Demografi Sosial Piramida Penduduk Neg
Nama : Tri Apriliani
NPM : 1206251502
Nomor 1 (Perbandingan Belanda dan Indonesia)
Belanda merupakan salah satu negara maju yang terletak di Eropa Barat. Negara ini
memiliki kepadatan populasi sekitar 16.700.000 jiwa pada tahun 2011. 1 Di bawah ini,
menampilkan gambaran piramida penduduk negara Belanda yang terdiri atas kelompok umur
dan jenis kelamin yang diambil dari data tahun 2010.2
Piramida Penduduk Negara Belanda
Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2010
laki-laki
perempuan
-800
-600
-400
-200
0
200
400
600
800
Sumber: Population Division of the Department of Economic and Social Affairs of the United Nations Secretariat,
World Population Prospects: The 2012 Revision, http://esa.un.org/unpd/wpp/index.htm
Dari gambar piramida di atas, menunjukkan bahwa jenis piramida penduduk di Belanda
adalah berbentuk konstruktif (seperti batu nisan).Piramida penduduk tesebut menjelaskan bahwa
kelompok usia yang paling banyak ditemui disana adalah kelompok usia produktif dimana
1 Profil negara Belanda http://news.bbc.co.uk/2/hi/europe/country_profiles/1043423.stm diakses pada tanggal 16
Februari 2015 pukul 21.00 WIB
2 Population Division of the Department of Economic and Social Affairs of the United Nations Secretariat,
World Population Prospects: The 2012 Revision, http://esa.un.org/unpd/wpp/index.htm diakses pada tanggal 16
Februari 2015 pukul 21.22 WIB
menurut data dari Worldbank adalah yang tergolong dari usia 15-65 tahun atau biasa disebut
working age3
Kemudian gambar dibawah ini menampilkan piramida penduduk Indonesia yang diambil
pada tahun yang sama dengan data sebelumnya yaitu 2010. Indonesia merupakan salah satu
negara berkembang yang memiliki populasi penduduk yang cukup besar di dunia, dan gambar
piramidanya adalah sebagai berikut:
Piramida Penduduk Negara Indonesia
Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2010
Laki-Laki
Perempuan
-15000
-10000
-5000
0
5000
10000
15000
Sumber: Population Division of the Department of Economic and Social Affairs of the United Nations Secretariat,
World Population Prospects: The 2012 Revision, http://esa.un.org/unpd/wpp/index.htm
Piramida penduduk Indonesia tergolong jenis piramida penduduk ekspansif dimana
semakin tua kelompok umur maka bentuk piramidanya semakin mengerucut. Populasi paling
banyak berada pada usia muda dan usia produktif. Sedangkan pada usia tua, penduduk di
Indonesia jumlahnya sedikit dibandingkan dengan kedua usia tersebut.
Perbedaan pada kedua piramida penduduk di kedua negara memiliki beberapa faktor
yang mempengaruhinya. Salah satu diantaranya adalah mengenai angka harapan hidup di
Belanda dan di Indonesia. Angka harapan hidup di Belanda cenderung lebih tinggi dibandingkan
3
Age Dependency Ratio (% of working-age population) http://data.worldbank.org/indicator/SP.POP.DPND diakses
pada tanggal 16 Februari 2015 pukul 21.47 WIB
dengan di Indonesia dan berbeda antara laki-laki dan perempuan. Perempuan disana cenderung
memiliki angka harapan hidup yang lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki. Angka harapan
hidup secara keseluruhan di Belanda mencapai usia 81,12 tahun sedangkan angka harapan hidup
laki-laki 79,02 tahun dan perempuan mencapai 83,34 tahun menurut data dari CIA.4 Di
Indonesia, angka harapan hidup secara keseluruhan hanya 72,17 tahun. Untuk laki-laki mencapai
69,59 tahun sedangkan perempuan 74,88 tahun.
