BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi Pakan Ternak Dengan Menggunakan Metode Activity Based Costing Pada PT. Central Proteinaprima

BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1

Sejarah Perusahaan
PT. Central Proteinaprima merupakan anak perusahaan dari Charoen

Pokphand Overseas Investment Co, Ltd. Hongkong, yang mulai berdiri pada
tahun 1953. Pada saat itu perusahaan ini bernama PT. Charoen Pokphand
Indonesia, dan pada tahun 2008 perusahaan ini berganti nama menjadi PT. Central
Proteinaprima. PT. Charoen Pokphand Indonesia berfasilitas PMA (Penanaman
Modal Asing) dan pertama sekali didirikan di Jakarta atas izin Pemerintah
Republik Indonesia dengan Surat Keputusan Menteri Perindustrian Republik
Indonesia No. 616/M/XI/1971 tanggal 29 november 1971. perusahaan ini mulai
beroperasi secara komersil pada tahun 1972 dengan kapasitas produksi 20.000 ton
per tahun. Perusahaan ini merupakan industri yang memproduksi pakan ternak
udang dan ikan.
Seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan pakan ternak, maka PT.
Charoen Pokphand Indonesia semakin memperluas kegiatan usahanya dengan
mendirikan pabrik baru di Surabaya pada tahun 1976. Tiga tahun kemudian pabrik

baru juga didirikan di Medan.
Pada tahun 1988, didorong oleh meningkatnya pasaran ekpor udang,
maka PT. Charoen Pokphand Indonesia menambah pakan udang kedalam
rangkaian produksi pakan ternaknya yang sudah demikian berkembang. Untuk ini
kemudian didirikan pula sebuah pabrik baru lagi di Medan yang berlokasi di Jalan

Universitas Sumatera Utara

Medan – Tanjung Morawa Km 8,5 RT 04 / RW 02, kelurahan Tumbang Deli,
Kecamatan Medan Amplas. Pabrik dibangun di atas tanah seluas 17.595 m2.
Pabrik ini mulai beroperasi pada tahun 1990, dan pada tahun 2008 berganti nama
menjadi PT. Central Proteinaprima. Adapun kapasitas produksinya mencapai
50.000 ton pakan udang setiap tahunnya.
Dengan demikian PT. Central Proteinaprima hingga saat ini telah
menjadi produsen pakan ternak terkemuka di Indonesia dengan jaringan pabrik
produksi, fasilitas penelitian serta pusat-pusat pembibitan unggas yang tersebar di
Jakarta, Surabaya dan Medan.

2.2


Ruang Lingkup Bidang Usaha
PT. Central Proteinaprima menghasilkan berbagai jenis makanan ternak,

yaitu makanan ayam (unggas), ikan, dan udang. Sistem produksi pada PT. Central
Proteinaprima cabang Medan-Tanjung Morawa di bagi menjadi 2 (dua) divisi,
yaitu:
1.

Farming Division
Divisi ini membuka usaha perkembangbiakan hewan, pembuatan pakan
ternak serta pemasarannya. Divisi ini berlokasi di Kawasan Industri Medan
(KIM) Mabar, Medan.

2.

Aqua Culture Division
Divisi ini memproduksi bidang usaha pertambakan udang, pembuatan pakan
udang dan ikan termasuk pemasarannya. Divisi ini yang ditangani oleh PT.
Central Proteinaprima cabang Medan-Tanjung Morawa.


Universitas Sumatera Utara

2.3

Lokasi Perusahaan
Pabrik PT. Central Proteinaprima Cabang Medan-Tanjung Morawa

terletak di Jalan Medan – Tanjung Morawa Km 8,5 RT 04/RW 02, Kelurahan
Tumbang Deli, Kecamatan Medan Amplas. Pabrik ini dibangun di atas tanah
seluas 17.595 m2.
Lokasi ini sengaja dipilih karena sangat strategis dan berada di tepi jalan
Tol Antar Lintas Sumatera dan tepat di sebelah kanan pintu Tol Medan – Tanjung
Morawa. Kecermatan dalam memilih lokasi ini sangat membantu untuk
memudahkan pengiriman barang keluar kota.

2.4

Daerah Pemasaran
PT. Central Proteinaprima Cabang Medan – Tanjung Morawa tidak


hanya mendistribusikan produk pakan udang dan ikannya untuk memenuhi
kebutuhan dalam negeri saja, tetapi termasuk ke lintas negara. Daerah pemasaran
untuk daerah dalam negeri melingkupi Sumatera Utara, Aceh, dan Riau dengan
kapasitas pemasaran 60%. Sementara 40% untuk untuk pemasaran keluar negeri
dipasarkan ke Negara Malaysia, Jepang, dan Amerika Serikat. Untuk daerah
pemasaran dalam negeri, dibagi atas 4 daerah, yaitu:
1.

Daerah I, mencakup:
a.

