PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SAVI (SOMATIS, AUDITORI, VISUAL DAN INTELEKTUAL) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ARANSEMEN LAGU DAERAH SISWA KELAS X SMA SWASTA KATOLIK BUDI MURNI 3 MEDAN.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SAVI (SOMATIS, AUDITORI,
VISUAL DAN INTELEKTUAL) DALAM MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR ARANSEMEN LAGU DAERAH SISWA KELAS X
SMA SWASTA KATOLIK BUDI MURNI 3 MEDAN

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

LASRI SITANGGANG
209142028

JURUSAN SENDRATASIK
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2014

KATA PENGANTAR


Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa, yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat
waktu. Skripsi ini merupakan karya ilmiah yang harus diselesaikan sebagai syarat
untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di Fakultas Bahasa dan Seni Unimed.
Disamping persyaratan akademis, adalah juga ungkapan tanggung jawab penulis
sebagai seorang akademisi, melalui usaha penelitian ilmiah yang diharapkan
bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
Apa yang penulis lakukan ini mungkin belum mencapai hasil yang
maksimal, untuk itu saran dan masukan yang konstruktif dari pembaca sangat
diharapkan. Semoga skripsi ini bisa memberikan kontribusi terhadap khasanah
pengetahuan, dan semoga penelitian ini membantu terhadap kegiatan penelitianpenelitian relevan selanjutnya.
Banyak sudah dukungan dan bantuan yang penulis dapatkan dalam
menyelesaikan skripsi ini. Tanpa bantuan, dukungan, dan kemudahan- kemudahan
yang diperoleh, sulit kiranya penulis menyelesaikan tugas ini. Untuk itu, rasa
hormat dan ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada:
1. Bapak Prof.Dr.H.Ibnu Hajar,M.Si., selaku rektor UNIMED.
2. Ibu Dr.Isda Pramuniati, M.Hum., selaku Dekan Fakltas Bahasa dan
Seni Universitas Negeri Medan.

ii


3. Ibu Dra. Tuti Rahayu, M.Si., selaku Ketua Jurusan Seni Drama, Tari
dan Musik dan Bapak Panji Suroso S.Pd, M.Si., selaku Ketua Prodi
Pendidikan Seni Musik.
4. Ibu Dra. Theodora Sinaga M.Pd., selaku dosen pembimbing skripsi 1
yang telah banyak memberikan masukan, arahan dan selalu sabar
membimbing penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
baik.
5. Ibu Uyuni Widiastuty M.Pd., selaku dosen pembimbing skripsi 2 yang
telah banyak memberikan masukan dan arahan dalam penyelesaian
skripsi ini.
6. Bapak Lamhot B. Sihombing,S.Pd, M.Pd., selaku dosen pembimbing
Akademik dan Bapak Ibu Dosen Program Studi Seni Musik.
7. Bapak kepala sekolah dan Guru SMA Katolik Budi Murni 3 Medan
yang telah banyak memberikan kemudahan dalam mengumpulkan data
penelitian.
8. Teristimewa kepada ayahanda T.Sitanggang dan Ibunda M.Sinurat
yang selama ini telah meberikan dukungan baik moril dan materil
kepada penulis sehingga akademik penulis bisa berjalan dengan baik.
9. Saudara- saudaraku, ito Jalamar Sitanggang yang telah banyak

memberikan dukungan baik moril dan materil kepada penulis, adekadekku Rejeki Sitanggang, Redina Sitanggang, Martipan Sitanggang,
dan Irvane Sitanggang.

iii

10. Terkhusus buat adekku Defriyanti Ziraluo yang selama ini telah
banyak memberikan motivasi dan dorongan kepada penulis
11. Rekan- rekan di UK-KMK St.Martinus Universitas Negeri Medan
12. Teman-teman di Gelora Choir
13. Teman-teman stambuk 2009 Jurusan Sendratasik
14. Teman seperjuangan saya Rosenta Girsang, Maria F.Sibarani, dan
Desman Ambarita yang selama penyusunan skripsi selalu mendukung
dan memberi semangat
15. Seluruh pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu
Semoga semua bantuan, dukungan, dan kemudahan-kemudahan yang
Bapak dan Ibu berikan menjadi amal dan mendapat balasan yang setimpal dari
Tuhan yang Maha Kuasa.

