Parasite Single dan Perilaku Konsumtif Wanita Single Di Jepang.

(1)

Universitas Kristen Maranatha

日本

消費的性格

ヌ .マ セ

0342012

マ タ スチ教大学文学部

日本文学部 2009


(2)

Universitas Kristen Maranatha

日本 ン 女 消費的性格 イ ン

1. 序論

原宿 東京 ここ 日本 青年 ァ ンスタイ 通 自分

自身 表現 ッチ う 有 ァ ン ーチッ

ァース ー ス ン ェ 彼 ァ ン 服装

見 所 青年 社会 自分 存在 承認 う 思い

い 社会 ー部 あ あ 努力 鬼魅力的 生 た 彼

え え 合身形態 試 こ い 例え 彼 流行 乗

あ 流行 一般的 あ 関わ あ た

青年 い 不満 感 現在 青年 消費的 生活

迸 こ い あ

東京 大都市 生 う 青年 父母 依存

実際彼 自分 生 こ あ 程度 収入 あ 家

族 住 こ あ 家族 住 こ 自分 需要

漓た え あ

イ ン 1990年代 入 日本社会 関心 引

あ 結婚 延期 父母 住 こ 選ぶ日本 青年 山

田 イ ン 呼 い 彼 食費 居住費 う


(3)

Universitas Kristen Maranatha

自分 収入 自分 興味 高品物 購買 旅行者 使うこ

本論文 イ ン 青年 消費的性格 分析

イ ン 生 えた イ ン 消費的

性格 い 関 あ 分析 自的 あ

2. 本論

イ ン 現象 日本 青年 生 あ べ

ース いえ イ ン 生 青年消費的性格

あ 文化 社会集団 家族 個人的 要素 青年 消費性格

形成 影響 及 い 社会環境 要素 第一 要素 あ 一

般的 青年 自分 価値観 身 い 見 こ 価値観 事実

他 人 合う 限 い 青年 消費者 ー

ス 直甬 収入 あ 消費 金 方 多い場 合 あ

生産者 青年 い 父母 金 こ 分 あ

日本 産業 発展 消費者 消費的性格 持 う 影響 及

い あ 日本 経済 成長 続け た 消費者 要求 増

く あ こ 若い消費者 自分 楽 た 絶え

品物 探 求 あ

日本 流行 た 速い国 あ 生産者 乗 作


(4)

Universitas Kristen Maranatha

あ 会社階層 い ン 使用 こ 社会

的 位 高く あ 見 他 者 憧憬 抱 自 投

う あ 投 こ 社会 け 存在 認

う あ 社会 認 い 他人 様 立場 付くた

若者たち 流行 流 乗 あ ン 身 け

こ 社会 認 う方法 ー あ

家族 自分 子 消費的 性格 投 こ 拍車 け 重

要 要紊 場合 あ え 家族 購買 各 定

権 有 い あ 一方 若者 自分 金 何性質 使う

い 買う い 自己 選択 多く投 い

彼 消費者 非現実的 人 連 く え 宣伝

乗 性質 投 い あ

3. 結論

第三課 述べた う 日本 若者 大人 た 拘わ

親 住 こ た 多い 親 住 こ 生活 負担

わ い 自分 収入 べ 自分 好 こ 自分 買い

たい 使うこ あ

現在 日本 い イ ン 現わ た 分化的

要素 社会階層 家族及び自己 性格 いう要素 影響 い あ


(5)

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI ... iv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Pembatasan Masalah……….. 6

1.3 Tujuan Penelitian……… 6

1.4 Metode Penelitian………... 6

1.5 Organisasi Penulisan..……… 7

BAB II PARASITE SINGLE DAN PERILAKU KONSUMTIF……. 10

2.1 Parasite Single……… 10

2.1.1 Struktur Keluarga……….. 14

2.1.2 Kehidupan Kota Besar………. 14

2.1.3 Standar Hidup yang Lebih Tinggi... 15

2.2 Perilaku Konsumtif……… 22

2.2.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen 24

BAB III ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB MUNCULNYA PARASITE SINGLE………. 29

