Makalah Pencemaran Tanah Akibat Limbah

MAKALAH HUKUM LINGKUNGAN
“PENCEMARAN TANAH”

DISUSUN OLEH KELOMPOK V :

ANDI FIKRI

D 101 16 755

SERLINA RIRI

D 101 16 670

RINNY SEPTIFANY J

D 101 16 652

SHANDI SUHERMAN

D 101 16 671


ROBEN KRISTIAN S

D 101 16 657

SHASA S. N.T

D 101 16 672

SAHRUL MUBARAK

D 101 16 660

SISILIA DIANTY

D 101 16 677

SAKTI MANDRAGUNA

D 101 16 662


SINTIA PRADINI

D 101 16 679

SALMIA

D 101 16 663

SUWANDI

D 101 16 689

SAPRIL

D 101 16 665

TOTO RENADI

D 101 16 706


SEPTIWAN

D 101 16 668

PUTU WHIDIASA

D 101 16 754

MOH RIZKY R

D 101 17 263
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS TADULAKO
2017/2018

KATA PENGANTAR
1

Puji Syukur kami Panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan pertolonganNya sehingga penyusunan makalah mengenai “Pencemaran Tanah” ini dapat terselesaikan.

Makalah ini di susun sebagai bahan referensi khususnya bagi mahasiswa yang ingin
mendalami tentang mata kuliah hukum lingkungan.
Dalam penyusunan makalah ini tentu banyak sekali kekurangan baik dari segi isi maupun
penulisan, jadi besar harapan kami atas kritik dan saran yang bersifat membangun dari para
pembaca sehingga dapat menjadi suatu masukan untuk kesempurnaan tugas-tugas berikutnya.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.

Palu, 11 April 2018

Penyusun

DAFTAR ISI
2

KATA PENGANTAR........................................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG........................................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH...................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................................2

2.1 PENGERTIAN PENCEMARAN TANAH........................................................................2
2.2 PENYEBAB PENCEMARAN TANAH............................................................................2
2.3 DAMPAK,PENANGANAN DAN PENCEGAHAN PENCEMAR TANAH....................3
2.4 KASUS TENTANG PENCEMARAN TANAH................................................................8
BAB III PENUTUP...........................................................................................................................10
3.1 KESIMPULAN.................................................................................................................10
3.2 SARAN.............................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA

3

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Pencemaran Tanah berakibat terhadap kesehatan manusia,tata kehidupan, pertumbuhan
flora dan fauna yang berada dalam jangkauan pencemaran, karena tanah menghasilkan makanan
bagi mahluk hidup. Gejala pencemaran dapat terlihat pada jangka waktu singkat maupun
panjang, yaitu pada tingkah laku dan pertumbuhan. Pencemaran dalam waktu relatif singkat,
terjadi seminggu sampai dengan setahun sedangkan pencemaran dalam jangka panjang terjadi

setelah masa 20 tahun atau lebih.
Gejala pencemaran yang terjadi dalam waktu singkat dapat diatasi dengan melihat
sumber pencemaran lalu mengendalikannya. Tanda-tanda pencemaran ini gampang terlihat pada
komponen lingkungan yang terkena pencemaran. Berbeda halnya dengan pencemaran yang
terjadi dalam waktu yang cukup lama. Bahan pencemar sedikit demi sedikit berakumulasi.
Dampak pencemaran semula tidak begitu kelihatan. Namun setelah menjalani waktu
yang relatif panjang dampak pencemaran kelihatan nyata dengan berbagai akibat yang
ditimbulkan. Unsur-unsur lingkungan,mengalami perubahan kehidupan habitat. Tanaman yang
semula hidup cukup subur menjadi gersang dan digantikan dengan tanaman lain. Jenis binatang
tertentu yang semula berkembang secara wajar beberapa tahun kemudian menjadi langka, karena
mati atau mencari tempat lain.
1.2 RUMUSAN MASALAH

1.2.1 Apa yang dimaksud dengan Pencemaran Tanah ?
1.2.2 Apa saja penyebab dari Pencemaran Tanah ?
1.2.3 Bagaimana dampak, penanganan dan pencegahan dari Pencemaran Tanah ?
1.2.4 Berikan tiga contoh kasus tentang Pencemaran Tanah dan sanksi nya ?

