PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN EKSPERIMEN TERBIMBING BERBASIS SAVI ( Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN KERJASAMA SISWA

(1)

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN EKSPERIMEN

TERBIMBING BERBASIS SAVI

( Somatis, Auditori, Visual,

Intelektual)

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN

KETERAMPILAN KERJASAMASISWA

skripsi

disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

oleh

Evin Zulfa Nur Syekha 4201409113

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2013


(2)

ii

TERBIMBING BERBASIS SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN KERJASAMA SISWA” telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian skripsi pada:

Hari: Tanggal:

Semarang,

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Prof. Drs.Nathan Hindarto, Ph.D Drs. M. Sukisno, M.Si.


(3)

iii

Pembelajaran Fisika dengan Eksperimen Terbimbing Berbasis SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Keterampilan Kerjasama Siswa

disusun oleh

Evin Zulfa Nur Syekha 4201409113

telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi FMIPA UNNES pada tanggal 10 September 2013.

Panitia

Ketua Sekretaris

Prof. Dr. Wiyanto, M.Si. Dr. Khumaedi, M.Si.

NIP. 19631012 198803 1 001 NIP. 19630610 198901 1 002 Ketua Penguji

Drs. Ngurah Made Darma Putra, M.Si., Ph.D NIP. 19670217 199203 1 002

Anggota Penguji/ Anggota Penguji/

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Prof. Drs.Nathan Hindarto, Ph.D Drs. M. Sukisno, M.Si.


(4)

iv

terbukti terdapat plagiat dalam skripsi ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Semarang, 4 September 2013

Evin Zulfa Nur Syekha 42014091113


(5)

v

“Segala sesuatu niatkanlah untuk mendapatkan Ridho Allah SWT “Ilmu pengetahuan itu buruan dan tulisan adalah talinya, ikatlah binatang

buruanmu dengan tali yang kuat”(Imam Syafi’i r. a)

“Jadilah orang yang selalu merasa hina dari pada orang lain. Karena sifat sombong akan muncul jika kita selalu merasa

lebih baik dari pada orang lain”(QS. Al Baqoroh)

Skripsi ini untuk :

Ibu dan Ayahku tercinta (Ibu Siti Rohani dan Bapak Abdul Rohman) terimakasih atas kasih sayang, pengorbanan dan doanya.

Adik-adikku tersayang, terimakasih atas dukungan, semangat dan doanya.

Eva, Lila, Difla, Rulin, terimakasih telah menjadi sahabat yang paling memahamiku.


(6)

vi

senantiasa tercurah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pembelajaran Fisika dengan Eksperimen Terbimbing Berbasis SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Keterampilan Kerjasama Siswa. Penyusunan skripsi bertujuan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana pendidikan pada program studi Pendidikan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. Penyelesaian skripsi tidak lepas dari bantuan berbagai pihak berupa saran, bimbingan, petunjuk dan bantuan dalam bentuk lain, maka penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M. Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang. 2. Prof. Dr. Wiyanto, M. Si., Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam Universitas Negeri Semarang.

3. Dr. Khumaedi, M.Si., Ketua Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang.

4. Isa Akhlis, S.Si. M.Si., selaku Dosen Wali.

5. Prof. Drs.Nathan Hindarto, Ph.D., Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan saran dalam penyusunan skripsi ini. 6. Drs. M. Sukisno, M.Si., Dosen Pembimbing II yang telah memberikan


(7)

vii izin penelitian.

9. Siti Anisah, S.Pd., guru IPA MTs Negeri Sulang, Rembang yang telah bersedia membimbing dan memberikan arahan serta menyediakan waktu dalam pelaksanaan penelitian.

10.Siswa kelas VIII 4 dan VIII 5 MTs Negeri Sulang Tahun Ajaran 2012/2013, yang telah bersedia menjadi subjek penelitian.

11.Keluarga Kos Bela Vista. Terimakasih atas semuanya. Kalian keluargaku disini.

12.Eva, Lila, Rulin, Difla, dan teman-teman seperjuangan pendidikan fisika angkatan 2009. Terima kasih atas persahabatan, dan bantuan yang diberikan. 13.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

memberikan semangat dan doa dari awal sampai akhir penulisan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis pada khususnya, lembaga, masyarakat, dan pembaca pada umumnya.

Semarang, 2013


(8)

viii ABSTRAK

Syekha, Evin Zulfa Nur.2013. Pembelajaran Fisika dengan Eksperimen Terbimbing berbasis SAVI untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Keterampilan Kerjasama Siswa. Skripsi, Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Utama Prof. Drs.Nathan Hindarto, Ph.D dan Pembimbing Pendamping Drs. M. Sukisno, M.Si. Kata Kunci : Eksperimen terbimbing, SAVI, Hasil Belajar , Keterampilan Kerjasama

Fisika sebagai sebagai suatu disiplin ilmu yang mengharuskan siswa memakai berbagai metode pemahamn dan untuk menterjemahkan kata demi kata, tabel, grafik, persamaan-persamaan, diagram, peta. Fisika membutuhkan kemmapuan menggunakan aljabar dan geometri. Hal ini membuat fisika terlihat sulit dipelajari sehingga minat siswa untuk mempelajari fisika menjadi rendah dan berefek pada hasil belajar siswa nantinya. Dalam penelitian ini pada eksperimen diterapkan pembelajaran dengan metode eksperimen terbimbing berbasis SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual). Sampel yang diambil adalah siswa MTs Negeri Sulang kelas VIII semester genap tahun ajaran 2012/2013. Desain penelitian yang digunakan adalah post test only control design . Metode eksperimen terbimbing berbasis SAVI pada kelas eksperimen dan kelas kontrol menerapkan pembelajaran dengan metode demonstrasi dan diskusi. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi, observasi, dan tes. Data yang diambil adalah hasil belajar kognitif, psikomotorik, dan keterampilan kerjasama siswa.Hasil belajar kognitif didapatkan melalui tes dan hasil belajar psikomotorik dan keterampilan kerjasama melalui lembar observasi.

Berdasarkan hasil analisis data penelitian yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen 75,18 dan kelas kontrol 61,96. Rata-rata hasil belajar psikomotrik siswa pada kelas eksperimen 70,14 % dan kelas kontrol 60,77%.. Untuk keterampilan kerjasama siswa pada kelas eksperimen 70,10% dan kelas kontrol 61,15%. Analisis Uji signifikansi

melalui uji t pihak kanan dengan α=5% menghasilkan thitung = 5,40 dan harga ttabel

= 2,00. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa penerapan metode eksperimen terbimbing berbasis SAVI dapat meningkatkan hasil belajar dan keterampilan kerjasama siswa. Hasil belajar dan keterampilan kerjasama dengan penerapan metode eksperimen terbimbing berbasis SAVI lebih baik daripada metode demonstrasi.


(9)

ix

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

PRAKATA ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB 1. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.5 Penegasan Istilah ... 5

1.6 Sistematika Penulisan Skripsi ... 8

2. TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1 Pembelajaran Fisika ... 9

2.1.1 Pengertian Pembelajaran... ... 9

2.1.2. Fisika... ... 10

2.2 Metode Eksperimen Terbimbing ... 11

2.3 SAVI ... 14

2.4 Hasil Belajar ... 20

2.5 Keterampilan Kerjasama Siswa ... 21


(10)

x

2.8 Hipotesis ... 29

3. METODE PENELITIAN ... 30

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 30

3.2 Populasi dan Sampel ... 30

3.2.1 Populasi... ... 30

3.2.2 Sampel... ... 30

3.3 Desain Penelitian ... 31

3.4 Variabel Penelitian ... 32

3.4.1 Variabel bebas ... 32

3.4.2 Variabel terikat... ... 32

3.5 Metode Pengumpulan Data ... 32

3.5.1 Metode dokumentasi... ... 32

3.5.2 Metode Tes... ... 33

3.5.3 Metode Observasi... ... 33

3.6 Prosedur Penelitian ... 33

3.6.1 Persiapan Penelitian ... 33

3.6.2 Pelaksanaan Penelitian ... 34

3.6.3 Evaluasi ... 34

3.7 Uji Coba Instrumen ... 35

3.7.1 Validitas Tes ... 35

3.7.2 Reliabiltas Tes ... 36

3.7.3 Tingkat Kesukaran... 37

3.7.4 Daya Pembeda ... 37

3.8 Metode Analisis Data ... 39

3.8.1 Analisis Tahap Awal ... 39

3.8.2 Analisis Tahap Akhir... ... 39

4. HASIL DAN PEMBAHASAN ... . 43


(11)

xi

5.1 Simpulan ... 54

5.2 Saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 56


(12)

xii

Tabel 3.1 Rancangan posttest-only control design... 31

Tabel 3.2 Hasil Analisis Soal Uji Coba... 36

Tabel 3.3 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba... 37

Tabel 3.4 Hasil Analisis Daya Pembeda Soal Uji Coba... 38

Tabel 4.1 Hasil belajar kognitif siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol... 45

Tabel 4.2 Hasil uji normalitas kelas eksperimen dan kelas kontrol... 46

Tabel 4.3 uji kesamaan dua Varians post tes... 46

Tabel 4.4 hasil uji signifikansi hasil belajar psikomotorik anatara kelas Eksperimen dan kelas kontrol... 47

Tabel 4.5 Rata-rata hasil belajar aspek psikomotorik antara kelas eksperimen dan kelas kontrol... 47

Tabel 4.6 Rekap Kemampuan Bekerjasama Siswa Kelas eksperimen... 48


(13)

xiii

Gambar Halaman

Gambar 2.1 Getaran pada Ayunan Sederhana ... 23 Gambar 2.2 Gelombang Transversal... 25 Gambar 2.3 Gelombang Longitudinal ... 26


(14)

xiv

2. Soal Uji Coba ... 59

3. Kunci Jawaban Soal Uji Coba ... 65

4. Analisis Soal Uji Coba ... 66

5. Soal Posttest ... 69

6. Kunci Jawaban Soal Posttest ... 73

7. Silabus ... 74

8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1 Kelas Eksperimen ... 76

9. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2 Kelas Eksperimen... 79

10. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1 Kelas Kontrol ... 82

11. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1 Kelas Kontrol... 85

12. Lembar Kerja Siswa Percobaan 1 ... 88

13. Lembar Kerja Siswa Percobaan 2... 91

14. Daftar Nilai Ujian Tengah Semester Kelas VIII ... 96

15. Uji Homogenitas Populasi ... 97

16. Nilai Post tes kelas Eksperimen dan Kontrol... 98

17. Uji Normalitas Kelas Eksperimen ... 99

18. Uji Normalitas Kelas Kontrol ... 100

19. Uji Kesamaan Dua Varians... 101

20. Uji Perbedaan Signifikansi ... 102

21. Lembar Observasi Psikomotorik Siswa kelas Eksperimen ... 104

22. Rekapitulasi Nilai Psikomotorik kelas Eksperiemen ... 107

23. Lembar Observasi Psikomotorik Siswa kelas Kontrol ... 108

24. Rekapitulasi Nilai Psikomotorik Kelas Kontrol... 111

25. Lembar Observasi Keterampilan Kerjasama Siswa ... 112

26. Rekapitulasi Nilai Keterampilan Kerjasama Kelas Eksperimen... 114

27. Rekapitulasi Nilai Keterampilan Kerjasama Kelas Kontrol ... 115


(15)

(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Upaya agar dapat mencapai proses pembelajaran tersebut salah satunya dengan mengembangkan standar proses. Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai kompetensi lulusan.Standar proses meliputi perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran yang efektif dan efisien ( Permendiknas, 2007)

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) termasuk bagian dari pendidikan pada umumnya yang diharapkan menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja, dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu


(17)

pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SMP/MTs menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan ketrampilan proses dan sikap ilmiah (Permendiknas, 2006)

Banyak siswa yang kurang tertarik belajar fisika. Menurut Redish, sebagaimana dikutip oleh Ornek(2008:30), fisika sebagai suatu disiplin ilmu yang mengharuskan siswa memakai berbagai metode pemahaman dan untuk menterjemahkan kata demi kata, tabel, angka, persamaan-persamaan, diagram, peta. Fisika membutuhkan kemampuan menggunakan aljabar dan geometri. Inilah yang membuat fisika sulit dipelajari oleh siswa. Proses belajar yang kurang menarik pun membuat siswa cenderung bosan saat pelajaran berlangsung.

