Peranan Pengendalian Barang Logistik Dalam Menunjang Efisiensi Penyediaan Barang Logistik (Studi Kasus Pada Rumah Sakit Bayukarta Kota Karawang).

ABSTRAK
Pengendalian atas pembelian akan membantu rumah sakit untuk mencapai tingkat
efisiensi yang diharapkan, oleh karenanya diperlukan suatu pengelolaan dalam hal
pembelian. Pengelolaan ini harus ditunjang dengan suatu pengendalian pembelian yang
memadai. Semakin luas suatu masalah yang terjadi, maka semakin besar pula tingkat
perencanaan yang dibutuhkan oleh rumah sakit dalam mewujudkan tujuannya yaitu
tercapainya pengendalian pembelian yang efisien.
Berdasarkan permasalahan di atas, penulis meneliti tentang peranan pengendalian
pembelian dalam upaya menunjang efisiensi penyediaan barang logistik. Penelitian
dilakukan pada sebuah rumah sakit yaitu Rumah Sakit Bayukarta yang berlokasi di Jalan
Kertabumi No. 44 Karawang.
Penelitian ini disajikan dalam bentuk deskriptif, artinya penyajian hasil tulisan
dimaksudkan untuk menggambarkan secara jelas dan komprehensif atas variabel-variabel
yang diteliti dengan penyajian hipotesis yang diajukan yaitu: “Pengendalian pembelian
yang dilaksanakan secara efisien akan berperan dalam menunjang efisiensi penyediaan
barang logistik.”
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengendalian pembelian yang disusun
rumah sakit didasarkan pada kebijakan dan prosedur, yang disusun melalui integrasi dan
koordinasi di antara bagian dan staf di lingkungan Rumah Sakit Bayukarta.
Dari hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan Rumah Sakit Bayukarta
dapat diketahui bahwa pengendalian pembelian sangat berperan dalam upaya menunjang

efisiensi penyediaan barang logistik, sehingga hipotesis yang diajukan penulis yaitu:
“Pengendalian pembelian yang dilaksanakan secara efisien akan berperan dalam upaya
menunjang efisiensi penyediaan barang logistik” dapat diterima.

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK

i

KATA PENGANTAR

ii

DAFTAR ISI

vi


DAFTAR TABEL

xi

DAFTAR GAMBAR

xii

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang Penelitian

1

1.2

Identifikasi Masalah


4

1.3

Maksud dan Tujuan Penelitian

4

1.4

Kegunaan Penelitian

4

1.5

Rerangka Penelitian

5


1.6

Metodologi Penelitian

7

1.7

Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Pengertian Peranan

9

2.2


Pengendalian Intern

9

2.2.1

Tujuan Pengendalian Intern

11

2.2.2

Komponen Pengendalian Intern

11

2.2.2.1

Control Environment


12

2.2.2.2

Risk Assesment

12

2.2.2.3

Information and Communication

13

2.2.2.4

Monitoring

13


2.3

Aktivitas Pengendalian

14

2.4

Manajemen Logistik

19

2.5

Konsep Dasar Pengendalian

24

2.6


Efisiensi Rumah Sakit

26

BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian

30

3.2 Metode Penelitian

30

3.3 Metode Pengumpulan Data

30

3.4 Penentuan Responden

32


3.5 Operasional Variabel

33

3.6 Teknik Pengembangan Instrumen

35

3.7 Analisis dan Pengujian Hipotesis

36

3.8 Penarikan Kesimpulan dan Saran

38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Realisasi Pengumpulan Data
4.2


