MAKALAH Kebutuhan Dasar pada Balita

MAKALAH
Kebutuhan Dasar pada Balita
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Asuhan Kebidanan pada Neonatus,
Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah
Dosen Pengampu : Marjani Khoirunnisa, S.S.T., M.Keb.
Disusun oleh Kelompok 3 :
II-A Kebidanan
1. Maria Nadifah P
2. Nira Salsyabilla
3. Novia Rezita
4. Putri Indri S
5. Nur Shofia Tartila
6. Peni Purnamasari
7. Risky Pratu Ningsih
8. Riza Enjelya S.
9. Rohaepif
10.Sania Nurul F

(10614021)
(10614022)
(10614023)

(
(10614025)
(10614026)

DIPLOMA III KEBIDANAN
POLTEKES TNI AU CIUMBULEUIT
BANDUNG
2015

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan
nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan
kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Mata
Kuliiah Asuhan Kebidanan pada Neonatus, Bayi, Balita dan
Anak Pra Sekolah mengenai Kebutuhan Dasar pada Balita.
Shalawat beserta salam kita limpahkan kepada Nabi besar kita
Muhammad SAW.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah
Kesehatan Reproduksi di program D-III Kebidanan Politeknik

TNI-AU

Ciumbuleuit

Bandung.

Selanjutnya

penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu
Marjani Khoirunnisa, S.S.T., M.Keb. selaku dosen
pembimbing Mata Kuliah Kesehatan Reproduksi dan temanteman serta kepada segenap pihak yang telah memberikan
bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa masih terdapatnya
kekurangan-kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Bandung, September 2015


Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

...................................................

i

...............................................................

ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1.............................................................................Latar
Belakang ...........................................................

1


1.2.............................................................................Rumusan
Masalah ............................................................

2

1.3.............................................................................Tujuan
............................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
1.1............................................................................. Kebutuhan
fisik pada balita ................................................

3

1.2............................................................................. Kebutuhan
emosi/ kasih sayang .........................................

6

1.3.............................................................................Standar

Kecukupan Gizi ...............................................

6

BAB III PENUTUP
3.1.............................................................................Simpulan
............................................................................17
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................

iii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Usia di bawah 5 tahun atau balita merupakan usia penting dalam
pertumbuhan dan perkembangan fisik anak. Pada usia ini, anak masih rawan
dengan berbagai gangguan kesehatan, baik jasmani maupun rohani. Secara
psikologis, rentan usia ini sangat menentukan karakter anak. Jika anak sering
diejek atau di cemooh, kemungkinan besar akan tumbuh menjadi anak yang tidak
mempunyai kepercayaan diri. Anak yang selalu dimanja akan tumbuh menjadi

anak yang selalu bergantung kepada orang lain. Demikian juga anak yang selalu
ditekan dengan ancaman, anak akan tumbuh dengan ketakutan bahkan sampai
depresi. Sebaliknya, anak yang di didik dengan pujian dan arahan yang benar,
akan tumbuh menjadi anak yang percaya diri karena sejak kecil ia merasa dihargai
oleh lingkungan terdekatnya, yaitu keluarga.
Demikian pula dengan cara orangtua member makan kepada a nak. Jika dengan
paksaan, anak semakin tidak menyukai makanan tersebut dan cendrung semakin
menolak. Selain itu, jika melarang makanan tertentu yang tidak baik seperti
permen tetapi tidak diikuti dengan member pemahaman jelas, juga akan
menimbulkan rasa untuk memberontak. Pemberontakan tersebut biasanya
diwujudkan dengan semakin menyukai makanan tersebut, dan sengan sembunyisembunyi makan dalam jumlah yang banyak karena takut ketahuan.
Salah satu faktor yang menentukan daya tahan tubuh seorang anak adalah keadaan
gizinya. Pertumbuhan anak pada masa balita sangat pesat, sehingga membutuhkan
zat gizi yang relatif lebih tinggi daripada orang dewasa. Disisi lain, alat
pencernaan diusia ini belum berkembang sempurna. Selain itu, anak balita sangat
rentan terhadap penyakit gigi sehingga menyulitkan makannya. Gigi susu telah
lengkap pada umur 2-2,5 tahun, tetapi belum dapat digunakan untuk mengerat dan

mengunyah makanan yang keras. Karena itu, pengaturan makanan dan
perencanaan menu harus hati-hati dan sesuai dengan kebutuhan kesehatannya.


