Pengertian Mobilitas Sosial Menurut Para
Pengertian Mobilitas Sosial Menurut Para Ahli Sosiologi
Kata mobilitas berasal dari bahasa latin “mobilis” yang berarti mudah
dipindahkan atau banyak bergerak dari satu tempat ke tempat lain. Dalam
bahasa Indonesia, istilah yang sepadan dengan kata itu lazim digunakan
adalah perpindahan, gerak, atau gerakan.
Dengan demikian, istilah mobilitas sosial diartikan sama dengan istilah
perpindahan sosial, gerak sosial, atau gerakan sosial.
Mobilitas sosial adalah gerak perpindahan individu atau kelompok dari suatu
kedudukan sosial ke kedudukan sosial lain. Masyarakat dengan sistem
pelapisan sosial terbuka memiliki tingkat mobilitas yang tinggi dibandingkan
sistem pelapisan sosial tertutup, yang biasanya mempunyai tingkat mobilitas
rendah, seperti terlihat pada masyarakat dengan kasta. Berikut ini
merupakan definisi dari mobilitas sosial dari beberapa ahli sosiologi yaitu:
William Kornblum
Mobilitas sosial adalah perpindahan individu-individu, keluarga-keluarga, dan
kelompok sosialnya dari satu lapisan ke lapisan sosial lainnya.
Michael S. Bassis
Mobilitas sosial adalah perpindahan ke atas atau ke bawah lingkungan sosio
ekonomi yang merubah status sosial seseorang dalam masyarakat.
http://penghancur_lemak_yang_ampuhturun_30_kg_hanya_dalam_2_minggu/
Edward Ransford
Mobilitas sosial adalah perpindahan ke atas atau ke bawah dalam lingkungan
sosial secara hierarki.
Kimball Young dan Raymond W. Mack
Mobilitas sosial adalah suatu mobilitas dalam struktur sosial yaitu pola-pola
tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial.
Anthony Giddens
Mobilitas sosial adalah sesuatu yang menunjuk pda gerakan dari orang
perorang dan kelompok-kelompok di antara kedudukan-kedudukan sosial
ekonomi yang berbeda.
Paul B. Horton
Mobilitas sosial adalah suatu gerak perpindahan dari satu kelas sosial ke
kelas sosial lainnya, atau gerak pindah dari strata yang satu ke strata yang
lainnya.
Dari definis-definsi di atas dapat disimpulkan bahwa mobilitas sosial
menyangkut tiga hal pokok sebagai berikut.
1.
Perubahan kelas sosial, baik ke atas maupun ke bawah.
2.
Dialami oleh manusia sebagai individu maupun berkelompok.
3.
Terjadi dampak sosial terhadap kelas sosial baru yang diperoleh
individu atau kelompok.
Jadi, mobilitas sosial adalah suatu perubahan atau perpindahan kelas sosial,
baik ke atas maupun ke bawah, yang dialami oleh individu atau kelompok
sosial, sehingga memberi dampak berupa kelas baru yang diperoleh indiviud
atau kelompok tadi. Gerakan perubahan terjadi di antara warga masyarakat,
baik secara fisik maupun secara sosial.
Bentuk-Bentuk Mobilitas Sosial dan Contohnya
Mobilitas sosial sebenarnya terdiri dari 2 kata yaitu mobilitas dan sosial.
Mobilitas memiliki arti pergerakan, sesuatu yang mana bergerak dapat
diartikan sebagai sebuah perubahan. Sehingga segala sesuatu yang bergerak
dapat mengalami perubahan, berpindah dari satu posisi ke posisi lainnya.
Sehingga mobilitas sosial merupakan perubahan posisi yang terjadi pada
seseorang yang ada di dalam masyarakat. Mobilitas (pergerakan sosial) yang
terjadi di dalam masyarakat dapat terjadi setiap saat, mengapa Hal ini
karena kelompok masyarakat tersebut bersifat dinamis. Sehingga setiap
manusia tidak akan pernah merasa puas dengan hal yang terdapat di dalam
dirinya. Sehingga manusia selalu berkeinginan untuk mendapatkan hal yang
lebih baik lagi.
Mobilitas sosial memiliki hubungan yang cukup erat dengan stratifikasi sosial,
hal ini karena definisi mobilitas sosial yang mana merupakan gerak pindah
satu lapisan ke lapisan lainnya, entah itu dari atas ke bawah maupun bawah
ke atas. Mobilitas sosial juga dapat terjadi di dalam sebuah konteks
diferensiasi sosial, yang mana terjadi perpindahan masyarakat yang mana
tidak menunjukkan adanya sebuah tingkatan-tingkatan.
Bentuk-bentuk mobilitas sosial, yang bisa anda ketahui beberapa bentuknya
sebagai berikut:
1. Mobilitas Sosial Horizontal
Mobilitas sosial horizontal adalah peralihan dari individu atau objek sosial
lain, ataupun sesuatu kelompok sosial menuju kelompok sosial lainnya yang
sederajat. Tidak ada perubahahan yang terjadi di dalam derajat kedudukan
seseorang di dalam mobilitas sosialnyua. Misalnya saja peralihan status
kewarganegaraan ataupun pekerjaan. Pak nano awalnya merupakan seorang
Guru IPS di SMA. Namun karena merasa tidak cocok dengan lingkungan
pekerjaannya, maka dirinya memutuskan untuk pindah menjadi guru IPS di
SMP. Mobilitas horizontal sering sekali terjadi di dalam lingkungan
masyarakat. Jenis perpindahan ini dapat terjadi dalam bentuk-bentuk
berikut:
Tingkatan atau Status
Tentunya anda sering sekali mendengar dan menyaksikan jika seseorang
dapat berpindah jabatan meskipun dampak negatif penyimpangan
sosial dalam status yang sama. Misalnya saja jika sebelumnya menjabat
menjadi menteri di dalam kabinet sebelumnya, namun di kabinet yang
sekarang ini dirinya pun menjabat kedudukan yang sama sebagaimenteri.
Dalam hal ini dapat diartikan jika tidak terjadi peningkatan maupun
penurunan hanya saja perubahan di dalam status maupun tingkatan tersebut
adalah sama.
Contoh lainnya adalah kepala sekolah Z yang kemudian dipindah tugaskan
untuk menjadi kepala sekolah di SMA Y. Dalam kasus ini dapat dikatakan jika
kepala sekolah tersebut mengalami mobilitas ataupun perpindahan namun
tetap dalam status yang sama. Mobilitas sosial akan sangat berkaitan dengan
tingkatan maupun status di dalam posisi yang sama yang mana dinamakan
sebagai bentuk-bentuk mobilitas sosial horizontal.
Wilayah
Hampir di setiap kegiatan sehari-hari, semua orang akan melakukan mobilias
horizontal. Entah itu masyarakat yang ada di desa maupun kota. Misalnya
saja, orang yang bekerja di sawah atau perkebunan tentunya setelah bekerja
akan kembali lagi pulang ke rumah. Di daerah perkotaan pun juga akan
terjadi hal yang sama, orang yang bekerja di kantor kemudian akan kembali
lagi pulang ke rumah. Hal ini lah yang dinamakan dengan mobilitas
horizontal.
2. Mobilitas Sosial Vertikal
Mobilitas sosial vertikal dapat diartikan sebagai bentuk perpindahahn individu
maupun objek sosial lainnya serta kedudukan sosial menuju kedudukan
sosial lainnya yang kurang atau tidak sederajat. Ada beberapa unsur-unsur
yang masih terkait di dalam bentuk-bentuk mobilitas sosial vertikal, antara
lain adalah:
Kekayaan, faktor kekayaan dapat mengubah posisi maupun
kedudukan sosial dari seseorang. Dapat mungkin menjadi lebih kaya
maupun sebaliknya dapat menjadi lebih miskin.
Kekuasaan, faktor kekuasaan pun juga dapat mengubah status serta
kedudukan seseorang. Orang yang mengalami kenaikan jabatan akan
membuat kekuasaannya menjadi bertambah. Berkebalikan dengan
orang yang mengalami penurunan jabatan juga akan menyebabkan
kekusaaannya menjadi turun.
Pendidikan, faktor pendidikan merupakan hal yang penting dalam
kehidupan seseorang. Dengan adanya pendidikan maka membuat
seseorang dapat mengalami kenaikan kedudukan maupun status
sosialnya. Melalui pendidikan formal, maka akan sangat mudah bagi
seseorang untuk bisa mengenali tingkatan pendidikan dari
seseorang. Dampak positif dan negatif urbanisasi yang menyebabkan
pengaruh pendidikan mulai dari SD, SMP, SMA kurang hingga
perguran tinggi.