Tingkat eutanasia yang rendah di Belanda juga menjadi faktor mengapa angka harapan
hidup disana menjadi meningkat. Dimana data mengatakan bahwa ada 2.636 laporan pada tahun
2009 yang mana eutanasia hanya menyumbangkan 2% dari total angka kematian di Belanda. Di
Indonesia, hal ini hampir mirip dengan di Belanda bahwa masih jarang ditemukan kasus
eutanasia. Hal lain yang dapat dianalisa dari piramida penduduk Belanda adalah bahwa
kemungkinan bertahan hidup pada usia produktif (middle age) yang mencapai 100 persen pada
antara tahun 1950-2008.5
Next, between 1950 and 2008, survival probabilities in middle age have approached 100
percent, an indication that mortality in middle age has decreased considerably. It is generally
accepted that this benefit mainly results from a 80% decrease in death from coronary heart
disease in this age group. Nowadays survival probabilities up to age 65 amount to approximately
86% for men and 90% for women. Finally, the shift to the right, although moderate, of the
survival curve is due to the decreased mortality risk in old age. (Dutch Life Expectancy
From an International Perspective – Leyden Academy on Vitality and
Ageing)
Meskipun demikian, Indonesia juga pada usia produktif memiliki komposisi yang juga banyak
seperti di Belanda, namun yang membedakan adalah bahwa Indonesia masih tetap berada di
bawah Belanda pada usia produktif. Karena jumlah usia produktif di Belanda pada angka 60-64
tahun lebih banyak dibandingkan di Indonesia.
Kutipan dari Dutch Life Expectancy di atas menunjukkan bahwa pada bidang kesehatan,
Belanda telah menyiapkannya dengan baik. Terbukti dengan dikeluarkannya undang-undang
yang mengatur mengenai kesehatan di Belanda sejak beberapa tahun lalu. Salah satu diantaranya
adalah memberlakukan kewajiban asuransi kesehatan bagi penduduk yang berusia 18 tahun ke
4
Life expectancy at birth https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/fields/2102.html diakses
pada tanggal 16 Februari 2015 pukul 22.04 WIB
5
Dutch Life Expectancy From an International Perspective – Leyden Academy on Vitality and Ageing
atas. Meskipun begitu, anak-anak juga berhak mendapatkan asuransi melalui asuransi orangtua
atau wali mereka secara cuma-cuma.6 Dengan begitu maka tidak heran jika piramida penduduk
Belanda pada usia muda dan usia produktif memiliki komposisi yang cukup banyak, karena
kesehatan ternyata memegang peranan penting dalam pencapaian usia sehingga harapan untuk
hidupnya semakin meningkat. Sedangkan di Indonesia, bidang kesehatan belum begitu memadai,
memang telah banyak program pemerintah yang mendukung bidang kesehatan namun pada
operasionalnya belum berjalan dengan baik karena masih banyak ditemukan kasus dimana tidak
semua warga negara mendapatkan akses atau hak untuk mendapatkan kesehatan secara layak.
Kemudian program BPJS kesehatan dan KIS belum berjalan secara maksimal dan merata.
Fertilitas juga mempengaruhi mengapa komposisi penduduk Belanda dan Indonesia
berbeda. Jika dilihat dari piramida penduduk Belanda, maka usia muda dan usia produktif masih
memiliki jumlah yang dominan, namun laju pertumbuhan penduduk masih bisa dikendalikan. Di
Belanda angka kelahiran yang tidak diinginkan menurun karena kebanyakan keluarga bukan lagi
merupakan suatu keluarga besar namun telah berubah menjadi keluarga kecil yang biasanya
hanya memiliki dua orang anak.
After World War II the TCFR dropped almost continuously. This rate denotes the number
of children at the end of a woman’s reproductive life and is independent of the timing of fertility.
It tells us that especially large families have disappeared:currently more than half of the couples
who reproduce have only two children. (Beets and Van Nimwegen : 2000)
Dan alasan lainnya adalah bahwa pasangan disana lebih banyak fokus kepada karir atau
pendidikan mereka dibandingkan memiliki anak. Komitmen untuk memiliki anak biasanya
cenderung dilakukan ketika mereka telah siap, bahkan di Belanda pernikahan pada usia muda
justru menimbulkan banyak masalah karena bisa menyebabkan perceraian sehingga tidak jarang
bahwa penduduk disana dapat hidup satu atap tidak menikah. Tetapi mereka akan menikah ketika
si perempuan memang hamil dan pasangan tersebut berkomitmen memiliki anak. Maka dari itu
laju pertumbuhan penduduk muda tetap banyak namun terkendali. Selain itu, adanya sikap
individualis akibat dari globalisasi, urbanisasi, dan sekulerisme. Bahkan Belanda sempat
dikatakan sebagai negara dengan sistem kontrasepsi terbaik7
6
Sistem Kesehatan Negeri Belanda oleh: Dr. Syuly J. Karundeng http://www.kabarindonesia.com/berita.php?
