Rumpun model mengajar Dan Personal

BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang
Pendidikan adalah salah satu hal yang penting dalam kehidupan
manusia tanpa pendidikan manusia tidak akn maju, pada dasarnya segalahal
yang kita alami ini adalah ilmu dan ilmu itu berdasar pendidikan.
Berdasarkan perkembangan jaman pendidikanpun berkembang dan
sudut pandang manusiapun maju terhadap ilmu pendidikan timbal balik dari
semuanya itu diantaranya banyak bermunculan alat-alat teknologi yang
amat canggih sejalan dengan semuanya itu kebudayaan dan jalan pikiran
manusiapun berubah dan akhirnya manusia jadi masarakat modern.
Salah satu ciri masyarakat modern adalah selalu ingin terjadi adanya
perubahan yang lebih baik (improvement oriented). Hal ini tentu saja
menyangkut berbagai bidang, tidak terkecuali bidang pendidikan. Komponen
yang melekat pada pendidikan diantaranya

adalah kurikulum, guru dan

siswa.

Dalam proses pembelajaran keberadaan guru sangatlah urgen, karena
guru yang menentukan, apakah tujuan
Dan

sebagai

seorang

guru

kita

pembelajaran tercapai atau tidak.

haruslah

mengetahui

hal-hal


yang

terkandung di dalam proses belajar, mengajar dan pembelajaran. Salah satu
hal yang harus di ketahui oleh seorang guru ialah rumpun model mengajar
yang terdapat dalam proses belajar mengajar

A. Fokus Kajian
Dalam karya tulis ilmiah ini penulis memfokuskan pada empat rumpun
model mengajar pembelajaran. Dalam rumpun model mengajar ini terdapat
emapat kajian yaitu, model pemerosesan informasi, model interaksi social,
model individual dan model individual dalam karay tulis ini penulis
membahas model-model pembelajarn yang terdapat dalam empat rumpun
model mengajra tersebut.

B.
a.

Rumusan Masalah
Apa pengertian model mengajar


b. Apa makna mengajar dalam standar pendidikan
c.

Apa saja cir-ciri model mengajar

d. apa saja rumpun-rumpun model pembelajaran

C. Tujuan Penulisan
Adapun

tujuan

penulisan

ini

adalah

agar


para

pembaca

dapat

mengetahui apa itu pengertian dari model mengajar, makna mengajar dalam
standar pendidikan, cirri-ciri model mengajar dan apa saja yang termasuk
dlam rumpun model mengajar. Sehingga kedepanya pembaca dapat lebih
memahami

konteks

pembelajaran.

dlam

sebuah

proses


belajar,

mengajar

dan

BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Rumpun Model Mengajar
Model merupakan “a way of thinking about the processes of caring, and
acting in a educational setting” (Hersh, 1980:7). Model mngandung teori
atau sudut pandang, cara berpikir tentang suatu process dari

perhatian

pertimbangan dan tindakan dalam tatanan pendidikan.1[1]
Mengajar pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk menciptakan
kondidi atau system lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk
berlangsung proses belajar. Mengajar adalah menyampaikan pengetahuan

pada anak didik.2[2] Secara deskriptif mengajar di artikan sebagai proses
penyampaian informasi atau pengetahuan dari guru ke siswa atau dapat
juga di katakana proses mentransfer ilmu. 3[3] dari pengertian kedua kata
model dan mengajar dapat diartikan bahwa model mengajar adalah suatu
proses cara maupun pola yang mempunyai tujuan meyajikan pesan kepada
siswa yang harus diketahui, dimengerti, dan dipahami yaitu dengan cara
membuat suatu pola atau contoh dengan bahan-bahan yang dipilih oleh para
pendidik/guru sesuai dengan materi yang diberikan dan kondisi di dalam
kelas.
Dalam buku lain mengatakan bahwa model belajar adalah merupakan
perencanaan pengajaran yang menggambarkan proses yang di tempuh pada
proses belajar mengajar agar di capai perubahan spesifk pada prilaku siswa
seperti yang di harapkan.4[4]
Dengan demikian dilihat dari dua pengertian model mengajar dapat di
tarik kesimpulan, bahwa model belajar adalah suatu proses atau cara yang

1
2
3
4


di ciptakan untuk untuk menyampaikan informasi kepada siswa agar
tercapai sebuah perubahan sesuai harapan.5[5]
B. Perspektif Rumpun Model Mengajar
Sebagaimana kita ketahui bersama pendidikan adalah hal penting dalam
kehidupan manusia, dalam dunia pendidikan agar proses pencapapian ilmu
atau proses transfer ilmu pengetahuan atau yang lebih kita kenal dengan
proses belajar mengajar dan pembelajaran terdapat langkah-langkah untuk
mencapai suksesnya sebuah proses belajar mengajar. Dalam proses
belajar ,mengajar terdapat empat rumpun

dimana keempat rumpun

tersebut bertujuan agar proses belajar mengajar menjadi efektif dan hasil
akhir yang ingin di capai dari belajar itu dapat tercapai dengan sempurna.
Di dalam rumpun model mengajar ini membantu

guru dalam proses

belajar mengajar di kelas, dan dapat di jadikan oleh guru untuk menjadi

pegangan ketika akan mengajar karna dalam rumpun ini terdapat strategy
yang dapat di aplikasikan ketika mengajr.
C.

