Manajemen Dan Peserta Didik (1)

MANAJEMEN PESERTA DIDIK
DI SUSUN OLEH:

Cut Rita Zahara (12061030020093)

DOSEN PEMBIMBING:

Prof. Dr. Cut Zahri Harun, M. Pd

KEMENTRIAN PENDIDIKANDAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
DARUSSALAM BANDA ACEH
2014

MANAJEMEN PESERTA DIDIK

1. Pengertian Manajemen
a. Manajemen
Pengertian manajemen menurut para ahli :
1) Menurut Dr. SP. Siagian dalam buku “Filsafat Administrasi” Management

dapat didefinisikan sebagai kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh
suatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui orang lain.
2) Menurut Prof. Dr. H. Arifin Abdulrachman dalam buku “Kerangka PokokPokok Management” diartikan sebagai
 kegiatan-kegiatan/aktivitas-aktivitas,
 proses, yakni kegiatan dalam rentetan urutan-urutan,
 orang-orang yang melakukan kegiatan atau proses kegiatan.
3) Menurut Ordway Tead yang disadur oleh Drs. HE. Rosyidi dalam buku
“Organisasi

dan

Management“

mendefinisikan

proses

dan

kegiatan


pelaksanaan usaha memimpin dan menunjukkan arah penyelenggaraan tugas
suatu organisasi di dalam mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan.
b. Peserta didik
1) Secara

etimologi

peserta

didik

dalam

bahasa

arab

disebut


dengan Tilmidz jamaknya adalah Talamid, yang artinya adalah “murid”,
maksudnya adalah “orang-orang yang mengingini pendidikan”. Dalam
bahasa

arab

dikenal

juga

dengan

istilah Thalib, jamaknya

adalah Thullab, yang artinya adalah “mencari”, maksudnya adalah “orangorang yang mencari ilmu”.
2) Pengertian peserta didik sendiri menurut undang- undang RI No. 20 Tahun
2003 tenteng Sistem Pendidikan Nasional adalah anggota masyarakat yang
berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang
tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
3) Dari pengertian beberapa ahli, bisa dikatakan bahwa peserta didik adalah

orang/individu yang mendapat pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat,
minat, dan kemampuan agar tumbuh dan berkembang dengan baik serta

mempunyai kepuasan dalam menerima pelajaran yang diberikan oleh
pendidiknya.
4) Peserta didik juga dikenal dengan istilah lain seperi Siswa, Mahasiswa,
Warga Belajar, Pelajar, Murid. Pada taman kanak – kanak, menurut
ketentuan Pasal 1 Peraturan Pmerintah RRI Nomor 27 Tahun 1990,
disebut dengan anak didik. Sedangkan pendidikan dasar dan menengah,
menurut ketentuan Pasal 1 Peraturan Pemerintah RI Nomor 28 dan Nomor
29 Tahun 1990 disebut dengan siswa. Sementara pada perguruan tinggi,
menurut ketentuan Peraturan Pemerintah RI Nomor 30 Tahun 1990
disebut mahasiswa.
Dari pengertian diatas dapat diketahui bahwa Manajemen Peserta Didik dapat diartikan
sebagai usaha pengaturan terhadap peserta didik mulai dari peserta didik tersebut masuk
sekolah sampai dengan mereka lulus sekolah.
Knezevich

(1961)


mengartikan manajemen

peserta

didik atau pupil

personnel

administration sebagai suatu layanan yang memusatkan perhatian pada pengaturan,
pengawasan dan layanan siswa di kelas dan di luar kelas seperti: pengenalan, pendaftaran,
layanan individual seperti pengembangan keseluruhan kemampuan, minat, kebutuhan sampai
ia matang di sekolah.
2. Dasar – Dasar Manajemen Peserta Didik
Secara herarki, manajemen peserta didik memiliki dasar hukum sebagai berikut :
1. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945
mengamanatkan bahwa pemerintah Negara Indonesia harus dapat melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan sosial.

