Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Aplikasi Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Penyakit Ayam pada Android Platform

Perancangan Aplikasi Sistem Pakar untuk Mendiagnosa
Penyakit Ayam pada Android Platform

Artikel Ilmiah

Diajukan kepada
Fakultas Teknologi Informasi
untuk memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Oleh:
Henoch Juli Christanto
NIM: 672011610

Program Studi Teknik Informatika
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
April 2015

Perancangan Aplikasi Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Penyakit
Ayam pada Android Platform

1

2

3

Henoch Juli Christanto, Hindriyanto D. Purnomo, Yos Richard Beeh
Fakultas Teknologi Informasi

Program Studi Teknik Informatika
Universitas Kristen Satya Wacana
1

Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia
672011610@student.uksw.edu, 2hindriyanto_fti@yahoo.com, 3yos.fti.uksw@gmail.com

Abstract

In world of breeding, not all of the breeders have breeding education background.
It becomes problem when the livestock getting sick. They need other people to overcome

the disease. Absolutely, it takes a long time. Fowl, especially chickens are potentially
attacked by diseases that need initial handling. Expert system as a computer technology
can resolve the problem such as the thought of the adopted expert. Therefore, the writer
makes an expert system application that can be used to diagnose chicken disease on
Android platform. Inference process in this system used Central Inference method. A
knowledge base that used is rule based reasoning. The result of the research is an expert
system application base on Android that can be used to help in diagnose and treat
chickens disease.
Keywords : Metamorphosis, Augmented Reality, Game, Learning, Android.
Abstrak

Dalam dunia peternakan seringkali yang menjadi peternak adalah orang-orang
yang tidak memiliki latar belakang pendidikan di dalam peternakan sehingga apabila
terjadi kendala seperti penyakit mereka membutuhkan orang lain untuk mengatasinya dan
itu membutuhkan waktu yang cukup lama. Unggas terkhususnya ayam merupakan salah
satu hewan ternak yang rawan terserang penyakit dan beberapa penyakit membutuhkan
penanganan sedini mungkin. Sistem pakar sebagai suatu teknologi komputer yang dapat
menyelesaikan masalah sesuai dengan pemikiran seorang pakar yang diadopsinya. Oleh
karena itu, dibuatlah aplikasi sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit ayam pada
Andoid platform. Proses inferensi pada sistem ini menggunakan metode Central

Inference. Basis pengetahuan yang digunakan adalah Rule Based Reasoning. Hasil dari
penelitian ini menghasilkan sebuah aplikasi sistem pakar berbasis Android yang dapat
memberikan kemudahan dalam mendiagnosa dan mengobati penyakit ayam.
Kata kunci : Sistem Pakar, Kecerdasan Buatan, Central Inference, Penyakit Ayam

1
2
3

Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Program Studi Teknik Informatika, Universitas
Kristen Satya Wacana
Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana
Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana

1.

Pendahuluan
Dalam bidang peternakan, ayam adalah binatang unggas yang rawan terhadap
penyakit dengan jenis gejala yang beraneka ragam. Seringkali, para peternak sulit
untuk menentukan secara pasti penyakit apa yang sedang menyerang karena

penyakit pada ayam terdiri dari berbagai gejala yang hampir sama. Kondisi ini
sangatlah berbahaya jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat karena penyakit
pada unggas khususnya ayam dapat dengan mudah ditularkan pada individu yang
lain [1].
Berdasarkan wawancara yang telah didapatkan dari PT. Japfa Comfeed
Indonesia yang menangani dalam penyedia pakan dan obat ternak oleh Maria Yuni
Asih S.Pt. selaku management information system, beberapa para peternak sulit
dalam menentukan penyakit dan penanganan yang dilakukan pada penyakit
tersebut. Mereka melakukan diagnosa dengan cara mengirimkan kondisi
menggunakan BlackBerry Messanger pada perangkat Android mereka kepada
mantri hewan yang ada. Hal ini membutuhkan waktu yang lama dalam
mendiagnosa karena mantri hewan hanya dapat mengira-ngira kondisi ayam
sesungguhnya dan membutuhkan waktu untuk merespon peternak yang jumlahnya
banyak.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diambil beberapa masalah
utama yang melatar belakangi penelitian ini yaitu bagaimana membangun aplikasi
sistem pakar yang dapat membantu peternak ayam dalam mendiagnosa penyakit
ayam. Untuk mengatasi masalah tersebut maka akan dirancang aplikasi sistem
pakar untuk mendiagnosa penyakit ayam pada Android platform.
2.


