Perbandingan Antara Cara Belajar Menggun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Belajar merupakan proses memperoleh pengetahuan, kemampuan
berpikir dan penyesuaian tingkah laku seseorang terhadap hal-hal yang dilihat
secara visual. Belajar pula dapat dikatakan sebuah proses pengendalian dan
perubahan diri dari pengalaman sebelumnya ke arah yang lebih baik. Belajar
tidak hanya dilihat dari apa yang dia baca, tetapi belajar juga dapat dilihat
dari audio visual.
Pada era modern ini, tidak hanya orang dewasa saja yang dapat
menikmati canggihnya teknologi, tetapi anak kecil pun dapat menikmatinya.
Semakin canggih teknologi, semakin banyak pula peminatnya, contohnya
internet. Internet yang sudah ada sejak tahun 1995 ini tidak hanya dibutuhkan
oleh karyawan kantor ataupun pekerja lainnya, karena kini internet bisa juga
dibutuhkan dalam pendidikan. Jadi, tidak hanya membaca buku yang dapat
mengolah dan mendapatkan informasi, internet pun bisa bahkan lebih meluas
dari buku.
Dari tahun ke tahun, internet semakin meluas jaringannya, bahkan
sampai ke penjuru negara. Pencarian informasi melalui internet pun lebih
cepat dan mudah dilakukan. Oleh karena itu, pelajar dan mahasiswa dapat
menggunakannya kapan dan dimana saja. Mereka memiliki caranya sendiri
untuk memperoleh pengetahuan, terutama memperoleh pengetahuan di
sekolah. Siswa pun memiliki caranya sendiri untuk mendapatkan pengetahuan
selain yang diajarkan oleh pendidik di sekolah.
Menghadapi abad ke-21 yang merupakan abad teknologi dan informasi,
siswa dituntut untuk memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas, sikap
kritis serta kesiapan untuk bersaing secara kompetitif dalam berbagai aspek
1
kehidupan.1Menurut Rahardjo (2002) sebagaimana dikutip di situs depdiknas,
bahwa manfaat internet bagi pendidikan adalah dapat menjadi akses kepada
sumber informasi, akses kepada nara sumber, dan sebagai media kerjasama
(pustekkom.depdiknas.go.id).
Internet
memang
banyak
sekali
manfaatnya
untuk
kita
yang
membutuhkan perubahan di zaman modern ini. Penyertaan internet dalam
pengajaran dan pembelajaran telah mengubah strategi pengajaran di kelas.
Pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru, sekarang telah bergeser
ke arah peningkatan fokus dan peran siswa dan partisipasi aktif mereka dalam
proses belajar mengajar. Ini adalah fakta tak terbantahkan bahwa banyak
lembaga pembelajaran menemukan metode-metode dan cara baru dalam
rangka menjembatani efisiensi dengan teknologi pembelajaran.
Mengingat
pentingnya
peranan
internet
dalam
meningkatkan
pengetahuan dan wawasan siswa tentang materi yang teleh diberikan guru,
sudah selayaknya setiap siswa untuk memiliki pengetahuan tentang cara
penggunaan
internet.
Harapannya
dengan
banyak
berinternet yang
berhubungan dengan mata pelajaran serta hal-hal lainnya yang masih
berkaitan dengan pelajaran, prestasi belajar yang akan dicapai siswa tersebut
akan lebih baik. Sebagai konsekwensi keaktifannya berinternet, siswa dapat
memenuhi kebutuhan materi pelajaran yang lebih baik disamping
menggunakan perpustakaan sekolah maupun perpustakaan di tempat-tempat
lainnya. Tetapi pada kenyataannya kini anak-anak remaja SMP malah
menyalah artikan pemanfaatan internet yang pendidik arahkan, karena mereka
lebih
senang bermain
dan
bersenang-senang
di
dunia
maya
dan
mengesampingkan kewajibannya untuk mengerjakan tugas.Disini dapat kita
lihat, apakah internet selalu bersifat positif untuk pelajar, khususnya anakanak yang sedang beranjak remaja, ataukah sebaliknya? Apakah internet
memiliki dampak negatif bagi pelajar yang membiasakan dirinya tergantung
pada internet ketika mendapat tugas dari sekolah?
1
Diakses melalui : http://pakjalpidie.blogspot.com/2013/01/pemanfaatan-internet-sebagaimedia.html pada 18 Juni 2013 pukul 13.00 WIB
2
Ada pepatah mengatakan “kejarlah ilmu walau sampai ke negeri cina” itu
membuktikan bahwa pendidikan sangatlah penting, bukan saja untuk diri
sendiri, tapi dengan pendidikan kita dapat merealisasikan bakat-bakat yang
dimiliki.Di dalam setiap pembelajaran tentu memiliki metode yang beraneka
ragam. Seperti dalam penelitian ini. Setiap metode memiliki keunggulan dan
kelemahan. Di dalam penelitian ini, penulis akan mengkaji serta
membandingkan antara metode dengan menggunakan media internet dengan
menggunakan media buku. Tetapi apakah dengan memakai media internet
yang mengesampingkan buku pelajaran, siswa akan lebih baik dalam
prestasinya di sekolah atau malah sebaliknya?Bagaimana tingkat konsentrasi
belajar siswa yang sehari-harinya sudah terbiasa menggunakan internet
dengan siswa yang terbiasa menggunakan media buku?
Oleh karena itu, melalui penelitian ini penulis ingin mengetahui
perbandingan
cara
belajar
siswa
yang
sehari-harinya
memperoleh
pengetahuan dengan membaca buku dengan siswa yang memperoleh
pengetahuan dengan mencari di situs web (internet) terhadap tingkat
konsentrasi belajar yang diperoleh siswa tersebut di Sekolah Menengah
Pertama.
Dalam penelitian ini, penulis mengklasifikasikannya menjadi tiga bab.
Bab pertama berisi pendahuluan, bab kedua berisi kajian teori, dan bab ketiga
berisi metodologi penelitian.
B. Identifikasi Masalah
Pada proses pembelajaran terdapat beberapa masalah yang masingmasingnya perlu dipecahkan, kita ambil contoh pada proses pembelajaran
siswa SMP yang kita lihat cara belajar mereka kini banyak yang
menggunakan media buku dan ada pula yang menggunakan internet. Memang
banyak kemenarikan dari berbagai media belajar tersebut, tetapi banyak pula
masalah yang mencakup keduanya terhadap hasil akhir proses pembelaaran.
Dari sedemikian masalah yang ada, perlu diidentifikasi terlebih dahulu.
3
C. Pembatasan Masalah
Dari sekian banyak masalah yang telah diidentifikasikan, maka masalah
pokok yang menjadi pembahasan dalam penelitian ini ditekankan kepada
perbandingan antara cara belajar menggunakan media buku dengan media
internet terhadap tingkat konsentrasi belajar siswa SMP.
D. Perumusan Masalah
1. Apakah perbandingan antara media belajar menggunakan buku dengan
media belajar internet terhadap tingkat konsentrasi belajar siswa?
2. Apakah ada pengaruh cara belajar antara melalui buku dan pemanfaatan
internet terhadap hasil belajar siswa?
3. Apakah internet dapat memberikan banyak dampak positif bagi siswa?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Untuk mengetahui pemanfaatan internet bagi siswa SMP.
Untuk mengetahui dampak negatif dari metode belajar melalui media
internet bagi siswa SMP.
Untuk mengetahui perbandingan cara belajar siswa yang menggunakan
media
buku
dengan
yang
menggunakan
media
internet
dalam
kesehariannya terhadap tingkat konsentrasi belajar yang berpengaruh pada
hasil belajarnya.
F. Manfaat Penelitian
Peneliti dapat mengetahui pengaruh pemanfaatan internet bagi siswa SMP.
4
Peneliti dapat mengetahui mengetahui dampak negatif dari metode belajar
melalui media internet bagi siswa SMP.
Peneliti dapat mengetahui perbandingan cara belajar siswa yang
menggunakan media buku dengan yang menggunakan media internet
dalam
kesehariannya
terhadap
tingkat
konsentrasi
belajar
yang
berpengaruh pada hasil belajarnya.
Dengan adanya penelitian ini dapat menjadi tambahan masukan bagi orang
tua dan pendidik agar lebih mengarahkan anaknya kepada keseimbangan
antara prestasi belajar dan bermain.
Dengan adanya penelitian ini dapat menjadi tambahan masukan bagi kita
guna meningkatkan prestasi belajar anak.
5
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Landasan Teori
Penggunaan media belajar buku dengan media belajar internet dalam
kegiatan pembelajaran
Pendidikan merupakan sarana mutlak yang dipergunakan untuk
mewujudkan
masyarakat
madani
yang
mampu
menguasai,
mengembangkan, mengendalikan dan memanfaatkan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Dalam arti kata, peserta didik atau lebih sering disebut
siswa selain mampu memperoleh ilmu pengetahuan dari buku, ia pun
dituntut harus mampu memanfaatkan ilmu pengetahuan teknologinya.
Rata-rata hampir di setiap sekolah baik itu SD, SMP, maupun SMA telah
diajarkan pemanfaatan internet. Namun terkadang, banyak siswa yang
menyalah artikan pemanfaatan tersebut.
Untuk mencapai keberhasilan dalam kegiatan pengajaran, kita
sebagai pendidik pun harus mampu mengajarkan kepada siswanya agar
dapat mengatur waktu belajar dan bermain. Langkah-langkah yang
diambil termasuk didalamnya adalah menentukan metode dan media
belajar yang baik. Agar siswa dapat mengatur pula mana yang seharusnya
bermanfaat bagi pembelajaran dan mana yang seharusnya dihindari.
a. Teori Konsentrasi Belajar
Hamalik (1995:36) mendefinisikan belajar adalah “modifikasi
atau
memperteguh
kelakuan
melalui
pengalaman”.
Menurut
pengertian ini, belajar adalah suatu proses, suatu kegiatan dan bukan
suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi
6
lebih luas daripada itu, yakni mengalami. Sejalan dengan perumusan
itu, berarti pula belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku
individu melalui interaksi dengan lingkungan. Demikian pula dengan
Suyono dan Hariyanto (2011:9) menyatakan bahwa “Belajar adalah
suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan,
meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan
mengokohkan kepribadian”.2
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah proses perubahan tingkah laku individu sebagai hasil dari
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Sebagai contoh, ketika lingkungannya sedang memenuhi zamannya
bermain game online bermain dengan dunia maya di internet, maka
individu tersebut akan mengikuti pola perilaku yang ada pada
sekitarnya.
Konsentrasi belajar menurut Daud (2010) menjelaskan bahwa
konsentrasi belajar adalah pemusatan perhatian dalam proses
perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan,
penggunaan, dan penilaian terhadap sikap dan nilai-nilai, pengetahuan
dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai bidang studi. 3 Agar
dapat individu berkonsentrasi pada suatu hal, yang pertama harus ia
lakukan adalah menyukai suatu hal tersebut. Karena jika tidak,
individu tersebut tidak akan dapat berkonsentrasi atau fokus pada
suatu hal yang ia kerjakan itu. Sama halnya dengan siswa, untuk
mendapatkan pusat perhatian dari siswa, pendidik harus membuatnya
suka terlebih dahulu pada pelajaran.
