Karya Tulis Perdagangan Bebas dampa

Indonesia dalam
Perdagangan Bebas
\

Disusun Oleh:
Usha Adelina Batari R
XII Sosial 2
SMAN 70 JAKARTA

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis berhasil menyelesaikan karya tulis
“Indonesia dalam Perdagangan Bebas” ini dengan tepat waktu waktu.
Karya tulis ini berisikan tentang informasi kinerja Indonesia di dalam perdagangan
bebas, penjelasan secara luas mengenai perdagangan bebas, serta kebijakankebijakan yang selayaknya diambil pemerintah dalam menghadapi perdagangan bebas.
Diharapkan Karya tulis ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang
perdagangan bebas.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi
kesempurnaan karya tulis ini.
Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada Nurul, Maya, Hilda, Giscka, Tika,

Nanda, Nabila, Defa, dan Tata yang telah menginspirasi penulis dalam penyusunan
karya tulis ini, Ibu Tati Hayati selaku guru bahasa Indonesia penulis yang telah
membantu saya dalam banyak hal, dan semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan Karya tulis ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin.
Jakarta, 20 Februari 2012

Usha Adelina

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah
Dari seluruh masalah ekonomi yang ada, masalah ekonomi yang paling umum ditemui
adalah keterbatasan alat pemuas kebutuhan dibandingkan dengan kebutuhan manusia
sendiri yang tidak terbatas jumlahnya. Sejak zaman purbakala hingga sekarang
manusia telah melakukan perubahan demi perubahan guna memenuhi kebutuhan
hidupnya sehari-hari. Dimulai dari proses food gathering dimana manusia pada saat itu
hanya bisa hidup dengan bergantung pada alam sampai dengan proses food producing
yang menunjukan bahwa manusia telah berhasil menghasilkan makanannya sendiri
tanpa harus bergantung pada apa yang telah disediakan oleh alam.

Manusia yang pada hakikatnya adalah mahluk sosial, dalam usaha-usaha pemenuhan
kebutuhannya pun membutuhkan manusia lainnya, baik dari daerah yang sama
maupun dari daerah yang berbeda. Pada abad ke-19 sebelum masehi, ditemukan
catatan yang membuktikan keberadaan koloni pedagang Assyria di Kanesh,
Cappadocia. Memasuki abad ke-16, terlihat dengan jelas telah terjadi perdagangan
komoditas-komoditas dengan skala besar antara Negara-negara di eropa. Hal ini
disebut dengan Perdagangan Internasional.
Namun, mengapa tetap terjadi kelangkaan barang dimana-mana meskipun penerapan
Perdagangan Internasional telah berlangsung selama berabad-abad? Hal ini
disebabkan oleh kebijakan proteksionisme yang bersifat menghambat kelancaran
jalannya perdagangan internasional yang dikenal dengan teori merkantilisme. Oleh
karena itu, muncul pemikiran-pemikiran yang mendukung liberalisme dalam
perdagangan di dunia. Pemikiran-pemikiran tersebut antara lain dicetuskan oleh Adam
Smith dan muridnya, David Ricardo.
Indonesia sebagai Negara berkembang yang terletak sangat strategis untuk melakukan
perdagangan internasional telah melakukan perdagangan skala besar dengan banyak
Negara seperti Cina dan Arab sejak datangnya bangsa-bangsa eropa yang berupaya
mencari rempah-rempah untuk dijadikan komoditas perdagangannya. Di abad ke-21 ini,
melalui AFTA dan ACFTA Indonesia terjun ke dalam kancah perdagangan bebas.
Para ahli ekonomi di Indonesia banyak yang menyatakan pro atau kontra terhadap

sistem perdagangan bebas berdasarkan analisis dampaknya terhadap perekonomian di
Indonesia. Dalam karya tulis ini, penulis mencoba menjelaskan perdagangan bebas
secara lebih detail, dampaknya bagi Indonesia serta fakta-fakta mengenai persaingan
Indonesia dengan Negara-negara lain dalam kompetisi ketat perdagangan bebas.

Perumusan Masalah

Dampak perdagangan bebas banyak menimbulkan reaksi dari ekonom-ekonom di
Indonesia, baik yang pro maupun yang kontra terhadap sistem perdagangan bebas itu
sendiri. Berikut adalah berbagai pertanyaan-pertanyaan yang sering timbul seputar
perdagangan bebas:






Apakah itu perdagangan bebas?
Bagaimana dampak perdagangan bebas terhadap Indonesia sebagai Negara
berkembang?

Apakah perdangan bebas dapat menyebabkan keterpurukan bagi perekonomian
Indonesia?
Apakah Indonesia sudah siap untuk turut berpartisipasi dalam perdagangan
bebas?
Apakah yang dapat dilakukan Indonesia agar dapat bersaing dalam
perdagangan bebas?

Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah untuk menjelaskan lebih dalam
mengenai dampak dari sistem perdagangan bebas bagi Indonesia sebagai Negara
berkembang sehingga masyarakat dapat memilih untuk bersikap pro atau kontra
terhadap hal tersebut dan juga untuk memperluas pengetahuan masyarakat
mengenai perdagangan bebas.

PEMBAHASAN

1.1 Perdagangan Bebas
Konsep dari perdagangan bebas timbul dari reaksi terhadap kebijakan-kebijakan
proteksionisme yang dilakukan beberapa Negara yang mengakibatkan
ketidaklancarannya proses perdagangan antara Negara. Pencetus pertama dari

konsep perdagangan bebas adalah Adam Smith dalam bukunya yang berjudul
“Wealth of Nations”. Melalui bukunya, Adam Smith sebagai bapak perekonomian
liberal berpendapat bahwa teori-teori merkantilis sangat membatasi kuantitas
perdagangan.
Perdagangan bebas sendiri adalah perdagangan tanpa kerumitan birokrasi atau
hambatan-hambatan buatan dari suatu Negara yang bermaksud untuk
melindungi produksi dalam negeri seperti tariff, bea impor, kuota impor, dan lainlain. Perdagangan bebas mengacu pada sistem liberalisme dalam
perekonomian, dimana perdagangan dilepas dalam suatu zona tanpa hambatan
dan perdagangan tersebut berjalan sesuai dengan mekanisme pasar tanpa
campur tangan pihak lain. Dapat dikatakan di dalam perdagangan bebas
terdapat hukum rimba yang seperti kita telah ketahui, berbunyi “Yang kuat yang
bertahan”.
Konsep perdagangan bebas diterapkan dengan pengadaan kawasan
perdagangan bebas. Beberapa contoh perjanjian kawasan perdagangan bebas
antara lain adalah:
 AFTA (Asean Free Trade Area) yakni kawasan perdagangan bebas
antara Negara-negara anggota ASEAN
 NAFTA (North American Free Trade Area) yakni kawasan perdagangan
bebas di Amerika Utara meliputi Amerika Serikat, Meksiko dan Kanada.
 ACFTA (Asean-China Free Trade Area) yakni kebijakan perdagangan

bebas tanpa hambatan antara Negara-negara anggota ASEAN dengan
Republik Rakyat Cina dan baru saja mulai diterapkan Januari 2010.
 CEFTA (Central Europian Free Trade Agreement) yakni perjanjian
perdagangan bebas antara Negara-negara bukan anggota Uni Eropa
yang terletak di Eropa Tenggara.
Perdagangan bebas memiliki banyak dampak baik yang positif maupun negatif.
Dari sisi positifnya, perdagangan bebas dapat memperbesar kemungkinan suatu
Negara untuk memenuhi kebutuhannya, meningkatkan produktivitas industri
suatu Negara agar dapat bertahan dalam persaingan yang ketat, penyerapan
tenaga kerja lebih banyak dalam upaya peningkatan kualitas komoditas ekspor
suatu Negara, perluasan kesempatan untuk mendapatkan investasi modal dari
investor asing serta peningkatan kemakmuran dari Negara tersebut.

Sedangkan dari sisi negatifnya, perdagangan bebas dapat mengakibatkan
dominasi dari Negara-negara yang kuat dalam perdagangan terhadap Negaranegara yang lemah, ketidaksiapan nsuatu Negara dalam menghadapi
perdagangan bebas mengakibatkan resesi ekonomi dari Negara tersebut,
ketergantungan terhadap impor barang Negara lain, eksploitasi sumber daya
alam dari suatu Negara, berkurangnya tenaga kerja professional karena banyak
yang bekerja di luar negeri, serta matinya produk-produk lokal yang tidak mampu
bersaing dengan produk-produk Negara lain.

1.2 Indonesia dalam Perdagangan Bebas
Partisipasi Indonesia di kancah perdagangan bebas masih merupakan berita hangat
yang kerap dibicarakan di kalangan masyarakat. Januari 2010 merupakan langkah awal
Indonesia untuk membuktikan kemampuannya dalam sistem perdagangan bebas
melalui ACFTA yakni kawasan perdagangan bebas antara negara-negara ASEAN
dengan Republik Rakyat Cina.
Melalui ACFTA, Indonesia mendapatkan tambahan suntikan dana dari para
investor asing dan dana tersebut dapat diputar kembali untuk meningkatkan ekspor
negara. ACFTA juga dapat meningkatkan volume perdagangan dan menambah
cadangan devisa negara. Dan yang terakhir, ACFTA akan berpengaruh positif apda
proyeksi laba BUMN secara agregat. Namun disamping itu, faktor laba bersih,
presentase pay-out ratio atas laba juga menentukan besarnya deviden atas laba
BUMN. Keoptimisan tersebut timbul karena dengan adanya ACFTA, BUMN akan dapat
memanfaatkan barang modal yang lebih murah dan dapat menjual produk ke Cina
dengan tarif yang lebih rendah pula.
Namun, sejak berlakunya kebijakan dari ACFTA pada bulan Januari 2010, yang
lebih menjadi perhatian dari masyarakat adalah kegagalan Indonesia dalam bersaing
dengan negara lain. Hal ini membuat kita bertanya-tanya sudah siapkah Indonesia
untuk bersaing dalam kawasan perdagangan bebas, tidak hanya dengan negaranegara satu benua, tapi juga dengan negara-negara Eropa yang notabenenya telah
mengenal istilah perdagangan bebas sejak puluhan tahun yang lalu?

