Article Text 86 1 10 20180226
PENGARUH FAKTOR MAKRO EKONOMI TERHADAP
PROVITABILITAS PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
PERIODE 2013-2015
Oleh:
Septian Yudha Kusuma
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor makro ekonomi menggunakan variabel inflasi,
suku bunga dan produk domestik bruto terhadap provitabilitas menggunakan ROA perbankan syariah di
Indonesia periode 2013-2015.
Teknik sample yang digunakan adalah purposive sample dengan jumlah sample sebanyak 11 bank
syariah dan 116 data yang diolah dalam penelitian. Teknik analisis data yang dilakukan pada penelitian ini
adalah dengan regresi berganda yang mana sebelumnya telah dilakukan uji asumsi klasik. Hasil Uji F secara
bersama-sama inflasi, suku bunga dan produk domestik bruto berpengaruh terhadap ROA perbankan syariah.
Hasil Uji T menunjukkan tidak ada satupun variabel independen yang berpengaruh terhadap ROA
2
perbankan syariah. Sedangkan, nilai koefisien determinasi (R ) didapatkan hasil 0,116 atau 11,6%.
Kata kunci: inflasi, suku bunga, produk domestik bruto, provitabilitas, ROA, perbankan syariah.
PENDAHULUAN
Dalam UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan juga menjelaskan definisi
Perbankan sebagai perantara antara pihak yang kekurangan dana dan pihak yang
kelebihan dana. Sistem perbankan sebagai lembaga perantara keuangan, memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap distribusi kekayaan dalam masyarakat, masalah
kemiskinan serta eliminasi keadilan sosial (Kamla & Rammal, 2013). Salah satu
argumen utama dalam penciptaan perbankan syariah adalah memberikan
pelayanan kepada masyarakat miskin (Kamla & Rammal, 2013), karena masyarakat
miskin biasanya dianggap oleh bank-bank konvensional sebagai peminjam yang
sangat berisiko karena sulit dalam menilai kelayakan kredit, selain itu juga
ketidakmampuan untuk memberikan jaminan kepada bank sehingga muncul potensi
risiko (Dusuki, 2008).
Reputasi perbankan syariah semakin menguat pasca krisis keuangan global
yang terjadi baru-baru ini. Meningkatnya pengakuan terhadap produk keuangan
Islam di beberapa lembaga keuangan serta asuransi di Eropa dan Amerika setelah
krisis keuangan telah membuktikan proyeksi ini. Keuangan Islam telah mencapai
pertumbuhan yang substansial dalam dua dekade terakhir, yakni sekitar 14% dalam
15 tahun terakhir (Farook, Hassan, & Lanis, 2011). Krisis moneter yang terjadi pada
1998 telah membuat beberapa bank konvensional dilikuidasi karena sistem
bunganya. Namun, perbankan syariah justru tetap berdiri tegak dan mampu
bertahan, terbukti salah satu keberhasilan perbankan syariah dapat dilihat dari
keberhasilan Bank Muamalat dapat melewati krisis tanpa bantuan pemerintah, justru
mampu mencatatkan laba Rp. 300 M lebih (Swandayani & Kusumaningtias, 2012).
Salah satu indikator penilaian kinerja keuangan bank adalah tingkat
profitabilitas (Sahara, 2013). Dalam pengukuran tingkat profitabilitas dapat
menggunakan Return of Asset (ROA) (Hong, 2015; Sahara, 2013; Swandayani &
Kusumaningtias, 2012). Berdasarkan Surat Edaran BI No.3/30/DPNP tanggal 14
Desember 2001, ROA merupakan ukuran kinerja keuangan bank dalam
memperoleh laba sebelum pajak yang berasal dari total aset bank. ROA merupakan
metode pengukuran yang paling obyektif yang didasarkan pada data akuntansi yang
tersedia pada laporan keuangan serta besarnya ROA dapat mencerminkan hasil dari
serangkaian kebijakan perusahaan terutama perbankan (Swandayani &
Kusumaningtias, 2012).
10
Jurnal Bingkai Ekonomi (JBE) Volume 1 Nomor 2 Agustus 2016
Dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya, bank tidak terlepas dari
pengaruh kondisi perekonomian (Swandayani & Kusumaningtias, 2012). Dalam
bukunya, Sukirno (2006) menuliskan bahwa faktor makro ekonomi terdiri dari produk
domestik bruto dan produk nasional bruto, gross domestik produk, tingkat
pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, tingkat pengangguran, nilai tukar valas, jumlah
uang beredar dan suku bunga. Penelitian ini menggunakan faktor makro ekonomi
yaitu inflasi, suku bunga dan produk domestik bruto sesuai penelitian terdahulu
sebagai faktor yang dapat mempengaruhi profitabilitas (Hong, 2015; Sahara, 2013;
Stiawan, 2009; Swandayani & Kusumaningtias, 2012).
Dalam praktiknya, bank cukup berpengaruh terhadap inflasi. Menurut
Swandayani & Kusumaningtias (2012), jika suatu negara mengalami inflasi yang
tinggi dapat menyebabkan naiknya tingkat konsumsi, sehingga dapat mempengaruhi
pola saving dan pembiayaan pada masyarakat. Penelitian Hong (2015) pada Bank
Islam di Malaysia pada 2007-2011 menunjukkan hasil yang signifikan ke arah negatif
terhadap profitabilitas bank. Namun berbeda dengan hasil penelitian Sahara (2013)
pada Bank Syariah di Indonesia tahun 2008-2010 menunjukkan bahwa inflasi
mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap ROA perbankan syariah. Hasil
penelitian didukung oleh penelitian Demirgüç-Kunt & Huizinga (1999) yang
menunjukkan hasil bahwa inflasi berpengaruh tidak signifikan ke arah positif
terhadap profitabilitas bank dengan syarat bank mampu menaikkan tingkat
bunganya lebih cepat daripada biaya yang timbul akibat inflasi.
Variabel lain yang mempengaruhi tingkat profitabilitas adalah suku bunga
Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Karim (2002) dalam Swandayani & Kusumaningtias
(2012) menjelaskan bahwa penentuan tingkat bagi hasil baik dalam pendanaan
maupun pembiayaan, bank syariah masih berpatokan pada tingkat suku bunga
umum sebagai equivalent rate atau benchmark dalam penentuan margin dalam bagi
hasil. Meningkatnya suku bunga pada bank konvensional akan menyebabkan
nasabah akan memindahkan dananya ke bank konvensional. Naiknya suku bunga
bank konvensional berakibat terhadap sumber dana pihak ketiga bank syariah.
Penurunan dana pihak ketiga pada bank syariah yang disebabkan oleh pemindahan
dana tersebut tentunya berpengaruh terhadap kegiatan operasional bank syariah
berkaitan dengan pembiayaan dan penyaluran dana. Jika hal tersebut terjadi, maka
pendapatan dan profit bank akan menurun. Sejalan dengan teori, penelitian
Swandayani & Kusumaningtias (2012) serta Sahara (2013) menemukan bahwa suku
bunga berpengaruh terhadap ROA. Namun hasil penelitian Dwijayanthy & Naomi
(2009) memiliki hasil yang berbeda, yaitu suku bunga tidak berpengaruh terhadap
profitabilitas bank.
Faktor ekonomi makro lain yang dapat mempengaruhi profitabilitas adalah
produk domestik bruto (PDB). Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Hassan &
Bashir (2003) pada Bank Islam di dunia. Hasil penelitian menjelaskan bahwa semua
variabel makro ekonomi berpengaruh terhadap profitabilitas bank. Dengan
mengasumsikan bahwa Bank Islam melakukan usaha tidak dengan menggunakan
prinsip bunga serta lebih ke arah investasi riil dengan prinsip bagi hasil. Sehingga,
lesunya perekonomian yang disebabkan karena inflasi dan pertumbuhan PDB suatu
negara akan menyebabkan semakin meningkatnya risiko dan juga profit bank dari
investasi. Hasil penelitian juga didukung penelitian lainnya yang menjelaskan bahwa
PDB berpengaruh terhadap profitabilitas bank (Hong, 2015; Muharam, 2009;
Sahara, 2013; Sodiq, 2016; Utami, 2008). Hasil tersebut bertolak belakang dengan
penelitian Stiawan (2009) yang menunjukkan bahwa PDB tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap profitabilitas bank syariah selama periode 2005 - 2008.