Tinjauan Pustaka
Pada penelitian berjudul A Rule-Based Inference Engine which is Optimal
and VLSI Implementable menghasilkan metode Central Inference Engine
Algorithm yang merupakan pengembangan dari pendekatan Forward Chaining [2].
Penelitian yang dilakukan mengembangkan hasil penelitian tersebut dan
menerapkan Central Inference Engine Algorithm pada perangkat Android.
Psedocode.1 Algoritma Central Inferensi [2]

1

Kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence merupakan salah satu bagian
ilmu komputer yang membuat agar mesin (komputer) dapat melakukan pekerjaan
seperti dan sebaik yang dilakukan oleh manusia. Salah satu bidang kecerdasan
buatan adalah sistem pakar (Expert System), dimana program komputer dapat
menirukan penalaran seorang pakar dengan keahlian pada suatu bidang tertentu
termasuk dalam mendiagnosa suatu penyakit [3].
Sistem Pakar (Expert System) adalah aplikasi berbasis komputer yang
menggunakan pengetahuan, fakta, dan teknik penalaran untuk menyelesaikan
masalah sebagaimana yang dipikirkan olah pakar. Pakar yang dimaksud adalah

orang yang mempunyai keahlian khusus dalam suatu bidang tertentu yang dapat
menyelesaikan masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh orang awam. Beberapa
aktivitas penyelesaian masalah antara lain : pembuatan keputusan (decicion
making), pemaduan pengetahuan (knowledge fusing), pembuatan desain
(designing), perencanaan (planning), prakiraan (forecasting), pengaturan
(regulating), pengendalian (controlling), diagnosis (diagnosing), perumusan
(prescribing), penjelasan (explaining), pemberian nasihat (advising), dan pelatihan
(tutoring) [4].
Dalam sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit ayam (diagnosing)
dibutuhkan dua hal penting yaitu basis pengetahuan dan mesin inferensi. Basis
pengetahuan merupakan sekumpulan pengetahuan atau fakta-fakta yang
dibutuhkan sistem, sedangkan mesin inferensi digunakan untuk mengambil
kesimpulan berdasarkan fakta atau pengetahuan seperti pada gambar 1.

Gambar 1. Sistem yang menggunakan AI [4]

Android adalah sebuah kumpulan lengkap mobile phone software. Android
mencakup semua kebutuhan manufaktur atau operator untuk membangun sebuah
mobile phone. Android telah dibuat tersedia sebagai open source melalui lisensi
Apache v2. Android memanfaatkan konten web dan Internet untuk menyediakan

layanan canggih seperti mobile mashups [5].
3.

Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dan diselesaikan melalui tahapan penelitian yang
terbagi dalam lima tahapan, yaitu analisis kebutuhan dan pengumpulan data,
perancangan sistem, perancangan aplikasi / program, implementasi dan pengujian
sistem serta analisis hasil pengujian, dan yang terakhir adalah penulisan laporan
hasil penelitian.

2

Analisis Kebutuhan dan Pengumpulan Data
Perancangan Sistem meliputi Perancangan Flow
Diagram dan Perancangan Arsitektur

Perancangan Aplikasi / Program
Implementasi dan Pengujian Sistem,
serta Analisis Hasil Pengujian
Penulisan Laporan Hasil Penelitian

Gambar 2. Tahapan Penelitian [6]

Tahapan penelitian pada Gambar 2 dapat dijelaskan sebagai berikut : Tahap
pertama merupakan tahapan analisis kebutuhan dan pengumpulan data. Analisis
kebutuhan dilakukan untuk mengetahui informasi apa saja yang dibutuhkan oleh
seorang pakar untuk mendiagnosa penyakit ayam. Informasi didapat dengan cara
melakukan wawancara, studi pustaka dan studi literatur dari jurnal-jurnal penelitian
tentang penyakit ayam.
Tahapan kedua dari penelitian ini adalah merancang sistem aplikasi. Metode
pembuatan aplikasi sistem pakar diselesaikan melalui tahapan sesuai dengan tahaptahap pengembangan sistem pakar yaitu : (1) Tahap Penilaian Keadaan, (2) Tahap
Koleksi Pengetahuan, (3) Tahap Perancangan, (4) Tahap Tes, (5) Tahap
Dokumentasi, (6) Tahap Pemeliharaan.