40

Sejarah Perjalanan Pelayanan Kesehatan
Rumah Sakit Bayukarta

40

4.2.1 Sejarah Singkat Persekutuan Umat Kristen Di Karawang,
Khususnya Di Masa Pelayanan NZV

42

4.2.2 Sejarah Pertumbuhan Dan Perkembangan
Rumah Sakit Bayukarta

45

4.2.2.1 Masa Zending Nederlandse Zendingsvereniging
(NJV) Sampai Tahun 1960

4.2.2.2 Masa Antara Tahun 1960-an Sampai Kini
4.3 Visi dan Misi Rumah Sakit Bayukarta

4.4

45
53
61

4.3.1 Visi Rumah Sakit Bayukarta

61

4.3.2 Misi Rumah Sakit Bayukarta

61

Kebijakan dan Prosedur Utama Logistik
Pada Rumah Sakit Bayukarta

62

4.4.1 Pengadaan

62

4.4.2 Penerimaan

64

4.4.3 Penyimpanan

67

4.4.4 Distribusi

68

4.5

Efisiensi Pengendalian Pembelian Rumah Sakit Bayukarta

71

4.6

Pengujian Hipotesis

72

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan

75

5.2 Saran

77

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2-1 15 Langkah Manajemen Logistik

20

Tabel 3-1 Variabel, Indikator dan Skala Pengukuran

34

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2-2

Skema Hubungan Orientasi Pasien dan Rumah Sakit

28

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2-1: Skema Hubungan Orientasi Pasien dan Rumah Sakit

xii

28

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2-1: 15 Langkah Manajemen Logistik

20

Tabel 3-1: Variabel, Indikator dan Skala Pengukuran

34

Tabel 3-2: Persentase Peranan Pengendalian Pembelian Dalam
Menunjang Efisiensi Penyediaan Barang Logistik

xi

38

Petunjuk Pengisian
Berilah tanda silang (X) pada kotak jawaban yang telah disediakan

KUESIONER SISTEM PENGENDALIAN PEMBELIAN
Jawaban
No.

Pertanyaan
Apakah rumah sakit mempunyai suatu

1

sistem pembelian yang terpusat?
Apakah fungsi pembelian terpisah dari

2

fungsi penerimaan?
Apakah untuk setiap pembelian selalu

3

digunakan pesanan pembelian?
Apakah pesanan pembelian dibuat

4

tercetak?
Apakah bagian pembelian selalu

5

mengusahakan harga dan penawaran atas
barang yang diperlukan?
Apakah tersedia katalog-katalog dan daftar

6

harga yang sedang berlaku?
Apakah bagian pembelian mempunyai

7

hubungan yang baik dengan bagian-bagian
lainnya?
Apakah bagian pembelian selalu

8

berkomunikasi dengan bagian gudang?
Apakah rumah sakit memiliki standar
pembelian yang berlaku menyeluruh

9

sehingga setiap bagian mendapat
perlakuan yang sama?
Apakah ada suatu komisi standarisasi

10

untuk menentukan spesifikasi produk yang
akan dibeli?

Ya

Tidak

Keterangan

Apakah bagian pembelian menggunakan
11

semacam formula khusus kuantitas
pembelian ekonomik?
Apakah bagian pembelian selalu mencoba
untuk membeli produk yang dapat

12

memenuhi kebutuhan beberapa barang
ketimbang menimbun beberapa jenis
barang yang hampir sama?
Apakah bagian pembelian pernah
melaksanakan analisis nilai sehingga dapat

13

diketahui bahwa barang yang datang
benar-benar barang yang diinginkan?
Apakah bagian pembelian selalu

14

memanfaatkan diskon?
Apakah bagian pembelian selalu mencoba
untuk memusatkan pembelian pada

15

pemasok tertentu untuk mendapatkan
diskon?
Apakah syarat-syarat penawaran selalu
dipertimbangkan dengan seksama, seperti

16

misalnya pengangkutan, diskon dan
layanannya?
Apakah ada suatu prosedur tindak lanjut

17

atas barang-barang yang diterima tidak
tepat pada waktunya?
Apakah pembelian yang mendesak selalu

18

dihindari?