Medan, Januari 2014
Penulis


Lasri Sitanggang
209142028

iv

ABSTRAK
Lasri Sitanggang. NIM: 209142028. Penerapan Model Pembelajaran SAVI
(Somatis, Auditori, Visual, dan Intelektual) untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Aransemen Lagu Daerah Siswa Kelas X SMA Katolik Budi Murni 3
Medan. Skripsi. Program Studi Seni Musik. Jurusan Sendratasik. Fakultas
Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Medan. 2014.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa
dalam mengaransemen lagu daerah dengan menerapkan Model Pembelajaran
SAVI (Somatis, Auditori, Visual, dan Intelektual).
Adapun teori-teori yang digunakan untuk mendukung penelitian ini adalah
teori mengenai model pembelajaran yang di dalamnya mencakup penjelasan
mengenai model pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, dan Intelektual),
teori mengenai hasil belajar, teori mengenai unsur-unsur musik, teori aransemen,
dan teori mengenai lagu daerah.

Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Subjek di dalam penelitian ini adalah siswa kelas X-A SMA Katolik Budi Murni 3
Medan, dan objek penelitian adalah model pembelajaran SAVI (Somatis,
Auditori, Visual dan Intelektual). Teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah teknik pengumpulan data kuantitatif yaitu tes hasil belajar dan teknik
pengumpulan data kualitatif yaitu wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Penelitian ini menggunakan dua siklus. Pada siklus I terdiri dari tiga
pertemuan dan siklus II terdiri dari dua pertemuan. Teknik pengumpulan data
yang digunakan adalah data kuantitatif dan data kualitatif yaitu wawancara,
observasi dan dokumentasi. Berdasarkan hasil nilai yang diperoleh, nilai siswa
meningkat dari tes pertama hingga tes ketiga. Pada tes awal, nilai rata-rata siswa
adalah 57,08 (25%). Pada tes siklus I, nilai rata-rata siswa adalah 68,12 (54,2%)
dan pada tes siklus II, nilai rata-rata siswa adalah 77,5 (87,5%). Berdasarkan data
tersebut, dapat disimpulkan bahwa model Pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori,
Visual, dan Intelektual) dapat meningkatkan hasil belajar aransemen lagu daerah
siswa SMA Katolik Budi Murni 3 Medan.

i

DAFTAR TABEL


Tabel 3.1. Lembar Observasi ........................................................................... 42
Tabel 4.1. Rincian Waktu Penelitian................................................................. 49
Tabel 4.2. Perolehan Nilai Siswa Pada Pre-Test............................................... 51
Tabel 4.3. Perolehan Nilai Siswa Pada Post Test I ........................................... 55
Tabel 4.4. Perolehan Nilai Siswa Pada Post Test II ......................................... 60
Tabel 4.5. Perolehan Nilai Siswa ..................................................................... 64

ix

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang produktif.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana yang dilakukan dalam proses belajar
mengajar agar peserta didik dapat secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, ahlak manusia serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.

Proses belajar mengajar pada dasarnya merupakan inti dari proses
pendidikan secara keseluruhan. Kelancaran proses pendidikan ditunjang oleh
komponen pendidikan yang terdiri dari peserta didik, tenaga pendidik, kurikulum,
sarana pembelajaran dan model pembelajaran yang digunakan guru dalam proses
belajar

mengajar.