Di MTs Negeri Sulang siswa jarang melakukan praktikum karena keterbatasan waktu sehingga siswa tidak dapat melakukan penyelidikan-penyelidikan atas teori yang telah diajarkan. Selain itu metode pembelajaran yang digunakan masih bersifat ekspositori. Pembelajaran ekspositori adalah cara penyampaian pelajaran dari seorang guru kepada peserta didik di dalam kelas dengan berbicara di awal pelajaran, menerangkan materi dan contoh soal disertai dengan tanya jawab. Guru bersama peserta didik berlatih menyelesaikan soal latihan dan peserta didik bertanya jika belum mengerti (Suyitno,2004:4).

Metode pembelajaran seperti itu membuat siswa kurang berminat dalam mempelajari fisika serta keterampilan kerjasama mereka di dalam kelas kurang. Untuk itu diperlukan adanya suatu perubahan dalam proses pembelajaran. Pemberian fakta langsung kepada siswa akan membangkitkan gairah belajar siswa dalam belajar. Sehingga materi yang didapat siswa akan lebih lama melekat dalam


(18)

ingatannya. Guru juga harus menggunakan model dan metode pembelajaran yang membuat siswa dapat belajar dengan rileks tetapi aktivitas intelektual dapat berjalan dengan baik, salah satunya dengan memanfaatkan indra sebanyak mungkin dan membuat seluruh tubuh atau pikiran terlibat langsung dalam proses pembelajaran.

Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar dan keterampilan kerjasama siswa adalah dengan menggunakan metode eksperimen terbimbing berbasis SAVI ( Somatis, Auditori, Visual, Intelectual ). Melalui Eksperimen terbimbing ini diharapakan siswa dapat bersemangat dalam pembelajaran fisika dan membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan praktikum peserta didik sendiri daripada menerima penjelasan guru atau dari buku pelajaran. Melalui eksperimen dapat mengembangkan keterampilan sosial siswa khususnya untuk meningkatkan keterampilan kerjasama siswa.

Keberadaan praktikum dalam pembelajaran IPA didukung oleh para pakar pendidikan. Hodson (dalam Hayat, 2011) menyatakan bahwa penggunaan praktikum dalam pembelajaran IPA dapat: (1) memotivasi siswa dan merangsang minat serta hobinya, (2) mengajarkan keterampilan-keterampilan yang harus dilakukan di laboratorium, (3) membantu perolehan dan pengembangan konsep, (4) mengembangkan sebuah konsep IPA dan mengembangkan keterampilan-keterampilan dalam melaksanakan keterampilan-keterampilan IPA tersebut, (5) menanamkan sikap ilmiah, (6) mendorong mengembangkan keterampilan sosial.

Sedangkan pembelajaran berbasis SAVI adalah pembelajaran yang menekankan pada pemanfaatan semua alat indra yang dimiliki siswa. Dengan


(19)

penggabungan gerak fisik dan penggunaan semua indra diharapkan dapat meningkatkan minat belajar siswa serta proses pembelajaran akan optimal yang akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan, peneliti mengambil judul “Pembelajaran Fisika dengan Eksperimen Terbimbing Berbasis SAVI ( Somatis, Auditori, Visual, Intelektual ) untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Keterampilan Kerjasama Siswa”

1.2

Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah pembelajaran dengan eksperimen terbimbing berbasis SAVI dapat meningkatkan hasil belajar dan ketermapilan kerjasama siswa?

2. Apakah hasil belajar dan keterampilan kerjasama siswa melalui pembelajaran fisika dengan eksperimen terbimbing berbasis SAVI dapat lebih baik daripada hasil belajar dan keterampilan kerjasama siswa melalui pembelajaran dengan metode demonstrasi?

1.3

Tujuan Penelitian

Berdasarkanrumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dan ketermapilan kerjasama siswa melalui eksperimen terbimbing berbasis SAVI.

2. Untuk memperoleh informasi akurat tentang hasil belajar dan kerjasama siswa melalui pembelajaran fisika dengan eksperimen terbimbing berbasis


(20)

SAVI lebih baik daripada hasil belajar dan kerjasama siswa melalui pembelajaran dengan metode demonstrasi.

1.4

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak, diantaranya bagi siswa, guru dan peneliti. Bagi siswa, penelitian ini diharapkan dapat memudahkan siswa dalam memahami dan menguasai mata pelajaran melalui pengalaman nyata, serta terlatih keterampilan sainsnya, terutama dalam menggunakan alat laboratorium. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat membantu guru dalam memilih metode yang tepat serta menciptakan suasana pembelajaran yang menarik dan menyenangkan sehingga proses pembelajaran akan berjalan lebih efektif. Sedangkan bagi peneliti ini akan menambah pengalaman tentang pemilihan dan penggunaan metode yang tepat dalam proses pembelajaran.

1.5

Penegasan Istilah

Untuk menghindari terjadinya salah penafsiran dalam penelitian ini, maka perlu adanya penegasan istilah-istilah yang terdapat dalam penelitian ini. 1.5.1 Pembelajaran Fisika

Briggs (dalam Sugandi dkk.2007: 9) menjelaskan bahwa pembelajaran adalah seperangkat peristiwa yang mempengaruhi si belajar sedemikian rupa sehingga si belajar itu memperoleh kemudahan dalam berinteraksi dengan lingkungannya.


(21)

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja, dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SMP/MTs menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan ketrampilan proses dan sikap ilmiah (Permendiknas, 2006)

1.5.2 Metode Eksperimen Terbimbing

Metode eksperimen atau percobaan menururt Dwi (2009:15) merupakan salah satu metode yang digunakan untuk menguji teori atau hukum yang sudah ditemukan para ahli. Metode eksperimen adalah metode mengajar yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan, menganalisa, membuktikan, dan mengalami sendiri obyeknya. Jadi melaui metode eksperimen siswa secara total dilibatkan dalam melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang obyek, keadaan atau proses sesuatu. Dalam eksperimen terbimbing seluruh jalannya percobaan sudah dirancang oleh guru sebelum percobaan dilakukan siswa.

1.5.3 SAVI

Pembelajaran berbasis SAVI adalah pembelajaran yang menggabungkan gerak fisik dengan aktivitas intelektual dan penggunaan semua indra. Istilah SAVI adalah kependekan dari Somatis, Auditori, Visual, Intelektual.


(22)

Unsur-unsur SAVI adalah: 1) Somatis yang berarti belajar dengan bergerak dan berbuat, 2) auditori yang berarti belajar dengan berbicara dan mendengar, 3) visual yang berarti belajar dengan melihat dan menggambarkan, dan 4) intelektual yang berarti belajar dengan memecahkan masalah dan merenung.

1.5.4 Hasil Belajar

Hasil belajar menurut Rifa’i (2010:85) merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar. Dalam hal ini hasil belajar yang dimaksud adalah hasil belajar pada aspek kognitif,afektif,dan psikomotorik.

1.5.5 Keterampilan Kerjasama siswa

Landsberg (dalam Maasawet 2011: 17) menyatakan kerjasama atau belajar bersama adalah proses beregu (berkelompok) di mana anggota-anggotanya mendukung dan saling mengandalkan untuk mencapai hasil mufakat. Kerjasama adalah saling mempengaruhi sebagai anggota kelompok, maka yang perlu dilakukan dalam bekerjasama adalah sebagai berikut: a) Membangun dan membagi suatu tujuan yang lumrah; b) sumbangkan pemahaman tentang permasalahan: pertanyaan, wawasan, dan pemecahan; c) Setiap anggota memperkuat yang lain untuk berbicara dan berpartisipasi, dan menentuan kontribusi (sumbangan) mereka; d) Bertanggung jawab terhadap yang lain dan e) bergantung pada yang lain.


(23)

1.6

Sistematika Penulisan Skripsi

Penulisan skripsi ini terdiri dari tiga bagian yang dapat dirinci sebagai berikut:

1) Bagian Pendahuluan skripsi, pada bagian ini berisi halaman pengesahan, halaman motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftra gambar dan daftar lampiran.

2) Bagian Isi skripsi, terdiri dari: Bab I : Pendahuluan

Bab II : Tinjauan Pustaka dan Hipotesis Bab III : Metode Penelitian

Bab IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab V : Simpulan dan Saran


(24)

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Pembelajaran Fisika

2.1.1 Pengertian Pembelajaran

Sugandi dkk. (2006: 9) menjelaskan bahwa pembelajaran diterjemahkan dari kata “instruction” yang berarti self instruction (dari internal) dan external instruction (dari eksternal). Pembelajaran yang bersifat internal atau berorientasi pada si belajar memberikan makna bahwa pembelajaran merupakan suatu kumpulan proses yang bersifat individual, yang merubah stimuli dari lingkungan seseorang ke dalam sejumlah informasi yang selanjutnya menyebabkan adanya hasil belajar dalam bentuk ingatan jangka panjang. Hasil belajar itu memberikan kemampuan kepada siswa untuk menampilkan berbagai penampilan. Pembelajaran yang bersifat eksternal antara lain datang dari guru yang disebut “teaching” atau pengajaran. Dalam pembelajaran ini prinsip-prinsip belajar dengan sendirinya akan menjadi prinsip-prinsip pembelajaran. Sesuatu yang dikatakan prinsip biasanya berupa aturan atau ketentuan dasar yang bila dilakukan secara konsisten, sesuatu yang ditentukan itu akan efektif atau sebaliknya. Prinsip pembelajaran merupakan aturan atau ketentuan dasar dengan sasaran utama adalah perilaku guru.

Pelaksanaan pembelajaran perlu menerapkan sejumlah prinsip-prinsip pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Prinsip-prinsip pembelajaran untuk mencapai tujuan kognitif dikemukakan oleh Jean Piaget,


(25)

Jerome Bruner dan David Ausabel. Piaget( dalam Sugandi dkk. 2006: 35 - 36) prinsip utama pembelajaran ada 3, yaitu :

1) Belajar Aktif

Proses pembelajaran merupakan proses aktif, karena pengetahuan terbentuk dari dalam subyek belajar. Untuk membantu perkembangan kognitif siswa,kepadanya perlu diciptakan suatu kondisi belajar yang memungkinkan siswa belajar sendiri,

2) Belajar lewat interaksi sosial

Piaget percaya bahwa belajar bersama akan membantu perkembangan kognitif siswa. Siswa yang interaksi sosialnya lemah, perkembangan kognitifnya akan tetap bersifat egosentris (senantiasa berpikir untuk kepentingan dirinya sendiri).