PENGENDALIAN SEDIAAN
Apakah jumlah sediaan 95% merupakan
1
jumlah yang mencukupi?
Apakah jumlah sediaan 95% merupakan
2

jumlah yang optimal?
Apakah ada suatu sistem pengendalian

3

sediaan?
Apakah selalu diusahakan untuk memiliki
sediaan serendah mungkin, namun selalu

4

menghindari kemungkinan kelangkaan
barang?
Apakah tingkat sediaan pengaman untuk

5

masing-masing jenis barang telah
diperhitungkan?
Apakah ada pihak yang bertanggung

6

jawab langsung atas pengelolaan sediaan?
Apakah tingkat perputaran sediaan selalu

7

dapat diketahui dengan mudah?
Apakah untuk setiap jenis sediaan

8

diselenggarakan pencatatan secara
perpetual?
Apakah ukuran/alat pengaman untuk

9

mencegah kecurangan telah ditetapkan
dalam pengelolaan sediaan?
Apakah catatan-catatan sediaan selalu

10

dicek sedikitnya sekali setahun?
Apakah catatan-catatan diselenggarakan

11

secara efisien dan efektif?
Apakah untuk penyesuaian catatan sediaan

12

ke sediaan fisik itu diperlukan persetujuan
oleh pihak yang bertanggung jawab?

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pemerintah melakukan pembangunan kesehatan yang diarahkan terutama
untuk mempertinggi derajat kesehatan masyarakat dalam rangka peningkatan
kualitas dan taraf hidup, serta kesejahteraan dan kecerdasan rakyat pada
umumnya. Hal tersebut terbukti dengan adanya UU No. 23 tahun 1992 tentang
Pokok-Pokok Kesehatan bab 1 pasal 1. Pemerintah dengan tegas menyatakan
bahwa setiap warga negara berhak memperoleh derajat kesehatan yang setinggitingginya. Undang-undang ini memberikan tanggung jawab kepada pemerintah
maupun rakyat untuk lebih berperan serta dalam pembangunan di bidang
kesehatan.
Pemerintah merasa perlu untuk mengembangkan sistem kesehatan
nasional yang terpadu, yang dapat mendorong partisipasi masyarakat termasuk
swasta. Dalam jaringan pelayanan kesehatan tersebut, rumah sakit termasuk salah
satu sarana yang dapat menunjang pembangunan kesehatan.
Titik berat kegiatan dalam industri jasa rumah sakit adalah pelayanan
kesehatan atau penyembuhan secara medis, baik itu dalam bentuk rawat inap
maupun rawat jalan. Setiap pasien yang membutuhkan jasa layanan kesehatan
pastilah menginginkan layanan kesehatan yang bermutu yang dapat memberikan
jaminan akan adanya kesembuhan bagi pasien tersebut. Jasa layanan kesehatan

2

yang bermutu yang diharapkan oleh para pasien adalah pemberian resep obatobatan yang murah tapi manjur, pemberian diagnosis penyakit yang tepat,
kesigapan dokter untuk menangani pasien gawat darurat, dokter jaga 24 jam,
proses administrasi pasien yang tidak berbelit-belit, dan berbagai hal lain yang
berhubungan dengan proses pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Pemerintah melakukan pembangunan kesehatan yang diarahkan, terutama
untuk mempertinggi derajat kesehatan masyarakat dalam rangka peningkatan
kualitas dan taraf hidup, serta kesejahteraan dan kecerdasan rakyat pada
umumnya. Hal tersebut terbukti dengan adanya UU No. 23 tahun 1992 tentang
Pokok-Pokok Kesehatan bab 1 pasal 1. Pemerintah dengan tegas menyatakan
bahwa setiap warga negara berhak memperoleh derajat kesehatan yang setinggitingginya. Undang-undang ini memberikan tanggung jawab kepada pemerintah
maupun rakyat untuk lebih berperan serta dalam pembangunan di bidang
kesehatan.
Pemerintah merasa perlu untuk mengembangkan sistem kesehatan
nasional yang terpadu, yang dapat mendorong partisipasi masyarakat termasuk
swasta. Dalam jaringan pelayanan kesehatan tersebut, rumah sakit termasuk salah
satu sarana yang dapat menunjang pembangunan kesehatan.
Rumah sakit sebagai salah satu lembaga sosial yang bergerak di bidang
kesehatan, mempunyai tujuan memberikan pelayanan kepada masyarakat guna
mencapai keselarasan medis dalam bentuk pemeriksaan, perawatan, pengobatan,
serta tindakan medis dan diagnosis lain yang dibutuhkan oleh setiap pasien, dalam
batas kemampuan teknologi dan sarana yang dimiliki oleh rumah sakit yang

