HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI CITRA RUMAH SAKIT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA.

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI CITRA RUMAH SAKIT
DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN RAWAT INAP
DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

SKRIPSI
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran

Diajukan Oleh :
Tri Wulandari SR
J 500 040 042

Kepada :
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2008

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pelayanan rumah sakit sebagai industri jasa merupakan bentuk upaya

pelayanan kesehatan yang bersifat sosioekonomi yaitu suatu usaha yang bersifat
sosial namun diusahakan agar bisa memperoleh surplus dengan cara
pengelolahan yang profesional (Hasyim, 2005).
Paradigma jasa pelayanan kesehatan rumah sakit dewasa ini sudah
mengalami perubahan yang mendasar dan merupakan sebuah badan usaha
yang mempunyai banyak unit bisnis strategis. Misalnya instalasi rawat inap,
instalasi laboratorium, instalasi gawat darurat, rehabilitasi medik, radiologi, gizi,
dan pemulasaran jenazah.
Perkembangan ini tercermin pada perubahan fungsi klasik rumah sakit
yaitu pada awalnya rumah sakit hanya memberi pelayanan yang bersifat
penyembuhan (kuratif) terhadap pasien melalui rawat inap. Karena kemajuan
ilmu pengetahuan khususnya teknologi kedokteran fungsi rumah sakit bertambah
menjadi bersifat pemulihan (rehabilitatif). Keduanya dilaksanakan secara terpadu
melalui upaya promosi kesehatan (promotif) dan pencegahan (preventif)
(Muninjaya, 2004).
Paradigma baru rumah sakit muncul terutama didorong oleh perubahan
pandangan yaitu pandangan dari para pengguna jasa (pasien), provider, pemberi
jasa kesehatan (tenaga medis, paramedis, dan tenaga kesehatan lainnya),
masyarakat


maupun

dari

para

ilmuwan

atau

tenaga

profesi

dalam

pengembangan ilmu dan teknologi medis (Ristrini, 2005).
Salah satu pandangan dari sisi pemilik rumah sakit bahwa rumah sakit
yang dimilikinya haruslah dapat terus menerus menjaga dan meningkatkan
citranya. Peningkatan citra rumah sakit dapat dilakukan dengan berbagai cara

misalnya dengan meningkatkan kemampuan atau kemajuan pelayanan,
kemajuan kecanggihan peralatan dan sarana medis, menjaga kehandalan
informasi dengan kecepatan memperoleh dan ketepatannya serta mampu
memacu peningkatan daya saing antar rumah sakit (Ristrini, 2005).
Kegiatan utama pelayanan rumah sakit adalah penyelenggaraan jasa
pelayanan medik, yang mencakup proses medik sampai menghasilkan outcome

1

2

(Moenir & Sanusi, 2002). Hal inilah yang nantinya akan dinilai oleh pasien
sebagai citra dari rumah sakit tersebut. Citra atau kesan yang melekat pada
suatu rumah sakit menjadi keuntungan bagi rumah sakit itu sendiri karena
konsumen akan kembali ke rumah sakit itu tanpa adanya promosi dari rumah
sakit tersebut.
Pasien atau konsumen sendiri tidak dapat menilai mutu pelayanan yang
diperoleh secara teknik medik, karenanya mereka akan menilai dari persepsi
sosial mereka atas atribut-atribut pelayanan tersebut. Penilaian dari sudut
pandang pasien yaitu realitas persepsi pasien tentang mutu pelayanan yang

diterima dan tercapainya kepuasan pasien, sedang dari sudut manajemen adalah
terciptanya pelayanan medik yang tepat atau wajar (Moenir & Sanusi, 2002).
Prsepsi pasien akan dipengaruhi oleh kepribadianya, budaya, pendidikan,
kejadian sebelumnya yang mirip dengan keadaan ini, hal-hal positif dan negatif
lainnya serta tingkatan umum yang sering dijumpai pada saat melakukan
intervensi di lingkungan rumah sakit (Long, 1996).
Persepsi merupakan suatu proses dimana seseorang menyeleksi,
mengorganisasikan dan menginterpretasikan stimulus kedalam suatu gambaran
dunia yang berarti dan menyeluruh (Simamora, 2001). Stimulus dapat berupa
sesuatu yang ditangkap oleh alat indera, seperti produk, iklan, harga, pelayanan
dan lain-lain.
Menjalani rawat inap di rumah sakit dapat menimbulkan persoalanpersoalan psikologis bagi pasien. Penyakit apapun yang diderita pasien
cenderung memberikan reaksi tertentu terhadap pengalaman rawat inap di
rumah sakit (McGhie, 1996). Kecemasan merupakan salah satu dari sekian
banyak reaksi yang sifatnya umum terhadap penyakit, pengobatan, dan
pemeriksaan serta penegakan diagnosis (Abraham & Shanley, 1997).
Duff dan Hollingshead (cit Muzaham, 1995) mewawancarai sejumlah 161
pasien yang semuanya menyatakan keprihatinan, kecemasan dan ketakutan
waktu memasuki rumah sakit bahkan 52 % dari pasien tersebut merasa sangat
ketakutan. Menurut Smet (1994) wanita seringkali lebih merasa tertekan

