HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG PHBS (PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT ) Hubungan Tingkat Pendidikan Dan Tingkat Pengetahuan Kader Tentang Phbs Dengan Kelengkapan Pengisian Form Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs)Di P
HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN TINGKAT PENGETAHUAN
KADER TENTANG PHBS (PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT )
DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN FORM PHBS
DI PUSKESMAS SAMBI II KABUATEN BOYOLALI
ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat
Disusun Oleh :
YUYUN SETYORINI
J410121026
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN TINGKAT PENGETAHUAN
KADER TENTANG PHBS (PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT)
DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN FORM PHBS
DI PUSKESMAS SAMBI II KABUPATEN BOYOLALI
Yuyun Setyorini J410 121 026
Prodi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. A. Yani Tromol Pos I Pabelan Surakarta 57162
ABSTRACT
RELATIONSHIP BETWEEN EDUCATION LEVEL AND KNOWLEDGE LEVEL OF
CADRE ABOUT CONDUCT OF CLEAN LIFE AND HEALTHY WITH COMPLETENESS
OF PHBS FORM IN PUSKESMAS SAMBI II BOYOLALI REGENY
Clean and Healthy Behavior in the household is an attempt to empower members of the
household in order to know, willing and able to practice. Based on preliminary survey in
Puskesmas Sambi II of 400 sheets 120 sheets and at the time of the survey interview with 5
cadre of 20 pieces form the empty PBHS that there are 13 (65%), while the complete
recorded only 7 (35%). Analyzing research purposes completeness Registration form PHBS
in Healthy Lifestyle Monitor Community Health Center Sambi In Region II Boyolali. This
research method using quantitative descriptive research design. The population total cader
In Puskesmas Sambi II. Technic sample is Total Sampling. The statistical instrument
Education using Fisher's Exact and knowledge using Chi Square. The result study show
that there are relationship between the level of education (p=0,000) and level of knowledge
cader (p=0,000) with the completeness of the completeness of PHBS in Puskesmas Sambi II
Boyolali.
Keywords: Completeness, Education, Knowledge, forms PHBS
Bibliography: 28, 1999-2013
ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN TINGKAT PENGETAHUAN
KADER TENTANG PHBS (PERILAKU HIDUP DAN SEHAT) DENGAN
KELENGKAPAN PENGISIAN FORM PHBS DIPUSKESMAS SAMBI II KABUPATEN
BOYOLALI
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di rumah tangga merupakan upaya untuk memberdayakan
anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktekkan. Berdasarkan survey
pendahuluan di Puskesmas II Sambi dari 400 lembar PHBS ada 120 lembar tidak lengkap,
pada saat wawancara dengan 5 kader survey dari 20 lembar form PBHS yang tidak lengkap
ada 13 (65%) sedangkan yang lengkap hanya 7 (35%). Tujuan penelitian menganalisis
kelengkapan pencatatan form PHBS dalam memantau PHBS masyarakat di Wilayah
PuskesmasSambi II Kabupaten Boyolali. Jenis penelitian ini adalah analitik dengan
rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kader di Puskesmas
Sambi II. Pengambilan sampel dengan teknik totalsampling. Uji Statistik tingkat
pendidikan menggunakan Fisher Exact dan tingkat pengetahuan menggunakan Chi
Square.Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara tingkat
pendidikan (p=0,000) dan tingkat pengetahuan kader tentang PHBS (p=0,000) dengan
kelengkapan pengisian form PHBS di Puskesmas Sambi II Boyolali
Kata kunci
: Kelengkapan, Pendidikan , Pengetahuan, form, PHBS
Kepustakaan : 28, 1999-2013
masing-masing indikator minimal 0 dan
LATAR BELAKANG
Indikator
PHBS
tatanan
rumah
maksimal 1. Total nilai rumah tangga
tangga di Kabupaten Boyolali memiliki 16
yang
Dari penilaian indikator PHBS kemudian
dikelompokkan berdasarkan strata PHBS
bisa digolongkan kedalam strata PHBS.
rumah tangga.
Strata PHBS dalam tatanan rumah
tangga
melakukan
dapat
ditentukan
penilaian terhadap
dengan
rumah
dihasilkan
Berdasarkan
nantinya
persentase
akan
rumah
tangga berperilaku hidup bersih dan Sehat
menurut
Kecamatan
dan
Puskesmas
tangga yang bersangkutan berdasarkan 16
Kabupaten Boyolali Tahun 2012 di,
indikator PHBS rumah tangga. Nilai
Puskesmas Sambi II masih rendah bila
dibandingkan dengan Puskesmas lain di
paradigma sehat dalam budaya hidup
Wilayah Kabupaten Boyolali yaitu hanya
perorangan, keluarga, dan masyarakat
sebesar 48,30%,
yang berorientasi sehat dengan tujuan
Berdasarkan
studi
dokumentasi
untuk meningkatkan, memelihara, dan
terhadap 20 kartu PBHS di Puskesmas
melindumgi kesehatan fisik, mental
Sambi II kartu yang kosong atau tidak
spiritual, maupun sosial. Selain itu,
lengkap ada 13 kartu (65%) sedangkan
sesuai
kartu yang tercatat lengkap hanya 7
pembangunan, maka sektor kesehatan
(35%). Dari survey pendahuluan tentang
juga mengalami perubahan yang sangat
pencatatan
mendasar
kelengkapan
menunjukkan
bahwa
kartu
PHBS
pelaksanaannya
dengan
tuntutan
yaitu
mengajak
dan
ketidakkelengkapan dalam pencatatannya.
kesehatan
khususnya
TUJUAN PENELITIAN
mengubah
pola
tingkat
pendidikan
dan
tingkat
dan
memotivasi masyarakat pada umumnya
belum optimal, masih banyak ditemukan
Mengetahui adanya hubungan antara
reformasi
penyelenggara
pikir
pelayanan
untuk
mulai
dan
sudut
pandang sakit menjadi sudut pandang
sehat
yang
lebih
dikenal
dengan
pengetahuan kader tentang PHBS dengan
paradigma sehat (Dinkes Provinsi Jawa
kelengkapan pengisian form PHBS
Tengah, 2003).
di
Puskesmas Sambi II Kabupaten Boyolali.