1.2 Rumusan Masalah
1.

Bagaimana Kebutuhan Dasar yang diberikan pada Balita?

1.3 Tujuan
1. Untk mengetahui Kebutuhan Dasar yang diberikan pada Balita.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kebutuhan fisik pada balita
a. Kebutuhan fisik dan biomedis
Nutrisi yang adekuat dan seimbang atau gizi seimbang (4 sehat 5
sempurna) yang dibutuhkan bayi adalah ASI eksklusif, MP ASI, dan
makanan anak. Pemberian makan pada anak selain untuk mencukupi
kebutuhan fisiknya, juga untuk mendidik kebiasaan makan anak.
b. Nutrien yang penting.
 Zat pembangun terdiri atas protein hewani dan nabati. Protein
mengandung asam amino esensial, antara lain lisin, leusin,

isoleusin, metionin, fenilalanin, treonin, triptofan, valin, dan



histidin. Zat ini berfungsi untuk mengganti jaringan yang rusak.
Zat sumber tenaga atau energi.
Zat penunjang membran sel yang bersumber dari lemak (susu,
keju, kuning telur, dll). Lemak merupakan sumber energi utama
bagi bayi. Palatabilitas adalah kemampuan untuk merasakan atau
mencicipi kelezatan makanan yang biasanya terdapat pada asam



lemak esensial (essensial fatty acids)
Zat pelindung yang terdiri atas vitamin dan mineral. Vitamin yang




larut dalam lemak (A,D,E, dan K).

Air memiliki porsi besar dalam tubuh.
Nutrisi yang di butuhkan otak, seperti glukosa, vitamin, mineral,
dan zat gizi etensial.

Periode kritis
a. Jika bayi lahir dengan lingkar kepala 75% orang dewasa.
b. Perkembangan lingkar kepala di dua tahun pertama adalah sebagai




berikut.
6 bulan pertama: 1 cm/bulan
6 bulan kedua: 0,5 cm/bulan
12 bulan kedua: 2 cm/tahun

c. Usia 18 tahun.
 Lingkar kepala anak perempuan: 52-57,5 cm.
 Lingkar kepala anak laki-laki: 52-59 cm.
Kebutuhan dasar untuk tumbuh kembang optimal.

Tumbuh kembang optimal dipengaruhi oleh beberapa hal berikut.
a. Adanya kesulitan makan
 Nafsu makan dipengaruhi oleh:
1. Penyakit seperti sistemik, mulut, gigi, gusi, tenggorokan, usus,
2.




dll.
Perhatian pada mainan/bermain dan emosi.
Makanan yang meliputi bentuk, warna, bau, dan rasa.
Kudapan yang terlalu banyak.
Contoh dari orang tua, saudara, dan teman mengenai kebiasaan

makan yang kurang baik.
 Perilaku pengasuh yang memaksa.
b. Suplemen, yang bergantung pada kebutuhan anak, masukan tiap
anak, masalah tiap anak, dan tumbuh kembangnya.
c. Sandang (pakaian).

 Berikan pakaian yang sesuai usia anak.
 Perhatikan jenis bahan pakaiannya.
d. Perawatan kesehatan dasar yang meliputi imunisasi, pengobatan
dini secara tepat, serta mencegah kecacatan.
e. Perhatikan kelayakan dan kebersihan tempat tinggal anak yang
meliputi adekuatnya ventilasi dan pencahayaan.
f. Kebutuhan tempat tinggal minimal 7 m²/ orang.
g. Kesegaran jasmani yang meliputi olahraga dan rekreasi.
Imunisasi diberikan sejak lahir sampai usia 18 tahun. Imunisasi ini
berfungsi untuk mencegah penyakit berat seperti heptitis A, hepatitis
B, BCG, DPT, polio, campak, HIB, MMR, demam tifoid, cacar air, dan
influenza.
h. Kebersihan.
 Kebersihan badan dapat dicapai dengan mencuci tangan,
memotong kuku, mandi, mencuci rambut, dll.



