BAB II ASPEK HUKUM MENGENAI PERDAGANGAN SAHAM DALAM PASAR MODAL MENGGUNAKAN SISTEM JAKARTA AUTOMATIC TRADING SYSTEM (JATS) - Penyelesaian Wanprestasi Di Pasar Modal Dalam Sistem JATS Menurut UU Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal

  

ASPEK HUKUM MENGENAI PERDAGANGAN SAHAM DALAM

PASAR MODAL MENGGUNAKAN SISTEM JAKARTA AUTOMATIC

TRADING SYSTEM (JATS) A.

   Wanprestasi

  Suatu perjanjian dapat terlaksana dengan baik apabila para pihak telah memenuhi prestasinya masing-masing seperti yang telah diperjanjikan tanpa ada pihak yang dirugikan. Tetapi adakalanya perjanjian tersebut tidak terlaksana dengan baik karena adanya wanprestasi yang dilakukan oleh salah satu pihak atau debitur.

  Perkataan wanprestasi berasal dari bahasa Belanda, yang artinya prestasi buruk yang timbul dari adanya perjanjian yang dibuat oleh satu orang atau lebih

  

  dengan satu orang atau lebih lainnya (obligatoire overeenkomst) . Adapun yang dimaksud dengan wanprestasi adalah suatu keadaan yang dikarenakan kelalaian atau kesalahannya, debitur tidak dapat memenuhi prestasi seperti yang telah ditentukan dalam perjanjian dan bukan dalam keadaan memaksa. Tidak dipenuhinya kewajiban oleh debitur disebabkan oleh dua kemungkinan yaitu : 1.

  Karena kesalahan debitur, baik dengan sengaja tidak dipenuhinya kewajiban maupun karena kelalaian,

  2. Karena keadaan memaksa (overmacht), force majeure, jadi di luar kemampuan debitur, dalam arti bahwa debitur di sini dianggap tidak bersalah. Adanya kesalahan harus dipenuhi syarat-syarat : 5 Pasal 1313 KUHPerdata “suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu

  Perbuatan yang dilakukan harus dapat dihindarkan.

  b) Perbuatan tersebut dapat dipersalahkan kepada pembuat, yaitu bahwa orang tersebut dapat menduga tentang akibatnya.

  Apakah suatu akibat itu dapat diduga atau tidak, akan tetapi harus diukur secara objektif dan subjektif. Objektif yaitu apabila menurut manusia yang normal akibat tersebut dapat diduga dan subjektif jika akibat tersebut menurut keahlian seseorang dapat diduga. Berdasarkan penjelasan di atas bahwa kesalahan mempunyai pengertian yaitu dalam arti luas yang meliputi kesengajaan dan kelalaian, dan dalam arti sempit yang hanya meliputi kelalaian saja.

  Bentuk-bentuk dari wanprestasi yaitu: 1) Tidak memenuhi prestasi sama sekali;

  Sehubungan dengan dengan debitur yang tidak memenuhi prestasinya maka dikatakan debitur tidak memenuhi prestasi sama sekali.

  2) Memenuhi prestasi tetapi tidak tepat waktunya; Apabila prestasi debitur masih dapat diharapkan pemenuhannya, maka debitur dianggap memenuhi prestasi tetapi tidak tepat waktunya.

  3) Memenuhi prestasi tetapi tidak sesuai atau keliru.

  Debitur yang memenuhi prestasi tapi keliru, apabila prestasi yang keliru tersebut tidak dapat diperbaiki lagi maka debitur dikatakan tidak memenuhi prestasi sama sekali.

  

  1) Tidak melakukan apa yang disanggupi akan dilakukan; 2) Melaksanakan apa yang dijanjikannya tetapi tidak sebagaimana dijanjikannya; 3) Melakukan apa yang dijanjikannya tetapi terlambat; 4) Melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukan.

  Akibat-akibat wansprestasi berupa hukuman atau akibat-akibat bagi debitur yang melakukan wansprestasi , dapat digolongkan menjadi tiga kategori, yakni : 1) Membayar Kerugian yang Diderita oleh Kreditur (Ganti Rugi) Ganti rugi sering diperinci meliputi tiga unsur, yakni:

  a. Biaya adalah segala pengeluaran atau perongkosan yang nyata-nyata sudah dikeluarkan oleh salah satu pihak; b. Rugi adalah kerugian karena kerusakan barang-barang kepunyaan kreditur yang diakibat oleh kelalaian si debitur; c. Bunga adalah kerugian yang berupa kehilangan keuntungan yang sudah dibayangkan atau dihitung oleh kreditur.

  2) Pembatalan Perjanjian atau Pemecahan Perjanjian Di dalam pembatasan tuntutan ganti rugi telah diatur dalam Pasal 1247 dan

  Pasal 1248 KUH Perdata. Pembatalan perjanjian atau pemecahan perjanjian bertujuan membawa kedua belah pihak kembali pada keadaan sebelum perjanjian diadakan. 6

  Peralihan risiko adalah kewajiban untuk memikul kerugian jika terjadi suatu peristiwa di luar kesalahan salah satu pihak yang menimpa barang dan menjadi obyek perjanjian sesuai dengan Pasal 1237 KUH perdata.

  Jika debitur melakukan wanprestasi maka kreditur dapat menuntut salah satu dari lima kemungkinan sebagai berikut :

  1. Dapat menuntut pembatalan atau pemutusan perjanjian.

  2. Dapat menuntut pemenuhan perjanjian.

  3. Dapat menuntut penggantian kerugian.

  4. Dapat menuntut pembatalan dan penggantian kerugian.

  5. Dapat menuntut pemenuhan dan pengganti kerugian.

  Kerugian yang bisa dimintakan penggantikan itu tidak hanya biaya-biaya yang sungguh-sungguh telah dikeluarkan (kosten), atau kerugian yang sungguh- sungguh menimpa benda si berpiutang (schaden), tetapi juga berupa kehilangan keuntungan (interessen), yaitu keuntungan yang didapat seandainya siberhutang tidak lalai (winstderving).

