ANALISA KOMITMEN ENTREPRENEUR GENERASI Y
UNIVERSITAS INDONESIA
ANALISA KOMITMEN ENTREPRENEUR GENERASI Y
TERHADAP KOMUNITAS ONLINE DI INDONESIA
(studi kasus komunitas bisnis TDA)
PROPOSAL SKRIPSI
ARHAM HARYADI
1006810725
+628 1869 8484
Diajukan sebagai salah satu syarat dalam pengambilan skripsi
Depok, 2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Persaingan bisnis ke depannya akan semakin ketat dan kompleks. Hal itu
terlihat dari mulai banyaknya pelaku usaha yang lahir dan bermunculan di Indonesia.
Hal itu terlihat dari mulai banyaknya pelaku usaha yang lahir dan bermunculan di
Indonesia. Pada tahun 2012 jumlah ini mengalami peningkatan signifikan menjadi
1,55 persen dari jumlah penduduk. Padahal sebelumnya, prosentase pengusaha hanya
sebesar 0,36 persen
Jika ditinjau dari, Indonesia merupakan Negara yang karakter masayarakatnya suka
berkumpul kumpul atau bersosialisai yang kemudian membentuk komunitas.
Ada berbagai macam komunitas di Indonesia, mulai dari yang berbasis lokasi, hobby,
hingga kesukaan atau minat. (“inilah.com”). Perkembangan komunitas yang pesat di
Indonesia disertai dengan penetrasi Internet yang berhasil di adaptasi menjadi alat
penghubung sekaligus media pembentuk komunitas yang efektif dan efisien untuk
menyatukan banyak individu. hal ini dimanfaatkan brand untuk membangun
komunitas online.
Generation Y, yang juga dikenal sebagai “net generation” karena lebih terlibat dalam
kegiatan yang bersifat online seperti social networks, website log, dan hal hal lain
yang merupakan bagian dari social media, berdasarkan tahun mereka adalah yang
lahir antara 1978 dan 1994. Para peneliti sepakat bahwa generation Y adalah mereka
yang cerdas akan teknologi (tech-savvy) dan lebih terbiasa dengan online purchase
atau belanja online (Lester, Forman, & Loyd, 2006). Karakteristik Gen-Y yang
mencolok adalah haus akan achievement, prestasi-prestasi yang bisa menunjukkan
siapa jati dirinya. Untuk itu, aktualisasi diri sangat penting bagi Gen-Y.
Dengan semakin tingginya penetrasi penggunaan internet, Terlihat dari angka
pertumbuhan pengguna internet yang tercatat di dunia sebesar 566.4% dari tahun
2000 hingga 2012 (“Internetworldstats”). Pengguna internet di Asia yang mencapai
angka tertinggi di dunia yaitu sebesar 1.076.700 orang, terlihat pada tabel di bawah.
Dengan semakin banyaknya pengguna internet di dunia, maka komunikasi secara
global saat ini semakin dimudahkan dan terhubung antar penggunanya.
Bagaimana cara menarik dan mempertahankan pelanggan atau member yang sudah
ada secara online menjadi tantangan yang signifikan bagi brand maupun pengelola
komunitas. Pentingnya membentuk kepercayaan, peluang bisnis dalam komunitas
sehingga membangun komitmen di komunitas online salah satu alasannya adalah
potensi bisnis sebagai marketing tool yang menjanjikan mulai dari media promosi
hingga membentuk komunitas sebagai konsumen loyal.
Dengan melihat keunikan bisnis dalam berkomunitas yang tumbuh, berkembang dan
didukung oleh anggota komunitasnya, maka perlu diteliti lebih lanjut kaitan antara
peluang, resiko, dan kepercayaan antar anggota selaku konsumen yang tergabung
menjadi komunitas TDA terhadap loyalitas konsumen.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam rumusan masalah penelitian ini yang
dikemukakan sebagai berikut:
1. apakah dimensi komitmen yang paling berpengaruh dalam membangun &
mempertahankan hubungan pada anggota komunitas TDA?
2. apakah dimensi komitmen yang paling berpengaruh dalam membangun
kesetiaan anggota terhadap komunitas TDA?
3. apakah dampak yang ditimbulkan dari kemungkinan resiko, peluang, dan
kepercayaan terhadap kedua dimensi komitmen yang tercipta dalam anggota
komunitas TDA?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui dimensi komitmen yang paling berpengaruh dalam
membangun dan mempertahankan hubungan pada anggota komunitas TDA.
2. Untuk mengetahui dimensi komitmen yang paling berpengaruh dalam
membangun kesetiaan anggota terhadap komunitas TDA.
3. Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari kemungkinan resiko,
peluang, dan kepercayaan terhadap kedua dimensi komitmen yang tercipta
dalam anggota komunitas TDA?
1.4 Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini diharapkan memberi manfaat bagi:
1. Bagi Akademisi:
Sebagai acuan yang dapat menambah pemahaman dan masukan bagi berbagai
pihak dibidang marketing dalam ilmu marketing digital Khususnya studi yang
berkaitan dengan komunitas online dan hubungannya dengan loyalitas antar
anggotanya
2. Bagi Penulis dan Praktisi:
Diharapkan dapat memberikan saran dan masukan bagi perusahaan dan
institusi ataupun brand dalam bidang marketing dan humas dalam
meningkatkan kualitas engagement agar dapat loyalitas anggotanya.
1.5 Batasan Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini yaitu pada komunitas TDA yang dibentuk atas kesamaan
minat "entrepreneurship" dengan segmentasi generasi Y yakni mereka yang lahir pada
rentang kelahiran antara 1978 dan 1994.
1.6 Sistimatika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Bagian ini menjelaskan tentang latar belakang alasan yang menguatkan diangkatnya
penelitian ini. Bagian ini juga menjelaskan tentang permasalahan yang menjadi fokus
penelitian, tujuan dari penelitian ini dan signifikansi hingga batasan penelitian, serta
sistematika penulisan.
BAB II : KERANGKA TEORI DAN METODE PENELITIAN
Bagian kedua ini mengemukakan tentang tinjauan teori-teori dan konsep yang relevan
dengan tema yang diangkat dalam penelitian ini. Selain berisi tinjauan teori, bagian
ini juga mencakup konstruksi model teoritis, serta metode penelitian.