Daerah Langkat I, meliputi daerah Karang Gading, Selotong,
Secanggang, dan Tanjung Ibus.

b.

Daerah Langkat II, meliputi daerah Kuala Serapu, Berandan, Pangkalan
Susu, Besitang, dan Gebang.

Universitas Sumatera Utara


2.

Daerah II, mencakup:
a.

Daerah Deli Serdang I, meliputi daerah Batang Pera, Belawan, Percut,
dan Hamparan Perak.

b.

Daerah Deli Serdang II, meliputi Pantai Cermin, Sialang Buah,
Perbaungan, dan Pantai Labu

3.

Daerah III, mencakup:
a. Daerah Asahan I, meliputi Batu Bara, Bedagai, dan Sei Buah
b. Daerah Asahan II, meliputi daerah bengkalis (Riau), Sibolga, Tanjung
Balai, Tanjung Leidong, dan Kuala Tanjung.


4.

Daerah IV, mencakup:
Daerah Propinsi Aceh, yaitu Aceh Timur, Aceh Utara, dan Aceh Barat.

2.5

Dampak Ekonomi, Sosial dan Budaya Terhadap Lingkungan
Keberadaan PT. Central Proteinaprima ditinjau dari aspek ekonominya

memberikan dampak positif terhadap lingkungan sekitar terutama bagi
masyarakat. Dimana dengan adanya PT. Central Proteinaprima, menyediakan
lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar. Dalam hal ini, pabrik menyerap
tenaga kerja dari lingkungan sekitar dan tentu saja berdampak positif bagi
kesejahteraan masyarakat sekitar. Selain menyerap tenaga kerja, masyarakat
sekitar juga diberi keuntungan dengan membuka warung. Sedangkan untuk
dampak lingkungan dengan berdirinya pabrik ini tidak membawa dampak yang
negatif yang signifikan, namun adanya limbah berupa pembuangan asap ke udara


Universitas Sumatera Utara

yang. Asap ini akan memberikan dampak buruk terhadap kondisi udara daerah
sekitar dengan memberikan polusi udara.

2.6

Organisasi dan Manajemen
Organisasi

adalah

struktur

dengan

bagian-bagian

yang


saling

berhubungan dan saling mempengaruhi karena adanya hubungan secara
keseluruhan. Dipandang dari fungsinya, organisasi adalah pengelompokan dan
pengurutan dari berbagai aktifitas, penunjukkan orang-orang untuk mengerjakan
aktifitas tersebut.
Manajemen adalah dssuatu proses yang melibatkan perencanaan,
pengorganisasian, dan pengawasan dari sumber daya yang ada untuk
mendapatkan suatu tujuan yang diinginkan. Sumber daya haruslah dapat dikelola
dengan baik dalam sistem organisasi yang tepat agar tercipta kerja sama yang baik
dalam mencapai tujuan yang diinginkan.
Struktur organisasi merupakan gambaran skematis tentang hubungan atau
kerjasama orang-orang yang menggerakkan dan berada dalam suatu organisasi.
Adanya organisasi akan mengakibatkan setiap tugas dan kegiatan dapat
didistribusikan dan dilakukan oleh setiap anggota kelompok secara efisien dan
efektif sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Adanya struktur
organisasi dan uraian tugas yang telah ditetapkan akan menciptakan suasana kerja
yang baik karena akan terhindar dari tumpang tindih dalam perintah dan tanggung
jawab.


Universitas Sumatera Utara

Perusahaan yang terdiri dari beberapa aktivitas yang berbeda harus
dikoordinasikan sedemikian rupa sehingga target dan sasaran perusahaan dapat
dicapai dengan efisien dan efektifitas yang tinggi. Dengan adanya struktur
organisasi, orang-orang yang berbeda dalam organisasi tersebut dapat diarahkan
kepada keadaan yang sedemikian rupa sehingga mereka dapat melaksanakan
aktivitas dengan baik yang mendukung tercapainya sasaran perusahaan di
samping melaksanakan aktivitas masing-masing.
Struktur organisasi perusahaan PT. Central Proteinaprima adalah bentuk
fungsional, lini dan staff. Organisasi ini adalah perpaduan dari tiga bentuk
organisasi, yaitu organisasi fungsional, organisasi lini dan organisasi staff, dimana
wewenang dari pucuk pimpinan dilimpahkan kepada unit-unit (satuan-satuan)
organisasi yang ada dibawahnya dalam bidang kerja tertentu. Masing-masing
pimpinan dari setiap unit berhak memerintah semua satuan pelaksana sepanjang
menyangkut bidang tugas masing-masing. Setiap satuan pelaksana mempunyai
wewenang dalam bidang pekerjaannya, dan dibawah pucuk pimpinan ditempatkan
staff sebagai pembantu atau penasehat pimpinan.
Struktur organisasi PT. Central Proteinaprima Tbk dapat dilihat pada
Gambar 2.1. sedangkan Uraian Tugas dan Tanggung Jawab dapat dilihat pada

Lampiran 1.