Dalil Rumpun Model Mengajar
Joice & Weil (2000) mengatakan bahwa model-model sosial diracang
untuk menilai keberhasilandan tujuan akademik, termasuk studi tentang
nilai-nilai sosial, kebijakan public, dan memecahkan masalah.
Teori belajar yang oleh Gagne (1988) disebut dengan ‘Information
Processing Learning Theory’. Teori ini merupakan gambaran atau model dari
kegiatan di dalam otak manusia di saat memroses suatu informasi.
Karenanya teori belajar tadi disebut juga ‘Information-Processing Model’ oleh
Lefrancois atau ‘Model Pemrosesan Informasi’. Menurut Gagne bahwa dalam
pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi, untuk kemudian diolah
sehingga

menghasilkan

keluaran


dalam

bentuk

hasil

belajar.

Dalam

pemrosesan informasi terjadi adanya interaksi antara kondisi-kondisi internal
dan kondisi-kondisi eksternal individu. Kondisi internal yaitu keadaan dalam
diri individu yang diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan proses
5

kognitif yang terjadi dalam individu. Sedangkan kondisi eksternal adalah
rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses
pembelajaran. Robert Gagne merupakan salah satu tokoh pencetus teori ini.
Teori ini memandang bahwa belajar adalah proses memperoleh informasi,
mengolah


informasi,

menyimpan

informasi,

serta

mengingat

kembali

informasi yang dikontrol oleh otak.
Teori belajar behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh
Gagne dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pengalaman Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang
berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan
pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik
Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai

hasil

belajar.

Teori

behavioristik

dengan

model

hubungan

stimulus-

responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif.
Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau
pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan
penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman.
D.

Urgensi rumpun model Mengajar
Dalam Kegiatan Belajar ada 4 rumpun model mengajar, yaitu model sosial,
pemrosesan informasi, model personal, dan model sistem perilaku. Rumpun
model sosial dirancang untuk menilai keberhasilan dan tujuan akademik,
termasuk studi tentang nilai-nilai sosial, kebijakan publik, memecahkan
konflik. Model mengajar sosial diciptakan untuk membentuk masyarakat
belajar.
Model pemrosesan informasi menekankan pada cara meningkatkan
pembawaan

seseorang

memahami

dunia

dengan

memperoleh

dan

mengorganisasikan data, memahami masalah dan mencari pemecahannya,
serta

mengembangkan

konsep-konsep

dan

bahasa

untuk

menyampaikannya.
Model belajar personal dimulai dari pandangan tentang harga diri
individu. Seseorang berusaha memahami diri sendiri dengan lebih baik,

bertanggung jawab atas pendidikannya sendiri, dan belajar mencapai
pengembangan yang baru dengan lebih kuat, lebih sensitif, dan lebih kreatif
dalam meraih kehidupan yang berkualitas tinggi.
Model sistem perilaku sering disebut teori belajar sosial, modifkasi
perilaku,

terapi

perilaku,

dan

cybernetic.

Manusia

memiliki

sistem

komunikasi koreksi diri yang memodifkasi perilaku dalam merespon
informasi tentang seberapa jauh keberhasilan tugas-tugas yang dikehendaki.
Secara bertahap, perilaku disesuaikan dengan balikan sampai ada kemajuan
dalam meniti anak tangga dengan aman.

BAB III
PEMBAHASAN
A.

Makna Mengajar Dalam Standar Proses pendidikan
Mengajar dalam konteks standar proses pendidikan tidak hanya sekedar
menyampaikan materi pelajaran,akan tetapi juga dimaknai sebagai proses
mengatur lingkungan supaya siswa belajar .Makna lain mengajar sering
diistilahkan dengan “pembelajaran” .hal ini mengisyaratkan bahwa dalam
proses belajar mengajar siswa harus dijadikan sebagai pusat dari kegiatan. 6
[6]hal

ini

dimaksudkan

meningkatkan

mutu

untuk

pendidikan

membentuk
peserta

watak

,peradaban,dan

didik.Pembelajaran

perlu

memberdayakn semua potensi pesrta didik untuk menguasai kompetensi
yang diharapkan .pemberdayaan diarahkan untuk mendorong pencapaian
kompetensi dan perilaku khusus supaya setiap individu mampu menjadi
pembelajar sepanjang hayat dan mewujudkan masyarakat belajar.
Dalam

implementasinya

,walaupun

istilah

yang

digunakan

“pembelajaran”,tidak berarti guru harus menghilangkan peranannya sebagai
pengajar.sebab secara konseptual pada dasarnya dalam istilah mengajar itu
juga bermakna membelajarkan siswa.
B.

Ciri-Ciri Model Mengajar
Model-model Mengajar yang baik memiliki sifat-sifat atau cirri-ciri yang
dapat di kenali sebagai berikut:7[7]

1.

Memiliki prosedur yang sistematik. Sebuah model mengajar bukan sekedar
merupakan gabungan berbagai fakta yabg di susun secara sembarangan.

6
7

Teteapi merupakan prosedur yang sistematik untuk memodifkasi prilaku
siswa yang didasrkan pada asumsi tertentu.
2.

Hasil belajar di tetapkan secra khusus. Setipa model mengajar menetukan
tujuan khusus

hasil belajar yang di harapkan dicapai siswa secara rinci

dalam bentuk kerja yang dapat di amati.
3.

Penetapan lingkungan secara khusus. Menetapkan keadaan lingkungan
secara spesifk dalam model.

