7.1 Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman - DOCRPIJM 05d11bf32b BAB VIIBAB 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya

Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya

7.1 Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman

7.1.1 Kondisi Eksisting

  • Penurunan kumuh perkotaan
  • Penataan kawasan kampung nelayan;
  • Pemenuhan SPM dan pengembangan Kota Layak Huni, Kota Hijau, & Kota Cerdas;
  • Pendampingan pemberdayaan masyarakat ; dan
  • Inkubasi Kota Baru Kawasan Permukiman Perdesaan Meningkatnya kualitas
  • berkembangnya 10 PKSN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi kawasan perbatasan
  • meningkatnya akses masyarakat terhadap infrastruktur dasar wilayah (terutama transportasi, informasi, tekekomunikasi, energi, dan air bersih) dan sosial dasar (terutama pendidikan, kesehatan, dan perumahan) di 187 Kecamatan Lokasi Prioritas (Lokpri)
  • meningkatnya kesejahteraan masyarakat
  • tersedianya sarana dan prasarana mitigasi dan kesiapsiagaan menghadapi bencana di kawasan permukiman dengan Indeks Risiko Bencana tinggi
  • meningkatnya kualitas 10 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) diantaranya melalui pembangunan kawasan permukiman

  BAB 7 RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR CIPTA KARYA

  Berdasarkan Permen PUPR No.15/PRT/M/2015 tugas Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pembinaan teknis, pengawasan teknis, pengendalian dan pengaturan teknis pembangunan dan pengembangan

  

kawasan permukiman perkotaan, kawasan permukiman perdesaan, serta kawasan permukiman

khusus . Berdasarkan PP No. 14 Tahun 2016 Tentang Penyelenggaraan Perumahan Dan Kawasan

  Permukiman, kawasan Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik berupa Kawasan Perkotaan maupun perdesaan, yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau Lingkungan Hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan.

TIPOLOGI TARGET SASARAN

  Kawasan Permukiman Perkotaan

  permukiman perdesaan

  (RSID, PISEW, MINAPOLITAN, AGROPOLITAN)

  Kawasan Permukiman Khusus

  Meningkatnya kualitas permukiman khusus

  pulau-pulau kecil/terluar

  melalui pengembangan ekonomi dan penyediaan sarana prasarana dan fasilitas layanan dasar

  Kabupaten Mahakam Ulu adalah kabupaten yang wilayahnya berbatasan langsung dengan negara Malaysia. Pengembangna kawasan permukiman di Mahakam Ulu masuk dalam tipologi kawasan permukiman khusus yaitu Lokasi Prioritas (Lokpri) kawasan perbatasan yaitu Kecamatan Long Apari dengan luas wilayah 1.054,54 Ha. Pembangunan kawasan permukiman di daerah ini masih sangat kurang, terutama aksesibilitas dan sarana prasarana dasar.

7.1.2 Arahan Kebijakan Sektor Pengembangan Permukiman

  Arahan kebijakan pengembangan permukiman mengacu pada amanat peraturan perundangan, antara lain:

  1. Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional.

  Arahan RPJMN Tahap 3 (2015-2019) menyatakan bahwa pemenuhan kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukung bagi seluruh masyarakat terus meningkat, sehingga kondisi tersebut mendorong terwujudnya kota tanpa permukiman kumuh pada awal tahapan RPJMN berikutnya.

  2. Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Pasal 4 mengamanatkan bahwa ruang lingkup penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman juga mencakup penyelenggaraan perumahan (butir c), penyelenggaraan kawasan permukiman (butir d), pemeliharaan dan perbaikan (butir e), serta pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh (butir f).

  3. Undang-Undang No. 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun.

Pasal 15 mengamanatkan bahwa pembangunan rumah susun umum, rumah susun khusus, dan rumah susun negara merupakan tanggung jawab pemerintah.

  4. Peraturan Presiden No.15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan.

  Peraturan ini menetapkan salah satunya terkait dengan penanggulangan kemiskinan yang diimplementasikan dengan penanggulangan kawasan kumuh.

  5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Tata Ruang.

  Peraturan ini menetapkan target berkurangnya luas permukiman kumuh di kawasan perkotaan sebesar 10% pada tahun 2014. Mengacu pada Permen PU No. 08/PRT/M/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum maka Direktorat Pengembangan Permukiman mempunyai tugas di bidang perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pembinaan teknikdan pengawasan teknik, serta

  BAB 7 RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR CIPTA KARYA

  BAB 7 RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR CIPTA KARYA standardisasi teknis dibidang pengembangan permukiman. Adapun fungsi Direktorat Pengembangan Permukiman adalah:

  a. Penyusunan kebijakan teknis dan strategi pengembangan permukiman di perkotaan dan perdesaan; b. Pembinaan teknik,pengawasan teknik dan fasilitasi pengembangan kawasan permukiman baru di perkotaan dan pengembangan kawasan perdesaan potensial; c. Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi peningkatankualitas permukiman kumuh termasuk peremajaan kawasan dan pembangunan rumah susun sederhana; d. Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi peningkatankualitas permukiman di kawasan tertinggal, terpencil, daerah perbatasan dan pulau-pulau kecil termasuk penanggulangan bencana alam dan kerusuhan sosial;

  e. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, serta pembinaan kelembagaan dan peran serta masyarakat di bidang pengembangan permukiman;

f. Pelaksanaan tata usaha Direktorat.

7.1.3 Isu Strategis Sektor Pengembangan Permukiman

  Isu Strategis Pengembangan Permukiman Berbagai isu strategis nasional yang berpengaruh terhadap pengembangan permukiman saat ini adalah:

  1. Mengimplementasikan konsepsi pembangunan berkelanjutan serta mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim.

  2. Percepatan pencapaian target MDGs 2020 yaitu penurunan proporsi rumahtangga kumuh perkotaan.

  3. Perlunya dukungan terhadap pelaksanaan Program-Program Direktif Presiden yang tertuang dalam MP3EI dan MP3KI.

  4. Percepatan pembangunan di wilayah timur Indonesia (Provinsi NTT, Provinsi Papua, dan Provinsi Papua Barat) untuk mengatasi kesenjangan.