pil=3&dn=20071007141929
The low and late fertility rates result in part from the fact that the Netherlandshas
among the lowest teenage pregnancy and abortion rates in the world. It has been called “one of
the most perfectly contraceptive nations” ( Jones et al. 1986) 8
Di Indonesia, laju kelahiran yang cukup tinggi disebabkan oleh beberapa hal antara lain nikah
muda, pendidikan sex yang belum tepat sasaran dan kurangnya sosialisasi yang dilakukan
pemerintah terhadap masyarakat. Penggunaan kontrasepsi belum begitu menyeluruh serta
perawatan terhadap bayi yang dilahirkan belum memadai. Penundaan usia menikah juga masih
belum banyak dilakukan. Bahkan Plt. Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan
Badan Kependudukan BKKBN, Wendy Hartanto mengatakan, program Kependudukan dan
Keluarga Berencana (KKB) Nasional dalam sepuluh tahun terakhir tidak memuaskan Karena
selama kurun waktu tersebut, pencapaian program berada dalam posisi stagnan. Misalnya, Total
Fertility Rate (rata-rata anak yang dilahirkan seorang wanita selama masa usia subur) stagnan
pada angka 2,6 persen. Selain itu penggunaan kontrasepsi hanya merangkak naik 0,5 persen
selama lima tahun terakhir (2007-2012).9
7
Population Issues in the Netherlands by Gijs Beets and Nico Van Nimwegen (Review of Population and Social Policy,
No. 9, 2000, 87–117)
8
Jones, E. F., et al. 1986. Teenage Pregnancies in Industrialized Countries. New Haven and London: Yale University
Press.
9
Januari 2014, BKKBN Awasi Distribusi Alat Kontrasepsi Hingga Desa
http://infopublik.citrahost.com/read/55376/januari-2014-bkkbn-awasi-distribusi-alat-kontrasepsi-hingga-desa.html
diakses pada tanggal 17 Februari 2015 pukul 4.05 WIB
Nomor 2 (Perbandingan Jakarta dan Kalimantan Barat)
Piramida Penduduk Provinsi Kalimantan Barat
Kelompok Umur Laki-laki
Kelompok Umur perempuan
-300,000 -200,000 -100,000
0
100,000 200,000 300,000
Piramida Penduduk Provinsi DKI Jakarta
Jenis Kelamin Laki-laki
Jenis Kelamin Perempuan
-1,000,000
-500,000
0
500,000
1,000,000
Sumber: bps.go.id (Penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin Provinsi Kalimantan Barat dan DKI
Jakarta)
Dari gambar piramida di atas, dapat dianalisa mengenai data kependudukan di
Kalimantan Barat menurut kelompok umur dan jenis kelamin. Laki-laki di provinsi Kalimantan
Barat jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan perempuan. Hal yang sama juga ditemukan
di provinsi DKI Jakarta dimana jumlah laki-laki lebih tinggi dibandingkan perempuan. Menurut
kelompok usia, maka cenderung penduduk usia muda di Kalimantan Barat lebih banyak, hal ini
mengindikasikan bahwa tingkat natalitas disana cukup banyak, provinsi DKI Jakarta juga
memiliki tingkat natalitas yang cukup banyak namun dari piramida tersebut jumlahnya masih
lebih sedikit dibandingkan Kalimantan Barat. Hal yang dapat mempengaruhi natalitas adalah
dimana di DKI Jakarta cenderung lebih terkendali. Pemakaian alat kontrasepsi di DKI Jakarta
cenderung lebih baik daripada Kalimantan Barat dan akses terhadap kesehatan serta budaya juga
turut mempengaruhi tingkat penduduk muda.