Sesuai dengan arahnya, bentuk-bentuk mobilitas sosial dapat terbagi
menjadi 2 yaitu mobilitas sosial vertikal yang menuju ke atas dan mobilitas
sosoail vertikal yang menuju ke bawah. Untuk mobilitas vertikal menuju atas
memiliki 2 bentuk yang utama, yaitu:
Masuk ke dalam kedudukan lebih tinggi
ads
Yang dimaksud disini adalah seseorang yang berada di dalam adanya faktorfaktor yang mempengaruhi kegiatan ekonomi kedudukan yang rendah masuk
ke dalam kedudukan atau posisi yang lebih tinggi, yang mana kedudukan
tersebut memang sudah ada sebelumnya. Misalnya saja seorang guru
matematika SMP yang kemudian naik jabatan menjadi kepala sekolah karena
telah memenuhi segala persyaratan.
Membentuk sebuah kelompok baru
Pembentukan sebuah kelompok baru yang mana akan ditempatkan pada
posisi yang lebih tinggi serta kedudukan individu yang menjadi pembentuk
dari kelompok tersebut. Misalnya saja pembentuk dewan pembina yang
mana sebelumnya tidak diadakan dalam kepengurusan. Pak adi merupakan
salah satu anggota dari sebuah organisasi yang memiliki peran cukup aktif.
Karena keaktifanna ini lah sehingga membuat Pak Adi akhirnya diangkat
menjadi dewan pembina oleh seluruh anggota organisasi tersebut.
Selain menuju ke atas, mobilitas vertikal juga ada yang bergerak menuju ke
bawah. Sama hal nya dengan mobilitas vertikal menuju atas, jenis mobilitas
vertikal ini memiliki 2 bentuk yang utama, sebagai berikut:
Turunnya sebuah kedudukan
Kedudukan seseorang yang turun menjadi lebih rendah. Misalnya saja
pegawai negeri yang mengajukan pensiun dari pekerjaannya. Kemudian
dirinya akan mengalami penurunan status dari pegawai negeri aktif menjadi
pensiunan. Hal ini dapat berarti pula akan ada penurunan dalam kekuasaan
yang dimiliki olehnya. Hal ini juga akan berkaitan dengan pendapatan yang
akan diterimanya. Contoh lainnya adalah pengusaha yang memiliki
pendapatan yang cukup tinggi, namun karena krisis ekonomi yang terjadi di
sebuah negara menyebabkan pengaruh yang cukup signifikan pada tingkat
pemasukannya. Sehingga nantinya juga akan menyebabkan penurunan pada
tingkat kedudukannya.
Turunnya derajat kelompok individu yang berupa disintegrasi
kelompok yang mana sebagai sebuah kesatuan
Misalnya saja dalam sebuah desa dibentuk organisasi pemuda yang
digunakan sebagai wadah penampung aspirasi serta aktualisasi dari segala
potensi dan keinginan dari pemuda yang ada di desa. Setelah beberapa
waktu, ternyata banyak sekali hambatan dan kesulitan yang menghalangi
perjalanan dari organisasi tersebut. Contoh lainnya adalah perubahan sistem
pemerintahan berbentuk kerajaan ke bentuk republik yang mana
mengakibatkan penghargaan yang dimiliki golongan bangsawan dengan
status yang tinggi di masyarakat berubah menjadi status atau kedudukan
yang lebih rendah.
3. Mobilitas Antar Generasi
Secara umum, mobilitas antar generasi dapat diartikan sebagai mobilitas 2
generasi maupun lebih. Semisal generasi ayah-ibu, generasi anak, dan
lainnya. Mobilitas ini ditandai dengan adanya perkembangan taraf hidup
dalam kehidupan. Entah itu meningkat maupun menurun. Penekanan dari
mobilitas ini bukan kepada perkembangan keturunannya tersebut namun
perpindahan status sosial yang terjadi dari generasi ke generasi lainnya.
Misalnya saja pak Tarjo merupakan tukang becak. Status pendidikannya pun
hanya sampai ke tingkat sekolah dasar. Namun kemudian beliau berhasil
membiayai pendidikan anak-anaknya hingga ke jenjang perguruan tinggi. Hal
ini lah yang kemudian dinamakan mobilitas antar generasi.
4. Mobilitas Intragerasi
Jenis mobilitas ini merupakan peralihan dari status sosial yang terjadi di
dalam sebuah generasi yang sama. Dapat dikatakan pula contoh perubahan
sosial budaya jika mobilitas intragenerasi merupakan mobilitas yang terjadi
di sebuah kelompok dengan generasi yang sama. Contoh dari bentuk
mobilitas intragenerasi ini antara lain adalah:
Banyak mantan-mantan penjuang kemerdekaan Indonesia yang
berganti profesi menjadi pebisnis maupun pengusaha.
Remaja angkata 90an memiliki kesempatan yang cukup luas untuk
dapat mengembangkan ilmu iptek dikarenakan hidup di era industrialisasi
dan globalisasi.
5. Gerak Sosial Geografis
Merupakan perpindahan individu maupun kelompok serta satu daerah
menuju daerah lainnya, semisal migrasi, urbanisasi, ataupun transmigrasi.
Contoh dari gerak sosial geografis ini antara lain adalah:
Banyak warga desa yang dulunya berprofesi sebagai petani dan
kemudian datang mengadu nasib ke kota besar dan menjadi pedagang,
supir, dan lainnya.
Perpindahan penduduk yang disebabkan adanya bencana alam, seperti
gunung meletus, banjir, gempa bumi dan lainnya.
Nah itu tadi beberapa bentuk mobilitas sosial yang sering terjadi di dalam
lingkungan masyarakat
FAKTOR RAKTOR PENDORONG MOBILITAS SOSIAL
Situasi pendorong mobilitas sosial dapat dibedakan menjadi beberapa faktor
berikut.
a. Faktor Struktural
Faktor struktural adalah jumlah relatif dari kedudukan tinggi yang bisa dan
harus diisi serta kemudahan untuk memperolehnya.
Yang termasuk dalam cakupan faktor struktural antara lain:
1) Struktur Pekerjaan
Di setiap masyarakat terdapat beberapa kedudukan tinggi dan rendah yang
harus diisi oleh anggota masyarakat yang bersangkutan.
Biasanya ini terkait dengan kegiatan perekonomian masyarakat tersebut.
2) Perbedaan Fertilitas
Setiap masyarakat memiliki tingkat fertilitas (kelahiran) yang berbeda-beda.
Tingkat fertilitas akan berhubungan erat dengan jumlah
jenis pekerjaan yang mempunyai kedudukan tinggi atau rendah. Hal ini tentu
akan berpengaruh terhadap proses mobilitas sosial
yang akan berlangsung.
3) Ekonomi Ganda
Suatu negara mungkin saja menerapkan sistem ekonomi ganda (tradisional
dan modern). Hal ini tentu akan berdampak pada
jumlah pekerjaan, baik yang berstatus tinggi maupun yang rendah.
b. Faktor Individu
Faktor individu adalah kualitas orang perorang baik ditinjau dari segi tingkat
pendidikan, penampilan, maupun keterampilan pribadi.
Adapun yang termasuk dalam cakupan faktor individu adalah sebagai
berikut.
1) Perbedaan Kemampuan
2) Orientasi Sikap terhadap Mobilitas
3) Faktor Kemujuran
c. status sosial
setiap manusia dilahirkan dalam status sosial yang dimiliki oleh orang
tuanya, karena ketika ia dilahirkan tidak ada satu manusia pun yang memiliki
statusnya sendiri. apabila ia tidak puas dengan kedudukan yang diwariskan
orang tuanya, ia dapat mencari sendiri lapisan sosial yang lebih tinggi
dengan melihat kemampuan dan jalan yang di tempuh dan hal ini hanya
terjadi dalam masyarakat yang memiliki struktur sosial yang luwes.
d. keadaan ekonomi
keadaan ekonomi dapat mendorong terjadinya mobilitas sosial sosial. orang
yang hidup dalam keadaan ekonomi yang serba kekurangan, kemudian
mereka yang tidak mau menerima keadaan ini berpindah tempat tinggal ke
daerah lain atau ke kota besar. secara sosiologis mereka dikatakan
mengalami mobilitas.
e. situasi politik
situasi politik dapat menyebabkan terjadinya mobilitas sosial suatu
masyarakat dalam sebuah negara. keadaan negara yang tidak menentu akan
mempengaruhi situasi keamanan yang bisa mengakibatkan terjadinya
mobilitas manusia ke daerah yang lebih aman.
f. kependudukan (demografi)
faktor kependudukan biasanya menyebabkan mobilitas dalam arti geografik.
pertambahan jumlah penduduk yang pesat mengakibatkan sempitnya tempat
pemukiman dan kemiskinan semakin merajalela. keadaan demikian
mendorong sebagian warga masyarakat mencari tempat kediaman yang lain.
g. keinginan melihat daerah lain
adanya keinginan melihat daerah lain mendorong masyarakat untuk
melangsungkan mobilitas geografik dari satu tempat ke tempat yang lain.
