PROPOSAL USAHA RENCANA USAHA MAKANAN DON (1)

PROPOSAL USAHA
RENCANA USAHA MAKANAN DON’T TELL – DONUTS TELO

Oleh :
Dyeni Allin Bhentari
( 1211408293 )

FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
2017

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah karena atas Rahmat dan HidayahNya penulis proposal
perencanaan usaha Don’t Tell (Donat Telo) ini dapat selesai dengan baik dan tepat
waktu.
Tugas yang diberikan kepada saya juga sebagai bentuk keaktifan saya
dalam mengerjakan tugas dan dalam merespon mata kuliah Kewirausahaan. saya
berharap karya saya ini dapat bermanfaat bagi yang membaca dan sedikit
menambah pengetahuan bagi yang belum mengetahuinya.
Proposal Perencanaan Usaha ini dapat diselesaikan berkat dukungan dan

bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu saya mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu, dan mengarahkan penyusunan
makalah laporan ini dari awal hingga akhir sampai makalah ini dapat diselesaikan.
Terima kasih

Surabaya, September 2017

Penulis

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. JUDUL
DON’T TELL (Donat Telo) sebagai makanan masyarakat Surabaya yang
bernilai jual dan bergizi tinggi. Menciptakan produk olahan berbahan dasar
ubi jalar sehingga masyarakat mengetahui olahan lain dari ubi jalar.
B. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA
1. Kondisi Lingkungan

Indonesia merupakan negara agraris dengan berbagai macam sumber
daya alam yang melimpah dan potensial untuk dikembangkan. Ubi jalar
(telo) merupakan tanaman jenis umbi – umbian yang dapat tumbuh
dimana saja baik yang tumbuh secara tidak sengaja maupun yang
sengaja dibudidayakan. Jika ubi jalar (telo) tersebut dimaksimalkan
pengolahannya maka akan menambah nilai ekonomis dari produk ubi
tersebut.
Selain itu di Indonesia pada umumnya dan di Jawa Timur khusunya,
produk olahan dari ubi jalar (telo) ini menjadi salah satu cemilan atau
makanan khas yang bergizi tinggi dan cukup terjangkau untuk semua
kalangan di masyarakat. Didalam pertumbuhannya, tanaman ubi jalar
tidak menuntut syarat tumbuh yang khusus. Tanaman ini dapat tumbuh
diberbagai jenis tanah dengan berbagai kondisi lahan becek maupun
kering.
Ubi jalar (telo) tumbuh dengan baik dan cocok dibudidayakan pada
daerah tropis seperti Indonesia. Tanaman ubi jalar membutuhkan sinar
matahari penuh atau 10 – 12 jam sehari. Curah hujan yang dibutuhkan
adalah 700 – 1500 mm per tahun dengan suhu ideal 20 – 28 derajat
celcius. Ubi jalar (telo) baik dibudidayakan pada dataran rendah hingga
dataran dengan ketinggian 1000 mdpl.

Tanah yang cocok untuk budidaya ubi jalar adalah tanah lempung
berpasir, gembur dan kaya humus dan pH ideal 5,5 – 7.0. Pada dataran
tinggi dan berhawa sejuk ubi jalar masih bisa tumbuh dengan baik, hanya
saja usia panen lebih lama.
2. Sumber Bahan Baku
Dalam pendirian usaha ini, sumber bahan baku utama adalah ubi jalar
(telo). Ubi jalar (telo) mudah ditemukan karena tanamannya mudah
tumbuh dimana saja sehingga dalam pengembangan usaha ini kita tidak
akan mengalami kesulitan untuk mencari sumber bahan bakunya.