Universitas Sumatera Utara

GENERAL
MANAGER

Internal Control

GM
PRODUCTION

MARKETING
MANAGER

Marketing
Section head

- Sales Adm.
- Sales Area


PRODUCTION
MANAGER

PPIC
MANAGER

MAINTENANCE
MANAGER

QCP
MANAGER

Safety Officer

Factory
Adm

Ware house

Store Room

Electric

Mechanic

QCP
Supervisor

Pers & GA
Sect. head

FP Section
head

FA Section
head

WH Section
head

SR Section
head

Electric Sect.
head

Mechanic
Sect. head

QCP Staff

Sect. head
Level Staff

FP
Supervisor

FA
Supervisor

WH
Supervisor

SR
Supervisor
-Electric Spv
-Electric staff
-Maint. staff
-Boiler Oprt

-Mechanic Spv
-Mechanic staff
-Maint. staff
-Forklift
Mechanic staff

Truck Scale
operator

-Un Loading staff
-Forklift operator

Store room
staff

PURCHASING
MANAGER

FINANCE
MANAGER

ACCOUNTING
MANAGER

Karyawan

Karyawan

Karyawan

Karyawan

PERSONNEL &
G. AFFAIR

Feed
Processing

Operator

EXP-IMPORT
MANAGER

Karyawan

Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Central Proteina Prima Tbk
= Hubungan Lini (Perintah)
= Hubungan Fungsional

Universitas Sumatera Utara

2.7

Proses Produksi
Proses produksi adalah serangkaian kegiatan berupa cara, metode dan

teknik untuk menciptakan atau meningkatkan nilai tambah suatu barang atau jasa
dengan menggunakan sumber-sumber daya berupa tenaga kerja, mesin, bahan
baku dan modal yang ada.
Berdasarkan jumlah produk yang dihasilkan, proses produksi dapat
dibedakan menjadi tiga tipe. Adapun ketiga tipe tersebut adalah:
1. Tipe Job Shop
Ukuran pemesanan produk dengan tipe ini adalah ukuran pemesanan kecil.
Dimana produknya bertipe diskrit, aliran produksinya dapat berbeda untuk
tiap produk, setup tinggi sehingga ongkos produksi tinggi, mesin-mesin
bertipe general purpose, beban kerja tiap stasiun kerja berbeda, dan keahlian
pekerja dituntut tinggi. Job shop merupakan proses produksi yang bekerja
berdasarkan pesanan.
2. Batch Production
Merupakan proses produksi yang bekerja berdasarkan keinginan atau
kebutuhan konsumen. Pada proses produksi seperti ini, suatu pabrik memiliki
kemampuan untuk menghasilkan produk pada laju produksi dalam suatu
jumlah tertentu yang memungkinkan untuk mengadakan persediaan, dan
kemudian merubah proses produksi untuk menghasilkan macam produk yang
lain. Mesin atau peralatan dirancang mengarah pada tipe general purpose
machine tetapi untuk produksi dengan laju yang tinggi.

Universitas Sumatera Utara

3. Mass Production
Mass production dilakukan untuk menghasilkan produk dalam jumlah yang
besar tetapi relatif sejenis. Mesin dan peralatan yang digunakan dirancang
untuk mampu menghasilkan produk dengan produksi tinggi yaitu dengan tipe
special purpose. Disisi lain, keterampilan berproduksi dari manusia dialihkan
ke mesin sehingga tidak terlalu membutuhkan skill yang tinggi dari operator.
Jenis proses produksi PT. Central Proteinaprima adalah tipe batch
production, karena proses produksi dilakukan berdasarkan keinginan dan
kebutuhan konsumen dimana volume dan laju produksinya tinggi.

2.7.1

Standar Mutu Bahan/ Produk
Pengecekan dan pengawasan oleh bagian Quality Control dilakukan

mulai dari bahan baku sampai produk jadi sehingga kualitasnya tetap terjaga.
PT. Central Proteinprima mengeluarkan standar mutu bagi pakan udang
dari segi ukuran, kandungan protein, lemak, kadar air dan serat, seperti yang
ditunjukkan pada tabel 2.1.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 2.1 Standar Mutu Produk Pakan Udang pada PT. Central Proteinaprima
Cabang Medan-Tanjung Morawa
Kode Pakan

Ukuran

Kemasan

Protein

Lemak

Serat

Kadar Air

(mm)

(kg)

(%)

(%)

(%)

(%)