B. Ruang Lingkup Pasar Modal dan Prinsip Keterbukaan 1. Dasar Hukum Pasar Modal

  Pasar modal merupakan lembaga yang sangat diperhitungkan bagi perkembangan ekonomi negara, sebab itu negara selalu berkepentingan untuk turut mengatur jalannya pasar modal. Kegiatan pasar modal pada umumnya dilakukan oleh lembaga-lembaga, antara lain Pusat Perdagangan Sekuritas atau

   lembaga keuangan lainnya yang kegiatannya terkait satu dengan lainnya .

  Menjalankan kegiatan pasar modal harus berjalan dengan baik oleh karena itu para pelaku pasar modal harus mengetahui dasar hukum yang mengatur mengenai pasar modal, dasar hukum pasar modal tercantum dalam:

  Pasal 1 butir 13 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal, menyatakan bahwa :

  ”Pasar Modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek”.

  Pasar modal bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan, dan stabilitas ekonomi nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat dengan memperdagangkan efek.

  Masalah mengenai pengawasan pasar modal diatur dalam Pasal 3 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal, yang menyatakan bahwa :

  (1) Pembinaan, pengaturan, dan pengawasan sehari-hari kegiatan Pasar Modal dilakukan oleh Badan Pengawas Pasar Modal yang selanjutnya disebut Bapepam.

7 Asril Sitompul, Pasar Modal Penawaran Umum dan Permasalahannya, (Bandung: Citra

  Menteri.

  Pasar modal merupakan sumber pembiayaan dunia usaha dan sebagai wahana investasi bagi para pemodal yang memiliki peranan yang strategis untuk menunjang pembangunan nasional, untuk itu kegiatan pasar modal perlu mendapatkan pengawasan agar dapat dilaksanakan secara teratur, wajar dan efisien.

  Pelaksana pengawas pasar modal diatur dalam Pasal 4 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal yang menyatakan bahwa :

  “Pembinaan, pengaturan, dan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dilaksanakan oleh Bapepam dengan tujuan mewujudkan terciptanya kegiatan Pasar Modal yang teratur, wajar, dan efisien serta melindungi kepentingan pemodal dan masyarakat”.

  Pelaksana pengawas pasar modal seperti telah dijelaskan adalah Bapepam, dengan tujuan adalah untuk mewujudkan kegiatan pasar modal yang teratur.

  Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dan Pasal 4 Undang- undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal, Bapepam berwenang untuk:

  1. Memberi :

  a. Izin usaha kepada Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Reksa Dana, Perusahaan Efek, Penasiihat Investasi, dan Biro Adsministrasi Efek

  Perantara Pedagang Efek, dan wakil Manajer Investasi

  c. Persetujuan bagi Bank Kustodian

  2. Mewajibkan pendaftaran Profesi Penunjang Pasar Modal dan Wali Amanat.

  3. Menetapkan persyaratan dan tata cara pencalonan dan memberhentikan untuk sementara waktu komisaris dan atau direktur serta menunjuk manajemen sementara Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, serta Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian sampai dengan dipilihnya komisaris dan atau direktur yang baru.

  4. Menetapkan persyaratan dan tata cara pernyataan pendaftaran serta menyatakan, menunda, atau membatalkan efektifnya pernyataan pendaftaran.

  5. Mengadakan pemeriksaan dan penyidikan tiap pihak dalam hal terjadi peristiwa yang diduga merupakan pelanggaran terhadap undang- undang ini dan atau peraturan pelaksanaannya.

  6. Mewujudkan pihak untuk :

  a. Menghentikan atau memperbaiki iklan atau promosi yang berhubungan dengan kegiatan pasar modal, atau b. Mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengatasi akibat yang timbul dari iklan atau promosi dimaksud,

  7. Melakukan pemeriksaan terhadap : menyampaikan pernyataan pendaftaran kepada Bapepam, atau

  b. Pihak yang dipersyaratkan memiliki izin usaha, izin orang perseorangan, persetujuan, atau pendaftaran profesi berdasarkan undang-undang ini.

  8. Menunjuk pihak lain untuk melakukan pemeriksaan tertentu dalam rangka pelaksanaan wewenang Bapepam sebagaimana dimaksud dalam angka 7.

  9. Mengumumkan hasil pemeriksaan.

  10. Membekukan atau membatalkan pencatatan suatu efek pada bursa efek atau menghentikan transaksi bursa atas efek untuk jangka waktu tertentu guna melindungi kepentingan pemodal

  11. Menghentikan kegiatan perdagangan bursa efek untuk jangka waktu tertentu dalam hal keadaan darurat.

  12. Memeriksa keberatan yang diajukan oleh pihak yang dikenakan sanksi oleh Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, atau Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian serta memberikan keputusan membatalkan atau menguatkan pengenaan sanksi dimaksud.

  13. Menetapkan biaya perizinan, persetujuan, pendaftaran, pemeriksaan dan penelitian serta biaya lain dalam rangka kegiatan pasar modal.

  14. Melakukan tindakan yang diperlukan untuk mencegah kerugian masyarakat sebagai akibat pelanggaran atas ketentuan di bidang pasar modal. undang ini atau peraturan pelaksaannya.

  16. Menetapkan instrumen lain sebagai efek selain yang telah ditentukan dalam Pasal 1 angka 5 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal.

  17. Melakukan hal-hal lain yang diberikan berdasarkan undang-undang ini.

  Pasar modal merupakan sumber pembiayaan dunia usaha dan sebagai wahana investasi bagi para pemodal yang memiliki peranan yang strategis untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional, kegiatan pasar modal perlu mendapat pengawasan agar dapat dilaksanakan secara teratur, wajar, dan efisien.

  Bapepam diberi kewenangan dan kewajiban untuk membina, mengatur, dan mengawasi setiap pihak yang melakukan kegiatan di Pasar Modal. Pengawasan tersebut dapat dilakukan dengan menempuh upaya-upaya, baik yang bersifat preventif dalam bentuk aturan, pedoman, pembimbingan dan pengarahan maupun secara represif dalam bentuk pemeriksaan, penyidikan, dan pengenaan sanksi.