2

Berbagai jenis ubi jalar adalah Ubi Jalar Ardin, Ubi Jalar Cilembu, Ubi Jalar
Sari, Ubi Jalar Lokal Saree dan Sawentar.
Ubi Jalar Ardin memiliki bentuk umbi yang cenderung bulat,
permukaan kulit umumnya tidak rata, daging umbi lebih keras dan
warnanya merah dibagian tengah dan putih di bagian dekat kulit, rasa
tidak terlalu manis, memiliki kandungan vitamin A (retinol) paling tinggi di
antara ubi jalar yang lain dan tidak hilang dengan proses perebusan.
Selain itu serat yang terdapat pada ubi jalar merah maupun ungu

berfungsi sebagai prebiotik yaitu untuk merangsang pertumbuhan bakteri
yang baik bagi usus sehingga penyerapan zat gizi menjadi lebih baik dan
usus lebih bersih.
Ubi Jalar Cilembu memiliki bentuk umbi yang panjang, kulit dan daging
umbinya saat mentah berwarna krem kemerahan dan akan menjadi
kuning saat dimasak, dan akan muncul lelehan – lelehan lengket seperti
madu. Kulitnya berurat – urat panjang sehingga tidak mulus. Ubi cilembu
berbeda dengan ubi lainnya karena jika dipanaskan dengan oven, apalagi
jika ubi mentah duah disimpan lebih daru satu minggu, akan
mengeluarkan cairan sejenis cairan lengket seperti madu dan rasanya
manis. Rasa manis tersebut merupakan sumber tenaga bagi orang yang
memakannya, sangat cocok sebagai hidangan sahur ataupun buka puasa.
Ubi Jalar Sari memiliki umbi berbentuk bulat hingga elip dengan
permukaan halus, warna kulit merah cerah, warna daging kuning agak
merah muda (mengandung Beta Karoten), tangkai umbi pendek, susunan
umbi tertutup dan berat umbi 650 gr/tanaman.
Ubi Jalar Lokal Saree memiliki bentuk umbi cenderung lonjong,
permukaan kulitnya tidak rata, warna daging jingga / kuning dan lebih
lunak (basah) sehingga kandungan patinya juga lebih rendah yaitu sekitar
13 – 19%. Rasanya kurang manis tetapi kandungan vitamin A dan C

tinggi. Ubi Jalar Sawentar memiliki bentuk umbi elips panjang, warna
daging krem.
Berdasarkan wana umbi, ubi jalar dibedakan menjadi beberapa
golongan yaitu ubi jalar putih yakni ubi jalar yang memiliki daging umbi
berwarna putih; ubi jalar kuning yakni ubi jalar yang memiliki daging
berwarna kuning, kuning muda atau putih kekuningan; ubi jalar orange
yaitu jenis ubi jalar yang memiliki daging umbi berwarna jingga muda; ubi
jalar ungu yaitu ubi jalar yang memiliki daging berwarna ungu hingga
ungu muda. Berdasarkan bentuknya ada 9 tipe yaitu bulat (round), bulat
elips (round elliptic), elip (elliptic), oval dibawah (ovale), oval diatas
(obote), bulat panjang ukuran kecil (oblong), bulat panjang ukuran besar
(long oblong), elip ukruan panjang (long elliptic), dan panjang tak
beraturan (long irregulaer).

3

C. LATAR BELAKANG MASALAH
Tumbuhan ubi jalar (Telo) adalah jenis tanaman pangan yang
termasuk ke dalam suku Araceae (talas-talasan). Tumbuhan ubi jalar (telo)
berupa perawakan daunnya yang menjalar di atas tanah sepanjang 5cm yang

terdiri dari batang dan daun, sedang ubinya berada di dalam tanah.
Tumbuhan ini memiliki ubi yang beratnya bisa mencapai 1 kg atau lebih. Di
Indonesia sendiri, ubi jalar (telo) hampir bisa dijumpai di seluruh Indonesia
tak terkecuali di Jawa Timur.
Ide untuk memanfaatkan ubi jalar (telo) ini muncul ketika kita melihat
banyak orang yang kurang menyukai telo. Alasan lain yang mendukung
untuk memanfaatkan ubi jalar (telo) adalah karena penyajian ubi jalar
sebagai makanan belum variatif dan sebatas ala kadarnya sebagai makanan
yang kurang menarik. Sebagian masyarakat Surabaya mengolah ubi jalar
sebagai makanan hanya sebatas direbus dan dibuat keripik, belum banyak
yang mengetahui bahwa ubi jalar dapat diolah menjadi donat bergizi dan
memiliki nilai jual yang tinggi di pasaran.
Tanaman telo memiliki banyak kegunaan mulai dari daun sampai
umbinya. Untuk saat ini daun telo bisa dimanfaatkan sebagai sayuran dan
lalapan serta bisa digunakan sebagai pakan ternak.
Melalui produksi makanan cemilan berupa donat yang terbuat dari ubi
jalar (telo) ini akan menambah variasi jenis makanan camilan dari daerah
Surabaya.

D. PERUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah yang akan dibahas adalah :
1. Bagaimana mengolah ketela menjadi DON’T TELL (Donat Telo) yang
bernilai jual dan bergizi tinggi ?
2. Bagaimana memperkenalkan DON’T TELL (Donat Telo) yang belum begitu
popular kepada masyarakat Surabaya ?

E. TUJUAN dan POTENSI
Tujuan dan potensi dari program ini adalah sebagai berikut :
1. Menghasilkan donat telo yang bernilai jual dan bergizi tinggi
2. Mengoptimalkan manfaat dari ubi jalar yang selama ini belum begitu
bervariasi dalam penyajiannya
3. Meningkatkan daya kreativitas dan jiwa kewirausahaan mahasiswa
4

4.
5.
6.
7.
8.


Membuka peluang usaha baru di bidang kuliner
Meningkatkan pendapatan mahasiswa
Mengenalkan ubi jalar kepada masyarakat dengan bentuk olahan lain
Meningkatkan penghasilan petani ubi jalar
Memperkenalkan ubi jalar hingga dapat menjadi makanan yang go
international seperti tempe

F. KEUNIKAN BIDANG USAHA
Keunikan bidang usaha ini adalah mengolah ubi jalar menjadi makanan yang
bervariasi yang khususnya dalam bidang ini diolah menjadi donat. Keunikan
dari donat telo ini terletak dari bentuk, ukuran dan varian topingnya. Tidak
hanya bentuk bulat dengan lubang di tengahnya tetapi juga memiliki bentuk
bulat utuh, hati, lonjong (oval), dan banyak lainnya. Begitu juga dengan
toping tidak hanya menggunakan toping gula halus tetapi banyak varian
seperti coklat, keju, permen, abon, susu, dll.
G. LUARAN YANG DIHARAPKAN
Keluaran yag kami harapkan dari PKMK ini adalah sebagai berikut :
1. Menghasilkan cemilan baru yang berupa donat telo beraneka topping
yang sebelumnya kurang diketahui sehingga mampu menjadi alternative
cemilan baru dikalangan masyarakat Surabaya.

2. Produk makanan yang menginspirasi para produsen makanan untuk
menciptakan produk baru yang sebelumnya belum dikenal.
H. KEGUNAAN PROGRAM
Kegunaan program kreativitas mahasiswa dalam bidang kewirausahaan kami
adalah :
1. Menumbuh kembangkan daya kreativitas mahasiswa
2. Membuka peluang usaha baru
3. Menambah keberagaman jenis oleh – oleh masyarakat Surabaya
4. Meningkatkan produksi ubi jalar (telo) khusunya dalam sector pertanian Jawa
Timur
5. Melatih kerjasama kelompok agar bisa menjadi tim dalam mengelola sebuah
usaha

5

BAB II
RENCANA PEMASARAN

ANALISIS PASAR DAN PEMASARAN
Produk Yang Dihasilkan

Don’t Tell Donuts Telo memproduksi kue donat yang berbahan dasar telo
atau ubi jalar. Bentuk donat yang dihasilkan tidak hanya berbentuk bulat
bolong tengahnya saja, namun lebih bervariasi seperti bentuk lonjong, bulat
penuh (tidak lubang tengahnya), kotak dan love (hati). Selain itu topping
yang digunakan beranekaragam seperti keju, coklat, kacang, messes coklat
dan messes pelangi. Keunggulan dari produk yang dihasilkan Don’t Tell
Donuts Tello adalah olahannya berbahan dasar ubi jalar, berbeda dengan
olahan donat pada umumnya yang biasa menggunakan kentang atau hanya
berbahan dasar tepung terigu saja, pada donat ini bahan tambahan adalah
ubi jalar, karena ubi jalar yang dijual dalam bentuk segar harganya murah
apabila dijual dalam bentuk olahan harganya lebih tinggi dari biasanya yang
terbuat tepung terigu. Keunggulan lainnya adalah adanya nilai jual dan nilai
gizi dalam donat telo ini.
KEGIATAN PEMASARAN DAN PROMOSI YANG AKAN DILAKUKAN
1. Personal Selling
Penjualan produk Don’t Tell Donuts Telo, dipasarkan melalui mulut ke
mulut, kemudian berkembang ke media online seperti facebook,
instagram, path dll.
2. Brosur
Penjualan produk Don’t Tell Donuts Telo, selain dipasarkan melalui