2. Definisi Puskesmas
TINJAUAN PUSTAKA
Puskesmas adalah suatu unit pelaksana
1. Pengertian PHBS
fungsional
yang
berfungsi
sebagai
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
pusat pembangunan kesehatan, serta
(PHBS) adalah bentuk perwujudan
pusat
pelayanan
kesehatan tingkat
pertama
yang
menyelenggarakan
kegiatan secara menyeluruh, terpadu
dan
berkesinambungan
pada
Tabel 1. Hubungan antara Pengetahuan Kader
tentang PHBS dengan
Kelengkapan
Pengisian Form PHBS
Tingkat
Pengeta
huan
Tingkat
Kelengkapan
Tidak
Lengkap
Lengkap
F
%
f
%
F
%
Baik
Cukup
Kurang
Total
0
1
21
22
0
14
21
35
0
40
60
100
masyarakat yang bertempat tinggal
dalam
suatu
wilayah
tertentu
(Mubarak, 2012).
menunjukkan
Kader adalah tenaga masyarakat yang
paling
dekat
dengan
masyarakat (Niken, 2009)
penelitian ini menggunakan teknik total
sampling. Uji validitas dilakukan dengan
menggunakan teknik Pearson Product
Moment dan uji reabilitas menggunakan
teknik Alpha Cronbath. Analisis yang
digunakan uji Chi Square.
bahwa
bivariat
terdapat
tingkat pengetahuan kader tentang
dengan
kelengkapan
hubungan adalah positif
artinya
semakin baik tingkat pengetahuan
kader tentang PHBS maka semakin
baik pula perilaku tentang pengisian
form PHBS.
Secara
umum
memang
pengetahuan merupakan faktor yang
HASIL DAN PEMBAHASAN
mempengaruhi perilaku seseorang
A. Analisis Bivariat
(dalam hal apapun). Hal ini sesuai
Kader
tentang PHBS dengan kelengkapan
Pengisian Form PHBS
analisis
pengisian form PHBS dengan arah
Tehnik pengambilan sampel dalam
Pengetahuan
0
37
0
37
hubungan yang signifikan antara
PHBS
METODE PENELITIAN
1. Hubungan
0
13
0
13
Perhitungan
3. Pengertian Kader
dianggap
0
3
60
63
Total
dengan pendapat Lowrence Green
dalam
Notoatmodjo
(2007)
Sig
0,00
0
menyimpulkan
bahwa
faktor
perilaku sendiri ditentukan oleh 3
pengetahuan
merupakan
stimulus
terhadap tindakan seseorang.
pengetahuan juga dipengaruhi
faktor utama, yaitu faktor-faktor
predisposisi (disposing factors)yang
oleh
merupakan
yang
adalah
atau
(Mubarak, 2007). Semakin tinggi
mempredisposisi terjadinya perilaku
pendidikan seseorang maka semakin
seseorang, antara lain pengetahuan,
baik pula pengetahuan seseorang.
sikap,
kepercayaan,
Dengan
Faktor-faktor
seseorang akan terjadi perubahan fisik
pemungkin (enabling factors) yang
dan psikologis seseorang. Dengan
merupakan
yang
bertambahnya
yang
beban kehidupan semakin banyak
atau
sehingga waktu untuk mencari dan
faktor-faktor
mempermudah
keyakinan,
nilai-nilai
tradisi.
faktor-faktor
memungkinkan
memfasilitasi
atau
perilaku
Notoatmojo
(2007)
factor
diantaranya
pendidikan
menambah
tindakan.
Menurut
beberapa
dan
bertambahnya
umur
umur
kader
informasi
umur
dan
maka
juga
pengetahuan tentang kesehatan jadi
pengetahuan atau kognitif merupakan
terhambat
domain yang sangat penting untuk
pengetahuan kader tentang PHBS
terbentuknya
tindakan
kurang baik.
Pengetahuan
diperlukan
seseorang.
sebagai
Jenis
hal
itu
menyebabkan
kelamin
juga
dorongan sikap dan perilaku setiap
mempengaruhi tingkat pengetahuan
hari, sehingga dapat dikatakan bahwa
seseorang.
Perempuan
cenderung
lebih memilih untuk mengurus rumah
tangga terlebih dahulu dibandingkan
Bahwa semakin lama masa kerja
dengan tugas lain, sehingga perempun
seseorang akan bertambah dan akan
kurang mempunyai kesempatan untuk
semakin terampil dalam praktiknya
mendapatkan pengetahuan yang lebih
sehari-hari. Hal ini tidak sesuai
dibandingkan
laki-laki.
dengan hasil penelitian bahwa masa
bahwa
kerja yang lama tetapi kelengkapan
responden 100 % berjenis kelamin
pengisian form PHBS sedikit, karena
perempuan..
Hasibuan
sebagian besar responden mempunyai
memiliki
pengetahuan yang rendah tentang
Sesuai
dengan
dengan
(2009)
penelitian
Menurut
bahwa
laki-laki
keunggulan karena sejak dulu laki-
PHBS.
laki dipaksa oleh keadaan untuk
Pengetahuan
selalu siap menghadapi masalah baik
sangat
dalam rumah tangga maupun dalam
bekerja.
Pengetahuan juga dipengaruhi
oleh
lamanya
seseorang
dalam
penting
merupakan
untuk
mendasari
terbentuknya
tindakan
seseorang,
Pengetahuan
kader
merupakan
domain yang sangat penting sebagai
dasar
kader
dalam
melakukan
melakukan
pengisian
bekerja. Semakin lama seseorang
aktivitasnya
bekerja
kelengkapan form PHBS.
maka
semakin
faham
terhadap apa yang dikerjakannya.
Sesuai
yang
dikemukakan
oleh
hal
Menurut
teori Green (2000),
menyatakan bahwa faktor-faktor yang
Notoatmojo (2010), bahwa faktor
mempengaruhi
pengalaman
salah satunya adalah pengetahuan dari
tingkat
juga
mempengaruhi
pengetahuan
seseorang.
perilaku
seseorang
orang tersebut. Hal ini didukung pula
oleh penelitian Wijaya (2010) yang
masyarakat dalam berperilaku sehat.
menemukan
Dengan pengetahuan yang baik kader
bahwa
pengetahuan
kader merupakan salah satu faktor
akan
yang berhubungan dengan aktivitas
mengajak
penemuan suspek tuberkulosis paru di
contoh kepada
Kabupaten Buleleng.
menjaga kesehatan perorangan dan
Dalam menambah pengetahuan
dan
informasi
kesehatan,
media,
bisa
yaitu
kader
tentang
melalui
berbagai
bisa
mudah
dan
juga
menjelaskan,
memberikan
masyarakat untuk
juga menjaga lingkungan agar tercipta
lingkungan yang sehat dan juga
kehidupan yang sehat.
layar
Seorang kader merupakan orang
televisi, surat kabar, buku. Selain itu
yang membantu tenaga kesehatan
adanya pelatihan dan penyuluhan
dalam
untuk kader juga dapat memudahkan
sehingga
kader dalam menyelesaikan tugasnya
yang baik pula dalam hal kesehatan,.
membantu tenaga kesehatan.