4.

Ukuran keberhasilan model hatus meneatapkan ukuran keberhasilan suatu
unjuk

kerja

yang

di

harapkan

dari

siswa.

Model

mengajr

selau

menggambarkan dan menjelaskan hasil belajar.
5.

Interaksi lingkungan. semua model menetapkan cara yang memungkinkan
siswa melakukan interaksi dan bereaksi dengan lingkungan.
Dengan demikian dapat kita ketahui bahwa cirri-ciri model mengajar
yang baik ada lima, dan untuk menjadi seorang pendidik yang baik kita
haruslah mengetahu kelima cirri-ciri model mengajar agar kita dapat
menjadi seorang guru yang berkualitas.

C.

Fungsi Sebuah Model Mengajar
Beberapa Fungsi model mengajar yang di utarakan oleh SS Chauhan
adalah sebagai berikut:8[8]
1.

Pedoman. Model mengajar dapat berfungsi sebagai pedoman yang dapat
menjelaskan apa yang harus di lakukan guru dengan memiliki rencana
pengajaran yang bersifat komprehensif guru di harapkan dapat membantu
siswa mencapai tujuan pengajaran. Dengan demikian mengajar m,enjadi
suatu yang ilmiah,terencana dan memiliki tujua.

2.

Pengembangan kurikulum. Model mengajar dapat memebantu dalam
pengembangan

kurikulum

untuk

satuan

kelas

yang

berbeda

dalam

pendidikan
3.

Menetapkan

bahan-bahan

pengajaran.

Model

mengajar

menetapkan

seacara rinci bentuk-bentuk pengajaran yang berbeda yang akan digunakan
guru dalam membantu perubahan yang baik pada siswa.
8

4.

Membantu perbaikan mengajar. Model mengajar dapat membantu proses
mengajar belajar dan meningkatkan keefektifan mengajar.
Funsi

model

belajr

tersebut

dapat

di

gunakan

oleh

fguru

dalam

mengembangkan model model-model mengajar yang di anggap sesuai
dengan tujuan bahan dan saranapendukung dalam melaksanakan tugas.
D.

Rumpun Model Mengajar
Pembahsan model-model mengajar dikemukakan diatas adalah untuk
memebantu guru menciptakan lingkungan pendidikan yang sesuai guna
mencapai tujuan penggajaran. Oleh sebab itu maka jenisnya bervariasi yang
di tentukan oleh sumber dan penemunya. Untuk lebih jelasnyamodel-model
mengajar di bagi kedalam empat bagian: 9[9]

1. Model Pembelajaran Pemerosesan Informasi
Model-model

tersebut

menekankan

pada

cara

siswa

memproses

informasi. Tujuan utama dari model-model di kategori ini adalah membantu
siswa mengembangkan metode atau cara memproses informasi.
Ada

beberapa

model

yang

termasuk

dalam

kedalam

pendektan

pembelajaran pemerosesan informasi yaitu:10[10]
1. Model pemerolehan konsep : Jerome Brunner
2. Model berpikir induktif

: Hilda taba

3. Model Inquiry Training : Richard Suchman
4. Model scientifc Inquiry : Joseph J. Schman
5. Model penumbuhan kognitif : Piaget, Freud, Irving Silsel dan Kohlberg
6. Model advance organizer

: David Ausubel

7. Model memory

: Hary Lorayne dan Jerry Lucas.

a. Model pemerolehan konsep
Pendektan ini di kembangkan oleh Jerome Brunner dan Jacquiline
Goodnow

dan

pemerolehan

George
konsep

Austin
adalah

Brunner.
suatu

Pendektan

pendekatan

model

mengajrf

pembelajaran

yang

membantu siswa memahami konsep tertentu. Pendektan ini di terapakan
9
10

untuk semua umur dari anak-anak samapai orang dewasa. 11[11] Dengan
demikian model pengajaran ini dapat di gunakn di tingkat sekolah mulai
darai Tk hingga ke jemjang perguruan tinggi.
Pemerolehan konsep melalui empat tahap yaitu:12[12]
1. Data mungkin saja tentang kejadian-kejadian, manusia atau unit lainya yang
dapat di bedakan. Siswa menggambarkan bagian-bagian dari informasi
dengan berbagai jenis atribut darimana konsep di kembangkan.dalam hal ini
siswa

di

dorong

membedakan

untuk

menarik

(discriminatory

konsep

concept)

yang

atau
di

prinsip-prinsip
gunakan

yang

atas

dasar

penyeleksian unit.
2. Fase kedua
Tahapan

tersebut

diambil

dengan

menganalisa

strategi-strategi

untu

memperoleh konsep oleh sisw. Beberapa siswa akan mulai dengan gagasan
atau konsep umum ( broad contruct) dan secara bertahap mempersempit
kebawah bidang atau menjadi khusus dalam penyataan konsep nya.
3. Fase ketiga
Pada fase ini siswa mengkaji jenis-jenis konsep dan atribut-atributnya dalam
berbagai jenis bahan yang sesuai dengan usia dan pengalamanya. Tujuan
utama dari fase ini adalah meningkatkan pengetahuan

tentang hakekat

konsep dan bagaimana menggunakanya.
4. Fase keempat
Pada fase ini’ siswa mencoba membentuk konsep-konsep sebab itu model ini
di sebut juga ‘concept formation atau concept learning’. Dan mengajarkan
kepada yang lain agar memperoleh konsep melalui bermain.
Dapat di tarik kesimpulan bahwa dalam proses pemeroleha

