasil larutan ini disaring dengan
fibrating screen.
c. Penghalusan bahan baku
1. NBKP dari wood dump chest dipompakan ke tin disc refiner untuk dihaluskan sampai konsistens 43-45 gr/ ltr. Dalam proses penghalusan tersebut ditambahkan CRA untuk mendapatkan larutan yang homogen dan akan menambah kekuatan kertas. Setelah itu larutan kembali dipompakan ke wood refiner chest sebagai penampungan.
2. LBKP tidajk dihaluskan lagi karen serat pulp sudah halus, tetap tetap diberi CRA agar larutan homogen dan menambah kekuatan kertas.
d. Pencampuran bahan baku
Bahan baku seperti NBKP, LBKP dan broke yang sudah dihaluskan kemudian dicampur di dalam mixxing chest dengan komposisi yang berlainan sesuai dengan grade kertas rokok yang diinginkan oleh pihak konsumen. Selama proses pencampuran akan timbul buih karena adanya oksigen dan ditambahkan deformer untuk menghilangkan buih tersebut. Setelah dari mixing chest campuran tersebut kemudian dipindahkan dan ditampung pada machine chest serta dimasukkan larutan kalsium karbonat dan siap diolah di paper machine.
(39)
Tahapan proses pembuatan kertas di paper machine adalah: a. Pembersihan bubur kertas
Larutan pulp dari machine chest akan dibersihkan kotorannya melalui
centi clener agar endapan di dalam buburan kertas seperti pasir dan juga
benda-benda padatan lainnya, biji besi batu kerikil dan lain-lain dapat disaring dan dikeluarkan. Kemudian larutan digiling kembali dan dihaluskan melalui stock master refiner sehingga konsistensinya tinggal 24-28 gr/ ltr. Dan kemudian buburan dimasukkan melalui high pressure screen ke fourdinier.
b. Fourdinier
Buburan dari high pressure screen dimasukkan ke dalam head box untuk dibagi rata di atas wire yang berjalan. Buburan di atas wire tersebut diayak dan diatur sedemikian rupa agar berat dasar (basic weight) kertas diperoleh. Berat dasar pada pembuatan kertas rokok merupakan elemen/ parameter yang terpenting sehingga proses ini sangat diperhatikan. Kemudian buburan digiling lagi dengan dandy roll agar merata dan menjadi homogen. Dan setelah itu oleh dandy roll buburan akan dibentuk menjadi lembaran-lembaran.
c. Pressing
Lembaran kemudian ditarik oleh pick-up press untuk mengeluarkan air yang masih dikandungnya. Walaupun masih basah kertas tersebut sudah
(40)
cukup kuat untuk ditarik. Kandungan air sesudah proses ini diharapkan menjadi 60-65%.
d. VergeMarking
Setelah dipress maka pada tahap ini dicetak garis-garis horizontal (verge
marking). Pencetakan ini dilakukan pada saat lembaran kertas meleati
roll yang sudah diset sesuai garis yang diinginkan. e. Pengeringan I
Setelah dibentuk garis, kertas dikeringkan secara bertahap pada dryer I. Pengeringan ini dilakukan pada roll dryer yang berjumlah sepuluh roll. Dimana lembaran tersebut secara bergantian melewati roll-roll dan panas sekitar 57-630C dan roll tersebut akan mengeringkan kertas.
f. Pemberian zat kimia
Keras yang sudah dikeringkan kemudian menuju ke dalam size press, dimana pada size press ini ditambahkan zat kimia pada kertas dengan menyentuhkan kertas pada roll yang berputar. Tujuannya adalah untuk mendapatkan sifat pembakaran kertas rokok.
g. Pengeringan II
kertas yang ditambahkan zat kimia akan kembali sehingga dilakukan pengeringan kembali melalui dryer II dimana dryer tersebut berbentuk roll sebanyak lima buah. Suhu yang diberikan bertahap mulai dari 700C sampai dengan 1000C.
(41)
Kertas yang sudah kering kemudian digulung dengan on roll sehingga berbentuk gulungan besar atau disebut dengan jumbo roll. Dengan panjang gulungan tersebut adalah 28.000 meter.
3. Tahap Penyelesaian Produk (Converting)
Pada departemen converting ini dilakukan kegiatan sebagai berikut: a. Pencetakan logo (repping)
Jumbo roll dari on rell kemudian diberi logo perusahaan (merek ) dari
konsumen yang memesan. Jumbo roll ini telah melewati tahapan pemeriksaan bagian pengendalian mutu (laboratorium). Apabila pada proses repping ini masih dijumpai kertas yang tidak memenuhi standar maka bagian repping harus membuangnya (sebagai broke) setebal 1 cm. Setelah gulungan selesai direpping maka selanjutna gulungan dibaa ke bagian roll slitter untuk dipotong menjadi roll yang lebih kecil lagi. b. Pemotongan kertas
Roll yang lebih kecil dari repping machine kemudian dipotong kembali menjadi roll dengan ukuran sesuai permintaan konsumen pada roll
slitter. Dari roll slitter selanjutnya dibawa ke mesin ream cutter ataupun
bobbin slitter. Pada proses ini juga dilakukan pemeriksaan kembali.
Pemotongan kertas terdiri dari:
1. Ream cutter
Input ream cutter adalah rol-rol kecil dari mesin roll slitter yang
(42)
cm dan lebarnya 51 cm. Pemeriksaan dilakukan terhadap lembaran-lembaran kertas (ream) tersebut meliputi:
Cutting
Pemeriksaan terhadap hasil pemotongan kertas, dimana kertas akan dikategorikan broke jika hasil pemotongan kasar.
Penampilan fisik
Merupakan pemeriksaan kebersihan kertas, dimana kertas akan dikategorikan broke jika kertas kotor.
Rectangular
Merupakan pemeriksaan terhadap kertas, apakah kertas simetris atau tidak dan kertas akan dikategorikan broke jika ketidaksimetrisan telah melebihi standar yang telah ditetapkan.