Apabila kader akan mempromosikan
Pengalaman
melalui
lebih
dan
penelitian
mempromosikan kesehatan,
diperlukan
pengetahuan
tentang perilaku hidup yang lebih
terbukti bahwa perilaku yang didasari
sehat
oleh pengetahuan akan lebih langgeng
menguasai
dari pada perilaku yang tidak didasari
PHBS sehingga nantinya masyarakat
oleh pengetahuan..
akan lebih menerima apa yang akan
Pengetahuan kader yang baik
maka
kader
pengetahuan
menerapkannya
serta
sehari-hari
dalam
meningkatkan
harus
tentang
di promosikan oleh kader dan bisa
tentang PHBS akan mendukung peran
kader
juga
dalam
kehidupan
2. Hubungan
Pengetahuan
tentang
PHBS
Kelengkapan
Menurut
Kader
Sunaryo
(2004),
dengan
intelegensi atau tingkat pendidikan
Form
seseorang mempengaruhi proses
Pengisian
PHBS.
belajar, semakin tinggi tingkat
Tabel 2. Hubungan Tingkat
Pendidikan dengan Kelengkapan
Pengisian Form PHBS
pendidikan
Tingkat
Pendidi
kan
Dasar
Meneng
ah
Tinggi
Total
Kelengkapan PHBS
Tidak
Lengkap
Lengkap
F
%
F
%
0
0
0
0
F
0
%
0
21
60
3
9
24
69
1
22
3
63
10
13
28
37
11
35
31
10
0
Total
seseorang
maka
semakin mudah orang tersebut
Si
g
untuk menerima informasi baik
0,
00
0
dari orang lain maupun media
masa, sehingga makin banyak pula
pengetahuan yang dimiliki, dengan
analisis
bivariat
pengetahuan yang tinggi tentang
bahwa
terdapat
PHBS akan memberikan dampak
hubungan yang signifikan antara
positip terhadap kader kesehatan
tingkat
dalam mengisi kelengkapan form
Perhitungan
menunjukkan
kesehatan
pendidikan
dengan
kader
kelengkapan
PHBS.
pengisian form PHBS dengan arah
Dengan pendidikan yang tinggi
hubungan adalah positif artinya
kader akan bisa lebih mudah
semakin tinggi, tingkat pendidikan
mengajak,
kader tentang PHBS maka semakin
masyarakat
lengkap
sehat, sehingga bisa meningkatkan
pula
perilaku
pengisian form PHBS.
tentang
mempengaruhi
untuk
berperilaku
kesadaran masyarakat untuk selalu
menjaga
kesehatan
termasuk
penerapan prinsip-prinsip PHBS.
Menurut
Marselly
Kalsum
2004),
merupakan
salah
penumbuh
sedangkan
(dalam
pendidikan
satu
media
pengetahuan,
penelitian
H.
Muzakir
(2009), menyatakan ada hubungan
yang
signifikan antara tingkat
pendidikan
dan
pengetahuan
dari
dengan perilaku hidup bersih dan
pengetahuan itu sendiri adalah
sehat (p=0,000). Penelitian ini
segenap apa yang kita ketahui
menggunakan sampel sebanyak 60
tentang
KK.
suatu
hakikat
Hasil
obyek
tertentu.
Semakin tinggi tingkat pendidikan
Notoatmodjo
(2007)
seseorang akan berpengaruh pada
menyatakan
pola pikir dan daya nalarnya tentu
dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu
akan lebih mudah menerima suatu
faktor
informasi dan menganalisa serta
instrumental dan individu. Karena
menerapkan makna dari segi-segi
mayoritas kader sudah menikah
praktisnya dalam kehidupan sehari
maka
hari.
sangat
Menurut
Niken
bahwa
materi,
kebutuhan
membebani
pendidikan
lingkungan,
hidup
sudah
jadi
untuk
(2009)
melanjutkan pendidikan kejenjang
menyatakan bahwa para kader
yang lebih tinggi itu merupakan
kesehatan seyogyanya memiliki
hal yang sangat sulit bagi mereka.
latar belakang pendidikan yang
Selain itu biaya pendidikan yang
cukup sehingga memungkinkan
mahal semakin membuat kader
mereka untuk membaca, menulis
memilih untuk tidak melanjutkan
dan menghitung secara sederhana.
pendidikan kejenjang pendidikan
yang
lebih
pendidikan
tinggi.
yang
Dengan
menengah
bagaimana
menjadi
kader
yang
professional yang bisa melaksanakan
sebenarnya mereka telah mampu
tugasnya
melakukan tugasnya tetapi bila
dengan pendidikan yang menengah.
didukung dengan pendidikan yang
lebih
tinggi
akan
membawa
perubahan perilaku yang lebih baik
dalam
melaksanakan
tugasnya
membantu tenaga kesehatan.
Pendidikan
diperoleh
dari
sebenarnya
luar
baik
walaupun
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
1. Kader kesehatan di Puskesmas
Sambi II berpendidikan menengah
sebanyak 68.6%.
bisa
sekolah
misalnya dengan pelatihan kader
untuk meningkatkan keterampilan
kader agar bisa bekerja lebih baik
dan lebih maksimal lagi dalam
membantu tenaga kesehatan.
Pendidikan juga bisa didapatkan
lewat studi banding yang diadakan
oleh pihak yang berkopenten ke
daerah-daerah yang mempunyai kader
yang lebih profesional dan tingkat
PHBS yang lebih baik,
dengan
sehingga
lewat studi banding kader bisa belajar
2. Kader Kesehatan di Puskesmas
Sambi
II
mempunyai
tingkat
pengetahuan yang kurang tentang
PHBS sebnayak 60 %
3. Ada hubungan yang signifikan
antara tingkat pengetahuan kader
tentang PHBS dengan kelengkapan
pengisian
form
PHBS
Puskesmas
Sambi
II
dengan
chi
square
menggunakan
uji
di
dimana p value (0,000).