2. Begitu pula dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan
pemerintah mewajibkan setiap warga Negara untuk mengikuti pendidikan dasar 9
tahun dan pemerintah wajib membiayai.
3. Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan
nasional yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada tuhan yang maha esa
serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang tentu saja
diatur dalam undang-undang.

4. Dan sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan
pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efesiensi manajemen pendidikan
untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan local,
nasional dan global sehingga perlu dilakukan pembaharuan pendidikan secara
terencana, terarah dan berkesinambungan.
3. Tujuan dan Fungsi Manajemen Peserta Didik
Tujuan manajemen peserta didik adalah mengatur kegiatan-kegiatan peserta didik
agar kegiatan-kegiatann tersebut menunjang proses pembelajaran dilembaga
pendidikan (sekolah); lebih lanjut, proses pembelajaran di lembaga tersebut (sekolah)
dapat berjalan lancer, tertib dan teratur sehingga dapat memberikan kontribusi bagi
pencapaian tujuan sekolah dan tujuan pendidikan secara keseluruhan.
Tujuan khusus manajemen peserta didik adalah sebagai berikut ;

1) Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan psikomotot peserta didik.
2) Menyalurkan dan mengembangkan kemampuan umum (kecerdasan), bakat
dan minat peserta didik.
3) Menyalurkan aspirasi, harapan dan memenuhi kebutuhan peserta didik.
4) Dengan terpenuhnya hal tersebut diharapkan peserta didik dapat mencapai
kebahagiaan dan kesejahteraan hidup yang lebih lanjut dapat belajar dengan
baik dan tercapai cita-cita mereka
Fungsi Manajemen Peserta Didik secara umum adalah sebagai wahana bagi peserta
didik untuk mengembangkan diri seoptimal mungkin, baik yang berkenaan dengan
segi-segi individualitasnya, segi sosial, aspirasi, kebutuhan dan segi-segi potensi
pesrta didik lainnya.
Fungsi Manajemen Peserta Didik secara khusus adalah sebagai berikut :
1) Fungsi yang berkenaan dengan pengembangan individualitas peserta didik,
ialah agar mereka dapat mengembangkan potensi-potensi individualitasnya
tanpa banyak terhambat, potensi bawaan tersebut meliputi : kemampuan
umum (kecerdasan), kemampuan khusus dan kemampuan lainnya.
2) Fungsi yang berkenaan dengan pengembangan fungsi sosial peserta didik ialah
agar peserta didik dapat mengadakan sosialisasi dengan teman sebayanya,
dengan orang tua, keluarga, dengan lingkungan sosial sekolahnya dan
lingkungan sosial masyarakat. Fungsi ini berkaitan dengan hakikat peserta

didik sebagai makhluk sosial.

3) Fungsi yang berkenaan dengan penyaluran aspirasi dan harapan peserta didik,
ialah agar peserta didik tersalurkan hobinya, kesenangan dan minatntya karena
hal itu dapat menunjang terhadap perkembangan diri peserta didik secara
keseluruhan.
4) Fungsi yang berkenaan dengan pemenuhan kebutuhan dan kesejahteraan
peserta didik, hal itu sangat penting karena kemungkinan dia akan memikirkan
pula kesejahteraan teman sebayanya.
4. Prinsip-Prinsip Manajemen Peserta Didik
Yang dimaksudkan dengan prinsip adalah sesuatu yang harus dipedomani dalam
melaksanakan tugas. Jika sesuatu tersebut sudah tidak dipedomani lagi, maka akan
tanggal sebagai suatu prinsip. Prinsip manajemen peserta didik mengandung arti
bahwa dalam rangka memanaj peserta didik, prinsip-prinsip yang disebutkan di
bawah ini haruslah selalu dipegang dan dipedomani.
Adapun prinsip-prinsip manajemen peserta didik tersebut adalah sebagai berikut:
1. Manajemen peserta didik dipandang sebagai bagian dari keseluruhan manajemen
sekolah. Segala bentuk kegiatan manajemen peserta didik haruslah mengemban
misi pendidikan dan dalam rangka mendidik para peserta didik. Segala bentuk
kegiatan, baik itu ringan, berat, disukai atau tidak disukai oleh peserta didik,

