ANG P EMBANGUNANKOTAPASURUAN 3.2 .1 Tujuan Pembangunan Jangka Panjang

  B A B

  I I

  I B A B

  I I

  I R E N C A N A P E M B A N G U N A N K O T A P A S U R U A N

R E N C A N A P E M B A N G U N A N K O T A P A S U R U A N

3 .

  1 V

  I S

  I D A N M

  I S

  I K O T A P A S U R U A N 3 .

  1 V

  I S

  I D A N M

  I S

  I K O T A P A S U R U A N

  3.1.1 Visi

  Visi merupakan cara pandang sekaligus kondisi akhir yang ingin diwujudkan dalam kurun waktu tertentu melalui pemberdayaan seluruh potensi dan peluang yang dimiliki. Dalam kurun waktu 2010-2015 Walikota Pasuruan mencanangkan visi sebagai berikut: “Terwujudnya Kota Pasuruan sebagai Kota Industri, Perdagangan dan Jasa yang dilandasi

  Iman dan Taqwa menuju Masyarakat Sejahtera

”.

  Visi dimaksud akan diterjemahkan oleh setiap setiap satuan kerja di lingkup kerja Pemerintah Kota Pasuruan (Bagian, Badan, Dinas dan Kantor) dalam merumuskan visinya masing-masing. Sehingga diharapkan akan timbul keharmonisan yang terbentuk melalui kesepahaman visi di antara satuan kerja dalam mewujudkan Kota Pasuruan sebagai kota industri, perdagangan dan jasa (RPJMD Kota Pasuruan Tahun 2010-2015).

  3.1.2 Misi

  Upaya mewujudkan Kota Pasuruan sebagai kota industri, perdagangan dan jasa sebagaimana yang terdapat dalam visi Kota Pasuruan Tahun 2010-2015 harus ditunjang dengan rumusan misi yang berperan sebagai grand objectives dalam rangka mewujudkan visi. Misi merupakan pengejawantahan yang bersifat strategis dari visi yang ingin diwujudkan.

  Sebagai bagian dari upaya merealisasikan visi Kota Pasuruan, maka misi Kota Pasuruan dirumuskan sebagai berikut (RPJMD Kota Pasuruan Tahun 2010-2015):

  1. Meningkatkan partisipasi dan kualitas pendidikan.

  2. Meningkatkan cakupan layanan dan kualitas kesehatan masyarakat.

  3. Menciptakan kesempatan kerja dan iklim usaha yang kondusif.

  4. Meningkatkan pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat secara layak.

  5. Menyediakan infrastruktur kota, sarana dan prasarana dasar, serta tata ruang/ lingkungan yang nyaman.

  6. Mewujudkan pelayanan publik dan tata pemerintahan yang baik.

  7. Meningkatkan kualitas iman dan taqwa.

  3.1.3 Strategi Pertumbuhan

  Sedangkan strategi pertumbuhan dalam RPJMD Kota Pasuruan dipusatkan pada pemberdayaan (empowerment) manusia (baik sebagai individu maupun kelompok), Keterpihakan pada masyarakat miskin (Pro poor) dan Pemerataan pertumbuhan ekonomi (growth with equity). Strategi tersebut adalah sebagai berikut : 1. Pertumbuhan ekonomi yang berkualitas. a. Revitalisasi peran industri kecil dan menengah,

  b. Pengembangan sektor perdagangan dan jasa, c. Optimalisasi pengelolaan BUMD dan aset produktif daerah.

  d. Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, serta Peningkatan Iklim Usaha dan Investasi

  2. Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat dan pemenuhan hak dasar dalam pembangunan partisipasif Pemerintah berkewajiban melaksanakan pembangunan demi terpenuhinya kebutuhan hak dasar, yaitu : a. Pemenuhan hak atas pangan,

  b. Pemenuhan hak atas pelayanan kesehatan,

  c. Pemenuhan hak atas pendidikan,

  d. Pemenuhan hak atas pekerjaan dan usaha,

  e. Pemenuhan hak atas perumahan,

  f. Pemenuhan hak atas pemukiman yang layak,

  g. Pemenuhan hak atas sumber daya dan lingkungan hidup,

  h. Pemenuhan hak atas rasa aman, i. Pemenuhan hak untuk berpartisipasi.

  3. Pembangunan Infrastruktur Kota Pasuruan Strategi pembangunan Kota Pasuruan di bidang infrastruktur ini diarahkan pada :

  a. Pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana pendukung wilayah,

  b. Pengelolaan lingkungan hidup dan penataan ruang,

  c. Pengembangan sistem dan jaringan transportasi darat dan laut,

  d. Penambahan kapasitas jalan dan jalan raya,

  e. Penambahan dan peningkatan sarana dan prasarana perdagangan, f. Peningkatan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana prasarana pendukung wilayah.

  g. Pembangunan, Pemeliharaan dan Perbaikan Infrastruktur

  4. Peningkatan sumber pendanaan dan pemanfaatannya secara efektif, efisie n dan transparan.

  Strategi peningkatan sumber pendanaan dan pemanfaatannya secara efektif yang diarahkan pada : a. Peningkatan sumber-sumber penerimaan daerah,

  b. Peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur pemerintah, c. Pengembangan sistem informasi keuangan.

  3 .

  2 T

  I N J A U A N T U J U A N D A N A R A H P E M B A N G U N A N J A N G K A P A N J A N G 3 .

  2 T

  I N J A U A N T U J U A N D A N A R A H P E M B A N G U N A N J A N G K A P A N J A N G P P E E M M B B A A N N G G U U N N A A N N K K O O T T A A P P A A S S U U R R U U A A N N

  3 3 . .

  2 2 . .

1 Tujuan Pembangunan Jangka Panjang

  1

  Tujuan pembangunan jangka panjang daerah Kota Pasuruan adalah mendukung sepenuhnya upaya mewujudkan bangsa yang maju dan mandiri, sejahtera lahir dan batin sebagai landasan bagi tahap pembangunan menuju masyarakat adil dan makmur dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.