4. Ada hubungan yang signifikan
antara tingkat pendidikan dengan
kelengkapan pengisian form PHBS
sumber antara lain melalui media
di Puskesmas Sambi II dengan
masa (surat kabar, TV dan lain
menggunakan uji Fisher Exact
sebagainya)
dimana p value (0,000).
melakukan
serta bisa dengan
studi
banding
kedaerang yang tingkat PHBSnya
lebih baik.
B. Saran
1. Bagi Puskesmas dan Dinas
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Kesehatan
Pihak
Diharapkan menggali lebih dalam
Puskesmas
dan
Dinas
dan
lebih
luas
dengan
metode,
tehnik
Kesehatan diharapkan untuk terus
menggunakan
meningkatkan partisipasi dalam
sampling serta variabel yang lain
meningkatkan
sehingga diperoleh hasil
pengisian
kelengkapan
form PHBS
pelaksanaan
dengan
program-program
yang
maksimal.
4. Bagi Masyarakat
PHBS secara efektif dan intensif
Masyarakat
misalnya
mengetahui tentang PHBS dan
dengan
mengadakan
diharapkan
lebih
peatihan bagi kader tiap 3 bulan
mampu
dan penyuluhan bagi kader tiap 1
kesehatan
bulan sehingga kader bisa menjadi
maupun
seorang kader yang professional
masyarakat menjadi lebih sehat
2. Bagi Kader Kesehatan
serta
Untuk terus menggali pengetahuan
tentang
PHBS
dari
berbagai
menerapkan
baik
perilaku
perorangan
lingkungan
meningkatkan
kesehatan lingkungan.
sehingga
derajat
DAFTAR PUSTAKA
Arini T, Haryanti F dan Prabowo T. 2006.
Pengaruh
Promosi
Kesehatan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Terhadap Tingkat Pegetahuan dan
Perilaku
Hidup
Bersih
dan
Sehat.Jurnal Ilmu Kesehatan Vol.
1.Yogyakarta.
Depkes
RI.
2006.
Pedoman
Penyelenggaraan
dan
Prosedur
Rekam Medis Rumah Sakit di
Indonesia.
Jakarta.
Departemen
Kesehatan RI.
Departemen Kesehatan RI. 2011 Laporan
Hasil Riskesdas Propinsi Jawa
Tengah 2010. Jawa Tengah: Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa.
Depatemen Kesehatan RI.2010. Panduan
Promosi
kesehatan
dalam
Pencapaian Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat Tatanan rumah Tangga.
Jakarta. Departemen Kesehatan RI.
Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali.
2012.Profil Kesehatan Kabupaten
Boyolali. Boyolali. Dinas Kesehatan
Kabupaten Boyolali.
Dinkes
Jawa Tengah. 2003.Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Tatanan rumah Tangga. Semarang:
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Dinkes Provinsi Jawa Tengah. 2009.
Media Informasi Kesehatan Vol. 1.
Semarang. Dinas Provinsi Jawa
Tengah.
Efendi F dan Makhfudli. 2009.
Keperawatan Kesehatan Komunitas
Teori
dan
Praktik
Dalam
Keperawatan. Jakarta: PT Salemba
Medika.
Effendi L, Umami R. 2004.Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) pada SD
Negeri Cikesual Kidul Ketanggungan
Jawa Tengah tahun 2004.Jurnal
Kedokteran dan Kesehatan, Vol.
1,No. 2, Juli 2004.
Green LW. 2000.Health Promotion
Planning and Educational and
Environmental
Approach.Jakarta.
MPC.
Hasibuan.2009. Manajemen Sumber daya
Manusia. Jakarta: Sinar Grafika
Offset.
Kementerian Kesehatan RI. 2011.
Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan
Kader.
Jakarta:
Kementerian
Kesehatan RI.
Kumorotomo.W dan Margono S.A (2004)
Sistem Informasi Manajemen dalam
organisasi-organisasi
Publik.Yogyakarta:Gadjah
Mada
University Press.
Kusumawati Y, Astuti D, Ambarwati,
2008. Hubungan anatara Pendidikan
dan Pengetahuan Kepala Keluarga
tentang
Kesehatan
Lingkungan
dengan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS), Jurnal Kesehatan
Masyarakat, Vol 1, No 1, Juni, 2008.
Machfoedz I. 2003.Kesehatan Keluarga
Bagian Dari Kesehatan Masyarakat.
Yogyakarta: PT Fitra Maya.
Malthis, Robert L, Jackson, John H. 2006.
Human
Resource
Management.
Jakarta: Salemba Empat.
Maryunani A. 2013. Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS). Jakarta:
CV Trans Info Media.
Marselly C. (2004). Hubungan Tingkat
Pendidikan Formal Ibu dengan
Praktik Pemberian ASI Eksklusif di
Kecamatan Mojosongo Kabupaten
Boyolali
Niken M. 2009. Kebidanan Komunitas.
Yogyakarta: PT Fitra Maya.
Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan
Metodologi
Penelitian
Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.
Mubarak WI. 2007. Kebutuhan Dasar
Manusia. Jakarta: ECG.
Mubarak WI. 2012. Ilmu Kesehatan
Masyarakat. Jakarta: ECG.
Notoatmodjo S. 2007.Promosi Kesehatan
danIlmu Perilaku. Jakarta: Rineka
Cipta.
S2005.Promosi Kesehatan Teori dan
Aplikasi.Jakarta: PT Rineka Cipta.
No
2010. Ilmu Perilke Kesehatan.
Jakarta: Rineka Cipta.
Rahmaniyah I. 2010.Pendidikan Etika.
Malang: Adita Media.
Robbins. 2006. Organizational Behavior.
Alih Bahasa Benyamin Molan.
Jakarta: PT Indeks.
Syafrudin dan Hamidah. 2009. Kebidanan
Komunitas. Jakarta .EGC.
Wijaya MK, Murti B, Suriyana P. (2013).
Hubungan Pengetahuan Sikap dan
Motivasi Kader Kesehatan dengan
Aktifitas dalam Pengendalian Kasus
Tuberkulosis
di
Kabupaten
Buleleng.Jurnal
Magister
Kedokteran Keluarga. Vol 1. No 1.
2013:38-48.