FAKTOR PENGHAMBAT MOBILITAS SOSIAL
1) Faktor Kemiskinan
Faktor ekonomi dapat membatasi mobilitas sosial. Bagi masyarakat miskin,
mencapai status sosial tertentu merupakan hal yang sulit untuk dilakukan.
2) Faktor Diskriminasi Kelas
sistem kelas tertutup dapat menghalangi mobilitas ke atas, terbukti dengan
adanya pembatasan keanggotaan suatu organisasi tertentu dengan berbagai
syarat dan ketentuan
3) Faktor Perbedaan Ras dan Agama
dalam sistem kelas tertutup tidak memungkinkan terjadinya mobilitas
vertikal ke atas. dalam agama tidak dibenarkan seseorang dengan sebebasbebasnya dan sekehendak hatinya berpindah-pindah agama sesuai
keinginannya.
4) Faktor Perbedaan Jenis Kelamin {Gender}
dalam masyarakat pria dipandang lebih tinggi derajatnya dan cenderung
menjadi lebih mobil (mudah berpindah) daripada wanita.
5) Faktor Pengaruh Sosialisasi yang Sangat Kuat
sosialisasi yang sangat atau terlampau kuat dalam suatu masyarakat dapat
menghambat proses mobilitas sosial.
6) Perbedaan kepentingan
adanya perbedaan kepentingan antarindividu dalam suatu organisasi
menyebabkan masing-masing individu saling bersaing untuk memperebutkan
sesuatu. perbedaan kepentingan seringkali menimbulkan sikap saling
menghambat dalam mencapai tujuannya.
SALURAN MOBILITA SOSIAL
Menurut P.A.Sorokin dalam Ary H. Gunawan (2000) mengatakan ada
sejumlah saluran mobilitas sosial:
Angkatan Bersenjata
Angkatan bersenjata merupakan organisasi yang dapat digunakan untuk
saluran mobilitas vertikal ke atas melalui tahapan yang disebut kenaikan
pangkat. Misalnya, seorang prajurit yang berjasa pada negara karena
menyelamatkan
penghargaan
negara
dari
dari
pemberontakan,
masyarakat.
Dia
dia
mungkin
akan
mendapatkan
dapat
diberikan
pangkat/kedudukan yang lebih tinggi, walaupun berasal dari golongan
masyarakat rendah.
Lembaga Keagamaan
Lembaga keagamaan dapat meningkatkan status sosial seseorang,
misalnya seorang yang berjasa dalam perkembangan agama seperti ustadz,
pendeta, dan biksu. Status sosial para penyebar ajaran agama ini akan
meningkatkan status sosialnya di masyarakat, terutama bagi komunitas
pengikut agama tertentu.
Lembaga Pendidikan
Lembaga pendidikan umumnya merupakan saluran yang konkret dari
mobilitas
vertikal
ke
atas,
bahkan
dianggap
sebagai
social
elevator
(perangkat) yang bergerak dari kedudukan yang rendah ke kedudukan lebih
tinggi. Pendidikan
memberikan
kesempatan
pada setiap orang untuk
mendapatkan kedudukan lebih tinggi. Seorang anak dari keluarga miskin
mengenyam sekolah sampai jenjang yang lebih tinggi. Setelah lulus dia
memiliki pengetahuan bisnis dan menggunakan pengetahuannya untuk
berusaha, sehingga dia berhasil menjadi pengusaha sukses, yang telah
meningkatkan status sosialnya.
Organisasi Politik
Seperti
angkatan
bersenjata,
organisasi
politik
memungkinkan
anggotanya yang loyal dan berdedikasi tinggi untuk menempati jabatan yang
lebih tinggi, sehingga status sosialnya meningkat.
Ekonomi
Organisasi
ekonomi,
seperti
perusahaan,
koperasi,
BUMN,
dapat
meningkatkan tingkat pendapatan seorang. Semakin besar prestasinya,
semakin besar jabatannya. Jika jabatannya tinggi maka pendapatannya
bertambah. Karena pendapatannya bertambah berakibat pada kekayaannya
bertambah. Juga karena kekayaannya bertambah akibatnya status sosial di
masyarakat meningkat.
Keahlian
Seperti situs-situs karya ilmiah, orang yang rajin menulis dan
menyumbangkan pengetahuan/keahliannya kepada kelompok pasti statusnya
akan dianggap lebih tinggi dari pengguna biasa. Sejumlah pemikiran atau
ide-ide penting akan bermanfaat bagi para pembaca dan mungkin akan
berguna dalam menambah ilmu pengetahuan terkait, atau bahkan ide
tersebut
dapat
menjadi
bahan
dn
insprasi
solusi
terhadap
suatu
permasalahan kehidupan yang sedang dihadapinya.
Perkawinan
Melalui perkawinan, seorang bisa berubah kedudukan atau status
sosialnya. Misalnya, seorang pria miskin yang menikah dengan seorang
janda kaya dengan sendirinya status sosial pria itu berubah menjadi orang
kaya yang dikarenakan istrinya kaya.
DAMPAK MOBILITAS SOSIAL
Dampak Positif Mobilitas Sosial
Memotivasi Seseorang untuk Lebih Maju
Adanya peluang untuk melakukan mobilitas sosial ke atas dapat memotivasi
seseorang untuk terus meningkatkan kualitas diri agar dapat mencapai
status sosial yang lebih tinggi.
Ketika seseorang dapat mencapai status sosial yang lebih tinggi maka akan
di iringi oleh beberapa keuntungan dan kemudahan dalam masyarakat.
Sehingga hal tersebut juga dapat memotivasi seseorang untuk
mempertahankan atau bahkan meningkatkan status sosialnya lebih tinggi
lagi.
Mempercepat Tingkat Perubahan Sosial Masyarakat ke Arah yang Lebih Baik
Adanya
mobilitas
sosial
mendorong
seseorang
untuk
mengubah
polaperilakunya. Dengan perubahan perilaku tersebut akan memotivasi
terjadinya perubahan sosial pada individu dalam masyarakat dalam mencapai
tujuan hidupnya.
Meningkatkan Integrasi Sosial
Terjadinya mobilitas sosial dapat mendorong integrasi sosial. Ketika
seseorang melakukan mobilitas sosial maka seseorang tersebut akan
memasuki kelompok sosial baru. Dalam kelompok sosial baru seseorang
akan melakukan penyesuaian terhadap nilai-nilai dan norma-norma yang
berlaku dalam kelompok sosial tersebut. Dengan adanya penyesuaian-
penyesuian tersebut maka akan meningkatkan integrasi sosial dalam
masyarakat.
http://metode_mengagumkan_untuk_/
Dampak Negatif Mobilitas Sosial
Terjadinya Konflik
Konflik Antarkelas Sosial
Dalam masyarakat terdapat kelas-kelas sosial (stratifikasi sosial). Apabila
terjadi perbedaan kepentingan antar kelas sosial maka dapat memicu
terjadinya konflik antarkelas sosial. Misalnya: konflik antara buruh dan
pemimpin perusahaan yang menuntut kenaikan upah sehubungan dengan
usaha mereka untuk menaikkan pendapatannya yang dapat berpengaruh
pada status sosialnya.