2. Bobbin slitter
Input bobbin slitter adalah rol-rol dari mesin slitter yang dipotong
menjadi gulungan-gulungan (bobbin) dengan ukuran 24-29 mm dan panjang kertas sekitar 5500-6000m. Pemeriksaan dilakukan terhadap gulungan-gulungan kertas tersebut meliputi:
Cutting
Pemeriksaan terhadap hasil pemotongaan kertas, dimana kertas akan dikategorikan broke jika hasil pemotongan kasar.
(43)
Merupakan pemeriksaan kebersihan kertas, dimana kertas akan dikategorikan broke jika kertas kotor.
Hasil penggulungan
Merupakan pemeriksaan terhadap kerapian boobin yang dipotong dimana kertas akan dikategorikan broke jika hasil gulungan kurang rapi dan dikirim ke bagian recla mer.
c. Packaging
Produk akhir yang berupa ream atau bobbin dibungkus dengan pembungkus diberi labl kemudian dipindahkan ke gudang barang jadi untuk selanjutna dikirimkan ke konsumen
(44)
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1. Konsep Dasar Peramalan
Peramalan merupakan bagian awal dari proses pengambilan suatu keputusan. Sebelum melakukan peramalan harus diketahui terlebih dahulu apa sebenarnya persoalan dalam pengambilan keputusan itu. Pada hakekatnya peramalan hanya merupakan suatu perkiraan (guess), namun dengan menggunakan teknik-teknik tertentu, peramalan menjadi lebih dari sekedar perkiraan. Peramalan dapat disebut sebagai perkiraan yang ilmiah (educated
guess). Dalam kegiatan produksi, peramalan dilakukan untuk menentukan jumlah
permintaan terhadap suatu produk dan juga merupakan langkah awal dari proses perencanaan dan pengendalian produksi. (Rosnani, 2007)
3.1.1. Pendefinisian Tujuan Peramalan yang Baik
(45)
Menentukan kuantitas dan waktu dari item produksi. Peramalan ini biasanya bersifat harian, mingguan ataupun bulanan dan ditentukan oleh low
management.
2. Jangka Menengah (Medium Term)
Menentukan kuantitas dan waktu dari kapasitas produksi. Peramalan ini biasanya bersifat kuartal ataupun tahunan dan ditentukan oleh middle management.
3. Jangka Panjang (Long Term)
Menentukan kuantitas dan waktu dari fasilitas produksi. Peramalan ini biasanya bersifat 5 tahun, 10 tahun ataupun 20 tahun dan ditentukan oleh top
management.
3.1.2. Karakteristik Peramalan yang Baik
Peramalan yang baik mempunyai kriteria yang penting yaitu : 1. Akurasi
Akurasi dari suatu hasil peramalan diukur dengan konsistensian peramalan tersebut. Hasil peramalan dikatakan bias bila peramalan tersebut terlalu tinggi atau rendah dibandingkan dengan kenyataan yang sebenarnya terjadi. Hasil peramalan dikatakan konsisten bila besarnya kesalahan peramalan relatif kecil. Peramalan yang terlalu rendah akan mengakibatkan kekurangan persediaan, sehingga permintaan konsumen tidak dapat dipenuhi segera, akibatnya perusahaan dimungkinan kehilangan pelanggan dan kehilangan
(46)
keuntungan penjualan. Peramalan yang terlalu tinggi akan mengakibatkan terjadinya penumpukan persediaan, sehingga banyak modal yang terserap sia-sia. Keakuratan dari hasil peramalan ini berperan penting dalam menyeimbangkan persediaan yang ideal.
2. Biaya
Biaya yang diperlukan dalam pembuatan suatu peramalan adalah tergantung dari jumlah item yang diramalkan, lamanya peramalan dan metode peramalan yang digunakan. Ketiga faktor pemicu biaya tersebut akan mempengaruhi berapa banyak data yang dibutuhkan, bagaimana pengolahan datanya, bagaimana penyimpanan datanya dan siapa tenaga ahli yang diperbantukan. Pemilihan metode peramalan harus disesuaikan dengan dana yang tersedia dan tingkat akurasi yang ingin diperoleh. Misalkan item-item yang akan penting akan diramalkan dengan metode yang sederhana dan murah.
3. Kemudahan
Penggunaan metode peramaln yang sederhana, mudah dibuat dan mudah diaplikasikan akan memberikan keuntungan bagi perusahaan. Metode yang canggih hanya percuma bila tidak dapat diaplikasikan pada sistem perusahaan karena keterbatasan dana, sumber daya manusia maupun peralatan dan teknologi.
3.1.3. Teknik Peramalan
(47)
yang timbul akibat pengambilan keputusan dalam suatu perencanaan produksi. Semakin besar upaya yang dikeluarkan, maka akan semakin besar pula resiko yang diperoleh. Namun, upaya memperkecil resiko tersebut dibatasi oleh biaya yang dikeluarkan dalam mengupayakan hal tersebut. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan antara lain :
1. Horizon Peramalan
Ada uda aspek dari horizon waktu yang berhubungan dengan masing-masing metode peramaln, yaitu :
a. Cakupan waktu di masa datang
Dimana perbedaan dari metode peramalan hendaknya disesuaikan b. Jumlah periode ramalan yang diinginkan
Beberapa teknik dan metode hanya dapat disesuaikan untuk peramalan satu atau dua periode, sedangkan teknik dan metode ini dapat digunakan untuk peramalan beberapa periode di masa yang akan datang.
2. Tingkat Ketelitian
Tingkat ketelitian yang dibutuhkan sangat erat hubungannya dengan tingkat perincian yang dibutuhkan dalam suatu peramlan. Untuk beberapa pengambilan keputusan diharapkan penyimpangan yang terjadi antara 10 – 15%, namun untuk kasus yang lain dapat idanggap bahwa penyimpangan sebesar 5 % merupakan penyimpangan yang cukup berbahaya.
(48)
Metode yang digunakan sangat besar manfaatnya, apabila dikaitakn denan keadaan atau informasi yang ada atau data yang tersedia.