3) Belajar lewat pengalaman sendiri

Siswa akan berkembang kemampuan kognitifnya jika dalam pembelajarannya didasarkan pada pengalaman nyata yang langsung bisa diamati oleh siswa.

2.1.2 Fisika

Fisika merupakan cabang ilmu di dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Proses pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.

Pembelajaran fisika akan lebih mudah diterima jika didalam kegiatan belajar siswa melakukan, melihat dan mendiskusikan secara langsung apa yang


(26)

sedang dipelajarinya. Pembelajaran yang kondusif yang melibatkan siswa secara aktif dalam mengamati, mengoperasikan alat, atau berlatih menggunakan objek kongkrit disertai dengan diskusi diharapkan dapat membangkitakan siswa untuk berfikir, menganalisis data, menjelaskan ide, bertanya, dan menulis apa yang dipikirkan sehingga memberi kesempatan dalam mengkonstruksikan pengetahuannyas sendiri.

2.2

Metode Eksperimen Terbimbing

Model pembelajaran inkuiri terbimbing, siswa terlibat aktif dalam pembelajaran tentang konsep atau suatu gejala melalui pengamatan, pengukuran, pengumpulan data untuk ditarik kesimpulan. Pada inkuiri terbimbing, guru tidak lagi berperan sebagai pemberi informasi dan siswa sebagai penerima informasi, tetapi guru membuat rencana pembelajaran atau langkah-langkah percobaan. Siswa melakukan percobaan atau penyelidikan untuk menemukan konsep-konsep yang telah ditetapkan guru. Dalam kenyataannya inkuri terbimbing berhubungan dengan model pembelajaran eksperimen terbimbing, sama-sama melakukan pembelajaran dengan percobaan untuk menyelesaikan soal atau masalah.

Menurut Ibrahim & Syaodih (1996: 46), model pembelajaran eksperimen merupakan model pembelajaran yang langsung melibatkan peserta didik melakukan percobaan untuk mencari jawaban. Sedangkan menurut menurut Djamarah (2005: 234), model pembelajaran eksperimen adalah cara menyajikan pelajaran dimana peserta didik melakukan perobaan dengan mengalami dan membuktikan suatu yang dipelajari.. Dalam proses pembelajran dengan model pembelajaran eksperimen siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau


(27)

melakukan sendiri. Mengikuti proses, mengamati obyek, menganalisis, dan menarik kesimpulan tentang suatu obyek, kedaan atau proses tertentu. Tujuan model pembelajaran eksperimen adalah untuk memberikan kesempatan kepada anak didik perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan.

Menurut Nasution dalam Hardono (2010) berpendapat bahwa, dalam eksperimen terbimbing siswa dituntut aktif dalam menentukan masalah, mengumpulkan keterangan, memberitahukan pendapat, menimbang kebenaran buah pikiran orang, mengambil kesimpulan, sehingga metode ini banyak membangkitkan aktivitas pada anak-anak. Dengan eksperimen terbimbing seluruh jalannnya percobaan sudah dirancang oleh guru sebelum percobaan dilakukan oleh siswa.

Tugas guru untuk melakukan pembelajaran dengan eksperimen terbimbing, guru punya peran sangat penting. Beberapa hal yang harus dilakukan guru adalah:1). memilih materi apa yang akan ditugaskan kepada siswa. 2). merencanakan langkah-langkah kerja seperti tujuan kerja, cara kerja dan bagaimana menganalisis hasil kerja. 3). Mempersiapkan semua perlatan yang akan digunakan sehingga pada saat siswa mencoba semua siap dan lancar. 4). Pada saat melakukan kerja guru dapat berkeliling melihat bagaimana siswa melakukan percobaannya dan memberikan masukan kepada siswa. 5). Bila ada peralatan yang macet guru membantu siswa agar alat dapat jalan dengan baik. 6) membantu siswa dalam menarik kesimpulan tentang hasil yang dikerjakan. 7). Siswa membuat hasil kerja dan guru memeriksanya. 8). Guru sebaiknya


(28)

mempersiapkan petunjuk dan langkah kerja percobaan sehingga memudahkan siswa bekerja. Sedangkan tugas siswa dalam eksperimen terbimbing, siswa dalam kelompok kecil melakukan kerja sesuai dengan petunjuk yang diberikan olah guru. Adapaun yang dilakukan siswa adalah sebagai berikut:1). Membaca petunjuk kerja dengan teliti. 2). Mencari alat yang diperlukan. 3). Melakukan pekerjaan sesuai petunjuk kerja. 4). Mendiskusikan tentang hasil kerja yang telah dibuatnya. 5). Menpresentasikan hasil pekerjaannya.

Metode eksperimen mempunyai beberapa kebaikan dan kelemahan. Kebaikan dari metode eksperimen menurut Mansyur (1991:55) adalah sebagai berikut:

(1). Siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaan sendiri daripada hanya menerima kata guru atau buku saja

(2). Dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksploitasi tentang sains dan teknologi, suatu sikap yang dituntut dari seorang ilmuwan

(3). Akan terbina manusia yang dapat membawa terobosan-terobosan baru, dengan penemuan sebagai hasil percobaan yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia.

Adapun kelemahan dari metode eksperimen menurut Mansyur (1991: 156) adalah sebagai berikut:

(1). Pelaksanaan dari metode ini sering memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan murah


(29)

(2). Setiap eksperimen tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena mungkin ada faktor-faktor tertentu yang di luar jangkauan kemampuan atau pengendali

(3). Sangat menuntut penguasaan pengembangan materi, fasilitas peralatan, bahan mutakhir bagi siswa dan guru.

2.3

SAVI

Pembelajaran berbasis SAVI merupakan konsep penyatuan seluruh indra yang mengajak orang bangkit dan bergerak secara berkala yang dapat menyegarkan tubuh, meningkatkan peredaran darah ke otak dan dapat berpengaruh positif pada saat belajar.

Pembelajaran yang didasari oleh fakta bahwa setiap orang memiliki gaya berfikir dan gaya belajar yang berbeda. Sebagian kita dapat belajar dengan baik hanya dengan melihat orang lain melakukannnya. Biasanya orang-orang seperti ini menyukai penyajian informasi runtut, mereka lebih suka menuliskan apa yang dikatakan fasilitator dan tidak terganggu oleh kebisingan. Gaya belajar seperti ini disebut belajar visul. Disisi lain banyak pula pelajar yag mengandalkan kemampuan mendengar untuk mengingat dan tidak sedikit siswa yang memiliki cara belajar yang efektif dengan terlibat langsung dengan kegiatan.

Vernon (dalam Deporter 2005:57), gaya belajar mempengaruhi hasil belajar. Berdasrkan penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa kita belajar 10% dari yang apa kita baca, 20% dari apa yang kita lihat dan dengar, 70% dari apa yang kita katakan, 90% dari apa yang kita katakan dan lakukan. Deporter (2005:117) menjelaskan bahwa belajar berdasarkan aktivitas secara umum jauh


(30)

lebih efektif daripada didasarkan presentasi, materi dan media. Alasannya adalah cara belajar berdasarkan aktivitas mengajak siswa terlibat sepenuhnya. Telah terbukti dibanyak penelitian bahwa orang belajar lebih baik dari berbagai aktivitas dan pengalaman yang dipilih dengan tepat daripada mereka belajar dengan duduk di depan penceramah, buku panduan, televisi atau komputer.

Perkembangan anak dikelompokkan dalam empat kelompok yaitu:sensory, cognitive, socio-emotional, dan motor. Perhatian terbesarnya dikususkan pada aspek kematangan pikiran. (1) suara, gambar dan perasaan terdapat perbedaan dalam kemampuan merasakan, (2) anak-anak menggunakan strategi dan kemampuan berbahasa, (3) kemampuan socio-emotional menggunakan motivasi, mempertahankan ego, dan berorientasi lebih baik, (4) siswa dengan kemampuan somatis, fungsi groos motor dan sensor-motor baik dalam perkembangan gerak (Tornamen,2009:9). Tetapi pembelajaran tidak akan meningkat secara otomatis dengan menyuruh siswa berdiri dan bergerak kesana kemari. Sebaiknya harus dengan menggabungkan gerakan fisik, dengan aktivitas intelektual dan penggunaan semua indera penglihatan dan pendengaran.

Menurut Herdian (2009) dikarenakan pembelajaran SAVI sejalan dengan gerakan Accelerated Learning ( AL) maka prinsipnya juga sejalan dengan AL, Meier (2002) menyebutkan bahwa guru harus paham prinsip-prinsip SAVI sehingga dapat menjalankan model pembelajaran dengan tepat. Prinsip tersebut adalah:

1) pembelajaran melibatkan seluruh pikiran dan tubuh 2) pembelajaran berarti berkreasi bukan mengkonsumsi.


(31)

3) kerjasama membantu proses pembelajaran

4) pembelajaran berlangsung pada benyak tingkatan secara simultan

5) belajar berasal dari mengerjakan pekerjaan itu sendiri dengan umpan balik. 6) emosi positif sangat membantu pembelajaran.

7) otak-citra menyerap informasi secara langsung dan otomatis.

Herdian (2009) sesuai dengan singkatan dari SAVI sendiri yaitu Somatis, Auditori, Visual dan Intektual, maka karakteristiknya ada empat bagian yaitu:

(1) Belajar Somatis

Somatic berasal dari bahasa yunani yaitu tubuh – soma. Jika dikaitkan dengan belajar maka dapat diartikan belajar dengan bergerak dan berbuat. Sehingga pembelajaran somatic adalah pembelajaran yang memanfaatkan dan melibatkan tubuh (indera peraba, kinestetik, melibatkan fisik dan menggerakkan tubuh sewaktu kegiatan pembelajaran berlangsung). Menurut Amann (2008: 8), tubuh dirancang untuk mengumpulkan informasi baik secara eksternal melalui organ indra kita atau internal dimana setiap gerakan cepat membawa impuls keotak sehingga tahu persis dimana tubuh berada. Ggerakan fisik meningkatkan proses mental. Bagian otak manusia yang terlibat dalam gerakan tubuh terletak tepat disebelah bagian otak yang digunakan untuk berfikir dan memecahkan masalah. Oleh karena itu menghalangi gerakan tubuh berarti menghalangi pikiran untuk berfungsi secara maksimal. Sebaliknya, melibatkan tubuh dalam belajar cenderung membangkitkan kecerdasan terpadu manusia seluruhnya.


(32)

Menurut Deporter (2005:85), ciri-ciri belajar somatis adalah sering menyentuh orang dan berdekatan banyak bergerak; belajar dengan melakukan, menunjuk tulisan pada saat membaca, menanggapi secara fisik; mengingat sambil berjalan dan melihat.

Dalam pembelajaran ini siswa tidak hanya mendengarkan materi yang disampaikan guru, tetapi diajak untuk aktif dalam belajar. Siswa melakukan eksperimen-eksperimen yang berhubungan dengan materi getaran dan gelombang. Siswa dapat berdiskusi kepada temannya secara berkelompok sehingga dalam pembelajaran siswa tidak merasa bosan ataupun jenuh.