Konflik Antarkelompok Sosial
Kelompok sosial di dalam masyarakat dapat berdasarkan ideologi, profesi,
agama, suku dan ras. Apabila salah satu kelompok berusaha untuk
menguasai kelompok lain maka akan timbul konflik. Misalnya, konflik antara
tukang ojek dengan para tukang becak dalam pembagian batas penumpang
(konsumen)
Konflik Antargenerasi
Konflik yang terjadi karena adanya benturan nilai dan kepentingan antara
generasi yang satu dengan generasi yang lain dengan nilai-nilai baru yang
ingin mengadakan perubahan. Contoh: seorang anak wanita dimarahi
bapaknya karena berpakaian sexi. Konflik yang berkepanjangan akan
merugikan pihak-pihak yang berkonflik. Apabila mereka menyadari hal itu
maka mereka akan melakukan suatu usaha penyesuaian yang di dasarkan
toleransi. Hal ini disebut dengan akomodasi. Demikian materi tentang
mobilitas sosial ini semoga anda dapat lebih memahami dan mencoba
mengamati dalam kehidupan di sekitar kita.
Berkurangnya Solidaritas Kelompok
Mobilitas
sosial
menyebabkan
seseorang
atau
kelompok
mengalami
perpindahan kelapisan sosial yang baru dan mengadakan penyesuaianpenyesuian terhadap niali dan norma dalam kelas sosial yang baru tersebut.
Penyesuaian tersebut dilakukan dengan harapan agar seseorang/kelompok
diterima sebagai bagian dalam kelas sosial yang baru. Hal tersebut
menyebabkan rasa solidaritas atau kesetiakawanan seseorang/kelompok
berkurang terhadap kelas sosial asal atau yang lama.
Timbulnya Gangguan Psikologis
Mobilitas sosial juga berdampak negatif pada kondisi psikologis seseorang
antara lain sebagai berikut.
Timbulnya ketakutan, kegelisahan, atau kecemasan pada seseorang
yang mengalami mobolitas menurun.
Timbulnya gangguan psikologis apabila seseorang turu dari jabatannya
yang disebut dengan post power syndrome.
Timbulnya prustasi atau putus asa dan malu bagi orang-orang yang
ingin naik kelapisan atas, namun tidak dapat mencapainya.
Hubungan Pendidikan dengan Mobilitas Sosial
Menurut Bahar(1989:37) ada beberapa hal hubungan antara sekolah
dengan mobilitas sosial yaitu:
1.
Kesempatan pendidikan
Kesempatan pendidikan ini banyak ditentukan oleh faktor-faktor tertentu
antara lain kedudukan atau status sosial masyarakat.
2.
Mendapatkan pekerjaaan, kualifikasi pendidikan ada hubungannya dengan
jenis pekerjaan, akan tetapi tidak semua orang yang berkualifikasi tinggi
dalam pendidikan mendapatkan yang cocok dengan pekerjaannya. Jadi
secara singkat hubungan dengan mobilitas sosial dipengaruhi kesempatan
memperoleh pendidikan dan kesempatan memperoleh pekerjaan sesuai
dengan kualifikasi pendidikannya.
Hubungan Struktur Sosial dan Mobilitas Sosial
Seperti yang dijelaskan diatas bahwa mobilitas sosial merupakan
perpindahan status ataukedudukan dari satu lapisan ke lapisan yanhg lain.
Perpindahan tersebut terjadi dalam suatu struktur sosialyang berdimensi
vertikal, artinya mudah-tidak nya seseorang melakukan mobilitas sosial
tergantung dari struktur sosial masyarakatnya.
1.
Mobilitas sosial dalam sistem stratifikasi sosial terbuka
Masyarakat yang memiliki sistem stratifikasi sosial terbuka memberi
kesempatan pada para anggotanya untuk melakukan mobilitas sosial vertikal
yang terjadi dapat berupa sosial climbing ataupun sinking. Dalam sistem
stratifikasi soaial yang terbuka memungkinkan setiap anggota masyarakat
bersikap aktif dan kreatif dalam melakukan perubahan-perubahab untuk
meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
Prinsip umum mobilitas sosial dalam masyarakat yang menganut
stratifikasi terbuka adalah sebagai berikut:
·
Tidak ada satu pun masyarakat yang mutlak tertutup terhadap mobilitas
sosial vertikal
·
Seterbuka apapun suatu masyarakat terhadap mobilitas sosial, terkadang
tetap ada hambatan-hambatan.
·
Setiap masayarakat pasti memiliki tipe mobilitas sosial vertikal sendiri,
tidak ada tipe yang berlaku umum bagi setiap masyarakat.
·
Laju mobilitas sosial disebabkan oleh faktor ekonomi, politik, dan
pekerjaan yang berbeda-beda.
·
Mobilitas sosial yang disebabkan oleh faktor ekonomi, politik, dan
pekerjaan, tidak menunjukkan adanya kecenderungan yang kontinu tentang
bertambah atau berkurang laju mobilitas sosial.
2.
Mobilitas Sosial dalam Sistem Stratifikasi Sosial yang Tertutup
Pada masyarakat yang menganut sistem stratifikasi sosial tertutup
kemungkinan terjadinya mobilitas sosial vertikal sangat kecil. Hal ini terjadi
karena
masyarakatnya
lebih
mengutamakan
nilai-nilai
tradisional.
Contohnya, masyarakat suku Badui Dalam. Mereka lebih memilih menjaga
nilai-nilai tradisional dan menolak adanya perubahan. Dari uraian diatas,
jelas terdapat hubungan antara mobilitas sosial yang terjadi pada seseorang
atau sekelompok orang dengan struktur sosial masyarakat tempat seseorang
atau sekelompok orang tersebut berada.
Secara umum, cara orang untuk dapat melakukan mobilitas sosial ke atas
adalah sebagai berikut :
·
Perubahan standar hidup Kenaikan penghasilan tidak menaikan status
secara otomatis, melainkan akan mereflesikan suatu standar hidup yang
lebih tinggi. Ini akan mempengaruhi peningkatan status. Contoh: Seorang
pegawai rendahan, karena keberhasilan dan prestasinya diberikan kenaikan
pangkat menjadi Menejer, sehingga tingkat pendapatannya naik. Status
sosialnya di masyarakat tidak dapat dikatakan naik apabila ia tidak merubah
standar hidupnya, misalnya jika dia memutuskan untuk tetap hidup
sederhana seperti ketika ia menjadi pegawai rendahan.
·
Perkawinan Untuk meningkatkan status sosial yang lebih tinggi dapat
dilakukan melalui perkawinan. Contoh: Seseorang wanita yang berasal dari
keluarga sangat sederhana menikah dengan laki-laki dari keluarga kaya dan
terpandang di masyarakatnya. Perkawinan ini dapat menaikan status si
wanita tersebut.
·
Perubahan tempat tinggal Untuk meningkatkan status sosial, seseorang
dapat berpindah tempat tinggal dari tempat tinggal yang lama ke tempat
tinggal yang baru. Atau dengan cara merekonstruksi tempat tinggalnya yang
lama menjadi lebih megah, indah, dan mewah. Secara otomatis, seseorang
yang memiliki tempat tinggal mewah akan disebut sebagai orang kaya oleh
masyarakat, hal ini menunjukkan terjadinya gerak sosial ke atas.
GAMBAR TENTANG MOBILITAS SOSIAL
1.
2.
Kesimpulan
Dari semua penjabaran diatas dapat kita simpulkan bahwa mobilitas
sosial (social mobility) merupakan proses perpindahan posisi atau status
sosial sosial atau yang dialami oleh seseorang atau sekelompok orang
dalam struktur sosial masyarakat. Terdapat beberapa faktor penentu
terjadinya suatu mobilitas dalam masyarakat. Dan klasifikasi dari mobilitas
sosial, dengan mengetahui itu kita tahu termasuk dalam golongan apa kita
ini entah itu mobilitas vertikal, mobilitas horizontal atau yang lainnya itu
tergantung kita menyikapinya. Mobilitas sosial dimasyarakat ternyata tidak
seperti yang dibayangkan yaitu bergerak lurus sesuai dengan status dan
peran sosial suatu individu atau kelompok. Jadi disimpulkan jika mobilitas
sosial bersifat dinamis dapat berubah secara cepat dan lambat.
Saran
Sebagai manusia kita pasti akan menuntut untuk status dan peran
sosialnya sangatlah tinggi, namun sebagai manusia sosial seharusnya kita
dapat mengerti dan menyadari mobilitas sosial atau gerakan sosial ini tidak
terjadi begitu saja dengan sendirinya. Karena mobilitas sosial terjadi
tergantung bagaimana diri kita sendiri menyingkapi status serta peran sosial
diri dan menurut prestasi kita masing-masing anggota masyarakat. Oleh
karena itu sebaiknya jika memang menginginkan mobilitas naik kita juga
tidak boleh duduk diam dalam struktur sosial tetapi kita harus terbuka dan
positif terhadap perubahan yang positif juga dimasyarakat.