BAB III : GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
Bagian ini mengulas mulai dari sejarah dan profil komunitas TDA secara mendalam
dan kaitannya dengan tema penelitian. Cakupan dari bagian ini diantaranya adalah :
(1) Sejarah organisasi, (2) Visi, misi, dan nilai organisasi, (3) Jenis komunitas,
BAB IV : ANALISA KOMITMEN ENTREPRENEUR GENERASI Y
TERHADAP KOMUNITAS ONLINE DI INDONESIA(studi kasus komunitas
bisnis TDA)
Bagian ini menganalisis dan memaparkan hasil analisis dari komitmen yang paling
berpengaruh dalam membangun & mempertahankan hubungan serta kesetiaan pada
anggota komunitas TDA. Analisis ini juga berupaya menjelaskan dampak yang
ditimbulkan dari resiko, peluang dan kepercayaan yang dirasakan setiap angoota
komunitas TDA terhadap loyalitas mereka pada komunitas
apakah dampak yang ditimbulkan dari kemungkinan resiko, peluang, dan kepercayaan
terhadap kedua dimensi komitmen yang tercipta dalam anggota komunitas TDA?
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Bagian terakhir ini memaparkan kesimpulan dari hasil penelitian serta saran yang
terkait dengan hasil penelitian.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan tujuan untuk
memperoleh gambaran mengenai apa dan bagaimana faktor faktor yang
mempengaruhi komitmen entrepreneur generasi Y pada komunitas TDA.
Penelitian ini juga bersifat kausal, yaitu untuk melihat pengaruh sebab akibat
antara komitmen berserta dimensinya serta perilaku konsumen entrepreneur generasi
Y pada komunitas TDA. Dengan melalui penelitian ini peneliti ingin mengetahui dan
menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi komitmen entrepreneur generasi Y
pada komunitas online TDA berdasarkan model yang dibuat oleh Khaldoon, et al.
(2012). Dalam “Generation Y travelers’ commitment to online social network
websites”.
Model ini digunakan karena telah teruji secara empiris. Hasil dari penelitian
diharapkan dapat berguna bagi para akademisi, pengusaha, maupun brand dalam
indsutri yang berniat untuk membangun komunitas online. Sebagai masukan dalam
penyusunan strategi pemasaran para pengusaha ataupun berbagai komunitas online
sejenis dalam menghadapi persaingan serta dinamisme lingkungan yang terus berubah
Metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah metode kuantitatif.
Metode kuantitatif digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,
teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan
data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik
dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2009, p13).
Penelitian kuantitatif akan dilakukan satu kali dalam satu periode (single
crosssection) (Malhotra, 2004). Pengumpulan data dilakukan melalui teknik survey
kuesioner kepada responden. kemudian data yang diperoleh akan diolah dengan
metode statistik menggunakan program LISREL dimana setiap indikator pada
kuisioner penelitian ini mengacu kepada jurnal acuan Khaldoon, et al. (2012). Dalam
“Generation Y travelers’ commitment to online social network websites”.
Berikut flowchart penelitian:
Gambar 3.1 Flowchart Penelitian
Identifikasi Masalah
Tujuan Penelitian
Proposal Penelitian
Jurnal
Kerangka
Pemikiran &
Studi Literatur
Metodelogi
Penelitian &
Operasionalisasi
Sampling
Pretest
Uji Validitas
Uji
Design Kuesioner
Pengumpulan Data
Analisis Data
Pembahasan
Analisis Deskriptif
Analisis SEM
Analisis CFA
Structural Relationships
Measurement Model
Uji Hipotesis
Kesimpulan &
Saran
3.2 Model Konseptual
Berdasarkan pertimbangan setiap konsep yang telah dibahas, maka peneliti
menggunakan model yang akan diuji. Dimana model ini adalah replikasi dari jurnal
Khaldoon, et al. (2012). Dalam “Generation Y travelers’ commitment to online social
network websites”. yang telah teruji secara empiris.
Gambar 3.2 Model Konseptual Penelitian
3.3 Hipotesis Penelitian
H1 : Affective commitment secara positif memiliki hubungan terhadap kesetiaan pada
komunitas TDA
H2: Calculative commitment secara positif memiliki hubungan terhadap kesetiaan pada
komunitas TDA
H3 : Perceived utility secara positif memiliki hubungan terhadap Affective commitment pada
komunitas TDA
H4 : Perceived utility secara positif memiliki hubungan terhadap calvulative commitment
pada komunitas TDA
H5 : Perceived risks secara positif memiliki hubungan terhadap Affective commitment pada
komunitas TDA
H6 : Perceived riks secara positif memiliki hubungan terhadap calvulative commitment pada
komunitas TDA
H7 : Perceived trust secara positif memiliki hubungan terhadap Affective commitment pada
komunitas TDA
H8 : Perceived trust secara positif memiliki hubungan terhadap calvulative commitment pada
komunitas TDA
3.4 Operasionalisasi Variabel Penelitian
Operasional variabel adalah penentuan suatu construct (hal-hal yang sulit
diukur) sehingga ia menjadi variabel atau variabel-variabel yang dapat diukur.
Definisi operasional menjelaskan cara tertentu yang dapat digunakan oleh peneliti
dalam mengoperasionalkan construct, sehingga memungkinkan peneliti yang lain
untuk melakukan replikasi (pengulangan) pengukuran dengan cara yang sama, atau
mencoba untuk mengembangkan cara pengukuran construct yang lebih baik. Berikut
operasionalisasi variabel penelitian:
3.4.1 Variable Terikat
1. Loyalty (kesetiaan)
2. Affective commitment (komitmen afeksi)
3. Calculative commitment (komitmen kognitif)
3.4.2 Variable Bebas
1. Komponen Perceived utility
Dimensi perceived utilities for the organization
Dimensi perceived utilities for the individual.
Intrinsik dan Ekstrinsik reward seperti produk review yang berupa
saran dari sesame anggota member
2. Komponen Perceived Risk
Berhubungan dengan hal yang terkait privacy, manipulasi data, dan akses
data.
3. Komponen perceived Trust
3.5 Jenis dan Sumber Data Penelitian
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data jenis “self-report
data” atau data subyek. Dengan demikian, penelitian ini akan memanfaatkan data
yang dilaporkan sendiri oleh responden secara individual dimana responden akan
memberikan respon tertulis atau respon verbal sebagai tanggapan atas pertanyaan
yang diberikan oleh peneliti.