  5. Meminimalisir penyebab dan dampak bencana sekecil mungkin.

  6. Meningkatnya urbanisasi yang berimplikasi terhadap proporsi penduduk perkotaan yang bertambah, tingginya kemiskinan penduduk perkotaan, dan bertambahnya kawasan kumuh.

  7. Belum optimalnya pemanfaatan Infrastruktur Permukiman yang sudah dibangun. Perlunya kerjasama lintas sektor untuk mendukung sinergitas dalam pengembangan kawasan permukiman.

  8. Belum optimalnya peran pemerintah daerah dalam mendukung pembangunan permukiman. Ditopang oleh belum optimalnya apasitas kelembagaan dan kualitas sumber daya manusia serta perangkat organisasi penyelenggara dalam memenuhi standar pelayanan minimal di bidang pembangunan perumahan dan permukiman.

  2. Belum berkembangnya Kawasan Perdesaan Potensial.

  1 Aspek Teknis 1) Persebaran permukiman belum merata.

  Perlu menggandeng stakeholder seperti masuarakat mupun swasta untuk pembangunan infrastruktur

  2) APBD untuk pembangunan pengembangan permukiman sangat terbatas

  2 Aspek Pembiayaan 1) Kapasitas Infrastruktur belum mampu secara maksimal melayani seluruh wilayah

  1) Pendistribusian persebaran penduduk sesuai dengan daya dukung lahan yang tersedia. 2) Pembangunan infrastruktur dengan system terpusat atau secara komunal dan secara terintegrasi agar agar menjadi kesatuan yang utuh dan mudah dalam pelaksanaan maupun pengawasannya.

  Agenda “Nawa Cita” yaitu Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam rangka kesatuan negara kesatuan.

  2) Infrastruktur belum menggunakan Sistem Terpusat. 3) Sistem infrastruktur yang belum terintegrasi secara memadai. 4) Kondisi alam yang berlereng curam.

  No Permasalahan Tantangan Alternatif Solusi

  Sedangkan untuk tantangan pengembangan permukiman di Kabupaten Mahakam Ulu yaitu: 1. Percepatan peningkatan pelayanan kepada masyarakat.

  Permasalahan dan tantangan pengembangan permukiman dimasing-masing kota tentunya berbeda- beda, untuk itu perlu penjabaran sendiri untuk permasalahan dan tantangan pengembangan permukiman di Kabupaten Mahakam Ulu yaitu pada tabel berikut ini.

  7. Kondisi alam di Kabupaten Mahakam Ulu yang berlereng-lereng.

  6. Penguatan Sinergi RP2KP/RTBL KSK dalam Penyusunan RPIJM bidang Cipta Karya pada Kabupaten/Kota.

  5. Memberikan pemahaman kepada pemerintah daerah bahwa pembangunan infrastruktur permukiman yang saat ini sudah menjadi tugas pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota.

  4. Perhatian pemerintah daerah terhadap pembangunan bidang Cipta Karya khususnya kegiatan Pengembangan Permukiman yang masih rendah

  3. Pencapaian target MDG’s 2015, termasuk didalamnya pencapaian Program-Program Pro Rakyat (Direktif Presiden).

  2. Pencapaian target/sasaran pembangunan dalam Rencana Strategis Ditjen Cipta Karya sektor Pengembangan Permukiman.

BAB 7 RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR CIPTA KARYA Permasalahan pengembangan permukiman di Kabupaten Mahakam Ulu antara lain: 1. Masih terbatasnya prasarana sarana dasar pada kawasan perbatasan.

  BAB 7 RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR CIPTA KARYA No Permasalahan Tantangan Alternatif Solusi

Tabel 7.2 Matriks Usulan Kebutuhan Program Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman

  1. Kawasan Perbatasan Long Apari 1.054,54 Ha

  III Kawasan Permukiman Khusus (Permukiman Nelayan, Perbatasan, Pulau Kecil, Rawan Bencana dsb) …….. Ha

  Ha

  2. Kawasan …. dst ……..

  …….. Ha

  II Kawasan Permukiman Perdesaan …….. Ha 1. Kawasan ….

  Ha

  2. Kawasan …. dst ……..

  Kws Kumuh di Kab. Mahakam Ulu

  …….. Ha Belum ada SK.

  I Kawasan Kumuh Perkotaan …….. Ha 1. Kawasan ….

  No Kawasan Permukiman Luas Kawasan Rencana Program Ket 2016 2017 2018 2019 2020

  Usulan Kebutuhan Program Pengembangan Kawasan Permukiman Kabupaten Mahakam Ulu tahun 2016-2020 adalah sebagai berikut.

  3 Aspek Lingkungan Permukiman 1) Sebagaian besar wilayah merupakan hutang dan berlereng

  7.1.3 Usulan Kebutuhan Program

  1.054,54 Ha …… Ha …… Ha …… Ha …… Ha …… Ha Kawasan Perbatasan Kec. Long Apari

  III Kawasan Permukiman Khusus (Permukiman Nelayan, Perbatasan, Pulau Kecil, Rawan Bencana dsb)

  …….. Ha …… Ha …… Ha …… Ha …… Ha …… Ha -

  II Kawasan Permukiman Perdesaan

  I Kawasan Kumuh Perkotaan …….. Ha …… Ha …… Ha …… Ha …… Ha …… Ha Belum ada SK Kumuh

  Ket 2016 2017 2018 2019 2020

  Kawasan Sasaran Program

  No Uraian Sasaran Program Total Luas

Tabel 7.1 Matriks Sasaran Program Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman

  Sasaran program dalam jangka waktu lima tahun kedepan untuk sektor pengembangan kawasan permukiman adalah sebagai berikut:

  7.1.3 Sasaran Program

  Pembangunan permukiman

  Program ini di kerjakan oleh

  Rencana Program Luas No Kawasan Permukiman Ket Kawasan 2016 2017 2018 2019 2020

  Direktorat Pengembangan Permukiman Satker Pengembangan Permukiman Khusus

  BAB 7 RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR CIPTA KARYA

Tabel 7.3 Matriks Usulan Kebutuhan Pembiayaan Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman

  SUMBER PENDANAAN x Rp. 1.000,- REDINES CRITERIA KEGIATAN/OUTPUT/SUB

APBD DESA/KEC

  TAHUN Rp. APBD

AMDAL/ OUTPUT/NAMA PAKET

  KAB / SWASTA Masy DAK Lahan DED Pengelola MURNI PROV.

