Observasi Manajemen Museum di Kebun Bina

Nama : Meydina Fauzia Ananda
NIM

: 1304685

Prodi : Perpustakaan dan Informasi
Laporan Observasi Manajemen Museum

Observasi Manajemen Museum di Kebun Binatang Bandung

Pada kesempatan ini, saya dan kelompok melakukan observasi pada Rabu, 2 Desember
2015 pukul 13.00 WIB. Kami juga mewawancarai Bapak Sudaryo, yang sudah menjadi pegawai
di bidang pendidikan dan humas selama 2 tahun. Beliau adalah seorang pensiunan wartawan
Pikiran Rakyat.
Kebun Binatang Bandung merupakan satu-satunya kebun binatang yang ada di kota
Bandung. Pada tanggal 27 Februari atas usaha R. Ema Bratakoesoema didirikan Yayasan
Margasatwa Tamansari Bandung / Bandung Zoological Garden. Sejarahnya berawal dari 12
April 1933, kebun binatang ini diresmikan oleh gubernur Belanda, Hoogland dengan nama
Bandoengsche Zoologisch Park. Hoogland dan R. Ema Bratakoesoema adalah pecinta satwa.
Lalu tahun 1942, Belanda ditahan sebagai tawanan perang oleh Jepang, sehingga untuk
sementara Bandoengsche Zoologisch Park diurus oleh pribumi terutama R. Ema Bratakoesoema.

Pada tahun 1957, W.H. Hoogland dan kawan-kawannya dari Belanda pulang ke negeri mereka,
selanjutnya R. Ema Bratakoesoema memimpin Yayasan Margasatwa Tamansari dan sekaligus
kebun binatangnya.
Tahun 2003 Kebun Binatang Bandung mendapat kepercayaan dari pemerintah untuk
menjadi lembaga konservasi. Sebagai lembaga konservasi, kebun binatang ini memiliki tugas
sebagai berikut: 1) memelihara satwa yang hampir punah, melindungi dan memelihara pohonpohon; 2) sebagai tempat penelitian; 3) fungsi pendidikan; 4) fungsi hiburan.
Tidak hanya ruang terbuka hijau dan beraneka ragam satwa, Kebun Binatang Bandung
juga memiliki museum satwa, yaitu tempat yang berisi satwa mati yang diawetkan karena satwa
tersebut sudah punah, langka, dan lain sebagainya. Namun, sayangnya museum ini sudah sekitar
5 tahun tidak dibuka karena bangunannya rusak disebabkan oleh banjir dan tidak terpelihara
dengan baik. Tetapi, rencananya tahun 2016 museum ini akan direnovasi kembali. Lokasi
museum tersebut berada di dalam kebun binatang dekat taman bermain anak. Terdapat ahli yang

mengerjakan pengawetan di Museum Satwa tersebut. Dan cara mengawertkan satwa yang mati
yaitu dengan mengganti isi tubuh satwa dengan material lainnya. Tetapi, kulit, gigi, dan matanya
dibiarkan tetap asli.
Ciri khas bangunan Kebun Binatang Bandung ini yaitu tetap mempertahankan bangunan
awalnya, tidak banyak mengganti dengan barang-barang baru baik itu interior maupun
eksteriornya. Seperti contohnya pintu kantor manajemen kebun binatang tidak diganti sejak
tahun 1933, gedung kantor itu sendiri boleh dibangun tetapi tidak boleh merubah gaya