4. Bentuk pola data
Dasar utama metode peramalan adalah anggapan bahwa pola data yang diramalkan akan berkelanjutan. Sebagai contoh, beberapa deret yang menunjukkan pola musiman atau trend. Metode peramlan yang lain mungkin lebih sederhana, terdiri dari satu nilai rata-rata, dengan fluktuasi yang acak. Karena perbedaan kemampuan metode peramalan untuk mengidentifikasi pola-pola data, maka perlu adanya usaha penyesuaian pola data.
5. Biaya
Umumnya ada empat jenis biaya dalam proses peramalan yaitu biaya pengembangan, biaya penyimpanan, biaya operasi dan biaya kesempatan penggunaan teknik peramalan.
3.1.4. Klasifikasi Teknik Peramalan
Dalam sistem peramalan, metode yang berdeda akan memberikan hasil yang berbeda dan derajat galat peramalan yang juga berbeda. (Donald, 1991)
3.1.4.1.Peramalan Kualitatif
Peramalan kualitatif merupakan peramalan yang didasarkan atas keadaan masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat sangat tergantung pada orang yang menyusunnya. Hal ini penting karena hasil peramalan tersebut ditentukan berdasarkan pemikiran yang bersifat intuisi, judgement, pendaapt, pengetahuan
(49)
digolongkan sebagai model kualitatif adalah :
1. Metode Delphi
Dalam hal ini, sekelompok pakar mengisi kuesioner, kemudian moderator menyimpulkan hasilnya dan memformulasikan menjadi suatu kuesioner baru yang diisi kembali oleh kelompok tersebut, demikian seterusnya.
2. Dugaan Manajemen
Dalam hal ini, peramalan didasarkan pada pertimbangan manajemen, umunya oleh manajemen senior. Metode ini akan cocok dalam situasi yang sangat sensitif terhadap intuisi dari suatu kelompok kecil orang dimana pengalamannya mampu memberikan opini yang kritis dan relevan.
3. Riset pasar
Metode peramalan yang didasarkan pada hasil-hasil dari survey pasar yang dilakukan oleh tenaga-tenaga pemasar produk atau yang mewakilinya. Metode ini akan menjaring infromasi dari pelanggan, sehingga riset pasar tidak hanya untuk membantu peramalan, tetapi juga untuk meningkatkan desain produk dan perencanaan untuk produk-produk baru.
4. Metode Kelompok Terstruktur
Metode ini hampir sama dengan metode Delphi, namun dalam hal ini grup tidak berjumpa secara bersamaan dalam satu forum untuk berdiskusi, tetapi
(50)
mereka diminta pendapatnya secara terpisah dan tidak boleh secara berunding. Hal ini dilakukan untuk menghindari pendapat yang bias karena pengaruh kelompok.
5. Analogi historis
Teknik peramlan yang didasarkan pada pola data masa lalu dari produk-produk yang dapat disamakan secara analogi. Analogi historis akan cenderung lebih baik untuk penggantian produk di pasar dan apabila terdapat hubungan substitusi langsung dari dalam pasar itu.
3.1.4.2.Peramalan Kuantitatif
Peramalan kuantitatif merupakan peramalan yang didasarkan pada data kuantitatif pada masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat tergantung pada metode yang digunakan dalam peramalan tersebut. Metode yang baik yaitu yang memberi nilai-nilai perbedaan atau penyimpangan yang mungkin. Peramalan kuantitatif hanya dapat digunkaan apabila terdapat dua kondisi berikut :
1. Adanya informasi tentang keadaan yang lain
2. Informasi tersebut dapat dikuantifikasikan dalam bentuk data dapat diasumsikan bahwa pola yang lalu akan berkelanjutan pada masa yang akan datang.
Prosedur umum yang digunakan dalam peramalan secara kuantitatif adalah:
1. Mendefinisikan Tujuan Peramalan 2. Pembuatan diagram pencar
(51)
4. Hitung parameter-parameter fungsi peramalan 5. Hitung kesalahan setiap metode peramalan
6. Pilih metode yang terbaik, yaitu yang memiliki kesalahan terkecil 7. Lakukan verifikasi peramalan.
3.1.4.3.Metode Time Series
Analisis Time Series menemukan bagaimana indikator produksi tertentu bervariasi terhadap waktu. Total penjualan tahunan pada beberapa tahun terakhir dapat menjadi indikator produksi. Pada umumnya jumlah dari penjualan dapat berubah dari tahun ke tahun sesuai dengan yang telah diformulasikan, hasil dari penggambaran tidak dapat dipungkiri pada sebuah hubungan waktu penjualan yang digunakan untuk memprediksi level penjualan yang akan dating. Menetapkan perhatian untuk setiap langkah dan setiap rumusan hasil sebuah produk hasil akhir terbaik, yang merupakan peramalan paling tepat. (James, 1981)
3.1.4.4.Metode Proyeksi Kecenderungan dengan Regresi
Dalam meramalkan biaya-biaya yang termasuk di dalam biaya operasi dipergunakan pola trend karena biaya tersebut cenderung naik jika mesin/peralatan semakin tua atau semakin lama jangka waktu pemakaiannya. Ada beberapa trend yang digunakan di dalam penyelesaian masalah ini yaitu :
1. Trend Linier
(52)
Y = a + bt
Persamaan peramalan : Yt = a + bt
∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
2. Trend Eksponensial
Bentuk persamaan umum : Y = aebt
Persamaan peramalan : Yt = aebt
∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
3. Trend Logaritma
Metode proyeksi kecenderungan dengan regresi metuakan dasar garis kecenderungan untuk suatu persamaan, sehingga dengan dasar persamaan tersebut dapat diproyeksikan hal-hal yang akan diteliti pada masa yang akan datang.