  UKL/UPL KOTA Pembinaan dan - Pengembangan Kawasan

  • - 45.000.000 - - Permukiman Pembangunan dan
  • - 0.00 Ha 30.000.000 -
  • - - - - Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan Peningkatan Kualitas

  0.00 Ha -

  • - Permukiman Kumuh
  • - - - 30.000.000 Perkotaan

  UJOH Penanganan Kawasan Kumuh BILANG / 1 paket

  2018 2016 2016 - - 10.000.000 Perkotaan LONG

  BAGUN UJOH Penanganan Kawasan Kumuh BILANG / 1 paket 10.000.000

  2019 2016 - 2016 - Perkotaan LONG

  BAGUN UJOH Penanganan Kawasan Kumuh BILANG / 1 10.000.000 paket

  2017 2016 2016 - - Perkotaan LONG

  BAGUN

  Pembangunan dan

  0.00 Ha 15.000.000 - Pengembangan Kawasan

  • - - - - - Permukiman Perdesaan Pembangunan Dan

  0.00 Ha 15.000.000

  • - - - - - Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan

  Penanganan Kawasan Kumuh UJOH 1 paket 5.000.000 2019 2016 2016 - -

  Perdesaan BILANG /

  BAB 7 RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR CIPTA KARYA

  7 - 7

  SUMBER PENDANAAN x Rp. 1.000,- REDINES CRITERIA KEGIATAN/OUTPUT/SUB

APBD DESA/KEC

  TAHUN Rp. APBD

AMDAL/ OUTPUT/NAMA PAKET

  KAB / SWASTA Masy DAK Lahan DED Pengelola MURNI PROV.

UKL/UPL KOTA

  LONG BAGUN UJOH Penanganan Kawasan Kumuh BILANG / 1 paket 5.000.000

  2018 2016 - - 2016 Perdesaan LONG

  BAGUN UJOH Penanganan Kawasan Kumuh BILANG / 1 paket 5.000.000

  2017 2016 2016 - - Perdesaan LONG

  BAGUN

  45.000.000

  BAB 7 RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR CIPTA KARYA

  7 - 8

7.2 Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan

7.2.1 Kondisi Eksisting

  BAB 7 RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR CIPTA KARYA

  Kabupaten Mahakam Ulu merupakan kabupaten baru yang berdiri pada tahun 2013. Kabupaten Mahakam Ulu masuk dalam kawasan strategis yaitu sebagai kawasan perbatasan darat yang terletak di Kecamatan Long Apari dan Long Pahangai. Pada tahun 2016 ada penyusunan RTBL di Kecamatan Long Apari yang dikerjakan oleh Satker Pengembangan Kawasan Permukiman Khusus (PKPK). Sedangkan untuk penyusunan Peraturan Daerah Bangunan Gedung masih dalam tahap Ranperda pada tahun 2016.

  Dalam kegiatan penataan bangunan dan lingkungan terdapat beberapa permasalahan dan tantangan yang dihadapi, antara lain:

1. Penataan Lingkungan Permukiman:

  a. Masih kurang diperhatikannya kebutuhan sarana sistem proteksi kebakaran;

  b. Belum siapnya landasan hukum dan landasan operasional berupa RTBL untuk lebih melibatkan pemerintah daerah dan swasta dalam penyiapan infrastruktur guna pengembangan lingkungan permukiman;

  c. Menurunnya fungsi kawasan dan terjadi degradasi kawasan kegiatan ekonomi utama kota, kawasan tradisional bersejarah serta heritage; d. Masih rendahnya dukungan pemda dalam pembangunan lingkungan permukiman yang diindikasikan dengan masih kecilnya alokasi anggaran daerah untuk peningkatan kualitas lingkungan dalam rangka pemenuhan SPM.

  e. Pemanfaatan dan penataan lahan kurang optimal

  f. Banyak PKL yang belum dikelola dengan baik

  g. Kurangnya fasilitas ruang terbuka hijau yang menjadi sarana rekreatif bagi masyarakat

  h. Banjir di setiap musim penghujan

2. Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara:

  a. Masih adanya kelembagaan bangunan gedung yang belum berfungsi efektif dan efisien dalam pengelolaan Bangunan Gedung dan Rumah Negara; b. Masih kurangnya perda bangunan gedung untuk kota metropolitan, besar, sedang, kecil di seluruh Indonesia; c. Meningkatnya kebutuhan NSPM terutama yang berkaitan dengan pengelolaan dan penyelenggaraan bangunan gedung (keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan); d. Kurang ditegakkannya aturan keselamatan, keamanan dan kenyamanan Bangunan Gedung termasuk pada daerah-daerah rawan bencana;

h. Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara kurang tertib dan efisien; i. Masih banyaknya aset negara yang tidak teradministrasikan dengan baik.

c. Masih perlunya peningkatan dan pemantapan kelembagaan bangunan gedung di daerah dalam fasilitasi penyediaan perangkat pengaturan.

  1 Aspek Teknis

  Memanfaatkan dana anggaran APBN dan bantuan CSR

  Pemenuhan SPM harus 100 0 100 pada tahun 2019

  3 Aspek Pembiayaan masih kecilnya alokasi anggaran daerah untuk peningkatan kualitas lingkungan dalam rangka pemenuhan SPM.