mengharuskan

Perkembangan

yang

pesat

dalam

dunia


pendidikan

guru untuk berpikir mempertimbangkan bagaimana

cara

meningkatkan kemampuan siswa tingkat demi tingkat hingga tahap maksimal
dengan usaha yang efektif dan efisien. Proses belajar mengajar yang kondusif dari
segi ruang dan waktu sangat diperlukan bagi siswa untuk memiliki suatu
keterampilan kecakapan dan pemahaman terhadap berbagai macam ilmu
pengetahuan yang diajarkan oleh guru termasuk bidang seni budaya.
Lembaga pendidikan formal merupakan sub sistem pendidikan nasional
yang mempunyai peranan penting dalam pengembangan sumber daya manusia

1

2

untuk modal utama bagi pembangunan nasional. Untuk itu diperlukan upaya
meningkatkan kualitas pendidikan yang harus dilakukan oleh guru terhadap semua

mata pelajaran termasuk mata pelajaran seni musik.
Secara konseptual , pelajaran seni musik sangat besar peranannya bagi
proses perkembangan anak. Konsep pendidikan melalui seni juga seharusnya
menjadi alat untuk mencapai tujuan pendidikan dan bukannya untuk kepentingan
seni itu sendiri. Maka melalui pendidikan dan melalui seni tercapailah tujuan
pendidikan yaitu keseimbangan rasional dan emosional , intelektual dan kesadaran
estetis.
Merujuk pada konsep pendidikan melalui seni, maka pelaksanaannya lebih
ditekankan pada proses pembelajaran dari pada produk. Pembelajaran pada
hakikatnya merupakan suatu proses interaksi antara guru dengan siswa, baik
interaksi secara langsung seperti kegiatan tatap muka maupun secara tidak
langsung, yaitu dengan menggunakan berbagai media pembelajaran.
Dengan penekanan pada proses pembelajaran, maka sasaran belajar
pendidikan seni tidak hanya mengharapkan siswa pandai menyanyi , pandai
memainkan alat musik, pandai menggambar dan terampil menari, melainkan
sekaligus

sebagai

sarana


ekspresi,

imajinasi

dan

berkreativitas

untuk

menumbuhkan keseimbangan rasional dan emosional ,intelektual dan kesadaran
estetis.
Kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai
pola pembelajaran. Kekurangan kemampuan guru dalam hal pendidikan seni

3

dapat ditutupi dengan penggunaan berbagai media pembelajaran yang memadai,
penggunaan metode atau model pembelajaran yang menarik.

Seorang guru sebelum melakukan kegiatan pembelajaran terlebih dahulu
membuat desain / perencanaan pembelajaran . Dalam mengembangkan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), seorang guru harus menggunakan model
pembelajaran yang dianggap cocok untuk dikembangkan dan sesuai dengan gaya
belajar siswa.
Berdasarkan pengalaman peneliti ketika melakukan Praktek Pengalaman
Lapangan (PPL) di SMA St. Petrus Sidikalang, banyak dijumpai siswa yang
mempunyai nilai rendah dalam mata pelajaran Seni Musik terutama pada pokok
bahasan aransemen lagu daerah. Hasil belajar yang dicapai belum memuaskan,
mengingat masih banyak siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM (Kriteria
Kelulusan Minimal) yaitu nilai 70. Hal ini terjadi karena siswa tidak tertarik
dengan lagu- lagu daerah dan kurang mengerti apa itu aransemen. Selain itu,
kegiatan belajar hanya berpusat pada guru (teacher centre) sehingga siswa hanya
memiliki sedikit kesempatan untuk aktif di dalam kelas. Dalam hal ini,model
pembelajaran yang diterapkan guru tersebut tidak sesuai dengan kebutuhan siswa.
Ada banyak model pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses
belajar mengajar untuk meningkatkan kualitas belajar siswa. Salah satu
diantaranya yaitu model pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual
Intelektual). Dave Meire (2002:91) mengemukakan bahwa, “model pembelajaran
SAVI merupakan singkatan dari Somatis, Auditori, Visual dan Intektual.” SAVI
terbagi atas empat karakteristik, pertama Somatis, berasal dari bahasa Yunani

4

yaitu tubuh – soma. Jika dikaitkan dengan belajar maka dapat diartikan belajar
dengan

bergerak

dan

berbuat.

