Proses islmaisasi di afrika secara umum
Proses islmaisasi di afrika secara umum
PEMBAHASAN
A. Islamisasi di Afrika dari masa ke masa
Nama Afrika berasal dari bahasa latin, yaitu Africa terra yang berarti tanah Afri.
Afrika merupakan benua terluas nomor dua setelah Asia, yaitu 20 % dari seluruh total daratan
bumi dan penduduknya mencapai sepertujuh dari seluruh populasi dunia.[4] Sebutan bagi
penduduk Afrika biasa dikenal dengan nama Berber dan Negro. Bangsa Negro sangat majemuk,
bahkan mendominsi dari jumlah penduduk di benua Afrika, aktifitas keagamaannya sangat
beragam yang mempunyai peranan penting dalam kehidupan sehari-hari.
Afrika utara adalah bagian dari daerah di benua Afrika di mana budaya dan
penduduknya berbeda dengan daerah-daerah di Afrika lainnya. Afrika Utara adalah sebuah
kehidupan masyarakat Berber yang bersifat kesukuan, berpindah-pindah dari satu tempat ke
tempat lain dan patriarkhi.[5] Penduduk Afrika Utara sebagian besar termasuk ras kulit putih dan
merupakan penutur bahasa Afro-Asia.[6] Sebelum Islam masuk ke daerah Afrika Utara, daerah
ini merupakan daerah dibawah kekuasaan Romawi.
Secara geografis, Afrika Utara merupakan wilayah bergurun. Dalam terminologi Arab,
daerah ifriqiyah merupakan bagian dari Afrika Utara yaitu wilayah Libya, Tunisia, Al-Jazair, dan
Maroko. Seluruh wilayah tersebut oleh orang-orang Arab dikenal dengan sebutan Al-Maghribi.
[7]
Penyebaran Islam di Afrika bermula pada masa Nabi Muhammad ketika ada kontak
pertama kali antara Islam dengan Afrika, yaitu setelah para sahabat hijrah ke Habsyi dan
mendapatkan sambutan baik dari raja Najjasyi maupun penduduk setempat. Penyebaran Islam
kemudian dilanjutkan pada masa Khalifah Umar Ibn Khattab dengan mengutus Amr ibn 'Ash.
Pasukan muslim dibawah panglima Amr ibn 'Ash berhasil memasuki Mesir dengan mengelahkan
tentara Bizantium yaitu pada tahun 639-644 M, dan mendirikan kota Fusthat sebagai ibu kota
pertama di wilayah Afrika.[8]
Penyebaran Islam ke wilayah Afrika kemudian dilanjutkan oleh khalifah ke tiga yaitu
Khalifah Utsman ibn Affan dengan mengirim Abdullah ibn Sa’ad ibn Abi Sarah yang berhasil
mengalahkan tentara Romawi di Laut Tengah dan mengalahkan tentara Bizantium dan terus
maju sampai ke Barqah dan Tripoli dan terus merangsek sampai ke daerah Carthage, yaitu ibu
kota Romawi di Afrika Utara.[9] Perluasan wilayah Afrika sedikit terganggu dengan adanya
suhu politik di Madinah yang kurang mendukung sehingga perluasan wilayah tidak
memungkinkan untuk dilanjutkan. Kondisi ini dimanfaatkan oleh Raja Konstantine III untuk
merebut kembali kekuasaannya atas wilayah Afrika.
Penyebaran Islam mengalami kemajuan pesat ketika pada masaMuawiyah ibn Abi
Sofyan dengan mengutus seorang yang bernama Uqbah ibn Nafi' menjadi gubernur di Afrika
pada 666 M dan menjadikan kota Qayrawan sebagai ibu kota. Dengan keberaniannya, ia
membersihkan pengacau dan sekaligus memulihkan keadaan, ia merupakan orang pertama yang
menembus padang pasir Sahara.[10]
Masuknya Islam ke Afrika Utara merupakan moment penting bagi masa depan Islam
secara keseluruhan di benua Afrika dan daratan eropa yang selama berabad-abad berada dibawah
kekuasaan Kristen. Dalam peradaban Islam, Afrika Utara tidak dapat dilupakan begitu saja. Hal
ini dikarenakan Afrika Utara merupakan pintu masuk dari sentral penyebaran Islam, yakni Timur
Tengah. Bukti kemajuan di Afrika Utara dalam peradaban Islam adalah dalam bidang arsitektur,
seni, dekorasi dan intelektual. Diantara tokoh yang terkenal dalam bidang intelektual adalah Ibn
Batuta (Biologi), Ibnu Khaldun (sosiologi) dan Ibn Zuhr.[11]
Perjalanan panjang penyebaran Islam tidak serta merta berjalan dengan mudah, akan
tetapi melalui beberapa rintangan baik rintangan dari dalam maupun dari luar. Pergolakan politik
yang terjadi dalam pemerintahan pada saat itu, dimanfaatkan oleh bangsa Berber untuk
melakukan pemberontakan. Pemberontakan silih berganti baik yang dilakukan orang-orang
Berber sendiri dengan maksud melepaskan diri dari kekuasaan orang Islam. Misalnya,
pemboikotan yang dilakukan oleh Kusailah pada masa Muawiyah. Pada tahun 683 M orangorang Islam di Afrika Utara mengalami kemunduran karena orang-orang Berber di bawah
pimpinan Kusailah bangkit memberontak dan mengalahkan 'Uqbah di Tahuza pada saat pulang
ke ibu kota Qayrawan. Dia dan pasukannya tewas dalam pertempuran tersebut.[12]
Rintangan dari pihak luar, misalnya, keinginan bangsa Romawiatas wilayah Afrika
maupun penjajahan bangsa Eropa.[13] Pada saat pemerintahan dipegang oleh Abdul Malik ibn
Marwan pada masa Daulah Umayyah, Afrika Utara dapat direbut kembali dari kekuasaan
Romawi dan
berhasil
mengalahkan
perlawanan
bangsa
Berber.
B. Dinasti-dinasti Yang Mewarnai Islamisasi di Afrika
Telah disinggung sebelumnya bahwa 'Uqbah mendirikan kota militer yang termasyhur
yaitu Qayrawan di sebelah selatan Tunis. Pendirian ini bertujuan untuk mengendalikan orangorang Berber yang terkenal ganas dan sukar diatur sekaligus membentengi diri dari orang-orang
Romawi. Afrika Utara memasuki babak baru dan Islamisasi dapat dilanjutkan kembali. Sejak saat
itu, Afrika Utara melepaskan diri dari wilayah kekuasaan mesir dan berdiri sebagai wilayah
tersendiri yang dipimpin oleh seorang gubernur.[14]
Pada masa pemerintahan dipegang oleh Musa, Afrika Utara mengalami kemajuan yang
pesat dan terjadi perubahan dan membuat stabilitas keamanan serta perubahan yang sangat
berarti baik dibidang sosial maupun politik sehinggaIslamisasi baru dapat berjalan lancar.
Sebagai apresiasi terhadap pasukan muslim bahwa mereka bukan hanya sekedar mengIslamkan
kaum Berber semata namun juga mengajarkan pengetahuan yang mendalam mengenai agama
tersebut termasuk didalamnya pengetahuan bahasa arab sehingga bahasa arab sebagai bahasa
percakapan di Afrika utara sampai sekarang.
Keberhasilan tersebut tidak lepas atas dukungan kaum Khawarij yang ikut terlibat
sehingga Islam benar-benar dapat diterima dan mengakar di kalangan Afrika Utara.
[15] Pergolakan politik yang terjadi pada masa dinasti Umayyah yang mengakibatkan
pergantian kekuasaan Bani Umayyah kepada Bani Abbasiah, dan peralihan kekuasaan
kekhalifahan Islam dari damaskus di Syiria ke Baghdad di Persia tampaknya tidak dapat
dipungkiri sebagai awal munculnya dinasti-dinasti baru di Afrika utara. Hampir seluruh wilayah
Afrika Utara melepaskan diri dari kekuasaan dinasti Abbasiah.[16]
Diantara dinasti yang muncul di Afrika utara adalah;
1.
Dinasti Idrisiah
Di wilayah Maroko, Idris ibn Abdullah setelah gagal melakukan pemberontakan
terhadap Abbasiah, ia melarikan diri ke Maroko dan mendirikan dinasti Idrisiah (788-974 M)
yang beribu kota di Fas. Dinasti ini yang pada akhirnya ditaklukkan oleh panglima Ghalib Billah
dari dinasti Umayyah di Andalusia. Idrisyah merupakan dinasti Syi'ah pertama dalam sejarah
Islam.[17] Idrisiyyah adalah dinasti pertama yang berupaya memasukkan doktrin Syi'ah,
meskipun dalam bentuk yang sangat lunak, ke Maghrib. Sebelumnya, wilayah itu didominasi
oleh kaum Khawarij.[18]
Periode Idrisiyah sangat penting bagi penyebaran kultur Islam di kalangan masyarakat
Berber di dalam negeri. Namun selama pemerintahan Muhammad al-Muntashir, berbagai
wilayah kekuasaan Idrisiyah terpecah secara politis sehingga menjadi mangsa serangan musuhmusuh mereka yaitu Berber, terutama abad ke sepuluh dengan munculnya dinasti Fathimiyah.
2.
Dinasti Rustamiyah
Dinasti ini didirikan oleh Abdurrahman ibn Rustam. Ia merupakan pemimpin suku
Berber dari jabal Nefusa yang menganut faham Kharijiyah sekte Ibadiyah, berhasil menduduki
Tripoli dan Qayrawan. Selanjutnya pada tahun 761 M, ia pergi ke Aljazair barat dan mendirikan
basis Kharijiyah yang kemudian dinamakan dinasti Rustamiyah yang beribu kota di Tahert (AlJazair). Dinasti ini bertahan sampai tahun 909 M.[19] Rustamiyah memiliki nilai penting bagi
sejarah Islam Afrika Utara yang tidak sebanding dengan masa dan lingkup kekuasaan politis
mereka.
Mayoritas Berber Afrika Utara menganut sekte Kharijiyah yang radikal, equalitarian,
dan religio-politis, yang merupakan bentuk protes terhadap dominasi tuan-tuan mereka yang
Arab dan ortodok. Sementara di Timur, Kharijiyah merupakan sekte minoritas yang ekstrim dan
kasar.Sedangkan di Barat, Kharijiyah merupakan sebuah gerakan massa yang lebih moderat.
Namun dengan bangkitnya Fathimiyah yang Syi'ah di Maroko berakibat fatal bagi Rustamiyah
(777-909 M) dan berakhirlah dinasti ini sebagaimana bagi dinasti-dinasti lokal lainnya.[20] Di
bawah Rustamiyah, Tahart mengalami kemakmuran material yang luar biasa, menjadi terminal
di Utara dari salah satu rute kafilah trans-Sahara.
3.
Dinasti Aghlabiyah
Dinasti Aghlabiyah adalah salah satu Dinasti Islam di Afrika Utara yang berkuasa
selama kurang lebih l00 tahun (800-909 M), dan berpusat di Sijilmasa.[21] Wilayah
kekuasaannya meliputi Ifriqiyah, Algeria dan Sisilia. Dinasti ini didirikan oleh Ibnu Aghlab.
[22] Ayah Ibrahim ibn Al-Aghlab adalah seorang pejabat Khurasan dalam militer Abbasiyah.
Pada tahun 800 M, Ibrahim diberi profinsi Ifriqiyah (Tunisia Modern) oleh Harun Al-Rasyid
sebagai imbalan atas pajak tahunan yang besarnya 40.000 dinar. Pemberian ini meliputi hak-hak
otonomi yang besar.
Pada masa Ziyadatullah I, dimulailah proyek merebut Sisilia dari tangan Bizantium.
Penaklukan ini agar dapat mengalihkan energi fanatis ke jihad melawan orang-orang kafir.
Dengan demikian akhirnya Sisilia berada dibawah penguasa muslim Aghlabiyah untuk pertama
kalinya. Wilayah ini merupakan pusat penting bagi penyebaran kultur Islam ke Eropa.
Keberhasilan pada masa Aghlabiyah adalah membangun masjid Agung Qayrawan dan masjid
Tunis.[23]
4.
Dinasti Murabbitun
Dinasti Murabbitun adalah salah satu dinasti Islam yang berkuasa di Maghribi. Mulamula pemimpin Shanhaja, Yahya ibn Ibrahim, berangkat haji dan sekembalinya dari Arabia, dia
mengundang seorang alim yang terkenal di Maroko yaitu Abdullah ibn Yasin untuk berdakwah
ditengah kaumnya. Kelompok ini berawal dari 1000 anggota pejuang yang kegiatan mereka
menyebarkan agama Islam dengan mengajak suku-suku lain untuk memeluk agama Islam.
[24] Wilayah mereka meliputi Afrika Barat Daya dan Andalus dengan beribu kota di Marakesyi
(1056-1147).
Pada saat kepemimpinan dipegang oleh Abu Bakar, ia meneruskan penaklukan ke
Sahara Maroko dan lambat laun mengembangkan sistem kesultanan. Dan pada masa
kepemimpinan Yusuf Tasyfin, Murabbitun mengalami kejayaan dan menyeberang ke Spanyol
kemudian berhasil merebut Granada dan Malaga. Mulai saat itulah ia memakai gelar Amir alMukminin.[25]
5.