Crumble Halus

0.30

10

Min 42

Min 5

Max 3

Max 11

Bentuk
Bintang

Novo

CP

SB – 001
581

681

9001

Crumble Halus

0.420.89

10

Min 42

Min 5

Max 3

Max 11

582

682

9002

Crumble

1.141

25

Min 41

Min 5

Max 3

Max 11

583

683

9003

Crumble

1.8 x 1-2

25

40-42

Min 5

Max 3

Max 11

583 SP

683 SP

Pellet

1.8 x 2-3

25

40-41

Min 5

Max 3

Max 11

9003
SP
584 S

684 S

9004 S

Pellet

1.8 x 3-4

25

40-41

Min 5

Max 3

Max 11

584

684

9004

Pellet

1.8 x 3-4

25

Min 39

Min 5

Max 3

Max 11

585

685

9005

Pellet

1.8 x 4-5

25

Min 39

Min 5

Max 3

Max 11

Sumber PT. Central Proteinaprima Agustus 2012

Universitas Sumatera Utara

2.7.2

Bahan yang Digunakan
Ikan dan udang merupakan hewan yang sangat menguntungkan untuk

diternakkan, karena merupakan makanan yang bergizi tinggi sehingga selalu di
cari sebagai bahan untuk laukpauk. Untuk memproduksi pakan ini, perusahaan
mengolah berbagai bahan baku serta bahan-bahan tambahan lainnya sehingga
menghasilkan makanan yang berkualitas.
Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan makanan ini harus
senantiasa di jaga agar jangan sampai rusak dan perlu pengawasan yang cermat,
sehingga tidak akan mengecewakan pembelinya. Adapun bahan-bahan yang
diperlukan diperoleh dari dalam dan luar negeri.
a.

Bahan Baku
Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam proses produksi

dan berperan penting dalam penentuan mutu produk dengan komposisi persentase
yang tinggi dan merupakan bahan yang membentuk bagian integral dari suatu
produk jadi. Bahan baku yang digunakan adalah:
1. Jagung
Jagung atau Corn Yellow merupakan sumber energi yang baik karena
mengandung zat karbohidrat dengan persentase yang tinggi dan zat protein.
Jenis jagung yang digunakan pada PT. Central Proteinaprima dibedakan atas
jagung lokal dan juga jagung impor.
2. Dedak
Dedak yang digunakan dibedakan atas dua jenis yaitu dedak beras dan dedak
gandum. Dedak beras dibedakan atas dua jenis yaitu dedak halus dan dedak

Universitas Sumatera Utara

kasar. Dedak halus merupakan kulit ari beras yang diperoleh dari proses
penyosohan beras. Sedangkan dedak kasar merupakan hasil hancuran padi.
Pada dedak gandum yang digunakan adalah whaet pollard, yaitu dedak yang
berasal dari kulit ari gandum.
3. Bungkil Kacang Kedelai
Disebut juga Soya Bean Meal (SBM). SBM mengandung nilai protein yang
tinggi, karena didalamnya terkandung asam amino lisin, yaitu asam amino
yang paling essensial diantara asam-asam amino yang lainnya.
4. Tepung Ikan
Tepung ikan merupakan hasil dari pengolahan ikan yang diolah menjadi
tepung. Kandungan tepung ikan meliputi protein, lemak dan juga kalsium.
5. Tepung Daging dan Tulang
Disebut juga Meat Bone Meal (MBM). MBM merupakan hasil pengolahan
dari daging yang diolah menjadi tepung. MBM ini mengandung protein,
lemak dan juga kalsium.
6. Tepung Terigu
Digunakan sebagai sumber karbohidrat bagi udang.
7. Tepung cumi-cumi
Merupakan sumber protein dan lemak, serta pembangkit selera makan udang.
b.

Bahan Tambahan
Bahan tambahan adalah bahan yang dibutuhkan guna menyelesaikan

suatu produk, tetapi pemakaiannya sangat sedikit atau cukup kompleks yang dapat
mempengaruhi kualitas produk. Adapun bahan tambahan yang digunakan adalah:

Universitas Sumatera Utara

1. Garam dan mineral, seperti sodium, pig minera, dan poultry mineral
2. Vitamin, seperti lysine, luprosi, dan finase
3. Minyak nabati, seperti canola oil, dan palm oil
4. Zat aditif, seperti tapioca
5. Bahan liquid, seperti rhodimet dan choline Cl
c.

Bahan Penolong
Bahan penolong adalah bahan yang tidak tampak dalam produk jadi.

Tetapi hanya menolong proses produksi agar berjalan dengan lancar dan
digunakan sebagai pelengkap produk saja. Adapun bahan penolong yang
digunakan adalah:
1. Solar sebagai bahan bakar.
2. Air.
3. Karung plastik sebagai pembungkus produk
4. Benang jahit digunakan untuk menjahit karung
Digunakan sebagai pengikat/penutup karung palstik setelah diisi dengan pakan
ternak.
5. Stiker atau cap pabrik.

2.7.3

Uraian Proses Produksi
Proses Pembuatan makanan udang oleh PT. Central Proteinaprima

dilkukan dengan dua line produksi. Adapun tahapan-tahan proses dalam
memproduksi makanan udang adalah:

Universitas Sumatera Utara

1.

