MANAJEMEN HUBUNGAN MADRASAH PESANTREN DE

MANAJEMEN

HUBUNGAN

MADRASAH/PESANTREN

DENGAN

MASYARAKAT DALAM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah:
“Manajemen Pendidikan Islam”
Dosen Pengampu:
Dr. Afiful Ikhwan, M.Pd.I

Oleh :
IMAM ROHMAD
Semester 7
PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO

2018

1

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah...............................................................................................
B. Rumusan Masalah........................................................................................................
C. Tujuan Pembahasan......................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................
A. Manajemen Pendidikan Islam......................................................................................
B. Pengertian Pesantren Atau Madrasah...........................................................................
C. Pengertian Masyarakat.................................................................................................
D. Manajemen Hubungan Madraah/Pesantren Dan Masyarakat Dalam Penyelenggaraan
Pendidikan....................................................................................................................
BAB III PENUTUP..................................................................................................................

2


3

4

5

BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan dalam islam mempunyai kedudukan yang penting. Sebab, dengan
pendidikan, ilmu pengetahuan, baik itu ilmu agama maupun ilmu pengetahuan umum
dapat disebarluaskan. Bahkan dimasa kejayaan islam, ilmu pengetahuan berkembang
demikian pesatnya. Perkembangan tersebut menyebabkan peradaban masyarakat pada
masa itupun terjadi semakin pesat.
Namun, seiring dengan terjadinya benturan-benturan sepanjang sejarah, saat ini
umat islam seolah menjadi generasi yang hilang. Pendidikan yang berlabelkan keislaman
seperti pesantren dan madrasah masih dinilai kelas dua. Kondisi ini menyebabkan
banyak cendekiawan muslim menerapkan konsep modernisasi dalam pendidikan islam.
Sebuah konsep yang menginginkan pendidikan islam dapat menghasilkan cendekiawancendekiawan muslim yang menguasai ilmu agama dan ilmu pengetahuan umum sehingga

mampu bersaing dalam kancah internasional.
Institusi pendidikan di Indonesia yang telah mengenyam sejarah paling panjang di
antaranya adalam pesantren. Institusi ini lahir, tumbuh dan berkembang telah lama.
Bahkan semenjak belum dikenalnya lembaga pendidikan lainnya di Indonesia, pesantren
telah hadir lebih awal. Hal ini menandakan bahwa pesantren merupakan lembaga
pendidikan yang mempunyai akar sejarah keindonesiaan.
Kini eksistensi madrasah sebagai institusi pendidikan islam di Indonesia telah
sejajar dengan sekolah umum. Serangkaian kebijakan pemerintah telah menempatkan
madrasah pada posisi sejajar dengan sekolah sekolah umum, baik negeri maupun swasta.
Kedudukan yang bersifat legal formal sebagai wujud kebijakan pemerintah, satu sisi
dapat mendongkrak status madrasah di masyarakat sebagai lembaga pendidikan kelas
dua meningkat dan berdiri sejajar dengan pendidikan umum.
Manajemen merupakan komponen integral dan tidak dapat dipisahkan dari proses
berjalannya suatu organisasi profif maupun non profit secara keseluruhan. Alasannya
adalah tanpa manajemen tidak mungkin tujuan organisasi profif maupun nonprofit
tersebut dapat diwujudkan secara optimal, efektif maupun efisien. Maka disini penulis
membahas bagaimana menejemen hubungan madrasah/pesantren dengan masyarakat
dalam penyelenggaraan pendidikan islam.

6


B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah diatas maka dapa diambil rumusan masalah sebagai berikut:
1. Jelaskan manajemen pendidikan islam ?
2. Jelaskan pengertian pesantren/madrasah ?
3. Jelaskan pengertian masyarakat ?
4. Bagaimana manajemen hubungan madrasah/pesantren dan masyarakat dalam
penyelenggaraan pendidikan ?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan pembahasan dalam makalah ini
dadalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui manajemen pendidikan Islam
2. Untuk memahami pengertian pesantren atau madrasah
3. Untuk mengetahui pengertian masyarakat
4. Untuk mengetahui dan memahami manajemen hubungan madraah/pesantren dan
masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan

7

BAB II

PEMBAHASAN
A. Manajemen Pendidikan Islam
Banyak definisi yang dikemukakan oleh para ahli mengenai pendidikan islam,
tetapi menurut penulis intinya ada dua, yaitu: pertama, pendidikan islam merupakan
aktivitas pendidikan yang diselenggarakan atau didirikan oleh hasrat dan niat untuk
mengejewantahkan ajaran nilai-nilai islam. Kedua, pendidikan islam adalah sistem
pendidikan yang dikembangakan dan disemangati atau dijiwai oleh ajaran dan nilai-nilai
islam.1
Manajemen berasal dari kata manage atau managiare, yang berarti melatih kuda
dalam melangkahkan kakinya. Mengapa kuda? sebab kuda mempunyai daya kemampuan
yang hebat.2 Dalam pengertian manajemen terkandung dua kegiatan, yaitu pikir (mind)
dan kegiatan tindak laku (action). Kedua kegiatan tersebut tampak fungsi-fungsi
manajemen seperti planning, organizin, directing, coordinating, controling, dan lainlain. Sedangkan dilihat dari bahasa inggris, kata manajemen merupakan kata kerja to
manage

yang berarti mengurus, mengatur, melaksanakan dan mengelola 3 yang

bersinonom dengan kata to hand yang berarti mengurus, to control yang berarti
memeriksa, dan to guide yang berarti memimpin. Jadi, menurut asal kata dan leksikal,
kata manajemen memiliki arti sebagai pengurusan, pengendalian, memimpin atau

membimbing.4
Manajemen pada dasarnya merupakan suatu proses penggunaan sumber daya
secara efektif untuk mencapai sasaran atau tujuan tertentu. 5 Manajemen pendidikan
adalah manajemen yang di tetapkan dalam pengembangan pendidikan. Manajemen
pendidikan lebih bersifat umum untuk semua aktifitas pendidikan pada umumnya.
Sedangkan manajemen pendidikan islam lebih khusus lagi mengarah pada manajemen
yang ditetapkan dalam pengembangan pendidikan islam. Dalam arti, bagaimana
menggunakan dan mengelola sumber daya pendidikan islam secara efektif dan efisisen
untuk mencapai tujuan pengembangan, kemajuan dan kualitas proses dan hasil proses
1

Muhaimin dkk, Manajemen Pendidikan: Aplikasi Dalam Penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah/
Madrasah (Jakarta: Kencana, 2009), hlm. 3-4
2
A. Sahertian, Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah (Surabaya: Usaha Nasional, 1994),
hlm. 20
3
Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam: Konsep, Strategi, dan Aplikasi (Yogyakarta: Teras, 2009),
hlm. 8
4

Baharuddin dan Umiarso, Kepemimpinan Pendidikan Islam (Jogjakarta: Ar-ruzz Media, 2012), hlm. 111
5
Muhaimin dkk, Manajemen Pendidikan…, hlm. 4

8

pendidikan itu sendiri. Sudah barang tentu manajer dan leader yang islami atau yang
sudah dijiwai oleh ajaran dan nilai-nilai islam dan yang berciri khas isla, harus melekat
pada manajemen pendidikan islam.6
Pola lembaga pendidikan dalam bingkai islam memberi nilai-nilai etik-quranik,
hadis, maqolah para sahabat dan juga nilai-nilai sejarah nabi muhammad (sirah
Nabawiyyah) dan para sahabat kemudian muncul beberapa definisi tentang manajemen
pendidikan

islam

seperti

suatu


upaya

sistematis

dalam

merencanakan,

mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan lembaga pendidikan dengan segala
aspeknya untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien agar seluruh komponen sistem
lembaga pendidikan islam berkembang kearah yang lebih baik, lebh besar dan lebih
sempurna.
Sedangkan sulistyorini, mendefinisikan manajemen pendidikan islam sebagai
suatu proses penataan/pengelolaan lembaga pendidikan islam yang melibatkan sumber
daya muslim dan nonmuslim dalam menggerakkannya untuk mencapai tujuan
pendidikan islam secara efektif dan efisien. 7

Sedangkan Mujammil Qomar,

mendefinisikan manajemen pendidikan islam sebagai suatu proses pengelolaan lembaga