Dinasti al-Muwahhidun
Berdirinya dinasti al-Muwahhidun (1130-1269 M) ini berangkat dari reaksi
kekecewaannya atas al-Murabbitun yang telah melanggar dan banyak menyimpang dari aqidah.
Dinasti al-Muwahhidun dapat mengalahkan Murabbitun dan menjadikan Marakesy sebagai ibu
kota, dan kekuasaannya meliputi sebagian wilayah Andalus.[26] arakesy merupakan daerah
yang tidak kalah pentingnya dengan Baghdad yaitu sebagai kota peradaban dan ilmu
pengetahuan. Abdullah ibn Tumart, seorang sufi masjid Cordova pada masa akhir Murabbitun,
melihat kemungkaran dan sepak terjang kaum Murabbitun yang sudah tidak mengikuti aqidah
Islam dan berkeinginan untuk memperbaikinya.
Setelah ia selesai belajar dengan al-Ghazali, ia pun mengkritik dan mencela perbuatan
raja-raja Murabbitun karena menurut keyakinannya tidak mengikuti sunnah Rasul. Pengikut
Abdullah disebut muwahhidun yaitu bala tentara tauhid. Meskipun ibn Tumart adalah pencetus
dinasti al-Muwahhidun namun ia tidak pernah menjabat sebagai sultan dan justru yang terkenal
adalah Abd. al-Ma'mun yang awalnya sebagai panglima dan memimpin selama 33 tahun dan
berhasil membawa kemajuan dengan pesat.[27]
6.
Dinasti Fatimiah
Berdirinya Dinasti ini bermula menjelang abad ke-X, ketika kekuasaan Bani
Abbasiyah di Baghdad mulai melemah dan wilayah kekuasaannya yang luas tidak terkordinir
lagi. Kondisi seperti inilah yang telah membuka peluang bagi munculnya Dinasti-Dinasti kecil di
daerah-daerah, terutama di daerah yang Gubernur dan sultannya memiliki tentara sendiri.
Kondisi ini telah menyulut pemberontakan-pemberontakan dari kelompok-kelompok yang
selama ini merasa tertindas serta memberi kesempatan bagi kelompok Syi’ah, Khawarij, dan
kaum Mawali untuk melakukan kegiatan politik.
Dinasti Fathimiyah bukan hanya sebuah wilayah gubernuran yang independen,
melainkan juga merupakan sebuah rezim revolusioner yang mengklaim otoritas universal.
Mereka mendeklarasikan adanya konsepimamah yakni para pemimpin dari keturunan Ali yang
mengharuskan sebuah redefinisi mengenai pergantian sejarah Imam atau mengenai siklus
eskatologis sejarah. Kekhalifahan ini lahir di antara dua kekuatan besar yaitu Abbasiah di
Baghdad dan Umayyah di Cordova.[28]
Dinasti Fathimiyah berkuasa sekitar tahun 909-1171 M atau kurang lebih 3 abad
lamanya. Dinasti ini mengaku keturunan Nabi Muhammad melalui jalur Fatimah az-Zahro.
Gerakan ini berhasil merealisir pertama kali pembentukan pemerintahan Syi’i yang eksklusif.
Keberhasilan menancapkan doktrin Ismaili, dalam perkembangannya mampu memberi
perlindungan imam-imam mereka di Salamiyah, Syria dan telah memudahkan pengorganisasian
dakwah Fatimiyah. Meskipun dakwah Fatimiyah ini dimulai sejak dini, namun baru pada masa
Abu Ubaidillah Husein, generasi keempat setelah Ismaili, baru mulai berkembang pesat.
Ubaidillah merupakan khalifah pertama, ia datang dari Syria ke Afrika Utara
menisbahkan nasabnya hingga Fatimah binti Rasulullah, oleh karena dinasti ini dinamakan
dinasti Fatimiyah. Dinasti ini semula di Afrika Utara, kemudian di Mesir dan Syria.[29] dimana
propaganda Syi’ah telah berkembang dengan pesat. Ia memimpin dakwahnya dengan
memenangkan dukungan luas dari daerah-daerah yang kurang diperhatikan oleh Khalifah
Abbasiyah. Lewat para da’i, akhirnya berhasil menjadikan kaum Berber sebagai pendukung
kepemimpinan Ubaidillah al-Mahdi. Selanjutnya, atas dukungan besar inilah, ia menumbangkan
gubernur-gubernur Aghlabiyah di Ifriqiyah dan Rustamiyah di Tahart.[30]
Keberhasilan pemerintahan Fatimiyah ini ditandai dengan pindahnya pusat
pemerintahan ke Kairo dengan ibu kota baru di Mesir yaitu al-Qohirah serta Masjid al-Azhar
sebagai pusat pendidikan para da’i dan Khalifah al Muizz pindah ke ibu kota baru tersebut.
Hampir seluruh daerah Afrika Utara bagian Barat dapat dikuasai Fatimi, terutama setelah
menaklukan wilayah Maghrib. Dinasti Fatimiyah ini akhirnya makin berkembang dalam
berbagai aspek kehidupan, karena ditopang dengan kekuasaan yang luas dan mampu
membangkitkan berbagai macam aksi yang bersifat wacanis (keilmuan), perdagangan,
keagamaan, walaupun peralihan kekuasaan ke wilayah timur, berlahan-lahan melenyapkan
kekuasaan mereka dibagian Barat.
Islamisasi di Afrika sub-Sahara
Dengan demikian, Islam masuk ke Afrika sub-Sahara melalui tiga wilayah;
[37] pertama, dari bagian utara. Islam mulai menyebar mulai tahun 1000 an M di beberapa
wilayah Sudan yaitu Niger dan Chad.[38] Islamisasi terjadi melalui migrasi pedagang-pedagang
muslim, sejumlah guru, murid, dan juga datangnya pedagang dari Mediterania sehingga
terbentuklah masyarakat muslim minoritas di beberapa wilayah Afrika sub-Sahara.[39] Dari
kelompok inilah kemudian Islam mengepakkan sayapnya dengan cara mengislamkan penguasapenguasa lokal dan kemudian menyebar luas ke masyarakat dan para petani.
Kedua, melaui bagian Timur, yaitu dari Zayla', yang sekarang dikenal dengan nama
Somalia, mulai abad ke-9. Pengislaman wilayah ini hampir sama dengan bagian-bagian lain
Sudan yaitu melalui perdagangan, akan tetapi mayoritas berasal dari Mesir dan saudi Arabia.
Ketiga, melalui bagian selatan yaitu Afrika selatan. Islam berkembang dimulai pada masa
penjajahan belanda yang tergabung dalam dua gelombang. Gelombang pertama adalah orangorang dari Melayu, Bengal, Malabar dan Madaskar yang dibawa oleh pemerintah Belanda ke
Afrika Selatan sebagai tahanan dan budak. Gelombang kedua adalah para pekerja dan pedagang
yang datang dari Calcuta, Madras, Bombay dan Gujarat yang datang pada abad ke-19.[40]
Selain Islamisasi dilakukan secara formal oleh al-Murabithun dan al-Muwahhidun,
Islamisasi juga dilakukan dengan cara kultural. Islamisasi tersebut dilakukan melalui media
perdagangan. Mereka membangun pemukiman pedagang muslim di wilayah Sudan. Sambil
melakukan proses perekonomian, mereka juga melakukan dakwah Islamiah. Di sepanjang bagian
barat Afrika sub-Sahara, Islam dapat diterima dengan mudah oleh suku Soninke dan nenek
moyangnya suku Tokolor. Dari sini penyiaran Islam ke timur sampai ke lembah Senegal.
Dengan demikian bisa dikatakan bahwa proses Islamisasi di Sub-Sahara persis seperti di
Nusantara, yaitu melalui jalur perdagangan.[41]
Islam masuk ke wilayah Afrika pada saat daerah itu berada di bawah kekuasaan kekaisaran
Romawi; sebuah imperium yang sangat amat luas yang melingkupi beberapa negara dan
berbagai jenis mansuia, Romawi merupakan sebuah kekaisaran yang super power selain
kekasisaran Byzantium. Penaklukan daerah Afrika pada dasarnya telah mulai dirintis pada masa
kekhakifahan Sayyidinia Umar bin Khattab pada tahun 640 M[6]. ‘Amr bin al-‘Ash berhasil
memasuki dan menaklukkan mesir setelah sebelumnya mendapat ijin bersyarat dari khalifah
Umar untuk menaklukka daerah itu, kemudian khalifah mengangkatnya menjadi Gubernur
Mesir.
1. Mesir
Mesir terletak di pantai timur laut benua Afrika. Umat Islam di negeri ini merupakan mayoritas.
Berdasarkan sensus 1986, jumlah umat Islam mencapai 90 % dari seluruh penduduk. Ibukota
Mesir ialah Kairo, dan bahasa resminya adalah bahasa Arab.
Dari tahun 623-1914 M, Mesir diperintah oleh kekhalifahan dan raja-raja Islam. Mesir menjadi
protektorat Inggris dari tahun 1914 sampai tahun 1922 M. Mesir merdeka dari Inggris pada tahun
1922 M. Setelah merdeka, Mesir merupakan negara yg bentuk pemerintahannya ialah monarki
konstitusional. Mesir menjadi negara Republik pada tanggal 18 Juni 1953, dengan presiden
pertamanya Mayor Jenderal Muhammad Naguib.
Mesir merupakan negara agraris, dan hasil pertaniannya adalah kapas, padi-padian, sayur-mayur,
tebu, dan buah-buahan. Selain itu, di Mesir terdapat industri tekstil, pariwisata, bahan kimia,
baja, semen, pupuk, dll.
Mesir adalah negara yg besar jasasnya bagi kemajuan umat Islam di bidang ilmu pengetahuan,
pendidikan, dan kebudayaan. Hal ini ditandai dengan didirikannya berbagai perguruan tinggi,
dan yg tertua adalah Universitas Al-Azhar di Kairo, yg didirikan oleh Juhar Al-Khatib As-Saqili
pada tanggal 7 Ramadhan 361 H (22 Juni 972 M), Selama berabad-abad, Universitas Al-Azhar
ini menjadi pusat pendidikan Islam dan tempat pertemuan puluhan ribu mahasiswa Muslim yg
datang dari seluruh dunia.
Di bidang arsitektur, Mesir juga memiliki bangunan-bangunan yg memiliki nilai seni yg tinggi,
seperti: Al-Qasr Al Garb (Istana Barat), Al Qasr Asy-Syarq (Istana Timur), Universitas AlAzhar, tembok yg mengelilingi istana, dan pintu-pintu gerbang yg terkenal dengan nama Bab
An-Nasr (pintu kemenangan) serta Bab Al-Fath (pintu pembukaan). Selain itum di Mesir juga
terdapat masjid-masjid yg megah nan indah, misalnya: masjid Al-Azhar, masjid Maqis, masjid
Rasyidah, masjid Aqmar, masjid Saleh, dan masjid raya di Qairawan yg dibangun kembali pada
tahun 862 M.
Sejarah masuk nya
Pada 639 Masehi, ketika Islam di bawah kepemimpinan Umar bin Khattab, 3000 pasukan Amru
bin Ash memasuki Mesir dan kemudian diperkuat pasukan Zubair bin Awwam berkekuatan 4000
orang. Mukaukis didukung gereja Kopti menandatangani perjanjian damai. Sejak itu, Mesir
menjadi wilayah kekuasaan pihak Islam. Di masa kekuasaan Keluarga Umayah, dan kemudian
Abbasiyah, Mesir menjadi salah satu provinsi seperti semula.
Mesir baru menjadi pusat kekuasaan dan juga peradaban Muslim baru pada akhir Abad 10. Muiz
Lidinillah membelot dari kekuasaan Abbasiyah di Baghdad, untuk membangun kekhalifahan
sendiri yang berpaham Syi’ah. Ia menamai kekhalifahan itu Fathimiah dari nama putri Rasul
yang menurunkan para pemimpin Syi’ah, Fatimah. Pada masa kekuasaannya (953-975), Muiz
menugasi panglima perangnya, Jawhar al-Siqili, untuk membangun ibu kota.
Perkembangan islam
Mesir biasa juga disebut: "Jumhuroyah Misr Al-Arabiyah" (Republik Arab Mesir), luas
daerahnya sekitar 997.739 km2.
2. Aljazair
Sejarah masuknya
Aljazair terletak di Afrika Utara. Bentuk pemerintahannya ialah republik, adapun ibukotanya
adalah Al-Jir, dan bahasa resminya ialah bahasa Arab dan bahasa Prancis. Penduduknya yg
beragam Islam berjumlah 99,1% dari seluruh penduduk.
Islam masuk ke negeri ini pada akhir abad ke-7 M, pada masa Khalifah Bani Umayyah sekitar
abad 682 M. Diawali dari Tunisia, tentara Islam terus berdakwah & berjihad bergerak ke arah
barat. Mereka membebaskan sejumlah bangsa Barbar seperti Aljazair, Maroko, Libya, dan
wilayah Magribi dari penjajahan bangsa Romawi, untuk hidup dalam naungan Islam yang damai.