Konsentrasi bukanlah suatu sifat yang selalu dan setiap waktu
ada, melainkan suatu kemampuan yang dalam ukuran tertentu
bergantung pada situasi. Karena konsentrasi merupakan suatu aspek
dalam bekerja yang keberadaannya selalu diperlukan ketika seseorang
2
Diakses melalui : http://www.konsistensi.com/2013/01/teori-konsentrasi-belajar.html
tanggal 18 Juni 2013 pukul 14.00 WIB
3
Loc cit.,
Pada
7
harus mengolah informasi yang dilakukan secara sadar. Untuk itu,
dalam konteks ini informasi yang digunakan bukan sembarang
informasi melainkan berupa informasi pilihan yang harus diolah pada
kurun waktu tertentu. Ketika seseorang sedang berkonsentrasi, objek
yang difokuskan hanya objek yang menjadi target utama konsentrasi,
sehingga informasi yang diperoleh hanyalah informasi yang telah
dipilih. Fokus yang ditajamkan meningkatkan kemungkinan seseorang
dapat menyerap dan memahami informasi yang didapat.
b. Ciri-ciri Siswa yang Dapat Berkonsentrasi Belajar
Ciri-ciri siswa yang dapat berkonsentrasi saat belajar berkaitan
dengan perilaku belajar yang meliputi perilaku kognitif, perilaku
afektif, dan perilaku psikomotor.4 Karena belajar merupakan aktivitas
yang berbeda-beda pada berbagai bahan pelajaran, maka perilaku
konsentrasi belajar tidak sama pada perilaku belajar tersebut.
Engkoswara dalam Tabrani (1989:10) menjelaskan klasifikasi perilaku
belajar yang dapat digunakan untuk mengetahui ciri-ciri siswa yang
dapat berkonsentrasi belajar sebagai berikut.
a. Perilaku kognitif, yaitu perilaku yang menyangkut masalah
pengetahuan, informasi, dan masalah kecakapan intelektual. Pada
perilaku kognitif ini, siswa yang memiliki konsentrasi belajar dapat
ditengarai dengan:
(1)kesiapan
pengetahuan
yang
dapat
segera
muncul
bila
diperlukan,
(2) komprehensif dalam penafsiran informasi,
(3) mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh,
(4) mampu mengadakan analisis dan sintesis pengetahuan yang
diperoleh.
4
Diakses
melalui
:
http://abudaud2010.blogspot.com/2010/11/pengertian-dan-ciri-cirikonsentrasi.html pada tanggal 18 Juni 2013 pukul 14.15 WIB
8
b. Perilaku afektif, yaitu perilaku yang berupa sikap dan apersepsi.
Pada perilaku ini, siswa yang memiliki konsentrasi belajar dapat
ditengarai:
(1) adanya penerimaan, yaitu tingkat perhatian tertentu,
(2) respon, yaitu keinginan untuk mereaksi bahan yang diajarkan,
(3) mengemukakan suatu pandangan atau keputusan sebagai
integrasi dari suatu keyakinan, ide dan sikap seseorang.
c. Perilaku psikomotor. Pada perilaku ini, siswa yang memiliki
konsentrasi belajar dapat ditengarai:
(1) adanya gerakan anggota badan yang tepat atau sesuai dengan
petunjuk guru,
(2) komunikasi non verbal seperti ekspresi muka dan gerakangerakan yang penuh arti.
d. Perilaku berbahasa. Pada perilaku ini, siswa yang memiliki
konsentrasi belajar dapat ditengarai adanya aktivitas berbahasa yang
terkoordinasi dengan baik dan benar.
Selain itu, banyak faktor yang mempengaruhi konsentrasi belajar
pada siswa. Menurut (Tonie Nase: 2007) Konsentrasi belajar siswa,
dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti di bawah ini:
Lingkungan
Lingkungan dapat mempengaruhi kemampuan kognitif siswa dalam
berkonsentrasi, kita akan dapat memaksimalkan kemampuan konsentrasi.
Jika kita dapat mengetahui faktor apa saja yang berpengaruh terhadap
konsentrasi, kita mampu menggunakan kemampuan kita pada saat dan
suasana yang tepat. Faktor lingkungan yang mempengaruhi konsentrasi
belajar adalah suara, pencahayaan, temperatur, dan desain belajar.
9
1. Suara. Setiap orang memiliki caranya sendiri untuk reaksi pada suara,
ada yang menyukai belajar sambil mendengarkan musik, belajar
ditempat ramai, dan bersama teman. Tetapi ada pula yang hanya dapat
belajar ditempat yang tenang tanpa suara, atau ada juga yang dapat
belajar ditempat dalam keadaan apapun.
2. Pencahayaan. Pencahayaan merupakan salah satu faktor yang
pengaruhnya kurang begitu dirasakan dibandingkan pengaruh suara,
tetapi terdapat juga seseorang yang senang belajar ditempat terang,
atau senang belajar ditempat yang gelap, tetapi kenyamanan visual
dapat juga digolongkan sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi
tingkat kenyamanan di dalam ruangan maupun bangunan, contohnya
seperti rumah.
3. Temperatur. Temperatur sama seperti faktor pencahayaan, merupakan
faktor yang pengaruhnya kurang begitu dirasakan dibandingkan
pengaruh suara, tetapi terdapat juga seseorang yang senang belajar
ditempat dingin, atau senang belajar ditempat yang hangat, dan juga
senang belajar ditempat dingin maupun hangat. Tetapi terkadang,
temperatur tidak terlalu dipermasalahan dalam konsentrasi belajar
siswa.
4. Desain Belajar. Desain belajar pula merupakan salah satu faktor yang
memiliki pengaruh juga, yaitu sebagai media atau sarana dalam
belajar, seperti halnya terdapat seseorang yang senang belajar
ditempat santai sambil duduk di kursi, sofa, tempat tidur, maupun di
karpet. Cara tersebut merupakan salah satu cara yang dapat membuat
kita lebih dapat berkonsentrasi.
Modalitas Belajar
Modalitas belajar yang menentukan siswa dapat memproses setiap
informasi yang diterima. Konsentrasi dalam belajar dan kreativitas guru
dalam mengembangkan strategi dan metode pembelajaran di kelas akan
10
meningkatkan konsentrasi belajar siswa sehingga hasil belajarnya pun
akan meningkat pula.
Semakin banyak informasi yang diterima dan diserap oleh siswa,
maka kemampuan berkonsentrasi pun harus semakin baik dan fokus dalam
mengikuti setiap proses pembelajaran. Banyak cara yang ditawarkan oleh
para ahli dalam meningkatkan konsentrasi belajar siswa, kemudian dapat
juga dengan mengatur posisi tubuh pada saat belajar, dan mempelajari
materi (informasi) sesuai dengan karakteristik siswa itu sendiri.
Pergaulan
Pergaulan juga dapat mempengaruhi siswa dalam menerima pelajaran,
perilaku dan pergaulan mereka, dapat mempengaruhi konsentrasi belajar
yang dipengaruhi juga oleh beberapa faktor, seperti faktor teknologi yang
berkembang saat ini contohnya televisi, internet, dll. Pergaulan adalah salah
satu faktor yang sangat berpengaruh pada sikap dan perilaku siswa untuk
meningkatkan hasil belajarnya di sekolah.
Psikologi
Faktor psikologi juga dapat mempengaruhi bagaimana sikap dan
perilaku siswa dalam berkonsentrasi, misalnya karena adanya masalah
dalam lingkungan sekitar dan keluarga, hal ini tentunya akan mempengaruhi
fisik dan batin/ psikologi siswa, karena siswa akan kehilangan semangat dan
motivasi belajar mereka, tentunya akan berpengaruh juga terhadap tingkat
konsentrasi siswa yang akan semakin menurun.Dalam hal ini, orang tua lah
yang sangat berperan untuk membantu faktor psikologi siswa aagar motivasi
dan konsentrasi siswa tidak terganggu.
11
c. Media Belajar menggunakan Buku
Media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan
pesan (Bovee, 1997).Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
media merupakan wadah atau perantara pesan yang oleh sumber pesan
atau pengaruhnya dan ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima
pesan serta memiliki tujuan yang ingin dicapai agar terdapat terjadinya
proses belajar pada penerima pesan.
Buku adalah kumpulan kertas atau bahan lainnya yang dijilid
menjadi satu pada salah satu ujungnya dan berisi tulisan atau gambar.
Setiap sisi dari sebuah lembaran kertas pada buku disebut sebuah
halaman.5 Buku merupakan jembatan menuju sukses, karena jika kita
banyak membaca buku, banyak pula pengetahuan yang kita peroleh.
Seseorang
sudah
dikenalkan
buku
sejak
ia
telah
mampu
menghubungkan ranah kognitif dengan psikomotornya, biasanya pada
saat ia masuk sekolah TK.
Sedangkan belajar adalah proses atau usaha yang dilakukan tiap
individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku baik dalam
bentuk pengetahuan, keterampilan maupun sikap dan nilai yang positif
sebagai pengalaman untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan
yang telah dipelajari. Kegiatan belajar tersebut ada yang dilakukan di
sekolah, di rumah, dan di tempat lain seperti di museum, di
laboratorium, di hutan dan dimana saja. Belajar merupakan tindakan
dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan maka belajar
hanya dialami oleh siswa sendiri dan akan menjadi penentu terjadinya
atau tidak terjadinya proses belajar. Slameto (2003: 5) menyatakan
belajar adalah “suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh
suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya”.
5
Diakses melalui https://id.wikipedia.org/wiki/Buku pada 19 Juni 2013 pukul 20.05 WIB
12
Dengan demikian dapat disimpulkan belajar merupakan suatu
perubahan tingkah laku pada individu-individu yang belajar. Perubahan
itu tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan
ataupun mengolah informasi yang sudah ada, tetapi juga berbentuk
kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak,
penyesuaian diri.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa media belajar menggunakan buku
adalah suatu perantara yang merupakan sumber pesan belajar yang
ingin diteruskan kepada penerima pesan dan memiliki tujuan yang ingin
dicapai agar terdapat terjadinya proses belajar. Proses belajar tersebut
akan mempengaruhi perubahan tingkah laku seseorang yang lebih baik
dalam pengetahuan, sifat, sikap, maupun nilai-nilai positif sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam berinteraksi di sekitar lingkungan dan
buku menjadi salah satu media dalam proses pembelajaran individu
tersebut. Membaca buku akan melatih otak kita untuk memusatkan
pikiran. Otak kita diajak untuk memperhatikan kata demi kata yang ada
pada teks tersebut. Karena jika kita kehilangan beberapa kata saja, bisa
jadi kita tidak akan bisa menangkap keseluruhan maksud dari kalimat
yang ada. Kalimat-kalimat yang menarik akan merangsang saraf otak
kita untuk bekerja dan mengamati hal menarik tersebut.
Banyak manfaat membaca buku, yaitu di antaranya sebagai berikut :
Membaca menghilangkan kecemasan dan kegundahan.
Kebiasaan membaca membuat orang terlalu sibuk untuk bisa
berhubungan dengan orang-orang malas dan tidak mau bekerja.
Dengan sering membaca, orang bisa mengembangkan keluwesan
dan kefasihan dalam bertutur kata.
Membaca
membantu
mengembangkan
pemikiran
dan
menjernihkan cara berpikir.