3.1 Budaya……… 30

3.2 Kelas dan Status Sosial……….. 39

3.3 Pengaruh Keluarga………. 44


(6)

Universitas Kristen Maranatha BAB IV KESIMPULAN……….. 61 SINOPSIS……….. vi DAFTAR PUSTAKA……… x

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP PENULIS


(7)

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama : Nuke Marshella

Agama : Islam

Alamat : Jl. Sukajadi Atas No: 375

Tempat, Tanggal lahir : Bandung, 4 Maret 1984

Nama Ayah : H. Wawan Koswara

Nama Ibu : Hj. Anita Laela

RIWAYAT PENDIDIKAN

Thn 1987 - Thn 1990 : TK Assalam Bandung

Thn 1990 - Thn 1996 : SD Assalam Bandung

Thn 1996 - Thn 1999 : SMPN 13 Bandung

Thn 1999 - Thn 2002 : SMAN 22 Bandung

Thn 2003 -Thn 2009: Universitas Kristen Maranatha, Fakultas Sastra, Jurusan


(8)

Universitas Kristen Maranatha

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Harajuku, Tokyo, disinilah pusat para remaja Jepang mengekpresikan dirinya melalui gaya berpakaian. Berderetnya fashion butik terkenal seperti Gucci, Zara juga sampai restoran siap saji dan café-café yang juga merupakan tempat-tempat pilihan para remaja Tokyo1 sebagai tempat mempertunjukan gaya-gaya berpakaian mereka yang fashionable. Mulai dari rambut yang dicat warna-warni, baju-baju yang bermerek, sepatu yang berhak tinggi hingga 20 cm, sampai gaya punk rock yang lengkap dengan jaket kulit berpaku, rantai dan anting-anting. Para remaja selalu ingin diakui eksistensinya oleh lingkungan dengan berusaha menjadi bagian dari lingkungan itu. Gaya hidup yang glamour telah mendorong mereka untuk mencoba berbagai konfigurasi. Seperti dapat mengikuti mode terbaru saat itu, padahal seiring berjalannya waktu mode itu sendiri selalu berubah, sehingga mereka selalu tidak puas dengan apa yang dimilikinya. Oleh karena itulah muncul perilaku konsumtif dalam kehidupan remaja-remaja masa kini.

Konsumtif menjelaskan mengenai keinginan untuk mengkonsumsi barang-barang yang sebenarnya bukan lagi menjadi kebutuhan pokok namun secara

1


(9)

Universitas Kristen Maranatha

2

berlebihan diperlukan untuk mencapai suatu kepuasaan maksimal. Pada awalnya konsumsi akan sesuatu merupakan suatu konsep untuk menunjukan suatu sikap untuk mendapatkan barang sesuai dengan kegunaanya. Namun pada saat ini konsep itu sendiri berkembang menjadi sebuah cerminan gaya hidup. Para penganut budaya konsumer membuat gaya hidup menjadi suatu proyek kehidupan yang merancang kebutuhan menjadi sebuah gaya hidup ( Featherstone,1991). Dimana kebutuhan dasar manusia saat ini tidak hanya sekedar terkait pada kebutuhan pokok (seperti makan dan perumahan), namun juga kebutuhan-kebutuhan ekstra yang berkaitan dengan penunjang gaya hidup (seperti pakaian, handphone, dll).

Kegiatan konsumsi adalah salah satu proses yang membentuk kita sebagai seseorang2. Dimana proses seseorang terbentuk pada usia remaja yang juga merupakan masa pencarian identitas diri atau bisa disebut juga dengan masa ”peralihan”, yaitu suatu perubahan dari masa kanak-kanak menuju ke masa dewasa3. Usia yang rentang dan mudah terbawa arus biasanya lebih mudah terbujuk oleh iklan 4 , suka ikut-ikutan teman, tidak realistis dan cenderung boros dalam menggunakan uangnya. Sifat-sifat remaja inilah yang dimanfaatkan oleh sebagian produsen untuk memasuki pasar dikalangan remaja yang memiliki orang tua dengan kelas ekonomi yang cukup berada. Karena bagi produsen, kelompok usia remaja

2

Chris Barker , Cultural Studies, hal 14 3

De Burn, 1990 4

Mort, 1989. meneliti bahwa iklan dapat mendorong budaya konsumer membentuk identitas-identitas baru yang berorientasi remaja.