personal selling, promosi yang dilakukan yaitu dengan membagikan
brosur. Pembagian brosur ini dilakukan pada saat event – event tertentu.

TARGET ATAU SEGMEN PASAR YANG DITUJU
Target pasar yang dituju yaitu seluruh segmen pasar mulai dari anak – anak
hingga orang dewasa, baik laki – laki maupun perempuan, juga semua
kalangan status sosial yang menyukai produk olahan ubi jalar serta
masyarakat Surabaya dan sekitarnya.

6

TREN PERKEMBANGAN PASAR
Dalam satu bulan diperkirakan akan menjual 1.000 buah donat dengan
berbagai variasi topping dan bentuk

STRATEGI PEMASARAN
1. Pengembangan Produk
Untuk pengembangan produk Don’t Tell Donuts Telo selalu melakukan
inovasi baru untuk dikembangkan di perusahaan. Misalnya menambah
variasi topping donat.
2. Pengembangan Wilayah Pemasaran
Wilayah pemasaran untuk saat ini masih disekitar Surabaya, namun Don’t
Tell Donuts Telo untuk kedepannya akan menambah wilayah pemasaran
lokal, regional, maupun nasional
3. Kegiatan Promosi
Kegiatan promosi yang dilakukan yaitu sering mengikuti bazaar makanan
yang diselenggarakan oleh kampus – kampus atau dari event – event
tertentu di Surabaya. Saat bazaar dan event Don’t Tell Donuts Telo juga
membagikan brosur – brosur mengenai produk. Selain itu brosur juga
tersedia di toko untuk pengunjung. Promosi melalui media internet juga
dilakukan.
4. Strategi Penetapan Harga
Penetapan harga dilakukan dengan mengacu kepada HPP ( harga pokok
produksi ) serta mempertimbangkan harga bahan baku dimana harga
relative labil atau sering berubah – ubah, sehingga perusahaan harus
menyesuaikan harga produk dengan hatga bahan baku.
ANALISIS PESAING
Pesaing
1. Dunkin Donut
2. J’CO
3. Ivy Donut

Keunggulan
Sudah memiliki brand dan
sudah terkenal. Outlet
sudah banyak
Sudah memiliki brand dan
sudah terkenal. Outlet
sudah banyak
Sudah terkenal. Outlet
sudah menyebar di
bebarapa mall
BAB III

Kelemahan
Terbuat dari tepung
terigu, tidak memiliki
keunikan
Terbuat dari tepung
terigu, tidak memiliki
keunikan
Terbuat dari kentang,
bentuk hanya bulat
dengan lubang ditengah

7

RENCANA PRODUKSI

ANALISIS PRODUKSI

STRATEGI DAN TAHAP – TAHAP RENCANA PENGEMBANGAN PRODUKSI
8

Strategi yang akan dilakukan Don’t Tell Donuts Telo untuk pengembangan
produksi yaitu dengan menambah fasilitas dan alat – alat produksi. Dengan
bertambahnya fasilitas dan alat – alat produksi diharapkan dapat
meningkatkan kapasitas produksi donat telo.