Sehingga

pembelajaran

somatis

adalah

pembelajaran yang memanfaatkan dan melibatkan tubuh (indera peraba,
kinestetik, melibatkan fisik dan menggerakkan tubuh sewaktu kegiatan
pembelajaran berlangsung). Auditori, belajar dengan berbicara dan mendengar.
Pikiran kita lebih kuat daripada yang kita sadari, telinga kita terus menerus
menangkap dan menyimpan informasi bahkan tanpa kita sadari. Ketika kita
membuat suara sendiri dengan berbicara beberapa area penting di otak kita
menjadi aktif. Hal ini dapat diartikan dalam pembelajaran siswa hendaknya
mengajak siswa membicarakan apa yang sedang mereka pelajari, menerjemahkan
pengalaman siswa dengan suara. Mengajak mereka berbicara saat memecahkan
masalah, membuat model, mengumpulkan informasi, membuat rencana kerja,
menguasai keterampilan, membuat tinjauan pengalaman belajar, atau menciptakan
makna-makna pribadi bagi diri mereka sendiri. Visual, belajar dengan mengamati
dan menggambarkan. Dalam otak kita terdapat lebih banyak perangkat untuk
memproses informasi visual daripada semua indera yang lain. Setiap siswa yang
menggunakan visualnya lebih mudah belajar jika dapat melihat apa yang sedang
dibicarakan seorang penceramah atau sebuah buku atau program komputer.
Secara khususnya pembelajar visual akan memahami materi dengan baik jika
mereka dapat melihat contoh dari dunia nyata, diagram, peta gagasan, ikon dan
sebagainya ketika belajar. Intektual, belajar dengan memecahkan masalah dan
merenung. Tindakan pembelajar yang melakukan sesuatu dengan pikiran mereka
secara internal ketika menggunakan kecerdasan untuk merenungkan suatu

5

pengalaman dan menciptakan hubungan, makna, rencana, dan nilai dari
pengalaman tersebut. Hal ini diperkuat dengan makna intelektual adalah bagian
diri yang merenung, mencipta, dan memecahkan masalah. Pada umumnya
pembelajaran Seni Musik di sekolah masih secara konvensional. Guru lebih
banyak menjelaskan sedangkan siswa hanya diberi sedikit waktu untuk berkreasi
dalam materi tersebut sehingga banyak siswa yang kurang mengerti tentang
materi yang disampaikan oleh guru. . Hal ini berdampak buruk bagi kualitas
belajar siswa bahkan terhadap nilai siswa. Oleh karena itu, metode pembelajaran
seperti ini kurang sesuai dengan proses belajar mengajar, khususnya untuk mata
pelajaran Seni Musik. Hal ini dikarenakan dalam pelajaran Seni Musik siswa
dituntut lebih aktif dan lebih kreatif di dalam kelas. Misalnya, dalam materi
aransemen lagu daerah. Guru menjelaskan materi dan langkah-langkah dalam
mengaransemen lagu daerah, tetapi selanjutnya siswa yang lebih aktif di dalam
kelas serta berkreasi sendiri dalam mengaransemen lagu daerah tersebut.
Dalam silabus SMA kelas X terdapat pokok bahasan aransemen lagu
daerah. Pada kegiatan pembelajaran di kelas, aransemen kurang bisa dimengerti
siswa, hal ini disebabkan oleh berbagai hal baik faktor internal maupun faktor
eksternal. Misalnya, siswa tidak memilki ketertarikan dengan materi tersebut
sehingga siswa kurang mengerti dengan penjelasan yang telah disampaikan oleh
guru. Kemudian, guru tidak menyesuaikan cara menyampaikan materi dengan
kebutuhan siswa sehingga hal ini berdampak buruk terhadap hasil belajar siswa.
Aransemen berasal dari bahasa Belanda arrangement yang artinya
penyesuaian komposisi musik dengan jenis suara penyanyi atau instrumen musik