konsep

terdapat empat tahapan yang mana semua tahap-tahap tersebut bertujan
membantu siswa dalam belajar melalui konsp pemerolehan konsep dan juga
membantu guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk penyamapaian
informasi kepada siswa.
11
12

b. Model mengajar berpikir induktif
Model pembelajaran merupakan karya besar Hilda Taba. Suatu strategi
mengajar yang di kembangkan untuk meningkatakan kemapuan siswa
dalam mengolah informasi.secara singkat model ini merupakan strategy
mengajar untuk mengembangkan keterampilan belajar siswa.13[13]
Ada beberapa hal yang mendasari penegembangan konsep ini adalah
sebagai berikut:14[14]
1. Kemampuan berpikir dapat di ajarkan
2. Berpikir merupakan transaksi aktif antara individu dengan data.
3. Prosese berpikir merupakan sutu urutan tahapan yang beraturan.
Dalam konsep ini ada tiga tahapan yaitu:
1. Pembentukan konsep
Tahapan ini terdiri dari tiga konsep yaitu
1. Mengidentifkasi data yang relevant dengan permasalahan
2. Melaporkan data atas dasar kesamaan karakteristik
3. Membuat kategori serta member label pada kelompok-kelompok data yang
memiliki kesamaan karakteristik.15[15]
2. Interpretasi data.
Tahap ini mengajarkan bagaimana mengintrepasi dan menyimpulkan data. 16
[16]
3. Pembelajaran prinsip.
Strategi ini merupakan kelanjutan dari strategi pertama dan kedua. Setelah
siswa dapat merumuskan suatu konsep mengontrepasi dan menyimpulkan
data selanjutnya mereka di harapkan dapat menerapkan suatu prinsip
tertentu kedalam situasi permasalahan yang berbeda.17[17]
13
14
15
16
17

c.

Model Mengajar Pengembangan.
Model ini di kembangkan oleh Piaget ahli psikologi dari swiss. Model
pembelajran ini dilaksana dalam dua tahap, pertama menggunakan gambar
perkembangan untuk mendorong ssegala sesuatu yang di lakukan sesuai
dengan pendidikan untuk anak muda pada tingkatan perkembangannya.
Kedua menggunakan pola-pola pengembangan untuk menggerkan strategy
pengajaran.18[18] Dalam model mengajar ini di laksanakan dalam dua
tahapn kelas. Pada fase pertama siswa di hadapkan pada maslah yang
membingungkan atau tidak logis. Situasi yang di hadapkan harus sesuai
dengan tahap perkembaganya. Fase kedua guru menyediakan petunjuk
untuk memecahkan penyimpangan maslah yang di hadapi.
Model ini dapat di gunakan dala pengembangan aspek kognitif social
siswa bahkan di gunakan dalam semua bidang studi.

d.

Model Mengajar Inquiry Training
Model ini dikembangkan oleh seorang tokoh Suchman. Suchman meyakini
bahwa anak-anak merupakan individu yang penuh rasa ingin tahu akan
segala hal.19[19]
Dalam konsep mengajar inquiry training ini ada lima tahapan yaitu:
Tahap pertama siswa di hadapkan pada situasi yang membingungkan tekateki. Tahap kedua dan ketiga adalah pengumpulan data untuk verivikasi dan
eksperiment.tahap keempat adalah tahap penjelasan peristiwa yang telah di
alami siswa. Tahap kelima menganalisa proses penelitian yang telah mereka
lakukan.

e.

Model Menyusun Yang Lebih Maju ( advance Organizer Model)
Model mengajar tersebut telah di kembangkan oleh David Ausubel yang
oleh Paul,D Eggn dkk menyebutnya dengan model ausubel. Yaitu suatu
proses mengajar deduktif dalam memproses informasi yang di desain untuk
mengajarkan kumpulan isiyang saling berhubungan.20[20]

f.

Memorisasi
18
19

Model ini di arahkan untuk mengembangkan kemampuan siswa mnyerapa
dan mengintegrasikan informasi. Dalm model ini di lakukan beberapa
tahap:21[21]
1. Mencermati materi
2. Mengembangkan hubungan.
3. Mengembangkan sensori image.
g.

Penelitian ilmiah ( scientifc inquiry)
Model ini untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah melalui suatu
penelitian. Pengembangan model ini dalam proses pembelajaran di lakukan
melalui beberapa tahap:22[22]

1. Menyajikan area penelitian kepada siswa.
2. Siswa merumuskan masalah
3. Siswa mengidentifkasi masalah
4. Siswa menemukan cara untuk mengatasi kesulitan yang di hadapinya.
h.

Synectics
Sinektik merupakan salah satu model pembelajarn yang di desain oleh
Gordon yang pada dasarnya mengembangkan kreativitas. Penerapan model
sinektik dalam proses pembelajaran di lakukan melalui enam tahap:23[23]

1.

Guru menugaskan kepada siswa untuk mendiskripsikan situasi yang ada
sekarang.

