Hakikat Alam Semesta Dan Tata

MAKALAH
HAKIKAT ALAM SEMESTA
Makalah untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Filsafat Pendidikan Islam
Dosen Pengampu: Muh. Ainun Najib, M.Fil.I

Disusun oleh :
Muhammad Eko Budi Rismanto (1724143170)
Kelas TMT 3E

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
TAHUN AJARAN 2014/2015

1

2

DAFTAR ISI
Halaman Judul.........................................................................................................................
i
Daftar Isi..................................................................................................................................

ii
Bab I.Pendahuluan...................................................................................................................
1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................
1
1.3 Tujuan.........................................................................................................................
2
Bab II Pembahasan..................................................................................................................
3
1.1 Pencipta Alam Semesta..............................................................................................
3
1.2 Sifat Alam Semesta....................................................................................................
4
1.3 Tujuan Penciptaan Alam Semesta..............................................................................
5
1.4 Implikasinya terhadap pendidikan Islam...................................................................
7
Bab III Penutup.......................................................................................................................

9

2

3

3.1 Kesimpulan................................................................................................................
9
DaftarPustaka..........................................................................................................................
10

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut sejarah filsafat, filsafat yang pertama lahir adalah filsafat
tentang alam. Filasafat ini dicetuskan oleh orang-orang Yunani perantauan
yang mengembara ke negeri lain, karena tanah Yunani yang terdiri dari
daerah pegunungan yang tidak subur sehingga mereka meninggalkan
Yunani dan merantau ke pulau-pulau sekitar laut Egia dan daratan Asia
kecil. Dari sebuah kota kecil bernama Miletos di Asia kecil lahirlah filsafat

alam pertama yang dicetuskan oleh Thales. Orang inilah yang digelari
sebagai bapak Filsafat. Gelar itu diberikan kepadanya karena ia
mengajukan pertannyaan yang aneh, yaitu: Apakah sebenarnya bahan
alam semesta itu? Ia pun menjawab: air1. Sehingga pada saat ini Filsafat
tersebutdapat terus berkembang hingga ke daerah lain dan memunculkan
para filsuf dari Yunani diantaranya Plato dan Aristoteles, keduanya
merupakan cikal bakal bagi berbagai aliran filsafat.
Sejalan dengan hal itu, Islam pun mengajarkan bahwa manusia
diperintahkan terlebih dahulu untuk mengetahui alam dan seisinya,
sebelum mengetahui dan memikirkan penciptanya. Hal sesuai dengan
sabda Nabi Muhammad SAW : “Berpikirlah tentang hal-hal yang
menyangkut kehidupan makhluk Allah, dan jangan berpikir tentang Dzat
Allah”2. Filsafat alam merupakan salah satu dari trilogi metafisika,
disamping filsafat Tuhan dan filsafat manusia. Berikut ini akan
dikemukakan berbagai pandangan filsafat islam mengenai hakikat alam .
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana penciptaan alam semesta itu ?
2. Bagaimana cara kita memahami sifat alam semesta ?
3. Apa tujuan penciptaan alam semesta ?
4. Bagaimana cara kita dalam memahami implikasi alam semesta

terhadap pendidikan islam ?
1.3 Tujuan
1. Kita dapat mengetahui dan memahami penciptaan alam semesta
1 Tafsir,Ahmad,Filsafat Umum,(Bandung:PT Remaja Rosdakarya,2003),hlm.1
2M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, Cet I, (Jakarta :Bina Aksara,1987),hlm.54.

2

2. Kita dapat mengetahui cara bagaimana memahami sifat alam semesta
3. Kita dapat mengetahui tujuan penciptaan alam semesta
4. Kita dapat memahami implikasi alam semesta terhadap pendidikan
islam

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Penciptaan Alam Semesta
Kata alam berasal dari bahasa Arab 'a-l-m, satu akar kata dengan 'ilm
(pengetahuan) dan alamat (pertanda). Disebut demikian karena jagadraya ini
adalah pertanda adanya Sang Maha Pencipta, yaitu Tuhan Yang Maha Esa.
Bahwa alam semesta adalah sebuah pertanda yang menunjukkan kepada