haruslah diarahkan untuk mendidik peserta didik dan bukan untuk yang lainnya.
2. Kegiatan-kegiatan

manajemen

peserta

didik haruslah

diupayakan

untuk

mempersatukan peserta didik yang mempunyai aneka ragam latar belakang dan
punya banyak perbedaan.
3. Kegiatan manajemen peserta didik haruslah dipandang sebagai upaya pengaturan
terhadap pembimbingan peserta didik.
4. Kegiatan manajemen peserta didik haruslah mendorong dan memacu kemandirian
peserta didik.
5. Apa yang diberikan kepada peserta didik dan yang selalu diupayakan oleh

kegiatan manajemen peserta didik haruslah fungsional bagi kehidupan peserta
didik baik di sekolah lebih-lebih di masa depan.

5. Pendekatan Manajemen Peserta Didik
Ada dua pendekatan yang digunakan dalam manajemen peserta didik (Yeager, 1994).

1. Pendekatan kuantitatif (the quantitative approach).
Pendekatan ini lebih menitik beratkan pada segi-segi administratif dan birokratik
lembaga pendidikan. Dalam pendekatan demikian, peserta didik diharapkan banyak
memenuhi tuntutan-tuntutan dan harapan-harapan lembaga pendidikan di tempat
peserta didik tersebut berada.
2. Pendekatan kualitatif (the qualitative approach).
Pendekatan ini lebih memberikan perhatian kepada kesejahteraan peserta didik. Jika
pendekatan kuantitatif di atas diarahkan agar peserta didik mampu, maka pendekatan
kualitatif ini lebih diarahkan agar peserta didik senang
Di antara kedua pendekatan tersebut, tentu dapat diambil jalan tengahnya, atau
sebutlah dengan pendekatan padu. Dalam pendekatan padu demikian, peserta didik
diminta untuk memenuhi tuntutan-tuntutan birokratik dan administratif sekolah di satu
pihak, tetapi di sisi lain sekolah juga menawarkan insentif-insentif lain yang dapat
memenuhi kebutuhan dan kesejahteraannya.

6. Peranan Manajemen Peserta Didik
 Peranan Peserta Didik
a. Menjaga

norma-norma

pendidikan

untuk

menjamin

kelangsungan

proses

pendidikan
b. Ikut menanggung biaya penyelenggaraan pendidikan, kecuali bagi peserta didik
yang dibebaskan dari kewajiban tersebut sesuai dengan peraturan perundang
undangan yang berlaku.
 Peranan peserta didik menurut beberapa aliran filsafat pendidikan adalah sebagai
berikut :
a. Aliran idealisme : bebas mengembangkan bakat dan kepribadiannya.
b. Aliran realisme : peranan peserta didik adalah penguasaan pengetahuan yang dapat
berubah-ubah. Dalam hubungannya dengan disiplin, tata cara yang baik sangat
penting dalam belajar. Peserta didik perlu mempunyai disiplin mental dan moral
untuk setiap tingkat kebijakan.
c. Aliran scolatisisme ; peserta didik berperan pasif, karena pengajaran berpusat pada
guru.
d. Aliran empirisme : peserta didik berperan pasif, karena pengajaran berpusat pada
guru.

e. Aliran pragmatism : peserta didik adalah sebuah organisasi yang mapu tumbuh.
f. Aliran neopositivisme : peserta didik kurang dilengkapi dengan insting, tetapi
mempunyai kemampuan terpendam yang memungkinkan dirinya untuk berpikir
pada tingkatan yang tertinggi. Peserta didik tidak hanya pasif menerima bantuan,
tetapi aktif melakukan latihan dan peniruan.

