tugas hukum keuangam negara negara-negara budaya negara-negara budaya

Tugas Hukum Keuangan Negara

MENELISIK KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN
NEGARA MELALUI PENERAPAN TAX HOLIDAY SEBAGAI
BAGIAN PAKET KEBIJAKAN EKONOMI JILID VI

OLEH
ESTER CLAUDIA PAKPAHAN
14.021.900.19

Pemerintah tengah menggodok sejumlah insentif tambahan yang akan
masuk dalam paket kebijakan ekonomi jilid VI. Para pelaku industri yang
beroperasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) akan semakin dimanjakan
dengan sejumlah instrumen perpajakan
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Sofyan Djalil menjelaskan
pemerintah tengah fokus merevitalisasi industri manufaktur yang ada di
Indonesia. Oleh sebab itu, paket kebijakan ekonomi jilid VI yang sedianya
diumumkan kemarin, akan memberikan banyak insentif untuk KEK yang
mayoritas dihuni oleh pelaku industri tersebut.
Pemerintah mendukung kawasan industri supaya berkembang sehingga
pemerintah bisa merevitalisasi manufaktur Indonesia, maka di KEK akan

diberi banyak insetif. Mulai dari insentif perpajakan, kemudahan imigrasi,
kemudahan perpanjangan izin, pembelian properti, impor dan lainnya.
Sofyan mengatakan secara detil, salah satu insentif tersebut berupa
perpanjangan pembebasan pembayaran pajak penghasilan (PPh) atau tax
holiday dari yang biasanya berlaku paling lama 10 tahun, menjadi selama 25
tahun.(CNN News)
Berdasarkan hal tersebut penulis maka yang menjadi pokok permasalahan
dalam artikel ini adalah :
Bagaimanakah legalitas dari penerapan tax holiday di Indonesia?

Sebelum menelisik lebih jauh mengenai tax holiday terlebih dahulu harus
diketahui makna dari tax holiday itu sendiri. Sebagaimana dikutip dari laman
investpedia dan wikipedia tax holiday adalah Used in the hopes of increasing
the gross domestic product (GDP) in developing countries, tax holidays are a
way in which governments attract foreign investors. Tax holidays are often
put in place in particular industries to help promote growth.
Tax holiday is a temporary reduction or elimination of a tax. Programs may
be referred to as tax abatements, tax subsidies, tax holidays, or tax
reduction programs. Governments usually create tax holidays as incentives
for business investment. In developing countries, governments sometimes

reduce or eliminate corporate taxes for the purpose of attracting Foreign
Direct Investment or stimulating growth in selected industries.
Berdasarkan 2 sumber di atas, kata kunci tax holiday adalah : reduction or
elimination of a tax, temporary, as incentives for business investment. Bila
demikian, tax allowance yang selalu diartikan oleh media massa nasional
sebagai keringanan pajak atau tax reduction yang merupakan bagian dari
tax holiday itu sendiri.
Tax Allowance diterjemahkan sebagai keringanan/pengurangan pajak, dan
tax

holiday

sebagai

pembebasan

pajak

atau


tax

exemption.Dunia

internasional menggunakan istilah tax holiday, termasuk untuk insentif
keringanan pajak.

Diterapkannya tax holiday

pasti akan membawa dampak positif maupun

negatif diantaranya :
1.Pendapatan Negara
Tax Holiday akan mengurangi jumlah pajak penghasilan badan, sehingga
pendapatan negara dari sektor pajak akan berkurang. Namun dalam jangka
menengah dan jangka panjang justru akan meningkatkan penghasilan
negara karena modal ang ditanamkan besar sedangkan pengurangan tarif
berlaku dalam jangka pendek.
Namun disisi lain, pemberlakuan jangka waktu pemberian fasilitas dapt
berdampak buruk karena penyalahgunaan yang dilakukan oleh perusahaan

yang

hanya

mengejar

insentif

pajak

terutama

Tax

Holiday

untuk

menghindari pembayaran pajak yang mengakibatkan kebocoran pendapatan
negara. Selain itu, ada perusahaan yang hanya mengejar Tax Holiday

dengan mengalihkan investasinya kenegara lain setelah berakhirnya masa
Tax Holiday.
2.

Investasi

Sesuai dengan tujuan utama diberikannya fasilitas Tax Allowance dan Tax
Holiday untuk menarik penanaman modal di Indonesia baik penanaman
modal domestik maupun asing. Namun, efektiftas insentif pajak masih
dipertanyakan. Bagi industri tertentu, fasilitas pajak bukan merupakan faktor
utama untuk menanamkan modalnya di suatu negara. Seperti halnya kasus

yang terjadi pada anak perusahaan Krakatau Steel yang gagal dalam
mendapatkan

Tax

Holiday

namun


masih

tetap

ingin

melanjutkan

investasinya.
3.

Peningkatan lapangan pekerjaan

Dengan

meningkatnya

kebutuhan


julah

meningkatnya

tenaga

kerja

industri

sehingga

baru,

dapat

akan

menambah


mengatasi

masalah

pengangguran.
Dasar hukum keringanan atau pengurangan pajak (dikenal sebagai tax
allowance) sudah jelas, yaitu Pasal 31A Undang-Undang Nomor 7 Tahun
1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 . Masalahnya dasar
hukum pembebasan pajak (dikenal sebagai tax holiday). Selama ini selalu
disebut-sebut tax holiday regime telah berakhir dengan diterbitkannya UU
No. 7 tahun 1983 tentang PPh yang mulai berlaku efektif 1 Januari 1984.
Rezim tax holiday dulu pernah ada dalam sejarah perpajakan Indonesia
dengan diterbitkannya UU No. 1/1967 tentang Penanaman Modal Asing. Pada
Pasal 15 dan 16 UU No. 1/1967 memang diatur tentang ‘pembebasan padjak
perseroan’ dan ‘keringanan padjak perseroan’. Namun UU No. 11/1970
tentang Perubahan dan Tambahan UU No. 1/1967 mengubah Pasal 15 dan
Pasal 16 dengan tidak mencamtumkan lagi ‘pembebasan padjak perseroan’.