Kata mobilitas berasal dari bahasa latin “mobilis” yang berarti mudah
dipindahkan atau banyak bergerak dari satu tempat ke tempat lain. Dalam
bahasa Indonesia, istilah yang sepadan dengan kata itu lazim digunakan
adalah perpindahan, gerak, atau gerakan.
Dengan demikian, istilah mobilitas sosial diartikan sama dengan istilah
perpindahan sosial, gerak sosial, atau gerakan sosial.
Mobilitas sosial adalah gerak perpindahan individu atau kelompok dari suatu
kedudukan sosial ke kedudukan sosial lain. Masyarakat dengan sistem
pelapisan sosial terbuka memiliki tingkat mobilitas yang tinggi dibandingkan
sistem pelapisan sosial tertutup, yang biasanya mempunyai tingkat mobilitas
rendah, seperti terlihat pada masyarakat dengan kasta. Berikut ini
merupakan definisi dari mobilitas sosial dari beberapa ahli sosiologi yaitu:
William Kornblum
Mobilitas sosial adalah perpindahan individu-individu, keluarga-keluarga, dan
kelompok sosialnya dari satu lapisan ke lapisan sosial lainnya.
Michael S. Bassis
Mobilitas sosial adalah perpindahan ke atas atau ke bawah lingkungan sosio
ekonomi yang merubah status sosial seseorang dalam masyarakat.
http://penghancur_lemak_yang_ampuhturun_30_kg_hanya_dalam_2_minggu/
Edward Ransford
Mobilitas sosial adalah perpindahan ke atas atau ke bawah dalam lingkungan
sosial secara hierarki.
Kimball Young dan Raymond W. Mack
Mobilitas sosial adalah suatu mobilitas dalam struktur sosial yaitu pola-pola
tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial.
Anthony Giddens
Mobilitas sosial adalah sesuatu yang menunjuk pda gerakan dari orang
perorang dan kelompok-kelompok di antara kedudukan-kedudukan sosial
ekonomi yang berbeda.
Paul B. Horton
Mobilitas sosial adalah suatu gerak perpindahan dari satu kelas sosial ke
kelas sosial lainnya, atau gerak pindah dari strata yang satu ke strata yang
lainnya.
Dari definis-definsi di atas dapat disimpulkan bahwa mobilitas sosial
menyangkut tiga hal pokok sebagai berikut.
1.
Perubahan kelas sosial, baik ke atas maupun ke bawah.
2.
Dialami oleh manusia sebagai individu maupun berkelompok.
3.
Terjadi dampak sosial terhadap kelas sosial baru yang diperoleh
individu atau kelompok.
Jadi, mobilitas sosial adalah suatu perubahan atau perpindahan kelas sosial,
baik ke atas maupun ke bawah, yang dialami oleh individu atau kelompok
sosial, sehingga memberi dampak berupa kelas baru yang diperoleh indiviud
atau kelompok tadi. Gerakan perubahan terjadi di antara warga masyarakat,
baik secara fisik maupun secara sosial.
Bentuk-Bentuk Mobilitas Sosial dan Contohnya
Mobilitas sosial sebenarnya terdiri dari 2 kata yaitu mobilitas dan sosial.
Mobilitas memiliki arti pergerakan, sesuatu yang mana bergerak dapat
diartikan sebagai sebuah perubahan. Sehingga segala sesuatu yang bergerak
dapat mengalami perubahan, berpindah dari satu posisi ke posisi lainnya.
Sehingga mobilitas sosial merupakan perubahan posisi yang terjadi pada
seseorang yang ada di dalam masyarakat. Mobilitas (pergerakan sosial) yang
terjadi di dalam masyarakat dapat terjadi setiap saat, mengapa Hal ini
karena kelompok masyarakat tersebut bersifat dinamis. Sehingga setiap
manusia tidak akan pernah merasa puas dengan hal yang terdapat di dalam
dirinya. Sehingga manusia selalu berkeinginan untuk mendapatkan hal yang
lebih baik lagi.
Mobilitas sosial memiliki hubungan yang cukup erat dengan stratifikasi sosial,
hal ini karena definisi mobilitas sosial yang mana merupakan gerak pindah
satu lapisan ke lapisan lainnya, entah itu dari atas ke bawah maupun bawah
ke atas. Mobilitas sosial juga dapat terjadi di dalam sebuah konteks
diferensiasi sosial, yang mana terjadi perpindahan masyarakat yang mana
tidak menunjukkan adanya sebuah tingkatan-tingkatan.
Bentuk-bentuk mobilitas sosial, yang bisa anda ketahui beberapa bentuknya
sebagai berikut:
1. Mobilitas Sosial Horizontal
Mobilitas sosial horizontal adalah peralihan dari individu atau objek sosial
lain, ataupun sesuatu kelompok sosial menuju kelompok sosial lainnya yang
sederajat. Tidak ada perubahahan yang terjadi di dalam derajat kedudukan
seseorang di dalam mobilitas sosialnyua. Misalnya saja peralihan status
kewarganegaraan ataupun pekerjaan. Pak nano awalnya merupakan seorang
Guru IPS di SMA. Namun karena merasa tidak cocok dengan lingkungan
pekerjaannya, maka dirinya memutuskan untuk pindah menjadi guru IPS di
SMP. Mobilitas horizontal sering sekali terjadi di dalam lingkungan
masyarakat. Jenis perpindahan ini dapat terjadi dalam bentuk-bentuk
berikut:
Tingkatan atau Status
Tentunya anda sering sekali mendengar dan menyaksikan jika seseorang
dapat berpindah jabatan meskipun dampak negatif penyimpangan
sosial dalam status yang sama. Misalnya saja jika sebelumnya menjabat
menjadi menteri di dalam kabinet sebelumnya, namun di kabinet yang
sekarang ini dirinya pun menjabat kedudukan yang sama sebagaimenteri.
Dalam hal ini dapat diartikan jika tidak terjadi peningkatan maupun
penurunan hanya saja perubahan di dalam status maupun tingkatan tersebut
adalah sama.
Contoh lainnya adalah kepala sekolah Z yang kemudian dipindah tugaskan
untuk menjadi kepala sekolah di SMA Y. Dalam kasus ini dapat dikatakan jika
kepala sekolah tersebut mengalami mobilitas ataupun perpindahan namun
tetap dalam status yang sama. Mobilitas sosial akan sangat berkaitan dengan
tingkatan maupun status di dalam posisi yang sama yang mana dinamakan
sebagai bentuk-bentuk mobilitas sosial horizontal.
Wilayah
Hampir di setiap kegiatan sehari-hari, semua orang akan melakukan mobilias
horizontal. Entah itu masyarakat yang ada di desa maupun kota. Misalnya
saja, orang yang bekerja di sawah atau perkebunan tentunya setelah bekerja
akan kembali lagi pulang ke rumah. Di daerah perkotaan pun juga akan
terjadi hal yang sama, orang yang bekerja di kantor kemudian akan kembali
lagi pulang ke rumah. Hal ini lah yang dinamakan dengan mobilitas
horizontal.
2. Mobilitas Sosial Vertikal
Mobilitas sosial vertikal dapat diartikan sebagai bentuk perpindahahn individu
maupun objek sosial lainnya serta kedudukan sosial menuju kedudukan
sosial lainnya yang kurang atau tidak sederajat. Ada beberapa unsur-unsur
yang masih terkait di dalam bentuk-bentuk mobilitas sosial vertikal, antara
lain adalah:
Kekayaan, faktor kekayaan dapat mengubah posisi maupun
kedudukan sosial dari seseorang. Dapat mungkin menjadi lebih kaya
maupun sebaliknya dapat menjadi lebih miskin.
Kekuasaan, faktor kekuasaan pun juga dapat mengubah status serta
kedudukan seseorang. Orang yang mengalami kenaikan jabatan akan
membuat kekuasaannya menjadi bertambah. Berkebalikan dengan
orang yang mengalami penurunan jabatan juga akan menyebabkan
kekusaaannya menjadi turun.
Pendidikan, faktor pendidikan merupakan hal yang penting dalam
kehidupan seseorang. Dengan adanya pendidikan maka membuat
seseorang dapat mengalami kenaikan kedudukan maupun status
sosialnya. Melalui pendidikan formal, maka akan sangat mudah bagi
seseorang untuk bisa mengenali tingkatan pendidikan dari
seseorang. Dampak positif dan negatif urbanisasi yang menyebabkan
pengaruh pendidikan mulai dari SD, SMP, SMA kurang hingga
perguran tinggi.