(2) Belajar Auditori

Belajar auditori adalah belajar dengan berbicara dan mendengar. Pikiran kita lebih kuat daripada yang kita sadari, telinga kita terus menerus menangkap dan menyimpan informasi bahkan tanpa kita sadari. Ketika kita membuat suara sendiri dengan berbicara beberapa area penting di otak kita menjadi aktif. Hal ini dapat diartikan dalam pembelajaran siswa hendaknya mengajak siswa membicarakan apa yang sedang mereka pelajari, menerjemahkan pengalaman siswa dengan suara. Mengajak mereka berbicara saat memecahkan masalah, membuat model, mengumpulkan informasi, membuat rencana kerja, menguasai keterampilan, membuat tinjauan pengalaman belajar, atau menciptakan makna-maknan pribadi bagi diri mereka sendiri.

Menurut Deporter (2005:85) ciri-ciri belajar auditori adalah perhatian mudah terpecah; berbicara dengan pola berirama, belajar dengan cara


(33)

mendengarkan, menggerakkan bibir atau bersuara pada saat membaca, dan berdialog secara internal dan eksternal.

Dalam pembelajaran ini siswa dapat mengungkapakan atau menceritakan dari apa yang telah mereka dapatkan selama praktikum. Siswa dapat mengkomunikasikan hasil praktikumnya dan hasil diskusi sekelompok di depan kelas, sedangkan untuk siswa atau kelompok yang lain menanggapi.

(3) Belajar Visual

Belajar visual adalah belajar dengan mengamati dan menggambarkan. Dalam otak kita terdapat lebih banyak perangkat untuk memproses informasi visual daripada semua indera yang lain. Setiap siswa yang menggunakan visualnya lebih mudah belajar jika dapat melihat apa yang sedang dibicarakan seorang penceramah atau sebuah buku atau program computer. Secara khususnya pembelajar visual yang baik jika mereka dapat melihat contoh dari dunia nyata, diagram, peta gagasan, ikon dan sebagainya ketika belajar.

Menurut Deporter (2005:85), ciri-ciri belajar visual adalah: (a). Teratur, memperhatikan segala sesuatu,menjaga penampilan (b). Mengingat dengan menggambar, lebih suka membaca daripada dibacakan, dan (c). Membutuhkan gambaran dan tujuan menyeluruh (mengingat apa yang dilihat).

Dalam pembelajaran ini siswa diajak diajak untuk mengamati hal-hal yang berhubungan dengan materi yang dipraktikumkan.

4) Belajar Intektual

Belajar Intelektual adalah belajar dengan memecahkan masalah dan merenung. Tindakan pembelajar yang melakukan sesuatu dengan pikiran mereka


(34)

secara internal ketika menggunakan kecerdasan untuk merenungkan suatu pengalaman dan menciptakan hubungan, makna, rencana, dan nilai dari pengalaman tersebut. Hal ini diperkuat dengan makna intelektual adalah bagian diri yang merenung, mencipta, dan memecahkan masalah.

Dalam pembelajaran ini siswa diharapkan dapat menganalisis dan memecahkan masalah. Misalnya pada diskusi, siswa dapat menggunakan aspek intelektualnya untuk menjawab pertanyaan yang ada di LKS.

Tugas guru untuk melakukan pembelajaran dengan eksperimen terbimbing berbasis SAVI, guru punya peran sangat penting. Beberapa hal yang harus dilakukan guru adalah:1). memilih materi apa yang akan ditugaskan kepada siswa. 2). merencanakan langkah-langkah kerja seperti tujuan kerja, cara kerja dan bagaimana menganalisis hasil kerja. 3). Mempersiapkan semua perlatan yang akan digunakan sehingga pada saat siswa mencoba semua siap dan lancar. 4). Pada saat melakukan kerja guru dapat berkeliling melihat bagaimana siswa melakukan percobaannya dan memberikan masukan kepada siswa. 5). Bila ada peralatan yang macet guru membantu siswa agar alat dapat jalan dengan baik. 6) membantu siswa dalam menarik kesimpulan tentang hasil yang dikerjakan. 7). Siswa membuat hasil kerja dan guru memeriksanya. 8). Guru sebaiknya mempersiapkan petunjuk dan langkah kerja percobaan sehingga memudahkan siswa bekerja.

Sedangkan tugas siswa dalam eksperimen terbimbing berbasis SAVI, siswa dalam kelompok kecil melakukan kerja sesuai dengan petunjuk yang diberikan olah guru. Adapaun yang dilakukan siswa adalah sebagai berikut:1).


(35)

Membaca petunjuk kerja dengan teliti. 2). Mencari alat yang diperlukan. 3). Melakukan pekerjaan sesuai petunjuk kerja dengan teman sekelompok (S). 4).Siswa mengamati eksperimen yang dilakukan (V). 5). Mencatat hasil yang diperoleh di LKS (V). 6). Siswa membincangkan apa yang mereka baru saja pelajari dengan teman sebelah dan bagaimana mereka akan menerapkanya (A). 7). Siswa berdiskusi dengan teman sekelompok untuk menyelesaikan maslah masalah yang ada dalam LKS (I). 8). Kelompok lain bisa saling membantu jika antar kelompok mengalami kesulitan. 9). Siswa skreatif mungkin dalam membuat laporan dan kesimpulan dari hasil eksperimen dalam buku agar jadi rajin untuk mempelajari (V). 10). masing-masingkelompok maju menceritakan proses selama praktikum dan mempresentasikan hasil belajarnya kelompok lain menanggapi dan mengutarakan hasil dan pendapatnya(A).

2.4

Hasil belajar

Hasil belajar memiliki peran penting dalam proses belajar mengajar. Penilaian hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajar melalui berbagai kegiatan belajar mengajar.

Menurut Catharina (2010: 85), hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar, perolehan aspek aspek perubahan perilaku tergantung pada apa yang dipelajari oleh peserta didik. Dalam pembelajaran, perubahan perilaku yang harus dicapai oleh pembelajar dirumuskan dalam tujuan pembelajaran. Dengan alasan memberikan arah kegiatan pembelajaran serta mengetahui perkembangannya.


(36)

Benyamin S. Bloom (dalam Rifa’i 2010: 86) menjelaskan terdapat tiga ranah belajar, yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Ranah kognitif berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan, kemampuan, dan kemahiran intelektual. Ranah afektif berkaitan dengan perasaan, sikap, minat, dan nilai. Sedangkan ranah psikomotorik berkaitan dengan kemampuan fisik seperti ketrampilan motorik dan syaraf, manipulasi obyek, dan koordinasi syaraf.

Hasil belajar yang diukur dalam penelitian ini adalah:

1. Hasil belajar kognitif, yaitu hasil belajar konseptual yang dinyatakan dengan nilai yang diperoleh siswa setelah adanya post test.

2. Hasil belajar afektif untuk mengetahui minat dan sikap siswa selama proses pembelajaran.

3. dan psikomotorik,dilakukan dengan lembar observasi untuk mengukur proses pembelajaran terutama dalam melaksanakan eksperimen terbimbing.

2.5

Keterampilan kerjasama siswa

Sriyono (1992) mengemukakan bahwa guru hendaknya menciptakan suasana kerjasama antar murid sehingga pelajaran yang diberikan itu lebih efektif dan efisien. Grambs dalam Nasution (2000) Joyce dan Weil (1996) menyatakan tujuan kegiatan belajar di sekolah adalah membantu pelajar memperoleh informasi, ide keterampilan, cara berpikir, nilai cara mendeskripsikan dirinya, dan cara belajar. Pembelajaran di sekolah bertujuan meningkatkan kemampuan siswa belajar lebih mudah dan efektif, sehingga diperoleh pengetahuan dan keterampilan untuk mengkomunikasikannya. Salah satu hal yang menggambarkan siswa memperoleh keterampilan adalah keterampilan bekerjasama dalam belajar.


(37)

Landsberge (2009) menyatakan kerjasama atau belajar bersama adalah proses beregu (berkelompok) di mana anggota-anggotanya mendukung dan saling mengandalkan untuk mencapai hasil mufakat.

Aspek-aspek kemampuan kerjasama siswa yang diteliti, antara lain :a) saling memberi informasi sesama anggota,b) perselisihan yang terjadi dapat terselesaikan, c) Tercipta suasana kerjasama yang akrab dan moral kerja yang baik dalam kelompok, d) Meminta/ memberikan ide dan pendapat kepada semua anggota kelompok untuk membantu membuat keputusan, e) Mendukung keputusan kelompok, f) Menghargai masukan dan keahlian anggota lain, g) Berpartisipasi dalam melaksanakan tugasnya, h) Menghargai hasil yang dicapai oleh kelompok.

2.6

Kajian Materi Getaran dan Gelombang

Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah materi tentang getaran dan gelombang. Berikut adalah kajian materi getaran gelombang.

2.6.1 Getaran

a. Pengertian Getaran

Gerak bolak-balik di sekitar titik kesetimbangan disebut dengan getaran.Getaran biasanya dihasilkan ketika sebuah benda dipindahkan atau disimpangkan dari keadaan setimbangnya sehingga benda tadi menanggapi gaya tersebut dengan kembali ke keadaan setimbangnya.Getaran selaras atau getaran harmonik adalah gerak bolak-balik suatu benda yang selalu bergetar melalui titik setimbangnya dengan simpangan yang hampir sama. Satu getaran sempurna


(38)

adalah gerak bolak-balik yang terjadi dari posisi sampai kembali lagi ke posisi semula.

Perhatikan Gambar 2.1, satu kali getaran adalah ketikabenda bergerak dari titik A-B-C-B-A atau dari titik B-C-B-A-B. Bandul tidak pernah melewati lebih dari titik A atautitik C karena titik tersebut merupakan simpangan terjauh.

Gambar 2.1 getaran pada ayunan sederhana

b. Simpangan dan Amplitudo

Simpangan getaran adalah posisi partikel yang disimpangkan terhadap titik setimbangnya. Sedangkan amplitudo adalah simpangan terbesar yang dilakukan oleh suatu getaran.Contoh amplitudo adalah jarak BA atau jarak BC. c. Periode dan Frekuensi

Periode getaran adalah waktu yang dibutuhkan untuk menempuh satu lintasan lengkap dari geraknya, yaitu satu getaran penuh atau satu putaran (cycle). Frekuensi getaran adalah banyaknya getaran (putaran) tiap satuan waktu. Jadi frekuensi adalah kebalikan dari periode (Resnick, 1999:443). Rumusan matematis dari periode yaitu :


(39)

Ruusan matematis frekuensi serta hubungan antara periode dan frekuensi yaitu :

Keterangan:

T = periode getaran (s) f = frekuensi getaran (Hz) n = banyaknya getaran 2.6.2 Gelombang

a. Pengertian Gelombang

Gelombang adalah getaran yang merambat. Gerak gelombang dapat dipandang sebagai perpindahan energi dan momentum dari suatu titik di dalam ruang ke titik lain tanpa perpindahan materi (Tipler, 1998:471).

b. Jenis-jenis Gelombang

Berdasarkan mediumperambatannya, gelombang dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu gelombang mekanik dan gelombang elektromegnetik.