Kebersihan makanan dalam sayur, buah, jajanan, air, peralatan




makan, dan peralatan minum.
Kebersihan rumah, sekolah, tempat bermain, dan transfortasi.
Kebersihan lingkungan dari asap rokok, asap mobil, debu, sampah,

dll.
i. Bermain/ aktivitas fisik.
Bermain atau melakukan aktivitas fisik berguna dalam
merangsang hormon pertumbuhan, nafsu makan, metabolisme
karbohidrat, protein, serta lemak. Selain itu juga dapat merangsang
pertumbuhan otot dan tulang, serta perkembangan anak.
j. Tidur atau istirahat.
 Tidur atau istirahat berguna dalam merangsang pertumbuhan


anak.
Kebutuhan istirahat berbeda untuk setiap usia. Sebagai contoh,

anak usia 5 tahun memiliki kebutuhan tidur sekitar 11 jam/hari.
k. Pelayanan kesehatan.
Melalui tempat pelayanan kesehatan, orang tua dapat
melakukan pencegahan penyakit melalui KIE dan imunisasi,
memantau tumbuh kembang anak, serta mendeteksi dini penyakit,
dan sesegera mungkin diberikan intervensi.
2.2 Kebutuhan emosi/kasih sayang
a) Terjadi sejak kehamilan berusia 6 bulan.
b) Kasih sayang orang tua dapat memberikan rasa aman.
c) Anak diberikan contoh, dibantu, didorong, dan dihargai, bukan
dipaksa.
d) Ciptakan suasana yang penuh dengan kegembiraan.
e) Pemberian kasih sayang dapat membentuk harga diri anak. Hal ini
bergantung pada pola asuh, terutama pola asuh demokratis dan
f)
g)
h)
i)
j)
k)

kecerdasan emosional.
Kemandirian.
Dorongan dari orang sekelilingnya.
Mendapatkan kesempatan dan pengalaman.
Menumbuhkan rasa memiliki.
Kepemimpinan dan kerja sama.
Pola pengasuhan keluarga yang terdiri atas:
 Demokratis (autoriatif);



Diktator (otoriter) yang sering menghukum atau menganiaya anak

(child abuse);
 Permisif (serba boleh); dan
 Tidak dipedulikan.
l) Pemberian kasih sayang juga dapat membentuk temperamen anak,
seperti penurut (easy), sulit diatur (difficult), dan pemalu (slow to
warm up).
2.3 Standar Kecukupan Gizi
Standart kecukupan gizi secara ukuran dapat dibagi kedalam dua
bagian yaitu:
 Ukuran makro, yaitu kecukupan kalori (energy) dan kecukupan
protein.
 Ukuran mikro, yaitu kecukupan vitamin dan mineral.
1. Kecukupan Kalori (energi)
Energy dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan
pekerjaan, tubuh memperoleh energi dari makanan yang dimakan, dan
energy dalam makanan ini terdapat sebagai energy kimia yang dapat
diubah menjadi energy bentuk lain. Bentuk energy yang berkaitan dengan
proses-proses biologi adalah energy kimia, energy mekanis, energy panas
dan energy listrik. Energy dalam tubuh digunakan untuk:




Melakukan pekerjaan eksternal;
Melakukan pekerjaan internal dan untuk mereka yang masih tumbuh.
Keperluan pertumbuhan, yaitu untuk senyawa-senyawa baru.
Macam-macam makanan tidak sama banyaknya dalam menghasilkan

energy, padahal manusia harus mendapatkan sejumlah makanan tertentu
setiap

harinya

yang

menghasilkan

energy,

terutama

untuk

mempertahankan proses kerja tubuh dan menjalankan kegiatan-kegiatan
fisik. Untuk mengukur atau menentukan banyaknya energy yang
dihasilkan makanan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1. Langsung

Penentuan atau pengukuran banyaknya energy yang dihasilkan oleh
makanan dengan menggunakan alat yang disebut bomb calorimeter.
Dengan menggunakan alat tersebut akan dapat ditentukan atau diukur
sejumlah kalori (untuk energy) yang dihasilkan zat makanan. Satu kalori
adalah merupakan banyaknya panas yang digunakan untuk menaikan suhu
1 liter air sebanyak 1°C.
2. Secara tidak langsung
Pengukuran atau penentuan banyaknya energy yang dihasilkan oleh
makanan atau bahan makanan melalui ustu penguraian kimiawi (analisa),
dengan

pertama-tama

ditentukan

di

tentukan

karbohidratnya, lemak, dan protein.
a. Penentuan kecukupan kebutuhan energy
Cara-cara menentukan kebutuhan energy (kalori)


Teori RBW (teori berat badan relative)
RBW = BB (Kg)/ TB(cm)-100X100 %
BB = Berat Badan
TB = Tinggi Badan

Dimana dengan ketentuan:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Kurus jika RBW 110% atau - 130-140%
Obesitas berat RBW > 140%

Kebutuhan kalori (energy) perhari
1.
2.
3.
4.