11
Jurnal Bingkai Ekonomi (JBE) Volume 1 Nomor 2 Agustus 2016
Dengan adanya fenomena pada perbankan syariah Indonesia didukung oleh
research gap, maka fokus penelitian ini adalah “Bagaimana pengaruh inflasi, suku
bunga dan produk domestik bruto secara simultan dan pasrial berpengaruh terhadap
profitabilitas perbankan syariah di Indonesia periode 2012-2014”. Sedangkan tujuan
yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh
inflasi, suku bunga dan produk domestik bruto secara simultan dan pasrial terhadap
profitabilitas perbankan syariah di Indonesia periode 2013-2015.
LANDASAN TEORI
Profitabilitas
Profitabilitas atau kinerja keuangan bank merupakan suatu ukuran yang
menggambarkan tingkat kondisi keuangan bank (Sahara, 2013). Dalam menilai
profitabilitas bank secara kuantitatif, acuan yang dapat digunakan adalah sesuai
dengan Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004, terdapat
delapan indikator yang dapat digunakan untuk menilai tingkat profitabilitas, yaitu
Return on asset, Return on equity, Net interest margin, Biaya operasional
dibandingkan dengan pendapatan operasional, Perkembangan laba operasional,
Komposisi portofolio aktiva produktif dan diversifikasi pendapatan, Penerapan
prinsip akuntansi dalam pengakuan pendapatan, dan Prospek laba operasional.
Penelitian ini menggunakan salah satu indikator profitabilitas, yaitu ROA sesuai
penelitian terdahulu (Hassan & Bashir, 2003; Hong, 2015; Sahara, 2013; Sodiq,
2016; Stiawan, 2009; Swandayani & Kusumaningtias, 2012). ROA merupakan salah
satu rasio profitabilitas yang dapat digunakan untuk mengukur efektivitas
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan total aset yang
dimilikinya (Sodiq, 2016).
Indikator kesehatan bank syariah tertuang dalam Surat Edaran No.9/24/DPBS
tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Perbankan Syariah. Bank Indonesia
menetapkan ROA minimal sebesar 1.26% atau lebih besar dari 1.25% untuk
menentukan suatu bank yang sehat, atau dapat dikatakan jika lebih besar ROA,
semakin besar pula tingkat pengembaliannya. Perhitungan ROA sesuai dengan
Surat Edaran BI No.3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001, ROA diperoleh dari laba
sebelum pajak dibandingkan dengan total aset bank.
Inflasi
Muharam (2009) mendefinisikan inflasi menurut para ahli yaitu adanya
kenaikan harga yang terjadi terhadap harga-harga barang secara umum serta
berlangsung cukup lama. Kenaikan harga yang terjadi hanya dari satu atau dua
macam barang saja tidaklah dapat dikatakan sebagai inflasi, kecuali jika kenaikan
tersebut membawa dampak terhadap kenaikan harga sebagian besar barangbarang lainnya (Swandayani & Kusumaningtias, 2012).
Sodiq (2016) mengemukakan bahwa jika kenaikan harga terjadi, maka
masyarakat cenderung menggunakan uang dalam bentuk cash yang digunakan
untuk membeli barang-barang dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,
bahkan jika terjadi kenaikan harga yang cukup tinggi dapat mendorong masyarakat
melakukan pencairan dananya secara besar-besaran dari bank (rush), masyarakat
cenderung menyimpan kekayaannya dalam bentuk asset tidak bergerak yang
nilainya cenderung semakin meningkat dari tahun ke tahun dan hal ini dapat
menurunkan pendapatan bank yang pada akhirnya juga akan menurunkan ROA
bank.
12
Jurnal Bingkai Ekonomi (JBE) Volume 1 Nomor 2 Agustus 2016
Selaras dengan teori, penelitian Hong (2015) pada Bank Islam di Malaysia
pada 2007-2011 menunjukkan hasil yang signifikan ke arah negatif terhadap
profitabilitas bank. Namun berbeda dengan hasil penelitian Sahara (2013) pada
Bank Syariah di Indonesia tahun 2008-2010 menunjukkan bahwa inflasi mempunyai
pengaruh yang signifikan positif terhadap ROA perbankan syariah. Hasil penelitian
lain dilakukan oleh penelitian Demirgüç-Kunt & Huizinga (1999) yang menunjukkan
hasil bahwa inflasi berpengaruh tidak signifikan ke arah positif terhadap profitabilitas
bank dengan syarat bank mampu menaikkan tingkat bunganya lebih cepat daripada
biaya yang timbul akibat inflasi.
H1: Inflasi berpengaruh terhadap ROA
Suku Bunga
Perkembangan tingkat suku bunga yang tidak wajar akan secara langsung
mengganggu perkembangan perbankan (Dwijayanthy & Naomi, 2009). Penentuan
tingkat bagi hasil baik dalam pendanaan maupun pembiayaan, bank syariah masih
mengacu pada tingkat suku bunga umum sebagai equivalent rate atau benchmark
dalam penentuan margin bagi hasil (Karim, 2002 dalam Swandayani &
Kusumaningtias, 2012). Peningkatan suku bunga pada bank konvensional akan
menyebabkan nasabah memindahkan dananya ke bank konvensional. Naiknya suku
bunga bank konvensional berdampak terhadap sumber dana pihak ketiga bank
syariah yang menurun disebabkan oleh pemindahan dana tersebut yang tentunya
berpengaruh terhadap kegiatan operasional bank syariah berkaitan dengan
pembiayaan dan penyaluran dana. Jika hal tersebut terjadi, maka pendapatan dan
profit bank akan menurun.
Sejalan dengan hal tersebut, penelitian Swandayani & Kusumaningtias (2012)
serta Sahara (2013) menemukan bahwa suku bunga berpengaruh terhadap ROA.
Namun hasil penelitian Dwijayanthy & Naomi (2009) memiliki hasil yang berbeda,
yaitu suku bunga tidak berpengaruh terhadap profitabilitas bank.
H2: Suku bunga berpengaruh terhadap ROA
Produk Domestik Bruto
Produk Domestik Bruto atau PDB merupakan nilai barang dan jasa yang
diproduksi dalam negara dengan menggunakan faktor-faktor produksi yang dimiliki
oleh penduduk/perusahaan negara (Sukirno, 2003). Kenaikan nilai PDB pada suatu
negara menunjukkan peningkatan kesejahteraan masyarakatnya, dan tentunya juga
berdampak pada peningkatan permintaan secara agregat, dan sudah semestinya
juga diimbangi dengan pertumbuhan ekonomi di sektor riil, peningkatan
kesejahteraan masyarakat tentu akan diikuti juga dengan peningkatan tabungan
masyrakat pada bank, dan akan berpengaruh secara positif terhadap pendapatan
bank, yang akan meningkatkan ROA pada bank (Sodiq, 2016).
Penelitian yang menguji pengaruh PDB terhadap profitabilitas dilakukan oleh
Hassan & Bashir (2003) pada Bank Islam di dunia. Hasil penelitian menjelaskan
bahwa semua variabel makro ekonomi berpengaruh terhadap profitabilitas bank.
