Pengelolaan Wilayah Pesisir Teluk Kiluan, Kabupaten Tanggamus Melalui Pengembangan Ekowisata.

KILUAN BAY COASTAL REGION MANAGEMENT,
AT TANGGAMUS REGENCY, THROUGH ECOTOURISM DEVELOPMENT

ABSTRACT

Coastal region is an area that important but vulnerable of disturbances,
easy changed both in temporal and spatial scales. Kiluan bay coastal resources
that are limited in quality and vulnerable, should be used for non-extractive
economic activities or extractive activities that are environmentally friendly. One
non-extractive activities that are currently growing in the Kiluan bay is ecotourism.
Sustainable tourism could realized through planning tourism development in
harmony with the characteristics and conditions of the region. Therefore, the
information need to be explored about the potential of existing resources, an
overview of the capacity of the area, viewed from the aspect of physical carrying
capacity, supporting facilities availability, public perception and visitors
satisfaction. Based on that information, could be arranged tourism development
strategy that is appropriate for managing the Kiluan coastal region.
This study use a combination of qualitative and quantitative methods.
Qualitative methods used to obtain information and analyze the potential of
tourism in the Kiluan bay and feasibility for the development of ecotourism.
Quantitative methods used in determining the physical carrying capacity, public

perception surveys, and visitor satisfaction surveys. Data was collected through
field observation, guided interviews, questionnaires, documentation and literature
study.
Kiluan bay coastal resources that could be developed for ecotourism
activities are the uniqueness of dolphins, coral reefs, mangrove forests, coastal
tourism and cultural potential. The presence of dolphin population become main
attraction because it has the advantage from biological diversity and uniqueness.
Physical carrying capacity for tourism activities at Kiluan bay coast reach 3.600
people per day. Based on the social aspects, that are community acceptance and
satisfaction visitors, support the development of ecotourism in the Kiluan bay. But
the topography of the area which is dominated by hills areas and the availability
of supporting infrastructure becomes a limiting factor in the tourism development.
Based on this conditions the management required to implement the integrated
management concept, flexible and sustainable. Strategic priorities that need to
implementation are developing community-based ecotourism, increasing the
carrying capacity of the region through infrastructure development which
appropriate with the needs and site conditions as well as the strengthen of
human resources Kiluan Bay community to be more self-reliant in the
development area.
Key words: coastal management, ecotourism, dolphins watching.


iv

PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR TELUK KILUAN,
KABUPATEN TANGGAMUS, MELALUI PENGEMBANGAN EKOWISATA

ABSTRAK

Wilayah pesisir merupakan wilayah yang penting tetapi rentan
(vulnerable) terhadap gangguan, mudah berubah baik dalam skala temporal
maupun spasial. Sumber daya pesisir Teluk Kiluan yang secara kualitas terbatas
dan rentan terhadap kerusakan sebaiknya dimanfaatkan untuk kegiatan ekonomi
non ekstraktif atau kegiatan ekstraktif yang ramah lingkungan. Salah satu
kegiatan non ekstraktif yang saat ini berkembang di kawasan Teluk Kiluan adalah
kegiatan ekowisata. Wisata yang berkelanjutan diwujudkan melalui perencanaan
pengembangan wisata yang sesuai dengan karakteristik dan kondisi kawasan
tersebut. Oleh karena itu, perlu dikumpulkan informasi secara menyeluruh
tentang potensi sumber daya yang ada dan gambaran umum daya dukung
kawasan terhadap pengembangan ekowisata ditinjau dari aspek daya dukung
fisik, fasilitas penunjang yang tersedia, sikap masyarakat dan kepuasan

pengunjung. Berdasarkan informasi tersebut kemudian disusun strategi
pengembangan ekowisata mengelola kawasan pesisir Teluk Kiluan.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif. Metode
kualitatif digunakan untuk memperoleh informasi dan menganalis potensi wisata
di Kawasan Teluk Kiluan dan kelayakan bagi pengembangan ekowisata. Metode
kuantitatif digunakan dalam penentuan daya dukung fisik, survei persepsi
masyarakat dengan responden penduduk Pekon (desa) Kiluan Negeri dan survei
kepuasaan pengunjung. Pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan
langsung di lapangan, wawancara berpedoman, kuesioner, dokumentasi dan
studi kepustakaan.
Sumberdaya pesisir Teluk Kiluan yang dapat dikembangkan untuk
kegiatan ekowisata meliputi keunikan fauna lumba-lumba, terumbu karang, hutan
mangrove, wisata pantai dan potensi adat istiadat/kebudayaan. Keberadaan
populasi lumba-lumba menjadi atraksi utama karena mempunyai keunggulan dari
aspek keanekaragaman hayati dan keunikannya. Daya dukung fisik kawasan
Teluk Kiluan untuk kegiatan wisata pantai mencapai 3.600 orang per hari. Aspek
sosial berdasarkan penerimaan masyarakat dan kepuasaan pengunjung juga
mendukung pengembangan ekowisata di Teluk Kiluan. Namun topografi
kawasan yang didominasi oleh areal perbukitan dan ketersediaan sarana
penunjang menjadi faktor pembatas dalam pengembangan wisata di Teluk

Kiluan. Berdasarkan kondisi tersebut diperlukan pola pengelolaan yang
menerapkan konsep pengelolaan terpadu, fleksibel dan berkelanjutan. Prioritas
strategi yang dilaksanakan yaitu mengembangkan ekowisata berbasis
masyarakat, meningkatkan daya dukung kawasan melalui pembangunan sarana
dan prasarana sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lokasi serta memperkuat
SDM masyarakat Teluk Kiluan agar lebih mandiri dalam pengembangan
daerahnya.
Kata kunci: Pengelolaan pesisir, ekowisata, pengamatan lumba-lumba.

v