Orang kurus BB x 40-60 kalori
Orang normal BB x 30 kalori
Orang gemuk BB x 20 kalori
Orang obesitas BB x (10x15) kalori

terlebih

dahulu

Kalori diatas harus di tambah dengan kalori untuk kegiatan pregnansi
dan laktasi. Kalori untuk orang hamil ditambah 100 kalori (trimester I),
ditambah 200 kalori (trimester II), ditambah 300 kalori (trimester III).
Bagi yang menyusui/ laktasi ditambah 400 kalori per hari. Kelemahannya
bila menggunakan teori RBW adalah jenis kelamin dan umur tidak
diakomodasikan.
Energi BMR (basal metabolisme rate)
Energy BMR adalah energy yang minimal untuk menjalankan proses
kerja atau proses faal dalam tubuh dalam kondisi Resting Bed (berbaring
istirahat di atas tempat tidur).
Determinasi efektif energy
Determinasi efektif adalah cara penelusuran yang efektif untuk
menentukan kebutuhan energy per hari yang dibutuhkan seseorang.
Determinasi efektif energy yang diambil oleh:
1. Pengawasan berat badan dan pengaturan-pengaturan energy yang
sesuai.
2. Penyesuaian energy digunakan jika beratnya memenuhi
3. Menghitung energy seperti berikut:
a) Menggunakan formula Haris-Benedict (BBE) untuk 24 jam di
dasarkan usia, jenis kelamin, dan ukuran pada individu dengan
berat badan ideal sekitar 1 kalori/kg jam x 24 jam.
b) Tambahan aktifitas seperti presentasi BBE sebagai berikut:
Tidak melakukan aktivitas .......................................................... 20%
Tenang ......................................................................................... 30%
Aktifitas ....................................................................................... 50-70%
c) Penambahan dari 10% dari hasil total untuk efek pada makanan,
hasilnya adalah total energy yang diperlukan dengan criteria:

Tidak aktif = kalori 10-12 kalori/bb
Aktif = 13-15 kalori/bb
Sangat aktif = kalori 16-20 kalori/bb
4. Metode yang lain untuk menunjukan tingkat kegemukan perlu
mengurangi 500-750 kalori dari energy total kebutuhan sehari-hari,
untuk orang yang sangat gemuk dikurangi 1000 kal/hari.
5. Energy yang dibutuhkan anak-anak antara 36-45 kal/ 1b
Remaja laki-laki = 20-36 kal/1b
Remaja wanita = 15-20 kal/1b
Menurut sawer wein, menyatakan dengan rumus
BMR = 660 + (13,7)+(1,5X1)-(6,8Xa)… untuk laki-laki
BMR = 653+ (9,6 x w)+(1,7 x 1)-(4,7 x a)… untuk wanita
Dengan: BMR = produk panas dalam 24 jam (kalori)
W = berat badan (kg)
L = tinggi badan (cm)
A = usia (th)
2. Kecukupan protein
Tubuh manusia memerlukan berbagai zat giziz yang satu sama lain
saling mempengaruhi. Banyaknya protein dalam tubuh di dasarkan oleh
dua hal pokok berikut:
1. Untuk memenuhi kebutuhan basal (minimal) dimana apabila
jumlah kebutuhan ini tidak dipengaruhi maka kesehatan tubuh akan
terganggu dan pertumbuhan normal tidak akan tercapai.