Penduduk Aljaair saat ini mayoritas merupakan keturuna Arab-Barbar. Secara kultural masingmasing mengembangkan tradisi yang berbeda. Selain itu juga terdapat suku Tuareg yang tinggal
di Nomaden.
Dalam segi perekonomiannya, Aljazair mempunyai bisnis utama yaitu minyak dan bahan
tambang yang memberi kontribusi 30% terhadap pendapatan negara. Walaupun minyak dan
bahan tambang menjadi kontribusi utama, tetapi tingkat penyerapan tenaga kerjanya hanya 2%.
Sedangkan dalam sektor industri, seperti gandum, minyak zaitun, buah-buahan dan hewan ternak
memberi kontribusi pada Negara sekitar 25% dengan penyerapan tenaga kerja 30%.
Perkembangan
Secara historis, Aljazair memiliki sejarah yang cukup panjang. Mengalami pasang surut
peradaban. Sejak 40 SM, daerah ini telah diperintah oleh Bangsa Romawi, tahun 429-534
dikuasai oleh Vandals, dan tahun 534-690 di bawak kekuasaan Bizantium (Romawi Timur) yang
beragama Nasrani. Penduduk asli Aljazair adalah dari Amazigh atau Barbar yang sekarang
tinggal 17% dari penduduk Aljazair. Nama ini telah digunakan sejak pendudukan Romawi, yaitu
sebutan untuk Qabail, Syawiyah, Thawariq, Bani Yaqzan. Mereka semua adalah penduduk asli
Aljazair. Aljazair diperintah oleh bangsa Romawi semenjak tahun 40 SM, oleh Vandala dari
tahun 429-534 M, oleh Bizantium dari tahun 534-690 M, akhir abad ke-7 dikuasai umat Islam.
Pada tahun 1830 M Aljazair diduduki oleh Prancis, dan baru pada tanggal 3 Juli 1962
memperoleh kemerdekaan.
3. Tunisia
Sejarah masuknya islam
Tunisia terletak di Afrika Utara, bentuk pemerintahannya ialah Republik, adapun ibukotanya
adalah Tunis (dulu bernama Tarsyisy). Penduduk mayoritas beragama Islam, yakni sebanyak
99,4%. Pertengahan abad ke-7 Uqba bin Nafi r.a., seorang sahabat Rasulullah SAW, masuk
Tunisia bersama pasukannya. Tahun 647 M pasukan Uqbah r.a. berhasil menaklukkan Sbeitla
(Sufetula) yang menandai bermulanya era Arab-Islam di Tunisia. 13 tahun kemudian, yaitu pada
tahun 670 M (50 H ) Uqbah r.a. berhasil menaklukkan kota Kairouan dan kemudian
menjadikannya sebagai ibu¬kota pemerintahan dan pusat penyebaran Islam di wilayah Afrika
Utara.
Islam masuk ke Tunisia pada tahun 670 M. Semenjak itu, Tunisia diperintah oleh penguasapenguasa Islam. Kemudian pada tahun 1881 M, Muhammad Sadiq, raja dari kerajaan
Husainiyah, menyerah pada Prancis, Sejak itu, Tunisia menjadi jajahan Prancis sampai dengan
memperoleh kemerdekaannya pada tahun 1956 M.
Perkembnagan
Pada 698 M, pasukan Islam di bawah pimpinan Hassan bin an-Nu’man dan Musa bin Nashr
berhasil menaklukkan Carthage. Islam kemudian berkembang pesat di Tunisia. Bahkan pada
tahun 711 M –masa keemasan Dinasti Umawiyah– agama Islam telah tersebar ke daratan Eropa
dengan berhasil menaklukkan Andalusia di Spanyol dan kawasan Iberia di sekitarnya. Pada
tahun 748 M, Dinasti Umawiyah digantikan oleh Dinasti Abbasiah. Peristiwa ini menyebabkan
Tunisia terlepas dari pengawasan pusat kekhalifahan, namun kemu¬dian dapat dikuasai lagi oleh
Dinasti Abbasiah pada tahun 767 M. Pada tahun 800 M, Ibrahim Ibn Aghlab ditunjuk sebagai
Gubernur Afrika Utara yang berkedudukan di Kairouan. Pada masa ini, Mesjid Agung Ezzitouna
didirikan di kotaTunis.
Masa-masa selanjutnya adalah era kejayaan peradaban Islam di Tunisia dan kawasan Arab
Maghribi. Dinasti Aghlabiah (767-910), Fatimiah (910-973), Ziridiah (973-1062), Almohad
(1159-1228) dan Hafsiah (1230-1574) silih berganti memegang tampuk kekuasaan di Tunisia,
hingga masuknya Tunisia dalam wilayah Khilafah Utsmaniah (1574-1591). Di masa Khilafah
Utsmaniah ini, Tunisia menjadi wilayah otonom di bawah pemerintahan Dinasti Dey (15911659), Mouradi (1659-1705) dan Huseini (1705 –1957).
Tunisia mempunyai peranan besar dalam sejarah perkembangan Islam. Melalui lembaga
pendidikan Jam’iyah Zaitunah, yg kemudian berubah menjadi Institut Ilmu-Ilmu Islam, kaderkader ulama di didik dan dilatih agar kemudian menjadi ulama besar. Lembaga pendidikan
tersebut berada dalam pengarahan dan pengawasan pemerintah Tunisia.
4. Libya
Lybia atau juga ditulis dan dibaca Libia adalah sebuah wilayah berada di Magrib Afrika Utara.
Berbatasan dengan Laut Tenagh di sebelah Utara, Mesir pada bagian Timur, Sudan di Tenggara,
Chad dan Niger di sebelah selatan, serta Aljazair dan Tunisia di sebelah barat. Negara Libya
memiliki luas hampir 18 juta kilometer persegi dan berada di urutan empat besar sebagai ating
terbesar di benua Afrika. Kota besarnya adalah Tripoli yang mana menjadi tempat tingga 1,7 juta
dari 6,4 juta penduduk. Persentase jumlah penganut agama islam yaitu sekita 98%. Tiga
pembagian wilayah tradisional dari Negara ini adalh Tripolitania, Fezzan dan Cyrenaica.
Sejarah masuknya
Masuknya agama Islam pada tahun 642 Masehi di pimpin komando Jendral Muslim, Amar bin
Ash, pasukan yang mana pada era kepemimpinan Umar Bin Khatab. Umar bin Khatab pada
masa itu berhasil menguasai Libya di kawasan Cyrenaica dan membangun sebuah markas
pertahanan di Barce.
Pada abad kedelapan, wilayah Libya, Tripolitania dan Cyrenaica
berada di bawah kekuasaan Dinasti Umayyah yang berpusat di Damaskus.Pada abad ke-12
Masehi, Libya menjadi bagian dari pemerintahan Al-Muwahidin yang diperintah oleh
pemerintahan Hafsiyah sekitar tahun 1207 M dan terus berlanjut menguasai Spanyol pada tahun
1503 M.
Perkembangan islam
Pada tahun 1951 Masehi, kerajaan Libya mengumumkan kemerdekaan dan kekuasaannya yang
dipegang oleh Raja Idris As Sanusi. Desember 1951, Muhammad Idris Al Mahdi Al-Sanusi
sebagai kepala memproklamirkan negaranya sebagai Negara kerajaan yang merdeka.
Berikut bukti kekuasaan Islam di Libya.
1.
Ghadames, Kota Niaga Kota yang terletak di sebelah barat daya Tripoli, ibu kota Libya ini
pernah dikuasai oleh Yunani dan Romawi. Ketika Islam
ating, kota tersebut berhasil
ditaklukkan di bawah komando Uqbah bin Nafi’. Kota ini pernah mencapai masa keemasannya
di bawah pemerintahan Dinasti Ustmaniyah pada abad ke-18. Ghadames menjadi pusat
perdagangan dan jalur utama kafilah dagang di kawasan Afrika, hingga akhirnya jatuh ke tangan
Italia pada 1924 M.
2.
Zuwailah, Permukiman Tertua Ini merupakan desa sekaligus kawasan tertua yang terletak
di barat daya Libya. Daerah ini ditaklukkan oleh Uqbah bin Nafi’ sekira 22 Hijriyah. Penaklukan
kawasan ini menjadi kunci masuk ekspansi berikutnya, yakni ke wilayah Fazan. Sepanjang
sejarah, Zuwailah memiliki hubungan dagang yang kuat dengan Mesir dan Sudan. Selama
Dinasti Fatimiyah berkuasa, Khalifah Ubaidillah al-Mahdi menjadikan desa ini sebagai pusat
permukiman warganya.
3.
Cyrene, Bukti Kedigdayaan Yunani Kota yang juga dikenal dengan sebutan Shahat ini
merupakan peninggalan Yunani. Berlokasi di timur laut Libya, kota ini dijadikan sebagai pusat
peradaban Yunani di Libya. Dalam sejarah peradaban Arab, Kyrene, begitu sebutan oleh bangsa
Yunani, konon termasuk kategori 12 kota bersejarah tercantik di kawasan Arab. Kota ini disebut
dalam Injil dan Taurat versi Arab.
5. sudan
Perkembangan Islam di Sudan
Pada tahun 1500-an Maqurra jatuh ke tangan orang-orang Arab, Setelah melakukan perkawinan
campuran dengan suku Funj, orang Arab Muslim menghancurkan Alwa. Selanjutnya dinasti Funj
berkuasa hingga 1821. Selanjutnya Sudan dikuasai dinasti Ottoman Turki yang saat itu berada di
bawah kekuasaan Mesir dengan dukungan Inggris. Gubernur Jendral Muhammad Ali,
memerintah secara keras. Rakyat setempat baru dilibatkan dalam pengambilan keputusan saat
Muhammad Ali digantikan Ali Khursid Agha.
Hingga tahun 1881, tak ada pemimpin yang mengorganisasi upaya perjuangan kemerdekaan
Sudan, sampai akhirnya muncul figur Muhammad Ahmad. Pasukannya berhasil menguasai
Khartoum pada 26 Januari 1885. Namun, perjuangan itu dipatahkan oleh pasukan Mesir-Inggris.
Kemerdekaan Sudan diperoleh tiga tahun setelah Mesir dan Inggris menyepakati pemberian hak
untuk mengatur pemerintahan sendiri, pada Februari 1953. Pemerintahan di wilayah seluas 2,5
juta km persegi dengan penduduk 29 juta itu, tak pernah benar-benar stabil. Perang saudara di
sana merupakan konflik terpanjang dalam sejarah Afrika.
Sudan memperoleh kemerdekaan dari Inggris pada 1 Januari 1956, pernah mengalami perang sipil
selama 10 tahun (1972-1982), dan sejak saat itu, Sudan selalu dikuasai oleh militer. Kudeta silih
berganti. Jumlah penduduk Sudan adalah 38.114.160 orang, 70% Muslim (Sunni), Kristen 5% dan
Animisme 25%. Bahasa nasional adalah Arab, di samping bahasa lokal: Nubia, Ta Bedawie, serta
Sudan hasil tambang utama petroleum, pertanian: gandum, kacangkacangan, beras, kopi, gula dan tembakau. Angka pertumbuhan ekonomi rata-rata
5,1%, sedang infasi rata-rata 9,2%. Mata uang Sudan adalah ‘Sudanese Dinar
(SDD)’. US $ 1,- sama dengan 263.306 SDD.
bahasa Inggris
a.
Sejarah masuknya
Islam masuk ke Sudan pada masa perluasan yang dilakukan oleh Abdullah bin Said
bin Abi Sarah. Ia mencoba memasuki kota Noubah dua kali pada pemerintahan
Utsman bin Afan, yaitu pada tahun 20 H (640 M) dan tahun 31 H (651 M). Kerajaan
Islam di Sudan yang terkenal antara lain Kerajaan al-Funji 1505-1820 M, Kesultana
Darafura tahun 1638-1875 M, dan Kerajaan Toqli tahun 1570 sampai akhir abad ke19.
Republik Sudan beribukota di Khortum. Jumlah penduduknya 16.911.000 yang
beragama Islam 14.375.000= 85%. Penyebaran Islam di Sudan dengan cara
mengajarkan ilmu tasawuf dan ajaran flsafat. Ahli tarekat dan tasawuf yang
mansyur dan berpengaruh di kalangan muslim di Sudan pada saat itu, antara lain
sebagai berikut.
a.