Y = a + b log t
Bentuk fungsi dari metode ini dapat berupa : a. Konstan, dengan fungsi peramalan (Yt) :
(53)
dimana : Yt = nilai tambah N = Jumlah periode b. Linier, dengan fungsi peramalan :
Yt = a + bt dimana :
∑ ∑ ∑ ∑ ∑
c. Kuadratis, dengan fungsi peramalan : Yt = a + bt + ct2
dimana :
∑ ∑ ∑
∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
(54)
∑ ∑
d. Eksponensial, dengan fungsi peramalan :
Yt = aebt dimana :
∑ ∑ ∑ ∑ ∑
∑ ∑
e. Siklis, dengan fungsi peramalan :
dimana :
∑ ∑
∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
3.1.5. Kriteria Performance Peramalan
Ketepatan yang kecil memberikan arti ketelitian peramalan tinggi, keakuratan hasil peramalan tinggi, begitu pulak sebaliknya. Besar kesalahan suatu peramalan dapat dihitung dengan metode Standard Error of Estimate (SEE).
√∑
(55)
k = derajat kebebasan
Untuk data konstan, k =1 Untuk data linier, k = 2 Untuk data kuadratis, k = 3 Untuk data siklis, k= 3 Untuk data eksponensial, k =2
3.1.6. Pengujian Hipotesa Distribusi F
Setelah diperoleh kesalahan dari masing-masing metode peramalan, maka akan dilakukan pengujian hipotesis terhadap dua metode yang memiliki error terkecil, guna mendapatkan metode peramalan yang baik untuk digunakan. Pengujian dilakukan dengan tes distribusi F. Jika diasumsikan bahwa metode X adalah metode peramalan yang memiliki besar error yang paling kecil pertama dan metode Y adalah metode peramalan yang memiliki besar error yang paling kecil kedua, maka langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut :
1. Tentukan pernyataan awal H0 da pernyataan alternatif H1 2. Lakukan tes statistik dengan rumus
( )
3. Bandingkan hasil yang diperoleh dari langkah 2 dengan hasil yang diperoleh dari tabel distribusi F dengan tingkat ketelitian yang telah diterapkan.
(56)
Proses verifikasi digunakan untuk melihat apakah metode peramalan yang diperoleh telah representatif terhadap data. Proses verifikasi dilakukan dengan menggunakan Moving Range Chart (MRC). Dari peta ini dapat terlihat apakah sebaran berada di dalam batas kontrol ataupun sudah di luar kontrol.
Kondisi out of control dapat diperiksa dengan menggunakan empat aturan berikut :
1. Aturan Satu Titik
Bila ada sebaran berada di luar UCL dan LCL. Walaupun jika semua titik sebaran berada dalam batas kontrol belum tentu fungsi metode sudah representatif. Untuk itu, penganalisaan perlu dilanjuti dengan membagi MRC menjadi tiga daerah A, B dan C.
2. Aturan Tiga Titik
Bila ada 3 buah titik secara berurutan berada pada salah satu sisi, yang mana dua di antaranya jatuh pada daerah A.
3. Aturan Lima Titik
Bila ada 5 titik secara berurutan berada pada salah satu sisi, yang mana dua di antaranya jatuh pada daerah B.
4. Aturan Delapan Titik
Bila ada 8 buah titik secara berurutan berada pada salah satu sisi, pada daerah C.
(57)
sama bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan suatu produk ke tangan pemakai akhir. Perusahaan-perusahaan tersebut biasanya termasuk supplier, pabrik, distributor, took atau ritel, serta perusahaan-perusahaan pendukung seperti perusahaan jasa logistik. (I Nyoman, 2005)
Pada suatu supply chain biasanya ada 3 macam aliran yang harus dikelola. Pertama adalah aliran barang yang mengalir dari hulu (upstream) ke hilir
(downstream). Contohnya adalah bahan baku yang dikirim dari supplier ke
pabrik. Setelah produk selesai diproduksi, dikirim ke distributor, lalu ke pengecer atau ritel, kemudian ke pemakai akhir. Yang kedua adalah aliran uang dan sejenisnya yang mengalir dari hilir ke hulu. Yang ketiga adalah aliran informasi yang bisa terjadi dari hulu ke hilir ataupun sebaliknya. Informasi tentang persediaan produk yang masih ada di masing-masing supermarket sering dibutuhkan oleh distributor maupun pabrik. Informasi tentang ketersediaan kapasitas produksi yang dimiliki oleh supplier juga sering dibutuhkan oleh pabrik. Informasi tentang status pengiriman bahan baku sering dibutuhkan oleh perusahaan yang mengirim maupun yang akan menerima.
Beberapa langkah yang bisa diambil untuk perbaikan sistem sehingga SCM ini dapat berkembang secara baik antara lain;
1. Penekanan pada upaya pembangunan dan pemeliharaan dalam rantai, yaitu pembentukan hubungan antar rantai agar lebih spesifik, misalnya pada volume, mutu, distribusi, tergantung kekurangan pada bidang usaha sehingga terbentuk pola yang terpadu dan saling terkait;
(58)
2. Pengontrolan terhadap persediaan pasokan harus dilakukan sehingga efisien dalam biaya, misalnya dalam hal ini jumlah pasokan disesuaikan dengan jumlah produk yang dapat dijual yang menghasilkan kestabilan persediaan bahan baku dan tidak terjadi penumpukan stok yang berakibat pada peningkatan biaya penyimpanan;
3. Dalam penentuan lokasi dan transportasi dalam rantai jaringan dibuat dengan perhitungan dan memperhatikan dampak terhadap biaya persediaan, dalam hal ini akan berpengaruh pada tingkat kepekaan konsumen, oleh karena itu evaluasi terhadap hal ini sangat perlu dilakukan;
Pembentukan sistem informasi antara yang bertugas dalam pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, dan penyebarluasan informasi kepada setiap stakeholder yang dilandasi dengan kepercayaan, dengan ini akan mendukung kinerja dan produktivitas dari masing masing anggota rantai.
