workshop Ekonomi hijau di unpad

PRODUK RAMAH LINGKUNGAN

KELOMPOK 3
Gita Pati Humairoh

(13314423)

Henry Siroa. S

(13314425)

Ibrahim Willem. F

(13314427)

Kukuh Dwi Naili. A

(13314429)

Lina Handayani


(13314431)

Made Madya Agasi. N

(13314433)

Mochammad Prima. A

(13314435)

Nofriandi

(13314437)

Nurlela Sari

(13314439)

SEKOLAH TINGGI TEKNIK LINGKUNGAN
YAYASAN LINGKUNGAN HIDUP

YOGYAKARTA
2013/2014

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Membangun suatu negara tentulah tidak mudah, apalagi mengingat
pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat seiring dengan peningkatan
kebutuhan akan pangan, energi, air dan sebagainya. Sedangkan di sisi lain,
ketersediaan kebutuhan tersebut semakin langka sehingga menjadi tantangan
dalam proses pembangunan. Pembangunan secara umum diartikan sebagai
pemenuhan kesejahteraan individu yang meliputi pendapatan perkapita,
kebutuhan pendidikan, kesehatan, kualitas hidup yang termasuk kebutuhan akan
adanya harga diri.
Didalam membangun suatu negara juga tidak terlepas dari pembangunan
ekonomi. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan
total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan
penduduk yang disertai dengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi
suatu negara dan pemerataan pendapatan bagi penduduk suatu negara. Dampak

positif pembangunan ekonomi yaitu dimana melalui pembangunan ekonomi,
pelaksanaan kegiatan perekonomian akan berjalan lebih lancar dan mampu
mempercepat proses pertumbuhan ekonomi. Adapun dmapak negatif yang
ditimbulkan oleh masalah perekonomian tersebut, yaitu kerusakan alam dan
lingkungan hidup karena gaya hidup manusia modern. Salah satu dampak dari
kegiatan perekonomian ini yaitu perubahan iklim dan pemanasan global. Di
tengah kondisi seperti ini, berkembanglah berbagai wacana yang terkait dengan

beberapa istilah: keberlanjutan (sustainability), hijau (green), ramah lingkungan
(environmental

friendly),

dan

sebagainya.

Begitupun

dengan


masalah

perekonomian yang mengalami perkembangan, yaitu Ekonomi Hijau (Green
Economy) yang merupakan salah satu yang pertumbuhan pendapatan dan
lapangan kerjanya didorong oleh investasi publik dan swasta yang bertujuan untuk
mengurangi emisi karbon dan polusi, meningkatkan energi dan efisiensi sumber
daya, serta mencegah hilangnya keanekaragaman hayati dan jasa ekosistem.

I.2. Rumusan Masalah


Bagaimana penerapan Green Economy dalam suatu perusahaan?

I.3. Tujuan Penulisan

.

Untuk mengetahui penerapan Green Economy dalam suatu perusahaan.


BAB II
PEMBAHASAN

Ekonomi hijau (Green Economy) merupakan salah satu yang pertumbuhan
pendapatan dan lapangan kerja didorong oleh investasi publik dan swasta yang
mengurangi emisi karbon dan polusi, meningkatkan energi dan efisiensi sumber
daya, dan mencegah hilangnya keanekaragaman hayati dan jasa ekosistem.
Ciri yang membedakan Green Economy dengan rezim ekonomi lainnya
adalah penilaian langsung kepada modal alami dan jasa ekologis sebagai nilai
ekonomi dan akuntansi biaya dimana biaya yang diwujudkan ke masyarakat dapat
ditelusuri kembali dan dihitung sebagai kewajiban, kesatuan yang tidak
membahayakan atau mengabaikan aset. Untuk tinjauan umum tentang kebijakan
pembangunan lingkungan internasional yang menuju ke laporan Green economy
Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP).(Runnals, 2011)
Kebijakan Green Economy ini sesungguhnya merupakan isu global karena
turunan dari kebijakan sustainable development yang sebelumnya sudah
berkembang secara luas. Kebijakan ini didasarkan pada hasil dari pertemuan para
pemimpin dunia di Yohannesburg pada tahun 2002 yang menekan semua
perusahaan di dunia mengadopsi prinsip pembangunan berkelanjutan dalam
aktivitas bisnisnya. (Rudito & Famiola 2007)


2.1 Paradigma Pembangunan Green Economy
Penggunaan indikator-indikator kemajuan ekonomi yang selama ini
dianggap lazim digunakan oleh dunia internasional seperti Gross Domestic
Product (GDP) telah membuat kesalahan paradigma pembangunan di banyak
negara karena berdampak pada dikesampingkannya hal-hal terkait kelestarian
lingkungan demi mengejar kemajuan ekonomi berbasiskan pertumbuhan GDP
semata. Namun, ketika isu pemanasan global (Global Warming) dan perubahan
iklim (Climate Change) menjadi isu dunia, maka kemudian diberbagai konferensi
perbaikan lingkungan maupun kegiatan produksi ramah lingkungan menjadi
agenda mendesak yang harus segera diwujudkan. Yang perlu diingat bahwa kedua
isu tersebut hanya sebagian dari sekian banyak isu lingkungan yang perlu segera
diselesaikan dan Green Economy dapat menjadi desain penyelesaian dan
keberlangsungan pembangunan yang berkelanjutan.
Paradigma Green Economy menjadi perhatian serius. Ini menjadi satu
tonggak penting bagi sistem perekonomian dunia. Efektivitas implementasinya
bertitik awal dari pemahaman mengenai perubahan iklim dan intensitas kegiatan
ekonomi. Tentu, masalah perubahan iklim harus ditemukan pada cara berekonomi,
yaitu kegiatan konsumsi dan produksi. Dari segi konsumsi, kesadaran konsumen
menjadi kunci misalnya; mengkonsumsi/menggunakan suatu produk atau jasa