sebelumnya. Namun gerbang kebun binatang sudah diganti. Kebun Binatang Bandung juga
banyak memberikan oksigen untuk Bandung karena di atas tanah seluas 14 hektar ini sebagian
besarnya merupakan ruang terbuka hijau. Selain itu Kebun Binatang Bandung juga banyak
menampung air hujan karena memiliki 12 sumur resapan, yang juga berguna pada musim
kemarau pohon-pohon menyerap air dari sumur tersebut. Saya merasakan udara yang sejuk saat
berkunjung ke kebun binatang ini, karena banyak sekali pohon-pohon besar yang usianya
diperkirakan sudah ratusan tahun namun masih berdiri kokoh.
Undang-Undang No. 5 tahun 1990 tentang konservasi merupakan landasan dari
pembangunan Kebun Binatang Bandung. Pembangunannya mempertimbangkan agar satwa tidak
stress, tidak merusak diri, kandang satwa juga disesuaikan dengan perilaku satwa tersebut,
beberapa kandang menyediakan air untuk mandi satwa. Sejumlah kandang sekitar 40% yang ada
di kebun binatang Bandung masih asli. Walaupun saat melihat kandang burung, kandangnya
tidak terlalu besar. Namun, kandang buaya dibuat seperti habitat asli buaya-buaya tersebut.
Terdapat 200 jenis spesies dengan jumlah keseluruhannya kurang lebih 900 ekor,
diantaranya ada 30 ekor buaya, 9 ekor harmau, 4 ekor singa, 3 ekor macan, dan lain-lain.
Pengadaan hewan di Kebun Binatang Bandung 90% lokal, diambil dari Indonesia. Tetapi ada
juga satwa dari luar Indonesia yaitu Monyet Jepang. Dulu kebun binatang Bandung pernah
memiliki jerapah Afrika, tetapi sekarang sudah tidak ada karena jerapah itu mati. Pengadaan
lainnya yaitu tukar-menukar dengan kebun binatang lain. Sebelum melakukan kerjasama tukarmenukar satwa, kebun binatang harus meminta izin terlebih dahulu ke menteri kehutanan.
Misalnya Kebun Binatang Bandung memiliki tapir jantan sedangkan Taman Safari memiliki

tapir betina, maka tapir jantan akan dikirim ke Taman Safari untuk dikembangbiakan, misalnya
tapir itu memiliki 2 anak, maka akan dibagi dua, satu ekor untuk Taman Safari, dan satu ekor
lagi untuk Kebun Binatang Bandung. Selain tukar-menukar, pengadaan lain dilakukan dengan

menerima sumbangan dari masyarakat. Karena satwa dilindungi tidak boleh dipelihara, jadi
banyak masyarakat yang akhirnya menyerahkan satwa ke Kebun Binatang Bandung agar tidak
dirazia oleh pihak yang berwajib. Dalam pengadaan satwa di Kebun Binatang Bandung memiliki
sedikit kendala yaitu sedikit sulitnya mengadakan satwa, harga satwa dapat dikatakan murah
tetapi pengirimannya yang mahal dan sulit, selain itu mengadakan satwa dari luar negeri juga
harus mendapat izin dari kementerian luar negeri.
Pemeliharaan satwa di Kebun Binatang Bandung adalah dengan menyediakan keeper
untuk setiap jenis satwa. Keeper biasanya otodidak dan pecinta satwa, namun tetap diikutkan
pelatihan dengan Perhimpunan Kebun Binatang Se-Indonesia (PKBSI). Tiap pagi, kandang
satwa dibersihkan. Tidak sembarangan, masing-masing satwa memiliki SOP dalam
perawatannya. Misalnya orang utan setiap pagi diberi susu dan roti. Berbeda dengan buaya yang
hanya diberi makan satu kali setiap hari, yang penting kandang buata selalu dibersihkan. Selain
itu tiap tiga minggu sekali semua satwa diberi vaksin oleh dokter hewan khusus yang dimiliki
Kebun Binatang Bandung. Di kebun binatang ini juga terdapat dapur khusus untuk makanan
satwa. Semua biaya dari tiket masuk kebun binatang digunakan untuk membeli makanan satwa
dan gaji pegawai.