Contoh dari sebuah rantai pasok dapat dilihat pada Gambar 3.1 dimana contoh ini merupakan contoh pasok dari sebuah perusahaan biskuit kaleng. Beberapa bagian dalam supply chain ini adalah:
1. Penghasil gandum 2. Penghasil tebu 3. Penghasil garam 4. Penghasil aluminium 5. Pabrik tepung terigu 6. Pabrik gula
(59)
9. Pabrik biskuit 10. Distributor biskuit 11. Supermarket
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
10
11
11
11
11
Gambar 3.1. Model Konfigurasi Supply Chain Perusahaan Biskuit
3.3. EconomicOrderQuantity (EOQ)
Keguanaan EOQ adalah untuk menentukan order quantity yang akan meminimumkan jumlah biaya persediaan per waktu. (Arman Hakim dkk, 2008) Dalam penggunaanya metode EOQ ini dapat dikombinasikan untuk menentukan
planned shipments. SCM adalah satu metode yang dipakai bersama dengan EOQ
untuk pengendalian persediaan dan penjadwalan distribusi pada distribution
centre. Asumsi –asumsi dasar EOQ adalah :
1. Lead time adalah konstan dan diketahui
(60)
3. Replenishment sesegera mungkin
EOQ dapat dirumuskan sebagai berikut :
Q optimal =
√
Keterangan : D = Jumlah Kebutuhan Barang selama satu periode (tahun) k = Ordering cost setiap kali pesan
h = Holding cost setiap 10 unit selama satu periode
3.4. Safety Stock
Stok pengaman digunakan untuk mengantisipasi ketidakpastian permintaan relatif terhadap ramalan-ramalan yang dibuat. Ketidakpastian ini paling mungkin terjadi apabila permintaan benar-benar independent pada pusat-pusat distribusi yang secara langsung melayani pelanggan. Tingkat stok pengaman secara keseluruhan dalam sistem distribusi seharusnya menjadi lebih kecil untuk
push system daripada pull system.
Salah satu cara untuk menyelesaikan masalah ketidakpastian permintaan dan penawaran adalah mengkombinasikan data yang menunjukkan rata-rata permintaan. Hal ini akan menghasilkan ukuran variasi yang lebih besar, namun dapat diterapkan sebagai perhitungan dalam keadaan normal untuk menentukan stok pengaman guna mencapai tingkat pelayanan yang diinginkan yaitu :
Safety Stock = s x Z
(61)
3.5. Pengertian Distribusi
Kegiatan distribusi merupakan usaha perpindahan/pengiriman produk dari akhir lini produksi kepada konsumen. Kegiatan distribusi yang terdapat pada perusahaan meliputi transportasi pengangkutan, proteksi terhadap pengemasan, pengendalian persediaan, pemilihan lokasi gudang dan pelayanan terhadap pelanggan. (Fogarty, 1991)
Sistem distribusi diklasifikasikan atas 2 jenis yaitu: 1. Sistem tarik (pull system)
Sistem tarik adalah sistem pengisian persediaan dimana setiap DC menentukan kebutuhannya dan memesan dari CSF.
2. Sitem dorong (push system)
Sistem dorong adalah sistem pengendaliaan persediaan dimana CSF menentukan bagaimana mengalokasikan produk ke DC.
3.6. ValueChain
Value Chain atau rantai nilai adalah kumpulan aktivitas atau kegiatan
dalam sebuah perusahaan yang dilakukan untuk mendesain, memproduksi, memasarkan, mengirimkan dan support produk. Rantai nilai terdiri dari sekumpulan aktivitas utama dan pendukung. Dalam rantai nilai yang umum, aktivitas pendukung terdiri dari infrastruktur perusahaan, pengelolaan sumber daya manusia, pengembangan teknologi dan usaha memperolehnya. Sedangkan
(62)
dalam aktivitas utama terdiri dari logistik masuk, operasi, logistik keluar, pemasaran dan penjualan serta pelayanan, seperti yang dapat dilihat pada Gambar 3.2. (Michael P, 1985)
Gambar 3.2. General ValueChain
Aktivitas utama dari valuechain tersebut adalah sebagai berikut.
1. Logistik Masuk (Inbound Logistics), adalah aktivitas atau kegiatan yang dihubungkan dengan penerimaan, penyimpanan dan penyebaran input/bahan baku, seperti penanganan bahan baku, pergudangan, kontrol inventory, jadwal kendaraan dan pengembalian kepada supplier.
2. Operasional (Operations), adalah kegiatan yang dihubungkan dengan mengubah input atau bahan baku menjadi bentuk produk akhir, seperti permesinan, pengemasan, perakitan, perawatan perlengkapan, testing, pencetakan dan yang lainnya yang berkaitan dengan proses operasi atau produksi.
(63)
dengan pengumpulan, penyimpanan dan distribusi produk ke pembeli , seperti pergudangan produk jadi, penanganan material, operasi pengiriman, proses pemesanan dan penjadwalan.
4. Pemasaran dan penjualan (Marketing and Sales), adalah kegiatan dalam membujuk atau menarik pembeli untuk membeli, seperti pengiklanan, promosi, tenaga penjual, quota dan harga.
5. Pelayanan (Service), adalah kegiatan yang diasosiasikan dengan penyediaan layanan untuk meningkatkan dan mempertahankan nilai produk, seperi instalasi, perbaikan, pelatihan dan penambahan produk.
Secara umum, aktivitas pendukung pada value chain dibagi menjadi 4, yaitu:
1. Procurement, mengacu pada fungsi pembelian seperti pembelian bahan
mentah, persedian dan jenis jenis barang lainnya yang dapat dijadikan aset seperti mesin-mesin, perlengkapan laboratorium, kantor dan bangunan.
2. Technology Development, terdiri dari berbagai kegiatan yang dapat
dikelompokkan ke dalam usaha untuk meningkatkan produk dan proses. Pengembangan teknologi sangat penting untuk keunggulan kompetitif dalam semua industri.