Sedangkan pada usia produktif, jumlah penduduk yang produktif cenderung lebih banyak
jumlahnya pada provinsi DKI Jakarta. Kalimantan Barat memiliki piramida yang bentuknya
mengerucut dimana semakin tua usia kelompok maka lebih sedikit jumlahnya. Sehingga untuk
usia produktif, Kalimantan Barat masih berada di bawah DKI Jakarta. Hal ini bisa disebabkan
oleh keterkaitan antara analisis kelahiran dimana angka harapan hidup di Jakarta untuk mencapai
usia produktif lebih bagus karena adanya sarana dan prasarana serta akses yang memadai
Pada usia tua, kecenderungan keduanya cukup berbeda karena di provinsi DKI Jakarta
jumlah penduduk yang berusia tua lebih banyak dibandingkan dengan Kalimantan Barat. Hal ini
disebabkan karena provinsi DKI Jakarta lebih banyak memadai pada akses kesehatan bagi
penduduknya dan letak geografis yang strategis, sedangkan pada Kalimantan Barat cenderung
lebih sedikit dikarenakan akses terhadap kesehatan masih minim dan letak geografisnya yang
kurang strategis bagi penduduknya
Daftar Referensi:
Jones, E. F., et al. 1986. Teenage Pregnancies in Industrialized Countries. New Haven and London: Yale University
Press.
Januari 2014, BKKBN Awasi Distribusi Alat Kontrasepsi Hingga Desa
http://infopublik.citrahost.com/read/55376/januari-2014-bkkbn-awasi-distribusi-alat-kontrasepsi-hingga-desa.html
diakses pada tanggal 17 Februari 2015 pukul 4.05 WIB
Sistem Kesehatan Negeri Belanda oleh: Dr. Syuly J. Karundeng http://www.kabarindonesia.com/berita.php?
pil=3&dn=20071007141929
Population Issues in the Netherlands by Gijs Beets and Nico Van Nimwegen (Review of Population and Social Policy,
No. 9, 2000, 87–117)
Life expectancy at birth https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/fields/2102.html diakses
pada tanggal 16 Februari 2015 pukul 22.04 WIB
Dutch Life Expectancy From an International Perspective – Leyden Academy on Vitality and Ageing
Age Dependency Ratio (% of working-age population) http://data.worldbank.org/indicator/SP.POP.DPND diakses
pada tanggal 16 Februari 2015 pukul 21.47 WIB
Profil negara Belanda http://news.bbc.co.uk/2/hi/europe/country_profiles/1043423.stm diakses pada tanggal 16
Februari 2015 pukul 21.00 WIB
Population Division of the Department of Economic and Social Affairs of the United Nations Secretariat,
World Population Prospects: The 2012 Revision, http://esa.un.org/unpd/wpp/index.htm diakses pada tanggal 16
Februari 2015 pukul 21.22 WIB
NPM : 1206251502
Nomor 1 (Perbandingan Belanda dan Indonesia)
Belanda merupakan salah satu negara maju yang terletak di Eropa Barat. Negara ini
memiliki kepadatan populasi sekitar 16.700.000 jiwa pada tahun 2011. 1 Di bawah ini,
menampilkan gambaran piramida penduduk negara Belanda yang terdiri atas kelompok umur
dan jenis kelamin yang diambil dari data tahun 2010.2
Piramida Penduduk Negara Belanda
Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2010
laki-laki
perempuan
-800
-600
-400
-200
0
200
400
600
800
Sumber: Population Division of the Department of Economic and Social Affairs of the United Nations Secretariat,
World Population Prospects: The 2012 Revision, http://esa.un.org/unpd/wpp/index.htm
Dari gambar piramida di atas, menunjukkan bahwa jenis piramida penduduk di Belanda
adalah berbentuk konstruktif (seperti batu nisan).Piramida penduduk tesebut menjelaskan bahwa
kelompok usia yang paling banyak ditemui disana adalah kelompok usia produktif dimana
1 Profil negara Belanda http://news.bbc.co.uk/2/hi/europe/country_profiles/1043423.stm diakses pada tanggal 16
Februari 2015 pukul 21.00 WIB
2 Population Division of the Department of Economic and Social Affairs of the United Nations Secretariat,
World Population Prospects: The 2012 Revision, http://esa.un.org/unpd/wpp/index.htm diakses pada tanggal 16
Februari 2015 pukul 21.22 WIB
menurut data dari Worldbank adalah yang tergolong dari usia 15-65 tahun atau biasa disebut
working age3
Kemudian gambar dibawah ini menampilkan piramida penduduk Indonesia yang diambil
pada tahun yang sama dengan data sebelumnya yaitu 2010. Indonesia merupakan salah satu
negara berkembang yang memiliki populasi penduduk yang cukup besar di dunia, dan gambar
piramidanya adalah sebagai berikut:
Piramida Penduduk Negara Indonesia
Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2010
Laki-Laki
Perempuan
-15000
-10000
-5000
0
5000
10000
15000
Sumber: Population Division of the Department of Economic and Social Affairs of the United Nations Secretariat,
World Population Prospects: The 2012 Revision, http://esa.un.org/unpd/wpp/index.htm
Piramida penduduk Indonesia tergolong jenis piramida penduduk ekspansif dimana
semakin tua kelompok umur maka bentuk piramidanya semakin mengerucut. Populasi paling
banyak berada pada usia muda dan usia produktif. Sedangkan pada usia tua, penduduk di
Indonesia jumlahnya sedikit dibandingkan dengan kedua usia tersebut.