  1. Sejalan dengan arah pembangunan Nasional dan pembangunan daerah Jawa Timur, maka Pembangunan Jangka Panjang Kedua Daerah Kota Pasuruan diarahkan untuk meningkatkan kualitas manusia dan kualitas masyarakat agar semakin maju, mandiri dan sejahtera berdasarkan Pancasila, dengan rasa cinta tanah air yang melandasi kedasaran kebangsaan, semangat pengabdian dan tekad untuk membangun dengan lebih memberi peran kepada rakyat untuk berperan aktif dalam pembangunan dijiwai semangat kekeluargaan.

  2. Melalui upaya pembangunan, potensi sumber daya pembangunan nasional dan daerah diarahkan menjadi kekuatan ekonomi, sosial budaya, politik dan pertahanan keamanan yang nyata, didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki kemampuan memanfaatkan, mengembangkan, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta kemampuan manajemen.

  3. Pembangunan ekonomi daerah diarahkan pada upaya mendukung terwujudnya perekonomian nasional yang mandiri dan handal berdasarkan demokrasi ekonomi untuk meningkatkan kemakmuran seluruh rakyat secara selaras, adil dan merata. Dengan demikian pertumbuhan ekonomi dan kesenjangan sosial.

  4. Pembangunan industri dan pertanian sektor produktif lainnya ditingkatkan dan diarahkan untuk menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi. Pembangunan industri terus ditingkatkan dan diarahkan agar sektor industri makin menjadi penggerak utama ekonomi yang efisien, berdaya saing tinggi, mempunyai struktur yang semakin kukuh dengan pola produksi dan bersumber daya alam yang melimpah menjadi barang yang bermutu, bernilai tambah yang tinggi dan padat ketrampilan. Industri kecil harus dikembangkan dan didorong untuk semakin menjadi kuat. Sektor pertanian terus ditingkatkan agar mampu menghasilkan pangan dan bahan mentah yang cukup bagi pemenuhan kebutuhan rakyat, meningkatkan daya beli rakyat dan mampu melanjutkan proses industrialisasi, serta makin terkait dan terpadu dengan sektor industri dan jasa menuju terbentuknya jaringan kegiatan agroindustri dan agribisnis yang produktif.

  5. Jasa, termasuk pelayanan infrastruktur dan jasa keuangan terus dikembangkan menuju terciptanya jaringan informasi, perhubungan, perdagangan dan pelayanan keuangan yang handal, efisien, mampu mendukung industrialisasi dan upaya pemerataan. Perdagangan harus mampu menunjang peningkatan produksi dan memperlancar distribusi sehingga mampu mendukung upaya pemerataan.

  6. Pendayagunaan sumber daya alam diperuntukkan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat dilakukan secara terencana, rasional, optimal dan bertanggung jawab sesuai dengan kemampuan daya dukungnya dengan tetap memperhatikan kelestarian fungsi dan keseimbangan lingkungan hidup bagi pembangunan yang berkelanjutan.

  7. Pembangunan ekonomi yang mengelola kekayaan alam Kota Pasuruan seperti kehutanan dan pertambangan harus senantiasa memperhatikan bahwa pengolahan sumber daya alam, disamping untuk memberi kemanfaatan masa kini, juga harus menjamin kehidupan masa depan dan pembangunan sektor ini dipacu untuk membawa manfaat yang sebesar-besarnya bagi pengembangan wilayah, pembangunan daerah dan peningkatan taraf hidup rakyat.

  8. Pembangunan baik skala nasional/daerah pada dasarnya diselenggarakan oleh mesyarakat bersama pemerintah. Dana untuk pembiayaan daerah terutama digali dari pendapatan asli daerah. Bantuan dan sumber dan dari pusat masih terus diperlukan dengan prinsip tetap meningkatkan kekuatan pembangunan daerah.

  9. Pembangunan daerah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat, menggalakkan prakarsa dan peran aktif masyarakat, meningkatkan pendayagunaan potensi daerah secara optimal dan terpadu dalam mengisi otonomi daerah yang nyata, dinamis, serasi dan bertanggung jawab serta memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.

  10. Pembangunan pendidikan diarahkan untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia serta kualitas sumber daya manusia dan memperluas serta meningkatkan pemerataan kesempatan perolehan pendidikan termasuk di daerah terpencil.

  11. Budaya masyarakat daerah sebagai bagian dari budaya bangsa merupakan perwujudan cipta, rasa dan karsa dan karya bangsa yang dilandasi nilai luhur bangsa berdasarkan Pancasila bercirikan Bhineka Tunggal Ika dan berwawasan nusantara, harus diupayakan agar senantiasa menjiwai perilaku masyarakat dan pelaksanaan pembangunan, serta membangkitkan sikap kesetiakawanan dan tanggung jawab sosial, disiplin serta semangat pantang menyerah.

  12. Pembangunan kependudukan diarahkan pada peningkatan kualitas penduduk dan pengendalian laju pertumbuhan penduduk, serta perwujudan keluarga kecil sejahtera dan bahagia. Upaya penurunan tingkat pertumbuhan penduduk dan pergeseran yang serasi perlu dilanjutkan dan lebih ditingkatkan, antara lain melalui transmigrasi swakarsa.

  13. Pembinaan anak, remaja dan pemuda sebagai generasi penerus diarahkan untuk mengembangkan sikap menjunjung tinggi nilai-nilai luhur budaya bangsa, sikap keteladanan/disiplin dalam masyarakat, berbangsa dan bernegara harus dilaksanakan sedini mungkin di lingkungan keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat.

  14. Pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi memegang peranan penting serta akan sangat mempengaruhi perkembangan dalam masa Pembangunan Jangka Panjang.

  Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi akan sangat mempengaruhi keberhasilan pembangunan dalam membangun masyarakat yang maju dan mandiri. Pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi diarahkan agar pemanfaatan, pengembangan dan penguasaannya dapat mempercepat peningkatan kecerdasan/kemampuan bangsa, mempercepat proses pembaharuan, meningkatkan kualitas, harkat/martabat bangsa, serta meningkatkan kesejahteraan rakyat.

  15. Pembangunan kehidupan beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa diarahkan untuk mampu meningkatkan kualitas umat beragama dan penganut kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang penuh dengan keimanan, ketaqwaan dan kerukunan yang dinamis serta makin meningkatkan peran serta umat dalam pembangunan.