3

bersangkutan. Dalam memberikan pelayanannya, rumah sakit dituntut untuk
memberikan mutu pelayanan yang terbaik.
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan tersebut, maka perlu adanya
pengendalian internal terhadap kinerja manajemen rumah sakit. Pengendalian
tersebut dilakukan oleh para pemimpin yang bertanggung jawab untuk operasi,
dan para pemimpin tersebut hanya dapat mencapai tujuannya dengan mendasari
diri pada laporan, analisis, rekomendasi, saran serta mekanisme dan pengendalian.
Salah satu rumah sakit yang berperan dalam kegiatan pembangunan
kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah adalah Rumah Sakit Bayukarta.
Rumah Sakit Bayukarta merupakan rumah sakit swasta yang ditujukan untuk
membantu masyarakat agar bisa memperoleh pelayanan kesehatan, penyembuhan
serta pemulihan penderita penyakit.
Rumah Sakit Bayukarta memperoleh sumber dana untuk kegiatan
operasionalnya yang berasal dari yayasan. Oleh karena itu dalam mengelola dana
tersebut, rumah sakit perlu membuat suatu perencanaan dan pengendalian agar
kegiatan rumah sakit berjalan dengan semestinya.
Berdasarkan uraian dan latar belakang yang dikemukakan di atas, penulis
tertarik untuk melakukan penelitian guna menyusun skripsi dengan judul:
“Peranan Pengendalian Pembelian Barang Logistik Dalam Menunjang
Efisiensi Penyediaan Barang Logistik Rumah Sakit Bayukarta.”

4

1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian yang menjadi latar belakang penelitian, dapat
diidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana efektivitas pengendalian pembelian barang logistik pada Rumah
Sakit Bayukarta?
2. Apakah pengendalian pembelian barang logistik berperan dalam menunjang
efektivitas pengendalian pembelian barang logistik pada Rumah Sakit
Bayukarta?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Dengan memperhatikan masalah yang telah diuraikan di atas, maksud dan
tujuan penelitian ini adalah:
1. Bagaimana efektivitas pengendalian pembelian barang logistik pada Rumah
Sakit Bayukarta?
2. Apakah pengendalian pembelian barang logistik berperan dalam menunjang
efektivitas pengendalian pembelian barang logistik pada Rumah Sakit
Bayukarta?

1.4 Kegunaan Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat:
1. Bagi penulis, untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan melalui
kaji banding antara teori-teori yang diperoleh dalam perkuliahan

5

maupun dari buku-buku literatur dengan penerapannya dalam praktek,
terutama tentang peranan pengendalian pembelian barang logistik.
2. Bagi pihak rumah sakit, untuk dapat memberikan masukan dan saran
yang dapat dijadikan sumbangan pemikiran untuk pengendalian
pembelian barang logistik dalam menunjang efisiensi penyediaan
barang logistik.
3. Bagi pihak-pihak lain, sebagai bahan referensi dan tambahan informasi
yang diperlukan untuk pengembangan pengetahuan lebih lanjut
mengenai peranan pengendalian pembelian barang logistik dalam
menunjang efisiensi penyediaan barang logistik.

1.5 Rerangka Penelitian
Layanan kesehatan merupakan salah satu hal yang sangat penting yang
tidak bisa lepas di dalam kehidupan masyarakat. Siapapun pasti pada suatu saat
akan mengalami masalah kesehatan, dan dengan masalah kesehatan yang
dialaminya itu tentunya membutuhkan suatu cara penyembuhan, yaitu dengan
cara pergi ke tempat layanan kesehatan untuk mendapatkan diagnosis penyakit
dan layanan medis dari sang ahli.
Walaupun rumah sakit merupakan badan usaha nirlaba, namun rumah
sakit juga berupaya untuk memperoleh keuntungan walaupun keuntungan
bukanlah tujuan utama kegiatan mereka. Tujuan utama dari kegiatan rumah sakit
adalah memberikan jasa layanan kesehatan yang memuaskan, bermutu serta
berkualitas bagi para pemakai jasa layanannya. Sama seperti halnya perusahaan,