Penuangan
Penuangan bahan dilakukan secara manual melalui intake I dan intake II.

Bahan baku yang halus seperti tepung terigu dan remix (dust) yang merupakan
sisa hasil pengayakan pellet yang undersize dituang pada intake I, sedangkan
bahan baku yang kasar seperti tepung ikan, bungkil kacang kedelai, tepung kepala
udang, dan tepung cumi-cumi dituang pada intake II.
Bahan baku yang digunakan pada intake II di bawa ke bucket elevator
setinggi 28,8 meter dengan chain conveyor. Dari bucket elevator dengan
menggunakan pipa gravitasi, bahan baku ini masuk kedalam drum siever untuk
dibersihkan kotoran-kotoran, kemudian masuk ke spout magnet yang berguna
untuk menangkap besi dan logam-logam lain yang tercampur kedalam bahan.
Bahan baku ini kemudian dibawa ke rotary distributor dengan screw conveyor
untuk selanjutnya diisikan pada bin penampungan bahan baku.
Bahan baku yang dituangkan pada intake I langsung dibawa ke bucket
elevator setinggi 17,5 meter dengan chain conveyor

dan kemudian masuk

kedalam spout magnet dengan menggunakan pipa gravitasi. Bahan baku ini
dibawa ke rotary distributor dengan screw conveyor

lalu diisikan ke bin

penampungan.
Bin penampungan bahan baku ada 12 buah dengan kapasitas masingmasing 4 ton. Masing-masing bahan baku yang terdapat pada bin penampungan
ditimbang secara otomatis sampai menunjukkan berat dua ton. Kemudian
campuran bahan baku yang ditimbang dibawa dengan screw conveyor ke bin

Universitas Sumatera Utara

vertical mixer untuk selanjutnya dilakukan proses pengadukan. Tenaga kerja pada
bagian aktivitas penuangan berjumlah 12 orang.
2.

Pengadukan I
Campuran bahan baku seberat dua ton diaduk pada vertical mixer, yang

berguna untuk mencampur bahan dari kedua intake agar tercampur rata. Waktu
pengadukan dilakukan selama 10 menit. Setelah 10 menit, slide bin mixer dibuka
dan hasil pengadukan dibawa melalui screw conveyor, bucket elevator, pipa
gravitasi ke hammer mill untuk selanjutnya dilakukan proses penggilangan.
3.

Penggilingan
Proses penggilingan dilakukan dengan hammer mill. Hasil penggilingan

dibawa ke bucket elevator setinggi 17,5 meter dengan pipa gravitasi kemudian
dimasukkan ke automixer untuk dilakukan proses penghalusan lebih lanjut.
Tenaga kerja pada bagian penggilingan berjumlah 6 orang.
4.

Penghalusan
Hasil penggilingan kemudian dihaluskan lagi dengan automixer, yang

berguna untuk membuat hasil gilingan lebih homogen dan lebih halus lagi
sehingga bisa melewati ayakan 60 mesh. Hasil penghalusan ini selanjutnya
dibawa ke pengayakan dengan bucket elevator.
5.

Pengayakan
Pada proses pengayakan adonan campuran bahan baku diayak dengan

menggunakan mesh 60. Hasil ayakan tersebut dimasukkakan ke bin mixer
horizontal, sedangkan sisa ayakan (oversizer) di bawa ke hammer mill untuk
dilakukan proses penggilingan kembali (regerinding) sampai melewati ayakan 60

Universitas Sumatera Utara

mesh. Hasil ayakan dibawa ke bin mixer horizontal untuk diaduk. Tenaga kerja
pada bagian pengayakan berjumlah 6 orang.
6.

Pengadukan II
Pada bin mixer selanjutnya dituangkan bahan-bahan tambahan seperti

minyak ikan, ikan segar, (ikan giling), obat-obatan serta vitamin dan mineral yang
sudah ditimbang terlebih dahulu dilaboratorium dengan ketentuan-ketentuan
menurut komposisi yang telah ditetapkan. Selanjutnya, campuran ini di aduk
sampain rata dengan horizontal mixer selama 15 menit. Kemudian pintu slide di
buka dan hasil adonan ditampung pada hopper (penampungan sementara),
kemudian adonan dibawa ke bucket elevator setinggi 27,5 meter adonan masuk ke
bin pellet untuk dilakukan pembutiran melalui pipa gravitasi.
7.

Pembutiran
Adonan campuran yang berada pada bin pellet di bawa ke conditioner

dengan screw feeder untuk dipanaskan dengan steam dari boiler. Pemanasan ini
bertujuan untuk memudahkan proses pembutiran. Steam yang dimasukkan
kedalam conditioner suhunya berkisar antara 70-800C. Tekanan steam diatur
dengan regulator system yang berkisar antara 4-5,2 kg/m2. Adonan kemudian
dimasukkan ke pellet mill melalui screw feeder untuk menghasilkan pellet.
Tenaga kerja bagian pembutiran berjumlah 6 orang
8.