Dengan asumsi Bank Islam melakukan usaha tanpa menggunakan prinsip bunga
serta lebih ke arah investasi riil dengan prinsip bagi hasil. Oleh sebab itu, lesunya
perekonomian disebabkan karena inflasi dan pertumbuhan PDB suatu negara dapat
menyebabkan peningkatan risiko dan keuntungan bank dari investasi. Hasil
penelitian juga didukung oleh penelitian lainnya yang menjelaskan bahwa PDB
berpengaruh terhadap profitabilitas bank (Hong, 2015; Muharam, 2009; Sahara,
2013; Sodiq, 2016; Utami, 2008). Namun, hasil tersebut bertolak belakang dengan
13
Jurnal Bingkai Ekonomi (JBE) Volume 1 Nomor 2 Agustus 2016
penelitian Stiawan (2009) yang menunjukkan bahwa PDB tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap profitabilitas bank syariah selama periode 2005 - 2008.
H3: Produk Domestik Bruto berpengaruh terhadap ROA
METODE PENELITIAN
Sampel dan Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah perbankan syariah yang terdaftar di Bank
Indonesia pada tahun 2013-2015. Sampel penelitian diambil secara purposive
sampling yaitu metode dimana pemilihan sampel pada karakteristik populasi yang
sudah diketahui sebelumnya dengan kriteria sebagai berikut :
1.
Bank syariah merupakan Bank Umum Syariah (BUS).
2.
Bank Syariah tersebut membuat laporan keuangan triwulan pada periode
2013–2015 dan telah dipublikasikan di Bank Indonesia.
3.
Data untuk penelitian tersedia antara tahun 2013-2015.
4.
Bank syariah yang menghasilkan ROA yang positif
Dari kriteria diatas terdapat 11 bank syariah yang digunakan dalam penelitian
dengan total sampel sebanyak 116.
Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu variabel dependen
dan variabel independen. Variabel independen selanjutnya dinyatakan dengan
simbol X dan variabel dependen dinyatakan dengan simbol Y. Berikut dijelaskan
definisi operasional beserta pengukuran masing-masing variabel penelitian:
1. Variabel Independen (X)
Varibel independen dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel, yaitu:
a. Inflasi (X1)
Muharam (2009) mendefinisikan inflasi menurut para ahli yaitu adanya
kenaikan harga yang terjadi terhadap harga-harga barang secara umum
serta berlangsung cukup lama. Penghitungan inflasi dilakukan dengan
menghitung nilai indeks harga konsumen yaitu dengan menggunakan
rumus (Sodiq, 2016):
b. Suku Bunga (X2)
Suku bunga yang digunakan dalam penelitian ini adalah suku bunga
Sertifikat Bank Indonesia dalam jangka waktu 30 hari atau 1 bulan.
c. Produk Domestik Bruto (X3)
Produk Domestik Bruto atau PDB merupakan nilai barang dan jasa
yang diproduksi dalam negara dengan menggunakan faktor-faktor
produksi yang dimiliki oleh penduduk/perusahaan negara (Sukirno, 2003).
PDB diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS).
2. Variabel Dependen
Varibel dependen dalam penelitian ini adalah variabel profitabilitas
menggunakan ROA dengan rumus sebagai berikut (Swandayani &
Kusumaningtias, 2012):
14
Jurnal Bingkai Ekonomi (JBE) Volume 1 Nomor 2 Agustus 2016
Metode Analisis
Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis, yakni pengaruh variabel
independen yang terdiri dari inflasi, suku bunga dan produk domestik bruto terhadap
variabel dependen yaitu provitabilitas. Teknik analisis data yang dilakukan pada
penelitian ini adalah dengan regresi berganda sebagai berikut: a) Perhitungan
variabel dependen dan variabel independen, b) Uji Normalitas, c) Uji Asumsi Klasik,
d) Analisis regresi berganda, e) Uji hipotesis simultan (F) dan parsial (t), dan f)
Koefisien determinasi (R2). Persamaan regresi berganda pada penelitian ini
disajikan sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 +b3X3 + e
Di mana:
Y = Profitabilitas
a = Konstanta
b = Koefisien regresi
X1 = Inflasi
X2 = Suku Bunga
X3 = Produk Domestik Bruto
e = Error
Sumber data sekunder digunakan dalam penelitian ini, yaitu berupa laporan
keuangan, terutama laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi komprehensif
bank syariah yang diperoleh dari website masing-masing bank. Selain itu, data
penelitian juga diperoleh dari situs resmi Bank Indonesia (www.bi.go.id) dan Badan
Pusat Statistik (www.bps.go.id).
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 1
Hasil Penelitian
Variabel Y
ROA
Variabel X
Inflasi
Suku Bunga
PDB
Sumber: Data yang diolah (2016)
Nilai Sig. F
Nilai Sig. t
0,01
0,437
0,431
0,115
Koefisien
Determinasi
0,116
Berdasarkan tabel 1 diatas dapat diambil keputusan dari hasil penelitian berikut
ini:
a. Ada pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara inflasi, suku bunga
dan produk domestik bruto terhadap profitabilitas perbankan syariah tahun 20132015.
b. Secara pasrial (individual), tidak ada satupun variabel independen: inflasi, suku
bunga maupun produk domestik bruto yang berpengaruh terhadap profitabilitas
perbankan syariah tahun 2013-2015.
c. Nilai koefisien determinasi (R2) didapatkan hasil 0,116 atau 11,6%. Dengan kata
lain, besarnya pengaruh antara inflasi, suku bunga dan produk domestik bruto
terhadap profitabilitas perbankan syariah tahun 2013-2015 adalah sebesar 11,6%,
sisanya sebesar 88,4% dipengaruhi variabel lain diluar penelitian ini.
15
Jurnal Bingkai Ekonomi (JBE) Volume 1 Nomor 2 Agustus 2016
PEMBAHASAN
Pengaruh Inflasi Terhadap Profitabilitas
Pada pengujian penelitian ini menunjukkan hasil bahwa inflasi tidak
berpengaruh terhadap profitabilitas perbankan syariah selama periode tahun 20132015. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Swandayani & Kusumaningtias
(2012) yang menjelaskan bahwa inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap
profitabilitas bank syariah pada tahun 2005-2009 yang disebabkan karena pada saat
inflasi tinggi maka masyarakat lebih percaya terhadap perbankan syariah
dibandingkan dengan perbankan konvensional.
Rosanna (2007) dalam Swandayani & Kusumaningtias (2012) mengungkapkan
bahwa inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas perbankan syariah.
Ketika inflasi tinggi, masyarakat cenderung lebih percaya terhadap perbankan
syariah dibandingkan dengan perbankan konvensional. Kepercayaan masyarakat
tersebut juga dimungkinkan karena adanya pengalaman historis ketika terjadi krisis
ekonomi pada tahun 1997, dimana tingkat inflasi di Indonesia saat itu sangat tinggi
dan pada akhirnya mengakibatkan banyak bank konvensional yang mengalami
kebangkrutan yang berakibat pada penerapan tingkat bunga yang terlalu tinggi untuk
mengimbangi laju inflasi serta untuk menarik nasabah agar tetap memperoleh
dananya, sehingga berakibat pada terjadinya negative spread dan pada akhirnya
bank yang bersangkutan tidak dapat mengembalikan dana masyarakat beserta
bunganya yang telah disimpan.
Krisis moneter yang terjadi pada 1998 telah membuat beberapa bank
konvensional dilikuidasi karena sistem bunganya. Namun, perbankan syariah justru
tetap berdiri tegak dan mampu bertahan, terbukti salah satu keberhasilan perbankan
syariah dapat dilihat dari keberhasilan Bank Muamalat dapat melewati krisis tanpa
bantuan pemerintah, justru mampu mencatatkan laba Rp. 300 M lebih (Swandayani
& Kusumaningtias, 2012).
Secara kajian teori, maka hasil penelitian pada perbankan Syariah di Indonesia
cenderung lebih sesuai dengan Teori Ekonomi Islam murni bahwa pada ekonomi
islam lebih mengutamakan perputaran uang pada sektor riil sehingga terjadi
kesesuaian antara money supply dan money demand. Selain itu, dalam Islam tidak
mengenal uang sebagai bentuk untuk berinvestasi, melainkan hanya sebagai alat
tukar, sehinga uang harus diputar untuk usaha riil yang akan mendatangkan manfaat
(Stiawan, 2009).