(10)

Universitas Kristen Maranatha

3

adalah salah satu pasar yang potensial yang juga menjadi bagian dari keseluruhan proses perubahan dan masuk kedalam kehidupan masyarakat konsumer.

Pada masa ini mereka seperti dituntut untuk menyesuaikan mental dan diri mereka yang akhirnya membentuk sikap, nilai serta minat yang terus berkembang seiring berkembangnya jaman. Yang menjadi masalah, ketika kecenderungan mereka untuk terus dapat mengikuti perkembangan yang ada yang sebenarnya wajar, justru para remaja ini melakukannya secara berlebihan. Dan apa yang dituntut oleh remaja ini tidak lepas dari kemampuan orang tuanya sebagai sumber dana. Perilaku ini dapat terus mengakar di dalam gaya hidup sekelompok remaja. Dalam perkembangannya mereka akan menjadi orang-orang dewasa dengan gaya hidup konsumtif. Tentu saja gaya hidup ini harus didukung oleh kekuatan finansial yang memadai. Masalah lebih besar terjadi apabila pencapaian tingkat finansial itu dilakukan dengan segala macam cara. Mulai dari pola kerja yang berlebihan sampai menggunakan cara instan seperti korupsi.

Seperti yang sedang terjadi di kota-kota besar seperti Tokyo saat ini sebagian besar remajanya tetap melibatkan orang tua mereka sebagai salah satu penunjang hidup mereka. Sebenarnya mereka sudah bisa hidup mandiri akan tetapi mereka memilih tetap tinggal bersama orang tuanya dan dilayani segala kebutuhannya meskipun telah memiliki penghasilan sendiri. Banyak diantara mereka yang mendapat uang jajan sekitar 100.000 yen per bulan. Dan uang itu mereka pakai hanya untuk bersenang-senang. Penyediaan fasilitas modern seperti handphone, notebook,


(11)

Universitas Kristen Maranatha

4

peralatan software dan video games yang juga merupakan sebagai penunjang gaya hidup mereka telah disediakan oleh orang tua mereka.

Profesor Masahiro Yamada seorang pengajar di Fakultas Pendidikan, Departemen Sosiologi, Tokyo Gakusei University menamakan istilah “Parasite

Single” (パラサイトシングル) sebagai kritikan untuk perilaku remaja modern di

Jepang saat ini5.

Dalam bukunya yang berjudul The Age of Parasite Singles (パラサイトシン

グ ル の 時 代) yang diterbitkan oleh Chikuma Shinsho pada tahun 1999, dalam

ungkapan bahasa Jepang Parasite Single disebut sebagai anak muda Jepang, baik wanita maupun pria berumur 15 sampai 39 tahun dan belum menikah, yang menggantungkan hidup pada orang tuanya. Dengan tidak adanya kewajiban untuk membayar biaya hidup seperti sewa tempat tinggal dan makan. Mereka dapat membelanjakan semua nafkah mereka untuk bersenang-senang seperti melakukan hobi, membeli barang-barang merek terkenal yang mahal, melakukan suatu perjalanan dan lain-lain6.

Mereka yang menjadi Parasite sering dikaitkan dengan orang yang senang

menumpang, kepentingannya terhadap usaha orang lain tanpa mau berusaha sendiri. Dan istilah ini ditujukan kepada orang yang merugikan atau menyusahkan hidup orang tempat dia menumpang. Sebenarnya hal tersebut bukan suatu masalah yang besar bagi keluarga mereka, orang tua memberikan kemudahan untuk anaknya.