3. Human Resource Management, pengelolaan sumberdaya manusia meliputi
(64)
4. Firm Infrastructure, aktivitas infrastruktur perusahaan terdiri dari sejumlah aktivitas termasuk pengelolaan umum, perencanaan, keuangan, accounting dan manajemen kualitas.
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT. Pusaka Prima Mandiri yang beralamat di Jalan Brigjend Zein Hamid Km 6,9 Titi Kuning Medan, Sumatera Utara. Penelitian dilakukan mulai dari bulan Mei 2015 – Juni 2015.
4.2. Objek Penelitian
Objek penelitian yang diteliti adalah data kegiatan aktivitas distribusi dan biaya distribusi produk kertas rokok pada PT. Pusaka Prima Mandiri.
4.3. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam penelitian jenis deskriptif berbentuk action
research dimana hasil penelitian berbentuk penjelasan yang bertujuan untuk
(65)
mampu diaplikasikan pada perusahaan. (Sukaria, 2013)
4.4. Variabel Penelitian
Varibel penelitian yang akan diamati dalam penelitian ini yaitu:
1. Variabel Independen, yang merupakan variabel yang mempengaruhi dan menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel akibat. Berikut adalah variabel independen yang berupa :
a. Jumlah permintaan produk, yang mempengaruhi perubahan jumlah produksi perusahan yang menjadi bertambah atau berkurang.
b. Biaya pemesanan, yang didefinisikan sebagai biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk menunjang kegiatan pengiriman produk.
c. Biaya penyimpanan persediaan, yang merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan sebagai bentuk dari persediaan produk di gudang.
d. Leadtime, yang merupakan lamanya pengiriman barang ataupun produk
4.5. Kerangka Berpikir
Penggunaan metode Supply Chain Management didasarkan pada sistem produksi dan distribusi perusahaan yang belum optimal. Hal ini dikarenakan adanya ketidaksesuaian antara jumlah permintaan dan waktu pengiriman produk yang dipengaruhi oleh terbatasnya sumber daya, persedian periode sebelumnya serta biaya distribusi. Adapun kerangka konsep berpikir dapat dilihat pada gambar 4.1.
(66)
Jumlah permintaan produk periode
sebelumnya
Biaya Pemesanan
Jumlah yang dibutuhkan oleh tiap DC dan
konsumen Biaya Penyimpanan
Persediaan
Jumlah yang dibutuhkan dari vendor
Perencanaan aktivitas distribusi
Lead Time
Gambar 4.1. Kerangka Berpikir
4.6. Rancangan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan mengikuti langkah-langkah berikut: 1. Penelitian diawali dengan memperoleh data dan kondisi serta masalah pada
perusahaan, proses produksi, inventory control dan informasi lainnya yang ditunjang dengan literatur dan teori pendukung untuk penentuan metode terbaik untuk pemecahan masalah.
2. Tahapan berikutnya adalah pengumpulan data primer yang berupa data aktivitas distribusi perusahaan. Data sekunder yang berupa data persediaan, jumlah permintaan dan biaya distribusi.
3. Tahapan berikutnya adalah dilakukan pengolahan data dari data yang diperoleh dengan metode Supply Chain Management.
4. Berikutnya adalah dilakukan analisis terhadap pemecahan masalah atau pengolahan data.
(67)
Flow Chart rancangan penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.2.
Studi Pendahuluan
1. Kondisi dan Masalah pada Pabrik 2. Proses Produksi
3. Informasi pendukung
Studi Literatur
1. Teori dan Literatur Distribusi 2. Jurnal Internet
3. Metode Pemecahan Masalah
Kesimpulan dan Saran Mulai
Pengumpulan Data
Data Primer :
· Data Aktivitas Distribusi Data Sekunder
· Data Jumlah Permintaan
· Biaya Distribusi
Pengolahan Data
· Melakukan Peramalan Permintaan dengan metode SEE (Sta nda r d Er r or Estima tion)
· Menghitung Or der Qua ntity dengan metode EOQ (Economic Or der Qua ntity) pada DC
· Menghitung bahan baku yang dibutuhkan dari vendor · Menghitung Sa fety Stock · Menghitung jumlah produksi · Membuat Supply Cha in Ma na gement
Analisis Pemecahan Masalah
Selesai
Gambar 4.2. F lowChart Penelitian
4.7. Pengumpulan Data
Pada penelitian ini teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah berupa:
(68)
1. Wawancara yaitu mendapatkan informasi dengan pihak perusahaan yang berupa mekanisme dan aktivitas distribusi perusahaan, biaya yang dikeluarkan untuk distribusi produk.
2. Observasi yaitu melakukan pengamatan terhadap informasi dan data yang dibutuhkan untuk penelitian seperti data permintaan dan produksi perusahaan. 3. Studi kepustakaan yaitu mempelajari teori-teori dan literatur yang terkait
dengan objek penelitian seperti literatur dan teori mengenai Supply Chain Management.
4.8. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan metode Supply Chain
Management:
1. Tahapan pertama yang dilakukan adalah melakukan peramalan terhadap jumlah permintaan untuk periode berikutnya yaitu dari data permintaan Juni 2015- Mei 2016 dalam time bucket bulanan. Peramalan data digunakan dua metode peramalan dan metode perhitungan standar error peramalan yang digunakan adalah metode perhitungan error SEE (Standard Error Estimation) 2. Selanjutnya dilakukan penentukan order quantity dengan menggunakan model
EOQ (Economic Order Quantity) untuk meminimasi biaya persediaan pada distribution centre dan konsumen.
3. Melakukan perhitungan jumlah bahan baku yang dibutuhkan dari vendor. 4. Melakukan perhitungan Safety Stock dengan cara memperhitungkan standar
(69)
permintaan di bulan berikutnya.
6. Penentuan aplikasi perencanaan produksi dan distribusi dengan menggunakan metode Supply Chain Management.
Flow Chart pengolahan data dapat dilihat pada Gambar 4.3.