Sumber data penelitian ini diperoleh dari data primer dan sekunder. Data primer akan
dikumpulkan peneliti dalam bentuk jawaban / isian kuesioner peneliti berbasis konten
berupa opini / persepsi individual responden. Data primer dalam penelitian ini akan
diperoleh melalui kuesioner yang diberikan kepada responden yang dalam hal ini
adalah para anggota komunitas TDA dengan batasan status entrepreneur atau pemilik
merek yang positif memiliki karakter gen-Y. Sedangkan data sekunder yang
dibutuhkan akan berupa catatan, artikel, atau pun laporan historis dari founding father
komunitas TDA.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
3.6.1 Riset Lapangan
Riset lapangan penelitian yang dilakukan bersifat langsung pada objek
penelitian yaitu pada anggota komunitas TDA Jakarta, depok, dan Jakarta selatan.
Dalam penelitian ini data diperoleh melalui:
1. Angket (kuesioner) Yaitu pengumpulan sebagai data premier dalam bentuk
sejumlah pertanyaan tertulis kepada responden yang akan menggunakan
metode sampling. Pembagian kuesioner akan diberikan kepada anggota
komunitas TDA.
2. Pengamatan. Peninjauan secara langsung dengan terlibat aktif dalam
komunitas TDA.
3.6.2 Studi Kepustakaan.
Membaca literatur seperti buku maupun jurnal, penelitian terdahulu serta sumber
lainnyan yang berhubungan dengan masalah-masalah yang akan dianalisis dan
menunjang dalam penyusunan skripsi.
3.6.3 Populasi dan Teknik Sampling
Bagian ini akan menjelaskan populasi, sampel, dan teknik sampling digunakan
dalam rangka mengumpulkan data penelitian untuk diolah:
3.7.1 Populasi
Menurut Malhotra (2007), populasi adalah jumlah dari keseluruhan elemen
yang sama-sama memiliki seperangkat karakteristik tertentu dan meliputi alam
semesta yang bertujuan untuk menjawab permasalahan riset pemasaran. Dalam hal ini
populasi dalam penelitian ini adalah anggota komunitas TDA dengan preferensi
sebagai seorang entrepreneur dengan karakteristik gen-Y.
3.7.2 Sampling
Sampel merupakan subgroup dari sebuah populasi yang dipilih untuk berpartisipasi
dalam suatu studi (Malhotra, 2007). Teknik sampling yang digunakan adalah
nonprobability sampling.
Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan
rumus Taro Yamane dalam (Ridwan, 2011) sebagai berikut :
N
n =
Dimana:
N.d2 + 1
n
= Jumlah sampel
N
= Jumlah populasi
d2
= Presisi yang ditetapkan
3.8 Instrumen Penelitian
Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian adalah kuesioner yang dapat
memberikan data-data atribut yang membentuk kesiapan pada tingkat individu.
Kuesioner adalah kumpulan pertanyaan yang disusun untuk mendapatkan informasi
dari responden (Malhotra, 2007). Kuesioner ditujukan pada responden yaitu anggota
komunitas TDA dengan spesifikasi entrepreneur generasi Y. Tujuannya untuk
mengetahui
bagaimana
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
komitmen
para
entrepreneur generasi Y atau dikenal sebagai “net generation” di komunitas TDA
terhadap loyalitas mereka.
3.8.1 Pengukuran Variabel
Bentuk pertanyaan yang digunakan dalam kuesioner nantinya adalah
Structured Non Disguised yaitu suatau bentuk pertanyaan yang merupakan kombinasi
pilihan ganda yang berpedoman pada Skala Likert. Digunakan sebagai pengukur
sikap, pendapat, dan persepsi setiap responden.
Skala likert dapat memungkinkan responden untuk mengekspresikan tingkat
kesetujuannya atau ketidaksetujuannya pada pernyataan yang terkait dengan suatu
objek tertentu.
Kenapa menggunakan skala likert? pertama skala likert ini adalah relative
mudah dibuat, dibagikan dan dipahami. Sementara kekurangan dari skala likert
sendiri adalah banyak memakan waktu (Malhotra,2007). Bentuk penilaian jawaban
kuesionar menggunakan pembobotan dengan 7 buah skala yaitu :
Tabel Bobot dan Kategori Pengukuran data
Kategori
Bobot
Sangat Tidak Setuju
1
Tidak Setuju
2
Agak Tidak Setuju
3
Biasa Saja
4
Agak Setuju
5
Setuju
6
Sangat Setuju
7
3.8.2 Format Kuesioner
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tiga bagian:
1. Pendahuluan. Kuesioner diawali dengan pendahuluan singkat yang terdiri dari
identitas peneliti, tujuan penelitian, dan meminta kesediaan calon responden untuk
berpartisipasi dalam penelitian.
2. Scaled response question, yaitu suatu bentuk pertanyaan yang menggunakan skala
dalam mengukur dan mengetahui sikap responden terhadap setiap pertanyaan di
kuesioner. Kuesioner menggunakan skala likert dengan 7 poin, mulai dari 1 yang
berarti sangat tidak setuju hingga 7 yang berarti sangat setuju.
3. Close ended question, suatu bentuk pertanyaan dengan alternatif jawaban yang
ditujukan untuk mengetahui karakteristik responden.
3.9 Metode Analisis Data
3.9.1 Structural Equation Modeling
Structual Equation Model (SEM) adalah suatu teknik statistik yang
memungkinkan peneliti untuk menganalisis variabel latent, variabel indikator serta
kesalahan pengukuran secara langsung. Dengan SEM memungkinkan peneliti untuk
dapat menganalisis hubungan antara variabel latent dengan variabel indikatornya,
hubungan antara variabel latent yang satu dengan variabel latent yang lain, hingga
mengetahui margin kesalahan pengukuran.
Disamping hubungan kasual searah, SEM juga memungkinkan bagi peneliti
untuk menganalisis hubungan dua arah yang sering kali muncul dalam ilmu sosial dan
perilaku.
SEM
termasuk
keluarga
multivariate
statistics
dependensi
yang
memungkinkan dilakukannya analisis satu atau lebih variabel independen dengan satu
lebih variabel independen yang dilibatkan boleh berbentuk variabel kontinu ataupun
diskrit, dalam bentuk variabel latent atau teramati.