Abdul Qadir Jaelani tahun 1179-1186
b. Abu Hasan asy-Syazili tahun 1196-1258
Ibu kota Negara :
Jumlah penduduk :
Daerah berkembangnya :
Persentase muslim :
Tahun masuknya islam :
Jalur Masuknya islam :
6. maroko
A. Masuknya Islam di Maroko
Maroko atau Maghrib (al-Mamlakah al-Magribiyah), adalah Kerajan Islam di kawasan Afrika
Utara; Ibu kotanya Rabat dengan luas wilayah kurang lebih 458.730 km2, penduduknya
34.721.000 (2006)[2] dibagian timur berbatasan berbatasan dengan Aljazair dan tenggara dengan
Sahara Barat, sebelah barat berbatasan Samudra Atlantik, dan Gibraltar di utara. Bahasa Arab
merupakan bahasa resmi dan diperkaya dengan beberapa bahasa seperti bahasa Berber, Perancis
dan Spanyol. Mayoritas penduknya menganut agama Islam (98.7%), Kristen (1.1%) dan
minoritas Yahudi. Dalam pergaulan Internasional Maroko menjadi anggota Liga Arab dan
Organisasi Persatuan Afrika (OAU).
b. Perkembangan
Islam pertama kali dibawa ke Maroko pada tahun 680M oleh invasi Arab dibawah Uqba ibn
Nafi, seorang jenderal yang melayani Damaskus di bawah Bani Umayyah. Tetapi catatan lain
menyebutkan bahwa agama Islam kali pertama dibawa ke Maroko oleh orang Arab yang
menyerbu wilayah itu pada tahun 683. Penaklukan wilayah Afrika Utara ini memakan waktu 53
tahun. Penyebaran Islam di Maroko dilanjutkan oleh Panglima Musa bin Nushair pada tahun 698
bersamaan dengan penaklukan benteng-benteng di dekat Samudera Atlantik. Seorang jenderal
bernama Thariq bin Ziyad berjihad menaklukan Spanyol melalui Maroko pada tahun 710 dan
ekspedisinya itu sukses . Tariq bin Ziyad yang diangkat Musa bin Nusair untuk memerintah
Maroko setelah ditaklukkan, kemudian menyebrangi selat antara Maroko dan Eropa, dan
mendarat di suatu tempat (gunung) yang kemudian dikenal sebagai Jabal Tarig (Gibraltar).
Maroko menjadi wilayah penyangga untuk penaklukan Spanyol.
7. Mauritania
Ibu kota
(dan kota terbesar)
Nouakchott
Kemerdekaan
-
Dari Perancis
28 November 1960
Luas
-
Total
1.030.700 km2 (29)
-
Perairan (%)
0,03
Penduduk
-
Perkiraan 2015 3.631.775 (133)
-
Kepadatan
3,36/km2 (233)
Perkembangan Islam di Mauritania
Sebagaimana diketahui, Islam dianut oleh 100% penduduk Mauritania sejak abad ke-10. Dan
lebih perkasa lagi, setelah Bani Hasaniyah menguasai Mauritania pada abad ke-16. Baik suku
bangsa Moor/Berber (putih dan hitam), Pulaar (Fulani) Soninke, Tukolor atau Wolof adalah
penganut Islam yang setia, sejak berabad-abad lalu. Mereka menganut madzhab Sunni,
sedangkan aliran sufi yang dianut adalah sufi Qadiriyah.
Mauritania dikenal sangat kental sebagai Republik Islam. Islam diterapkan dalam segala faktor
kehidupan, baik sosial, politik, budaya maupun ekonomi. Oleh karena itu, Islam di Mauritania
tidak perlu diperjuangkan seperti negara-negara Afrika hitam lainnya, namun perlu
dikembangkan dengan benar, sesuai al-Qur’an dan Sunnah Rasul. Dalam Konstitusi yang telah
diratifikasi pada tanggal 20 Juli 19991 ditegaskan bahwa ‘Mauritania adalah Republik Islam
yang tak dapat diubah’. Selanjutnya dalam pasal 5 UUD tersebut dinyatakan bahwa ‘Islam
adalah agama penduduk dan negara’. Dengan dua ayat tersebut menunjukkan bahwa Mauritania
bukan negara sekuler, dan terjemahan selanjutnya adalah bahwa setiap penduduk Mauritania
adalah Muslim, dan pegawai negeri di negara tersebut secara resmi harus beragama Islam
8. Somalia
Sebelum Islam masuk di Somalia, agama kristen masuk lebih dahulu. Ketika Islam di negeri ini
terjadilah perang agama. Pada akhirnya Islam dapat berkembang di negeri ini. Islam masuk di
Somalia pada tahun 860 M. masyarakat muslim Somalia mengikuti mazhab sunni, syi’ah ada
yang menganut ajaran tasyawuf. Kini Islam terus berkembang di negeri ini.
9. jibouti
Djibouti adalah sebuah negara yang terletak di Afrika Timur persisnya di Teluk Aden, pintu
masuk Laut Tengah. Merdeka pada 27 Juni 1977. Dulu dikenal sebagai Tanah Somalia Perancis
atau Afar dan Assa lalu berubah menjadi Djibouti. Bertetangga dengan Ethiopia di selatan dan
Somalia di tenggara. Negara yang luas wilayahnya setara dengan Kabupaten Donggala ini
penting bagi Ethiopia sebab 60% ekspornya dilepas melalui negara ini.
epublik Djibouti merdeka pada 27 Juni 1977. Djibouti adalah pengganti Somaliland Perancis
(kemudian disebut Teritori Perancis orang Afar dan Issas), yang diciptakan di paruh pertama
abad ke-19 sebagai akibat kepentingan Prancis di Tanduk Afrika. Namun, sejarah Djibouti
tercatat di puisi dan lagu penduduk nomadennya, terlacak balik ke ribuan tahun yang lalu saat
orang Djibouti berdagang kulit dan rempah-rempah Mesir, India, dan Cina kuno. Melalui kontak
erat dengan semenanjung Arab selama lebih dari 1.000 tahun, suku-suku Somali dan Afar di
kawasan ini menjadi salah satu bangsa Afrika yang masuk Islam. Djibouti adalah negeri Muslim
yang secara reguler turut serta dalam pertemuan Islam dan juga Arab.
10 sinegal
Senegal
Senegal adalah sebuah negara yang dipercaya sebagai salah satu tempat pertama di Afrika Barat
yang dihuni manusia pada 15.000 tahun yang lalu. Luas wilayahnya adalah 196.190 km2,
beriklim tropis dan mempunyai tiupan angin sangat kuat. Negara ini berbatasan dengan
Mauritania, Mali, Guinea, Guinea Bissau, dan Gambia. Ibukotanya adalah DAKKAR (terkenal
dengan rally Paris-Dakkar), dan terbadi dalam 10 regionsHasil utama Senegal adalah perikanan,
fosfat dan bijih besi. Pertumbuhan ekonomi rata-rata per-tahun 5%, income perkapita US$ 1,500
per-tahun, inflasi rata-rata 3% per-tahun.
Jumlah penduduk Senegal sebesar 10,580.307 jiwa, 94% beragama Islam, 5% Kristen dan 1%
Animisme. dengan komposisi etnis Wolof 43,3%, Pular 23,8%, Serer 14,7%, selebihnya adalah
etnis Jola, Mandika, Soninke, Eropa dan Lebanon.Senegal memperoleh kemerdekaan dari
Perancis pada tanggal 4 April 1960, dengan bentuk pemerintahannya adalah Republik. Presiden
pertamanya adalah seorang Katholik, Leopold Sedar Seghor, yang dikenal sebagai Bapak
Pejuang Kemerdekaan Afrika.
Sejarah Islam di Senegal
Sebagaimana telah disinggung, Senegal mempunyai penganut Islam terbesar yaitu 94% dari total
penduduk. Bagi kebanyakan orang Indonesia, hal ini pasti dipandang aneh, padahal Islam telah
berkembang di Senegal sejak abad XI, hampir sama dengan masuknya Islam di Indonesia, ketika
War Jabi, Raja Tekrur masuk Islam . Pada abad XIII, kerajaan Tekrur menjadi bagian dari
Imperium Mali. Perkembangan Islam di Senegal mengalami perubahan pesat, ketika aliran
Tarekat (sufi) mulai merasuk pada abad XVIII, yaitu dimulai dengan masuknya alirah Qadiriyah.
Pada tahun 1820 (abad XIX), Al-Hajj Umat Tall membawa aliran Tijaniyah dan berhasil
membentuk kekaisaran yang meliputi wilayah Senegal, Mali dan Guinea. Pada tahun 1887,
Syaikh Ahmadou BAMBA mendirikan aliran Mauridiyah. Bila Sudan berpaham Sunni, maka
perkembangan Islam di Senegal dimotori oleh aliran tarekat (sufi), yaitu Qadiriyah, Tijaniyah
dan Mauridiyah
Presiden Senegal saat ini adalah ABDOULAYE WADE (Senegalese Democratic Party/PDS),
terpilih sejak tanggal 1 April 2000, menggantikan Abdou Diouf.
Minoritas
Kamerun
Awal Masuk dan Berkembangnya Islam di Kamerun Islam telah masuk ke Kamerun
pada abad ke-10, ketika para pedagang Arab melalui Sahara memasuki Kamerun
bagian utara. Di samping mereka berdagang (emas, garam, tembaga, perunggu
dan budak), mereka juga mengenalkan Islam (da'wah) pada penduduk pribumi.
Mereka terus tumbuh dan akhirnya menguasai Kamerun bagian utara dan tengah
hingga kini. Sedangkan misi Kristen baru mulai bekembang pada abad ke-19,
namun hampir menguasai seluruh aspek kehidupan masyarakat Kamerun. Ketika
Kerajaan Kanem Bornu di dekat Danau Chad dipimpin oleh dinasti Saifawa (Sefuwa),
yaitu Raja Dunama Dibbalemi masuk Islam pada tahun 1221 (memerintah sampai
dengan tahun 1251), maka kejayaan Islam di Afrika Tengah mulai menyebar, mulai
dari Chad, Nigeria, Niger maupun Kamerun. Pengaruh Kanem Bornu di Kamerun ini
berlanjut hingga abad ke-15. Islam menjadi kekuatan penuh di Kamerun bagian
utara, ketika suku Fulani (Fulbe) menguasai daerah itu pada abad ke-18, dan
mendirikan kerajaan Adamawa (Adamawa Emirate), yang meliputi Kamerun dan
Nigeria. Sultan Adamawa saat ini adalah Issa Maigari, sekaligus sebagai Gubernur
propinsi Adamawa. Suku Fulani memang termasuk salah satu suku unggulan di
Afrika, dan paling gigih menyebarkan agama Islam di kawasan itu. Mereka sampai
saat ini menguasai pemerintahan modern di Senegal, Guinea (Futa Jallon),
Mauritania, Guinea Bissau, Mali, Burkina Faso, Benin, Niger, Chad, Kamerun dan
Sudan. Sebelumnya, pada abad ke-17, suku Fulani telah mengekspansi Kerajaan
Bamoun yang didirikan oleh Nshare Yen, dan kerajaan Bamoun baru menerima
Islam secara utuh pada tahun 1833 ketika Sultan Njoya Ibrahima berkuasa.
a). Republic of Cameroon (Republik Kamerun), ibukotanya YAOUNDE (semula
beribukota di Buea), terbagi dalam 10 propinsi. Sebelum orang-orang Portugis
menemukan Kamerun pada abad ke-15 (1472), para pedagang Arab dan orangorang Islam telah memasuki Kamerun dari arah utara (Sahara) pada abad ke-10.
Mereka berda'wah sambil berdagang emas, perunggu, tembaga, garam, dan budak.
Oleh karena itu, Islam sangat kuat di bagian utara dan tengah Kamerun. Portugis
adalah kolonial Barat pertama yang masuk ke Kamerun, yaitu sekitar abad ke-15
(tahun 1472), diikuti Inggris, Belanda, Jerman dan Perancis. Orang-orang Barat ini
datang ke Kamerun untuk memperebutkan perdagangan budak.
Bapak kemerdekaan Kamerun, seorang pejuang muslim sejati dari suku Fulani, ElHaji Ahmadou Babatoura Ahijo (lahir pada Agustus 1924), berhasil membawa
bangsa Kamerun memperoleh kemerdekaan, ketika pada tahun 1958 melalui
partainya I'Union Camerounaise menguasai parlemen. Akhirnya pada tanggal 1
Januari 1960, Ahijo memproklamasikan kemerdekaan Kamerun, dan beliau ditunjuk
sebagai Presiden pertama. Pada awalnya pemerintahan Ahijo kurang berjalan
mulus, karena penduduk bagian selatan yang didominasi Kristen dan berbahasa
Perancis belum bisa menerima kemerdekaan. Untuk itu, pemerintah Kamerun di
bawah Ahijo mengadakan referendum pada bulan Oktober 1961. Hasil referendum
adalah, penduduk bagian utara yan didominasi Islam dan berkiblat ke Inggris lebih
menginginkan bergabung dengan Nigeria, sedangkan pendudukan bagian selatan
lebih menginginkan pembentukan Republik Federasi Kamerun. Kemelut ini berakhir
pada tanggal 20 Mei 1972, ketika disepakati adanya konstitusi baru yang pada
intinya membentuk Republik Kesatuan Kamerun.
2. guenea Bissau
adalah sebuah negara yang berada di Afrika Barat. Negara ini berbatasan dengan Senegal di utara
dan Guinea di sebelah selatan dan timur, dan Samudera Atlantik di sebelah barat. Negara ini
mencakup 36.125 km², dengan populasi sekitar 1.600.000 jiwa.
Guinea-Bissau dulu merupakan bagian dari Kerajaan Kaabu, yang merupakan bagian
dari Kekaisaran Mali. Bagian dari kerajaan ini bertahan hingga abad ke-18, sementara beberapa
bagian lainnya adalah bagian dari Kekaisaran Portugal. Kemudian Guinea-Bissau menjadi bagian
dari koloni Portugal, Guinea Portugal pada abad ke-19. Setelah kemerdekaan, dideklarasikan pada
1973 dan diakui pada 1974, nama ibu kotanya, Bissau, ditambahkan ke dalam nama negara untuk
menghindari kekeliruan dengan negara Guinea.
