LAPORAN DR PENDAHULUAN KEBUTUHAN NUTRISI

LAPORAN PENDAHULUAN KEBUTUHAN NUTRISI

Disusun Oleh:
Nama : Lailul Muna
NIM : 20161257

PROGRAM PENDIDIKAN DIPLOMA III KESEHATAN
AKADEMI KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH KENDAL
2016/2017

A. Pengertian Nutrisi
Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan
kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia
untuk menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan
menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya
serta mengeluarkan zat sisa. Nutrisi dapat dikatakan sebagai ilmu tentang
makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang terkandung, aksi, reaksi, keseimbangan
yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit (Tarwoto & Wartonah.
2006). Nutrien adalah suatu unsur yang dibutuhkan untuk proses dan fungsi
tubuh.
Nutrisi berfungsi untuk membentuk dan memelihara jaringan tubuh,

mengatur proses-proses dalam tubuh sebagai sumber tenaga, serta untuk
melindungi tubuh dari serangan penyakit. Dengan demikian, fungsi utama
nutrisi adalah untuk memberikan energi bagi aktivitas tubuh, membentuk
struktur kerangka dan jaringan tubuh, serta mengatur berbagai proses kimia
dalam tubuh (Suitor & Hunter, 1980).
B. Komponen-Komponen Nutrien
Nutrien memiliki enam komponen utama, yaitu karbohidrat, lemak, protein,
air, vitamin, dan mineral.
1. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama dalam diet. Tiap
gram karbohidrat menghasilkan 4 kilokalori (kkal). Karbohidrat terutama
diperoleh dari

tumbuhan, kecuali laktosa (gula susu). Karbohidrat

diklasifikasikan menurut unit

atau sakarida. Monosakarida, seperti

glukosa (dekstrosa) atau fruktosa tidak dapat dipecah menjadi unit gula

yang lebih dasar. Disakarida seperti sukrosa, laktosa, dan

maltose

dibentuk dari banyak unit gula. Mereka tidak dapat dilarutkan dalam air
dan dicerna untuk beragam tingkatan (Potter & Perry, 2006). Dalam
mendapatkan jumlah karbohidrat yang cukup maka dapat diperoleh dari

susu, padi-padian, buah-buahan, sirup, sukrosa, tepung, dan sayu-sayuran
(Hidayat, 2006).
2. Lemak
Lemak merupakan zat gizi yang berperan dalam pengangkut
vitamin A, D, E, K yang larut dalam lemak. Menurut sumbernya lemak
berasal dari nabati dan hewani. Lemak nabati mengandung lebih banyak
asam lemak tak jenuh seperti terdapat pada kacang-kacangan, kelapa dan
lain-lainnya. Sedangkan Lemak hewani banyak mengandung asam lemak
jenuh dengan rantai panjang seperti pada daging sapi, kambing dan
lainnya (Hidayat, 2006).
3. Protein
Protein


merupakan

zat

pembentukan protoplasma sel.

gizi

dasar

yang

berguna

dalam

Selain itu tersedianya protein dalam

jumlah yang cukup, penting untuk pertumbuhan


dan perbaikan sel

jaringan serta sebagai larutan untuk keseimbangan osmotik. Protein ini
terdiri dari 24 asam amino, diantaranya 9 asam amino esensial (yang
tidak dapat dibuat didalam tubuh, sehingga harus didatangkan dari luar)
dan selebihnya asam amino non-esensial (Pudjiadi, 2001)
4. Air
Air merupakan sebagian besar zat pembentuk tubuh manusia.
Jumlah air sekitar 73% dari bagian tubuh seseorang tanpa jaringan lemak
(lean body mass). Air mempunyai berbagai fungsi dalam proses vital
tubuh, antara lain sebagai pelarut dan alat angkut zat-zat gizi, katalisator
berbagai reaksi biologi sel, pelumas cairan sendi-sendi tubuh, fasilitator
pertumbuhan, pengatur suhu, dan peredam benturan (Yuniasatuti, 2008).
5. Vitamin
Vitamin merupakan senyawa organik yang digunakan untuk
mengkatalisator metabolisme sel yang dapat berguna untuk pertumbuhan
dan perkembangan serta dapat mempertahankan organisme. Vitamin yang