7. Ruang Lingkup Manajemen Peserta Didik
Manajemen peserta didik itu bukanlah dalam bentuk pencatatan data peserta didik
saja, melainkan meliputi aspek yang lebih luas yang secara operasional dapat digunakan
untuk membantu kelancaran upaya pertumbuhan dan perkembangan peserta didik
melalui proses pendidikan di sekolah. Ruang lingkup Manajemen Peserta Didik itu
meliputi:
a. Analisis Kebutuhan Peserta Didik
Langkah pertama dalam kegiatan manajemen peserta didik adalah melakukan analisis
kebutuhan yaitu penetapan siswa yang dibutuhkan oleh lembaga pendidikan
(sekolah). Kegiatan yang dilakukan dalam langkah ini adalah:
a) Merencanakan jumlah peserta didik yang akan diterima.
b) Menyusun progam kegiatan kesiswaan.
b. Rekruitmen Peserta Didik
Rekruitmen peserta didik di sebuah lembaga pendidikan (sekolah) pada hakikatnya
adalah merupakan proses pencarian, menentukan dan menarik pelamar yang mampu
untuk menjadi peserta didik di lembaga pendidikan (sekolah) yang bersangkutan.
Langkah-langkah rekruitmen peserta didik (siswa baru) adalah sebagai berikut:
a) Pembentukan panitia penerimaan siswa baru.
b) Pembuatan dan pemasangan pengumuman penerimaan peserta didik baru yang
dilakukan secara terbuka

c. Seleksi Peserta Didik

Seleksi peserta didik adalah kegiatan pemilihan calon peserta didik untuk
menentukan diterima atau tidaknya calon peserta didik menjadi peserta didik di
lembaga pendidikan (sekolah) tersebut berdasarkan ketentuan yang berlaku.
Adapun cara-cara seleksi yang dapat digunakan adalah:
a) Melalui tes atau ujian
b) Melalui penelusuran bakat kemampuan
c) Berdasarkan nilai STTB/SKHU atau nilai UAN
d. Orientasi
Orientasi peserta didik adalah kegiatan penerimaan siswa baru dengan mengenalkan
situasi dan kondisi lembaga pendidikan (sekolah) tempat peserta didik itu menempuh
pendidikan. Tujuan diadakannya orientasi bagi peserta didik antara lain:
a) Agar peserta didik dapat mengerti, memahami dan mentaati segala peraturan
yang berlaku di sekolah.
b) Agar pesera didik dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan-kegiatan yang
diselenggarakan sekolah.
c) Agar peserta didik siap menghadapi lingkungannya yang baru baik secara fisik,
mental dan emosional sehingga ia merasa betah dalam mengikuti proses
pembelajaran di sekolah serta dapat menyesuaikan dengan kehidupan sekolah.
Orientasi sering disebut juga sebagai MOS, MOPD, POS, dan lain-lain.
e. Penempatan Peserta Didik (Pembagian Kelas)
Sebelum peserta didik yang telah diterima pada sebuah lembaga pendidikan (sekolah)
mengikuti

proses

pembelajaran,

terlebih

dahulu

perlu

ditempatkan

dan

dikelompokkan dalam kelompok belajarnya. Pengelompokan peserta didik yang
dilaksanakan pada sekolah-sekolah sebagian besar didasarkan kepada sistem kelas.
f. Pembinaan dan Pengembangan Peserta Didik
Pembinaan dan pengembangan peserta didik dilakukan sehingga anak mendapatkan
bermacam-macam pengalaman belajar untuk bekal kehidupannya di masa yang akan
datang.

g. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dan pelaporan tentang kondisi peserta didik perlu dilakukan agar pihak
lembaga dapat memberikan bimbingan yang optimal pada peserta didik.
h. Kelulusan dan Alumni
Proses kelulusan adalah kegiatan paling akhir dari manajemen peserta didik.
Kelulusan adalah pernyataan dari lembaga pendidikan (sekolah) tentang telah
diselesaikannya program pendidikan yang harus diikuti oleh peserta didik. Ketika
peserta didik sudah lulus, maka secara formal hubungan antara peserta didik dan
lembaga telah selesai. Namun demikian, diharapkan hubungan antara para alumni
dan sekolah telah terjalin.