Pengaruh Suku Bunga Terhadap Profitabilitas
Pengujian yang dilakukan pada penelitian ini mendapatkan hasil bahwa suku
bunga tidak berpengaruh terhadap provitabilitas. Hasil ini sejalan dengan penelitian
Muharam (2009), dengan asumsi ketika tingkat suku bunga naik, maka perbankan
syariah melakukan beberapa kebijakan internal dengan menaikkan nisbah bagi hasil
yang ditawarkan. Selain itu, dalam pelaksanaan usahanya, perbankan syariah tidak
mengacu pada tingkat suku bunga, sehingga berapapun tingkat suku bunga tidak
akan mempengaruhi peningkatan laba usaha bank.
Selaras dengan hal tersebut, penelitian Wibowo & Syaichu (2013) menjelaskan
tidak berpengaruhnya suku bunga terhadap profitabilitas bank syariah disebabkan
karena pertama, nasabah bank syariah nampaknya merupakan nasabah yang
cenderung loyal terhadap bank syariah. Sementara, nasabah utama pada produk
deposito bank syariah merupakan nasabah yang lebih mengedepankan prinsipprinsip syariah dengan sedikit kecil menerapkan prinsip untuk mendapatkan bunga
yang dinilai sebagai riba. Kedua, deposito mudharabah adalah deposito yang
16
Jurnal Bingkai Ekonomi (JBE) Volume 1 Nomor 2 Agustus 2016
disimpan dan dananya dapat diambil dalam periode waktu tertentu, sehingga
nasabah yang memasukkan deposito harus menunggu beberapa periode untuk
dapat mengambil depositonya sehingga efek suku bunga jangka pendek tampaknya
tidak banyak mengubah deposito mudharabah.
Pengaruh Produk Domestik Bruto Terhadap Profitabilitas
Pengujian pada penelitian ini mendapatkan hasil bahwa produk domestik bruto
tidak berpengaruh terhadap provitabilitas. Hasil ini sejalan dengan penelitian
Stiawan (2009). Hasil ini dapat dipahami mengingat jumlah nasabah perbankan
syariah hanya sebesar 18,75% bila dibandingkan dengan nasabah perbankan
syariah (Kania, 2015). Dengan melihat kecilnya prosentase tersebut, dapat
disimpulkan bahwa tingkat kepercayaan masyarakat Indonesia masih jauh lebih
tinggi pada perbankan konvensional dibandingkan dengan perbankan syariah.
Adanya kenaikan PDB yang dapat meningkatkan pendapatan serta saving
masyarakat, tidak serta merta dapat meningkatkan profit perbankan syariah, jika
masyarakat lebih mempercayakan dananya pada perbankan konvensional.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan
bahwa ada pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara inflasi, suku
bunga dan produk domestik bruto terhadap profitabilitas perbankan syariah tahun
2013-2015. Secara pasrial (individual), tidak ada satupun variabel independen:
inflasi, suku bunga maupun produk domestik bruto yang berpengaruh terhadap
profitabilitas perbankan syariah tahun 2013-2015. Sedangkan, nilai koefisien
determinasi (R2) didapatkan hasil 0,116 atau 11,6%. Dengan kata lain, besarnya
pengaruh antara inflasi, suku bunga dan produk domestik bruto terhadap
profitabilitas perbankan syariah tahun 2013-2015 adalah sebesar 11,6%, sisanya
sebesar 88,4% dipengaruhi variabel lain diluar penelitian ini.
Penelitian ini memiliki keterbatasan. Pertama dari hasil analisis, nilai koefisen
determinasi menunjukkan angka 11,6% yang artinya sebesar 88,4% dipengaruhi
variabel lain diluar penelitian ini. Kedua, pendeknya periode pengamatan sehingga
hasil penelitian belum mewakili profitabilitas perbankan syariah secara keseluruhan.
Penelitian selanjutnya dapat menambahkan variabel-variabel yang dapat
mempengaruhi profitabilitas perbankan syariah serta memperpanjang periode
pengamatan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Demirgüç-Kunt, A., & Huizinga, H. (1999). Determinants of commercial bank interest
margins and profitability: some international evidence. World Bank Econ, 13,
379–408.
Dusuki, A. W. (2008). What Does Islam Say about Corporate Social Responsibility ?
Review of Islamic Economics, 12(1), 5–28.
Dwijayanthy, F., & Naomi, P. (2009). Analisis Pengaruh Inflasi , BI Rate , dan Nilai
Tukar Mata Uang terhadap Profitabilitas Bank Periode 2003 - 2007. Jurnal
Karisma, 3(2), 87–98.
Farook, S., Hassan, M. K., & Lanis, R. (2011). Determinants of corporate social
responsibility disclosure: the case of Islamic banks. Journal of Islamic
Accounting
and
Business
Research,
2(2),
114–141.
http://doi.org/10.1108/17590811111170539
17
Jurnal Bingkai Ekonomi (JBE) Volume 1 Nomor 2 Agustus 2016
Hassan, M. K., & Bashir, A. H. (2003). Determinants of Islamic Banking Profitability.
In
10th
ERF
Annual
Conference,
Morocco,
7(June),
2–31.
http://doi.org/102003034
Hong, S. C. (2015). The Impact Of Nominal GDP And Inflation On The Financial
Performance Of Islamic Banks In Malaysia. Journal of Islamic Economics,
Banking and Finance, 11(1), 157–180.
Kamla, R., & Rammal, H. G. (2013). SOCIAL REPORTING BY ISLAMIC BANKS:
DOES SOCIAL JUSTICE MATTER? Accounting, Auditing & Accountability
Journal, 26(6), 911–945.
Kania, D. (2015). Nasabah Bank Syariah 18,75% dari Total Konvensional. Retrieved
from www.beritasatu.com
Muharam, A. (2009). ANALISIS PENGARUH KONDISI MAKRO EKONOMI
TERHADAP PERUBAHAN LABA OPERASIONAL BANK UMUM SYARIAH
PERIODE 2005-2007. UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA.
Sahara, A. Y. (2013). ANALISIS PENGARUH INFLASI, SUKU BUNGA BI, DAN
PRODUK DOMESTIK BRUTO TERHADAP RETURN ON ASSET (ROA) BANK
SYARIAH DI INDONESIA. Jurnal Ilmu Manajemen, 1(1), 149–157.
Sodiq, A. (2016). ANALISIS PENGARUH INFLASI, PRODUK DOMESTIC BRUTO
DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP RETURN ON ASSET BANK
SYARIAH.
Equilibrium:
Jurnal
Ekonomi
Syariah,
2(2),
39–56.
http://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Stiawan, A. (2009). ANALISIS PENGARUH FAKTOR MAKROEKONOMI, PANGSA
PASAR DAN KARAKTERISTIK BANK TERHADAP PROFITABILITAS BANK
SYARIAH (STUDI PADA BANK SYARIAH PERIODE 2005-2008). Universitas
Diponegoro.
Sukirno, S. (2003). Teori Pengantar Ekonomi Makro. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Sukirno, S. (2006). Ekonomi Pembangunan: Proses, Masalah, dan Dasar Kebijakan
(Kedua). Jakarta: Penerbit Kencana Prenada Media Group.
Swandayani, D. M., & Kusumaningtias, R. (2012). Pengaruh Inflasi, Suku Bunga,
Nilai Tukar Valas Dan Jumlah Uang Beredar Terhadap Profitabilitas Pada
Perbankan Syariah Di Indonesia Periode 2005-2009. Akrual, 3(2), 147–166.
Utami, M. T. (2008). ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH. JOURNAL OF ISLAMIC BUSINESS
AND ECONOMICS, 2(2), 27–50.
Wibowo, E. S., & Syaichu, M. (2013). ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA,
INFLASI, CAR, BOPO, NPF TERHADAP PROFITABILITAS BANK SYARIAH.
DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT, 2(2).