13
Membaca meningkatkan pengetahuan seseorang dan meningkatkan
memori dan pemahaman.
Dengan membaca, orang mengambil manfaat dari pengalaman
orang lain: kearifan orang bijaksana dan pemahaman para sarjana.
Dengan sering membaca, orang mengembangkan kemampuannya;
baik untuk mendapat dan memproses ilmu pengetahuan maupun untuk
mempelajari berbagai disiplin ilmu dan aplikasinya dalam hidup.
d. Media Belajar menggunakan Internet
Pengertian internet menurut segi ilmu pengetahuan, internet adalah
sebuah perpustakaan besar yang didalamnya terdapat jutaan (bahkan
milyaran) informasi atau data yang dapat berupa teks, grafik, audio
maupun animasi dan lain lain dalam bentuk media elektronik. Semua
orang bisa berkunjung ke perpustakaan tersebut kapan saja serta dari
mana saja, jika dilihat dari segi komunikasi, internet adalah sarana yang
sangat efektif dan efesien untuk melakukan pertukaran informasi jarak
jauh maupun jarak dekat, seperti di dalam lingkungan perkantoran,
tempat pendidikan, atapun instansi terkait.Dapat disimpulkan internet
adalah suatu wadah informasi yang didalamnya terdapat banyak
informasi yang semua orang mendapatkan ilmu secara mudah dan cepat.
Jadi media belajar menggunakan internet adalah salah satu wadah
informasi yang sangat banyak datanya. Dari orang dewasa maupun anak
kecil pun dapat menggunakan media belajar internet ini, khususnya
pelajar.
Seperti yang telah penulis katakan sebelumnya, Menurut Rahardjo
(2002) sebagaimana dikutip di situs depdiknas, bahwa manfaat internet
bagi pendidikan adalah dapat menjadi akses kepada sumber informasi,
akses
kepada
nara
sumber,
(pustekkom.depdiknas.go.id).
dan
Sehingga
sebagai
media
penggunaan
kerjasama
internet
yang
intensif dan tepat guna akan mempunyai korelasi yang signifikan
terhadap prestasi belajar siswa di sekolah.
14
Manfaat internet bagi pelajar dalam dunia pendidikan :
1.
Menambah wawasan
Internet menyediakan informasi yang hampir tidak terbatas.
Beragam artikel yang tersedia di dalamnya akan mudah diserap dan
menambah wawasan bagi para siswa yang mengaksesnya.
2. Memicu ide dan gagasan
Internet menawarkan enak informasi yang dapat dicari dengan
mudah, cukup mengetikkan kata kunci pada mein pencari, aneka
informasi terkait pun muncul dan mampu memicu ide serta
gagasan bagi siswa.
3. Sebagai sumber data dan referensi
Ketika dihadapkan pada tugas mencari data maupun informasi,
internet menyuguhkan hampir semua data dan informasi yang
siswa cari, khususnya dari situs-situs resmi dan kredibel.
4. Melatih kemampuan menulis
Internet
memberikan
kesempatan
bagi
para
siswa
untuk
mengembangkan hobi serta kemampuan menulis layaknya jurnalis
baik melalui blog, jejaring sosial, maupun forum.
5. Mengakrabkan diri dengan teknologi komputer
Menggeluti internet akan membuat siswa semakin akrab dengan
komputer. Kebiasaan mengakses internet secara langsung maupun
tidka langsung akan menstimulus siswa untuk melek komputer.
Namun internet pula memiliki dampak negatif bagi siswa yang baru
mengenal luasnya dunia internet, salah satu di antaranya sebagai berikut :
15
1) Pornografi
Banyak yang menganggap bahwa internet identik dengan pornografi,
saya kira hal tersebut emmang tidak salah, mengingat internet dapat
digunakan untuk kegiatan yang sifatnya pornografi. Bayangkan saja
dengan internet seseorang bias mengakses homepage atau situs yang
berisikan content khusus dewasa, artinya bahwa dengan kemudahan ini
seseorang akan dengan mudah menemukan hal-hal yang berbau porno.
2) Prestasi Belajar Menurun
Dengan terus menggunakan internet, terkadang para pelajar lupa dengan
waktu mereka, termasuk waktu belajar yang menyebabkan nilai dan
restasi mereka dapat menurun.
3) Mengganggu Kesehatan
Gangguan kesehatan yang paling dirasakan saat kita terlalu sering
menggunakan internet adalah mata, selain itu juga kita dapat lupa waktu
makan dan mengerjakan aktivitas yang lain.
4) Mengabaikan kehidupan social.
Adakalanya seseorang yang telah kecanduan internet, bisa saja
menghiraukan social disekelilingnya, orang tersebut bisa terpaku
seharian di internet tanpa tahu apa yang ada di lingkungannya, hal ini
memang cukup berbahaya jika terjadi, untuk itulah jika anda seorang
netter, sebisa mungkin luangkan waktu untuk sekedar berbincang
masyarakatsekitar.
5) Kecanduan internet
Internetpun bisa menyebabkan ketergantungan (hal ini biasa terjadi
ketika seseorang telah sangat suka terhadap jejaring social ataupun game
online ) hingga mengakibatkan lupa waktu dalam kehidupannya.
16
6) Information overload
Karena menemukan informasi yang tak habis-habisnya yang tersedia di
internet, sejumlah orang rela menghabiskan waktu berjam-jam untuk
mengumpulkan dan mengorganisir berbagai informasi yang ada.
7) Cyber-relational addiction
Adalah keterlibatan yang berlebihan pada hubungan yang terjalin melalui
internet (seperti melalui chat room dan virtual affairs) sampai kehilangan
kontak dengan hubungan-hubungan yang ada dalam dunia nyata.
Jadi, internet menimbulkan manfaat yang tiada batas bagi
penggunanya,
meskipun
dalam
kenyataan
masih
terdapat
penyalahgunaan internet yang dapat membawa pengaruh kurang baik
bagi mereka.
Solusi untuk mengatasi dampak negatif internet adalah peran
orangtua. Peran orang tua sangatlah penting dalam meminimalisir
dampak merugikan dari internet. Orangtua diharapkan berperan dalam
mengawasi dan mengingatkan para remaja agar tidak melalaikan tugas
utama mereka, yaitu belajar. Sehingga tugas perkembangan yang harus
mereka peroleh selama masa remaja dapat tercapai dan menjadi bekal
dalam menyongsong masa depan. Hal yang dapat dilakukan diantaranya
adalah:
-
Orang tua harus tetap mendampingi anaknya ketika mereka
bereksplorasi dengan Internet rumah
-
Orang tua memegang peranan yang besar dalam mengajarkan
perilaku ber-Internet yang sehat kepada anak. Baik kita sebagai
orang tua maupun anak kita harus mempelajari dan memahami
tentang berbagai resiko yang dihadapi ketika berkomunikasi
dengan orang yang tak dikenal melalui Internet
17
-
Definisikan secara jelas dan gamblang Aturan Penggunaan
Internet di rumah. Kemudian tulis dan pasang aturan tersebut di
tempat yang dapat dibaca oleh semua anggota keluarga.
-
Tegaskan untuk tidak mendownload materi yang secara nyata
merupakan materi ilegal, bajakan atau melanggar hak cipta.
-
Tetaplah menjalin komunikasi yang baik dengan anak kita,
berapapun usianya.
-
Guru harus senantiasa membimbing siswa didiknya agar dapat
menggunakan Internet dengan baik dan benar saat sekolah
Yang tidak kalah pentingnya adalah faktor dari dalam diri sendiri, karena
keimanan dari dalam dirilah yang dapat membentengi diri dari semua
pengaruh atau dampak negatif suatu apapun.
B. Kajian Pustaka
Menurut penulis sampai hari ini belum banyak penelitian yang
membahas mengenai materi ini. Namun ada penelitian yang mendekati
pokok bahasan penulis, yakni yang dilakukan oleh
Putri Ani
Dalimunthe,S.PdI yang mengambil topik ”Perbandingan Hasil Belajar
Yang Menggunakan Metode Demonstrasi dan Ceramah”.
Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh dari hasil penelitian yang
dilakukan oleh beliau bahwa Hasil belajar (prestasi) yang diperoleh siswa
yang ada di MTs. Nurul Hakim Tembung pada bidang studi fiqih berbedabeda. Bagi guru yang menggunakan metode mengajar demonstrasi hasil
belajar siswanya lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang
menggunakan metode ceramah pada bidang studi fiqih. Problematika yang
dihadapi oleh guru bidang studi fiqih yang ada di MTs. Nurul Hakim
Tembung dalam menyampaikan materi pelajaran fiqih kepada siswanya
antara lain faktor guru yang mempunyai problem dalam mengajar, alokasi
waktu mengajar yang kurang memadai dan faktor siswa yang kurang siap
untuk menerima materi pelajaran yang disampaikan oleh guru bidang studi
18
fiqih.
Untuk
mengatasi
masalah
ini
telah
dilakukan
upaya
penanggulangannya. Dalam kaitan ini juga didukung oleh beberapa
literatur panduan yang dikemukakan oleh ahli pendidikan yang relevan
dengan pokok bahasan penelitian ini.
C. Kerangka Berpikir
Kerangka pikir penelitian ini berangkat dari teori–teori yang telah
dikemukakan pada uraian terdahulu, bahwa untuk menentukan berhasil
atau tidak proses belajar dan tingkat konsentrasi belajar di sekolah, salah
satu hal penting yang harus menjadi perhatian guru adalah penggunaan
media belajar yang baik dan benar. Bila media yang digunakan guru sudah
baik dan benar, tentu keberhasilan belajar siswapun akan diperoleh secara
baik pula. Tentunya dibantu oleh keinginan dari siswa itu sendiri dan
pendidikan orang tua di rumah.
Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan teknik acak
berkelompok, dimana teknik ini digunakan jika kita memiliki keterbatasan
karena ketiadaan kerangka. Berbagai media belajar dapat diterapkan oleh
siswa sesuai dengan materi pelajaran. Alangkah baiknya apabila siswa
tersebut benar–benar dapat menentukan media apa yang baik untuk dirinya
berkonsentrasi belajar, karena tepat atau tidaknya media yang digunakan
tentu saja ikut mempengaruhi keberhasilan siswa terhadap materi pelajaran
yang disampaikan oleh guru.
Antara satu media dengan media yang lain berbeda dalam
penggunaannya. Adakalanya media dapat digunakan dalam proses belajar
pada satu materi pelajaran, namun adakalanya media yang lain, sehingga
dapat ditegaskan bahwa satu media tidak mutlak harus digunakan dalam
proses belajar pada materi pelajaran. Boleh 2, 3 atau 4 media asalkan tepat
dengan materi pelajarannya.
Siswa yang cara belajarnya menggunakan media buku dengan siswa
yang cara belajarnya menggunakan media internet beranggapan sudah baik
dalam pelaksanaan proses belajar di rumah dan sekolah. Dan dalam
19
penelitian ini akan di analisa atau dibandingkan hasil belajar yang di
peroleh siswa dimana seorang siswa yang cara belajarnya menggunakan
media buku dengan siswa yang cara belajarnya menggunakan media
internet.