Wijaya L. 2003. Manajemen Isi Rekam
Medis dan Informatika. Yogyakarta:
PT Fitra Maya .
KADER TENTANG PHBS (PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT )
DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN FORM PHBS
DI PUSKESMAS SAMBI II KABUATEN BOYOLALI
ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat
Disusun Oleh :
YUYUN SETYORINI
J410121026
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN TINGKAT PENGETAHUAN
KADER TENTANG PHBS (PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT)
DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN FORM PHBS
DI PUSKESMAS SAMBI II KABUPATEN BOYOLALI
Yuyun Setyorini J410 121 026
Prodi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. A. Yani Tromol Pos I Pabelan Surakarta 57162
ABSTRACT
RELATIONSHIP BETWEEN EDUCATION LEVEL AND KNOWLEDGE LEVEL OF
CADRE ABOUT CONDUCT OF CLEAN LIFE AND HEALTHY WITH COMPLETENESS
OF PHBS FORM IN PUSKESMAS SAMBI II BOYOLALI REGENY
Clean and Healthy Behavior in the household is an attempt to empower members of the
household in order to know, willing and able to practice. Based on preliminary survey in
Puskesmas Sambi II of 400 sheets 120 sheets and at the time of the survey interview with 5
cadre of 20 pieces form the empty PBHS that there are 13 (65%), while the complete
recorded only 7 (35%). Analyzing research purposes completeness Registration form PHBS
in Healthy Lifestyle Monitor Community Health Center Sambi In Region II Boyolali. This
research method using quantitative descriptive research design. The population total cader
In Puskesmas Sambi II. Technic sample is Total Sampling. The statistical instrument
Education using Fisher's Exact and knowledge using Chi Square. The result study show
that there are relationship between the level of education (p=0,000) and level of knowledge
cader (p=0,000) with the completeness of the completeness of PHBS in Puskesmas Sambi II
Boyolali.
Keywords: Completeness, Education, Knowledge, forms PHBS
Bibliography: 28, 1999-2013
ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN TINGKAT PENGETAHUAN
KADER TENTANG PHBS (PERILAKU HIDUP DAN SEHAT) DENGAN
KELENGKAPAN PENGISIAN FORM PHBS DIPUSKESMAS SAMBI II KABUPATEN
BOYOLALI
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di rumah tangga merupakan upaya untuk memberdayakan
anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktekkan. Berdasarkan survey
pendahuluan di Puskesmas II Sambi dari 400 lembar PHBS ada 120 lembar tidak lengkap,
pada saat wawancara dengan 5 kader survey dari 20 lembar form PBHS yang tidak lengkap
ada 13 (65%) sedangkan yang lengkap hanya 7 (35%). Tujuan penelitian menganalisis
kelengkapan pencatatan form PHBS dalam memantau PHBS masyarakat di Wilayah
PuskesmasSambi II Kabupaten Boyolali. Jenis penelitian ini adalah analitik dengan
rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kader di Puskesmas
Sambi II. Pengambilan sampel dengan teknik totalsampling. Uji Statistik tingkat
pendidikan menggunakan Fisher Exact dan tingkat pengetahuan menggunakan Chi
Square.Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara tingkat
pendidikan (p=0,000) dan tingkat pengetahuan kader tentang PHBS (p=0,000) dengan
kelengkapan pengisian form PHBS di Puskesmas Sambi II Boyolali
Kata kunci
: Kelengkapan, Pendidikan , Pengetahuan, form, PHBS
Kepustakaan : 28, 1999-2013
masing-masing indikator minimal 0 dan
LATAR BELAKANG
Indikator
PHBS
tatanan
rumah
maksimal 1. Total nilai rumah tangga
tangga di Kabupaten Boyolali memiliki 16
yang
Dari penilaian indikator PHBS kemudian
dikelompokkan berdasarkan strata PHBS
bisa digolongkan kedalam strata PHBS.
rumah tangga.
Strata PHBS dalam tatanan rumah
tangga
melakukan
dapat
ditentukan
penilaian terhadap
dengan
rumah
dihasilkan
Berdasarkan
nantinya
persentase
akan
rumah
tangga berperilaku hidup bersih dan Sehat
menurut
Kecamatan
dan
Puskesmas
tangga yang bersangkutan berdasarkan 16
Kabupaten Boyolali Tahun 2012 di,
indikator PHBS rumah tangga. Nilai
Puskesmas Sambi II masih rendah bila
dibandingkan dengan Puskesmas lain di
paradigma sehat dalam budaya hidup
Wilayah Kabupaten Boyolali yaitu hanya
perorangan, keluarga, dan masyarakat
sebesar 48,30%,
yang berorientasi sehat dengan tujuan
Berdasarkan
studi
dokumentasi
untuk meningkatkan, memelihara, dan
terhadap 20 kartu PBHS di Puskesmas
melindumgi kesehatan fisik, mental
Sambi II kartu yang kosong atau tidak
spiritual, maupun sosial. Selain itu,
lengkap ada 13 kartu (65%) sedangkan
sesuai
kartu yang tercatat lengkap hanya 7
pembangunan, maka sektor kesehatan
(35%). Dari survey pendahuluan tentang
juga mengalami perubahan yang sangat
pencatatan
mendasar
kelengkapan
menunjukkan
bahwa
kartu
PHBS
pelaksanaannya
dengan
tuntutan
yaitu
mengajak
dan
ketidakkelengkapan dalam pencatatannya.
kesehatan
khususnya
TUJUAN PENELITIAN
mengubah
pola
tingkat
pendidikan
dan
tingkat
dan
memotivasi masyarakat pada umumnya
belum optimal, masih banyak ditemukan
Mengetahui adanya hubungan antara
reformasi
penyelenggara
pikir
pelayanan
untuk
mulai
dan
sudut
pandang sakit menjadi sudut pandang
sehat
yang
lebih
dikenal
dengan
pengetahuan kader tentang PHBS dengan
paradigma sehat (Dinkes Provinsi Jawa
kelengkapan pengisian form PHBS
Tengah, 2003).
di
Puskesmas Sambi II Kabupaten Boyolali.