5

Masahiro Yamada, The Age of Parasite Singles, Oktober 1999 6


(12)

Universitas Kristen Maranatha

5

Karena generasi muda yang lahir sekitar tahun 1970 sampai 1980an adalah generasi yang diturunkan oleh orang tua yang berhasil membangun ekonomi Jepang dari keruntuhan Perang Dunia II7. Keberhasilan itu tentu saja diperoleh dengan kerja keras juga pengabdian yang tinggi terhadap negara. Ini adalah paradoks terbesar Jepang saat ini. Generasi pekerja keras, hemat dan disiplin telah menghasilkan keturunan yang hedonis8, manja dan apatis9. Bahkan banyak ibu di Jepang yang menjadi pembantu bagi anaknya sendiri.

Berikut ini adalah kutipan-kutipan yang diperoleh dari media massa di Jepang mengenai Parasite single.

TOKYO—Miki Takasu is 26 years old, beautiful, drives a BMW and carries a $2,800 Chanel handbag--when she isn't using her Gucci, Prada or Vuitton purses. She vacations in Switzerland, Thailand, Los Angeles, New York and Hawaii.

Happily unmarried, living with her parents while working as a bank teller, she is what people here call a "parasite single." There are so many women like Miki that they have become the focus of a heated controversy.

Tokyo-Miki Takasu, 26 tahun, cantik, mengendarai BMW dan membawa tas Chanel seharga $ 2,800 ketika dia sedang tidak menggunakan Gucci, Prada atau dompet Vouitonnya. Dia berlibur ke Switzerland, Thailand, Los Angeles, New York, dan Hawaii.

Bujangan yang bahagia, tinggal bersama orang tuanya sementara ia bekerja sebagai kasir bank. Yang seperti dia

7

Kompas, September 2000, Akan Kemana Generasi Muda Jepang 8

Hedonis adalah paham yang mementingkan kesenangan dan kebahagiaan sebagai satu-satunya tujuan hidup.

9


(13)

Universitas Kristen Maranatha

6

orang-orang menyebutnya “parasite single”. Sangat banyak wanita yang seperti Miki dimana mereka menjadi fokus suatu kontraversi yang sedang panas.

(By Kathryn Tolbert, Washington Post Foreign Service,Thursday, February 10, 2000; Page A01)

Mereka yang menjadi Parasite Single pada dasarnya tidak lepas dari pengaruh

lingkungan seperti budaya, kelas atau status sosial, pengaruh keluarga, dan pengaruh pribadi. Hal tersebutlah yang melatar belakangi penulis untuk menganalisis penyebab munculnya Parasite Single dan perilaku konsumtif pada remaja-remaja kota besar seperti di Tokyo, Jepang.

1.2 PEMBATASAN MASALAH

Penulis akan membahas faktor-faktor penyebab munculnya Parasite Single dan perilaku konsumtif dikalangan remaja kota-kota besar di Jepang khususnya kota Tokyo.

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis faktor-faktor penyebab munculnya Parasite Single dan perilaku konsumtif pada remaja Jepang masa kini.

1.4 METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini penulis melakukan analisis dengan menggunakan metode deskriptif analitik.


(14)

Universitas Kristen Maranatha

7

Penelitian deskriptif analitik mempelajari dan menganalisis masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat, termasuk tentang hubungan kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena.10

Secara harafiah, metode deskriptif analitik ini adalah metode penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian, sehingga metode ini berkehendak mengadakan akumulasi data. Kerja penelitian bukan saja memberikan gambaran terhadap fenomena-fenomena, tetapi juga menerangkan hubungan, menguji hipotesa-hipotesa, membuat prediksi serta mendapatkan makna dan implikasi dari suatu masalah yang akan dipecahkan.

Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu system pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Menurut Withney (1960) metode deskriptif merupakan pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat11.

Tujuan dari penelitian deskriptif analitik adalah untuk memecahkan masalah secara sistematis dan faktual mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi12. Seperti pada kasus Parasite Single yang penulis bahas, hal yang dilakukan adalah dengan menganalisis data-data yang didapat dapat menyajikan potret keadaan yang nantinya dapat digunakan sebagai suatu hipotesa ataupun tidak.