2. Pengertian Pasar Modal

  Secara prinsip, pasar modal (capital market) tak ubahnya sama dengan pasar-pasar yang lain, yakni tempat orang melakukan transaksi jual beli. Di dalamnya terdapat orang yang berperan sebagai penjual, pembeli dan barang yang diperdagangkan. Mereka melaksanakan perannya masing-masing. Penjual Mereka berinteraksi melakukan tawar menawar, dan biasanya disusul dengan transaksi jual beli.

  Pasar modal adalah suatu tempat yang terorganisasi dimana efek-efek diperdagangkan yang disebut Bursa Efek. Bursa efek (stock exchange) adalah suatu sistem yang terorganisasi yang mempertemukan penjual dan pembeli efek yang dilakukan baik secara langsung maupun melalui wakil-wakilnya. Fungsi Bursa Efek adalah menjaga kontinuitas pasar dan menciptakan harga efek yang wajar melalui mekanisme permintaan dan penawaran. Definisi pasar modal menurut Kamus Pasar Uang dan Modal adalah pasar konkret atau abstrak yang mempertemukan pihak yang menawarkan dan yang memerlukan dana jangka panjang, yaitu jangka satu tahun keatas. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. Pasar modal memfasilitasi berbagai

  

  Pasal 1 butir 13 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal mendefinisikan pasar modal sebagai berikut: “Kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek”.

  8 karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu ;

   a.

  Sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang diperoleh dari pasar modal dapat digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain.

  b.

  Pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada instrument keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain.

  Dengan demikian, masyarakat dapat menempatkan dana yang dimilikinya sesuai dengan karakteristik keuntungan dan risiko masing- masing instrument. Pasar modal adalah pasar yang memperdagangkan efek dalam bentuk instrumen keuangan jangka panjang baik dalam bentuk modal (equity) dan utang.

  Istilah pasar modal dipakai sebagai terjemahan dari capital market, yang berarti suatu tempat atau sistem bagaimana caranya memenuhi kebutuhan-kebutuhan dana untuk modal suatu perusahaan. Pasar modal merupakan tempat orang membeli atau menjual surat efek yang baru dikeluarkan.

  Pasar modal Indonesia memperdagangkan efek dalam wujud instrumen modal dan utang, instrumen derivatif seperti surat pengganti atau bukti sementara

9 M.Irsan Nasarudin, Indra Surya, dan Ivan, Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia,

  membeli saham atau obligasi,warrant, dan option.

  Instrumen pasar modal dapat dibedakan atas surat berharga yang bersifat utang (bond atau obligasi) dan surat berharga yang bersifat pemilikan (saham atau

  

equity ), perakteknya, saham maupun obligasi dapat diperbanyak ragamnya.

  Saham dan obligasi diderivasikan dalam beberapa jenis yang penggolongannya dapat ditentukan menurut kriteria yang melekat pada masing-masing instrumen.

  Struktur pasar modal di Indonesia tertinggi berada pada Menteri Keuangan yang menunjuk Bapepam sebagai lembaga pemerintah yang melakukan pembinaan, pengaturan dan pengawasan pasar modal. Sementara itu, bursa efek bertindak sebagai pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak lain dengan tujuan untuk memperdagangkan efek di antara mereka. Marak dan rumitnya kegiatan pasar modal, menuntut adanya perangkat hukum sehingga pasar lebih teratur, adil, dan sebagainya. Jadi hukum pasar modal mengatur segala segi yang berkenaan dengan pasar modal. Di Indonesia, terdapat Undang-Undang Pasar Modal, yaitu Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 yang mengatur tentang pasar modal. Menurut Undang-Undang ini, Bapepam diberi kewenangan sebagai pengawas dan memiliki otoritas penyelidikan serta penyidikan.

3. Instrumen Pasar Modal

  Instrumen atau produk yang diperdagangkan di pasar modal disebut dengan efek. Efek adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari efek. Derivatif dari Efek adalah turunan dari efek, baik efek yang bersifat utang maupun yang bersifat ekuitas, seperti opsi dan waran. Opsi adalah hak yang dimiliki oleh pihak untuk membeli atau menjual kepada pihak lain atas sejumlah efek pada harga dan dalam waktu tertentu. Waran adalah efek yang diterbitkan oleh suatu perusahaan yang memberi hak kepada pemegang efek untuk memesan saham dari perusahaan tersebut pada harga tertentu setelah 6 (enam) bulan atau lebih sejak efek dimaksud diterbitkan. Transaksi Bursa adalah kontrak yang dibuat oleh Anggota Bursa Efek sesuai dengan persyaratan yang ditentukan oleh Bursa Efek mengenai jual beli efek, pinjam meminjam efek atau kontrak lain mengenai efek atau harga efek.

  Saham (Stocks) Saham adalah salah satu intrumen pasar modal yang paling umum diperdagangkan karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik. Saham adalah tanda penyertaan modal dari seseorang atau badan usaha di dalam suatu perusahaan perseroan terbatas. Dengan memiliki saham, berarti kita ikut memiliki perusahaan sehingga berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

  Perusahaan-perusahaan yng ingin menambah modal usaha dapat menerbitkan saham, kemudian menjual saham tersebut melalui

   efek selaku penjamin emisi efek dan selaku perantara pedagang efek.

  Wujud saham adalah, selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan kertas tersebut. Jadi sama dengan menabung di bank, setiap kali menabung, maka akan mendapat slip yang menjelaskan bahwa nasabah telah menyetor sejumlah uang. Dan bila nasabah membeli saham, maka nasabah akan menerima kertas yang menjelaskan bahwa nasabah memiliki perusahaan penerbit saham tersebut.

   Saham antara lain dibedakan dalam berapa jenis, yaitu :

  Saham Biasa (Common Stocks) Saham biasa (common stock) paling dikenal masyarakat,

  Saham biasa juga merupakan saham yang paling banyak digunakan untuk menarik dana dari masyarakat. Saham biasa paling menarik baik bagi pemodal maupun bagi emiten. Saham Preferen (Preferred Stocks)

  Saham preferen merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi), 10 tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil seperti yang

  Iswi Hariyani dan Serfianto, Buku Pintar Hukum Bisnis Pasar Modal, (Jakarta: Visimedia, 2010) hal. 198. 11 biasa karena dua hal, yang pertama mewakili kepemilikan ekuitas dan diterbitkan tanpa tanggal jatuh tempo yang tertulis di atas lembaran saham tersebut, dan membayar dividen. Persamaan antara saham preferen dengan obligasi terletak pada tiga hal yaitu, ada klaim atas laba dan aktiva sebelumnya, dividennya tetap selama masa berlaku (hidup) dari saham, memiliki hak tebus dan dapat dipertukarkan (convertible) dengan saham biasa. Saham preferen diperdagangkan berdasarkan hasil yang ditawarkan kepada investor, maka secara praktis saham preferen dipandang sebagai surat berharga dengan pendapatan tetap dan karena itu akan bersaing dengan obligasi di pasar. Obligasi perusahaan menduduki tempat yang lebih senior dibanding dengan saham preferen.