Absennya strategi yang kuat dari Indonesia dalam menghadapi ACFTA menjadi
salah satu alasan yang dominan mengakibatkan gagalnya Indonesia dalam bersaing
dengan negara lain. Indonesia lebih memilih mengeskpor barang mentah dengan harga
murah yang semestinya dapat diolah menjadi barang jadi dan memiliki harga jual lebih
tinggi. Akibatnya Indonesia malah harus mengimpor barang jadi dari negara lain yang
sebenarnya bisa diproduksi di dalam negeri.
Berikut adalah dampak negatif yang Indonesia peroleh sejak berlakunya ACFTA:
 Serbuan produk asing terutama dari Cina dapat menghancurkan sektorsektor ekonomi yang vital. Padahal sebelum tahun 2009 saja Indonesia
telah mengalami proses deindustrialisasi (penurunan industri).







Berdasarkan data Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia, peran
industri pengolahan mengalami penurunan dari 28,1% pada 2004 menjadi
27,9% pada 2008. Diproyeksikan 5 tahun kedepan penanaman modal di
sektor industri pengolahan akan mengalami penutunan US$ 5 miliat yang

sebagian besar dipicu oleh penutupan sentra-sentra usaha strategis IKM
(Industri Kecil Menengah).
Pasar dalam negeri kalah bersaing dengan produk dari luar negeri yang
kualitasnya yang bersaing dan dijual dengan harga murah. Sesuai dengan
prinsip ekonomi manusia pada umumnya, masyarakat Indonesia sendiri
pun akan membeli produk dengan harga yang lebih rendah meskipun
produk tersebut merupakan produk impor dari negara lain. Karena
tingginya jumlah produksi yang kalah bersaing, banyak usaha yang
beralih menjadi pedagang atau importir dari produk-produk luar negeri
saja karena menurut mereka menjadi importir lebih banyak membawa
keuntungan. Hal ini sangat memperburuk keadaan karena bisa
mengakibatkan semakin merajalelanya produk luar negeri di pasar
Indonesia.
Data menunjukkan bahwa tren pertumbuhan ekspor non-migas Indonesia
ke Cina sejak 2004hingga 2008 hanya 24,95%, sedangkan tren
pertumbuhan ekspor Cina ke Indonesiamencapai 35,09%. Kalaupun
ekspor Indonesia bisa dikembangkan, yang sangat mungkin berkembang
adalah ekspor bahan mentah, bukannya hasil olahan yang memiliki nilai
tambah seperti ekspor hasil industri. Pola ini malah sangat digemari oleh
Cina yang memang sedang “haus” bahan mentah dan sumber energi

untuk menggerakkan ekonominya.
Terpangkasnya industri kecil menengah masyarakat yang tidak mampu
bersaing dengan produk impor dari negara lain.

Kalau dibiarkan seperti ini secara terus menerus, tidak hanya di bidang ekonomi
saja Indonesia harus mengalami keterpurukan tetapi juga kehidupan sosial
masyarakat pada umumnya. Banyaknya usaha yang tutup dapat mengakibatkan
meningkatnya pengangguran secara tidak langsung memicu peningkatan tingkat
kerawanan sosial. Kejadian seperti tragedi di tahun 1998 sebagai dampak dari
resesi ekonomi pemerintahan Soeharto dapat kembali terjadi.

PENUTUPAN
Kesimpulan

Ketidakterbatasan kebutuhan manusia dan hakikatnya sebagai mahluk sosial
membuat manusia melakukan berbagai macam usaha untuk memenuhi kebutuhannya,
salah satunya adalah dengan melakukan perdagangan internasional. Pengembangan
selanjutnya dari perdagangan internasional adalah pengadaan perdagangan bebas
yakni perdagangan antar-negara tanpa adanya pemberlakuan kebijakan proteksi yang
dapat menghambat jalannya perdagangan itu sendiri. Indonesia telah terjun ke kancah