  16. Dalam rangka memantapkan sistem hukum nasional yang bersumber pada Pancasila dan

  Undang-Undang Dasar 1945, pembangunan hukum diarahkan untuk membantu menghasilkan produk hukum nasional dan produk hukum daerah yang mampu mengatur tugas umum pemerintah dan penyelenggaraan pembangunan daerah yang didukung oleh aparatur hukum yang bersih, berwibawa, penuh pengabdian, sadar dan taat hukum, mempunyai rasa keadilan sesuai dengan kemanusiaan, serta yang profesional, efisien dan efektif, dilengkapi saran dan prasarana hukum yang memadai serta mengembangkan masyarakat yang sadar dan taat hukum.

  17. Pembangunan politik diarahkan pada terwujudnya tatanan kehidupan politik berdasarkan Pancasila makin mampu menjamin berfungsinya lembaga politik/lembaga kemasyarakatan, mantapnya proses komunikasi politik, antara sesama suprastruktur politik/antara sesama suprastruktur dan infrastruktur politik/masyarakat, mengembangkan suasana/sikap keterbukaan yang bertanggung jawab.

  18. Pembangunan aparatur negara/aparatur Pemda diharapkan meningkatkan kualitas aparatur, agar lebih memiliki sikap dan perilaku yang berintikan pengabdian, kejujuran, tanggung jawab, disiplin, keadilan dan kewibawaan sehingga dapat memberikan pelayanan dan pengayoman kepada masyarakat sesuai dengan tuntunan dan aspirasi masyarakat.

  Pembangunan pertahanan keamanan negara dan pembangunan keamanan dan ketertiban masyarakat di daerah diarahkan pada kemampuan mewujudkan daya tangkal bangsa yang tangguh dalam sistem pertahanan keamanan rakyat semesta.

  3 . 2 .

  2 Arah Pembangunan Jangka Panjang 3 . 2 .

  2 Arah pembangunan jangka panjang Kota Pasuruan, antara lain sebagai berikut :

  1. Menumbuhkan sikap dan tekad kemandirian manusia dan masyarakat Kota Pasuruan dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia untuk mewujudkan kesejahteraan lahir batin, yang lebih selaras, adil dan merata.

  2. Melanjutkan, meningkatkan, memperdalam, menyempurnakan, memperluas dan memacu pembangunan daerah di semua aspek kehidupan sebagai bagian integral dari pembangunan nasional dan sekaligus sebagai pengamalan Pancasila yang didukung dengan pembangunan ekonomi daerah yang nyata, dinamis, serasi dan bertanggung jawab sesuai dengan keinginan dan tuntutan serfa permasalahan masyarakat.

  3. Mengembangkan dan menserasikan laju pertumbuhan antar daerah bawahan dan membuka daerah terisolasi/kepulauan, yang diimbangi dengan peningkatan efektifitas penataan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah Kota Pasuruan.

  4. Meletakkan landasan pembangunan yang mantap untuk tahap pembangunan berikutnya.

  3 .

  3 T

  I N J A U A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N J A N G K A M E N E N G A H D A E R A H ( R P J M D ) 3 .

  3 T

  I N J A U A N R E N C A N A P E M B A N G U N A N J A N G K A M E N E N G A H D A E R A H ( R P J M D ) K K O O T T A A P P A A S S U U R R U U A A N N

3.3.1 Strategi Pembangunan Kota Pasuruan

  Strategi dan kebijakan pembangunan dalam 5 tahun ke depan diarahkan pada pada pemberdayaan (empowerment) manusia (baik sebagai individu maupun kelompok), Keterpihakan pada masyarakat miskin (Pro poor) dan Pemerataan pertumbuhan ekonomi (growth with equity), yang pada hakikatnya mengandung nilai-nilai pembangunan sosio-kultural. Oleh karena itu strategi pembangunan dalam RPJMD kota pasuruan dapat dijabarkan melalui strategi sebagai berikut :

  1. Pertumbuhan ekonomi yang berkualitas Inti dari strategi ‘redistribution of benefits with growth’ berupa perubahan pula growth dan distribusi; yang ditujukan untuk mempercepat pertumbuhan pendapatan golongan miskin.

  Fokusnya mengarah pada penyediaan atau penciptaan lapangan pekerjaan langsung bagi masyarakat sebagai alat untuk mendistribusikan pertumbuhan dan kesejahteraan. Harapannya, hasil pertumbuhan ekonomi tidak hanya dinikmati oleh sekelompok orang atau usaha besar, tetapi justru terdistribusi pada segmen menengah ke bawah. Strategi pertumbuhan ekonomi yang diimbangi dengan pemerataan hasil-hasilnya disebut dengan strategi pertumbuhan ekonomi berkualitas. Fundamen ekonomi yang bertumpu pada indsutri kecil dan menengah, perdagangan serta jasa akan semakin kokoh apabila didukung dengan investasi yang efisien sehingga mampu mendukung peningkatan pendapatan per kapita. Upaya mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas bisa ditempuh melalui:

  a) Revitalisasi peran industri kecil dan menengah,

  b)

  Pengembangan sektor perdagangan dan jasa

  c) Optimalisasi pengelolaan BUMD dan aset produktif daerah.

  d) Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, serta Peningkatan Iklim Usaha dan Investasi.

  Dukungan lain dalam upaya mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, berkesinambungan serta terwujudnya pemenuhan hak dasar rakyat adalah pembenahan kebijakan publik dan regulasi. Peningkatan kapasitas kelembagaan maupun aparatur pemerintah merupakan upaya penting dalam membangun sebuah birokrasi yang kondusif bagi pelayanan publik. Hal tersebut dapat dicapai dengan lebih mengoptimalkan pemberdayaan kelembagaan dan aparatur pemerintah.

  2. peningkatan pemberdayaan masyarakat dan pemenuhan hak dasar dalam pembangunan partisipatif Pemerintah berkewajiban melaksanakan pembangunan demi terpenuhinya kebutuhan hak dasar, yaitu: a. pemenuhan hak atas pangan

  b. pemenuhan hak atas pelayanan kesehatan

  c. pemenuhan hak atas pendidikan

  d. pemenuhan hak atas pekerjaan dan usaha

  e. Pemenuhan hak atas perumahan

  f. pemenuhan hak atas pemukiman yang layak

  g. pemenuhan hak atas sumber daya dan lingkungan hidup

  h. pemenuhan hak atas rasa aman, dan i. pemenuhan hak untuk berpartisipasi dengan memperhatikan keterlibatan masyarakat sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat pada berbagai kegiatan pembangunan daerah untuk menyeimbangkan antara laju pertumbuhan pembangunan dan pemerataan pembangunan.