2. Sejumlah tambahan untuk mengimbangi adanya kerusakan infeksi,
stress dan sebagainya.
Tubuh kita tidak dapat menghindari kehilangan-kehilangan protein
terutama yang terjadi melalui air seni, kotoran (feses) dan kulit. Dari
penelitian-penelitian diperoleh suatu formula yang dikenal dengan cara
factorial (factorial method) untuk memperoleh angka kebutuhan protein
sebagai berikut:
R = ( U b + Fb S+G)x1,1
Keterangan
R = kebutuhan nitrogen per kg berat badan sehari
U b = nitrogen basal melalui air seni per kg berat badan sehari
Fb

= kehilangan nitrogen basal melalui kotoran per kg sehari

S = kehilangan nitrogen melalui kulit per kg berat badan sehari
G= kebutuhan nitrogen untuk pertumbuhan per kg sehari
1,1= tambahan 10 % untuk safety margin
Kehilangan nitrogen basal dari air seni
Pengeluaran nitrogen melalui air seni, keadaan ini melalui atau
berhubungan dengan basal metabolisme. Dari penelitian tersebut
ditentukan dengan radio 2 mg nitrogen per basal kalori dapat diterima dan
angka kehilangan nitrogen air seni sebesar 46 mg nitrogen per kg berat
badan terhadap orang dewasa laki-laki. Basal metabolisme rate per kg
berat badan pada wanita lebih rendah dari laki-laki. Kehilangan nitrogen
lewat air seni terdapat lebih rendah pada wanita dibandingkan laki-laki.
Pada bayi umur 6 bulan pengeluaran nitrogen lewat air seni ditemukan 36
mg per kg berat badan.

Kehilangan nitrogen basal melalui feses
Para ahli FAO menganjurkan angka 20 mg per kilogram berat
badan untuk kehilangan nitrogen melalui feses. Dari penelitian-penelitian
yang dilakukan angka kehilangan nitrogen lewat feses berkisar antara 9-23
mg per kg berat badan dengan rata-rata 12 mg per kg berat badan untuk
orang laki-laki 9 mg nitrogen per kg berat badan. Untuk anak-anak ratarata 31 mg nitrogen per kg berat badan. Pada bayi umur 6 bulan kebawah
kehilangan nitrogen melalui 8 feses 20 mg per kg berat badan.
Kehilangan nitrogen melalui kulit
Kehilangan nitrogen lewat kulit dalam praktik dapat diabaikan
kemudian dilaporkan bahwa kehilangan tersebut sebesar 5 mg per kg berat
badan pada orang dewasa laki-laki. Pada wanita mencapai 3,6 mg per kg
berat badan.
Faktor lingkungan dan iklim berpengaruh terhadap banyak sedikitnya
nitrogen yang hilang lewat kulit terutama melalui air keringat.
3. Kecukupan vitamin
Vitamin merupakan suatu molekul organic yang sangat diperlukan
oleh tubuh untuk proses metabolism dan pertumbuhan yang normal.
Vitamin-vitamin tidak dibuat oleh tubuh manusia dalam jumlah yang
sangat cukup, oleh karena itu, harus diperoleh dari bahan pangan yang
dikonsumsi. Sebagai perkecualian adalah vitamin D. dalam bahan pangan
hanya terdapat vitamin dalam jumlah yang relative sangat kecil dan
terdapat dalam bentuk yang berbeda-beda, diantaranya ada yang berbentuk
provitamin atau calon vitamin (processor) yang dapat diubah dalam tubuh
menjadi vitamin yang aktif.
Zat gizi dapat digolongkan, yaitu golongan makro molekul (the,
protein

dan

lemak)

serta mikro molekul vitamin dan mineral. Meskipun merupakan komponen

yang paling vital untuk kehidupan, pada bahan pangan hewani dapat
berupa daging (sapi, kerbau, kambing, ayam, unggas, kelinci, dan lainlain), sayur-sayuran dan buah-buahan merupakan sumber vitamin dan
mineral. Komponen-komponen anorganik tubuh manusia terutama adalah
natrium, kalium, kalsium, magnesium, besi, fosfor, klorida, dan sulfur.
Sebagian dari unsure-unsur tersebut adalah mineral-mineral tulang dan
ion-ion dapat sebagai cairan tubuh. Mineral-mineral tersebut adalah
bagian-bagian mustahak dari makanan. Unsure-unsur lain yang terdapat
dalam jumlah sangat kecil disebut unsure-unsur runut (trace elements)
yang juga adalah komponen-komponen makanan yang mustahak. Ini
termasuk tembaga, moblibzenum, kobalt, mangan, zink, kromium,
setenium, iodium dan fluor.
Penyerapan gizi dari berbagai jenis makanan telah diteliti dan dilaporkan
oleh Martinez dan Torres (1971) yang menandakan penelitian dengan
menggunakan sampel 524 orang dengan hasil sebagai berikut:
Tabel 1. Penyerapan gizi dari berbagai jenis makanan.
Besi dan komoditi
Beras
Kedelai
Jagung
Ikan
Hati