8. Layanan Khusus yang Menunjang Manajemen Peserta Didik
a. Layanan Bimbingan dan Konseling
Dalam PP No. 28 tahun 1990 tentang pendidikan dasar dan PP No. 29 tahun
1990 tentang pendidikan menengah digunakan istilah bimbingan. Pengertian
bimbingan menurut PP. No. 29 tahun 1990 Bab X pasal 27, yaitu bantuan yang
diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal
lingkungan dan merencanakan masa depan. Bimbingan diberikan oleh guru
pembimbing. Fungsi bimbingan disekolah ada 3 yaitu :
 Fungsi penyaluran, yaitu membantu peserta didik dalam memilih jenis sekolah
lanjutannya, memilih program, memilih lapangan pekerjaan sesia dengan bakat
dan cita-citanya.
 Fungsi pengadaptasian, yaitu membantu guru atau tenaga edukatif lainnya untuk
menyesuaikan program pengajaran yang disesuaikan dengan minat, kemampuan
dan cita-cita peserta didik.
 Fungsi penyesuaian, yaitu membantu peserta didik dalam menyesuaikan diri
dengan bakat, minat dan kemampuannya untuk mencapai perkembanagan yang
optimal.
a. Tujuan dilakukannya bimbingan disekolah :
 Mengembangkan pengertian dan pemahaman diri.

 Mengembangkan pengetahuan tentang jenjang pendidikan dan jenis
pekerjaan serta persyaratannya.
 Mengembangkan pengetahuan tentang berbagai nilai dalam kehidupan
keluarga dan masyarakat.
 Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.
 Mengembangkan kemampuan merencanakan masa depan dengan bertolak
pada minat, bakat dan kemampuannya.
 Mengatasi kesulitan dalam memahami dirinya, lingkungannya, dan
berbagai nilai.
b. Layanan Perpustakaan
Perpustakaan merupakan salah satu unit yang memberikan layanan kepada peserta
didik, dengan maksud membantu dan menunjang proses pembelajaran di sekolah,
melayani informasi – informasi yang dibutuhkan serta memberikan layanan rekreatif
melalui koleksi bahan pustaka.
Perpustakaan sekolah merupakan perangkat kelengkapan pendidikan dalam
mencapai tujuan pendidikan di sekolah. Keberadaan perpustakan di sekolah sangatlah
penting. Perpustakaan sekolah sering disebut sebagai jantungnya sekolah, karena
menjadi denyut nadi proses pembelajaran disekolah adalah perpustakaan. Perpustakaan
juga dipandang sebagai kunci bagi ilmu pengetahuan dan inti setiap proses
pembelajaran di sekolah.
a) Tujuan perpustakaan sekolah :


Mengembangkan minat, kemampuan dan kebiasaan membaca khusunya serta
mendayagunakan budaya tulisan.



Memdidik peserta didik agar mampu memelihara dan memanfaatkan bahan
pustaka secara efektif dan efisien.



Meletakkan dasar kearah belajar mandiri.

b) Fungsi perpustakaan sekolah sebagai pelengkap pendidikan, yaitu :


Menyerap dan menghimpun informasi guna kegiatan belajar mengajar.



Menyediakan sumber-sumber rujukan yang tepat untuk kegiatan konsultasi bagi
peserta dan pendidik.