Dalam prakteknya, SEM merupakan gabungan dari dua metode statistika yang
terpisah yang melibatkan analisis faktor (factor analysis) yang dikembangkan di
psikologi dan psikometri dan model persamaan simultan (simultaneous equation
modelling) yang dikembangkan di ekonometrika.
SEM – Structural Equation Model, merupakan model multivariat yang berupa
analisis persamaan struktural. Untuk membuat permodelan yang lengkap, ada
beberapa langkah yang perlu dilakukan. Langkah-langkah tersebut akan diuraikan
sebagai berikut.
1. Pengembangan Model Teoritis.
Pengembangan model teoritis merupakan langkah pencarian atau pengembangan
sebuah model yang mempunyai teoritis yang kuat yang diperoleh dari ekplorasi
ilmiah melalui telaah pustaka yang intens (Ferdinand, 2002). Proses ini telah
dideskripsikan pada bab pertama dan kedua dalam penelitian ini.
2. Pengembangan Diagram Alur.
Path diagram ini akan mempermudah peneliti melihat hubungan-hubungan
kausalitas yang akan diuji (Ferdinand, 2002). Model penelitian ini menunjukkan
adanya kostruk-konstruk eksogen dan endogen.
3. Evaluasi Model.
Langkah ini untuk mengevaluasi kesesuaian model melalui telaah terhadap
berbagai kriteria goodness-of-fit. Tindakan pertama yang dilakukan adalah
mengevaluasi apakah data yang digunakan dapat memenuhi asumsi-asumsi SEM,
seperti ukuran sampel, normalitas dan linearitas, outlier (univariate dan
multivariate), serta multicollinearity dan singularity. Sedangkan tindakan kedua
yang harus dilakukan adalah menguji kesesuaian dan menguji statistik. Untuk itu
diperlukan beberapa indeks kesesuaian dan cut-off value untuk digunakan dalam
menguji apakah sebuah model dapat diterima atau ditolak.
a. RMSEA – The Root Mean Square Error of Approximation. Adalah sebuah
indeks yang digunakan untuk mengkompensasi chi-square statistic dalam
sampel besar (Ferdinand, 2002, hal.56). Nilai RMSEA menunjukkan
goodness-of-fit yang diharapkan bila model diestimasi dalam populasi. Nilai
RMSEA yang kecil atau sama dengan 0,08 merupakan indeks untuk dapat
diterimanya model dan hal ini menunjukkan close fit dari model berdasarkan
derajat bebas separti yang dikemukakan oleh Browne dan Cudeck (1993)
dalam Ferdinand (2002).
b. Chi-Square. Model yang akan diuji akan dipandang baik atau memuaskan bila
nilai chi-square nya rendah. Semakin kecil nilai χ2 semakin baik model itu
(karena dalam uji beda chi-square, χ2=0 berarti tidak ada perbedaan, dan H0
diterima) dan diterima bila probabilitas dengan cut-off value sebesar p>0,05
atau p>0,10 sebagaimana yang dipakai Hulland et al (Ferdinand, 2002).
c. GFI – Goodness-of-Fit Index. Merupakan indeks kesesuaian yang akan
menghitung proporsi tertimbang dari varians dalam matriks kovarian sampel
yang dijelaskan oleh matriks kovarians populasi yang terestimasikan. Makin
tinggi nilai dalam indeks ini meka akan semakin “better fit” Tanaka dalam
Ferdinand, 2002). Nilai dalam GFI berkisar antara 1 – 10.
d. AGFI – Adjusted Goodness-of-Fit Index. Merupakan tingkat penerimaan yang
disarankan apabila AGFI memiliki nilai yang sama dengan atau lebih besar
dari 0,90 (Hair et al., 1995; Hulland et. Al., 1996 dalam Ferdinand, 2002).
e. CMIN/DF. Merupakan The Minimum Sample Discrepacy Function yang
dibagi dengan degree of freedom. CMIN/DF tidak lain adalah statistik
chisquare, χ2 dibagi DF-nya sehingga disebut χ2 relatif. Bila nilai χ2 kurang
dari 2,0 atau 3,0 maka menunjukkan indikasi dari acceptable fit antara model
dan data Arbuckle, 1997 dalam Ferdinand, 2002).
f. TLI – Tucker Lewis Index. Adalah sebuah alternatif incremental fit index yang
membandingkan sebuah model yang diuji terhadap sebuah baseline model.
Nilai yang direkomendasikan sebagai acuan untuk diterimanya sebuah model
adalah penerimaan lebih besar sama dengan 0,95 (Hair, dalam Ferdinand,
2002).
g. CFI
–
Comparative Fit Index.
Bila
nilainya
mendakati
1
maka
mengindikasikan tingkat fit yang paling tinggi (Arbuckle dalam Ferdinand
2002, hal.60). Nilai yang direkomendasikan bagi CFI adalah lebih besar atau
sama dengan 0,95.
Tabel Indeks Goodness-of-Fit
Fit Measure
Cut-off Value
χ2 – Chi-square
0 ≤ X2 ≤ 2df
p value
.05 < p ≤ 1.00
Significance Probability
≥0,05
RMSEA
≤0,08
GFI
≥0,90
AGFI
≥0,90
TLI
≥0,95
CMIN/DF
≤2,00
CFI
≥0,95
Note. AGFI = Adjusted Goodness-of-Fit-Index, AIC = Akaike Information
Criterion, CAIC = Consistent AIC, CFI = Comparative Fit Index, ECVI =
Expected Cross Validation Index, GFI = Goodness-of-Fit-Index, NFI = Normed Fit
Index,
DAFTAR PUSTAKA
Khaldoon, et al. (2012) Generation Y travelers’ commitment to online social network
websites.
Malhotra, Naresh K. (2007). Marketing Research: An applied Orientation (5th ed).
New Jersey: Pearson Pretince-Hall.
Wijanto, Setyo Hari. (2008). Structural Equation Modeling dengan Lisrel 8.8 (1st ed).
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Consumer Behavior Report. (2008). Online purchasing trends by generation.
Retrieved from.
https://mr.pricegrabber.com/Online_Purchasing_Trends_by_Generation_August_CB
R_2008.pdf Accessed January 2011.
Gruen, T. W., Summers, J. O., & Acito, F. (2000). Relationship marketing
activities,commitment, and membership behaviors in professional associations.
Journal of Marketing, 64(3), 34e49.