RENCANA PENGEMBANGAN USAHA
1. Strategi Pemasaran
Don’t Tell Donuts Telo berencana akan membuka outlet dekat kampus
Untag dan menambah variasi bentuk dan topping
2. Strategi Produksi
Don’t Tell Donuts Telo berencana akan menambah peralatan produksi,
dengan bertambahnya peralatan produksi maka diharapkan produksi juga
akan meningkat
3. Strategi Organisasi dan SDM
Don’t Tell Donut’s Telo membutuhkan karyawan baru untuk membantu
keberlangsungan produksi di Don’t Tell Donut’s Telo. Tenaga yang
dibutuhkan dibidang produksi dan bagian sales counter
4. Strategi Keuangan
Untuk pengembangan strategi keuangan, Don’t Tell Donut’s Telo
membutuhkan pinjaman modal dari bank untuk mengembangkan usaha
donat telo. Pinjaman tersebut akan digunakan sebagai modal investasi
dan modal kerja.

9

BAB IV
MANAJEMEN DAN ORGANISASI
METODE PELAKSANAAN PROGRAM
1. Proses Pembelajaran dan Pelatihan
Untuk melaksanakan program kewirausahaan ini, perlu dilakukan
pembekalan berupa pelatihan untuk membentuk team work yang solid
dan profesional dalam pengembangan usaha donat telo tersebut. Adapun
proses pelatihan tersebut berupa:
a. Social Skills
Substansi pembelajaran social skills berbentuk materi pelatihan
motivation training, komunikasi efektif , team building, organisasi dan
manajemen. Tujuan pembelajaran social skills yang diselenggarakan
adalah untuk membentuk dan memupuk kemampuan untuk
melakukan komunikasi yang efektif dalam bisnis, memahami peran
kerjasama dan organisasi dalam kelompok untuk membangun dan
mengelola usaha/bisnis. Materi ini disampaikan dengan metode
ceramah interaktif, diskusi dan tanya jawab, serta simulasi penerapan
untuk pemahaman materi team work kepada pelaku usaha / pelaksana
program.
b. Vocational Skills
Substansi pembelajaran vocational skills berbentuk pelatihan
keterampilan praktis yang akan dilaksanakan sebagai usaha kelompok
melalui simulasi (praktek) dengan materi mencakup dasar – dasar
membuat produk.
2. Promosi dan Penjualan
Adapun untuk pengenalan produk ini kepada masyarakat kami awali di
lingkungan kampus Universitas Tujuh Belas Agustus 1945 (UNTAG)
Surabaya yaitu dengan memberi sampel produk Donat Telo kepada
mahasiswa(i) sekitar kampus, selanjutnya kami akan menitipkan produk
ini di kantin dan juga koperasi mahasiswa sekitar kampus. Kami juga akan
menawarkan produk ini kepada konsumen – konsumen yang ditemui oleh
kami selaku pelaku usaha dimanapun berada atau di dekat tempat
produksi. Produk ini juga akan dipublikasikan dengan memasang iklan
produk di instagram, facebook, path, dan juga dari mulut ke mulut.

10

JADWAL KEGIATAN PROGRAM
Kegiatan ini dilaksanakan selama 4 ( empat ) bulan dan dimulai dengan
jadwal sebagai berikut :
No

Pelaksanaan
Kegiatan

Bulan ke I
1

1

Perencanaan

2

Survey Bahan
Baku

3

Pelatihan dan
Praktek

4

Publikasi dan
promosi

5

Produksi

6

Pemasaran

7

Evaluasi

8

Pembuatan
Laporan

Bulan ke
II

Bulan ke
III

Bulan
Ke IV

2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

11

BAB V
RENCANA KEUANGAN
Analisis Ekonomi
Secara sederhana, bisnis ini dapat dihitung dengan cara :
Biaya Investasi Peralatan
Alat

Jumlah

Harga per alat

Wajan

3 buah

Rp25.000

Rp75.000

Pisau

5 buah

Rp10.000

Rp50.000

Spatula (kayu)

3 buah

Rp10.000

Rp30.000

Panci

1 buah

Rp 40.000

Rp 40.000

Baskom

3 buah

Rp7.000

Rp21.000

1 buah

Rp250.000

Rp250.000

1 pak

Rp 20.000

Rp 20.000

1 buah

Rp 25.000

Rp 25.000

Rp 397.000

Rp 593.000

Kompor Gas
tabung gas
Sendok
Penumbuk
Jumlah

+

Total Harga

Hari kerja satu minggu 5 hari, yakni senin – jum’at, jadi estimasi penyusutan dalam
setahun adalah 240 hari dan total biaya penyusutan di hitung per 1 kali produksi
yakni sebesar Rp 17.847