6

baik yang bergerak di bidang manufaktur atau jasa. Mereka dituntut untuk dapat
meningkatkan kualitas produk atau jasa yang dihasilkannya sehingga dapat
memuaskan konsumennya.
Pada rumah sakit yang berukuran besar, volume pekerjaan sangat banyak
dan interaktif antar manusia di dalamnya semakin kompleks, perlu sekali adanya
suatu perencanaan dan koordinasi yang baik serta alat pengendalian yang
memadai. Demikian juga bagi rumah sakit besar seperti Rumah Sakit Bayukarta.
Dengan operasional rumah sakit yang besar, kelangsungan operasional rumah
sakit merupakan salah satu faktor yang dapat mendukung keberhasilan rumah
sakit.
Operasional rumah sakit memerlukan biaya yang tidak sedikit sehingga
dibutuhkan perencanaan dan pengendalian, khususnya terhadap pembelian barang
logistik. Hal ini menyebabkan kegiatan pembelian perlu mendapat pengendalian
intern yang memadai. Pengendalian intern terdiri dari kebijakan dan prosedur
yang dirancang untuk memberi keyakinan yang memadai kepada manajemen
bahwa sasaran dan tujuan runah sakit dapat tercapai.
Campbell dan Wilson (1996:429) menyatakan: “Pengelolaan yang baik
tidak selalu mensyaratkan penyelenggaraan tingkat sediaan yang rendah. Semua
faktor harus dipertimbangkan dan diseimbangkan secara wajar. Harus
dikembangkan tingkat sediaan yang optimum, dengan memperhatikan semua
kebutuhan untuk produksi, penjadwalan, biaya, dan keinginan pelanggan.”

7

Berdasarkan uraian di atas, penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut:
“Jika pengendalian pembelian barang logistik dilaksanakan secara memadai maka
dapat berperan dalam menunjang efisiensi penyediaan barang logistik.”

1.6 Metodologi Penelitian
Metode yang digunakan oleh penulis dalam melakukan penelitian ini
adalah melalui pendekatan studi kasus, yaitu suatu pendekatan yang bertujuan
mempertahankan keutuhan suatu objek. Artinya data yang dikumpulkan dalam
rerangka studi kasus dipelajari sebagai keseluruhan yang terintegrasi. Selain itu
juga digunakan metode deskriptif, yaitu metode yang digunakan dengan cara
mengumpulkan, menyusun, mengklasifikasi, menganalisis data dan kemudian
menyimpulkannya sehingga dapat memberikan gambaran yang cukup jelas atas
objek yang diteliti, untuk kemudian dapat disimpulkan dan dibuat saran.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis guna mendapatkan
data yang relevan dengan permasalahan yang diteliti adalah:
1. Penelitian lapangan (Field Research), yaitu suatu studi dengan mengadakan
peninjauan langsung pada rumah sakit yang menjadi objek penelitian untuk
mengolah data primer, khususnya untuk melihat kenyataan sebenarnya
mengenai objek dari masalah yang diteliti. Data primer ini diperoleh penulis
dengan cara:
a. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab
dengan pihak-pihak terkait yang ada di rumah sakit.

8

b. Observasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan mengamati secara
langsung ke lokasi yang menjadi objek penelitian.
c. Kuesioner, yaitu suatu lembar isian yang di dalamnya berisi pertanyaan
tertulis yang ditujukan kepada pihak yang berkaitan dengan objek
penelitian.
2. Penelitian kepustakaan (Library Research), yaitu teknik pengumpulan data
untuk memperoleh data sekunder sebagai pendukung data primer yang
diperoleh penulis dari literatur-literatur yang relevan dengan topik
permasalahan serta catatan-catatan perkuliahan yang diperoleh penulis. Tujuan
pengumpulan data sekunder ini adalah sebagai landasan teoritis untuk
membandingkan teori yang diperoleh dengan kenyataan yang ditemukan
secara langsung di lapangan sebagai objek penelitian penulis.