Khaldoon, et al. (2012). “Generation Y travelers’ commitment to online social
network websites”.
ANALISA KOMITMEN ENTREPRENEUR GENERASI Y
TERHADAP KOMUNITAS ONLINE DI INDONESIA
(studi kasus komunitas bisnis TDA)
PROPOSAL SKRIPSI
ARHAM HARYADI
1006810725
+628 1869 8484
Diajukan sebagai salah satu syarat dalam pengambilan skripsi
Depok, 2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Persaingan bisnis ke depannya akan semakin ketat dan kompleks. Hal itu
terlihat dari mulai banyaknya pelaku usaha yang lahir dan bermunculan di Indonesia.
Hal itu terlihat dari mulai banyaknya pelaku usaha yang lahir dan bermunculan di
Indonesia. Pada tahun 2012 jumlah ini mengalami peningkatan signifikan menjadi
1,55 persen dari jumlah penduduk. Padahal sebelumnya, prosentase pengusaha hanya
sebesar 0,36 persen
Jika ditinjau dari, Indonesia merupakan Negara yang karakter masayarakatnya suka
berkumpul kumpul atau bersosialisai yang kemudian membentuk komunitas.
Ada berbagai macam komunitas di Indonesia, mulai dari yang berbasis lokasi, hobby,
hingga kesukaan atau minat. (“inilah.com”). Perkembangan komunitas yang pesat di
Indonesia disertai dengan penetrasi Internet yang berhasil di adaptasi menjadi alat
penghubung sekaligus media pembentuk komunitas yang efektif dan efisien untuk
menyatukan banyak individu. hal ini dimanfaatkan brand untuk membangun
komunitas online.
Generation Y, yang juga dikenal sebagai “net generation” karena lebih terlibat dalam
kegiatan yang bersifat online seperti social networks, website log, dan hal hal lain
yang merupakan bagian dari social media, berdasarkan tahun mereka adalah yang
lahir antara 1978 dan 1994. Para peneliti sepakat bahwa generation Y adalah mereka
yang cerdas akan teknologi (tech-savvy) dan lebih terbiasa dengan online purchase
atau belanja online (Lester, Forman, & Loyd, 2006). Karakteristik Gen-Y yang
mencolok adalah haus akan achievement, prestasi-prestasi yang bisa menunjukkan
siapa jati dirinya. Untuk itu, aktualisasi diri sangat penting bagi Gen-Y.
Dengan semakin tingginya penetrasi penggunaan internet, Terlihat dari angka
pertumbuhan pengguna internet yang tercatat di dunia sebesar 566.4% dari tahun
2000 hingga 2012 (“Internetworldstats”). Pengguna internet di Asia yang mencapai
angka tertinggi di dunia yaitu sebesar 1.076.700 orang, terlihat pada tabel di bawah.
Dengan semakin banyaknya pengguna internet di dunia, maka komunikasi secara
global saat ini semakin dimudahkan dan terhubung antar penggunanya.
Bagaimana cara menarik dan mempertahankan pelanggan atau member yang sudah
ada secara online menjadi tantangan yang signifikan bagi brand maupun pengelola
komunitas. Pentingnya membentuk kepercayaan, peluang bisnis dalam komunitas
sehingga membangun komitmen di komunitas online salah satu alasannya adalah
potensi bisnis sebagai marketing tool yang menjanjikan mulai dari media promosi
hingga membentuk komunitas sebagai konsumen loyal.
Dengan melihat keunikan bisnis dalam berkomunitas yang tumbuh, berkembang dan
didukung oleh anggota komunitasnya, maka perlu diteliti lebih lanjut kaitan antara
peluang, resiko, dan kepercayaan antar anggota selaku konsumen yang tergabung
menjadi komunitas TDA terhadap loyalitas konsumen.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam rumusan masalah penelitian ini yang
dikemukakan sebagai berikut:
1. apakah dimensi komitmen yang paling berpengaruh dalam membangun &
mempertahankan hubungan pada anggota komunitas TDA?
2. apakah dimensi komitmen yang paling berpengaruh dalam membangun
kesetiaan anggota terhadap komunitas TDA?
3. apakah dampak yang ditimbulkan dari kemungkinan resiko, peluang, dan
kepercayaan terhadap kedua dimensi komitmen yang tercipta dalam anggota
komunitas TDA?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui dimensi komitmen yang paling berpengaruh dalam
membangun dan mempertahankan hubungan pada anggota komunitas TDA.
2. Untuk mengetahui dimensi komitmen yang paling berpengaruh dalam
membangun kesetiaan anggota terhadap komunitas TDA.
3. Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari kemungkinan resiko,
peluang, dan kepercayaan terhadap kedua dimensi komitmen yang tercipta
dalam anggota komunitas TDA?
1.4 Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini diharapkan memberi manfaat bagi:
1. Bagi Akademisi:
Sebagai acuan yang dapat menambah pemahaman dan masukan bagi berbagai
pihak dibidang marketing dalam ilmu marketing digital Khususnya studi yang
berkaitan dengan komunitas online dan hubungannya dengan loyalitas antar
anggotanya
2. Bagi Penulis dan Praktisi:
Diharapkan dapat memberikan saran dan masukan bagi perusahaan dan
institusi ataupun brand dalam bidang marketing dan humas dalam
meningkatkan kualitas engagement agar dapat loyalitas anggotanya.
1.5 Batasan Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini yaitu pada komunitas TDA yang dibentuk atas kesamaan
minat "entrepreneurship" dengan segmentasi generasi Y yakni mereka yang lahir pada
rentang kelahiran antara 1978 dan 1994.
1.6 Sistimatika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Bagian ini menjelaskan tentang latar belakang alasan yang menguatkan diangkatnya
penelitian ini. Bagian ini juga menjelaskan tentang permasalahan yang menjadi fokus
penelitian, tujuan dari penelitian ini dan signifikansi hingga batasan penelitian, serta
sistematika penulisan.
BAB II : KERANGKA TEORI DAN METODE PENELITIAN
Bagian kedua ini mengemukakan tentang tinjauan teori-teori dan konsep yang relevan
dengan tema yang diangkat dalam penelitian ini. Selain berisi tinjauan teori, bagian
ini juga mencakup konstruksi model teoritis, serta metode penelitian.