Gambar 3. Tahapan-Tahapan Pengembangan Sistem Pakar [4]

3

Tahapan pengembangan sistem pada Gambar 7, dapat dijelaskan sebagai
berikut. Tahap pertama: tahap penilaian keadaan, yaitu mengkaji situasi,
memutuskan dengan pasti tentang masalah yang akan dikomputerisasi dan apakah

sistem pakar dapat lebih membantu atau tidak.
Tahapan kedua: tahap koleksi pengetahuan, yaitu melakukan analisis
kebutuhan dan pengumpulan data penyakit dan gejala-gejala penyakit dari beberapa
buku dan wawancara terhadap pakar dalam mendiagnosa penyakit ayam.
Tahapan ketiga: tahap perancangan sistem (System and Software Design)
yang meliputi perancangan aturan dari basis pengetahuan yang telah didapatkan,
merancang alur kerja sistem, merancang antarmuka untuk menghubungkan
interaksi user dengan system, proses inferensi, perancangan UML meliputi use case
diagram, activity diagram, class diagram dan sequence diagram.

Lihat Data Penyakit


Lihat Penanganan Penyakit


Diagnosa Penyakit

Lihat Bantuan
User

Lihat Tentang Aplikasi

Gambar 4. Use Case Diagram Peternak

Use case diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari
sebuah sistem, yang ditekankan adalah “apa” yang diperbuat sistem dan bukan
“bagaiamana”. Sebuah use case mempresentasikan sebuah interaksi actor dengan
sistem. Use case merupakan sebuah pekerjaan tertentu. Sebuah actor adalah
sebuah entitas manusia atau mesin yang berinteraksi dengan sistem untuk
melaksanakan pekerjaan-pekerjaan tertentu. Dalam use case diagram ini hanya
terdapat 1 actor yang memerlukan sistem untuk mendiagnosa penyakit. Dalam
sistem ini tidak diperlukan admin dikarenakan proses memperbaharui database
dilakukan dengan memperbaharui file XML yang ada di dalam aplikasi.
Activity diagram adalah gambaran aliran proses yang terdapat dalam sistem
mulai aktivitas start sampai aktivitas stop. Aktivitas yang dapat direalisasikan oleh
satu use case atau lebih yang menggambarkan proses yang berjalan. Gambar 4
merupakan akitivitas yang dilakukan user untuk mendapatkan hasil diagnosa.
Proses dimulai dari memilih menu diagnosa kemudian menjawab pertanyaanpertanyaan mengenai kondisi yang dialami hingga mendapatkan kesimpulan dari
diagnosa yang sudah dijawab dan mendapatkan informasi tentang pengobatan yang
dapat dilakukan terhadap hasil diagnosa tersebut.


4

Title
User

System

Database

Memilih
Menu

Menampilkan
Menu Diagnosa

Load Data dari
File XML

Input Jawaban

Menampilkan
Pertanyaan

BEGIN

Mengolah Jawaban

Phase

Menampilkan
Kesimpulan

END

Gambar 5. Activity Diagram Diagnosa Penyakit

Gambar 6. Sequence Diagram Proses Diagnosa

Sequence diagram digunakan untuk menunjukkan aliran fungsional dalam
use case, yang disusun berdasarkan urutan waktu. Sequence diagram digunakan
untuk menggambarkan skenario atau rangkaian langkah-langkah yang dilakukan
sebagai respon dari sebuah perintah untuk menghasilkan suatu output tertentu.
Gambar 5 merupakan sequence diagram untuk proses diagnosa penyakit.