  Keterlibatan masyarakat dalam kegiatan pembangunan daerah tersebut dilakukan mulai dari proses penyusunan perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan monitoring dan evaluasi hasil-hasil pembangunan. Untuk memperkuat keterlibatan masyarakat dalam berbagai kegiatan pembangunan dibutuhkan pemahaman dan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya peran masyarakat bagi keberhasilan pembangunan daerah. Sejalan dengan konsep dalam penyusunan indeks pembangunan manusia, tingkat pemberdayaan masyarakat memiliki korelasi dengan tingkat pendidikan, tingkat kesehatan dan kemapanan secara ekonomi. Oleh karena itu upaya pemberdayaan masyarakat harus diiringi dengan penyediaan layanan dan sarana pendidikan serta kesehatan yang layak, baik dari sisi kualitas maupun kuantitas. Perbaikan kondisi ekonomi masyarakat juga akan memberikan peluang yang lebih besar dalam berpartisipasi secara aktif dalam pelaksanaan pembangunan.

  3. Pembangunan Infrastruktur Kota Pasuruan Agar pertumbuhan ekonomi yang diimbangi dengan pemerataan dapat terwujud, maka perlu ditunjang dengan percepatan pembangunan infrastruktur, seperti Jalan Lingkar Utara, Pembangunan Pelabuhan Pasuruan dan Rest Area Gadingrejo. Selain pembangunan infrastruktur ekonomi, diperlukan pula pembangunan infrastruktur yang berkaitan dengan pemenuhan hak dasar masyarakat seperti air bersih, sanitasi, kesehatan dan pendidikan. Untuk itu strategi pembangunan Kota Pasuruan diarahkan pada (1) pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana pendukung wilayah; (2) Pengelolaan lingkungan hidup dan penataan ruang; (3) pengembangan sistem dan jaringan transportasi darat dan laut; (4) penambahan kapasitas jalan dan jalan raya; (5) penambahan dan peningkatan sarana prasarana perdagangan; (6) peningkatan pemanfaatan dan pemeliharaan sarana prasarana wilayah; (7) Pembangunan, Pemeliharaan dan Perbaikan Infrastruktur. Berdasarkan pola dan kecenderungan perkembangan perubahan struktur perkotaan yang antara lain dipengaruhi oleh jumlah penduduk, kelengkapan fasilitas dan perkembangan ekonomi wilayah Kota Pasuruan, maka struktur perwilayahan Kota Pasuruan dibagi menjadi empat bagian wilayah kota sebagai berikut:

  1. Bagian Wilayah Pelabuhan;

  2. Bagian Wilayah Perdagangan dan Jasa;

  3. Bagian Wilayah Industri; 4. Bagian Wilayah Permukiman. Berdasarkan RPJMD Kota Pasuruan 2011-2015 dengan memperhatikan struktur perwilayahan Kota Pasuruan, maka kawasan/wilayah potensial yang perlu mendapatkan perhatian dalam prioritas pembangunan adalah sebagai berikut:

  a. Kawasan strategis yang meliputi kawasan andalan yaitu pelabuhan, sentra kerajinan meubel Bukir, sentra kerajinan logam di Mayangan, pusat perdagangan di Jalan Niaga dan Rest Area Gadingrejo. Sedangkan untuk pengembangan wilayah tertinggal diarahkan pada wilayah utara Kota Pasuruan. Pengembangan wilayah perdagangan akan dilakukan secara menyebar ke kawasan timur, barat dan selatan agar terjadi pemerataan perkembangan kota.

  b. Pembangunan infrastruktur ekonomi dan infrastruktur dasar diarahkan pada:  Pembangunan jalan lingkar utara;  Pembangunan wisata marina; dan  Revitalisasi kawasan pelabuhan pasuruan.

  c. Wilayah Pengembangan Industri terutama diarahkan di barat Kota Pasuruan (Gadingrejo, Bukir, Petahunan dan Randusari)

  d. Wilayah permukiman baru, diarahkan pada wilayah selatan dan timur dengan konsekuensi lahan pertanian akan semakin sempit.

  e. Wilayah bencana banjir. Banjir di Kota Pasuruan diakibatkan banjir kiriman dan banjir ROB. Penanggulangannya difokuskan pada perbaikan saluran-saluran air dan pembangunan tanggul penangkis gelombang di sepanjang garis pantai utara.

  Dalam rangka mewujudkan visi dan misi Kota Pasuruan diperlukan ketersediaan infrastruktur yang memadai untuk mendukung penyelenggaraan pembangunan daerah. Ketersediaan infrastruktur tersebut memiliki peran yang sangat penting dalam menggerakkan peran yang sangat penting dalam menggerakkan pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan efektifitas pola distribusi serta pemerataan hasil-hasil pembangunan.

  4. Peningkatan sumber pendanaan dan pemanfaatannya secara efektif, efisien dan transparan Guna menunjang strategi pembangunan Kota Pasuruan dalam mencapai kinerja agregat 2010-2015, maka diperlukan alternatif pembiayaan dalam mengatasi keterbatasan dana PAD maupun APBD. Antara lain dengan mengoptimalkan pengelolaan aset produktif, sharing pembiayaan dengan pemerintah pusat dan propisi serta mengembangkan kemitraan antara pemerintah dengan swasta dan masyarakat. Dukungan pendanaan yang bersumber dari pendanaan utama dan alternatif, sangat dibutuhkan untuk pelaksanaan pembangunan Kota Pasuruan secara berkelanjutan. Sumber- sumber pendanaan pembangunan tersebut dapat diperoleh dari pemerintah, swasta maupun dari masyarakat untuk dimanfaatkan sebagai sumber pendanaan berbagai kegiatan pembangunan secara efektif dan efisien. Rasionalisasi dan obyektifitas pemanfaatan dana harus dilakukan atas dasar program- program dan kegiatan-kegiatan yang transparan dan dapat dipertanggungjawabkan. Strategi peningkatan sumber pendanaan dan pemanfaatannya secara efektif diarahkan pada : (1) peningkatan sumber-sumber penerimaan daerah; (2) peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur pemerintah; (3) pengembangan sistem informasi keuangan daerah.