Langkah-langkah umum dalam metode deskiptif analitik:

10

Moh.Nazir,Phd, Metodologi Penelitian, hal.63 11

F.L. Withney, ibid, 1960, p.160 12


(15)

Universitas Kristen Maranatha

8

1. Memilih dan merumuskan masalah yang menghendaki konsepsi

ada kegunaan masalah tersebut serta dapat diselidiki dengan sumber yang ada.

2. Menentukan tujuan dari penelitian yang akan dikerjakan karena

tujuan dan penelitian harus konsisten dengan rumusan dan definisi dari masalah.

3. Memberi limitasi dari area atau scope atau sejauh mana penelitian

deskriptif tersebut akan dilaksanakan.

4. Pada ilmu yang telah mempunyai teori-teori yang kuat maka perlu

dirumuskan kerangkan teori atau kerangka konseptual yang

kemudian diturunkan dalam bentuk hipotesa-hipotesa.

5. Menelusuri sumber-sumber kepustakaan yang ada hubungannya

dengan masalah yang akan dipecahkan.

6. Merumuskan Hipotesa-hipotesa yang ingin diuji, baik secara

eksplisit maupun implisit.

7. Membuat laporan penelitian dengan cara ilmiah analisa ditujukan

untuk menguji hipotesa-hipotesa.

Jadi penelitian deskriptif analitik merupakan suatu metode pendekatan yang menganalisis, kemudian memaparkan segala sesuatunya dengan bersifat apa adanya dan terfokus pada sebuah struktur fenomena, menguraikan inti dari struktur tersebut dan menghasilkan sebuah jawaban dari yang tak terlihat menjadi terlihat.


(16)

Universitas Kristen Maranatha

9

Data yang bisa digunakan dalam pendekatan ini berupa pengumpulan informasi yang kemudian di analisis melalui pandangan penulis berdasarkan artikel-artikel yang telah dibaca.

1.5 ORGANISASI PENULISAN

Untuk mendapatkan karya tulis yang sistematis, maka penulis membagi penelitian ini dalam IV bab, dimana setiap babnya terdiri dari beberapa sub bab.

Bab I merupakan pendahuluan yang berisikan latar belakang masalah yang disertai dengan pembatasan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian dan organisasi penulisan.

Bab II merupakan landasan teori yang terbagi atas 2 sub bab, yaitu Parasite

Single dan Perilaku Konsumtif.

Bab III merupakan analisis Faktor-faktor penyebab munculnya Parasite

Single yang terbagi atas 4 sub bab yaitu budaya, kelas dan status sosial, pengaruh

pribadi, pengaruh keluarga, dan pengaruh situasi.


(17)

Universitas Kristen Maranatha

61

BAB IV

KESIMPULAN

Parasite Single adalah istilah terhadap penyimpangan yang dilakukan oleh

generasi muda jepang baik pria dan wanita yang menunda untuk menikah dan lebih memilih untuk tetap tinggal bersama orang tua. Penyimpangan yang dilakukan oleh para generasi muda ini membuat mereka tidak perlu lagi mengeluarkan biaya untuk kebutuhan dasar seperti biaya untuk tempat tinggal, makan, dan kebutuhan rumah sehari-hari lainnya. Dengan demikian mereka dapat membelanjakan seluruh pendapatan mereka untuk kesenangan mereka seperti melakukan hobi, bersenang-senang, membeli barang-barang merek terkenal, melakukan suatu perjalanan dan lain-lain. Hal ini terlihat pada kasus-kasus yang telah diuraikan pada BAB III.

Mereka yang menjadi Parasite sering dikaitkan dengan orang yang senang menumpang, kepentingannya terhadap usaha orang lain tanpa mau berusaha sendiri. Dan istilah ini ditujukan kepada orang yang merugikan atau menyusahkan hidup orang tempat dia menumpang. Sebenarnya hal tersebut bukan suatu masalah yang besar bagi keluarga mereka, orang tua memberikan kemudahan untuk anaknya.