  2 Aspek Kelembagaan Masih rendahnya dukungan pemda dalam pembangunan lingkungan permukiman

  Penyusunan RTBL pada kawasan strategis kabupaten beserta Peraturan Bupatinya

  Pemenuhan SPM harus 100,0,100 pada tahun 2019

  I Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman

  BAB 7 RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR CIPTA KARYA

  No Aspek PBL Permasalahan yang dihadapi Tantangan Pengembangan Alternatif Solusi

Tabel 7.4 Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Penataan Bangunan dan Lingkungan

  Analisis Kebutuhan Penataan Bangunan dan Lingkungan Dari paparan dan hasil pengamatan lapangan dapat dirumuskan beberapa permasalahan dan tantangan di sektor penataan bangunan dan lingkungan di kawasan perencanaan sebagai berikut:

  a. Masih terbatasnya kesadaran aparatur dan SDM pelaksana dalam pembinaan penyelenggaraan bangunan gedung termasuk pengawasan; b. Masih adanya tuntutan reformasi peraturan perundang-undangan dan peningkatan pelaksanaan otonomi dan desentralisasi;

  4. Kapasitas Kelembagaan Daerah:

  3. Penyelenggaraan Sistem Terpadu Ruang Terbuka Hijau: a. Masih kurang diperhatikannya kebutuhan sarana lingkungan hijau/terbuka, sarana olah raga.

  e. Prasarana dan sarana hidran kebakaran banyak yang tidak berfungsi dan kurang mendapat perhatian; f. Lemahnya pengaturan penyelenggaraan Bangunan Gedung di daerah serta rendahnya kualitas pelayanan publik dan perijinan; g. Banyaknya Bangunan Gedung Negara yang belum memenuhi persyaratan keselamatan, keamanan dan kenyamanan;

  • Masih kurangnya landasan hukum dan landasan operasional berupa RTBL.
  • Menurunnya fungsi kawasan dan terjadi degradasi kawasan kegiatan ekonomi utama kota, kawasan tradisional bersejarah.
  • Perbaikan kuantitas dan kualitas SDM

  

Permasalahan yang Tantangan

No Aspek PBL Alternatif Solusi dihadapi Pengembangan

  Aspek Peran Serta Rendahnya kesadaran Melibatkan Ikut melibatkan masyarakat Masyarakat/ Swasta masyarakat mengenai masyarakat dalam dalam perencanaa,

  4 penataan lingkungan pembangunan pembangunan, dan pengawasan pembangunan

  Aspek Lingkungan Banjir di setiap musim Rehabilitasi/pembangunan

  5 Permukiman penghujan. saluran drainase

  II Kegiatan Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara

  1 Aspek Teknis

  • 2 Aspek Kelembagaan

  3 Aspek Pembiayaan

  • Aspek Peran Serta
  • 4

  Masyarakat/ Swasta

  • Aspek Lingkungan

  5 Permukiman

  III Kegiatan Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan

  • 1 Aspek Teknis

  2 Aspek Kelembagaan

  3 Aspek Pembiayaan -

  • Aspek Peran Serta

  4 Masyarakat/ Swasta Aspek Lingkungan - - -

  5 Permukiman

7.2.2 Sasaran Program

  Program-Program Penataan Bangunan dan Lingkungan, terdiri dari:

  a. Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman;

  b. Kegiatan Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara; c. Kegiatan Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan.

  Untuk penyelenggaraan program-program pada sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan (PBL) maka dibutuhkan Kriteria Kesiapan (Readiness Criteria) yang mencakup antara lain rencana kegiatan rinci, indikator kinerja, komitmen Pemda dalam mendukung pelaksanaan kegiatan melalui penyiapan dana pendamping, pengadaan lahan jika diperlukan, serta pembentukan kelembagaan yang akan menangani pelaksanaan proyek serta mengelola aset proyek setelah infrastruktur dibangun.

  Kriteria Kesiapan untuk sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan adalah:

  1. Fasilitasi RanPerda Bangunan Gedung Kriteria Khusus:

  • Kabupaten/kota yang belum difasilitasi penyusunan ranperda Bangunan Gedung;
    • Komitmen Pemda untuk menindaklanjuti hasil fasilitasi Ranperda BG

  2. Penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas Kriteria Khusus Fasilitasi Penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas:

  • Kawasan di perkotaan yang memiliki lokasi PNPM-Mandiri Perkotaan;
    • Pembulatan penanganan infrastruktur di lokasi-lokasi yang sudah ada PJM Pronangkis-nya;
    • Bagian dari rencana pembangunan wilayah/kota;

  BAB 7 RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR CIPTA KARYA

  • Ada rencana pengembangan dan investasi Pemda, swasta, dan masyarakat; • Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat.

  • Kriteria Lokasi :
    • Sesuai dengan kriteria dalam Permen PU No.6 Tahun 2006;
    • Kawasan terbangun yang memerlukan penataan;
    • Kawasan yang dilestarikan/heritage;
    • Kawasan rawan bencana;
    • Kawasan gabungan atau campuran (fungsi hunian, fungsi usaha, fungsi sosial/ budaya dan/atau keagamaan serta fungsi khusus, kawasan sentra niaga (central business district);
    • Kawasan strategis menurut RTRW Kab/Kota;
    • Komitmen Pemda dalam rencana pengembangan dan investasi Pemerintah daerah, swasta, masyarakat yang terintegrasi dengan rencana tata ruang dan/atau pengembangan wilayahnya;
    • Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat; • Pekerjaan dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat.

  • Kriteria Umum:
    • Sudah memiliki RTBL atau merupakan turunan dari lokasi perencanaan RTBL (jika luas kws perencanaan > 5 Ha) atau;
    • Turunan dari Tata Ruang atau masuk dlm skenario pengembangan wilayah (jika luas perencanaan < 5 Ha);
    • Komitmen pemda dalam rencana pengembangan dan investasi Pemerintah daerah, swasta, masyarakat yang terintegrasi dengan Rencana Tata Ruang dan/atau pengembangan wilayahnya;
    • Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat.