2. Definisi Puskesmas
TINJAUAN PUSTAKA
Puskesmas adalah suatu unit pelaksana
1. Pengertian PHBS
fungsional
yang
berfungsi
sebagai
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
pusat pembangunan kesehatan, serta
(PHBS) adalah bentuk perwujudan
pusat
pelayanan
kesehatan tingkat
pertama
yang
menyelenggarakan
kegiatan secara menyeluruh, terpadu
dan
berkesinambungan
pada
Tabel 1. Hubungan antara Pengetahuan Kader
tentang PHBS dengan
Kelengkapan
Pengisian Form PHBS
Tingkat
Pengeta
huan
Tingkat
Kelengkapan
Tidak
Lengkap
Lengkap
F
%
f
%
F
%
Baik
Cukup
Kurang
Total
0
1
21
22
0
14
21
35
0
40
60
100
masyarakat yang bertempat tinggal
dalam
suatu
wilayah
tertentu
(Mubarak, 2012).
menunjukkan
Kader adalah tenaga masyarakat yang
paling
dekat
dengan
masyarakat (Niken, 2009)
penelitian ini menggunakan teknik total
sampling. Uji validitas dilakukan dengan
menggunakan teknik Pearson Product
Moment dan uji reabilitas menggunakan
teknik Alpha Cronbath. Analisis yang
digunakan uji Chi Square.
bahwa
bivariat
terdapat
tingkat pengetahuan kader tentang
dengan
kelengkapan
hubungan adalah positif
artinya
semakin baik tingkat pengetahuan
kader tentang PHBS maka semakin
baik pula perilaku tentang pengisian
form PHBS.
Secara
umum
memang
pengetahuan merupakan faktor yang
HASIL DAN PEMBAHASAN
mempengaruhi perilaku seseorang
A. Analisis Bivariat
(dalam hal apapun). Hal ini sesuai
Kader
tentang PHBS dengan kelengkapan
Pengisian Form PHBS
analisis
pengisian form PHBS dengan arah
Tehnik pengambilan sampel dalam
Pengetahuan
0
37
0
37
hubungan yang signifikan antara
PHBS
METODE PENELITIAN
1. Hubungan
0
13
0
13
Perhitungan
3. Pengertian Kader
dianggap
0
3
60
63
Total
dengan pendapat Lowrence Green
dalam
Notoatmodjo
(2007)
Sig
0,00
0
menyimpulkan
bahwa
faktor
perilaku sendiri ditentukan oleh 3
pengetahuan
merupakan
stimulus
terhadap tindakan seseorang.
pengetahuan juga dipengaruhi
faktor utama, yaitu faktor-faktor
predisposisi (disposing factors)yang
oleh
merupakan
yang
adalah
atau
(Mubarak, 2007). Semakin tinggi
mempredisposisi terjadinya perilaku
pendidikan seseorang maka semakin
seseorang, antara lain pengetahuan,
baik pula pengetahuan seseorang.
sikap,
kepercayaan,
Dengan
Faktor-faktor
seseorang akan terjadi perubahan fisik
pemungkin (enabling factors) yang
dan psikologis seseorang. Dengan
merupakan
yang
bertambahnya
yang
beban kehidupan semakin banyak
atau
sehingga waktu untuk mencari dan
faktor-faktor
mempermudah
keyakinan,
nilai-nilai
tradisi.
faktor-faktor
memungkinkan
memfasilitasi
atau
perilaku
Notoatmojo
(2007)
factor
diantaranya
pendidikan
menambah
tindakan.
Menurut
beberapa
dan
bertambahnya
umur
umur
kader
informasi
umur
dan
maka
juga
pengetahuan tentang kesehatan jadi
pengetahuan atau kognitif merupakan
terhambat
domain yang sangat penting untuk
pengetahuan kader tentang PHBS
terbentuknya
tindakan
kurang baik.
Pengetahuan
diperlukan
seseorang.
sebagai
Jenis
hal
itu
menyebabkan
kelamin
juga
dorongan sikap dan perilaku setiap
mempengaruhi tingkat pengetahuan
hari, sehingga dapat dikatakan bahwa
seseorang.
Perempuan
cenderung
lebih memilih untuk mengurus rumah
tangga terlebih dahulu dibandingkan
Bahwa semakin lama masa kerja
dengan tugas lain, sehingga perempun
seseorang akan bertambah dan akan
kurang mempunyai kesempatan untuk
semakin terampil dalam praktiknya
mendapatkan pengetahuan yang lebih
sehari-hari. Hal ini tidak sesuai
dibandingkan
laki-laki.
dengan hasil penelitian bahwa masa
bahwa
kerja yang lama tetapi kelengkapan
responden 100 % berjenis kelamin
pengisian form PHBS sedikit, karena
perempuan..
Hasibuan
sebagian besar responden mempunyai
memiliki
pengetahuan yang rendah tentang
Sesuai
dengan
dengan
(2009)
penelitian
Menurut
bahwa
laki-laki
keunggulan karena sejak dulu laki-
PHBS.
laki dipaksa oleh keadaan untuk
Pengetahuan
selalu siap menghadapi masalah baik
sangat
dalam rumah tangga maupun dalam
bekerja.
Pengetahuan juga dipengaruhi
oleh
lamanya
seseorang
dalam
penting
merupakan
untuk
mendasari
terbentuknya
tindakan
seseorang,
Pengetahuan
kader
merupakan
domain yang sangat penting sebagai
dasar
kader
dalam
melakukan
melakukan
pengisian
bekerja. Semakin lama seseorang
aktivitasnya
bekerja
kelengkapan form PHBS.
maka
semakin
faham
terhadap apa yang dikerjakannya.
Sesuai
yang
dikemukakan
oleh
hal
Menurut
teori Green (2000),
menyatakan bahwa faktor-faktor yang
Notoatmojo (2010), bahwa faktor
mempengaruhi
pengalaman
salah satunya adalah pengetahuan dari
tingkat
juga
mempengaruhi
pengetahuan
seseorang.
perilaku
seseorang
orang tersebut. Hal ini didukung pula
oleh penelitian Wijaya (2010) yang
masyarakat dalam berperilaku sehat.
menemukan
Dengan pengetahuan yang baik kader
bahwa
pengetahuan
kader merupakan salah satu faktor
akan
yang berhubungan dengan aktivitas
mengajak
penemuan suspek tuberkulosis paru di
contoh kepada
Kabupaten Buleleng.
menjaga kesehatan perorangan dan
Dalam menambah pengetahuan
dan
informasi
kesehatan,
media,
bisa
yaitu
kader
tentang
melalui
berbagai
bisa
mudah
dan
juga
menjelaskan,
memberikan
masyarakat untuk
juga menjaga lingkungan agar tercipta
lingkungan yang sehat dan juga
kehidupan yang sehat.
layar
Seorang kader merupakan orang
televisi, surat kabar, buku. Selain itu
yang membantu tenaga kesehatan
adanya pelatihan dan penyuluhan
dalam
untuk kader juga dapat memudahkan
sehingga
kader dalam menyelesaikan tugasnya
yang baik pula dalam hal kesehatan,.
membantu tenaga kesehatan.