3.3.2 Agenda Pembangunan Kota Pasuruan

  Dalam kurun waktu lima tahun, 2010 – 2015, pembangunan diprioritaskan pada penanggulangan kemiskinan (pro poor) dan pengangguran (pro job), serta pertumbuhan ekonomi (pro growth). Selanjutnya untuk menerapkan strategi pembangunan, maka ditetapkan agenda pembangunan sebagai berikut:

  1. Peningkatan pelayanan pendidikan;

  2. Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan;

  3. Perluasan Lapangan Kerja dan Penanggulangan Kemiskinan;

  4. Peningkatan kesejahteraan sosial masyarakat;

  5. Peningkatan Peran Perempuan dan Perlindungan Anak;

  6. Peningkatan Peran Pemuda dan Keolahragaan;

  7. Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, serta Peningkatan Iklim Usaha dan Investasi;

  8. Pembangunan, Pemeliharaan dan Perbaikan Infrastruktur;

  9. Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Penataan Ruang

  10. Reformasi Birokrasi dan Peningkatan Pelayanan Publik

  11. Peningkatan Ketentraman dan Ketertiban, serta Harmoni Sosial

  12. Peningkatan Kearifan Lokal dan Kesalehan Sosial

  13. Dedicated Program Walikota-Wakil Walikota Pasuruan 2010 –2015

  14. Kebijakan Pengembangan Wilayah Agenda pembangunan merupakan bentuk penyelesaian atas permasalahan pokok yang diarahkan pada pencapaian sasaran dengan menggunakan strategi pembangunan yang telah ditetapkan. Arah kebijakan berperan sebagai pengarah agar pelaksanaan strategi tetap dalam koridor.

  3 .

  4 S K E N A R

  I O P E N G E M B A N G A N W

  I L A Y A H B E R D A S A R K A N R E N C A N A T A T A R U A N G 3 .

  4 S K E N A R

  I O P E N G E M B A N G A N W

  I L A Y A H B E R D A S A R K A N R E N C A N A T A T A R U A N G (R ( T T R R W W ) ) K K O O T T A A P P A A S S U U R R U U A A N N

  Beberapa kebijakan regional maupun kebijakan pembangunan lokal terhadap Kota Pasuruan antara lain sebagai berikut:

  

3.4.1 Fungsi Wilayah dan Perkotaan Kota Pasuruan Berdasarkan RTRW Provinsi Jawa

Timur

  Sesuai yang telah ditetapkan dalam RTRW Provinsi Jawa Timur, fungsi wilayah dan perkotaan di Kota Pasuruan adalah Kota Pasuruan selalu memiliki suatu rencana tata ruang yang dapat berfungsi sebagaimana ditetapkan dalam UU RI No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang ( UUPR ) yaitu sebagai pedoman untuk :

  1. Perumusan Kebijaksanaan pokok pemanfaatan dan Pengendalian ruang di wilayah Kota Pasuruan

  2. Mewujudkan keterpaduan, keterkaitan dan keseimbangan perkembangan antar kawasan wilayah Kota Pasuruan serta keserasian pembangunan antar sektor

  3. Penetapan lokasi investasi yang dilaksanakan Pemerintah dan atau masyarakat di Kota Pasuruan

  4. Penyusunan rencana rinci tata ruang di Kota Pasuruan 5. Pelaksanaan pembangunan dalam memanfaatkan ruang bagi kegiatan pembangunan .

  

3.4.2 Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Berdasarkan RTRW Kota Pasuruan Tahun

2011-2031

  Kebijakan penataan ruang Kota Pasuruan merupakan arah tindakan yang ditetapkan untuk mencapai tujuan penataan ruang Kota Pasuruan. Sedangkan strategi penataan ruang Kota Pasuruan adalah penjabaran kebijakan penataan ruang kota ke dalam langkah-langkah operasional untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Berdasarkan tujuan penataan ruang Kota Pasuruan, maka kebijakan penataan ruang wilayah Kota Pasuruan untuk mencapai tujuan adalah sebagai berikut: a. pengembangan sistem pusat pelayanan yang terintegrasi dan berhirarki dalam mendukung peran industri, perdagangan dan jasa.

  b. pengembangan dan peningkatan pelayanan prasarana wilayah dalam mendukung perekonomian kota secara terpadu dan berkelanjutan.

  c. pelestarian kawasan lindung untuk meningkatkan kualitas sumberdaya alam dan sumberdaya buatan, serta menunjang perkembangan pariwisata ; d. pemantapan peran kawasan industri, perdagangan dan jasa dengan tetap menghargai kearifan lokal dan menjaga kelestarian lingkungan; e. penataan pada kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan strategis untuk peningkatan taraf hidup masyarakat dari sisi ekonomi, sosial budaya dan lingkungan hidup; f. peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara.

  Kebijakan dan strategi pemanfaatan ruang dapat dijabarkan sebagai berikut :

  

I. Kebijakan I : Pengembangan sistem pusat pelayanan yang terintegrasi dan berhirarki dalam

  mendukung peran industri, perdagangan dan jasa

  Strategi:

  1. Mengembangkan kawasan pusat pelayanan, sub pusat pelayanan, dan pusat lingkungan kota yang saling terintegrasi dan melengkapi;

  2. Menetapkan Pusat Pelayanan Kota sebagai pusat perdagangan jasa dan pusat perkantoran dengan kegiatan skala regional;

  3. Membagi wilayah Kota Pasuruan menjadi 4 (empat) sub pusat pelayanan kota yang masing-masing melayani satu Wilayah Pengembangan (WP).