  Dua keuntungan yang diperoleh pemodal dengan membeli atau

  

  memiliki saham:

  Dividen

  Yaitu pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham tersebut atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS, jika 12 seorang pemodal ingin mendapatkan dividen, maka kurun waktu yang relatif lama yaitu hingga kepemilikan saham tersebut berada dalam periode di mana diakui sebagai pemegang saham yang berhak mendapatkan dividen. Dividen adalah salah satu daya tarik bagi pemegang saham dengan orientasi jangka panjang seperti misalnya pemodal institusi atau dana pensiun dan lain-lain, dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai, artinya kepada setiap pemegang saham diberikan dividen berupa uang tunai (cash dividend) dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham atau dapat pula berupa dividen saham (stock dividend) yang berarti kepada setiap pemegang saham diberikan dividen sejumlah saham sehingga jumlah saham yang dimiliki seorang pemodal akan bertambah dengan adanya pembagian dividen saham tersebut.

  Capital Gain .

  Capital gain merupakan selisih antara harga beli dan

  harga jual. Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder, misalnya seorang pemodal membeli saham ABC dengan harga per saham Rp 3.000,- kemudian menjualnya dengan harga per saham Rp 3.500,- yang berarti pemodal tersebut mendapatkan capital

  Pemodal dengan orientasi jangka pendek mengejar keuntungan melalui capital gain. misalnya seorang pemodal membeli saham pada pagi hari dan kemudian menjualnya lagi pada siang hari jika saham mengalami kenaikan. Saham dikenal dengan karakteristik high risk -

  high return , artinya saham merupakan surat berharga yang

  memberikan peluang keuntungan tinggi namun juga berpotensi risiko tinggi. Saham memungkinkan pemodal untuk mendapatkan return atau keuntungan (capital gain) dalam jumlah besar dalam waktu singkat, namun seiring dengan berfluktuasinya harga saham, maka saham juga dapat membuat pemodal mengalami kerugian besar dalam waktu singkat. Risiko-risiko yang dihadapi pemodal dengan kepemilikan

  

  sahamnya: Tidak Mendapat Dividen.

  Perusahaan akan membagikan dividen jika operasi perusahaan menghasilkan keuntungan, dengan demikian perusahaan tidak dapat membagikan dividen jika perusahaan tersebut mengalami kerugian. Potensi

  13 ditentukan oleh kinerja perusahaan tersebut.

  Capital Loss .

  Pemodal tidak selalu mendapatkan capital

  gain alias keuntungan atas saham yang dijualnya dalam

  aktivitas perdagangan saham. Pemodal harus menjual saham dengan harga jual lebih rendah dari harga beli, dengan demikian seorang pemodal mengalami capital loss, misalnya seorang pemodal memiliki saham Indosat (ISAT) dengan harga beli Rp 9.000,- namun beberapa waktu kemudian dijual dengan harga per saham Rp 8.000,- yang berarti pemodal tersebut mengalami capital loss Rp 1.000,- untuk setiap saham yang dijual. Untuk menghindari potensi kerugian yang makin besar seiring dengan terus menurunnya harga saham dalam jual beli saham, maka seorang investor rela menjual saham dengan harga rendah. Istilah ini dikenal dengan istilah cut loss. Disamping risiko di atas, seorang pemegang saham juga masih dihadapkan dengan potensi risiko lainnya. Perusahaan bangkrut atau dilikuidasi saja akan berdampak secara langsung kepada saham perusahaan tersebut, sesuai dengan peraturan pencatatan saham di Bursa Efek, maka jika suatu perusahaan bangkrut atau dilikuidasi, maka secara otomatis saham perusahaan tersebut akan dikeluarkan dari Bursa atau di-delist. Pemegang saham dalam kondisi perusahaan akan menempati posisi lebih rendah dibanding kreditur atau pemegang obligasi, artinya setelah semua aset perusahaan tersebut dijual, terlebih dahulu dibagikan kepada para kreditur atau pemegang obligasi, dan jika masih terdapat sisa, baru dibagikan kepada para pemegang saham.

  Saham dihapus catatkan dari Bursa Efek (Delisting) Risiko lain yang dihadapi oleh para pemodal adalah jika saham perusahaan dikeluarkan dari pencatatan di Bursa Efek alias di-delist. Perusahaan di-

  

delist dari bursa umumnya karena kinerja yang buruk,

  misalnya dalam kurun waktu tertentu tidak pernah diperdagangkan, mengalami kerugian beberapa tahun, tidak membagikan dividen secara berturut-turut selama beberapa tahun, dan berbagai kondisi lainnya sesuai dengan Peraturan pencatatan Efek di Bursa. Saham di bursa, namun tetap dapat diperdagangkan di Luar bursa dengan konsekuensi tidak terdapat patokan harga yang jelas dan jika terjual biasanya dengan harga yang jauh dari harga sebelumnya.

  Obligasi (Bond) Obligasi adalah surat utang jangka menengah dan jangka panjang yang dapat dialihkan. Obligasi berisi janji dari pihak penerbit obligasi untuk membayar imbalan berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi. Jadi, transaksi obligasi dapat berakibat hukum terjadinya utang-piutang. Perusahaan penerbit obligasi disebut pihak yang memiliki utang (berutang/debitur), sedangkan pembeli obligasi

  

  disebut pihak yang memiliki piutang (berpiutang/kreditur). Penerbit membayar bunga atas obligasi tersebut pada tanggal-tanggal yang telah ditentukan secara periodik, dan pada akhirnya menebus nilai utang tersebut pada saat jatuh tempo dengan mengembalikan jumlah pokok pinjaman ditambah bunga yang terutang. Pada umumnya, instrumen ini memberikan bunga yang tetap secara periodik. Bila bunga dalam sistem ekonomi menurun, nilai obligasi naik, sebaliknya jika bunga meningkat, nilai obligasi turun.