5

Gambar 7. Class Diagram Aplikasi Sistem Pakar

Class diagram sebuah spesifikasi yang jika diinstansiasi akan menghasilkan
sebuah objek dan merupakan inti dari desain dan pengembangan berorientasi objek.
Class menggambarkan keadaan (atribut) suatu sistem sekaligus menampilkan suatu
operasi (fungsi/metode) untuk memanipulasi keadaan tersebut. Gambar 6
menjelaskan hubungan antar class dan bagaimana relasi antar komponen tersebut.
Flowchart Gambar 7 menjelaskan bagaimana proses inferensi dalam
mencari kesimpulan menggunakan algoritma Central Inference dimana algoritma
tersebut terfokus fada suatu aturan dan akan menelusuri setiap elemen pada aturan
tersebut. Pertama, yang perlu dilakukan adalah membaca dokumen penyakit dan
dokumen gejala yang disimpan dalam format XML. Kemudian dari aturan penyakit
yang telah dibaca akan memilih satu per satu untuk ditanyakan pada pengguna
apakah sesuai dengan kondisi pengguna atau tidak. Setelah ditanyakan maka
jawaban akan disimpan meskipun dengan hasil benar atau salah sehingga apabila
ada aturan penyakit lain yang memerlukan informasi kondisi pengguna tidak akan
ditanyakan ulang. Kemudian setelah semua kondisi gejala terpenuhi atau bernilai
benar maka akan ditampilkan hasil kesimpulan sesuai dengan penyakit tersebut.
Apabila kondisi dari suatu gejala tidak memenuhi maka akan langsung memeriksa
untuk penyakit berikutnya. Apabila tidak ada aturan penyakit yang memenuhi,
maka proses penyimpulan hasil diagnosa akan dilakukan dengan membuat
persentase dari tiap penyakit dan akan diambil yang paling besar.

6

BEGIN

Membaca Data
Penyakit dan
Gejala

Aturan Penyakit
Ke -N

N=N+1

N=N+1
YA

I=1

I = I +1

Gejala ke -I
Pada aturan ke -N

Masih ada
aturan?

Gejala ada
dalam kondisi
pengguna ?

I=1

Tidak

YA

Tidak

Gejala I
dalam kondisi
pengguna
True ?

YA

Hitung Persentase
dari tiap Aturan
penyakit

Tidak

Gejala sesuai
dengan kondisi
Tidak
pengguna?

Simpan gejala
pada kondisi
pengguna dengan
nilai False

YA

Simpan gejala
pada kondisi
pengguna dengan
nilai True

Tidak

Jumlah
gejala dalam
Aturan
N=I?

Ambil Kesimpulan
dengan
presentase paling
banyak

Tampilkan
Hasil
Kesimpulan

YA

END

Gambar 8. Flowchart Proses Mesin Inferensi

Proses perhitungan bobot kesimpulan ditunjukkan pada gambar 8 dalam
bentuk persentase. Perhitungan dilakukan dengan mengambil gejala yang sama
pada aturan ke-N yang bernilai benar kemudian dibagi dengan jumlah gejala yang
ada pada aturan ke-N dan dikalikan dengan 100 % maka akan ditemukan bobot
dalam bentuk persen pada suatu aturan. Aturan-aturan yang memiliki gejala yang
sama dengan gejala pengguna akan dihitung bobotnya menggunakan proses
tersebut untuk kemudian diseleksi. Aturan dengan persentase bobot tertinggi akan
diambil sebagai kesimpulan.

Gambar 9. Perhitungan bobot penyakit

7

Tahapan keempat: pengujian sistem serta analisis hasil pengujian
(Integration and System Testing), yaitu melakukan pengujian sistem, serta
menganalisis hasil pengujian sistem untuk melihat apakah aplikasi yang telah
dibuat sudah dapat mendiagnosa penyakit dengan benar atau tidak ada eror.
Tahap kelima: Dokumentasi, yaitu melakukan dokumentasi sistem berupa
penulisan laporan penelitian dan artikel ilmiah.
Tahap keenam: Operasi dan Pemeliharaan (Operation and Maintanance),
yaitu memperbaiki kesalahan-kesalahan yang ditemukan pada tahap pengujian
sistem yang telah dilakukan sebelumnya dan memperbaiki aturan baru dalam
mendiagnosa penyakit.
Tahap ketiga dari tahapan penelitan ini adalah merancang aplikasi dengan
merancang antarmuka yang akan digunakan dalam mengimplementasikan sistem
yang telah dirancang. Setelah tahap ketiga selesai dibuat, tahap keempat dari
penelitian ini yakni tahapan pengimplementasian sistem yang sudah dibuat,
pengujian sistem serta analisis hasil pengujian. Tahap kelima adalah penulisan
laporan hasil penelitian yang dilakukan.
4. Hasil dan Implementasi
Perancangan sistem akan diimplementasikan dalam bentuk pengkodean
(coding) untuk membangun aplikasi sistem pakar dalam mendiagnosa penyakit
ayam pada platform Android dengan menggunakan bahasa pemrograman java
sebagai user interface.