2. Siswa mengembangkan berbagai analogi.
3. Siswa menjadi bagian dari analogi.
4. Siswa mengembangkan pemikiran dalam bentuk deskriptif.
5. Siswa menyimpulkan untuk menentukan analogi.
6. Guru mengarahkan agar siswa kembali agar siswa kembali pada tugas dan
maslah semula.
20
21
22
23

2. Model Megajar Individu/Pribadi
Model ini di dasarkan pada asumsi bahwa seorang adalah sumber
pendidikan model-model dalam kelompok ini memusatkan perhatianya pada
individu dan kebutuhanya.24[24]
Dalam model mengajr ini akan di bahas tiga model mengajar yang
berorentasi pada individu yaitu, model mengajar tidak langsung (nondirective learning) atau ada pula yang menyebutnya model mengajar bebas,
kedua model mengajar pelatihan kesadaran (aweraness training), dan yang
ketiga adalah model mengajar pertemuan kelas. Untuk lebih jelasnya penulis
akan menguaraikan satu peresatu.
a. Model mengajar tidak langsung
Model ini merupakan karya dari Carl Rogers dan tokoh pengembang
konseling nondirektif. Model pengajaran ini menekankan pada upaya
memfasilitasi belajar. Tujuan utamanya adalah membantu siswa mencapai
integrasi pribadi,efektivitas, dan pengharagaan terhadap dirinya secara
realistis.
Peran guru dalam pembelajaran ini adalah sebagai fasilitator. Oleh karan
itu

guru hendaknya mempunyai hubungan pribadi yang positif dengan

dengan

siswanyayaitu

pembimbing

bagi

pertumbuhan

dan

perkembaganya.25[25]
Sama hal nya dengan model pembelajaran lain, model ini juga memiliki tahap
Carl Rogers mengelom[okan dalam lima tahapan yaitu:26[26]
1. Membantu siswa menemukan inti permasalahanyang di hadapinya.
2. Guru mendorong siswa agar dapat mengekspresikan perasaanya.
3. Siswa secara bertahap mengembangkan pemahaman kesadaran dirinya.
4.

Siswa melaporkan tindakan( berupa alternative pemecahan masalah yang
telah di ambil tahap ketiga diatas tadi).
24
25
26

b. Model Mengajar Pelatihan Kesadaran
Model ini merupakan suatu model mengajar yang di tujukan untuk
meningkatkan kesadaran manusia, yang di kembangkan oleh Milliam Schutz.
Kunci utama model ini di dasarkan pada encounter. Toeri yang menjelaskan
metode meningkatakn kesadarn hubungan antar manusia yang di dasarkan
pada keterbukaan, kejujuran kesadaran diri, tanggung jawab, perhatian
terhadap diri sendiri, dan orientasi pada kondisi saat ini.
Model

ini

terdiri

atas

dua

tahapan.

Pertama

penyampaian

dan

penyelesaian tugas, guru memberikan pebgarahan terhadap tugas yang
akan diberikan dan bagaimana melaksanakanya. Kedua diskusi atau analis
tahap pertama siswa di minta untuk melakukan seauatu( berkaitan dengan
teori encounter) setelah itu mediskusikanya.27[27]
c.

Model Mengajar Pertemuan Kelas
Model ini di ciptakan berdasarkan terapi realitas yang di pelopori oleh
William Glasser . model mengajar pertemuan kelas ini adalah model
mengajar yang di tujukan untuk membangun sebuah kelompok social saling
menyayangi, saling menghargai mempunyai disiplin diri dan komitment
untuk berprilaku.28[28]
Model mengajar pertemuan kels ini di ciptak agar siswa memiliki rasa
saling menghargai satu sama lain, dan juga mengajarkan siswa untuk
menjadi pribadi yang disiplin karna dalam model ini siswa di tuntut untuk
disiplin, dalam proses belajar mengajar, siswa harus mematuhi aturan yang
telah di tetapkan secara bersama.
Dalam model mengajar ini terdapat enam tahapan yaiu:

1. Menciptakan iklim yang kondusif
2. Menyampaikan permasalahan diskusi
3. Membuat penilaian pribadi
27
28
29

[29]

29

4. Mengidentifkasi alternative tindakan solusi
5. Membuat komitment
6. Merencanakan tindak lanjut.
d. Model Mengajar Bebas
Model ini di kembangkan oleh Carl Rogers. Asumsi pokok yang
mendasari

model mengajar ini

adalah bahwa

setiap

individu

dapat

mengatasi sendiri masalah kehidupanya dengan cara-cara konstruktif yang
dapat di ungkapkan sendiri. 30[30] Jadi dalam model mengajar menerapkan
kepercayaan kepda individu bahwa setiap orang mampu untuk mengatsi
masalah yang di hadapinya.
Dalam model mengajar bebas terdapat dua tahapan. Tahapan pertama
adalah menciptakan suasana yang tepat di kelas oleh guru. Thapan kedua
mengembangkan tujuan-tujuan individual atau kelompok.31[31]
Dalam proses mengajar ini guru berupaya meningkatkan tujuan dan
membatu siswa dalam mengenali.
3.Model Mengajar Memodifkasi Perilaku
Model ini di bangun atas dasar kerangka teori perubahan prilaku.
Melalui teori ini siswa dibimbing untuk dapat memecahkan masalah belajar
melalui penguraian prilaku kedalam jumlah kecil dan berurutan.32[32]
Ada empat fase dalam modiffkasi prilaku:33[33]
1. Fase mesin pembelajaran
2. Penggunaan media
3. Pengajaran berprograma
4. Operant conditioning dan operant reinforcement.
Terdapat beberapa bentuk yang termasuk kelompok model ini yaitu:34[34]
30
31
32
33
34