sesuatu yang berada di atasnya dan tanpa sesuatu itu alam semesta beserta
sebab-sebab alamiahnya tidak pernah ada.3
Sedangkan secara terminologi berarti segala sesuatu yang berwujud
selain Allah, yang dengan ini Allah dapat dikenali , baik dari segi nama
maupun sifatNya. Segala sesuatu selain Allah itulah alam secara sederhana
menurut para teologi islam. Adapun secara filosofis, alam adalah kumpulan
jauhar (substansi) yang tersusun dari materi (maddah) dan bentuk (surah) yang
ada di langit dan bumi.4 Alam dalam pengertian ini merupakan alam semesta
atau jagat raya.
Menurut Abu al- ‘Ainain alam dibedakan dalam dua jenis yaitu alam
al-syahadah (alam fisik) yang dapat dikenali dan dijangkau melalui panca
indera seperti manusia, hewan, dan tumbuhan, langit. dan alam al-ghaib (alam
nonfisik) yang dapat dikenali dan dipahami dengan keterbukaan ruhani/hati
atau melalui wahyu Illahi seperti alam malaikat, jin, dan ruh. 5 Bahwa alam ini
tercipta tidak dengan sendirinya, tetapi adalah diciptakan, dalam proses sesuai
dengan sunnah Sang Pencipta, dapat dipahami hanya oleh manusia-manusia
yang menggunakan akal budinya.
Alam semesta dalam tinjauan filsafat Islam diciptakan melalui
kehendak bebas Tuhan. Alam semesta diciptakan secara sengaja dan terencana
bukan secara kebetulan. Alam semesta tidak bersifat abadi, tetapi tercipta

3Taufiq,Muhammad, Perspektif Filsafat Pendidikan Islam,( Mataram: Hermeneia,2007)
4Suharto,Toto,Filsafat Pendidikan Islam,(Jogjakarta:ar-Ruzz Media,2011),hlm.92.
5Suharto,Toto,Filsafat Pendidikan Islam,(Jogjakarta:ar-Ruzz Media,2011),hlm.93.

4

dalam waktu dengan sebuah titik awal. Alam diciptakan dari tiada, para fisik
awan pun akhirnya mengakui bahwa semula alam tiada tetapi sekitar l5 milyar
tahun yang lalu tercipta dari ketiadaan. Bila kita ingin bandingkan dengan alQur'an maka akan terasa sejaIan dengan isyarat surat al-Anbiya'. Mengenai
pemisahan yang sekaligus dapat dipahami sebagai perluasan/ekspansi alam
semesta, yang menaburkan materi paling tidak sebanyak 100 milyar galaksi
yang masing-masing berisi rata-rata 100milyar bintang, al-Qur'an surat alDzariyat(5l): 47 pada dasarnya telah lama mengisyaratkannya. Betapa besar
kekuatan yang terlibat daIam proses pembangunan alam dengan sekian banyak
materi.6
Adapun tentang permulaan alam semesta yang dalam waktu ini
didukung oleh penemuan dan teori astrofisika modern adalah bahwa sejak
awal kejadianya pada peristiwa Big Bang. Alam semesta berkembang secara
evolutif. ini dimulai dengan kabut hidrogen yang berputar melanda, dan
melalui ruang. Alam semesta penuh dengan asap yang merupakan 90 persen
dari semua materi kosmos. Dengan gerak acak awan seperti itu, atom-atom

bergabung membentuk kantong-kantong gas yang padat.dari peristiwa ini
muncul bintang-bintang.demikianlah secara perlahan setelah melalui kira-kira
dua puluh miliar tahun, akhirnya terbentuklah galaksi-galaksi yang terus
berkembang, juga bintang-bintang, matahari, serta planet-planet yang
mengitari matahari, termasuk bumi yang dihuni manusia.
Cerita tentang penciptaan alam ini cukup luas di dalam al-Qur'an
antara lain ayat 7 dari surat Hud yang mengisyaratkan alam ini diciptakan
dalam 6 hari. Namun demikian menurut Abu al-'Ainain, bagaimana
penyempurnaan penciptaan dan kapan dimulai penciptaan itu bukan
merupakan urusan aqidah, tetapi urusan akal pikir manusia, sepanjang tidak
bertentangan dengan al Qur'an.7
2.2 Sifat Alam Semesta
1. Alam semesta bersifat haq, Alam ini merupakan kenyataan yang
sebenarnya, bukan sesuatu yang maya yang hampa. Karenanya dapat

6Taufiq,Muhammad, Perspektif Filsafat Pendidikan Islam,( Mataram: Hermeneia,2007)
7Taufiq,Muhammad, Perspektif Filsafat Pendidikan Islam,( Mataram: Hermeneia,2007)