Fasilitas yang disediakan oleh Kebun Binatang Bandung untuk para pengunjung
diantaranya yaitu toilet umum, panggung terbuka yang biasanya digunakan untuk acara
rombongan misalnya lomba dan acara kesenian, restoran, mushola, tiga area parkir pengunjung.
Namun sayangnya, dari sekian fasilitas yang tersedia di kebun binatang ini, tidak menyediakan
fasilitas khusus untuk difabel. Kebun Binatang Bandung memiliki tiga gerbang masuk agar
meminimalisir antrian ketika pengunjung sedang banyak. Public area di Kebun Binatang
Bandung dikelola oleh yayasan, khususnya bidang humas, tata kelola satwa, dan tata ruang.
Tidak hanya public area yang telah disebutkan, Kebun Binatang Bandung juga mengadakan
ketuk tilu setiap minggunya, dan ada atraksi gajah tunggang dan unta tunggang. Namun,
sayangnya saat berkunjung ke kebun binatang pada weekday, banyak toko makanan yang tutup
dan hanya buka saat weekend. Dan toko makanan yang buka saat weekday adalah restoran yang
berada di gerbang utama 3. Menyebabkan jika datang dari gerbang utama 1 dan 2 pengunjung
harus berjalan cukup jauh untuk sampai ke restoran tersebut.
Kebun Binatang Bandung juga menyediakan 3 guide untuk rombongan. Jumlah yang
terbilang sedikit untuk kebun binatang yang notabene satu-satunya di Bandung. Maka saat

rombongan yang datang lebih dari 3 di waktu yang bersamaan, tidak jarang Bapak Sudaryo ikut
turun ke lapangan menjadi guide. Di setiap kandang satwa yang ada di kebun binatang ini juga
tersedia label informasi tentang satwa tersebut yang dibuat oleh pengelola kebun binatang.
Sayangnya, 50% dari label informasi yang ada rusak. Kebun Binatang Bandung tidak memiliki

program khusus untuk mempromosikan kebun binatang tersebut. Karena merupakan satusatunya kebun binatang di Bandung, pihak manajemen tidak melakukan promosi apapun.
Walaupun begitu, pengunjung kebun binatang ini masih tetap banyak terutama pada weekend.
Kebun Binatang Bandung belum mempersiapkan dan mensosialisasikan evakuasi
bencana. Namun beberapa pegawa pernah mengikuti sosialisasi evakuasi yang diselenggarakan
oleh BATAN. Jadi sedikit banyak sudah tahu cara evakuasi bencana gas bocor dan ledakan,
namun belum mengetahui dan belum merencanakan bagaimana evakuasi satwa jika sewaktuwaktu terjadi bencana.
Pelayanan yang diberikan oleh petugas disini cukup baik, semua pegawainya ramah saat
melayani dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang kita ajukan. Mereka dengan ramah
menunjukkan dimana kantor manajemen kebun binatang. Sangat menyenangkan berada di ruang
terbuka hijau sambil melihat-lihat beraneka ragam satwa yang jarang kita lihat atau bahkan baru
pertama kali dilihat. Kebun binatang menjadi salah satu alternatif rekreasi edukasi bersama
keluarga dan orang-orang terdekat.

DOKUMENTASI

sumber: Meydina

sumber: Meydina

Foto Kelompok


Foto Kelompok

sumber: Gatot

Kantor Manajemen Kebun Binatang Bandung

Sumber: Gatot

Pintu Kantor Manajemen Kebun Binatang Bandung yang
belum pernah diubah dari pertama kali dibangun.

sumber: Gatot

sumber: Meydina

Panggung Terbuka

Dapur untuk menyiapkan makanan satwa.


Sumber: Meydina

Public area, tempat menjual berbagai makanan.

Sumber: Meydina

Public area, taman bermain anak.

sumber: Meydina

Salah satu jenis satwa di Kebun Binatang Bandung

Sumber: Gatot

Bapak Sudaryo (Narasumber)

Sumber: Gatot

Sumber: Gatot


Museum Satwa di Kebun Binatang Bandung

Contoh Satwa yang diawetkan.

DAFTAR PUSTAKA

Mardiana,

Dian.

(2015).

Kebun

Binatang

Bandung.

http://tempatwisatadibandung.info/kebun-binatang-bandung/.
2015


[Online]

tersedia

di

Diakses pada 12 Desember