BAB III : GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
Bagian ini mengulas mulai dari sejarah dan profil komunitas TDA secara mendalam
dan kaitannya dengan tema penelitian. Cakupan dari bagian ini diantaranya adalah :
(1) Sejarah organisasi, (2) Visi, misi, dan nilai organisasi, (3) Jenis komunitas,
BAB IV : ANALISA KOMITMEN ENTREPRENEUR GENERASI Y
TERHADAP KOMUNITAS ONLINE DI INDONESIA(studi kasus komunitas
bisnis TDA)
Bagian ini menganalisis dan memaparkan hasil analisis dari komitmen yang paling
berpengaruh dalam membangun & mempertahankan hubungan serta kesetiaan pada
anggota komunitas TDA. Analisis ini juga berupaya menjelaskan dampak yang
ditimbulkan dari resiko, peluang dan kepercayaan yang dirasakan setiap angoota
komunitas TDA terhadap loyalitas mereka pada komunitas
apakah dampak yang ditimbulkan dari kemungkinan resiko, peluang, dan kepercayaan
terhadap kedua dimensi komitmen yang tercipta dalam anggota komunitas TDA?
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Bagian terakhir ini memaparkan kesimpulan dari hasil penelitian serta saran yang
terkait dengan hasil penelitian.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan tujuan untuk
memperoleh gambaran mengenai apa dan bagaimana faktor faktor yang
mempengaruhi komitmen entrepreneur generasi Y pada komunitas TDA.
Penelitian ini juga bersifat kausal, yaitu untuk melihat pengaruh sebab akibat
antara komitmen berserta dimensinya serta perilaku konsumen entrepreneur generasi
Y pada komunitas TDA. Dengan melalui penelitian ini peneliti ingin mengetahui dan
menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi komitmen entrepreneur generasi Y
pada komunitas online TDA berdasarkan model yang dibuat oleh Khaldoon, et al.
(2012). Dalam “Generation Y travelers’ commitment to online social network
websites”.
Model ini digunakan karena telah teruji secara empiris. Hasil dari penelitian
diharapkan dapat berguna bagi para akademisi, pengusaha, maupun brand dalam
indsutri yang berniat untuk membangun komunitas online. Sebagai masukan dalam
penyusunan strategi pemasaran para pengusaha ataupun berbagai komunitas online
sejenis dalam menghadapi persaingan serta dinamisme lingkungan yang terus berubah
Metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah metode kuantitatif.
Metode kuantitatif digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,
teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan
data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik
dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2009, p13).
Penelitian kuantitatif akan dilakukan satu kali dalam satu periode (single
crosssection) (Malhotra, 2004). Pengumpulan data dilakukan melalui teknik survey
kuesioner kepada responden. kemudian data yang diperoleh akan diolah dengan
metode statistik menggunakan program LISREL dimana setiap indikator pada
kuisioner penelitian ini mengacu kepada jurnal acuan Khaldoon, et al. (2012). Dalam
“Generation Y travelers’ commitment to online social network websites”.
Berikut flowchart penelitian:
Gambar 3.1 Flowchart Penelitian
Identifikasi Masalah
Tujuan Penelitian
Proposal Penelitian
Jurnal
Kerangka
Pemikiran &
Studi Literatur
Metodelogi
Penelitian &
Operasionalisasi
Sampling
Pretest
Uji Validitas
Uji
Design Kuesioner
Pengumpulan Data
Analisis Data
Pembahasan
Analisis Deskriptif
Analisis SEM
Analisis CFA
Structural Relationships
Measurement Model
Uji Hipotesis
Kesimpulan &
Saran
3.2 Model Konseptual
Berdasarkan pertimbangan setiap konsep yang telah dibahas, maka peneliti
menggunakan model yang akan diuji. Dimana model ini adalah replikasi dari jurnal
Khaldoon, et al. (2012). Dalam “Generation Y travelers’ commitment to online social
network websites”. yang telah teruji secara empiris.
Gambar 3.2 Model Konseptual Penelitian
3.3 Hipotesis Penelitian
H1 : Affective commitment secara positif memiliki hubungan terhadap kesetiaan pada
komunitas TDA
H2: Calculative commitment secara positif memiliki hubungan terhadap kesetiaan pada
komunitas TDA
H3 : Perceived utility secara positif memiliki hubungan terhadap Affective commitment pada
komunitas TDA
H4 : Perceived utility secara positif memiliki hubungan terhadap calvulative commitment
pada komunitas TDA
H5 : Perceived risks secara positif memiliki hubungan terhadap Affective commitment pada
komunitas TDA
H6 : Perceived riks secara positif memiliki hubungan terhadap calvulative commitment pada
komunitas TDA
H7 : Perceived trust secara positif memiliki hubungan terhadap Affective commitment pada
komunitas TDA
H8 : Perceived trust secara positif memiliki hubungan terhadap calvulative commitment pada
komunitas TDA
3.4 Operasionalisasi Variabel Penelitian
Operasional variabel adalah penentuan suatu construct (hal-hal yang sulit
diukur) sehingga ia menjadi variabel atau variabel-variabel yang dapat diukur.
Definisi operasional menjelaskan cara tertentu yang dapat digunakan oleh peneliti
dalam mengoperasionalkan construct, sehingga memungkinkan peneliti yang lain
untuk melakukan replikasi (pengulangan) pengukuran dengan cara yang sama, atau
mencoba untuk mengembangkan cara pengukuran construct yang lebih baik. Berikut
operasionalisasi variabel penelitian:
3.4.1 Variable Terikat
1. Loyalty (kesetiaan)
2. Affective commitment (komitmen afeksi)
3. Calculative commitment (komitmen kognitif)
3.4.2 Variable Bebas
1. Komponen Perceived utility
Dimensi perceived utilities for the organization
Dimensi perceived utilities for the individual.
Intrinsik dan Ekstrinsik reward seperti produk review yang berupa
saran dari sesame anggota member
2. Komponen Perceived Risk
Berhubungan dengan hal yang terkait privacy, manipulasi data, dan akses
data.
3. Komponen perceived Trust
3.5 Jenis dan Sumber Data Penelitian
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data jenis “self-report
data” atau data subyek. Dengan demikian, penelitian ini akan memanfaatkan data
yang dilaporkan sendiri oleh responden secara individual dimana responden akan
memberikan respon tertulis atau respon verbal sebagai tanggapan atas pertanyaan
yang diberikan oleh peneliti.