1) Gelombang Mekanik

Gelombnag air, gelombang bunyi, gelombang tali, dan gelombang pada slinki merupakan contoh gelombang mekanik. Gelombang-gelombang ini memerlukan medium untuk dapat merambatkan gelombang. Air, udara, tali, slinki adalah medium yang digunakan untuk merambatkan gelombang air, gelombnag bunyi, gelombang tali, dan gelombang slinki. Gelombang-gelombang ini


(40)

ditimbulkan oleh adanya getaran mekanik. Oleh karena itu, gelombang-gelombang tersebut dikelompokkan ke dalam gelombang-gelombang mekanik.

2) Gelombang Elektromagnetik

Gelombang elektromagnetik dapat merambat meskkipun tidak ada medium untuk menjalarkan gelombangnya. Contohnya gelombang sinar matahari dapat sampai ke bumi meskipun antara matahari dan bumi tidak terdapat medium untuk menjalarkan gelombang. Gelombang yang dapat merambat tanpa membutuhkan medium disebut gelombang elektromagnetik.

Berdasarkan arah rambatnya dan arah getarannya, gelombang dibedakan menjadi dua yaitu:

1) Gelombang Transversal

Gelombang transversaladalah gelombang yang mempunyai arah rambat tegak lurus dengan usikan atau getarannya. Karena mempunyai arah tegak lurus terhadap usikannya inilah gelombang transversal juga disebut sebagai gelombang melintang.Contoh: gelombang pada tali, gelombang pada permukaan air, gelombang cahaya.

Gambar 2.2 Gelombang transversal A

B

C

D

E F

G

H I


(41)

Gelombang transversal terdiri dari bukit dan lembah. Berdasarkan gambar diatas dapat diketahui bagian-bagian gelombang transversal adalah: A-B-C disebut bukit gelombang

C-D-E disebut lembah gelombang

F-F’ disebut amplitudo gelombang

A-B-C-D-E disebut satu panjang gelombang 2) Gelombang Longitudinal

Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah rambatnya sejajar dengan arah getarannya. Gelombang longitudinal terdiri dari rapatan dan regangan. Rapatan adalah daerah dimana bagian-bagian gelombang mendekat selama sesaat. Renggangan adalah daerah dimana bagian-bagian gelombang menjauh selama sesaat. Contoh: gelombang pada pegas dan gelombang pada bunyi (Giancoli 2001:384). Adapun bentuk gelombang longitudinal adalah sebagai berikut:

Gambar 2.3 Gelombang Longitudinal

Panjang gelombang pada gelombang longitudinal adalah jarak antara rapatan yang berurutan atau jarak antara renggangan yang berurutan (Giancoli 2001:384). Satuan untuk panjang gelombang adalah meter (m).


(42)

c. Periode dan Frekuensi Gelombang

Periode gelombang adalah selang waktu yang dibutuhkan untuk menempuh satu gelombang, sedangkan frekuensi gelombang adalah banyaknya gelombang yang terjadi tiap sekon.

Hububungan periode dan frekuensi gelombang dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut:

Dengan,

T = periode (s) f = frekuensi (Hz)

d. Cepat Rambat Gelombang

Cepat rambat gelombang adalah jarak yang ditempuh gelombang setiap satuan waktu. Hubungan antara cepat rambat gelombang, frekuensi, dan panjang gelombang dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut:

Dengan,

= cepat rambat gelombang (m/s) = panjang gelombang (m) = frekuensi (Hz)


(43)

2.7

Kerangka Berpikir

Keberhasilan proses pembelajaran ditunjukkan dari meningkatnya hasil belajar yang meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Keberhasilan proses pembelajaran tersebut sangat dipengaruhi oleh minat siswa. Siswa yang memiliki minat tinggi terhadap pelajaran maka siswa akan senang mempelajari mata pelajaran tersebut sehingga diharapkan mencapai hasil yang optimal. Di lapangan menunjukkan bahwa sebagian besar siswa memiliki minat yang rendah terhadap mata pelajaran fisika. Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya minat siswa untuk belajar fisika yaitu metode yang digunakan kurang menarik. Akibatnya siswa jadi kurang tertarik belajar fisika dan siswa hanya duduk manis cenderung pasif bergantung pada guru.

Untuk mengatasi hal ini ada pemilihan model pembelajaran yang tepat. Model ini diharapkan mampu menciptakan pembelajaran yang efektif, yaitu dengan merancang kegiatan siswa menjadi lebih menarik. Salah satu pembelajaran yang diterapkan adalah pembelajaran SAVI dengan metode eksperimen. Pembelajaran ini menekankan pada pengoptimalan penggunaan indra dan tubuh sehingga dalam pembelajaran siswa tidak hanya mendengar apa yang disampaikan guru. Sedangkan metode eksperimen untuk melatih sikap ilmiah siswa, dan untuk dapat meningkatkan keterampilan kerjasama siswa sehingga siswa merasa tertantang dan tidak bosan. Dengan metode eksperimen berbasis SAVI diharapkan dapat membawa pengaruh positif terhadap minat belajar siswa sehingga akan berefek positif pada hasil belajar dan keterampilan kerjasama siswa.


(44)

2.8

Hipotesis

Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah

1. Pembelajaran fisika dengan eksperimen terbimbing berbasis SAVI dapat meningkatkan hasil belajar dan ketermapilan kerjasama siswa.

2. Hasil belajar dan keterampilan kerjasama siswa melalui pembelajaran dengan eksperimen terbimbing berbasis SAVI lebih baik daripada hasil belajar dan keterampilan kerjasama siswa melalui demonstrasi.


(45)

30

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1

Lokasi dan waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian di MTs Negeri Sulang Kabupaten Rembang pada tanggal 9-17 Mei 2013.

3.2

Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2010:117)

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII semester genap MTs Negeri Sulang tahun ajaran 2012/2013. Pemilihan siswa kelas VIII MTs Negeri Sulang sebagai populasi dikarenakan siswa kelas VIII MTs Negeri Sulang telah memenuhi persyaratan sebagai populasi yang bersifat homogen, berdasarkan hasil uji homogenitas nilai raport semester gasal seluruh siswa kelas VIII. Siswa MTs Negeri Sulang terbagi dalam lima kelas yaitu kelas VIII 1,VIII 2,VIII 3,VIII 4, dan VIII 5.

3.2.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2010:118). Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah siswa kelas VIII semester genap MTs Negeri Sulang tahun ajaran 2012/2013. Anggota populasi bersifat homogen, sehingga sampel dalam


(46)

penelitian ini dapat diambil dengan teknik Random Sampling dan diperoleh 2 kelas yaitu kelas VIII 4 sebagai kelas kontrol dan VIII 5 sebagai kelas eksperimen.

3.3

Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian true-eksperimen dengan menggunakan rancangan posttest-only control design. Rancangan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 3.1 Rancangan posttest-only control design

Kelompok Perlakuan Post Test

Eksperimen X O2

Kontrol Y O4

( Sugiyono, 2010 : 112) Keterangan:

X : Pembelajaran dengan eksperimen terbimbing berbasis SAVI Y : Pembelajaran dengan demonstrasi

O2 : Post Tes kelompok Eksperimen O4 : Post Tes kelompok kontrol

Perbandingan metode eksperimen terbimbing berbasis SAVI dengan demonstrasi

Eksperimen terbimbing berbasis SAVI Demonstrasi

Menyampaikan tujuan pembelajaran Menyampaikan tujuan pembelajaran


(47)

Siswa melakukan eksperimen sesuai dengan petunjuk di LKS dan guru membimbing kelompok yang mengalami kesulitan

Siswa memperhatikan demonstrasi guru dan perwakilan tiap kelompok maju untuk memperagakan demostrasi yang dilakukan guru

Siswa melakukan diskusi hasil percobaan

Siswa melakukan diskusi hasil demonstrasi

Siswa mempresentasikan hasil diskusi Siswa mempresentasikan hasil diskusi

3.4

Variabel Penelitian

Variabel merupakan objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Dalam penelitian ini variabel yang digunakan yaitu: 3.4.1 Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran. 3.4.2 Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar dan keterampilan kerjasama siswa

3.5

Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data hasil belajar siswa digunakan metode pengambilan data sebagai berikut.

3.5.1 Metode dokumentasi

Metode ini digunakan untuk memperoleh data mengenai nama peserta didik dan hasil belajar kognitif siswa sebelumnya yaitu nilai UTS kelas VIII semester genap yang digunakan untuk menguji homogenitas antar kelompok.


(48)

3.5.2 Metode Tes

Dalam penelitian ini, pemberian tes dilakukan untuk memperoleh data hasil belajar kognitif siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Bentuk tes yang diberikan berupa pemberian soal-soal pilihan ganda yang berkaitan dengan materi getaran dan gelombang. Pemberian tes ini dilakukan setelah pemberian materi getaran dan gelombang menggunakan metode eksperimen terbimbing berbasis SAVI (post tes)

3.5.3 Metode observasi

Untuk memperoleh data hasil belajar psikomotorik dan hasil belajar afektif khusus keterampilan kerjasama siswa digunakan lembar observasi dengan kriteria-kriteria yang disesuaikan dengan indikator-indikator ketercapaian tujuan penelitian yang diharapkan.

3.6

Prosedur Penelitian

3.6.1 Persiapan Penelitian

Langkah-langkah yang ditempuh dalam persiapan penelitian:

a. Peneliti mengumpulkan data awal dan menganalisis data tersebut. Analisis yang digunakan adalah homogenitas data awal.

b. Peneliti menentukan populasi dan sampel penelitian. Sampel penelitian dipilih dengan teknik sample random sampling.

c. Peneliti menyusun instrumen penelitian.

d. Peneliti menyusun kisi-kisi tes uji coba yang akan diujicobakan pada kelas uji coba.


(49)

e. Peneliti menyusun instrumen tes uji coba berdasarkan kisi-kisi soal yang telah dibuat sebelumya.

f. Melakukan uji coba soal pada kelas yang telah ditentukan sebagai kelas uji coba

g. Manganalisis hasil uji coba 3.6.2 Pelaksanaan Penelitian

Secara singkat kegiatan dilakukan sebagai berikut:

a. Guru mengawali pembelajaran dengan memberi pertanyaan/apersepsi kepada siswa agar mereka dapat mengkaitkan materi dengan kehidupan nyata dalam sehari-hari.

b. Kelas kontrol diberikan pembelajaran metode demonstrasi, sedangkan kelas eksperimen diberi perlakuan pembelajaran dengan metode eksperimen terbimbing berbasis SAVI. Setiap pertemuan dilakukan penilaian hasil belajar kognitif ,psikomotorik dan keterampilan kerjasama siswa yang dilaksanakan oleh dua orang observer

c. Kedua kelas diberi post tes untuk mengetahui hasil belajar kognitif kedua sampel

3.6.3 Evaluasi

Pada tahap evaluasi yang dilakukan adalah menganalisis data hasil penelitian hasil belajar dan keterampilan kerjasama siswa. Pada tahap evaluasi diperoleh data yang menjawab hipotesis penelitian yang ditentukan


(50)

3.7

Uji Coba Instrumen Penelitian

Instrumen tes diujicobakan pada siswa kelas VIII MTs Negeri Sulang karena telah mendapatka materi getaran dan gelombang dengan tujuan untuk mendapatkan butir soal tes yang baik.