  • Kawasan diperkotaan yang memiliki potensi dan nilai strategis;
  • Terjadi penurunan fungsi, ekonomi dan/atau penurunan kualitas;
  • Bagian dari rencana pengembangan wilayah/kota;
  • Ada rencana pengembangan dan investasi pemda, swasta, dan masyarakat;
  • Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat.
  • Ruang publik tempat terjadi interaksi langsung antara manusia dengan taman (RTH Publik);

  BAB 7 RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR CIPTA KARYA

  3. Penyusunan Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan (RTBL)

  4. Penyusunan Rencana Tindak Revitalisasi Kawasan, Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan Permukiman Tradisional/Bersejarah

  Rencana Tindak berisikan program bangunan dan lingkungan termasuk elemen kawasan, program/rencana investasi, arahan pengendalian rencana dan pelaksanaan serta DAED/DED.

  Kriteria Khusus Fasilitasi Penyusunan Rencana Tindak Penataan dan Revitalisasi Kawasan:

  Kriteria Khusus Fasilitasi Penyusunan Rencana Tindak Ruang Terbuka Hijau:

  • Area memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang penggunaannya bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman baik alamiah maupun ditanam (UU No. 26/2007 tentang Tata ruang);
  • Dalam rangka membantu Pemda mewujudkan RTH publik minimal 20% dari luas wilayah kota;
  • Ada rencana pengembangan dan investasi Pemda, swasta, masyarakat;
  • Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat.

  • Lokasi terjangkau dan dikenal oleh masyarakat setempat (kota/kabupaten);
  • Memiliki nilai ketradisionalan dengan ciri arsitektur bangunan yang khas dan estetis;
  • Kondisi sarana dan prasarana dasar yang tidak memadai;
  • Ada rencana pengembangan dan investasi Pemda, swasta, dan masyarakat;
  • Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat.
    • Kriteria Fasilitasi Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK):

  • Ada Perda Bangunan Gedung;
  • Kota/Kabupaten dengan jumlah penduduk > 500.000 orang;
  • Tingginya intensitas kebakaran per tahun dengan potensi resiko tinggi
  • Kawasan perkotaan nasional PKN, PKW, PKSN, sesuai PP No.26/2008 ttg Tata Ruang;
  • Ada rencana pengembangan dan investasi Pemda, swasta, dan masyarakat;
  • Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat.
    • Kriteria dukungan PSD Untuk Revitalisasi Kawasan, RTH Dan Permukiman Tradisional/Ged Bersejarah:

  • Mempunyai dokumen Rencana Tindak PRK/RTH/Permukiman Tradisional-Bersejarah;
  • Prioritas pembangunan berdasarkan program investasinya;
  • Ada DDUB;
  • Dukungan Pemerintah Pusat maksimum selama 3 tahun anggaran;
  • Dukungan Sarana dan Prasarana untuk permukiman tradisional, diutamakan pada fasilitas umum/sosial, ruang-ruang publik yang menjadi prioritas masyarakat yang menyentuh unsur tradisionalnya;
  • Ada rencana pengembangan dan investasi Pemda, swasta, dan masyarakat;
  • Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat.
    • Kriteria dukungan Prasarana dan Sarana Sistem Proteksi Kebakaran:

  • Memiliki dokumen RISPK yang telah disahkan oleh Kepala Daerah (minimal SK/peraturan bupati/walikota);
  • Memiliki Perda BG (minimal Raperda BG dalam tahap pembahasan dengan DPRD);
  • Memiliki DED untuk komponen fisik yang akan dibangun;
  • Ada lahan yg disediakan Pemda;
  • Ada rencana pengembangan dan investasi Pemda, swasta, dan masyarakat;
  • Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat.
    • Kriteria Dukungan Aksesibilitas Pada Bangunan Gedung Dan Lingkungan:
    • Bangunan gedung negara/kantor pemerintahan;

  BAB 7 RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR CIPTA KARYA

  Kriteria Khusus Fasilitasi Penyusunan Rencana Tindak Permukiman Tradisional Bersejarah:

  • Bangunan gedung pelayanan umum (puskesmas, hotel, tempat peribadatan, terminal, stasiun, bandara);
  • Ruang publik atau ruang terbuka tempat bertemunya aktifitas sosial masyarakat (taman, alun-alun);
  • Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat.

  BAB 7 RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR CIPTA KARYA

  Berdasarkan Permen PU No. 6 Tahun 2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan didefinisikan sebagai panduan rancang bangun suatu lingkungan/kawasan yang

  Kegiatan yang terkait dalam Penataan Lingkungan Permukiman adalah penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK), pembangunan prasarana dan sarana lingkungan permukiman tradisional dan bersejarah, pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM), dan pemenuhan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di perkotaan.

  Beberapa kegiatan sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan yang dijabar dalam Permen PU No.8 tahun 2010 meliputi:

  Analisis kebutuhan Program dan Kegiatan untuk sektor PBL Kabupaten Hulu Syngai Utara, mengacu pada Lingkup Tugas DJCK untuk sektor PBL yang dinyatakan pada Permen PU No. 8 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang mengamanatkan jenis dan mutu pelayanan dasar Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal.

  6 Turbinwas BG …. % Bangunan Ber IMB

  …. Kecamatan

  5 Fasilitasi Ruang Terbuka Publik/ Edukasi Dan Partisipasi Masy.

  4 Pengembangan RTH …. M 2

  3 Revitalisasi Kawasan Tematik Perkotaan …. Kawasan

  …. M 2

  2 Penataan Bangunan Dan Lingkungan Strategis

  1 Penyelenggaraan Bangunan Gedung …. M 2

  No Uraian Sasaran Program Sasaran Penanganan Sasaran Program Ket 2016 2017 2018 2019 2020

Tabel 7.5 Matriks Sasaran Program Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan

7.1.3 Usulan Kebutuhan Program

B. Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman

1. RTBL (Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan)

C. Standar Pelayanan Minimal (SPM)

  2 Penataan Bangunan dan Lingkungan Strategis

  2. RTH …. m 2

  1. RTH …. m 2

  4 Pengembangan RTH

  2. Kawasan ….. Kawasan

  1. Kawasan ….. Kawasan

  3 Revitalisasi Kawasan Tematik Perkotaan

  2. Kawasan …. m 2

  1. Kawasan …. m 2

  BAB 7 RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR CIPTA KARYA dimaksudkan untuk mengendalikan pemanfaatan ruang, penataan bangunan dan lingkungan, serta memuat materi pokok ketentuan program bangunan dan lingkungan, rencana umum dan panduan rancangan, rencana investasi, ketentuan pengendalian rencana, dan pedoman pengendalian pelaksanaan pengembangan lingkungan/kawasan.