1


BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN PENCEMARAN TANAH

Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan
merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair
atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air
permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraaan pengangkut
minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri
yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).
Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 150 tahun 2000 tentang Pengendalian kerusakan
tanah untuk produksi bio massa: “Tanah adalah salah atu komponen lahan berupa lapisan
teratas kerak bumi yang terdiri dari bahan mineral dan bahan organik serta mempunyai sifat
fisik, kimia, biologi, dan mempunyai kemampuan menunjang kehidupan manusia dan makhluk
hidup lainnya.”
Tetapi apa yang terjadi, akibat kegiatan manusia, banyak terjadi kerusakan tanah. Di dalam PP
No. 150 th. 2000 di sebutkan bahwa “Kerusakan tanah untuk produksi biomassa adalah
berubahnya sifat dasar tanah yang melampaui kriteria baku kerusakan tanah”.
Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat
menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam

tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat
berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan
udara di atasnya.
2.2 PENYEBAB PENCEMAAN TANAH

Secara umum, Pencemaran tanah dapat disebabkan limbah domestik, limbah industri, dan
limbah pertanian.
A. Limbah domestik
Limbah domestik dapat berasal dari daerah: pemukiman penduduk; perdagangan/pasar/tempat usaha hotel dan lain-lain; kelembagaan misalnya kantor-kantor pemerintahan
dan swasta; dan wisata, dapat berupa limbah padat dan cair.

2

1. Limbah padat berupa sampah anorganik. Jenis sampah ini tidak dapat diuraikan oleh
mikroorganisme (non-biodegradable), misalnya kantong plastik, bekas kaleng minuman,
bekas botol plastik air mineral, dsb.
2. Limbah cair berupa; tinja, deterjen, oli, cat, jika meresap kedalam tanah akan merusak
kandungan air tanah bahkan dapat membunuh mikro-organisme di dalam tanah.
B. Limbah industri
Limbah domestik dapat berasal dari daerah: pemukiman penduduk; perdagangan/pasar/tempat usaha hotel dan lain-lain; kelembagaan misalnya kantor-kantor pemerintahan

dan swasta; dan wisata, dapat berupa limbah padat dan cair.
1. Limbah industri berupa limbah padat yang merupakan hasil buangan industri berupa
padatan, lumpur, bubur yang berasal dari proses pengolahan. Misalnya sisa pengolahan
pabrik gula, pulp, kertas, rayon, plywood, pengawetan buah, ikan daging dll.
2. Limbah cair yang merupakan hasil pengolahan dalam suatu proses produksi, misalnya
sisa-sisa pengolahan industri pelapisan logam dan industri kimia lainnya. Tembaga,
timbal, perak, khrom, arsen dan boron adalah zat-zat yang dihasilkan dari proses industri
pelapisan logam.
C. Limbah pertanian

Limbah pertanian berupa sisa-sisa pupuk sintetik untuk menyuburkan tanah/tanaman,
misalnya pupuk urea Pestisida pemberantas hama tanaman misalnya DDT.
2.3 DAMPAK, SOLUSI DAN PENANGAN PENCEMARAN TANAH
A. DAMPAK PENCEMARAN TANAH

Semua hal yang telah mengalami pencemaran pasti ujungnya akan menimbulkan berbagai
dampak yang negatif, tidak terkecuali tanah ini. Jika udara dan air yang tercemar akan
menimbulkan berbagai macam dampak negatif, maka tanah pun juga demikian. Ada berbagai
macam dampak negatif dari adanya pencemaran tanah ini. Beberapa macam dampak pencemaran
tanah antara lain sebagai berikut:

1. Mengurangi kesuburan tanah
Dampak pertama yang akan kita rasakan dari adanya tanah yang tercemar pastinya akan
menurunkan kesuburan pada tanah itu sendiri.