Pematangan
Pellet yang dihasilkan dari mesin pellet mill selanjutnya dibawa ke

holding bin dengan screw conveyor untuk dilakukan proses pematangan lebih
lanjut. Proses ini dilakukan dengan suhu 800C selama ± 45 menit. Tujuan proses

Universitas Sumatera Utara

pematangan ini adalah agar butiran pellet yang dihasilkan matang sampai kedalam
(bahan sekedar matang dipinggirannya saja) serta agar kadar air pellet yang
berkisar 15%. Selanjutnya pellet ini akan dimasukkan ke dryer dengan conveyor
untuk dilakukan proses pengeringan.
9.

Pengeringan
Pellet yang keluar dengan kadar air 15 % masuk ke pengeringan melalui

rotary yang diputar oleh electromotor. Proses pengeringan dilakukan dengan dua
tingkat, yaitu drier A dan B. Steam dialirkan dari boiler dengan tekanan berkisar 5
kg/m2, suhu maksimum drier 1250C. Udara panas dalam drier dihisap dengan
menggunakan blower.
Setelah melewati drier A, pellet dimasukkan ke drier B dengan rotary
feeder, yang mana proses dalam drier B sama dengan drier A. Jumlah kadar air
yang berkurang mencapai 6 – 8 % setiap kali pengeringan dengan lama waktu
berkisar antara 20 – 25 menit. Selanjutnya pellet yang telah dikeringkan dibawa
ke mesin pendingin (cooler) dengan mengunakan screw conveyor. Tenaga kerja
bagian pengeringan berjumlah 6 orang.
10. Pendinginan
Proses pendinginan dilakukan dengan menghembuskan udara panas dan
dihisap oleh blower melalui double cyclone

dan air lock. Didalam cooler

ditempakaan blower pada setiap tingkat untuk mnyemprotkan udara dingin. Pellet
yang keluar dari cooler diangkat kepengayakan melalui bucket elevator setinggi
25 meter, dengan pipa gravitasi dimasukkan ke pengayakan.

Universitas Sumatera Utara

11. Pengayakan pellet
Proses pengayakan ini digunakan untuk memisahkan pellet yang oversize
dengan yang berukuran undersize (terlalu kecil). Disesuaikan dengan ukuran yang
diinginkan. Pellet yang oversize dibawa kemesin penghancuran (crumble)
sedangkan yang undersize ditampung didalam goni sebagai remix (digun/akan
sebagai bahan baku lagi).
Pellet hasil pengayakan dibawa ke bin packing melalui pipa gravitasi.
Apabila bin packing telah penuh, slide terbuka secara otomatis, kenmudian pellet
masuk ke dust seperator untuk dibersihkan dari abu. Udara dihembuskan dari
blower yang mengakibatkan pellet turun ke bawah (kedalam bin timbangan)
sedangkan abu naik dihisap blower melalui double cyclone. Tenaga kerja bagian
pengayakan pellet berjumlah 6 orang.
12. Penghancuran (crumbeling)
Sisa ayakan yang oversize dibawa ke bin crumble dengan bucket elevator
setinggi 24 meter. Proses penghancuran ini hanya dilakukan pada line dua. Dari
bin crumbler, dengan menggunakan rotary distributor, sisa ayakan dibawa
kemesin crumbler. Pellet hasil ayakan yang oversize dihancurkan dengan mesin
penghancur (crumble machine) yang berguan untuk membuat makanan udang
yang kecil yang disesuaikan dengan nomor pakan yang diinginkan.
Crumble hasil pengayakan dibawa dengan chain conveyor dan bucket
elevator ke pengayakan untuk memisahkan crumbler dengan tepung yang terjadi
akibat proses penghancuran. Bentuk tepung ini kemudian dibawa kembali ke
proses pembutiran dengan menggunakan bucket elevator.

Universitas Sumatera Utara

Jenis crumbler dicurahkan ke bin packing melalui pipa gravbitasi untuk
dilakukan proses pengarungan (pengemasan). Apabila bin packing telah penuh,
slide terbuka otomatis, lalu crumbler masuk masuk ke dust separator untuk
dibersihkan dari abu. Udara dihembuskan dari blower yang menagkibatkan
crumbler turun kebawah (ke dalam bin timbangan) sedangkan abu dihisap naik
oleh blower melalui double cyclone.
13. Pengemasan
Produk jadi crumbler dan pellet yang berada dalam bin timbangan
dicurahkan kedalam karung palstik sambil ditimbang secara otomatis, dengan
berat netto 25 kg. Setelah pengarungan, produk jadi dibawa ke penjahitan karung
melalui belt conveyor. Penjahitan karung dilakukan dengan mesin jahit karung
(sewing machine). Selanjutnya produk jadi yang telah selesai dijahit diangkut ke
gudang produk jadi dengan menggunakan forklift. Tenaga kerja pada bagian
pengemasan berjumlah 12 orang.