mengenai akibat rawat inap dan pembedahan di rumah sakit bila dibandingkan
dengan pria.
Bentuk dan tingkat kecemasan yang dialami pasien masing-masing tidak
sama. Hal ini karena kecemasan merupakan perasaan subjektif yang hanya

3

dapat dirasakan oleh individu yang bersangkutan (Davidoff, 1991). Kossa dan
Robertson (Nuralita & Hadjman, 2002) menggambarkan kecemasan dalam dua
golongan yaitu 1) Kekhawatiran mengambang (floating anxiety) misalnya
kekhawatiran pasien yang disebabkan perubahan lingkungan, hilangnya kontak
sosial dan prosedur rumah sakit dan 2) Kecemasan khusus (specific anxiety)
misalnya yang dialami pasien disebabkan oleh keadaan sakit pasien yaitu gejalagejala penyakit, tingkat keparahan, pengobatan serta hasil pengobatan. Dalam
hal ini rumah sakit memiliki peranan yang cukup besar dalam pembentukan
kecemasan pasien di rumah sakit.

          
  
Artinya : Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepada kalian, dengan
sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan

berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (QS Al Baqarah :
155)
Pasien yang menilai layanan rumah sakit sebagai layanan yang tidak
memuaskan dapat merasa kecewa karena harapannya terhadap layanan yang
seharusnya diterima tidak terpenuhi. Hal ini kemudian dapat menimbulkan rasa
tidak aman untuk tinggal di rumah sakit, sehingga kecemasan pasien meningkat,
tetapi bila rumah sakit dipandang pasien dapat memberikan kepuasan dan
kenyamanan maka pasien dapat mereduksi ketegangannya dan merasa mudah
menjalani hari-harinya di rumah sakit.
B. Perumusan Masalah
Atas dasar latar belakang masalah tersebut diatas, maka masalah dalam
penulisan ini dapat dirumuskan sebagai berikut : Adakah hubungan antara
persepsi citra rumah sakit dengan tingkat kecemasan pasien rawat inap ?

4

C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui persepsi citra rumah sakit pasien.
2. Untuk mengetahui tingkat kecemasan pasien rawat inap

3. Untuk mengetahui hubungan antara persepsi citra rumah sakit dengan
tingkat kecemasan pasien rawat inap.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut
1. Secara Teoritis
a. Menambah pengetahuan mengenai ilmu kedokteran terutama ilmu
kedokteran jiwa.
b. Menambah pengetahuan mengenai sistem manajemen rumah sakit.
2. Secara Praktis
a. Bagi manajer rumah sakit : sebagai masukan bagi manajer dalam
menentukan kebijakan rumah sakit.
b. Bagi tenaga medis : diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat untuk
tenaga medis dalam memberikan pelayanan pada pasien terutama
pasien rawat inap.
c. Bagi keluarga pasien : penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi keluarga
pasien sebagai masukan dalam memberikan dukungan moral pada
pasien untuk mengurangi rasa kecemasan.

Dokumen yang terkait

Karakteristik Penderita Carcinoma Nasopharynx Rawat Inap di Rumah Sakit St. Alisabeth Medan Tahun 2002-2007

0 54 94

Karakteristik Penderita Carcinoma Nasopharynx Rawat Inap Di Rumah Sakit St. Elisabeth Medan Tahun 2002-2007

0 34 94

Karakteristik Penderita Rinosinusitis Kronik Rawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2006-2010.

0 33 107

Karakteristik Balita Penderita Bronkopneumonia Rawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2009

2 49 162

Karakteristik Penderita Kanker Hati Rawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2009

3 39 97

PENGEMBANGAN SIMRS PASIEN RAWAT INAP OBSGYN DI BANGSAL ANISA RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH Pengembangan Simrs Pasien Rawat Inap Obsgyn Di Bangsal Anisa Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar.

0 2 14

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Tingkat Kecemasan Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta.

0 2 16

PENDAHULUAN Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Tingkat Kecemasan Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta.

0 0 9

DAFTAR PUSTAKA Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Tingkat Kecemasan Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta.

0 0 4

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PKU Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Tingkat Kecemasan Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta.

0 0 15