a. Belajar Tuntas (mastery Learning)
Ide tentang belajar tuntas di topang oleh asumsi dasar sebagai
berikut:35[35]
1. Semua atau hampir semua sisiwa dapat menguasai apa yang di ajarkan
kepadanya (apa yang di pelajari) bila pengajaran di laksanakan secara
sistematis
2. Tingkat keberhasilan siswa sekolah di tentukan oleh kemampuan bawaan
atau bakat yang di miliki masing-masing.
Pada prinsipnya belajar tuntas adalah aktivitas proses pembelajran yang
yang bertujuan agar bahan ajar dapat di kuasai secacara tuntas oleh siswa. 36
[36]
Untuk dapat memahami bagaimana karakteristik belajar tuntas dapat di
ketahui beberapa ciri:37[37]
a.

Setiap pembelajaran dinyatakan jelas dan terukur dan memuat apa yang
harus siswa lakukan.

b. Tujuan-tujuan pembelajran harus di kelompokan.
c.

Tujuan pembelajaran harus yang benar-benar dan mungkin dapat di
lakukan.

d.

Tujuan pembelajaran harus menggambarkan kebermaknaan urutan atau
unit.
Strategy belajar tuntas dapat dibedakan dari pengajaran non belajr
tuntas dalam hal berikut:38[38]
35
36
37
38

1. Pelaksanaan tes secara teratur untuk memperoleh balikan terhadap bahan
yang di ajarkan sebagai alat untuk mendiagnosa kemajuan
2.

Peserta didik baru dapat melangkah pada tahap berikutnya setelah ia
menguasai bahan pelajaran sesuai dengan patokan

3.

Pelayanan bimbingan dan konseling terhadap peserta didik yang gagal
melalui pengajran remedial.

b.

Pengajaran langsung (direct learning)
Pembelajaran langssung merupakan suatu model pembelajaran dimana
kegiatanya terfokus pada aktivitas-aktivitas akademik. Tujuan utam model
pembelajaran

ini

adalah

memaksimalkan

penggunaan

waktu

belajar

sisawa.39[39]
c.

Simulasi.
Melalui model ini guru mengontrol partisipasi siswa dalam dalam
skenariao permainan untuk menjamin bahwa kelebihan dan keuntungan dari
model inibenar-benar dicapai. Model simulasi ini dilakukan beberapa tahap
yaitu :40[40]

a.

Tahap orientasi.

1. Menyajikan berbagai topic simulasi.
2. Menjelaskan prinsip-prinsip simulasi permainan
3. Memeberikan gambaran teknis.
b. Tahap latihan peserta.
1. Merancang scenario
2. Melakukan percobaan singkat
c.

Tahap proses simulasi

1. Melaksnakan aktivitas permainan dan pengaturan kegiatan
2.

Memperoleh

balikan

dan

pengamatan
3. Melakukan klasifkasi
4. Melanjutkan kegiatan simulasi.
39
40

evaluasi

terhadp

performance

da

hasil

4.Model mengajar yang berorientasi pada interaksi social.
Model ini menitik beratkan pada hubungan yang harmonis pada individu.
[41] model social ini dirancang untuk memanfaatkan fenomena kerjasama,

41

membeimbing siswa para siswa mendefnisikan masalahmengekplorasikan
berbagai cakrawala mengenai maslah.42[42]
a.

Model investigasi kelompok
Model

ini

di

kembangkan

oleh

john

dewey

a.

thelen

yang

mengungkapkan pandangan-pandangan proses social yang demokratik
dengan penggunaan strategi-strategi intelektual atau ilmiah manusia
mampu menciptakan pengetahuan dan masyarakat yang teratur dengan
baik.43[43]
Eggen & Kauchak (dalam Maimunah, 2005: 21) mengemukakan Group
investigation adalah strategi belajar kooperatif yeng menempatkan siswa ke
dalam kelompok untuk melakukan investigasi terhadap suatu topik. Dari
pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa metode GI mempunyai fokus
utama untuk melakukan investigasi terhadap suatu topik atau objek khusus.
Klien (1998: 146) memaparkan beberapa cirri essential investigasi
kelompok sebagai pendekatan pembelajaran adalah:44[44]
1.

Para

siswa

bekerja

dalam

kelompok-kelompok

kecil

dan

memiliki

independensi terhadap guru.
2. Kegiatan siswa terfokus pada upaya menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
telah di rumuskan.
3. Kegiatan siswa akan selalu mempersyaratkan mereka untuk mengumpulkan
sejumlah data.
4. Siswa akan menggunakan pendekatan yang bergam dalam belajar.
5. Hasil-hasil dari penelitian siswa di pertukakarkan di antara seluryh siswa.
41
42
43
44

1. Model Bermain Peran (Role Play)
Bermain peran merupakan salah satu model pembelajaran yang di
arahkan pada upaya pemecahan masalah-masalah yang berkaitan dengan
hubungan

antarmanusia

(interpersonal

relation

ship)

terutama

yang

menyangkut kehidupan peserta didik.45[45]
Tahapan pembelajaran bermain peran/role play meliputi:
1. Menghangatkan suasana dan memotivasi peserta didik
2. Memilih peran
3. Menyusun tahapan-tahapan
4. Menyiapkan pengamat
5. Tahap pemeranan
6. Diskusi dan evaluasi
7. Pemeranan ulang
8. Diskusi dan evaluasi tahp II
9. Membagi pengalaman dan pengambilan keputusan.
Dalam model belajar ini siswa di tuntut untuk aktif dan ikut serta
selama proses belajar mengajar berlangsung karan semua siswa harus
terlibat, dan secara tidak langsung membuat siswa yang biasanya tidak aktif
di kelas ikut menjadi aktif.