Sumber data penelitian ini diperoleh dari data primer dan sekunder. Data primer akan
dikumpulkan peneliti dalam bentuk jawaban / isian kuesioner peneliti berbasis konten
berupa opini / persepsi individual responden. Data primer dalam penelitian ini akan
diperoleh melalui kuesioner yang diberikan kepada responden yang dalam hal ini
adalah para anggota komunitas TDA dengan batasan status entrepreneur atau pemilik
merek yang positif memiliki karakter gen-Y. Sedangkan data sekunder yang
dibutuhkan akan berupa catatan, artikel, atau pun laporan historis dari founding father
komunitas TDA.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
3.6.1 Riset Lapangan
Riset lapangan penelitian yang dilakukan bersifat langsung pada objek
penelitian yaitu pada anggota komunitas TDA Jakarta, depok, dan Jakarta selatan.
Dalam penelitian ini data diperoleh melalui:
1. Angket (kuesioner) Yaitu pengumpulan sebagai data premier dalam bentuk
sejumlah pertanyaan tertulis kepada responden yang akan menggunakan
metode sampling. Pembagian kuesioner akan diberikan kepada anggota
komunitas TDA.
2. Pengamatan. Peninjauan secara langsung dengan terlibat aktif dalam
komunitas TDA.
3.6.2 Studi Kepustakaan.
Membaca literatur seperti buku maupun jurnal, penelitian terdahulu serta sumber
lainnyan yang berhubungan dengan masalah-masalah yang akan dianalisis dan
menunjang dalam penyusunan skripsi.
3.6.3 Populasi dan Teknik Sampling
Bagian ini akan menjelaskan populasi, sampel, dan teknik sampling digunakan
dalam rangka mengumpulkan data penelitian untuk diolah:
3.7.1 Populasi
Menurut Malhotra (2007), populasi adalah jumlah dari keseluruhan elemen
yang sama-sama memiliki seperangkat karakteristik tertentu dan meliputi alam
semesta yang bertujuan untuk menjawab permasalahan riset pemasaran. Dalam hal ini
populasi dalam penelitian ini adalah anggota komunitas TDA dengan preferensi
sebagai seorang entrepreneur dengan karakteristik gen-Y.
3.7.2 Sampling
Sampel merupakan subgroup dari sebuah populasi yang dipilih untuk berpartisipasi
dalam suatu studi (Malhotra, 2007). Teknik sampling yang digunakan adalah
nonprobability sampling.
Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan
rumus Taro Yamane dalam (Ridwan, 2011) sebagai berikut :
N
n =
Dimana:
N.d2 + 1
n
= Jumlah sampel
N
= Jumlah populasi
d2
= Presisi yang ditetapkan
3.8 Instrumen Penelitian
Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian adalah kuesioner yang dapat
memberikan data-data atribut yang membentuk kesiapan pada tingkat individu.
Kuesioner adalah kumpulan pertanyaan yang disusun untuk mendapatkan informasi
dari responden (Malhotra, 2007). Kuesioner ditujukan pada responden yaitu anggota
komunitas TDA dengan spesifikasi entrepreneur generasi Y. Tujuannya untuk
mengetahui
bagaimana
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
komitmen
para
entrepreneur generasi Y atau dikenal sebagai “net generation” di komunitas TDA
terhadap loyalitas mereka.
3.8.1 Pengukuran Variabel
Bentuk pertanyaan yang digunakan dalam kuesioner nantinya adalah
Structured Non Disguised yaitu suatau bentuk pertanyaan yang merupakan kombinasi
pilihan ganda yang berpedoman pada Skala Likert. Digunakan sebagai pengukur
sikap, pendapat, dan persepsi setiap responden.
Skala likert dapat memungkinkan responden untuk mengekspresikan tingkat
kesetujuannya atau ketidaksetujuannya pada pernyataan yang terkait dengan suatu
objek tertentu.
Kenapa menggunakan skala likert? pertama skala likert ini adalah relative
mudah dibuat, dibagikan dan dipahami. Sementara kekurangan dari skala likert
sendiri adalah banyak memakan waktu (Malhotra,2007). Bentuk penilaian jawaban
kuesionar menggunakan pembobotan dengan 7 buah skala yaitu :
Tabel Bobot dan Kategori Pengukuran data
Kategori
Bobot
Sangat Tidak Setuju
1
Tidak Setuju
2
Agak Tidak Setuju
3
Biasa Saja
4
Agak Setuju
5
Setuju
6
Sangat Setuju
7
3.8.2 Format Kuesioner
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tiga bagian:
1. Pendahuluan. Kuesioner diawali dengan pendahuluan singkat yang terdiri dari
identitas peneliti, tujuan penelitian, dan meminta kesediaan calon responden untuk
berpartisipasi dalam penelitian.
2. Scaled response question, yaitu suatu bentuk pertanyaan yang menggunakan skala
dalam mengukur dan mengetahui sikap responden terhadap setiap pertanyaan di
kuesioner. Kuesioner menggunakan skala likert dengan 7 poin, mulai dari 1 yang
berarti sangat tidak setuju hingga 7 yang berarti sangat setuju.
3. Close ended question, suatu bentuk pertanyaan dengan alternatif jawaban yang
ditujukan untuk mengetahui karakteristik responden.
3.9 Metode Analisis Data
3.9.1 Structural Equation Modeling
Structual Equation Model (SEM) adalah suatu teknik statistik yang
memungkinkan peneliti untuk menganalisis variabel latent, variabel indikator serta
kesalahan pengukuran secara langsung. Dengan SEM memungkinkan peneliti untuk
dapat menganalisis hubungan antara variabel latent dengan variabel indikatornya,
hubungan antara variabel latent yang satu dengan variabel latent yang lain, hingga
mengetahui margin kesalahan pengukuran.
Disamping hubungan kasual searah, SEM juga memungkinkan bagi peneliti
untuk menganalisis hubungan dua arah yang sering kali muncul dalam ilmu sosial dan
perilaku.
SEM
termasuk
keluarga
multivariate
statistics
dependensi
yang
memungkinkan dilakukannya analisis satu atau lebih variabel independen dengan satu
lebih variabel independen yang dilibatkan boleh berbentuk variabel kontinu ataupun
diskrit, dalam bentuk variabel latent atau teramati.