  Atas dasar pedoman diatas dan melihat banyaknya perkembangan yang terjadi di Kabupaten Hulu Sungai Utara maka Kabupaten Hulu Sungai Utara perlu melakukan penyusunan RTBL di beberapa kawasan strategis kabupaten, diantaranya : a. Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Kawasan Perbatasan di

  1. Bangunan …. m 2

  1 Penyelenggaraan Bangunan Gedung

  No Kegiatan Penataan Bangunan Dan Lingkungan Satuan Rencana Program Ket 2016 2017 2018 2019 2020

Tabel 7.6 MatriksUsulan Kebutuhan Program Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan

  Usulan program pengembangan Penataan Bangunan dan Lingkungan yang direncanakan di Kabupaten Mahakam Ulu tahun 2016-2020 yaitu :

  Analisa kebutuhan Program dan Kegiatan juga mengacu pada Permen PU No.14 tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang. Khusus untuk sektor PBL, SPM juga terkait dengan SPM Penataan Ruang dikarenakan kegiatan penataan lingkungan permukiman yang salah satunya melakukan pengelolaan kebutuhan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di perkotaan. Standar SPM terkait dengan sektor PBL, dapat dijadikan acuan bagi Kabupaten/Kota untuk menyusun kebutuhan akan sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan.

  b. Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Kawasan Permukiman Ujoh Bilang

  Kecamatan Long Apari

  2. Bangunan …. m 2

  Rencana Program Kegiatan Penataan Bangunan Dan No Satuan Ket Lingkungan 2016 2017 2018 2019 2020 5 Fasilitasi Ruang terbuka Publik/ Edukasi dan Partisipasi Masy.

  1. Kecamatan ….

  2. Kecamatan ….

  BAB 7 RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR CIPTA KARYA

Tabel 7.7 Matriks Usulan Pembiayaan Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan

  SUMBER PENDANAAN x Rp. 1.000,- REDINES CRITERIA KEGIATAN/OUTPUT/SUB DESA/KEC

VOL SAT

  APBD AMDAL/ Rp. MURNI KAB / SWASTA Masy DAK Lahan DED Pengelola PROV.

  UKL/UPL KOTA Pembinaan dan Pengembangan 12.600.000 - - -

  • - 5.000.000 Penataan Bangunan Pembinaan dan Pengawasan -

  5.00 Kab/Kota

  • - - - - - 2.600.000 5.000.000 Penyelenggaraan Bangunan Gedung Standarisasi Dan Kelembagaan Bidang 5.00 - Kab/Kota 5.000.000 1.300.000
  • - - - - Penataan Bangunan DddaLingkungan

  UJOH Penyusunan DED Kws.Permukiman Ujoh BILANG /

  1 Kab/Kota 500.000 2018 - - Bilang LONG BAGUN UJOH

  Penyusunan RTBL Kws.Permukiman Ujoh BILANG /

  1

  • Kab/Kota 800.000 2017 Bilang LONG BAGUN UJOH Penataan Fisik Kws.Permukiman Ujoh BILANG /

  1 Kab/Kota 5.000.000 2019 - - Bilang LONG BAGUN

  • - -

  5.00 Kab/Kota 1.300.000

  • - - - Perencanaan dan Analisa Teknis

  UJOH Penyusunan RTBL Kawasan Pemukiman BILANG /

  1 Kab/Kota 800.000 2018 - - - - Ujoh Bilang LONG BAGUN UJOH

  Penyusunan DED Kawasan Pemukiman BILANG /

  1

  • Kab/Kota 500.000 2019 - - - Ujoh Bilang LONG BAGUN

  Penyelenggaraan Penataan Bangunan 1.00 m2 5.000.000 -

  • - - - - - dan Lingkungan 1.00 m2 5.000.000
  • - Penataan Bangunan Kawasan Strategis
  • - - - -

  BAB 7 RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR CIPTA KARYA

  7 - 17

  SUMBER PENDANAAN x Rp. 1.000,- REDINES CRITERIA KEGIATAN/OUTPUT/SUB DESA/KEC

VOL SAT

  APBD AMDAL/ Rp. MURNI KAB / SWASTA Masy DAK Lahan DED Pengelola PROV.

UKL/UPL KOTA

  UJOH Penataan Fisik Kawasan Pemukiman Ujoh BILANG /

  1 M2 5.000.000 2020 - - Bilang LONG BAGUN

  • - Revitalisasi Kawasan Tematik Perkotaan 0.00 kawasan 5.000.000
  • - - - - - Penataan Kawasan Pengembangan Kota
  • - 0.00 kawasan 5.000.000 -
  • - - - Hijau

  UJOH BILANG / 1 paket 5.000.000 2017 2016 2016 - - Pembangunan Ruang Terbuka Hijau LONG

  BAGUN 12.600.000 5.000.000

  BAB 7 RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR CIPTA KARYA

  7 - 18

7.3 Sektor Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)

7.3.1 Kondisi Eksisting

  Dalam rangka pengembangan Rencana Induk Pelayanan Air Minum Kabupaten Mahakam Ulu Kalimantan Timur, beberapa permasalahan timbul seperti: kendala debit yang rendah saat musim kemarau sehingga diperlukan solusi pemasangan WTP, diharapkan meskipun dimusim kemarau berlangsung debit tetap dapat mensuplai kebutuhan air minum walaupun kontur daerah berupa ketinggian. Seperti diketahui bahwa Kabupaten Mahakam Ulu dilewati oleh dua sungai besar yaitu Sungai Boh dan Sungai Merah yang dapat dijadikan sebagai sumber air baku air minum.