  14

   1.

  Saham adalah satu bukti pemilikan saham, dan obligasi merupakan bukti pengakuan utang.

2. Obligasi, walaupun jangka panjang, tetap ada jatuh temponya

  (kecuali perpectual bonds yang kini hampir musnah), sedangkan saham tidak memiliki jatuh tempo.

  3. Perusahaan penerbit obligasi tetap wajib membayar bunga dan pokok utang meskipun merugi, sedangkan penerbit saham yang sedang merugi tidak wajib membagikan keuntungan (dividen).

  4. Perusahaan penerbit obligasi yang tidak mampu membayar bunga dan pokok utang dapat dipailitkan, sedangkan perusahaan penerbit saham yang tidak dapat memberikan dividen tidak dapat dipailitkan.

  Jenis obligasi yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia ada

  

  tiga macam, yaitu sebagai berikut: 1.

   Corporate bonds, yaitu obligasi yang diterbitkan oleh

  perusahaan, baik perusahaan berbentuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun badan usaha swasta.

2. Government bonds, yaitu obligasi yang diterbitkan oleh

  15 Pemerintahan RI. 16 Ibid, hal. 206.

   Retail bonds, yaitu obligasi yang diperjualbelikan dalam

  satuan nilai nominal yang kecil, baik dalam bentuk corporate bonds maupun government bonds.

  Varian jenis-jenis obligasi nyaris tak terbatas, rumpun aktiva keuangan yang bernama obligasi bisa dikelompokkan berdasar tipe emiten, berdasar maturity atau masa jatuh temponya, berdasar agunan, berdasar ada atau tidaknya indeksasi pelunasan, berdasarkan variasi penetapan tingkat bunga, berdasarkan ada atau tidaknya hak penukaran atau konversi, dan seterusnya. Pasar modal Indonesia, saat ini, diperdagangkan dua jenis obligasi, yaitu obligasi biasa dan konversi, perbedaannya adalah dalam kelompok obligasi biasa terdapat variasi yang cukup kaya, yaitu obligasi yang diterbitkan oleh Badan Usaha Milik Negara dan perusahaan swasta, obligasi yang memiliki tingkat bunga tetap dan mengambang, dan untuk kelompok obligasi konversi adalah obligasi tersebut memiliki waktu jatuh tempo. Obligasi konversi juga dapat ditukar dengan saham biasa, bahkan setiap obligasi konversi bisa dikonversi menjadi 3 lembar saham biasa, pada dasarnya obligasi memiliki beberapa jenis, berikut ini adalah penjelasan mengenai jenis-

  

  jenis obligasi, yaitu: 1) Dilihat dari sisi penerbit

  a) Corporate Bonds

  17 badan usaha milik negara (BUMN), atau badan usaha swasta.

  b) Government Bonds Obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah pusat.

  c) Municipal Bond Obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah daerah untuk membiayai proyek-proyek yang berkaitan dengan kepentingan publik (public utility). 2) Dilihat dari sistem pembayaran bunga

  a) Zero Coupon Bonds Obligasi yang tidak melakukan pembayaran bunga secara periodik. Namun, bunga dan pokok dibayarkan sekaligus pada saat jatuh tempo.

  b) Coupon Bonds Obligasi dengan kupon yang dapat diuangkan secara periodik sesuai dengan ketentuan penerbitnya.

  c) Fixed Coupon Bonds Obligasi dengan tingkat kupon bunga yang telah ditetapkan sebelum masa penawaran di pasar perdana dan akan dibayarkan secara periodik.

  d) Floating Coupon Bonds Obligasi dengan tingkat kupon bunga yang ditentukan sebelum jangka waktu tersebut, berdasarkan suatu acuan (benchmark) tertimbang tingkat suku bunga deposito dari bank pemerintah dan swasta.

  3) Dilihat dari hak penukaran atau opsi

  a) Convertible Bonds Obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk mengkonversikan obligasi tersebut ke dalam sejumlah saham milik penerbitnya.

  b) Exchangeable Bonds Obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk menukar saham perusahaan ke dalam sejumlah saham perusahaan afiliasi milik penerbitnya.

  c) Callable Bonds Obligasi yang memberikan hak kepada emiten untuk membeli kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut.

  d) Putable Bonds Obligasi yang memberikan hak kepada investor yang mengharuskan emiten untuk membeli kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut. 4) Dilihat dari segi jaminan

  a) Secured Bonds atau dengan jaminan lain dari pihak ketiga. Kelompok ini, termasuk di dalamnya adalah:

  1) Guaranteed Bonds

  Obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya dijamin denan penangguangan dari pihak ketiga

  2) Mortgage Bonds

  Obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya dijamin dengan agunan hipotik atas properti atau asset tetap.

  3) Collateral Trust Bonds

  Obligasi yang dijamin dengan efek yang dimiliki penerbit dalam portofolionya, misalnya saham-saham anak perusahaan yang dimilikinya.

  b) Unsecured Bonds Obligasi yang tidak dijaminkan dengan kekayaan tertentu tetapi dijamin dengan kekayaan penerbitnya secara umum.

  5) Dilihat dari segi nilai nominal

  a) Konvensional Bonds Obligasi yang lazim diperjualbelikan dalam satu nominal, Rp 1 miliar per satu lot.

  b) Retail Bonds Obligasi yang diperjual belikan dalam satuan nilai nominal yang kecil, baik corporate bonds maupun government bonds. a) Convensional Bonds Obligasi yang diperhitungan dengan menggunakan sistem kupon bunga.

  b) Syariah Bonds Obligasi yang perhitungan imbal hasil dengan menggunakan perhitungan bagi hasil. Dalam perhitungan ini dikenal dua macam obligasi syariah. 1)

  Obligasi Syariah Mudharabah merupakan obligasi syariah yang menggunakan akad bagi hasil sedemikian sehingga pendapatan yang diperoleh investor atas obligasi tersebut diperoleh setelah mengetahui pendapatan emiten.