Pasal 18 ayat (5) UU No. 25/2007 sebagai dasar hukum pembebasan pajak.

Pertanyaannya apakah UU tentang penanaman modal dapat menjadi dasar
hukum pembebasan pajak yang tidak diatur pada UU PPh?
Bukankah UU PPh bersifat khusus tentang pajak (specialis) dan UU
Penanaman Modal bersifat umum, sehingga berdasarkan asas lex specialis
derogate legi generali, UU PPh akan mengesampingkan aturan pajak yang
ada di UU Penaman Modal.
Ketika

UU

PPh

yang

bersifat

spesialis

hanya


memberikan

fasilitas

pengurangan/keringanan PPh (tax allowance) maka berarti UU PPh tidak
memberikan ruang kepada pembebasan pajak (tax holiday). aturan umumnya laba usaha dikenakan PPh berdasarkan Pasal 4 UU PPh, pengecualiannya perusahaan di sektor industri dan wilayah tertentu diberikan keringanan
pajak (tax allowance) berdasarkan Pasal 31A UU PPh. Tidak ada Exceptional
untuk pembebasan pajak (tax holiday). Sepanjang tidak ada pengecualian
maka aturan umum akan berlaku, bahwa laba perusahaan dikenakan PPh
atau

tidak

ada

fasilitas

pembebasan

pajak.


Dengan

demikian,

UU

Penanaman Modal tidak dapat menjadi dasar hukum pembebasan pajak (tax
holiday) yang tidak diberikan oleh UU PPh.
Untungnya

hal

tersebut

segera

disadari

oleh

pemerintah

dengan

diterbitkannya PP Nomor 97 Tahun 2010 tentang penghitungan penghasilan
kena pajak dan pelunasan pajak tahun berjalan dan juga peraturan menteri
keuangan

no

130/PMK.011/2011

jo

peraturan

menteri

keuangan

no.192/PMK.011/2014 tentang pemberian

pembebasan atau pengurangan

pajak pengasilan badan.
Meskipun sudah ada aturan hukum yang melegalkan tax holiday, hendaknya
pemerintah harus kritis dan teliti dalam menerapkan tax holiday (tepat
sasaran) mengingat tax holiday dapat berdampak positif maupun negatif
bagi keuangan negara, lagi pula tax holiday bukanlah suatu perang diskon
dengan negara lain hanya karena tidak mau kalah angka-angka statistik
invenstasi asing dengan negara lain.
Kebijakan memberi fasilitas pajak merupakan kebijakan yang populis dan
business friendly namun jangan sampai insentif pajak tersebut menjadi
‘diskon’ bangsa ini kepada konglomerasi (asing) pemilik modal besar yang
nyata-nyata

menikmati

sumber

daya

bangsa

dengan

pengorbanan

seminimal mungkin. Prinsip ekonomi pasti diterapkan. multifier efect atau
trickle down efect pada jaman orba dapat menjadi janji manis kepada
bangsa ini yang akan dilupakan setelah bisnis selesai.
Yang kita butuhkan adalah kualitas investasi asing untuk mengangkat harkat
dan martabat bangsa melalui aktivitas ekonomi. Ingat, pajak adalah hak
bangsa ini dan juga merupakan harga diri bangsa bila melibatkan bangsa
lain. Menurut saya Tax holiday haruslah opsi kebijakan terakhir.
Manajer

pemasaran

yang

handal

akan

memandang

diskon

harga

merupakan opsi terakhir untuk menghadapi persaingan pasar, setelah
melakukan peningkatan kualitas barang, pelayanan, dan kenyamanan

konsumen dianggap tidak membawa hasil. Demikian juga pemerintah
seharusnya memandang tax holiday sebagai kebijakan terakhir. Indonesia
sebagai capital importing country memiliki competitive advantage, yaitu
sumber daya alam yang melimpah dan upah murah dan jika saja pemerintah
mau serius menciptakan kebijakan dan menangani masalah hukum untuk
menciptakan kepastian hukum,
economy

(istilah

awamnya

stabilitas

pungli,

politik,

KKN),

dan

menekan high
debirokratisasi

cost
yang

menghambat bisnis, investor akan berbondong-bondong datang ke negeri ini
tanpa iming-iming tax holiday.

REFERENSI
WEBSITE
http://m.cnnindonesia.com/ekonomi/20151103141518-78-89159/paket-viberi-tax-holiday-25-tahun-di-kawasan-ekonomi-khusus/
www.investopedia.com
http://en.wikipedia.org/wiki/Tax_holiday
http://accounting.binus.ac.id/2015/10/13/perbedaan-tax-holiday-dan-taxallowance
http://www.ortax.org/ortax/?mod=issue&page=show&id=69
PERUNDANG-UNDANGAN
UU No. 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan

UU No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal Asing
PP Nomor 97 Tahun 2010 Tentang Penghitungan

Penghasilan Kena Pajak

Dan Pelunasan Pajak Tahun Berjalan
Peraturan Menteri Keuangan No 130/Pmk.011/2011 jo Peraturan Menteri
Keuangan No.192/Pmk.011/2014 Tentang Pemberian
Pengurangan Pajak Pengasilan Badan.

Pembebasan Atau