18
Jurnal Bingkai Ekonomi (JBE) Volume 1 Nomor 2 Agustus 2016
PROVITABILITAS PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
PERIODE 2013-2015
Oleh:
Septian Yudha Kusuma
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor makro ekonomi menggunakan variabel inflasi,
suku bunga dan produk domestik bruto terhadap provitabilitas menggunakan ROA perbankan syariah di
Indonesia periode 2013-2015.
Teknik sample yang digunakan adalah purposive sample dengan jumlah sample sebanyak 11 bank
syariah dan 116 data yang diolah dalam penelitian. Teknik analisis data yang dilakukan pada penelitian ini
adalah dengan regresi berganda yang mana sebelumnya telah dilakukan uji asumsi klasik. Hasil Uji F secara
bersama-sama inflasi, suku bunga dan produk domestik bruto berpengaruh terhadap ROA perbankan syariah.
Hasil Uji T menunjukkan tidak ada satupun variabel independen yang berpengaruh terhadap ROA
2
perbankan syariah. Sedangkan, nilai koefisien determinasi (R ) didapatkan hasil 0,116 atau 11,6%.
Kata kunci: inflasi, suku bunga, produk domestik bruto, provitabilitas, ROA, perbankan syariah.
PENDAHULUAN
Dalam UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan juga menjelaskan definisi
Perbankan sebagai perantara antara pihak yang kekurangan dana dan pihak yang
kelebihan dana. Sistem perbankan sebagai lembaga perantara keuangan, memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap distribusi kekayaan dalam masyarakat, masalah
kemiskinan serta eliminasi keadilan sosial (Kamla & Rammal, 2013). Salah satu
argumen utama dalam penciptaan perbankan syariah adalah memberikan
pelayanan kepada masyarakat miskin (Kamla & Rammal, 2013), karena masyarakat
miskin biasanya dianggap oleh bank-bank konvensional sebagai peminjam yang
sangat berisiko karena sulit dalam menilai kelayakan kredit, selain itu juga
ketidakmampuan untuk memberikan jaminan kepada bank sehingga muncul potensi
risiko (Dusuki, 2008).
Reputasi perbankan syariah semakin menguat pasca krisis keuangan global
yang terjadi baru-baru ini. Meningkatnya pengakuan terhadap produk keuangan
Islam di beberapa lembaga keuangan serta asuransi di Eropa dan Amerika setelah
krisis keuangan telah membuktikan proyeksi ini. Keuangan Islam telah mencapai
pertumbuhan yang substansial dalam dua dekade terakhir, yakni sekitar 14% dalam
15 tahun terakhir (Farook, Hassan, & Lanis, 2011). Krisis moneter yang terjadi pada
1998 telah membuat beberapa bank konvensional dilikuidasi karena sistem
bunganya. Namun, perbankan syariah justru tetap berdiri tegak dan mampu
bertahan, terbukti salah satu keberhasilan perbankan syariah dapat dilihat dari
keberhasilan Bank Muamalat dapat melewati krisis tanpa bantuan pemerintah, justru
mampu mencatatkan laba Rp. 300 M lebih (Swandayani & Kusumaningtias, 2012).
Salah satu indikator penilaian kinerja keuangan bank adalah tingkat
profitabilitas (Sahara, 2013). Dalam pengukuran tingkat profitabilitas dapat
menggunakan Return of Asset (ROA) (Hong, 2015; Sahara, 2013; Swandayani &
Kusumaningtias, 2012). Berdasarkan Surat Edaran BI No.3/30/DPNP tanggal 14
Desember 2001, ROA merupakan ukuran kinerja keuangan bank dalam
memperoleh laba sebelum pajak yang berasal dari total aset bank. ROA merupakan
metode pengukuran yang paling obyektif yang didasarkan pada data akuntansi yang
tersedia pada laporan keuangan serta besarnya ROA dapat mencerminkan hasil dari
serangkaian kebijakan perusahaan terutama perbankan (Swandayani &
Kusumaningtias, 2012).
10
Jurnal Bingkai Ekonomi (JBE) Volume 1 Nomor 2 Agustus 2016
Dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya, bank tidak terlepas dari
pengaruh kondisi perekonomian (Swandayani & Kusumaningtias, 2012). Dalam
bukunya, Sukirno (2006) menuliskan bahwa faktor makro ekonomi terdiri dari produk
domestik bruto dan produk nasional bruto, gross domestik produk, tingkat
pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, tingkat pengangguran, nilai tukar valas, jumlah
uang beredar dan suku bunga. Penelitian ini menggunakan faktor makro ekonomi
yaitu inflasi, suku bunga dan produk domestik bruto sesuai penelitian terdahulu
sebagai faktor yang dapat mempengaruhi profitabilitas (Hong, 2015; Sahara, 2013;
Stiawan, 2009; Swandayani & Kusumaningtias, 2012).
Dalam praktiknya, bank cukup berpengaruh terhadap inflasi. Menurut
Swandayani & Kusumaningtias (2012), jika suatu negara mengalami inflasi yang
tinggi dapat menyebabkan naiknya tingkat konsumsi, sehingga dapat mempengaruhi
pola saving dan pembiayaan pada masyarakat. Penelitian Hong (2015) pada Bank
Islam di Malaysia pada 2007-2011 menunjukkan hasil yang signifikan ke arah negatif
terhadap profitabilitas bank. Namun berbeda dengan hasil penelitian Sahara (2013)
pada Bank Syariah di Indonesia tahun 2008-2010 menunjukkan bahwa inflasi
mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap ROA perbankan syariah. Hasil
penelitian didukung oleh penelitian Demirgüç-Kunt & Huizinga (1999) yang
menunjukkan hasil bahwa inflasi berpengaruh tidak signifikan ke arah positif
terhadap profitabilitas bank dengan syarat bank mampu menaikkan tingkat
bunganya lebih cepat daripada biaya yang timbul akibat inflasi.
Variabel lain yang mempengaruhi tingkat profitabilitas adalah suku bunga
Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Karim (2002) dalam Swandayani & Kusumaningtias
(2012) menjelaskan bahwa penentuan tingkat bagi hasil baik dalam pendanaan
maupun pembiayaan, bank syariah masih berpatokan pada tingkat suku bunga
umum sebagai equivalent rate atau benchmark dalam penentuan margin dalam bagi
hasil. Meningkatnya suku bunga pada bank konvensional akan menyebabkan
nasabah akan memindahkan dananya ke bank konvensional. Naiknya suku bunga
bank konvensional berakibat terhadap sumber dana pihak ketiga bank syariah.
Penurunan dana pihak ketiga pada bank syariah yang disebabkan oleh pemindahan
dana tersebut tentunya berpengaruh terhadap kegiatan operasional bank syariah
berkaitan dengan pembiayaan dan penyaluran dana. Jika hal tersebut terjadi, maka
pendapatan dan profit bank akan menurun. Sejalan dengan teori, penelitian
Swandayani & Kusumaningtias (2012) serta Sahara (2013) menemukan bahwa suku
bunga berpengaruh terhadap ROA. Namun hasil penelitian Dwijayanthy & Naomi
(2009) memiliki hasil yang berbeda, yaitu suku bunga tidak berpengaruh terhadap
profitabilitas bank.
Faktor ekonomi makro lain yang dapat mempengaruhi profitabilitas adalah
produk domestik bruto (PDB). Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Hassan &
Bashir (2003) pada Bank Islam di dunia. Hasil penelitian menjelaskan bahwa semua
variabel makro ekonomi berpengaruh terhadap profitabilitas bank. Dengan
mengasumsikan bahwa Bank Islam melakukan usaha tidak dengan menggunakan
prinsip bunga serta lebih ke arah investasi riil dengan prinsip bagi hasil. Sehingga,
lesunya perekonomian yang disebabkan karena inflasi dan pertumbuhan PDB suatu
negara akan menyebabkan semakin meningkatnya risiko dan juga profit bank dari
investasi. Hasil penelitian juga didukung penelitian lainnya yang menjelaskan bahwa
PDB berpengaruh terhadap profitabilitas bank (Hong, 2015; Muharam, 2009;
Sahara, 2013; Sodiq, 2016; Utami, 2008). Hasil tersebut bertolak belakang dengan
penelitian Stiawan (2009) yang menunjukkan bahwa PDB tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap profitabilitas bank syariah selama periode 2005 - 2008.