2.8

Mesin dan Peralatan

2.8.1

Mesin
Mesin yang digunakan pada PT. Central Proteina Prima dapat dilihat

sebagai berikut:
1. Mesin Penuangan (Intake)
Fungsi

: Sebagai penuangan bahan baku ke bin penampungan

Jumlah

: 2 unit

Merek

: TECO AEV BEC

Universitas Sumatera Utara

Putaran

: 1460 rpm

Daya

: 7,5 HP

Tegangan

: 380 Volt

Faktor Kerja

: 0,72

Kuat arus

: 12A

Kapasitas

: 14 ton/jam

2. Mesin Pengaduk Vertikal (Vertical Mixer)
Fungsi

: Mengaduk campuran bahan baku dari kedua intake

Jumlah

: 2 unit

Merek

: STROMBERG 1505 - M

Putaran

: 1455 rpm

Daya

: 15 HP

Tegangan

: 380 Volt

Faktor Kerja

: 0,72

Kuat arus

: 23,6A

Kapasitas

: 4,6 ton/jam

3. Mesin Penggiling I (Hammer Mill I)
Fungsi

: Menggiling bahan baku yang kasar dari vertical mixer

Jumlah

: 2 unit

Merek

: IDAH

Putaran

: 2975 rpm

Daya

: 152 HP

Tegangan

: 380 Volt

Universitas Sumatera Utara

Faktor Kerja

: 0,81

Kuat arus

: 209,8A

Kapasitas

: 4 ton/jam

4. Mesin Penghalusan (Atomizer)
Fungsi

: Memperhalus hasil gilingan campuran bahan baku

Jumlah

: 2 unit

Merek

: COUNTERFLOW MATADOR

Putaran

: 1470 rpm

Daya

: 150 HP

Tegangan

: 380 Volt

Faktor Kerja

: 0,81

Kuat arus

: 209,8A

Kapasitas

: 3 ton/jam

5. Mesin Pengayakan Bahan Baku
Fungsi

: Mengayak adonan campuran bahan baku

Jumlah

: 2 unit

Merek

: ROTEX

Putaran

: 1450 rpm

Daya

: 5,5 HP

6. Mesin Conditioner (Conditioner Machine)
Fungsi

: Menambah kadar air pada campuran bahan

Jumlah

: 4 unit

Merek

: ROC 55 831EC

Universitas Sumatera Utara

Putaran

: 1450 rpm

Daya

: 20 HP

Tegangan

: 380 Volt

Faktor Kerja

: 0,74

Kuat arus

: 30,6A

Kapasitas

: 3,6 ton/jam

7. Mesin Pembutiran (Pellet Mill Machine)
Fungsi

: Membentuk adonan campuran bahan menjadi pellet

Jumlah

: 4 unit

Merek

: IDAH MACHINERY TAIWAN/PM SIL

Putaran

: 1450 rpm

Daya

: 125 HP

Tegangan

: 380 Volt

Faktor Kerja

: 0,84

Kuat arus

: 168,6A

Kapasitas

: 3,5 ton/jam

8. Mesin Pematangan (Holding Bin Machine)
Fungsi

: Mematangkan pellet sampai ke dalam

Jumlah

: 4 unit

Merek

: CPM 3000

Putaran

: 1450 rpm

Daya

: 125 HP

Tegangan

: 380 Volt

Universitas Sumatera Utara

Faktor Kerja

: 0,84

Kuat arus

: 168,6A

Kapasitas

: 3,5 ton/jam

9. Mesin Pengering (Dryer)
Fungsi

: Mengeringkan/menurunkan kadar air pellet

Jumlah

: 8 unit

Merek

: YAMALOKE - HOREYWEL

Putaran

: 1445 rpm

Daya

: 10 HP

Tegangan

: 380 Volt

Faktor Kerja

: 0,7

Kuat arus

: 16,2A

Kapasitas

: 3 ton/jam

10. Mesin Pendinginan (Cooler Machine)
Fungsi

: Mendinginkan pellet yang keluar dari mesin
pengering

Jumlah

: 2 unit

Merek

: CPM COOLER VERTICAL

Putaran

: 1450 rpm

Daya

: 12 HP

Tegangan

: 380 Volt

Faktor Kerja

: 0,84

Kuat arus

: 168,6A

Universitas Sumatera Utara

Kapasitas

: 2,8 ton/jam

11. Mesin Pengayakan Pellet
Fungsi

: Menyaring pellet sesuai dengan ukuran yang
diinginkan

Jumlah

: 4 unit

Merek

: SIEMEN TEC 909

Putaran

: 1490 rpm

Daya

: 2,0 HP

Tegangan

: 380 Volt

Faktor Kerja

: 0,79

Kuat arus

: 2,9A

Kapasitas

: 3,5 ton/jam

12. Mesin Penghancur (Crumble Machine)
Fungsi

: Menghancurkan sisa pellet yang oversize menjadi
crumble

Jumlah

: 1 unit

Merek

: CPM CRUMBLE

Putaran