Gambar 10. Tampilan Antarmuka Menu Utama

8

Halaman menu utama aplikasi dibuat dari satu file XML (Extendsible
Markup Language) dan satu file Class Activity, dimana file XML untuk
mendefinisikan komponen-komponen yang digunakan dalam membuat halaman
dari aplikasi, sedangkan class activity berfungsi menampung komponen-komponen
dari file XML sehingga tampilan XML dapat digunakan.
Pada file XML terdapat id yang sesuai dengan komponen-komponen yang
telah disediakan. Pada class activity akan mengimplementasikan komponen yang
tersedia pada file XML sesuai dengan id yang telah disediakan. Di dalam class
activity juga terdapat method yang berguna sebagai pemilihan setiap event untuk
setiap tombol. Setiap tombol akan memberikan statement dimana akan memanggil
activity baru sesuai dengan id yang disediakan. Pemanggilan activity ini
menggunakan intent tetapi untuk tombol keluar menggunakan fungsi finish.

Gambar 11. Tampilan Antarmuka Halaman Menu Diagnosa

Gambar 11 merupakan tampilan antarmuka untuk mengumpulkan data
gejala. Halaman Diagnosa merupakan halaman untuk mendiagnosa penyakit. Di
dalam halaman ini akan ditampilkan pertanyaan-pertanyaan dari gejala-gejala
penyakit. Terdapat dua tombal “Ya” dan “Tidak” untuk menjawab pertanyaan –
pertanyaan gejala yang ada. Setiap kali pengguna menjawab dengan menekan
tombol tersebut maka proses inferensi akan juga berjalan. Apabila masih diperlukan
untuk data dari gejala yang lain maka pertanyaan untuk gejala selanjutnya akan
ditampilkan untuk dijawab, namun apabila data dari gejala yang dibutuhkan sudah
cukup untuk menghasilkan kesimpulan maka tampilan hasil diagnosa akan
ditampilkan.
9

Gambar 12. Halaman Antarmuka Hasil Diagnosa Penyakit.

Gambar 12 merupakan tampilan antarmuka hasil dari proses diagnosa.
Tampilan ini akan menampilkan hasil dari diagnosa yang sudah dilakukan. Hasil
diagnosa akan diambil 3 penyakit dengan kemungkinan terbesar beserta persentase
nya. Untuk penyakit dengan kemungkinan teratas akan ditampilkan juga gambar
dari ayam yang mengalami penyakit tersebut sehingga user dapat melihat contoh
kondisi ayam yang mengalami penyakit tersebut. Kemudian apabila layar di sentuh
maka halaman akan berganti ke halaman informasi penyakit. Halaman informasi
penyakit berisi tentang informasi penyakit ayam yang sesuai dengan hasil diagnosa
dengan persentase tertinggi beserta pengobatan penyakit tersebut yang dapat pula
diakses dari menu informasi penyakit.
Halaman Daftar Informasi Penyakit merupakan halaman yang berisi tentang
penyakit-penyakit yang terdapat pada sistem pakar ini. Jenis-jenis penyakit tersebut
ditampilkan dalam List View dengan mengatur Adapter dari sebuah class Activity
yang berisi daftar gambar dan daftar judul yang akan ditampilkan di dalam list view.
Gambar 13 merupakan tampilan halaman informasi penyakit.
Selain itu List View yang ada diberi event onItemClickListener agar setiap
kali pengguna memilih sebuah penyakit yang ada di dalam daftar penyakit maka
akan menggunakan intent untuk menampilkan halaman yang berisi informasi yang
lebih lengkap dari penyakit yang dipilih. Informasi yang ditampilkan di halaman
tersebut berupa nama penyakit, nama latin penyakit, gejala-gelaja penyakit dan
pengobatan dari penyakit tersebut. Gambar 14 merupakan halaman informasi yang
lebih lengkap dari suatu penyakit.