  2) Obligasi syariah ijarah merupakan obligasi syariah yang menggunakan akad sewa sedemikian sehingga kupon (fee

  ijarah ) bersifat tetap, dan bisa diketahui atau diperhitungkan sejak awal obligasi diterbitkan.

  7) Dilihat dari cara peralihannya

  a) Beared bond/aan toonder obligatie Obligasi Atas Unjuk merupakan obligasi yang tidak mencantumkan nama pemegangnya sehingga orang yang memegang obligasi tersebutlah yang dianggap sebagai pemiliknya. Dengan menunjukkan sertifikat Obligasi Atas Unjuk atas pelunasan pokok maupun bunga obligasi tersebut.

  b) Registered bond/naam obligatie Obligasi Atas Nama adalah obligasi yang mencantumkan nama pemegangnya. Obligasi Atas Nama dapat dibedakan sebagai berikut. Obligasi atas nama untuk pokok pinjaman. Di obligasi ini, nama pemilik tercantum dalam sertifikat obligasi dank upon bunga dilekatkan padanya.

  Obligasi atas nama untuk bunga. Di obligasi ini, nama pemiliki tidak tercantum pada sertifikat obligasi, tetapi nama dan alamat pemilik dicatat di perusahaan penerbit obligasi untuk memudahkan penghitungan bunga.

  Obligasi atas nama untuk pokok pinjaman dan bunga. Di obligasi ini, nama pemilik tercantum dalam sertifikat obligasi, tetapi tidak tercantum di kupon bunga. Pembayaran pokok dan bungan langsung disampaikan kepada pemilik obligasi yang namanya tercantum di perusahaan penerbit obligasi. Investasi dengan membeli obligasi, wajib mengerti dan menyadari benar mengenai risiko dan potensi keuntungannya yang terkandung dalam instrumen obligasi, dua hal yang perlu diperhatikan untuk pemodal, yaitu :

  Manfaat Obligasi Obligasi dikenal sebagai fixed income securities atau surat berharga yang memberikan pendapatan tetap, yaitu berupa bunga atau kupon yang dibayarkan dengan jumlah yang tetap (misalnya sebesar 16% per tahun) pada waktu yang telah ditetapkan, misalnya setiap 3 bulan, 6 bulan atau satu tahun sekali. Obligasi juga mengenal penghasilan dari

  capital gain , yaitu selisih antara harga penjualan dengan harga pembelian.

  2) Risiko Obligasi

  Kesulitan untuk menentukan penghasilan obligasi adalah sulitnya memperkirakan perkembangan suku bunga, padahal harga obligasi sangat tergantung dari perkembangan suku bunga, bila suku bunga bank menunjukkan kecenderungan meningkat, pemegang obligasi akan menderita kerugian karena harga obligasi akan turun.

  c.

  Reksa Dana (Mutual Funds) Reksa dana merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka. Reksa Dana dirancang sebagai sarana untuk mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas, selain itu Reksa Dana juga diharapkan dapat meningkatkan peran pemodal lokal

   untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia.

  Reksa Dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Dalam reksa dana, masyarakat pemodal tidak langsung menginvestasikan uangnya untuk membeli efek di pasar modal, melainkan mereka membeli produk reksa dana yang dikelola oleh manajer investasi.

  Manajer investasi itulah yang akan mengelola dana-dana yang dihimoun dari masyaraat pemodal untuk membeli efek-efek yang dinilai menguntungkan. Kelak, jika investasi yang dilakukan oleh manajer investasi mendatangkan keuntungan, keuntungan tersebut akan dikembalikan kepada para pemodal sesuai kesepakatan. Sementara itu, manajer investasi akan mendapat uang jasa (fee)

   sesuai kesepakatan.

  Manfaat yang diperoleh pemodal jika melakukan investasi

  

  dalam Reksa Dana, antara lain:

  18 19 Ibid, hal. 237. 20 Ibid, hal. 236.

  Pemodal walaupun tidak memiliki dana yang cukup besar dapat melakukan diversifikasi investasi dalam efek, sehingga dapat memperkecil risiko, contohnya, seorang pemodal dengan dana terbatas dapat memiliki portfolio obligasi, yang tidak mungkin dilakukan jika tidak tidak memiliki dana besar. Reksa Dana mengumpulkan dana dalam jumlah yang besar sehingga akan memudahkan diversifikasi baik untuk instrumen di pasar modal maupun pasar uang, artinya investasi dilakukan pada berbagai jenis instrumen seperti deposito, saham, obligasi. 2)

  Reksa dana mempermudah pemodal untuk melakukan investasi di pasar modal, menentukan saham-saham yang baik untuk dibeli bukanlah pekerjaan yang mudah, namun memerlukan pengetahuan dan keahlian tersendiri, dimana tidak semua pemodal memiliki pengetahuan tersebut. 3)

  Efisiensi waktu. Hal ini disebabkan karena jika melakukan investasi pada reksa dana dimana dana tersebut dikelola oleh manajer investasi profesional, pemodal tidak perlu repot-repot untuk memantau kinerja investasi karena hal tersebut telah dialihkan kepada manajer investasi tersebut. Reksa Dana selalu mendatangkan keuntungan juga mengandung

  

  berbagai risiko, antara lain: 1. 21 Risiko Berkurangnya Nilai Unit Penyertaan.

  obligasi, dan surat berharga lainnya) yang masuk dalam portfolio Reksa Dana tersebut.

  2. Risiko Likuiditas Risiko ini menyangkut kesulitan yang dihadapi oleh Manajer Investasi jika sebagian besar pemegang unit melakukan penjualan kembali (redemption) atas unit-unit yang dipegangnya. Manajer Investasi kesulitan dalam menyediakan uang tunai atas redemption tersebut.