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penulis melakukan penelitian di Rumah Sakit Bayukarta Karawang.
Penelitian yang dilakukan penulis mulai dari Juni 2006 sampai dengan September
2006.

75

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan pada
Rumah Sakit Bayukarta Kota Karawang, dapat disimpulkan :
1. Penyusunan pengendalian pembelian yang dilakukan oleh Rumah
Sakit Bayukarta Kota Karawang telah cukup efisien, hal ini dapat
dilihat dari :
a. Adanya organisasi yang sehat
Rumah Sakit Bayukarta Kota Karawang mempunyai organisasi
yang

sehat

karena

dalam

struktur

organisasinya

terdapat

pembagian wewenang dan tanggung jawab yang jelas dan tegas.
b. Adanya penelitian dan analisis
Anggaran yang disusun oleh Rumah Sakit Bayukarta Kota
Karawang dijadikan sebagai dasar tindakan dalam penelitian,
penelahaan, dan riset yang dilakukan rumah sakit.
c. Adanya dukungan dari pelaksana
Pengendalian pembelian yang disusun oleh Rumah Sakit Kota
Bayukarta mendapatkan dukungan aktif dari para pelaksana dari
tingkat atas maupun tingkat bawah.

76

d. Adanya evaluasi dengan cara membandingkan realisasi dengan
kebijakan dan prosedur pembelian serta mengadakan tindakan
perbaikan untuk periode berikutnya
2. Pembelian pada Rumah Sakit Bayukarta Kota Karawang telah
dikendalikan secara efisien yang didukung oleh hal-hal dibawah ini :
a. Rumah Sakit Bayukarta Kota Karawang selalu membandingkan
kiebijakan dan prosedur pembelian dengan realisasi pembelian.
b. Rumah Sakit Bayukarta Kota Karawang menyiapkan laporan
kinerja yang berisi realisasi pembelian, kebijakan dan prosedur
pembelian, sehingga dapat digunakan untuk mengetahui apakah
penyimpangan yang terjadi berada di atas atau di bawah hasil yang
direncanakan.
c. Rumah Sakit Bayukarta Kota Karawang telah melakukan analisis
penyimpangan

untuk

mengetahui

penyebab

terjadinya

penyimpangan.
d. Rumah Sakit Bayukarta Kota Karawang selalu memberikan
rekomendasi perbaikan terhadap penyimpangan yang terjadi
dengan mengacu pada kemampuan rumah sakit agar kekurangan
yang ada dapat segera diantisipasi.
e. Adanya tindak lanjut atas pengendalian untuk menilai efisien dari
tindakan koreksi yang diterapkan.

77

5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan simpulan yang telah
diuraikan, penulis memberikan saran yang mungkin bermanfaat sebagai masukan
atau perbaikan yang akan dilakukan oleh semua pihak rumah sakit, yaitu :
1. Rumah Sakit Bayukarta Kota Karawang sebaiknya menggabungkan
kebijakan dan prosedur pembelian yang digunakan untuk barang atau
obat dan gas medis, sehingga dapat mengurangi tingkat kesalahan yang
terjadi.
2. Rumah Sakit Bayukarta Kota Karawang sebaiknya memberikan sanksi
yang tegas bagi unit atau pihak yang melakukan kecurangan.

DAFTAR PUSTAKA

Wilson, James D., John Campbell, 1994, Controllership: Tugas Akuntan Manajemen,
Edisi ketiga, Alih Bahasa: Tjin-tjin Fenix Tjendra, Jakarta: Erlangga.
Wilson, James D., John Campbell, John B, 1996, Controllership: Tugas Akuntan
Manajemen, Alih Bahasa: Gunawan Hutauruk, Jakarta: Erlangga.
Komaruddin, 1994, Ensiklopedia Manajemen, Edisi kedua, Jakarta: Bumi Aksara.
Champion, Dean J., 1981, Basic Statistic For Social Research, Second Edition, New
York: Mc. Millan Publishing Co.