Perbedaan pada kedua piramida penduduk di kedua negara memiliki beberapa faktor
yang mempengaruhinya. Salah satu diantaranya adalah mengenai angka harapan hidup di
Belanda dan di Indonesia. Angka harapan hidup di Belanda cenderung lebih tinggi dibandingkan
3
Age Dependency Ratio (% of working-age population) http://data.worldbank.org/indicator/SP.POP.DPND diakses
pada tanggal 16 Februari 2015 pukul 21.47 WIB
dengan di Indonesia dan berbeda antara laki-laki dan perempuan. Perempuan disana cenderung
memiliki angka harapan hidup yang lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki. Angka harapan
hidup secara keseluruhan di Belanda mencapai usia 81,12 tahun sedangkan angka harapan hidup
laki-laki 79,02 tahun dan perempuan mencapai 83,34 tahun menurut data dari CIA.4 Di
Indonesia, angka harapan hidup secara keseluruhan hanya 72,17 tahun. Untuk laki-laki mencapai
69,59 tahun sedangkan perempuan 74,88 tahun.
Tingkat eutanasia yang rendah di Belanda juga menjadi faktor mengapa angka harapan
hidup disana menjadi meningkat. Dimana data mengatakan bahwa ada 2.636 laporan pada tahun
2009 yang mana eutanasia hanya menyumbangkan 2% dari total angka kematian di Belanda. Di
Indonesia, hal ini hampir mirip dengan di Belanda bahwa masih jarang ditemukan kasus
eutanasia. Hal lain yang dapat dianalisa dari piramida penduduk Belanda adalah bahwa
kemungkinan bertahan hidup pada usia produktif (middle age) yang mencapai 100 persen pada
antara tahun 1950-2008.5
Next, between 1950 and 2008, survival probabilities in middle age have approached 100
percent, an indication that mortality in middle age has decreased considerably. It is generally
accepted that this benefit mainly results from a 80% decrease in death from coronary heart
disease in this age group. Nowadays survival probabilities up to age 65 amount to approximately
86% for men and 90% for women. Finally, the shift to the right, although moderate, of the
survival curve is due to the decreased mortality risk in old age. (Dutch Life Expectancy
From an International Perspective – Leyden Academy on Vitality and
Ageing)
Meskipun demikian, Indonesia juga pada usia produktif memiliki komposisi yang juga banyak
seperti di Belanda, namun yang membedakan adalah bahwa Indonesia masih tetap berada di
bawah Belanda pada usia produktif. Karena jumlah usia produktif di Belanda pada angka 60-64
tahun lebih banyak dibandingkan di Indonesia.
Kutipan dari Dutch Life Expectancy di atas menunjukkan bahwa pada bidang kesehatan,
Belanda telah menyiapkannya dengan baik. Terbukti dengan dikeluarkannya undang-undang
yang mengatur mengenai kesehatan di Belanda sejak beberapa tahun lalu. Salah satu diantaranya
adalah memberlakukan kewajiban asuransi kesehatan bagi penduduk yang berusia 18 tahun ke
4
Life expectancy at birth https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/fields/2102.html diakses
pada tanggal 16 Februari 2015 pukul 22.04 WIB
5
Dutch Life Expectancy From an International Perspective – Leyden Academy on Vitality and Ageing
atas. Meskipun begitu, anak-anak juga berhak mendapatkan asuransi melalui asuransi orangtua
atau wali mereka secara cuma-cuma.6 Dengan begitu maka tidak heran jika piramida penduduk
Belanda pada usia muda dan usia produktif memiliki komposisi yang cukup banyak, karena
kesehatan ternyata memegang peranan penting dalam pencapaian usia sehingga harapan untuk
hidupnya semakin meningkat. Sedangkan di Indonesia, bidang kesehatan belum begitu memadai,
memang telah banyak program pemerintah yang mendukung bidang kesehatan namun pada
operasionalnya belum berjalan dengan baik karena masih banyak ditemukan kasus dimana tidak
semua warga negara mendapatkan akses atau hak untuk mendapatkan kesehatan secara layak.