Mulai
Selesai
Peramalan terhadap jumlah permintaan periode berikutnya
Menghitung order quantity
Menentukan aktivitas produksi dan distribusi dengan konsep
Supply Chain Management Menghitung bahan baku yang
dibutuhkan
(70)
Gambar 4.3. F lowChart Pengolahan Data
4.9. Analisis Pemecahan Masalah
Analisis dilakukan terhadap hasil pengolahan data metode SCM dengan mempertimbangkan setiap peramalan permintaan dari DC dan konsumen, order
quantity pada setiap DC untuk meminimumkan biaya distribusi, safetystock, dan
jumlah bahan yang dibutuhkan dari vendor.
4.10. Kesimpulan dan Saran
Pengambilan kesimpulan dapat memberikan gambaran secara umum dari penelitian yang dilakukan. Saran-saran yang diberikan berguna untuk pemberian saran kepada pihak perusahaan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan penelitian.
(71)
BAB V
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
5.1. Pengumpulan Data
5.1.1. Supply Chain Pabrik
Bagan supply chain dari PT. Pusaka Prima Mandiri dapat dilihat dari Gambar 5.1.
PT. Duta Mendut
PT. Mega Citra Sarana
PT. Pusaka Prima Mandiri Suzano Pulp
NV. Sumatera Tobacco Trading Company Siantar
PT. Pagi Tobacco
Vendor Pabrik
Distribution Centre
Konsumen
(72)
Adapun keempat konsumen kemudian akan diberi simbol DC1 untuk PT. Duta Mendut, DC2 untuk PT. Mega Citra Sarana, K1 untuk NV. Sumatera Tobacco Trading Company Siantar dan K2 untuk PT. Pagi Tobacco.
5.1.2. Data Permintaan Produk Kertas Rokok Periode Mei 2014 – April
2015
Data permintaan produk kertas rokok dari konsumen pada periode Mei 2014 hingga April 2015 dapat dilihat pada Tabel 5.1.
Tabel 5.1. Data Permintaan Produk Kertas Rokok Periode
Mei 2014 – April 2015
Periode DC1 DC2
Mei-14 118 104
Jun-14 123 113
Jul-14 92 76
Agu-14 116 92
Sep-14 112 84
Okt-14 137 115
Nov-14 128 102
Des-14 116 83
Jan-15 125 55
Feb-15 98 78
(73)
Sumber : PT. Pusaka Prima Mandiri
5.1.3. Biaya Pemesanan
Biaya pemesanan merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk menunjang kegiatan pengiriman produk yang berupa biaya faktur, biaya telepon dan biaya bongkar muat. Biaya pemesanan pada masing-masing distribution
centre dapat dilihat pada Tabel 5.2.
Tabel 5.2. Data Biaya Pemesanan
Distribution Centre
Biaya Faktur (Rp/ Order)
Biaya Telepon (Rp/Order)
Biaya Bongkar Muat (Rp/Kirim)
Total Biaya (Rp)
PT. Duta Mendut 5.000 10.000 1.180.000 1.195.000
PT. Mega Citra Sarana 5.000 10.000 1.260.000 1.275.000
Sumber : PT. Pusaka Prima Mandiri
5.1.4. Biaya Penyimpanan Persediaan
Biaya penyimpanan persediaan merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan sebagai bentuk dari persediaan produk di gudang. Biaya tersebut meliputi biaya yang diperkirakan akibat adanya modal yang tertanam di dalam persediaan (capital cost), biaya yang digunakan untuk pemeliharaan barang,
(74)
pemindahan produk, catatan-catatan dan sebagainya (storage cost). Besarnya biaya penyimpanan persediaan telah ditetapkan perusahaan adalah sebesar Rp. 55.000/ton untuk 1 tahun.
5.1.5. LeadTime Pengiriman
Lead time distribusi mereupakan waktu yang dibutuhkan dalam pelepasan order sampai order diterima di distribution centre ataupun konsumen. Adapun lead time dari pengiriman ke tiap distribution centre dan konsumen dapat dilihat pada Tabel 5.3.
Tabel 5.3. LeadTime Pengiriman
Keterangan DC1 DC2 K1 K2
Lead Time (Hari) 3 3 1 1
5.2. Pengolahan Data
5.2.1. Peramalan Permintaan DC1
Untuk meramalkan permintaan konsumen pada setiap distribution centre dilakukan 7 langkah peramalan. Berikut adalah proses perhitungan peramalan pada Distribution Centre 1. Langkah-langkah peramalan yang dilakukan adalah: 1. Menetapkan tujuan peramalan
(75)
Distribution Centre 1 pada 12 bulan yang akan datang. 2. Membuat scatter diagram
Gambar 5.2. Scatter Diagram Jumlah Permintaan Produk Kertas Rokok pada Distribution Centre 1
3. Memilih metode yang mendekati pola yang dianggap sesuai Metode peramalan yang digunakan adalah sebagai berikut : a. Metode Linier
b. Metode Eksponensial
4. Menghitung parameter-parameter fungsi peramalan
Untuk memudahakan perhitungan, maka dimisalkan X sebagai variabel tahun dan Y adalah variabel jumlah permintaan Distribution Centre 1.