  

II. Kebijakan II : Pengembangan dan peningkatan pelayanan prasarana wilayah dalam

  mendukung perekonomian kota secara terpadu dan berkelanjutan,

  Strategi :

  a. Meningkatkan aksesibilitas kota terhadap wilayah sekitarnya;

  b. Mendukung fungsi jalan arteri primer dengan melalui pengembangan arteri sekunder, kolektor primer dan kolektor sekunder; c. Mengembangkan Terminal;

  d. Menetapkan sepanjang jaringan jalan rel kereta api sebagai Ruang Terbuka Hijau;

  e. Mendukung peran pelabuhan sebagai salah satu prasarana transportasi dan infrastruktur pendorong pengembangan perekonomian; f. Mengembangkan distribusi jaringan energi dan pelayanan ke seluruh wilayah Kota;

  g. Meningkatkan jangkauan pelayanan telekomunikasi ke seluruh wilayah Kota untuk mendukung pengembangan perdagangan dan jasa; h. Mengembangkan dan meningkatkan pelayanan prasarana sumber daya air ke seluruh wilayah kota; i. Meningkatkan penyediaan dan persebaran infrastruktur perkotaan ke seluruh wilayah kota; j. Meningkatkan penyediaan prasarana dan sarana jalan pejalan kaki pada kawasan fungsional kota termasuk penyediaan jalur pejalan kaki bagi penyandang cacat; k. Meningkatkan penyediaan jalur evakuasi bencana pada lokasi permukiman padat, kawasan perdagangan, dan kawasan industri serta menyediakan ruang dan gedung- gedung pemerintah sebagai titik pengumpulan pengungsi. l. Mengendalikan perkembangan kawasan di daerah hulu kota; m. meningkatkan sistem pengolahan persampahan yang ramah lingkungan; n. Mengembangkan sistem prasarana drainase terpadu; o. Pembatasan dan pelarangan alih fungsi jalur pejalan kaki untuk pusat kota;

  

III. Kebijakan III : Pelestarian kawasan lindung untuk meningkatkan kualitas sumberdaya alam

  dan sumberdaya buatan, serta menunjang perkembangan pariwisata, melestarikan, memantapkan fungsi, dan nilai manfaat kawasan hutan kota; a.

  b. mempertahankan dan meningkatkan fungsi kawasan perlindungan bawahan yaitu dengan

  menetapkan sumur resapan sebagai bagian dari perijinan dalam pembangunan kawasan terutama di kawasan permukiman;

  c. melindungi dan melestarikan kawasan lindung setempat; mempertahankan dan meningkatkan luasan penyediaan ruang terbuka hijau.

  d.

  

IV. Kebijakan IV : Pemantapan peran kawasan industri, perdagangan dan jasa dengan tetap

menghargai kearifan lokal dan menjaga kelestarian lingkungan.

  Strategi :

  a. mengembangan perumahan vertikal pada perumahan dengan kepadatan tinggi serta rehabilitasi dan revitalisasi pemukiman kumuh yang tersebar di seluruh kota; b. menata dan mengembangkan kawasan perdagangan dan jasa secara merata diseluruh wilayah kota sesuai dengan fungsi pelayanan kawasan; c. mengembangkan potensi industri rumah tangga (home industry) dan industri kecil dalam rangka meningkatkan perekonomian masyarakat; d. mendorong peran pariwisata kota menjadi salah satu tujuan wisata di Jawa Timur;

  e. meningkatkan fungsi RTnH untuk kegiatan masyarakat f. menata dan mengendalikan sektor informal untuk menjaga estetika wajah kota.

  g. mengembangkan jalur evakuasi bencana dan titik pengumpulan pengungsi serta menetapkan langkah-langkah pencegahan terhadap bencana banjir di Kota Pasuruan; h. mengembangkan dan menetapkan kawasan perikanan yang berkelanjutan; i. menetapkan dan meningkatkan kawasan yang beririgasi teknis dan lahan pertanian berkelanjutan;

  

V. Kebijakan V : penataan pada kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan strategis untuk

peningkatan taraf hidup masyarakat dari sisi ekonomi, sosial budaya dan lingkungan hidup.

  Strategi :

  a. menetapkan kawasan pusat kota sebagai kawasan bisnis dengan kegiatan utama perdagangan jasa berskala regional; b. meningkatkan pelayanan prasarana dan sarana penunjang kegiatan di kawasan strategis kota; c. menata kawasan utara sebagai kawasan strategis terpadu yang dikembangkan dalam rangka mendorong kegiatan ekonomi lokal, mendorong masuknya investasi sekaligus sebagai perlindungan terhadap lingkungan hidup di sepanjang pantai utara dengan menerapkan konsep waterfront zone (kawasan yang menghadap ke pantai utara).

  VI. Kebijakan VI : peningkatan fungsi kawasan pertahanan dan keamanan Negara Strategi : a. mengembangkan budidaya secara selektif di dalam dan di sekitar kawasan untuk menjaga fungsi pertahanan dan keamanan; b. mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budi daya tidak terbangun di sekitar kawasan pertahanan dan keamanan negara sebagai zona penyangga; dan c. memelihara dan menjaga aset-aset pertahanan dan keamanan.

3.4.3 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kota Pasuruan

  Rencana pusat-pusat pelayanan wilayah kota merupakan kerangka sistem pusat-pusat pelayanan kegiatan kota yang berhierarki dan satu sama lain dihibungkan oleh sistem jaringan prasarana wilayah kota.

  Kawasan pusat kota merupakan kawasan pusat pelayanan serta simpul kegiatan masyarakat pada suatu wilayah kota. Pusat kota identik dengan pemusatan seluruh fasilitas pelayanan seperti perdagangan dan jasa, fasilitas pendidikan, pemerintahan serta peribadatan skala besar/skala kota. Orientasi pergerakan masyarakat kota menentukan suatu kawasan menjadi pusat kota dengan berbagai kompleksitas kegiatan.

  Sub Pusat Pelayanan Kota merupakan wilayah yang ada di dalam kawasan potensial pengembangan kota berdasarkan lingkup pelayanan tertentu. Maksud dari pembagian wilayah kota adalah:

  1. Menciptakan keseimbangan dan kelestarian lingkungan yang ada setiap bagian wilayah yang direncanakan.

  2. Menciptakan kelestarian lingkungan pemukiman pada setiap bagian wilayah kota.

  3. Meningkatkan daya guna dan hasil guna pelayanan setiap kegiatan yang ada dalam bagian wilayah yang direncanakan sebagai upaya pemanfaatan ruang secara optimal.

  4. Meningkatkan pembangunan kota melalui pengendalian dan pengawasan pelaksanaan pembangunan fisik komponen masing-masing bagian wilayah kota secara terukur, baik menyangkut kuantitas maupun kualitasnya.

  Tujuan pembagian wilayah kota:

  1. Memandang satu bagian wilayah kota sebagai satu kesatuan sub sistem kota yang mempunyai karakteristik yang spesifik dengan sarana dan prasarana yang sesuai untuk mendukungnya.