 Menyediakan bahan-bahan yang bermanfaat bagi kegiatan rekreatif yang
berkaitan

dengan

bidang

budaya

dan

dapat

meningkatkan

selera

mengembangkan daya kreatif.
Ada tiga jenis layanan perpustakaan sesuai dengan sasaran yang ditujunya, yaitu :
1. Layanan kepada guru, meliputi kegiatan berikut :
 Meningkatkan pengetahuan guru mengenai subjek yang menjadi bidang
 Membantu guru dalam mengajar di kelas dengan menyediakan alat audiovisual dll
 Menyediakan bahan pustaka pesanan yang diperlukan mata pelajaran
tertentu
 Menyediakan bahan informasi bagi kepentingan

penelitian

yang

diperlukan oleh guru dalam rangka mengingkatkan profesinya
2. Layanan kepada peserta didik, meliputi :
 Menyediakan bahan pustaka yang memperkaya dan memperluas
cakrawala kurikulum
 Menyediakan bahan pustaka yang dapat membantu peserta didik
memperdalam pengetahuannya mengen.ai subjek yang diminatiny dan
menyediakan bahan untuk meningkatkan keterampilan
 Meningkatkan minat baca peserta didik dengan cara mengadakan
bimbingan

membaca,

bagaimana

menggunakan

perpustakaan,

mengenalkan jenis-jenis koleksi, buku, bercerita, membaca keras,
membuat isi ringkas, kliping dll.
3. Layanan terhadap manajemen sekolah :
 Unit pelaksana teknis
 Mata rantai dalam sistem nasional layanan perpustakaan
 Sebagai perangkat pendidikan di sekolah, perpustakaan merupakan bagian
integral dari sekolah. Perpustakaan berfungsi sebagai pusat belajar dan
mengajar, pusat informasi, pusat penelitian sederhana dan rekreasi sehat.
Sebagai unit pelaksana teknis di sekolah, perpustakaan sekolah dipimpin
oleh seorang kepala perpustakaan yang di bawah dan bertanggung jawab
kepada kepala sekolah. Perpustakaan sekolah melaksanakan kegiatan
teknis yang mencakup keadaan, pengolahan, penyusunan buku dan

katalog. Sedangkan kegiatan layanan sirkulasi, layanan buku rujukan dan
layanan baca.
c. Layanan Kantin atau Cafetaria
Kantin atau warung sekolah diperlukan adanya di tiap sekolah supaya makanan
yang dibeli peserta didik terjamin kebersihannya dan cukup mengandung gizi. Para
guru diharapkan sekali-kali mengontrol kantin sekolah dan berkonsultasi dengan
pengelola kantin mengenai makanan yang bersih dan bergizi. Peranan lain kantin
sekolah yaitu supaya para peserta didik tidak berkeliaran mencari makanan keluar
lingkungan sekolah.
Pengelola kantin sebaiknya dipegang oleh orang dalam atau keluarga karyawan
sekolah yang bersangkutan, agar sega;a makanan yang dibuang di kantin tersebut
terjamin dan bermanfaat badi peserta didik.

d. Layanan Kesehatan
Layanan kesehatan di sekolah biasanya dibentuk sebuah wadah bernama usaha
kesehatan sekolah (UKS). Usaha kesehatan Sekolah adalah usaha kesehatan
masyarakat yang dijalankan di sekolah. Sasaran utama UKS adalah untuk
meningkatkan atau membina kesehatan murid dan lingkungan hidupnya. Program
UKS adalah sbb :
1. Mencapai lingkungan hidup yang sehat.
2. Pendidikan kesehatan.
3. Pemeliharaan kesehatan di sekolah.
e. Layanan Transportasi Sekolah
Sarana angkutan (transportasi) bagi para peserta didik merupakan salah satu
penunjang untuk kelancaran proses belajar mengajar. Para peserta didik akan merasa
aman dan dapat masuk/keluar sekolah dengan waktu yang tepat. Transportasi
diperlukan terutama bagi para peserta didik ditingkat prasekolah dan pendidikan
dasar. Penyelenggaraan transportasi sebaiknya dilaksanakan oleh sekolah yang
bersangkutan atau pihak swasta (misalnya dengan cara abodemen).
f. Layanan Asrama