yang rendah karbon.
Tuntutan konsumen akan “memaksa” perusahaan sebagai produsen untuk
merespon pasar. Di Eropa, produk ramah lingkungan yang berkaitan dengan kadar
karbon (carbon content) mulai dijadikan label oleh berbagai produk (ecolabelling), sehingga masyarakat/konsumen semakin punya pilihan mengenai

produk yang akan dikonsumsi. Tentunya, pada tahap-tahap awal pengembangan
green market untuk low carbon tersebut memerlukan mekanisme sertifikasi yang
bersifat Independent Third Party Certification System. Lantas. Green Economy
akan mengefisiensi penggunaan sumber daya alam. Selain itu, Green Economy
juga akan mengurangi kerusakan lingkungan yang diharap kedepannya
memberikan nilai tambah bagi aktivitas ekonomi.

2.2 Penerapan Green Economy
UNEP menyatakan bahwa penerapan Green Economy dapat terlihat melalui:
1. Peningkatan investasi publik dan pribadi di sektor hijau;
2. Peningkatan dalam kuantitas dan kualitas lapangan kerja di sektor hijau;
3. Peningkatan GDP dari sector hijau;
4. Penurunan penggunaan energi dan sumberdaya per unit produksi;
5. Penurunan level co2 dan polusi per-GDP;
6. Penurunan konsumsi produk penghasil limbah;

Pada level domestik, inisiatif kebijakan ini dapat dilakukan antara lain:
1. Reformasi pajak dan insentif lain;
2. Rasionalisasi penggunaan tanah dan kebijakan perkotaan;
3. Adopsi manajemen sumberdaya air yang terintegrasi;
4. Peningkatan dan pemberlakuan peraturan lingkungan;
Pada level internasional, rancangan kebijakan-kebijakan dapat meliputi:
1. Perjanjian perdagangan multilateral dan bilateral untuk jalur barang dan
jasa yang berhubungan dengan lingkungan;
2. Bantuan internasional untuk mendukung penerapan Green Economy;

3. Aktivasi pasar karbon global;
4. Pengembangan pasar global untuk servis ekosistem;
5. Pengembangan dan transfer teknologi yang ramah lingkungan;
UNEP mengembangkan Green Economy Initiatives (GEI) yang dirancang
untuk mendukung negara-negara dalam men-“greening” ekonomi mereka melalui
pencanangan dan pemfokusan kebijakan-kebijakan, investasi-investasi, dan
pembelanjaan pemerintah menuju beberapa sektor seperti; teknologi bersih,
energi terbarukan, penggunaan air, transportasi hijau, pengolahan limbah, green
buildings, dan pertanian dan kehutanan yang berkelangsungan.


BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan

pembahasan

mengenai

perkembangan

penerapan

Green

Economy pada suatu perusahan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
3.1


Perusahaan Selaku Produsen
Peran serta perusahaan dalam penerapan Green Economy tak lepas

dari pengaruh masyarakat sebagai konsumen yang akhir-akhir ini
mulai menerapkan perilaku ramah lingkungan (go green), sehingga
hal tersebut secara tidak langsung dapat menuntut perusahaan
untuk memproduksi produk-produk yang ramah lingkungan sesuai



dengan pangsa pasar yang berkembang di masyarakat.
Perusahaan dapat menjadikan konsep Green Economy sebagai visi
perusahaan agar segala bentuk kegiatan produksi dapat lebih
memperhatikan lingkungan serta menjadi acuan untuk menciptakan
inovasi ramah lingkungan pada produk perusahaan.

3.2


Masyarakat Selaku Konsumen
Masyarakat selaku konsumen dalam perekonomian suatu negara
akhir-akhir ini mulai memahami isu-isu lingkungan yang sedang
terjadi sehingga para konsumen (masyarakat) mulai merubah

mindset mereka untuk lebih ramah lingkungan dalam memilih
produk yang akan dikonsumsi. Hal ini tentu akan memicu produsen
untuk berinovasi menciptakan produk/jasa yang ramah lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA

Ananta, Pater, Willian Suryadi, dkk. 2011. Pemanasan Global. Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama
Ernawi S. Imam. 2012. Gerakan Kota Hijau. Jakarta: Sekretariat Tim Pelaksana
BKPRN
Femiola,Melia, Surna,T.D,Yeni,Hendriani. 2011. Green economy, Jakarta:
Rekayasa Sain
Iskandar,

Johan.

2009.

Ekologi

Berkelanjutan.Bandung:

Program

Manusia
Studi

dan

Magister

Pembangunan

Ilmu

Lingkungan

Universitas Padjadjaran.
Latief,Dochak.2009.

Pembangunan

Ekonomi

Dan

Kebijakan

Ekonomi

Global,Jakarta:MUP
Makower, Joel. 2009. Strategies for the Green Economy: Opportunities and
challenges in the new world of business. Mc Graw Hill. US.
Mien R. Uno, Buku Pintar Etika Hijau. PT Gramedia Pustaka Utama. 2011
Munasinahe, M. 1993. Environmental Economics and Sustainable Development
Environment Paper No.3. The World Bank, Washington, D.C.
Pezzy, J 1992. Sustainable Development Concepts : An Economics Analysis.
Environment Paper No. 2. The World Bank, Washington, D.C.
Radyati,

M.

R.

(2008).

CSR

Untuk

Pemberdayaan

Ekonomi

Lokal.

Jakarta: Indonesia Bussines Links.
Rudito, B., & Famiola, M. 2007. Etika Bisnis dan Tanggungjawab
Sosial Perusahaan di Indonesia. Bandung: Rekayasa Sains.