PEMBAHASAN
A. Islamisasi di Afrika dari masa ke masa
Nama Afrika berasal dari bahasa latin, yaitu Africa terra yang berarti tanah Afri.
Afrika merupakan benua terluas nomor dua setelah Asia, yaitu 20 % dari seluruh total daratan
bumi dan penduduknya mencapai sepertujuh dari seluruh populasi dunia.[4] Sebutan bagi
penduduk Afrika biasa dikenal dengan nama Berber dan Negro. Bangsa Negro sangat majemuk,
bahkan mendominsi dari jumlah penduduk di benua Afrika, aktifitas keagamaannya sangat
beragam yang mempunyai peranan penting dalam kehidupan sehari-hari.
Afrika utara adalah bagian dari daerah di benua Afrika di mana budaya dan
penduduknya berbeda dengan daerah-daerah di Afrika lainnya. Afrika Utara adalah sebuah
kehidupan masyarakat Berber yang bersifat kesukuan, berpindah-pindah dari satu tempat ke
tempat lain dan patriarkhi.[5] Penduduk Afrika Utara sebagian besar termasuk ras kulit putih dan
merupakan penutur bahasa Afro-Asia.[6] Sebelum Islam masuk ke daerah Afrika Utara, daerah
ini merupakan daerah dibawah kekuasaan Romawi.
Secara geografis, Afrika Utara merupakan wilayah bergurun. Dalam terminologi Arab,
daerah ifriqiyah merupakan bagian dari Afrika Utara yaitu wilayah Libya, Tunisia, Al-Jazair, dan
Maroko. Seluruh wilayah tersebut oleh orang-orang Arab dikenal dengan sebutan Al-Maghribi.
[7]
Penyebaran Islam di Afrika bermula pada masa Nabi Muhammad ketika ada kontak
pertama kali antara Islam dengan Afrika, yaitu setelah para sahabat hijrah ke Habsyi dan
mendapatkan sambutan baik dari raja Najjasyi maupun penduduk setempat. Penyebaran Islam
kemudian dilanjutkan pada masa Khalifah Umar Ibn Khattab dengan mengutus Amr ibn 'Ash.
Pasukan muslim dibawah panglima Amr ibn 'Ash berhasil memasuki Mesir dengan mengelahkan
tentara Bizantium yaitu pada tahun 639-644 M, dan mendirikan kota Fusthat sebagai ibu kota
pertama di wilayah Afrika.[8]
Penyebaran Islam ke wilayah Afrika kemudian dilanjutkan oleh khalifah ke tiga yaitu
Khalifah Utsman ibn Affan dengan mengirim Abdullah ibn Sa’ad ibn Abi Sarah yang berhasil
mengalahkan tentara Romawi di Laut Tengah dan mengalahkan tentara Bizantium dan terus
maju sampai ke Barqah dan Tripoli dan terus merangsek sampai ke daerah Carthage, yaitu ibu
kota Romawi di Afrika Utara.[9] Perluasan wilayah Afrika sedikit terganggu dengan adanya
suhu politik di Madinah yang kurang mendukung sehingga perluasan wilayah tidak
memungkinkan untuk dilanjutkan. Kondisi ini dimanfaatkan oleh Raja Konstantine III untuk
merebut kembali kekuasaannya atas wilayah Afrika.
Penyebaran Islam mengalami kemajuan pesat ketika pada masaMuawiyah ibn Abi
Sofyan dengan mengutus seorang yang bernama Uqbah ibn Nafi' menjadi gubernur di Afrika
pada 666 M dan menjadikan kota Qayrawan sebagai ibu kota. Dengan keberaniannya, ia
membersihkan pengacau dan sekaligus memulihkan keadaan, ia merupakan orang pertama yang
menembus padang pasir Sahara.[10]
Masuknya Islam ke Afrika Utara merupakan moment penting bagi masa depan Islam
secara keseluruhan di benua Afrika dan daratan eropa yang selama berabad-abad berada dibawah
kekuasaan Kristen. Dalam peradaban Islam, Afrika Utara tidak dapat dilupakan begitu saja. Hal
ini dikarenakan Afrika Utara merupakan pintu masuk dari sentral penyebaran Islam, yakni Timur
Tengah. Bukti kemajuan di Afrika Utara dalam peradaban Islam adalah dalam bidang arsitektur,
seni, dekorasi dan intelektual. Diantara tokoh yang terkenal dalam bidang intelektual adalah Ibn
Batuta (Biologi), Ibnu Khaldun (sosiologi) dan Ibn Zuhr.[11]
Perjalanan panjang penyebaran Islam tidak serta merta berjalan dengan mudah, akan
tetapi melalui beberapa rintangan baik rintangan dari dalam maupun dari luar. Pergolakan politik
yang terjadi dalam pemerintahan pada saat itu, dimanfaatkan oleh bangsa Berber untuk
melakukan pemberontakan. Pemberontakan silih berganti baik yang dilakukan orang-orang
Berber sendiri dengan maksud melepaskan diri dari kekuasaan orang Islam. Misalnya,
pemboikotan yang dilakukan oleh Kusailah pada masa Muawiyah. Pada tahun 683 M orangorang Islam di Afrika Utara mengalami kemunduran karena orang-orang Berber di bawah
pimpinan Kusailah bangkit memberontak dan mengalahkan 'Uqbah di Tahuza pada saat pulang
ke ibu kota Qayrawan. Dia dan pasukannya tewas dalam pertempuran tersebut.[12]
Rintangan dari pihak luar, misalnya, keinginan bangsa Romawiatas wilayah Afrika
maupun penjajahan bangsa Eropa.[13] Pada saat pemerintahan dipegang oleh Abdul Malik ibn
Marwan pada masa Daulah Umayyah, Afrika Utara dapat direbut kembali dari kekuasaan
Romawi dan
berhasil
mengalahkan
perlawanan
bangsa
Berber.
B. Dinasti-dinasti Yang Mewarnai Islamisasi di Afrika
Telah disinggung sebelumnya bahwa 'Uqbah mendirikan kota militer yang termasyhur
yaitu Qayrawan di sebelah selatan Tunis. Pendirian ini bertujuan untuk mengendalikan orangorang Berber yang terkenal ganas dan sukar diatur sekaligus membentengi diri dari orang-orang
Romawi. Afrika Utara memasuki babak baru dan Islamisasi dapat dilanjutkan kembali. Sejak saat
itu, Afrika Utara melepaskan diri dari wilayah kekuasaan mesir dan berdiri sebagai wilayah
tersendiri yang dipimpin oleh seorang gubernur.[14]
Pada masa pemerintahan dipegang oleh Musa, Afrika Utara mengalami kemajuan yang
pesat dan terjadi perubahan dan membuat stabilitas keamanan serta perubahan yang sangat
berarti baik dibidang sosial maupun politik sehinggaIslamisasi baru dapat berjalan lancar.
Sebagai apresiasi terhadap pasukan muslim bahwa mereka bukan hanya sekedar mengIslamkan
kaum Berber semata namun juga mengajarkan pengetahuan yang mendalam mengenai agama
tersebut termasuk didalamnya pengetahuan bahasa arab sehingga bahasa arab sebagai bahasa
percakapan di Afrika utara sampai sekarang.
Keberhasilan tersebut tidak lepas atas dukungan kaum Khawarij yang ikut terlibat
sehingga Islam benar-benar dapat diterima dan mengakar di kalangan Afrika Utara.
[15] Pergolakan politik yang terjadi pada masa dinasti Umayyah yang mengakibatkan
pergantian kekuasaan Bani Umayyah kepada Bani Abbasiah, dan peralihan kekuasaan
kekhalifahan Islam dari damaskus di Syiria ke Baghdad di Persia tampaknya tidak dapat
dipungkiri sebagai awal munculnya dinasti-dinasti baru di Afrika utara. Hampir seluruh wilayah
Afrika Utara melepaskan diri dari kekuasaan dinasti Abbasiah.[16]
Diantara dinasti yang muncul di Afrika utara adalah;
1.
Dinasti Idrisiah
Di wilayah Maroko, Idris ibn Abdullah setelah gagal melakukan pemberontakan
terhadap Abbasiah, ia melarikan diri ke Maroko dan mendirikan dinasti Idrisiah (788-974 M)
yang beribu kota di Fas. Dinasti ini yang pada akhirnya ditaklukkan oleh panglima Ghalib Billah
dari dinasti Umayyah di Andalusia. Idrisyah merupakan dinasti Syi'ah pertama dalam sejarah
Islam.[17] Idrisiyyah adalah dinasti pertama yang berupaya memasukkan doktrin Syi'ah,
meskipun dalam bentuk yang sangat lunak, ke Maghrib. Sebelumnya, wilayah itu didominasi
oleh kaum Khawarij.[18]
Periode Idrisiyah sangat penting bagi penyebaran kultur Islam di kalangan masyarakat
Berber di dalam negeri. Namun selama pemerintahan Muhammad al-Muntashir, berbagai
wilayah kekuasaan Idrisiyah terpecah secara politis sehingga menjadi mangsa serangan musuhmusuh mereka yaitu Berber, terutama abad ke sepuluh dengan munculnya dinasti Fathimiyah.
2.
Dinasti Rustamiyah
Dinasti ini didirikan oleh Abdurrahman ibn Rustam. Ia merupakan pemimpin suku
Berber dari jabal Nefusa yang menganut faham Kharijiyah sekte Ibadiyah, berhasil menduduki
Tripoli dan Qayrawan. Selanjutnya pada tahun 761 M, ia pergi ke Aljazair barat dan mendirikan
basis Kharijiyah yang kemudian dinamakan dinasti Rustamiyah yang beribu kota di Tahert (AlJazair). Dinasti ini bertahan sampai tahun 909 M.[19] Rustamiyah memiliki nilai penting bagi
sejarah Islam Afrika Utara yang tidak sebanding dengan masa dan lingkup kekuasaan politis
mereka.
Mayoritas Berber Afrika Utara menganut sekte Kharijiyah yang radikal, equalitarian,
dan religio-politis, yang merupakan bentuk protes terhadap dominasi tuan-tuan mereka yang
Arab dan ortodok. Sementara di Timur, Kharijiyah merupakan sekte minoritas yang ekstrim dan
kasar.Sedangkan di Barat, Kharijiyah merupakan sebuah gerakan massa yang lebih moderat.
Namun dengan bangkitnya Fathimiyah yang Syi'ah di Maroko berakibat fatal bagi Rustamiyah
(777-909 M) dan berakhirlah dinasti ini sebagaimana bagi dinasti-dinasti lokal lainnya.[20] Di
bawah Rustamiyah, Tahart mengalami kemakmuran material yang luar biasa, menjadi terminal
di Utara dari salah satu rute kafilah trans-Sahara.
3.
Dinasti Aghlabiyah
Dinasti Aghlabiyah adalah salah satu Dinasti Islam di Afrika Utara yang berkuasa
selama kurang lebih l00 tahun (800-909 M), dan berpusat di Sijilmasa.[21] Wilayah
kekuasaannya meliputi Ifriqiyah, Algeria dan Sisilia. Dinasti ini didirikan oleh Ibnu Aghlab.
[22] Ayah Ibrahim ibn Al-Aghlab adalah seorang pejabat Khurasan dalam militer Abbasiyah.
Pada tahun 800 M, Ibrahim diberi profinsi Ifriqiyah (Tunisia Modern) oleh Harun Al-Rasyid
sebagai imbalan atas pajak tahunan yang besarnya 40.000 dinar. Pemberian ini meliputi hak-hak
otonomi yang besar.
Pada masa Ziyadatullah I, dimulailah proyek merebut Sisilia dari tangan Bizantium.
Penaklukan ini agar dapat mengalihkan energi fanatis ke jihad melawan orang-orang kafir.
Dengan demikian akhirnya Sisilia berada dibawah penguasa muslim Aghlabiyah untuk pertama
kalinya. Wilayah ini merupakan pusat penting bagi penyebaran kultur Islam ke Eropa.
Keberhasilan pada masa Aghlabiyah adalah membangun masjid Agung Qayrawan dan masjid
Tunis.[23]
4.
Dinasti Murabbitun
Dinasti Murabbitun adalah salah satu dinasti Islam yang berkuasa di Maghribi. Mulamula pemimpin Shanhaja, Yahya ibn Ibrahim, berangkat haji dan sekembalinya dari Arabia, dia
mengundang seorang alim yang terkenal di Maroko yaitu Abdullah ibn Yasin untuk berdakwah
ditengah kaumnya. Kelompok ini berawal dari 1000 anggota pejuang yang kegiatan mereka
menyebarkan agama Islam dengan mengajak suku-suku lain untuk memeluk agama Islam.
[24] Wilayah mereka meliputi Afrika Barat Daya dan Andalus dengan beribu kota di Marakesyi
(1056-1147).
Pada saat kepemimpinan dipegang oleh Abu Bakar, ia meneruskan penaklukan ke
Sahara Maroko dan lambat laun mengembangkan sistem kesultanan. Dan pada masa
kepemimpinan Yusuf Tasyfin, Murabbitun mengalami kejayaan dan menyeberang ke Spanyol
kemudian berhasil merebut Granada dan Malaga. Mulai saat itulah ia memakai gelar Amir alMukminin.[25]
5.