perdagangan bebas sejak berlakunya ACFTA pada bulan Januari 2010. Namun, yang
lebih banyak dirasakan adalah dampak negatif dari pemberlakuan ACFTA tersebut. Hal
ini disebabkan oleh ketidaksiapan Indonesia dalam menghadapi kompetisi
perdagangan bebas dan kurangnya strategi dari perekonomian Indonesia.
Saran-Saran
Seperti yang telah dinyatakan sebelumnya, absennya strategi kuat dari Indonesia
mengakibatan gagalnya Indonesia dalam perdagangan bebas. Penguatan dari sisi
internal lah yang patutnya dilaksanakan oleh Indonesia, bukan memberlakukan kembali
kebijakan-kebijakan proteksi. Penguatan dari sisi internal yang dimaksud adalah seperti
pemberian subsidi bagi usaha kecil menengah Indonesia sehingga mereka bisa
memproduksi barang-barang dengan biaya yang lebih rendah dan tentunya menekan
harga jual produk tersebut dalam pasar internasional.
Selain itu, Indonesia harus meningkatkan intensitas pengolahan sumber daya
alam yang dimiliki daripada hanya mengekspor barang mentah yang malah
mengakibatkan negara lain dapat menjual produk olahan dari bahan mentah yang
mereka impor dari Indonesia dengan harga yang lebih bersaing, padahal seharusnya
produk-produk tersebut dapat diproduksi di dalam negeri.
Kebijakan pemerintah dalam bidang moneter seperti devaluasi (menurunkan nilai
kurs rupiah) juga dapat meningkatkan ekspor dan mengurangi impor Indonesia. Hal ini
disebabkan karena masyarakat luar negeri menganggap produk Indonesia memiliki
harga yang lebih rendah daripada produk lainnya. (e.g. Pada awalnya seseorang
dengan uang US$10 hanya dapat membeli 2 spidol dari Indonesia. Ketika Indonesia
memberlakukan kebijakan devaluasi, dengan uang US$10 seseorang tersebut jadi bisa
membeli 5 spidol.)
Dan yang terakhir dan yang paling penting adalah standarisasi produk-produk
dari Indonesia agar dapat bersaing dengan produk-produk luar negeri. Dengan adanya
standarisasi, kualitas produk pun dapat tetap terjaga meskipun harus berproduksi
dengan biaya yang rendah karena para pengusaha tersebut telah dibantu dengan
pemberian subsidi produksi dari pemerintah.
http://en.wikipedia.org/wiki/Free_trade_area
http://en.wikipedia.org/wiki/List_of_multilateral_free_trade_agreements

http://www.scribd.com/doc/25830743/dampak-ACFTA-terhadap-perekonomian-Indonesia
http://perdaganganinternasionalfaperta.blogspot.com/2009/02/pengantar-perdaganganinternasional.html
http://www.anneahira.com/pengertian-perdagangan-bebas.htm
http://id.wikipedia.org/wiki/Perdagangan_bebas
http://id.wikipedia.org/wiki/Hambatan_perdagangan
http://www.antaranews.com/berita/1328597414/ilo-perdagangan-bebas-sangat-pengaruhi-lapanganpekerjaan
http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2010/01/30/perdagangan-bebas-di-indonesia/

n

Dokumen yang terkait

PESAN SOSIAL DALAM FILM (Sebuah Analisis Isi pada Film Me vs High Heels Karya Pingkan Utari)

0 45 2

"REPRESENTASI BUDAYA JEPANG DALAM FILM MEMOIRS OF A GEISHA"(Analisis Semiotika pada Film Memoirs Of a Geisha Karya Rob Marshall)

11 75 2

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

CITRA PEREMPUAN BERCADAR DALAM FILM (Analisis Semiotika Pada Film Khalifah Karya Nurman Hakim 2011)

2 44 53

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan IPA Pengembangan Profesi Guru Sains melalui Penelitian dan Karya Teknologi yang Sesuai dengan Tuntutan Kurikulum 2013

6 77 175

Analisis Wacana Hijab Dalam Buku “Yuk, Berhijab” Karya Felix Y. Siauw

7 79 112

Makna Kekerasan Pada Film Jagal (The Act Of Killing) (Analisis Semiotika Roland Barthes pada Film Dokumenter "Jagal (The Act of Killing)" tentang Pembunuhan Anti-PKI pada Tahun 1965-1966, Karya Joshua Oppenheimer)

17 109 98

Kolokial Bahasa Inggris Dalam Novel A Diary OF Wimpy Kid Karya Jeff Kinney Dan Terjemehannya Diary Bocah Tengil

4 132 1

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF EXAMPLE NON EXAMPLE TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA PADA MATERI POKOK PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Waway Karya Lampung Timur Tahun Pela

7 98 60

Uji Efek Antibakteri Minyak Jintan Hitam (Nigella Sativa) Dalam Kapsul yang Dijual Bebas Selama Tahun 2012 di Kota Padang Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli Secara In Vitro

0 7 5