D. Hipotesis Penelitian
Menurut Arikunto mendefinisikan hipotesis sebagai suatu jawaban
yang bersifat sementara terhadap masalah penelitian sampai terbukti
melalui data yang akan terkumpul. Berdasarkan pendapat diatas maka
akan peneliti
rumuskan bahwa diperkirakan
cara belajar
siswa
menggunakan media buku dengan internet memengaruhi konsentrasi
belajar siswa yang berakhir pada hasil akhir pelajaran di sekolah.
20
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Sasaran, Waktu dan Lokasi Penelitian
Yang menjadi sasaran pada penelitian ini adalah siswa SMP XYZ kota
Indramayu, alasan memilih SMP XYZ kota Indramayu dikarenakan faktor lokasi
dan keadaan dimana peneliti merasa perlu melakukan penelitian ini.
Metodologi Penelitian
Untuk menemukan pengaruh cara belajar siswa menggunakan media buku
atau internet terhadap tingkat konsentrasi belajar siswa yang berakhir pada nilai
akhir pelajaran di sekolah dengan unsur pokok yang harus ditemukan sesuai
dengan butir-butir rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, maka
digunakan jenis penelitian kuantitatif dengan metode korelasional yaitu dengan
mencari hubungan yang ditimbulkan oleh cara belajar siswa yang menggunakan
media buku dengan internet terhadap tingkat konsentrasi siswa pada SMP XYZ di
kota Indramayu.
Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
1.
Populasi
Populasi menurut Gay (1987:102) merupakan kelompok tertentu dari sesuatu
(orang, benda, peristiwa, dan sebagainya) yang dipilih oleh peneliti yang hasil
studinya atau penelitiannya dapat digeneralisasikan terhadap kelompok
tersebut. Berdasarkan penjelasan di atas, populasi yang akan diteliti oleh
penulis berupa:
- Isi
: tingkat konsentrasi antara siswa menggunakan media
buku dengan siswa yang menggunakan media internet
- Cakupan
: Siswa SMP 4 Sindang
21
- Waktu
: Juli 2013
- Geografis
: daerah Indramayu
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang masih mempunyai ciri dan
karakteristik yang sama dengan populasi dan mampu mewakili
keseluruhan populasi penelitian. Sampel dipergunakan ketika jumlah
seluruh anggota populasi terlalu banyak sehingga tidak memungkinkan
untuk melakukan penelitian terhadap populasi secara keseluruhan.
Penulis akan mengambil sampel siswa SMP 4 Sindang, yang
mencakup dari beberapa kelas. Hal ini dilakukan guna memperoleh
data yang valid. Teknik pengambilan sampel penelitian dilakukan
secara teknik acak berkelompok. Dalam teknik acak berkelompok
semua individu dalam populasi diberi kesempatan yang sama untuk
dipilih menjadi anggota sampel. Karena teknik acak berkelompok ini
dilakukan ketika kita memiliki keterbatasan karena ketiadaan kerangka
sampel (daftar nama seluruh anggota populasi).
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik penarikan sampel yang digunakan yaitu, probabilita, karena
peneliti mengambil beberapa sampel dengan memberikan kesempatan
yang sama untuk dipilih sebagai sampel.
Teknik penarikan sampelnya:
Teknik acak berkelompok (Cluster random sampling), teknik ini
digunakan yaitu karena penulis memiliki keterbatasan ketiadaan
kerangka sampel (daftar nama seluruh populasi), namun penulis
memiliki data yang lengkap tentang kelompok. Teknik ini memiliki
dua jenis teknik penarikan sampel acak berkelompok, yaitu teknik
penarikan sampel kelompok satu tahap (a stage cluster random
22
sampling atau lebih dikenalan cluster random sampling) dan banyak
tahap (multiple cluster random sampling).6
Namun, sesuai dengan rencana penelitian yang akan penulis buat,
maka penulis mengambil teknik penarikan sampel multiple cluster
random sampling, yaituteknik penarikan sampel banyak tahap.
Pada SMP 4 Sindang, memiliki/terdiri dari 12 kelas, yaitu: kelas VII
A, B, C, D, kelas VIII A, B, C, D, Kelas IX A, B, C, D. Dari beberapa
kelas ini penulis akan mengambil beberapa kelas secara acak yang
akan dijadikan sampel, yaitu sebagai berikut:
Bagan III.1
Teknik Penarikan Sampel Bertahap
Siswa SMP 4 Sindang
Kelas VII
Kelas VII
Kelas IX
A
B
C
D
A
C
6
Bambang Prasetyo, Lina Miftahul Jannah, 2010, Metode Penelitian Kualitatif, Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada, hlm.132-134
23
Dari penjelasan di atas, bahwa penulis akan mengambil teknik
penarikan sampel sampel bertahap, yaitu dengan memilih secara acak.
Kemudian hasil pemilihan acak tersebut akan didapat seperti gambar di
atas.
4. Teknik Analisis Data
Setelah data hasil penelitian di kumpulkan, maka langkah selanjutnya
adalah penganalisisan. Di dalam melakukan analisis data kuantitatif
ini, terdapat suatu proses dengan beberapa tahap yang sebaiknya
dilakukan, yaitu pengumpulan, pengolahan, dan penyajian.7
Bagan III.2
Tahapan dalam Analisis Data Kuantitatif
Data coding
Data entering
7
Ibid, hlm. 170-171
24
Ada kesalahan
tidak ada kesalahan
Data cleaning
Data output
1. Numerik
2. Grafik
Data Analyzing
1. Univariat
Data Coding (pengkodean
data)
2. Bivariat
3.
Multivariat
Merupakan suatu proses penyusunan secara sistematis data mentah
(yang ada dalam kuesioner) ke dalam bentuk yang mudah dibaca oleh mesin
pengolah data seperti komputer.8 Dalam hal ini, penulis membuat kuesioner
dan menyebarkannya kepada beberapa responden sesuai dengan teknik
pemilihan sampel di atas. Untuk selanjutnya, kuesioner-kuesioner tersebut
(huruf-huruf yang ada dalam pertanyaan) diubah menjadi kode angka.
Pemberian kode ini didasarkan pada asumsi bahwa seharusnya pelaksanaan
metode pembelajaran dengan menggunakan media buku dan internet baik,
sehingga yang memberikan jawaban sangat baik akan mendapatkan nilai
yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang menjawab baik, cukup baik,
tidak baik, dan sangat tidak baik. Contoh pemberian kode pada pertanyaan,
misalnya:
Pertanyaan di dalam kuesioner
Pemberian kode
Bagaimana pendapat anda tentang
pembelajaran menggunakan media buku?
8
Ibid, hlm 171
25
A. Sangat Baik
5. Sangat Baik
B. Baik
4. Baik
C. Cukup Baik
3. Cukup Baik
D. Tidak Baik
2. Tidak Baik
E. Sangat Tidak Baik
1. Sangat Tidak
Baik
Data Entering (Pemindahan Data ke Komputer)
Yaitu memindahkan data yang telah diubah menjadi kode ke dalam mesin
pengolah data. Caranya dengan membuat coding sheet (lembar kode), direct
entry, optical scan sheet (seperti isian lembar computer menggunakan pensil
2B), dan CATI (Computer-Assisted Telephone Interviewing).9
Data Cleaning (Pembersihan Data)
Adalah memastikan bahwa seluruh data telah dimasukkan ke dalam mesin
pengolah data sudah sesuai dengan yang sebenarnya.
10
Disini penulis
memerlukan ketelitian sehingga data akurat. Kemudian apabila ada
ketidaksesuaian di dalam data, maka peneliti melakukan perbaikan
kesalahan pada kode yang jelas tidak mungkin ada, akibat salah
memasukkan kode, ini yang disebut dengan possible code cleaning.
5. Hipotesis Statistik
Berdasarkan dari uraian pengertian tingkat konsentrasi belajar, ciri-ciri
konsentrasi belajar, pengertian media belajar menggunakan buku, pengertian
media belajar menggunakan internet, dan perbandingan media belajar dalam
kegiatan pembelajaran diperlukan adanya keterpaduan diantara komponen
dalam belajar.
Metode kuesioner adalah salah satu metode belajar yang membantu
peserta didik karena mengangkat sebuah masalah dan dituntut bagaimana
9
Ibid, hlm 173
Ibid, hlm 173
10
26
cara yang tepat untuk menyelesaiakannya. Sehingga melatih cara berpikir
siswa lebih peka terhadap fenomena sosial. Dengan demikian, hasil yang
diharapkan akan lebih baik.
Penerapan metode kuesioner dan teknik acak berkelompok pada proses
pembelajaran sangat diperlukan karena siswa dituntut menghasilkan solusi
dalam suatu fenomena sosial sebelum siswa menganalisis suatu kasus,
mereka perlu mengetahui apa saja permasalahan yang tersirat dalam suatu
kasus yang diangkat.
6.
Validitas dan Reabilitas
a. Validitas
Menurut Azwar (1986) validitas berasal dari kata validity yang
mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur
dalam melakukan fungsi ukurnya. Menurut Arikunto (1999) validitas adalah
suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu tes. Menurut
Nursalam (2003) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen.
Berdasarkan beberapa pendapat tentang pengertian validitas di atas,
maka dapat diambil kesimpulan bahwa validitas adalah suatu standar ukuran
yang menunjukkan ketepatan dan kesahihan suatu instrumen.
Berdasarkan dari uji validitas dengan menggunakan rumus korelasi
Product Moment pada setiap item diketahui bahwa pada skala cara belajar
media buku dan internet dari 10 item dinyatakan valid sedangkan pada skala
tingkat konsentrasi belajar terdapat 10 item yang dinyatakan valid. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:
27
b.
Reliabilitas
Menurut Sugiono (2005) Pengertian Reliabilitas adalah serangkaian
pengukuran atau serangkaian alat ukur yang memiliki konsistensi bila
pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur itu dilakukan secara
berulang. Reabilitas tes adalah tingkat keajegan (konsitensi) suatu tes,
yakni sejauh mana suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor
yang ajeg, relatif tidak berubah walaupun diteskan pada situasi yang
berbeda-beda. Menurut Sukadji (2000) reliabilitas suatu tes adalah
seberapa besar derajat tes mengukur secara konsisten sasaran yang diukur.
Reliabilitas dinyatakan dalam bentuk angka, biasanya sebagai koefisien.
Koefisien tinggi berarti reliabilitas tinggi. Menurut Nursalam (2003)
Berdasarkan beberapa pendapat tentang pengertian reliabilitas di
atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa reliabilitas adalah suatu
keajegan suatu tes untuk mengukur atau mengamati sesuatu yang menjadi
objek ukur.
28
Berdasarkan uji keandalan pada skala cara belajar menggunakan
media buku dan internet dan tingkat konsentrasi anak yang dapat
dinyatakan sebagai alat ukur yang reliabel. Hasil perhitungan memiliki
nilai koefisien reliabilitas 0,98 lebih besar dari nilai indeks sebesar 0,89
sehingga dinyatakan reliabel.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber bacaan:
Prasetyo, Bambang,Lina Miftahul Jannah. 2010.Metode Penelitian Kualitatif.
Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Sumber lain:
http://pakjalpidie.blogspot.com/2013/01/pemanfaatan-internet-sebagai-media.html
http://www.konsistensi.com/2013/01/teori-konsentrasi-belajar.html
http://abudaud2010.blogspot.com/2010/11/pengertian-dan-ciri-cirikonsentrasi.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Buku
29
30
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Belajar merupakan proses memperoleh pengetahuan, kemampuan
berpikir dan penyesuaian tingkah laku seseorang terhadap hal-hal yang dilihat
secara visual. Belajar pula dapat dikatakan sebuah proses pengendalian dan
perubahan diri dari pengalaman sebelumnya ke arah yang lebih baik. Belajar
tidak hanya dilihat dari apa yang dia baca, tetapi belajar juga dapat dilihat
dari audio visual.
Pada era modern ini, tidak hanya orang dewasa saja yang dapat
menikmati canggihnya teknologi, tetapi anak kecil pun dapat menikmatinya.
Semakin canggih teknologi, semakin banyak pula peminatnya, contohnya
internet. Internet yang sudah ada sejak tahun 1995 ini tidak hanya dibutuhkan
oleh karyawan kantor ataupun pekerja lainnya, karena kini internet bisa juga
dibutuhkan dalam pendidikan. Jadi, tidak hanya membaca buku yang dapat
mengolah dan mendapatkan informasi, internet pun bisa bahkan lebih meluas
dari buku.
Dari tahun ke tahun, internet semakin meluas jaringannya, bahkan
sampai ke penjuru negara. Pencarian informasi melalui internet pun lebih
cepat dan mudah dilakukan. Oleh karena itu, pelajar dan mahasiswa dapat
menggunakannya kapan dan dimana saja. Mereka memiliki caranya sendiri
untuk memperoleh pengetahuan, terutama memperoleh pengetahuan di
sekolah. Siswa pun memiliki caranya sendiri untuk mendapatkan pengetahuan
selain yang diajarkan oleh pendidik di sekolah.
Menghadapi abad ke-21 yang merupakan abad teknologi dan informasi,
siswa dituntut untuk memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas, sikap
kritis serta kesiapan untuk bersaing secara kompetitif dalam berbagai aspek
1
kehidupan.1Menurut Rahardjo (2002) sebagaimana dikutip di situs depdiknas,
bahwa manfaat internet bagi pendidikan adalah dapat menjadi akses kepada
sumber informasi, akses kepada nara sumber, dan sebagai media kerjasama
(pustekkom.depdiknas.go.id).
Internet
memang
banyak
sekali
manfaatnya
untuk
kita
yang
membutuhkan perubahan di zaman modern ini. Penyertaan internet dalam
pengajaran dan pembelajaran telah mengubah strategi pengajaran di kelas.
Pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru, sekarang telah bergeser
ke arah peningkatan fokus dan peran siswa dan partisipasi aktif mereka dalam
proses belajar mengajar. Ini adalah fakta tak terbantahkan bahwa banyak
lembaga pembelajaran menemukan metode-metode dan cara baru dalam
rangka menjembatani efisiensi dengan teknologi pembelajaran.
Mengingat
pentingnya
peranan
internet
dalam
meningkatkan
pengetahuan dan wawasan siswa tentang materi yang teleh diberikan guru,
sudah selayaknya setiap siswa untuk memiliki pengetahuan tentang cara
penggunaan
internet.
Harapannya
dengan
banyak
berinternet yang
berhubungan dengan mata pelajaran serta hal-hal lainnya yang masih
berkaitan dengan pelajaran, prestasi belajar yang akan dicapai siswa tersebut
akan lebih baik. Sebagai konsekwensi keaktifannya berinternet, siswa dapat
memenuhi kebutuhan materi pelajaran yang lebih baik disamping
menggunakan perpustakaan sekolah maupun perpustakaan di tempat-tempat
lainnya. Tetapi pada kenyataannya kini anak-anak remaja SMP malah
menyalah artikan pemanfaatan internet yang pendidik arahkan, karena mereka
lebih
senang bermain
dan
bersenang-senang
di
dunia
maya
dan
mengesampingkan kewajibannya untuk mengerjakan tugas.Disini dapat kita
lihat, apakah internet selalu bersifat positif untuk pelajar, khususnya anakanak yang sedang beranjak remaja, ataukah sebaliknya? Apakah internet
memiliki dampak negatif bagi pelajar yang membiasakan dirinya tergantung
pada internet ketika mendapat tugas dari sekolah?
1
Diakses melalui : http://pakjalpidie.blogspot.com/2013/01/pemanfaatan-internet-sebagaimedia.html pada 18 Juni 2013 pukul 13.00 WIB
2
Ada pepatah mengatakan “kejarlah ilmu walau sampai ke negeri cina” itu
membuktikan bahwa pendidikan sangatlah penting, bukan saja untuk diri
sendiri, tapi dengan pendidikan kita dapat merealisasikan bakat-bakat yang
dimiliki.Di dalam setiap pembelajaran tentu memiliki metode yang beraneka
ragam. Seperti dalam penelitian ini. Setiap metode memiliki keunggulan dan
kelemahan. Di dalam penelitian ini, penulis akan mengkaji serta
membandingkan antara metode dengan menggunakan media internet dengan
menggunakan media buku. Tetapi apakah dengan memakai media internet
yang mengesampingkan buku pelajaran, siswa akan lebih baik dalam
prestasinya di sekolah atau malah sebaliknya?Bagaimana tingkat konsentrasi
belajar siswa yang sehari-harinya sudah terbiasa menggunakan internet
dengan siswa yang terbiasa menggunakan media buku?
Oleh karena itu, melalui penelitian ini penulis ingin mengetahui
perbandingan
cara
belajar
siswa
yang
sehari-harinya
memperoleh
pengetahuan dengan membaca buku dengan siswa yang memperoleh
pengetahuan dengan mencari di situs web (internet) terhadap tingkat
konsentrasi belajar yang diperoleh siswa tersebut di Sekolah Menengah
Pertama.
Dalam penelitian ini, penulis mengklasifikasikannya menjadi tiga bab.
Bab pertama berisi pendahuluan, bab kedua berisi kajian teori, dan bab ketiga
berisi metodologi penelitian.
B. Identifikasi Masalah
Pada proses pembelajaran terdapat beberapa masalah yang masingmasingnya perlu dipecahkan, kita ambil contoh pada proses pembelajaran
siswa SMP yang kita lihat cara belajar mereka kini banyak yang
menggunakan media buku dan ada pula yang menggunakan internet. Memang
banyak kemenarikan dari berbagai media belajar tersebut, tetapi banyak pula
masalah yang mencakup keduanya terhadap hasil akhir proses pembelaaran.
Dari sedemikian masalah yang ada, perlu diidentifikasi terlebih dahulu.
3
C. Pembatasan Masalah
Dari sekian banyak masalah yang telah diidentifikasikan, maka masalah
pokok yang menjadi pembahasan dalam penelitian ini ditekankan kepada
perbandingan antara cara belajar menggunakan media buku dengan media
internet terhadap tingkat konsentrasi belajar siswa SMP.
D. Perumusan Masalah
1. Apakah perbandingan antara media belajar menggunakan buku dengan
media belajar internet terhadap tingkat konsentrasi belajar siswa?
2. Apakah ada pengaruh cara belajar antara melalui buku dan pemanfaatan
internet terhadap hasil belajar siswa?
3. Apakah internet dapat memberikan banyak dampak positif bagi siswa?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Untuk mengetahui pemanfaatan internet bagi siswa SMP.
Untuk mengetahui dampak negatif dari metode belajar melalui media
internet bagi siswa SMP.
Untuk mengetahui perbandingan cara belajar siswa yang menggunakan
media
buku
dengan
yang
menggunakan
media
internet
dalam
kesehariannya terhadap tingkat konsentrasi belajar yang berpengaruh pada
hasil belajarnya.
F. Manfaat Penelitian
Peneliti dapat mengetahui pengaruh pemanfaatan internet bagi siswa SMP.
4
Peneliti dapat mengetahui mengetahui dampak negatif dari metode belajar
melalui media internet bagi siswa SMP.
Peneliti dapat mengetahui perbandingan cara belajar siswa yang
menggunakan media buku dengan yang menggunakan media internet
dalam
kesehariannya
terhadap
tingkat
konsentrasi
belajar
yang
berpengaruh pada hasil belajarnya.
Dengan adanya penelitian ini dapat menjadi tambahan masukan bagi orang
tua dan pendidik agar lebih mengarahkan anaknya kepada keseimbangan
antara prestasi belajar dan bermain.
Dengan adanya penelitian ini dapat menjadi tambahan masukan bagi kita
guna meningkatkan prestasi belajar anak.
5
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Landasan Teori
Penggunaan media belajar buku dengan media belajar internet dalam
kegiatan pembelajaran
Pendidikan merupakan sarana mutlak yang dipergunakan untuk
mewujudkan
masyarakat
madani
yang
mampu
menguasai,
mengembangkan, mengendalikan dan memanfaatkan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Dalam arti kata, peserta didik atau lebih sering disebut
siswa selain mampu memperoleh ilmu pengetahuan dari buku, ia pun
dituntut harus mampu memanfaatkan ilmu pengetahuan teknologinya.
Rata-rata hampir di setiap sekolah baik itu SD, SMP, maupun SMA telah
diajarkan pemanfaatan internet. Namun terkadang, banyak siswa yang
menyalah artikan pemanfaatan tersebut.
Untuk mencapai keberhasilan dalam kegiatan pengajaran, kita
sebagai pendidik pun harus mampu mengajarkan kepada siswanya agar
dapat mengatur waktu belajar dan bermain. Langkah-langkah yang
diambil termasuk didalamnya adalah menentukan metode dan media
belajar yang baik. Agar siswa dapat mengatur pula mana yang seharusnya
bermanfaat bagi pembelajaran dan mana yang seharusnya dihindari.
a. Teori Konsentrasi Belajar
Hamalik (1995:36) mendefinisikan belajar adalah “modifikasi
atau
memperteguh
kelakuan
melalui
pengalaman”.
Menurut
pengertian ini, belajar adalah suatu proses, suatu kegiatan dan bukan
suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi
6
lebih luas daripada itu, yakni mengalami. Sejalan dengan perumusan
itu, berarti pula belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku
individu melalui interaksi dengan lingkungan. Demikian pula dengan
Suyono dan Hariyanto (2011:9) menyatakan bahwa “Belajar adalah
suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan,
meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan
mengokohkan kepribadian”.2
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah proses perubahan tingkah laku individu sebagai hasil dari
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Sebagai contoh, ketika lingkungannya sedang memenuhi zamannya
bermain game online bermain dengan dunia maya di internet, maka
individu tersebut akan mengikuti pola perilaku yang ada pada
sekitarnya.
Konsentrasi belajar menurut Daud (2010) menjelaskan bahwa
konsentrasi belajar adalah pemusatan perhatian dalam proses
perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan,
penggunaan, dan penilaian terhadap sikap dan nilai-nilai, pengetahuan
dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai bidang studi. 3 Agar
dapat individu berkonsentrasi pada suatu hal, yang pertama harus ia
lakukan adalah menyukai suatu hal tersebut. Karena jika tidak,
individu tersebut tidak akan dapat berkonsentrasi atau fokus pada
suatu hal yang ia kerjakan itu. Sama halnya dengan siswa, untuk
mendapatkan pusat perhatian dari siswa, pendidik harus membuatnya
suka terlebih dahulu pada pelajaran.