Manfaat asrama bagi peserta didik yaitu :
 Tugas sekolah dapat dikerjakan dengan cepat dan sebaik-baiknya terutama
jika berbentuktugas kelompok.
 Sikap dan tingkah laku peserta didik dapat diawasi oleh petugas asrama dan
para pendidik
 Jika diantara peserta didik mempunyai kesulitan (kiriman dari orang tua
terlambat, sakit dsb) dapat saling membantu.
Manfaat asrama bagi pendidik/petugas asrama :
 Mengetahui, memahami dan menguasai tingkah laku peserta didik, bukan
hanya terbatas di sekolah tetapi juga di luar sekolah
 Guru dapat dengan cepat mengontrol tugas yang diberikan kepada peserta
didik.

Tanggung Jawab Kepala Sekolah dalam Manajemen Kesiswaan
Tanggung jawab kepala sekolah secara garis besar yang berhubungan dengan
manajemen peserta didik adalah memberikan layanan kepada siswa dengan cara
memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang mereka perlukan sesuai dengan yang telah
ditetapkan sebelumnya secara efektif dan efisien. Adapun kegiatan yang harus
dilakukan oleh kepala sekolah dalam manajemen kesiswaan dapat dikelompokkan
menjadi tiga bagian utama, yaitu ;
1. Penerimaan siswa
merupakan proses pendataan dan pelayanan kepada siswa yang baru masuk sekolah,
setelah mereka memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh sekolah tersebut. Kegiatan
ini mewarnai kesibukan sekolah menjelang tahun ajaran baru, dimana kepala sekolah perlu
membentuk semacam kepanitiaan yang dijadikan sebagai penerima siswa baru. Dalam hal ini
kepala sekolah dapat berpedoman pada pedoman penerimaan siswa baru yang dikeluarkan
oleh Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah.
2. Pembinaan Siswa

Dalam hal pembinaan siswa langkah-langkah yang dilakukan oleh seorang kepala
sekolah adalah :


Memberikan orientasi kepada siswa baru



Mengatur dan mencatat kehadiran siswa,



Mencatat prestasi dari kegiatan yang diraih atau dilakukan oleh siswa



Mengatur disiplin siswa selaku peserta didik di sekolah.

3. Pemantapan Program Siswa
Hal ini berkaitan dengan selesainya belajar siswa. Apabila siswa telah selesai
dan telah menamatkan studinya, lulus semua mata pelajaran dengan memuaskan, maka siswa
berhak mendapatkan surat tanda tamat belajar dari kepala sekolah.
Dalam hal pemantapan siswa langkah-langkah yang dilakukan oleh seorang
kepala sekolah adalah :


Meliputi pengelolaan perencanaan kesiswaan,



Mengadakan pembinaan dan pengembangan kegiatan siswa serta mengevaluasi
kegiatan ekstra kurikuler.

Kesimpulan
Manajemen peserta didik keberadaannya sangat dibutuhkan di lembaga pendidikan karena
siswa merupakan subjek sekaligus objek dalam proses transformasi ilmu dan keterampilan.
Keberhasilan dalam penyelenggaraan pendidikan akan sangat bergantung dengan
perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan kejiwaan peserta
didik. Manajemen peserta didik merupakan penataan dan pengaturan terhadap kegiatan yang
berkaitan dengan peserta didik, mulai dari siswa itu masuk sampai dengan keluar dari suatu
sekolah. Manajemen peserta didik tidak semata pencatatan data peserta didik akan tetapi
meliputi aspek yang lebih luas yaitu dapat membantu upaya pertumbuhan dan perkembangan
anak melalui proses pendidikan di sekolah.