6

yang didasarkan atas sebuah komposisi yang telah ada sehingga esensi musiknya
tidak berubah.
Berdasarkan penjelasan tersebut, peneliti dapat menyimpulkan bahwa
aransemen dapat diartikan sebagai usaha menggubah lagu, yang terdiri dari
susunan melodi dan syair/ lirik asli menjadi suatu karya musik yang utuh dengan
cara menambahkan unsur-unsur iringan alat musik di dalamnya baik iringan alat
musik ritmis, melodis dan harmonis, sehingga lagu yang sebelumnya hanya terdiri
dari susunan melodi dan syair menjadi lagu yang lengkap sehingga menjadi musik
yang indah untuk dinikmati. Aransemen lagu daerah berarti kegiatan menggubah
lagu daerah yang didasarkan pada komposisi yang telah ada sehingga esensi
musiknya tidak berubah.
Model pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori , Visual dan Intelektual)
sangat baik dan tepat dalam mengajarkan materi aransemen lagu daerah. Hal ini
dikarenakan model pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori , Visual dan
Intelektual) dapat memenuhi kebutuhan gaya belajar siswa yang tidak hanya
mendengarkan penjelasan dari guru, melainkan juga dapat melihat langsung
contoh konkret penjelasan guru tersebut bahkan dapat ikut serta aktif di dalam
kelas. Dalam materi aransemen lagu daerah, guru tidak hanya menjelaskan
mengenai materi tersebut, tetapi juga memberikan contoh konkret lagu daerah
yang telah diaransemen sehingga siswa lebih mudah memahami penjelasan dari
guru dan dapat mengerjakan instruksi dari guru tersebut dalam mengaransemen
lagu daerah. Dengan model pembelajaran ini, maka nilai hasil belajar siswa bisa
meningkat sehingga kegagalan siswa dalam materi sebelumnya tidak akan

7

terulang kembali.

Ada tiga jenis gaya belajar berdasarkan modalitas yang

digunakan individu dalam memproses informasi menitikberatkan pada ketajaman
penglihatan.

Pertama,

gaya

belajar

visual

artinya

bukti-bukti

konkret

harusdiperlihatkan terlebih dahulu agar mereka paham. Gaya belajar seperti ini
mengandalkan penglihatan atau melihat dulu buktinya untuk kemudian bisa
mempercayainya. Dalam hal ini, guru tidak hanya menjelaskan materi, melainkan
juga memberikan contoh konkret lagu daerah yang telah diaransemen sehingga
siswa mampu memahami materi tersebut dengan mudah. Kedua, gaya belajar
auditori yaitu mengandalkan pada pendengaran untuk bisa memahami dan
mengingatnya. Karakteristik model belajar seperti ini benar-benar menempatkan
pendengaran sebagai alat utama menyerap informasi atau pengetahuan. Jadi, guru
juga harus menyanyikan atau memutar rekaman lagu daerah yang telah
diaransemen sehingga siswa tidak bingung mengenai penjelasan guru tersebut.
Ketiga, gaya belajar kinestetik yaitu mengharuskan individu yang bersangkutan
menyentuh sesuatu yang memberikan informasi tertentu agar ia bisa
mengingatnya. Untuk gaya belajar seperti ini, guru dituntut agar dapat membuat
siswa aktif di dalam kelas dalam berbuat, misalnya dalam memainkan alat musik
ataupun menyanyikan kembali lagu tersebut yang sebelumnya telah dinyanyikan
oleh guru sehingga siswa lebih mudah mengingat materi tersebut. Jika model
pembelajaran ini diterapkan, maka hasil belajar siswa dalam pelajaran Seni Musik
khususnya materi aransemen lagu daerah dapat meningkat.
Berdasarkan penjelasan di atas, model pembelajaran SAVI (Somatis,
Auditori, Visual dan Intelektual) menuntut siswa berperan aktif di dalam kelas.