Konsentrasi bukanlah suatu sifat yang selalu dan setiap waktu
ada, melainkan suatu kemampuan yang dalam ukuran tertentu
bergantung pada situasi. Karena konsentrasi merupakan suatu aspek
dalam bekerja yang keberadaannya selalu diperlukan ketika seseorang
2
Diakses melalui : http://www.konsistensi.com/2013/01/teori-konsentrasi-belajar.html
tanggal 18 Juni 2013 pukul 14.00 WIB
3
Loc cit.,
Pada
7
harus mengolah informasi yang dilakukan secara sadar. Untuk itu,
dalam konteks ini informasi yang digunakan bukan sembarang
informasi melainkan berupa informasi pilihan yang harus diolah pada
kurun waktu tertentu. Ketika seseorang sedang berkonsentrasi, objek
yang difokuskan hanya objek yang menjadi target utama konsentrasi,
sehingga informasi yang diperoleh hanyalah informasi yang telah
dipilih. Fokus yang ditajamkan meningkatkan kemungkinan seseorang
dapat menyerap dan memahami informasi yang didapat.
b. Ciri-ciri Siswa yang Dapat Berkonsentrasi Belajar
Ciri-ciri siswa yang dapat berkonsentrasi saat belajar berkaitan
dengan perilaku belajar yang meliputi perilaku kognitif, perilaku
afektif, dan perilaku psikomotor.4 Karena belajar merupakan aktivitas
yang berbeda-beda pada berbagai bahan pelajaran, maka perilaku
konsentrasi belajar tidak sama pada perilaku belajar tersebut.
Engkoswara dalam Tabrani (1989:10) menjelaskan klasifikasi perilaku
belajar yang dapat digunakan untuk mengetahui ciri-ciri siswa yang
dapat berkonsentrasi belajar sebagai berikut.
a. Perilaku kognitif, yaitu perilaku yang menyangkut masalah
pengetahuan, informasi, dan masalah kecakapan intelektual. Pada
perilaku kognitif ini, siswa yang memiliki konsentrasi belajar dapat
ditengarai dengan:
(1)kesiapan
pengetahuan
yang
dapat
segera
muncul
bila
diperlukan,
(2) komprehensif dalam penafsiran informasi,
(3) mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh,
(4) mampu mengadakan analisis dan sintesis pengetahuan yang
diperoleh.
4
Diakses
melalui
:
http://abudaud2010.blogspot.com/2010/11/pengertian-dan-ciri-cirikonsentrasi.html pada tanggal 18 Juni 2013 pukul 14.15 WIB
8
b. Perilaku afektif, yaitu perilaku yang berupa sikap dan apersepsi.
Pada perilaku ini, siswa yang memiliki konsentrasi belajar dapat
ditengarai:
(1) adanya penerimaan, yaitu tingkat perhatian tertentu,
(2) respon, yaitu keinginan untuk mereaksi bahan yang diajarkan,
(3) mengemukakan suatu pandangan atau keputusan sebagai
integrasi dari suatu keyakinan, ide dan sikap seseorang.
c. Perilaku psikomotor. Pada perilaku ini, siswa yang memiliki
konsentrasi belajar dapat ditengarai:
(1) adanya gerakan anggota badan yang tepat atau sesuai dengan
petunjuk guru,
(2) komunikasi non verbal seperti ekspresi muka dan gerakangerakan yang penuh arti.
d. Perilaku berbahasa. Pada perilaku ini, siswa yang memiliki
konsentrasi belajar dapat ditengarai adanya aktivitas berbahasa yang
terkoordinasi dengan baik dan benar.
Selain itu, banyak faktor yang mempengaruhi konsentrasi belajar
pada siswa. Menurut (Tonie Nase: 2007) Konsentrasi belajar siswa,
dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti di bawah ini:
Lingkungan
Lingkungan dapat mempengaruhi kemampuan kognitif siswa dalam
berkonsentrasi, kita akan dapat memaksimalkan kemampuan konsentrasi.
Jika kita dapat mengetahui faktor apa saja yang berpengaruh terhadap
konsentrasi, kita mampu menggunakan kemampuan kita pada saat dan
suasana yang tepat. Faktor lingkungan yang mempengaruhi konsentrasi
belajar adalah suara, pencahayaan, temperatur, dan desain belajar.
9
1. Suara. Setiap orang memiliki caranya sendiri untuk reaksi pada suara,
ada yang menyukai belajar sambil mendengarkan musik, belajar
ditempat ramai, dan bersama teman. Tetapi ada pula yang hanya dapat
belajar ditempat yang tenang tanpa suara, atau ada juga yang dapat
belajar ditempat dalam keadaan apapun.
2. Pencahayaan. Pencahayaan merupakan salah satu faktor yang
pengaruhnya kurang begitu dirasakan dibandingkan pengaruh suara,
tetapi terdapat juga seseorang yang senang belajar ditempat terang,
atau senang belajar ditempat yang gelap, tetapi kenyamanan visual
dapat juga digolongkan sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi
tingkat kenyamanan di dalam ruangan maupun bangunan, contohnya
seperti rumah.
3. Temperatur. Temperatur sama seperti faktor pencahayaan, merupakan
faktor yang pengaruhnya kurang begitu dirasakan dibandingkan
pengaruh suara, tetapi terdapat juga seseorang yang senang belajar
ditempat dingin, atau senang belajar ditempat yang hangat, dan juga
senang belajar ditempat dingin maupun hangat. Tetapi terkadang,
temperatur tidak terlalu dipermasalahan dalam konsentrasi belajar
siswa.
4. Desain Belajar. Desain belajar pula merupakan salah satu faktor yang
memiliki pengaruh juga, yaitu sebagai media atau sarana dalam
belajar, seperti halnya terdapat seseorang yang senang belajar
ditempat santai sambil duduk di kursi, sofa, tempat tidur, maupun di
karpet. Cara tersebut merupakan salah satu cara yang dapat membuat
kita lebih dapat berkonsentrasi.
Modalitas Belajar
Modalitas belajar yang menentukan siswa dapat memproses setiap
informasi yang diterima. Konsentrasi dalam belajar dan kreativitas guru
dalam mengembangkan strategi dan metode pembelajaran di kelas akan
10
meningkatkan konsentrasi belajar siswa sehingga hasil belajarnya pun
akan meningkat pula.
Semakin banyak informasi yang diterima dan diserap oleh siswa,
maka kemampuan berkonsentrasi pun harus semakin baik dan fokus dalam
mengikuti setiap proses pembelajaran. Banyak cara yang ditawarkan oleh
para ahli dalam meningkatkan konsentrasi belajar siswa, kemudian dapat
juga dengan mengatur posisi tubuh pada saat belajar, dan mempelajari
materi (informasi) sesuai dengan karakteristik siswa itu sendiri.
Pergaulan
Pergaulan juga dapat mempengaruhi siswa dalam menerima pelajaran,
perilaku dan pergaulan mereka, dapat mempengaruhi konsentrasi belajar
yang dipengaruhi juga oleh beberapa faktor, seperti faktor teknologi yang
berkembang saat ini contohnya televisi, internet, dll. Pergaulan adalah salah
satu faktor yang sangat berpengaruh pada sikap dan perilaku siswa untuk
meningkatkan hasil belajarnya di sekolah.
Psikologi
Faktor psikologi juga dapat mempengaruhi bagaimana sikap dan
perilaku siswa dalam berkonsentrasi, misalnya karena adanya masalah
dalam lingkungan sekitar dan keluarga, hal ini tentunya akan mempengaruhi
fisik dan batin/ psikologi siswa, karena siswa akan kehilangan semangat dan
motivasi belajar mereka, tentunya akan berpengaruh juga terhadap tingkat
konsentrasi siswa yang akan semakin menurun.Dalam hal ini, orang tua lah
yang sangat berperan untuk membantu faktor psikologi siswa aagar motivasi
dan konsentrasi siswa tidak terganggu.
11
c. Media Belajar menggunakan Buku
Media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan
pesan (Bovee, 1997).Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
media merupakan wadah atau perantara pesan yang oleh sumber pesan
atau pengaruhnya dan ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima
pesan serta memiliki tujuan yang ingin dicapai agar terdapat terjadinya
proses belajar pada penerima pesan.
Buku adalah kumpulan kertas atau bahan lainnya yang dijilid
menjadi satu pada salah satu ujungnya dan berisi tulisan atau gambar.
Setiap sisi dari sebuah lembaran kertas pada buku disebut sebuah
halaman.5 Buku merupakan jembatan menuju sukses, karena jika kita
banyak membaca buku, banyak pula pengetahuan yang kita peroleh.
Seseorang
sudah
dikenalkan
buku
sejak
ia
telah
mampu
menghubungkan ranah kognitif dengan psikomotornya, biasanya pada
saat ia masuk sekolah TK.
Sedangkan belajar adalah proses atau usaha yang dilakukan tiap
individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku baik dalam
bentuk pengetahuan, keterampilan maupun sikap dan nilai yang positif
sebagai pengalaman untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan
yang telah dipelajari. Kegiatan belajar tersebut ada yang dilakukan di
sekolah, di rumah, dan di tempat lain seperti di museum, di
laboratorium, di hutan dan dimana saja. Belajar merupakan tindakan
dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan maka belajar
hanya dialami oleh siswa sendiri dan akan menjadi penentu terjadinya
atau tidak terjadinya proses belajar. Slameto (2003: 5) menyatakan
belajar adalah “suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh
suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya”.
5
Diakses melalui https://id.wikipedia.org/wiki/Buku pada 19 Juni 2013 pukul 20.05 WIB
12
Dengan demikian dapat disimpulkan belajar merupakan suatu
perubahan tingkah laku pada individu-individu yang belajar. Perubahan
itu tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan
ataupun mengolah informasi yang sudah ada, tetapi juga berbentuk
kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak,
penyesuaian diri.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa media belajar menggunakan buku
adalah suatu perantara yang merupakan sumber pesan belajar yang
ingin diteruskan kepada penerima pesan dan memiliki tujuan yang ingin
dicapai agar terdapat terjadinya proses belajar. Proses belajar tersebut
akan mempengaruhi perubahan tingkah laku seseorang yang lebih baik
dalam pengetahuan, sifat, sikap, maupun nilai-nilai positif sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam berinteraksi di sekitar lingkungan dan
buku menjadi salah satu media dalam proses pembelajaran individu
tersebut. Membaca buku akan melatih otak kita untuk memusatkan
pikiran. Otak kita diajak untuk memperhatikan kata demi kata yang ada
pada teks tersebut. Karena jika kita kehilangan beberapa kata saja, bisa
jadi kita tidak akan bisa menangkap keseluruhan maksud dari kalimat
yang ada. Kalimat-kalimat yang menarik akan merangsang saraf otak
kita untuk bekerja dan mengamati hal menarik tersebut.
Banyak manfaat membaca buku, yaitu di antaranya sebagai berikut :
Membaca menghilangkan kecemasan dan kegundahan.
Kebiasaan membaca membuat orang terlalu sibuk untuk bisa
berhubungan dengan orang-orang malas dan tidak mau bekerja.
Dengan sering membaca, orang bisa mengembangkan keluwesan
dan kefasihan dalam bertutur kata.
Membaca
membantu
mengembangkan
pemikiran
dan
menjernihkan cara berpikir.