3

seperti yang kita ketahui sebelumnya

bahwasannya tanah ini pada dasarnya mempunyai keunggulan. Salah satu keunggulan tanah
adalah mempunyai nilai kesuburan sehingga banyak tanaman bisa hidup dengan subur.
Namun ketika tanah ini sudah tercemar dengan berbagai macam zat yang merugikan (baik
zat kimia maupun non kimia), hal ini akan menurunkan tingkat kesuburan tanah tersebut. Tanah
akan menjadi tidak subur karena zat- zat polutan sudah merusak jaringan kesuburan tanah
tersebut. Akibatnya, banyak tanaman yang tidak akan bisa tumbuh dengan baik.
2. Membuat tumbuh- tumbuhan dan makhluk hidup lainnya mati
Masih serangkaian dengan dampak pencemaran tanah yang akan menurunkan tingkat
kesuburan. Hal ini juga akan berakibat pada masa hidup tanaman. Tamanan yang awalnya
tumbuh dengan subur, lama- kelamaan akan menjadi layu, bahkan akan mati.
Selain tanaman, pencemaran pada tanah ini juga akan berdampak pada makhluk hidup
lainnya (seperti binatang dan manusia). Zat- zat polutan yang ada di dalam tanah akan masuk ke

dalam janrungan tumbuhan. Dan ketika tumbuhan tersebut dimakan oleh manusia maupun
binatang, maka efek negatifnya dapat tersalurkan pada binatang atau manusia yang memakan
tumbuhan tersebut.
3. Menyebabkan pencemaran pada udara
Pencemaran tanah juga akan berdampak pada pencemaran udara. Hal ini karena zat- zat yang
mencemari tanah tersebut (misalnya sampah) dalam jangka waktu yang lama akan membuat
udara yang ada di sekitarnya menjadi tidak sehat. Akibatnya udara tersebut menjadi tidak
nyaman untuk dihirup. Selain itu, apabila yang membuat pencemaran pada tanah adalah sampah,
maka ketika akan terjadi proses dekomposisi maka akan menimbulkan bau yang begitu
mneyengat. Dan inilah yang disebut dengan pencemaran udara.
4. Menimbulkan wabah penyakit
Dampak pencemaran tanah yang selajutnya adalah menyebabkan timbulnya banyak bibit
penyakit. Tanah yang tercemar merupakan rumah yang sangat nyaman bagi patogen- patogen
yang menimbulkan banyak penyakit. Hal ini dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama akan
4

menyebabkan berbagai penyakit datang dan siap menyerang makhluk hidup yang ada dan
menempati tanah yang tercemar tersebut. Yang akan menikmati datangnya penyakit ini tidak
hanya manusia saja, namun juga binatang dan tumbuh- tumbuhan lainnya.
5. Merusak ekosistem
Ekosistem merupakan wujud interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungan serta
komponen- komponen yang ada di dalamnya (baik komponen biotik maupun komponen abiotik).
Tanah termasuk ke dalam komponen abiotik sehingga tercemarnya tanah pastinya akan
menyebabkan menyebabakn keseimbangan ekosistem menjadi terganggu. Akibatnya lingkungan
menjadi tidak nyaman dan banyak fungsi yang seharusnya didapatkan justru akan berubah
menjadi suatu wujud kerugian.
6. Merusak keindahan atau estetika
Hal yang pasti terjadi selanjutnya akibat adanya pencemaran tanah adalah rusaknya nilai
keindahan atau estetika lingkungan. Keindahan lingkungan tidak hanya terdapat pada apa yang
kita lihat saja, namun juga apa yang kita dengar dan apa pula yang kita rasa. Pencemaran tanah
akan banyak sekali merusak nilai- nilai keindahan tersebut.
Tidak hanya itu saja, dan yang paling penting pencemaran tanah ini akan menyebabkan
kondisi lingkungan yang kita tempati menjadi tidak nyaman sama sekali. Terlebih apabila
pencemarah tanah tersebut disebabkan oleh sampah. Sampah- sampah akan membuat berbagai
macam kerugian bagi makhluk hidup. Selain tidak sedap dipandang mata, sampah juga akan
menyebabkan bau yang sangat menyengat. Ini sungguh tidak nyaman digunakan sebagai tempat
bermukim.
Itulah beberapa dampak dari pencemaran tanah yang dapat kita rasakan. Selain dampakdampat tersebut masih banyak lagi dampak yang dapat kita rasakan baik kita sadari maupun
tidak. Oleh karenai itulah kita sebagai manusia harus menjaga tanah dari berbagai bentuk
pencemaran. Menurunnya tingkat kesuburan tanah akibat buangan sampah plastik, pecahan
kaca, logam, dan karet sulit diuraikan oleh organisme dekomposer dalam tanah.