dibutuhkan antara lain vitamin A, B, B2, B12, C, D, E, dan K. (Pudjiadi,

2001)
6. Mineral
Mineral merupakan komponen zat gizi yang tersedia dalam
kelompok mikro

yang terdiri dari kalsium, klorida, kromium, kobalt,

tembaga, flourin, iodium, besi,

magnesium, mangan, fosfor, kalium,

natriun, sulfur, dan seng. Semuanya harus tersedia dalam jumlah yang
cukup (Hidayat, 2006).
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi
Beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi, diantaranya
perkembangan, jenis kelamin, kesehatan, dan umur.
1. Perkembangan
Individu yang sedang dalam masa pertumbuhan yang cepat (pada
bayi & remaja) memiliki kebutuhan nutrisi yang meningkat. Disisi lain,
lansia memerlukan sedikit kalori dan perubahan diet mengingat risiko

penyakit jantung korononer, osteoporosis, dan hipertensi.
2. Jenis Kelamin
Kebutuhan nutrisi berbeda bagi pria dan wanita karena komposisi
tubuh dan fungsi reproduksi. Masa otot yang lebih besar pada pria
menjelaskan besarnya kebutuhan kalori dan protein. Karena menstruasi,
wanita memerlukan lebih banyak zat besi dibandingkan pria sebelum
menopause. Wanita hamil dan menyusui memiliki peningkatan kebutuhan
kalori dan cairan.
3. Kesehatan
Status kesehatan individu sangat memengaruhi kebiasaan makan
dan status nutrisi. Gigi tanggal, gigi goyang, atau sariawan mempersulit
mengunyah makanan. Kesulitan menelan (disfagia) akibat inflamasi
tenggorokan yang menyakitkan atau karena

struktur esofagus dapat

menghambat seseorang untuk mendapat nutrisi yang memadai (Kozier,
dkk. 2010).
4. Umur
Kebutuhan nutrisi pada usia muda lebih tinggi dari pada usia tua.

Waktu lahir akan meningkat kebutuhan nutrisi hingga umur dua tahun dan
akan berangsur

menurun untuk meningkat lagi pada saat remaja

(Almatsier, 2001)
D. Karakteristik Status Nutrisi
Karaktristik status nutrisi ditentukan dengan adanya Body Mass Index
(BMI) dan Ideal Body Image Weight (IBW).
a. Body Mass Index (BMI)
Body Mass Index atau indeks masa tubuh merupakan ukuran dari
gambaran berat badan seseorang dengan tinggi badan. BMI dihubungkan
dengan total lemak dalam tubuh dan sebagai panduan untuk mengkaji
kelebihan berat badan (over weight) dan obesitas.
Indeks Masa Tubuh =

Tabel: batas ambang indeks masa tubuh (IMT) di Indonesia
Kategori
Kurus


Kekurangan berat badan tingkat berat
Kekurangan berat badan tingkat sedang

Normal
Gemuk

Kelebihan berat badan tingkat ringan
Kelebihan berat badan tingkat berat
(Sumber: Depkes 2002, dalam Asmadi, 2008)

IMT
< 17,0
17,0 ─ 18,5
18,5 ─ 25,0
>25,0 – 27,0
>27,0

b. Ideal Body Weight (IBW)
Ideal body weight atau berat badan ideal merupakan perhitungan
berat badan optimal dalam fungsi tubuh yang sehat. Berat badan ideal


adalah jumlah tinggi badan dalam sentimeter dikurangi dengan 100 dan
dikurangi 10% dari jumlah itu.
Berat badan ideal (kg) = [Tinggi badan (cm) – 100] –
[10% (Tinggi badan – 100)]
(Sumber: Repository USU)
E. Konsep Asuhan Keperawatan
Konsep asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan kebutuhan nutrisi
meliputi pengkajian fokus, diagnosa keperawatan, dan perencanaan
keperawatan.
1. Pengkajian Fokus
a. Riwayat keperawatan dan diet.
1)

Anggaran makan, makanan kesukaan, waktu makan.

2)

Apakah ada diet yang dilakukan secara khusus.