Sesuai dengan arahnya, bentuk-bentuk mobilitas sosial dapat terbagi
menjadi 2 yaitu mobilitas sosial vertikal yang menuju ke atas dan mobilitas
sosoail vertikal yang menuju ke bawah. Untuk mobilitas vertikal menuju atas
memiliki 2 bentuk yang utama, yaitu:
Masuk ke dalam kedudukan lebih tinggi
ads
Yang dimaksud disini adalah seseorang yang berada di dalam adanya faktorfaktor yang mempengaruhi kegiatan ekonomi kedudukan yang rendah masuk
ke dalam kedudukan atau posisi yang lebih tinggi, yang mana kedudukan
tersebut memang sudah ada sebelumnya. Misalnya saja seorang guru
matematika SMP yang kemudian naik jabatan menjadi kepala sekolah karena
telah memenuhi segala persyaratan.
Membentuk sebuah kelompok baru
Pembentukan sebuah kelompok baru yang mana akan ditempatkan pada
posisi yang lebih tinggi serta kedudukan individu yang menjadi pembentuk
dari kelompok tersebut. Misalnya saja pembentuk dewan pembina yang
mana sebelumnya tidak diadakan dalam kepengurusan. Pak adi merupakan
salah satu anggota dari sebuah organisasi yang memiliki peran cukup aktif.
Karena keaktifanna ini lah sehingga membuat Pak Adi akhirnya diangkat
menjadi dewan pembina oleh seluruh anggota organisasi tersebut.
Selain menuju ke atas, mobilitas vertikal juga ada yang bergerak menuju ke
bawah. Sama hal nya dengan mobilitas vertikal menuju atas, jenis mobilitas
vertikal ini memiliki 2 bentuk yang utama, sebagai berikut:
Turunnya sebuah kedudukan
Kedudukan seseorang yang turun menjadi lebih rendah. Misalnya saja
pegawai negeri yang mengajukan pensiun dari pekerjaannya. Kemudian
dirinya akan mengalami penurunan status dari pegawai negeri aktif menjadi
pensiunan. Hal ini dapat berarti pula akan ada penurunan dalam kekuasaan
yang dimiliki olehnya. Hal ini juga akan berkaitan dengan pendapatan yang
akan diterimanya. Contoh lainnya adalah pengusaha yang memiliki
pendapatan yang cukup tinggi, namun karena krisis ekonomi yang terjadi di
sebuah negara menyebabkan pengaruh yang cukup signifikan pada tingkat
pemasukannya. Sehingga nantinya juga akan menyebabkan penurunan pada
tingkat kedudukannya.
Turunnya derajat kelompok individu yang berupa disintegrasi
kelompok yang mana sebagai sebuah kesatuan
Misalnya saja dalam sebuah desa dibentuk organisasi pemuda yang
digunakan sebagai wadah penampung aspirasi serta aktualisasi dari segala
potensi dan keinginan dari pemuda yang ada di desa. Setelah beberapa
waktu, ternyata banyak sekali hambatan dan kesulitan yang menghalangi
perjalanan dari organisasi tersebut. Contoh lainnya adalah perubahan sistem
pemerintahan berbentuk kerajaan ke bentuk republik yang mana
mengakibatkan penghargaan yang dimiliki golongan bangsawan dengan
status yang tinggi di masyarakat berubah menjadi status atau kedudukan
yang lebih rendah.
3. Mobilitas Antar Generasi
Secara umum, mobilitas antar generasi dapat diartikan sebagai mobilitas 2
generasi maupun lebih. Semisal generasi ayah-ibu, generasi anak, dan
lainnya. Mobilitas ini ditandai dengan adanya perkembangan taraf hidup
dalam kehidupan. Entah itu meningkat maupun menurun. Penekanan dari
mobilitas ini bukan kepada perkembangan keturunannya tersebut namun
perpindahan status sosial yang terjadi dari generasi ke generasi lainnya.
Misalnya saja pak Tarjo merupakan tukang becak. Status pendidikannya pun
hanya sampai ke tingkat sekolah dasar. Namun kemudian beliau berhasil
membiayai pendidikan anak-anaknya hingga ke jenjang perguruan tinggi. Hal
ini lah yang kemudian dinamakan mobilitas antar generasi.
4. Mobilitas Intragerasi
Jenis mobilitas ini merupakan peralihan dari status sosial yang terjadi di
dalam sebuah generasi yang sama. Dapat dikatakan pula contoh perubahan
sosial budaya jika mobilitas intragenerasi merupakan mobilitas yang terjadi
di sebuah kelompok dengan generasi yang sama. Contoh dari bentuk
mobilitas intragenerasi ini antara lain adalah:
Banyak mantan-mantan penjuang kemerdekaan Indonesia yang
berganti profesi menjadi pebisnis maupun pengusaha.
Remaja angkata 90an memiliki kesempatan yang cukup luas untuk
dapat mengembangkan ilmu iptek dikarenakan hidup di era industrialisasi
dan globalisasi.
5. Gerak Sosial Geografis
Merupakan perpindahan individu maupun kelompok serta satu daerah
menuju daerah lainnya, semisal migrasi, urbanisasi, ataupun transmigrasi.
Contoh dari gerak sosial geografis ini antara lain adalah:
Banyak warga desa yang dulunya berprofesi sebagai petani dan
kemudian datang mengadu nasib ke kota besar dan menjadi pedagang,
supir, dan lainnya.
Perpindahan penduduk yang disebabkan adanya bencana alam, seperti
gunung meletus, banjir, gempa bumi dan lainnya.
Nah itu tadi beberapa bentuk mobilitas sosial yang sering terjadi di dalam
lingkungan masyarakat
FAKTOR RAKTOR PENDORONG MOBILITAS SOSIAL
Situasi pendorong mobilitas sosial dapat dibedakan menjadi beberapa faktor
berikut.
a. Faktor Struktural
Faktor struktural adalah jumlah relatif dari kedudukan tinggi yang bisa dan
harus diisi serta kemudahan untuk memperolehnya.
Yang termasuk dalam cakupan faktor struktural antara lain:
1) Struktur Pekerjaan
Di setiap masyarakat terdapat beberapa kedudukan tinggi dan rendah yang
harus diisi oleh anggota masyarakat yang bersangkutan.
Biasanya ini terkait dengan kegiatan perekonomian masyarakat tersebut.
2) Perbedaan Fertilitas
Setiap masyarakat memiliki tingkat fertilitas (kelahiran) yang berbeda-beda.
Tingkat fertilitas akan berhubungan erat dengan jumlah
jenis pekerjaan yang mempunyai kedudukan tinggi atau rendah. Hal ini tentu
akan berpengaruh terhadap proses mobilitas sosial
yang akan berlangsung.
3) Ekonomi Ganda
Suatu negara mungkin saja menerapkan sistem ekonomi ganda (tradisional
dan modern). Hal ini tentu akan berdampak pada
jumlah pekerjaan, baik yang berstatus tinggi maupun yang rendah.
b. Faktor Individu
Faktor individu adalah kualitas orang perorang baik ditinjau dari segi tingkat
pendidikan, penampilan, maupun keterampilan pribadi.
Adapun yang termasuk dalam cakupan faktor individu adalah sebagai
berikut.
1) Perbedaan Kemampuan
2) Orientasi Sikap terhadap Mobilitas
3) Faktor Kemujuran
c. status sosial
setiap manusia dilahirkan dalam status sosial yang dimiliki oleh orang
tuanya, karena ketika ia dilahirkan tidak ada satu manusia pun yang memiliki
statusnya sendiri. apabila ia tidak puas dengan kedudukan yang diwariskan
orang tuanya, ia dapat mencari sendiri lapisan sosial yang lebih tinggi
dengan melihat kemampuan dan jalan yang di tempuh dan hal ini hanya
terjadi dalam masyarakat yang memiliki struktur sosial yang luwes.
d. keadaan ekonomi
keadaan ekonomi dapat mendorong terjadinya mobilitas sosial sosial. orang
yang hidup dalam keadaan ekonomi yang serba kekurangan, kemudian
mereka yang tidak mau menerima keadaan ini berpindah tempat tinggal ke
daerah lain atau ke kota besar. secara sosiologis mereka dikatakan
mengalami mobilitas.
e. situasi politik
situasi politik dapat menyebabkan terjadinya mobilitas sosial suatu
masyarakat dalam sebuah negara. keadaan negara yang tidak menentu akan
mempengaruhi situasi keamanan yang bisa mengakibatkan terjadinya
mobilitas manusia ke daerah yang lebih aman.
f. kependudukan (demografi)
faktor kependudukan biasanya menyebabkan mobilitas dalam arti geografik.
pertambahan jumlah penduduk yang pesat mengakibatkan sempitnya tempat
pemukiman dan kemiskinan semakin merajalela. keadaan demikian
mendorong sebagian warga masyarakat mencari tempat kediaman yang lain.
g. keinginan melihat daerah lain
adanya keinginan melihat daerah lain mendorong masyarakat untuk
melangsungkan mobilitas geografik dari satu tempat ke tempat yang lain.