5


dimanfaatkan oleh manusia sebagai fasilitas dan perangkat untuk
memenuhi kebutuhannya sebagai ciptaan yang terbaik.
2. Alam semesta bersifat hudust (baru), karena hanyalah Allah yang bersifat
kekal dan abadi, alam hanyalah sebagian dari ciptaanya yang luar biasa
sebagai pertanda adanya kekuatan yang lebih dasyat yaitu Allah SWT
sebagai penciptanya.
3. Alam semesta bersifat sementara, bahwa alam ini merupakan salah satu
makhluk Allah yang memiliki titik awal dan akhir. Allah memberi
kesempatan kepada manusia untuk menjalankan fungsinya sebagaai
khalifah di bumi sebagai ladang akhiratnya kelak.
2.3 Tujuan Penciptaan Alam Semesta
Menurut Nurchalis Majid sebelum membahas mengenai tujuan penciptaan
alam semesta yang harus dipahami terlebih dahulu adalah eksisitensinya yang
“haq” yakni benar dan nyata. Dengan mengutip ayat al Qur'an dia menyatakan
bahwa alam semesta ini diciptakan oleh Allah "dengan haq" (bi al haq), tidak
diciptakan Tuhan secara main-main (la'ab), dan tidak pula secara palsu (albathil). Karena bereksistensi benar dan nyata, maka ia bisa memberikan
kemungkinan kabahagiaan serta kesengsaraan yang sama bagi manusia.
Karena itu manusia dibenarkan untuk berharap memperoleh kebahagiaan
dalam hidup sementara di dunia ini, selain kebahagiaan di akhirat kelak yang
lebih besar, kekal dan abadi.

Karena kehidupan dapat digunakan untuk berharap dan mencari
kebahagiaan di dunia dan akhirat, maka tentunya dan seharusnya manusia
tidak menyia-nyiakannya. Bahwa semua yang diciptakan oleh Allah adalah
untuk kemanfaatan dan keaslahatan bagi manusia itu sendiri.
Kita dapat mengetahui perbedaan terpenting antara Allah dan ciptaannya
adalah bahwa Allah itu tak terhingga dan mutlak sedangkan ciptaannya adalah
terhingga. Jika Allah menciptakan sesuatu, maka Allah akan memberikan
kekuatan atau hukum tingkah laku, yang oleh al-Qur’an disebut petunjuk,
perintah, atau ukuran. Dengan hukum ini segala ciptaan Allah dapat selaras

6

dengan ciptaan-ciptaan lainya yang ada di alam semesta ini. Jika suatu ciptaan
Allah melanggar hukumnya dan melampaui ukuranya, alam semesta menjadi
kacau. Inilah maksud dari al-Qur’an bahwa alam semesta yang sempurna ini
selain sebagai bukti bagi adanya Allah, juga merupakan bukti sebagai keesaanNya.8
Al-Qur’an surat Fushshilat (41): 53 mengungkapkan : “...akan kami
tunjukkan tanda—anda Kami di jagat raya, dan didalam diri (manusia)
sendiri...” ayat ini jelas menyatakan bahwa alam semesta merupakan tandatanda Tuhan. Alam sebagai sebuah tanda tentunya akan memberi petunjuk
kepada yang di tandai, yaitu Tuhan. Dari sini banyak filsuf mengatakan bahwa

alam merupakan pantulan atau cerminan sifat-sifat Tuhan.
Alam semesta diciptakan adalah bukan untuk dirusak, dicemari, dan
dihancurkan, akan tetapi untuk difungsikan semaksimal mungkin dalam
kehidupan sehari-hari. Dan alam diciptakan juga buka untuk disembah,
dihormati, dan dimintai pertolongan, melainkan untuk dikelola, dibudi
dayakan, dan dimanfaatkan dalam kehidupan.
Dari kedudukan alam semesta menurut al-Ghulsyani merupakan motivasi
para ilmuwan muslim untuk mempelajarinya. Hal ini karena mereka
beranggapan bahwa mengkaji alam semesta dan fenomenanya merupakan
salah satu cara mempelajari tanda-tanda Allah di dalam alam semesta, dapat
membuat mereka mampu menyingkap hubungan seluruh bagian alam semesta
dan kesatuan yang tersembunyi dibalik dunia yang penuh keragaman ini.
2.4 Implikasinya terhadap pendidikan Islam
Setelah dikemukakan tentang hakikat alam dan kedudukanya secara
filosofis. Pada bagian ini akan dipaparkan pendapat al-Syaibany mengenai
pandangan filsafat pendidikan Islam tentang implikasi alam semesta dalam
pendidikan.9
1. Pendidikan Islam sebagai proses pembentukan pengalaman dan
perubahan tingkah laku akan berhasil jika ada interaksi antara peserta
didik dengan lingkungan alam sekitar, tempat mereka hidup.