  Hampir sebagian besar tipikal kampung Ujoh Bilang membangun rumah di tepi Sungai (5 kecamatan). Dan kebiasaan membangun rumah di tepi sungai ini perlu mendapat peratian kebijakan terkait pelayanan transmisi air minum dengan pembangunan jembatan.

  Sementara saat ini meskipun belum ada jaringan PDAM dari Kabupaten, namun perada ada sebelumnya penyaluran air bersih yang akhirnya tutup karena mahalnya biaya operasional. Secara umum warga sangat mendukung dengan adanya pipanisasi air bersih baik dikelola swasta, yaitu dengan membayar iuran bulanan dan biaya penyambungan pipanisasi air bersih.

  Sebagai besar warga di Desa Ujoh Bilang mendapatkan air bersih untuk masak, minum, cuci dan mandi dari Sungai Mahakam. Warga da menggunakan pompa (sanyo, alkon dll) untuk menyedot air dari Sungai Mahakam dan dialirkan ke rumah-rumah warga. Rata-rata jarak rumah warga dengan Sungai Mahakam adalah 50-150 meter. Sehingga warga menggunakan pipa/paralon sekitar 100 meter untuk mengambil/menyedot air dari Sungai Mahakam.

  Desa Ujoh Bilang terdiri dari 11 RT. Rumah-rumah warga memanjang sepanjang Sungai Mahakam. Di RT 1-8 jarang/ hamper tidak ada warga yang membuat sumur dangkal/sumur bor. Kebutuhan air semuanya dari Sungai Mahakam. Mandu, cuci baju disungai. Untuk kebutuhan masak dan minum ada yang beli gallon air isi ulang atau Sungai Mahakam yang dijernihkan. Penjernihan menggunakan bak/ ember biasa yang didiamkan 1 hari, ada juga yang menggunakan penjernih air fabrikasi (pureit)

  Dulu pernah ada pipanisasi air pada taun 2011, program ini merupakan CSR dari PT. Sumalindo Jaya. Perusahaan yang baru berdiri. Sumber air tandon ini berasal dari Sungai Mahakam Ulu. Program ini berjalan 3 bulan dan kemudian berhenti karena mahalnya biaya operasional. Mahalnya biaya ini karena menggunakan pompa untuk menaikkan air dari Sungai Mahakam ke tendon air. Pompa air ini sangat besar dan menggunakan BBM. Harga BBM di Kabupaten Mahakam Ulu sangat mahal, hampir 2 kali lipat dari harga yang ditetapkan pemerintah.

  BAB 7 RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR CIPTA KARYA status rawan kering semua. Nantinya untuk program-program pengembangan sistem air minum harus memprioritaskan pada desa-desa yang masuk dalam daerah rawan air. Berikut ini adalah rincian daerah rawan air di Kabupaten Mahakam Ulu.

Tabel 7.8 Desa Rawan Air Kabupaten Mahakam Ulu Kecamatan Desa Skor Status

  Long Bagun Long Bagun Ilir 5,60 Rawan Kering Long Bagun Batu Majang 5,48 Rawan Kering Long Bagun Long Bagun Ulu 5,41 Rawan Kering Long Bagun Rukun Damai 5,52 Rawan Kering Long Pahangai Delang Kerohong 5,64 Rawan Kering Long Pahangai Long Pakaq 5,50 Rawan Kering Long Pahangai Long Lunuk 5,72 Rawan Kering Long Pahangai Lirung Ubing 5,40 Rawan Kering Long Pahangai Datah Naha 5,54 Rawan Kering Long Pahangai Long Isun 5,46 Rawan Kering Long Pahangai Naha Aruq 5,46 Rawan Kering Long Pahangai Long Pahangai Dua 5,57 Rawan Kering Long Pahangai Long Pahangai Satu 5,53 Rawan Kering Long Pahangai Long Tuyoq 5,53 Rawan Kering Long Pahangai Liu Mulang 5,46 Rawan Kering Long Apari Long Penaneh Satu 5,47 Rawan Kering Long Apari Tiong Ohang 5,51 Rawan Kering Long Apari Long Keriok 5,57 Rawan Kering Long Apari Long Penaneh Tiga 5,47 Rawan Kering Long Apari Long Penaneh Dua 5,50 Rawan Kering Long Apari Tiong Bu’u 5,55 Rawan Kering Long Apari Naha Buan 5,49 Rawan Kering Long Apari Naha Tifab 5,52 Rawan Kering Long Apari Long Apari 5,47 Rawan Kering Long Apari Noha Silat 5,64 Rawan Kering

  Sumber: Sektor PSPAM Tahun 2016

7.3.2 Sasaran Program

  Setelah mencapai target Millennium Development Goals (MDGs) tahun 2015, target SDGs adalah

memastikan ketersediaan dan pengelolaan air serta sanitasi berkelanjutan bagi semua orang,

juga membangun kota dan permukiman warga yang inklusif, aman, dan kukuh. Target tersebut

merupakan tantangan berat Indonesia di bidang infrastruktur permukiman adalah memberikan

akses air minum 100 % untuk masyarakat Kabupaten Mahakam Ulu. Target tersebut lebih dikenal

sebagai Gerakan Nasional 100-0-100 sebagai aktualisasi visi Direktorat Jenderal Cipta Karya

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dalam mewujudkan permukiman layak huni dan

BAB 7 RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR CIPTA KARYA Di Kabupaten Mahakam Ulu terdapat 3 Kecamatan yang masuk dalam daerah rawan air dengan

  

berkelanjutan. Ditjen Cipta Karya bertekad bekerja tidak sekedar business as usual, tidak bisa hanya

bekerja berbasis output tanpa penyempurnaan perangkat dan melakukan terobosan. Perlu dilakukan

perbaikan baik dari segi fungsi, teknis, kualitas/mutu, administrasi, dan kelembagaan dalam

penyelenggaraan pembangunan infrastruktur permukiman. Dalam penyelenggaraan gerakan 100-0-100,

Ditjen Cipta Karya akan melibatkan semua pemangku kepentingan, baik pemerintah daerah, dunia usaha,

maupun masyarakat, mengingat target yang sangat tinggi dan kebutuhan dana yang sangat besar. Untuk

Sasaran Program Kabupaten Mahakam Ulu sampai pada tahun 2019 adalah sebagai berikut.