5

Dampak Pencemaran Tanah Lainnya :


Matinya organisme pengurai tanah akibat pembuangan limbah deterjen dan residu
pestisida dalam tanah.



Menurunnya produktivitas tanah karena terkikisnya lapisan humus dari permukaan tanah



Perubahan pH tanah akibat adanya deposit senyawa asam yang berasal dari hujan asam.
Adapun perubahan keasaman tanah ini akan berpengaruh buruk terhadap penyerapan hara
dari tanah oleh tanaman.

B. PENANGANAN DARI PENCEMARAN TANAH

Tanah yang telah terkontaminasi oleh berbagai jenis polutan dapat dipulihkan dengan metode
pengolahan yang disebut dengan remidiasi. Remidiasi yaitu kegiatan untuk membersihkan
permukaan tanah. Sebelum melakukan remediasi, hal yang perlu diketahui diantaranya:


Jenis pencemar (organik atau anorganik), terdegradasi atau tidak, berbahaya atau tidak.



Berapa banyak zat pencemar yang telah mencemari tanah tersebut.



Perbandingan karbon (C), nitrogen (N), dan fosfat (P).



Jenis tanah.



Kondisi tanah (basah, kering).



Telah berapa lama zat pencemar terendapkan di lokasi tersebut.



Kondisi pencemaran (sangat penting untuk dibersihkan segera/bisa ditunda).

1. Remediasi in situ
Remediasi in situ adalah pembersihan atau pengolahan tanah terkontaminasi di lokasi.
Remediasi in situ lebih murah dan lebih mudah dengan konversi biologi dan kimia, pemisahan
daerah terkontaminasi agar tidak mencemari lingkungan lainnya.
2. Remediasi ex situ
Remediasi ex situ adalah pengolahan tanah terkontaminasi digali dan diolah di suatu unit
pengolahan antara lain, dapat dilakukan dengan cara memisahkan bahan pencemar dengan tanah,
penguraian kontaminan dengan mikroba, pemanfaatan energi panas yang dapat menguapkan
kontaminan dari tanah, dan ekstraksi kontaminan dari tanah. Remediasi ex situ ini jauh lebih
mahal dan rumit.
6

3. Bioremediasi
Bioremediasi merupakan proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan
mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat
pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air).
Proses bioremediasi harus memperhatikan temperatur tanah, ketersediaan air, nutrien (N, P, K),
perbandingan C : N kurang dari 30 : 1, dan ketersediaan oksigen.
C. PENCEGAHAN DARI PENCEMARAN TANAH

Pada umumnya pencegahan ini pada prinsipnya adalah berusaha untuk tidak menyebabkan
terjadinya pencemaran, misalnya mencegah/mengurangi terjadinya bahan pencemar, antara lain:
1. Sampah organik yang dapat membusuk/diuraikan oleh mikroorganisme antara lain dapat
dilakukan dengan mengukur sampah-sampah dalam tanah secara tertutup dan terbuka,
kemudian dapat diolah sebagai kompos/pupuk. Untuk mengurangi terciumnya bau busuk
dari gas-gas yang timbul pada proses pembusukan, maka penguburan sampah dilakukan
secara berlapis-lapis dengan tanah.
2. Sampah senyawa organik atau senyawa anorganik yang tidak dapat dimusnahkan oleh
mikroorganisme dapat dilakukan dengan cara membakar sampah-sampah yang dapat
terbakar seperti plastik dan serat baik secara individual maupun dikumpulkan pada suatu
tempat yang jauh dari pemukiman, sehingga tidak mencemari udara daerah pemukiman.
Sampah yang tidak dapat dibakar dapat digiling/dipotong-potong menjadi partikelpartikel kecil, kemudian dikubur.
3. Pengolahan terhadap limbah industri yang mengandung logam berat yang akan
mencemari tanah, sebelum dibuang ke sungai atau ke tempat pembuangan agar dilakukan
proses pemurnian.
4. Sampah zat radioaktif sebelum dibuang, disimpan dahulu pada sumursumur atau tangki
dalam jangka waktu yang cukup lama sampai tidak berbahaya, baru dibuang ke tempat
yang jauh dari pemukiman, misal pulau karang, yang tidak berpenghuni atau ke dasar
lautan yang sangat dalam.
5. Penggunaan pupuk, pestisida tidak digunakan secara sembarangan namun sesuai dengan
aturan dan tidak sampai berlebihan.