  2. Memandang satu bagian wilayah kota sebagai satu kesatuan sub kehidupan kota beserta segala permasalahan yang terkandung di dalamnya untuk merumuskan tindakan pengembangan sesuai kebutuhan, sehingga penetapan Sub Pusat Pelayanan Kota merupakan upaya menciptakan keterpaduan, keserasian, dan keseimbangan kehidupan kota secara keseluruhan.

  Pembagian sub pusat pelayanan ditetapkan dengan batas administrasi kelurahan dengan pertimbangan;

  1. Agar terbentuk pola struktur ruang yang relatif lebih jelas dan tegas terutama antara batas- batasnya.

  2. Agar dalam pola prediksi dan distribusi penduduk, fasilitas, utilitas, dan jaringan sistem transportasinya akan relatif lebih realistis. Karena sumber data yang ada banyak yang dibatasi oleh batas administrasi (kelurahan dan kecamatan).

  Pola kedekatan antar batas administrasi menjadi salah satu pertimbangan utama, dalam upaya kesatuan struktur ruang dan hubungan akses antar struktur ruang.

I. Rencana Sistem Pusat Pelayanan Kota

  Sistem pusat-pusat kota tidak terlepas dari kelengkapan dan kualitas fasilitas pelayanan yang dimiliki Kota termasuk juga potensi strategis dan aksesibilitas lokasi yang dimiliki dibandingkan dengan Kota lain. Penetapan sistem dan fungsi kota mengacu pada ketentuan sebagai berikut :

  1. Penetapan fungsi dilakukan dengan mempertimbangkan potensi lokasi yang dimiliki Kota

  2. Potensi sumberdaya alam hinterland suatu kota yang menunjang pemantapan fungsi kota pelayanannya

  3. Laju pertumbuhan ekonomi wilayah Kota sebagai wilayah hinterland kota pelayanan yang berimplikasi terhadap cepatnya laju pertumbuhan kota, meningkatnya daya beli dan interaksi ekonomi dan sosial yang terjadi, yang tergambarkan dari kelengkapan sarana dan prasarana yang dapat disediakan sesuai dengan permintaan pasar.

  Adanya peluang-peluang ekonomi maupun rencana-rencana pengembangan sektoral wilayah hinterland dan rencana pengembangan Kota itu sendiri untuk masa yang akan datang.

A. Pusat Pelayanan Kota

  Pusat kota mempunyai skala pelayanan regional dalam wilayah Kota Pasuruan, yang harus mampu melayani kebutuhan masyarakat Kota Pasuruan dan mendukung kegiatan skala regional pada hirarki di atasnya. Deliniasi untuk penentuan pusat kota didasari oleh dominasi kegiatan dan perkembangan kegiatan. Pengembangan pusat pelayanan Kota Pasuruan diarahkan pada pengembangan fasilitas skala kota. Pusat pelayanan Kota Pasuruan yakni Kelurahan Kebonsari yang melayani beberapa kelurahan pada Kecamatan Bugulkidul, Purworejo dan Gadingrejo antara lain:

   Kelurahan Karanganyar (Kecamatan Gadingrejo)

   Kelurahan Kebonsari (Kecamatan Purworejo)

   Kelurahan Bangilan (Kecamatan Purworejo)

   Kelurahan Purworejo (Kecamatan Purworejo)

   Kelurahan Pekuncen (Kecamatan Bugulkidul)

   Kelurahan Petamanan (Kelurahan Bugulkidul)

   Kelurahan Kandangsapi (Kecamatan Bugulkidul) Penetapan Pusat Pelayanan Kota Pasuruan didasari kondisi eksisting yang menunjukkan perkembangan cukup pesat yang ditandai adanya fasilitas pelayanan kota seperti perdagangan jasa, pendidikan, kesehatan dan perkantoran dengan skala pelayanan kota. Arahan fungsi kegiatan pada Pusat Pelayanan Kota (PPK) Pasuruan, antara lain:

  1) Fungsi Primer : Pusat perdagangan dan jasa, Pusat perkantoran, Pusat kegiatan olahraga, dan Pusat kegiatan keagamaan. 2) Fungsi Sekunder : Pendidikan skala lokal dan Kesehatan skala lokal. Adapun kegiatan utama yang diarahkan untuk dikembangkan pada Pusat Pelayanan Kota ini adalah: 1) Pusat perdagangan dan jasa. 2) Pusat perkantoran 3) Pusat budaya berupa bangunan kuno dan pusat kajian Islam.

B. Subpusat Pelayanan Kota

  Konsep struktur tata ruang yang diterapkan pada Kota Pasuruan adalah untuk mengurangi pemusatan pembangunan pada wilayah pusat kota. Berdasarkan hal tersebut, Kota Pasuruan dibagi menjadi 4 Sub Pusat Pelayanan Kota (SPK) yaitu SPK Utara, SPK Barat, SPK Timur dan SPK Selatan. Berikut diuraikan wilayah kelurahan pada masing-masing SPK serta fungsinya.

I. Subpusat Pelayanan Kota (SPK) Utara

  Sub Pusat Pelayanan Kota (SPK) bagian Utara Kota Pasuruan adalah Kelurahan Trajeng yang melayani 8 kelurahan dimana secara administrasi terletak pada 3 kecamatan berbeda yaitu :

   Kelurahan Tambaan (Kecamatan Gadingrejo)

   Kelurahan Trajeng (Kecamatan Gadingrejo) Kelurahan Mandaranrejo (Kecamatan Bugul kidul) 

   Kelurahan Panggungrejo (Kecamatan Bugul kidul)

   Kelurahan Bugul lor (Kecamatan Bugul kidul)

   Kelurahan Tapaan (Kecamatan Bugul kidul) Kelurahan Mayangan (Kecamatan Purworejo) 

   Kelurahan Ngemplakrejo (Kecamatan Purworejo) Arahan fungsi kegiatan pada Subpusat Pelayanan Kota (SPK) bagian Utara, antara lain : 1) Fungsi Primer : Pelabuhan barang dan ikan, Kawasan Pendidikan terpadu, Transportasi regional (stasiun), Pergudangan, Home industry pengolahan ikan, dan pariwisata.