11
Jurnal Bingkai Ekonomi (JBE) Volume 1 Nomor 2 Agustus 2016
Dengan adanya fenomena pada perbankan syariah Indonesia didukung oleh
research gap, maka fokus penelitian ini adalah “Bagaimana pengaruh inflasi, suku
bunga dan produk domestik bruto secara simultan dan pasrial berpengaruh terhadap
profitabilitas perbankan syariah di Indonesia periode 2012-2014”. Sedangkan tujuan
yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh
inflasi, suku bunga dan produk domestik bruto secara simultan dan pasrial terhadap
profitabilitas perbankan syariah di Indonesia periode 2013-2015.
LANDASAN TEORI
Profitabilitas
Profitabilitas atau kinerja keuangan bank merupakan suatu ukuran yang
menggambarkan tingkat kondisi keuangan bank (Sahara, 2013). Dalam menilai
profitabilitas bank secara kuantitatif, acuan yang dapat digunakan adalah sesuai
dengan Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004, terdapat
delapan indikator yang dapat digunakan untuk menilai tingkat profitabilitas, yaitu
Return on asset, Return on equity, Net interest margin, Biaya operasional
dibandingkan dengan pendapatan operasional, Perkembangan laba operasional,
Komposisi portofolio aktiva produktif dan diversifikasi pendapatan, Penerapan
prinsip akuntansi dalam pengakuan pendapatan, dan Prospek laba operasional.
Penelitian ini menggunakan salah satu indikator profitabilitas, yaitu ROA sesuai
penelitian terdahulu (Hassan & Bashir, 2003; Hong, 2015; Sahara, 2013; Sodiq,
2016; Stiawan, 2009; Swandayani & Kusumaningtias, 2012). ROA merupakan salah
satu rasio profitabilitas yang dapat digunakan untuk mengukur efektivitas
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan total aset yang
dimilikinya (Sodiq, 2016).
Indikator kesehatan bank syariah tertuang dalam Surat Edaran No.9/24/DPBS
tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Perbankan Syariah. Bank Indonesia
menetapkan ROA minimal sebesar 1.26% atau lebih besar dari 1.25% untuk
menentukan suatu bank yang sehat, atau dapat dikatakan jika lebih besar ROA,
semakin besar pula tingkat pengembaliannya. Perhitungan ROA sesuai dengan
Surat Edaran BI No.3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001, ROA diperoleh dari laba
sebelum pajak dibandingkan dengan total aset bank.
Inflasi
Muharam (2009) mendefinisikan inflasi menurut para ahli yaitu adanya
kenaikan harga yang terjadi terhadap harga-harga barang secara umum serta
berlangsung cukup lama. Kenaikan harga yang terjadi hanya dari satu atau dua
macam barang saja tidaklah dapat dikatakan sebagai inflasi, kecuali jika kenaikan
tersebut membawa dampak terhadap kenaikan harga sebagian besar barangbarang lainnya (Swandayani & Kusumaningtias, 2012).
Sodiq (2016) mengemukakan bahwa jika kenaikan harga terjadi, maka
masyarakat cenderung menggunakan uang dalam bentuk cash yang digunakan
untuk membeli barang-barang dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,
bahkan jika terjadi kenaikan harga yang cukup tinggi dapat mendorong masyarakat
melakukan pencairan dananya secara besar-besaran dari bank (rush), masyarakat
cenderung menyimpan kekayaannya dalam bentuk asset tidak bergerak yang
nilainya cenderung semakin meningkat dari tahun ke tahun dan hal ini dapat
menurunkan pendapatan bank yang pada akhirnya juga akan menurunkan ROA
bank.
12
Jurnal Bingkai Ekonomi (JBE) Volume 1 Nomor 2 Agustus 2016
Selaras dengan teori, penelitian Hong (2015) pada Bank Islam di Malaysia
pada 2007-2011 menunjukkan hasil yang signifikan ke arah negatif terhadap
profitabilitas bank. Namun berbeda dengan hasil penelitian Sahara (2013) pada
Bank Syariah di Indonesia tahun 2008-2010 menunjukkan bahwa inflasi mempunyai
pengaruh yang signifikan positif terhadap ROA perbankan syariah. Hasil penelitian
lain dilakukan oleh penelitian Demirgüç-Kunt & Huizinga (1999) yang menunjukkan
hasil bahwa inflasi berpengaruh tidak signifikan ke arah positif terhadap profitabilitas
bank dengan syarat bank mampu menaikkan tingkat bunganya lebih cepat daripada
biaya yang timbul akibat inflasi.
H1: Inflasi berpengaruh terhadap ROA
Suku Bunga
Perkembangan tingkat suku bunga yang tidak wajar akan secara langsung
mengganggu perkembangan perbankan (Dwijayanthy & Naomi, 2009). Penentuan
tingkat bagi hasil baik dalam pendanaan maupun pembiayaan, bank syariah masih
mengacu pada tingkat suku bunga umum sebagai equivalent rate atau benchmark
dalam penentuan margin bagi hasil (Karim, 2002 dalam Swandayani &
Kusumaningtias, 2012). Peningkatan suku bunga pada bank konvensional akan
menyebabkan nasabah memindahkan dananya ke bank konvensional. Naiknya suku
bunga bank konvensional berdampak terhadap sumber dana pihak ketiga bank
syariah yang menurun disebabkan oleh pemindahan dana tersebut yang tentunya
berpengaruh terhadap kegiatan operasional bank syariah berkaitan dengan
pembiayaan dan penyaluran dana. Jika hal tersebut terjadi, maka pendapatan dan
profit bank akan menurun.
Sejalan dengan hal tersebut, penelitian Swandayani & Kusumaningtias (2012)
serta Sahara (2013) menemukan bahwa suku bunga berpengaruh terhadap ROA.
Namun hasil penelitian Dwijayanthy & Naomi (2009) memiliki hasil yang berbeda,
yaitu suku bunga tidak berpengaruh terhadap profitabilitas bank.
H2: Suku bunga berpengaruh terhadap ROA
Produk Domestik Bruto
Produk Domestik Bruto atau PDB merupakan nilai barang dan jasa yang
diproduksi dalam negara dengan menggunakan faktor-faktor produksi yang dimiliki
oleh penduduk/perusahaan negara (Sukirno, 2003). Kenaikan nilai PDB pada suatu
negara menunjukkan peningkatan kesejahteraan masyarakatnya, dan tentunya juga
berdampak pada peningkatan permintaan secara agregat, dan sudah semestinya
juga diimbangi dengan pertumbuhan ekonomi di sektor riil, peningkatan
kesejahteraan masyarakat tentu akan diikuti juga dengan peningkatan tabungan
masyrakat pada bank, dan akan berpengaruh secara positif terhadap pendapatan
bank, yang akan meningkatkan ROA pada bank (Sodiq, 2016).
Penelitian yang menguji pengaruh PDB terhadap profitabilitas dilakukan oleh
Hassan & Bashir (2003) pada Bank Islam di dunia. Hasil penelitian menjelaskan
bahwa semua variabel makro ekonomi berpengaruh terhadap profitabilitas bank.
Dengan asumsi Bank Islam melakukan usaha tanpa menggunakan prinsip bunga
serta lebih ke arah investasi riil dengan prinsip bagi hasil. Oleh sebab itu, lesunya
perekonomian disebabkan karena inflasi dan pertumbuhan PDB suatu negara dapat
menyebabkan peningkatan risiko dan keuntungan bank dari investasi. Hasil
penelitian juga didukung oleh penelitian lainnya yang menjelaskan bahwa PDB
berpengaruh terhadap profitabilitas bank (Hong, 2015; Muharam, 2009; Sahara,
2013; Sodiq, 2016; Utami, 2008). Namun, hasil tersebut bertolak belakang dengan
13
Jurnal Bingkai Ekonomi (JBE) Volume 1 Nomor 2 Agustus 2016
penelitian Stiawan (2009) yang menunjukkan bahwa PDB tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap profitabilitas bank syariah selama periode 2005 - 2008.