13
Membaca meningkatkan pengetahuan seseorang dan meningkatkan
memori dan pemahaman.
Dengan membaca, orang mengambil manfaat dari pengalaman
orang lain: kearifan orang bijaksana dan pemahaman para sarjana.
Dengan sering membaca, orang mengembangkan kemampuannya;
baik untuk mendapat dan memproses ilmu pengetahuan maupun untuk
mempelajari berbagai disiplin ilmu dan aplikasinya dalam hidup.
d. Media Belajar menggunakan Internet
Pengertian internet menurut segi ilmu pengetahuan, internet adalah
sebuah perpustakaan besar yang didalamnya terdapat jutaan (bahkan
milyaran) informasi atau data yang dapat berupa teks, grafik, audio
maupun animasi dan lain lain dalam bentuk media elektronik. Semua
orang bisa berkunjung ke perpustakaan tersebut kapan saja serta dari
mana saja, jika dilihat dari segi komunikasi, internet adalah sarana yang
sangat efektif dan efesien untuk melakukan pertukaran informasi jarak
jauh maupun jarak dekat, seperti di dalam lingkungan perkantoran,
tempat pendidikan, atapun instansi terkait.Dapat disimpulkan internet
adalah suatu wadah informasi yang didalamnya terdapat banyak
informasi yang semua orang mendapatkan ilmu secara mudah dan cepat.
Jadi media belajar menggunakan internet adalah salah satu wadah
informasi yang sangat banyak datanya. Dari orang dewasa maupun anak
kecil pun dapat menggunakan media belajar internet ini, khususnya
pelajar.
Seperti yang telah penulis katakan sebelumnya, Menurut Rahardjo
(2002) sebagaimana dikutip di situs depdiknas, bahwa manfaat internet
bagi pendidikan adalah dapat menjadi akses kepada sumber informasi,
akses
kepada
nara
sumber,
(pustekkom.depdiknas.go.id).
dan
Sehingga
sebagai
media
penggunaan
kerjasama
internet
yang
intensif dan tepat guna akan mempunyai korelasi yang signifikan
terhadap prestasi belajar siswa di sekolah.
14
Manfaat internet bagi pelajar dalam dunia pendidikan :
1.
Menambah wawasan
Internet menyediakan informasi yang hampir tidak terbatas.
Beragam artikel yang tersedia di dalamnya akan mudah diserap dan
menambah wawasan bagi para siswa yang mengaksesnya.
2. Memicu ide dan gagasan
Internet menawarkan enak informasi yang dapat dicari dengan
mudah, cukup mengetikkan kata kunci pada mein pencari, aneka
informasi terkait pun muncul dan mampu memicu ide serta
gagasan bagi siswa.
3. Sebagai sumber data dan referensi
Ketika dihadapkan pada tugas mencari data maupun informasi,
internet menyuguhkan hampir semua data dan informasi yang
siswa cari, khususnya dari situs-situs resmi dan kredibel.
4. Melatih kemampuan menulis
Internet
memberikan
kesempatan
bagi
para
siswa
untuk
mengembangkan hobi serta kemampuan menulis layaknya jurnalis
baik melalui blog, jejaring sosial, maupun forum.
5. Mengakrabkan diri dengan teknologi komputer
Menggeluti internet akan membuat siswa semakin akrab dengan
komputer. Kebiasaan mengakses internet secara langsung maupun
tidka langsung akan menstimulus siswa untuk melek komputer.
Namun internet pula memiliki dampak negatif bagi siswa yang baru
mengenal luasnya dunia internet, salah satu di antaranya sebagai berikut :
15
1) Pornografi
Banyak yang menganggap bahwa internet identik dengan pornografi,
saya kira hal tersebut emmang tidak salah, mengingat internet dapat
digunakan untuk kegiatan yang sifatnya pornografi. Bayangkan saja
dengan internet seseorang bias mengakses homepage atau situs yang
berisikan content khusus dewasa, artinya bahwa dengan kemudahan ini
seseorang akan dengan mudah menemukan hal-hal yang berbau porno.
2) Prestasi Belajar Menurun
Dengan terus menggunakan internet, terkadang para pelajar lupa dengan
waktu mereka, termasuk waktu belajar yang menyebabkan nilai dan
restasi mereka dapat menurun.
3) Mengganggu Kesehatan
Gangguan kesehatan yang paling dirasakan saat kita terlalu sering
menggunakan internet adalah mata, selain itu juga kita dapat lupa waktu
makan dan mengerjakan aktivitas yang lain.
4) Mengabaikan kehidupan social.
Adakalanya seseorang yang telah kecanduan internet, bisa saja
menghiraukan social disekelilingnya, orang tersebut bisa terpaku
seharian di internet tanpa tahu apa yang ada di lingkungannya, hal ini
memang cukup berbahaya jika terjadi, untuk itulah jika anda seorang
netter, sebisa mungkin luangkan waktu untuk sekedar berbincang
masyarakatsekitar.
5) Kecanduan internet
Internetpun bisa menyebabkan ketergantungan (hal ini biasa terjadi
ketika seseorang telah sangat suka terhadap jejaring social ataupun game
online ) hingga mengakibatkan lupa waktu dalam kehidupannya.
16
6) Information overload
Karena menemukan informasi yang tak habis-habisnya yang tersedia di
internet, sejumlah orang rela menghabiskan waktu berjam-jam untuk
mengumpulkan dan mengorganisir berbagai informasi yang ada.
7) Cyber-relational addiction
Adalah keterlibatan yang berlebihan pada hubungan yang terjalin melalui
internet (seperti melalui chat room dan virtual affairs) sampai kehilangan
kontak dengan hubungan-hubungan yang ada dalam dunia nyata.
Jadi, internet menimbulkan manfaat yang tiada batas bagi
penggunanya,
meskipun
dalam
kenyataan
masih
terdapat
penyalahgunaan internet yang dapat membawa pengaruh kurang baik
bagi mereka.
Solusi untuk mengatasi dampak negatif internet adalah peran
orangtua. Peran orang tua sangatlah penting dalam meminimalisir
dampak merugikan dari internet. Orangtua diharapkan berperan dalam
mengawasi dan mengingatkan para remaja agar tidak melalaikan tugas
utama mereka, yaitu belajar. Sehingga tugas perkembangan yang harus
mereka peroleh selama masa remaja dapat tercapai dan menjadi bekal
dalam menyongsong masa depan. Hal yang dapat dilakukan diantaranya
adalah:
-
Orang tua harus tetap mendampingi anaknya ketika mereka
bereksplorasi dengan Internet rumah
-
Orang tua memegang peranan yang besar dalam mengajarkan
perilaku ber-Internet yang sehat kepada anak. Baik kita sebagai
orang tua maupun anak kita harus mempelajari dan memahami
tentang berbagai resiko yang dihadapi ketika berkomunikasi
dengan orang yang tak dikenal melalui Internet
17
-
Definisikan secara jelas dan gamblang Aturan Penggunaan
Internet di rumah. Kemudian tulis dan pasang aturan tersebut di
tempat yang dapat dibaca oleh semua anggota keluarga.
-
Tegaskan untuk tidak mendownload materi yang secara nyata
merupakan materi ilegal, bajakan atau melanggar hak cipta.
-
Tetaplah menjalin komunikasi yang baik dengan anak kita,
berapapun usianya.
-
Guru harus senantiasa membimbing siswa didiknya agar dapat
menggunakan Internet dengan baik dan benar saat sekolah
Yang tidak kalah pentingnya adalah faktor dari dalam diri sendiri, karena
keimanan dari dalam dirilah yang dapat membentengi diri dari semua
pengaruh atau dampak negatif suatu apapun.
B. Kajian Pustaka
Menurut penulis sampai hari ini belum banyak penelitian yang
membahas mengenai materi ini. Namun ada penelitian yang mendekati
pokok bahasan penulis, yakni yang dilakukan oleh
Putri Ani
Dalimunthe,S.PdI yang mengambil topik ”Perbandingan Hasil Belajar
Yang Menggunakan Metode Demonstrasi dan Ceramah”.
Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh dari hasil penelitian yang
dilakukan oleh beliau bahwa Hasil belajar (prestasi) yang diperoleh siswa
yang ada di MTs. Nurul Hakim Tembung pada bidang studi fiqih berbedabeda. Bagi guru yang menggunakan metode mengajar demonstrasi hasil
belajar siswanya lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang
menggunakan metode ceramah pada bidang studi fiqih. Problematika yang
dihadapi oleh guru bidang studi fiqih yang ada di MTs. Nurul Hakim
Tembung dalam menyampaikan materi pelajaran fiqih kepada siswanya
antara lain faktor guru yang mempunyai problem dalam mengajar, alokasi
waktu mengajar yang kurang memadai dan faktor siswa yang kurang siap
untuk menerima materi pelajaran yang disampaikan oleh guru bidang studi
18
fiqih.
Untuk
mengatasi
masalah
ini
telah
dilakukan
upaya
penanggulangannya. Dalam kaitan ini juga didukung oleh beberapa
literatur panduan yang dikemukakan oleh ahli pendidikan yang relevan
dengan pokok bahasan penelitian ini.
C. Kerangka Berpikir
Kerangka pikir penelitian ini berangkat dari teori–teori yang telah
dikemukakan pada uraian terdahulu, bahwa untuk menentukan berhasil
atau tidak proses belajar dan tingkat konsentrasi belajar di sekolah, salah
satu hal penting yang harus menjadi perhatian guru adalah penggunaan
media belajar yang baik dan benar. Bila media yang digunakan guru sudah
baik dan benar, tentu keberhasilan belajar siswapun akan diperoleh secara
baik pula. Tentunya dibantu oleh keinginan dari siswa itu sendiri dan
pendidikan orang tua di rumah.
Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan teknik acak
berkelompok, dimana teknik ini digunakan jika kita memiliki keterbatasan
karena ketiadaan kerangka. Berbagai media belajar dapat diterapkan oleh
siswa sesuai dengan materi pelajaran. Alangkah baiknya apabila siswa
tersebut benar–benar dapat menentukan media apa yang baik untuk dirinya
berkonsentrasi belajar, karena tepat atau tidaknya media yang digunakan
tentu saja ikut mempengaruhi keberhasilan siswa terhadap materi pelajaran
yang disampaikan oleh guru.
Antara satu media dengan media yang lain berbeda dalam
penggunaannya. Adakalanya media dapat digunakan dalam proses belajar
pada satu materi pelajaran, namun adakalanya media yang lain, sehingga
dapat ditegaskan bahwa satu media tidak mutlak harus digunakan dalam
proses belajar pada materi pelajaran. Boleh 2, 3 atau 4 media asalkan tepat
dengan materi pelajarannya.
Siswa yang cara belajarnya menggunakan media buku dengan siswa
yang cara belajarnya menggunakan media internet beranggapan sudah baik
dalam pelaksanaan proses belajar di rumah dan sekolah. Dan dalam
19
penelitian ini akan di analisa atau dibandingkan hasil belajar yang di
peroleh siswa dimana seorang siswa yang cara belajarnya menggunakan
media buku dengan siswa yang cara belajarnya menggunakan media
internet.