8

Siswa tidak hanya duduk mendengarkan guru, tetapi juga terlibat langsung secara
fisik dalam pelajaran tersebut, misalnya siswa mempraktekkan apa yang telah
diperagakan guru. Selain itu, siswa juga dapat melihat dan mengamati langsung
kegiatan yang dilakukan di dalam kelas. Selanjutnya, siswa menggunakan
intelektualnya untuk memecahkan masalah yang disajikan oleh guru berdasarkan
kegiatan yang telah dilakukan sebelumnya.
Berdasarkan uraian di atas, ada beberapa permasalahan menarik
untuk diteliti yaitu bagaimana penerapan model pembelajaran SAVI (Somatis,
Auditori , Visual dan Intelektual) terhadap peningkatan hasil belajar siswa di
SMA Swasta Katolik Budi Murni 3 Medan. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk
meneliti Penerapan model pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual,
dan Intelektual) untuk meningkatkan hasil belajar aransemen lagu daerah
di kelas X SMA Swasta Katolik Budi Murni 3 Medan.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, maka penulis
mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana cara menerapkan model pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori,
Visual, dan Intelektual) dalam meningkatkan hasil belajar aransemen lagu
daerah siswa kelas X SMA Swasta Katolik Budi Murni 3 Medan dapat
dilaksanakan?
2. Apa kendala yang dihadapi peneliti dalam menerapkan model pembelajaran
SAVI (Somatis, Auditori, Visual, dan Intelektual)?

9

3. Apa kendala yang dihadapi siswa dalam mempelajari aransemen lagu daerah
dengan

menggunakan

model

pembelajaran

SAVI

(Somatis,

Auditori,Visual,danIntelektual)?
4. Bagaimana tanggapan peserta didik dengan penerapan model pembelajaran
SAVI (Somatis, Auditori, Visual, dan Intelektual)?
5. Apakah para siswa dapat memahami kegunaan model pembelajaran SAVI
(Somatis, Auditori , Visual dan Intelektual) dalam meningkatkan hasil belajar
aransemen lagu daerah?
6. Bagaimanakah hasil belajar aransemen lagu daerah dengan penerapan model
pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori , Visual dan Intelektual) di kelas X
SMA Swasta Katolik Budi Murni 3 Medan?
C. Batasan Masalah
Agar dalam mengadakan penelitian dapat lebih efektif dan efisien, maka
perlu adanya pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah yang dikaji
dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana penerapan model pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual,
dan Intelektual) dalam meningkatkan hasil belajar aransemen lagu daerah
siswa kelas X SMA Swasta Katolik Budi Murni 3 Medan dapat terlaksana?
2. Apakah para siswa dapat memahami kegunaan model pembelajaran SAVI
(Somatis, Auditori , Visual dan Intelektual) dalam meningkatkan hasil belajar
aransemen lagu daerah di kelas X SMA Swasta Katolik Budi Murni 3
Medan?

10

3. Apakah manfaat penerapan model pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori ,
Visual dan Intelektual).
4. Apakah kendala yang dihadapi melalui penerapan model pembelajaran SAVI
(Somatis, Auditori , Visual dan Intelektual).
5. Bagaimanakah hasil belajar aransemen lagu daerah dengan penerapan model
pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori , Visual dan Intelektual) di kelas X
SMA Swasta Katolik Budi Murni 3 Medan?
D. Rumusan Masalah
Sugiyono (2009:55) mengatakan bahwa, “ rumusan masalah itu merupakan
suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan
data.”Sesuai dengan pendapat dan pembatasan masalah di atas, maka yang
menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah dengan
menerapkan model pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, dan
Intelektual) dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi aransemen lagu
daerah kelas X SMA Swasta Katolik Budi Murni 3 Medan?
E. Tujuan Penelitian
Setiap aktivitas atau kegiatan yang dilakukan tentunya harus memiliki
tujuan yang hendak dicapai. Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui penerapan model pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori,
Visual, dan Intelektual) dalam meningkatkan hasil belajar aransemen lagu
daerah siswa kelas X SMA Swasta Katolik Budi Murni 3 Medan.
2. Untuk mengetahui apakah siswa dapat memahami kegunaan model
pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori , Visual dan Intelektual) dalam