% Penyerapan
1%
6%
3%
11%
13%

Yodium (i) merupakan mineral yang diperlukan tubuh dalam
jumlah yang relative sangat kecil, tetapi mwmpunyai peranan yang sangat
penting untuk pembentukan hormone tiroksin. Hormone tiroksin ini sangat
berperan dalam metabolisme sehingga dalam keadaan konsumsi yodium
yang rendah, kelenjar gondok akan berupaya membuat konpensasi dengan
membesarkan kelenjarnya. Frevalensi pembesaran kelenjar diindonesia
termasuk sangat tinggi. Karena defesiensi yodium atau gondok andemik
merupakan salah satu gizi utama. Kebutuhan yodium perhari sekitar 1-2 g

per kg berat badan. Perkiraan kecukupan yang dianjurkan sekitar 40-120 g
per hari untuk anak sampai umur 10 tahun, dan 150 g per hari untuk orang
dewasa. Untuk wanita dan menyusui dianjurkan tambahan masing-masing
25 g dan 50 g per hari.
Standart kecukupan gizi pada masing-masing kelompok usia pertumbuhan
d an pada keadaan fisiologis tertentu.
Bagi makhluk hidup tidak terkecuali, makanan yang bergizi sangat
penting bagi kesehatannya. Makanan dapat menyebabkan kita sehat,
makanan juga dapat menyebabkan kita sakit, tetapi dengan makanan pula
kita dapat menyembuhkan penyakit. Dalam konteks islam sebagai agama
samawi yang membawa misi rahmatan lilamin sangat memperhatikan
makanan pemeluknya. Ajaran manusia harus makan dapat kita jumpai
pada surat al-anbiya ayat 8, al a’raaf: 19, al- baqarah:35,Yasin: 33,57, dan
lain sebagainya. Sedangkan anjuran makan makanan halalan dan toyyibah,
kita jumpai dalam beberapa ayat diantaranya adalah Al Baqarah: 168, almaidah;88, dan an-nahal:144. Makna thoyyiban tidak saja menyangkut
bahwa makanan tersebut adalah baik dari segi cara memperolehnya, tetapi
punya makna dapat mendukung pertumbuhan, perkembangan, dan
kesehatan yang memakannya. Rasulullah Muhamad SAW sendiri telah
memberikan cirri khas muslim tentang makan, yang arti bebasnya
diantaranya adalah:
1. Kami ini adalah suatu kaum yang tidak makan kecuali lapar dan
berhenti makan sebelum kenyang.
2. Orang kafir itu makan untuk 7 perutnya sedangkan orang mukmin
makan untuk ,satu perutnya.
3. Dan jangan kau gapai makanan kecuali yang ada dihadapanmu.
Islam sendiri telah memberikan konsep ketahanan pengan (makanan)
baik secara kualitas maupun kuantitas dalam komunikasi mikro. Setiap
muslim dalam komunitas mikro mendapatkan amanah untuk senan tiasa
menjaga ketahanan pangan (makanan) anjuran dalam memperbanyak kuah

dalam memasak sayuran yang kemudian diantar ketetangganya, celaka
bagi seseorang yang dapet tidur lelap, sedangkan tetangganya tidak dapat
tidur karena kelaparan, merupakan beberapa contoh bahwa islam sangat
peduli bagi ketahanan pangan (makanan) pada komunitas mikro.
Pemerintah Indonesia sendiri juga telah banyak melakukan usaha untuk
meningkatkan keamanan pangan dan status gizi masyarakat. Banyak kegiatan
UPGK (Usaha Perbaikan Gizi Keluarga) telah banyak dilakukan oleh
pemerintah. Namun demikian masuk cukup banyak kelompok yang rentan gizi
yang lebih cendrung kepada kekurangan gizi (defisiensi gizi, under nutrions)
daripada kelebihan gizi (over nutrion). Kelompok tersebut adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Bayi
Anak balita
Anak sekolah
Remaja
Ibu hamil
Ibu menyusui, dan
Lanjut usia
Dari ketujuh kelompok rentan gizi tersebut yang dapat perhatian khusus