Langkah-langkah analisis yang dilakukan untuk soal tes meliputi: validitas, realibilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda soal.

3.7.1 Validitas Tes

Sebelum instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Rumus yang digunakan adalah rumus korelasi poin biseral sebagai berikut.

(Suharsimi,2007:79) Keterangan:

rpbis = koefisien korelasi poin biseral

Mp = skor rata-rata subjek yang menjawab benar pada butir soal

Mt = skor rata-rata total

St = standar deviasi skor total

P = proporsi siswa yang menjawab benar pada butir soal q = proporsi siswa yang menjawab salah pada butir soal

Harga rhitung yang diperoleh dibandingkan dengan rtabel dengan taraf signifikansi 5 %. Jika harga r hitung> r tabel maka item soal yang diujikan memiliki kriteria valid.


(51)

Tabel 3.2 Hasil Analisis Soal Uji Coba

No Kriteria soal Nomor soal

1 Valid 1,3,4,5,6,7,8,12,13,15,16,17,18,19,20,21, 22,23,25,32

2 Tidak valid 2,9,10,11,14,24,26,27,28,29,30,31,33,34,35 3.7.2 Reliabilitas Tes

Reliabelitas berhubungan dengan masalah kepercayaan dan ketepatan hasil (Suharsimi, 2007:86). Suatu tes dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Rumus yang digunakan:

(Suharsimi, 2007:100) Keterangan:

r11 : reliabilitas tes secara keseluruhan

p : proporsi subjek yang menjawab item dengan benar q : proporsi subjek yang menjawab item dengan salah ∑pq : jumlah hasil perkalian antara p dan q

n : banyaknya item

S : standar deviasi dari tes

Harga rhitung yang diperoleh dibandingkan dengan rtabel dengan taraf signifikansi 5 %. Jika harga r hitung> r tabel maka item soal yang diujikan memiliki kriteria reliabel.

Berdasarkan hasil uji oba soal, diperoleh rhitung = 1,020 dan rtabel = 0,334. Maka soal uji oba termasuk kriteria reliabel.


(52)

3.7.3 Tingkat kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Rumus yang digunakan untuk menganalisis tingkat kesukaran soal adalah:

Keterangan :

P = indeks kesukaran

B = banyak siswa yang menjawab soal itu benar Js = jumlah seluruh siswa peserta tes

Klasifikasi indeks kesukaran sebagai berikut:

0,00≤P<0,30 adalah soal tergolong sukar

0,30≤P<0,70 adalah soal tergolong sedang

0,70≤P<1,00 adalah soal tergolong mudah (Suharsimi,2007:210)

Hasil analisis tingkat kesukaran soal uji coba dapat dilihat pada tabel 3.3 Tabel 3.3 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba

No Kriteria Soal Nomor Soal

1 Mudah 1,3,4,5,6,7,8,11,12,13,15,16,17,18,19,24,30,33 2 Sedang 2,20,21,22,25,26,27,28,32,34

3 Sukar 9,10,14,23,29,31,35 3.7.4 Daya Pembeda

Daya pembeda butir soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah (Suharsimi, 2007:211). Untuk menghitung daya beda soal menggunakan rumus sebagai berikut.


(53)

Keterangan:

DP = Daya Pembeda

BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar

BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar

JA= banyaknya peserta kelompok atas

JB=banyaknya peserta kelompok bawah

PA=Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

PB= Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab salah

Kriteria daya pembeda soal adalah:

0,00 ≤ D ≤ 0,20 : soal jelek

0,20 < D ≤ 0,40 : soal cukup baik 0,40 < D ≤ 0,70 : soal baik

0,70 < D ≤ 1,00 : soal baik sekali (Suharsimi, 2007:218)

Hasil analisis daya pembeda soal uji coba dapat dilihat pada tabel 3.4 Tabel 3.4 Hasil Analisis Daya Pembeda Soal Uji Coba

No Kriteria soal Nomor Soal

1 Baik sekali ---

2 Baik 15,16,19,21,22,23,24,26,

3 Cukup baik 1,3,4,5,6,7,8,12,13,17,18,20,25,32 4 Jelek 1,9,10,11,14,27,28,29,30,31,33,34,35

Kriteria soal yang dipakai adalah soal yang valid, mempunyai tingkat kesukaran baik, mudah, sedang, atau sukar. Serta daya pembeda cukup baik dan baik.


(54)

3.8

Metode Analisis Data

3.8.1 Analisis Tahap Awal 3.8.1.1 Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi yang ada bersifat homogen (sama).

Langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut; 1) Menghitung S2 dari masing-masing kelas

2) Menghitung varians gabungan dari semua kelas dengan rumus

3) Menghitung harga satuan B dengan rumus

4) Menghitung nilai statis chi kuadrat ) dengan rumus

Kriteria pengujiannya adalah jika hitung < (1-α)(k-1) dengan dk = k 1 dan k adalah jumlah kelas, maka masing-masing kelas dalam populasi mempunyai varians yang sama atau homogen (Sudjana, 2005:262).

3.8.2 Analisis Tahap Akhir 3.8.2.1 Analisis soal

3.8.2.1.1 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang dianalisis berdistribusi normal atau tidak. Menurut Sudjana (2005: 293), rumus yang digunakan adalah rumus Chi Kuadrat.


(55)

k

i Ei

Ei Oi x

1

2

2 ( )

Keterangan: χ2

: Chi kuadrat

Ei : frekuensi yang diharapkan

Oi : frekuensi pengamatan

3.8.2.1.2 Uji Kesamaan Dua Varians

Adalah untuk mengetahui apakah kedua kelas mempunyai keadaan awal yang sama atau tidak. Dalam perhitungan uji kesamaan dua varians diperlukan hipotesis statistik, yaitu

Ho : Ha :

Rumus yang digunakan untuk menguji kesamaan dua varians adalah sebagai berikut :

(Sugiyono 2010 : 136)

Kriteria yang digunakan dalam uji kesamaan dua varians adalah : Kelompok varians sama jika:

(dk pembilang) ; (dk penyebut) 3.8.2.1.3 Uji Hipotesis


(56)

Uji hipotesis menggunakan uji t yaitu dengan uji perbedaan dua rata-rata uji satu pihak. Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah rata-rata hasil belajar kelas eksperimen lebih besar daripada kelas kontrol. Menurut Sugiyono (2010: 274), rumus uji t yang digunakan adalah:

2 2 1 1 2 2 2 1 2 1 2 1 2 n s n s r n s n s x x t Keterangan: 1

x : nilai rata-rata kelompok eksperimen

2

x : nilai rata-rata kelompok kontrol

2 1

s : varian data pada kelompok eksperimen

2 2

s : varian data pada kelompok kontrol

s1 : standart deviasi pada kelompok eksperimen

s2 : standart deviasi pada kelompok kontrol

1

n : banyaknya subyek pada kelompok eksperimen

2

n : banyaknya subyek pada kelompok kontrol

r : korelasi antara dua sampel

Kriteria pengujian adalah rata-rata hasil belajar kelas eksperimen lebih besar daripada kelas kontrol apabila harga thitung<ttabel dengan dk=(n1+n2)-2 dan taraf kesalahannya 5% (Sugiyono, 2010:273).


(57)

3.8.2.2 Analisis Lembar Observasi 3.8.2.2.1 Hasil Belajar Psikomotorik

Analisis lembar observasi ini digunakan untuk menganalisis hasil belajar psikomotorik siswa saat praktikum dan presentasi. Rumus yang digunakan adalah:

Hasil analisis ditafsirkan dengan rentang kualitatif sebagai berikut:

25,00% ≤ N ≤ 43,75% = tidak aktif

43,75% < N ≤ 62,50% = cukup

62,50% < N ≤ 81,25% = aktif

81,25% < N ≤ 100% = sangat aktif

(Rohim,2012:43)

3.8.2.2.2 Keterampilan Kerjasama Siswa

Analisis lembar observasi ini digunakan untuk menganalisis keterampilan kerjasama siswa selama melaksanakan praktikum. Rumus yang digunakan adalah:

Hasil analisis ditafsirkan dengan rentang kualitatif sebagai berikut:

25,00% ≤ N ≤ 43,75% = tidak baik

43,75% < N ≤ 62,50% = cukup

62,50% < N ≤ 81,25% = baik

81,25% < N ≤ 100% = sangat baik


(58)

43

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1

Hasil Analisis Penelitian Tahap Awal

4.1.1 Pelaksanaan Penelitian

Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di MTs Negeri Sulang pada tanggal 9 sampai dengan 17 Mei 2013. Kegiatan penelitian dilakukan dengan mengambil populasi seluruh siswa kelas VIII MTs Negeri Sulang. Setelah dilakukan analisis tahap awal, diperoleh data bahwa populasi bersifat homogen dan diambil 2 kelas secara acak yaitu kelas VIII 4 sebagai kelas eksperimen dengan metode eksperimen terbimbing berbasis SAVI dan VIII 5 sebagai kelas kontrol dengan metode demonstrasi dan diskusi. Materi yang dikaji dalam penelitian ini yaitu getaran dan gelombang. Hasil penelitian berupa hasil belajar siswa dan keterampilan kerjasama siswa.

4.1.2 Uji Coba Tes

Perangkat tes uji coba ini diujikan kepada kelas VIII 1 karena siswa tersebut sudah mendapat materi getaran dan gelombang. Soal yang digunakan untuk uji coba sebanyak 35 butir soal dalam bentuk soal pilihan ganda dengan 4 pilihan jawaban.

Perangkat tes yang baik sebagai alat pengukur harus memenuhi persyaratan tes, diantaranya adalah valididtas, reliabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda soal. Oleh sebab itulah dilakukan uji-uji tersebut. Dari 35 soal tes


(59)

hanya 24 soal yang valid dan 20 soal yang terpakai. Perhitungan ini dapat dilihat pada lampiran 4.

4.13 Uji Homogenitas

Uji homogenitas ini digunakan untuk mengetahui apakah siswa kelas VIII MTs Negeri Sulang memiliki keadaan awal yang sama atau tidak. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai ujian tengah semester genap tahun pelajaran 2012/2013 dan diuji dengan menggunakan uji Barlett. Dari analisis yang dilakukan terhadap nilai ujian tengah semester siswa, pada taraf signifikan 5% dan dk=k-1 diperoleh χ2hitung=1,178 < χ2tabel=9,488 yang berarti populasi mempunyai varians yang sama (homogen). Setelah dilakukan uji homogenitas, dapat dipilih secara acak satu kelas sebagai kelas eksperimen yaitu kelas VIII 4 dan satu kelas sebagai kelas kontrol yaitu kelas VIII 5. Perhitungan uji homogenitas dapat dilihat pada lampiran 15.

4.2

Hasil Analisis Penelitian Tahap Akhir

4.2.1 Analisis Hasil Belajar Kognitif

Hasil belajar kognitif siswa diperoleh setelah diberikan tes akhir pertemuan yang berupa soal-soal pilihan ganda dengan jumlah 20 soal. Tes tertulis ini diberikan sesudah mengikuti pembelajaran selama dua kali pertemuan. Hasil belajar kognitif baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol dapat diamati pada tabel 4.1


(60)

Tabel 4.1 Hasil belajar kognitif siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol

No Komponen Kelas

Eksperimen

Kelas Kontrol

1 Banyak siswa 28 28

2 Nilai tertinggi 90 80

3 Nilai terendah 50 35

4 Rata-rata nilai 75,18 61,96

Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa pada kelas eksperimen rata-rata hasil belajar kognitif sebesar 75,18 dan kelas kontrol rata-rata nilainya 61,96. Nilai tertinggi kelas eksperimen 90 dan kelas kontrol 80. Nilai terendahnya kelas eksperimen 50 dan kelas kontrol 35. Data dan perhitungan selanjutnya dapat diihat pada lampiran 16.