pendidikan islam secara islami dengan cara menyiasati sumber-sumber belajar dan hal
hal lain yang terkait untuk mencapai tujuan pendidikan islam secara efektif dan efisien.8
B. Pengertian Pesantren/Madrasah
Perkataan pesantren berasal dari kata santri, dengan awal pe dan akhiran an yang
berarti tempat tinggal santri. Dengan nada yang sama Soegarda Poerbakawatja
menjelaskan pesantren asal katanya adalah santri, yaitu orang yang belajar agama islam,
sehingga dengan demikian pesantren memiliki arti tempat orang berkumpul untuk belajar
agama islam. Manfred Ziemek juga menyebutkan bahwa asal etimologi dari pesantren
adalah pe-santri-an, berarti “tempat santri”. Santri atau murid (umumnya sangat berbedabeda) mendapat pelajaran dari pimpinan pesantren (kiai) dan oleh para guru (ulama atau
ustadz). Pelajaran mencakup berbagai bidang tentang pengetahuan islam.9
Banyak sekali definisi yang dikemukakan para ahli mengenai pesantren. Dan
disebabkan perkembangan dinamika pesantren, maka agaknya semakin sulit untuk
mendefinisikannya. Hanya saja mungkin ada ciri-ciri umum pesantren yang dimiliki oleh
6

Muhaimin dkk, Manajemen Pendidikan: Aplikasi Dalam Penyusunan Rencana Pengembangan
Sekolah/Madrasah (Jakarta: Kencana, 2009), hlm. 5
7
Sulistyorini, Manajemen Pendidikan… hlm. 14
8

Baharuddin dan Umiarso, Kepemimpinan Pendidikan Islam (Jogjakarta: Ar-ruzz Media, 2012), hlm. 117
9
Putra Daulay Haidar, Pendidikan Islam Dalam Sistem Pendidikan Nasional Indonesia (Jakarta: Kencana
Prenadamedia Group, 2014), hlm. 18

9

seluruh pesantren yang terbagi beberapa pola. Ciri-ciri umum itu adalah pendidikan
ilmu-ilmu agama islam dan mewujudkan nilai-nilai islam dalam kehidupan keseharian.10
Perkataan madrasah berasal dari bahasa Arab yang artinya adalah tempat
belajar.11 Pandangan madrasah dalam bahasa Indonesia adalah sekolah lebih di
khususkan lagi sekolah-sekolah agama islam.12 Madrasah adalah lembaga pendidikan
yang tumbuh setelah masjid. Salah satu faktor penyebab tumbuhnya madrasah adalah
karena masjid telah penuh dengan tempat belajar dan hal ini sangat mengganggu
aktivitas ibadah shalat.13
Madrasah di Indonesia baru populer setelah awal abad keduapuluh. Kehadiran
madrasah sebagai lembaga pendidikan dilatarbelakangi oleh munculnya semangat
pembaruan pendidikan islam di Indonsia. Madrasah sebagai lembaga pendidikan yang
muncul setelah pesantren dan sekolah mengadopsi sebagian sistem pesantren dan
sekolah.14

Madrasah merupakan lembaga pendidikan islam warisan masa lalu. Telah
disebutkan bahwa madrasah sepenuhnya diabdikan kepada ilmu-ilmu keislaman. Ilmuilmu umum, meskipun mengalami perkembangan pesat di dunia islam, tidak mengalami
perkembangan signifikan di madrasah.15
C. Pengertian Masyarakat
Dalam ilmu sosial, masyarakat secara gampang bisa dibedakan dalam dua jenis.
Satu, dinamakan kelompok budaya, atau komunitas dalam bahasa sosiologinya. Kedua,
masyarakat madani yaitu setiap orang pertama-tama tidak dianggap sebagai anggota civil
society, tetapi di anggap sebagai individu yang berdiri sendiri.16
Mayarakat merupakan kumpulan individu dan kelompok yang terikat oleh
kesatuan bangsa, negara, kebudayaan dan agama. Setiap masyarakat, memliki cita-cita
yang diwujudkan melalui peraturan-peraturan dan sistem kekuasaan tertentu. Islam tidak
membebaskan manusia dari brtanggung jawab sebagai anggota masyarakat, dia
merupakan bagian yang integral sehingga harus tunduk pada norma-norma yang berlaku
dalam masyarakatnya. Begitu juga dengan tanggung jawab/akuntabilitasnya dalam
10

Putra Daulay Haidar, Dinamika Pendidikan Islam di Asia Tenggara (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009),
hlm. 19
11
Putra Daulay Haidar, Pendidikan Islam…, hlm. 45
12
Ensiklopedi Indonesia, 1983: 2078
13
Putra Daulay Haidar, Pendidikan Islam…, hlm. 47
14
Putra Daulay Haidar, Dinamika Pendidikan…, hlm. 21
15
Subhan Arief, Lembaga Pendidikan Islam Indonesia ( Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012),
hlm. 42
16
Suaedy Ahmad, Pergulatan Pesantren dan Demokratisasi (Jakarta: LKiS Gambiran, 2000), hlm. 3-4