: 1450 rpm

Daya

: 125 HP

Tegangan

: 380 Volt

Faktor Kerja

: 0,84

Kuat arus

: 168A

Kapasitas

: 4 ton/jam

Universitas Sumatera Utara

13. Mesin Pengayakan Crumble
Fungsi

: Menyaring crumble sesuai ukuran yang diinginkan

Jumlah

: 1 unit

Merek

: SIEMEN TEC 909

Putaran

: 1490 rpm

Daya

: 2,0 HP

Tegangan

: 380 Volt

Faktor Kerja

: 0,7

Kuat arus

: 2,9A

Kapasitas

: 3,5 ton/jam

14. Mesin Pengarungan Pellet
Fungsi

: Menimbang dan mengisi pellet ke dalam karung

Jumlah

: 2 unit

Merek

: ROTEX

Putaran

: 1400 rpm

Daya

: 0,5 HP

Tegangan

: 380 Volt

Faktor Kerja

: 0,93

Kuat arus

: 0,6A

Kapasitas

: 3,6 ton/jam

15. Mesin Pengarungan Crumble
Fungsi

: Menimbang dan mengisi crumble ke dalam karung

Jumlah

: 1 unit

Universitas Sumatera Utara

Merek

: CRONOS RICHARDON A - 10

Putaran

: 1400 rpm

Daya

: 0,5 HP

Tegangan

: 380 Volt

Faktor Kerja

: 0,93

Kuat arus

: 0,6A

Kapasitas

: 3,6 ton/jam

16. Mesin Penjahit Karung
Fungsi

: Menjahit karung plastik menjadi kemasan produk
jadi

Jumlah

: 3 unit

Merek

: NEW LONG

Daya

: 200 watt

Tegangan

: 220 Volt

Faktor Kerja

: 0,9

Kuat arus

: 1A

2.8.2

Peralatan
Peralatan yang digunakan untuk mendukung kelancaran proses produksi

adalah sebagai berikut:
1.

Alat transportasi, yaitu peralatan yang digunakan untuk mengangkut bahan
baku maupun produk yang sudah menjadi makanan ternak. Adapun alat
transportasi yang digunakan adalah :

Universitas Sumatera Utara

a.

b.

c.

d.

Chain Conveyor
- Merk

: Van Aarsen

- Type

: 280.330.70

- Kapasitas

: 80 m3/jam

- Daya

: 5,5 HP

Bucket Elevator
- Merk

: Van Aarsen

- Type

: 260x260

- Kapasitas

: 70 m3/jam

- Daya

: 5,5 HP

Screw Conveyor
- Merk

: Van Aarsen

- Kapasitas

: 50 m3/jam

- Daya

: 4,5 HP

Forklift
- Kapasitas

: 2500 Kg

- Tegangan

: 220-440 volt

- Fungsi

: - Mengangkut bahan baku dari truk ke kavling bahan baku
- Mengangkut produk jadi dari gudang produk jasi ke truk

e.

Belt Conveyor
Digunakan untuk mengangkut hasil produksi yang telah dikarungkan ke
mesin jahit.

Universitas Sumatera Utara

f.

Kereta Sorong
Digunakan untuk mengangkut bahan secara manual.

2.9

Jam Kerja
Untuk mencapai kinerja yang baik, maka perusahaan harus mengatur jam

kerja bagi para karyawannya. Jumlah jam kerja pada PT. Central Proteina Prima
adalah lima hari kerja dalam seminggu (senin s/d jumat) untuk bagian produksi
dan non produksi, sedangkan untuk bagian keamanan bekerja setiap hari (senin
s/d minggu). Ketentuan jam kerja karyawan pada PT. Central Proteina Prima
dibagi atas:
1. Satu shift untuk bagian non produksi (8 jam sehari), dengan perincian:
1. Pukul 08.00 – 12.00 WIB

Kerja Aktif

2. Pukul 12.00 – 13.00 WIB

Istirahat

3. Pukul 13.00 – 17.00 WIB

Kerja Aktif

2. Tiga shift untuk bagian produksi (24 jam sehari) dimana satu shift adalah 8
jam kerja dengan perincian:
1. Shift I : Pukul 08.00 – 16.00 WIB (1 jam istirahat)
2. Shift II : Pukul 16.00 – 00.00 WIB (1 jam istirahat)
3. Shift III : Pukul 00.00 – 08.00 WIB (1 jam istirahat)
3. Bagian keamanan (satpam) dibagi menjadi tiga kelompok dengan anggota tiap
kelompok berjumlah 3 orang dan dilakukan pergantian setiap 7 jam.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45