Tabel 7.9 Matriks Analisis Kebutuhan Sektor Pengembangan SPAM Kabupaten Mahakam Ulu

SASARAN PROGRAM KONDISI NO. URAIAN SASARAN PROGRAM EKSISTING 2016 2017 2018 2019 2020

  1. Sistem Perpipaan

  Kebocoran (%) … % Cakupan Pelayanan Penduduk (%) … % Kapasitas Terpasang ….. Lt/Detik Idle Capacity …, Lt/detik

  2. Sistem Bukan Perpipaan

  Cakupan Pelayanan Penduduk (%) … % Kapasitas Terpasang ….. Lt/Detik

  3. Kinerja PDAM Aspek Keuangan (Skor penilaian BPPSPAM) Skor: ….

  Aspek Pelayanan (Skor penilaian BPPSPAM) Skor: …. Aspek Operasional (Skor penilaian BPPSPAM) Skor: …. Aspek SDM (Skor penilaian BPPSPAM) Skor: ….

7.3.2 Usulan Kebutuhan Program

  Usulan program pengembangan Air Minum Kabupaten Mahakam Ulu tahun 2016-2020 secara garis besar terdiri dari program pengembangan air minum perkotaan atau perpipaan dan program pengembangan air minum perdesaan atau non perpipaan, yang terdiri dari :

  1. SPAM Regional

  2. SPAM Perkotaan

  3. SPAM Perdesaan

  4. SPAM Kawasan Khusus

  5. Peningkatan Kinerja PDAM Secara rinci usulan program investasi sektor pengambangan air minum Kabupaten Mahakam Ulu adalah sebagai berikut :

  BAB 7 RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR CIPTA KARYA

Tabel 7.10 Matriks Usulan Kebutuhan Program Sektor Pengembangan SPAM Kabupaten Mahakam Ulu

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PENGEMBANGAN NO SATUAN

  I SPAM Regional

  1. Wilayah …. Lt/detik

  II SPAM Perkotaan

  1. Kecamatan …. Lt/detik

  2. Kecamatan …. Lt/detik

  III SPAM Perdesaan

  1. Desa ….. Lt/detik

  2. Desa ….. Lt/detik

  IV SPAM Kawasan Khusus

  1. Kawasan Kumuh …. Lt/detik

  2. Kawasan Nelayan …. Lt/detik

  3. Desa Rawan Air Lt/detik

  V Peningkatan Kinerja PDAM

  BAB 7 RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR CIPTA KARYA

Tabel 7.11 Matriks Usulan Kebutuhan Pembiayaan Sektor SPAM

  SUMBER PENDANAAN x Rp. 1.000,- REDINES CRITERIA KEGIATAN/OUTPUT/SUB DESA/KEC

VOL SAT

  TAHUN APBD OUTPUT/NAMA PAKET Rp. APBD AMDAL/ KAB / SWASTA Masy DAK Lahan DED Pengelola MURNI PROV. UKL/UPL KOTA Pembinaan dan - 70.859.330 - - - Pengembangan Air Minum Pembangunan SPAM

  0.00 Liter/detik - 65.854.330

  • - - - - - Kawasan Perkotaan Pembangunan SPAM Ibu

  0.00 Liter/detik

  • - - - - 28.105.624 - Kota Kecamatan (IKK)

  DATAH Pembangunan SPAM Kampung

  BILANG ILIR Datah Bilang Kec.Long Hubung

  20 L/detik 13.105.624 2018 2016 - - / LONG

  (Lanjutan) Kapasitas 20 ltr/dtk HUBUNG

  Pembangunan SPAM IKK LAHAM /

  1 L/detik 15.000.000 2018 - - 2016 Laham LAHAM

  Pembangunan SPAM Ibukota

  0.00 Liter/detik 22.748.706 -

  • - - - - Pemekaran

  P/P Jaringan Pipa Distribusi UJOH dan Sambungan Rumah BILANG /

  1

  • L/detik 1.292.236 2018 2016 - Kampung Ujoh Bilang Kec. LONG Long Bagun BAGUN Pembangunan Sarana Air MAMAHAK

  Bersih (SAB) Kampung

  1 L/detik 15.000.000 2018 2016 - Memahak Besar Kec. Long

  • ILIR / LONG

  BAGUN Hubung

  LONG PAHANGAI Perencanaan Sarana Air Bersih

  1 L/detik 6.456.470 2018 - - - - SATU / (SAB) IKK Kec. Long Pahangai

  LONG PAHANGAI

  0.00 Liter/detik 15.000.000 - Perluasan SPAM Perkotaan

  • - - - -

  BAB 7 RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR CIPTA KARYA

  7 - 23

  SUMBER PENDANAAN x Rp. 1.000,- REDINES CRITERIA KEGIATAN/OUTPUT/SUB DESA/KEC

VOL SAT

  TAHUN APBD OUTPUT/NAMA PAKET Rp. APBD AMDAL/ KAB / SWASTA Masy DAK Lahan DED Pengelola MURNI PROV.

UKL/UPL KOTA

  RUKUN Pembangunan SPAM Kampung DAMAI /

  1 L/detik 15.000.000 2018 2016 - - Rukun Damai LONG

  BAGUN

  0.00 Liter/detik 5.000

  • - - SPAM Berbasis Masyarakat
  • - - - -

  0.00 Liter/detik 5.000

  • - - - Pamsimas
  • - -

  LONG APARI Pembangunan SPAM IKK di

  1 KK

  • 3.500 2017 - / LONG

  Kec Long Apari 1 unit Lanjutan APARI

  Pembangunan Sarana Air MAMAHAK