D. Hipotesis Penelitian
Menurut Arikunto mendefinisikan hipotesis sebagai suatu jawaban
yang bersifat sementara terhadap masalah penelitian sampai terbukti
melalui data yang akan terkumpul. Berdasarkan pendapat diatas maka
akan peneliti
rumuskan bahwa diperkirakan
cara belajar
siswa
menggunakan media buku dengan internet memengaruhi konsentrasi
belajar siswa yang berakhir pada hasil akhir pelajaran di sekolah.
20
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Sasaran, Waktu dan Lokasi Penelitian
Yang menjadi sasaran pada penelitian ini adalah siswa SMP XYZ kota
Indramayu, alasan memilih SMP XYZ kota Indramayu dikarenakan faktor lokasi
dan keadaan dimana peneliti merasa perlu melakukan penelitian ini.
Metodologi Penelitian
Untuk menemukan pengaruh cara belajar siswa menggunakan media buku
atau internet terhadap tingkat konsentrasi belajar siswa yang berakhir pada nilai
akhir pelajaran di sekolah dengan unsur pokok yang harus ditemukan sesuai
dengan butir-butir rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, maka
digunakan jenis penelitian kuantitatif dengan metode korelasional yaitu dengan
mencari hubungan yang ditimbulkan oleh cara belajar siswa yang menggunakan
media buku dengan internet terhadap tingkat konsentrasi siswa pada SMP XYZ di
kota Indramayu.
Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
1.
Populasi
Populasi menurut Gay (1987:102) merupakan kelompok tertentu dari sesuatu
(orang, benda, peristiwa, dan sebagainya) yang dipilih oleh peneliti yang hasil
studinya atau penelitiannya dapat digeneralisasikan terhadap kelompok
tersebut. Berdasarkan penjelasan di atas, populasi yang akan diteliti oleh
penulis berupa:
- Isi
: tingkat konsentrasi antara siswa menggunakan media
buku dengan siswa yang menggunakan media internet
- Cakupan
: Siswa SMP 4 Sindang
21
- Waktu
: Juli 2013
- Geografis
: daerah Indramayu
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang masih mempunyai ciri dan
karakteristik yang sama dengan populasi dan mampu mewakili
keseluruhan populasi penelitian. Sampel dipergunakan ketika jumlah
seluruh anggota populasi terlalu banyak sehingga tidak memungkinkan
untuk melakukan penelitian terhadap populasi secara keseluruhan.
Penulis akan mengambil sampel siswa SMP 4 Sindang, yang
mencakup dari beberapa kelas. Hal ini dilakukan guna memperoleh
data yang valid. Teknik pengambilan sampel penelitian dilakukan
secara teknik acak berkelompok. Dalam teknik acak berkelompok
semua individu dalam populasi diberi kesempatan yang sama untuk
dipilih menjadi anggota sampel. Karena teknik acak berkelompok ini
dilakukan ketika kita memiliki keterbatasan karena ketiadaan kerangka
sampel (daftar nama seluruh anggota populasi).
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik penarikan sampel yang digunakan yaitu, probabilita, karena
peneliti mengambil beberapa sampel dengan memberikan kesempatan
yang sama untuk dipilih sebagai sampel.
Teknik penarikan sampelnya:
Teknik acak berkelompok (Cluster random sampling), teknik ini
digunakan yaitu karena penulis memiliki keterbatasan ketiadaan
kerangka sampel (daftar nama seluruh populasi), namun penulis
memiliki data yang lengkap tentang kelompok. Teknik ini memiliki
dua jenis teknik penarikan sampel acak berkelompok, yaitu teknik
penarikan sampel kelompok satu tahap (a stage cluster random
22
sampling atau lebih dikenalan cluster random sampling) dan banyak
tahap (multiple cluster random sampling).6
Namun, sesuai dengan rencana penelitian yang akan penulis buat,
maka penulis mengambil teknik penarikan sampel multiple cluster
random sampling, yaituteknik penarikan sampel banyak tahap.
Pada SMP 4 Sindang, memiliki/terdiri dari 12 kelas, yaitu: kelas VII
A, B, C, D, kelas VIII A, B, C, D, Kelas IX A, B, C, D. Dari beberapa
kelas ini penulis akan mengambil beberapa kelas secara acak yang
akan dijadikan sampel, yaitu sebagai berikut:
Bagan III.1
Teknik Penarikan Sampel Bertahap
Siswa SMP 4 Sindang
Kelas VII
Kelas VII
Kelas IX
A
B
C
D
A
C
6
Bambang Prasetyo, Lina Miftahul Jannah, 2010, Metode Penelitian Kualitatif, Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada, hlm.132-134
23
Dari penjelasan di atas, bahwa penulis akan mengambil teknik
penarikan sampel sampel bertahap, yaitu dengan memilih secara acak.
Kemudian hasil pemilihan acak tersebut akan didapat seperti gambar di
atas.
4. Teknik Analisis Data
Setelah data hasil penelitian di kumpulkan, maka langkah selanjutnya
adalah penganalisisan. Di dalam melakukan analisis data kuantitatif
ini, terdapat suatu proses dengan beberapa tahap yang sebaiknya
dilakukan, yaitu pengumpulan, pengolahan, dan penyajian.7
Bagan III.2
Tahapan dalam Analisis Data Kuantitatif
Data coding
Data entering
7
Ibid, hlm. 170-171
24
Ada kesalahan
tidak ada kesalahan
Data cleaning
Data output
1. Numerik
2. Grafik
Data Analyzing
1. Univariat
Data Coding (pengkodean
data)
2. Bivariat
3.
Multivariat
Merupakan suatu proses penyusunan secara sistematis data mentah
(yang ada dalam kuesioner) ke dalam bentuk yang mudah dibaca oleh mesin
pengolah data seperti komputer.8 Dalam hal ini, penulis membuat kuesioner
dan menyebarkannya kepada beberapa responden sesuai dengan teknik
pemilihan sampel di atas. Untuk selanjutnya, kuesioner-kuesioner tersebut
(huruf-huruf yang ada dalam pertanyaan) diubah menjadi kode angka.
Pemberian kode ini didasarkan pada asumsi bahwa seharusnya pelaksanaan
metode pembelajaran dengan menggunakan media buku dan internet baik,
sehingga yang memberikan jawaban sangat baik akan mendapatkan nilai
yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang menjawab baik, cukup baik,
tidak baik, dan sangat tidak baik. Contoh pemberian kode pada pertanyaan,
misalnya:
Pertanyaan di dalam kuesioner
Pemberian kode
Bagaimana pendapat anda tentang
pembelajaran menggunakan media buku?
8
Ibid, hlm 171
25
A. Sangat Baik
5. Sangat Baik
B. Baik
4. Baik
C. Cukup Baik
3. Cukup Baik
D. Tidak Baik
2. Tidak Baik
E. Sangat Tidak Baik
1. Sangat Tidak
Baik
Data Entering (Pemindahan Data ke Komputer)
Yaitu memindahkan data yang telah diubah menjadi kode ke dalam mesin
pengolah data. Caranya dengan membuat coding sheet (lembar kode), direct
entry, optical scan sheet (seperti isian lembar computer menggunakan pensil
2B), dan CATI (Computer-Assisted Telephone Interviewing).9
Data Cleaning (Pembersihan Data)
Adalah memastikan bahwa seluruh data telah dimasukkan ke dalam mesin
pengolah data sudah sesuai dengan yang sebenarnya.
10
Disini penulis
memerlukan ketelitian sehingga data akurat. Kemudian apabila ada
ketidaksesuaian di dalam data, maka peneliti melakukan perbaikan
kesalahan pada kode yang jelas tidak mungkin ada, akibat salah
memasukkan kode, ini yang disebut dengan possible code cleaning.
5. Hipotesis Statistik
Berdasarkan dari uraian pengertian tingkat konsentrasi belajar, ciri-ciri
konsentrasi belajar, pengertian media belajar menggunakan buku, pengertian
media belajar menggunakan internet, dan perbandingan media belajar dalam
kegiatan pembelajaran diperlukan adanya keterpaduan diantara komponen
dalam belajar.
Metode kuesioner adalah salah satu metode belajar yang membantu
peserta didik karena mengangkat sebuah masalah dan dituntut bagaimana
9
Ibid, hlm 173
Ibid, hlm 173
10
26
cara yang tepat untuk menyelesaiakannya. Sehingga melatih cara berpikir
siswa lebih peka terhadap fenomena sosial. Dengan demikian, hasil yang
diharapkan akan lebih baik.
Penerapan metode kuesioner dan teknik acak berkelompok pada proses
pembelajaran sangat diperlukan karena siswa dituntut menghasilkan solusi
dalam suatu fenomena sosial sebelum siswa menganalisis suatu kasus,
mereka perlu mengetahui apa saja permasalahan yang tersirat dalam suatu
kasus yang diangkat.
6.
Validitas dan Reabilitas
a. Validitas
Menurut Azwar (1986) validitas berasal dari kata validity yang
mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur
dalam melakukan fungsi ukurnya. Menurut Arikunto (1999) validitas adalah
suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu tes. Menurut
Nursalam (2003) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen.
Berdasarkan beberapa pendapat tentang pengertian validitas di atas,
maka dapat diambil kesimpulan bahwa validitas adalah suatu standar ukuran
yang menunjukkan ketepatan dan kesahihan suatu instrumen.
Berdasarkan dari uji validitas dengan menggunakan rumus korelasi
Product Moment pada setiap item diketahui bahwa pada skala cara belajar
media buku dan internet dari 10 item dinyatakan valid sedangkan pada skala
tingkat konsentrasi belajar terdapat 10 item yang dinyatakan valid. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:
27
b.
Reliabilitas
Menurut Sugiono (2005) Pengertian Reliabilitas adalah serangkaian
pengukuran atau serangkaian alat ukur yang memiliki konsistensi bila
pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur itu dilakukan secara
berulang. Reabilitas tes adalah tingkat keajegan (konsitensi) suatu tes,
yakni sejauh mana suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor
yang ajeg, relatif tidak berubah walaupun diteskan pada situasi yang
berbeda-beda. Menurut Sukadji (2000) reliabilitas suatu tes adalah
seberapa besar derajat tes mengukur secara konsisten sasaran yang diukur.
Reliabilitas dinyatakan dalam bentuk angka, biasanya sebagai koefisien.
Koefisien tinggi berarti reliabilitas tinggi. Menurut Nursalam (2003)
Berdasarkan beberapa pendapat tentang pengertian reliabilitas di
atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa reliabilitas adalah suatu
keajegan suatu tes untuk mengukur atau mengamati sesuatu yang menjadi
objek ukur.
28
Berdasarkan uji keandalan pada skala cara belajar menggunakan
media buku dan internet dan tingkat konsentrasi anak yang dapat
dinyatakan sebagai alat ukur yang reliabel. Hasil perhitungan memiliki
nilai koefisien reliabilitas 0,98 lebih besar dari nilai indeks sebesar 0,89
sehingga dinyatakan reliabel.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber bacaan:
Prasetyo, Bambang,Lina Miftahul Jannah. 2010.Metode Penelitian Kualitatif.
Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Sumber lain:
http://pakjalpidie.blogspot.com/2013/01/pemanfaatan-internet-sebagai-media.html
http://www.konsistensi.com/2013/01/teori-konsentrasi-belajar.html
http://abudaud2010.blogspot.com/2010/11/pengertian-dan-ciri-cirikonsentrasi.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Buku
29
30