Apabila kader akan mempromosikan
Pengalaman
melalui
lebih
dan
penelitian
mempromosikan kesehatan,
diperlukan
pengetahuan
tentang perilaku hidup yang lebih
terbukti bahwa perilaku yang didasari
sehat
oleh pengetahuan akan lebih langgeng
menguasai
dari pada perilaku yang tidak didasari
PHBS sehingga nantinya masyarakat
oleh pengetahuan..
akan lebih menerima apa yang akan
Pengetahuan kader yang baik
maka
kader
pengetahuan
menerapkannya
serta
sehari-hari
dalam
meningkatkan
harus
tentang
di promosikan oleh kader dan bisa
tentang PHBS akan mendukung peran
kader
juga
dalam
kehidupan
2. Hubungan
Pengetahuan
tentang
PHBS
Kelengkapan
Menurut
Kader
Sunaryo
(2004),
dengan
intelegensi atau tingkat pendidikan
Form
seseorang mempengaruhi proses
Pengisian
PHBS.
belajar, semakin tinggi tingkat
Tabel 2. Hubungan Tingkat
Pendidikan dengan Kelengkapan
Pengisian Form PHBS
pendidikan
Tingkat
Pendidi
kan
Dasar
Meneng
ah
Tinggi
Total
Kelengkapan PHBS
Tidak
Lengkap
Lengkap
F
%
F
%
0
0
0
0
F
0
%
0
21
60
3
9
24
69
1
22
3
63
10
13
28
37
11
35
31
10
0
Total
seseorang
maka
semakin mudah orang tersebut
Si
g
untuk menerima informasi baik
0,
00
0
dari orang lain maupun media
masa, sehingga makin banyak pula
pengetahuan yang dimiliki, dengan
analisis
bivariat
pengetahuan yang tinggi tentang
bahwa
terdapat
PHBS akan memberikan dampak
hubungan yang signifikan antara
positip terhadap kader kesehatan
tingkat
dalam mengisi kelengkapan form
Perhitungan
menunjukkan
kesehatan
pendidikan
dengan
kader
kelengkapan
PHBS.
pengisian form PHBS dengan arah
Dengan pendidikan yang tinggi
hubungan adalah positif artinya
kader akan bisa lebih mudah
semakin tinggi, tingkat pendidikan
mengajak,
kader tentang PHBS maka semakin
masyarakat
lengkap
sehat, sehingga bisa meningkatkan
pula
perilaku
pengisian form PHBS.
tentang
mempengaruhi
untuk
berperilaku
kesadaran masyarakat untuk selalu
menjaga
kesehatan
termasuk
penerapan prinsip-prinsip PHBS.
Menurut
Marselly
Kalsum
2004),
merupakan
salah
penumbuh
sedangkan
(dalam
pendidikan
satu
media
pengetahuan,
penelitian
H.
Muzakir
(2009), menyatakan ada hubungan
yang
signifikan antara tingkat
pendidikan
dan
pengetahuan
dari
dengan perilaku hidup bersih dan
pengetahuan itu sendiri adalah
sehat (p=0,000). Penelitian ini
segenap apa yang kita ketahui
menggunakan sampel sebanyak 60
tentang
KK.
suatu
hakikat
Hasil
obyek
tertentu.
Semakin tinggi tingkat pendidikan
Notoatmodjo
(2007)
seseorang akan berpengaruh pada
menyatakan
pola pikir dan daya nalarnya tentu
dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu
akan lebih mudah menerima suatu
faktor
informasi dan menganalisa serta
instrumental dan individu. Karena
menerapkan makna dari segi-segi
mayoritas kader sudah menikah
praktisnya dalam kehidupan sehari
maka
hari.
sangat
Menurut
Niken
bahwa
materi,
kebutuhan
membebani
pendidikan
lingkungan,
hidup
sudah
jadi
untuk
(2009)
melanjutkan pendidikan kejenjang
menyatakan bahwa para kader
yang lebih tinggi itu merupakan
kesehatan seyogyanya memiliki
hal yang sangat sulit bagi mereka.
latar belakang pendidikan yang
Selain itu biaya pendidikan yang
cukup sehingga memungkinkan
mahal semakin membuat kader
mereka untuk membaca, menulis
memilih untuk tidak melanjutkan
dan menghitung secara sederhana.
pendidikan kejenjang pendidikan
yang
lebih
pendidikan
tinggi.
yang
Dengan
menengah
bagaimana
menjadi
kader
yang
professional yang bisa melaksanakan
sebenarnya mereka telah mampu
tugasnya
melakukan tugasnya tetapi bila
dengan pendidikan yang menengah.
didukung dengan pendidikan yang
lebih
tinggi
akan
membawa
perubahan perilaku yang lebih baik
dalam
melaksanakan
tugasnya
membantu tenaga kesehatan.
Pendidikan
diperoleh
dari
sebenarnya
luar
baik
walaupun
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
1. Kader kesehatan di Puskesmas
Sambi II berpendidikan menengah
sebanyak 68.6%.
bisa
sekolah
misalnya dengan pelatihan kader
untuk meningkatkan keterampilan
kader agar bisa bekerja lebih baik
dan lebih maksimal lagi dalam
membantu tenaga kesehatan.
Pendidikan juga bisa didapatkan
lewat studi banding yang diadakan
oleh pihak yang berkopenten ke
daerah-daerah yang mempunyai kader
yang lebih profesional dan tingkat
PHBS yang lebih baik,
dengan
sehingga
lewat studi banding kader bisa belajar
2. Kader Kesehatan di Puskesmas
Sambi
II
mempunyai
tingkat
pengetahuan yang kurang tentang
PHBS sebnayak 60 %
3. Ada hubungan yang signifikan
antara tingkat pengetahuan kader
tentang PHBS dengan kelengkapan
pengisian
form
PHBS
Puskesmas
Sambi
II
dengan
chi
square
menggunakan
uji
di
dimana p value (0,000).