Sebagian besar masyarakat beranggapan bahwa Parasite Single dapat merugikan orang lain termasuk orang tuanya sendiri. Sedangkan kegiatan konsumtif yang dilakukan oleh para pelaku Parasite Single ini justru telah memberikan dampak


(18)

Universitas Kristen Maranatha

62

positif bagi Negara mereka dalam segi ekonomi. Karena Parasite Single merupakan aset terbesar bagi para produsen. Seperti pada kasus ke-1 dan ke-2 pada subbab 3.1.1

Perilaku konsumtif adalah suatu tindakan berkomnsumsi yang dilakukan secara berlebihan. Keinginan untuk mengkonsumsi barang-barang yang sebenarnya kurang diperlukan secara berlebihan hanya untuk mencapai kepuasan yang maksimal dengan tidak lagi mempertimbangkan fungsi atau kegunaan ketika membeli barang-barang tersebut, melainkan mempertimbangkan prestige yang melekat pada barang-barang tersebut.

Semakin berkembangnya budaya konsumtif pada kehidupan kehidupan remaja mempengaruhi banyak aspek dalam kehidupan, baik menyangkut hal fisik maupun cara berfikir. Generasi muda Jepang masa kini mempunyai gaya hidup dan cara berfikir yang berbeda tentang kebutuhan hidup. Seringkali para remaja membeli barang karena didorong oleh kebutuhan yang dikagumi dan dihargai orang lain. Remaja Jepang adalah pasar yang potensial bagi produsen. Hal ini disebabkan karena ketertarikan mereka terhadap hal-hal yang bersifat baru, menarik, bermerek dan sedang mengikuti tren. Seperti pada kasus ke-3 pada subbab 3.1.1

Gaya hidup yang terus berkembang membuat para remaja terus berfikir bagaimana dapat bertahan hidup dengan segala kemudahan yang ada tanpa keluar dari status sosial tertentu. Selalu mengikuti dorongan spontan seolah-olah memacu para remaja untuk melakukan apapun untuk mendukung eksistensi mereka. Hal ini yang menyebabkan mereka tumbuh dewasa dan menjadi Parasite Single dan menjadi pelaku konsumtif. Seperti pada kasus ke-4 dan ke-5 pada subbab 3.1.2. Tentu saja


(19)

Universitas Kristen Maranatha

63

kegiatan ini dapat terus berlangsung adalah bantuan dan dukungan finansial orang tua dan keinginan pribadi si pelaku agar mereka dapat terus melakukan kegiatan konsumtif.

Kegiatan konsumtif yang dilakukan oleh sebagian besar generasi muda Jepang ini telah menarik mereka kedalam kehidupan Parasite Single. Selain pengaruh dari orang tua, Parasite Single dan kegiatan konsumtif ini muncul karena adanya pengaruh dari faktor budaya, kelas sosial dan tentu saja atas dasar kemauan dan keinginan si pelaku sendiri.


(20)

Universitas Kristen Maranatha x

DAFTAR PUSTAKA

Masahiro Yamada, The Age of Parasite Singles, Oktober 1999

A.A. Anwar Prabu Mangkunegara. 1988, "Perilaku Konsumen"'. Bandung: Penerbit Eresco.

Engel J.R., D. Blackwell, 1992, "Consumer Behavior". Chicago : The Dryden Press, International Edition.

Hawkins, D.I., R.J. Best, and K.A. Coney, 1992."consumer Behavior implications for Strategy"'. Homewood: Richard D. Irwin Inc.

Abraham sperling, (1967), Psychology: Made Simple. London: The Publisher W.H. Allen & Co. Ltd.

David L. Louden and Albert J. Della Bitta, (1984), Consumer Behavior: Concept and Applications. The United State of America: By McGraw Hill Inc. Gerald Zaltman and Melanie Wallendrof, (1971), Consumer Behavior: Basic

findings and Management Implications. The United States of America: By John Willey & Sons Inc.

Hansen Flemming, (1972), Consumer Behavior: A Cognitive Behavior Theory. New York: The Free Press.