  3. Risiko Wanprestasi Risiko ini merupakan risiko terburuk, di mana risiko ini dapat timbul ketika perusahaan asuransi yang mengasuransikan kekayaan Reksa Dana tidak segera membayar ganti rugi atau membayar lebih rendah dari nilai pertanggungan saat terjadi hal- hal yang tidak diinginkan, seperti wanprestasi dari pihak-pihak yang terkait dengan Reksa Dana, pialang, bank kustodian, agen pembayaran, atau bencana alam, yang dapat menyebabkan penurunan NAB (Nilai Aktiva Bersih) Reksa Dana.

  Dilihat dari bentuknya, Reksa Dana dapat dibedakan

  

  menjadi : 1) 22 Reksa Dana Berbentuk Perseroan (Corporate Type)

  menghimpun dana dengan menjual saham, dan selanjutnya dana dari hasil penjualan tersebut di investasikan pada berbagai jenis Efek yang diperdagangkan di pasar modal maupun pasar uang. Reksa Dana bentuk Perseroan dibedakan lagi berdasarkan sifatnya menjadi Reksa Dana Perseroan yang tertutup dan Reksa Dana Perseroan yang terbuka.

  a) Reksa Dana Terbuka (open-end-fund) adalah reksa dana yang dapat menawarkan dan membeli kembali saham-sahammnta dari pemodal sampai dengan sejumlah modal yang telah dikeluarkan. Artinya, pemegang saham tidak dapat menjual kembali sahamnya kepada manajer investasi, tetapi harus menjual saham tersebut melalui bursa efek tempat saham reksa dana tersebut dicatatkan.

  b) Reksa Dana Tertutup (close-end-fund) adalah reksa dana yang tidak dapat membeli kembali saham-saham yang telah dijual kepada pemodal. Pemegang saham reksa dana jenis ini dapat menjual kembali sahamnya (atau unit penyertaannya) setiap saat melalui manajer investasi dan bank custodian dengan harga sesuai NAB per saham atau NAB per unit penyertaan yang berlaku saat itu.

  2) Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (Contractual

  Type )

  Reksa Dana bentuk ini, merupakan kontrak antara Manajer Investasi dengan Bank Kustodian yang mengikat pemegang Unit Penyertaan, di mana Manajer Investasi diberi wewenang untuk diberi wewenang untuk melaksanakan penitipan kolektif. Bentuk inilah yang lebih populer dan jumlahnya semakin bertambah dibandingkan dengan Reksa Dana yang berbentuk Perseroan.

  d.

  Sertifikat Penitipan Efek Indonesia (Indonesian Depository Receipt)

  Sertifikat Penitipan Efek Indonesia (SPEI) adalah Efek yang memberikan hak kepada pemegangnya atas Efek Utama yang dititipkan secara kolektif pada Bank Kustodian yang telah mendapat persetujuan Bapepam. Bapepam telah mengeluarkan peraturan tentang SPEI ini, namun sampai saat ini belum ada perusahaan yang menerbitkan Efek jenis ini di Indonesia.

4. Instrumen Efek Derivatif

  Efek-efek derivatif yang terdapat dalam pasar modal antara lain right,

  

warrant , option. Efek-efek ini pada dasarnya merupakan kelanjuan dari efek

   yang telah terlebih dahulu dipasarkan Indonesian Depository Receipt.

  a.

   Right

  adalah sama dengan HMETD (hak memesan efek terlebih

  Right dahulu) yang ditujukan bagi pemegang saham sebelumnya.

  Sertifikat bukti right dapat didefenisikan sebagai efek yang memberikan hak kepada pemegang saham lama untuk membeli saham baru yang akan dikeluarkan oleh emiten pada proporsi dan harga tertentu. Hak dalam right sering disebut preemtive right, yaitu hak untuk menjaga proporsi kepemilikan saham bagi

  23

   pengeluaran saham baru.

  b.

  Option (Opsi) Adalah suatu suatu privelsa atau hak istimewa untuk membeli atau menjual, menerima atau menyerahkan harta benda yang diberikan sesuai dengan syarat-syarat yang telah disetujui dan biasanya dengan ganti rugi atau harga. Option mempunyai dua tipe, yaitu

  call option . Call option adalah opsi yang memberikan hak kepada

  pemegangnya untuk membeli tidak hanya saham, tetapi juga aset keuangan yang telah ditentukan jumlah, harga dan waktunya. Put

  option adalah hak yang dimiliki oleh pihak untuk membeli atau

  menjual kepada pihak lain sejumlah efek pada harga dan dalam

   waktu tertentu.

  c.

  Warrant (Waran/Surat Saham) Adalah hak untuk membeli saham atau obligasi dari satu perusahaan dengan harga yang telah ditentukan sebelumnya oleh penerbit waran/emiten. Harga pasar saham dapat berubah-ubah setelah penawaran umum perdana (initial public offering/IPO).

  Letika harga saham naik lebih tinggi, pemilik waran akan mendapat keuntungan karena dapat membeli saham dengan harga awal. Sebaliknya, jika harga saham turun lebih rendah daripada 24 harga awal, pemilik waran akan mengalami kerugian sesuai harga 25 Ibid, hal. 232.

  dengan harga lebih rendah dari pada harga pasar. Umumnya, waran dapat diperdagangkan di bursa sehingga pemilik waran mendapat keuntungan (capital gain) jika bisa menjual waran lebih tinggi

   daripada harga beli.

5. Para Pihak dalam Pasar Modal

  Pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitnya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.

   Para pelaku yang terkait dalam pasar modal : a.

  Perusahaan Efek.

  Perusahaan Efek adalah pihak yang melakukan kegiatan usaha sebagai Penjamin Emisi Efek, Perantara Pedagang Efek, dan atau Manajer Investasi.

1) Penjamin Emisi Efek.

  Penjamin Emisi Efek adalah pihak yang membuat kontrak dengan Emiten untuk melakukan Penawaran Umum bagi kepentingan Emiten dengan atau tanpa kewajiban untuk membeli sisa efek yang tidak terjual.

  26 27 Ibid, hal. 228.

  Marzuki Usman, Singgih Riphat, Syahrir, Pengetahuan Dasar Pasar Modal, (Jakarta:

  Perantara Pedagang Efek.

  Perantara Pedagang Efek adalah pihak yang melakukan kegiatan usaha jual beli efek untuk kepentingan sendiri atau pihak lain.

3) Manajer Investasi.