Dinasti al-Muwahhidun
Berdirinya dinasti al-Muwahhidun (1130-1269 M) ini berangkat dari reaksi
kekecewaannya atas al-Murabbitun yang telah melanggar dan banyak menyimpang dari aqidah.
Dinasti al-Muwahhidun dapat mengalahkan Murabbitun dan menjadikan Marakesy sebagai ibu
kota, dan kekuasaannya meliputi sebagian wilayah Andalus.[26] arakesy merupakan daerah
yang tidak kalah pentingnya dengan Baghdad yaitu sebagai kota peradaban dan ilmu
pengetahuan. Abdullah ibn Tumart, seorang sufi masjid Cordova pada masa akhir Murabbitun,
melihat kemungkaran dan sepak terjang kaum Murabbitun yang sudah tidak mengikuti aqidah
Islam dan berkeinginan untuk memperbaikinya.
Setelah ia selesai belajar dengan al-Ghazali, ia pun mengkritik dan mencela perbuatan
raja-raja Murabbitun karena menurut keyakinannya tidak mengikuti sunnah Rasul. Pengikut
Abdullah disebut muwahhidun yaitu bala tentara tauhid. Meskipun ibn Tumart adalah pencetus
dinasti al-Muwahhidun namun ia tidak pernah menjabat sebagai sultan dan justru yang terkenal
adalah Abd. al-Ma'mun yang awalnya sebagai panglima dan memimpin selama 33 tahun dan
berhasil membawa kemajuan dengan pesat.[27]
6.
Dinasti Fatimiah
Berdirinya Dinasti ini bermula menjelang abad ke-X, ketika kekuasaan Bani
Abbasiyah di Baghdad mulai melemah dan wilayah kekuasaannya yang luas tidak terkordinir
lagi. Kondisi seperti inilah yang telah membuka peluang bagi munculnya Dinasti-Dinasti kecil di
daerah-daerah, terutama di daerah yang Gubernur dan sultannya memiliki tentara sendiri.
Kondisi ini telah menyulut pemberontakan-pemberontakan dari kelompok-kelompok yang
selama ini merasa tertindas serta memberi kesempatan bagi kelompok Syi’ah, Khawarij, dan
kaum Mawali untuk melakukan kegiatan politik.
Dinasti Fathimiyah bukan hanya sebuah wilayah gubernuran yang independen,
melainkan juga merupakan sebuah rezim revolusioner yang mengklaim otoritas universal.
Mereka mendeklarasikan adanya konsepimamah yakni para pemimpin dari keturunan Ali yang
mengharuskan sebuah redefinisi mengenai pergantian sejarah Imam atau mengenai siklus
eskatologis sejarah. Kekhalifahan ini lahir di antara dua kekuatan besar yaitu Abbasiah di
Baghdad dan Umayyah di Cordova.[28]
Dinasti Fathimiyah berkuasa sekitar tahun 909-1171 M atau kurang lebih 3 abad
lamanya. Dinasti ini mengaku keturunan Nabi Muhammad melalui jalur Fatimah az-Zahro.
Gerakan ini berhasil merealisir pertama kali pembentukan pemerintahan Syi’i yang eksklusif.
Keberhasilan menancapkan doktrin Ismaili, dalam perkembangannya mampu memberi
perlindungan imam-imam mereka di Salamiyah, Syria dan telah memudahkan pengorganisasian
dakwah Fatimiyah. Meskipun dakwah Fatimiyah ini dimulai sejak dini, namun baru pada masa
Abu Ubaidillah Husein, generasi keempat setelah Ismaili, baru mulai berkembang pesat.
Ubaidillah merupakan khalifah pertama, ia datang dari Syria ke Afrika Utara
menisbahkan nasabnya hingga Fatimah binti Rasulullah, oleh karena dinasti ini dinamakan
dinasti Fatimiyah. Dinasti ini semula di Afrika Utara, kemudian di Mesir dan Syria.[29] dimana
propaganda Syi’ah telah berkembang dengan pesat. Ia memimpin dakwahnya dengan
memenangkan dukungan luas dari daerah-daerah yang kurang diperhatikan oleh Khalifah
Abbasiyah. Lewat para da’i, akhirnya berhasil menjadikan kaum Berber sebagai pendukung
kepemimpinan Ubaidillah al-Mahdi. Selanjutnya, atas dukungan besar inilah, ia menumbangkan
gubernur-gubernur Aghlabiyah di Ifriqiyah dan Rustamiyah di Tahart.[30]
Keberhasilan pemerintahan Fatimiyah ini ditandai dengan pindahnya pusat
pemerintahan ke Kairo dengan ibu kota baru di Mesir yaitu al-Qohirah serta Masjid al-Azhar
sebagai pusat pendidikan para da’i dan Khalifah al Muizz pindah ke ibu kota baru tersebut.
Hampir seluruh daerah Afrika Utara bagian Barat dapat dikuasai Fatimi, terutama setelah
menaklukan wilayah Maghrib. Dinasti Fatimiyah ini akhirnya makin berkembang dalam
berbagai aspek kehidupan, karena ditopang dengan kekuasaan yang luas dan mampu
membangkitkan berbagai macam aksi yang bersifat wacanis (keilmuan), perdagangan,
keagamaan, walaupun peralihan kekuasaan ke wilayah timur, berlahan-lahan melenyapkan
kekuasaan mereka dibagian Barat.
Islamisasi di Afrika sub-Sahara
Dengan demikian, Islam masuk ke Afrika sub-Sahara melalui tiga wilayah;
[37] pertama, dari bagian utara. Islam mulai menyebar mulai tahun 1000 an M di beberapa
wilayah Sudan yaitu Niger dan Chad.[38] Islamisasi terjadi melalui migrasi pedagang-pedagang
muslim, sejumlah guru, murid, dan juga datangnya pedagang dari Mediterania sehingga
terbentuklah masyarakat muslim minoritas di beberapa wilayah Afrika sub-Sahara.[39] Dari
kelompok inilah kemudian Islam mengepakkan sayapnya dengan cara mengislamkan penguasapenguasa lokal dan kemudian menyebar luas ke masyarakat dan para petani.
Kedua, melaui bagian Timur, yaitu dari Zayla', yang sekarang dikenal dengan nama
Somalia, mulai abad ke-9. Pengislaman wilayah ini hampir sama dengan bagian-bagian lain
Sudan yaitu melalui perdagangan, akan tetapi mayoritas berasal dari Mesir dan saudi Arabia.
Ketiga, melalui bagian selatan yaitu Afrika selatan. Islam berkembang dimulai pada masa
penjajahan belanda yang tergabung dalam dua gelombang. Gelombang pertama adalah orangorang dari Melayu, Bengal, Malabar dan Madaskar yang dibawa oleh pemerintah Belanda ke
Afrika Selatan sebagai tahanan dan budak. Gelombang kedua adalah para pekerja dan pedagang
yang datang dari Calcuta, Madras, Bombay dan Gujarat yang datang pada abad ke-19.[40]
Selain Islamisasi dilakukan secara formal oleh al-Murabithun dan al-Muwahhidun,
Islamisasi juga dilakukan dengan cara kultural. Islamisasi tersebut dilakukan melalui media
perdagangan. Mereka membangun pemukiman pedagang muslim di wilayah Sudan. Sambil
melakukan proses perekonomian, mereka juga melakukan dakwah Islamiah. Di sepanjang bagian
barat Afrika sub-Sahara, Islam dapat diterima dengan mudah oleh suku Soninke dan nenek
moyangnya suku Tokolor. Dari sini penyiaran Islam ke timur sampai ke lembah Senegal.
Dengan demikian bisa dikatakan bahwa proses Islamisasi di Sub-Sahara persis seperti di
Nusantara, yaitu melalui jalur perdagangan.[41]
Islam masuk ke wilayah Afrika pada saat daerah itu berada di bawah kekuasaan kekaisaran
Romawi; sebuah imperium yang sangat amat luas yang melingkupi beberapa negara dan
berbagai jenis mansuia, Romawi merupakan sebuah kekaisaran yang super power selain
kekasisaran Byzantium. Penaklukan daerah Afrika pada dasarnya telah mulai dirintis pada masa
kekhakifahan Sayyidinia Umar bin Khattab pada tahun 640 M[6]. ‘Amr bin al-‘Ash berhasil
memasuki dan menaklukkan mesir setelah sebelumnya mendapat ijin bersyarat dari khalifah
Umar untuk menaklukka daerah itu, kemudian khalifah mengangkatnya menjadi Gubernur
Mesir.
1. Mesir
Mesir terletak di pantai timur laut benua Afrika. Umat Islam di negeri ini merupakan mayoritas.
Berdasarkan sensus 1986, jumlah umat Islam mencapai 90 % dari seluruh penduduk. Ibukota
Mesir ialah Kairo, dan bahasa resminya adalah bahasa Arab.
Dari tahun 623-1914 M, Mesir diperintah oleh kekhalifahan dan raja-raja Islam. Mesir menjadi
protektorat Inggris dari tahun 1914 sampai tahun 1922 M. Mesir merdeka dari Inggris pada tahun
1922 M. Setelah merdeka, Mesir merupakan negara yg bentuk pemerintahannya ialah monarki
konstitusional. Mesir menjadi negara Republik pada tanggal 18 Juni 1953, dengan presiden
pertamanya Mayor Jenderal Muhammad Naguib.
Mesir merupakan negara agraris, dan hasil pertaniannya adalah kapas, padi-padian, sayur-mayur,
tebu, dan buah-buahan. Selain itu, di Mesir terdapat industri tekstil, pariwisata, bahan kimia,
baja, semen, pupuk, dll.
Mesir adalah negara yg besar jasasnya bagi kemajuan umat Islam di bidang ilmu pengetahuan,
pendidikan, dan kebudayaan. Hal ini ditandai dengan didirikannya berbagai perguruan tinggi,
dan yg tertua adalah Universitas Al-Azhar di Kairo, yg didirikan oleh Juhar Al-Khatib As-Saqili
pada tanggal 7 Ramadhan 361 H (22 Juni 972 M), Selama berabad-abad, Universitas Al-Azhar
ini menjadi pusat pendidikan Islam dan tempat pertemuan puluhan ribu mahasiswa Muslim yg
datang dari seluruh dunia.
Di bidang arsitektur, Mesir juga memiliki bangunan-bangunan yg memiliki nilai seni yg tinggi,
seperti: Al-Qasr Al Garb (Istana Barat), Al Qasr Asy-Syarq (Istana Timur), Universitas AlAzhar, tembok yg mengelilingi istana, dan pintu-pintu gerbang yg terkenal dengan nama Bab
An-Nasr (pintu kemenangan) serta Bab Al-Fath (pintu pembukaan). Selain itum di Mesir juga
terdapat masjid-masjid yg megah nan indah, misalnya: masjid Al-Azhar, masjid Maqis, masjid
Rasyidah, masjid Aqmar, masjid Saleh, dan masjid raya di Qairawan yg dibangun kembali pada
tahun 862 M.
Sejarah masuk nya
Pada 639 Masehi, ketika Islam di bawah kepemimpinan Umar bin Khattab, 3000 pasukan Amru
bin Ash memasuki Mesir dan kemudian diperkuat pasukan Zubair bin Awwam berkekuatan 4000
orang. Mukaukis didukung gereja Kopti menandatangani perjanjian damai. Sejak itu, Mesir
menjadi wilayah kekuasaan pihak Islam. Di masa kekuasaan Keluarga Umayah, dan kemudian
Abbasiyah, Mesir menjadi salah satu provinsi seperti semula.
Mesir baru menjadi pusat kekuasaan dan juga peradaban Muslim baru pada akhir Abad 10. Muiz
Lidinillah membelot dari kekuasaan Abbasiyah di Baghdad, untuk membangun kekhalifahan
sendiri yang berpaham Syi’ah. Ia menamai kekhalifahan itu Fathimiah dari nama putri Rasul
yang menurunkan para pemimpin Syi’ah, Fatimah. Pada masa kekuasaannya (953-975), Muiz
menugasi panglima perangnya, Jawhar al-Siqili, untuk membangun ibu kota.
Perkembangan islam
Mesir biasa juga disebut: "Jumhuroyah Misr Al-Arabiyah" (Republik Arab Mesir), luas
daerahnya sekitar 997.739 km2.
2. Aljazair
Sejarah masuknya
Aljazair terletak di Afrika Utara. Bentuk pemerintahannya ialah republik, adapun ibukotanya
adalah Al-Jir, dan bahasa resminya ialah bahasa Arab dan bahasa Prancis. Penduduknya yg
beragam Islam berjumlah 99,1% dari seluruh penduduk.
Islam masuk ke negeri ini pada akhir abad ke-7 M, pada masa Khalifah Bani Umayyah sekitar
abad 682 M. Diawali dari Tunisia, tentara Islam terus berdakwah & berjihad bergerak ke arah
barat. Mereka membebaskan sejumlah bangsa Barbar seperti Aljazair, Maroko, Libya, dan
wilayah Magribi dari penjajahan bangsa Romawi, untuk hidup dalam naungan Islam yang damai.
Penduduk Aljaair saat ini mayoritas merupakan keturuna Arab-Barbar. Secara kultural masingmasing mengembangkan tradisi yang berbeda. Selain itu juga terdapat suku Tuareg yang tinggal
di Nomaden.