4.2.2 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang dianalisis berdistribusi normal atau tidak. Selain itu, uji normalitas ini digunakan untuk menentukan statistik yang digunakan selanjutnya, apakah menggunakan statistik parametrik atau non parametrik. Data yang digunakan dalam uji normalitas ini

adalah nilai post tes. Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh χ2

hitung untuk kelas

eksperimen sebesar 5,972 dan kelas kontrol sebesar 6,822. Nilai χ2

hitung tersebut

diatas kurang dari χ2

tabel pada taraf 5% dengan dk=6-3=3 yaitu 7,815, yang berarti bahwa nilai tersebut terdistribusi normal. Sehingga statistik yang digunakan adalah statistik parametrik.. Perhitungan uji normalitas dapat dilihat pada lampiran 17 dan lampiran 18. Hasil analisis uji normalitas data post tes kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 4.2


(61)

Tabel 4.2 Hasil uji normalitas kelas eksperimen dan kelas kontrol

4.2.3 Uji Kesamaan Dua Varians

Uji kesamaan dua varians pre tes dan post tes antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 4.3

Tabel 4.3 uji kesamaan dua Varians post tes

Fhitung Ftabel

Post tes 0,735 2,161

Tabel 4.3 menunjukkan bahawa uji kesamaan dua varian data posttest yang menunjukkan bahwa = 0,735 yang lebih kecil dari = 2,161 pada taraf signifikan 5%, dk = 27. Hal ini menunjukkan bahwa siswa yang mendapat perlakuan metode pembelajaran eksperimen terbimbing berbasis SAVI dan siswa yang mendapat metode demonstrasi berasal dari sebuah populasi yang memiliki nilai kemampun awal homogen, sehingga pengujian yang digunakan untuk mengetahui perbedaan rata-rata hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol yaitu dengan uji t. perhitungan uji kesamaan dua varians dapat dilihat pada lampiran 19.

4.2.4 Uji Signifikansi

Uji signifikansi hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 4.4

Kelas χ2hitung χ2htabel Kriteria

Eksperimen 5,972 7,815 Data terdistribusi normal Kontrol 6,822 7,815 Data terdistribusi normal


(62)

Tabel 4.4 hasil uji signifikansi hasil belajar psikomotorik anatara kelas eksperimen dan kelas kontrol

Kelas dk thitung Ttabel Kriteria

Eksperimen

54 4,23 2,00 Ho ditolak

Kontrol

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa pada taraf 5% harga thitung = 3,689 sedangkan harga ttabel = 2,005. Harga thitung > ttabel,sehingga Ho ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar kelas eksperimen lebih besar daripada kelas kontrol. Perhitungan uji signifikansi dapat dilihat pada lampiran 20.

4.2.5 Analisis Hasil belajar psikomototrik

Penilaian hasil belajar psikomotorik dalam penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu ketika mengikuti kegiatan praktikum dan kegiatan presentasi. Penilaian hasil belajar psikomotorik menggunakan instrumen lembar observasi. Pada penilaian lembar observasi dibantu oleh 2 observer. Hasil penilaian belajar psikomotorik dapat dilihat pada tabel 4.5. Perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran 22.

Tabel 4.5 Rata-rata hasil belajar aspek psikomotorik antara kelas eksperimen dan kelas kontrol

Kelas I II

Rata-rata

kriteria Praktikum Presentasi Praktikum Presentasi

Eksperimen 69,46% 67,36% 72,68% 70,31% 70,14% aktif Kontrol 63,03% 61,61% 63,78% 64,48% 60,77% aktif


(63)

Berdasarkan tabel 4.5 tersebut,meskipun kedua kelas termasuk dalam kriteria aktif, baik ketika praktikum maupun kegiatan presentasi tetapi hasil rata-rata hasil belajar psikomotorik siswa kelas eksperimen meningkat dan lebih baik daripada kelas kontrol.

4.2.6 Analisis Keterampilan Kerjasama Siswa

Penilaian keterampilan kerjasama menggunakan instrumen lembar observasi. penilaian dilakukan saat pembelajaran berlangsung. Penilaian dilakukan dua kali pertemuan.Data hasil kemampuan bekerjasama siswa diperoleh melalui penilaian dari lembar observasi. Indikator penilaian keterampilan kerjasama siswa meliputi saling memberi informasi, perselisihan terselesaikan, meminta pendapat, mendukung keputusan kelompok, menghargai masukan, berpartisipasi dalam tugasnya.

Hasil penilaian kemampuan bekerjasama siswa kelas eksperimen disajikan pada Tabel 4.6. Perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran 26.

Tabel 4.6 Rekap Kemampuan Bekerjasama Siswa Kelas eksperimen Indikator Bekerjasama Kelas eksperimen

Pertemuan 1 Pertemuan 2

Saling memberi informasi 65,14% 73,57%

Perselisihan terselesaikan 63,57% 77,07%

Meminta Pendapat 65,71% 73,21%

Mendukung Keputusan Kelompok 67,50% 75,36%

Menghargai masukan 66,07% 73,57%

Berpartisipasi dalam tugasnya 67,86% 72,50%

Jumlah total 1177,60%


(64)

Berdasarkan hasil analisis lembar observasi keterampilan kerjasama siswa pada Tabel 4.6 didapatkan rata-rata ketrampilan kerjasama dari pertemuan pertama dan kedua sebesar 70,10% dalam kriteria baik.

Hasil penilaian kemampuan bekerjasama siswa kelas kontrol disajikan pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7 Hasil Keterampilan kerjasama Siswa Kelas Kontrol Indikator Bekerjasama Kelas Eksperimen

Pertemuan 1 Pertemuan 2

Saling Memberi Informasi 58,93% 65,36%

Perselisihan Terselesaikan 59,29% 62,14%

Meminta Pendapat 67,14% 62,86%

Mendukung Keputusan Kelompok 58,57% 63,50%

Menghargai Masukan 59,29% 65,36%

Berpartisipasi Dalam Tugasnya 56,79% 64,64%

Jumlah 1027,40%

Rata-rata 61,15%

Dari tabel 4.7 didapatkan bahwa rata-rata keterampilan kerjasama untuk kelas kontrol dari pertemuan pertama dan kedua sebesar 61,15% dalam kriteria cukup baik. Setelah dibandingkan dari kelas eksperimen dengan rata-rata sebesar 70,10% dan kelas kontrol sebesar 61,15% maka keterampilan kerjasama siswa kelas eksperimen lebih meningkat dan lebih baik daripada kelas kontrol.

4.3

Pembahasan

4.3.1 Hasil Belajar Kognitif Siswa

Penilaian hasil belajar kognitif siswa diperoleh dari tes akhir pembelajaran yang sebelumnya diberikan pembelajaran selama dua kali. Dari hasil analisis post tes, diketahui bahwa hasil belajar kognitif siswa kedua kelas berdistribusi normal.


(1)

KETERAMPILAN KERJASAMA

No.

Aspek yang dinilai

1.

Saling member informasi sesama anggota

2.

Perselisihan yang terjadi dapat terselesaikan

3.

Meminta/ memberikan ide dan pendapat kepada semua anggota kelompok untuk membantu membuat keputusan

4.

Mendukung keputusan kelompok

5.

Menghargai masukan dan keahlian anggota lain

6.

Berpartisipasi dalam melaksanakan tugasnya

ASPEK PENILAIAN KETERAMPILAN KERJASAMA

NILAI

KETERANGAN

1

1,99

Sangat tidak mampu, artinya siswa betul-betul tidak mengerti / melaksanakan indikator tersebut.

2

2,99

Belum mampu, artinya siswa sudah mengerti akan indikator tersebut tapi belum dilaksanakan

3

3,99

Cukup mampu, artinya siswa sudah mengerti dengan indikator tersebut akan tetapi dilaksanakan apabila ada

perintah

4

4,99

Mampu, artinya siswa sudah paham dan melaksanakannya dengan adanya bimbingan

5

Sangat mampu, artinya siswa dapat secara mandiri melakukan indikator tersebut.


(2)

1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6

1 E-01 3 2,5 3 3 4 4 19 63 baik 4 3 4 3,5 3 4 21,5 72 baik

2 E-02 3,5 3 3 3 3 4 19,5 65 baik 3 4 3,5 4 3 4 21,5 72 baik

3 E-03 3,5 3 4 3 3,5 3,5 20,5 68 baik 3 3 3,5 4 3,5 4 21 70 baik

4 E-04 3 3 3 3,5 3,5 4 20 67 baik 3,5 3,5 3 3 3 3 19 63 baik

5 E-05 3 4 3 3,5 3 4 20,5 68 baik 3,5 3 4 4 4,5 4 23 77 baik

6 E-06 3 3,5 3 3,5 3,5 3 19,5 65 baik 3,5 4 3,5 5 3,5 4,5 24 80 baik

7 E-07 4 3,5 3,5 3 3 3 20 67 baik 4 3,5 3 4 3,5 4 22 73 baik

8 E-08 3 3 3,5 4 3 3 19,5 65 baik 4 4,5 3 3,5 4 3,5 22,5 75 baik 9 E-09 3 3 3 3 3,5 3,5 19 63 baik 4 4,5 4 4,5 4 4,5 25,5 85 sangat baik 10 E-10 3,2 3 3,5 3,5 3 3 19,2 64 baik 3,5 4 4,5 3 3 3 21 70 baik 11 E-11 4 2,5 3,5 2,5 3 3,5 19 63 baik 4 4,5 3 3,5 3 4 22 73 baik 12 E-12 3,5 4 3,5 3,5 3 4 21,5 72 baik 4 3,5 4 4 4,5 3 23 77 baik 13 E-13 3 3,5 3 3 3,5 4,5 20,5 68 baik 3,5 3,4 3 3,5 3 3 19,4 65 baik

14 E-14 3,5 3 4 3,5 3 3 20 67 baik 4 4 3 4 3 3 21 70 baik

15 E-15 3 3,5 3 4 3,5 4 21 70 baik 4 4,5 4,5 4 4,5 4 25,5 85 sangat baik

16 E-16 3,5 3 4,5 3 3 3 20 67 baik 3 4 4 3 4 3 21 70 baik

17 E-17 3 3,5 3,5 3,5 3,5 3 20 67 baik 3,5 4 4 3 4 3,5 22 73 baik 18 E-18 3,5 3 3 3,5 3,5 3 19,5 65 baik 4,5 3 3 4 3,5 4 22 73 baik 19 E-19 3,5 2,5 3 3,5 3 2,5 18 60 cukup baik 3 4 3 3,5 3 3,5 20 67 baik