11

meningkatkan hasil belajar aransemen lagu daerah di kelas X SMA Swasta
Katolik Budi Murni 3 Medan.
3. Untuk mengetahui manfaat melalui penerapan model pembelajaran SAVI
(Somatis, Auditori , Visual dan Intelektual).
4. Untuk mengetahui kendala yang terjadi melalui penerapan

model

pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori , Visual dan Intelektual).
5. Mengetahui peningkatan hasil belajar aransemen lagu daerah dengan
penerapan model pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori , Visual dan
Intelektual) di kelas X SMA Swasta Katolik Budi Murni 3 Medan.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:
1. Menambah wawasan dan pengetahuan penulis bahwa dengan menggunakan
metode pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual dan Intelektual) akan
dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Sebagai bahan perbandingan bagi peneliti yang akan melakukan penelitian
berikutnya dengan topik yang relevan dengan penelitian ini
3. Memberikan sumbangan pemikiran baik dalam usaha meningkatkan kualitas
pembelajaran di sekolah dan upaya meningkatkan hasil belajar siswa dan
meningkatkan keterampilan guru dalam menerapkan pendekatan SAVI
(Somatis, Auditori, Visual dan Intelektual) dalam kegiatan belajar mengajar.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dan penelitian tindakan kelas yang
dilakukan dengan metode SAVI (Somatis, Auditori,Visual dan Intelektual) dapat
disimpulkan yaitu :
1. Pembelajaran dengan metode SAVI (Somatis, Auditori,Visual dan
Intelektual) dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas X SMA
Swasta Katolik Budi Murni 3 Medan Tahun Ajaran 2013/2014.
2. Siswa kelas X SMA Swasta Katolik Budi Murni 3 Medan Tahun Ajaran
2013/2014 dapat memahami kegunaan Penerapan metode SAVI (Somatis,
Auditori,Visual dan Intelektual).
3. Nilai rata-rata pada saat pre test sebelum diberikan tindakan sebesar 57,08
dengan tindakan ketuntasan belajar 25%, pada siklus I nilai rata-rata kelas
68,12 meningkat dengan ketuntasan belajar 54,16% dan pada siklus II
nilai rata-rata kelas lebih meningkat lagi menjadi 77,5 dengan tingkat
ketuntasan belajar 87,5%.
4. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari tes hasil belajar
siklus I ke siklus II diperoleh peningkatan. Hasil tes belajar inilah yang
menunjukkan bahwa hasil belajar siswa menjadi meningkat artinya terjadi
ketuntasan belajar mulai dari 54,16% hingga meningkat menjadi 87,5%.

68

69

5. Dengan menggunakan model pembelajaran SAVI (Somatis,Auditori,
Visual dan Intelektual) terdapat peningkatan hasil belajar Seni Budaya
khususnya dalam materi Aransemen Lagu Daerah.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang diambil peneliti memberikan saran
sebagai berikut :
1. Hendak setiap guru menggunakan metode SAVI (Somatis, Auditori,
Visual

dan

Intelektual) terkhusus

untuk

materi

praktek

dalam

meningkatakan hasil belajar siswa.
2. Bagi penelitian yang lain yang dapat mengembangkan penelitian ini lebih
lanjut dapat menjadi pedoman dan agar kiranya dapat melakukan dengan
masalah yang lain.

DAFTAR PUSTAKA
Bailey, W. 2004. The Complete Marching
Philadelphia:University of Pennsylvania Press

Band

Resource

Manual.