  Manajer Investasi adalah pihak yang kegiatan usaha adalah mengelola Portofolio Efek untuk para nasabah atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok nasabah, kecuali perusahaan asuransi, dana pensiun, dan bank yang melakukan sendiri kegiatan usahanya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

  b.

  Emiten Berdasarkan Pasal 1 angka 6 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal, emiten adalah pihak yang melakukan penawaran umum. Bila suatu perusahaan melakukan penawaran umum melalui pasar modal berarti dana yang diperoleh dari publik, baik individu maupun institusi. Pemanfaatan dana publik didorong oleh tiga hal, yaitu : 1) Perluasan Usaha atau Ekspansi Suatu perusahaan untuk mempertahankan eksistensinya harus memperluas usaha (ekspansi) dan perluasan usaha modal. 2) Perbaikan Struktur Modal

  Restrukturisasi modal (capital restructurization) yaitu merubah komposisi modal dimana modal saham menjadi lebih besar dan modal pinjaman menjadi lebih kecil. Hal ini dilakukan bila perusahaan mengalami kerugian karena dibebani oleh pembayaran bunga dan cicilan hutangnya. 3) Divestasi (divestment)

  Divestasi adalah tindakan mengalihkan saham dari pemegang saham lama kepada pemegang saham baru.

  c.

  Investor Investor adalah orang atau badan hukum yang mempunyai

  

  kelebihan dana dan menggunakannya untuk investasi . Banyak orang atau badan hukum yang memiliki kelebihan dana tetapi hanya sedikit yang mampu melakukan investasi yang lebih menguntungkan, hal ini disebabkan karena perbedaan tingkat pendidikan, akses terhadap informasi dan berbagai kebijakan pemerintah yang mengatur masalah-masalah yang berhubungan dengan investasi. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal Asing, membedakan antara investor asing dan 28 domestik. modal, bisa dikatakan salah satu indikator terpenting dalam pasar modal adalah keberadaan investor.

  1) Investor Asing diatur dalam, Pasal 1 butir 6 Undang-Undang

  Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal Asing menyatakan bahwa : “Investor asing adalah perseorangan warga negara asing, badan usaha asing, atau pemerintah asing yang melakukan penanaman modal di wilayah negara Republik Indonesia”.

  Kehadiran investor asing di pasar modal Indonesia sebenarnya membawa dampak yang baik bagi prekonomian Indonesia, namun dengan adanya permasalahan politik dan ekonomi yang terjadi di Indonesia, serta penegakan hukum yang lemah, tidak adanya jaminan keamanan yang memadai membuat banyak investor asing mundur dari pasar modal Indonesia.

  2) Investor Domestik diatur dalam, Pasal 1 butir 5 Undang-Undang

  Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal Asing menyatakan bahwa : “Investor domestik adalah perseorangan warga negara Indonesia, badan usaha Indonesia, negara Republik Indonesia, atau daerah yang melakukan penanaman modal di wilayah negara Republik Indonesia”. sangatlah diharapkan, karena hanya dengan investor domestik yang kuat akan mendukung pasar modal yang stabil dan tidak mudah dipermainkan oleh pihak-pihak tertentu, seperti investor asing yang dengan mudah memindahkan investasinya.

  Investor mempunyai dua kesempatan untuk melakukan investasi di pasar modal dengan tujuan yang berbeda, yaitu : 1) Kesempatan pertama pada pasar perdana (primary market), yaitu kesempatan antara saat ijin go public diberikan kepada perusahaan sampai waktu tertentu sesuai dengan perjanjian antara emiten dengan penjamin emisinya.

  2) Kesempatan kedua pada pasar sekunder (secondary market), yaitu kesempatan setelah saham perusahaan terdaftar/listed di bursa.

  Investor berasal dari berbagai lapisan masyarakat karena itu tujuan modalnya pun berbeda-beda. Berdasarkan tujuan investasi maka investor dapat dibedakan dalam empat kelompok, yaitu : a) Investor yang tujuannya adalah untuk memperoleh dividen.

  Investor ini mengincar perusahaan yang sudah stabil yang menjamin keuntungan yang relatif stabil.

Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridis Terhadap Penerapan Keterbukaan Dalam Prinsip Akuntabilitas Pada Pasar Modal Ditinjau Dari UU No. 8 Tahun 1995

3 59 142

Kajian Yuridis Atas Kejahatan Pasar Modal Di Bursa Efek Indonesia Menurut UU No. 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal

5 85 103

Penyelesaian Wanprestasi Di Pasar Modal Dalam Sistem JATS Menurut UU Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal

7 147 139

Kajian Yuridis Akuisisi Internal Pada Perusahaan Publik Menurut Pasal 84 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal

0 5 129

BAB II LANDASAN HUKUM MENGENAI REKSA DANA PERSEROAN A. Ketentuan Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal - Hubungan Hukum Para Pihak dalam Reksa Dana Perseroan terkait Transaksi Reksa Dana Saham

0 0 23

BAB II PENGATURAN KEWAJIBAN PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP BAGI PERUSAHAAN PUBLIK DALAM PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI BIDANG PASAR MODAL INDONESIA A. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal - Tanggu

0 0 37

BAB II KETERBUKAAN DI DALAM PASAR MODAL A. Prinsip Keterbukaan di Dalam Pasar Modal 1. Ketentuan Prinsip Keterbukaan Dalam Hukum Pasar Modal - Tinjauan Yuridis Terhadap Penerapan Keterbukaan Dalam Prinsip Akuntabilitas Pada Pasar Modal Ditinjau Dari UU No

0 0 28

BAB II INDEPENDENSI AKUNTAN PUBLIK DI PASAR MODAL A. Pasar Modal 1. Pengertian Pasar Modal - Tanggung Jawab Akuntan Publik atas Laporan Keuangan yang Overstated di Pasar Modal

0 3 64

BAB II RUANG LINGKUP KEJAHATAN PASAR MODAL A. Kejahatan Secara Umum - Kajian Yuridis Atas Kejahatan Pasar Modal Di Bursa Efek Indonesia Menurut UU No. 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal

0 0 33

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG - Kajian Yuridis Atas Kejahatan Pasar Modal Di Bursa Efek Indonesia Menurut UU No. 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal

0 0 14