3)

Adakah penurunan dan peningkatan berat badan dan berapa lama
periode waktunya?

4)

Adakah status fisik pasien yang dapat meningkatkan diet seperti
luka bakar dan demam?

5)

Adakah toleransi makanan atau minumam tertentu?

b. Faktor yang memengaruhi diet
1) Status kesehatan
2) Kultur dan kepercayaan
3) Status sosial ekonomi.
4) Faktor psikologis
5) Informasi yang salah tentang makanan dan cara berdiet.

c. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan fisik: apatis, lesu
2) Berat badan: obesitas, kurus (underweight).

3) Otot: flaksia / lemah, tonus kurang, tenderness, tidak mampu
bekerja.
4) Sistem saraf: bigung, rasa terbakar, parestbesia, reflek menurun.
5) Fungsi gastrointestinal: anoreksia, konstipasi, diare, pembesaran
liver.
6) Kardiovaskuler: denyut nadi lebih dari 100 x/menit, irama
abnormal, tekanan darah rendah/tinggi.
7) Rambut: kusam, kering, pudar, kemerahan, tipis, pecah/patahpatah.
8) Kulit: kering, pucat, iritasi, petekhie, lemak di subkutan tidak ada.
9) Bibir: kering, pecah-pecah, bengkak, lesi, stomatitis, membran
mukosa pucat.
10) Gusi: perdarahan, peradangan.
11) Lidah: edema, hiperemasis.
12) Gigi: karies, nyeri, kotor.
13) Mata: konjungtiva pucat,kering,exotalmus,tanda-tanda infeksi.
14) Kuku: mudah patah.
15) Pengukuran antopometri:
a) Berat badan ideal: (TB ̶ 100) ± 10%
b) BMI (Body Mass Index):
c) Lingkar pergelangan tangan
d) Lingkar lengan atas (MAC):
Nilai normal

Wanita

: 28,5 cm

Pria

: 28,3 cm

e) Lipatan kulit pada otot trisep (TSF)
Nilai normal

Wanita

: 16,5 ─ 18 cm

Pria

: 12,5 ─ 16,5 cm

d. Laboratorium
1) Albumin (N: 4─ 5,5 mg/100ml)

2) Transferin (N:170 ─ 25 mg/100 ml)
3) Hb (N: 12 mg %)
4) BUN (N:10 ─ 20 mg/100ml)
5) Ekskresi kreatinin untuk 24 jam (N: laki-lak: 0,6 ─ 1,3 mg/100 ml,
wanita: 0,5 ─ 1,0 mg/100 ml)
(Tarwoto & Wartonah, 2006)
2. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
metabolik
Batasan Karakteristik:
1) Berat badan 20% atau lebih dibawah rentang berat badan ideal
2) Bising usus hiperaktif
3) Cepat kenyang setelah makan
4) Diare
5) Gangguan sensasi rasa
6) Kehilangan rambut berlebihan
7) Kelemahan otot pengunyah
8) Kelemahan otot untuk menelan
9) Kerapuhan kapiler
10) Kesalahan informasi
11) Kesalahan persepsi
12) Ketidakmampuan memakan makanan
13) Kram abdomen
14) Kurang informasi
15) Kurang minat pada makanan
16) Membran mukosa pucat
17) Nyeri abdomen
18) Penurunan berat badan dengan asupan makanan adekuat

19) Sariawan rongga mulut
20) Tonus otot menurun
Faktor yang berhubungan:
1) Faktor biologis
2) Faktor ekonomi
3) Gangguan psikososial
4) Ketidakmampuan makan
5) Ketidakmampuan mencerna makanan
6) Ketidakmampuan mengabsorpsi makanan
7) Kurang asupan makanan
(NANDA International, 2015)
b. Ketidakseimbangan Nutrisi: Lebih dari Kebutuhan Tubuh
Definisi: Intake nutrisi melebihi kebutuhan metabolik tubuh.
Batasan Karakterisitik:
1) Lipatan kulit tricep lebih dari 25 mm untuk wanita dan 15 mm
untuk pria
2) BB diatas 20 % diatas tubuh ideal untuk tinggi dan kerangka tubuh
ideal
3) Makan dengan respon eksternal (misalnya: situasi sosial, sepanjang
hari)
4) Dilaporkan atau diobservasi adanya disfungsi pola makan
(misalnya: memasangkan makanan dengan aktivitas yang lain)
5) Tingkat aktivitas yang menetap
6) Konsentrasi intake makanan yang menjelang malam
Faktor yang berhubungan:
Intake yang berlebihan dalam hubungannya dengan kebutuhan
metabolisme tubuh.