Hirchhorn, Joel. 2001. The Complete Idiot’s Guide to Songwriting. USA: Alpha
Joyce, Bruce and Weil M. 1998. Models of Teaching. USA: Prentice/ Hall
International,Inc.
Latupeirissa, N. 2011. Jurnal Makna Nyanyian Rakyat di Maluku. Perpustakaan
Digital FMMI
Lydon, M. 2004. Songwriting Success. New York:Routledge
Meier, Dave. 2000. The Accelerated Learning Handbook. Rahmani Astuti. 2002.
Bandung: Kaifa
Meier, Dave. 2000. The Accelerated Learning Handbook.USA: McGraw-Hill
Compainies
Mettetal, Gwinn. 2003. Journal Essays on Teaching Excellence, Vol. 14, No. 7,
page 1
Priyadi, Slamet. 2013.Jurnal PTK Seni Musik. Jakarta
Rusman . 2010. Model – model Pembelajaran. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada
Takari,M. 2005. Jurnal Studi Banding antara Tangga Nada Diatonik dan
Pentatonik. Etnomusikologi Vol. I No. 1
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:
Kencana.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung. Alfabeta
Widodo, 2006. Jurnal Nuansa Laras Diatonik dalam Macapat Semarangan.
Harmonia Jurnal Pengetahuan dan Pengetahuan Seni. Vol. VII No. 1
http://simakfisika.blogspot.com/2012/12/model-pembelajaran-savi.html
15 Juni 2013.

diakses

https://mgmpseni.wordpress.com/materi-belajar/seni-musik/semester-1/kelasviii/aransemen-musik/ diakses 1 Juli 2013.

70

71

http://shandz280192.blogspot.com/2009/11/pengertian-aransemen.html diakses 3
Juli 2013
http://senibudayasmp32pwr.blogspot.com/2011/11/mengaransemen-lagu.html
diakses 3 Juli 2013
http://chanmusikstudio.blogspot.com/p/aranggement.html diakses 3 Juli 2013

Dokumen yang terkait

Pengaruh Teknik Membaca Total Gaya SAVI Terhadap Kemampuan Membaca Intensif Kelas III MIN 15 Bintaro Tahun Pelajaran 2014/2015

1 29 168

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SOMATIS AUDITORI VISUAL DAN INTELEKTUAL (SAVI) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD N 2 NOTOHARJO

1 7 71

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN EKSPERIMEN TERBIMBING BERBASIS SAVI ( Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN KERJASAMA SISWA

1 15 133

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAVI (SOMATIS, AUDIOTORI, VISUAL, INTELEKTUAL) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII DALAM PEMBELAJARAN LAGU DAERAH SETEMPAT DI SMP PARULIAN 2 MEDAN.

0 4 27

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN WORD SQUARE DAN SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, INTELEKTUAL (SAVI) TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SMA NURUL ISLAM INDONESIABARU MEDAN T.P. 2015/2016.

0 2 24

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SAVI (SOMATIS AUDITORI VISUAL INTELEKTUAL) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN Penerapan Model Pembelajaran Savi (Somatis Auditori Visual Intelektual) Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ipa Kelas Iii Sd Ne

0 2 13

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SAVI (SOMATIS AUDITORI VISUAL INTELEKTUAL) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN Penerapan Model Pembelajaran Savi (Somatis Auditori Visual Intelektual) Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ipa Kelas Iii Sd Ne

0 4 19

PENERAPAN PENDEKATAN SAVI (SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, Penerapan Pendekatan SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VIIA Pada Materi Kepadatan Populasi Dan Pencemaran Lingkungan MTs Al-Falah Margo

0 1 14

PENERAPAN PENDEKATAN SAVI (SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, Penerapan Pendekatan SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VIIA Pada Materi Kepadatan Populasi Dan Pencemaran Lingkungan MTs Al-Falah Margo

0 1 11

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN SAVI (SOMATIS AUDITORI VISUAL INTELEKTUAL) Peningkatan Hasil IPA Melalui Pendekatan Pembelajaran SAVI (Somatis Auditori Visual Intelektual) Pada Siswa Kelas V SD Muhammadiyah 2 Ka

0 1 16