H3: Produk Domestik Bruto berpengaruh terhadap ROA
METODE PENELITIAN
Sampel dan Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah perbankan syariah yang terdaftar di Bank
Indonesia pada tahun 2013-2015. Sampel penelitian diambil secara purposive
sampling yaitu metode dimana pemilihan sampel pada karakteristik populasi yang
sudah diketahui sebelumnya dengan kriteria sebagai berikut :
1.
Bank syariah merupakan Bank Umum Syariah (BUS).
2.
Bank Syariah tersebut membuat laporan keuangan triwulan pada periode
2013–2015 dan telah dipublikasikan di Bank Indonesia.
3.
Data untuk penelitian tersedia antara tahun 2013-2015.
4.
Bank syariah yang menghasilkan ROA yang positif
Dari kriteria diatas terdapat 11 bank syariah yang digunakan dalam penelitian
dengan total sampel sebanyak 116.
Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu variabel dependen
dan variabel independen. Variabel independen selanjutnya dinyatakan dengan
simbol X dan variabel dependen dinyatakan dengan simbol Y. Berikut dijelaskan
definisi operasional beserta pengukuran masing-masing variabel penelitian:
1. Variabel Independen (X)
Varibel independen dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel, yaitu:
a. Inflasi (X1)
Muharam (2009) mendefinisikan inflasi menurut para ahli yaitu adanya
kenaikan harga yang terjadi terhadap harga-harga barang secara umum
serta berlangsung cukup lama. Penghitungan inflasi dilakukan dengan
menghitung nilai indeks harga konsumen yaitu dengan menggunakan
rumus (Sodiq, 2016):
b. Suku Bunga (X2)
Suku bunga yang digunakan dalam penelitian ini adalah suku bunga
Sertifikat Bank Indonesia dalam jangka waktu 30 hari atau 1 bulan.
c. Produk Domestik Bruto (X3)
Produk Domestik Bruto atau PDB merupakan nilai barang dan jasa
yang diproduksi dalam negara dengan menggunakan faktor-faktor
produksi yang dimiliki oleh penduduk/perusahaan negara (Sukirno, 2003).
PDB diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS).
2. Variabel Dependen
Varibel dependen dalam penelitian ini adalah variabel profitabilitas
menggunakan ROA dengan rumus sebagai berikut (Swandayani &
Kusumaningtias, 2012):
14
Jurnal Bingkai Ekonomi (JBE) Volume 1 Nomor 2 Agustus 2016
Metode Analisis
Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis, yakni pengaruh variabel
independen yang terdiri dari inflasi, suku bunga dan produk domestik bruto terhadap
variabel dependen yaitu provitabilitas. Teknik analisis data yang dilakukan pada
penelitian ini adalah dengan regresi berganda sebagai berikut: a) Perhitungan
variabel dependen dan variabel independen, b) Uji Normalitas, c) Uji Asumsi Klasik,
d) Analisis regresi berganda, e) Uji hipotesis simultan (F) dan parsial (t), dan f)
Koefisien determinasi (R2). Persamaan regresi berganda pada penelitian ini
disajikan sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 +b3X3 + e
Di mana:
Y = Profitabilitas
a = Konstanta
b = Koefisien regresi
X1 = Inflasi
X2 = Suku Bunga
X3 = Produk Domestik Bruto
e = Error
Sumber data sekunder digunakan dalam penelitian ini, yaitu berupa laporan
keuangan, terutama laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi komprehensif
bank syariah yang diperoleh dari website masing-masing bank. Selain itu, data
penelitian juga diperoleh dari situs resmi Bank Indonesia (www.bi.go.id) dan Badan
Pusat Statistik (www.bps.go.id).
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 1
Hasil Penelitian
Variabel Y
ROA
Variabel X
Inflasi
Suku Bunga
PDB
Sumber: Data yang diolah (2016)
Nilai Sig. F
Nilai Sig. t
0,01
0,437
0,431
0,115
Koefisien
Determinasi
0,116
Berdasarkan tabel 1 diatas dapat diambil keputusan dari hasil penelitian berikut
ini:
a. Ada pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara inflasi, suku bunga
dan produk domestik bruto terhadap profitabilitas perbankan syariah tahun 20132015.
b. Secara pasrial (individual), tidak ada satupun variabel independen: inflasi, suku
bunga maupun produk domestik bruto yang berpengaruh terhadap profitabilitas
perbankan syariah tahun 2013-2015.
c. Nilai koefisien determinasi (R2) didapatkan hasil 0,116 atau 11,6%. Dengan kata
lain, besarnya pengaruh antara inflasi, suku bunga dan produk domestik bruto
terhadap profitabilitas perbankan syariah tahun 2013-2015 adalah sebesar 11,6%,
sisanya sebesar 88,4% dipengaruhi variabel lain diluar penelitian ini.
15
Jurnal Bingkai Ekonomi (JBE) Volume 1 Nomor 2 Agustus 2016
PEMBAHASAN
Pengaruh Inflasi Terhadap Profitabilitas
Pada pengujian penelitian ini menunjukkan hasil bahwa inflasi tidak
berpengaruh terhadap profitabilitas perbankan syariah selama periode tahun 20132015. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Swandayani & Kusumaningtias
(2012) yang menjelaskan bahwa inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap
profitabilitas bank syariah pada tahun 2005-2009 yang disebabkan karena pada saat
inflasi tinggi maka masyarakat lebih percaya terhadap perbankan syariah
dibandingkan dengan perbankan konvensional.
Rosanna (2007) dalam Swandayani & Kusumaningtias (2012) mengungkapkan
bahwa inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas perbankan syariah.
Ketika inflasi tinggi, masyarakat cenderung lebih percaya terhadap perbankan
syariah dibandingkan dengan perbankan konvensional. Kepercayaan masyarakat
tersebut juga dimungkinkan karena adanya pengalaman historis ketika terjadi krisis
ekonomi pada tahun 1997, dimana tingkat inflasi di Indonesia saat itu sangat tinggi
dan pada akhirnya mengakibatkan banyak bank konvensional yang mengalami
kebangkrutan yang berakibat pada penerapan tingkat bunga yang terlalu tinggi untuk
mengimbangi laju inflasi serta untuk menarik nasabah agar tetap memperoleh
dananya, sehingga berakibat pada terjadinya negative spread dan pada akhirnya
bank yang bersangkutan tidak dapat mengembalikan dana masyarakat beserta
bunganya yang telah disimpan.
Krisis moneter yang terjadi pada 1998 telah membuat beberapa bank
konvensional dilikuidasi karena sistem bunganya. Namun, perbankan syariah justru
tetap berdiri tegak dan mampu bertahan, terbukti salah satu keberhasilan perbankan
syariah dapat dilihat dari keberhasilan Bank Muamalat dapat melewati krisis tanpa
bantuan pemerintah, justru mampu mencatatkan laba Rp. 300 M lebih (Swandayani
& Kusumaningtias, 2012).
Secara kajian teori, maka hasil penelitian pada perbankan Syariah di Indonesia
cenderung lebih sesuai dengan Teori Ekonomi Islam murni bahwa pada ekonomi
islam lebih mengutamakan perputaran uang pada sektor riil sehingga terjadi
kesesuaian antara money supply dan money demand. Selain itu, dalam Islam tidak
mengenal uang sebagai bentuk untuk berinvestasi, melainkan hanya sebagai alat
tukar, sehinga uang harus diputar untuk usaha riil yang akan mendatangkan manfaat
(Stiawan, 2009).