8 Suharto,Toto,Filsafat Pendidikan Islam,(Jogjakarta:ar-Ruzz Media,2011),hlm.93.
9Omar Mohammad al-Toumy al-Syaibany,Falsafah Pendidikan Islam,hlm. 57-99.

7

2. Pendidikan Islam harus mampu memperhatikan alam semesta yang
terdiri dari alam fisik dan non-fisik secara seimbang, karena kehidupan
manusia yang sempurna tidak akan terwujud hanya oleh salah satunya.
3. Proses pendidikan harus mampu menyampaikan bahwa alam semesta
itu mengalami perubahan dan perkembangan sebagai hukum Tuhan.
4. Pendidikan Islam harus dapat menunjukan keajaiban alam semesta
sebagai bukti bahwa manusia tidak berdaya dihadapan Tuhan.
5. Filsafat pendidikan Islam meskipun percaya bahwa di dalam alam
semesta terjadi hubungan sebab-akibat, tetapi tedapat pengecualian
yang dalam aqidah Islam disebutkan bahwa Tuhan adalah sebab hakiki
yang tidak memiliki sebab.
6. Pendidikan Islam harus mampu mengarahkan bagaimana pengelolaan
akan kegunaan dan manfaat alam sehingga manusia mengalami
kemajuan.
7. Alam dan seluruh isinya bersifat baru hal ini sebagai pegangan bahwa
hanya Allah lah yang bersifat kekal dan abadi, sehingga pendidikan
Islam harus memberikan pemahaman bahwa alam dan seluruh isinya
bersifat baru.
Dengan prinsip tersebut, menurut al-Syaibany filsafat pendidikan
Islam dapat menentukan pemikiran implementasinya diantara filsafatfilsafat pendidikan lainya. Filsafat pendidikan Islam sebagai ilmu harus
mampu menentukan sikapnya terhadap permasalahan seputar alam. Sikap
ini akan melahirkan prinsip yang dapat dijadikan landasan filosofis bagi
penentuan tujuan pendidikan , kurikulum, metode, dan komponen lainya,
filsafat pendidikan Islam hendaknya dapat membina

dan membangun

pemikiran filsafat nya sesuai pandangan dan ajaran yang diambil dari
sumber Islam.

8

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Alam semesta merupakan suatu tanda atas keberadaan Dzat yang Maha
agung yang wajib diimani. Manusia adalah bagian dari alam dan karenanya
secara alamiah juga sejajar dengan alam yang penuh keseimbangan. Dalam
kesejajaran secara alamiah itu, dengan qudrat-Nya pula, manusia diberi
kelebihan secara fitri dan bimbingan religius agar dapat menjalani tugasnya
sebagai 'abddan khalifah Allah.
Dari beberapa prinsip filsafat pendidikan Islam tentang alam disebutkan
bahwa alam semesta merupakan penentu keberhasilan pendidikan, adanya
interaksi antara peserta didik dengan lingkungan alam sekitar tempat mereka
hidup merupakan prinsip filsafat pendidikan aslam yang perlu diperhatikan.
Prinsip ini menekankan bahwa proses pendidikan manisia dan peningkatan
mutu akhlaknya bukanhanya terjadi dalam lingkungan sosial tetapi juga dalam
lingkungan alam yang bersifat material. Jadi alam semesta merupakan tempat
dan wahana yang memungkinkan proses pendidikan berhasil.

Daftar Pustaka
Suharto, Toto.2011.Filsafat Pendidikan Islam.(Jogjakarta:Ar-Ruzz Media).
Omar Mohammad Al-Toumy Al-Syaibany.1979.Falsafah Pendidikan Islam.
(Jakarta: Bulan Bintang)
Taufiq,Muhammad.2007.Perspektif Pendidikan Islam.(Mataram:Hermeneia)
Tafsir,Ahmad,Filsafat Umum.(Bandung:PT Remaja Rosdakarya,2003)
Arifin,M,Filsafat Pendidikan Islam.(Jakarta:Bima Aksara,1987)