(NANDA International, 2010)
3. Rencana Keperawatan’
a. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
Tujuan yang diharapkan:
1) Terjadi peningkatan berat badan sesuai batasan waktu
2) Peningkatan status nutrisi
(Tarwoto & Wartonah, 2006)
Rencana Tindakan (Tarwoto & Wartonah, 2006):
Intervensi
Rasional
1. Tingkatkan intake makanan 1. Cara khusus untuk
melalui:

meningkatkan nafsu

a. Mengurangi gangguan

makan

dari lingkungan seperti
berisik, dan lain-lain.
b. Jaga privasi pasien
c. Jaga kebersihan
ruangan (barang-barang
seperti sputum pot,
urinal tidak berada
dekat dengan tempat
tidur)
d. Berikan obat sebelum
makan jika ada indikasi
2. Jaga kebersihan mulut
pasien

2. Mulut yang bersih
meningkatkan nafsu

3. Bantu pasien makan jika

makan
3. Membantu pasien makan

tidak mampu
4. Sajikan makanan yang

4. Meningkatkan selera

mudah dicerna, dalam

makan dan intake makan

keadaan hangat, tertutup,
dan berikan sedikit-sedikit
tapi sering
5. Selingi makan dengan

5. Memudahkan makanan

minum
6. Hindari makanan yang

masuk
6. Mengurangi rasa nyaman

banyak mengandung gas
7. Ukur intake makanan dan

7. Observasi kebutuhan

timbang berat badan
8. Lakukan latihan pasif dan

nutrisi
8. Menambah nafsu makan

aktif
9. Kaji tanda vital, sensori,

9. Membantu mengkaji

bising usus
10. Monitor hasil lab, seperti

keadaan pasien
10. Monitor status nutrisi

glukosa, elektrolit,
albumin, hemoglobin,
kolaborasi dengan dokter
b. Ketidakseimbangan nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh
Kriteria Hasil:
1) Teridentifikasi kebutuhan nutrisi dan berat badan yang
terkontrol
2) Perencanaan kontrol berat badan untuk yang akan datang
3) Tidak terjadinya penurunan berat badan yang berlebihan
(Tarwoto & Wartonah, 2006)
Rencana Tindakan (Tarwoto & Wartonah, 2006):
Intervensi
1. Lakukan pengkajian

Rasional
1. Informasi dasar untuk

kembali pola makan

perencanaan awal dan

pasien
2. Diskusikan dengan pasien
dengan kelebihan makan

validasi data
2. Membantu mencapai tujuan

3. Diskusikan motivasi

3. Membantu memecahkan

untuk menurunkan berat
badan
4. Kolaborasi dengan ahli
diet yang tepat

masalah
4. Menentukan makanan yang

5. Ukur intake makanan

sesuai dengan pasien
5. Mengetahui jumlah kalori

dalam 24 jam
6. Buat program latihan

yang masuk
6. Meningkatkan kebutuhan

untuk olahraga
7. Hindari makanan yang

energi
7. Makanan berlemak banyak

banyak mengandung

menghasilkan energi

lemak
8. Berikan pengetahuan

8. Memberikan informasi dan

kesehatan tentang:

mengurangi komplikasi

a. Program diet yang
benar
b. Akibat yang mungkin
timbul akibat
kelebihan berat badan

DAFTAR PUSTAKA
Kozier, dkk. 2010. Buku ajar fundamental keperawatan: konsep, proses, dan
praktik Volume 2, Edisi 7. Jakarta : EGC.
NANDA Internasional Inc. 2015. Diagnosis Keperawatan: Definisi & Klasifikasi

2015-2017, Edisi 10. Jakarta: EGC.
Tarwoto & Wartonah. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses
Keperawatan, Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.
Repository USU. Chapter II.pdf