Pengaruh Suku Bunga Terhadap Profitabilitas
Pengujian yang dilakukan pada penelitian ini mendapatkan hasil bahwa suku
bunga tidak berpengaruh terhadap provitabilitas. Hasil ini sejalan dengan penelitian
Muharam (2009), dengan asumsi ketika tingkat suku bunga naik, maka perbankan
syariah melakukan beberapa kebijakan internal dengan menaikkan nisbah bagi hasil
yang ditawarkan. Selain itu, dalam pelaksanaan usahanya, perbankan syariah tidak
mengacu pada tingkat suku bunga, sehingga berapapun tingkat suku bunga tidak
akan mempengaruhi peningkatan laba usaha bank.
Selaras dengan hal tersebut, penelitian Wibowo & Syaichu (2013) menjelaskan
tidak berpengaruhnya suku bunga terhadap profitabilitas bank syariah disebabkan
karena pertama, nasabah bank syariah nampaknya merupakan nasabah yang
cenderung loyal terhadap bank syariah. Sementara, nasabah utama pada produk
deposito bank syariah merupakan nasabah yang lebih mengedepankan prinsipprinsip syariah dengan sedikit kecil menerapkan prinsip untuk mendapatkan bunga
yang dinilai sebagai riba. Kedua, deposito mudharabah adalah deposito yang
16
Jurnal Bingkai Ekonomi (JBE) Volume 1 Nomor 2 Agustus 2016
disimpan dan dananya dapat diambil dalam periode waktu tertentu, sehingga
nasabah yang memasukkan deposito harus menunggu beberapa periode untuk
dapat mengambil depositonya sehingga efek suku bunga jangka pendek tampaknya
tidak banyak mengubah deposito mudharabah.
Pengaruh Produk Domestik Bruto Terhadap Profitabilitas
Pengujian pada penelitian ini mendapatkan hasil bahwa produk domestik bruto
tidak berpengaruh terhadap provitabilitas. Hasil ini sejalan dengan penelitian
Stiawan (2009). Hasil ini dapat dipahami mengingat jumlah nasabah perbankan
syariah hanya sebesar 18,75% bila dibandingkan dengan nasabah perbankan
syariah (Kania, 2015). Dengan melihat kecilnya prosentase tersebut, dapat
disimpulkan bahwa tingkat kepercayaan masyarakat Indonesia masih jauh lebih
tinggi pada perbankan konvensional dibandingkan dengan perbankan syariah.
Adanya kenaikan PDB yang dapat meningkatkan pendapatan serta saving
masyarakat, tidak serta merta dapat meningkatkan profit perbankan syariah, jika
masyarakat lebih mempercayakan dananya pada perbankan konvensional.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan
bahwa ada pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara inflasi, suku
bunga dan produk domestik bruto terhadap profitabilitas perbankan syariah tahun
2013-2015. Secara pasrial (individual), tidak ada satupun variabel independen:
inflasi, suku bunga maupun produk domestik bruto yang berpengaruh terhadap
profitabilitas perbankan syariah tahun 2013-2015. Sedangkan, nilai koefisien
determinasi (R2) didapatkan hasil 0,116 atau 11,6%. Dengan kata lain, besarnya
pengaruh antara inflasi, suku bunga dan produk domestik bruto terhadap
profitabilitas perbankan syariah tahun 2013-2015 adalah sebesar 11,6%, sisanya
sebesar 88,4% dipengaruhi variabel lain diluar penelitian ini.
Penelitian ini memiliki keterbatasan. Pertama dari hasil analisis, nilai koefisen
determinasi menunjukkan angka 11,6% yang artinya sebesar 88,4% dipengaruhi
variabel lain diluar penelitian ini. Kedua, pendeknya periode pengamatan sehingga
hasil penelitian belum mewakili profitabilitas perbankan syariah secara keseluruhan.
Penelitian selanjutnya dapat menambahkan variabel-variabel yang dapat
mempengaruhi profitabilitas perbankan syariah serta memperpanjang periode
pengamatan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Demirgüç-Kunt, A., & Huizinga, H. (1999). Determinants of commercial bank interest
margins and profitability: some international evidence. World Bank Econ, 13,
379–408.
Dusuki, A. W. (2008). What Does Islam Say about Corporate Social Responsibility ?
Review of Islamic Economics, 12(1), 5–28.
Dwijayanthy, F., & Naomi, P. (2009). Analisis Pengaruh Inflasi , BI Rate , dan Nilai
Tukar Mata Uang terhadap Profitabilitas Bank Periode 2003 - 2007. Jurnal
Karisma, 3(2), 87–98.
Farook, S., Hassan, M. K., & Lanis, R. (2011). Determinants of corporate social
responsibility disclosure: the case of Islamic banks. Journal of Islamic
Accounting
and
Business
Research,
2(2),
114–141.
http://doi.org/10.1108/17590811111170539
17
Jurnal Bingkai Ekonomi (JBE) Volume 1 Nomor 2 Agustus 2016
Hassan, M. K., & Bashir, A. H. (2003). Determinants of Islamic Banking Profitability.
In
10th
ERF
Annual
Conference,
Morocco,
7(June),
2–31.
http://doi.org/102003034
Hong, S. C. (2015). The Impact Of Nominal GDP And Inflation On The Financial
Performance Of Islamic Banks In Malaysia. Journal of Islamic Economics,
Banking and Finance, 11(1), 157–180.
Kamla, R., & Rammal, H. G. (2013). SOCIAL REPORTING BY ISLAMIC BANKS:
DOES SOCIAL JUSTICE MATTER? Accounting, Auditing & Accountability
Journal, 26(6), 911–945.
Kania, D. (2015). Nasabah Bank Syariah 18,75% dari Total Konvensional. Retrieved
from www.beritasatu.com
Muharam, A. (2009). ANALISIS PENGARUH KONDISI MAKRO EKONOMI
TERHADAP PERUBAHAN LABA OPERASIONAL BANK UMUM SYARIAH
PERIODE 2005-2007. UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA.
Sahara, A. Y. (2013). ANALISIS PENGARUH INFLASI, SUKU BUNGA BI, DAN
PRODUK DOMESTIK BRUTO TERHADAP RETURN ON ASSET (ROA) BANK
SYARIAH DI INDONESIA. Jurnal Ilmu Manajemen, 1(1), 149–157.
Sodiq, A. (2016). ANALISIS PENGARUH INFLASI, PRODUK DOMESTIC BRUTO
DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP RETURN ON ASSET BANK
SYARIAH.
Equilibrium:
Jurnal
Ekonomi
Syariah,
2(2),
39–56.
http://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Stiawan, A. (2009). ANALISIS PENGARUH FAKTOR MAKROEKONOMI, PANGSA
PASAR DAN KARAKTERISTIK BANK TERHADAP PROFITABILITAS BANK
SYARIAH (STUDI PADA BANK SYARIAH PERIODE 2005-2008). Universitas
Diponegoro.
Sukirno, S. (2003). Teori Pengantar Ekonomi Makro. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Sukirno, S. (2006). Ekonomi Pembangunan: Proses, Masalah, dan Dasar Kebijakan
(Kedua). Jakarta: Penerbit Kencana Prenada Media Group.
Swandayani, D. M., & Kusumaningtias, R. (2012). Pengaruh Inflasi, Suku Bunga,
Nilai Tukar Valas Dan Jumlah Uang Beredar Terhadap Profitabilitas Pada
Perbankan Syariah Di Indonesia Periode 2005-2009. Akrual, 3(2), 147–166.
Utami, M. T. (2008). ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH. JOURNAL OF ISLAMIC BUSINESS
AND ECONOMICS, 2(2), 27–50.
Wibowo, E. S., & Syaichu, M. (2013). ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA,
INFLASI, CAR, BOPO, NPF TERHADAP PROFITABILITAS BANK SYARIAH.
DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT, 2(2).
18
Jurnal Bingkai Ekonomi (JBE) Volume 1 Nomor 2 Agustus 2016