Peralatan dapat digunakan minimal tiga tahun. Jika satu minggu produksi dilakukan tiga kali, maka
dalam tiga tahun sebanyak = 3 x 4 minggu x 36 bulan = 432 kali produksi. Sehingga biaya investasi
adalah Rp1.475.000 : 432 = Rp 3414,351 per satu kali produksi di bulatkan menjadi Rp 3500,-

Biaya bahan habis pakai per 1 kali produksi
12

Jenis

Jumlah

Harga
satuan

per Total
Harga

Ubi Jalar

3 kg

Rp 5.000

Rp 15.000

Kardus packaging

2pak

Rp22.500

Rp45.000

Topping keju

1 kg

Rp70.000

Rp70.000

Topping Meses

1 kg

Rp 35.000

Rp 35.000

Coklat Batang

2 buah

Rp 20.000

Rp 40.000

1kg

Rp 50.000

Rp50.000

Rp1.000

Rp1.000

Topping
kristal

kacang

Garam

1 bungkus

Gula

2 Kg

Rp 13.000

Rp 26.000

Tepung Terigu

3 Kg

Rp 8.000

Rp 24.000

2 Bungkus

Rp 4.000

Rp 8.000

2 Liter

Rp 5.000

Rp 10.000

Fermipan
Air
Mentega

1 Kg

Rp 25.000

Rp 25.000

Telur

½ Kg

Rp 10.000

Rp 10.000

Susu Cair

1 lt

Rp 12.500

Rp 12.500

Minyak Goreng

2 lt

Rp 23.000

Rp 46.000

Rp 254.000

Rp 330.000

Total

Dari bahan diatas penyusutan bahan dasar Ubi Jalar sebanyak 3 Kg akan
menjadikan hasil Donat Telo dari komposisi bahan tersebut sebesar 40 kotak (setiap
kotak berisi 4 Donat Telo).
Harga dasar penjualan Donat Telo ini adalah Rp 10.000 per kotak.
Jadi hasil penjualan 40 x Rp 10.000 = Rp 400.000,- .
Secara sederhana, modal kerja per produksi adalah (biaya investasi + biaya
operasional)
= Rp 17.847 + Rp 330.000 = Rp 347.847,Keuntungan dalam setiap produksi adalah Penjualan – modal kerja
= Rp 400.000 – Rp 347.847 = Rp. 52.153,-

13

14

BAB VI
PENUTUP
Memulai usaha tidak harus memiliki modal besar, modal sedikitpun bisa, tinggal
bagaimana kita sebagai pengusaha mampu memanajemen dana, sehingga dapat
membuka usaha. Maju atau mundurnya usaha itu hal yang biasa dalam
berwirausaha, namun jika ditekuni maka usaha akan tetap berdiri dan semakin
maju.
Pengolahan ubi jalar menjadi donat telo melalui beberapa proses yaitu peroses
pengukusan ubi, pengupasan, penumbukan, pembuatan donat, fermentasi pertama
pembentukan adonan bulat – bulat, fermentasi kedua pencetakan donat menjadi
beberapa bentuk, fermentasi ketiga penggorengan, pengolesan mentega, dan
pemasaran donat ubi menjadi satu jalur yaitu secara langsung.
Kegiatan pemasaran secara langsung berarti menjual produk langsung kepada
konsumen, tanpa melalui jasa perantara, melainkan pemasaran secara langsung
melalui media online dan dari mulut ke mulut. Usaha donat telo ini dapat dijadikan
usaha alternatif bagi masyarakat, khususnya didaerah yang banyak terdapat ubi
jalar. Pengaruh ekonomis yang ditimbulkan adalah pengolahan ubi jalar menjadi
donat memiliki keuntungan yang lebih tinggi daripada pengolahan yang pada
umumnya dilakukan.

15

DAFTAR PUSTAKA
http://minkurniati.blogspot.co.id/2014/10/proposal-usaha-donat.html
http://www.academia.edu/6767143/
Rencana_Bisnis_DENOFA_DONUTS_TELO_Proposal-Business-Plan_-2

16

LAMPIRAN

17