Dalam segi perekonomiannya, Aljazair mempunyai bisnis utama yaitu minyak dan bahan
tambang yang memberi kontribusi 30% terhadap pendapatan negara. Walaupun minyak dan
bahan tambang menjadi kontribusi utama, tetapi tingkat penyerapan tenaga kerjanya hanya 2%.
Sedangkan dalam sektor industri, seperti gandum, minyak zaitun, buah-buahan dan hewan ternak
memberi kontribusi pada Negara sekitar 25% dengan penyerapan tenaga kerja 30%.
Perkembangan
Secara historis, Aljazair memiliki sejarah yang cukup panjang. Mengalami pasang surut
peradaban. Sejak 40 SM, daerah ini telah diperintah oleh Bangsa Romawi, tahun 429-534
dikuasai oleh Vandals, dan tahun 534-690 di bawak kekuasaan Bizantium (Romawi Timur) yang
beragama Nasrani. Penduduk asli Aljazair adalah dari Amazigh atau Barbar yang sekarang
tinggal 17% dari penduduk Aljazair. Nama ini telah digunakan sejak pendudukan Romawi, yaitu
sebutan untuk Qabail, Syawiyah, Thawariq, Bani Yaqzan. Mereka semua adalah penduduk asli
Aljazair. Aljazair diperintah oleh bangsa Romawi semenjak tahun 40 SM, oleh Vandala dari
tahun 429-534 M, oleh Bizantium dari tahun 534-690 M, akhir abad ke-7 dikuasai umat Islam.
Pada tahun 1830 M Aljazair diduduki oleh Prancis, dan baru pada tanggal 3 Juli 1962
memperoleh kemerdekaan.
3. Tunisia
Sejarah masuknya islam
Tunisia terletak di Afrika Utara, bentuk pemerintahannya ialah Republik, adapun ibukotanya
adalah Tunis (dulu bernama Tarsyisy). Penduduk mayoritas beragama Islam, yakni sebanyak
99,4%. Pertengahan abad ke-7 Uqba bin Nafi r.a., seorang sahabat Rasulullah SAW, masuk
Tunisia bersama pasukannya. Tahun 647 M pasukan Uqbah r.a. berhasil menaklukkan Sbeitla
(Sufetula) yang menandai bermulanya era Arab-Islam di Tunisia. 13 tahun kemudian, yaitu pada
tahun 670 M (50 H ) Uqbah r.a. berhasil menaklukkan kota Kairouan dan kemudian
menjadikannya sebagai ibu¬kota pemerintahan dan pusat penyebaran Islam di wilayah Afrika
Utara.
Islam masuk ke Tunisia pada tahun 670 M. Semenjak itu, Tunisia diperintah oleh penguasapenguasa Islam. Kemudian pada tahun 1881 M, Muhammad Sadiq, raja dari kerajaan
Husainiyah, menyerah pada Prancis, Sejak itu, Tunisia menjadi jajahan Prancis sampai dengan
memperoleh kemerdekaannya pada tahun 1956 M.
Perkembnagan
Pada 698 M, pasukan Islam di bawah pimpinan Hassan bin an-Nu’man dan Musa bin Nashr
berhasil menaklukkan Carthage. Islam kemudian berkembang pesat di Tunisia. Bahkan pada
tahun 711 M –masa keemasan Dinasti Umawiyah– agama Islam telah tersebar ke daratan Eropa
dengan berhasil menaklukkan Andalusia di Spanyol dan kawasan Iberia di sekitarnya. Pada
tahun 748 M, Dinasti Umawiyah digantikan oleh Dinasti Abbasiah. Peristiwa ini menyebabkan
Tunisia terlepas dari pengawasan pusat kekhalifahan, namun kemu¬dian dapat dikuasai lagi oleh
Dinasti Abbasiah pada tahun 767 M. Pada tahun 800 M, Ibrahim Ibn Aghlab ditunjuk sebagai
Gubernur Afrika Utara yang berkedudukan di Kairouan. Pada masa ini, Mesjid Agung Ezzitouna
didirikan di kotaTunis.
Masa-masa selanjutnya adalah era kejayaan peradaban Islam di Tunisia dan kawasan Arab
Maghribi. Dinasti Aghlabiah (767-910), Fatimiah (910-973), Ziridiah (973-1062), Almohad
(1159-1228) dan Hafsiah (1230-1574) silih berganti memegang tampuk kekuasaan di Tunisia,
hingga masuknya Tunisia dalam wilayah Khilafah Utsmaniah (1574-1591). Di masa Khilafah
Utsmaniah ini, Tunisia menjadi wilayah otonom di bawah pemerintahan Dinasti Dey (15911659), Mouradi (1659-1705) dan Huseini (1705 –1957).
Tunisia mempunyai peranan besar dalam sejarah perkembangan Islam. Melalui lembaga
pendidikan Jam’iyah Zaitunah, yg kemudian berubah menjadi Institut Ilmu-Ilmu Islam, kaderkader ulama di didik dan dilatih agar kemudian menjadi ulama besar. Lembaga pendidikan
tersebut berada dalam pengarahan dan pengawasan pemerintah Tunisia.
4. Libya
Lybia atau juga ditulis dan dibaca Libia adalah sebuah wilayah berada di Magrib Afrika Utara.
Berbatasan dengan Laut Tenagh di sebelah Utara, Mesir pada bagian Timur, Sudan di Tenggara,
Chad dan Niger di sebelah selatan, serta Aljazair dan Tunisia di sebelah barat. Negara Libya
memiliki luas hampir 18 juta kilometer persegi dan berada di urutan empat besar sebagai ating
terbesar di benua Afrika. Kota besarnya adalah Tripoli yang mana menjadi tempat tingga 1,7 juta
dari 6,4 juta penduduk. Persentase jumlah penganut agama islam yaitu sekita 98%. Tiga
pembagian wilayah tradisional dari Negara ini adalh Tripolitania, Fezzan dan Cyrenaica.
Sejarah masuknya
Masuknya agama Islam pada tahun 642 Masehi di pimpin komando Jendral Muslim, Amar bin
Ash, pasukan yang mana pada era kepemimpinan Umar Bin Khatab. Umar bin Khatab pada
masa itu berhasil menguasai Libya di kawasan Cyrenaica dan membangun sebuah markas
pertahanan di Barce.
Pada abad kedelapan, wilayah Libya, Tripolitania dan Cyrenaica
berada di bawah kekuasaan Dinasti Umayyah yang berpusat di Damaskus.Pada abad ke-12
Masehi, Libya menjadi bagian dari pemerintahan Al-Muwahidin yang diperintah oleh
pemerintahan Hafsiyah sekitar tahun 1207 M dan terus berlanjut menguasai Spanyol pada tahun
1503 M.
Perkembangan islam
Pada tahun 1951 Masehi, kerajaan Libya mengumumkan kemerdekaan dan kekuasaannya yang
dipegang oleh Raja Idris As Sanusi. Desember 1951, Muhammad Idris Al Mahdi Al-Sanusi
sebagai kepala memproklamirkan negaranya sebagai Negara kerajaan yang merdeka.
Berikut bukti kekuasaan Islam di Libya.
1.
Ghadames, Kota Niaga Kota yang terletak di sebelah barat daya Tripoli, ibu kota Libya ini
pernah dikuasai oleh Yunani dan Romawi. Ketika Islam
ating, kota tersebut berhasil
ditaklukkan di bawah komando Uqbah bin Nafi’. Kota ini pernah mencapai masa keemasannya
di bawah pemerintahan Dinasti Ustmaniyah pada abad ke-18. Ghadames menjadi pusat
perdagangan dan jalur utama kafilah dagang di kawasan Afrika, hingga akhirnya jatuh ke tangan
Italia pada 1924 M.
2.
Zuwailah, Permukiman Tertua Ini merupakan desa sekaligus kawasan tertua yang terletak
di barat daya Libya. Daerah ini ditaklukkan oleh Uqbah bin Nafi’ sekira 22 Hijriyah. Penaklukan
kawasan ini menjadi kunci masuk ekspansi berikutnya, yakni ke wilayah Fazan. Sepanjang
sejarah, Zuwailah memiliki hubungan dagang yang kuat dengan Mesir dan Sudan. Selama
Dinasti Fatimiyah berkuasa, Khalifah Ubaidillah al-Mahdi menjadikan desa ini sebagai pusat
permukiman warganya.
3.
Cyrene, Bukti Kedigdayaan Yunani Kota yang juga dikenal dengan sebutan Shahat ini
merupakan peninggalan Yunani. Berlokasi di timur laut Libya, kota ini dijadikan sebagai pusat
peradaban Yunani di Libya. Dalam sejarah peradaban Arab, Kyrene, begitu sebutan oleh bangsa
Yunani, konon termasuk kategori 12 kota bersejarah tercantik di kawasan Arab. Kota ini disebut
dalam Injil dan Taurat versi Arab.
5. sudan
Perkembangan Islam di Sudan
Pada tahun 1500-an Maqurra jatuh ke tangan orang-orang Arab, Setelah melakukan perkawinan
campuran dengan suku Funj, orang Arab Muslim menghancurkan Alwa. Selanjutnya dinasti Funj
berkuasa hingga 1821. Selanjutnya Sudan dikuasai dinasti Ottoman Turki yang saat itu berada di
bawah kekuasaan Mesir dengan dukungan Inggris. Gubernur Jendral Muhammad Ali,
memerintah secara keras. Rakyat setempat baru dilibatkan dalam pengambilan keputusan saat
Muhammad Ali digantikan Ali Khursid Agha.
Hingga tahun 1881, tak ada pemimpin yang mengorganisasi upaya perjuangan kemerdekaan
Sudan, sampai akhirnya muncul figur Muhammad Ahmad. Pasukannya berhasil menguasai
Khartoum pada 26 Januari 1885. Namun, perjuangan itu dipatahkan oleh pasukan Mesir-Inggris.
Kemerdekaan Sudan diperoleh tiga tahun setelah Mesir dan Inggris menyepakati pemberian hak
untuk mengatur pemerintahan sendiri, pada Februari 1953. Pemerintahan di wilayah seluas 2,5
juta km persegi dengan penduduk 29 juta itu, tak pernah benar-benar stabil. Perang saudara di
sana merupakan konflik terpanjang dalam sejarah Afrika.
Sudan memperoleh kemerdekaan dari Inggris pada 1 Januari 1956, pernah mengalami perang sipil
selama 10 tahun (1972-1982), dan sejak saat itu, Sudan selalu dikuasai oleh militer. Kudeta silih
berganti. Jumlah penduduk Sudan adalah 38.114.160 orang, 70% Muslim (Sunni), Kristen 5% dan
Animisme 25%. Bahasa nasional adalah Arab, di samping bahasa lokal: Nubia, Ta Bedawie, serta
Sudan hasil tambang utama petroleum, pertanian: gandum, kacangkacangan, beras, kopi, gula dan tembakau. Angka pertumbuhan ekonomi rata-rata
5,1%, sedang infasi rata-rata 9,2%. Mata uang Sudan adalah ‘Sudanese Dinar
(SDD)’. US $ 1,- sama dengan 263.306 SDD.
bahasa Inggris
a.
Sejarah masuknya
Islam masuk ke Sudan pada masa perluasan yang dilakukan oleh Abdullah bin Said
bin Abi Sarah. Ia mencoba memasuki kota Noubah dua kali pada pemerintahan
Utsman bin Afan, yaitu pada tahun 20 H (640 M) dan tahun 31 H (651 M). Kerajaan
Islam di Sudan yang terkenal antara lain Kerajaan al-Funji 1505-1820 M, Kesultana
Darafura tahun 1638-1875 M, dan Kerajaan Toqli tahun 1570 sampai akhir abad ke19.
Republik Sudan beribukota di Khortum. Jumlah penduduknya 16.911.000 yang
beragama Islam 14.375.000= 85%. Penyebaran Islam di Sudan dengan cara
mengajarkan ilmu tasawuf dan ajaran flsafat. Ahli tarekat dan tasawuf yang
mansyur dan berpengaruh di kalangan muslim di Sudan pada saat itu, antara lain
sebagai berikut.
a.