7

6. Usahakan membuang dan memakai detergen berupa senyawa organik yang dapat
dimusnahkan/diuraikan oleh mikroorganisme.

2.4 KASUS PENCEMARAN TANAH

A. Kilang Minyak Cepu
Kilang minyak Pusdiklat Migas berada di daerah Cepu, kabupaten Blora, provinsi Jawa
Tengah, terletak pada areal seluas + 34 Ha, adalah salah satu sarana pendidikan dan pelatihan
Pusdiklat Migas Cepu yang sampai saat ini masih beroperasi mengolah minyak mentah (crude
oil) milik PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu dari lapangan Kawengan, Ledok dan
Nglobo. Kapasitas kilang yang dimiliki rata-rata sebesar 200 m3/hari, dengan produknya berupa
pertamina solvent (pertasol), minyak tanah (kerosene), solar dan residu.
Limbah minyak akibat tumpahan minyak (oil spill) pada operasi kilang minyak Pusdiklat
Migas berasal dari buangan air yang bercampur minyak saat penurasan (drain) tangki timbun.
Penurasan tangki timbun dilakukan setiap hari yang fungsinya untuk memisahkan air yang
bercampur dengan minyak. Selain itu limbah minyak akibat tumpahan minyak dapat terjadi pada
saat loading dan unloading di tangki timbun (storage tank), pembersihan tangki timbun (tank
cleaning), pada proses di separator dan pada pompa feed maupun pompa produk. Minyak yang
tumpah bisa berupa minyak mentah (crude oil) maupun produk.. Sehingga berdasarkan neraca
massa arus minyak kilang Pusdiklat Migas, minyak yang hilang (losses) karena menguap,
tumpah maupun tercecer selama proses produksi rata-rata 0,4% atau 108,38 barrel per bulan atau
17.232,42 liter per bulan.
Berdasarkan PP no 18 tahun 1999 jo. PP no. 85 tahun 1999 tentang pengelolaan limbah
B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun), tumpahan minyak di area kilang termasuk dalam katagori
limbah B3 kode D 221, karena sifat dan konsentrasinya dapat membahayakan kesehatan manusia
dan lingkungan hidup. Sedangkan karakteristik yang termasuk limbah B3 adalah mudah
meledak, mudah terbakar, bersifat reaktif, beracun, menyebabkan infeksi, koroif dan bersifat
karsinogenik (menyebabkan kanker).
Setelah dilakukan penelitian didapat kesimpulan bahwa kualitas tanah semakin jauh jarak
sampel tanah dari outlet limbah maka kualitas tanah semakin baik yang ditunjukkan dengan
kadar minyak yang semakin kecil.
8