Kemudian program BPJS kesehatan dan KIS belum berjalan secara maksimal dan merata.
Fertilitas juga mempengaruhi mengapa komposisi penduduk Belanda dan Indonesia
berbeda. Jika dilihat dari piramida penduduk Belanda, maka usia muda dan usia produktif masih
memiliki jumlah yang dominan, namun laju pertumbuhan penduduk masih bisa dikendalikan. Di
Belanda angka kelahiran yang tidak diinginkan menurun karena kebanyakan keluarga bukan lagi
merupakan suatu keluarga besar namun telah berubah menjadi keluarga kecil yang biasanya
hanya memiliki dua orang anak.
After World War II the TCFR dropped almost continuously. This rate denotes the number
of children at the end of a woman’s reproductive life and is independent of the timing of fertility.
It tells us that especially large families have disappeared:currently more than half of the couples
who reproduce have only two children. (Beets and Van Nimwegen : 2000)
Dan alasan lainnya adalah bahwa pasangan disana lebih banyak fokus kepada karir atau
pendidikan mereka dibandingkan memiliki anak. Komitmen untuk memiliki anak biasanya
cenderung dilakukan ketika mereka telah siap, bahkan di Belanda pernikahan pada usia muda
justru menimbulkan banyak masalah karena bisa menyebabkan perceraian sehingga tidak jarang
bahwa penduduk disana dapat hidup satu atap tidak menikah. Tetapi mereka akan menikah ketika
si perempuan memang hamil dan pasangan tersebut berkomitmen memiliki anak. Maka dari itu
laju pertumbuhan penduduk muda tetap banyak namun terkendali. Selain itu, adanya sikap
individualis akibat dari globalisasi, urbanisasi, dan sekulerisme. Bahkan Belanda sempat
dikatakan sebagai negara dengan sistem kontrasepsi terbaik7
6
Sistem Kesehatan Negeri Belanda oleh: Dr. Syuly J. Karundeng http://www.kabarindonesia.com/berita.php?
pil=3&dn=20071007141929
The low and late fertility rates result in part from the fact that the Netherlandshas
among the lowest teenage pregnancy and abortion rates in the world. It has been called “one of
the most perfectly contraceptive nations” ( Jones et al. 1986) 8
Di Indonesia, laju kelahiran yang cukup tinggi disebabkan oleh beberapa hal antara lain nikah
muda, pendidikan sex yang belum tepat sasaran dan kurangnya sosialisasi yang dilakukan
pemerintah terhadap masyarakat. Penggunaan kontrasepsi belum begitu menyeluruh serta
perawatan terhadap bayi yang dilahirkan belum memadai. Penundaan usia menikah juga masih
belum banyak dilakukan. Bahkan Plt. Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan
Badan Kependudukan BKKBN, Wendy Hartanto mengatakan, program Kependudukan dan
Keluarga Berencana (KKB) Nasional dalam sepuluh tahun terakhir tidak memuaskan Karena
selama kurun waktu tersebut, pencapaian program berada dalam posisi stagnan. Misalnya, Total
Fertility Rate (rata-rata anak yang dilahirkan seorang wanita selama masa usia subur) stagnan
pada angka 2,6 persen. Selain itu penggunaan kontrasepsi hanya merangkak naik 0,5 persen
selama lima tahun terakhir (2007-2012).9
7
Population Issues in the Netherlands by Gijs Beets and Nico Van Nimwegen (Review of Population and Social Policy,
No. 9, 2000, 87–117)
8
Jones, E. F., et al. 1986. Teenage Pregnancies in Industrialized Countries. New Haven and London: Yale University
Press.