4. Ada hubungan yang signifikan
antara tingkat pendidikan dengan
kelengkapan pengisian form PHBS
sumber antara lain melalui media
di Puskesmas Sambi II dengan
masa (surat kabar, TV dan lain
menggunakan uji Fisher Exact
sebagainya)
dimana p value (0,000).
melakukan
serta bisa dengan
studi
banding
kedaerang yang tingkat PHBSnya
lebih baik.
B. Saran
1. Bagi Puskesmas dan Dinas
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Kesehatan
Pihak
Diharapkan menggali lebih dalam
Puskesmas
dan
Dinas
dan
lebih
luas
dengan
metode,
tehnik
Kesehatan diharapkan untuk terus
menggunakan
meningkatkan partisipasi dalam
sampling serta variabel yang lain
meningkatkan
sehingga diperoleh hasil
pengisian
kelengkapan
form PHBS
pelaksanaan
dengan
program-program
yang
maksimal.
4. Bagi Masyarakat
PHBS secara efektif dan intensif
Masyarakat
misalnya
mengetahui tentang PHBS dan
dengan
mengadakan
diharapkan
lebih
peatihan bagi kader tiap 3 bulan
mampu
dan penyuluhan bagi kader tiap 1
kesehatan
bulan sehingga kader bisa menjadi
maupun
seorang kader yang professional
masyarakat menjadi lebih sehat
2. Bagi Kader Kesehatan
serta
Untuk terus menggali pengetahuan
tentang
PHBS
dari
berbagai
menerapkan
baik
perilaku
perorangan
lingkungan
meningkatkan
kesehatan lingkungan.
sehingga
derajat
DAFTAR PUSTAKA
Arini T, Haryanti F dan Prabowo T. 2006.
Pengaruh
Promosi
Kesehatan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Terhadap Tingkat Pegetahuan dan
Perilaku
Hidup
Bersih
dan
Sehat.Jurnal Ilmu Kesehatan Vol.
1.Yogyakarta.
Depkes
RI.
2006.
Pedoman
Penyelenggaraan
dan
Prosedur
Rekam Medis Rumah Sakit di
Indonesia.
Jakarta.
Departemen
Kesehatan RI.
Departemen Kesehatan RI. 2011 Laporan
Hasil Riskesdas Propinsi Jawa
Tengah 2010. Jawa Tengah: Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa.
Depatemen Kesehatan RI.2010. Panduan
Promosi
kesehatan
dalam
Pencapaian Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat Tatanan rumah Tangga.
Jakarta. Departemen Kesehatan RI.
Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali.
2012.Profil Kesehatan Kabupaten
Boyolali. Boyolali. Dinas Kesehatan
Kabupaten Boyolali.
Dinkes
Jawa Tengah. 2003.Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Tatanan rumah Tangga. Semarang:
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Dinkes Provinsi Jawa Tengah. 2009.
Media Informasi Kesehatan Vol. 1.
Semarang. Dinas Provinsi Jawa
Tengah.
Efendi F dan Makhfudli. 2009.
Keperawatan Kesehatan Komunitas
Teori
dan
Praktik
Dalam
Keperawatan. Jakarta: PT Salemba
Medika.
Effendi L, Umami R. 2004.Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) pada SD
Negeri Cikesual Kidul Ketanggungan
Jawa Tengah tahun 2004.Jurnal
Kedokteran dan Kesehatan, Vol.
1,No. 2, Juli 2004.
Green LW. 2000.Health Promotion
Planning and Educational and
Environmental
Approach.Jakarta.
MPC.
Hasibuan.2009. Manajemen Sumber daya
Manusia. Jakarta: Sinar Grafika
Offset.
Kementerian Kesehatan RI. 2011.
Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan
Kader.
Jakarta:
Kementerian
Kesehatan RI.
Kumorotomo.W dan Margono S.A (2004)
Sistem Informasi Manajemen dalam
organisasi-organisasi
Publik.Yogyakarta:Gadjah
Mada
University Press.
Kusumawati Y, Astuti D, Ambarwati,
2008. Hubungan anatara Pendidikan
dan Pengetahuan Kepala Keluarga
tentang
Kesehatan
Lingkungan
dengan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS), Jurnal Kesehatan
Masyarakat, Vol 1, No 1, Juni, 2008.
Machfoedz I. 2003.Kesehatan Keluarga
Bagian Dari Kesehatan Masyarakat.
Yogyakarta: PT Fitra Maya.
Malthis, Robert L, Jackson, John H. 2006.
Human
Resource
Management.
Jakarta: Salemba Empat.
Maryunani A. 2013. Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS). Jakarta:
CV Trans Info Media.
Marselly C. (2004). Hubungan Tingkat
Pendidikan Formal Ibu dengan
Praktik Pemberian ASI Eksklusif di
Kecamatan Mojosongo Kabupaten
Boyolali
Niken M. 2009. Kebidanan Komunitas.
Yogyakarta: PT Fitra Maya.
Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan
Metodologi
Penelitian
Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.
Mubarak WI. 2007. Kebutuhan Dasar
Manusia. Jakarta: ECG.
Mubarak WI. 2012. Ilmu Kesehatan
Masyarakat. Jakarta: ECG.
Notoatmodjo S. 2007.Promosi Kesehatan
danIlmu Perilaku. Jakarta: Rineka
Cipta.
S2005.Promosi Kesehatan Teori dan
Aplikasi.Jakarta: PT Rineka Cipta.
No
2010. Ilmu Perilke Kesehatan.
Jakarta: Rineka Cipta.
Rahmaniyah I. 2010.Pendidikan Etika.
Malang: Adita Media.
Robbins. 2006. Organizational Behavior.
Alih Bahasa Benyamin Molan.
Jakarta: PT Indeks.
Syafrudin dan Hamidah. 2009. Kebidanan
Komunitas. Jakarta .EGC.
Wijaya MK, Murti B, Suriyana P. (2013).
Hubungan Pengetahuan Sikap dan
Motivasi Kader Kesehatan dengan
Aktifitas dalam Pengendalian Kasus
Tuberkulosis
di
Kabupaten
Buleleng.Jurnal
Magister
Kedokteran Keluarga. Vol 1. No 1.
2013:38-48.
Wijaya L. 2003. Manajemen Isi Rekam
Medis dan Informatika. Yogyakarta:
PT Fitra Maya .