10

melaksanakan tugas-tugas kependidikan. Kaitan antara masyarakat dengan pendidikan
dapat ditinjau dari tiga segi, yakni:
1. Masyarakat sebagai penyelenggara pendidikan.
2. Lembaga-lembaga kemasyarakatan dan kelompok sosial di masyarakat baik langsung
maupun tak langsung, ikut mempunyai peran dan fungsi dukatif.
3. Dalam masyarakat tersedia berbagai sumber belajar baik yang dirancang maupun
yang dimanfaatkan.17
D. Manajemen

Hubungan

Madraah/Pesantren

Dengan

Masyarakat

Dalam

Penyelenggaraan Pendidikan
Hubungan madrasah dengan masyarakat pada hakikatnya merupakan suatu sarana
yang sangat berperan dalam membina dan mengembangkan pertumbuhan pribadi peserta
didik di sekolah. Dalam hal ini, madrasah sebagai sistem sosial merupakan bagian
integral dari sistem sosial yang lebih besar, yaitu masyarakat.madrasah dan masyarakat
memiliki hubungan yang sangat erat dalam mencapai tujuan madrasah atau pendidikan
secara efektif dan efisiaen. Sebaliknya madrasah juga harus menunjang pencapaian
tujuan atau pemenuhan kebutuhan masyarakat, khususnya kebutuhan pendidikan. Oleh
karena itu, sekolah berkewajiban memberi penerangan tentang tujuan-tujuan, progamprogam, kebutuhan, serta keadaan masyarakat. Sebaliknya sekolah juga harus
mengetahui dengan jelas apa kebutuhan, harapan, dan unutan masyaraka, terutama
terhadap sekolah. Dengan perkataan lain, antara sekolah dan masyarakat harus di bina
suatu hubungan yang harmonis.
Hubungan sekolah dengan masyarakat bertujuan antara lain untuk:
1. Memajukan kualitas pembelajaran, dan pertumbuhan anak.
2. Memperkokoh tujuan serta meningkatkan kualitas hidup dan penghidupan
masyarakat.
3. Menggairahkan masyarakat untuk menjalin hubungan denagn sekolah.
Untuk merealisasikan tujuan tersebut, banyak cara yang isa dilakukan oleh sekolah
dalam menarik simpati masyarakat terhadap sekolahdan menjalin hubungan yang
harmonis antara sekolah masyarakat. Hal tersebut antara lain dapat dilakukan dengan
memberi tahu masyarakat mengenai pogam-progam sekolah, baik progam yang telah
dilaksanakan, yang sedang dilaksanankan, maupun yang akan dilaksanakan sehingga
masyarakat mendapat gambaran yang jelas tentang sekolah yang bersangkutan.
17

Kompri, Manajemen Pendidikan 2 ( Bandung: Alfabeta, 2015), hlm. 270

11

Hubungan yang harmonis antara madrasah dan masyarakat ini semakin dirasakan
pentingnya pada masyarakat yang telah menyadari dan memahami pentingnya
pendidikan bangi anak-anak. Namun tidak berarti pada masyarakat yang masih kurang
menyadari pentingnya pendidikan, hubungan kerja sama ini tidak perlu di bina. Pada
masyarakat yang kurang menyadari akan pentingnya pendidikan, sekolah dituntut lebih
aktif dan kreatif untuk menciptakan hubungan kerjasama yang harmonis.
Jika