  2) Fungsi Sekunder : Perdagangan dan jasa skala lokal, pendidikan skala lokal, kesehatan skala lokal, peribadatan skala lokal, dan perkantoran skala lokal. Adapun kegiatan utama yang diarahkan untuk dikembangkan pada Sub Pusat Pelayanan Kota (SPK) bagian Utara ini adalah :

  1) pengembangan pelabuhan barang dan ikan; 2) pengembangan kawasan pendidikan terpadu;

3) pengembangan pariwisata berupa wisata bakau dan wisata modern dilengkapi tempat

  peristirahatan yang dapat mengakomodir sektor informal (PK5); dan pengembangan industri rumah tangga logam dan pengolahan ikan

  4) 5) pembangunan prasarana dan sarana pendidikan kelautan

II. Subpusat Pelayanan Kota (SPK) Barat

  Sub Pusat Pelayanan Kota (SPK) bagian Barat Kota Pasuruan adalah Kelurahan Karangketug yang melayani 8 kelurahan dimana secara administrasi terletak pada Kecamatan Gadingrejo yaitu : Kelurahan Gadingrejo (Kecamatan Gadingrejo) 

   Kelurahan Karangketug (Kecamatan Gadingrejo)

   Kelurahan Randusari (Kecamatan Gadingrejo) Kelurahan Petahunan (Kecamatan Gadingrejo)  Kelurahan Sebani (Kecamatan Gadingrejo) 

   Kelurahan Gentong (Kecamatan Gadingrejo)

   Kelurahan Krapyakrejo (Kecamatan Gadingrejo) Kelurahan Bukir (Kecamatan Gadingrejo)  Arahan fungsi kegiatan pada Sub Pusat Pelayanan Kota (SPK) bagian Barat, antara lain : 1) Fungsi Primer : Pendidikan skala kota, Peribadatan skala kota, Home industry dan Industri menengah besar. 2) Fungsi Sekunder : Kesehatan skala lokal, Perdagangan dan jasa skala lokal, dan perkantoran skala lokal. Adapun kegiatan utama yang diarahkan untuk dikembangkan pada Sub Pusat Pelayanan Kota (SPK) bagian Utara ini adalah : 1) Pengembangan kawasan pelayanan umum terpadu. 2) Pengembangan industri kecil dan industri rumah tangga.

III. Sub Pusat Pelayanan Kota (SPK) Bagian Timur

  Sub Pusat Pelayanan Kota (SPK) bagian Timur Kota Pasuruan adalah Kelurahan Blandongan melayani 5 kelurahan dimana secara administrasi terletak pada Kecamatan Bugulkidul yaitu :

   Kelurahan Kepel (Kecamatan Bugulkidul)

   Kelurahan Bugulkidul (Kecamatan Bugulkidul)

   Kelurahan Krampyangan (Kecamatan Bugulkidul)

   Kelurahan Bakalan (Kecamatan Bugulkidul)

   Kelurahan Blandongan (Kecamatan Bugulkidul) Arahan fungsi kegiatan pada Sub Pusat Pelayanan Kota (SPK) bagian Timur, antara lain: 1) Fungsi Primer : Pendidikan skala kota, Perkantoran skala kota, Industri kecil, transportasi regional (terminal), pariwisata.

  2) Fungsi Sekunder : Kesehatan skala lokal, Perdagangan dan jasa skala lokal, peribadatan skala lokal. Adapun kegiatan utama yang diarahkan untuk dikembangkan pada Sub Pusat Pelayanan Kota (SPK) bagian Timur ini adalah : 1) pengembangan industri kecil; 2) pengembangan tempat peristirahatan sebagai pendukung kegiatan wisata; 3) pengembangan fasilitas umum dan 4) pembangunan prasarana perdagangan jasa berupa pasar.

IV. Sub Pusat Pelayanan Kota (SPK) Bagian Selatan

  1) pengembangan kawasan perkantoran pemerintah; 2) pengembangan arena olahraga; 3) pengembangan industri rumah tangga 4) pengembangan usaha peternakan dan 5) pengembangan sektor informal (PK5).

  Sub Pusat Pelayanan Kota (SPK) bagian Selatan Kota Pasuruan adalah Kelurahan Purutrejo yang melayani 6 kelurahan yang berpusat di Kelurahan Purutrejo dimana secara administrasi terletak pada Kecamatan Purworejo dan Bugulkidul yaitu :

   Kelurahan Sekargadung (Kecamatan Bugulkidul)

   Kelurahan Kebonagung (Kecamatan Purworejo)  Kelurahan Pohjentrek (Kecamatan Purworejo)

   Kelurahan Purutrejo (Kecamatan Purworejo)

   Kelurahan Wirogunan (Kecamatan Purworejo)

   Kelurahan Tembokrejo (Kecamatan Purworejo)

  Arahan fungsi kegiatan pada Sub Pusat Pelayanan Kota (SPK) bagian Selatan, antara lain : 1) Fungsi Primer : Pusat pemerintahan, Kesehatan skala kota, kegiatan olahraga skala kota, pendidikan skala regional.

  2) Fungsi Sekunder : Perdagangan jasa skala lokal, peribadatan skala lokal, transportasi skala lokal. Adapun kegiatan utama yang diarahkan untuk dikembangkan pada Sub Pusat Pelayanan Kota (SPK) bagian Timur ini adalah :

C. Pusat Lingkungan Kota

  Berdasarkan hirarki yang berjenjang, Kota Pasuruan terbagi menjadi 11 Pusat Lingkungan (PL). Pusat-pusat lingkungan tersebut adalah :

I. Sub Pusat Pelayanan Kota (SPK) Utara

  • – 2 dan UL A – 3 yang dijelaskan berikut ini :

  1. UL A – 1 dengan pusat di Kelurahan Tambaan yang memiliki kegiatan utama Perdagangan dan Jasa, fasilitas pelayanan umum. Fungsi kegiatan untuk UL A – 1 adalah pangkalan pendaratan ikan (PPI), transportasi regional, home industry pengolahan ikan, perdagangan jasa, industri dan pergudangan serta fasilitas pelayanan umum. Wilayah pelayanan untuk UL A

   Kelurahan Mayangan

   Kelurahan Tambaan

   Kelurahan Ngemplakrejo

   Kelurahan Trajeng

  SPK bagian Utara Kota Pasuruan terbagi menjadi 3 Unit Lingkungan (UL) yaitu UL A – 1, UL A

  • – 1 meliputi :