FAKTOR PENGHAMBAT MOBILITAS SOSIAL
1) Faktor Kemiskinan
Faktor ekonomi dapat membatasi mobilitas sosial. Bagi masyarakat miskin,
mencapai status sosial tertentu merupakan hal yang sulit untuk dilakukan.
2) Faktor Diskriminasi Kelas
sistem kelas tertutup dapat menghalangi mobilitas ke atas, terbukti dengan
adanya pembatasan keanggotaan suatu organisasi tertentu dengan berbagai
syarat dan ketentuan
3) Faktor Perbedaan Ras dan Agama
dalam sistem kelas tertutup tidak memungkinkan terjadinya mobilitas
vertikal ke atas. dalam agama tidak dibenarkan seseorang dengan sebebasbebasnya dan sekehendak hatinya berpindah-pindah agama sesuai
keinginannya.
4) Faktor Perbedaan Jenis Kelamin {Gender}
dalam masyarakat pria dipandang lebih tinggi derajatnya dan cenderung
menjadi lebih mobil (mudah berpindah) daripada wanita.
5) Faktor Pengaruh Sosialisasi yang Sangat Kuat
sosialisasi yang sangat atau terlampau kuat dalam suatu masyarakat dapat
menghambat proses mobilitas sosial.
6) Perbedaan kepentingan
adanya perbedaan kepentingan antarindividu dalam suatu organisasi
menyebabkan masing-masing individu saling bersaing untuk memperebutkan
sesuatu. perbedaan kepentingan seringkali menimbulkan sikap saling
menghambat dalam mencapai tujuannya.
SALURAN MOBILITA SOSIAL
Menurut P.A.Sorokin dalam Ary H. Gunawan (2000) mengatakan ada
sejumlah saluran mobilitas sosial:
Angkatan Bersenjata
Angkatan bersenjata merupakan organisasi yang dapat digunakan untuk
saluran mobilitas vertikal ke atas melalui tahapan yang disebut kenaikan
pangkat. Misalnya, seorang prajurit yang berjasa pada negara karena
menyelamatkan
penghargaan
negara
dari
dari
pemberontakan,
masyarakat.
Dia
dia
mungkin
akan
mendapatkan
dapat
diberikan
pangkat/kedudukan yang lebih tinggi, walaupun berasal dari golongan
masyarakat rendah.
Lembaga Keagamaan
Lembaga keagamaan dapat meningkatkan status sosial seseorang,
misalnya seorang yang berjasa dalam perkembangan agama seperti ustadz,
pendeta, dan biksu. Status sosial para penyebar ajaran agama ini akan
meningkatkan status sosialnya di masyarakat, terutama bagi komunitas
pengikut agama tertentu.
Lembaga Pendidikan
Lembaga pendidikan umumnya merupakan saluran yang konkret dari
mobilitas
vertikal
ke
atas,
bahkan
dianggap
sebagai
social
elevator
(perangkat) yang bergerak dari kedudukan yang rendah ke kedudukan lebih
tinggi. Pendidikan
memberikan
kesempatan
pada setiap orang untuk
mendapatkan kedudukan lebih tinggi. Seorang anak dari keluarga miskin
mengenyam sekolah sampai jenjang yang lebih tinggi. Setelah lulus dia
memiliki pengetahuan bisnis dan menggunakan pengetahuannya untuk
berusaha, sehingga dia berhasil menjadi pengusaha sukses, yang telah
meningkatkan status sosialnya.
Organisasi Politik
Seperti
angkatan
bersenjata,
organisasi
politik
memungkinkan
anggotanya yang loyal dan berdedikasi tinggi untuk menempati jabatan yang
lebih tinggi, sehingga status sosialnya meningkat.
Ekonomi
Organisasi
ekonomi,
seperti
perusahaan,
koperasi,
BUMN,
dapat
meningkatkan tingkat pendapatan seorang. Semakin besar prestasinya,
semakin besar jabatannya. Jika jabatannya tinggi maka pendapatannya
bertambah. Karena pendapatannya bertambah berakibat pada kekayaannya
bertambah. Juga karena kekayaannya bertambah akibatnya status sosial di
masyarakat meningkat.
Keahlian
Seperti situs-situs karya ilmiah, orang yang rajin menulis dan
menyumbangkan pengetahuan/keahliannya kepada kelompok pasti statusnya
akan dianggap lebih tinggi dari pengguna biasa. Sejumlah pemikiran atau
ide-ide penting akan bermanfaat bagi para pembaca dan mungkin akan
berguna dalam menambah ilmu pengetahuan terkait, atau bahkan ide
tersebut
dapat
menjadi
bahan
dn
insprasi
solusi
terhadap
suatu
permasalahan kehidupan yang sedang dihadapinya.
Perkawinan
Melalui perkawinan, seorang bisa berubah kedudukan atau status
sosialnya. Misalnya, seorang pria miskin yang menikah dengan seorang
janda kaya dengan sendirinya status sosial pria itu berubah menjadi orang
kaya yang dikarenakan istrinya kaya.
DAMPAK MOBILITAS SOSIAL
Dampak Positif Mobilitas Sosial
Memotivasi Seseorang untuk Lebih Maju
Adanya peluang untuk melakukan mobilitas sosial ke atas dapat memotivasi
seseorang untuk terus meningkatkan kualitas diri agar dapat mencapai
status sosial yang lebih tinggi.
Ketika seseorang dapat mencapai status sosial yang lebih tinggi maka akan
di iringi oleh beberapa keuntungan dan kemudahan dalam masyarakat.
Sehingga hal tersebut juga dapat memotivasi seseorang untuk
mempertahankan atau bahkan meningkatkan status sosialnya lebih tinggi
lagi.
Mempercepat Tingkat Perubahan Sosial Masyarakat ke Arah yang Lebih Baik
Adanya
mobilitas
sosial
mendorong
seseorang
untuk
mengubah
polaperilakunya. Dengan perubahan perilaku tersebut akan memotivasi
terjadinya perubahan sosial pada individu dalam masyarakat dalam mencapai
tujuan hidupnya.
Meningkatkan Integrasi Sosial
Terjadinya mobilitas sosial dapat mendorong integrasi sosial. Ketika
seseorang melakukan mobilitas sosial maka seseorang tersebut akan
memasuki kelompok sosial baru. Dalam kelompok sosial baru seseorang
akan melakukan penyesuaian terhadap nilai-nilai dan norma-norma yang
berlaku dalam kelompok sosial tersebut. Dengan adanya penyesuaian-
penyesuian tersebut maka akan meningkatkan integrasi sosial dalam
masyarakat.
http://metode_mengagumkan_untuk_/
Dampak Negatif Mobilitas Sosial
Terjadinya Konflik
Konflik Antarkelas Sosial
Dalam masyarakat terdapat kelas-kelas sosial (stratifikasi sosial). Apabila
terjadi perbedaan kepentingan antar kelas sosial maka dapat memicu
terjadinya konflik antarkelas sosial. Misalnya: konflik antara buruh dan
pemimpin perusahaan yang menuntut kenaikan upah sehubungan dengan
usaha mereka untuk menaikkan pendapatannya yang dapat berpengaruh
pada status sosialnya.
Konflik Antarkelompok Sosial
Kelompok sosial di dalam masyarakat dapat berdasarkan ideologi, profesi,
agama, suku dan ras. Apabila salah satu kelompok berusaha untuk
menguasai kelompok lain maka akan timbul konflik. Misalnya, konflik antara
tukang ojek dengan para tukang becak dalam pembagian batas penumpang
(konsumen)
Konflik Antargenerasi
Konflik yang terjadi karena adanya benturan nilai dan kepentingan antara
generasi yang satu dengan generasi yang lain dengan nilai-nilai baru yang
ingin mengadakan perubahan. Contoh: seorang anak wanita dimarahi
bapaknya karena berpakaian sexi. Konflik yang berkepanjangan akan
merugikan pihak-pihak yang berkonflik. Apabila mereka menyadari hal itu
maka mereka akan melakukan suatu usaha penyesuaian yang di dasarkan
toleransi. Hal ini disebut dengan akomodasi. Demikian materi tentang
mobilitas sosial ini semoga anda dapat lebih memahami dan mencoba
mengamati dalam kehidupan di sekitar kita.