B. Kasus Tambang Minyak Bumi dan Gas Alam Bojonegoro
Tambang Minyak Bumi dan Gas Alam di Kabupaten Bojonegoro yang terdapat di
wilayah kecamatan Kadewan adalah 74 unit sumur meliputi desa wonocolo 44 sumur dengan
kapasitas produksi 25.771 liter/hari, desa Hargomulyo 18 sumur dengan kapasitas produksi
12.771 liter/hari dan desa Beji 12 sumur dengan kapasitas produksi 8.249 liter/hari. Pada setiap
kegiatan penambangan di sumur bor (cutting) tersebut, terdapat tumpahan minyak pada lahan
sekitar akibat proses pengangkutan minyak, baik melalui pipa, alat angkut, maupun ceceran
akibat proses pemindahan (Nugroho, 2006).
Pada tanah yang tercemar minyak bumi di daerah pertambangan Bojonegoro
mengandung unsure makro yaitu karbon (C) 8,53% (sedang), Nitrogen (N) 0,20% (rendah),
Fosfor (P) 0,01% (sangat rendah), Kalium (K) 0,22 % (sedang) dan kadar TPH yaitu 41.200
mg/kg (Oktavia, 2008). Dari hasil analisis ini, tanah tidak baik untuk pertanian karena hara N
tergolong rendah dan senyawa hidrokarbon tergolong tinggi (Hardjowigeno, 2003).
C. Kasus pencemaran minyak di Perisaru
Di daerah Perisaru, Lanca kota Braila adalah kota yang terdaftar sebagai kota dengan
polusi hidrokarbon terbesar. Dari data yang didapatkan di daerah ini, tanah telah tercemar oleh
kandungan hidrokarbon, yaitu kandungan dalam minyak bumi . pada kedalaman 0-20 cm
terdapat sekitar 92.000 mg/kg kandungan hidrokarbon. Kemudian pada kedalaman 20-40 sebesar
82400 mg/kg. pada kedalaman 55-75 cm dan 75-95 cm berturut-turut adalah 41700 mm/kg dan
41000 mg/kg. melihat data ini disimpulkan bahwa TPH(Total Petroleum Hidrokarbon) yang ada
pada tanah tidak sesuai dengan TPH yang telah ditentukan.

9

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan
merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair
atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air
permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraaan pengangkut
minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri
yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).
Penanggulangan pencemaran tanah akibsat tumpahan minyak industri dapat melalui
beberapa cara, seperti:
1. Bioremediasi yaitu penanggulangan tumpahan minyak dengan memanfaatkan
mikroba, tanaman enzim atau enzim mikroba
2. Fitoremidiasi yaitu penanggulangan tumpahan minyak dengan menggunaan
tanaman/tumbuhan untuk menyerap, mendegradasi, menghilangkan, menstabilkan
atau menghancurkan bahan pencemar khususnya logam berat maupun senyawa
organik lainnya
3.2 SARAN
10

Sebaiknya pemerintah dan masyarakat, tidak boleh membuang sampah sampah
sembarangan demi menjaga kelestarian alam kita.

DAFTAR PUSTAKA
Anonym.2017.”pengertian pencemaran tanah”. http://kakakpintar.com/pengertian-pencemarantanah-penyebab-dampak-dan-cara-mengatasi/. Diakses pada 11 April 2018,08.48 AM.
Wijaya.2012.”makalah pencemar tanah”. http://thinkwijaya.blogspot.co.id/2012/05/makalahpencemaran-tanah.html. diakses pada 11 april 2018,08.50 AM.
Fatma,desy.2016.”5

dampak

pencemaran

tanah”.

https://ilmugeografi.com/ilmu-

bumi/tanah/dampak-pencemaran-tanah”. Diakses pada 11 April 2018,08,52 AM.
Setiawan.2017.”cara pencegahan dan penanggulangan tanah”. http://ilmulingkungan.com/carapencegahan-dan-penanggulangan-pencemaran-tanah/. Diakses pada 11 April 2018,08.53
AM.
Anonym.2011.”pencegahan

pencemaran

tanah”.

https://kitaapeduli.wordpress.com/2011/10/09/pencegahan-pencemaran-tanah/. Diakses
pada 11 April 2018,08,55 AM.
Sari,yulia.2015.”pencemaran tanah”. https://dosenbiologi.com/lingkungan/pencemaran-tanah”.
Diakses pada 11 April 2018,08.56 AM.

11

MAKALAH HUKUM LINGKUNGAN
“PENCEMARAN TANAH”

DISUSUN OLEH :
ANDI FIKRI

D 101 16 755

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS TADULAKO
2017/2018

1