10

Gambar 13. Tampilan Antarmuka Halaman Daftar Informasi Penyakit.

Gambar 14. Tampilan Antarmuka Halaman Informasi Penyakit.

11

Pada Sistem pakar ini menggunakan File XML sebagai database dari
penyakit. File data penyakit dapat dilihat pada Kode Program 1.
Kode Program 1. File XML yang berisi data penyakit
1.
2.
3.
4.
5.
6.

7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.



P002
Penyakit Flu Ayam
Avian Influenza
Pengobatan dengan cara pemberian vaksin.Ada tiga
jenis vaksin Avian Influenza, (1) Konvensional, killed, oil emulsion. (2)
Rekombinan – vektor vaksin. (3) Reverse Genetics (killed, oil
emulsion)

G003
G005
G007
G013
G037
G044



16.

File XML tersebut akan digunakan pada sistem dalam mencapai suatu
kesimpulan. Aturan-aturan direpresentasikan menggunakan teknik representasi
pengetahuan rule based reasoning dengan bentuk pola IF-THEN. Bentuk format
penulisan file aturan dapat dilihat pada Psedocode 2.
Pseudocode 2. Representasi Rule Based Reasoning
IF Gejala_1
AND Gejala _2
AND Gejala _3
AND Gejala _4
AND Gejala _5
THEN Kesimpulan_1
#
IF Gejala _1
AND Gejala _2
AND Gejala _3
THEN Kesimpulan_2

Berdasarkan isi file XML pada kode program 1 dan representasi aturan pada
Psedocode 2 maka akan menghasilkan aturan Psedocode 3.
Pseudocode 3. Representasi Aturan dari file XML
IF G003
AND G005
AND G007
AND G013
AND G037
AND G044
THEN P002

12

Proses diagnosa dengan menampilkan daftar pertanyaan diikuti dengan
proses inferensi dari Psedocode 1 dengan acuan Psedocode 3 yang didapatkan dari
membaca file XML yang berisi data penyakit dan gejala-gejalanya. Untuk membaca
file XML dengan menggunakan XmlPullParser. Proses membaca dengan melihat
setiap tag yang ada seperti start document, start tag, dan end tag. Apabila tag yang
ada adalah start tag maka akan dilihat atribut pada tag XML tersebut kemudian
dapat diambil nilainya. Untuk proses membaca file XML dapat dilihat pada Kode
Program 2.

Kode Program 2. Kode Program Mengambil Data XML

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.

while (eventType != XmlPullParser.END_DOCUMENT) {
String name = null;
switch (eventType) {
case XmlPullParser.START_DOCUMENT:
list = new ArrayList();
break;
case XmlPullParser.START_TAG:
name = parser.getName();
if (name.equalsIgnoreCase("penyakit")) {
dta = new Penyakit();
} else if (dta != null) {
if (name.equalsIgnoreCase("kode")) {
dta.kdPenyakit = parser.nextText();
} else if (name.equalsIgnoreCase("nama")) {
dta.Nama = parser.nextText();
} else if (name.equalsIgnoreCase("latin")) {
dta.latin = parser.nextText();
} else if (name.equalsIgnoreCase("penanganan")) {
dta.penanganan = parser.nextText();
} else if (name.equalsIgnoreCase("daftargejala")) {
list2 = new ArrayList();
} else if (name.equalsIgnoreCase("gejala")) {
list2.add(parser.nextText());
}
}
break;
case XmlPullParser.END_TAG:
name = parser.getName();
if (name.equalsIgnoreCase("penyakit") && dta != null) {
list.add(dta);
}else if (name.equalsIgnoreCase("daftargejala") && dta != null) {
dta.ls = list2;
}
}
eventType = parser.next();
}

13

Kode Program 3. Kode program menampilkan pertanyaan.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.

public void siapSoal() {
if(iNow

Dokumen yang terkait

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

IbM Pemanfaatan Biopestisida untuk Mengendalikan Hama Uret (Lepidiota stigma) Pada Tanaman Tebu

8 129 1