45

BAB IV
IMPLIKASI
A.

Implikasi Rumpun Model Mengajar
Model Personal
Implikasi teori humanistik dalam pendidikan adalah sebagai berikut :
1. Bertingkah laku dan belajar adalah hasil pengamatan
2. Tingkah laku yang ada, dapat dilaksanakan sekarang ( learning to
do ).
3. Semua individu memiliki dorongan dasar terhadap aktualisasi diri.
4. Sebagian besra tingkah laku individu adalah hasil dari konsepsinya sendiri.
5. Mengajar bukan hal yang penting, tapi belajar siswa adalah sangat penting
(learn to hoew learn)
6.

Mengajar

adalah

membantu

individu

untuk

mengembangkan

suatu

hubungan yang produktif dengan lingkungannya dan memandang dirinya
sebagai pribadi yang cakap.
B. Model Interaksi sosial
1. Pengalaman insight/tilikan. Dalam proses pembelajaran siswa
hendaknya memiliki kemampuan insight yaitu kemampuan mengenal
keterkaitan

unsur

-

unsur

dalam

suatu

objek.

Guru

hendaknya

mengembangkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dengan
insight.
2. Pembelajaran yang bermakana. Kebermaknaan unsur - unsur yang
terkait dalam suatu objek yang akan menunjang pembentukan pemahaman
dalam proses pembelajaran. Content yang dipelajari siswa hendaknya
memiliki makna yang jelas baik bagi dirinya maupun bagi kehidupannya
dimasa yang akan datang.
3. Perilaku Bertujuan. Perilaku terarah pada satu tujuan. Perilaku
disamping adanya kaitan SR-Bond, juga terkait erat dengan tujuan yang
hendak dicapai. Pembelajaran terjadi karena siswa memiliki harapan
tertentu. Sebab itu pembelajaran akan berhasil bila siswa mengetahui tujuan
yang akan dicapai.

4. Prinsip ruang hidup ( Life Space ). Dikembagkan oleh Kurt Lewin
(Teori Medan/Field Teori). Perilaku siswa terkait dengan lingkungan/medan
dimana ia berada. Materi yang disampaikan hendaknya memiliki dengan
situasi lingkungan dimana siswa berada (CTL).
C. Model Pemrosesan Informasi
1. Melalukan tindakan untuk menarik perhatian siswa.
2. Memberikan informasi mengenai tujuan pembelajaran dan topik yang akan
dibahas.
3. Merangsang siswa untuk memulai aktivitas pembelajaran.
4. Menyampaikan

isi

pembelajaran

sesuai dengan topik

yang telah

diinformasikan.
5. Memberikan bimbingan siswa bagi aktivitas siswa dalam pembelajaran.
6. Memberikan penguatan dan perilaku pembelajaran.
7. Memberikan feedback terhadap perilaku yang ditunjukkan.
8. Melaksanakan penilaian proses dan hasil
9. Memeberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan menjawab
berdasarkan pengalamannya.
D. Rumpun Model Modifkasi Tingkah Laku ( Behavioral )
1. Manajemen Kontingensi,B.F. Skinner
Fakta - fakta, konsep, keterampilan.
2. Kontrol Diri,B.F. Skinner
Perilaku atau keterampilan sosial
3. Relaksasi/Santai,Rimm & Masters Wolpe
Tujuan - tujuan pribadi
( mengurangi ketegangan dan kecemasan )
4. Pengirangan ketegangan,Rimm & Masters Wolpe
Pengalaihan kecemasan kepada kecemasan dalam situasi sosial.
5. Latiahan,Asertif Desntisasi Wolpe,Lazarus,Salter
Ekspresi perasaan secara langsung dan spontan dalam situasi sosial.
6. Latihan Langsung Gagne Smith & Smith
Pola - pola perilaku keterampilan.

B.

Urgensi dan Aplikasi
Dalam karya tulis ilmiah ini penulis membahas tentang rumpun model
mengajar dimana terdapat empat rumpun yaitu:
a.

Model Personal
Model ini bertitik tolak dari teori humanistik, yaitu berorientasi

terhadap pengembangan diri individu. Perhatian utamanya pada emosional
siswa

untuk

mengembangkan

hubungan

yang

produktif

dengan

lingkungannya. Model ini menjadikan pribadi siswa yang mampu membentuk
hubungan yang harmonis serta mampu memproses informasi secara efektif.
Model ini juga berorientasi pada individu dan perkembangan keakuan.
Tokoh Humanistik adalah Abraham Maslow ( 1962 ), R Rogers, C. Buhler, dan
Athur Comb. Menurut teori ini, guru harus berupaya menciptakan kondisi
kelas

yang

kondusif,

mengembangkan

agar

dirinya,

siswa

baik

merasa

emosionla

bebas

dalam

maupun

belajar

intelektual.