James F. Engel et. all, (1968), Consumer Behavior. Illinois: The Dryden Press.

William J. Stanton, (1978), Fundamental of Marketing . New York: McGraw Hill Book Company Inc.

H. Djaslim Saladin, Se, (2003) "Perilaku Konsumen dan Pemasaran Strategik" Bandung Penerbit Karya.

Moh.Nazir,Phd, Metodologi Penelitian

Cholid Narbuko, Drs, H. Abu Achmadi, Drs, Metodologi Penelitian

Nikkei Bussiness Magazine oct 26,2006

Mainichi Daily News 2001

News week Japan 2002


(21)

Universitas Kristen Maranatha xi

日本のパラサイトシングル blooger

http://web-japan.org/trends00/honbun/tj010329.html

http://ginageh.wordpress.com/2007/10/27/harajuku-japan/

www.bestshop.co.jp/1.deaikekkon/cat1763/

http://www.japanecho.co.jp/docs/html/270314.html

www.web-across.co.jp

http://www.thingsasian.com/stories-photos/2248


(1)

Data yang bisa digunakan dalam pendekatan ini berupa pengumpulan informasi yang kemudian di analisis melalui pandangan penulis berdasarkan artikel-artikel yang telah dibaca.

1.5 ORGANISASI PENULISAN

Untuk mendapatkan karya tulis yang sistematis, maka penulis membagi penelitian ini dalam IV bab, dimana setiap babnya terdiri dari beberapa sub bab.

Bab I merupakan pendahuluan yang berisikan latar belakang masalah yang disertai dengan pembatasan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian dan organisasi penulisan.

Bab II merupakan landasan teori yang terbagi atas 2 sub bab, yaitu Parasite Single dan Perilaku Konsumtif.

Bab III merupakan analisis Faktor-faktor penyebab munculnya Parasite Single yang terbagi atas 4 sub bab yaitu budaya, kelas dan status sosial, pengaruh pribadi, pengaruh keluarga, dan pengaruh situasi.


(2)

Universitas Kristen Maranatha 61

BAB IV

KESIMPULAN

Parasite Single adalah istilah terhadap penyimpangan yang dilakukan oleh generasi muda jepang baik pria dan wanita yang menunda untuk menikah dan lebih memilih untuk tetap tinggal bersama orang tua. Penyimpangan yang dilakukan oleh para generasi muda ini membuat mereka tidak perlu lagi mengeluarkan biaya untuk kebutuhan dasar seperti biaya untuk tempat tinggal, makan, dan kebutuhan rumah sehari-hari lainnya. Dengan demikian mereka dapat membelanjakan seluruh pendapatan mereka untuk kesenangan mereka seperti melakukan hobi, bersenang-senang, membeli barang-barang merek terkenal, melakukan suatu perjalanan dan lain-lain. Hal ini terlihat pada kasus-kasus yang telah diuraikan pada BAB III.

Mereka yang menjadi Parasite sering dikaitkan dengan orang yang senang menumpang, kepentingannya terhadap usaha orang lain tanpa mau berusaha sendiri. Dan istilah ini ditujukan kepada orang yang merugikan atau menyusahkan hidup orang tempat dia menumpang. Sebenarnya hal tersebut bukan suatu masalah yang besar bagi keluarga mereka, orang tua memberikan kemudahan untuk anaknya.

Sebagian besar masyarakat beranggapan bahwa Parasite Single dapat merugikan orang lain termasuk orang tuanya sendiri. Sedangkan kegiatan konsumtif yang dilakukan oleh para pelaku Parasite Single ini justru telah memberikan dampak


(3)

positif bagi Negara mereka dalam segi ekonomi. Karena Parasite Single merupakan aset terbesar bagi para produsen. Seperti pada kasus ke-1 dan ke-2 pada subbab 3.1.1

Perilaku konsumtif adalah suatu tindakan berkomnsumsi yang dilakukan secara berlebihan. Keinginan untuk mengkonsumsi barang-barang yang sebenarnya kurang diperlukan secara berlebihan hanya untuk mencapai kepuasan yang maksimal dengan tidak lagi mempertimbangkan fungsi atau kegunaan ketika membeli barang-barang tersebut, melainkan mempertimbangkan prestige yang melekat pada barang-barang tersebut.