Berkurangnya Solidaritas Kelompok
Mobilitas
sosial
menyebabkan
seseorang
atau
kelompok
mengalami
perpindahan kelapisan sosial yang baru dan mengadakan penyesuaianpenyesuian terhadap niali dan norma dalam kelas sosial yang baru tersebut.
Penyesuaian tersebut dilakukan dengan harapan agar seseorang/kelompok
diterima sebagai bagian dalam kelas sosial yang baru. Hal tersebut
menyebabkan rasa solidaritas atau kesetiakawanan seseorang/kelompok
berkurang terhadap kelas sosial asal atau yang lama.
Timbulnya Gangguan Psikologis
Mobilitas sosial juga berdampak negatif pada kondisi psikologis seseorang
antara lain sebagai berikut.
Timbulnya ketakutan, kegelisahan, atau kecemasan pada seseorang
yang mengalami mobolitas menurun.
Timbulnya gangguan psikologis apabila seseorang turu dari jabatannya
yang disebut dengan post power syndrome.
Timbulnya prustasi atau putus asa dan malu bagi orang-orang yang
ingin naik kelapisan atas, namun tidak dapat mencapainya.
Hubungan Pendidikan dengan Mobilitas Sosial
Menurut Bahar(1989:37) ada beberapa hal hubungan antara sekolah
dengan mobilitas sosial yaitu:
1.
Kesempatan pendidikan
Kesempatan pendidikan ini banyak ditentukan oleh faktor-faktor tertentu
antara lain kedudukan atau status sosial masyarakat.
2.
Mendapatkan pekerjaaan, kualifikasi pendidikan ada hubungannya dengan
jenis pekerjaan, akan tetapi tidak semua orang yang berkualifikasi tinggi
dalam pendidikan mendapatkan yang cocok dengan pekerjaannya. Jadi
secara singkat hubungan dengan mobilitas sosial dipengaruhi kesempatan
memperoleh pendidikan dan kesempatan memperoleh pekerjaan sesuai
dengan kualifikasi pendidikannya.
Hubungan Struktur Sosial dan Mobilitas Sosial
Seperti yang dijelaskan diatas bahwa mobilitas sosial merupakan
perpindahan status ataukedudukan dari satu lapisan ke lapisan yanhg lain.
Perpindahan tersebut terjadi dalam suatu struktur sosialyang berdimensi
vertikal, artinya mudah-tidak nya seseorang melakukan mobilitas sosial
tergantung dari struktur sosial masyarakatnya.
1.
Mobilitas sosial dalam sistem stratifikasi sosial terbuka
Masyarakat yang memiliki sistem stratifikasi sosial terbuka memberi
kesempatan pada para anggotanya untuk melakukan mobilitas sosial vertikal
yang terjadi dapat berupa sosial climbing ataupun sinking. Dalam sistem
stratifikasi soaial yang terbuka memungkinkan setiap anggota masyarakat
bersikap aktif dan kreatif dalam melakukan perubahan-perubahab untuk
meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
Prinsip umum mobilitas sosial dalam masyarakat yang menganut
stratifikasi terbuka adalah sebagai berikut:
·
Tidak ada satu pun masyarakat yang mutlak tertutup terhadap mobilitas
sosial vertikal
·
Seterbuka apapun suatu masyarakat terhadap mobilitas sosial, terkadang
tetap ada hambatan-hambatan.
·
Setiap masayarakat pasti memiliki tipe mobilitas sosial vertikal sendiri,
tidak ada tipe yang berlaku umum bagi setiap masyarakat.
·
Laju mobilitas sosial disebabkan oleh faktor ekonomi, politik, dan
pekerjaan yang berbeda-beda.
·
Mobilitas sosial yang disebabkan oleh faktor ekonomi, politik, dan
pekerjaan, tidak menunjukkan adanya kecenderungan yang kontinu tentang
bertambah atau berkurang laju mobilitas sosial.
2.
Mobilitas Sosial dalam Sistem Stratifikasi Sosial yang Tertutup
Pada masyarakat yang menganut sistem stratifikasi sosial tertutup
kemungkinan terjadinya mobilitas sosial vertikal sangat kecil. Hal ini terjadi
karena
masyarakatnya
lebih
mengutamakan
nilai-nilai
tradisional.
Contohnya, masyarakat suku Badui Dalam. Mereka lebih memilih menjaga
nilai-nilai tradisional dan menolak adanya perubahan. Dari uraian diatas,
jelas terdapat hubungan antara mobilitas sosial yang terjadi pada seseorang
atau sekelompok orang dengan struktur sosial masyarakat tempat seseorang
atau sekelompok orang tersebut berada.
Secara umum, cara orang untuk dapat melakukan mobilitas sosial ke atas
adalah sebagai berikut :
·
Perubahan standar hidup Kenaikan penghasilan tidak menaikan status
secara otomatis, melainkan akan mereflesikan suatu standar hidup yang
lebih tinggi. Ini akan mempengaruhi peningkatan status. Contoh: Seorang
pegawai rendahan, karena keberhasilan dan prestasinya diberikan kenaikan
pangkat menjadi Menejer, sehingga tingkat pendapatannya naik. Status
sosialnya di masyarakat tidak dapat dikatakan naik apabila ia tidak merubah
standar hidupnya, misalnya jika dia memutuskan untuk tetap hidup
sederhana seperti ketika ia menjadi pegawai rendahan.
·
Perkawinan Untuk meningkatkan status sosial yang lebih tinggi dapat
dilakukan melalui perkawinan. Contoh: Seseorang wanita yang berasal dari
keluarga sangat sederhana menikah dengan laki-laki dari keluarga kaya dan
terpandang di masyarakatnya. Perkawinan ini dapat menaikan status si
wanita tersebut.
·
Perubahan tempat tinggal Untuk meningkatkan status sosial, seseorang
dapat berpindah tempat tinggal dari tempat tinggal yang lama ke tempat
tinggal yang baru. Atau dengan cara merekonstruksi tempat tinggalnya yang
lama menjadi lebih megah, indah, dan mewah. Secara otomatis, seseorang
yang memiliki tempat tinggal mewah akan disebut sebagai orang kaya oleh
masyarakat, hal ini menunjukkan terjadinya gerak sosial ke atas.
GAMBAR TENTANG MOBILITAS SOSIAL
1.
2.
Kesimpulan
Dari semua penjabaran diatas dapat kita simpulkan bahwa mobilitas
sosial (social mobility) merupakan proses perpindahan posisi atau status
sosial sosial atau yang dialami oleh seseorang atau sekelompok orang
dalam struktur sosial masyarakat. Terdapat beberapa faktor penentu
terjadinya suatu mobilitas dalam masyarakat. Dan klasifikasi dari mobilitas
sosial, dengan mengetahui itu kita tahu termasuk dalam golongan apa kita
ini entah itu mobilitas vertikal, mobilitas horizontal atau yang lainnya itu
tergantung kita menyikapinya. Mobilitas sosial dimasyarakat ternyata tidak
seperti yang dibayangkan yaitu bergerak lurus sesuai dengan status dan
peran sosial suatu individu atau kelompok. Jadi disimpulkan jika mobilitas
sosial bersifat dinamis dapat berubah secara cepat dan lambat.
Saran
Sebagai manusia kita pasti akan menuntut untuk status dan peran
sosialnya sangatlah tinggi, namun sebagai manusia sosial seharusnya kita
dapat mengerti dan menyadari mobilitas sosial atau gerakan sosial ini tidak
terjadi begitu saja dengan sendirinya. Karena mobilitas sosial terjadi
tergantung bagaimana diri kita sendiri menyingkapi status serta peran sosial
diri dan menurut prestasi kita masing-masing anggota masyarakat. Oleh
karena itu sebaiknya jika memang menginginkan mobilitas naik kita juga
tidak boleh duduk diam dalam struktur sosial tetapi kita harus terbuka dan
positif terhadap perubahan yang positif juga dimasyarakat.