dan
Teori

Humanistik timbul sebagai gerakan memanusiakan manusia. Pada teori
humanistik ini, pendidik seharusnya berperan sebagai pendorong, bukan
menahan sensitiftas siswa terhadap perasaannya.
b. Model Interaksi sosial
Model ini didasari oleh model teori Gestalt ( feld-teori ). Model
interaksi sosial menitikberatkan hubungan yang harmonis antara individu
dengan masyarakat ( learning to live together ). Teori pembelajaran Gestalt
dirilis oleh Max Wertheimer (1912) bersama dengan Kurt Kofka dan W.
Kohler, mengadakan experimen mengenai pengamatan visual dengan
fenomena fsik. Percobaannya yaitu memproyeksikan titik - titik cahaya
( keseluruhan lebih pentingdari pada bagian ).
Pokok pandangan Gestalt adalah objek atau peristiwa tertentu akan
dipandang sebagai suatu keseluruhan yang terorganisasikan. Makna suatu
objek/peristiwa terletak pada keseluruhan bentuk ( Gestalt ) dan bukan
bagian - bagiannya. Pembelajaran akan lebih bermakna bila materi diberikan
secara utuh bukan bagian - bagian.

c. Model Pemrosesan Informasi
Model ini berdasarakan teori belajar kognitif ( Piaget ) dan berorientasi
pada kemampuan siswa memproses informasi yang dapat memperbaiki
kemampuannya. Pemrosesan informasi merujuk pada cara mengumpulkan
atau menerima stimuli dari lingkungan : mengorganisasi data , memecahkan
masalah, menemukan konsep dan menggunakan simbol verbal dan visual.
Teori pemrosesan informasi/kognitif dipelopori oleh Robert Gagne (1985).
Asumsinya adalah pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting
dalam perkembangan. Perkembangan merupakan hasil komulatif dari
pembelajaran.
Dalam

pemeblajaran

terjadi

proses

penerimaan

informasi

yang

kemudin diolah sehingga menghasilkan out put dalam bentuk hasil belajar.
Dalam pemrosesan informasi terjadi interaksi antara kondisi internal
(keadaan

individu,

proses

kognitif)

dan

kondisi

-

kondisi

eksternal

( rangsangan dari lingkungan ) dan interaksi anatar keduanya akan
menghasilkan hasil belajar
d. Model Modifkasi Tingkah Laku ( Behavioral )
Model ini bertitik tolak dari model belajar bihavioristik, yaitu bertujuan
untuk mengembangkan sistem yang efsien untuk mengurutkan tugas tugas belajar dan membentuk TL denagn cara memanipulasi penguatan
(reinforcement). Model ini lebih menekankan pada aspek perubahan perilaku
psikologis dan perilaku yang tidak dapat diamati. Karakteristik model ini
adalah dalam hal penjabaran tugas - tugas yang harus dipelajari siswa lebih
efsien dan berurutan
C.

Perspektif Rumpun Model Mengajar
Menurut saya model rumpun mengajar ini sangat penting untuk di ketahui
oleh guru, karna dapat di jadikan panduan dan pedoman bagi guru untuk
mengajar di kelas, karna di dalam rumpun mengajar ini terdapat model/cara
mengajar dapat di pakai oleh guru. Dan model pembelajaran yang terdapat

di dalamnya sesuai dengan tahapan yang akan di capai dalam proses belajar
mengajar.

BAB V
PENUTUP
A.

Kesimpulan
Dari berbagai uraian di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa dalam

proses belajar mengajar. Dimana belajar merupakan proses penyampain
informasi atau ilmu kepada siswa , dalam proses belajar mengajar ini
terdapat beberapa rumpun model mengajar yang dapat di gunkan oleh guru
dalam proses belajar mengajar dan pembelajaran di sekolah.

Terdapat

empat rumpun model mengajar yaitu. Belajar yang berorientasi pada
pemerosesan infomasi, interkasi social, individu, dan mengajrr tingkah laku
(behavioral) diadalm rumpun mengajar ini terdapat model pembelajarn yang
dapat di gunakan oleh guru dalam rangkan proses mengajar siswa di
sekolah. Dengan menngunakan model pembelajaran tersebut di harapkan
proses belajar mengajar akan dapat berlangsung secara efektif.
B.

Saran
Sebagai calon pendidik, mahasiswa diharapkan benar-benar memahami
rumpun model mengajar dan strategy model pembelajran yang terdapat di
dalamnya. Karena memberikan wawasan dan pengetahuan kepada kita
mahasiswa calon guru, yang nantinya akan menjadi tenaga pendidik yang
harus mampu menyampaikan informasi dan pengetahuan kepda siswa dan
agar proses belajar mengajr berlangsung secra efsien dan efektif kita harus
dapat mengaplikasikan model pembelajaran dengan tepat dan benar.

Daftar Pustaka
Ali Muhammad. 1996. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algensindo
Amri

Sofan dan Ahmadi Khoiru Lif. 2010.
Pembelajaran. Jakarta: PT Prestasi Pustaka.

Konstruksi

Pengembangan

Aunurrahman. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali pers
Sanjaya Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Beriorentasi
Pendidikan. Jakarta: Kencana Pramedia Group.

Standar

Proses

Sarbaini. 2011. Model Pembelajaran Kognitif. Yogyakarta: Aswaja Presssindo.
Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasu Belajar Mengajar.Jakarta: PT Raja
Grafndo Pesada.
Syagala Syaiful. 2012. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Uno Hamzah B. 2011. Model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Wahab Abdul Azis. 2012. Metode dan Model-Model Mengajar. Bandung: Afabeta