20 E-20 3 3 3 3,5 4 3 19,5 65 baik 4 4,5 4 3,5 4 4 24 80 baik

21 E-21 3,5 3,5 3,5 3 3,5 4 21 70 baik 4 4 4 4 4,5 4,5 25 83 sangat baik

22 E-22 3 3 3 4 4 3 20 67 baik 3 3 4,5 4 4 3 21,5 72 baik

23 E-23 2,5 2,5 3 4 3 4 19 63 baik 4,5 5 3,5 4 4,5 3,5 25 83 sangat baik 24 E-24 4 3 3,5 3 3 3 19,5 65 baik 3,5 4 3 3,5 3 4,5 21,5 72 baik

25 E-25 3 4 3 3,5 3 3,5 20 67 baik 4 4,5 4,5 4 4 3 24 80 baik

26 E-26 3,5 3 3,5 3 3 2,5 18,5 62 cukup baik 3 4 3,5 4 3 3 20,5 68 baik 27 E-27 3 4 3 4 3,5 3 20,5 68 baik 3,5 3 4 3 4,5 3,5 21,5 72 baik

28 E-28 3 3 3 3,5 4 3,5 20 67 baik 4 4 4 4,5 4 3 23,5 78 baik

91,2 89 92 94,5 92,5 95 103 107,9 102,5 105,5 103 101,5 65,14% 63,57% 65,71% 67,50% 66,07% 67,86% 73,57% 77,07% 73,21% 75,36% 73,57% 72,50%

baik baik baik baik baik baik baik baik baik baik baik baik Jumlah total

rata-rata nilai (%)

1177,60 70,10%

REKAPITULASI HASIL KETERAMPILAN KERJASAMA SISWA KELAS EKSPERIMEN (1) dan (2)

65,98% baik

623,4 74,21%

baik Aspek yang diamati

Jumlah Nilai

(%) Keterangan Kode

NO

ketercapaian Kriteria

554,2 Aspek yang diamati

Jumlah Nilai

(%) Keterangan

jumlah

La

mpi

ra

n

26


(3)

1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6

1 E-01 3 2,5 3 2 3,5 3 17 57 cukup baik 3 3 3 3 3,5 3 18,5 62 cukup baik 2 E-02 2,5 2,5 2 2,5 3 2,5 15 50 cukup baik 3 3 3,5 2,5 3 3 18 60 cukup baik 3 E-03 2 3 2,5 2 3 3 15,5 52 cukup baik 3 3 3,5 3 4 3 19,5 65 baik 4 E-04 2,5 3 3,5 3 2,5 2,5 17 57 cukup baik 3 3 3 3 3,5 3 18,5 62 cukup baik

5 E-05 3 3 4 4 3 4 21 70 baik 3,5 4 3,5 4 3 3,5 21,5 72 baik

6 E-06 3 2,5 3 2,5 2,5 3 16,5 55 cukup baik 3 4 3 3,5 4 3,5 21 70 baik 7 E-07 2,5 2,5 2 2,5 2,5 2 14 47 cukup baik 3 3 2,5 3 3 3 17,5 58 cukup baik 8 E-08 2,5 2,5 3,5 2,5 3 3 17 57 cukup baik 3 3 2,5 2,5 3 3 17 57 cukup baik 9 E-09 2,5 2,5 2 2,5 2,5 3,5 15,5 52 cukup baik 4 3 3 3 4 3 20 67 baik 10 E-10 4 3 3,5 2 3 3 18,5 62 cukup baik 3 2,5 2 2,5 3 3 16 53 cukup baik 11 E-11 3 3,5 2 2,5 3,5 2 16,5 55 cukup baik 3 3 4 3 3 3,5 19,5 65 baik

12 E-12 4 3 3 4 3 3 20 67 baik 4 4 3 3,5 4 3 21,5 72 baik

13 E-13 2,5 2,5 2 2,5 2,5 2 14 47 cukup baik 3 3 3 3 3 3 18 60 cukup baik

14 E-14 4 3 3 3,5 3 3 19,5 65 baik 4 3,5 4 4 3,5 4 23 77 baik

15 E-15 3 3,5 3 3 3,5 3 19 63 baik 4 3 3 2,5 3 3 18,5 62 cukup baik 16 E-16 3 4 2,5 3 3 3 18,5 62 cukup baik 3 3 3 3 3 3 18 60 cukup baik 17 E-17 2 3 2 3 2 2 14 47 cukup baik 3 2,5 3 3 4 3 18,5 62 cukup baik

18 E-18 3,5 3 3,5 3 3 3 19 63 baik 3 4 3,5 4 3 3 20,5 68 baik

19 E-19 3 2,5 2 3,5 2,5 3 16,5 55 cukup baik 4 3 3 4 3 3,5 20,5 68 baik

20 E-20 3 4 3 3 3 3 19 63 baik 3,5 4 3 3,5 3,5 4 21,5 72 baik

21 E-21 3 3 3 3 4 3 19 63 baik 3 2,5 3,5 3 3 3,5 18,5 62 cukup baik 22 E-22 2,5 3 2,5 3 3 2 16 53 cukup baik 3 2,5 3 3 3,5 3 18 60 cukup baik 23 E-23 3 3,5 3 2,5 3 3 18 60 cukup baik 3 4 3,5 3 3,5 3,5 20,5 68 baik 24 E-24 4 3 3,5 3 3 3 19,5 65 baik 3 3 3 3 3 2,5 17,5 58 cukup baik 25 E-25 3 2,5 3 3,5 3 2,5 17,5 58 cukup baik 3 3 4 3 2,5 3 18,5 62 cukup baik

26 E-26 3 4 4 3,5 4 3,5 22 73 baik 3 3,5 3 4 3 3 19,5 65 baik

27 E-27 3 3 3,5 4 3 3 19,5 65 baik 3,5 4 3 3 3 4,5 21 70 baik

28 E-28 2,5 2 2,5 3 2,5 3 15,5 52 cukup baik 4 3.1 3 3,4 3 3,5 16,9 56 cukup baik 82,5 83 80 82 83 79,5 91,5 87 88 88,9 91,5 90,5

58,93% 59,29% 57,14% 58,57% 59,29% 56,79% 65,36% 62,14% 62,86% 63,50% 65,36% 64,64% cukup cukup cukup cukup cukup cukup baik cukup baik baik baik baik

Jumlah total 1027,40

rata rata

nilai (%) 61,15%

REKAPITULASI KETERAMPILAN KERJASAMA SISWA KELAS KONTROL (1) dan (2)

kriteria

537,4 63,98%

baik 490

58,33% cukup

Aspek yang diamati

Jumlah Nilai

(%) Keterangan Jumlah Nilai

(%) Keterangan

jumlah ketercapaian

NO Kode Aspek yang diamati

La

mpi

ra

n

27


(4)

116

DAFTAR NAMA SISWAKELAS EKSPERIMEN

No.

Nama Siswa

Kode Siswa

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

21.

22.

23.

24.

25.

26.

27.

28.

A.Masrur

Ali Mahmudi

Alfin Noer Hidayat

Devi Novitasari

Didik Mardianto

Edy Purnomo

Eni Nur Lestari

Gunasakti

Indra Yuli Setiawan

Istiadah

Lina

Rofi’ah

Langgeng Dimas Setyawan

M. Sholihur Rifa’i

Maryoni

Mawar Adna Sukma

M. Nasikhin

Muhammad Tohirin

M. Dzawinnuha

Roikhana Ulfah

Solikhah

Siti Fadila

Siti Musyafaah

Siti Nur Alfiatun N

Siti Unaisah

Siti Uswatun Khasanah

Siti Zaenab

Susi Alfiatun Naila

Yulia Susanti

E-1

E-2

E-3

E-4

E-5

E-6

E-7

E-8

E-9

E-10

E-11

E-12

E-13

E-14

E-15

E-16

E-17

E-18

E-19

E-20

E-21

E-22

E-23

E-24

E-25

E-26

E-27

E-28

Lampiran 28


(5)

117

DAFTAR NAMA SISWAKELAS KONTROL

No.

Nama Siswa

Kode Siswa

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

21.

22.

23.

24.

25.

26.

27.

28.

Ahmad Nur Hadi

Arum Sasi

Chusnul Chotimah

Dedy Evo

Diah Ayu Sri Wahyuni

Dian Setiawan

Durrotun Nasikah

Henita

Heri Porwanto

Indah Nur K

M. Irfan Efendi

M. Sutrisno

Miftakhul Jannah

M Sandi P

M. Setyo Widodo

M. Jumali

M. Syaroni

Nanang Riyanto

Nurul Sofiyah

Ri’ayatul Millah

Siti Fatiamtun Nisa’

Siti Ma’unah

Siti Nihlah

Siti Ristiani

Siti Umayyah

Susilo

Via Yelia Griyanika

Zulfani

K-1

K-2

K-3

K-4

K-5

K-6

K-7

K-8

K-9

K-10

K-11

K-12

K-13

K-14

K-15

K-16

K-17

K-18

K-19

K-20

K-21

K-22

K-23

K-24

K-25

K-26

K-27

K-28

Lampiran 30


(6)

118

FOTO PENELITIAN

Siswa melakukan eksperimen

Siswa berdiskusi setelah praktikum

Siswa mempresentasikan hasil praktikum

Lampiran 31


Dokumen yang terkait

Pengaruh Teknik Membaca Total Gaya SAVI Terhadap Kemampuan Membaca Intensif Kelas III MIN 15 Bintaro Tahun Pelajaran 2014/2015

1 29 168

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SOMATIS AUDITORI VISUAL DAN INTELEKTUAL (SAVI) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD N 2 NOTOHARJO

1 7 71

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA ANAK MELALUI PENDEKATAN SAVI (SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, Peningkatan Keterampilan Menyimak Cerita Anak Melalui Pendekatan Savi (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) Dengan Media Audio Visual Pada Siswa Kelas V

0 3 12

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SAVI (SOMATIS AUDITORI VISUAL INTELEKTUAL) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN Penerapan Model Pembelajaran Savi (Somatis Auditori Visual Intelektual) Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ipa Kelas Iii Sd Ne

0 2 13

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SAVI (SOMATIS AUDITORI VISUAL INTELEKTUAL) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN Penerapan Model Pembelajaran Savi (Somatis Auditori Visual Intelektual) Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ipa Kelas Iii Sd Ne

0 4 19

PENERAPAN PENDEKATAN SAVI (SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, Penerapan Pendekatan SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VIIA Pada Materi Kepadatan Populasi Dan Pencemaran Lingkungan MTs Al-Falah Margo

0 1 14

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN SAVI (SOMATIS AUDITORI VISUAL Peningkatan Motivasi Belajar Matematika dengan Strategi Pembelajaran SAVI (Somatis Auditori Visual Intelektual) Bagi Siswa Kelas VII A Semester II SMP Nege

0 1 15

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN SAVI (SOMATIS AUDITORI VISUAL INTELEKTUAL) Peningkatan Hasil IPA Melalui Pendekatan Pembelajaran SAVI (Somatis Auditori Visual Intelektual) Pada Siswa Kelas V SD Muhammadiyah 2 Ka

0 1 16

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERFIKIR KRITIS MELALUI PENDEKATAN SAVI (SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, INTELEKTUAL).

0 0 7

PENERAPAN METODE SOMATIS AUDITORI VISUAL INTELEKTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA Jubaedah SD Negeri Cibentar 1 Kec. Jatiwangi Kab. Majalengka ABSTRAK - PENERAPAN METODE SOMATIS AUDITORI VISUAL INTELEKTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

0 0 12