hubungan

madrasah

dengan

masyarakat

berjalan

dengan

baik,

rasa

tanggungjawab dan partisipasi masyarakat untuk memajukan sekolah juga akan baik dan
tinggi. Agar tercipta hubungan bekerja sama yang baik antara sekolah dan masyarakat,
masyarakat perlu mengetahui dan meiliki gambaran yang jelas tentang sekolah yang
bersangkutan. Gambaran dan kondisi sekolah ini dapat di infomasikan kepada
masyarakat melalui laporan kepada orang tua murid, buletin bulanan, penerbitan surat
kabar, pameran sekolah, open house, kunjungan kesekolah, kunjungan kerumah murid,
penjelasan oleh staf sekolah, muid, radio dan televisi, serta laporan tahunan.
Kepala sekolah yang baik merupakan salah satu kunci untuk bisa menciptakan
hubungan yang baik anatara sekolah dan masyarakat secara efektif karena harus menaruh
perhatian tentang apa yang terjadi pada perserta didik di sekolah dan apa yang di fikirkan
oleh orang tua tentang sekolah. Kepala sekolah dituntut untuk senantiasa membina dan
meningkatkan kerja sama yang baik antara sekolah dan masyarakat guna mewujudkan
sekolah yang efektif dan efisien. Hubungan yang harmonis ini akan membentuk:
1. Saling pengertian anatara sekolah, orang tua, masyarakat, dan lemabaga-lembaga lain
yang ada di masyarakat, termasuk dunia kerja.
2. Saling membantu antara sekolah dan masyarakat karena mengetahui manfaat, arti
dan pentingnya peranan masing-masing.
3. Kerja sama yang erat antara sekolah dengan berbagai pihak yang ada di masyarakat
dan mereka merasa ikut bertanggung jawab atas suksesnya pendidikan disekolah.
Melalui hubungan yang harmonis tersebut diharapkan tercapai tujuan hubungan
sekolah dan masyarakat, yaitu terlaksananya proses pendidikan di sekolah secara
produktif, efektif, dan efisien. Sehingga menghasilkan lulusan sekolah yang produktif
dan berkualitas. Lulusan yang berkualitas ini tampak dari penguasaan peserta didik
terhadap ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap, yang apat dijadiakn bekal untuk
melanjutkan pendidikan pada jenjang yang berikutnya atau hidupdi masyarakat
sesuai dengan asas pendidikan seumur hidup.18
18

Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003), hlm. 50-52

12

Adapun sifat hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan:
1. Hubungan timbal balik yang menghasilkan manfaat bagi kedua belah pihak.
2. Hubungan yang bersifat sukarela berdasarkan prinsip bahwa sekolah
merupakan bagian yang tak terpisahkan (integral) dari masyarakat.
3. Hubungan yang bersifat kontinu/berkesinambungan antara sekolah dengan
masyarakat.
4. Hubungan keluar kampus atau external public relation guna menambah simpati
masyarakat terhadap masyarakat.
5. Hubungan dalam kampus atau external public relation guna menambah
keyakinan atau mempertebal pengertian para sivitas akademik tentang segala
pemilikan material dan nonmaterial sekolah.19

BAB III
PENUTUP
19

Kompri, Manajemen Pendidikan 2 ( Bandung: Alfabeta, 2015), hlm. 284

13

Kesimpulan
Manajemen pendidikan islam sebagai suatu proses pengelolaan lembaga pendidikan
islam secara islami dengan cara menyiasati sumber-sumber belajar dan hal hal lain yang
terkait untuk mencapai tujuan pendidikan islam secara efektif dan efisien.
Madrasah merupakan lembaga pendidikan islam warisan masa lalu. Telah disebutkan bahwa
madrasah sepenuhnya diabdikan kepada ilmu-ilmu keislaman. Ilmu-ilmu umum, meskipun
mengalami perkembangan pesat di dunia islam, tidak mengalami perkembangan signifikan di
madrasah.
Mayarakat merupakan kumpulan individu dan kelompok yang terikat oleh kesatuan
bangsa, negara, kebudayaan dan agama. Setiap masyarakat, memliki cita-cita yang
diwujudkan melalui peraturan-peraturan dan sistem kekuasaan tertentu. Islam tidak
membebaskan manusia dari brtanggung jawab sebagai anggota masyarakat, dia merupakan
bagian yang integral sehingga harus tunduk pada norma-norma yang berlaku dalam
masyarakatnya.
Hubungan madrasah dengan masyarakat pada hakikatnya merupakan suatu sarana yang
sangat berperan dalam membina dan mengembangkan pertumbuhan pribadi peserta didik di
sekolah. Dalam hal ini, madrasah sebagai sistem sosial merupakan bagian integral dari sistem
sosial yang lebih besar, yaitu masyarakat.madrasah dan masyarakat memiliki hubungan yang
sangat erat dalam mencapai tujuan madrasah atau pendidikan secara efektif dan efisiaen.

DAFTAR PUSTAKA

14

Muhaimin dkk, Manajemen Pendidikan: Aplikasi Dalam
Pengembangan Sekolah/Madrasah, Jakarta: Kencana, 2009

Penyusunan

Rencana

Sahertian, Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah, Surabaya: Usaha Nasional,
1994
Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam: Konsep, Strategi, dan Aplikasi, Yogyakarta:
Teras, 2009)
Baharuddin dan Umiarso, Kepemimpinan Pendidikan Islam, Jogjakarta: Ar-ruzz Media, 2012
Putra Daulay Haidar, Pendidikan Islam Dalam Sistem Pendidikan Nasional Indonesia,
Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2014
Kompri, Manajemen Pendidikan 2, Bandung: Alfabeta, 2015
Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003

15