Abdul Qadir Jaelani tahun 1179-1186
b. Abu Hasan asy-Syazili tahun 1196-1258
Ibu kota Negara :
Jumlah penduduk :
Daerah berkembangnya :
Persentase muslim :
Tahun masuknya islam :
Jalur Masuknya islam :
6. maroko
A. Masuknya Islam di Maroko
Maroko atau Maghrib (al-Mamlakah al-Magribiyah), adalah Kerajan Islam di kawasan Afrika
Utara; Ibu kotanya Rabat dengan luas wilayah kurang lebih 458.730 km2, penduduknya
34.721.000 (2006)[2] dibagian timur berbatasan berbatasan dengan Aljazair dan tenggara dengan
Sahara Barat, sebelah barat berbatasan Samudra Atlantik, dan Gibraltar di utara. Bahasa Arab
merupakan bahasa resmi dan diperkaya dengan beberapa bahasa seperti bahasa Berber, Perancis
dan Spanyol. Mayoritas penduknya menganut agama Islam (98.7%), Kristen (1.1%) dan
minoritas Yahudi. Dalam pergaulan Internasional Maroko menjadi anggota Liga Arab dan
Organisasi Persatuan Afrika (OAU).
b. Perkembangan
Islam pertama kali dibawa ke Maroko pada tahun 680M oleh invasi Arab dibawah Uqba ibn
Nafi, seorang jenderal yang melayani Damaskus di bawah Bani Umayyah. Tetapi catatan lain
menyebutkan bahwa agama Islam kali pertama dibawa ke Maroko oleh orang Arab yang
menyerbu wilayah itu pada tahun 683. Penaklukan wilayah Afrika Utara ini memakan waktu 53
tahun. Penyebaran Islam di Maroko dilanjutkan oleh Panglima Musa bin Nushair pada tahun 698
bersamaan dengan penaklukan benteng-benteng di dekat Samudera Atlantik. Seorang jenderal
bernama Thariq bin Ziyad berjihad menaklukan Spanyol melalui Maroko pada tahun 710 dan
ekspedisinya itu sukses . Tariq bin Ziyad yang diangkat Musa bin Nusair untuk memerintah
Maroko setelah ditaklukkan, kemudian menyebrangi selat antara Maroko dan Eropa, dan
mendarat di suatu tempat (gunung) yang kemudian dikenal sebagai Jabal Tarig (Gibraltar).
Maroko menjadi wilayah penyangga untuk penaklukan Spanyol.
7. Mauritania
Ibu kota
(dan kota terbesar)
Nouakchott
Kemerdekaan
-
Dari Perancis
28 November 1960
Luas
-
Total
1.030.700 km2 (29)
-
Perairan (%)
0,03
Penduduk
-
Perkiraan 2015 3.631.775 (133)
-
Kepadatan
3,36/km2 (233)
Perkembangan Islam di Mauritania
Sebagaimana diketahui, Islam dianut oleh 100% penduduk Mauritania sejak abad ke-10. Dan
lebih perkasa lagi, setelah Bani Hasaniyah menguasai Mauritania pada abad ke-16. Baik suku
bangsa Moor/Berber (putih dan hitam), Pulaar (Fulani) Soninke, Tukolor atau Wolof adalah
penganut Islam yang setia, sejak berabad-abad lalu. Mereka menganut madzhab Sunni,
sedangkan aliran sufi yang dianut adalah sufi Qadiriyah.
Mauritania dikenal sangat kental sebagai Republik Islam. Islam diterapkan dalam segala faktor
kehidupan, baik sosial, politik, budaya maupun ekonomi. Oleh karena itu, Islam di Mauritania
tidak perlu diperjuangkan seperti negara-negara Afrika hitam lainnya, namun perlu
dikembangkan dengan benar, sesuai al-Qur’an dan Sunnah Rasul. Dalam Konstitusi yang telah
diratifikasi pada tanggal 20 Juli 19991 ditegaskan bahwa ‘Mauritania adalah Republik Islam
yang tak dapat diubah’. Selanjutnya dalam pasal 5 UUD tersebut dinyatakan bahwa ‘Islam
adalah agama penduduk dan negara’. Dengan dua ayat tersebut menunjukkan bahwa Mauritania
bukan negara sekuler, dan terjemahan selanjutnya adalah bahwa setiap penduduk Mauritania
adalah Muslim, dan pegawai negeri di negara tersebut secara resmi harus beragama Islam
8. Somalia
Sebelum Islam masuk di Somalia, agama kristen masuk lebih dahulu. Ketika Islam di negeri ini
terjadilah perang agama. Pada akhirnya Islam dapat berkembang di negeri ini. Islam masuk di
Somalia pada tahun 860 M. masyarakat muslim Somalia mengikuti mazhab sunni, syi’ah ada
yang menganut ajaran tasyawuf. Kini Islam terus berkembang di negeri ini.
9. jibouti
Djibouti adalah sebuah negara yang terletak di Afrika Timur persisnya di Teluk Aden, pintu
masuk Laut Tengah. Merdeka pada 27 Juni 1977. Dulu dikenal sebagai Tanah Somalia Perancis
atau Afar dan Assa lalu berubah menjadi Djibouti. Bertetangga dengan Ethiopia di selatan dan
Somalia di tenggara. Negara yang luas wilayahnya setara dengan Kabupaten Donggala ini
penting bagi Ethiopia sebab 60% ekspornya dilepas melalui negara ini.
epublik Djibouti merdeka pada 27 Juni 1977. Djibouti adalah pengganti Somaliland Perancis
(kemudian disebut Teritori Perancis orang Afar dan Issas), yang diciptakan di paruh pertama
abad ke-19 sebagai akibat kepentingan Prancis di Tanduk Afrika. Namun, sejarah Djibouti
tercatat di puisi dan lagu penduduk nomadennya, terlacak balik ke ribuan tahun yang lalu saat
orang Djibouti berdagang kulit dan rempah-rempah Mesir, India, dan Cina kuno. Melalui kontak
erat dengan semenanjung Arab selama lebih dari 1.000 tahun, suku-suku Somali dan Afar di
kawasan ini menjadi salah satu bangsa Afrika yang masuk Islam. Djibouti adalah negeri Muslim
yang secara reguler turut serta dalam pertemuan Islam dan juga Arab.
10 sinegal
Senegal
Senegal adalah sebuah negara yang dipercaya sebagai salah satu tempat pertama di Afrika Barat
yang dihuni manusia pada 15.000 tahun yang lalu. Luas wilayahnya adalah 196.190 km2,
beriklim tropis dan mempunyai tiupan angin sangat kuat. Negara ini berbatasan dengan
Mauritania, Mali, Guinea, Guinea Bissau, dan Gambia. Ibukotanya adalah DAKKAR (terkenal
dengan rally Paris-Dakkar), dan terbadi dalam 10 regionsHasil utama Senegal adalah perikanan,
fosfat dan bijih besi. Pertumbuhan ekonomi rata-rata per-tahun 5%, income perkapita US$ 1,500
per-tahun, inflasi rata-rata 3% per-tahun.
Jumlah penduduk Senegal sebesar 10,580.307 jiwa, 94% beragama Islam, 5% Kristen dan 1%
Animisme. dengan komposisi etnis Wolof 43,3%, Pular 23,8%, Serer 14,7%, selebihnya adalah
etnis Jola, Mandika, Soninke, Eropa dan Lebanon.Senegal memperoleh kemerdekaan dari
Perancis pada tanggal 4 April 1960, dengan bentuk pemerintahannya adalah Republik. Presiden
pertamanya adalah seorang Katholik, Leopold Sedar Seghor, yang dikenal sebagai Bapak
Pejuang Kemerdekaan Afrika.
Sejarah Islam di Senegal
Sebagaimana telah disinggung, Senegal mempunyai penganut Islam terbesar yaitu 94% dari total
penduduk. Bagi kebanyakan orang Indonesia, hal ini pasti dipandang aneh, padahal Islam telah
berkembang di Senegal sejak abad XI, hampir sama dengan masuknya Islam di Indonesia, ketika
War Jabi, Raja Tekrur masuk Islam . Pada abad XIII, kerajaan Tekrur menjadi bagian dari
Imperium Mali. Perkembangan Islam di Senegal mengalami perubahan pesat, ketika aliran
Tarekat (sufi) mulai merasuk pada abad XVIII, yaitu dimulai dengan masuknya alirah Qadiriyah.
Pada tahun 1820 (abad XIX), Al-Hajj Umat Tall membawa aliran Tijaniyah dan berhasil
membentuk kekaisaran yang meliputi wilayah Senegal, Mali dan Guinea. Pada tahun 1887,
Syaikh Ahmadou BAMBA mendirikan aliran Mauridiyah. Bila Sudan berpaham Sunni, maka
perkembangan Islam di Senegal dimotori oleh aliran tarekat (sufi), yaitu Qadiriyah, Tijaniyah
dan Mauridiyah
Presiden Senegal saat ini adalah ABDOULAYE WADE (Senegalese Democratic Party/PDS),
terpilih sejak tanggal 1 April 2000, menggantikan Abdou Diouf.
Minoritas
Kamerun
Awal Masuk dan Berkembangnya Islam di Kamerun Islam telah masuk ke Kamerun
pada abad ke-10, ketika para pedagang Arab melalui Sahara memasuki Kamerun
bagian utara. Di samping mereka berdagang (emas, garam, tembaga, perunggu
dan budak), mereka juga mengenalkan Islam (da'wah) pada penduduk pribumi.
Mereka terus tumbuh dan akhirnya menguasai Kamerun bagian utara dan tengah
hingga kini. Sedangkan misi Kristen baru mulai bekembang pada abad ke-19,
namun hampir menguasai seluruh aspek kehidupan masyarakat Kamerun. Ketika
Kerajaan Kanem Bornu di dekat Danau Chad dipimpin oleh dinasti Saifawa (Sefuwa),
yaitu Raja Dunama Dibbalemi masuk Islam pada tahun 1221 (memerintah sampai
dengan tahun 1251), maka kejayaan Islam di Afrika Tengah mulai menyebar, mulai
dari Chad, Nigeria, Niger maupun Kamerun. Pengaruh Kanem Bornu di Kamerun ini
berlanjut hingga abad ke-15. Islam menjadi kekuatan penuh di Kamerun bagian
utara, ketika suku Fulani (Fulbe) menguasai daerah itu pada abad ke-18, dan
mendirikan kerajaan Adamawa (Adamawa Emirate), yang meliputi Kamerun dan
Nigeria. Sultan Adamawa saat ini adalah Issa Maigari, sekaligus sebagai Gubernur
propinsi Adamawa. Suku Fulani memang termasuk salah satu suku unggulan di
Afrika, dan paling gigih menyebarkan agama Islam di kawasan itu. Mereka sampai
saat ini menguasai pemerintahan modern di Senegal, Guinea (Futa Jallon),
Mauritania, Guinea Bissau, Mali, Burkina Faso, Benin, Niger, Chad, Kamerun dan
Sudan. Sebelumnya, pada abad ke-17, suku Fulani telah mengekspansi Kerajaan
Bamoun yang didirikan oleh Nshare Yen, dan kerajaan Bamoun baru menerima
Islam secara utuh pada tahun 1833 ketika Sultan Njoya Ibrahima berkuasa.
a). Republic of Cameroon (Republik Kamerun), ibukotanya YAOUNDE (semula
beribukota di Buea), terbagi dalam 10 propinsi. Sebelum orang-orang Portugis
menemukan Kamerun pada abad ke-15 (1472), para pedagang Arab dan orangorang Islam telah memasuki Kamerun dari arah utara (Sahara) pada abad ke-10.
Mereka berda'wah sambil berdagang emas, perunggu, tembaga, garam, dan budak.
Oleh karena itu, Islam sangat kuat di bagian utara dan tengah Kamerun. Portugis
adalah kolonial Barat pertama yang masuk ke Kamerun, yaitu sekitar abad ke-15
(tahun 1472), diikuti Inggris, Belanda, Jerman dan Perancis. Orang-orang Barat ini
datang ke Kamerun untuk memperebutkan perdagangan budak.
Bapak kemerdekaan Kamerun, seorang pejuang muslim sejati dari suku Fulani, ElHaji Ahmadou Babatoura Ahijo (lahir pada Agustus 1924), berhasil membawa
bangsa Kamerun memperoleh kemerdekaan, ketika pada tahun 1958 melalui
partainya I'Union Camerounaise menguasai parlemen. Akhirnya pada tanggal 1
Januari 1960, Ahijo memproklamasikan kemerdekaan Kamerun, dan beliau ditunjuk
sebagai Presiden pertama. Pada awalnya pemerintahan Ahijo kurang berjalan
mulus, karena penduduk bagian selatan yang didominasi Kristen dan berbahasa
Perancis belum bisa menerima kemerdekaan. Untuk itu, pemerintah Kamerun di
bawah Ahijo mengadakan referendum pada bulan Oktober 1961. Hasil referendum
adalah, penduduk bagian utara yan didominasi Islam dan berkiblat ke Inggris lebih
menginginkan bergabung dengan Nigeria, sedangkan pendudukan bagian selatan
lebih menginginkan pembentukan Republik Federasi Kamerun. Kemelut ini berakhir
pada tanggal 20 Mei 1972, ketika disepakati adanya konstitusi baru yang pada
intinya membentuk Republik Kesatuan Kamerun.
2. guenea Bissau
adalah sebuah negara yang berada di Afrika Barat. Negara ini berbatasan dengan Senegal di utara
dan Guinea di sebelah selatan dan timur, dan Samudera Atlantik di sebelah barat. Negara ini
mencakup 36.125 km², dengan populasi sekitar 1.600.000 jiwa.
Guinea-Bissau dulu merupakan bagian dari Kerajaan Kaabu, yang merupakan bagian
dari Kekaisaran Mali. Bagian dari kerajaan ini bertahan hingga abad ke-18, sementara beberapa
bagian lainnya adalah bagian dari Kekaisaran Portugal. Kemudian Guinea-Bissau menjadi bagian
dari koloni Portugal, Guinea Portugal pada abad ke-19. Setelah kemerdekaan, dideklarasikan pada
1973 dan diakui pada 1974, nama ibu kotanya, Bissau, ditambahkan ke dalam nama negara untuk
menghindari kekeliruan dengan negara Guinea.