a. Metode Linier
0 20 40 60 80 100 120 140 160
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Data Permintaan
Distribution Centre
1
Data Permintaan
Bulan ton
(76)
Fungsi peramalan : Y’ = a + bx
Tabel 5.4. Perhitungan Parameter Peramalan Jumlah Permintaan
Distribution Centre 1 dengan Metode Linear
X Y XY X²
1 118 118 1
2 123 246 4
3 92 276 9
4 116 464 16
5 112 560 25
6 137 822 36
7 128 896 49
8 116 928 64
9 125 1125 81
10 98 980 100
11 147 1617 121
12 142 1704 144
78 1454 9736 650
Sumber : Pengolahan Data
(77)
∑ ∑
Fungsi peramalannya adalah :
Y’ = 108,212 + 1,993x b. Metode Eksponensial
Fungsi peramalan : Y’ = aebt
Tabel 5.5. Perhitungan Parameter Peramalan Jumlah Permintaan
Distribution Centre 1 dengan Metode Eksponensial
X Y x² ln Y x ln y
1 118 1 4,77 4,77
2 123 4 4,81 9,62
3 92 9 4,52 13,57
4 116 16 4,75 19,01
5 112 25 4,72 23,59
6 137 36 4,92 29,52
7 128 49 4,85 33,96
8 116 64 4,75 38,03
9 125 81 4,83 43,45
(78)
11 147 121 4,99 54,89
12 142 144 4,96 59,47
78 1454 650 57,46 375,75
Sumber : Pengolahan Data
∑ ∑ ∑ ∑ ∑
∑ ∑
Fungsi Peramalannya adalah :
Y’ = 108e0,016x
5. Mengitung setiap kesalahan setiap metode
Perhitungan kesalahan menggunakan metode SEE (Standard Error of
Estimation) dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Dimana :
Y = Data aktual
Y’ = Data peramalan n = Banyak data f = Derajat kebebasan
f n
Y Y SEE
2
(79)
Adapun perhitungan SEE untuk metode Linier adalah :
Tabel 5.6. Perhitungan SEE pada Peramalan Jumlah Permintaan
DistributionCentre 1 dengan Metode Linier
X Y Y' Y-Y' (Y-Y')²
1 118 110,21 7,79 60,76
2 123 112,20 10,80 116,68
3 92 114,19 -22,19 492,45
4 116 116,18 -0,18 0,03
5 112 118,18 -6,18 38,16
6 137 120,17 16,83 283,24
7 128 122,16 5,84 34,07
8 116 124,16 -8,16 66,52
9 125 126,15 -1,15 1,32
10 98 128,14 -30,14 908,55
11 147 130,14 16,86 284,42
12 142 132,13 9,87 97,45
78 1454 1454 0,000 2383,6597
Sumber : Pengolahan Data
f n
Y Y SEE
2
(80)
SEE =
√
SEE = 15,439Rekapitulasi fungsi peramalan permintaan setiap Distribution Centre dan konsumen pada Tabel 5.23:
Tabel 5.24. Rekapitulasi Fungsi Peramalan Permintaan
Jenis
Metode yang Digunakan
Fungsi Peramalan SEE
Metode Terpilih
DC1
Linier Y = 108,212 + 1,993x 15,49
Eksponensial
Eksponensial Y = 108e0,016x 15,43
DC2
Kuadratis Y = 119,665 – 10,942x + 0,87x2 20,93
Kuadratis
Konstan Y = 95,67 21,26
K1
Siklis
Y = 41,75 – 0,711 sin n X 2 +
8,732 cos
n X 2 10,49 Siklis
Kuadratis Y = 35,534 +4,698 x – 0,449 x2 10,52
K2
Siklis
Y = 41,5 – 3,736 sin n X 2
+ 0,061 cos
n X 2 6,30 Siklis
Kuadratis Y = 40,825 – 0,182 x + 0,042x2 6,96 Sumber : Pengolahan Data
(81)
distribution centre dan konsumen pada periode Mei 2015 (periode penelitian ke 13) :
a. Distribution Centre 1
Y = 108e0,016x =
108e0,016(13) = 134
b. Distribution Centre 2
Y = 119,665 – 10,942x + 0,87x2
= 119,665 – 10,942(13) + 0,87(13)2 = 125
5.2.5. Perhitungan Order Quantity
Perhitungan order quantity untuk setiap distribution centre dan konsumen adalah dengan menggunakan metode economic order quantity. perhitungan EOQ dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Q optimal =
√
Keterangan : D = Jumlah Kebutuhan Barang selama satu periode (tahun) k = Ordering cost setiap kali pesan
h = Holding cost setiap 1 unit selama satu periode
Berikut adalah perhitungan order quantity dengan menggunakan metode EOQ pada masing-masing distribution centre :
(82)
D = 1.748 ton
k = Rp. 1.195.000/ pesan h = Rp. 55.000/ tahun
Q optimal =
√
= 276 ton
5.2.6. Perhitungan Kebutuhan Bahan Baku
Bahan baku utama yang digunakan dalam proses pembuatan kertas rokok di PT. Pusaka Prima Mandiri adalah:
5. Pulp serat panjang/ NBKP (Needle Bleached Kraft Pulp) sebesar 60% 6. Pulp serat pendek/ LBKP (Leaf Bleached Kraft Pulp) sebesar 40%
Perhitungan kebutuhan bahan baku untuk peramalan permintaan tiap bulan dapat dilihat sebagai berikut.
Kebutuhan periode Mei 2015 = 331 ton
Kebutuhan bahan baku NBKP = 0,6 x 331 = 199 ton Kebutuhan bahan baku LBKP = 0,4 x 331 = 132 ton
Adapun rekapitulasi dari perhitungan bahan baku utama yang dibutuhkan pada tiap periode dapat dilihat pada Tabel 5.27
Tabel 5.27. Rekapitulasi Bahan Baku yang Dibutuhkan
Periode Peramalan Permintaan NBKP LBKP
(83)
Jul-15 368 221 147
Agust-15 391 235 156
Sep-15 416 249 166
Okt-15 441 265 176
Nov-15 466 279 186
Des-15 489 294 196
Jan-16 513 308 205
Feb-16 537 322 215
Mar-16 562 337 225
Apr-16 591 355 237
Total 5452 3271 2181
Sumber : Pengolahan Data
5.2.7. Perhitungan Safety Stock
Safety stock dalam system merupakan suatu acuan untuk melakukan
pemesanan kembali guna memenuhi hasil peramalan. Dalam perencanaan system
Supply Chain ini perhitungan safety stock dilakukan untuk pabrik PT. Pusaka
Prima Mandiri, vendor Suzano Pulp, distribution centre dan konsumen. Adapun total peramalan permintaan tiap elemen dapat dilihat pada Tabel 5.28.
Tabel 5.28. Total Peramalan Permintaan
(1)
77
(2)
78
(3)
79
(4)
80
(5)
81
(6)