Semakin berkembangnya budaya konsumtif pada kehidupan kehidupan remaja mempengaruhi banyak aspek dalam kehidupan, baik menyangkut hal fisik maupun cara berfikir. Generasi muda Jepang masa kini mempunyai gaya hidup dan cara berfikir yang berbeda tentang kebutuhan hidup. Seringkali para remaja membeli barang karena didorong oleh kebutuhan yang dikagumi dan dihargai orang lain. Remaja Jepang adalah pasar yang potensial bagi produsen. Hal ini disebabkan karena ketertarikan mereka terhadap hal-hal yang bersifat baru, menarik, bermerek dan sedang mengikuti tren. Seperti pada kasus ke-3 pada subbab 3.1.1

Gaya hidup yang terus berkembang membuat para remaja terus berfikir bagaimana dapat bertahan hidup dengan segala kemudahan yang ada tanpa keluar dari status sosial tertentu. Selalu mengikuti dorongan spontan seolah-olah memacu para remaja untuk melakukan apapun untuk mendukung eksistensi mereka. Hal ini


(4)

Universitas Kristen Maranatha 63

kegiatan ini dapat terus berlangsung adalah bantuan dan dukungan finansial orang tua dan keinginan pribadi si pelaku agar mereka dapat terus melakukan kegiatan konsumtif.

Kegiatan konsumtif yang dilakukan oleh sebagian besar generasi muda Jepang ini telah menarik mereka kedalam kehidupan Parasite Single. Selain pengaruh dari orang tua, Parasite Single dan kegiatan konsumtif ini muncul karena adanya pengaruh dari faktor budaya, kelas sosial dan tentu saja atas dasar kemauan dan keinginan si pelaku sendiri.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Masahiro Yamada, The Age of Parasite Singles, Oktober 1999

A.A. Anwar Prabu Mangkunegara. 1988, "Perilaku Konsumen"'. Bandung: Penerbit Eresco.

Engel J.R., D. Blackwell, 1992, "Consumer Behavior". Chicago : The Dryden Press, International Edition.

Hawkins, D.I., R.J. Best, and K.A. Coney, 1992."consumer Behavior implications

for Strategy"'. Homewood: Richard D. Irwin Inc.

Abraham sperling, (1967), Psychology: Made Simple. London: The Publisher W.H. Allen & Co. Ltd.

David L. Louden and Albert J. Della Bitta, (1984), Consumer Behavior: Concept

and Applications. The United State of America: By McGraw Hill Inc.

Gerald Zaltman and Melanie Wallendrof, (1971), Consumer Behavior: Basic

findings and Management Implications. The United States of America: By

John Willey & Sons Inc.

Hansen Flemming, (1972), Consumer Behavior: A Cognitive Behavior Theory. New York: The Free Press.

James F. Engel et. all, (1968), Consumer Behavior. Illinois: The Dryden Press. William J. Stanton, (1978), Fundamental of Marketing . New York: McGraw Hill

Book Company Inc.

H. Djaslim Saladin, Se, (2003) "Perilaku Konsumen dan Pemasaran Strategik" Bandung Penerbit Karya.

Moh.Nazir,Phd, Metodologi Penelitian

Cholid Narbuko, Drs, H. Abu Achmadi, Drs, Metodologi Penelitian Nikkei Bussiness Magazine oct 26,2006


(6)

Universitas Kristen Maranatha xi

日本のパラサイトシングル blooger

http://web-japan.org/trends00/honbun/tj010329.html http://ginageh.wordpress.com/2007/10/27/harajuku-japan/ www.bestshop.co.jp/1.deaikekkon/cat1763/

http://www.japanecho.co.jp/docs/html/270314.html www.web-across.co.jp

http://www.thingsasian.com/stories-photos/2248 www.yomuri-online.co.jp