9
Januari 2014, BKKBN Awasi Distribusi Alat Kontrasepsi Hingga Desa
http://infopublik.citrahost.com/read/55376/januari-2014-bkkbn-awasi-distribusi-alat-kontrasepsi-hingga-desa.html
diakses pada tanggal 17 Februari 2015 pukul 4.05 WIB
Nomor 2 (Perbandingan Jakarta dan Kalimantan Barat)
Piramida Penduduk Provinsi Kalimantan Barat
Kelompok Umur Laki-laki
Kelompok Umur perempuan
-300,000 -200,000 -100,000
0
100,000 200,000 300,000
Piramida Penduduk Provinsi DKI Jakarta
Jenis Kelamin Laki-laki
Jenis Kelamin Perempuan
-1,000,000
-500,000
0
500,000
1,000,000
Sumber: bps.go.id (Penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin Provinsi Kalimantan Barat dan DKI
Jakarta)
Dari gambar piramida di atas, dapat dianalisa mengenai data kependudukan di
Kalimantan Barat menurut kelompok umur dan jenis kelamin. Laki-laki di provinsi Kalimantan
Barat jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan perempuan. Hal yang sama juga ditemukan
di provinsi DKI Jakarta dimana jumlah laki-laki lebih tinggi dibandingkan perempuan. Menurut
kelompok usia, maka cenderung penduduk usia muda di Kalimantan Barat lebih banyak, hal ini
mengindikasikan bahwa tingkat natalitas disana cukup banyak, provinsi DKI Jakarta juga
memiliki tingkat natalitas yang cukup banyak namun dari piramida tersebut jumlahnya masih
lebih sedikit dibandingkan Kalimantan Barat. Hal yang dapat mempengaruhi natalitas adalah
dimana di DKI Jakarta cenderung lebih terkendali. Pemakaian alat kontrasepsi di DKI Jakarta
cenderung lebih baik daripada Kalimantan Barat dan akses terhadap kesehatan serta budaya juga
turut mempengaruhi tingkat penduduk muda.
Sedangkan pada usia produktif, jumlah penduduk yang produktif cenderung lebih banyak
jumlahnya pada provinsi DKI Jakarta. Kalimantan Barat memiliki piramida yang bentuknya
mengerucut dimana semakin tua usia kelompok maka lebih sedikit jumlahnya. Sehingga untuk
usia produktif, Kalimantan Barat masih berada di bawah DKI Jakarta. Hal ini bisa disebabkan
oleh keterkaitan antara analisis kelahiran dimana angka harapan hidup di Jakarta untuk mencapai
usia produktif lebih bagus karena adanya sarana dan prasarana serta akses yang memadai
Pada usia tua, kecenderungan keduanya cukup berbeda karena di provinsi DKI Jakarta
jumlah penduduk yang berusia tua lebih banyak dibandingkan dengan Kalimantan Barat. Hal ini
disebabkan karena provinsi DKI Jakarta lebih banyak memadai pada akses kesehatan bagi
penduduknya dan letak geografis yang strategis, sedangkan pada Kalimantan Barat cenderung
lebih sedikit dikarenakan akses terhadap kesehatan masih minim dan letak geografisnya yang
kurang strategis bagi penduduknya
Daftar Referensi:
Jones, E. F., et al. 1986. Teenage Pregnancies in Industrialized Countries. New Haven and London: Yale University
Press.
Januari 2014, BKKBN Awasi Distribusi Alat Kontrasepsi Hingga Desa
http://infopublik.citrahost.com/read/55376/januari-2014-bkkbn-awasi-distribusi-alat-kontrasepsi-hingga-desa.html
diakses pada tanggal 17 Februari 2015 pukul 4.05 WIB
Sistem Kesehatan Negeri Belanda oleh: Dr. Syuly J. Karundeng http://www.kabarindonesia.com/berita.php?
pil=3&dn=20071007141929
Population Issues in the Netherlands by Gijs Beets and Nico Van Nimwegen (Review of Population and Social Policy,
No. 9, 2000, 87–117)
Life expectancy at birth https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/fields/2102.html diakses
pada tanggal 16 Februari 2015 pukul 22.04 WIB
Dutch Life Expectancy From an International Perspective – Leyden Academy on Vitality and Ageing
Age Dependency Ratio (% of working-age population) http://data.worldbank.org/indicator/SP.POP.DPND diakses
pada tanggal 16 Februari 2015 pukul 21.47 WIB
Profil negara Belanda http://news.bbc.co.uk/2/hi/europe/country_profiles/1043423.stm diakses pada tanggal 16
Februari 2015 pukul 21.00 WIB
Population Division of the Department of Economic and Social Affairs of the United Nations Secretariat,
World Population Prospects: The 2012 Revision, http://esa.un.org/unpd/wpp/index.htm diakses pada tanggal 16
Februari 2015 pukul 21.22 WIB