pemerintah adalah ibu hamil atau menyusui dan BALITA. Hal ini
dimaksudkan agar terlahir generasi yang potensial yang pertumbuhannya,
perkembangannya, dan kesehatannya tidak terganggu oleh asupan gizi yang
kurang.
4. Standart kebutuhan gizi untuk masa balita
Di Indonesia kelompok belajar BALITA menunjukan prevalansi paling
tinggi untuk menderita KKP dan devensiasi vitamin A serta anemia devesiansi
gizi Fe. Kelompok umum ini sulit di jangkau untuk berbagai upaya kegiatan
perbaikan gizi dan kesehatan lainnya, karena tidak dapat sendiri ke tempat
pelayanan gizi dan kesehatan. Perbaikan gizi kelompok dan BALITA,
program PMT (Pemberian Makanan Tambahan) dan UPGK (Usaha Perbaikan
Gizi Keluarga). Di taman BALITA diadakan rehabilitasi derita KKP dan
melatih para ibu dan mereka yang bertanggung jawab atas pengurusan balita

di dalam keluarga, bagaimana mengurus dan memasak serta menyediakan
makanan bergizi untuk anak BALITA. Proyek PMT berupa pemberian
makanan bergizi suplemen pada makanan anak BALITA yang biasa
dikonsumsi untuk terapi dan rehabilitasi anak-anak yang kondisi gizi nya tidak
memuaskan. Kegiatan-kegiatan di atas terutama ditunjukan pada masyarakat
yang kurang mampu. Sedangkan program UPGK merupakan upaya
pendidikan terpadu untuk meningkatkan produksi bahan makanan bergizi
dilahan pekarangan sekitar rumah, dipergunakan untuk knsumsi meningkatkan
kondisi kesehatan keluarga. Untuk menjamin pertumbuhan, perkembangan,
dan kesehatan BALITA maka perlu asuhan gizi yang cukup. Menurut anjuran
makanan satu hari yang dikeluarkan Departemen Kesehatan RI untuk anak
usia 1-3 tahun membutuhkan 1,5 mangkok nasi (@200 g) atau padanannya,
0,5 ikan (50g) atau padanannya, 2 tempe (@25g) atau padanannya,
semangkok sayur (1000g), seiris buah papaya (100g) atau padannanya, dan
segelas susu (200ml) bagi anak usia 4-6 tahun membutuhkan 2 mangkok nasi
(@200g) atau padanannya, 1 ikan (50g) atau padanannya, 3 tempe (@25g)
atau padanannya, 1,5 mangkok sayur (100g), 2 iris buah papaya (@100g) atau
padanannya, dan segelas susu (200ml). asupan gizi tersebut akan menjamin
tercukupinya

kebutuhan

kalori

untuk

BALITA

antara

1360-1830

kalori/anak/hari dan kebutuhan protein untuk BALITA antara 16-20/anak/hari.

BAB III
PENUTUP
1.1.

Simpulan
a. Kebutuhan fisik pada balita
- Kebutuhan fisik dan biomedis
Pemberian makan pada anak selain untuk mencukupi kebutuhan
fisiknya, juga untuk mendidik kebiasaan makan anak.
- Nutrien yang penting.
2.4 Kebutuhan emosi/kasih sayang
a. Terjadi sejak kehamilan berusia 6 bulan.
b. Kasih sayang orang tua dapat memberikan rasa aman.
c. Anak diberikan contoh, dibantu, didorong, dan dihargai, bukan
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.

dipaksa.
Ciptakan suasana yang penuh dengan kegembiraan.
Pemberian kasih sayang dapat membentuk harga diri anak \
Kemandirian.
Dorongan dari orang sekelilingnya.
Mendapatkan kesempatan dan pengalaman.
Menumbuhkan rasa memiliki.
Kepemimpinan dan kerja sama.
Pola pengasuhan keluarga yang terdiri atas:
Pemberian kasih sayang juga dapat membentuk temperamen anak,
seperti penurut (easy), sulit diatur (difficult), dan pemalu (slow to
warm up).

DAFTAR PUSTAKA
Dewi, Nanny Lia Vivian.2013.Asuhan Neonatus Bayi dan Anak
Balita.Jakarta:Salemba Medika

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis korelasi antara lama penggunaan pil KB kombinasi dan tingkat keparahan gingivitas pada wanita pengguna PIL KB kombinasi di wilayah kerja Puskesmas Sumbersari Jember

11 241 64

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris pada Pemerintah Daerah Kabupaten Jember)

37 330 20

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22