Dalam prakteknya, SEM merupakan gabungan dari dua metode statistika yang
terpisah yang melibatkan analisis faktor (factor analysis) yang dikembangkan di
psikologi dan psikometri dan model persamaan simultan (simultaneous equation
modelling) yang dikembangkan di ekonometrika.
SEM – Structural Equation Model, merupakan model multivariat yang berupa
analisis persamaan struktural. Untuk membuat permodelan yang lengkap, ada
beberapa langkah yang perlu dilakukan. Langkah-langkah tersebut akan diuraikan
sebagai berikut.
1. Pengembangan Model Teoritis.
Pengembangan model teoritis merupakan langkah pencarian atau pengembangan
sebuah model yang mempunyai teoritis yang kuat yang diperoleh dari ekplorasi
ilmiah melalui telaah pustaka yang intens (Ferdinand, 2002). Proses ini telah
dideskripsikan pada bab pertama dan kedua dalam penelitian ini.
2. Pengembangan Diagram Alur.
Path diagram ini akan mempermudah peneliti melihat hubungan-hubungan
kausalitas yang akan diuji (Ferdinand, 2002). Model penelitian ini menunjukkan
adanya kostruk-konstruk eksogen dan endogen.
3. Evaluasi Model.
Langkah ini untuk mengevaluasi kesesuaian model melalui telaah terhadap
berbagai kriteria goodness-of-fit. Tindakan pertama yang dilakukan adalah
mengevaluasi apakah data yang digunakan dapat memenuhi asumsi-asumsi SEM,
seperti ukuran sampel, normalitas dan linearitas, outlier (univariate dan
multivariate), serta multicollinearity dan singularity. Sedangkan tindakan kedua
yang harus dilakukan adalah menguji kesesuaian dan menguji statistik. Untuk itu
diperlukan beberapa indeks kesesuaian dan cut-off value untuk digunakan dalam
menguji apakah sebuah model dapat diterima atau ditolak.
a. RMSEA – The Root Mean Square Error of Approximation. Adalah sebuah
indeks yang digunakan untuk mengkompensasi chi-square statistic dalam
sampel besar (Ferdinand, 2002, hal.56). Nilai RMSEA menunjukkan
goodness-of-fit yang diharapkan bila model diestimasi dalam populasi. Nilai
RMSEA yang kecil atau sama dengan 0,08 merupakan indeks untuk dapat
diterimanya model dan hal ini menunjukkan close fit dari model berdasarkan
derajat bebas separti yang dikemukakan oleh Browne dan Cudeck (1993)
dalam Ferdinand (2002).
b. Chi-Square. Model yang akan diuji akan dipandang baik atau memuaskan bila
nilai chi-square nya rendah. Semakin kecil nilai χ2 semakin baik model itu
(karena dalam uji beda chi-square, χ2=0 berarti tidak ada perbedaan, dan H0
diterima) dan diterima bila probabilitas dengan cut-off value sebesar p>0,05
atau p>0,10 sebagaimana yang dipakai Hulland et al (Ferdinand, 2002).
c. GFI – Goodness-of-Fit Index. Merupakan indeks kesesuaian yang akan
menghitung proporsi tertimbang dari varians dalam matriks kovarian sampel
yang dijelaskan oleh matriks kovarians populasi yang terestimasikan. Makin
tinggi nilai dalam indeks ini meka akan semakin “better fit” Tanaka dalam
Ferdinand, 2002). Nilai dalam GFI berkisar antara 1 – 10.
d. AGFI – Adjusted Goodness-of-Fit Index. Merupakan tingkat penerimaan yang
disarankan apabila AGFI memiliki nilai yang sama dengan atau lebih besar
dari 0,90 (Hair et al., 1995; Hulland et. Al., 1996 dalam Ferdinand, 2002).
e. CMIN/DF. Merupakan The Minimum Sample Discrepacy Function yang
dibagi dengan degree of freedom. CMIN/DF tidak lain adalah statistik
chisquare, χ2 dibagi DF-nya sehingga disebut χ2 relatif. Bila nilai χ2 kurang
dari 2,0 atau 3,0 maka menunjukkan indikasi dari acceptable fit antara model
dan data Arbuckle, 1997 dalam Ferdinand, 2002).
f. TLI – Tucker Lewis Index. Adalah sebuah alternatif incremental fit index yang
membandingkan sebuah model yang diuji terhadap sebuah baseline model.
Nilai yang direkomendasikan sebagai acuan untuk diterimanya sebuah model
adalah penerimaan lebih besar sama dengan 0,95 (Hair, dalam Ferdinand,
2002).
g. CFI
–
Comparative Fit Index.
Bila
nilainya
mendakati
1
maka
mengindikasikan tingkat fit yang paling tinggi (Arbuckle dalam Ferdinand
2002, hal.60). Nilai yang direkomendasikan bagi CFI adalah lebih besar atau
sama dengan 0,95.
Tabel Indeks Goodness-of-Fit
Fit Measure
Cut-off Value
χ2 – Chi-square
0 ≤ X2 ≤ 2df
p value
.05 < p ≤ 1.00
Significance Probability
≥0,05
RMSEA
≤0,08
GFI
≥0,90
AGFI
≥0,90
TLI
≥0,95
CMIN/DF
≤2,00
CFI
≥0,95
Note. AGFI = Adjusted Goodness-of-Fit-Index, AIC = Akaike Information
Criterion, CAIC = Consistent AIC, CFI = Comparative Fit Index, ECVI =
Expected Cross Validation Index, GFI = Goodness-of-Fit-Index, NFI = Normed Fit
Index,
DAFTAR PUSTAKA
Khaldoon, et al. (2012) Generation Y travelers’ commitment to online social network
websites.
Malhotra, Naresh K. (2007). Marketing Research: An applied Orientation (5th ed).
New Jersey: Pearson Pretince-Hall.
Wijanto, Setyo Hari. (2008). Structural Equation Modeling dengan Lisrel 8.8 (1st ed).
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Consumer Behavior Report. (2008). Online purchasing trends by generation.
Retrieved from.
https://mr.pricegrabber.com/Online_Purchasing_Trends_by_Generation_August_CB
R_2008.pdf Accessed January 2011.
Gruen, T. W., Summers, J. O., & Acito, F. (2000). Relationship marketing
activities,commitment, and membership behaviors in professional associations.
Journal of Marketing, 64(3), 34e49.
Khaldoon, et al. (2012). “Generation Y travelers’ commitment to online social
network websites”.